DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG"

Transkripsi

1 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu 2. Tanggal : 8 April Waktu : WIB Selesai 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. H. Irman Gusman, SE.,M.BA (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI) 2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI) 7. Panitera Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II) 8. Acara : Penyampaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2014 dan Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan kepada DPD RI. 9. Hadir : Orang 10. Tidak hadir : Orang

2 II. JALANNYA SIDANG: SIDANG DIBUKA PUKUL WIB PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI) Bapak-Ibu sekalian, sesuai dengan agenda Sidang Paripurna Luar Biasa, sebagaimana surat yang disampaikan oleh Setjen, hari ini kita memulai acara tunggal rapat Paripurna Luar Biasa ini dengan agenda penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester ke-ii tahun 2014 dan penyerahan laporan hasil pemeriksaan kepada DPD RI. Untuk itu, saya mohon kepada seluruh anggota DPD karena tamu kita Ketua BPK dan Wakil Ketua dan seluruh anggota hadir, untuk itu mari kita mulai acara yang penting ini. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om swastyastu. Sebelum kita memulai Sidang Paripurna Luar Biasa DPD, marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada seluruh Anggota Dewan yang saya hormati dan seluruh hadirin dan tamu terhormat kami untuk sejenak kita berdiri dan bersama-sama kita menyanyikan lagu kebangsaan kita Indonesia Raya. PEMBICARA: PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya 1

3 Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI) Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali. Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai tadi sebelum kita menyanyikan lagu Indonesia Raya dan saya lihat masing-masing anggota masih terus berdatangan. Telah hadir 68 orang dari 130 anggota dewan dengan demikian Sidang Paripurna ini telah memenuhi syarat untuk kami buka. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-2 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETOK 1X Sidang dewan yang mulia. Sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunya agenda tunggal yaitu penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2014 dan penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK Republik Indonesia. Pada kesempatan sore ini telah hadir ke acara Sidang Paripurna ini langsung yaitu Ketua BPK Republik Indonesia Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A. Beliau didampingi oleh Wakil Ketua BPK Bapak Drs. Sapto Amal Damandari, silakan berdiri Pak biar tambah kenal, tambah akrab teman-teman kalau ada apa-apa dengan teman di BPK. Kemudian, Anggota II BPK Bapak Agus Joko Pramono hadir, kemudian Anggota III BPK Bapak Prof. Dr. Eddy Mulyadi Supardi, kemudian Anggota V BPK Republik Indonesia Bapak Dr. Moermahadi Suryajaya Negara. Saya tidak sebutkan gelarnya terlalu panjang S.E., Akuntan, M.M., C.P.A kalah Pak Prof. Dr. Farouk Muhammad, apalagi saya. Ini saya sebut nama saja mohon maaf. Anggota VI BPK Prof. Dr. Bahrullah Akbar. Kemudian, Anggota VII BPK Pak Achsanul Qosasi. Baik, Bapak-Ibu yang saya hormati. Sidang Paripurna Luar Biasa ke-2 ini memang agak berbeda dengan apa yang telah kita agendakan di waktu Sidang Panmus yang lalu. Yang tadinya diagendakan tanggal 17 April bertepatan waktu itu adalah masa akhir masa sidang tetapi dikarenakan bahwasanya kita harus menyerahkan Hapsem ini pada tanggal 17 April kepada DPR, dan juga sesuai dengan pembicaraan saya dengan Ketua BPK untuk bisa diagendakan hari ini yang membuat bergesernya beberapa acara dan ini adalah hasil kesepakatan antara Pimpinan DPD dan ketua komite di mana ini adalah salah satu kewenangan DPD untuk menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 249 Ayat (1) huruf G Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR/DPR/DPD/DPRD. Untuk itu, kita akan memasuki agenda penyampaian ikhtisar hasil pemisahan semester II tahun 2014 dan nanti akan dilanjutkan penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK. Sebelum kami mempersilakan Saudara Ketua untuk menyampaikan sambutan, kami ingin juga mengucapkan selamat datang dan bergabung kepada saudara Drs. H. Abdurrahman Lahabato, silakan berdiri, yang telah dilantik pada tanggal 27 Maret 2015 kemarin. Ini wajah lama, anggota baru, jadi beliau ini Beliau ini PAW dari Provinsi Maluku Utara yang menggantikan saudara Drs. H. Mudaffar Sjah Sultan Ternate yang meninggal dunia. Kita harapkan Saudara Abdurrahman Labato dapat bekerja secara 2

4 maksimal untuk menjalankan tugas-tugas khususnya untuk lebih meningkatkan lagi kinerja kelembagaan dewan kita. Bapak-ibu sekalian, karena ini tunggal jadi kita persilakan kepada saudara Ketua BPK untuk menyampaikan sambutan dan penjelasan hasil pemeriksaan semester ke-ii yang telah dilakukan. Ini tentu bahan yang sangat penting buat kita dan tugas konstitusional kita. Untuk itu, kami persilakan. PEMBICARA: Dr. H. HARRY AZHAR AZIS, M.A. (KETUA BPK RI) Yang terhormat Ketua DPD RI. Yang kami hormati Wakil Ketua DPD RI. Yang kami hormati Wakil Ketua dan para Anggota BPK RI yang mendampingi samasama saya, tadi sudah diperkenalkan oleh Ketua DPD, dan yang kami hormati seluruh Anggota DPD RI yang terima kasih kami sampaikan atas kesediaan mendengar laporan BPK RI pada semester ini. Para hadirin yang saya muliakan, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, marilah kita kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena pada hari ini kita dikaruniai rahmat untuk dapat menghadiri Sidang Paripurna DPD yang sangat mulia ini. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, hari ini BPK menyerahkan ikhtisar hasil pemeriksaan semester atau IHPS dan laporan hasil pemeriksaan atau LHP semester II tahun 2014 kepada DPD RI dengan resmi. Penyerahan IHPS dan LHP kepada rakyat melalui wakil-wakilnya di DPD bertujuan untuk memberikan informasi secara keseluruhan mengenai hasil pemeriksaan BPK atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam kurun waktu satu semester yang lalu. IHPS II tahun 2014 mengalami perubahan penyajian dari IHPS sebelumnya. Saya ingin memberikan contoh IHPS kami sebelumnya dalam bentuk buku yang setebal ini dan IHPS yang sekarang dibuat agak ringkas dan memenuhi seluruhnya dalam buku yang akan bisa Bapak-bapak dan Ibu-ibu peroleh pada saatnya. Penyajian IHPS sebelumnya memang dikelompokkan berdasarkan jenis pemeriksaan dalam 5 format buku terpisah. Kali ini IHPS II tahun 2014 disajikan dalam satu buku dengan sistematika berdasarkan pengelolaan keuangan negara yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BUMD serta BUMN dan badan-badan lainnya, serta ditutup dengan bab terakhir mengenai pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dan penyelesaian kerugian negara. Perubahan ini dimaksud agar IHPS lebih mudah dipahami sekaligus memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada DPD dan para pemangku kepentingan BPK lainya sehingga lebih membantu pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. Pimpinan Sidang Paripurna dan hadirin yang kami muliakan. Pada semester II 2014, BPK memeriksa 651 objek pemeriksaan yang terdiri dari 135 objek pada pemerintah pusat, 479 objek pada pemerintah daerah dan BUMD, serta 37 objek BUMN dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, terdiri dari 73 objek pemeriksaan keuangan, 233 pemeriksaan kinerja, dan 345 pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Dari pemeriksaan 651 objek pemeriksaan tersebut, BPK menemukan sebanyak temuan pemeriksaan yang di dalamnya terdapat masalah ketidakpatuhan terhadap perundangan-undangan senilai 40,55 triliun dan masalah mengenai kelemahan Sistem Pengendalian Internal (SPI). Dari masalah ketidakpatuhan tersebut, sebanyak masalah berdampak pada pemulihan keuangan negara, daerah, atau keuangan perusahaan negara yang nilainya sebesar 14,74 triliun. Masalah berdampak finansial tersebut 3

5 mengakibatkan kerugian negara 1,42 triliun. Potensi kerugian negara 3,77 triliun dan kekurangan penerimaan 9,55 triliun. Selain itu, terdapat masalah ketidakpatuhan yang mengakibatkan ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan yang nilainya sebesar 25,81 triliun. Selama proses pemeriksaan, entitas telah menindaklanjuti masalah ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan negara dengan penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara, daerah, atau perusahaan senilai Rp 461,11 miliar. Pimpinan Sidang Paripurna dan hadirin yang kami hormati. Pada semester II 2014, BPK tidak memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), termasuk Laporan Keuangan Kementerian Negara dan Lembaga tahun 2013 karena sudah diperiksa pada semester I 2014 yang telah kami laporkan ke DPD pada menjelang tutup tahun yang lalu, dan laporannya sudah disampaikan di dalam IHPS semester I Dari pemeriksaan atas LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) dan LKKL (Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga), BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian atas LKPP tahun Sampai saat ini, laporan keuangan pemerintah pusat belum mencapai predikat WTP. Adapun atas laporan keuangan kementerian lembaga, BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian sebanyak 64 Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga atau sebesar 74% yang telah mencapai opini WTP. Opini WTP kepada 19 kementerian dan lembaga atau sebesar 22% dan tidak memberikan pendapat kepada 3 kementerian dan lembaga atau sebesar 4%. Kami sering menyampaikan di dalam beberapa sidang badan bahwa yang opini tidak wajar dan tidak memberikan pendapat itu mirip dengan laporan sampah yang tidak bisa kita periksa. Untuk pemerintah daerah pada semester II 2014, BPK memeriksa 68 dari 524 laporan keuangan pemerintah daerah pada semester II 2014 atau 13%. Untuk 456 laporan keuangan pemerintah daerah lainnya sudah diperiksa di semester lalu dan dimuat di IHP semester I 2014 yang telah disampaikan kepada DPD. Secara keseluruhan, dari 524 laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2013, terdapat 156 LKPD memperoleh opini 30 opini WTP yang jumlahnya kurang lebih 30% dari 524 pemerintah daerah yang memperoleh opini tertinggi terbaik, yaitu hanya 156 pemerintah daerah. Selebihnya, 311 pemerintah daerah itu memperoleh opini WDP, 11 pemerintah daerah memperoleh opini tidak wajar, dan 46 pemerintah daerah memperoleh opini tidak menyertakan pendapat. Jelas sekali dari perolehan opini tersebut menunjukkan adanya pada umumnya entitas kementerian negara dan lembaga lebih baik dari pengelolaan laporan keuangan dibandingkan dengan pemerintah daerah. Kondisi seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah pusat untuk lebih mendorong dan meminta pemerintah daerah dalam mengelola laporan keuangan sehingga menjadi lebih baik sebab perolehan opini WTP merupakan salah satu indikator pencapaian good governance dalam pengelolaan keuangan. Secara umum, kualitas laporan keuangan pemerintah semakin meningkat. Ini terlihat dari perolehan opini WTP yang semakin banyak dari 44 entitas di tahun 2009 atau 57% menjadi 64 entitas di tahun 2013 atau 74% untuk pemerintah pusat. Sementara, untuk pemerintah daerah dari tahun 2009, RKPD yang memperoleh opini WTP hanya 3% atau 15 pemerintahan daerah dan di tahun 2013 mencapai 156 pemerintah daerah atau 30%. Meskipun sudah terjadi peningkatan opini WTP, namun pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus terus meningkatkan upayanya untuk bisa mencapai target RPJMN , yakni tahun 2014 ditargetkan WTP untuk kementerian dan lembaga sebesar 100%, dalam kenyataannya baru tercapai 74%. Untuk pemerintah daerah, ditargetkan pencapaian opini WTP 60%, dalam kenyataannya baru 30%. Pimpinan Sidang Paripurna dan hadirin yang kami hormati. Dari pemeriksaan semester II 2014, BPK menemukan masalah yang perlu mendapat perhatian pemerintah pusat. Masalah tersebut, antara lain persiapan pemerintah pusat belum sepenuhnya efektif untuk mendukung penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual 4

6 di tahun Dalam pengelolaan penerimaan negara dari sektor minyak dan gas di Kementerian Keuangan, terdapat masalah penerimaan pajak dari pajak bumi dan bangunan sektor migas. Atas masalah tersebut, BPK tidak dapat melaksanakan pemeriksaan pajak sektor migas sesuai dengan program pemeriksaan yang telah ditetapkan BPK karena BPK tidak memperoleh dokumen yang lengkap sesuai dengan permintaan dokumen yang telah disampaikan kepada Menteri Keuangan. Dari pengujian terbatas yang bisa dilakukan BPK menemukan masalah senilai 1,12 triliun berasal dari potensi PBB migas terhutang minimal sebesar 666,23 miliar dan potensi kekurangan penerimaan PBB migas tahun 2014 minimal sebesar 454,38 miliar. Masih terkait dengan perpajakan, pada semester II 2014, BPK memeriksa DJP (Direktorat Jenderal Pajak) yang meliputi dua objek pemeriksaan, yaitu program Sensus Pajak Nasional atau SPN dan pelaksanaan pelayanan terhadap wajib pajak. BPK tidak dapat melakukan penilaian atas efektivitas program SPN dan efektivitas pelayanan terhadap wajib pajak karena DJP tidak menyampaikan dokumen yang diminta oleh BPK, tidak dapat melaksanakan prosedur pemeriksaan karena pada akhir pemeriksaan, BPK tidak memperoleh seluruh data dan informasi yang diminta kepada Menteri Keuangan. Atas adanya pembatasan pemeriksaan tersebut dalam rangka optimalisasi penerimaan negara dari sektor pajak, BPK meminta dengan hormat kepada DPD untuk mengupayakan pembuatan kebijakan yang memungkinkan BPK dapat melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri. Jika ada pembatasan yang selalu terjadi secara berulang setiap pemeriksaan perpajakan berarti BPK tidak bebas dan tidak mandiri lagi. Jelas sekali hal ini sangat tidak sesuai dengan perintah konstitusi dan bisa menghambat optimalisasi penerimaan negara. Dari pemeriksaan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BPK menemukan 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk terhenti karena izin kontrak tahun jamak tidak diperpanjang. Akibatnya, hasil proyek yang belum selesai senilai 5,38 triliun tidak dapat dimanfaatkan dan terdapat kerugian negara senilai 562,66 miliar atas sisa uang muka yang tidak dikembalikan oleh para penyedia barang jasa tersebut. Hal ini terjadi karena Menteri Keuangan kurang cermat dalam memberikan izin kontrak tahun jamak untuk proyek-proyek tersebut. Pimpinan dan Anggota DPD yang saya muliakan. Pada semester II 2014 BPK memeriksa 37 objek pemeriksaan BUMN dan badan lainnya. Dari pemeriksaan atas laporan keuangan Badan Pengelolaan Dana Abadi Umat, BPK memberikan opini WDP kepada laporan keuangan BP Dana Abadi Umat tahun 2011, 2012, dan Laporan keuangan BP Dana Abadi Umat menunjukkan total aset per 31 Desember 2013 sebesar 2,45 triliun. Dari pemeriksaan tersebut, BPK menemukan masalah, diantaranya aset-aset yang dibeli dari Dana Abadi Umat tidak dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangannya. Terdapat aset yang belum dapat ditelusuri keberadaannya dan aset tidak dilengkapi dengan bukti kepemilikan. BPK juga menemukan penyertaan saham Dana Abadi Umat di rumah sakit haji belum berstatus dan nilainya, belum jelas status dan nilainya, serta belum dicatat atau diungkapkan dalam laporan keuangannya. Dalam pemeriksaan atas BUMN PT. Pengembangan Armada Niaga Nasional (PT. PANN), BPK menemukan kerugian senilai 55,05 miliar dari pembiayaan anja piutang fiktif sehingga piutang tersebut macet. BPK merekomendasikan menteri BUMN meminta pertanggungjawaban Direksi PT. PANN serta jajarannya yang diindikasikan terlibat dalam menyusun skema Anja piutang. Untuk pemeriksaan atas tata kelola kegiatan hulu migas oleh SKK Migas, BPK menemukan masalah lain, ketidakpatuhan K3S terhadap ketentuan cost recovery yaitu dengan membebankan biaya-biaya yang tidak sepantasnya dibebankan ke dalam cost recovery, kewajiban K3S kepada pemerintah atas over lifting tahun 2013 belum 5

7 dilunasi, penjualan kondensat belum dibayar pembeli. Hal tersebut mengakibatkan kekurangan penerimaan negara senilai 6,19 triliun. Pimpinan dan anggota DPD. Pada semester II tahun 2014 BPK memeriksa 68 LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) yang baru diterima laporannya pada semester II 2014 setelah melewati ketentuan. Sesuai dengan ketentuan Pasal 56 Ayat (3) Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, laporan keuangan harus sudah disiapkan kepada BPK paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir atau paling lambat pada akhir bulan Maret. Atas masih adanya keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut, BPK terus mendorong kepada pemerintah pusat untuk bisa menyelesaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Kami mungkin merekomendasikan untuk memberikan semacam punishment dan itu kami serahkan kepada DPD RI. Jumlah pemerintah daerah sampai dengan semester I 2014 adalah 542. Namun dari jumlah tersebut yang telah menyusun LKPD tahun 2013 hanya 524 pemerintah daerah. Total aset 524 LKPD pada tahun 2013 senilai 2,006 triliun total kewajiban senilai 21,04 triliun dan total equitas senilai 1990,75 triliun sedangkan total pendapatan dan belanja tahun 2013 adalah senilai 726,56 triliun dan senilai 709,77 triliun. Dengan jumlah aset equitas pendapatan dan belanja yang besar tersebut, pemerintah daerah memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan di daerah. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah daerah dapat mengelola dan mengadministrasikan keuangannya dengan baik dan benar yang diukur dengan indikator perolehan opini WTP dan pengunaan keuangan negara yang ekonomis, efisien dan efektif. Dalam 5 tahun terakhir, opini atas laporan keuangan sudah semakin baik. Secara keseluruhan tahun 2009 baru ada 15 pemerintah daerah atau 3% yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, sedangkan pada tahun 2013 jumlahnya mencapai 156 pemerintah daerah atau 30% dari total pemerintah daerah yang mencapai opini WTP. Kemajuan ini patut mendapat apresiasi meskipun harus terus didorong untuk semakin maju seperti halnya kemajuan di kementerian dan lembaga. Jika dilihat dari tingkat pemerintahan, pemerintah provinsi mempunyai kemajuan yang lebih baik diikuti oleh pemerintah kota dan kemudian pemerintah kabupaten. Pada tahun 2009, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota masing-masing memperoleh opini WTP sebanyak 3%, 2%, dan 7%. Pada tahun 2013, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota meningkat menjadi 48%, 26%, dan 38% dan umumnya LKPD belum memperoleh opini WTP karena masih ada kelemahan-kelemahan seperti persediaan tidak ditatausahakan dengan baik, tidak ada stock opname dan kartu persediaan, pengelolaan aset tetap masih lemah, yaitu tidak diketahui keberadaannya, tidak ada bukti kepemilikan, dan tidak ada nilainya, penatausahaan kas masih lemah, yaitu kas tidak ada di bendahara, kas belum di setor ke kas daerah, dan pertanggungjawaban realisasi anggaran belanja barang dan jasa tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Selain masalah tersebut, BPK juga menemukan masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian. Masalahnya, antara lain sistem pengelolaan aset tetap dalam mendukung penyusunan laporan keuangan tidak memadai, penggunaan sistem aplikasi komputer belum optimal dalam mendukung pengelolaan keuangan, aplikasi Simda barang milik daerah belum sepenuhnya siap dalam menunjang pencatatan akutansi berbasis akrual dan persiapan pemerintah daerah dalam menerapkan laporan keuangan berbasis akrual belum memadai. Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah, BPK menemukan antara lain ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian daerah senilai 285,78 miliar yang terjadi di 68 pemerintah daerah. Kerugian tersebut karena belanja tidak sesuai ketentuan, kekurangan volume pekerjaan, dan kelebihan pembayaran atas belanja modal, serta biaya perjalanan dinas dan pembayaran honorarium yang melebihi standar yang ditetapkan. Masalah tersebut, antara lain pencairan rekening kas daerah tahun 2013 tanpa menggunakan surat perintah pencairan dana SP2D senilai 35 miliar di Kabupaten 6

8 Mamberano Raya dan pengeluaran belanja barang dan jasa tidak sesuai ketentuan senilai 8 miliar di Sulawesi Utara. BPK juga menemukan potensi kerugian daerah senilai 1,29 triliun yang terjadi di 43 pemerintah daerah karena aset berupa mesin, peralatan dan aset lainnya tidak diketahui keberadaanya. Dalam masalah ini, Bokota Palangkaraya mengalami potensi kerugian paling besar, yaitu sebesar 1,18 triliun. Dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu BPDT, BPK menemukan masalah dalam pengelolaan pendapatan daerah. Terdapat kekurangan penerimaan di 27 pemerintah daerah senilai 132,23 miliar meliputi antara lain penerimaan negara, daerah yang belum diterima disetor ke kas negara atau daerah dan pengenaan tarif pajak pendapatan negara bukan pajak yang lebih rendah dari ketentuan. Dalam pengelolaan belanja daerah, BPK menemukan antara lain kekurangan volume pekerjaan, kelebihan pembayaran, belanja tidak sesuai dengan ketentuan, dan spesifikasi barang tidak sesuai dengan kontrak, yaitu sebesar 275,52 miliar. Dari pemeriksaan pengelolaan BPD dan BPR, BPK menemukan proses pemberian kredit tanpa didukung analisis kredit yang memadai, ada pinjaman yang nilai agunannya di bawah nilai pinjaman, jaminan tidak disertai dengan surat kuasa membebankan hak tanggungan, dan dana pinjaman digunakan tidak sesuai dengan perjanjian, hal ini mengakibatkan potensi kerugian BPD dan BPR senilai 151,80 miliar. Selain hasil pemeriksaan tersebut, dalam pemeriksaan kinerja atas penyediaan air bersih pada 103 pemerintah daerah, BPK menyimpulkan pada umumnya penyediaan air bersih melalui PDAM pada pemerintah daerah belum mencapai target. Masalah yang perlu menjadi perhatian, antara lain pemerintah daerah belum menetapkan kebijakan dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum dalam bentuk dokumen yang ditetapkan peraturan daerah. PDAM belum memiliki database pelanggan yang akurat dan mutakhir, pemerintah daerah tidak melakukan fit dan proper test dalam perekrutan calon direksi PDAM, dan upaya menurunkan tingkat kehilangan air belum dilaksanakan baik. BPK juga melakukan pemeriksaan kinerja atas program penanggulangan kemiskinan, salah satu program anggaran untuk rakyat menuju sejahtera (anggur merah) pada pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengelolaan program pembangunan desa Kelurahan Mandaili tersebut belum dilaksanakan secara efektif dalam mendukung pengurangan angka kemiskinan di provinsi NTT. Hal ini disebabkan dana yang terlalu kecil, jenis usaha yang membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan adanya informasi dana tersebut merupakan hibah atau tidak perlu dikembalikan, tidak ada pengaturan tentang sanksi atas keterlambatan, atau tidak dikembalikannya pinjaman dana, dan kelompok masyarakat yang belum menerapkan sistem usaha bersama. Salah satu sumber penghasilan asli daerah adalah pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, PBB P2. PBB P2 adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan dan atau bangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang mengatur hal yang fundamental yaitu dialihkannya PBB P2 menjadi pajak daerah. BPK melakukan pemeriksaan kinerja atas pengelolaan PBB P2 dengan tujuan untuk menilai efektivitas kegiatan pendataan objek dan piutang PBB P2 pada Dispenda. Hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa kegiataan pendataan objek dan piutang PBB P2 belum efektif. Masalah yang utama adalah data objek pajak PBB P2 yang dimiliki oleh Dispenda belum akurat. Atas masalah tersebut, BPK merekomendasikan kepada para kepala daerah agar memerintahkan kepala Dispenda untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pengelolaan data PBB P2 secara optimal, termasuk pembuatan peta blog. Pimpinan Sidang dan para hadirin yang saya muliakan. Pada periode , BPK menyampaikan rekomendasi yang bernilai 77,61 triliun kepada entitas yang diperiksa. Tindak lanjutnya adalah sebanyak rekomendasi atau 55,56% atau senilai 26,30 triliun telah tindaklanjuti dengan sesuai 7

9 rekomendasi rekomendasi atau sebesar 27,21% yang angkat absolutnya 36,97 triliun belum sesuai dan atau dalam proses tindak lanjut rekomendasi yang bernilai 13,83 triliun belum ditindaklanjuti dan 353 rekomendasi senilai 516,67 miliar tidak dapat ditindaklanjuti. Tindak lanjut berupa penyerahan aset dan atau penyetoran ke kas negara daerah dan perusahaan secara kumulatif di tahun 2010 sampai 2014 adalah sebesar 16,05 triliun dari total rekomendasi yaitu sekitar 20,08%. Di antara penyetoran penyerahan aset sebesar 16,05 triliun tersebut terdapat penyetoran penyerahan aset pada semester II tahun 2014 atas rekomendasi yang nilainya 3,35 triliun. Jumlah penyetoran kas penyerahan hasil tersebut merupakan jumlah uang aset negara yang berhasil diselamatkan oleh BPK. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk menjamin pembayaran kerugian negara daerah, BPK berwenang memantau penyelesaian kerugian negara daerah. {emantauan dilakukan terhadap data kerugian negara daerah yang berupa tuntutan ganti rugi terhadap bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, pihak ketiga pengelola BUMN, BUMD, dan pengelola badan lainnya. Pada periode 2003 sampai semester I 2014 BPK memantau kasus kerugian negara atau daerah senilai Rp4,01 triliun dengan tingkat penyelesaian kasus telah diangsur, yang nilai angsurannya sebesar 332,71 miliar, kasus telah dilunasi nilainya sebesar Rp210,68 miliar, dan 127 kasus dihapus senilai Rp7,42 miliar. Sisa kerugian negara daerah sampai semester I 2014 sebanyak kasus senilai Rp3,46 triliun. Pada periode BPK menyampaikan temuan pemeriksaan yang mengandung unsur pidana kepada instansi yang berwenang atau penegak hukum sebesar 227 surat yang memuat 442 temuan senilai Rp43,83 triliun. Dari 442 temuan tersebut instansi yang berwenang telah menindaklanjuti sebanyak 377 temuan atau 85,29% terdiri atas sebanyak 40 temuan berupa pelimpahan, 92 temuan penyelidikan, 66 temuan penyidikan, 23 temuan penuntutan dan persidangan, 131 temuan telah diputus pengadilan, 15 temuan dihentikan penyidikannya, dan lain-lainnya sebanyak 10 temuan. Pimpinan DPD dan Anggota DPD yang kami muliakan. Sekali lagi kami ingin menegaskan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur pengelolaan keuangan negara harus dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pengelolaan keuangan negara harus diupayakan memperoleh opini WTP atas laporan keuangannya dan mengelola keuangan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Dengan demikian, setiap rupiah yang dikeluarkan oleh negara digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan transparan serta harus mampu meningkatkan kemakmuran rakyat seluruh Indonesia setiap tahunnya. Demikianlah hal-hal yang kami sampaikan dalam Sidang Paripurna DPD yang terhormat ini, kami berharap informasi yang kami sampaikan dalam ikhtisar hasil pemeriksaan semester dan laporan hasil pemeriksaan BPK semester II 2014 dapat mendukung tugas dan wewenang DPD sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BPK selalu membuka diri pada Pimpinan dan Anggota untuk mendalami temuan-temuan yang kami sampaikan. Kami membuka diri setiap komite, berkonsultasi dengan kami Pimpinan dan kami akan siap untuk mendatangi DPD memberikan informasi lebih lanjut. Demikianlah laporan kami pada sidang DPD yang kami hormati ini. Terakhir, Wabilahitofiq wal hidayah. Wassalammu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 8

10 PEMBICARA: MC Penandatanganan berita acara penyerahan hasil pemeriksaan oleh Ketua DPD RI dan Ketua BPK RI. Pimpinan DPD RI beserta Pimpinan BPK RI disilakan menuju tempat yang telah disiapkan. Dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan semester II tahun 2014 dari Ketua BPK RI kepada Ketua DPD RI. Pimpinan DPD RI beserta Pimpinan BPK RI dipersilakan menuju tempat yang telah disiapkan. PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI) Sidang Dewan Yang Mulia. Tadi kita telah mendengarkan laporan daripada penyerahan iktisar pemeriksaan semester II yang disampaikan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang tadi telah secara resmi kita terima dan tentu secara khusus nanti akan kami pelajari dan nanti akan ditindaklanjuti melalui Komite IV dan Badan Akuntabilitas Publik, dan masukan tersebut juga akan menjadi bahan dalam menyusun pertimbangan DPD atas rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan APBN. Sidang Dewan yang berbahagia. Dari penjelasan Ketua BPK tadi kita mengetahui laporan pemeriksaan semester II tahun 2014 ini memuat hasil pemantauan tindaklanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dan hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara dan daerah. Tadi kita kita telah mendengar dengan jelas ya beberapa temuan yang tidak ingin saya ulangi kembali ya, cukup jelas dan untuk itu nanti dari hasil pemeriksaan BPK tersebut ya, sebagai wakil daerah tertentu perlu menaruh perhatian terhadap beberapa kasus pemeriksaan terhadap kementrian yang menjadi partner kerja DPD, diluar apa yang disampaikan tadi, yaitu : 1. Mengenai kasus swasembada kedelai di Kementrian Pertanian. 2. Penerapan SAP berbasis akural di Kementerian Keuangan. 3. Pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia. 4. Penerimaan migas di Kementrian Keuangan. 5. Penerimaan nonmigas juga di Kementerian Keuangan. 6. Belanja infrastruktur di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 7. Pengelolaan pendapatan negara bukan pajak dan juga aset badan layanan umum untuk pendidikan tinggi. Dan juga pada semester II tahun 2014 dimana tadi dijelaskan BPK telah memeriksa 479 objek pemeriksaan di pemerintahan daerah termasuk badan usaha milik daerah yang terdiri dari 69 pemeriksaan laporan keuangan, 181 pemeriksaan kinerja, dan 229 pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Dari hasil pemeriksaan ini BPK memberikan catatan yang perlu kita perhatikan sebagai bahan evaluasi pengelolaan keuangan daerah yaitu yang pertama LKPD tahun 2013 telah diperiksa oleh BPK dengan hasil 156 LKPD yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, di mana 311 LKPD memperoleh opini WDP, kemudian 11 LKPD memperoleh opini tanpa TW, tanpa apa itu. PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI) Tidak wajar. 9

11 PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI) Tidak wajar maksudnya dan 46 LKPD memperoleh opini TMP (Tidak Memberikan Pendapat) di mana BPK memberika opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelas atas LKPDAM Kota Padang tahun 2013, yang kedua penyediaan air bersih di 103 pemerintah daerah belum mencapai target dan pemerintah daerah yang diperiksa belum melakukan penurunan kehilangan air dengan baik. Ini tentu harus menjadi perhatian yang serius buat kita khususnya masalah sumber daya air ini. Yang ketiga yaitu program pembangunan desa Kelurahan Mandiri anggaran untuk rakyat menuju sejahtera di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang belum dilaksanakan secara efektif dalam mendukung pengurangan angka kemiskinan. Yang keempat, pengurangan pendapatan daerah di 27 pemerintah daerah yang mengakibatkan kekurangan penerimaan daerah atau negara senilai 132,23 miliar. Yang kelima, kekurangan volume pekerjaan pembangunan, pelabuhan infrastruktur bangunan gedung, jalan dan jembatan yang mengakibatnya kerugian daerah senilai 135,75 miliar, dan keenam tentu hasil daerah senilai 971,70 miliar dikuasai pihak lain yang tidak dapat ditelusuri, yang juga tidak diketahui keberadaannya hilang dan belum diproses lebih lanjut. Selain itu pada IHPS 2 tahun 2014 BPK juga memeriksa 37 objek pemeriksaaan di BUMN dan badan lainnya. Pemeriksaan tersebut terdiri 4 pemeriksaan laporan keuangan badan lainnya, 8 pemeriksaan kinerja dan 25 pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Hasil pemeriksaan mengungkapkan 493 temuan yang didalamnya terdapat 251 permasalahan kelemahan SPI dan juga 451 ketidakpatuhan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-Undangan senilai 8,66 triliun. Dari berbagai laporan yang telah sampaikan tadi kami meminta kepada segenap Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk menjadikannya sebuah catatan penting ini sebagai bahan pelaksanaan tugas kita di daerah. Dengan laporan yang ada diharapkan setiap Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menindaklanjuti rekomendasi dari BPK demi terwujud tata kelola keuangan pemerintah yang transparan dan akuntable. Inilah salah satu tugas konstitusi kita, dan tentu kita tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Badan Pemeriksa Keuangan atas kerjasama kita yang terbina baik selama ini, sekali lagi terima kasih dan semoga Allah SWT meridoi berbagai langkah kerja BPK dan DPD RI. Semoga kerjasama ini dapat lebih terjalin lebih baik lagi sehingga dapat menyelenggarakan pengelolaan dan petunjuk keuangan negara yang lebih baik ke depannya. Dengan cara bersama seperti inilah kita akan mampu mengangkat dan membedah hal yang harus kita perbaiki dalam penyelenggaran negara yang kita cintai sebagaimana tadi yang telah disampaikan oleh Ketua BPK ya, yang mempersilakan setiap Anggota DPD maupun komite untuk berinteraksi, kalau ada hal-hal yang ingin ditindaklanjuti ya dengan ditemukan sebagai tugas kita. Berkenaan dengan itu berdasarkan ketentuan peraturan tata tertib DPD perlu menugasi Komite IV dan Badan Akuntabilitas Publik untuk untuk membahas hasil pemeriksaan BPK tersebut, yang mana selanjutnya sebagai bahan pembahasan kami akan menyerahkan ikhtisar hasil pemeriksaan BPK Republik Indonesia semester II tahun 2014 kepada Pimpinan Komite IV dan juga kepada Badan Akuntabilitas Publik. Untuk itu kami persilakan dari Pimpinan Komite IV dan BAP untuk segera ke meja Pimpinan untuk bisa menerima secara seremoni laporan yang simbolis maksud kami untuk ditindaklanjuti. Silakan BAP. Demikianlah Bapak-Ibu yang anggota yang saya hormati. Kita telah menyelesaikan agenda sidang kali ini sebelum menutup Sidang Paripurna luar biasa ini kami perlu mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-11 Masa Sidang ke-3 DPD RI ini hanya berlangsung pada tanggal 17 April dengan agenda laporan perkembangan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD RI sekaligus juga menutup Masa Sidang ke III 10

12 Tahun Sidang 2014 kami sekali lagi menghimbau, agar waktu tersingkat ini dapat kita gunakan secara efisien dan seefektif mungkin untuk kita bisa kita menghasilkan kerja-kerja politik yang maksimal bagi kepentingan rakyat dan daerah yang kita wakili. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, Sidang Paripurna luar biasa ke-2 ini kami tutup. Wabillahi taufiq walhidayah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om shanti shanti shanti om. KETOK 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB 11

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2015-2016 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas RahmatNya pada pagi hari ini, untuk

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015 SURABAYA, 13

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA SAMBUTAN ANGGOTA V PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat

Lebih terperinci

Kata Sambutan Kepala Badan

Kata Sambutan Kepala Badan Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

Kepala Auditorat V.A

Kepala Auditorat V.A Kepala Auditorat V.A 1 UUD 1945 UU No 17/2003 Keuangan Negara UU No 1/2004 Perbendaharan Negara UU No 15/2004 Pemerikasaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab KN UU No 15/2006 Badan Pemeriksa Keuangan UUD 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 24 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Runtuhnya rezim orde baru memabawa pengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat indonesia. Salah satu faktor yang meyebabkan hal

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014 2015 I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat 2. Tanggal : 5 Desember 2014 3. Waktu : 13:34:27

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ------------------ LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jumat,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE-64 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17 JANUARI 2011 Yth. Wakil Ketua BPK dan Para Anggota BPK, Yth.

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia. SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KOTA MATARAM DAN WALIKOTA MATARAM TANGGAL 27 MEI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Yth. Gubernur Sumatera Utara Yth.

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013

Lebih terperinci

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat terutama dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA w BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TANGGAL

Lebih terperinci

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT www.timorexpress.com Kupang, beritalima Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menghargai berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi NTT dalam

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL DAN LAPORAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. audit, hal ini tercantum pada bagian keempat Undang-Undang Nomor 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. audit, hal ini tercantum pada bagian keempat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I di dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, ruang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2013 2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PADA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2009 TANGGAL 18 JUNI 2009 Yth. Ketua, Wakil Ketua,

Lebih terperinci

BAB II Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD. BAB III Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pada BUMN dan Badan Lainnya

BAB II Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD. BAB III Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pada BUMN dan Badan Lainnya Daftar si Hal i ii iv v vii 1 81 149 183 207 215 227 Judul Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II 2014 BAB I Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah

Lebih terperinci

PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH DAERAH 1. Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A.

PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH DAERAH 1. Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A. PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH DAERAH 1 Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A. (Ketua BPK RI) Pendahuluan Saya memberikan apresiasi dan menyambut dengan baik Kuliah

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat Yth. Gubernur

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2014 2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari :

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/14/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2011-2012 I. KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/4/2011 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2011-2012 I. KETERANGAN

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No.112, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOLIKARA, KABUPATEN SUPIORI DAN KABUPATEN MIMIKA

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH Dosen Pengampu : H. Sutrisno, SE, M.Si. Disusun Oleh : 1. Qomariyah (12030086) 2. Arum widiharti (12030090) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI - Penyampaian LHP LKPP Tahun 2015, Jakarta, 6 Juni 2016 Senin, 06 Juni 2016

Sambutan Presiden RI - Penyampaian LHP LKPP Tahun 2015, Jakarta, 6 Juni 2016 Senin, 06 Juni 2016 Sambutan Presiden RI - Penyampaian LHP LKPP Tahun 2015, Jakarta, 6 Juni 2016 Senin, 06 Juni 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada sistem keuangan yang diterapkan Indonesia pada masa orde baru yaitu: (1) kelemahan dalam design

Lebih terperinci

AKTUALISASI PERAN BPK DALAM MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1

AKTUALISASI PERAN BPK DALAM MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1 AKTUALISASI PERAN BPK DALAM MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1 Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A. (Ketua BPK RI) Pendahuluan Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi acara

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-1/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

Lebih terperinci

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK. Blitar, 30 September

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK. Blitar, 30 September Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK Blitar, 30 September 2016 1 UUD 1945 Ayat (1) Pasal 23 E UU No 17/2003 Keuangan Negara UU No 1/2004 Perbendaharan Negara UU No 15/2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyusunan laporan keuangan merupakan proses terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui bagaimana kinerja atau eksistensi suatu organisasi dalam

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sektor publik di Indonesia sekarang ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan. Salah satu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). kewajaran dari laporan keuangan pemerintah yang telah diperiksa.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). kewajaran dari laporan keuangan pemerintah yang telah diperiksa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bentuk nyata dari kinerja pemerintah daerah yaitu dengan adanya berbagai fasilitas yang telah dibangun hingga masyarakat merasa nyaman, aman dan sejahterah

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA

Lebih terperinci

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya. SAMBUTAN PADA ACARA PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA BPK RI DENGAN DPRD PROVINSI/KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TENTANG TATA CARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI KEPADA DPRD PROPINSI/KAB/KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 1 LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Bapak

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003 PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003 Dibacakan Oleh : SHIDKI WAHAB Nomor Anggota A-102 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA PEMERINTAH DAERAH DAN BUMD. BAB III IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA BUMN DAN BADAN LAINNYA

BAB II IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA PEMERINTAH DAERAH DAN BUMD. BAB III IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA BUMN DAN BADAN LAINNYA BAB II IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA PEMERINTAH DAERAH DAN BUMD. BAB III IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN PADA BUMN DAN BADAN LAINNYA Daftar si Hal Judul i ii iv v vii Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI HASIL PEMBICARAAN TINGKAT I/PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TAHUN ANGGARAN 2004 Jakarta, 7 Desember 2006 Assalamu

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa : 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi, telah menyebabkan tuntutan yang beragam tentang pengelolaan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN Badan Pemeriksa Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN IHPS II Tahun 2013 i ii iii iv i BAB 1 Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan 1 BAB 2 Resume Pemeriksaan Keuangan Semester

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH OLEH TAUFIEQURACHMAN RUKI ANGGOTA II BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Hotel Bidakara, 1 Maret 2011 PAKET UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR TTG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 Yth. Gubernur Provinsi Jambi; Yth. Saudara-Saudara Anggota Muspida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya telah digantikan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah di Indonesia saat ini masih berupaya meningkatkan reformasi pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang mewakili Yth. Gubernur

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007 ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007 Abstrak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali memberikan opini disclaimer atas Laporan Keuangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pelaksanaan tugas audit atas laporan keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan keuangan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan otonomi daerah yang telah berjalan sejak tahun 1999-an

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan otonomi daerah yang telah berjalan sejak tahun 1999-an BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang telah berjalan sejak tahun 1999-an memiliki implikasi pada kewenangan daerah dalam mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan. Daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KABUPATEN DOMPU DAN BUPATI DOMPU TANGGAL 27 JUNI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pemaparan LHP-LKPP, Jakarta, tgl 5 Juni 2015 Jumat, 05 Juni 2015

Sambutan Presiden RI pd Pemaparan LHP-LKPP, Jakarta, tgl 5 Juni 2015 Jumat, 05 Juni 2015 Sambutan Presiden RI pd Pemaparan LHP-LKPP, Jakarta, tgl 5 Juni 2015 Jumat, 05 Juni 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMAPARAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota/kabupaten di provinsi Jawa Barat tergolong dalam keadaan yang berkembang dengan baik dari segi ekonomi. Dengan kondisi perekonomian yang cukup

Lebih terperinci

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya www.beritalima.com Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akhirnya meraih predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk pertama kalinya bagi Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Keputusan BPK RI Nomor : /K/I-XIII./ / Tanggal: September Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BULETIN TEKNIS NOMOR 0 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 0 0 0 WTP WDP TW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat di dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memajukan pembangunan masyarakat yang makmur dan sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Lebih terperinci