ANTICOAGULANT Quick Outlook To Guideline Review Widya Istanto Nurcahyo
|
|
- Liani Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANTICOAGULANT Quick Outlook To Guideline Review Widya Istanto Nurcahyo RSUP DR KARIADI-FK UNDIP
2 Klasifikasi ANTIKOAGULAN Cara Pemberian Parenteral Oral Target Thrombin Thrombin, FXa FXa Thrombin FXa Others Established anticoagulants Bivalirudin Argatroban Hirudin Heparin, LMWH Fondaparinux Vitamin K antagonists Newer anticoagulants Otamixaban Dabigatran Rivaroxaban Apixaban Endoxaban Betrixaban
3 Prinsip PERDARAHAN TROMBOEMBOLI Keseimbangan antara risiko tromboemboli vs risiko perdarahan
4 Menilai risiko Tromboemboli: Penyakit yang mendasari pemberian antikoagulan Adanya faktor risiko kardiovaskular Jenis pembedahan CHADS 2 Score Perdarahan: Jenis pembedahan HAS-BLED Score HEMORR2AGE
5
6 Risiko tromboemboli Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
7 Risiko Perdarahan
8 Risiko Perdarahan
9 Risiko Perdarahan
10 Konsep dasar bridging Short acting blood thinner Tujuan: mengurangi risiko tromboemboli durante operasi Efek samping: perdarahan mudah berhenti/ terkontrol
11 Bridging vs no bridging Risiko tinggi terkena stroke atau emboli sistemik Risiko perdarahan rendah (pasien) Risiko perdarahan rendah (prosedur) Berhenti antikoagulan dalam jangka lama (atau tanpa efek terapetik) Risiko rendah terkena stroke atau emboli sistemik Risiko perdarahan tinggi (pasien) Risiko perdarahan tinggi (prosedur)
12 Bridging vs no bridging Risiko Perdarahan Tinggi Tinggi Bridging Rendah Risiko Tromboemboli Sedang Tinggi Consider Bridging Rendah Rendah No Bridging Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
13 Operasi elektif atau emergensi? Elektif Emergensi Apakah warfarin perlu dihentikan? < 24 jam > 24 jam Tidak Ya Vit K 1 IV 2-4 mg dan FFP bila perlu Vit K 1 IV 2-4 mg Risiko perdarahan: sangat rendah atau rendah Risiko perdarahan: sedang atau tinggi Warfarin tidak perlu dihentikan Risiko tromboemboli: rendah Apakah perlu bridging antikoagulan Tidak Ya Risiko tromboemboli: sedang atau tinggi Hari -5: stop warfarin (dosis terakhir hari -6) Hari -1: cek INR (bila >5, beri vit K 1, 1-2 mg peroral) Hari 0: warfarin dapat diberikan kembali keesokan pagi setelah operasi bila pasien dapat minum Hari +1 sampai +3: warfarin dapat diberikan saat pasien minum Hari -5: stop warfarin (dosis terakhir pada Hari -6) Hari -3: UFH intravena atau LMWH subkutan Hari -1: cek INR (bila >1,5, beri vit K mg peroral); stop LMWH pagi hari sebelum operasi (dosis sore tidak diberikan pada b.i.d.; dosis harian diturunkan 50% pada o.d.) Hari 0: stop UFH 4 jam sebelum operasi; nilai hemostasis pasca operasi; lanjutkan warfarin sore harinya bila pasien bisa minum Hari +1 sampai +3: berikan UFH atau LMWH bila hemostasis baik dan jangan diberikan sebelum 24 jam setelah operasi; berikan warfarin bila pasien bisa minum Hari +5 sampai +6: stop UFH atau LMWH bila target INR tercapai Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
14 Postoperative resumption Jenis Pembedahan (warfarin) Pasca operasi Risiko perdarahan rendah LMWH dosis terapetik diberikan 24 jam setelah operasi bila hemostasis baik Risiko perdarahan tinggi LMWH ditunda pemberiannya hingga jam setelah operasi, bila hemostasis baik, atau LMWH dosis rendah bila hemostasis baik, atau tidak usah diberikan LMWH Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
15 New Oral Anticoagulant (NOACs) Nilai Klirens Kreatinin < 50 L/ min 50 L/ min Preoperatif Stop dabigatran 7 hari sebelumnya Stop rivaroxaban 5 hari sebelumnya Tidak perlu bridging Bila risiko perdarahan tinggi (prosedur) Cek aptt atau TT pagi hari sebelum operasi untuk menilai eliminasi obat sempurna Preoperatif Stop dabigatran 5 hari sebelumnya Stop rivaroxaban 3 hari sebelumnya Tidak perlu bridging Bila risiko perdarahan tinggi (prosedur) Cek aptt atau TT pagi hari sebelum operasi untuk menilai eliminasi obat sempurna Postoperatif Nilai hemostasis Cek klirens kreatinin Tunda 48 jam Profilaksis DVT Wysokinski WE, McBane II RD. Periprocedural Bridging Management of Anticoagulation. Circulation. 2012
16 Bridging pada NOACs Onset dan offset cepat tidak perlu bridging Kondisi khusus pada bedah abdomen: LMWH dosis rendah (ex: Enoxaparin 40 mg o.d) selama 2-3 hari, pada pasien yang belum mampu intake oral LMWH dosis terapetik (ex: Enoxaparin 1 mg/kgbb b.i.d) pada pasien reseksi gaster atau ileus pasca operasi
17 Postoperative resumption (NOACs)
18 Antiplatelet Antiplatelet menghambat fungsi platelet secara ireversible, contoh: ASA, clopidogrel, ticlopidine, dan prasugrel Bila dihentikan, setiap harinya 10% - 14% fungsi platelet kembali normal; membutuhkan 7-10 hari agar platelet yang berfungsi normal kembali sepenuhnya
19 Prosedur mayor Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
20 Prosedur minor Insidensi perdarahan rendah, bila aspirin dilanjutkan Rekomendasi: Terapi ASA sebaiknya dilanjutkan pada kasus pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular (Grade 2C) Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
21 Antiplatelet Resumption Setelah ASA diberikan kembali, efek antiplatelet segera tercapai dalam beberapa menit Clopidogrel dosis rumatan (75 mg/hari) 5-10 hari efek antiplatelet tercapai Clopidogrel loading dose ( mg/hari) jam efek antiplatelet tercapai Pada prosedur mayor, pemberian ASA dapat dipertimbangkan untuk diberikan kembali dalam 24 jam pasca operasi, bersamaan dengan warfarin Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012
22 REGIONAL ANESTESI 2010 American Society of Regional Anesthesia and Pain Medicine: Regional Anesthesia in the Patient Receiving Antithrombotic For Thrombolytic Therapy
23 TERIMA KASIH
BAB I PENDAHULUAN. sering kita jumpai di Intensive Care Unit (ICU) dan biasanya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien sakit kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam keselamatan jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai
Lebih terperinciPENGGUNAAN ORAL ANTIKOAGULAN PADA PASIEN ATRIAL FIBRILASI
PENGGUNAAN ORAL ANTIKOAGULAN PADA PASIEN ATRIAL FIBRILASI Abdul Majid, Ayu Nurul Zakiah Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Atrial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) merupakan cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pasienpasien sakit kritis yang kerap membutuhkan
Lebih terperinciJURNAL KOMPLIKASI ANESTESI VOLUME 1 NOMOR 3, AGUSTUS 2014 TINJAUAN PUSTAKA
JURNAL KOMPLIKASI ANESTESI VOLUME 1 NOMOR 3, AGUSTUS 2014 TINJAUAN PUSTAKA Penatalaksanaan Perioperatif pada Pasien dengan Penyakit Jantung Valvular dr. Sylvana Martina Kolibonso SpAn, KAKV Instalasi Anestesiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus di ruang rawat intensif (ICU). Pasien yang dirawat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien sakit kritis adalah pasien dengan kondisi mengancam nyawa yang membutuhkan penanganan khusus di ruang rawat intensif (ICU). Pasien yang dirawat di ICU memiliki
Lebih terperinciANTIKOAGULAN PADA ATRIAL FIBRILASI
ANTIKOAGULAN PADA ATRIAL FIBRILASI Rahmad Isnanta, Zainal Safri, Refli Hasan, Firman Sakti W Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan
Lebih terperinciPola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc dan skor HAS BLED
Pharmaciana Vol.7, No.1, Mei 2017, Hal. 63-70 DOI: 10.12928/pharmaciana.v7i1.4716 63 Pola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc dan skor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Hasil penelitian Tim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di negaranegara maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan diseluruh dunia, penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciManajemen Terapi Antitrombotik pada Prosedur Endoskopi
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Terapi Antitrombotik pada Prosedur Endoskopi Management of Antibiotics in Endoscopic Procedures Dwi Suseno 1, Ari Fahrial Syam 2 1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk di Indonesia.
Lebih terperinciTrombositopenia akibat Heparin
Akreditasi PP IAI 2 SKP Trombositopenia akibat Heparin Roveny Dokter Umum RSUK Kembangan, Jakarta, Indonesia; Kolumnis Harian Medan Bisnis ABSTRAK Trombositopenia akibat heparin merupakan komplikasi serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai antikoagulan oral untuk terapi tromboembolisme vena dan untuk mencegah emboli sistemik
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan
Lebih terperinciEfektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin dalam Mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Efektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin dalam Mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi Alvin Nursalim,* Edwin Setiabudi**
Lebih terperinciPerbandingan Dosis Warfarin terhadap Durasi Tercapainya Target INR pada Pasien CHF dengan Fibrilasi Atrial
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 162-170 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (p- ISSN: 2407-7062 e-issn: 2442-5435) diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat homepage: http://jsfkonline.org
Lebih terperinciInformed Consent Penelitian
62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian
Lebih terperinciMonitoring Terapi Warfarin pada Pasien Pelayanan Jantung pada Rumah Sakit di Bandung
Monitoring Terapi Warfarin pada Pasien Pelayanan Jantung pada Rumah Sakit di Bandung Norisca A. Putri, Keri Lestari, Ajeng Diantini, Taofik Rusdiana Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi
Lebih terperinciSKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT
SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (Di Instalasi Rawat Inap Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya) EKA YEHEZKIE CHRISTIANANTA SALEAN DEPARTEMEN FARMASI KLINIS FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan 85% di antaranya meninggal karena serangan jantung dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK
Submitted : 21 Maret 2014 Accepted : 25 Juni 2014 Published : 30 Desember 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka a. Kardiovaskuler Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO
STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO FAUZIAH PRASTIWI 2443011016 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Lebih terperinciENOXAPARIN. (i) Tujuan/ Kegunaan Ubat
ENOXAPARIN (i) Tujuan/ Kegunaan Ubat Pencegahan DVT (menghalang pembekuan darah dalam vena) yang berkaitan dengan pembedahan ortopedik ataupun am. Pencegahan DVT terhadap pesakit bedridden di sebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam (TVD)/Deep Vein Thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (PE) merupakan penyakit yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Heparin Heparin adalah salah satu jenis obat golongan antikoagulan yang mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan
Lebih terperinciNs. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN SUBKUTAN DAN INTRAVENA TERHADAP KADAR FIBRINOGEN PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN SUBKUTAN DAN INTRAVENA TERHADAP KADAR FIBRINOGEN PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PONV juga menjadi faktor yang menghambat pasien untuk dapat segera
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Mual dan muntah pascaoperasi (Postoperative Nausea and Vomiting / PONV) masih merupakan komplikasi yang sering dijumpai setelah pembedahan. PONV juga menjadi faktor
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU
168 LAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU 169 LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN KEPADA PENDERITA/ KELUARGA Assalamualaikum Wr. Wb./ Selamat pagi Bapak/ Ibu Yth, Saat ini saya, dr. Kiking sedang melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan tanaman sumber bahan obat alami yang telah digunakan secara turun-temurun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang Indonesia
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang. Mual dan muntah pasca operasi atau yang biasa disingkat PONV (Post
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual dan muntah pasca operasi atau yang biasa disingkat PONV (Post Operative Nausea and Vomiting) merupakan dua efek tidak menyenangkan yang menyertai anestesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap prosedur pembedahan harus menjalani anestesi dan melalui tahap pasca bedah, maka setiap pasien yang selesai menjalani operasi dengan anestesi umum
Lebih terperinciEvidence-Based Medicine dalam Penatalaksanaan Angina Tidak Stabil
Tinjauan Pustaka Evidence-Based Medicine dalam Penatalaksanaan Angina Tidak Stabil A. A. Subiyanto Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak: Angka kejadian masuk ke rumah sakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prevalensi hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem hemostasis dalam upaya menjaga homeostasis tubuh terhadap terjadinya perdarahan atau trombosis. 1 Trombosis
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS WARFARIN DAN HASIL TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN
Submitted : 18 Februari 2014 Accepted : 10 Agustus 2014 Published : 30 September 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi EVALUASI DOSIS WARFARIN DAN HASIL TERAPINYA
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan: Anestesiologi, Farmakalogi dan Patologi Klinik 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif memiliki komplikasi dan risiko pasca operasi yang dapat dinilai secara objektif. Nyeri post
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP KADAR FIBRINOGEN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP KADAR FIBRINOGEN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN SUBKUTAN SEBAGAI PROFILAKSIS TROMBOSIS VENA DALAM (TVD) TERHADAP NILAI D-DIMER PADA PASIEN SAKIT KRITIS DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terutama di Instalasi Rekam Medik dan dilaksanakan pada Agustus 2015 Januari 2016. B. Jenis
Lebih terperinciPERBANDINGAN RESPON AWAL PEMBERIAN WARFARIN PADA PASIEN OBESITAS DENGAN NON-OBESITAS
Submitted : 21 Maret 2014 Accepted : 25 Juni 2014 Published : 30 September 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PERBANDINGAN RESPON AWAL PEMBERIAN WARFARIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai sensasi yang tidak mengenakkan dan biasanya diikuti oleh pengalaman emosi tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian pada orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia (Mansjoer, 2000). Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis
Lebih terperinciPerdarahan Pasca Ekstraksi Gigi, Pencegahan dan Penatalaksanaannya
Perdarahan Pasca Ekstraksi Gigi, Pencegahan dan Penatalaksanaannya Abstrak Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari kita lakukan sebagai dokter gigi. Walaupun demikian tidak jarang
Lebih terperinciJURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS TROMBOSIS VENA DALAM (TVD) TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN SAKIT KRITIS DI ICU RSUP DR KARIADI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciSodiqur Rifqi. Bagian kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Pencegahan dan Penanganan Penyakit Kardiovaskular dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Kesehatan dan Menurunkan Kematian Ibu Sodiqur Rifqi Bagian kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh terhadap suatu infeksi. 1 Ini terjadi ketika tubuh kita memberi respon imun yang berlebihan untuk infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikasi tindakan seksio sesaria pada wanita hamil berkisar antara 15 sampai 20% dari seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kraniotomi merupakan tindakan bedah yang paling sering dilakukan pada manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan bedah tersebut bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki batu empedu yang memiliki diameter >3cm dan pasien yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cholecystolithiasis merupakan pembentukan batu empedu yang berlokasi di kandung empedu. 1 Sekitar 10%-15% penduduk Amerika Serikat memiliki batu empedu. Pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinci¹Jesinta Kaparang ²Emma Sy Moeis ² Linda Rotty.
NILAI TROMBOSIT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISIS BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRAT BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO ¹Jesinta Kaparang ²Emma
Lebih terperinciEVALUASI TERAPI OBAT ANTIPLATELET PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD AM PARIKESIT TENGGARONG PERIODE TAHUN 2014
EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPLATELET PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD AM PARIKESIT TENGGARONG PERIODE TAHUN 2014 Muhammad Hafidz Assaufi* 1, Mirhansyah Ardana 1, Muhammad Amir M.
Lebih terperinciJURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN SUBKUTAN SEBAGAI PROFILAKSIS TROMBOSIS VENA DALAM (TVD) TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN SAKIT KRITIS DI ICU RSUP DR KARIADI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. AT adalah molekul protein kecil yang menginaktifasi beberapa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antithrombin AT adalah molekul protein kecil yang menginaktifasi beberapa sistem koagulasi. AT adalah glikoprotein dengan berat molekul 58 kda yang diproduksi oleh hati dan
Lebih terperinciMODUL FIBRILASI ATRIUM PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND
MODUL FIBRILASI ATRIUM PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALASFAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembentukan bekuan darah adalah proses fisiologis yang lambat tapi normal terjadi sebagai akibat dari aktivasi jalur pembekuan darah. Respon alamiah yang timbul untuk
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per 100.000 per tahun. 1 Sekitar 250.000 kejadian fraktur femur terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciRERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET MEI 2013 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
RERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET MEI 2013 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu catatan penting dalam beberapa dekade terakhir adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula halnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS TROMBOSIS VENA DALAM (TVD) TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN SAKIT KRITIS DI ICU RSUP DR KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan yang pesat di bidang pembedahan dan anestesi menuntut penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat perioperatif mempunyai peranan
Lebih terperinciYayan Akhyar Israr, S.Ked
Author : Yayan Akhyar Israr, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Trombosis adalah terbentuknya masa dari
Lebih terperinciAntikoagulan untuk Stroke Iskemik Kardioemboli
CONTINUING PROFESSIONAL CONTINUING CONTINUING DEVELOPMENT PROFESSIONAL MEDICAL DEVELOPMENT EDUCATION Akreditasi PP IAI 2 SKP Antikoagulan untuk Stroke Iskemik Kardioemboli Roveny Dokter Umum di Puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang terjadi oleh apapun penyebabnya yang terjadi dalam 30 hari setelah operasi di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di negara berkembang (Parashar et al., 2003). Defisiensi zinc berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diare masih menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak terutama di negara berkembang (Parashar et al., 2003). Defisiensi zinc berperan dalam
Lebih terperinciAlfiani Sofia Qudsi 1, Heru Dwi Jatmiko 2
PREVALENSI KEJADIAN PONV PADA PEMBERIAN MORFIN SEBAGAI ANALGETIK PASCA OPERASI PENDERITA TUMOR PAYUDARA DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Alfiani Sofia Qudsi 1, Heru Dwi Jatmiko 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional atau mengalami cemas akan mengalami rasa nyeri yang hebat setelah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri yang tidak ditangani dengan baik akan mengganggu mobilisasi pasien pasca operasi yang dapat berakibat terjadinya tromboemboli, iskemi miokard, dan aritmia.
Lebih terperinciPERAN ASPIRIN DI BIDANG KARDIOVASKULAR
PERAN ASPIRIN DI BIDANG KARDIOVASKULAR Augustine Purnomowati Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Infeksi serius dan kelainan lain yang bukan infeksi seperti pankreatitis, trauma dan pembedahan mayor pada abdomen dan kardiovaskular memicu terjadinya SIRS atau sepsis
Lebih terperinciRescucitation in Trauma Patient REZA WIDIANTO SUDJUD,DR.,SPAN.,KAKV.,KIC.,M.KES
Rescucitation in Trauma Patient REZA WIDIANTO SUDJUD,DR.,SPAN.,KAKV.,KIC.,M.KES Latar Belakang Trauma masih merupakan penyebab kematian ke-7 di Indonesia yaitu sekitar 3% (CDC,2012) Trauma juga masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk, dan kanker merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciJournal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article
Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article Gestational Diabetes Mellitus : Challenges in diagnosis and management Bonaventura C. T. Mpondo, Alex Ernest and Hannah E. Dee Abstract Gestational
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS
PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS LAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J
PERBEDAAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI BERDASARKAN KATEGORI OPERASI PADA PASIEN BEDAH YANG DIBERIKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 SKRIPSI
Lebih terperinciDOSIS EFEKTIF ENOXAPARIN DALAM MENCEGAH TERJADINYA TROMBOSIS PADA ANASTOMOSIS ARTERI FEMORALIS TIKUS
ORIGINAL ARTICLE DOSIS EFEKTIF ENOXAPARIN DALAM MENCEGAH TERJADINYA TROMBOSIS PADA ANASTOMOSIS ARTERI FEMORALIS TIKUS I Made Suka Adnyana 1, Iswinarno Doso Saputro 2 1 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Klasifikasi dan Komplikasi Sindroma Koroner Akut SKA adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan simptom yang disebabkan oleh iskemik miokard akut. SKA yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP PPT DAN PTTK
PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP PPT DAN PTTK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Sindroma Koroner Akut Sindroma koroner akut adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan simptom yang disebabkan oleh iskemik miokard akut. Sindroma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Kanker kepala dan leher (KKL) adalah semua kanker yang tumbuh di kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL mempunyai kesamaan dalam hal
Lebih terperinciDr. Masrul Basyar Sp.P (K)
Dr. Masrul Basyar Sp.P (K) Program Penatalaksanaan Asma 1. Edukasi 2. Monitor penyakit berkala (spirometri) 3. Identifikasi dan pengendalian pencetus 4. Merencanakan Terapi 5. Menetapkan pengobatan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obat ini dijual bebas di apotik maupun di kios-kios obat dengan berbagai merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasetamol atau juga sering disebut asetaminofen salah satu obat golongan analgesik-antipiretik yang digunakan sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia. Pada umumnya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT
IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT I. DESKRIPSI SINGKAT Berbagai macam penyakit dapat menyerang Jemaah haji saat menjalankan ibadah haji. Berbagai penyakit ini berpotensi menjadi penyakit berat dan mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas
Lebih terperinciAplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari
Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari ketepatan rancangan aturan dosis yang diberikan. Rancangan
Lebih terperinciINFARK MIOKARD TANPA ELEVASI SEGMEN ST (NSTEMI) SARI KEPUSTAKAAN. Oleh SARI HARAHAP
INFARK MIOKARD TANPA ELEVASI SEGMEN ST (NSTEMI) SARI KEPUSTAKAAN Oleh SARI HARAHAP DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 DAFTAR ISI I. Pendahuluan...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini dikarenakan memiliki waktu mula kerja, durasi dan waktu pulih sadar yang singkat. 1,2 Disamping
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Obat
Perhitungan Dosis Obat Definisi dosis Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yg dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang pasien, baik untuk obat dalam maupun obat luar. Dosis obat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang Anestesiologi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di instalasi
Lebih terperinci