BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan 85% di antaranya meninggal karena serangan jantung dan stroke. Di Indonesia sendiri pada tahun 2012, stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 (21,2%) dengan angka kematian sebesar orang (WHO, 2015). Menurut data World Health Organization (WHO), di tahun 2011 stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik, dengan jumlah kematian 6,15 per 1 juta penduduk. Sesuai dengan pemetaan negara berdasarkan pendapatan per kapita, di negara dengan pendapatan rendah, kematian yang disebabkan oleh stroke berada pada urutan ke enam dengan jumlah kematian 0,45 tiap 1 juta penduduk. Di negara dengan pendapatan sedang dan tinggi, stroke berada di urutan ke dua setelah penyakit jantung iskemik dengan jumlah kematian masing-masing 4,91 dan 0,79 per 1 juta penduduk. Data WHO di Indonesia menunjukkan bahwa terjadi pergeseran urutan penyebab kematian, di mana kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler menempatkan Indonesia ke posisi empat setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 1972 penyakit kardiovaskuler menduduki peringkat ke-11, lalu meningkat tajam menjadi urutan ketiga pada tahun 1986 dan menempati posisi teratas mulai tahun 1992 sampai pendataan terakhir pada tahun 1

2 Berdasarkan data dasar rumah sakit, angka kejadian stroke adalah 63,52 per penduduk pada kelompok usia di atas 65 tahun. Secara kasar, tiap hari 2 orang Indonesia terkena serangan stroke (Depkes RI, 2007). Secara regional berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi DI Yogyakarta tahun 2008, pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama adalah sebagai berikut : (1) stroke tak menyebut perdarahan atau infark 11,29%, (2) cedera intracranial 6,37%, (3) perdarahan intracranial 5,58%, (4) kecelakaan angkutan darat 3,72%, dan (5) penyakit jantung lainnya 3,19%. Selain itu laporan Dinas kesehatan propinsi DIY pada tahun 2007 juga memperlihatkan bahwa dari estimasi umur harapan hidup penduduk Provinsi DI Yogyakarta dalam jangka waktu lima tahunan pada periode tahun 2000 sampai 2005 terus meningkat, yaitu dari 67,58 tahun pada tahun 1992 meningkat menjadi 68,35 tahun pada tahun 1997, dan terus meningkat menjadi 72,17 tahun pada tahun Sedangkan dari Parameter Hasil Proyeksi Penduduk yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), untuk tahun 2005 umur harapan hidup meningkat menjadi 74,0 tahun. Data dari Rumah Sakit Bethesda menunjukkan setiap tahunnya terjadi kasus pasien masuk dengan diagnosis stroke, dan 70% diantaranya merupakan stroke iskemik. Menurut American Heart Association/AHA (2011), stroke dan/atau Transient Ischemic Attack (TIA) apapun sebabnya akan meningkatkan terjadinya stroke berikutnya. Keadaan ini menjadi sumber utama peningkatan mortalitas dan morbiditas. Di Amerika Serikat, dari penderita stroke setiap tahun orang di antaranya mengalami stroke ulang

3 3 dan untuk kasus TIA, kemungkinan terjadinya stroke di kemudian hari lebih tinggi. Kemungkinan terjadinya stroke ulangan ini akan meningkat apabila disertai adanya hipertensi yang tidak terkendali. Dalam rentang waktu 5 tahun, risiko untuk terjadinya stroke ulang di antara para penderita stroke berkisar antara 30-43%. Risiko terjadinya stroke ulang selama 7 hari pasca TIA sebesar 8-12%, sementara itu penelitian terhadap kelompok penderita stroke lainnya menunjukkan angka yang lebih besar yaitu 20% (Roger et al. 2011). Pencegahan sekunder terhadap stroke iskemik/ TIA dapat dilaksanakan dengan pemberian obat anti platelet. Dalam penggunaannya, hal yang paling utama diperhatikan pada pemakaian antiplatelet adalah efek anti iskemik dan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna yang merupakan salah satu efek samping dari obat ini. Clopidogrel adalah salah satu jenis anti platelet yang banyak digunakan. Obat ini merupakan suatu prodrug yang membutuhkan enzim sitokrom P-450, terutama CYP 2C19 untuk dapat berubah menjadi metabolit aktifnya. Sebagai anti trombotik obat ini banyak digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan preparat anti trombotik yang lain seperti aspirin. Gurbel et al. (2010) melalui studinya menemukan bahwa risiko perdarahan yang ditimbulkan oleh kombinasi clopidogrel dan aspirin lebih besar bila dibandingkan dengan aspirin saja (OR: 1,26 95% CI: 1,11 1,41), sedangkan pada penggunaan clopidogrel sebagai monoterapi risiko terjadinya perdarahan saluran cerna lebih kecil bila dibandingkan dengan aspirin (RR: 1,34 95% CI: 1,11 1,61). Penelitian terkait efektifitas dan keamanan kombinasi aspirin dan clopidogrel dibandingkan dengan aspirin tunggal masih terus dilakukan, begitu

4 4 juga penelitian terkait dengan biaya terapinya. Penelitian Wang et al., (2013) menunjukkan bahwa kombinasi aspirin dan clopidogrel pada pasien stroke minor/tia lebih efektif dengan kejadian stroke rekurens hanya 8.2% dibanding dengan apirin tunggal dengan kejadian 11,7%. Dari segi keamanan hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan diantara kedua pilihan regimen terapi dengan kejadian perdarahan sedang dan berat sebesar 0,3%. Penelitian lain yang dilakukan di China menunjukkan bahwa kombinasi aspirin dan clopidogrel pada 90 hari pertama pasien stroke minor/tia jauh lebih cost-effective dibandingkan dengan terapi aspirin tunggal (Pan et al., 2014). Di Indonesia sendiri penelitian terkait dengan efektifitas, keamanan dan biaya terapi kombinasi aspirin dan clopidogrel dibanding dengan aspirin tunggal pada pasien stroke belum pernah dilakukan. Untuk itu penelitian farmakoekonomi berjudul Cost-effectiveness Analysis Clopidogrel-aspirin dan Aspirin Tunggal pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ini akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kedokteran terkait dengan farmakoekonomi stroke iskemik. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara rinci permasalahan dalam penelitian yang akan diajukan adalah: Bagaimanakah cost-effectiveness terapi kombinasi clopidogrel-aspirin dan aspirin tunggal pada pasien stroke iskemik di RS Bethesda Yogyakarta?

5 5 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER) dari terapi kombinasi clopidogrel-aspirin dan aspirin tunggal pada pasien Stroke Iskemik di RS Bethesda Yogyakarta Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui efektifitas terapi kombinasi clopidogrel-aspirin dan aspirin pada pasien stroke iskemik di RS Bethesda Yogyakarta. b. Mengetahui biaya pengobatan stroke iskemik dengan kolpidogrel-aspirin dan aspirin tunggal di RS Bethesda Yogyakarta. c. Melakuakan Cost-Effectiveness Analysis clopidogrel-aspirin dan aspirin tunggal pada pasien stroke di RS Bethesda Yogyakarta. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis efektifitas biaya TIA dan stroke dengan kombinasi clopidogrel-aspirin dibanding aspirin tunggal di RS. Bethesda Yogyakarta belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan penelitian ini di antaranya: 1. Cost-effectiveness clopidogrel-aspirin dibanding aspirin tunggal untuk serangan transien iskemik akut dan stroke minor (Pan et al., 2014). 2. Clopidogrel dengan aspirin pada stroke minor akut atau serangan transien iskemik (Wang et al., 2013).

6 6 3. CHANCE Trial: Early Short-Term Dual Antiplatelet Treatment for Stroke Prevention (Huang dan Eisert, 2013). I.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan akan bermanfaat untuk: 1. IPTEKDOK, sebagai rujukan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian farmakoekonomi terkait dengan penyakit stroke iskemik. 2. Klinisi, menjadi pertimbangan dalam penentuan terapi antiplatelet untuk pasien TIA dan stroke. 3. Rumah sakit dan penyedia jasa asuransi, menjadi rujukan bagi RS dan penyedia jasa asuransi kesehatan dalam penyusunan formularium obat antiplatelet untuk TIA dan stroke. 4. Pasien, mendapatkan informasi mengenai terapi yang lebih cost-effective bagi penyakitnya.