PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MEMBACA CEPAT TERHADAP PENEMUAN KALIMAT UTAMA PADA SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MEMBACA CEPAT TERHADAP PENEMUAN KALIMAT UTAMA PADA SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MEMBACA CEPAT TERHADAP PENEMUAN KALIMAT UTAMA PADA SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh Hilma Silmy JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

2

3

4

5

6 ABSTRAK Hilma Silmy ( ). Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian control group pretest posttest design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 22 siswa kelas eksperimen dan 22 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes nonobjektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dengan skala penilaian menggunakan rentang skor 0-4. Validitas tes dihitung dengan validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 0,004 pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,004 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap penemuan kalimat utama. Kata Kunci: Membaca Cepat, Kalimat Utama i

7 ABSTRACT Hilma Silmy ( ). Effect of Application of Speed Reading Techniques to the discovery of the Main Sentence In Fourth Grade Students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, This study aims to determine whether there is any effect of the application of speed reading techniques to the discovery of the main sentence in the fourth grade students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. The method used in this study was a quasi-experimental research design with pretest-posttest control group design. This study took a sample of 22 students in experiments class and 22 students in the control class. This research instrument in the form of non-objective test (description) which amounts to 10 questions by using the rating scale score range 0-4. The validity of the test is calculated by construct validity (construct validity). To measure the construct validity may use the opinion of expert (Expert Judgement). In this case the polled expert is the thesis advisor lecturer. After testing the hypothesis by using the technique of paired sample T-Test obtained t of at a significance level of ρ <0.05. Thus, H 1 is accepted and H 0 is rejected because <0.05, so it can be concluded that there are significant implementation of Speed Reading Techniques to discovery of the main sentence. Keywords: Speed Reading, Major Sentence ii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Salawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun material. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan penulis kepada, 1. Dra. Nurlena Rifa i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Ahmad Bahtiar, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini. 4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan. iii

9 5. Para staf perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan, guru kelas IV, siswa siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini. 7. Orang tua saya tercinta, Ibunda Aty Suryati dan Ayahanda Ardi Noor HB, kakak-kakakku Agus Zaenal, Maulana Syarif, S.Hi, dan Syaiful Fadhrin. Beserta keluarga Ibu Aminah, S.Pd. Yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dan telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat tercinta Shofa, Vina, Ihda, Roro, Nufus, Restu, Vika, Lina, Azizah, Ai, Erien, N c, Fitri, Liya, dan kawan seperjuangan bimbingan yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa, dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin. Jakarta, 21 Agustus 2014 Hilma Silmy iv

10 DAFTAR ISI ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GRAFIK x DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 4 C. Pembatasan Masalah 4 D. Rumusan Masalah 4 E. Tujuan Masalah 4 F. Manfaat Penelitian 5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR 6 A. Kajian Teori 1. Hakikat Membaca Cepat 6 a. Pengertian Membaca 6 b. Manfaat membaca 9 c. Tujuan Membaca 9 d. Aspek-Aspek Membaca 11 e. Jenis-Jenis Membaca 12 f. Pengertian Membaca Cepat 14 g. Tujuan Membaca Cepat 17 h. Langkah-langkah Membaca Ceapat 17 i. Manfaat kemampuan Membaca Cepat 18 v

11 j. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Membaca Cepat 18 k. Cara Mengembangkan Kecepatan Membaca 20 l. Faktor Penghambat Kecepatan Membaca 20 m. Mengukur Kecepatan Membaca 21 n. Standardisasi Kecepatan Membaca Hakikat Kalimat Utama 25 a. Pengertian Kalimat Utama 25 b. Ciri-ciri Kalimat Utama 27 B. Penelitian yang Relevan 28 C. Kerangka Berpikir 29 D. Pengajuan Hipotesis 30 BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian 31 B. Metode dan Desain Penelitian 32 C. Populasi dan Sampel 33 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 34 E. Teknik Analisis Data 36 F. Hipotesis Statistik 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 A. Profil Sekolah B. Pelaksanaan Penelitian C. Hasil Penelitian D. Deskripsi Data E. Pengujian Persyaratan Analisis F. Pengujian Hipotesis G. Pembahasan Hasil Penelitian vi

12 BAB V PENUTUP 66 A. Simpulan 66 B. Saran 67 DAFTAR PUSTAKA 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 vii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Tingkat Kecepatan Membaca Tabel 2 : Standardisasi Kecepatan Membaca Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tabel 3 : Desain Penelitian Tabel 4 : Data Siswa Tabel 5 : Penilaian Kecepatan Membaca Tabel 6 : Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih Tabel 7 : Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih Tabel 8 : Pelaksanaan Penelitian Tabel 9 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Tabel 10 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Tabel 11 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Tabel 13 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol viii

14 Tabel 15 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Tabel 17 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Pretest Tabel 20 : Hasil Uji Normalitas Posttest Tabel 21 : Hasil Uji Homogenitas Pretest Tabel 22 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Tabel 23 : Hasil Uji T-Test ix

15 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Grafik 2 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol Grafik 3 : Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Grafik 4 : Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol x

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama : Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua : Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua : Kisi-kisi Soal pretest Instrumen Penelitian Lampiran 10 : Kisi-kisi Soal posttest Instrumen Penelitian Lampiran 11 : Teks Cerita Rakyat Instrumen Penelitian Lampiran 12 : Soal Instrumen Penelitian pretest Lampiran 13 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian pretest Lamipran 14 : Soal Instrumen Penelitian posttest Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian posttest Lampiran 16 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 17 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 18 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 19 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 20 : Daftar Nilai Tes Kemampuan Keceapatan Membaca Lampiran 21 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 22 : Daftar Nilai Hasil Belajar (UTS) Kelas IV A dan IV B xi

17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolak ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu dikembangkan sejak dini. Zaman selalu berkembang dalam menghadapai era globalisasi dan semakin canggihnya teknologi, para siswa dituntut untuk menguasi pengetahuan yang juga semakin berkembang. Agar tidak ketinggalan informasi siswa tentunya harus banyak membaca sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 1 Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Dari keempat keterampilan berbahasa itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca dapat memperluas 1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h. 1.

18 2 wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Adapun cara yang harus ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasi. Membaca merupakan pokok dalam pembelajaran, baik dalam belajar bahasa, atau pun mata pelajaran lainnya karena membaca merupakan sarana untuk memahami pelajaran tersebut. Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif mungkin agar dapat meningkatkan keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat. Membaca banyak tekniknya, antara lain membaca cepat, nyaring, dan memindai. Dengan memiliki keterampilan membaca cepat, siswa dapat dengan mudah memahami bacaan dengan cepat dan tepat sehingga waktunya pun efisien. Ketika membaca cepat suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin, namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin. Dengan teknik membaca cepat, siswa pun diharapkan dapat menguasai materi kalimat utama. Hal tersebut dikarenakan tujuan membaca sebenarnya adalah agar siswa dapat memahami makna bacaan. Memahami sebuah bacaan tidak terlepas dari pemahaman kalimat utama, dalam sebuah bacaaan. Selain itu, materi kalimat utama merupakan salah satu Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) SD (Sekolah Dasar) dan merupakan salah satu soal yang diujikan. Sehingga materi tersebut harus dikuasai. Kenyataannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca siswa, karena masih banyak siswa yang malas untuk membaca dan tidak gemar membaca apalagi jika melihat teks begitu banyak. Siswa juga merasa bosan belajar menentukan kalimat utama karena dari SD, SMP,

19 3 sampai SMA siswa dituntut selalu belajar untuk menentukan kalimat utama dalam membaca nyaring atau memindai maupun dengan cara membaca cepat. Di sisi lain, nilai yang diperoleh siswa belum cukup memuaskan, padahal dengan membaca siswa dapat menjawab tantangan hidup dan menjawab berbagai permasalahan yang dihadapai dalam kehidupannya. Kebosanan siswa dalam mempelajari materi kalimat utama dengan membaca teks dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menumbuhkan minat siswa untuk membaca dan mempelajari materi. Dengan tumbuhnya minat membaca guru dapat memasyarakatkan membaca kepada siswa. Dengan terampil memahami kalimat utama paragraf, siswa dapat menjawab tantangan di masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Variasi teknik atau metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) perlu ditingkatkan untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh sekaligus meningkatkan hasil belajar. Teknik yang variatif dan inovatif seperti teknik membaca cepat untuk dapat memahami kalimat utama, diharapkan dapat memotivasi siswa agar tertarik dan senang dalam membaca dan mempelajari kalimat utama. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dengan memberikan teknik pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat membangun semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan dari masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

20 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca siswa yang relatif rendah. 2. Siswa tidak gemar membaca teks yang begitu banyak. 3. Siswa merasa bosan belajar dalam menemukan kalimat utama dengan membaca teks. 4. Hasil belajar siswa masih rendah untuk membaca dalam menemukan kalimat utama. 5. Guru kurangnya pembelajaran yang kreatif dalam melakukan pembelajaran terhadap penemuan kalimat utama. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang mungkin timbul, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran D. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa dan permasalahan yang dialami langsung oleh penulis dalam KBM, penulis merumuskan masalah dalam Penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

21 5 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV. b. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. c. Bagi Guru Memberi pengetahuan baru kepada guru bahwa teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif teknik membaca yang dapat diterapkan di dalam kelas. d. Bagi siswa Dapat menambah pengetahuan siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pada teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.

22 6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Membaca Cepat a. Pengertian Membaca Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. 1 Membaca merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia. Melalui membaca manusia dapat memperoleh banyak informasi mengenai banyak hal. Berbeda dengan aktivitas melihat dan mendengar, yang dibatasi oleh dimensi tempat dan waktu, maka dalam membaca batasan itu tidak ada. Dalam dunia modern, membaca merupakan kebutuhan manusia yang sangat besar artinya bagi kehidupan. Hakikat membaca yang dijadikan landasan dalam penelitian ini antara lain diambil dari definisi yang dikemukakan oleh Tarigan. Ia menjelaskan membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan (huruf-huruf). 2 Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu. Membaca sebagai suatu kegiatan dan kemampuan yang khas yang hanya dimiliki manusia. Membaca juga berperan sangat penting dalam belajar. Dengan demikian membaca tidak dapat dianggap sebagai subyek yang terpisah dalam studi. Membaca adalah salah satu alat pendidikan yang 1 Novi Resmini, dkk, Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI press, 2006), h Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI press, 2007), h. 74.

23 7 dipergunakan sejak dari tingkat sekolah dasar, untuk orang-orang dewasa sampai orang-orang tua, sepanjang individu melangsung pendidikannya baik formal ataupun informal. Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan manusia, maka akan sangat bermanfaat bila anak-anak diberikan belajar membaca sedini mungkin dengan tetap memperhatikan perkembangan anak pada umumnya. Pendidik jangan sampai menuntut dari anak untuk mampu melakukan sesuatu pekerjaan, sebelum anak benar-benar sampai pada tingkat kematangan kecerdasan dan emosi, yang memungkinkannya melakukan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain membaca adalah proses sederhana untuk mengasosiasikan kata-kata yang tercetak dengan makna di dalamnya. Proses yang bersifat psikofisik ini melibatkan faktor kecerdasan, keterampilan, pengetahuan bahasa, penglihatan, dan tuturan. Juga melibatkan ingatan, pemikiran, daya khayalan, pengaturan dan pemecahan masalah. Dalam hal ini Hodgson mengatakan sebagai berikut: Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau ini tidak dapat terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. 3 Jadi membaca adalah suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis. Membaca merupakan pesan yang tersurat dan yang tersirat agar mudah dipahami. 3 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 7.

24 8 Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. 4 Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini Anderson mengatakan sebagai berikut: Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. 5 Jadi membaca bukan hanya suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan saja. Membaca merupakan proses penyandian kembali dan pembacaan sandi. Dan suatu cara untuk mendapatkan informasi secara verbal. Membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. 6 Dengan demikian, pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa diukur, bukan perilaku fisik duduk berjam-jam di ruang belajar sambil memegang buku. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Dan kesanggupan untuk menangkap, memahami sebuah fikiran yang telah diwakilkan oleh huruf yang merupakan tulisan. 4 H. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, 2010), h Ibid., h Kundharu Saddhono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), h. 65.

25 9 b. Manfaat Membaca Membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang, tetapi sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidak diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Membaca menggunakan otak, sehingga ketika membaca dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang belum diketahui. Dalam proses ini sel abu-abu otak akan berfikir dan menjadi semakin pintar. Adapun manfaat dari membaca sebagai berikut 7. Membaca merupakan proses mental secara aktif 1) Membaca akan meningkatkan kosa kata 2) Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus 3) Membangun kepercayaan diri 4) Meningkatkan memori 5) Meningkatkan kedisiplinan c. Tujuan Membaca Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini menurut Anderson dapat dikemukakan beberapa yang penting dalam tujuan membaca: 1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta. 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama. 7 Jago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: UT, 2005), h. 52.

26 10 3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susuanan, organisasi cerita. 4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan. 6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi. 7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan. 8 Jadi, disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Dan untuk mengetahui intisari dari sebuah wacana bacaan. Selain itu, Cahyani menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan membaca adalah: 1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apaapa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. 8 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h

27 11 3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan. 4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh meraskan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh apa yang benar. 6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. 7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berada dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. 9 Jadi, disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah untuk mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut. d. Aspek-Aspek Membaca Telah diurutkan di muka bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut Broughton, yaitu: 1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: 9 Isah Cahyani, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung, 2008). h

28 12 a) Pengenalan bentuk huruf; b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem,/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain); c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis); d) Kecepatan membaca ke taraf lambat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dianggap berbeda pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: a) Memahami pengertian sederhana (klasikal, gramatikal, retorikal); b) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca); c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. 10 e. Jenis-jenis Membaca 1) Membaca ekstensif (extensive reading) Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Hal ini juga merupakan satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang asing yang hendak mempelajari sesuatu tanpa dia sendiri pergi bermukim ke negara asal bahasa tersebut. Membaca ekstensif ini meliputi pula: 10 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h

29 13 a) Membaca survei (survey reading) Sebelum kita mulai membaca, biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan ditelaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan: (1) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku (2) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan (3) Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku bersangkutan. b) Membaca sekilas (skimming) Membaca sekilas atau skimming adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bacaan yang diinginkan. c) Membaca dangkal (superficial reading) Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya.

30 14 2) Membaca intensif (intensive reading) Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah: a) Membaca telaah isi (content study reading); b) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading). Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang penjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik). Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau polapola teks, pola-pola simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. f. Pengertian Membaca Cepat Membaca cepat adalah keterampilan yang sangat bermanfaat untuk keperluan membaca sekilas dan biasanya mencegah kita bosan. Karena otak berpikir lebih cepat daripada kecepatan membaca. 11 Membaca cepat mempunyai beberapa keuntungan terutama dalam keadaan terdesak waktu. Dengan demikian membaca cepat dapat meninjau kembali secara cepat materi yang pernah dibacanya. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luwes Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca, (Bandung: Mizan Learning Center, 2003), h Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h

31 15 Jadi membaca cepat adalah membaca dengan cepat, cepat disni adalah waktu yang singkat dan cepat tanpa menghiraukan pemahamannya. Cepat menurut (KBBI) adalah waktu singkat dapat menempuh jarak cukup jauh (perjalanan, gerakan, kejadian, dsb); cekatan; terdahulu; dalam waktu singkat. Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca dengan pemahaman isi bacaan. Kecepatan membaca yang seseorang harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan yang telah dibaca. Atar mengemukakan dalam jurnal Keke T. Aritonang, membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi bahan dibaca. 13 Keke menjelaskan membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan pemahaman isi 70%. 14 Dari pengertian para ahli di atas disimpulkan bahwa membaca cepat adalah membaca dengan menggunakan kecepatan disertai dengan pemahaman, seseorang tidak hanya membaca dengan cepat saja tapi juga disertai adanya pemahaman. Membaca dengan cepat memerlukan ketekunan dalam berlatih dan harus dibiasakan secara berkelanjutan, karena kecepatan seseorang dalam membaca dapat berubah-ubah asalkan dia sering berlatih dan tidak memiliki hambatan. Seperti yang disebutkan dalam bukunya Budinuryanta dan kawankawan Membaca cepat merupakan sejenis keterampilan yang memerlukan ketekunan berlatih dan disiplin untuk mencapai kecepatan dan daya baca yang tinggi yang bisa dicapai seseorang Keke T. Aritonang, Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat, Jurnal Pendidikan Penabur, 2006, h Ibid 15 Budinuryanta, dkk, op.cit., h

32 16 Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. 16 Dengan demikian Atikah menjelaskan bahwa membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan. 17 Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yakni bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila anda merasa belum dapat membaca cepat, anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu. 18 Dari berbagai penjelasan di atas, disimpulkan bahwa keterampilan membaca cepat adalah kecakapan membaca dengan efisien waktu untuk mendapatkan pemahaman bacaan dengan tepat. Dalam membaca cepat terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa mengatur kecepatannya dan memilih jalan yang terbaik untuk mencapai tujuannya. 16 Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 1999), h Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, h. 3.4.

33 17 g. Tujuan Membaca Cepat Tujuan membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. 19 Tidak ada gunanya dapat membaca cepat tetapi tidak dapat memahami bacaan secara memindai. Akan tetapi, apabila kita dapat membaca dengan pemahaman sepenuhnya tetapi kecepatan bacanya sangat lambat, tidak dapat dikatakan dapat membaca secara efisien. Tarigan menjelaskan, tujuan awal diadakannya pengajaran membaca cepat kepada anak atau siswa adalah agar anak atau siswa itu dapat membaca secara efektif dan efisien yaitu, mendapatkan informasi sebanya-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini, yang dipentingkan bukanlah masalah kecepatan siswa dalam membaca, melainkan tingkat pemahaman isi bacaan setelah dibaca oleh siswa secara cepat. Kemampuan membaca cepat tidak mesti berarti kemampuan memahami bacaan berkurang. Jadi tujuan membaca cepat adalah untuk memahami isi dan makna bacaan dalam waktu yang sesingkat mungkin. h. Langkah-langkah Membaca Cepat 1) Siapkan naskah yang akan dibaca. 2) Bahan bacaan harus baru dan belum pernah dibaca. 3) Pilihlah situasi lingkungan yang tenang. 4) Berkonsentrasilah pada bacaan yang anda hadapi. 5) Bacalah dalam hati bacaan tersebut. 6) Hindarkan kebiasaan buruk dalam membaca seperti: a) Kebiasaan menggerakkan bibir untuk melafalkan setiap kata b) Kebiasaan menunjuk kata demi kata c) Menggunakan jari atau benda untuk menunjuk yang dibaca 19 A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), h. 29.

34 18 d) Menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan e) Mengulang pembicaraan pada kalimat yang sudah dilewati f) Mengeja dalam hati setiap huruf pada kata yang dibaca 7) Fokuskan pandangan pada garis tengah bacaan. 8) Ajukan pertanyaan sehubungan dengan naskah yang dibaca.pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kognitif yang meliputi ingatan/ sekilas saja. 9) Berlatih mencari inti bacaan per paragraph dengan mengingat-ingat gagasan pokok atau hal-hal penting dalam bacaan. 20 i. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat 1) Banyak informasi penting dapat diserap dalam waktu yang cepat. 2) Membaca cepat memperluas wawasan. 3) Membaca cepat meningkatkan kemahiran berbahasa yang lain. 4) Membaca cepat membantu menghadapi ujian/tes. 5) Membaca cepat meningkatkan pemahaman. 21 j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Membaca Tarigan mengemukakan ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi kecepatan membaca: 1) Tingkat kesulitan bahan bacaan. 2) Keakraban dan rasa ingin tahu terhadap pokok permasalahan. 3) Kebiasaan-kebiasaan membaca Warni, Membaca Cepat diakses, 13 September 2014, WIB. 21 Kholid Harras, dkk, Membaca I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed 1, cet Ke-2, h Henry Guntur Tarigan, Membaca Ekspresif, (Bandung: Angkasa, 1987), h. 28.

35 19 Menurut Soedarso ada enam penghambat dalam membaca cepat: 1) Vokalisasi Vokalisasi adalah membaca dengan bersuara. Menggumam, sekalipun dengan mulut yang terkatup dan suara tidak terdengar, jelas termasuk membaca dengan bersuara. 2) Gerakan Bibir Gerakan bibir adalah mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggunakan gerakan bibir. 3) Gerakan Kepala Gerakan kepala adalah menggerakkan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap. 4) Menunjuk dengan Jari Menunjuk dengan jari adalah membaca dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata apa yang kita baca. 5) Regresi Regresi adalah mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. 6) Subvokalisasi Subvokalisasi adalah melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca. Subvokalisasi menghambat karena kita menjadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar dari pada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca. 23 Berdasarkan faktor yang bisa mempengaruhi baik kuantitas maupun kualitas pemahaman kita terhadap materi bacaan, tampaknya yang terpenting adalah kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat kita membaca. 23 Soedarso, op.cit., h. 5-9.

36 20 k. Cara Mengembangkan Kecepatan Membaca Dalman mengemukakan ada beberapa cara mengembangkan kecepatan membaca adalah sebagai berikut: 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat. 5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus. 24 l. Faktor Penghambat Kecepatan Membaca Dalman mengemukakan ada beberapa hal yang menghambat kecepatan membaca adalah sebagai berikut: 1) Menyuarakan apa yang dibaca. 2) Membaca kata demi kata. 3) Membantu melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari). 4) Menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain. 5) Konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal di luar bacaan. 6) Bergumam-gumam atau bersenandung. 7) Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat. 8) Kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h Ibid., h. 42

37 21 m. Mengukur Kecepatan Membaca Seseorang pembaca dikatakan sebagai pembaca baik bila mampu mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan bahan yang dibaca serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60% dari bahan yang dibaca. Untuk tingkat pemula, kecepatan membaca diharapkan dapat mencapai KPM (kata per menit). Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi, maka dalam mengukur kemampuan membaca yang perlu diperhatikan adalah dua aspek tersebut.26 Pada umumnya kecepatan membaca diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata yang dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan persentase dari jawaban yang benar tentang isi bacaan. Tetapi, hasil pengukuran kedua aspek ini harus diintegrasikan agar dapat menunjukkan kemampuan membaca secara keseluruhan. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membaca: Keterangan: KM : Kemampuan Membaca KPM : Jumlah Kata Per Menit KB : Jumlah Kata dalam Bacaan SM : Jumlah Sekon Membaca PI : Persentase Pemahaman Isi Ibid., h. 46.

38 22 Adapun penjelasannya sebagai berikut. 1) Untuk mengukur waktu baca biasanya yang dipergunakan ialah sekon/detik. 2) Yang dimaksud waktu baca ialah jumlah sekon yang dipergunakan untuk membaca seluruh bacaan hingga selesai, tetapi tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca pertanyaan (jika ada). 3) Angka 60 yang ada dalam rumus dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per menit. 4) Menurut Baca Tampubolon, yang dimaksud dengan persentase pemahaman isi ialah persentase jawaban yang benar atas pertanyaanpertanyaan yang tersedia. Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara berikut ini: 1) Hitung jumlah kata yang terdapat dalam satu baris penuh (dari pinggir kanan pada suatu halaman bacaan). Tuliskan jumlah itu pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikutnya tidak perlu dihitung. 2) Hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai separuh dari panjang baris, atau kurang, tidak perlu dihitung. 3) Kalikanlah jumlah kata pada a dan baris pada b. hsil perkalian inilah jumlah kata (lebih kurang) yang teradapat dalam halaman bersangkutan. Jika bacaan itu terdiri dari beberapa halaman maka jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris, dan jumlah halaman.

39 23 Setelah memperoleh nilai rata-rata yang dihasilkan siswa dalam membaca cepat, selanjutnya peneliti akan menentukan penilaian dengan menggunakan pedoman penilaian kecepatan membaca yaitu, sebagai berikut: Tabel 1 Tingkat Kecepatan Membaca No Kecepatan Tingkat Kemahiran kpm (kata per menit) Sangat Cepat kpm (kata per menit) Cepat kpm (kata per menit) Sedang kpm (kata per menit) Lambat kpm (kata per menit) Sangat Lambat 27 n. Standardisasi Kecepatan Membaca Untuk mengetahui standardisasi dan kategori kecepatan membaca sampel penelitian, penulis menggunakan standardisasi dan kategori berikut ini. Tabel 2 STANDARDISASI KECEPATAN MEMBACA BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN Kecepatan No Jenjang Pendidikan Membaca 1. SD/SLTP 200 kata/menit 2. SLTA 250 kata/menit 3. Mahasiswa 325 kata/menit 4. Mahasiswa Program Pasca Sarjana 400 kata/menit 5. Orang Dewasa (Tidak Bersekolah) 200 kata/menit 27 Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h. 143.

40 24 Chistine Nuttal mengatakan dalam bukunya Dalman yang berjudul Keterampilan Membaca, kemampuan membaca cepat untuk jenjang SD sebagai Berikut: 28 Kelas I Kelas II Kelas III Keals IV Kelas V Kelas VI kata per menit kata per menit kata per menit kata per menit kata per menit kata per menit Untuk menentukan KEM sebagaimana diuraikan di atas, maka perolehan ukuran KPM tersebut hendaklah diikuti oleh pemahaman terhadap isi bacaan. Mengenai hal ini, kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca pada setiap menitnya dengan pemahaman rata-rata 50% atau dengan perkataan lain berkisar antara lain 40% - 60%. Orang dewasa di Amerika yang belum pernah mendapat latihan khusus kecepatan membacanya antara KPM, tetapi beberapa orang di sana ada yang mencapai KPM. Bahkan masih ada yang sangat memprihatinkan bahwa beberapa orang yang lainnya terlalu lambat dalam membaca, kecepatannya berkisar KPM. Di Indonesia, orang dewasa kecepatan membacanya sama dengan yang terjadi di Amerika, yaitu KPM. Akan tetapi, Soedarso mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan, kecepatan membacanya dapat mencapai KPM. 28 Dalman, op.cit., h

41 25 2. Hakikat Kalimat Utama a. Pengertian Kalimat Utama Terdapat berbagai istilah yang sama makna dengan kalimat utama. Istilahistilah seperti pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik. 29 Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Kalimat terdiri dari kalimat utama di awal paragraf, kalimat utama di akhir paragraf, kalimat utama di dalam paragraf, kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, kalimat utama tersirat. Berikut penjelasannya: 30 1) Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang 29 Salma Faizatul Jannah, Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf, dari diakses, 4 Februari 2014, WIB. 30 Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009). h. 105.

42 26 berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. 2) Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. 3) Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model Ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. 4) Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. 5) Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu.

43 27 b. Ciri-ciri Kalimat Utama Berikut ini ciri-ciri kalimat utama Kalimat bersifat umum. 2. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. 3. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. 4. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: a) Pengulangan kata kunci. b) Adanya kata ganti. c) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). 5. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat utama itu memiliki ciri-ciri untuk dapat menentukannya yaitu biasanya berada di awal paragraf (induktif), dan di akhir paragraf (deduktif) yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian. Dan kalimat utama memuat kata kunci yang terdiri dari; kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, dan kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain. 31 Fikri, Ciri-ciri Kalimat Utama, dari diakses, 4 Februari 2014, pkl WIB.

44 28 B. Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini di antaranya: penelitian yang dilakukan Novita, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama. Penelitian lain dilakukan Hilda Komalasari, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2014, tentang Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Membaca Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan hasil penelitian. Dan penelitan yang dilakukan oleh Elpira Roza, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang Kemampuan Siswa Kelas IV SDN 55/1 Sridadi Menemukan Kalimat Utama Melalui Membaca Intensif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan cara melakukan tes secara tertulis, kemudian data dinilai dan dianalisis secara kuantitatif. Nuryati, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2011, tentang Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII D SMP Terpadu Darul Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.

45 29 Persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh peneliti pertama, oleh Novita. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ketiga yang dilakukaan oleh Hilda Komalasari. Yaitu persamaannya terletak pada pembelajarannya yaitu membaca cepat dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. peneliti ketiga yang dilakukan oleh Elpira Roza. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Dan peneliti ke empat yang dilakukan oleh Nuryati. Yaitu persamaannya terletak pada Membaca Cepat, dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. C. Kerangka Berpikir Keterampilan berbahasa harus dimiliki oleh setiap siswa. Setiap keterampilan berbahasa pasti mempunyai peran penting di setiap aspeknya. Khususnya keterampilan membaca mempunyai peran yang penting bagi kurikulum pendidikan. Karena di setiap materi harus mempergunakan proses membaca demi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi tersebut. Siswa diharapkan dapat menentukan dan memahami isi dari bacaan yang disediakan guru. Siswa dapat menjawab pertanyaan isi teks. Oleh karena itu keterampilan membaca siswa perlu dilatih dengan menggunakan teknik yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara antara kesalahan yang timbul. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bisa dua faktor kemungkinan baik internal maupun eksternal, salah

46 30 satunya adalah siswa merasa bosan dalam membaca, sehingga hasil belajar siswa yang rendah dalam proses KBM. Salah satu usaha guru untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan teknik membaca cepat, agar kegiatan membaca siswa tidak membosankan dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait materi Menemukan Kalimat Utama pada tiap paragraf. Tujuan utama menggunakan teknik membaca cepat ini untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa terhadap suatu wacana yang disediakan guru. Para siswa saling menggunakan keterampilan membaca, mendengar, menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi kalimat utama dalam wacana cerita, dalam suatu materi pelajaran pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat. Dengan demikian siswa dilatih untuk menggali dan mengembangkan materi. Diharapkan dengan menggunakan teknik membaca cepat dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa secara berkelompok atau saat individu. D. Pengajuan Hipotesis Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai berikut : Ho = Tidak ada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. H 1 = Ada pengaruh penerapan penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

47 31 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Cempaka Putih 1. Beralamat Jalan Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Rentang waktu yang digunakan pada semester genap (dua) tahun pelajaran 2013/2014. Tepatnya pada Maret-April 2014, adapun tahapan-tahapan penelitian: a. Tahap persiapan Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin ke sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini yang dilakukan adalah uji coba instrumen dan pengambilan data di lapangan. c. Tahap penyusunan Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengolahan data dan konsultasi untuk menyusun laporan dan persiapan ujian.

48 32 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan penerapan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama, dan kelompok dua adalah kelompok kontrol yang tanpa perlakuan dengan tidak menerapkan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest Postest Desaign. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol di lakukan pretest dan postest (O1 dan O2). Tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sehingga struktur desainnya sebagai berikut: 1 Tabel 3 Rancangan Desain Penelitian Quasi Experiment Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test E O1 X O2 C O1 - O2 1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.78

49 33 Keterangan: E = Kelompok kelas eksperimen C = Kelompok kelas kontrol O1 = Pre-test diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O2 = Post-test diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. X = Pemberian teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada kelas eksperimen. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita. 2 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/ Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population). 3 Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IVA SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok kontrol. 2 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-VIII, h Op.cit., h.215.

50 34 Penentuan kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa dari mata pelajaran bahasa Indonesia serta menyesuaikan karakteristik perkembangan anak pada masing-masing kelas IV. Tabel 4 Data Siswa Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV Kelas IVA: 22 siswa SDN Cempaka Putih 1 Kelas IVB: 22 siswa D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Dapat juga dikatakan dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara tes non-objektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest adalah test yang dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental. Posttest juga dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara test yang dilakukan setelah suatu program pembelajaran dilakukan. 4 Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah: a) Variabel bebas : teknik membaca cepat. b) Variabel terikat : kalimat utama h Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),

51 35 2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian. 3. Instrumen penilaian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat tes nonobjektif (uraian) teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Dengan format penilaian sebagai berikut. 5 Tabel 5 Penilaian Kecepata Membaca No Kecepatan Tingkat Kemahiran kpm (kata per menit) Sangat Cepat kpm (kata per menit) Cepat kpm (kata per menit) Sedang kpm (kata per menit) Lambat kpm (kata per menit) Sangat Lambat 6 4. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur. 7 Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki 5 Sunardi, Kemahiran Membaca Cepat Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran, Artikel e-jurnal, 2012/2013, 2013, h Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h Zainal Arifin, op.cit., h.245.

52 36 validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat menggunakan variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen non-tes diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa instrumen non tes objektif (uraian) dari keterampilan membaca cepat, sehingga validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data meliputi uji analisis deskriptif, uji analisis inferensial yang di dalamnya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta pengujian hipotesis statistik. 1. Uji Analisis Deskriptif Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata, median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 20 for Windows version. 2. Uji Prasyarat Analisis Inferensial Analisis inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

53 37 a) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 20 for Windows version dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05. b) Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen. c) Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for Windows yaitu dengan teknik analisis Paired Samples T-Test. Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-rata kedua kelompok signifikansi (2-tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.

54 38 F. Hipotesis Statistik Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah: H 0 = μ 1 = μ 2 H 1 = μ 1 μ 2 Keterangan : H 0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. H 1 = Terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. μ 1 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. μ 2 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

55 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah 1. Lokasi Sekolah SDN Cempaka Putih 1 beralamat di Jl. Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Visi dan Misi Visi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan: Capai lulusan berkualitas, berahlak mulia, serta siap mengembangkan Ilmu Pendidikan Alam (IPA) berlandaskan (IMTAQ) dan IPTEK Misi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan: a. Menumbuhkan disiplin berdasarkan komitmen bersama. b. Membimbing menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan. c. Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui Pelatihan /Workshop/Studi banding. d. Menyiapakan kelulusan yang mampu mengimbangi perkembangan dunia dalam IMTAQ dan IPTEK. e. Mengoptimalkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar. f. Mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi, terampil, produktif, displin dan mandiri. g. Memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif,kreatif, inovatif dan sesuai perkembangan. h. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya dimasyarakat. i. Membenahi manajemen/administrasi sekolah.

56 40 j. Memberdayakan komite sekolah dalam meningkatkan peran serta orang tua murid/masyarakat dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah. k. Mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 3. Siswa dan Guru Tabel 6 Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih 1 KotaTangerang Selatan KELAS I II III IV V VI Jumlah ROMBEL Jumlah L/P L P L P L P L P L P L P L P Jumlah semua

57 41 Tabel 7 Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan No Nama Guru Jabatan/Mata Pelajaran 1. Sarmili S.Pd Kepala Sekolah 2. H.A. Syariefuddin Syam Guru Agama Islam 3. Hj. Murdiana, S.Pd Guru Kelas 4. Sri Supadmi, S.Pd Guru Kelas 5. Aminah, S.Pd Guru Kelas 6. Maryani Penjaga Sekolah 6. Didi Rosadi, S.Pd Guru Kelas 7. Ettty Harnetta Guru Kelas 8. Kusdiyati, S.Pd Guru Kelas 9. H.M. Malir Guru Agama Islam 10. Masih Sumarsih, S.Pd Guru Kelas 11. Marikin Guru Bahasa Inggris 12. Elly Trisnowati, S.Pd Guru Seni Tari 13. Dico Arief Setiobudi Guru Penjaskes 14. Monasari Rahmawati, S.Pd Guru Bahasa Inggris 15. Budi Mulyono, S.Pd Guru Kelas 16. Supriatin, S.Hum Guru Kelas 17. Priantari Swatika, SE Guru Kelas 18. Elis Wulan Purnamasari, S.Pd.I Guru Budi Pekerti 19. Himatul Badiaah Guru Kelas 20. Hikmatul Hasanah Guru Kelas 21. Suwanto Jarot Wibowo, S.Pd.I Guru Komputer 22. Bambang Suryo Putro, S.Ip TU dan Pustakawan 23. Dedi Suyatman Penjaga

58 42 B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saat pengajuan proposal dimulai pada bulan Februari. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret tahun 2014 di SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan yang memiliki jumlah siswa kelas IV semester genap sebanyak 44 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 22 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB dijadikan sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti memberikan prestest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda di antara kedua kelas tersebut. Kemudian pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat. Guru menjelaskan materi pengertian kalimat utama, menjelaskan jenis-jenis paragraf, membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, menjelaskan ciri-ciri kalimat utama, menjelaskan teknik membaca cepat dan menerapkan teknik membaca cepat dalam bacaan yang diberikan. Kemudian guru membagikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dalam satu kelompok. Lalu guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Di dalam LKS tersebut, setiap kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam LKS. Setelah kelompok selesai mengerjakan tugasnya, kemudian guru memanggil masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua, sama seperti pertemuan pertama, dipertemuan kedua ini guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf sebuah teks bacaan.

59 43 Kemudian guru memanggil 5 siswa secara bergiliran maju ke depan, untuk membaca teks yang sudah guru berikan, lalu siswa membaca teks bacaan tersebut secara serentak dengan diberikan waktu. Setelah siswa membaca, kemudian menugaskan kepada masing-masing siswa untuk menemukan kalimat utama dari tiap paragraf yang dibaca dengan diberikan waktu. Di akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan baik untuk kelas IVA yang diberi perlakuan dengan teknik membaca cepat dan IVB yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu pemberian posttest kepada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 8 Pelaksanaan Penelitian Tanggal Kegiatan 14 Maret 2014 Uji Validitas Instrumen Penelitian oleh Ahli 17 Maret 2014 Pretest Pertemuan ke-1: 1. Menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama 18, 19 Maret Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 4. Menyebutkan jenis-jenis paragraf 5. Menjelaskan jenis-jenis paragraf Pertemuan ke-2: 24, 25 Maret Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Menentukan jenis paragraf pada tiap paragraf 26 Maret 2014 Posttest

60 44 C. Hasil Penelitian Tabel 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen No. Nama Siswa Pretest Posttest Kecepatan Membaca 1 AA kpm 2 AB kpm 3 AC kpm 4 AD kpm 5 AE kpm 6 AF kpm 7 AG kpm 8 AH kpm 9 AI kpm 10 AJ kpm 11 AK kpm 12 AL kpm 13 AM kpm 14 AN kpm 15 AO kpm 16 AP kpm 17 AQ kpm 18 AR kpm 19 AS kpm 20 AT kpm 21 AU kpm 22 AV kpm Jumlah kpm Rata-Rata kpm Berdasarkan tabel 9 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 40, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 67.5, nilai tertinggi yaitu 70. Setelah siswa diberi perlakuan

61 45 (posttest), maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 57.5, nilai sedang yaitu 75, nilai tertinggi yaitu Pada kelompok eksperimen ini diberi perlakuan dengan menggunakan teknik membaca cepat, adapun kecepatan membaca siswa yang diperoleh yaitu siswa yang memperoleh kecepatan kpm (lambat) terdapat 10 orang, siswa yang memperoleh kecepatan kpm (sedang) terdapat 8 orang, siswa yang memperoleh kecepatan kpm (cepat) terdapat 4 orang. Tabel 10 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV Jumlah Rata-Rata

62 46 Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui pembelajaran konvensional. Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 30, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50, nilai tertinggi yaitu Setelah siswa diberi perlakuan (posttest), maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 50, nilai sedang yaitu 70, nilai tertinggi yaitu D. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelompok eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya menggunakan teknik membaca cepat, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pemberian pretest dilakukan sebelum masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 11 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen N Valid 22 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

63 47 Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1182,50. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 53,7500 dengan varian 67,708 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 8, Nilai maksimum/terbesar adalah 70,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 40,00, maka rentang nilai pada data pretest kelompok eksperimen adalah 30,00. Median pada data pretest kelompok eksperimen adalah 51,2500 dan modus pada data pretest kelompok eksperimen adalah 50,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 12 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Nilai Frekuensi Frekuensi (%) Total

64 48 Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 70 dengan frekuensi 2 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Grafik 1 Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 55, 60, 62,5, dan 67,5 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 47,5, 57,5, dan 70 terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 52,5 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 50 terdapat 7 orang.

65 49 Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 13 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol N Valid 22 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum Berdasarkan tabel 13 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 917,50. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 41,7045 dengan varian 69,873 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 8, Nilai maksimum/terbesar adalah 55,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 30,00, maka rentang nilai pada data pretest kelompok kontrol adalah 25,00. Median pada data pretest kelompok kontrol adalah 40,0000 dan modus pada data pretest kelompok kontrol adalah 40,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

66 50 Tabel 14 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol Nilai Frekuensi Frekuensi (%) Total Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 30 dengan frekuensi 4 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 55 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

67 51 Grafik 2 Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 37,5, 42,5, dan 55 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 32,5 dan 52,5 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 47,5, dan 50 masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 30 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 40 terdapat 5 orang. 2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setelah dilaksanakan pretest dan dilanjutkan dengan 2 kali pertemuan, maka pada tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini:

68 52 Tabel 15 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen N Valid 22 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1487,50. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 67,6136 dengan varian 52,665 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar Nilai maksimum/terbesar adalah dan nilai minimum/terkecil adalah 57.50, maka rentang nilai pada data posttest kelompok eksperimen adalah Median pada data posttest kelompok eksperimen adalah dan modus pada data posttest kelompok eksperimen adalah Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

69 53 Tabel 16 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Nilai Frekuensi Frekuensi (%) Total Berdasarkan tabel 16 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu dengan frekuensi 1 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

70 54 Grafik 3 Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 57,5, 65, 67,5, 72,5, 80, dan 82,5 masing-masing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 70 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 60 dan 75 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 62,5 terdapat 5 orang.

71 55 Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 17 Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol N Valid 22 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum Berdasarkan tabel 17 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1335,00. Nilai rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 60,6818 dengan varian 47,727 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 6, Nilai maksimum/terbesar adalah 72,50 dan nilai minimum/terkecil adalah 50,00, maka rentang nilai pada data posttest kelompok kontrol adalah 22,50. Median pada data posttest kelompok kontrol adalah 60,0000 dan modus pada data posttest kelompok kontrol adalah 60,00. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

72 56 Tabel 18 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol Nilai Frekuensi Frekuensi (%) Total Berdasarkan tabel 18 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 50 dengan frekuensi 4 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

73 57 Grafik 4 Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 52,5, 57,5 dan 72,5 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 70 terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,5 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 50 dan 62,5 masing-masing terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 60 terdapat 6 orang. E. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas a) Uji Normalitas Pretest Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji

74 58 normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai > 0,05. Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Pretest Shapiro-Wilk Kelompok Statistic Pretest Df Sig. 1. Eksperimen Kontrol Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen signifikansinya 0,053. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,053 > 0,05. Begitu pun dengan hasil pretest kelompok kontrol signifikansinya 0,051. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,051 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. b) Uji Normalitas Posttest Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah data tersbut berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai > 0,05.

75 59 Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 20 Hasil Uji Normalitas Posttest Postest Kelompok Shapiro-Wilk Statistic df Sig. 1. Eksperimen Kontrol Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,068. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,068 > 0,05. Sedangkan data hasil posttest kelompok kontrol signifikansinya 0,070. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,070 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari data hasil posttest bahwa baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a) Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil kedua kelompok memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova.

76 60 Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,606. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,606 > 0,05. b) Uji Homogenitas Posttest Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yaitu teknik membaca cepat untuk kelompok eksperimen dan metode konvensional untuk kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova. Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene Statistic df1 df2 Sig Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,411. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,411 > 0,05.

77 61 F. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan antara kelompok eksperimen yang menggunakan teknik membaca cepat dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis data dengan T-Test menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu Paired Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah jika signifikansi t-test > 0,05 maka terima H 0 dan jika signifikansi t-test < 0,05 maka tolak H 0 atau terima H 1. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes membaca cepat untuk menemukan kalimat utama antara kelompok eksperimen yang menggunakan teknik membaca cepat dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Posttest Eksperimen- Kontrol Tabel 23 Hasil Uji T-Test Paired Differences Sig. 95% Confidence Std. (2- Std. Interval of the t df Mean Error tailed Deviation Difference Mean ) Lower Upper Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan di bab II, bahwa: 1. H 0 Tidak terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. 2. H 1 Terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

78 62 Berdasarkan tabel 23, dari perhitungan uji beda rata-rata tes menemukan kalimat utama antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat jika > 0,05 maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,004. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,004 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata tes keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. G. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis nilai tes keterampilan membaca untuk menemukan kalimat utama pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014 yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut adalah homogen. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukkan bahwa kondisi awal siswa sebelum diberi perlakuan masih dalam kondisi sama. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik membaca cepat dan kelompok kontrol adalah kelas yang menggunakan metode konvensional yang biasa guru lakukan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan tes keterampilan membaca untuk menemukan kalimat utama pada isi teks bacaan. Pembelajaran ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama dan 2 kali pertemuan untuk melakukan pretest dan posttest. Pembelajaran dengan teknik membaca cepat yang telah dilakukan dapat memberikan pengalaman dan motivasi siswa dalam membaca sehingga siswa membaca tidak hanya sekedar membaca tetapi siswa membaca dapat memahami isi teks bacaan yang dibaca, terutama dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf. Hasil yang lebih baik didapatkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap

79 63 paragraf. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang mudah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru berkaitan dengan bacaan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini, siswa banyak diberi bacaan berupa teks yang harus mereka pahami isi dari cerita tersebut dan dapat menentukan kalimat utama pada tiap paragraf. Mereka belajar memahami bacaan untuk menemukan kalimat utama bersama dengan teman-teman sekelasnya dengan menggunakan teknik membaca cepat. Dalam penggunaan teknik membaca cepat ini siswa juga dilatih untuk membaca pada kelompok-kelompok kata dengan menghindari membaca kata demi kata, untuk tidak mengulangi kalimat yang telah dibaca, untuk tidak selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat, berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab dan bila ada judul baru, mencari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama/kalimat utama sebuah kalimat, kemudian abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang seperti: yang, di,dari, pada, se, dan sebagainya. Dan siswa dapat mengefisienkan waktu dalam membaca dengan baik, misalnya ketika siswa membaca untuk menemukan kalimat utama/ide pokok pada tiap paragraf dan dengan menggunakan teknik membaca cepat. Penggunaan teknik membaca cepat dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa karena dengan menerapkan teknik membaca cepat, siswa tidak merasa jenuh sehingga dapat memotivasi dan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala yaitu berkaitan dengan pengaturan waktu karena di dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Selain itu juga terkait dengan pengelolaan kelas dan pengorganisasian siswa, ada beberapa siswa yang masih malas untuk membaca teks bacaan dan malas untuk memahami isi bacaan dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf. Pada kelompok kontrol yaitu pada kelas IVB SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan yang kegiatan pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Peran guru lebih aktif daripada siswa dikarenakan guru yang lebih banyak menyampaikan materi sehingga guru menjadi pusat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Keaktifan siswa dalam kegiatan

80 64 proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena metode pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan, mereka hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru. Penggunaan metode pembelajaran konvensional lebih monoton dibandingkan dengan menggunakan teknik membaca cepat. Hal ini mengakibatkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran pun ditemukan beberapa siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangku dan ada pula siswa yang mengganggu temannya. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat menangkap dan menerima materi yang disampaikan guru, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal. Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf. Keterampilan siswa dalam membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Hasil pengolahan data pada nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah di analisis menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,05 yaitu 0,004, yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan teknik membaca cepat berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa. Hal ini juga ditunjukan dari nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah sebesar 53,7500, setelah diberi perlakuan dengan teknik membaca cepat nilai posttest kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 67,6136. Hasil nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah sebesar , setelah diberi perlakuan dengan model

81 65 pembelajaran konvensional nilai posttest kelas kontrol mengalami peningkatan menjadi 60,6818. Dari perhitungan nilai rata-rata tersebut, hasil tes kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 13,8636%, sedangkan hasil tes kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 18,9773%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik membaca cepat yang dilakukan pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama tiap paragraf pada siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014.

82 66 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Hal ini dilihat dari perbandingan nilai rata-rata hasil pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu Sementara itu, nilai rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dengan penerapan teknik membaca cepat sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvesional yang sudah biasa dilakukan guru dalam pembelajaran. Sehingga diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu , sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh kelas kontrol yaitu Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t atau uji hipotesis yang dilakukan pada nilai posttest kedua kelompok, yaitu eksperimen dan kontrol dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang menghasilkan nilai probablitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, karena H1 dapat diterima jika menunjukkan bahwa 0,004 < 0,05. < 0,05. Dari data

83 67 B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus bahan uraian penutup skripsi ini adalah: 1. Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. 2. Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. b. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya dalam menemukan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. c. Bagi Guru Memberi pengetahuan baru kepada guru bahwa teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif teknik membaca yang dapat diterapkan di dalam kelas. d. Bagi siswa Dapat menambah pengetahuan siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pada teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.

84 68 DAFTAR PUSTAKA Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII, Jakarta: Depdiknas, Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Aritonang, Keke T, Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat, Jurnal Pendidikan Penabur, Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, Cahyani, Isah, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: Upi Press, Dalman, Keterampilan Membaca, Jakarta: Rajawali Pers, Fikri, Ciri-Ciri Kalimat Utama, 4 Februari 2014, pkl WIB. Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca, Bandung: Mizan Learning Center, Jannah, Salma Faizatul, Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf, dari 4 Februari 2014, WIB. Kholid Harras, dkk, Membaca I, Jakarta: Universitas Terbuka, ed 1, cet Ke Laksono, Kisyani, dkk, Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, Rahardi, Kunjana, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga, Resmini, Novi, dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Bandung: UPI press, Resmini, Novi, dkk, Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar Teori dan Pengajarannya, Bandung: UPI press, 2006.

85 69 Saddhono, Kundharu, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Bandung: CV. Karya Putra Darwati, Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: Gramedia, Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, ed. 2, Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendiidkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-VIII. Sunardi, Kemahiran Membaca Cepat Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran, Artikel e-jurnal, 2012/2013, Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Tarigan, Henry Guntur, Membaca Ekspresif, Bandung: Angkasa, 1987., Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008., Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, Bandung, Tarigan, Jago, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: UT, Widyamartaya, A, Seni Membaca untuk Studi, Yogyakarta: Kanisius, Warni, Membaca Cepat 2014, WIB. diakses, 13 September Yamin, H. Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Cipayung Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, 2010.

86

87

88

89

90 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER PERTEMUAN KE- ALOKASI WAKTU : Bahasa Indonesia : IV (Empat)/2 (Dua) : 1 (Pertama) : 2 x 35 Menit STANDAR KOMPETENSI A. KOMPETENSI DASAR : (Membaca) 7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Menyebutkan jenis-jenis paragraf 3. Menjelaskan jenis-jenis paragraf 4. Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 5. Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis paragraf 3. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan jenis-jenis paragraf 4. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 5. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri kalimat utama

91 D. MATERI PEMBELAJARAN Materi Pokok Kalimat utama pada tiap paragraf Materi Ajar 1. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf: a. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimatkalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincianperincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. b. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. c. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. d. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat

92 utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. e. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 3. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. E. TEKNIK PEMBELAJARAN Teknik pembelajaran membaca cepat 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat.

93 5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus. F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Mengucapkan salam - Berdo a - Mengabsen - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Melakukan apersepsi - Menjawab salam - Berdo a - Menjawab absen - Mendengarkan tujuan pembelajaran - Melakukan apersepsi Religious Religious Disiplin Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu dengan melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru seputar materi yang akan disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Menjelaskan materi tentang pengertian kalimat utama, jenisjenis paragraf, perbedaan kalimat utama di awal dan di - Mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian kalimat utama, jenisjenis paragraf dan ciriciri kalimat utama Gemar membaca, cinta tanah air

94 akhir paragraf dan ciriciri kalimat utama - Menjelaskan langkahlangkah membaca cepat kemudian menerapkannya - Membagi siswa ke dalam 6 kelompok - Menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk membaca teks yang sudah dibagikan kemudian membaca dengan serentak sesuai dengan langkahlangkah membaca cepat yang sudah dijelaskan. - Setelah selesai membaca teks, siswa menjelaskan pengertian kalimat utama, jenisjenis paragraf, perbedaan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, dan ciriciri kalimat utama, sesuai dengan LKS yang diberikan. - Melaksanakan perintah guru - Berkumpul dengan kelompoknya masingmasing - Setiap kelompok melaksanakan perintah guru dengan seksama. - Siswa menjelaskan pengertian kalimat utama, jenis-jenis paragraf, dan ciri-ciri kalimat utama, menjelaskan isi kalimat utama pada tiap paragraf sesuai dengan LKS yang diberikan. Disiplin, rasa ingin tahu, cinta tanah air Komunikatif, tanggung jawab, demokratis, disiplin

95 Elaborasi (20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memanggil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil - Tiap kelompok menyampaikan hasil tugas kelompok di Menghargai prestasi, tanggung jawab, demokratis tugas kelompok depan kelas Konfirmasi (13 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memberikan komentar dari hasil kegiatan elaborasi - Memberikan feedback - Mendengarkan komentar yang diberikan guru - Menjawab Disiplin Percaya diri berupa pertanyaanpertanyaan seputar materi yang telah disampaikan pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru 3. Penutup (10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memberikan evaluasi kepada siswa - Memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari - Menutup pembelajaran dengan berdoa bersama - Mengerjakan evaluasi secara individu - Ikut serta memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari - Berdoa bersama Jujur, percaya diri Komunikatif, percaya diri Religious G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV (empat).

96 H. PENILAIAN No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian Menjelaskan pengertian kalimat utama Menyebutkan jenisjenis paragraf Menjelaskan jenisjenis paragraf Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama Tes & Non Tes Tulisan & Lisan Terlampir Mengetahui, Jakarta, 18 Maret 2014 Guru Mata Pelajaran Peneliti Aminah, S.Pd. Hilma Silmy NIP NIM Mengetahui, Kepala SDN Cempaka Putih 1 Sarmili, S.Pd. NIP

97 Bacalah bacaan ini dengan seksama! Kemudian temukan kalimat utama pada setiap paragrafnya! BERKUNJUNG KE PANTI ASUHAN, YUK! Panti artinya rumah. Jadi, panti asuhan artinya rumah tempat pengauh. Kebanyakan penghuni panti asuhan adalah anak-anak yatim piatu. Biasanya, panti asuhan dikelola oleh lembaga sosial yang tidak mencari untung. Lembaga sosial itu menampung, merawat, dan mendidik anak-anak yang tidak dirawat oleh orang tuanya. Hidup di panti asuhan tanpa kehadiran orang tua, tentu bukan pilihan beberapa teman yang terpaksa tinggal di panti asuhan. Akan tetapi, coba perhatikan teman-temanmu yang tinggal di panti asuhan, mereka selalu semangat dan tetap belajar dengan tekun.

98 LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok : Kelas : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat utama! 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf! 3. Jelaskan jenis-jenis paragraf secara jelas! 4. Jelaskan perbedaan kalimat utama yang berada di awal paragraf (deduktif) dan kalimat yang berada di akhir paragraf (induktif)! 5. Jelaskan apa saja ciri-ciri kalimat utama! 6. Carilah letak kalimat utama dalam setiap paragraf bacaan Berkunjung Ke Panti Asuhan, Yuk!?

99 EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : Berikan kesimpulan terhadap materi pelajaran dan tuliskan jawabanmu di bawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan kalimat utama! dan sebutkan ciri-ciri kalimat utama? 2. Apa perbedaan antara kalimat utama deduktif dan induktif?

100 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER : Bahasa Indonesia : IV (Empat)/2 (Dua) PERTEMUAN KE- : 2 ALOKASI WAKTU : 2 x 35 Menit STANDAR KOMPETENSI A. KOMPETENSI DASAR : (Membaca) 7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Menentukan jenis-jenis paragraf pada tiap paragraf C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui teknik membaca cepat dan penugasan, siswa dapat menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Melalui teknik membaca cepat dan penugasan, siswa dapat menentukan jenis-jenis paragraf pada tiap paragraf D. MATERI PEMBELAJARAN Materi Pokok Kalimat utama pada tiap paragraf Materi Ajar 1. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf: a. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-

101 kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincianperincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. b. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. c. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. d. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. e. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 3. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya.

102 d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. E. TEKNIK PEMBELAJARAN Teknik pembelajaran membaca cepat 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat. 5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus. F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Mengucapkan salam - Menjawab salam Religious - Berdo a - Berdo a Religious - Mengabsen - Menjawab absen Disiplin - Menyampaikan tujuan - Mendengarkan Rasa ingin tahu

103 pembelajaran - Melakukan apersepsi tujuan pembelajaran - Melakukan apersepsi Rasa ingin tahu dengan melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru seputar materi yang akan disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Menjelaskan cara menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dan jenis-jenis paragraf dalam teks bacaan - Menerapkan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf - Menugaskan kepada siswa untuk membaca serentak dengan cara maju ke depan 5 orang anak kemudian ditentukan waktu membacanya oleh guru - Mendengarkan penjelasan guru tentang cara menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dan jenisjenis paragraf dalam teks bacaan - Memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru - Membaca teks yang telah diberikan guru secara serentak dengan diberikan waktu Disiplin, rasa ingin tahu, cinta tanah air Komunikatif Komunikatif, tanggung jawab, demokratis

104 - Menugaskan kepada masing-masing siswa untuk menemukan kalimat utama dari tiap paragraf yang dibaca - Melaksanakan perintah guru Komunikatif, kreatif, kerja keras Elaborasi (20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memerintahkan kepada perwakilan siswa untuk membacakan hasil tugasnya di depan. - Perwakilan siswa menyampaikan hasil tugasnya di depan kelas Menghargai prestasi, tanggung jawab, demokratis Konfirmasi (13 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memberikan komentar dari hasil kegiatan elaborasi - Memberikan feedback berupa pertanyaanpertanyaan seputar materi yang telah disampaikan 3. Penutup (10 menit) - Mendengarkan komentar yang diberikan guru - Menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru Disiplin Percaya diri Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter - Memberikan evaluasi kepada siswa - Memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari - Menutup pembelajaran dengan berdoa bersama - Mengerjakan evaluasi secara individu - Ikut serta memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari - Berdoa bersama Jujur, percaya diri Komunikatif, percaya diri Religious

105 G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV (empat). H. PENILAIAN No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian 1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf Tes Tulisan 2. Menentukan jenisjenis paragraf pada Non Tes & & Terlampir Lisan tiap paragraf Mengetahui, Jakarta, 24 Maret 2014 Guru Mata Pelajaran Peneliti Aminah, S.Pd. Hilma Silmy NIP NIM Mengetahui, Kepala SDN Cempaka Putih 1 Sarmili, S.Pd. NIP

106 Bacalah bacaan ini dengan seksama! Koperasi Sekolah Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri. Dulu, setiap memerlukan alat tulis, buku-buku, termasuk buku pelajaran, siswa harus pergi ke kota. Untuk ke kota membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Kini, semuanya tersedia di koperasi sekolah. Bahkan, untuk keperluan minum dan jajan saat beristrahat, koperasi pun menyediakan. Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. Pengurus koperasi tidak harus berkulakan, yaitu membeli barang-barang untuk dijual kembali. Ini karena para penjual akan datang sendiri menawarkan barang-barangnya. Pengurus koperasi dapat juga memesan barang lewat telepon. Sebutkan saja barang yang kita butuhkan maka dalam waktu singkat barang akan datang. Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Ada penjual yang memberi waktu seminggu, dua minggu, satu bulan, ada pula yang model titip. Model titip maksudnya mereka menaruh barang di koperasi. Suatu saat, mereka datang untuk mengecek barang yang sudah laku. Barang yang laku itulah yang dibayar. Bahkan untuk buku-buku pelajaran, para penjual memberi tenggang waktu sampai tiga bulan. Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. Ini karena koperasi tidak mengambil banyak keuntungan. Untuk buku-buku, alat tulis, dan majalah anak-anak, harga relatif lebih murah. Jika kita membeli semua barang itu di toko tentu lebih mahal. Jika harganya sama, di koperasi hitunglah tetap lebih murah. Apa sebab? Toko-toko biasanya terletak jauh dari rumah. Untuk ke toko, kita membutuhkan waktu dan tenaga. Jika kita memakai sepeda motor, berarti kita harus membeli bensin. Semua itu memang perlu diperhitungkan. Masih banyak keuntungan lain dari adanya koperasi di sekolah. Siswa dapat belajar berorganisasi. Siswa juga dapat belajar, berusaha dan berwirausaha. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga. Dengan pengalaman itu, siswa diharapkan mudah melakukan usaha karena mereka pernah menjadi pelaku kegiatan bisnis. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.

107 LEMBAR KERJA SISWA Nama : Kelas : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! Carilah letak kalimat utama dalam setiap paragraf bacaan Koperasi Sekolah! kemudian, tulislah kalimat utama itu! Ingat, kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, akhr paragraf, atau awal dan akhir paragraf. Paragraf 1 : Letak kalimat utama di Kalimat utama : Paragraf 2 : Letak kalimat utama di Kalimat utama : Paragraf 3 : Letak kalimat utama di Kalimat utama : Paragraf 4 : Letak kalimat utama di Kalimat utama : Paragraf 5 : Letak kalimat utama di Kalimat utama :

108 EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : Berikan kesimpulan dari bacaaan Koperasi Sekolah dan tuliskan kalimat utama pada tiap paragraf!

109 KISI-KISI SOAL PRETEST INSTRUMEN PENELITIAN Sekolah : SDN Cempaka Putih 1 Alokasi Waktu : 70 Menit Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Soal : 10 Soal Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : (Membaca) Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. No. Kompetensi Dasar Indikator Nomor Jumlah Soal Soal 1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Menjelaskan pengertian kalimat utama 1 1 Menyebutkan jenisjenis paragraf 2 1 Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf. Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf Menentukan jenis-jenis paragraf , 7, 9, , 8 2 Jumlah Soal 10

110 KISI-KISI SOAL P0ST TEST INSTRUMEN PENELITIAN Sekolah : SDN Cempaka Putih 1 Alokasi Waktu : 70 Menit Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Soal : 10 Soal Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : (Membaca) Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. No. Kompetensi Dasar Indikator Nomor Jumlah Soal Soal 1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Menjelaskan pengertian kalimat utama 1 1 Menyebutkan jenisjenis paragraf 2 1 Menjelaskan jenis-jenis paragraf 3 1 Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama 4 1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf Menentukan jenis-jenis paragraf 5, 7, 9, , 8 2 Jumlah Soal 10

111 SOAL INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST Mata Pelajaran Kelas/Semester : Bahasa Indonesia : IV/2 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apa pengertian dari kalimat utama? 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 3. Jelaskan perbedaan antara kalimat utama di awal paragraf dan di akhir paragraf? 4. Jelaskan ciri-ciri kalimat utama? 5. Tentukan kalimat utama pada paragraf 1 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 6. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 1 dan 2 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 7. Tentukan kalimat utama pada paragraf 2 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 8. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 3, 4, dan 5 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 9. Tentukan kalimat utama pada paragraf 3, dan 4 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 10. Tentukan kalimat utama pada paragraf 5 dalam bacaan Koperasi Sekolah?

112 KUNCI JAWABAN 1. Pengertian kalimat utama Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Perbedaan kalimat utama di awal paragraf dan di akhir paragraf - Kalimat utama di awal paragraf yaitu kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf. - Sedangkan kalimat utama di akhir paragraf yaitu Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimatkalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincianperincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. 3. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contohcontoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah deduktif. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan dalam

113 paragraf dengan kalimat utama yang berada di akhir paragraf adalah alur pikir induktif. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 4. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya.

114 5. Kalimat utama pada paragraf 1 Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri 6. Jenis paragraf pada paragraf 1 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 2 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) 7. Kalimat utama pada paragraf 2 Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. 8. Jenis paragraf pada paragraf 3 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 4 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 5 Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) 9. Kalimat utama pada paragraf 3 Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Kalimat utama pada paragraf 4 Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. 10. Kalimat utama pada pada paragraf 5 Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.

115 SOAL INSTRUMEN PENELITIAN POST TEST Mata Pelajaran Kelas/Semester : Bahasa Indonesia : IV/2 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apa pengertian dari kalimat utama? 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 3. Jelaskan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 4. Jelaskan ciri-ciri kalimat utama? 5. Tentukan kalimat utama pada paragraf 1 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 6. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 1 dan 2 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 7. Tentukan kalimat utama pada paragraf 2 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 8. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 3, 4, dan 5 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 9. Tentukan kalimat utama pada paragraf 3, dan 4 dalam bacaan Koperasi Sekolah? 10. Tentukan kalimat utama pada paragraf 5 dalam bacaan Koperasi Sekolah?

116 KUNCI JAWABAN 1. Pengertian kalimat utama Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf Jenis-jenis paragraf pada kalimat utama yaitu: Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) Kalimat utama di dalam paragraf (ineratif) Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf (abduktif) Kalimat utama tersirat 3. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contohcontoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah deduktif. -Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di akhir paragraf adalah alur pikir induktif.

117 -Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. -Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. -Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 4. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. 5. Kalimat utama pada paragraf 1 Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri

118 6. Jenis paragraf pada paragraf 1 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 2 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) 7. Kalimat utama pada paragraf 2 Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. 8. Jenis paragraf pada paragraf 3 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 4 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 5 Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) 9. Kalimat utama pada paragraf 3 Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Kalimat utama pada paragraf 4 Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. 10. Kalimat utama pada pada paragraf 5 Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.

119 PEDOMAN PENSKORAN PRETEST 1. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat Utama/pikiran utama/pokok pikiran 2 Siswa menjawab Ide pokok dalam suatu paragraf 3 Siswa menjawab Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering dsebut sebagai kalimat topik 4 2. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Jenis paragraf terdiri dari kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan di akhir 2 paragraf (induktif) Siswa menjawab Jenis paragraf terdiri dari 5 3 Siswa menjawab Jenis paragraf di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf, di dalam paragraf, di awal dan di akhir paragraf, dan kalimat utama tersirat 4 3. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab kalimat utama di awal paragraf 2 beserta penjelasannya Siswa menjawab perbedaan kalimat utama di awal 3 dan di akhir paragraf beserta penjelasannya tidak tepat Siswa menjawab perbedaan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf beserta penjelasan nya dengan tepat 4

120 4. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat bersifat umum 2 Siswa menjawab kalimat utama bersifat umum, kalimat utama dijelaskan oleh kalimat lain, dan kalimat utama memuat kunci yang diulang pada 3 kalimat berikutnya Siswa menjawab ciri-ciri kalimat utama dengan tepat 4 5. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab kini 2 Siswa menjawab kin, koperasi sekolahku 3 Siswa menjawab kini, koperasi sekolahku sudah berdiri 4 6. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab sama-sama kalimat utama di awal paragraf (deduktif) saja 2 Siswa menjawab paragraf 1 dan paragraf 2 (deduktif) 3 Siswa menjawab Paragraf 1 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan Paragraf 2 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktf) 4 7. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang saja 2 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang dagang saja 3 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit dengan tepat 4

121 ] 8. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab jenis kalimat utama paragraf 3 saja 2 Siswa menjawab Jenis kalimat utama paragraf 3 dan 4 saja 3 Siswa menjawab Jenis kalimat utama paragraf 3, 4, dan 5 dengan tepat 4 9. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 saja 2 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 dan 4 tidak tepat 3 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 dan 4 dengan tepat Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman berharga saja 2 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa saja 3 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bag siswa di kemudian hari dengan tepat 4

122 Skor jadi yang diperoleh siswa yang menjawab suatu butir soal uraian ditetapkan dengan jalan membagi skor mentah yang diperoleh dengan skor mentah maksimumnya kemudian dikalikan dengan bobot soal tersebut. Rumus yang dipakai untuk penghitungan skor butir soal (SBS) adalah : Keterangan: SBS A B C = skor butir soal a SBS c b = skor mentah yang diperoleh siswa untuk butir soal = skor mentah maksimum soal = bobot soal

123 PEDOMAN PENSKORAN POST TEST 1. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat Utama/pikiran utama/pokok pikiran 2 Siswa menjawab Ide pokok dalam suatu paragraf 3 Siswa menjawab Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering dsebut sebagai kalimat topik 4 2. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Jenis paragraf terdiri dari kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan di akhir 2 paragraf (induktif) Siswa menjawab Jenis paragraf terdiri dari 5 3 Siswa menjawab Jenis paragraf di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf, di dalam paragraf, di awal dan di akhir paragraf, dan kalimat utama tersirat 4 3. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab dua paragraf yaitu di awal paragraf 2 dan di akhir paragraf beserta penjelasannya Siswa menjawab tiga jenis-jenis paragraf beserta 3 penjelasan nya dengan tepat Siswa menjawab lima jenis-jenis paragraf beserta penjelasan nya dengan tepat 4

124 4. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat bersifat umum 2 Siswa menjawab kalimat utama bersifat umum, kalimat utama dijelaskan oleh kalimat lain, dan kalimat utama memuat kunci yang diulang pada 3 kalimat berikutnya Siswa menjawab ciri-ciri kalimat utama dengan tepat 4 5. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab kini 2 Siswa menjawab kin, koperasi sekolahku 3 Siswa menjawab kini, koperasi sekolahku sudah berdiri 4 6. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab sama-sama kalimat utama di awal paragraf (deduktif) saja 2 Siswa menjawab paragraf 1 dan paragraf 2 (deduktif) 3 Siswa menjawab Paragraf 1 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan Paragraf 2 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktf) 4 7. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang saja 2 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang dagang saja 3 Siswa menjawab Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit dengan tepat 4

125 ] 8. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab jenis kalimat utama paragraf 3 saja 2 Siswa menjawab Jenis kalimat utama paragraf 3 dan 4 saja 3 Siswa menjawab Jenis kalimat utama paragraf 3, 4, dan 5 dengan tepat 4 9. Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 saja 2 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 dan 4 tidak tepat 3 Siswa menjawab Kalimat utama paragraf 3 dan 4 dengan tepat Kriteria Jawaban Skor Siswa tidak memberikan jawaban 0 Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman berharga saja 2 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa saja 3 Siswa menjawab Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bag siswa di kemudian hari dengan tepat 4

126 Skor jadi yang diperoleh siswa yang menjawab suatu butir soal uraian ditetapkan dengan jalan membagi skor mentah yang diperoleh dengan skor mentah maksimumnya kemudian dikalikan dengan bobot soal tersebut. Rumus yang dipakai untuk penghitungan skor butir soal (SBS) adalah : Keterangan: SBS A B C = skor butir soal a SBS c b = skor mentah yang diperoleh siswa untuk butir soal = skor mentah maksimum soal = bobot soal

127 DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST EKSPERIMEN KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AJENG REGINA FORTUNA ALBI ARYA PANGESTU DAFFI RIZKY SETYAWAN DEWI SAFITRI EKSHANANDA ALIFIO FADILLAH SAPUTRA FAIZAL KHAIRUL ANAM LATIFAH WAHYU RAHMADANI MASFUFAH LAILANI MUJIBURROCHMAN NAZWAH PUTRI HAMIDAH PUTRI WINANDA ROFIK DWI KURNIAWAN ROSALIA SANTOSO SUCI RAHMA TEGUH HERMAWAN VITA NUR FAUZIAH WINDI JUDHITIA ADINDA PUTRI PRADITA NABILA SORAYA OEMAR AFGAN ERI DIANING PUTRI Jumlah Rata-Rata

128 DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KONTROL KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 JUNAIDI. M ABDUL ROJAK VIRGO PRATAMA NURHALIZA NADHILA MAHARANI ADITYA PANJI PRATAMA ALVIANA ROSA ANNISA NURWULANJANI DIMAS LUKMAN NURHAKIM DWIGHT SILVESTER AULIA ARDELIA SAKHI HADID MUHAROMI MEIVA VIKTORIA MIRZA SYAIRA M. FARIS FATIN M. NAUVAL HILMI M. RIFALDI M. SYAUQI NABILA PUTRI JULIA SYAHLA ASHILA H TARAYILLA SETIA Z ALDI ARDIANSYAH Jumlah Rata-Rata

129 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR (UTS) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV A No. Nama Siswa B.Indonesia 1 AJENG REGINA FORTUNA 81 2 ALBI ARYA PANGESTU 62 3 DAFFI RIZKY SETYAWAN 65 4 DEWI SAFITRI 72 5 EKSHANANDA ALIFIO 72 6 FADILLAH SAPUTRA 62 7 FAIZAL KHAIRUL ANAM 75 8 LATIFAH WAHYU RAHMADANI 75 9 MASFUFAH LAILANI MUJIBURROCHMAN NAZWAH PUTRI HAMIDAH PUTRI WINANDA ROFIK DWI KURNIAWAN ROSALIA SANTOSO SUCI RAHMA TEGUH HERMAWAN VITA NUR FAUZIAH WINDI JUDHITIA ADINDA PUTRI PRADITA NABILA SORAYA OEMAR AFGAN ERI DIANING PUTRI 65 Jumlah Rata-Rata

130 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR (UTS) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV B No. Nama Siswa B.Indonesia 1 JUNAIDI. M 75 2 ABDUL ROJAK 60 3 VIRGO PRATAMA 62 4 NURHALIZA 70 5 NADHILA MAHARANI 70 6 ADITYA PANJI PRATAMA 60 7 ALVIANA ROSA 72 8 ANNISA NURWULANJANI 70 9 DIMAS LUKMAN NURHAKIM DWIGHT SILVESTER AULIA ARDELIA SAKHI HADID MUHAROMI MEIVA VIKTORIA MIRZA SYAIRA M. FARIS FATIN M. NAUVAL HILMI M. RIFALDI M. SYAUQI NABILA PUTRI JULIA SYAHLA ASHILA H TARAYILLA SETIA Z ALDI ARDIANSYAH 65 Jumlah Rata-Rata

131 DAFTAR NILAI TES KEMAMPUAN KECEPATAN MEMBACA No. Nama Siswa Kecepatan Membaca 1 AJENG REGINA FORTUNA 160 kpm 2 ALBI ARYA PANGESTU 126 kpm 3 DAFFI RIZKY SETYAWAN 100 kpm 4 DEWI SAFITRI 128 kpm 5 EKSHANANDA ALIFIO 153 kpm 6 FADILLAH SAPUTRA 91 kpm 7 FAIZAL KHAIRUL ANAM 90 kpm 8 LATIFAH WAHYU RAHMADANI 99 kpm 9 MASFUFAH LAILANI 96 kpm 10 MUJIBURROCHMAN 97 kpm 11 NAZWAH PUTRI HAMIDAH 100 kpm 12 PUTRI WINANDA 120 kpm 13 ROFIK DWI KURNIAWAN 144 kpm 14 ROSALIA SANTOSO 98 kpm 15 SUCI RAHMA 120 kpm 16 TEGUH HERMAWAN 144 kpm 17 VITA NUR FAUZIAH 155 kpm 18 WINDI JUDHITIA 128 kpm 19 ADINDA PUTRI PRADITA 108 kpm 20 NABILA SORAYA 153 kpm 21 OEMAR AFGAN 112 kpm 22 ERI DIANING PUTRI 126 kpm Jumlah Rata-Rata 2648 kpm kpm

132 Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan Pretest kelas Eksperimen Pretest Kelas Kontrol Proses Pembelajaran

133 Kegiatan tes kemampuan membaca cepat

134 Proses Pelaksanaan Post Test

135 r rgry-u ia6r&l KEMENTERIAN AGAMA I.'INJAKARTA FITK FORM(FR) J!.!t. H JEN? tlo 95 Ciputet15412lnderesh No. Dokumen : : Tgl.Terbit No. Revisi: : FITK-FR-AKD Maret t- al PERMOHONA N SURATBIMBINGANSKRIPSI Nomor Lampiran Perihal Jakarta.l3Februari2014 : Istimewa : SatuberkasProposal : BimbinganSkripsi KepadaYth. Ka. SubbagAkademik & Kemahasiswaan Fakultasllmu Tarbiyah dan Keguruan di Tempat Assalamu'alaihumwr. wb. Yang bertandatangandi bawahini Nama NIM Jurusan/Prodi Semester Hilma Silmy ll r00r PendidikanGuruMadrasahlbtidaiyah(PGMI) Vlll (Delapan) salatr permohonan Denganini mengajukan suratbimbinganskripsi,sebagai programs-l (Stratal) UIN SyarifHidayatullah satusyaratmenyelesaikan Jakarta. Adapunjudul skripsiyangdiqiukanadalah: "PENERAPANTEKhIIKMEMBACA CEPATDALAM MENEMUKAN KALTMATUTAMA PADA SISWAKELASIV SDNCEMPAKAPUTIH 1'' DosenPembirn bingskrips Pembimbing I : Pembimbing II : Sebagaibahanpertimbangansayalampirkan proposal. Demikian permohonanini sayasampaikan,atasperhatiannyadiucapkan terimakasih. Wassalamu'alaihtm wr. wb. I 013 Tembusan: l. DosenPenasehat Akademik,.{ HihnaSilmy NIM

136 Lk lrl lrrrhl KEMENTERIAN AGAMA U I NJ A K A R T A FITK No.Dokumen : T g l.t e r b i t : No.Revisi: Hal FORM(FR) Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat Indonesia FITK-FR-AKD-081 'l Maret t1 S U R A TB I M B I N G A NS K R I P S I Nomor : Un.O1/F.1/KM.0I.Zt*!.?..tZOt+ L a m p.: Hal : BimbinganSkripsi Jakarta, l3 Februari2014 KepadaYth. Ahmad Bahtiar,M. Hurn, Pembinrbing Skipsi FakultasIhnu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. AssctIctmu' al aikum wr.w b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa: Nama Hilma Silmy NIM 1r Jurusan Pendidikan GuruMadrasah lbtidaivah Semester VIII (Delapan) Judul Skripsi PenerapanTeknik MembacaCepatDalam MenemukanKalimat Utarna Pada SisrvaKelas IV SDN Cempaka Putih I Jndul tersebuttelah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpada tanggal13 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. SaudaradapatmelakukanperubahaniJdaksionalpada judul. tersebut.apabila perubahansubstansialdianggapperlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusanterlebihdahulu. B,imbinganskripsi ini diharapkanselesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjangselama6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjangan. Atas perhatiandankerja samasaudara,kami ucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikwnwr.wb. --:a.rde r;ffi 't,,li Tembusan: l. DekanFII'K 2. Mahasiswa ybs. t,* w MA. lr l 013

137 KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK FORM(FR) Jl. k. H. JMt & No 95 Cinud 15412in*]nesia No.Dokumen : Tgl.Terbit : FITK-FR-AKD Maret2010 No. Revisi: Hal 01 1t1 : IZINPENELITIAN SURATPERMOHONAN Nomor: Un.01/F..st.*J.?!.noM 1/KM.01 Lamp.: autlinerproposal Hal :Permohonan lzinpenelitian Jakarta,11Maret2014 KepadaYth. KepalaSekolahSDNCempakaPutih1 di Tempat Assalamu'alaikumwr.wb. Denganhormatkamisampaikan bahwa, N a ma :H i l masilmy NIM : Jurusan : Pendidikan lbtidaiyah GuruMadrasah Semester :Vlll (Delapan) JudulSkripsi: PenerapanTeknikMembacaCepat untuk MenemukanKalimat UtamapadaSiswaKelaslV SDN CempakaPutih1 KotaTangerang Selatan adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUINJakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di instansi/sekolah/mad rasahyang Saudarapimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian melaksanakan dimaksud. Atasperhatiandan kerjasamasaudara,kamiucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekanBidangAkadeitik yangbersangkutan 3. Mahasiswa 1,{

138 PEMERNTAH KOTA TAI{GERANG SELATAN UPT PEI{DIDIKAN CIPUTAT TIMUR SDN CEMPAKA PUTIH I No.l. Kel. CempakaPltih Ke. CiputatTimur l54l2.kotatangsangselatan- PropinsiBaf,ten.Telp Jl. Jsmbu.RT.OO7/05. rdtsea0-akaputu$g'@$lop-.sa.id webshe : h!tp;ld!9a!lqp3lc0!!dhj--le!gisl,-biassdl,!s!tt SURAT KETBRANGAN gtg /SDN-CPI M2} 4 Nomor: Yang bertandatangan dibawah ini Kepala SDN CempakaPutih 1 Dinas Pendidikan KecamatanCiputat Timur Kota TangerangSelatanProvinsi Bantendenganini menerangkanbahwa : Nama NIP Jabatan Pangkat/ Golongan Unit Kerja,;; bahwa: Menerangkan Nama NIM Jeniskelamin Penelitian JenjangPendidikan Mahasisrva SARMILI, S.Pd r l00r PutihI KepalaSekolahSDNCempaka Pembinai IV b SDN CempakaPutihI KecamatanCiputatTimur Kota TangerangSelatanProv.Banten HILMA SILMY I I Perentpuan KelasIV S1/ PGMI IslamNegeriSyarifHidayatullahJakarla) UIN (Universitas Dengan ini nama tcrsebut diatas telah melakukan penelitian Skripsi denganjudul : PenerapanTeknik Membaca cepat untuk Menemukan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota TangerangSelatan. Demikian Surat Keteranganini kami buat, agar dapatdipergunakansebagaimanamestinya. CiputatTimur,13Mei 2014 PrrtihI ql}-(ird t

139 BIODATA PENULIS Hilma Silmy, NIM , Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Penulis lahir di Tangerang, 30 Januari Bertempat tinggal di Jalan Kramat Rt. 002 Rw. 010 Pondok Ranji Kelurahan Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Banten Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Orangtua penulis ialah Bapak Ardi Noor HB dan Ibu Aty Suryati. Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN Pondok Ranji 1 tamat tahun , MTS Islamiyah Ciputat tahun pelajaran , MAN 11 Jakarta tahun pelajaran 2009/2010, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun Pengalaman organisasi; OSIS, BEMJ PGMI, PPI MA (Purna Paskibraka Indonesia Madrasah Aliyah) Kota Administrasi Jakarta Selatan. Motto; Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Kejarlah cita-cita mu sampai ke negeri Mekkah dan Eropa. Bismillah, Skripsi ini ku persembahkan untuk orangtua tercinta.

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM 10080166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL ILMIAH DEPPA SALTIA NPM 09080003 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut memunyai hubungan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) Supraini Rezkita Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku sekolah. Membaca

Lebih terperinci

BAB 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh. pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

BAB 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh. pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SYARIFAH FITRIANNISA NIM 090388201334 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R Baiq Corlina Mahdawati 1 baiqcorlina9@gmail.com Received: 03/01/2017 Revised: 08/03/2017 Aproved: 10/03/2017 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT Dina Dwi Syafitri 1, Abdoel Gafar 2, dan Firman Tara 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

agnestria et al., Pengaruh Penggunaan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing...

agnestria et al., Pengaruh Penggunaan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing... PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING DENGAN MEMBACA TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SDN KREMBUNG I SIDOARJO (the effect of Direct Reading Thinking

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR Oleh Delia Putri Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan langkah-langkah metode SQ3R dan implikasi metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lara Susilawati 1, Upit Yulianti²,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI May Hanung Prabangkara 1), Rukayah 2), Yulianti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai

Lebih terperinci

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya Kemampuan Efektif Membaca 1. Definisi KEM Penggunaan KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Ahmadslamet menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING DAN CONCEPT MAPPING DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN EKSPOSISI PESERTA DIDIK SMA

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING DAN CONCEPT MAPPING DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN EKSPOSISI PESERTA DIDIK SMA KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING DAN CONCEPT MAPPING DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN EKSPOSISI PESERTA DIDIK SMA ANGGIT ARUWIYANTOKO 10706251007 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI METODE STORYTELLING Nurul Astiti 1), Rukayah 2), Sularmi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: nurulastiti@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN) DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR Yuniarti, Marzuki, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

SRI PUJI HIDAYATI NIM

SRI PUJI HIDAYATI NIM TESIS PENGARUH METODE KERJA LABORATORIUM DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DASAR IPA DAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP DARUL HIKMAH KUTOARJO SRI PUJI HIDAYATI NIM 10708251023 Tesis

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV 1 Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV SDN Brayublandong Mojokerto (The Effect Of Implementation Strategy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, maka mereka harus memiliki keterampilan berbahasa.tampubolon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP Miftahul Jannah 1 dan Hasmawati 2 Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian ini digunakan peneliti sebagai bahan perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD Oleh: Imam Syah H.R. 1), Suhartono 2), Warsiti 3) e-mail: imamsyah12@gmail.com Abstract: The using of

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL Nofita Rahayu 1, Upit Yulianti DN 2, Ricci Gemarni Tatalia 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita berada di ruang sekolah atau kampus. Dengan melakukan kegiatan membaca, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

MEMBACA INTENSIF. Menentukan MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA N 2 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH ISTIQOMAH TUSSANGADAH NIM F32110037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Kalimat Efektif dalam Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA/SMK Kelas X 2.1.1 Kompetensi Inti Pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL Riama Novriyanti Sihombing Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia surel:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTERASSERTIVE ABSTRAK

PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTERASSERTIVE ABSTRAK PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Hellison dan CanterAssertive terhadap peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG 218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FIKI EKA SUGIANTO AHMAD MUHARAM

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH METODE SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR p-issn 2355-5343 e-issn 2502-4795 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar Article Received: 17/08/2016; Accepted: 27/09/2016 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2016, 231-240 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i2.4385

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh: Bambang Riadi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini tidak pernah berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK CERITA PEMULA DISKUSI (DISCCUSION STARTER STORY ) DALAM MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MAHASISWA

PENGARUH TEKNIK CERITA PEMULA DISKUSI (DISCCUSION STARTER STORY ) DALAM MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MAHASISWA PENGARUH TEKNIK CERITA PEMULA DISKUSI (DISCCUSION STARTER STORY ) DALAM MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MAHASISWA Oleh : Dian Nuzulia Armariena (Dosen Universitas PGRI Palembang) Email : dianarera@yahoo.com

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: MEMBACA UNTUK MENULIS Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT Erfana Budiyanto 1), Kuswadi 2), Idam Ragil W.A. 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG Lusi Marta¹, Ninit Alfianika², Rina Sartika² ¹Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Aulia Adilla 1, Yulia Pebriani²,

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SISWA SEBAGAI FASILITATOR DAN PENJELAS) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BOSAR MALIGAS TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan, MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT Syamsul Alam Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman

Lebih terperinci