Kajian Perilaku Pengguna Jalan di Perumahan Skala Menengah ke Bawah pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Perilaku Pengguna Jalan di Perumahan Skala Menengah ke Bawah pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Perilaku Pengguna Jalan di Perumahan Skala Menengah ke Bawah pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado Faizah Mastutie (1), Didik Pridjadi (2), Surdjadi Supardjo (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi. (2) Perancangan, Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi. (3) Teori Arsitektur, Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi. Abstrak Jalan sebagai salah satu fasilitas lingkungan perumahan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Tidak hanya sebagai sarana sirkulasi dan penghubung antara satu hunian ke hunian lainnya, jalan juga berpeluang sebagai wadah berinteraksi antara penghuni dan umumnya menjadi area bermain yang menyenangkan bagi anak-anak di suatu lingkungan perumahan yang tidak memiliki area terbuka (taman/lapangan bermain). Akan tetapi jika jalan tidak ditata dengan baik dengan mempertimbangkan faktor penggunanya, maka jalan dapat memicu banyak masalah ketidak nyamanan dan hilangnya estetika bahkan terciptanya kualitas lingkungan yang buruk. Bertolak dari pemikiran bahwa interaksi yang baik antara pengguna lingkungan hunian dengan lingkungan hunian (dalam hal ini jalan ) dapat berdampak pada terciptanya lingkungan hunian yang nyaman, maka peneliti memandang penting untuk mengetahui dan memahami perilaku dan pola perilaku pengguna jalan di perumahan kelas menengah ke bawah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemetaan perilaku (behavioral mapping) serta penelusuran jejak fisik (Physical traces). Kata-kunci : Berkontur, Jalan, Perilaku, Perumahan Pengantar Jalansebagai salah satu fasilitas pada suatu lingkungan perumahan, penting untuk diperhatikan keberadaannya dalam perencanaan lingkungan. Perlu dipahami bahwa jalan yang dimaksud tidak hanya harus memenuhi kaidah fisik dan estetika, namun juga pengaturannya agar dapat dipersepsikan dengan baik oleh penggunanya. Keberadaan jalan di perumahan skala menengah ke bawah khususnya pada perumahanperumahan yang terletak di area berkontur, pada kenyataannya belum dapat memenuhi kebutuhan penghuninya. Hal ini dapat diidentifikasi dari menurunnya kualitas kualitas jalan di lingkungan perumahan tersebut setelah dihuni.jika hal tersebut diabaikan, maka dapat berdampak efek psikologis lebih lanjut khususnya bagi penghuni. Kajian ini hendak mengemukakan arahan penataan jalan di lahan berkontur yang nyaman menurut penghuni. Menurut Rapoport (1969), rumah lebih merupakan proses bermukim karena kehadiran dan aktivitas dan pola perilaku manusia. Sehingga rumah dalam suatu lingkungan permukiman dapat di ungkapkan dengan baik apabila rumah dikaitkan dengan manusia yang menempatinya. Rumah juga merupakan penjelmahan diri pribadi manusia, di mana eksistensi manusia pada umumnya tidak statis melainkan selalu berkembang atau mengembangkan diri sesuai potensi di miliki guna memenuhi kebutuhannya, budiharjo (1987). Permukiman (Human Settlement) adalah tempat (ruang) untuk hidup dan berkehidupan bagi kelompok manusia. (Doxiadis, 1971). Permukiman akan selalu berkaitan dengan perumahan. Perumahan (Housing) adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal.sementara menurut UU.No.4 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 C 031 1

2 Kajian Perilaku Pengguna Jalan Di Perumahan Skala Menengah Ke Bawah Pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado tahun 1992 perumahan didefenisikan sebagai kelompok rumah yang berfugsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Menurut Doxiadis, Permukiman (Human Settlement) akan berjalan dengan baik jika terkait dengan beberapa unsure, yaitu : Nature (alam), Man (manusia), Society (kehidupan sosial), Shell (ruang), dan Networks (hubungan). Menurut Unterman dan Small, 1986, di dalam merencanakan perumahan harus memahami berbagai jenis kebutuhan manusia, yaitu : Kebutuhan fungsional, meliputi pergerakan, bekerja, belanja, belajar dan lain-lain. Kebutuhan yang menyenangkan, seperti ; rekreasi, keindahan, ketenangan keamanan, hubungan sosial dan lain-lain. Kebutuhan dengan alam dan lingkungan untuk menumbuhkan perasaan nyaman. Dalam berinteraksi dengan lahan, tanaman dan binatang. C 032 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Dengan demikian perencanaan perumahan dilakukan hendaknya tidak mengabaikan kebutuhan akan pergerakan orang (jalan kaki) maupun kendaraan di dalam perumahan itu sendiri maupun ke luar masuk lingkungan perumahan. Selain itu juga perlu di dukung oleh fasilitas yang memadai. Fasilitas perumahan yang harus disediakan mencakup fasilitas untuk unit persil, ruang terbuka dan sirkulasi. Dari ketiga fasilitas utama tersebut ruang terbuka dan sirkulasi merupakan bagian yang membutuhkan lahan cukup besar serta membutuhkan kenyamanan lingkungan perumahan tersebut. Menurut Untermann dan Small (1986) fasilitas ruang terbuka dibedakan menjadi ruang terbuka untuk komunitas (taman, tempat bermain dan tempat olah raga) dan tempat parkir.rencana perubahan sirkulasi di kemudian hari. Dalam memahami hubungan antara manusia dan lingkungannya Krik (1963) membuat model lingkungan atas 3 (tiga) bagian yang saling berhubungan : a. Lingkungan fenomenal (phenomenal environment), yaitu lingkungan yang terdiri atas kondisi-kondisi eksternal (di luar manusia, makhluk hidup atau benda-benda mati sebagai unit-unit lingkungan). Lingkungan fenomenal ini terbagi atas: lingkungan fenomenal manusia (human phenomenal environment) yang terdiri atas manuisia sebagai objek, dan lingkungan fenomenal fisik (pysikal phenomenal environment) yang terdiri atas objek-objek selain manusia. b. Lingkungan personal (personal environment), yaitu lingkungan yang terdiri atas lingkungan perilaku (behavioral environment) dan lingkungan pengalaman (experential environment). Lingkungan perilaku merupakan imajinasi manusia terhadap lingkungan fenomenalnya, yang selain berdasarkan persepsi stimuli juga dipengaruhi oleh ke-pribadian, sikap, kepercayaan, pembawan, pilihan dan nilai-nilai yang dimiliki dan merupakan lingkungan pengalamannya (terbentuk oleh pengalaman-pengalaman manusia tersebut dimasa lalu). c. Lingkungan kontekstual (contextual environment), yaitu; Lingkungan kontektual yaitu lingkungan dimana manusia memper-oleh pengalaman sebagai anggota keluarga, suku bangsa, klas sosial, bangsa kebudayaan dan kelompok gaya hidupnya. Lingkungan kontekstual ini bersama-sama dengan pembawaannya akan membentuk lingkungan pengalaman manusia tersebut. Jadi menurut krik (1963) sebagai masukan utama di dalam proses interpretasi astimulus untuk membentuk lingkungan pengalaman, lingkungan kontektual mempunyai pengaruh terhadap lingkungan perilaku, oleh karena itu juga menentukan perilaku manusianya yang didasarkan atas imajinasinya. Ketiga lingkungan tersebut saling ber-hubungan satu sama lain. Lingkungan perilaku yang bersifat subjektif (merupakan dasar perilaku manusia) adalah merupakan suatu produk dari stimulus yang berasal dari lingkungan fenomenal yang dimodifikasi oleh lingkungan pengalaman berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan kontekstual. Jadi baik lingkungan fisik (lingkungan fenomenal) maupun lingkungan sosial (lingkungan kontekstual) mempunyai pengaruh terhadap perilaku manusia. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi karaktekter jalan dan masyarakat di perumahan BTN Politeknik

3 2. Menemukan pola perilaku dan atribut perilaku dari proses interaksi antara penghuni dengan jalan di lingkungan huniannya. 3. Merumuskan arahan rancangan jalan di BTN Politeknik. Faizah Mastutie tertutup (closed). Wawancara dilakukan dengan bantuan chek list ditujukan untuk memverifikasi temuan dan dugaan/intrepretasi peneliti. Tujuan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1.Tujuan untuk mendapatkan kesimpulan tentang identitas jalan pada perumahan di lahan berkontur. 2.Tujuan untuk mendapatkan kesimpulan tentang perilaku serta pola perilaku penghuni terhadap jalan di lingkungan huniannya. 3.Tujuan untuk mengembangkan ilmu perencanaan permukiman dan Perumahan dan metode pemetaan perilaku. Metode Dalam katannya dengan proses pengumpulan data, ada beberapa cara yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Observasi langsung Metode ini dilakukan untuk melakukan pengamatan awal objek penelitian, menggambar (layout) setting lingkungan perumahan termasuk melakukan pengkuran-pengukuran aspek ekologi yang terkait dengan kenyamanan pengguna (pengukuran kebisinga, panas, kelembaban, angin dan pencahayaan). 2. Pemetaan perilaku (behavioral Mapping) Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi menenai fenomena perilaku sekelompok manusia dengan sistem spasialnya. Tujuannya adalah untuk menggambarkan perilaku, mengidentifikasi jenis dan frekuensi perilaku, juga menunjukkan kaitan antara perilaku tersebut dengan wujud spasialnya (Sommer dan Somer, 1980). 3. Penelusuran jejak fisik (Physical traces) Metode ini digunakan tujuannya yaitu ; untuk mengamati jejak fisik kegiatan yang telah berlangsung yang tidak teramati saat pemetaan perilaku. Pengamatan ini dilakukan guna melihat bagaimana orang mem-pengaruhi lingkungan fisik di sekitarnya. 4. Wawancara Kuesioner dipakai untuk pendataan yang sifatnya terukur dan objektif, antara lain ; data pribadi responden, alasan penghuni terhadap aktivitas yang dilakukan pada jalan termasuk dan sebagainya, kuesioner ini berbentuk Untuk memudahkan observasi, maka lokus penelitian dibagi dalam 3 zona. Pembagian zona ini berdasarkan pertimbangan kecenderungan perilaku yang terjadi adalah sama pada konteks tipe karakter fisik lingkungan jalan yang berbeda. Pembagian zona observasi perilaku dapat dilihat pada gambar 2 berikut : Gambar 3. Pembagian Zona Observasi Hasil observasi awal menunjukkan ada 3 karakter lingkungan yang berbeda dengan kecenderungan perilaku yang sama pada tiaptiap karakter, sehingga zona pengamatan yang digunakan dibagi menjadi 3. Karakter tiap-tiap zona pengamatan dapat dilihat pada gambar berikut : Zona 1 (satu) adalah setting perilaku yang mana karakter lingkungan jalan diapit oleh deretan rumah yang berbeda kontur. Perbedaan kontur pada zona satu berkisar antara 1 hingga 2,5 meter. Zona pengamatan 2 adalah karakter fisik jalan yang bersisian dengan kontur rendah, atau dengan kata lain jalan yang diapit oleh deretan hunian dengan lereng (tanah kebun). Karakter posisi jalan lihat gambar 5.4 Zona pengamatan 3 adalah karakter jalan yang posisinya diapit oleh deretan hunian dengan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 C 033

4 Kajian Perilaku Pengguna Jalan Di Perumahan Skala Menengah Ke Bawah Pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado kontur tinggi yang merupakan batas area perumahan dengan fungsi bangunan lain. Zona pengamatan 3 dapat dilihat pada gambar 5.5 Kategorisasi Perilaku 1. Kategori Aktivitas Perilaku penghuni yang termasuk dalam kategori aktivitas adalah berkenaan dengan aktivitas aktivitas penghuni pada jalan yang sifatnya menetap dalam durasi waktu yang relatif lama, atau dengan kata lain konteks aktivitas ini berkenaan dengan interaksi antar manusia atau antar manusia dengan benda yang tidak bergerak. Aktivitas-aktivitas yang terjadi merupakan aktivitas manifest (yang direncanakan) maupun aktivitas laten (yang tidak direncanakan). Kategori aktivitas tersebut meliputi : a. Interaksi sosial penghuni Interaksi sosial penghuni adalah hubungan antar penghuni secara timbal balik. Bentuk-bentuk interaksi sosial antar penghuni seperti : Komunikasi verbal antar individu (2 orang) atau kelompok (lebih dari 2 orang), komunikasi non verbal (bahasa tubuh) yang dapat dilihat dari gesture atau perilaku laten, misalnya ; melambaikan tangan, mengamati dan sebagainya. Gambar 3. Interaksi Sosial Penghuni b. Perluasan area aktivitas domestik Perluasan aktivitas domestik adalah meluasnya kegiatan yang seharusnya dilakukan di dalam rumah ataupun di halaman rumah, tetapi melebar hingga ke bahu jalan. Untuk kategori ini ada yang sifatnya negatif seperti ; membakar sampah atau meletakkan barang tanpa ditata, dan ada yang sifatnya positif seperti ; menanam pohon, tanaman bunga. Gambar 4. Interaksi Sosial Penghuni c. Klaim Teritori Perilaku penguasaan teritori jalan sifatnya temporer namun kontinyu pada sore hari. Gambar 4 Interaksi Sosial 2. Kategori Pergerakan Manusia (Penghuni) Perilaku penghuni yang termasuk dalam kategorisasi pergerakan manusia adalah segala aktivitas penghuni yang berkenaan dengan aktivitas perpindahan tempat dalam jarak yang relatif panjang atau lebih dari 300 m, dengan menggunakan kendaraan ataupun tidak. Kategori pergerakan manusia (penghuni) ini meliputi : a. Pergerakan ke luar perumahan Kategori ini meliputi pergerakan manusia (penghuni) dari dari dalam ke luar kompleks perumahan tanpa menggunakan kendaraan b. Pergerakan ke dalam perumahan Kategori pergerakan manusia (penghuni ataupun bukan penghuni) tanpa menggunakan kendaraan dari luar ke dalam perumahan. c. Pergerakan di dalam perumahan Kategori pergerakan manusia (penghuni ataupun bukan penghuni) tanpa menggunakan kendaraan di sekitar perumahandengan jarak sekitar 300 meter. 3. Kategori Pergerakan Kendaraan Perilaku yang termasuk dalam kategorisasi pergerakan (maneuver) kendaraan adalah aktivitas penghuni saat mengendarai kendaraan (sepeda, motor, mobil atau moda lain) saat ke luar area perumahan ataupun saat masuk ke area perumahan. Untuk kategorisasi ini pelaku kegiatan tidak dibatasi hanya penghuni perumahan saja, akan tetapi juga manusia (pengguna jalan lain) yang datang dan ke luar perumahan. Kategorisasi pergerakan kendaraan ini meliputi : a. Pergerakan ke luar perumahan Kategori ini meliputi pergerakan kendaraan (pengguna atau pengunjung) dari dalam ke luar perumahan. b. Pergerakan ke dalam perumahan Kategori ini meliputi pergerakan kendaraan (pengguna atau pengunjung) dari luar ke dalam perumahan. c. Pergerakan saat parkir Pergerakan saat pengguna (penghuni ataupun pengunjung) memarkir kendaraan Interpretasi Keterkaitan Antara Pola Perilaku dan Kebutuhan Penghuni dapikutat dilihat pada skema berikut : C 034 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

5 Faizah Mastutie Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 C 035

6 Kajian Perilaku Pengguna Jalan Di Perumahan Skala Menengah Ke Bawah Pada Lahan Berkontur Studi Kasus : Perumahan BTN Politeknik Manado Kesimpulan 1. Berdasarkan observasi perilaku penghuni pada jalan di lingkungan huniannya delam 3 kategorisasikan, yaitu: 1). Kategori aktivitas penghuni yang meliputi; Interaksi sosial, perluasan aktivitas domestik dan klaim teritori, 2). Kategori pergerakan penghuni yang meliputi; pergerakan penghuni ke dalam dan ke luar perrumahan, juga pergerakan penghuni di dalam perumahan, dan 3). Kategori pergerakan kendaraan yang meliputi; pergerakan kendaraan ke dalam dan ke luar perumahan, dan pergerakan saat parkir. 2. Perilaku yang terjadi pada hakekatnya untuk memenuhi kebutuhan penghuni akan: kenyamanan privasi baik individu maupun kelompok, kenyamanan terhadap rasa kepemilikan area tanpa mengganggu lingkungan, kenyamanan visual (kemudahan dalam melihat pengguna jalan lainnya, baik yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki, dan kenyamanan pergerakan khususnya bagi penghuni dalam melakukan aktivitas di jalan. 3. Berdasarkan observasi perilaku penghuni pada jalan di lingkungan huniannya delam 3 kategorisasikan, yaitu: 1). Kategori aktivitas penghuni yang meliputi; Interaksi sosial, perluasan aktivitas domestik dan klaim teritori, 2). Kategori pergerakan penghuni yang meliputi; pergerakan penghuni ke dalam dan ke luar perumahan, juga pergerakan penghuni di dalam perumahan, dan 3). Kategori pergerakan kendaraan yang meliputi; pergerakan kendaraan ke dalam dan ke luar perumahan, dan pergerakan saat parkir. Daftar Pustaka Abubakar, Iskandar, 1995, Menuju Lalu Lintasdan Angkutan Jalan Yang Tertib, Direktorat Perhubungan darat. Bell,P.A, Environmental Psycology, Saunder Co, Philadelphia, 1978 Budiharjo, Eko, 1987, Percikan Masalah Arsitektur Perumahan dan Perkotaan, Gadjah Mada Carlson, Neil R, Physiology of behavior, Alyn dan Bacon A Division of Simon and Schuster Inc, Boston Djemabut,C, 1986, Perumahan dan Permukiman sebagai Kebutuhan Pokok, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Gifort Robert, 1987, Environment Psycologi, Principle and Practice, Univercity Of Victoria Haryadi dan Setiawan B, 1995, Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Suatu Pengantar ke Teori, Metodlogi dan Aplikasi, Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pemerintah Kota Manado-Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Data Pokok Pembangunan Daerah Kota Manado tahun 2006/2007. Rapoport, Amos, 1969, House Form and Culture, Prentice Hall, inc, Engelwood Clifs-New Jersey Rapoport, Amos, 1982, The Meaning Of The Built Enviorment, Sage Publications, London Sommer, R, dan Sommer B, 1980, Behavioral Mapping, A Practical Guide to Behavioral Research, Oxfort University Press, New York. 4. Perilaku yang terjadi pada hakekatnya untuk memenuhi kebutuhan penghuni akan: kenyamanan privasi baik individu maupun kelompok, kenyamanan terhadap rasa kepemilikan area tanpa mengganggu lingkungan, kenyamanan visual (kemudahan dalam melihat pengguna jalan lainnya, baik yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki, dan kenyamanan pergerakan khususnya bagi penghuni dalam melakukan aktivitas di jalan. C 036 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Sabua Vol.5, No.2: , Agustus 2013 ISSN HASIL PENELITIAN

Sabua Vol.5, No.2: , Agustus 2013 ISSN HASIL PENELITIAN Sabua Vol.5, No.2: 103-110, Agustus 2013 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN MODEL PENATAAN JALAN DI PERUMAHAN SUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN MENENGAH KE BAWAH PADA AREA BERKONTUR MELALUI PENDEKATAN

Lebih terperinci

Model Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir

Model Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Model Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku,

Lebih terperinci

Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir

Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ruang Publik pada Permukiman Padat Kota di Kawasan Pesisir Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi 3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku, Arsitektur,

Lebih terperinci

Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni

Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku,

Lebih terperinci

Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado

Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado Fela Warouw, Faizah Mastuti Laboratorium Kota dan Permukiman, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah Studi Kasus: Perumahan Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Bandung Tamiya M. Saada Kasman, Dewi R. Syahriyah, Sofian D. Ananto, M. Adib

Lebih terperinci

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015 i KATA PENGANTAR Dunia arsitektur selama ini lebih banyak diketahui

Lebih terperinci

Lingkungan Rumah Ideal

Lingkungan Rumah Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya

Lebih terperinci

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO Meike Kumaat Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl Hayam

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

Keterikatan Pekarangan terhadap Ruang Dalam berdasarkan Atribut Privasi pada Kawasan Hunian Jeron Beteng Kraton Yogyakarta

Keterikatan Pekarangan terhadap Ruang Dalam berdasarkan Atribut Privasi pada Kawasan Hunian Jeron Beteng Kraton Yogyakarta TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Keterikatan Pekarangan terhadap Ruang Dalam berdasarkan Atribut Privasi pada Kawasan Hunian Jeron Beteng Kraton Yogyakarta Nova Purnama Lisa Perencanaan dan Perancangan Kota, Behavior

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi : TEMU ILMIAH IPLBI 6 Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi : Persepsi Pejalan Kaki terhadap di Kawasan Pusat Kota Bandung Witanti Nur Utami (), Hanson E.Kusuma () () Prodi Studi Magister Rancang Kota,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permukiman Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 merumuskan pengertian dasar terhadap perumahan dan permukiman. Perumahan merupakan tempat untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) yang berada di jalan Saxsophon, Tunggulwulung, Malang memiliki konsep dasar dari beberapa penjabaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aksesibilitas 2.1.1. Pengertian Aksesibilitas Jhon Black mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Ruang terbuka publik di perumahan merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh pengembang. Pemberlakuan standar ruang terbuka publik yang sama untuk semua perumahan menyebabkan kesamaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada 5 area dalam Kampung Sangiang Santen dan 7 area dalam Kampung Cicukang selama tiga periode waktu (pukul 08.00-17.00),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Transportasi adalah kegiatan untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengalihkan objek, baik itu barang maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan (Miro,

Lebih terperinci

Prospek Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) sebagai Tinjauan untuk Mengevaluasi Performa Ruang Terbuka Hijau Publik di Perkotaan

Prospek Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) sebagai Tinjauan untuk Mengevaluasi Performa Ruang Terbuka Hijau Publik di Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Prospek Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) sebagai Tinjauan untuk Mengevaluasi Performa Ruang Terbuka Hijau Publik di Karina Dwi Kusumastuty Program Studi Magister Rancang

Lebih terperinci

BAB III: METODE Pendekatan Penelitian.

BAB III: METODE Pendekatan Penelitian. BAB III: METODE 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah evaluasi pasca huni yang terdiri dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada dasarnya penelitian dengan jenis

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi menyebabkan manusia harus bermobilitasi. Dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai Agustus 2014 sampai dengan Desember 2014. Observasi lapangan dilakukan di Kampus I dan II Universitas

Lebih terperinci

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu Shabrina Ghaisani 1, Subhan Ramdlani 2, Jenny Ernawati 2 1Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang Adisty Yoeliandri Putri 1, Jenny Ernawati 2 dan Subhan Ramdlani 2 1Mahasiswa, Jurusan arsitektur/ Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen,

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG

KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG Mohhamad Kusyanto Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DJRD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menyebutkan parkir adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)

Lebih terperinci

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Sri Aliah Ekawati Prodi Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Tamiya Miftau Saada Kasman Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab (V) Kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan atas temuan penelitian berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan saran berdasarkan proses penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Pasar Sejak jaman dulu, pasar tradisional mempunyai peranan penting dalam penggerakan ekonomi rakyat. Pasar tradisional selain berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir, sementara pengendaranya melakukan berbagai urusan,

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Menurut katalog Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS KORIDOR JALAN YOS SUDARSO, PAAL DUA)

PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS KORIDOR JALAN YOS SUDARSO, PAAL DUA) PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS KORIDOR JALAN YOS SUDARSO, PAAL DUA) Rizky Brando Sepang 1, Faizah Mastutie, ST, MT 2, Raymond Ch. Tarore, ST, MT 3 1 Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan, baik kendaraan pribadi, angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Yogyakarta Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Revitalisasi Sungai Winongo Kota Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Yogyakarta Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Revitalisasi Sungai Winongo Kota Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Afrizal, Zahmi. 2010. Arahan Penataan Kawasan Bantaran Sungai yang Antisipasif Terhadap Bencana Banjir. Studi Kasus : Bantaran Sungai Code, Kawasan Cokrodirjan, Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian Menurut Hamid Shirvani, 1985 dalam buku yang berjudul The Urban Design Process, jalur pejalan kaki merupakan elemen penting

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA YANG ERGONOMIS DITINJAU DARI ASPEK DISPLAY SEHINGGA MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA JALAN

USULAN RANCANGAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA YANG ERGONOMIS DITINJAU DARI ASPEK DISPLAY SEHINGGA MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA JALAN USULAN RANCANGAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA YANG ERGONOMIS DITINJAU DARI ASPEK DISPLAY SEHINGGA MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA JALAN Julianus Hutabarat Program Studi Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernataan Orisinalitas... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman PersetujuanPublikasi... iv Abstrak... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar

Lebih terperinci

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Parkir Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil penelitian dan pembahasan sekaligus menjawab tujuan penelitian di bab

Lebih terperinci

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan Melisa Margareth 1, Papia J.C. Franklin 2, Fela Warouw 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado 2 & 3

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA U k a r s t - V o l. 1 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 39 ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA Damarta AnugrahYulmida 1, Sri Wiwoho Mudjanarko 2*, M Ikhsan Setiawan 3, Arthur Daniel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Transportasi Transportasi atau perangkutan merupakan suatu kegiatan perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA

KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA Machsus, Mukafi Dosen Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Mahasiswa Program Diploma IV Teknik Sipil FTSP ITS machsus@ce.its.ac.id, mukafi@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR INTISARI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR INTISARI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN i PERNYATAAN ii PERSEMBAHAN iii KATA PENGANTAR iv INTISARI vi ABSTRACT vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah

Lebih terperinci

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (asal) sekolah, tempat kerja, dan lain-lain

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP KONSEP ELEMEN ALAMI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TEPIAN PANTAI

KAJIAN TERHADAP KONSEP ELEMEN ALAMI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TEPIAN PANTAI KAJIAN TERHADAP KONSEP ELEMEN ALAMI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TEPIAN PANTAI Aristotulus E. Tungka Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak, Kota Manado merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

Koridor Ruang Kota Layak Huni: Budaya Merampas Ruang Publik?

Koridor Ruang Kota Layak Huni: Budaya Merampas Ruang Publik? TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Koridor Ruang Kota Layak Huni: Budaya Merampas Ruang Publik? Wahyuni Zahrah (1), Dwira Aulia (2), Beny OY Marpaung (3) (1) Lab.Perkotaan dan Permukiman, Urban Regional Planning,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah dan merupakan kota terbesar dengan jumlah penduduk sampai dengan akhir Desember tahun 2011 sebesar : 1.544.358 jiwa, terdiri

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penyusunan konsep simbiosis mutualistik untuk penataan PKL Samanhudi erat kaitannya dengan karakter masing-masing pelaku dan konflik kepentingan serta konflik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Dalam melaksanakan suatu kegiatan di laksanakan tahap penelitian, karna merupakan langkah penting yang harus di tempuh sebelum melaksanakan kegiatan tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari berbagai macam uraian pada bab kelima dan keenam, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai penelitian ini. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

GENDER DALAM TERITORI

GENDER DALAM TERITORI GENDER DALAM TERITORI Oleh Dina Fatimah Abstrak. Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan. Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci