PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN"

Transkripsi

1 PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Lutfiyana Riantika Anggraeni Menurut Sherif (1948) menyebutkan bahwa sebuah kelompok atau grup dideskripsikan sebagai unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang berada di status tertentu dan berperan dalam hubungannya satu sama lain dan yang memiliki seperangkat nilai atau norma sendiri. Seperangkat nilai ini mengatur perilaku anggota individu, setidaknya dalam hal konsekuensi kepada kelompok. (An outline of social psychology) Reference Group Dari sudut pandang pemasaran, reference group merupakan kelompok yang dianggap sebagai kerangka acuan bagi para individu dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi mereka. Menurut William O. Bearden dan Michael J. Etzel dalam Jurnal Reference Group Influence on Product and Brand Purchase Decisions, reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara signifikan mempengaruhi perilaku individu. Menurut Sumarwan (2004:250), reference group adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. (Jurnal Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia oleh Ainur rahmah) Reference group menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk. Hal ini dilakukan oleh konsumen karena referensi grup mempunyai hubungan yang dekat dan lebih sering berinteraksi dengan konsumen. Menurut Kotler (2004: 187), kelompok acuan merupakan seseorang yang memiliki pengaruh secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2 Kelompok acuan terdiri dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat) atau orang-orang yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien) atau orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka menjalani hidup. Menurut Jurnal yang ditulis oleh Rorlen dengan judul Peran Kelompok Acuan dan Keluarga dalam Proses Pengambilan Keputusan untuk Membeli, agar kelompok acuan dapat emmpengaruhi perilaku individu dalam proses pembelian, kelompok acuan tersebut harus melakukan hal-hal berikut: 1. Memberitahukan dan mengusahakan agar individu menyadari adanya suatu produk atau merek khusus. 2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikapdan perilaku kelompok. 3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok. 4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok. Sebaliknya, bagi para pemasar terutama yang bertanggung jawab untuk suatu merek baru, mungkin ingin memilih strategi yang meminta para konsumen untuk mengesampingkan dan mau tampil beda dan tidak hanya mengikuti orang banyak ketika mengambil keputusan untuk membeli. Tipe Reference Group Jurnal The Influence of Familial and Peer-Based Reference Group on Consumer Decision oleh Terry L. Childers dan Akshay R. Rao mengatakan bahwa ada dua tipe reference group, yaitu: Pertama, reference group normatif termasuk di dalamnya orang tua, teman sebaya, guru, dan rekan. Melalui interaksi langsung dengan kelompok acuan normatif, orang mempelajari norma dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap mereka secara internal. Ada beberapa

3 penelitian yang mencoba untuk memahami pengaruh acuan normatif kelompok terhadap perilaku pembelian atau proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Kedua, reference group komparatif meliputi mulai hiburan, selebriti dan pemain olahraga. Meskipun kelompok-kelompok referensi komparatif cukup memiliki jarak sosial dari individu, setiap individu menganggap prestasi dari kelompok-kelompok tersebut sebagai panutan. (Subramanian & Subramanian, 1995, Martin & Bush, 2000). Tipe Pengaruh Reference Group Dalam penelitian C. Whan Park dan V. Parker Lessig, suatu referensi grup didefinisikan sebagai seorang individu aktual atau imajiner atau susunan kelompok yang memiliki relevansi signifikan terhadap evaluasi, aspirasi, atau perilaku individu. Dalam definisi ini, tiga pengaruh motivasi kelompok referensi akan diperiksa, tiga pengaruh tersebut adalah informational, value expressive, and utilitarian. Informational Reference Group Influence Seorang individu dapat menggunakan informasi reference group dalam dua cara yang berbeda. Salah satunya adalah untuk secara aktif mencari informasi dari pemimpin opini atau dari kelompok dengan keahlian yang sesuai. Kedua, individu membuat kesimpulan dengan mengamati perilaku orang lain yang signifikan. Seperti tersirat oleh teori atribusi (Jones et al. 1972), atribut individu untuk kualitas produk, pembelian produk atau pengesahan oleh individu atau kelompok. Konsisten dengan penilaian komparatif Jones dan Gerard (1967), jenis pencarian informasi tidak memerlukan interaksi aktual antara individu dan kelompok referensi. Utilitarian Reference Group Influence Seorang individu dalam situasi pembelian produk akan diharapkan untuk mematuhi preferensi atau harapan dari individu lain atau kelompok jika: 1. Dia merasakan bahwa mereka memediasi manfaat atau hukuman yang signifikan, 2. Ia percaya bahwa perilakunya akan terlihat atau diketahui orang lain ini, dan 3. Dia termotivasi untuk mendapatkan hadiah atau untuk menghindari hukuman. Value-Expressive Reference Group Influence Pengaruh referensi grup ini berkaitan dengan motif individu untuk meningkatkan atau mendukung konsep dirinya. Seperti seorang individu akan diharapkan untuk

4 mengasosiasikan dirinya dengan referen positif atau memisahkan diri dari referen negatif (Kelman 1961). Pengaruh Value-Expressive reeferensi grup ini ditandai oleh dua proses yang berbeda. Pertama, seseorang menggunakan referensi grup untuk mengekspresikan dirinya sendiri atau memperkuat egonya. Dalam hal ini, harus ada konsistensi antara keinginan untuk mengekspresikan diri sendiri dan citra psikologis yang melekat pada kelompok acuan. Kedua, seorang individu dipengaruhi oleh value-expressive referensi grup karena dengan mudahnya dipengaruhi (keinginan) untuk grup tersebut. Hal ini tidak memerlukan konsistensi antara citra diri seseorang dan citra psikologis yang melekat pada kelompok acuan. Dengan demikian, seorang individu merespon (misalnya, mengadopsi rekomendasi) kepada kelompok acuan meskipun isi dari respon (misalnya, penerimaan rekomendasi) tidak relevan dengan grup. (Jurnal Students and Housewives: Differences in Susceptibility to Reference Group Influence oleh C. Whan Park dan V. Parker Lessig) Manurut jurnal Consumer Behavior: Human Pursuit of Happiness in the World of Goods (By Jill Avery, Sharon Beatty, Morris Holbrook, Robert Kozines, Banwari Mittal, Priya Raghubir, and Arch Woodside), ada tiga macam pengaruh kelompok referensi yaitu informational, normative, dan identificational. 1. Informational Pengaruh Informational terjadi ketika konsumen dipengaruhi oleh seseorang yang menyediakan informasi produk. Kekuatan seseorang untuk mempengaruhi orang lain ini berasal dari keahliannya. Ada empat jenis referen "pakar": a. Penasihat profesional, seperti dokter, akuntan pajak, dan mekanik mobil b. Penggemar produk (product enthusiast), seperti penggemar komputer yang merasa senang setiap kali software baru diedarkan c. Para pakar pasar yang umumnya berpengetahuan tentang kejadian di pasar dan memiliki informasi tentang berbagai produk, harga, outlet distribusi, dan bahkan promosi istimewa yang berlaku pada saat itu d. Konsumen berpengalaman lainnya Sebagian besar komunikasi word-of mouth terjadi hanya karena para anggota dari tiga kelompok terakhir cenderung untuk berbagi pandangan mereka tergadap produk. Penjual juga sering menggunakan pengaruh ini karena kita secara alami

5 mengharapkan mereka untuk memiliki informasi produk, selain itu, seringkali mereka adalah satu-satunya ahli produk yang tersedia tepat ketika kita membutuhkan saran ketika pembelian. 2. Normative Pengaruh normatif terjadi ketika keputusan konsumen atau tindakan konsumen didasarkan pada keinginannya untuk memenuhi harapan orang lain. Kekuatan di balik pengaruh ini berasal dari kekuasaan referen untuk member hadiah atau menghukum perilaku konsumen. Ada empat jenis referen normatif: a. Orang tua dan Anggota Keluarga Orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh pada anak-anak karena mereka memiliki kekuatan untuk menghargai atau menghukum mereka. Anakanak dan remaja mungkin tidak menonton, membaca, makan, memakai, atau menjalankan apa yang orang tua mereka tidak setuju. b. Teman dan Rekan Sebaya Mengidentifikasi kekuatan penghargaan dan sanksi yang dimiliki teman-teman dan rekan-rekan sangatlah mudah. Jika anda ingin menjaga teman-teman anda, maka anda harus membuat mereka senang. Anda harus menyesuaikan diri, atau anda mungkin menjadi orang buangan atau target ejekan. c. Peraturan Badan dan Lembaga Publik Lainnya Pemerintah dan badan pengawas lainnya hanya memberikan mandat, di bawah ancaman hukuman pada perilaku tertentu (yang mencakup perilaku konsumsi). d. Organisasi Kerja Pengusaha menjalankan kekuasaan referen karena mereka mengendalikan sumber daya yang sangat berharga yaitu upah. 3. Identificational Pengaruh Identificational terjadi ketika konsumen menyamai perilaku orang lain. Kekuatan di balik pengaruh ini adalah daya tarik referen sebagai panutan atau sebagai pendefinisi identitas. Kita semua memiliki panutan, seseorang yang kita lihat dan amati, seseorang yang kita kagumi, seseorang yang kita bercita-cita untuk menjadi seperti dia. Konsumen kemudian meniru seleranya, gayanya, bahkan tingkah lakunya. Referen ini menentukan bagi kita konsep diri, identitas pribadi, yang

6 kita adopsi dan kemudian berlakukan dengan perlengkapan yang sesuai dengan identitas itu. Berdasarkan Jurnal Consumer Identity and Implications for the Brand, literature reference group biasanya membedakan antara tiga jenis kelompok referensi yaitu membership reference group, aspirational reference group, dan dissociative reference group. Membership reference group adalah kelompok yang dimiliki individu saat ini (misalnya, keluarga, kelompok sebaya, kelompok gender seseorang). Ini adalah jenis reference group positif dimana individu dapat memilikinya, mengenalinya, tertarik padanya, dan merasa secara psikologis terlibat dengannya. Aspirational reference group juga merupakan kelompok positif dimana individu tidak hanya dapat mengenaliinya dan tertarik padanya, tetapi juga bahwa individu bercita-cita untuk menjadi anggotanya (misalnya, selebriti, keanggotaan kelompok sosial yang diinginkan, dll [misalnya, Englis & Solomon, 1995]). Dissociative reference group (negatif) adalah kelompok-kelompok dimana individu ingin menghindari berhubungan dengannya dan mengenalnya Englis & Solomon, 1995). Tipe dari Keputusan Pembelian Konsumen Berdasarkan Consumer Decision-Making Styles: A Comparative Study Among Motswana, Chinese and South African Students oleh Yuejin Li, ada tiga tipe pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu: Extensive decision-making Ketika konsumen membeli produk baru, produk mahal, atau item yang jarang dibeli seperti rumah, mereka cenderung melakukan pengambilan keputusan ekstensif (Lancaster & pemborong 1994:34). Lamb et al (2004:149) menyatakan bahwa proses ini adalah tipe pengambilan keputusan konsumen yang paling kompleks dan terkait dengan keterlibatan yang tinggi pada bagian dari konsumen. Pengambilan keputusan ekstensif juga melibatkan pencarian informasi dan evaluasi tingkat tinggi. Sebagaimana konsumen ingin membuat keputusan yang tepat, mereka mencoba untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, baik dari memori (pencarian internal) dan dari sumber-sumber luar (eksternal pencarian). Evaluasi sering dibuat dengan mempertimbangkan atribut satu merek pada suatu waktu dan melihat bagaimana atribut masing-masing merek membentuk hingga

7 beberapa set karakteristik yang diinginkan (Solomon 2002:258). Membeli produk yang sangat mahal atau yang jarang dibeli melibatkan risiko tinggi dan ketidakpastian, konsumen cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dan usaha untuk memutuskan pembelian (Lamb dkk 2004:149, Levy & Weitz 1992:120). Limited decision-making Pengambilan keputusan terbatas terjadi ketika konsumen memiliki beberapa pengalaman dengan barang atau jasa sebelumnya, ketika risiko membuat keputusan yang salah adalah moderat, atau konsumen tidak familiar dengan merek yang tersedia saat ini (Lamb et al 2004 : 149, Levy & Weitz 1992:121). Pengambilan keputusan pembelian yang terbatas cenderung bergantung lebih banyak pada pengetahuan pribadi dari pada sumber-sumber eksternal. Pengambilan keputusan pembelian yang terbatas juga terkait dengan rendahnya tingkat keterlibatan pembeli karena dalam proses ini pembeli menghabiskan waktu dan berusaha dalam mencari informasi atau dalam mempertimbangkan beberapa alternatif. Salomo (2002:258) setuju bahwa pengambilan keputusan ini biasanya lebih mudah dan sederhana daripada pengambilan keputusan ekstensif. Routine decision-making Pengambilan keputusan rutin terjadi ketika konsumen berurusan dengan barang yang sering dibeli atau nilai barang atau jasa yang rendah, ketika risiko membuat keputusan yang salah adalah rendah dan konsumen yang akrab dengan merek saat ini (Lamb et al 2004:148). Biasanya, konsumen akrab dengan berbagai merek dalam kategori produk tetapi loyal kepada satu merek (Sheth & Mittal 2004:400). Lamb et al (2004:148) menunjukkan bahwa pembeli yang terlibat biasanya tidak mengalami masalah berarti sampai munculnya iklan, atau mereka melihat produk yang ditampilkan di rak toko. Menurut Alba dan Hutchinson (di Solomon 2002:259), pilihan rutin otomatis dan dilakukan dengan sedikit usaha dan tanpa kontrol kesadaran. Pelanggan membeli pertama dan mengevaluasi setelah itu. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Memahami proses pengambilan keputusan pembelian konsumen memungkinkan pemasar untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang konsumen mereka. Selain itu dapat menjadi dasar bagi mereka untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih cocok untuk target konsumen mereka. Jika pemasar memahami proses pengambilan keputusan konsumen mereka, mereka akan tahu bagaimana konsumen mereka mencari informasi

8 sebelum membeli, kriteria mana yang dapat mendorong mereka untuk membeli, dan apa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian mereka. Dalam banyak studi perilaku konsumen, pandangan klasik mengenai prinsip perilaku konsumen adalah model lima tahap pengambilan keputusan, yang didasarkan pada gagasan bahwa konsumen dianggap sebagai mesin pengolahan informasi. Lima tahapan klasik proses pengambilan keputusan konsumen adalah 1. pengidentifikasian masalah, Pengenalan masalah adalah tahap pertama dari proses pengambilan keputusan konsumen. Hal ini terjadi ketika konsumen menyadari bahwa ada beberapa perbedaan antara keadaan mereka yang sebenarnya dan keadaan yang ideal atau yang diinginkan. Ketika menghadapi masalah dari perbedaan ini, konsumen akan mencoba untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. 2. pencarian informasi, Pencarian informasi adalah tahap ketika konsumen mencari pengetahuan lebih dalam rangka memecahkan masalah yang diidentifikasi. Untuk membantu diri mereka sendiri untuk membuat keputusan, konsumen akan mencari informasi dari lingkungan mereka. (Salomo et al., 2010) Informasi proses pencarian dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis. Pertama, proses pencarian pra-pembelian adalah proses ketika konsumen mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka atau memecahkan masalah mereka, yang dimulai setelah konsumen menyadari kebutuhan atau masalah mereka. Kedua, pencarian sedang berlangsung adalah proses ketika konsumen menelusuri informasi untuk kesenangan mereka dan untuk menjaga agar mereka up-to-date dengan produk baru. (Bloch et al, 1986.) Ada dua jenis sumber informasi, yaitu yang bersifat internal dan eksternal. Sumber informasi internal adalah pikiran dan pendapat tentang produk yang berbeda di pasar, yang berasal dari konsumen sendiri. Sumber informasi internal berbeda antara konsumen yang berbeda karena perbedaan latar belakang budaya masingmasing individu dan lingkungan. Sumber informasi eksternal juga dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan mereka sebelum membeli. Selebriti, media (promosi dan iklan), orang-orang dekat (keluarga, teman sebaya, dan rekan), atau dengan menonton orang-orang adalah contoh sumber eksternal informasi. (Salomo et al., 2010) sumber informasi eksternal dapat disebut reference group bagi konsumen.

9 Oleh karena itu, ini dapat dikatakan bahwa reference grouip bisa menjadi salah satu sumber informasi penting yang mempengaruhi pembelian konsumen proses pengambilan keputusan pada tahapan pencarian informasi. 3. evaluasi alternatif, Pada tahap ini, konsumen harus mengevaluasi alternatif yang tersedia dimana mereka telah menerimanya dari tahap sebelumnya, yaitu tahap pencarian informasi. (Salomo et al., 2010) Karena ada banyak merek di pasar, konsumen akan membuat sendiri sekumpulan merek yang sudah dalam pikiran mereka. (Pemborong, 2007) Merek yang termasuk dalam kumpulan tersebut akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk dipilih oleh konsumen. 4. pilihan produk, Konsumen harus memilih satu merek antara setelah mengevaluasi pilihan merek mereka dari tahap sebelumnya. Memilih pilihan produk dapat berupa tahapan sederhana dan cepat ataupun kompleks. (Salomo et al., 2010) Pilihan produk konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai sumber dari informasi selama proses pengambilan keputusan. 5. evaluasi pasca-pembelian. Meskipun keputusan pembelian telah selesai, konsumen sering masih mengevaluasi keputusan mereka. Hal ini karena mereka ingin merasa yakin tentang pilihan mereka dan untuk memastikan bahwa produk tersebut dapat memecahkan masalah mereka atau memenuhi kebutuhan mereka. Jobber (2007) menyatakan dalam studinya bahwa kualitas barang dan jasa merupakan penentu utama dalam evaluasi pasca pembelian. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa reference group kurang penting bagi proses pengambilan keputusan jika dibandingkan dengan faktor kualitas produk dan jasa selama tahap evalausi pasca pembelian. (Salomo et al, 2010.) Selama proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, pentingnya reference group telah ditunjukkan dalam tahap awal yaitu ketika mencari informasi dan tahap berikutnya evaluasi alternatif dan pilihan produk. jurnal (Jurnal Adjusting inconsistency through learning in group decision-making, and its application to China s MBA recruiting interview) Pengaruh Reference Group pada Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

10 Seperti yang telah disebutkan, jurnal akademis telah banyak menunjukkan pengaruh reference group pada proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Namun, sejauh mana pengaruh bisa berbagai macam tergantung pada beberapa faktor lingkungan konsumen. Menurut Jurnal Influence of gender difference in reference group on Smartphone users purchasing decision-making process oleh Ran Jin dan Weeramon Punpanich, ada berbagai perspektif dari penelitian dalam subjek pengaruh reference group. Beberapa ahli fokus pada pengaruh reference group pada proses pengambilan keputusan konsumen (Stafford, 1966; Burnkrant & Cousineau, 1975, Park & Lessig, 1977, Bearden & Etzel, 1982, Bearden et al, 1989;.. Yang et al, 2007 ). Beberapa penelitian hanya membahas mengenai pengaruh normatif (Wooten & Reed, 2004;. Martin et al, 2008) sementara beberapa peneliti hanya meneliti seputar pengaruh informasi (Martin et al, 2007.). Beberapa studi telah diterapkan kelompok referensi tersebut berpengaruh ke segmen konsumen yang berbeda, seperti pengguna kosmetik dan mahasiswa (Childers & Rao, 1992; Mascarenhas & Higby, 1993; Mangleburg et al, 2004;. Makgosa & Mohube, 2007; Schiffman & Kanuk, 2007) Beberapa faktor seperti kebangsaan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, pendapatan, atau kategori produk mungkin menyebab variasi. Ada banyak literatur menerapkan variasi saat mempelajari pengaruh reference group. Misalnya, dalam hal kebangsaan, ada beberapa jurnal difokuskan pada konsumen dari latar belakang budaya yang berbeda atau negara (Childers & Rao, 1992;. Yang et al, 2007). Dalam hal usia, Park dan Lessig (1977) digambarkan membandingkan kerentanan terhadap pengaruh reference group pada pemilihan merek antara pemuda dan orang tua. Temuan menunjukkan bahwa ada perbedaan jauh antara dua kelompok orang yang usianya berbeda dalam pengaruh kelompok acuan. Mengenai jenis kelamin, Khan dan Khan (2008) menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh normatif sosial antara konsumen pria dan wanita terhadap keputusan pembelian pakaian berlabel desainer. Kemudian, studi tentang pengaruh reference group telah diperpanjang ke level produk, yaitu penekanan bahwa pengaruh reference group bervariasi di berbagai jenis produk (Bearden & Etzel, 1982; Childers & Rao, 1992). Berdasarkan teori conspicuousness, ada empat jenis produk yaitu publicly consumed luxuries, privately consumed luxuries, publicly

11 consumed necessities, and privately consumed necessities. Dalam studi oleh Makgosa & Mohube (2007), ponsel dikelompokkan dalam kemewahan yang dikonsumsi pribadi. Sadar akan perbedaan antara ponsel dan Smartphone, kami mempertimbangkan Smartphone harus dikelompokkan sebagai mewah dikonsumsi publik yang diamati bila dikonsumsi dan tidak umum dimiliki atau digunakan (Makgosa & Mohube, 2007). Dari penelitian, hal itu menunjukkan bahwa orang akan lebih rentan terhadap pengaruh reference group terhadap produk yang dikonsumsi publik (Bearden & Etzel, 1982; Makgosa & Muhube, 2007), dan produk-produk mewah yang lebih mencolok dibanding produk kebutuhan (Bearden & Etzel, 1982, Childers & Rao, 1992). Ini dapat tersirat bahwa konsumen Smartphone lebih rentan terhadap reference group ketika membandingkan dengan jenis produk lainnya.

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN. Nadira Artantie.

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN. Nadira Artantie. PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN Nadira Artantie (nadiraart@yahoo.co.id, 105020200111061@students.ub.ac.id) Menurut (Sumarwan: 2003) menyebutkan : Kelompok referensi (reference

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2013:6) perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai dinamika

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK ACUAN DAN KELUARGA TERHADAP PROSES KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI. Rorlen

PERAN KELOMPOK ACUAN DAN KELUARGA TERHADAP PROSES KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI. Rorlen PERAN KELOMPOK ACUAN DAN KELUARGA TERHADAP PROSES KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI Rorlen Email: rorlen79@yahoo.com Penulis Rorlen adalah staf pengajar tetap di Jurusan Manajemen, Universitas Bunda Mulia, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN A. Kerangka Teori 1. Gaya Hidup BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perumusan strategi merupakan hal penting dalam kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perumusan strategi merupakan hal penting dalam kegiatan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perumusan strategi merupakan hal penting dalam kegiatan perusahaan. Perumusan strategi ini dirancang untuk pencapaian tujuan perusahaan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan. efektif, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.

II. LANDASAN TEORI. kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan. efektif, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual. 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Saat ini, pemasaran harus dipahami tidak hanya dalam pemahaman kuno sebagai membuat penjualan tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Tujuan Penelitian Tujuan Umum 6 6 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelompok acuan yang dipakai dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB baik pada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB 6 LINGKUNGAN SOSIAL MIKRO

BAB 6 LINGKUNGAN SOSIAL MIKRO BAB 6 LINGKUNGAN SOSIAL MIKRO Lingkungan sosial mikro adalah interkasi sosial langsung diantara kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kecil, secara sebuah keluarga dan kelompok-kelompok referensi. Interaksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

Kelompok Referensi, dalam Pengambilan Keputusan

Kelompok Referensi, dalam Pengambilan Keputusan MODUL PERKULIAHAN Kelompok Referensi, dalam Pengambilan Keputusan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 09 Abstract Membahas pengaruh keluarga dan kelompok

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. By Eka DJ Ginting

PERILAKU KONSUMEN. By Eka DJ Ginting PERILAKU KONSUMEN By Eka DJ Ginting Pengertian Bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan serta mengatur pembelian barang dan jasa (Hiam, A & Scewe, C.D,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk niat beli ulang konsumen yang dibangun bedasarkan kenyataan yang terjadi pada umumnya dan sudah diuji secara empiris

Lebih terperinci

Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif

Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Modul ke: Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Pengertian kelompok Tipe-Tipe Kelompok Kominkasi Lisan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : Word Of Mouth, Citra Merek, Atribut Produk, Keputusan Pembelian

Kata Kunci : Word Of Mouth, Citra Merek, Atribut Produk, Keputusan Pembelian 111 THE INFLUENCE OFWORD OF MOUTH, BRAND IMAGE, AND PRODUCT ATTRIBUTES ON BLACKBERRY PRODUCT PURCHASING DECISIONS. Arny Saraswati K.W 1, Sri Suryoko 2 & Ngatno 3 Sarasvati.arny@gmail.com ABSTRACT Research

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Hidup Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah sikap atau sifat dari individu, kelompok dan organisasi dalam memilih, menilai, dan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN HANDPHONE

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN HANDPHONE PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN HANDPHONE Rizal Edy Halim Galuh Nikenpratiwi Abstrak Berbagai penelitian telah membuktikan adanya pengaruh kelompok referensi terhadap perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pemasaran Menurut Philip Kotler (2000), pemasaran adalah proses perencanaan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian dimana konsumen memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan dalam hal ini melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Pribadi 2.1.1 Pengertian Faktor Pribadi Faktor pribadi adalah karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk makanan

BAB I PENDAHULUAN. produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman globalisasi ini persaingan antar pasar industri makanan semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis makanan yang beredar baik produksi dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di bidang fashion. Kenyataan ini menyebabkan banyak bermunculan

Lebih terperinci

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen.

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen. 1. Menjelaskan konsep pemasaran dan menggambarkan lima kekuatan yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. 2. Menjelaskan tujuan rencana pemasaran dan mengidentifikasikan empat komponen bauran pemasaran

Lebih terperinci

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian I. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli,

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Setelah mempelajari bab ini, anda akan mampu: 1. Menjelaskan konsep pemasaran dan menggambarkan lima kekuatan yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal.

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO (Studi Pada Toko Sepatu Donatello Malang Jln KAwi No. 46) ISMAIL HASAN 10510029 ABSTRAK Tingkat persaingan dunia usaha di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Pada saat sekarang ini, banyak sekali perusahaan yang mengeluarkan produk bedak di pasaran dimana masing-masing produk saling berjuang untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. psikografis. Gaya hidup seseorang juga dapat melambangkan prestise seseorang

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. psikografis. Gaya hidup seseorang juga dapat melambangkan prestise seseorang BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Gaya Hidup Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup seseorang juga dapat melambangkan prestise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dimana di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Ekuitas Merek Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam konsumen berfikir, merasa, dan bertindak dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sikap Terhadap Merek Sikap (attitude) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. CITRA MEREK 2.1.1.1. Pengertian Menurut Norman A. Hart dan John Staplenton dalam kamus Marketing (1995 : 23,24,104), definisi dari Citra (Image) adalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai

II. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi yang mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. Lebih dari satu dasawarsa perusahaan berinvestasi untuk menciptakan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2013:6), perilaku konsumen adalah dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BERMEREK (Studi Pada Komunitas Pengguna Kamera DSLR Merek Nikon dan Canon)

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BERMEREK (Studi Pada Komunitas Pengguna Kamera DSLR Merek Nikon dan Canon) PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BERMEREK (Studi Pada Komunitas Pengguna Kamera DSLR Merek Nikon dan Canon) Widya Rizka Arfy rizkaarfy@yahoo.com Ilhamuddin ilham@ub.ac.id Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah BAB II LANDASAN TEORI A. TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Membeli Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah (John Dewey dalam Engel, Blackwell

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi dari kegiatan pokok perusahaan, disamping fungsi yang lain selain seperti keuangan, produksi, dan personalia. Kegiatan

Lebih terperinci

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : IX (Sembilan) Topik/Pokok Bahasan : Pendekatan Perilaku Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Niat beli merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk. Pengukuran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini merupakan waktu bagi individu mengalami perubahan yang besar. Perubahan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepatu menjadi produk yang sangat digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap perusahaan sepatu bersaing menciptakan produk yang bermutu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen William Albright mengungkapkan definisi komunikasi dalam buku yang dikutip oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keputusan pembelian Kotler (2008) mengatakan keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengertian Perilaku Konsumtif A.Perilaku Konsumtif Konsumtif merupakan istilah yang biasanya dipergunakan pada permasalahan, berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami

penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sarana komunikasi, bagi kehidupan masyarakat dimanapun makin penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu mengalami perubahan, begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mengalami kemajuan yang pesat. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan melalui pemasaran. Tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah melayani dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen 2.1.1. Definisi Perilaku Konsumen Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang

Lebih terperinci

TUGAS CONSUMER BEHAVIOUR Tugas Ke 5

TUGAS CONSUMER BEHAVIOUR Tugas Ke 5 TUGAS CONSUMER BEHAVIOUR Tugas Ke 5 OLEH : Ridwan Arifin ( 0910221004 ) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN 1 PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN Giovanni Fatimathuz Zahra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci