DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Transkripsi

1 Nomor : DPD.220/SP/5/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 1 Oktober Waktu : WIB Selesai 4. Tempat : Gedung Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD 1. H. Irman Gusman, S.E., M.B.A. (Ketua) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Sidang : Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Ir. Sefti Ramsiaty, M.M.) 8. Acara : Pengesahan pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, pimpinan Kelompok DPD di MPR, dan keanggotaan Panmus DPD RI. 9. Hadir : Orang 10. Tidak hadir : Orang II. JALANNYA SIDANG :

2 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mohon maaf bisa kita mulai untuk Anggota DPD menempati tempat duduknya masing-masing. Bapak-Ibu sekalian, untuk mengawali Sidang Paripurna ini tentu saya selalu bersyukur kehadirat Allah SWT. Bapak dan Ibu serta Pimpinan BPK beserta jajaran dan para hadirin, tamu undangan. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om swastiastu. Sebelum memasuki Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dan, kepada Anggota Dewan Perwakilan Daerah serta seluruh hadirin dimohon untuk berdiri. PEMBICARA : PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia Raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Di sanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negeriku. Bangsaku rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka merdeka. Tanahku negeriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negeriku yang kucinta. 1 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

3 Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Kami persilakan untuk duduk kembali. Bapak dan Ibu sekalian. Hadirin yang berbahagia. Pada siang hari ini berdasarkan dari catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sudah berjumlah 68 Anggota DPD dan telah menandatangani daftar. Dengan demikian, sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna ke-5 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETOK 1X Sidang Dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara, Sidang Paripurna ini mempunyai tiga agenda pokok, yaitu: 1) penyampaian iktisar hasil pemeriksaan semester 1 tahun 2013 dan penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK RI; 2) laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing alat kelengkapan DPD RI; 3) pengesahan keputusan DPD RI. Yang terhormat Saudara Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, serta hadirin yang saya hormati, sebelum memasuki agenda sidang, kami ingin menyampaikan bahwa tadi pagi kita telah bersamasama menyelenggarakan Sidang Paripurna dalam rangka Hari Ulang Tahun Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ke-9 yang juga dihadiri oleh para pimpinan lembaga negara. Semoga di usia ke-9 ini DPD RI dapat semakin meningkatkan perhatiannya kepada negara dan bangsa serta memberikan kontribusinya dalam membangun kehidupan bernegara yang demokratis. Ke depan kita juga berharap agar segala tantangan, hambatan, pekerjaan rumah dapat kita hadapi dan kita selesaikan sehingga kita bisa berbuat lebih baik lagi untuk bangsa dan negara ini. Kami sampaikan pula bahwa dalam ruang Sidang Paripurna ini telah hadir para pejabat Pemerintah Daerah dan DPRD dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kami mohon berdiri. Kemudian, dari Provinsi Sumatera Utara. Mohon berdiri, ada di belakang kita semua. Kemudian, ada dari Provinsi Bengkulu. Kemudian, ada dari Provinsi Kalimantan Barat. Serta, panitia pemekaran untuk menyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat tentang pembentukan daerah otonomi baru kabupaten keempat provinsi tersebut. Sidang Dewan yang mulia, marilah kita memasuki agenda penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester 1 tahun Penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK RI dilakukan untuk memenuhi ketentuan Pasal 23e ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta Pasal 224 Ayat (1) huruf G Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Untuk mengawalinya, kami persilakan Saudara Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia untuk menyampaikan sambutan atau penjelasan atas hasil pemeriksaan semester 1 tahun 2013 yang telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Kami persilakan. 2 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

4 PEMBICARA : HADI POERNOMO (KETUA BPK RI) Bismillahirrahmanirrahim. Pertama-tama, kami dan Wakil Ketua BPK, beserta para anggota dan seluruh staf BPK RI mengucapkan Selamat Ulang Tahun yang ke-9 bagi kawan-kawan kita DPD RI yang tadi meriah sekali dan baru sekali ini kami melihat kebahagiaan yang lebih dari biasanya. Jarang tumpeng lebih dari satu, tetapi ini tiga. Baik, ini luar biasa ya. Selamat ya, Bu. Bismillahirrahmanirrahim Yang terhormat Pimpinan Sidang Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas selaku Wakil Ketua DPD RI, yang kami hormati para Anggota DPD RI, yang kami hormati Bapak Wakil Ketua BPK beserta para Anggota dan staf, yang kami hormati dan kami banggakan seluruh Anggota DPRD dari Sabang sampai Merauke yang hadir pada siang hari ini, dari Bengkulu, Pontianak, Kalsel, yang semuanya pasti sering berhubungan kontak dengan BPK perwakilan di daerah masing-masing. Untuk itu, kami ucapkan selamat datang, serta hadirin sekalian yang saya muliakan. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Om swastiastu. Pertama-tama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri Sidang Paripurna DPD RI yang mulia ini dalam rangka penyerahan ikhtisar hasil pemeriksaan semester pertama tahun Memenuhi mandat UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, hari ini BPK menyerahkan IHPS dan LHP semester pertama tahun 2013 kepada DPD. Penyerahan IHPS dan LHP kepada rakyat melalui wakil-wakilnya di DPD bertujuan untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai hasil pemeriksaan BPK atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam kurun waktu satu semester. Pimpinan sidang dan hadirin yang kami muliakan, pada semester pertama tahun 2013 BPK memprioritaskan pemeriksaannya pada pemeriksaan LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) karena bersifat mandatory audit yang harus dilaksanakan oleh BPK. Namun, tetap melakukan tetap melaksanakan pemeriksaan kinerja dan fungsi dengan tujuan tertentu atau PDTT yang telah direncanakan. Selama semester pertama tahun 2013, BPK telah memeriksa 597 objek pemeriksaan yang terdiri dari 519 objek pemeriksaan keuangan 9 objek pemeriksaan kinerja, dan 69 objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau PDTT. Hasil pemeriksaan BPK mengungkapkan sebanyak kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan senilai 56,98 triliun dan jumlah tersebut sebanyak kasus senilai 10,74 triliun merupakan temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Rekomendasi BPK terhadap kasus-kasus tersebut, antara lain berupa penyerahan aset dan atau penyetoran uang ke kas negara, daerah, atau perusahaan. Ada pun sebanyak kasus merupakan kelemahan SPI, sebanyak penyimpangan administrasi, dan sebanyak 779 kasus senilai 46,24 triliun merupakan temuan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Rekomendasi BPK atas kasus tersebut adalah perbaikan SPI dan atau administratif dan atau korektif lainnya. Selama pemeriksaan entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan penyerahan aset dan atau penyetoran uang ke kas negara, daerah, atau perusahaan senilai 372,4 miliar. Jelas sekali jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan dengan temuan BPK. Oleh karena itu, terhadap kasus ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi 3 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

5 kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan nilai sebesar 10,74 triliun tersebut dan kasus ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan dengan nilai 46,24 triliun perlu mendapat perhatian Pimpinan dan Anggota DPR RI, DPD RI, untuk mengawasi dan mendorong penyelesaian tindak lanjutnya. Pengawasan dari DPD sangat diperlukan agar entitas segera menindaklanjuti rekomendasi BPK atas temuan yang bernilai besar sehingga tidak terjadi kerugian negara yang lebih besar. Selain itu, melalui pengawasan dari DPD diharapkan bisa dicari upaya-upaya preventif selain yang telah direkomendasikan BPK agar temuan yang selalu terjadi secara berulang- ulang tidak terjadi lagi di waktu yang akan datang. Pimpinan Sidang dan hadirin sekalian yang saya muliakan, dalam semester 1 tahun 2013, BPK telah memeriksa LK tahun 2012 dan LKPP, yaitu LKPP 92 laporan keuangan kementerian negara dan lembaga, 415 LKPD, serta 6 laporan keuangan badan lainnya termasuk Bank Indonesia dan lembaga penjamin simpanan. Selain itu, BPK juga memeriksa laporan keuangan badan pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam atau BP Batam dan 4 LKPD tahun anggaran Dalam pemeriksaan tersebut, BPK memberikan opini WDP (Wajar dengan Pengecualian) atas tahun 2012 sama dengan opini tahun 2011, 2010, dan Opini WDP diberikan terhadap LKPP tahun 2012 karena BPK masih menemukan permasalahan-permasalahan yang merupakan bagian dari kelemahan pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Selain LKPP, BPK juga memeriksa laporan keuangan tiap-tiap kementerian, lembagaan negara, dan lembaga pemerintah nonkementerian. Pada semester pertama tahun 2013, BPK telah memeriksa 92 LKKL tahun Dalam pemeriksaan tersebut, BPK memberikan opini WTP atas 68 LKKL. Opini WDP atas 22 LKKL, dan TMP pada 2 LKKL. Sementara itu, terhadap LK BP Batam tahun 2011, BPK memberikan opini TMP (Tidak Memberikan Pendapat). Secara umum, hasil pemeriksaan LKKL dari tahun 2008 s.d menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari perolehan opini WTP yang semakin meningkat. Tahun 2008, 34 entitas menjadi 68 entitas di tahun Secara lengkap, BPK sudah menyampaikan hasil pemeriksaan atas LKPP dan LKKL kepada DPD RI tanggal 28 Mei Pada pemeriksaan atas LKPD sampai dengan semester pertama tahun 2013, opini LKPD baru diberikan kepada 415 LKPD tahun Hal itu disebabkan beberapa pemerintah daerah terlambat menyerahkan kepada BPK untuk diperiksa. Terhadap 415 LKPD tahun 2012, BPK memberikan opini WTP atas 113 entitas, WDP 267 entitas, TW 4 entitas, dan TMP atas 31 entitas. Selain itu, pada semester pertama tahun 2013, BPK juga telah menyelesaikan LHP atas 4 LKPD tahun 2011 yang laporan keuangannya baru diserahkan oleh entitas pada BPK pada akhir semester 2 tahun Terhadap 4 LKPP tahun 2011 tersebut, BPK memberikan opini TMP. Hasil pemeriksaan atas LKPD menunjukan peningkatan jumlah entitas yang memperoleh opini WTP. Tahun 2008, LKPD yang memperoleh opini WTP 13 entitas dari 485 entitas atau 3%. Pada tahun 2011, yang memperoleh opini WTP sudah sebanyak 67 dari 524 entitas atau 13%. Pada tahun 2012, semakin tertambah baik menjadi 113 entitas dari 415 entitas atau 27%. LKPD tahun 2012 yang tidak memperoleh opini WTP pada umumnya karena masih mempunyai permasalahan, antara lain aset tetap belum dilakukan iventarisasi dan penilaian penatausahaan, penatausahaan kas tidak sesuai dengan ketentuan penatausahaan, persediaan tidak memadai, dan pertanggungjawaban belanja hibah, belanja barang dan jasa, belanja pegawai, dan belanja modal tidak sesuai dengan ketentuan. Hasil pemeriksaan keuangan atas LKKL dan LKPD pada semester 1 pada tahun 2013 menunjukkan perbaikan kualitas penyajian laporan keuangan dibanding semester 1 tahun Perbaikan opini tersebut, antara lain disebabkan entitas telah menindaklanjuti rekomendasi BPK. Pimpinan Sidang dan hadirin yang saya muliakan, dalam semester 1 tahun 2013, BPK telah melakukan pemeriksaan kinerja atas sembilan objek pemeriksaan di lingkungan 4 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

6 pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Hasil pemeriksaan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga tema, yaitu pengelolaan utang negara, penyelenggaraan ibadah haji, dan kinerja bidang lainnya. Dalam pemeriksaan kinerja atas pengelolaan utang negara, BPK mencatat sejak tahun 1970, saldo utang negara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sampai dengan tahun 1998, pemerintahan hanya memiliki utang-utang pinjaman luar negeri. Baru sejak 1999, pemerintah memiliki utang dalam negeri. Dalam periode 2000 sampai dengan 2011, porsi utang dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan pinjaman luar negeri. Dalam periode , jumlah utang negara terus meningkat dari semula 1.385,55 triliun, tahun 2007 menjadi 1.804,37 triliun pada tahun Pemerintah secara bertahap mengurangi pinjaman luar negeri sehingga porsi surat berharga negara (PSBN) dari keseluruhan utang semakin besar. Saldo SBN per 31 Desember 2007 senilai 799,19 triliun atau 57,68% menyingkat menjadi 1.183,08 triliun atau 65,57 dari total utang negara per 31 Desember tahun Untuk mengetahui kinerja pemerintah dalam mengelola utang negara, BPK melakukan pemeriksaan kinerja dengan tujuan untuk menilai apakah kerangka kerja ekonomi makro, pengelolaan utang negara telah didesain dan dilaksanakan secara efektif untuk menjaga kesinambungan fiskal, apakah strategi pengelolaan utang negara telah didesain dan dilaksanakan secara efektif untuk menjaga kesinambungan fiskal. Hasil pemeriksaan kinerja menunjukan bahwa desain dalam pelaksanaan kerangka kerja ekonomi makro pengelolaan utang negara periode belum efektif untuk menjaga kesinambungan fiskal. Terdapat tiga hal yang berpengaruh secara signifikan atas efektivitas kerangka ekonomi makro pengelolaan utang negara. Ketiga hal tersebut: 1) belum adanya dasar hukum pengelolaan kewajiban kontinjen; 2) belum seluruh unsur-unsur kesinambungan fiskal dipertimbangkan dalam penyusunan APBN; 3) Belum adanya kerangka kerja penyelarasan aset dan utang yang dikelola otoritas fiskal dan moneter. Sementara itu, desain dan pelaksanaan strategi pengelolaan utang negara telah efektif untuk menjaga kesinambungan fiskal. Namun demikian, BPK masih menemukan permasalahan yang perlu diperbaiki dalam desain dan pelaksanaan strategi pengelolaan utang negara, di antaranya: 1) strategi pengelolaan utang jangka menengah belum komprehensif dan review strategi yang bersifat kualitatif belum dilakukan; 2) pemerintah belum mendokumentasikan seluruh faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan owners estimate surat utang negara (OE SUN), tetapi memiliki pedoman teknis penerapan struktur portofolio atau rata-rata biaya riil yang ditanggung pemerintah dalam pelaksanaan pinjaman atau penerbitan obligasi dan kupon/imbalan SBN ritel; 3) pemerintah belum memiliki kerangka kerja penyelarasan aset dan utang dan neraca pemerintah pusat; 4) pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan yang memadai untuk mempertahankan kepemilikan individu pada SBN ritel dan mengembangkan pasaran surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Dalam pemeriksaan kinerja bidang lainnya, BPK antara lain memeriksa pengelolaan kegiatan penyediaan jasa akses Pusat Layanan Internet Kecamatan atau PLIK oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. BPK memberikan penghargaan atas upaya pemerintah dalam pemerataan akses komunikasi melalui kegiatan PLIK. Namun demikian, BPK masih menemukan permasalahan dalam pengelolaan kegiatan penyediaan jasa akses PLIK. Permasalahan tersebut: 1) pembangunan jasa akses PLIK tidak dirancang dengan perencanaan yang baik dan belum didukung dengan kebijakan yang jelas; 2) pelaksanaan kegiatan PLIK belum efektif dalam mendukung pencapaian tujuan jasa akses PLIK; 3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh balai penyedia dan pengelolaan pembiayaan telekomunikasi dan informatika (BP3TI) atas kegiatan penyediaan jasa akses PLIK belum memadai. 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

7 BPK juga menemukan perencanaan pembangunan jasa akses PLIK tidak dirancang dan didukung dengan kebijakan yang jelas, dan komprehensif. Hal tersebut antara lain mengakibatkan pelaksanaan kegiatan penyediaan layanan jasa PLIK kurang terarah, kurang berjalan dengan baik, dan berpotensi gagal. Dalam arti, PLIK terlambat beroperasi, tidak beroperasi walaupun terpaksa, beroperasi namun tidak bermanfaat bagi masyarakat. BPK melihat pelaksanaan kegiatan PLIK lebih ditekankan untuk tujuan penyerapan anggaran daripada hasil dan manfaat yang ingin dicapai. Pimpinan Sidang dan hadirin sekalian yang saya muliakan, dalam semester pertama 2013, BPK telah melakukan PDTT atas 69 objek yang meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan BLUD. Cakupan pemeriksaan atas 69 objek pemeriksaan tersebut adalah senilai 365,18 triliun atau sekitar 47,80% dari realisasi anggaran senilai 763,88 triliun. Hasil PDTT dikelompokan dalam enam tema, yakni pengelolaan pendapatan dan pelaksanaan belanja; 2) pengelolaan program perluasan akses dan peningkatan mutu sekolah menengah pertama atau SMP; 3) penyelenggaraan ujian nasional tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah tahun 2012 dan 2013; 4) pengelolaan dana Pekan Olahraga Nasional ke-18 tahun 2012; 5) pelaksanaan subsidi dan operasional BUMN; 6) pemeriksaan dengan tujuan tertentu lainnya. Hasil PDTT semester pertama tahun 2013 mengungkapkan kasus yang terdiri: 375 kasus kelemahan SPI, 838 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senilai 49,11 triliun. Dari total kasus temuan PDTT tersebut, sebanyak 467 kasus senilai 4,08 triliun merupakan temuan yang berdampak finansial, yaitu temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Dalam menunjang Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu dan merata Kemdikbud antara lain melaksanakan kegiatan program perluasan akses dan peningkatan mutu TA 2010 dan BPK telah memeriksa pengelolaan program perluasan akses dan peningkatan mutu SMP TA Hasil pemeriksaan antara lain menunjukkan adanya kerugian negara/daerah sebanyak 12 kasus senilai 21,23 miliar. Selain itu, BPK juga menemukan keterlambatan penyaluran dana BOS SMP tahun anggaran 2010 senilai 73,03 miliar dari rekening tim manajemen BOS ke rekening sekolah pada 3o kabupaten dan kota selama 1 hari s.d. 167 hari dan keterlambatan penyaluran dana BOS SMP tahun anggaran 2011 senilai 350,21 miliar dari rekening kas umum daerah ke rekening sekolah pada 53 kabupaten dan kota selama 1 s.d. 253 hari. Permasalahan tersebut mengakibatkan dana BOS TA 2010 tahun 2011 tidak dapat segera dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan operasional dan berpotensi digunakan tidak sesuai ketentuan. BPK juga menemukan hasil pembangunan yang bersumber dari dana block grant dan DAK pendidikan tahun 2010 dan 2011 senilai 10,67 miliar digunakan tidak sesuai dengan peruntukannya. Hal tersebut, antara lain ruang laboratorium IPA digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, bangunan ruang kelas baru atau RKB digunakan untuk ruang kantor kepala sekolah, dan ruang guru, ruang perpustakaan digunakan untuk tempat tinggal guru, serta ruang dan bimbingan konseling. Pemeriksaan kinerja atas penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), BPK menemukan beberapa kelemahan signifikan yang harus diperbaiki. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kerugiaan negara sebanyak 14 kasus senilai 37,55 miliar. Dari jumlah tersebut telah ditindaklanjuti dengan penyetoran uang ke kas negara senilai 17 miliar. Selain itu, dalam tahap perencanaan terdapat beberapa kelemahan, antara lain: 1) anggaran disusun hanya berdasarkan pengalaman tahun lalu tanpa mendasarkan dokumen pendukung yang lengkap dan tanpa dasar perhitungan; 2) dua, perhitungan kebutuhan dana tidak di dukung dengan dasar yang cukup dan jumlah siswa yang tidak jelas; 3) terdapat kegiatan-kegiatan yang dianggarkan untuk penyelenggaraan UN tidak melalui analis, analisa, biaya, dan manfaat yang akurat; 4) rencana anggaran biaya UN yang disusun tidak pernah disosialisasikan dan di 6 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

8 sampaikan kepada penyelenggara UN baik di tingkat provinsi kabupaten dan kota maupun satuan pendidikan; 5) adanya usulan anggaran UN tahun yang berubah-ubah sehingga DIPA Balitbang terlambat disahkan. Permasalahan tersebut antara lain mengakibatkan anggaran tidak dapat dicairkan karena masih diblokir; penyelenggara UN tingkat provinsi dan kabupaten/kota menyusun RAB tanpa panduan penggunaan dana dan tidak mengetahui kegiatan yang telah didanai oleh penyelenggara pusat; pelaksanaan penyelenggaraan UN di tingkat provinsi, kabupaten/kota; dan satuan pendidikan tidak sesuai dengan RAB yang disusun serta pekerjaan pencetakan dan pendistribusian naskah soal dan lembar jawaban UN terlambat diselesaikan. Dalam semester 1 Tahun 2013, BPK telah melakukan pemeriksaan atas subsidi dan kewajiban pelayanan umum atau PSU terhadap sepuluh entitas di lingkungan BUMN, yaitu subsidi energi pupuk, beras, dan PSU. BPK telah mengoreksi perhitungan subsidi dan PSU senilai 9,03 triliun sehingga total subsidi PSU yang harus di bayar pemerintah turun semula 378,32 triliun menjadi 369,29 triliun. Pemerintah telah membayar subsidi PSU senilai 331,26 triliun sehingga pemerintah masih mempunyai kewajiban membayar subsidi senilai 38,03 triliun. Koreksi yang telah dilakukan BPK antara lain terhadap subsidi energi pupuk, beras, dan PSU. Koreksi atas subsidi dilakukan antara lain terhadap unsur-unsur biaya yang tidak dapat dibebankan menurut ketentuan perundang-undangan serta besaran volume dan nilai subsidi. Nilai koreksi perhitungan subsidi atau PSU yang dilakukan BPK semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2009, koreksi BPK atas perhitungan subsidi senilai 2,41 triliun. Tahun 2010, BPK mengoreksi perhitungan subsidi PSU yang dilakukan BUMN senilai 1,63 triliun. Kemudian, meningkat menjadi 2,57 triliun tahun Tahun 2012 menjadi 9,03 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa BPK telah membantu pemerintah menghemat pengeluaran subsidi PSU pada tahun senilai 15,44 triliun. Selain koreksi perhitungan subsidi, hasil pemeriksaan atas pelaksanaan subsidi, PT PLN juga mengungkapkan adanya subsidi senilai 44,61 triliun yang diberikan kepada golongan tarif pelanggan menengah, pelanggan besar, pelanggan khusus antara lain mal maupun gedung-gedung bertingkat yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian subsidi sehingga pemberian subsidi listrik menjadi tidak tepat sasaran. Kasus ketidakefektifan tersebut terjadi antara lain karena pemerintah juga menetapkan penggolongan tarif dasar listrik tidak mengacu kepada tujuan pemberian subsidi dalam APBN dan pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan subsidi dalam APBN tahun anggaran 2011 dan Terhadap kasus tersebut, BPK telah merekomendasikan agar pemerintah melakukan peninjauan kembali kebijakan pemberian subsidi listrik sehingga subsidi listrik hanya diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan saja atau masyarakat yang layak mendapatkan. Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, selama periode 2009 sampai dengan semester pertama tahun 2013, BPK telah menyampaikan rekomendasi senilai 73,27 triliun kepada entitas yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50,74% atau rekomendasi senilai 24,16 triliun telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi dan diantaranya rekomendasi senilai 2,35 triliun ditindaklanjuti pada periode semester pertama tahun Tindak lanjut atau atas rekomendasi BPK, antara lain penyerahan aset dan atau penyetoran ke kas negara, daerah, dan perusahaan. Secara kumulatif dari tahun 2009 sampai dengan semester pertama 2013 jumlahnya sebesar 15,17 triliun dan selama semester pertama tahun 2013 sebesar 1,2 triliun. Selama periode tahun 2003 sampai dengan semester pertama tahun 2013, BPK telah memantau kerugian negara atau daerah sebanyak kasus senilai 9,9 triliun. Dari jumlah tersebut, kasus kerugian negara atau daerah yang terjadi semester pertama tahun 2013 adalah sebanyak 300 kasus senilai 39 miliar kasus. Perincian kasus kerugian negara, daerah, periode tahun 2003 sampai dengan 2013 semester pertama 7 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

9 berupa angsuran sebanyak kasus senilai 285 miliar. Pelunasan sebanyak kasus senilai kurang lebih 206 miliar dan sebanyak 104 kasus senilai kurang lebih 10 miliar telah diselesaikan melalui proses penghapusan. Selain itu, selama periode tahun 2003 sampai dengan semester satu 2013, BPK telah menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana instansi yang berwenang sebanyak 425 temuan senilai 40,52 triliun. Di antaranya 42 temuan senilai 3,67 triliun disampaikan pada periode semester pertama tahun Dari 425 temuan tersebut, instansi yang berwenang telah menindaklanjuti 282 temuan atau 66,36% dan di antaranya sebanyak 88 temuan telah diputus di pengadilan. Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada Sidang Paripurna DPD yang terhormat ini. Kami berharap informasi yang kami sampaikan dari HPS dan LHP BPK semester pertama tahun 2013 dapat mendukung tugas dan wewenang DPD sesuai peraturan perundang-undangan. BPK selalu membuka diri kepada Pimpinan dan Anggota DPD untuk mendalami temuan-temuan yang telah kami sampaikan. Sesungguhnya efektivitas dari hasil pemeriksaan BPK adalah jika LHP-nya atau laporan hasil pemeriksaannya ditindaklanjuti oleh entitas yang diperiksa, salah satu pihak yang dapat mendorong efektivitas tindaklanjut tersebut adalah pengawasan yang intensif dari Pimpinan dan para Anggota DPD. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan perhatian Pimpinan dan Anggota DPD yang terhormat. Wabillahi taufik walhidayah. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om shanti shanti shanti om. PEMBICARA : MC Dilanjutkan dengan penandatanganan dan penyerahan hasil pemeriksaan BPK. Mohon kepada yang terhormat Ketua DPD RI didampingi Seketaris Jenderal... (tidak jelas, red.). Dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan BPK. Dipersilakan kembali ke tempat. Terima kasih kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia hasil pemeriksaan semester satu tahun 2013 yang telah kami terima secara khusus kami akan pelajari dan tindak lanjuti melalui Komite IV sebagai Alat Kelengkapan DPD RI yang bertugas terkait dengan anggaran. Masukan tersebut akan menjadi bahan dalam penyusunan pertimbangan DPD RI atas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan APBN. Hadirin sidang yang mulia, dari penjelasan Ketua BPK tadi kita mengetahui laporan pemeriksaan semester satu tahun 2013 ini memuat hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dan hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara dan daerah pada semester satu tahun BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas 597 objek pemeriksaan. Dari jumlah tersebut di antaranya 519 objek pemeriksaan laporan keuangan di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan lainnya. Dan, juga BPK telah melaksanakan pemeriksaan kinerja terhadap 9 objek pemeriksaan serta pemeriksaan dengan tujuan tertentu sebanyak 69 objek pemeriksaan. BPK juga telah mencatat sejumlah permasalahan signifikan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah lembaga perwakilan dan seluruh pemangku kepentingan. Hasil pemeriksaan BPK tersebut perlu mendapatkan perhatian, antara lain karena temuan pemeriksaan terjadi secara berulang dari tahun ke tahun. Temuan pemeriksaan tersebut terjadi di banyak entitas serta hasil pemeriksaan diperkirakan memiliki implikasi luas bagi kepentingan masyarakat, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Dari hasil pemeriksaan, yang perlu mendapatkan perhatian pemangku kepentingan, antara lain sebagai berikut. 8 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

10 Penyajian dan pengamanan aset tetap Kekurangan volume pekerjaan dan atau barang pada pengadaan barang dan jasa. Pengelolaan utang negara. Pengelolaan program perluasan akses dan peningkatan mutu Sekolah Menengah Pertama Penyelenggaraan ujian nasional tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah tahun 2012 dan Pelaksanaan subsidi atau kewajiban dan atau kewajiban pelayanan umum. Dari 6 poin hasil pemeriksaan tersebut, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia memberikan perhatian secara khusus terhadap pengelolaan program perluasan akses dan peningkatan mutu sekolah menengah pertama. Dalam hal ini, hasil pemeriksaan atas pengelolaan program tersebut tahun 2010 dan 2011, antara lain menunjukkan adanya kerugian negara atau daerah dan daerah sebanyak 12 kasus senilai 21,43 miliar. Di antaranya terdapat indikasi kerugian negara atau daerah dan daerah sebanyak 11 kasus senilai 17,68 miliar. Dari kasus-kasus kerugian negara dan kekurangan penerimaan tersebut telah ditindaklanjuti Kemendikbud dengan penyetoran senilai 761, 93 juta ke kas negara. Selain itu, terhadap hasil pemeriksaan atas penyelenggaraan ujian nasional tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah tahun 2012 dan 2013 yang menunjukkan adanya kerugian negara sebanyak 14 kasus senilai 37,55 miliar. Di antaranya terdapat indikasi kerugiaan negara sebanyak 7 kasus senilai 13,21 miliar. Dari jumlah tersebut, telah ditindaklanjuti dengan penyetoran uang ke kas negara senilai 17 miliar rupiah. Kasus penyimpangan keuangan negara yang terjadi di dunia pendidikan tersebut merupakan permasalahan serius dan perlu diminimalkan, bahkan dihilangkan. Perbaikan pengelolaan keuangan di dunia pendidikan Indonesia perlu terus dikawal secara bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan ke depan. Harapan kita bersama peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi modal dasar menciptakan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing. Untuk mendukung upaya tersebut, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentu akan terus berupaya mengoptimalkan pengawasan tata kelola keuangan negara dan daerah di bidang pendidikan dan bidang-bidang lain secara efisien dan efektif sehingga pemanfaatannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan daerah. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas konsistensi, kerja sama selama ini. Sekali lagi terima kasih dan semoga Tuhan meridhoi berbagai langkah kerja BPK dan DPD RI. Semoga kerja sama ini dapat terjalin lebih baik lagi sehingga dapat terselenggara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara yang lebih baik lagi. Kita percaya bahwa setiap langkah kerja sama dan konsultasi seperti ini diatur dalam Undang-Undang yang aktualisasinya tentu juga berdasarkan Undang-Undang, bukan atas persepsi, apalagi interpretasi parsial masing-masing lembaga. Dengan cara bersama seperti inilah kita akan mampu mengangkat dan membedah hal-hal yang harus diperbaiki dalam penyelenggaraan negara yang kita cintai ini. Dalam upaya meningkatkan kerja sama antar DPR, DPD, DPRD, BPK, dan eksekutif, maka DPD sedang melakukan sinkronisasi peran DPR, DPD, DPRD, BPK, dan eksekutif dalam hal pengawasan pengelolaan keuangan negara. Untuk hal tersebut, salah satu kegiatannya akan dilakukan lokakarya pada tanggal 3 Oktober Sebelum melanjutkan agenda Sidang Paripurna ke-5 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini dilanjutkan, maka kami mohon waktu beberapa saat guna mengantarkan saudara Ketua, Wakil Ketua, dan para Anggota Badan Pemeriksa Keuangan meninggalkan ruang sidang ini dengan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Bapak dan Ibu sekalian yang terhormat, para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan yang kami muliakan di sini hadir Gubernur NTT dan unsur Pemerintah Provinsi, dan juga Anggota DPRD-nya, serta unsur Pemda, dan presidium. Dan, yang saya hormati juga dari Provinsi Sumatera Utara, dari asisten provinsi, dan juga Ketua 9 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

11 DPRD, Bupati Asisten Pemerintahan Simalungun, dan unsur dari presidium. Juga hadir di sini ada tiga Provinsi Bengkulu, termasuk juga dari Sekda dan Kepala Biro Pemerintahan dan juga unsur dari Kabag Pemerintahan dan dari Kalimantan Barat ada dari unsur pemerintahan penataan daerah kemudian unsur dari Pemda tiga orang dan dari presidium 41 orang Bapak dan Ibu sekalian, tentu dalam kesempatan ini, sebagaimana tadi kita ikuti bersama bahwa kita telah menerima laporan ikhtisar hasil pemeriksaan semester satu tahun 2013 BPK RI. Berkenaan dengan itu, berdasarkan peraturan-peraturan tata tertib DPD RI perlu menugasi Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik untuk membahas hasil pemeriksaan BPK tersebut. Untuk itu, dalam sidang yang mulia itu, kita perlu menugaskan Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik guna membahas hasil pemeriksaan BPK dimaksud. Selanjutnya, sebagai bahan pembahasan, kami akan menyerahkan ikhtisar hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia semester satu tahun 2013 kepada Pimpinan Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik sesuai dengan tugas konstitusional DPD. Dokumen BPK ini juga akan menjadi bahan bagi para Anggota DPD dalam menjalankan tugas-tugasnya di daerah yang mencakup penyerapan aspirasi dan fungsi pengawasan. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (KETUA KOMITE III) Interupsi, Pimpinan. Elviana, B17. Silakan. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (KETUA KOMITE III) Setelah kita ikuti laporan keuangan yang disampaikan BPK tadi, kami dari Komite III melihat mayoritas temuan tersebut adalah di bidang pendidikan. Dalam Sidang Paripurna di ruangan ini pernah kita sepakati bahwa akan ditinjau kembali untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, tidak hanya dibahas oleh Komite IV. Sebagai laporan kepada Pimpinan, selama kami di Komite III setiap tahun Komite III berkesimpulan dan menyampaikan laporan di Sidang Paripurna yang istimewa ini bahwa Komite III DPD atas nama DPD itu menolak pelaksanaan Ujian Nasional. Dan, dalam temuan ini ternyata penyimpangan itu 14 miliar lebih itu di bidang ujian nasional. Oleh sebab itu, dalam Sidang Paripurna ini kami minta kebijakan Pimpinan melalui rapat Panmus setelah ini meninjau kembali memberi kesempatan kepada Komite III DPD RI ikut melakukan pengawasan karena sekali lagi pengawasan fungsi DPD itu seperti Pasal 223 dan wewenangnya pada Pasal 224 Undang-Undang MD3 itu melekat kepada anggota. Demikian Pimpinan, terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR) Interupsi, Pimpinan. B-80, Erma Suryani Ranik. Ya, kami persilakan. 10 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

12 PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR) Baik, terima kasih, Pimpinan. Menanggapi dari interupsi Bu Elviana dari Jambi, Pimpinan, saya Anggota Komite IV, saya kira sudah tepat di tata tertib kita bahwa sudah diatur dengan jelas ketika mitra kerja kita adalah BPK itu adalah kewenangan dari Komite IV. Ini terkait soal keuangan. Kalau soal pengawasan itu dengan sendirinya adalah kewenangan Komite III. Saya kira hal-hal yang sudah baik seperti ini kita lakukanlah supaya kita tidak menyalahi tata tertib dan tabrak sana, tabrak sini. Demikian, Pimpinan, terima kasih. Terima kasih atas usulan masukan dari Ibu Elviana dari Komite III dan juga dari Ibu Erma Suryani Ranik dari Kalimantan Barat. Dan, saya kira apa yang tadi disampaikan akan dibahas di Panmus. Saya kira demikian yang mungkin bisa saya sampaikan. Tentu tugas dan wewenang itu nanti akan diselesaikan di Panmus. Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, tentu di dalam kesempatan ini selanjutnya marilah kita memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan. Oh, penyerahan dulu. PEMBICARA : MC Penyerahan hasil pemeriksaan BPK kepada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan Akuntabilitas Publik, kami persilakan untuk mengambil tempat. Terima kasih. Kami persilakan kembali ke tempat. Oke, bisa kita lanjutkan Bapak dan Ibu sekalian, mohon maaf tadi penyerahan dari pada hasil pemeriksaan BPK yang akan diselesaikan oleh Komite IV dan PAP. Tentunya selanjutnya, marilah kita memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan pengesahan keputusan DPD. Untuk urutan penyampaian laporan akan dimulai dari alat kelengkapan yang materi laporannya akan diambil keputusan. Kami persilakan kepada Komite I untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (KETUA KOMITE 1) Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat sore. Salam sejahtera untuk kita semua. Om swastiastu. Yang saya hormati Pimpinan Rapat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang saya hormati Anggota Senator Republik Indonesia. Yang saya hormati perwakilan 4 provinsi: NTT, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Bengkulu, dan juga para bupati yang juga hadir bersama Ketua DPRD Tim Pemekaran. Yang saya hormati saudara pelaksana tugas Sekretaris Jenderal. 11 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

13 Hadirin yang saya muliakan. Izinkan kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite I. Pertama, penyusunan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif DPD RI Komite I. Komite I di akhir tahun 2013 merencanakan untuk menyelesaikan dua Rancangan Undang- Undang, di antaranya adalah Undang-Undang Perbatasan Daerah dan Rancangan Undang- Undang Pengadilan Keagrariaan. Namun demikian, terkait dengan hasil kajian terhadap otonomi khusus dan otonomi asimetris yang telah dilakukan oleh Komite I pada Masa Sidang III dan IV tahun yang merekomendasikan salah satunya dilakukan penyusunan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Bali atau dengan nama lain. Komite I menyepakati untuk melakukan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Bali sehingga dengan demikian beban tugas Komite I dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif DPD RI pada tahun 2013 menjadi tiga RUU. Berikut laporan perkembangan pelaksanaannya. Pertama, RUU tentang Daerah Perbatasan telah dilaksanakan uji sahih di tiga provinsi, di antaranya di Provinsi NTT, kemudian di Kalimantan Barat, dan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian, Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Keagrariaan, saat ini Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Keagrariaan memasuki tahap penyusunan naskah akademik dan draf Rancangan Undang-Undang diharapkan dilakukan seminar dan uji sahih pada masa sidang yang akan datang. Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Bali, setelah melakukan kajian terhadap kedudukan otonomi khusus dan otonomi asimetris Indonesia dengan mengambil sampel dari Bali, termasuk Kepulauan Riau, dalam rangka menindaklanjuti kajian yang mesti, kami ulangi, dalam rangka menindaklanjuti kajian merupakan akumulasi dari aspirasi masyarakat dan daerah tersebut. Komite I menyepakati untuk dimulainya penyusunan terhadap rancangan tentang Undang-Undang Otonomi Khusus. Diharapkan pada akhir Masa Sidang I tahun ini, Komite I dapat menyelesaikan naskah akademik dan rancangan RUU untuk dapat dilakukan uji sahih pada Masa Sidang II yang akan datang. Bapak dan Ibu hadirin sekalian yang saya hormati, kedua, pembahasan Rancangan Undang-Undang bersama DPR dan pemerintah, penyusunan terhadap pandangan dan pendapat. A) Pandangan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini pemerintah bersama dengan DPR tengah mempersiapkan revisi atas UU Administrasi Kependudukan sebagai langkah untuk memperbaiki beberapa ketentuan dalam UU Administrasi Kependudukan yang tidak dapat dilaksanakan atau tidak lagi berlaku secara efektif. Terkait dengan hal tersebut, DPD RI, dalam hal ini Komite I, telah menyelesaikan dan melakukan penyusunan pandangan terhadap Rancangan Undang-Undang Administrasi Kependudukan sebagai bahan dalam pembahasan bersama DPR dan pemerintah. Adapun beberapa substansi yang tertuang dalam pandangan tersebut antara lain, saya tidak akan membacakan, saya harap Bapak dan Ibu bisa melihat di meja yang sudah kita serahkan. Pada masa sidang ini, setelah melakukan rangkaian pembahasan dan penyusunan pandangan terhadap aspirasi kependudukan, maka Komite I pada Sidang Paripurna hari ini minta disahkan sebagai pandangan DPD RI. Yang ketiga, pandangan dan pendapat terhadap pembentukan daerah otonomi baru. Menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan daerah otonomi baru, Komite I pada Masa Sidang I Tahun Sidang telah melakukan serangkaian kunjungan kerja ke beberapa calon daerah otonomi baru. Kunjungan kerja kunjungan yang dimaksud diarahkan untuk melakukan kajian fisik kewilayahan terhadap calon daerah otonomi baru, khususnya pada calon ibu kota yang telah dan sebelumnya Komite 1 melakukan kajian terhadap persyaratan administrasi sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 78 Tahun Dari hasil kajian 12 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

14 administrasi dan kajian fisik kewilayahan dalam masa sidang yang terhormat ini Sidang Paripurna ke-5, Komite 1 meminta DPD RI untuk dapat memisahkan calon daerah otonom baru sebagai berikut. 1. Pandangan dan pendapat terhadap aspirasi dan daerah tentang pembentukan Kabupaten Lembak sebagai pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Mana tepuk tangannya? Sukses untuk Provinsi Bengkulu, Bu Eny, Pak Bambang, wah ini siapa namanya Pak Shobri. Kemudian, pandangan dan pendapat terhadap aspirasi masyarakat dan daerah terhadap pembentukan Kabupaten Adonara pemekaran dari Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selamat buat empat orang Anggota Senator dari NTT dan tentu kita semua. Kemudian, pandangan dan pendapat terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Kabupaten Tayan sebagai pemekaran dari Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Dan, yang terakhir pandangan dan pendapat terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Simalungun Hataran sebagai pemekaran dari Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Bapak-bapak dan Ibu hadirin sekalian, empat daerah yang direncanakan untuk diberikan pandangan dan pendapat ini, 26 persyaratan yang diamanatkan dalam Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 78 Tahun 2007 sudah memenuhi persyaratan dari 26 persyaratan yang sudah ditentukan. Untuk itu, sekali lagi kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada setiap daerah. Demikian yang dapat kami sampaikan. Terima kasih atas segala perhatian. Banyak maaf atas segala kekurangan. Selamat untuk kita semuanya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat sore. Salam sejahtera untuk kita semua. Om shanti shanti shanti om. Shalom. Horas. Oke, pokoknya kalau Pak Alirman Sori itu sudah luar biasa. Bapak dan Ibu sekalian, setelah kita bersama tadi mendengarkan laporan Pimpinan Komite 1, apakah kita dapat menyetujui: 1) pandangan dan pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat tentang pembentukan Kabupaten Lembak sebagai pemekaran daerah Kabupaten Rejang lebong; 2) pandangan dan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Simalungun Hantaran sebagai pemekaran dari Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera utara; 3) pandangan dan pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat tentang pembentukan Kabupaten Tayan sebagai pemekaran dari Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat; 4) pandangan dan pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat tentang Pembentukan Kabupaten Adonara sebagai pemekaran dari Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur; 5) pandangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan? Setuju? KETOK 2X Terima kasih. 13 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

15 Selanjutnya, kami persilakan kepada PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kalau misalnya masih akan hadir di sini dan kalau misalnya akan meninggalkan ruangan, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Gubernur beserta jajaran dan Bapak Bupati serta Bapak-Ibu sekalian dari berbagai provinsi yang hadir. Terima kasih sekali lagi. Mohon dengan tertib karena sidang akan kami lanjutkan. Kami persilakan PPUU. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU) Terima kasih. Bismillahirrahmanirrahim. Kami mohon berfoto di luar ruangan untuk bisa kami menyelesaikan Sidang Paripurna ini. Mohon maaf, Bapak-Ibu sekalian, kami mohon dengan tertib meninggalkan ruangan sidang ini dan kami akan melanjutkan sidang yang dilanjutkan oleh PPUU. Bagi Anggota DPD untuk kembali ke tempat masing-masing, kami persilakan dimulai Bu Hairiah untuk PPUU. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU) Bismillahirrahmanirrahim. Yang terhormat Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas Wakil Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Bapak dan Ibu Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Bapak dan Ibu yang kami hormati. Saya mau menyapa teman-teman dari Kalimantan Barat ini. Adil ka talino, bacuramin ka saruga, basengat ka jubata. Terima kasih. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua hingga pada siang hari ini kita dapat melaksanakan Sidang Paripurna. Kami atas nama Anggota Panitia Perancang Undang- Undang akan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dari Panitia Perancang Undang- Undang selama Masa Sidang I Tahun Sidang Ada dua materi laporan: pertama, terkait dengan penyusunan Prolegnas DPD RI prioritas tahun 2014 dan kedua terkait dengan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi terhadap usul RUU dari Komite II, yaitu RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Bapak dan Ibu yang kami hormati, pertama, terkait dengan penyusunan program legislasi nasional DPD RI prioritas tahun 2014, perencanaan pembentukan Undang-Undang dilakukan dengan instrumen program legislasi nasional yang dilakukan dengan prinsipprinsip. Pascaputusan MK Nomor 92/PPUU-10/2012, dipulihkannya kemenangannya DPD, terutama dalam bidang legislasi harus disertai dengan tanggung jawab dan peningkatan substansi. Oleh karena itu, Prolegnas sebagai instrumen perencana legislasi harus benar-benar dipersiapkan dengan baik. Bapak-Ibu sekalian, berdasarkan sidang gabungan tanggal 18 September 2013 telah disepakati Program Legislasi Nasional DPD RI tahun 2014 dengan membagi tiga prioritas, yaitu: 1. Prioritas A, yang sudah ada naskah akademis dan rancangan Undang-Undang telah disusun oleh DPD RI, yaitu: 14 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

16 a. RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; b. RUU tentang Perkebunan, yaitu pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; c. RUU tentang Kelautan; dan d. RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 2. Prioritas B, yang sudah ada naskah akademis dan RUU tersebut sedang disusun oleh DPD RI, yaitu: a. RUU tentang Otonomi Khusus Bali; b. RUU tentang Pengelolaan Daerah Perbatasan; c. RUU tentang Pengadilan Keagrariaan; d. RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; e. RUU tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; f. RUU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; g. RUU tentang Tata Cara Penyusunan dan Pelaporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; h. Rancangan Undang-Undang tentang DPD; dan i. Rancangan Undang-Undang tentang Hak Keuangan, Administrasi Pimpinan, dan Anggota Lembaga Negara. 3. Prioritas C, Rancangan Undang-Undang usulan untuk dibahas tahun Usul Rancangan Undang-Undang dari Komite dan Panitia Perancang Undang-Undang adalah sebagai berikut. a. Dari usulan Komite I, Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Terpadu Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur dan RUU tentang Etika Penyelenggaraan Negara di Daerah. b. Komite II mengusulkan Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan. c. Usulan dari Komite III Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional dan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pasien. d. Komite IV mengusulkan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Rancangan Undang- Undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi di Daerah. e. PPUU mengusulkan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Kami telah susun Prolegnas DPD RI tahun 2014 dalam satu naskah yang berisi argumen-argumen DPD, baik normatif maupun politis terkait dengan RUU yang menjadi prioritas. Naskah Prolegnas DPD RI prioritas tahun 2014 tersebut telah kami sampaikan kepada seluruh Anggota DPD melalui surat yang kami sampaikan pada tanggal 30 September Pada kesempatan kali ini, kami harapkan dapat diambil keputusan atas Prolegnas DPD RI tahun 2014 tersebut. 15 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS , SELASA 1 OKTOBER 2013

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015 SURABAYA, 13

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2015-2016 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas RahmatNya pada pagi hari ini, untuk

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ------------------ LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jumat,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 24 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PADA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2009 TANGGAL 18 JUNI 2009 Yth. Ketua, Wakil Ketua,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA SAMBUTAN ANGGOTA V PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia. SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KOTA MATARAM DAN WALIKOTA MATARAM TANGGAL 27 MEI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

Kata Sambutan Kepala Badan

Kata Sambutan Kepala Badan Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL DAN LAPORAN

Lebih terperinci

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya. SAMBUTAN PADA ACARA PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA BPK RI DENGAN DPRD PROVINSI/KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TENTANG TATA CARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI KEPADA DPRD PROPINSI/KAB/KOTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE-64 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17 JANUARI 2011 Yth. Wakil Ketua BPK dan Para Anggota BPK, Yth.

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/4/2011 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2011-2012 I. KETERANGAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang mewakili Yth. Gubernur

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6 Persandingan UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 dan TATIB DPR Dalam kaitannya dengan pembahasan dan penetapan APBN, Peran DPD, Partisipasi Masyarakat, dan tata cara pelaksanaan rapat. UU NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA w BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TANGGAL

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK KATA PENGANTAR. Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK selama Semester I Tahun Bab 1 Pelaksanaan Pemeriksaan BPK 5

DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK KATA PENGANTAR. Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK selama Semester I Tahun Bab 1 Pelaksanaan Pemeriksaan BPK 5 Badan Pemeriksa Keuangan DAFTAR ISI IHPS I Tahun 2013 i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK KATA PENGANTAR i ii iv v Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK selama Semester I Tahun 2013 1 Bab 1 Pelaksanaan Pemeriksaan

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat Yth. Gubernur

Lebih terperinci

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOLIKARA, KABUPATEN SUPIORI DAN KABUPATEN MIMIKA

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI HASIL PEMBICARAAN TINGKAT I/PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TAHUN ANGGARAN 2004 Jakarta, 7 Desember 2006 Assalamu

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat

Lebih terperinci

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Yth. Gubernur Sumatera Utara Yth.

Lebih terperinci

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT www.timorexpress.com Kupang, beritalima Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menghargai berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi NTT dalam

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU PIDATO BUPATI KAPUAS HULU PADA ACARA PENGANTAR NOTA KEUANGAN RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN 2016 PUTUSSIBAU, 7 SEPTEMBER 2016 BUPATI KAPUAS

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2014 2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari :

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003 PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003 Dibacakan Oleh : SHIDKI WAHAB Nomor Anggota A-102 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 1 LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Bapak

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 Yth. Gubernur Provinsi Jambi; Yth. Saudara-Saudara Anggota Muspida

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011 20 Januari 2012 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-1/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA

LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA Yth. Anggota IV BPK RI, Bapak Dr. H. Ali Masykur Musa. Yth. Irtama BPK RI, Bapak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Runtuhnya rezim orde baru memabawa pengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat indonesia. Salah satu faktor yang meyebabkan hal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/2/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2013 2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya telah digantikan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAPAT PARIPURNA DPRD ATAS PERSETUJUAN BERSAMA ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERATURAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2010 NOMOR 03/DPD RI/IV/2009-2010 TENTANG SIDANG BERSAMA DEWAN

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah 1 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014 2015 I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat 2. Tanggal : 5 Desember 2014 3. Waktu : 13:34:27

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada sistem keuangan yang diterapkan Indonesia pada masa orde baru yaitu: (1) kelemahan dalam design

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TANGGAL 8 SEPTEMBER 2009 Kepada yang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh. Saudara Ketua beserta jajaran Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pemalang; Ysh. Sekretaris Daerah beserta segenap Jajaran Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KABUPATEN DOMPU DAN BUPATI DOMPU TANGGAL 27 JUNI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012 BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun Jakarta, Selasa (11 Juni 2013) Memenuhi Pasal 17 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Ketua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan kualitas yang semakin baik setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan kualitas yang semakin baik setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era reformasi saat ini pemerintahan yang ada di setiap negara baik itu negara berkembang ataupun negara maju pasti akan dituntut untuk dapat menunjukan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA MENDENGARKAN LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring diberlakukannya otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001 melalui UU No. 22 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 dan Undang- Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH Dosen Pengampu : H. Sutrisno, SE, M.Si. Disusun Oleh : 1. Qomariyah (12030086) 2. Arum widiharti (12030090) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa : 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi, telah menyebabkan tuntutan yang beragam tentang pengelolaan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014 Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014 SETYANTA NUGRAHA KARO ANALISA APBN SETJEN DPR RI 6/1/2014 Biro Analisa APBN 1 PROFIL APBN 2014 175.35 (5%)

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci