Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni
|
|
- Vera Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku, Arsitektur, Teknik, Universitas Sam Ratulangi. (2) Perancangan Arsitektur, Estetika, Arsitektur, Teknik, Universitas Sam Ratulangi. (3) Perancangan Arsitektur, Studio Arsitektur, Arsitektur, Teknik, Universitas Sam Ratulangi. Abstrak Pemerataan pembangunan merupakan hal yang penting diperhatikan oleh pemerintah, karena setiap manusia (masyarakat) memiliki hak yang sama tanpa membedakan status sosial ekonomi, termasuk hak untuk memiliki rumah tinggal yang sehat dan nyaman. Olehnya itu hingga saat ini pemerintah terus berupaya untuk menyediakan rumah subsidi yang notabene dianggap sudah layak (sehat dan aman) bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi mengengah ke bawah tersebut, rumah sehat dan nyaman nyaris sulit dipenuhi. Hal yang paling lazim terjadi adalah seiring dengan tuntutan kebutuhan ruang mendorong penghuni melakukan perilaku adjustment (penyesuaian) dengan merubah kondisi rumah asli. Akan tetapi baynyak bukti berkembang bahwa perubahan rumah yang terjadi umumnya justru menjadikan rumah cenderung tidak sehat, misalnya ; 1). Pencahayaan yang masuk ke dalam ruang tidak cukup, 2). Penghawaan yang tidak mengalir, 3). Tidak adanya halaman (ruang terbuka) yang memadai dan notabene menyebabkan tidak ada resapan air hujan, dan lain sebagainya. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin dapat berdampak pada menurunnya kualitas kehidupan penghuni. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perubahan rumah tinggal subsidi dan dampaknya bagi kenyamanan penghuni ditinjau dari aspek fungsi dan aspek perilaku. Kata-kunci : kinerja, penghuni, pola perubahan, rumah Pengantar Rumah merupakan bangunan untuk tempat tinggal yangsecara nyata memenuhi kebutuhan fisiologis manusia agar senantiasa terlindungi dan terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak diinginkan termasuk kegiatannya dan ganguan musuh. Selain itu rumah juga memenuhi fungsi sosial, fungsi estetis bahkan merupakan objek yang efektif untuk pengaktualisasikan diri di dalam suatu lingkungan. Sejalan dengan eksistensi manusia yang umumnya dinamis, rumah pun umumnya mengalami perubahan-perubahan mengikuti kebutuhan dan keinginan sang pemilik. Akan tetapi perubahan yang terjadi cenderung tidak didasari oleh kaidah-kaidah arsitektural. Kondisi ini umumnya terjadi pada rumah subsidi bagi masyarakat ber-penghasilan menengah ke bawah. Umumnya penghuni nyaris tidak menyadari bahwa melakukan perubahan pada hunian yang tidak berlandaskan pada kaidah arsitektur, sesung-guhnya juga dapat berdampak negatif bagi penghuni itu sendiri. Peluang terjadinya hal tersebut sangat dimungkinkan, akibat minim atau bahkan tidak adanya pengetahuan penghuni di bidang arsitektur, dan ketidak-mampuan menggunakan jasa arsitek untuk medesain rumah yang akan dikembangkan. Fenomena perubahan rumah pada rumah subsidi yang terjadi umumnya justru menjadikan rumah cenderung tidak sehat, misalnya ; 1). Pencahayaan yang masuk ke dalam ruang tidak cukup, 2). Penghawaan yang tidak mengalir, 3). Tidak adanya halaman (ruang terbuka) yang memadai dan notabene menyebabkan tidak ada resapan air hujan, dan lain sebagainya. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin dapat berdampak pada menurunnya kualitas kehidupan penghuni. Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi informasi bahkan panduan bagi : 1. Masyarakat khususnya bagi strata menengah ke bawah dalam hal Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 G 191
2 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan dampaknya Bagi kenyamanan Penghuni pengembangan hunian, 2. Pengembang (developer) dalam hal pengaturan pola perumahan dan orientasi rumah tinggal di dalamnya, 3. Pemerintah dalam hal aturan pemberian izin membangun (IMB) demi terwujudnya hunian yang nyaman dan sehat, 4. juga manfaat jangka panjang tentunya bagi peningkatan kualitas hidup manusia sebagai aset bangsa. Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga kebtuhan akan rumah mengikuti hukum jenjang kebutuhan (hierarchy of needs). Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima jenjang. Kelima jenjang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan yang paling dasar dari manusia agar tetap hidup. 2. Kebutuhan rasa aman dan nyaman. 3. Kebutuhan hubungan sosial, antara lain termasuk adanya rasa memiliki dan mencintai. Jenjang ini membuhtuhkan pengakuan hasil akan barang tersebut. 4. Kebutuhan penghargaan terhadap diri sendiri, sehingga dapat memberikan ciri-ciri tertentu pada kebutuhan masyarakat 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, merupakan jenjang kebutuhan tertinggi. Sementara menurut Rapoport (1969), rumah lebih merupakan proses bermukim karena kehadiran dan aktivitas dan pola perilaku manusia. Sehingga rumah dalam suatu ling-kungan permukiman dapat di ungkapkan dengan baik apabila rumah dikaitkan dengan manusia yang menempatinya. Rumah juga merupakan penjelmaan diri pribadi manusia, di mana eksistensi manusia pada umumnya tidak statis melainkan senantiasa berkembang atau mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikiguna memenuhi kebutuhannya, Budiharjo (1987). Hakekat rumah menurut kehidupan manusia menurut Djoko Santoso (dalam Mastutie, 2001), adalah sebagai pusat realisasi kehidupan manusia dan peranannya sebagai tempat menampung, menyalurkan dan mengembangkan usaha serta langkah menuju perbaikan taraf hidup sebagai manusia. Kemampuan manusia untuk mengadaptasikan dirinya pada saat kondisi lingkungan fisik dan kemampuan membentuk rasa rumah mengakibatkan terjadinya variasi konsep perubahan fisik sebuah rumah. Metode Penelitian ini merupakan penelitian terhadap suatu objek fisik, yang secara argumentatif diadaptasikan dari suatu penelitian mengenai fisik lingkungan (rumah) dan non fisik (aktifitas G 192 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 manusia). Perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang dijadikan studi kasus adalah Perumahan Banua Buha Asri yang terletak (BTN Politeknik) di Kelurahan Buha Kecamatan Mappanget. Gambar 1. Gambar udara perumahan posisinya pada kota Manado Untuk penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 10 % dari populasi. Alasan pengambilan sampel nantinya adalah didasari atas pertimbangan Objek yang diteliti sifatnya homogen. Dalam hal ini rumah yang menjadi unit amatan adalah rumah yang dirancang typical oleh pengembang, baik bentuk, dimensi layout, material maupun struktur. Rumah merupakan satuan terkecil dalam lingkungan perumahan yang diteliti, dengan pemilik rumah tersebut disebut sebagai responden guna mencapai gambaran keseluruhan dari populasi. Pemilihan responden dilakukan secara random. Sedangkan untuk memahami aktivitas penghuni adalah seluruh keluarga di dalam rumah, dalam hal ini termasuk bapak, ibu dan anak. Dalam katannya dengan proses pengumpulan data, ada beberapa cara yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu ; 1. Observasi langsung, 2. Wawancara dan 3. Kuesioner Hasil Penelitian Gambaran Umum Objek Penelitian Perumahan BTN Politeknik adalah salah satu perumahan subsidi yang ada di kota Manado, dibangun secara bertahap di lahan seluas kurang lebih 9 Ha di Kelurahan Buha Kecamatan Mapanget sekitar 9 Km dari pusat kota Manado. Perumahan ini berada pada kondisi area perbukitan yang mendapat perlakuan cut (pengupasan) dan fill (timbunan) untuk menyiasati penataan tapak. Identifikasi Perumahan BTN Politeknik Berdasarkan observasi lapangan beberapa hal yang diidentifikasi berkaitan dengan data lingkungan lokasi penelitian adalah sebagai berikut :
3 Tabel 1. Identifikasi Perumahan BTN Politeknik Faizah Mastutie jendela terbuat dari kayu kelapa, sedangkan bukaan jendelanya adalah kaca naco. Meskipun demikian kondisi hunian baik dengan jumlah dan luasan bukaan yang memadai dan luas lahan yang tidak terbangun sangat luas berbanding 65 : 35, sehingga dapat dikategorikan dalam hunian sederhana dan sehat. Denah rumah subsidi Politeknik ini dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4. Denah Rumah Asli Identifikasi Pola Perubahan Rumah Subsidi Kondisi pada Perumahan Kondisi lahan permukiman adalah berkontur dengan kemiringan antara 5 hingga 35 derajat. Garis dan titik- titik kontur dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2. Denah Rumah Asli Pola Sebaran Hunian Lay out dan kondisi perletakan rumah dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3. Lay out perumahan dan Kondisi Perletakan Denah Rumah Tinggal Sebelum Mengalami Perubahan Rumah subsidi Politeknik memiliki luas 40,5 m2 dan berdiri di atas lahan kapling seluas 120 m2. Standart hunian sangat sederhana yakni : material dinding hollow brick, lantai semen pc, atap seng gelombang dan kayu kusen pintu dan Identifikasi perubahan dimaksudkan untuk menggambarkan secara umum perubahan rumah yang terjadi di perumahan subsidi Politeknik. Identifikasi ini juga akan dijadikan sebagai dasar acuan dalam melakukan analisis untuk mengetahui dan memahami bagaimana pola perubahan rumah di perumahan tersebut. Pola perubahan rumah di perumahan subsidi Politeknik diidentifikasi dari 4 aspek perubahan yang mencakup : 1. Luas Pengembangan yaitu perubahan yang dapat diidentifikasi dengan adanya penambahan atau pengurangan luasan lantai rumah. 2. Jumlah Ruang yaitu perubahan yang dapat diidentifikasi dari adanya pemindahan atau penambahan jumlah ruang. 3. Fungsi Ruang yaitu perubahan yang dapat diidentifikasi dari adanya pemindahan atau penambahan fungsi ruang. 4. Orientasi pengembangan perubahan yang diidentifikasi melalui cara penghuni mengembangkan huniannya. Dalam penelitian ini meliputi : pengembangan yang selalu mengacu dan terikat pada posisi perletakan hunian asli. Identifikasi perubahan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 G 193
4 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan dampaknya Bagi kenyamanan Penghuni Tabel 2. Identifikasi Perubahan Rumah setelah mengami perubahan. Orientasi hunian dikatakan berubah jika pengembangannya tidak terpaku pada tiang-tiang (kolom praktis) atau modul pada hunian lama. Dari semua responden, hanya 3 hunian yang orientasinya berubah. Pola 1 Memperluas ruang keluarga dan ruang tamu, menghadirkan dapur dan sebuah kamar tidur. Hirarki ruang sangat jelas dari publik (rg. Tamu), semi publik (rg.keluarga) dan privat (rg. Tidur, servis dapur dan km/wc) baik secara horizontal maupun vertikal. Tabel di atas menjelaskan bahwa perubahan rumah di perumahan subsidi dapat diidentifikasi dari bagian-bagian rumah yang berubah, yaitu perubahan luas, jumlah ruang, fungsi ruang, orientasi pengembangan, hubungan ruang. Mengacu pada tabel di atas, maka berikut ini akan diuraikan penjelasan menyangkut identifikasi perubahan rumah di perumahan subsidi Politeknik. Pada perubahan luas lantai, tabel di atas menunjukkan seluruh rumah mengalami penambahan luas lantai yang cukup signifikan. Ratarata perubahan rumah hampir memanfaatkan seluruh lahan kapling yang disedikan oleh developer dan hanya tersisa sedikit lahan untuk ruang terbuka, itupun hanya terjadi pada beberapa hunian. Penambahan luasan ruang terjadi selain karena penambahan jumlah ruang, juga perluasan ruang yang sudah tersedia dan terasa sempit oleh penghuni, misalnya : ruang tamu. Ada sekitar 50 % lebih atau sejumlah 11 responden yang mengalami perubahan luas yang maksimal yakni di atas 95 m2. Perubahan jumlah ruang nampak sedikit bervariasi, rata-rata responden menambah jumlah ruang 3 hingga 4 ruang, yakni ; kamar tidur, teras, dapur dan ruang keluarga. Penambahan ruang teras terjadi pada setiap hunian, dengan luasan antara 8 m2 hingga 18 m2. Pada perubahan fungsi ruang pada umumnya hanya pada ruang keluarga yang berubah menjadi ruang tamu yang diperluas dari ruang tamu pada rumah sebeluam dirubah, demikian juga dengan kamar mandi yang rata-rata berubah posisi. Hanya 3 responden yang tetap mempertahankan posisi kamar mandi atau tidak merubah posisi maupun menambah luasannya. Tabel di atas juga menunjukkan hampir semua hunian tidak merubah orientasi huniannya G 194 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Pola 2 Pada pola 2 ini hirarki ruang secara vertikal kurang jelas dibanding dengan hirarki horizontalnya. Ada pengelompokan ruang-ruang yang sifatnya servis pada sisi kanan atau kiri rumah asli yang memanfaatkan lahan kosong yang lebih luas. Pola 3 Gambar 5. Pola Perubahan 1 Gambar 6. Pola Perubahan 2 Perubahan Pola 3 ini nyaris sama dengan pola 2 akan tetapi hirarkinya lebih jelas disbanding pola 2. Hanya ada penambahan 1 ruang makan, 1kamar tidur dan dapur pada posisi lahan kosong dan menempatkan carport di depan dapur yang sekaligus berfungsi sebagai teras untuk mewadahi aktivitas ibadah warga.
5 Gambar 7. Pola Perubahan 3 Pola 4 Pola 4 nyaris tidak merubah hunian lama, karena hanya menggeser posisi kamar mandi ke bagian pojok kiri atau kanan dari posisi semula untuk member ruang sirkulasi alternatif ke halaman rumah. Penambahan ruang tidur pada pojok atas dan menghadirkan 1 ruang usaha (toko/warung) dan teras yang posisinya memenuhi seluruh halaman depan dari hunian. Sehingga perumahan yang terjadi cukup maksimal. Gambar 8. Pola Perubahan 4 Analisis dan Interpretasi Kebutuhan Penghuni Abraham Maslow dalam teori Hierarchy of Need nya menyatakan bahwa kebutuhan manusia bertingkat-tingkat manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi diakui dalam dunia psikologi. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Faizah Mastutie Dalam kaitannya dengan realitas perubahan rumah tinggal subsidi pada tataran interaksi yang terjadi antara penghuni dan lingkungannya huniannya pada dasarnya juga ditengarai oleh upaya penghuni dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan huniannya yang baru. Terjadi proses adaptasi (menyesuaikan diri dengan lingkungan) dan proses adjusment (merubah lingkungan agar sesuaikan dengan penghuni) agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap penghuni menyebabkan pola perubahan rumah tinggal juga berbeda-beda. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Perubahan Rumah Tinggal subsidi Faktor-faktor yang mempengaruhi pola perubahan rumah tinggal di perumahan subsidi Politeknik meliputi : a. Faktor Eksternal yakni : 1). Kondisi rumah asli, dan 2). Kondisi lahan yang berkontur. b. Faktor Internalnya yakni : 1). Kebutuhan penghuni akan fungsi ruang tertentu, 2). Ekonomi, 3). Jumlah anggota keluarga, 4). Preferensi dan 5). Faktor Persepsi. Faktor dari luar yang sangat mempengaruhi pola perubahan adalah kondisi pola rumah asli dan kondisi lahan yang berkontur. Karena dua faktor ini dianggap cukup menyulitkan penghuni untuk merubah pola huniannya sehingga pilihan posisi perletakan ruang dan sebagainya terbatas. Sedangkan faktor yang sangat mempengaruhi penghuni dalam merenovasi huniannya adalah faktor ekonomi, sementara kebutuhan ruang untuk mewadahi aktivitas penghuni tidak terelakkan. Olehnya itu pola perubahan yang terjadi dominan mengikuti pola hunian lama, dan memanfaatkan hampir seluruh lahan kapling hunian yang ada. 1. Aktivitas Penguhuni dalam Kaitannya Pola Perubahan a. Aktivitas dan Perwadahan Manusia dalam melakukan aktifitasnya membutuhkan tempat atau wadah. Dasar dari pemilihan tempat tersebut sesungguhnya ber- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 G 195
6 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan dampaknya Bagi kenyamanan Penghuni sumber dari kebutuhan selanjutnya sebagaimana yang dikatakan Maslow dalam jenjang kebutuhan (hierarchy of need). Manakala tempat tersebut tidak tersedia maka yang terjadi adalah manusia akan memanfaatkan apa yang ada di lingkungannya. Demikian halnya yang terjadi pada rumah tinggal subsidi Aktifitas dalam kaitannya dengan perwadahan berbanding lurus dengan jumlah penghuni. Misalnya ; semakin banyak dan beragam kebutuhan penghuni, maka kebutuhan ruang juga semakin banyak. Penghuni yang memiliki anak lebih dari 2 dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, tentunya membutuhkan kamar tidur lebih dari kamar tidur yang ada sebelumnya (2 buah), atau kamar mandi lebih sehingga efektifitas dalam melaksanakan aktivitas MCK tercapai. b. Aktivitas untuk memenuhi kenyamanan Hampir semua responden merasa cukup nyaman secara fungsi setelah mengembangkan huniannya dibanding ketika belum dirubah. Meskipun secara teknis di atas 75 % dari sejumlah pola perubahan rumah belum memenuhi standart dalam hal penghawaan (pengaliran udara yang cukup) dan pencahayaan, mereka masih cukup merasa nyaman, salah satu alasannya karena dapat memanfaatkan teras yang besar atau ruang tamu untuk bersantai atau tidur-tiduran di siang hari saat suhu di dalam rumah khususnya kamar tinggi. Sebagian responden sudah mengantisipasi dengan menggunakan penghawaan buatan. Kesimpulan Beberapa pokok kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perilaku penghuni di perumahan subsidi yang teridentifikasi menunjukkan besarnya peluang lahan kosong pada setiap kapling hunian dimanfaatkan oleh penghuni dalam memenuhi kebutuhan akan wadah untuk melakukan aktivitasnya. Perubahan yang terjadi meliputi 4 pola, dan umumnya perubahannya secara sinambung dan modular (orientasi tetap) dengan mengikuti modul rumah asli yang dibangun oleh develover. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola perubahan meliputi faktor Eksternal dan faktor interna. Faktor Eksternal, yakni : 1). Pola rumah asli, dan 2). Kondisi lahan perumahan yang berkontur, sedangkan faktor internal yakni : 1). 1). Kebutuhan penghuni G 196 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 akan fungsi ruang tertentu, 2). Ekonomi, 3). Jumlah anggota keluarga, 4). Preferensi dan 5). Faktor Persepsi. 3. Pola perubahan yang terjadi pada hakekatnya untuk memenuhi kebutuhan penghuni akan : perwadahan dan kenya-manan privasi baik individu maupun kelompok, tanpa memperhatikan standar kelayakan tersedianya ruang terbuka yang cukup, aliran udara yang baik dan pen-cahayaan yang cukup menerangi ruang-ruang pada rumah tinggal. Daftar Pustaka Budiharjo, Eko, (1987), Percikan Masalah Arsitektur Perumahan dan Perkotaan, Gadjah Mada Djemabut,C, (1986), Perumahan dan Permukiman sebagai Kebutuhan Pokok, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Gifort Robert, (1987), Environment Psycologi, Principle and Practice, Univercity Of Victoria Haryadi dan Setiawan B, (1995), Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Suatu Pengantar ke Teori, Metodlogi dan Aplikasi, Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Habraken,N.J, (1982), Tansformation Of The Site, Cambridge, Massachusetts Summer Leedy, Paul,(1997), Practical Reaseach, Planning and Design, The American University, Prentice Hall, Colombus Ohio Mastutie, Faizah, (2001), Keragaman Pola perubahan Rumah di Permukiman Nelayan Biringkanaya Makassar, Tesis S2, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pemerintah RI, (1992), Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang, Jakarta Rapoport, Amos, (1969), House Form and Culture, Prentice Hall, inc, Engelwood Clifs- New Jersey
Kajian Perilaku Pengguna Jalan di Perumahan Skala Menengah ke Bawah pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Perilaku Pengguna Jalan di Perumahan Skala Menengah ke Bawah pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado Faizah Mastutie (1), Didik Pridjadi (2), Surdjadi
Lebih terperinciSabua Vol.5, No.2: , Agustus 2013 ISSN HASIL PENELITIAN
Sabua Vol.5, No.2: 103-110, Agustus 2013 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN MODEL PENATAAN JALAN DI PERUMAHAN SUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN MENENGAH KE BAWAH PADA AREA BERKONTUR MELALUI PENDEKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi
Lebih terperinciKONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH. Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2
ISSN : 0853-2877 Konsep MODUL Pengolahan vol 16 NO Desain 1 Januari Rumah Juni Tumbuh 2016 KONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2 1) Dosen Prodi Arsitektur
Lebih terperinciRuang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi 3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku, Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya
Lebih terperinciModel Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Model Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciPENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI Vijar Galax Putra Jagat P. 1), Murni Rachmawati 2), dan Bambang Soemardiono 3) 1) Architecture,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar (primer) manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...
DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciKARYA RANCANGAN GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG
KARYA RANCANGAN GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG Lokasi: Jalan Krapyak, Seloboro, Salam, Magelang 56484 Luas bangunan: 288 m 2 PERANCANG: Dr.Eng.
Lebih terperinciBAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK
BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2
Lebih terperinciPENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI Ratna Puspitasari 1 *, Muhammad Faqih 2, Happy Ratna Santosa 3 Pascasarjana Arsitektur,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciSabua Vol.7, No.1: Maret 2015 ISSN HASIL PENELITIAN
Sabua Vol.7, No.1: 413 422 Maret 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN PERUBAHAN RUMAH TIPE DI PERUMAHAN SIMPONY INDAH WATUTUMOU II DAN PERUMAHAN PEMDA KALAWAT MINAHASA UTARA Grace Junita Mokolensang1,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciMeningkat Rumah dengan Praktis dan Tepat Guna Saturday, 06 October 2012 07:01
Meningkat rumah merupakan proses yang cukup pentinguntuk membuat tempat tinggal menjadi lebih nyaman untuk dihuni. Banyak alas an yang dikemukakan mulai dari kebutuhan ruang tambahan untuk beraktivitas
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG
PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Parada Ichwan Parnanda, Herry Santosa, Iwan Wibisono Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pusat Pendididkan Lingkungan Hidup (PPLH) merupakan suatu sistem pembelajaran yang melingkupi berbagai tatanan kehidupan makhluk hidup beserta lingkungannya. Pusat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun
Lebih terperinciBab V Konsep Perancangan
Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.
Lebih terperinciRenovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK
NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 35 Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK Berdasarkan keputusan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciTipologi Rumah Tinggal dengan Harga Rp Juta di Yogyakarta
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Tipologi Tinggal dengan Harga Rp.100-200 Juta di Yogyakarta Aditiyanto Tri Prabowo (1), Muhammad Sani Roychansyah (1) aditiyanto.tri.prabowo@mail.ugm.ac.id (1) Program Strudi S2
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N
BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan
Lebih terperinciSirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.
PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan
Lebih terperinciBAB III PROGRAM PERANCANGAN
29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa
Lebih terperinciPerubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)
Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH MODUL BESARAN RUANG TERHADAP TATA RUANG RUMAH SANGAT SEDERHANA
Pengaruh Modul Besaran Ruang Terhadap Tata Ruang Rumah Sangat Sederhana (Lily Mauliani, Wiwik Sudarwati) PENGARUH MODUL BESARAN RUANG TERHADAP TATA RUANG RUMAH SANGAT SEDERHANA Lily Mauliani 1, Wiwik Sudarwati
Lebih terperinciRUMAH TINGGAL. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn
RUMAH TINGGAL Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn LATAR BELAKANG Rumah adalah sesuatu bangunan yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia karena rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia sebagai
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.
Lebih terperinci4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : DIAH SEKAR SARI (0951010032) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan
Lebih terperinciAPARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..
Lebih terperinciSTUDI PASCAHUNI RSS BERDASARKAN TINJAUAN ASPEK KEPUASAN PENGHUNI DI KOTA MALANG (STUDI KASUS: RSS CITRAMAS RAYA TIDAR)
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 64-71 STUDI PASCAHUNI RSS BERDASARKAN TINJAUAN ASPEK KEPUASAN PENGHUNI DI KOTA MALANG (STUDI KASUS: RSS CITRAMAS RAYA TIDAR) Titik Poerwati Tri Bhuana Tungga Dewi
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang
Lebih terperinciBentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng Pratiwi Mushar (1), Victor Sampebulu (1) tiwiarch19@gmail.com (1) Labo bahan, struktur dan kontruksi
Lebih terperinciMinggu 2 STUDI BANDING
1 Minggu 2 STUDI BANDING TUJUAN Tujuan dari Studi Banding adalah belajar dari karya-karya arsitektur terdahulu menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya. Dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur,
Lebih terperinciPenggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciUnsur ² Perancangan Ruang : KEBUTUHAN RUANG FUNGSI RUANG KEGIATAN. R u a n g F u n g s i o n a l & S p a t i a l RG. KELUARGA. Rg.
O r g a n i s a s i R u a n g F u n g s i o n a l & S p a t i a l Unsur ² Perancangan Ruang : FUNGSI RUANG KEBUTUHAN RUANG KEGIATAN RG. KELUARGA RG. TIDUR Rg. Duduk bersama Rg. Tidur Santai, duduk², melihat
Lebih terperinciberfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian
Lebih terperinciPENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik
BAB IV PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4. 1 Pendekatan Konsep Dasar Perencanaan 4. 1. 1 Pendekatan Konsep Tata Ruang Makro Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik bangunan
Lebih terperinciBAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN
a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi Daerah Ibukota Yogyakarta mulai dari tahun 2008 yang memiliki jumlah penduduk 374.783 jiwa, pada tahun
Lebih terperincipersonal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.
Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciTATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)
TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo) Dyan Agustin Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN
Lebih terperinciGEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.
ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek
Lebih terperinciBEBERAPA VARIABEL FAKTOR DALAM MENGOPTIMALKAN FUNGSI RUANG DAN LAHAN.PADA RUMAH SEDERHANA (Tipe36/72M²)
BEBERAPA VARIABEL FAKTOR DALAM MENGOPTIMALKAN FUNGSI RUANG DAN LAHAN.PADA RUMAH SEDERHANA (Tipe36/72M²) Lily Syahrial Jurusan Teknik Arsitektur UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Houses has many functions,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciTEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR
OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR Studi Kasus : Rumah Susun Dinas Kepolisian Daerah Bali LATAR BELAKANG Krisis energi Isu Global
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciMinggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI
1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta
Lebih terperinciANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR
ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan
Lebih terperinciMODEL RUMAH BAGI KELUARGA MUDA BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA PALEMBANG BERDASARKAN PREFERENSI DAN PERSPEKTIF PERKEMBANGAN KELUARGA
LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN MODEL RUMAH BAGI KELUARGA MUDA BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA PALEMBANG BERDASARKAN PREFERENSI DAN PERSPEKTIF PERKEMBANGAN KELUARGA Oleh : KETUA : WIENTY TRIYULY, ST, MT ANGGOTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luas wilayah 337,80 KM 2, dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara
Lebih terperinciRUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta
RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang
Lebih terperinciBAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN
BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciASRAMA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR DI SURABAYA. Oleh : Restiana Wulandari ABSTRAKSI
ASRAMA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR DI SURABAYA Oleh : Restiana Wulandari ABSTRAKSI Asrama Mahasiswa UPN secara garis besar adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang belajar di sebuah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang
PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Rumah Susun Bersubsidi Tema : Green Architecture Lokasi : Jl. Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) Kel. Cengkareng Timur -
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri ikut serta dalam munculnya berbagai permasalahan kebutuhan akan hunian, terutama pada tingkat
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciPOLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG
Oleh : Devy Sarah Sahambangun ( Mahasiswa Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ) Fella Warouw ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / Prodi Magister Arsitektur
Lebih terperinciPERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG
Hibah Pengabdian bagi Pembangunan Masyarakat PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG Disusun Oleh: Tim Pengabdi Prodi Arsitektur Anastasia Maurina, ST., MT. Ariani Mandala, ST.,
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 1.1. Peta situasi Penataan masa bangunan berada di penggir site, betuk persegi panjan mengikuti tapak yang ada sehingga bangunan asrama ini bisa memiliki kenyaman dan keindahan tersendiri
Lebih terperinciBAB VII KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 1. Pengembangan pemukiman nelayan di Segara Anakan
BAB VII KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Konsep Dasar Pemikiran 1. Pengembangan pemukiman nelayan di Segara Anakan Cilacap merupakan upaya peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan
Lebih terperinci