Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK
|
|
- Liana Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK Berdasarkan keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat pengertian rumah sederhana adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai bangunan tidak jauh dari 70 m2 yang dibangun di atas luas kavling 54 m2 200 m2, dimana rumah sederhana tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan rumah, layak huni dengan lingkungan yang sehat, serasi dan seimbang, harga yang terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian melibatkan sekitar 105 dari semua rumah yang ada diwilayah Kabupaten Sidoarjo. Besarnya keluarga rata-rata 5,8 orang, 56 % memiliki sepeda motor dan hampir semua keluarga sebelum pindah/rehap rumah tersebut memiliki atau menyewa rumah yang lebih besar. Berdasarkan analisa didapatkan hasil bahwa keinginan akan rumah sederhana sebesar 62% berpendapat bisa memiliki rumah sendiri, walaupun kecil. Sedangkan dalam keadaan sekarang di proyek perumahan sederhana tersebut 42% penghuni ingin menempati rumah sederhana yang lebih besar. Dan jikalau boleh memilih apa yang diinginkan penghuni untuk membangun atau membeli rumah sederhana, maka 31% menuntut rumah inti yang dapat diperbesar menurut keperluan Kata kunci : rumah sederhana, renovasi, layak huni 1. PENDAHULUAN Penyediaan rumah yang dilakukan oleh pihak pengembang dari sisi desain dan konstruksinya kadang kualitasnya kurang, sehingga keadaan tersebut membuat kurang sesuainya kondisi rumah dengan kebutuhan yang diperlukan oleh penghuninya sehingga penghuni melakukan renovasi atas bangunan itu guna pemenuhan kebutuhan yang diharapkan. Pada dasarnya renovasi ini merupakan pemborosan biaya mengingat rumah tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa tahun kedepan sejak tahun penyerahan dari pihak pengembang. Sasaran pokok yang ingin dicapai dalam pembangunan rumah bagi masyarakat, khususnya masyarakat golongan berpenghasilan rendah, berupa rumah layak dalam lingkungan sehat, serasi, teratur dan seimbang. Pembangunan perumahan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, berusaha mewujudkan perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Rumah yang sehat mencerminkan tingkat kesehatan, ketertiban, keamanan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Secara teknis rumah sehat harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu harus memenuhi syarat dalam segi kesehatan, kekuatan bangunan,
2 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari penataan ruang setempat, dan kenyamanan. Pelaksanaan pembanguna perumahan banyak dilakukan oleh pengembang / swasta, karena pengembang mempunyai peran dalam penyediaan lahan murah mitra pembangunan, pemupukan modal, upaya pergerakan dan pendampingan. Sedangkan pemerintah berperan dalam perumusan
3 37 Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen dan penentuan kebijaksanaan. Sumber daya pembangunan rumah ini bervariasi meliputi swadaya murni, kerjasama dengan bentuk usaha gotong royong. Doktor Meuding berpendapat bahwa konsep existenz minimum artinya standard minimum unit rumah dan ruang secara fisik yang dianggap layak, acapkali dibangun menurut kaca mata dan citarasa barat sehingga akibat diberlakukannya konsep tersebut timbul berbagai masalah ikutan, antara lain : rumah-rumah sangat sederhana yang dibangun secara swadaya oleh penduduk kota yang miskin dinilai tidak memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai rumah. Akibatnya perhitungan angka kekurangan jadi membengkak, selain itu biaya pembangunan rumah akan menjadi mahal karena harus berwujud produksi akhir yang serba permanent. Para penghuni pun lantas kehilangan peluang untuk pengejawantahan jati dirinya lewat penampilan rumah, kecuali melalui kegiatan membongkar terlebih dahulu. Karena itu tidak perlu heran, kecuali apabila kebanyakan rumah yang dibangun dengan bantuan KPR-BTN, langsung dibongkar begitu penghuni menghuninya. Bila dihitung-hitung, sungguh merupakan pemborosan investasi yang tidak perlu. Yang membuat galau adalah keengganan pihak-pihak tertentu untuk belajar dari pengalaman dan kesalahan yang telah diperbuat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan renovasi rumah, bagian mana yang direnovasi oleh penghuni, besarnya biaya renovasi dan deskripsi rentang waktu pelaksanaan renovasi. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan renovasi rumah, bagian rumah yang mana yang direnovasi, berapa besarnya biaya renovasi, dan rentang waktu pelaksanaan renovasi. Lokasi penelitian meliputi 3 lokasi perumahan sederhana yaitu Perumahan Kepuh Permai yang terletak di desa Kepuh Kiriman Kecamatan Waru Sidoarjo, Perumahan Candi Loka yang terletak di desa Ngampelsari Kecamatan Candi Sidoarjo, Perumahan Tanggulangin Asri di desa Kali Tengah Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. 2. DATA DAN METODE Data yang ada meliputi data observasi di lapangan dan data penelitian kepustakaan. Data observasi lapangan meliputi: macam aktivitas/ pekerjaan yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan pelaksanaan renovasi, hubungan antara aktivitas-aktivitas tersebut, kapasitas produksi dari tenaga kerja dan aktivitas dalam pelaksanaan renovasi, volume pekerjaan dari masing-masing aktivitas dalam pelaksanaan renovasi, biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan biaya overhead. Langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini adalah menentukan variable bebas dan variable tergantungnya. Variabel tergantungnya meliputi: mengapa pada konsumen melakukan renovasi secara dini, bagian rumah yang direnovasi, besarnya biaya renovasi tersebut, rentang waktu pelaksanaan renovasi rumah setelah penerimaan dari pengembang. Variabel bebasnya meliputi : aktivitas pelaksanaan renovasi, kapasitas produksi (tenaga kerja dan peralatan) yang digunakan untuk menyelesaikan setiap aktivitas renovasi, volume pekerjaan dalam aktivitas pelaksanaan renovasi, biaya langsung yang berhubungan dengan konstruksi (biaya tenaga kerja dan bahan baku), biaya tidak langsung (biaya tidak langsung yang ada dalam pelaksanaan konstruksi). Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
4 38 Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen (mencari teori yang relevan dengan materi yang diteliti), penelitian lapangan (melakukan wawancara pada penguhuni rumah sederhana). Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data yaitu: menginventarisasikan kegiatan (menguraikan pelaksanaan renovasi menjadi kegiatan-kegiatan dan volume
5 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan), menentukan lama kegiatan, menentukan hubungan antar kegiatan (menentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya seperti kegiatan mana yang mendahului dan kegiatan mana yang didahulukan berdasarkan pada proses pengerjaan), menyusun network planning (untuk menentukan jadwal pekerjaan dalam proyek didasarkan pada hubungan antar kegiatan). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Survei ini dibuat pada tahun 2001 pada suatu proyek perumahan sederhana yang terdiri dari 438 unit rumah berderet dan dibangun pada tahun oleh Perumnas / Jasa Pembangunan Perumnas. Survei ini melibatkan sekitar 105 dari semua rumah yang ada. Besarnya keluarga rata-rata 5,8 orang. Keluarga yang memiliki mobil sendiri sekitar 4 %, sepeda motor dan sebagainya 56 %, dan sepeda sekitar 25 %. Hampir semua keluarga sebelum pindah / rehap rumah tersebut memiliki atau menyewa rumah yang lebih besar. Keinginan akan rumah sederhana berdasarkan atas: Bisa memiliki rumah sendiri, walaupun kecil 62 %. Ongkos sewa rumah lebih rendah 16 %. Bisa berpisah dengan orang tuanya 6 %. Adanya air ledeng dan hubungan listrik 4 %. Sebab-sebab lain 12%. Dalam keadaan sekarang di proyek perumahan sederhana tersebut penghuni: Ingin menempati rumah sederhana yang lebih besar 42 %. Merasa senang 38 % Ingin merehab rumah 11 %. Tanpa keterangan 9 %. Jikalau boleh memilih apa yang diinginkan penghuni untukmembangun atau membeli rumah sederhana, maka mereka menjawab: Rumah inti yang dapat diperbesar menurut keperluan 31 %. Rumah sederhana yang terpisah dari rumah-rumah lain 22 %. Kapling yang tersedia untuk membangun rumah sendiri 13 %. Rumah sederhana berderet berlantai satu saja 12 %. Tanpa keterangan 22 %. Survey ini memperlihatkan beberapa titik yang sangat penting. Bagian penghuni yang terbesar memilih rumah sederhana sehingga dapat memiliki sebuah rumah sendiri, walaupun kecil. Penduduk rupanya tidak terlalu suka rumah bertingkat, karena hubungan dengan tanah masih terlalu erat. Rumah inti yang dibangun berderet, dapat memenuhi keinginan penghuni terbanyak, karena rumah itu sangat variable. Berdasarkan uraian diatas maka pada perencanaan perumahan sederhana pada prinsipnya timbul dua kemungkinan dasar sebagai berikut : 1. Rumah kerangka datar : merupakan suatu bangunan rangka dengan atap yang disediakan oleh industri pembangunan atau oleh pemerintah bagi penghuni. Penghuni dengan bantuan seorang ahli dapat mendirikan sendiri rumahnya dengan rangka kayu atau atap sederhana. Dinding, pintu jendela dan sebagainya dipasang dan atau dibuat menurut kepentingan penghuni. Bisa pada permulaan dipilih saja, bahan bamboo yang murah, kemudian menurut
6 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari kemampuan dipasang pintu jendela dan akhirnya bilik diganti dengan isian tembok bata merah konstruksi rangka kayu. 2. Rumah Inti : Misalnya suatu ruang kamar mandi dapur. Penting menjadi infrastruktur jalan, air minum, drainase dan listrik. Penghuni dapat
7 41 Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen memperbesar dan membentuknya sebebas mungkin menurut kemampuan dan keadaan keluarga. Kemungkinan pembesaran rumah inti pada prinsipnya harus kearah dua sisi dengan luas paling sedikit tiga kali luas intinya. Makin sederhana dan stabil inti makin lebih berharga bagi penghuni. Rumah inti yang disediakan di Indonesia sampai sekarang ialah rumah inti yang berdiri sendiri atau rumah ganda / berderet. Rumah inti sebgai rumah sederhana yang berangkai dengan inti terletak dipermukaan tanah selalu menjamin kontak manusia dengan bumi, suatu hal psikologis yang penting sekali di indonesia. Pembesaran rumah inti (25 m2) pada proyek berikut dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Memperbesar serambi muka sampai lebar 2,70 meter, jendela dari belakang dipindah kemuka dan ruang tamu / makan menjadi berukuran sebesar 25 m2 (dahulu 12,5 m2) 2. Memasang tangga samping inti, menaikkan atap inti dan memasang sebuah konstruksi loteng dengan lantai atas yang menghasilkan kamar tidur tambahan diatas selebar 7,3 m2, menaikkan atap sengkuap muka dan atau belakang dengan memasang konstruksi loteng dengan lantai atas yang menghasilkan kamar tidur tambahan masing-masing sebesar 2x12,5 m2. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Masalah desain dan konstruksi merupakan hal-hal yang diperhatikan oleh konsumen pada saat membeli rumah. Yang kita jumpai dalam merenovasi adalah kurang pas dengan design, konstruksi rumah, dll. Bagian yang sering direnovasi adalah bangunan induk, tambahan kamar dan lain-lain. Biaya renovasi sekitar: 15 juta sampai dengan 25 juta. Rentang waktu sekitar 1 s/d 5 bulan. Bagi pengembang/developer khususnya dalam menciptakan membangun rumah sederhana hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan, diantaranya : segi kesehatan, kekuatan bangunan, penataan ruang dan segi kenyamanan. REFERENSI Eko Budihardjo ( 1994 ). Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan, Universitas Gajah Mada Jogyakarta. Heinz Frick ( 1982 ). Rumah Sederhana Kebijaksanaan Perumahan dan Permukiman, Penerbit kanisius, Jogjakarta. Keputusan Menteri PU ( 1980 ) Kebijaksanaan Dan Pengawasan Umum atas Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional, Oleh Tim Penyempurnaan Desiminasi Pedoman Teknis Rumah Sederhana Jakarta. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat, Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Lingkungan Hunian yang berimbang, Tim Penyempurnaan Desiminasi Pedoman Teknis Rumah Sederhana Jakarta. Nasution S, Prof, Dr. MA ( 1993 ). Metode Research (Penelitian Umum), Cetakan Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
8 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan secara merata diseluruh tanah air dan ditujukan bukan hanya untuk satu golongan, atau
Lebih terperinciPENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.
PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan setiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan angka pertumbuhan jumlah penduduknya.
Lebih terperinciBUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI
SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a.
Lebih terperinciEBOOK PROPERTI POPULER
EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV Analisis Data
BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan
Lebih terperincipersonal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.
Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat
Lebih terperinciPermasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia A. Pertumbuhan Penduduk Laju pertambahan penduduk secara nasional tinggi (2,3% per tahun) dan penurunan jumlah jiwa per keluarga dari 4,9 jiwa/keluarga
Lebih terperinciRUMAH DAN PERMUKIMAN TRADISIONAL YANG RAMAH LINGKUNGAN
Spectra Nomor 20 Volume X Juli 2012: 74-81 RUMAH DAN PERMUKIMAN TRADISIONAL YANG RAMAH LINGKUNGAN Gaguk Sukowiyono Lalu Mulyadi Breeze Maringka Dosen Program Studi Arsitektur FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota di Indonesia merupakan sumber pengembangan manusia atau merupakan sumber konflik sosial yang mampu mengubah kehidupan dalam pola hubungan antara lapisan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG
STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik dan Perumahan Bukit Kencana Jaya) TUGAS AKHIR Oleh: ARIEF WIBOWO
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG
1 WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN KRITERIA RUMAH USULAN REHAB RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari sumber daya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan suatu hunian (rumah, kantor, hotel,
Lebih terperinciDESIGN INTERIOR DESIGN INTERIOR
DESIGN INTERIOR DESIGN INTERIOR Menciptakan suatu design yang menarik merupakan pekerjaan tiap perencana. Design itu akan lebih menarik lagi jika padanya di bubuhkan elemen- elemen pembantu.untuk itu,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BANTUAN STIMULAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kota Garut merupakan salah satu Kabupaten Kota yang baik dalam menjalankan sektor properti. Kebutuhan akan hunian yang nyaman di Kabupaten Kota Garut mengalami
Lebih terperinciPERMASALAHAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN
2006 Hairul Sitepu Posted 5 December 06 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor Sem 1, 2006/07 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng Prof. Dr.
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Kuesioner
Daftar Pertanyaan Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Jorong Kandang Melabung Nagari Lawang Mandahiling Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar No. Responden
Lebih terperinciCONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)
Perancangan Kota CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) OLEH: CUT NISSA AMALIA 1404104010037 DOSEN KOORDINATOR IRFANDI, ST., MT. 197812232002121003 PEREMAJAAN KOTA Saat ini, Perkembangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu,- Geo yang berarti
Lebih terperinciFIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)
FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana
Lebih terperinciSabua Vol.7, No.1: Maret 2015 ISSN HASIL PENELITIAN
Sabua Vol.7, No.1: 413 422 Maret 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN PERUBAHAN RUMAH TIPE DI PERUMAHAN SIMPONY INDAH WATUTUMOU II DAN PERUMAHAN PEMDA KALAWAT MINAHASA UTARA Grace Junita Mokolensang1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan tertuang dalam Undang- Undang No 36 Tahun 2009. Kesehatan merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
Lebih terperinciOleh : Ratih Ayu ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA
Oleh : Ratih Ayu 3106. 100. 531 ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA Latar Belakang 1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di Surabaya, memicu
Lebih terperinciPROPOSAL PROYEK PERUMAHAN VILLA JATI APUS
PROPOSAL PROYEK PERUMAHAN VILLA JATI APUS Referensi Oleh : Younanda Nomor Kontrak : 82009000 Villa Jati Apus Hunian nyaman, sejuk dan terjangkau Halaman 1/ 14 DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY 1....3 2. LATAR
Lebih terperinciFORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/
FORM INSPEKSI Nama Pemberi Tugas : Tujuan Penilaian : Dasar Penilaian : Tanggal Penilaian : Tanggal Inspeksi : Nama Penilai/Surveyor : DAERAH SEKITAR PROPERTI YANG DINILAI 1 DATA LINGKUNGAN a. Karakteristik
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota
BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya
Lebih terperinciMeningkat Rumah dengan Praktis dan Tepat Guna Saturday, 06 October 2012 07:01
Meningkat rumah merupakan proses yang cukup pentinguntuk membuat tempat tinggal menjadi lebih nyaman untuk dihuni. Banyak alas an yang dikemukakan mulai dari kebutuhan ruang tambahan untuk beraktivitas
Lebih terperinciSTUDI PASCAHUNI RSS BERDASARKAN TINJAUAN ASPEK KEPUASAN PENGHUNI DI KOTA MALANG (STUDI KASUS: RSS CITRAMAS RAYA TIDAR)
Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 64-71 STUDI PASCAHUNI RSS BERDASARKAN TINJAUAN ASPEK KEPUASAN PENGHUNI DI KOTA MALANG (STUDI KASUS: RSS CITRAMAS RAYA TIDAR) Titik Poerwati Tri Bhuana Tungga Dewi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah 1. Pengertian Rumah Tinggal Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Undang-Undang No.4 Tahun 1992). Dalam
Lebih terperinciPROPOSAL REHAB POS 2 DAN POS 3 RUKUN WARGA (RW) 06
PROPOSAL REHAB POS 2 DAN POS 3 RUKUN WARGA (RW) 06 KELURAHAN PAMOYANAN KECAMATAN CICENDO BANDUNG - JAWA BARAT 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 24/KPTS/M/2003 TENTANG
MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 24/KPTS/M/2003 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG
STUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG Ida Bagus Ananta Wijaya, Ludfi Djakfar, Sugeng P. Budio Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciDebri Haryndia Putri
Debri Haryndia Putri-27109002 Keunikkan Transformasi Kontainer Bekas ISU pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan bumi, perubahan
Lebih terperincidengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bclakang Salah satu tujuan dari perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang sering disebut sebagai perusahaan kontraktor adalah untuk mendapatkan hasil kcuntungan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciKONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH. Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2
ISSN : 0853-2877 Konsep MODUL Pengolahan vol 16 NO Desain 1 Januari Rumah Juni Tumbuh 2016 KONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2 1) Dosen Prodi Arsitektur
Lebih terperinciPERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT
PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT Disampaikan oleh : TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50%
Lebih terperinciPerencanaan rumah maisonet
Perencanaan rumah maisonet Pd-T-01-2005-C 1 Ruang lingkup Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain dan spesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina dan dikembangkan
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (43-50)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (43-50) MUTU PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI DI BANJARMASIN Kurnia Widiastuti Jurusan Arsitektur Univ. Lambung Mangkurat Banjarmasin Abstrak Secara empiris daerah bantaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Ketentuan yang dijadikan acuan dalam analisi deskriptif antara lain : Analisa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan pada proyek bangunan gedung
Lebih terperinciKonsep paradigma development from below sebagai suatu strategi. pembangunan bottom up planning. Pengembangan dari bawah pada
4.1. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH 4.1.1. Pengembangan Dari Bawah Konsep paradigma development from below sebagai suatu strategi pembangunan bottom up planning. Pengembangan dari bawah pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada
Lebih terperinci1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA
STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelaksanaan Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana realistis, praktis dan pragmatis yang telah
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, TATA BANGUNAN, DAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan Pembangunan nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dari perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan pemerintah
Lebih terperinciMEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN
MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan secara merata diseluruh tanah air dan ditujukan bukan hanya untuk satu golongan, atau
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPintu dan Jendela. 1. Pendahuluan
Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk
Lebih terperinci2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201
No.403, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. BSPS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2018 2018 TENTANG BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang :
Lebih terperinciANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN
ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN Doni Ardianto, Nadjadji Anwar Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT
PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT 1 I. Pendahuluan Dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merata, khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JUDUL PENELITIAN EVALUASI PASCA HUNI PERUMNAS MANDALA MEDAN PENELITI RAIMUNDUS PAKPAHAN 087020021/AR PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kendaraan bermotor di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun yang beroda
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI
BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan
Lebih terperinciKEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN
KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN Sonya Simangunsong 1 dan Walbiden Lumbantoruan 1 1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian pula dari lingkungan hidup. Menyadari adanya hubungan timbal balik antara permukiman
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 59 TAHUN 203 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, rumah merupakan kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan fisik Kabupaten Sidoarjo sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Sampel yang diambil dalam penelitian ini, Sekolah Dasar penerima bantuan P2DT-DB dan P2DB-AK yang berlokasi di daerah Kabupaten Sleman. Sampel diambil gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak bagi setiap orang. Karena setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 BAB XA tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 28 H dijelaskan bahwa tempat tinggal dan lingkungan yang layak adalah hak bagi setiap
Lebih terperinciBUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO, Menimbang :
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36
TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36 NISA AUFY WARDANI NRP. 3406.100.087 Dosen Pembimbing : Drs. Taufik Hidayat, MT NIP. 131652053
Lebih terperinciBERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2010 Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciCONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH: CONTOH:
JUDUL IKLAN: RUMAH // RUMAH + TANAH // TANAH SAJA DI (PILIH SALAH SATU). COCOK UNTUK (JELASKAN, MISALNYA HANYA UNTUK TEMPAT TINGGAL ATAU BISA UNTUK USAHA KOST2AN // FOTO-COPY // WARNET // WARTEL // RESTORAN
Lebih terperinci: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA
Perihal : Permohonan Surat Izin Mendirikan Bangunan Pangkajene Sidenreng,.................... Kepada Yth. Bupati Sidenreng Rappang Cq, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yang bertandatangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003: 3) geografi ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta pribadi bangsa. Dan perlu dibina
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA Jln. Inspeksi Kalimalang Tegal Danas Cikarang Kab. Bekasi
Disusun Oleh : Teguh Widianto Jurusan : Tehnik Arsitektur Semester : 6 ( ENAM ) Mata Kuliah : REAL ESTATE SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA Jln. Inspeksi Kalimalang Tegal Danas Cikarang Kab. Bekasi
Lebih terperinciPROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU) Prasarana, Sarana
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA Wita Kristiana 1) ABSTRAK Rumah sederhana adalah rumah
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PT. SALSABILA MULTI KARYA. PT. Salsabila Multi Karya (SMK) yang berkedudukan dikota Pekanbaru dan
BAB II GAMBARAN UMUM PT. SALSABILA MULTI KARYA A. Gambaran Umum PT. Salsabila Multi Karya Pada Bulan Juli Tahun 2004, perusahaan ini didirikan dengan nama PT. Salsabila Multi Karya (SMK) yang berkedudukan
Lebih terperinciSISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)
Sistem Konstruksi Bangunan Sederhana pada Perbaikan Rumah Warga di Daerah Rob SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut dalam satu periode tertentu. yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan sebuah rencana yang sistematis dengan meliputi sumber dana dan pengalokasian dana keseluruhan kegiatan atau aktifitas dalam sebuah proyek
Lebih terperinciKESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018
KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 3434:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 3434:2008 Daftar
Lebih terperinciSarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
Lebih terperinciBAB III Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai kerangka pemikiran dari studi ini, metode dan pelaksanaan penelitian, Penetapan lokasi penelitian, rumah uji, penentuan variable penelitian, Pengujian
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan kehidupan, memberi
Lebih terperinci