DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Transkripsi

1 Nomor : DPD.220/SP/4/2011 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG I TAHUN SIDANG I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 6 Oktober Waktu : WIB Selesai 4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD 1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.) 8. Acara : 1. Penyampaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2011 dan Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan. 2. Pengesahan Putusan DPD RI. 9. Hadir : 95 Orang 10. Tidak hadir : 37 Orang II. JALANNYA SIDANG :

2 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastyastu. Sebelum kita memasuki sidang paripurna ini kita akan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu kami mohon kepada tim paduan suara untuk memandu. Dan kepada para anggota DPD serta seluruh hadirin dan tamu undangan dimohon untuk berdiri dan bersama-sama kita menyanyikan lagu kebangsaan. 2. PEMBICARA : PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku. Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. 1

3 3. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali. Sidang dewan yang mulia, Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat jenderal, sampai saat ini telah hadir 69 orang anggota DPD yang telah menandatangani daftar hadir. Dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 149 Ayat 1 dan Pasal 182 Ayat 1 Peraturan Tatib DPD kuorum telah tercapai dan sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim Sidang Paripurna ke-4 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETOK 1X Agenda pokok Sidang Paripurna ke-4 DPD Tahun Sidang , sesuai dengan jadwal acara sidang paripurna ke-4 DPD ini mempunyai 2 agenda pokok, yaitu : 1. Penyampaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2011 dan penyerahan laporan Hasil Pemeriksaan BPK Republik Indonesia. 2. Pengesahan putusan DPD RI. Yang terhormat saudara ketua, wakil ketua dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, anggota Dewan Perwakilan Daerah, serta hadirin yang berbahagia. Sebelum kita memulai acara ini, kami dari meja pimpinan dan seluruh anggota DPD RI mengucapkan selamat kepada Bapak hasan Bisri, SE., MM, yang telah dilantik sebagai wakil ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Sekali lagi selamat kita ucapkan, mudah-mudahan dengan duet Pak ketua-wakil ketua bersama anggota akan lebih meningkatkan kinerja BPK, dan menjadi mitra strategis bersama kita sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Sidang dewan yang mulia, Sidang paripurna ke-4 DPD hari ini yang salah satu agendanya penyampaian laporan hasil pemeriksaan semester tahun 2011 Badan Pemeriksa Keuangan ini diselenggarakan dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 23 Ayat 2 dan 3 Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun Yang menyatakan hasil pemeriksaan keuangan negara negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangannya. Selanjutnya, hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undangundang. Selanjutnya, didalam Pasal 224 Ayat 1 huruf g Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD ditegaskan bahwa Dewan Perwakilan Daerah menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari Badan Pemeriksa Keuangan sebagai bahan untuk membuat pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat kepada tentang rancangan undang-undang yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selanjutnya, marilah kita memasuki agenda pertama penyempaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester I tahun 2011 Badan Pemeriksa Keuangan. Namun sebelum itu kami mempersilakan saudara Ketua Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyampaikan sambutan atau penjelasan atas hasil pemeriksaan semester I tahun 2011 yang telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. 2

4 4. PEMBICARA : Drs. HADI POERNOMO, Ak (KETUA BPK) Sebelum kami mengucapkan pidato, kami sebagai Ketua BPK, Bapak wakil ketua BPK dan seluruh angggota BPK dan seluruh jajaran BPK mengucapkan selamat hari ulang tahun ke-7 DPD RI. Semoga makin jaya dan makin sukses. Amin. Bismillahirrohmanirrohim. Yang terhormat Ketua DPD. Yang terhormat para wakil ketua DPD. Yang terhormat para anggota DPD. Yang terhormat wakil ketua dan para anggota BPK. Dan hadirin yang saya muliakan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Om Swastyastu. Pertama-tama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri sidang paripurna DPD RI yang mulia ini, dalam rangka penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK Semester I Tahun Memenuhi mandat UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, hari ini BPK menyerahkan IHPS dan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2011 kepada DPD RI.Penyerahan IHPS dan LHP kepada rakyat melalui wakil-wakilnya di DPD RI bertujuan untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai hasil pemeriksaan BPK atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam kurun waktu satu semester. Pimpinan dan anggota DPD, serta hadirin yang saya muliakan. Pada semester I tahun 2011, BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkunga pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha milik negara (BUMN) badan usaha milik daerah (BUMD), serta lembaga atau badan lainnya yang mengelola keuangan negara. Pemeriksaan BPK diprioritaskan pada pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2010, pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah /Lembaga (LKPD) Tahun 2010 dan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010 dan LK badan lainnya (termasuk BHMN). Selain prioritas pemeriksaan pada laporan keuangan, BPK juga melakukan pemeriksaan kinerja dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Total objek pemriksaan BPK dalam Semester I Tahun 2011 sebanyak 682 objek pemeriksaan yaitu pemeriksaan keuangan sebanyak 460 objek pmeriksaan, pemeriksaan kinerja sebanyak 14 objek pemeriksaan, dan PDTT sebanyak 208 objek pemeriksaan. Hasil pemeriksaan BPK yang dilaporkan dalam IHPS I Tahun 2011 menemukan sebanyak kasus senilai Rp.26,68 triliun. Dari total temuan pemeriksaan BPK tersebut, sebanyak kasus senilai Rp.7,71 triliun merupakan temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Dari temuan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan senilai Rp.7,71 triliun, selama proses pemeriksaan entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara/daerah/perusahaan senilai Rp.136,77 miliar. (1,77%) Adapun temuan pemeriksaan berupa temuan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan tercatat sebanyak kasus senilai Rp.18,96 triliun. Selain itu BPK juga banyak menemukan berbagai kelemahan administrasi dan Sistem Pengendalian Intern (SPI). 3

5 Pimpinan dan anggota DPD, serta hadirin yang saya muliakan. Pada Semester I Tahun 2011, BPK telah melaksanakan pemeriksaan keuangan atas 1 LKPP Tahun 2010, 83 LKKL Tahun 2010, dan 63 LKPD yang meliputi 358 LKPD Tahun 2010 dan 5 LKPD Tahun 2009, serta 8 laporan keuangan BHMN/badan lainnya. BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian (WDP) atas LKPP Tahun Selain itu, BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas 52 LKKL, opini wajar dengan pengecualian (WDP) atas LKKL, dan opini tidak memberikan pendapat (TMP) pada 2 LKKL tahun Pada Semester I Tahun 2011, BPK telah memeriksa LKPD Tahun 2010 pada 358 atau 69% dari 524 pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dan LKPD Tahun 2009 pada lima pemerintah daerah. BPK memberikan opini WTP atas 32 LKPD, opini WDP atas 271 LKPD, opini tidak wajar (TW) atas 12 LKPD, dan opini TMP atas 43 LKPD. Sedangkan terhadap lima LKPD Tahun 2009 BPK memberikan opini TMP. Hasil pemeriksaan atas LKPP, LKKL, LKPD menunjukkan adanya perbaikan opini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. namun demikian, untuk pemerintah daerah meskipun sudah ada kemajuan, masih harus lebih didorong untuk mencapai hasil yang lebih baik. Jumlah LKPD Tahun 2010 yang memperoleh opini WTP baru sebanyak 32 atau 9% dari 358 LKPD yang diperiksa pada semester I tahun Jumlah tersebut lebih banyak dibanding LKPD Tahun 2009 yang memperoleh opini WTP, yaitu sebanyak 15 atau 3% dari 504 LKPD yang diperiksa. Masih banyak pemerintah daerah yang belum memperoleh opini WTP disebabkan pada umumnya efektivitas sistem pengendalian intern (SPI) belum optimal. Kelemahan SPI tersebut antara lain masih banyak kasus pencatatan keuangan tidak/belum dilakukan, atau dilakukan namun tidak akurat, perencanaan dan penganggaran tidak memadai, dan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan mekanisme APBD sebagaimana diatur dalam ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pemeriksaan terhadap 358 LKPD juga menemukan kasus kelemahan SPI. Hasil pemeriksaan juga menemukan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak kasus senilai Rp.5,28 triliun. Dari temuan ketidakpatuhan tersebut, temuan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian dan kekurangan penerimaan, telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara/daerah selama proses pemeriksaan senilai Rp.73,81 miliar. Pimpinan sidang serta hadirin yang saya muliakan. Dalam Semester I Tahun 2011, BPK telah melaksanakan pemeriksaan kinerja atas 14 objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah daerah, dan 2 objek di BUMN. Hasil pemeriksaan kinerja di lingkungan pemerintah daerah antara lain, pelayanan kesehatan pada RSUD Cut Nyak Dien Meulaboh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh belum mencapai Standar Pelayanan Minimum (SPM). Sementara itu, RSUD Kabupaten Buru, Provinsi Maluku belum efektif dalam merancang, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan sumber daya yang ada dalam mencapai SPM dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pada pemeriksaan lain, RSUD Langsa, Provinsi Aceh belum efektif dalam merencakan, memenuhi kebutuhan infrastruktur, menetapkan prosedur dan standar pelayanan, serta melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi atas pelayanan rawat inap. Selain pemeriksaan kinerja atas rumah sakit, hasil pemeriksaan kinerja atas pelayanan pendidikan menunjukkan bahwa pemerintah Kota Ambon belum efektif dalam merencanakan, melaksanakan, serta melakukan monitoring dan evaluasi atas pengelolaan pelayanan pendidikan. Pimpinan dan anggota DPD, serta hadirin yang saya muliakan. Dalam Semester I Tahun 2011, BPK telah melakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atas 208 objek pemeriksaan, terdiri atas 61 objek pemeriksaan di lingkunga 4

6 pemerintah pusat, 92 objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah daerah, 44 objek pemeriksaan di lingkungan BUMN, 9 objek pemeriksaan di lingkungan BUMD, dan 2 objek pemeriksaan di lingkungan BHMN/BLU/badan lainnya. Hasil PDTT mengungkapkan 899 kasus kelemahan SPI dan kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senilai Rp.5,89 triliun. Nilai temuan tersebut merupakan temuan kerugian, potensi kerugian, kekurangan penerimaan, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Selama proses PDTT tersebut, temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara/daerah senilai Rp.27,43 miliar. Hasil pemeriksaan atas belanja daerah menunjukkan adanya kerugian daerah sebanyak 155 kasus senilai Rp.52,24 miliar, terdiri atas kasus belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif, rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan, kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang, kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang, pemahalan harga (mark up), penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi, pembayaran honorarium dan/atau biaya berjalan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan, spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak, dan belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan. BPK melakukan PDTT atas pengelolaan dan pertanggungjawaban DAK Bidang Pendidikan TA 2007, 2008, 2009, dan Triwulan III Pemeriksaan dilakukan pada Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Keuangan, dan 39 pemerintahan kabupaten/kota pada 32 provinsi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern belum dirancang dan dilaksanakan secara memadai sehingga kebijakan DAK Bidang Pendidikan belum sepenuhnya dapat mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi DAK Bidang Pendidikan TA 2007 s.d 2009 tidak didukung data teknis yang valid dan muakhir, serta tidak menerapkan kriteria umum, khusus, dan teknis secara konsisten sehingga alokasi DAK ke masing-masing daerah tepat sasaran. Selain itu, dalam TA 2010, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010 tentang APBN-P, terjadi perubahan kebijakan atas pelaksanaan DAK dari yang sebelumnya menggunakan metode swakelola menjadi metode pengadaan yang berpedoman pada ketentuan pengadaan barang dan jasa. Perubahan metode tersebut tidak segora diikuti dengan penetapan juknis. DAK yang telah disalurkan pada akhir Tahun 2010 sebagian besar tidak digunakan dan measih mengendap di kas daerah sehingga berpotensi digunakan untuk keperluan lain di luar DAK Bidang Pendidikan. Dengan demikian sebagian besar program DAK Bidang Pendidikan TA 2010 tidak tercapai. Pimpinan sidang serta hadirin yang saya muliakan. Sesuai Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK diberi mandat untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasilpemantauan tersebut kepada lembaga perwakilan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tahun 2005 sampai dengan Semester I Tahun 2011, BPK telah memberikan rekomendasi senilai Rp.103,19 triliun. Rekomendasi ini harus ditindaklanjuti oleh entitas yang diperiksa antara lain dengan melakukan SPI, tindakan administrative, dan/atau penyetoran kas/penyerahan aset ke negara/daerah/perusahaan. Hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK tersebut menunjukkan sebanyak rekomendasi senilai Rp.37,87 triliun (55,30%) telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi. Sebanyak rekomendasi senilai Rp.40,41 triliun (21,29%) ditindaklanjuti belum sesuai dengan rekomendasi atau dalam proses tindak lanjut, dansebanyak rekomendasi senilai Rp.24,91 triliun (23,39%) belum ditindaklanjuti. Entitas telah menindaklanjuti rekomendasi BPK Tahun 2005 sampai dengan Semester I Tahun

7 berupa penyetoran kas/penyerahan aset ke negara/daerah/perusahaan senilai Rp.25,57 triliun, termasuk diantaranya sebesar Rp.9,00 triliun merupakan penyetoran ke kas negara/daerah atas tindak lanjut yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara/daerah Semester I Tahun 2011 menunjukkan bahwa kerugian negara/daerah periode akhir Tahun 2004 sampai dengan Semester I Tahun 2011 adalah sebanyak kasus senilai Rp.17,93 triliun. Penyelesaian berupa angsuran terpantau sebanyak kasus senilai Rp.1,81 triliun. Pelunasan sebanyak kasus senilai Rp.4,84 triliun. Penghapusan kerugian negara/daerah telah dilakukan atas 117 kasus senilai Rp.10,20 miliar. Perlu kami sampaikan bahwa laporan yang berindikasi tindak pidana yang telah disampaikan kepada penegak hukum dari Tahun 2003 semester I 2011 adalah sebanyak 305 kasus senilai Rp.33,66 triliun. Dari 305 kasus yang diserahkan tersebut, instansi yang berwenang yaitu Kepolisian RI, Kejaksaan RI, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menindaklanjuti 166 kasus yaitu pelimpahan kepada jajaran/penyidik sebanyak 41 kasus, telaahan, gelar perkara dan penelitian sebanyak 21 kasus, penyelidikan sebanyak 24 kasus, penyidikan sebanyak 10 kasus, proses sidang 1 kasus, penuntutan sebanyak 11 kasus, vonis/banding sebanyak 47 kasus, dan SP3/dihentikan sebanyak 11 kasus. Sisa kasus yang belum ditindaklanjuti atau tidak ada data tindak lanjutnya yaitu sebanyak 139 kasus. Pimpinan dan anggota DPD, serta hadirin yang saya muliakan. Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai dalam pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah, namun hasil pemeriksaan BPK dalam semester I tahun 2011 menggambarkan masih terdapat berbagai kelemahan dalam pengelolaan keuangan negara yang memerlukan upaya perbaikan. BPK senantiasa akan terus mendorong pemerintah untuk memperbaiki kualitas keuangan negara. BPK juga terus bekerja sama dengan Pemerintah dan DPD RI dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Dalam upaya untuk meningkatkan kerja sama antara BPK dan DPD RI tersebut, BPK setiap saat membuka diri untuk melakukan dialog dan pertemuan-pertemuan konsultasi. Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada sidang paripurna DPD RI yang terhormat ini. Kami berharap informasi yang kami sampaikan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan dan Laporan hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun 2011 dapat mendukung tugas dan wewenang DPD sesuai peraturan perundang-undangan. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan perhatian pimpinan dan anggota DPD yang terhormat. Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 5. PEMBICARA : PROTOKOL Penyerahan hasil pemeriksaan BPK yang terhormat ketua DPD RI dan wakil ketua, dan yang terhormat Ketua BPK RI untuk mengambil tempat. Penyerahan hasil pemeriksaan BPK. Dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara. Terima kasih dan kami persilakan untuk kembali ke tempat. 6. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Terima kasih kami haturkan kepada saudara ketua Badan Pemeriksan Keuangan, yang tadi telah menyampaikan pidatonya dan telah menyerahkan hasil pemeriksaan BPK untuk semester I tahun Yang mana ini merupakan suatu masukan yang sangat berharga dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 6

8 1945, kami akan segera mempelajari dan menindaklanjuti dalam rapat-rapat DPD yang akan datang. Serta menjadi bahan dalam menyusun pertimbangan DPD atas rancangan undangundang yang berkaitan dengan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara. Saudara-saudara anggota DPD yang terhormat, Sebagai catatan bagi kita, penting untuk memperhatikan beberapa hal dari apa yang disampaikan tadi oleh ketua BPK tadi. Pertama, dalam hasil pemeriksaan ini BPK RI memprioritaskan kepada laporan keuangan tahun Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui masih terdapatnya sejumlah kasus yang berdampak kepada kerugian negara yang memiliki potensi kerugian dalam jumlah yang besar. Untuk itu DPD sebagai salah satu lembaga negara akan terus berkomitmen bersama BPK untuk berupaya meminimalisir kegiatan atau program yang berpotensi menyebabkan kerugian negara. Yang kedua, terdapat peningkatan proporsi opini laporan keuangan pemerintah daerah LKPD tahun 2010 untuk opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dan wajar dengan pengecualian (WDP), dibandingkan opini LKPD tahun-tahun sebelumnya kecuali tahun Hal ini menggambarkan adanya perbaikan sistem pengelolaan dan tanggung jawab keuangan khususnya dalam pencatatan dan pelaporan keuangan daerah oleh pemerintah daerah. Namun terhadap beberapa LKPD BPK RI masih memberikan opini yang tidak memberikan pendapat atau TMP dan yang tidak wajar. Hal ini menunjukkan efektifitas sistem pengendalian intern yang dikenal dengan SPI pemerintah daerah masih perlu dioptimalkan. Kelemahan tersebut sebagian besar karena belum memadainya unsur lingkungan pengendalian, penilaian resiko dan kegiatan pengendalian. Yang ketiga, pemeriksaan BPK terhadap LKPD tahun 2010 menemukan kasus kelemahan SPI dan kasus ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan senilai Rp.5,28 triliun. Dari temuan ketidakpatuhan, temuan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian dan kekurangan penerimaan daerah yang telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas daerah selama proses pemeriksaan senilai Rp.73,81 miliar. Yang keempat, secara keseluruhan saya mengajak semua anggota DPD untuk memberikan atensi terutama anggota Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik untuk kita membedah lebih lanjut laporan hasil pemeriksaan BPK Republik Indonesia sebagai bagian dari tugas konstitusional DPD RI dalam bidang pengawasan dan pertimbangan anggaran. Saat rapat kerja dan pengawasan lapangan kita perlu mendalami berbagai catatan dari ketua BPK tadi untuk acuan kerja kita terutama yang berkaitan dengan realisasi pelaksanaan dilapangannya. Kami juga mengharapkan pada Badan Pemeriksa Keuangan selain menyerahkan hasil pemeriksaan semester seperti sekarang ini, kiranya hasil pemeriksaan yang dilakukan secara parsial oleh BPK dapat pula disampaikan kepada pimpinan DPD dan pimpinan alat-alat kelengkapan DPD yang terkait. Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas konsistensi kerja bersama, dukungan dan kerjasama lapangan dengan BPK-BPK regional di berbagai provinsi. Sekali lagi terima kasih dan semoga Tuhan meridhoi berbagai langkah kerja lembaga negara antara Badan Pemeriksan Keuangan dan DPD Republik Indonesia. Baiklah Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia, sebelum kita melanjutkan agenda sidang paripurna ke-4 Dewan Perwakilan Daerah ini untuk kita lanjutkan, kami mohon untuk waktu beberapa saat guna mengantarkan saudara ketua, wakil ketua dan para anggota Badan Pemeriksa Keuangan untuk meninggalkan ruang sidang ini, yang nanti akan diantarkan oleh wakil ketua. Dan mohon kita tidak keluar dan tidak break supaya kita bisa melaksanakan beberapa keputusan sebelum waktu Dzuhur. Kami persilakan. Mohon perhatian kita akan lanjutkan sidang ini. 7

9 Sidang dewan yang mulia, Sebagaimana kita tadi ikuti bersama bahwa kita telah menerima hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan untuk semester I tahun Berkenaan dengan itu berdasarkan ketentuan Pasal 89 Ayat 1 dan Pasal 126 Ayat 2 Peraturan Tata tertib DPD, perlu untuk ditugaskan kepada Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik untuk membahas hasil pemeriksaan BPK tersebut. Untuk itu dalam sidang yang mulia ini kita perlu menugasi Komite IV dan Panitia Akuntabilitas Publik guna membahas hasil pemeriksaan BPK yang dimaksud. Selanjutnya sebagai bahan pembahasan kami akan menyerahkan ikhtisar hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan kepada pimpinan anggota Komite IV dan kepada pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik sesuai dengan tugas konstitusional DPD. Kami percaya bahwa dokumen BPK ini juga akan menjadi bahan bagi para anggota DPD dalam tugas-tugasnya di daerah yang mencakup peneyerapan aspirasi dan funsgi pengawasan. Untuk itu kami mohon kepada pimpinan Komite IV dan pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik untuk bisa kedepan untuk menerima bahan ini untuk bisa ditindaklanjuti. Kami persilakan. Itulah yang membedakan DPD dengan yang lain. Terima kasih. Sidang dewan yang mulia, Selanjutnya marilah kita memasuki agenda berikutnya yaitu pengesahan putusan DPD. Dan tentu kami persilakan kepada pimpinan Komite IV atau yang mewakili untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kami persilakan. 7. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (KETUA KOMITE IV) Bismillahirrohmanirrohim. Laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI pada sidang paripurna ke-4 DPD RI Kamis 6 Oktober Yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah. Yang terhormat para anggota Dewan Perwakilan Daerah, hadirin yang berbahagia. Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-nya kepada kita sekalian, sehingga dapat menghadiri sidang paripurna ke-4 Dewan Perwakilan Daerah pada hari ini. Atas nama pimpinan dan segenap anggota Komite IV Dewan Perwakilan Daerah kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Selanjutnya perkenankan kami menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI mengenai; a. Materi RUU APBN Tahun Anggaran b. Tindak lanjut hasil pemeriksaaan BP semester II tahun anggaran Pimpinan anggota dan hadirin yang berbahagia. Terhadap materi RUU APBN tahun anggaran 2012, sekedar mengingatkan bahwa pertimbangan DPD disampaikan dalam dua tahap. Yaitu pertimbangan tahap pertama, yaitu pertimbangan terhadap kerangka ekonomi makro pokok-pokok kebijakan fiskal dan dana transfer ke daerah tahun anggaran Telah diambil putusan pada sidang paripurna DPD tanggal 15 Juli tahun 2011 dan telah disampaikan kepada DPR. Yang dimaksudkan sematamata agar pertimbangan DPD dapat diakomodasi dalam pembicaraan tahap pertama di DPR. Pertimbangan tahap kedua disampaikan setelah penyampaian RUU APBN tahun anggaran 2012 dan nota keuangan oleh pemerintah. Pertimbangan tahap dua menelaah secara komprehensif, dimana memberikan penekanan atau rekomendasi secara lebih khusus pada 8

10 beberapa poin dari RUU APBN dan nota keuangan tahun anggaran Sekaligus memberikan beberapa catatan terhadap kebijakan pemerintah. Selain itu penyampaian pertimbangan atas RUU APBN dalam forum pertemuan Komite IV dengan Badan Anggaran DPR yang dilaksanakan pada tahun lalu direncanakan dapat terlaksana kembali pada tahun ini, dengan juga melibatkan komisi-komisi di DPR pada beberapa bidang tertentu yang dipandang strategis dari sisi alokasi anggaran untuk daerah. Ketua yang terhormat, wakil ketua, saya sampaikan informasi terakhir. Bahwasannya Banggar telah meminta Komite IV untuk nanti sore 10 orang bisa ikut dalam pembahasan di Kopo untuk pertimbangan APBN ini. Pimpinan, anggota dan hadirin sidang paripurna yang kami hormati. Dalam merumuskan pertimbangan ini beberapa kegiatan telah dilakukan Komite IV termasuk meminta Budget Office untuk melakukan kajian secara akademis terhadap RUU APBN Tahun Anggaran Budget Office dalam melaksanakan kajian tersebut pada tahap terakhir mengadakan uji sahih terhadap kajian atas RUU APBN Tahun Anggaran 2012 dengan melibatkan Komite I, II dan III pada tanggal 29 September tahun Hasil kajian Budget Office terhadap RUU APBN Tahun Anggaran 2012 tersebut menjadi referensi pokok bagi Komite IV dalam merumuskan pertimbangan DPD RI terhadap RUU APBN Tahun Anggaran Pimpinan, anggota dan hadirin yang berbahagia. Adapun summary dari pertimbangan terhadap RUU APBN Tahun Anggaran 2012 dapat kami sampaikan sebagai berikut; Pertama, bahwa penyusunan RUU APBN tahun 2012 pada hakekatnya bertujuan untuk menyusun alokasi anggaran, program dan prioritas RKP yang pada dasarnya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat. Tentu dengan aturan main dan rambu-rambu yang telah ditentukan oleh undang-undang. Pada rancangan pertimbangan DPD RI terhadap RUU APBN Tahun Anggaran 2012, desentralisasi belum sepenuhnya tercerminkan dari alokasi anggaran kepada daerah. Hal ini terlihat dari RUU APBN 2012 hanya mengalokasikan DAU sebesar Rp.269,5 triliun atau sebesar 22,58%. Sementara Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Pasal 27 mensyaratkan keseluruhan DAU yang ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN, yaitu sebesar Rp.310,31 triliun. Bukan hanya itu, RUU APBN 2012 juga hanya mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar 14,6 triliun atau hanya 1,5%. Padahal Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa anggaran kesehatan minimal 5% atau sebesar 47,7 triliun dari anggaran belanja negara. DPD RI berpendapat bahwa postur RUU APBN 2012 masih kurang berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan 4 pilar sasaran utama pembangunan, yaitu pro-growth, pro-job, propoor dan pro-environment. Serta instrumen baru yang ditetapkan oleh pemerintah seperti Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI. Ketidakberpihakan kepada rakyat diperlihatkan dengan; 1. Tingginya alokasi belanja pegawai sebesar Rp.215,7 triliun yang diperuntukkan bagi kurang lebih 4,7 juta pegawai, sementara anggaran kemiskinan yang notabene lebih dari 31 juta penduduk miskin hanya tetap pada kisaran 50 triliun saja. 2. Alokasi anggaran lingkungan hidup hanya sebesar 0,1% terhadap PDB. Kecilnya proporsi tersebut tidak menjamin kelestarian lingkungan, apalagi sumber pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari sumber daya alam yang tidak terbaharukan. 3. Rendahnya anggaran untuk bidang pertanian dan perikanan yang menyerap tenaga kerja paling besar merupakan mata pencaharian mayoritas penduduk dan memiliki jumlah penduduk miskin yang relatif besar. 9

11 Solusi yang direkomendasikan oleh DPD RI yaitu setidaknya ada dua langkah yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pendapatan negara. 1. Mengurangi beban subsidi negara yang diperkirakan dapat dihemat sebesar 30 triliun dengan cara optimalisasi program konversi minyak tanah ke elpiji, peningkatan pemanfaatan energi alternatif, pembatasan volume konsumsi secara bertahap dan substitusi BBM ke BG. 2. Meningkatkan penerimaan pajak terutama target pajak penghasilan yang diperkirakan masih dapat bertambah sebesar Rp.83,5 triliun dengan cara optimalisasi pungutan pajak, reformasi peraturan dan perundang-undangan pajak, penggalian potensi dengan sensus pajak dan menutup pintu-pintu kebocoran penerimaan pajak dan pengenaan tarif pajak progresif yang lebih tinggi kepada masyarakat yang berpendapatan tinggi seperti yang dilakukan oleh Presiden Barack Obama. Secara absolut efisiensi dan optimalisasi tersebut mencapai Rp.113,5 triliun yang dapat dialokasikan untuk menambah kekurangan alokasi anggaran dan DAU serta pembiayaan untuk infrastruktur. Pimpinan, anggota dan hadirin sidang paripurna yang kami hormati. Selanjutnya kami sampaikan laporan tentang tindak lanjut Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun Anggaran Terhadap materi Hapsem II BPK Tahun Anggaran 2010 Komite IV telah merumuskan pertimbangan dengan rekomendasi sebagai berikut : 1. Untuk pemeriksaan keuangan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk terus memperbaiki pengelolaan keuangan negara sehingga laporan keuangan pemerintah dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Sistem reward and punishment perlu tetap diterapkan agar semakin banyak laporan keuangan pemerintah yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. 2. Pemeriksaan kinerja. Agar dapat memberikan masukan kepada pemerintah mengenai efektifitas, efisiensi dan kehematan pelaksanaan program pemerintah, BPK diharapkan dapat meningkatkan cakupan dan kedalaman pemeriksaan kinerja. Sektor yang akan diperiksa disesuaikan dengan sektor yang menjadi prioritas dalam tahun anggaran yang diperiksa. 3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu. BPK tetap melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu untuk menjawab permintaan DPR, DPD maupun DPRD. 4. Untuk meningkatkan profesionalisme BUMD maka RUU tentang Badan Usaha Milik Daerah dapat segera diundangkan. Sehingga dapat menjadi panduan dalam perbaikan kinerja keuangan pemerintah daerah dan BUMD. 5. Terkait dengan penertiban administrasi keuangan negara. DPR RI agar dapat merekomendasikan kepada pemerintah untuk; a. Menggunakan hasil pemeriksaan BPK secara optimal dalam menetapkan kebijakan dan prioritas APBN. b. Segera menindaklanjuti rekomendasi BPK yang berkaitan dengan hasil pemeriksaannya dan menerapkan sanksi bagi pejabat yang lalai dalam menindaklanjuti rekomendasi BPK. c. Terus melakukan inventarisasi aset-aset tetap dan aset-aset lainnya untuk kemudian di revaluasi dengan akurat dan dipastikan keberadaannya agar neraca yang disaksikan didalam laporan keuangan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. 10

12 d. Segera menetapkan prosedur dan kebijakan yang tepat serta meningkatkan sumber daya manusia, khususnya SDM yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan baik di kementerian atau lembaga maupun di lingkungan pemerintah daerah. e. Memberikan sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan bagi para pejabat yang lalai dalam melaksanakan tugas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara maupun dalam melaksanakan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK. 6. Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki DPR RI, DPD RI, DPRD bersama BPK secara aktif memantau proses hukum oleh instansi-instansi penegak hukum terhadap temuan-temuan BPK yang berindikasi kepada tindak pidana korupsi. Pimpinan, anggota dan hadirin yang berbahagia. Pada sidang paripurna yang terhormat ini kami sampaikan materi ini untuk dapat diambil putusan; yang pertama keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2012; Yang kedua, keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap tindak lanjut Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun Anggaran 2010 BPK RI. Selanjutnya, dalam kesempatan ini juga perlu kami sampaikan perihal pemilihan anggota BPK yang berlangsung di DPR. Dimana Komisi XI telah menetapkan putusan terhadap pemilihan anggota BPK dan akan diputuskan dalam paripurna DPR dalam waktu dekat ini. Mengantisipasi keputusan DPR tersebut yang tidak sesuai dengan keputusan DPD RI, yakni dari 16 calon anggota BPK, DPD RI merekomendasikan 7 calon, sementara DPR memilih calon diluar 7 orang calon yang direkomendasikan oleh DPD. Terhadap persoalan ini Komite IV memutuskan didalam pleno tanggal 4 Oktober 2011 malam hari bahwa DPD belum melayangkan surat kepada DPR untuk meminta penjelasan terkait pilihan DPR dimaksud. Jika surat ini tidak diindahkan oleh DPR atau DPR menjelaskan bahwa pertimbangan DPD tidak bersifat mengikat, maka DPD perlu mengajukan gugatan sengketa kewenangan antar lembaga negara kepada Mahkamah Konstitusi. Komite IV telah membawa hal ini kepada rapat Panmus tanggal 5 Oktober Dan telah melalui diskusi yang panjang, Panmus kemudian mengambil putusan terhadap materi ini kami tidak menyampaikan hasil keputusan Panmus, tetapi pimpinan akan langsung menyampaikan hasil keputusan Panmus tersebut. Pimpinan, anggota dan hadirin sidang paripurna yang kami hormati. Demikian laporan pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam sidang paripurna ini. Kami atas nama pimpinan dan anggota Komite IV DPD RI mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan yang terhormat pimpinan, anggota sekretariat jenderal DPD RI serta rekan-rekan media dalam pelaksanaan tugas Komite IV. Sekaligus di dalam kesempatan ini kami berharap Bapak-Ibu anggota Komite IV setelah ini akan ada press release dan sekaligus membicarakan persiapan untuk pembicaraan bersama Banggar DPR nanti sore. Terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 8. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Bapak-Ibu, hadirin yang berbahagia. Tadi kita telah bersama-sama mendengarkan laporan dari pimpinan Komite IV dan beberapa progress yang nanti akan saya sampaikan setelah kita mengambil keputusan terhadap dua yang perlu disampaikan, yang dimintakan kepada kita untuk dibuat keputusan. 11

13 Pertama adalah meminta kepada paripurna untuk memutuskan terhadap pertimbangan DPD terhadap RAPBN Tahun Anggaran Kemudian untuk mendapat keputusan tentang pertimbangan DPD RI terhadap tindak lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester II Tahun Apakah dapat kita sepakati? Setuju. KETOK 2X Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua. Saudara-saudara sekalian. Tadi melalui pimpinan Komite IV dimintakan kepada saya sebagai Ketua Panmus untuk menyampaikan apa tadi yang telah dijelaskan secara komprehensif, tapi minta saya untuk lebih menyampaikan lebih dalam. Pertama, apa yang disampaikan terakhir itu adalah sebuah kemajuan yang sayapun baru tahu, makanya saya agak tadi menanyakan kepada Ketua Komite IV, Pak Cholid. Bahwasa kita diundang ke Kopo untuk membahas APBN dan itu baru pertama kalinya dalam hubungan antara DPR dan DPD ya. Dari awal kita membahasnya. Jadi ini sebuah kemajuan. Tentu inilah hasil karya kita bersama secara bertahap ya untuk kita mendapat lebih pengakuan. Yang kedua, tadi disampaikan hasil keputusan DPD terhadap calon BPK yang telah kita hasilkan, yang tadi telah disampaikan dari 16 orang kita telah memutuskan 7 orang. Tetapi di DPR pada tingkat Komisi XI itu mengeluarkan atau telah memutuskan sebuah nama yang tidak ada daripada yang kita pertimbangkan. Kemarin kita rapat Panmus sebagai representasi kita semua Panmus itu, saya minta kepada anggota ataupun pimpinan untuk menyampaikan supaya semuanya sama informasinya. Pertama, bahwasanya tentu dengan perkembangan yang tadi dimintakan tentu kita ingin mendapat penjelasan dulu terhadap DPR, pada pimpinan DPR bagaimana keputusan yang telah diputuskan di Komisi XI. Itu kan baru tahap pertama sebelum dibawa ke tahap kedua di paripurna. Yang kedua, kemarin Panmus telah mengamanatkan dan tentu juga meminta kepada semua anggota untuk bisa mensepakati. Seandainya nanti kita lagi sudah meminta waktu pimpinan pada tanggal 11 dan 12 Oktober akan ada rapat konsultasi DPR dan DPD dalam rangka membahas beberapa agenda. Pertama agendanya adalah bagaimana mekanisme pembahasan legislasi. Yang selama ini dari pimpinan DPD itu telah mengirimkan surat, saya tanda tangan langsung sudah 3 kali, selalu saya sampaikan di Panmus, suratnya juga ada, boleh di cek di sekretariat jenderal, tapi belum pernah diagendakan. Konsultasi hanya pernah diagendakan dan memenuhi seperti harapan kita hanya tata tertib bersama mengenai pengaturan sidang bersama antara DPR-DPD yang kita menjadi tuan rumah 16 Agustus. Tetapi ada 10 hal lagi itu masih belum terlaksana. Percayalah Bapak-Ibu sekalian, dari DPD, dari kami meja pimpinan, seperti yang saya juga sampaikan di Panmus, dimanapun kami berada, sepanjang itu undangan dari pimpinan DPR dalam rangka DPD kami akan menempati waktu yang disediakan oleh mereka. Nah, mudahmudahan tanggal Oktober ini akan bisa terjadi. Tapi juga mohon kesepakatan kita bersama seandainya memang itu sudah merupakan pilihan daripada DPR, karena tentu juga sesuai dengan penafsiran mereka terhadap Undang-Undang Dasar di Pasal 23F kalau saya tidak salah, bahwasa DPD memberikan pertimbangan terhadap anggota BPK. Yang menurut penafsiran kita tentu menganggap ini mengikat. Kita juga sudah bahas kalimat perkalimat saya lupa persisnya, tapi itu Pak Wayan, kebetulan hari ini Pak Wayan, Pak Bambang Soeroso, Pak Laode itu menghadiri acara di LIPI dan mewakili kita, karena akan ada hasil sebuah survey mengenai tentang prospek dan progress daripada DPD. Jadi memang mereka hadir di LIPI dan memang sudah melapor ke kami di Panmus. 12

14 Nah, mengingat itu saudara-saudara sekalian, setelah kita mendengar penjelasan kalau memang tidak, kami kemarin sepakat untuk kita membentuk tim. Tim untuk mengkaji hal-hal apa saja yang nanti kiranya, terlepas juga dari persoalan BPK ini juga hal-hal yang berkaitan dengan selama ini yang tidak berjalan fungsinya untuk kita bawa ke Mahkamah Konstitusi. Tapi tentu kita tidak dengan suasana emosional jauh daripada itu, betul-betul dengan matang, menghindari hal-hal yang konflik. Ke MK itu maksud kita bukan karena kita emosional, bukan karena kita tidak sabar, kita sangat-sangat sabar 7 tahun menunggu, tapi tidak ada jalan lain ya tentu harus ada sebuah mahkamah yang bisa menafsirkan apa yang disebut dengan pertimbangan. Nah, untuk itu kepada teman-teman ya saya minta dukungannya supaya ini bisa menjadi keputusan kita bersama. Apakah bisa kita sepakati? Oke. KETOK 1X Terima kasih Bapak-Ibu sekalian. Baiklah Bapak-Ibu sekalian, kita akan melanjutkan kepada untuk mendapat keputusan yang kepada pimpinan PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangan dan apa keputusan yang ingin kita ambil. Untuk itu kami persilakan kepada pimpinan PPUU dan atau yang mewakili untuk bisa menyampaikan dan keputusan apa yang kita ingin putuskan pada kesempatan ini. Kami persilakan Ibu Hairiah. 9. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU) Terima kasih pimpinan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Om Swastyastu. Pertama kami atas nama pimpinan PPUU dan juga anggota PPUU mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya ayahanda tercinta rekan kita Abdul Aziz dari Sumatera Selatan. Semoga arwah amal ibadah diterima oleh Allah SWT, yang ditinggal juga mendapatkan kekuatan dan ketabahan dari Allah SWT. Baik, pimpinan. Pertama-tama kami mohon perkenankan hadirin sekalian untuk dapat menyempatkan diri pada kesempatan yang baik dan penuh rasa kebahagian ini untuk memanjatkan doa serta puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah, nikmat dan karunia-nya kepada kita semua sehingga sidang ini dapat dilaksanakan. Berkaitan dengan materi sidang pada hari ini, ijinkan kami menyampaikan laporan berkaitan dengan usul DPD RI untuk Program Legislasi Nasional Sebagaimana diketahui bersama bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Program Legislasi Nasional adalah instrumen perencanaan program pembentukan undang-undang yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis. Artinya Prolegnas dijadikan acuan bagi pembentukan undang-undang ditingkat nasional dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional. Penegasan ini dapat kita temui dalam ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 12 Tahun Sesuai dengan surat DPR kepada DPD RI Nomor LJ.01/7413/DPRRI/IX/2011 tanggal 14 September Maka masukan DPD RI untuk penyusunan Prolegnas prioritas tahun 2012 dapat diserahkan kepada pimpinan DPR RI paling lambat tanggal 10 Oktober Setiap usulan rancangan undang-undang yang 13

15 didaftarkan sesuai dengan surat tersebut harus telah disetujui dalam sidang paripurna DPD RI dan disertai formulir pengajuan rancangan undang-undang tersebut. Dalam kaitan diatas, dalam kesempatan ini ijinkan kami menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan program legislasi nasional. Dan hal-hal baru sebagaimana yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Hal-hal yang akan kami sampaikan diharapkan menjadi pemahaman kita bersama, terutama sekali menyangkut bagaimana tindak lanjut dan strategi kita kedepan dalam rangka ikut terlibat dalam pembahasan legislasi. Ini penting menjadi pemahaman kita bersama, karena Prolegnas ini menjadi pintu masuk usulan kita dan keterlibatan kita dalam pembahasan legislasi kedepan. Pertama, dalam kaitan Prolegnas, ketentuan Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menyatakan Prolegnas memuat program pembentukan undang-undang dengan judul rancangan undang-undang, materi yang diatur dan keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Materi tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 meliputi : a. Latar belakang dan tujuan penyusunan. b. Sasaran yang ingin diwujudkan. c. Jangkauan dan arah pengaturan. Kedua, sebagaimana ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, penyusunan dan daftar rancangan undang-undang dalam Prolegnas didasarkan atas : a. Perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun b. Perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. c. Perintah undang-undang lainnya. d. Sistem perencanaan pembangunan nasional. e. Rencana pembangunan jangka panjang nasional. f. Rencana pembangunan jangka menengah. g. Rencana kerja pemerintah dan rencana strategis DPR. h. Aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat. Ketiga, program legislasi nasional sebenarnya dibuat untuk menjamin ketetapan isi dan ketepatan prosedur yang harus didasarkan pada kaidah-kaidah penuh hukum, yaitu : a. Menjamin integrasi bangsa dan negara baik teritori maupun ideologi. b. Mengintegrasikan prinsip demokrasi. c. Berorientasi pada pembangunan keadilan sosial. d. Menjamin hidupnya toleransi beragama dan berkeadaban. Keempat, memenuhi ketentuan Pasal 20 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, maka program legislasi nasional dapat dilakukan evaluasi. Oleh karena itu kami juga menyampaikan catatan sebagai berikut : a. Keputusan DPR RI Nomor 41A/DPRRI/I/ , menetapkan 247 rancangan undang-undang. Apabila dilihat dari dimensinya ada 144 rancangan undang-undang baru, atau kalau dipersentasikan itu mencapai 86%. Dan 103 rancangan perubahan atau pengganti termasuk undang-undang warisan colonial, atau kalau dipersentasikan menjadi 40%. Apabila dilihat dari bidangnya bidang politik dan hukum 84 RUU atau 14

16 34%, bidang perekonomian 105 RUU atau 42,5% dan bidang kesra 58 RUU atau 23,4%. b. Untuk capaian pada tahun 2010 ditetapkan sejumlah 70 RUU prioritas dan dapat diselesaikan menjadi undang-undang sebanyak 13 RUU. Sementara tahun 2011 ditetapkan 70 rancangan undang-undang prioritas ditambah dengan rancangan undang-undang luncuran 2010 sebanyak 21 rancangan undang-undang. Total 91 rancangan undang-undang yang harus diselesaikan. Sampai saat ini baru dapat diselesaikan sekitar 15 undang-undang. c. Dalam pelaksanaan undang-undang di daerah Panitia Perancang Undang-Undang menemukan berbagai masalah yang berkaitan dengan implementasi undang-undang di daerah. Begitu carut marut dan tumpang tindihnya undang-undang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan lemahnya pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Hadirin yang kami hormati. Berkaitan dengan usul DPD untuk Program Legislasi Nasional Tahun 2012, kami telah merumuskan sesuai dengan format dan konsepsi yang diinginkan oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan DPR, dapat kami laporkan dalam kesempatan ini bahwa sebelum merumuskan usulan DPD RI kami telah meminta masukan dari anggota, masyarakat, daerah dan komite-komite. Kami juga telah melakukan sidang gabungan dengan Komite I, II, III dan IV tanggal 24 September 2011 untuk mendiskusikan usulan komite dan langkah-langkah strategis kedepan dalam langkah pelaksanaan fungsi legislasi ini. Terutama sekali menyangkut hubungan kerja dengan DPR RI. Usulan DPD RI untuk Prolegnas Tahun 2012 sesuai dengan kriteria teknis yang harus dipenuhi oleh DPD RI, maka kami membagi usul DPD RI untuk Prolegnas Tahun 2012 menjadi 3 bagian, yaitu : a. Prioritas usulan DPD RI karena rancangan undang-undangnya telah diputuskan dalam sidang paripurna DPD RI, yaitu : 1. Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah. 2. Rancangan Undang-Undang tentang Desa. 3. Rancangan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. 4. Rancangan Undang-Undang tentang Pokok-pokok Kepegawaian dan Pejabat Negara. 5. Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan. b. Rancangan undang-undang yang sedang dalam pembahasan, yaitu : 1. Rancangan Undang-Undang Jalan. 2. Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi. 3. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 4. Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 5. Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 6. Rancangan Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. 7. Rancangan Undang-Undang tentang Hak Keuangan Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara. 8. Rancangan Undang-Undang tentang Pertanahan. 9. Rancangan Undang-Undang tentang Partisipasi Masyarakat. 15

17 Kriteria a dan kriteria b ini menjadi usulan DPD RI agar didorong menjadi prioritas masuk dalam Prolegnas Sehingga menjadi agenda pembahasan dengan DPR RI pada tahun 2012 mendatang. Selain itu mengikuti struktur dan substansi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan kriteria teknis sebagaimana ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 Tahun Maka usulan komite yang masih berupa judul kami usulkan menjadi prioritas pembahasan DPD tahun 2012, dan selanjutnya akan kita usulkan bersama-sama dalam Prolegnas Setelah naskah akademik dan draft RUU-nya selesai, dengan demikian kita mempunyai perencanaan dan prioritas pembahasan untuk tahun Beberapa usulan kami hapus karena usulan tersebut sudah ditetapkan menjadi undang-undang, Seperti kemarin telah disahkan Rancangan Undang-Undang tentang Bantuan Hukum dan telah diundangkan menjadi Undang-Undang Bantuan Hukum. Karena usulan untuk Prolegnas disesuaikan dengan formulir yang ada maka kami telah berusaha melakukan kajian terhadap usulan tersebut. Sehingga seluruh isian dalam formulir tesebut dapat terisi dan arah dari rancangan undang-undang yang diusulkan dapat diketahui secara komprehensif dengan ketentuan Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 Tahun Diinformasikan selain Rancangan Undang-Undang tentang Bantuan Hukum juga masuk Rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan. Jadi Undang-Undang ini sudah disahkan oleh DPR. Terakhir, sebagaimana sidang gabungan antara PPUU dan pimpinan komite pada tanggal 26 September 2011, agar kedepan ada kejelasan atas produk-produk legislasi kita. Sidang gabungan merekomendasikan supaya didorong adanya tata tertib bersama antara DPR RI dan DPD RI dalam rangka pelaksanaan tugas dan mekanisme bersama DPR RI dan DPD RI. Sebelum diupayakannya hal-hal lain yang memperjelas kewenangan DPD RI, seperti judicial review atas Undang-Undang MD3 dan Undang-Undang P3. Berkaitan dengan itu kami mohon pimpinan dapat memfasilitasi pembahasan mekanisme kerja sama tersebut. Kami sesuai dengan amanat sidang gabungan dan pleno PPUU telah mengirimkan surat kepada pimpinan Badan Legislatif DPR RI untuk membuka dialog dan kerja sama antara Panitia Perancang Undang-Undang dan Badan Legislatif DPR RI. Tadi juga sudah disampaikan oleh pimpinan ya apa yang akan dilakukan oleh pimpinan. Hadirin yang kami hormati. Demikian laporan yang kami dapat sampaikan dalam kesempatan ini terhadap materi usulan DPD RI untuk Program Legislasi Nasional Tahun Kami mohon sidang paripurna ini untuk menerima dan mengesahkannya, sehingga sebelum tanggal 10 Oktober 2011 sebagai batas akhir penyampaian usulan Prolegnas, DPD RI dapat menyampaikan usulan kepada DPR. Atas perhatian pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah kami haturkan terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Om Shanty Shanty Om. Pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang, Ketua Bapak I Wayan Sudirta, SH., wakil ketua saya Ibu Hairiah, SH, wakil ketua Bapak Iswandi A.Md. Terima kasih. 10. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baiklah Bapak-Ibu sekalian, tadi telah disampaikan draft rancangan atau keputusan DPD tentang usul program legislasi nasional yang telah dibacakan oleh Ibu Hairiah. Dan juga permintaan supaya ini akan dibahas diantara pimpinan DPR dan DPD nanti. Ya tentu kami 16

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ------------------ LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jumat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015 SURABAYA, 13

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE-64 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17 JANUARI 2011 Yth. Wakil Ketua BPK dan Para Anggota BPK, Yth.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2015-2016 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia. SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KOTA MATARAM DAN WALIKOTA MATARAM TANGGAL 27 MEI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA SAMBUTAN ANGGOTA V PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Lebih terperinci

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya. SAMBUTAN PADA ACARA PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA BPK RI DENGAN DPRD PROVINSI/KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TENTANG TATA CARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI KEPADA DPRD PROPINSI/KAB/KOTA

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat Yth. Gubernur

Lebih terperinci

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6 Persandingan UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 dan TATIB DPR Dalam kaitannya dengan pembahasan dan penetapan APBN, Peran DPD, Partisipasi Masyarakat, dan tata cara pelaksanaan rapat. UU NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL DAN LAPORAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan Kepala Badan

Kata Sambutan Kepala Badan Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Runtuhnya rezim orde baru memabawa pengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat indonesia. Salah satu faktor yang meyebabkan hal

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 24 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas RahmatNya pada pagi hari ini, untuk

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2013 2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Yth. Gubernur Sumatera Utara Yth.

Lebih terperinci

LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011 LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011 Jakarta, 28 Desember 2010 1 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA w BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TANGGAL

Lebih terperinci

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 1 LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Bapak

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ------- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1124 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Program Legislasi Nasional. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, DIDAMPINGI PIMPINAN KOMISI-KOMISI DAN BADAN-BADAN DPR RI DENGAN MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2014 2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari :

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/14/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2011-2012 I. KETERANGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PADA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2009 TANGGAL 18 JUNI 2009 Yth. Ketua, Wakil Ketua,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat di dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN KATA PENGANTAR. Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK Selama Semester II Tahun

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN KATA PENGANTAR. Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK Selama Semester II Tahun Badan Pemeriksa Keuangan DAFTAR ISI IHPS II Tahun 2012 i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN KATA PENGANTAR i ii iv v vii Pokok-Pokok Pemeriksaan BPK Selama Semester II Tahun 2012 1 BAB

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian,

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian, BUPATI WONOSOBO SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO DALAM RAPAT PARIPURNA DPRD KABUPATEN WONOSOBO PENYAMPAIAN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI WONOSOBO TAHUN ANGGARAN 2013 Yang terhormat, Saudara Ketua,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat

Lebih terperinci

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI HASIL KONSULTASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL 2005-2009 DAN PRIORITAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2005 DALAM RAPAT PARIPURNA Tanggal

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI HASIL PEMBICARAAN TINGKAT I/PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TAHUN ANGGARAN 2004 Jakarta, 7 Desember 2006 Assalamu

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya telah digantikan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No.112, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273 LAPORAN BADAN LEGISLASI TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU PRIORITAS TAHUN 2016 DAN PERUBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU TAHUN 2015-2019 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI Tanggal 26 Januari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa produk hukum merupakan landasan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM DALAM TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK

ASPEK HUKUM DALAM TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK ASPEK HUKUM DALAM TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK http://www.bpk.go.id I. PENDAHULUAN Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara merupakan salah satu unsur pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN Juru Bicara : H. DADAY HUDAYA, SH, MH Nomor Anggota : A- 92 Assalamu`alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera untuk

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KABUPATEN DOMPU DAN BUPATI DOMPU TANGGAL 27 JUNI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 dan Undang- Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---------------------RANCAN------------ RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah merupakan peraturan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD. Oleh : Imam Asmarudin, SH

PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD. Oleh : Imam Asmarudin, SH PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD Oleh : Imam Asmarudin, SH Abstraks Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah dan desentralisasi

Lebih terperinci

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 DPR RI DAN ASPIRASI MASYARAKAT Minggu, 25 Oktober 2009

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SITUBONDO Menimbang

Lebih terperinci