BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini. Penelitian tentang kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Yahya (2008) yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Barista terhadap Kepuasan Konsumen Kedai Kopi Espresso Bar Solo. Penelitian ini terdapat tiga pokok permasalahan yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas produk yang ditawarkan oleh kedai kopi espresso bar solo ini dengan kepuasan pelanggannya, dan meneliti adanya pengaruh yang signifikan juga antara pelayanan barista kedai kopi espresso bar dengan kepuasan pelanggannya, serta pengaruh kualitas produk dan pelayanan barista terhadap kepuasan si pelanggan yang datang dikedai kopi espresso bar solo ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kuantitatif, dimana populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen kedai pada tahun Pengambilan sampelnya dengan teknik Cluster Sampling sejumlah 50 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisi regresi linier ganda. Hasil dari penelitian Mansyur Yahya, 2008 bahwa, kualitas produk mendapatkan t hitung 3,001 dengan tingkat signfikansi Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka, kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kemudian kualitas pelayanan mendapatkan t hitung 4,181

2 dengan tingkat signifikansi maka dari itu tingkat kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kemudian hasil dari kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen diperoleh F hitung 33,299 dengan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari (0,05), maka model regresi dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh sangat signifikan dengan data yang valid terhadap kepuasan konsumen dari Kedai Kopi Espresso Bar Solo. Penelitian yang dilakukan oleh Boediman (2010) dengan judul Kualitas Pelayanan Starbuck Coffee Pluit Junction. Dalam penelitiannya Surya mengupas tentang strategi kualitas servis yang terdiri dari lima elemen atau indikator seperti: tangible, reliability, responsivness, assurance, and emphaty yang dianalisis melalui opini atau pendapat masyarakat mengenai kualitas servis Starbuck Coffee Fluit Junction. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif yang menjelaskan fenomena yang sedang trend seperti halnya Starbuck Coffee. Pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Starbuck Coffee Fluit Junction. Menggunakan jenis data primer dan sekunder. Kemudian hasil dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan akan dianalisis dengan metode deskriptif, dan hasil dari penilaian kelima indikator tersebut akan disimpulkan sesuai dengan kepuasan yang dijawab oleh pelanggan mengenai kualitas dari servis Starbuck Coffee Fluit Junction. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) dengan judul Fungsi Coffee Shop bagi Masyarakat Surabaya dalam penelitian ini Gischa menganalisis efek dari adanya coffee shop sebagai indikator yang bisa memberikan pengaruh kepada konsumennya untuk datang sehingga melahirkan budaya konsumen baru.

3 Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Proses pencarian data dengan interview dengan 2 orang yakni supervisor dan ownernya langsung dari Folks Coffee & Tea, serta sebanyak 20 sampel yang dijadikan objek penelitian yaitu konsumen dari coffee shop. Hasil dari penelitian ini yaitu ditemukannya eksistensi dari coffee shop di Surabaya saat ini mulai dikelola dan dikembangkan bahkan diminati bagi konsumennya yang tidak hanya dilihat bisa memberikan pelayanan minuman, akan tetapi di tempat tersebut konsumennya juga bisa mengetahui ilmu dari baristanya tentang peralatan kopi yang digunakan dan ada interaksi serta komunikasi yang menarik sebagai penjelasan ilmu kopi dari pegawainya kepada pelanggannya hingga membuat minat pelanggan untuk datang mendapatkan pengalaman minum kopi yang berbeda. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian sama-sama membahas tentang kualitas produk dan kepuasan pelanggan serta metode penelitian yaitu deskriptif-kuantitatif. Adapun perbedaannya adalah lokasi, waktu dan teknik analisis data, dimana teknik analisis data dari Yahya (2008) menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan Boediman (2010) menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis tingkat kepuasan dan kepentingan serta penelitian ini memfokuskan pada upaya barista menjaga kualitas produk untuk kepuasan pelanggan

4 2.2. Tinjauan Konsep Adapun tinjauan konsep atau teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tinjauan Tentang Food and Beverage Dalam dunia sekarang ini, industri jasa makanan & minuman telah berkembang banyak, sesuai perhitungan itu melayani lebih dari 100 juta kali makan per hari. Hal ini telah menyebar di semua lapisan kehidupan mulai dari Hotel, restoran, kantin industri, kantin rumah sakit, kereta api, saluran udara, semua kini menjadi bagian dari industri jasa makanan & minuman. Fungsi dasar dari industri ini adalah untuk melayani makanan & minuman untuk orang, untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan mereka. Tujuan utama adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kebutuhan pelanggan yang mungkin akan berusaha untuk memuaskan adalah: a. Fisiologis : kebutuhan makanan khusus b. Ekonomi : kebutuhan untuk nilai terbaik untuk harga yg dibayarkan c. Sosial : suasana yang bersahabat, terus terang mengungkapkan perasaan d. Psikologis : kebutuhan untuk meningkatkan harga diri e. Kenyamanan : keinginan orang lain untuk melakukan pekerjaan Kebutuhan ini memainkan berbagai peran besar untuk menentukan faktor, bertanggung jawab untuk menentukan berbagai jenis metode layanan di makanan & minuman industri jasa. Menurut Soekresno dan Pendit (1998:4) menyebutkan bahwa food and beverage department adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman serta kebutuhan lain

5 yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional. Food and beverage department merupakan departemen yang sangat mutlak diperlukan di hotel dalam penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman dalam menjalankan tugasnya food and beverage department terbagi menjadi dua bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama. Dua bagian tersebut adalah: a. Food and beverage bagian depan (front service) Yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan tamu, terdiri dari bar, restoran, banquet dan room service. b. Food and beverage bagian belakang (back service) Yaitu bagian yang tidak langsung berhubungan dengan tamu karena harus melalui perantara pramusaji, terdiri dari kitchen, stewarding. Tujuan departemen food and beverage menurut Soekarno dan Pendit (1998:5) adalah: a. Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai. b. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan dan minuman, sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya. c. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk kesinambungan usaha. Menurut Endar Sugiarto dan Sri Sulatriningrum (2001), F&B Departement merupakan suatu departemen yang ada di hotel yang mencakup food and

6 beverage service dan food and beverage product dimana kedua bagian tersebut berfungsi untuk menjual jasa pelayanan makanan dan minuman untuk para tamu hotel dan dikelola secara komersial dan professional. Adapun tujuannya adalah untuk memenuhi selera tamu, kepuasan dari makan dan minum, untuk memelihara dan meningkatkan nama baik hotel, khususnya tamu dari luar hotel yang ingin membuat perjamuan dan untuk membuat keuntungan yang wajar, artinya tamu puas dan hotel memperoleh keuntungan, untuk ruang lingkup F&B Departement ada dua yaitu : F&B Product dan F&B Service. Jadi kesimpulannya adalah Food and Beverage Departemen merupakan departemen yang menyajikan makanan dan minuman, mulai dari proses pembuatan sampai berupa produk jadi atau siap dikonsumsi. Produk terbagi atas berbagai macam bagian yaitu main kitchen, kithen cafe shop, pastry bakery. Dimana semua bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda beda tetapi bertujuan sama yaitu menjual produk ke konsumen Tinjauan Tentang Klasifikasi Restoran Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara professional. Hotel besar maupun sedang kebanyakan memiliki lebih dari satu restoran untuk memberi kesempatan para pelanggan memilih jenis restoran maupun makanan serta gaya penyajian dengan harga yang bervariasi sesuai dengan keinginan mereka. Dengan banyaknya restoran yang tumbuh dan berkembang diperkotaan akhir-akhir ini perlu kiranya kita untuk mengidentifikasikan klasifikasi restoran yang ada. (Soekresno.2001:17).

7 Dilihat dari pengelolaan dan system penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : 1. Restoran Formal Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersiil dan professional dengan pelayanan yang eksklusif. Ciri-ciri restoran formal adalah sebagai berikut : a. Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu b. Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal. c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/ menu Eropa popular. d. System penyajian yang dipakai adalah Russian service/ French service atau modifikasi dari kedua table service tersebut. e. Disediakan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan. f. Dibuka untuk lunch and dinner. g. Menyediakan berbagai merk minuman bar termasuk wine dan champagne. h. Menyediakan live music dan dance floor i. Harga relative tinggi Adapun klasifikasi restoran yang termasuk dalam restoran formal adalah : 1. Member Restaurant 2. Super Club 3. Gourmet 4. Main Dining Room 5. Grilled Restaurant 6. Executive Restaurant

8 2. Restoran Informal Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersiil dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. Adapun ciri-ciri restoran informal : a. Harga makanan dan minuman relative murah. b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat. c. Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal. d. Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai American service ready plate bahkan self service ataupun counter service. e. Tidak ada hiburan berupa musik. f. Menu dipajang di meja tamu untuk mempermudahkan proses pelayanan. Adapun klasifikasi restoran yang termasuk restoran informal adalah sebagai berikut: 1. Café 2. Cafeteria 3. Fast Food Restaurant 4. Coffee Shop 5. Bistro 6. Canteen 7. Taverns Family Restaurant 8. Pub 9. Sandwich Corner

9 10. Burger Corner 11. Snack Bar 3. Specialties Restaurant Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersiil dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan system penyajian yang khas dari suatu negara tertentu. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut : a. Reservasi tempat. b. Menyediakan menu khas suatu Negara tertentu c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional d. Dibuka hanya untuk Lunch dan Dinner e. Menghadirkan music negara asal Adapun klasifikasi specialties restaurant adalah sebagai berikut : 1. Indonesian Food Restaurant 2. Italian Food Restaurant 3. Thai food restaurant 4. Japanese Restaurant 5. Korean food restaurant Jadi kesimpulan dari klasifikasi restoran yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah informal restoran yaitu Coffee Shop Tinjauan Tentang Coffee Shop Coffee Shop ialah sebuah restaurant yang pada mulanya hanya menyediakan tempat untuk minum kopi dan teh secara cepat, tetapi karena

10 perkembangan dan kebutuhan pelanggan yang sangat komplek dan tidak ada habisnya, pun perkembangan coffee shop seperti sekarang ini. Sejarah coffee shop ini berasal dari Amerika dimana ciri pelayanan dan penyajiannya yaitu secara cepat, makanan sudah di porsikan dalam suatu piring atau yang di sebut dengan "ready on the plate" dengan istilah pelayanannya yaitu American service. Coffee Shop dikategorikan kedalam restaurant yang informal dan biasanya buka untuk 24 jam dan itu sering ditemui di hotel. Menurut Charles J. Matelka, yang dikutip oleh Sugiarto dan Sulartiningrum, coffee Shop adalah suatu bidang usaha yang dikelola secara komersial yang menawarkan makanan atau minuman kepada tamu dengan pelayananan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti servis atau aturan yang baku dan harganya lebih murah. Menurut Jean,Z Lucas dalam Mansyur Yahya (2008) mengatakan bahwa fungsi coffee shop sebenarnya, sebagai tempat yang diperuntukkan bagi para penikmat dan pecinta kopi dengan 60%nya bahwa tempat tersebut khusus mengolah kopi yang masih berbentuk bean atau biji. Kemudian dapat diolah kembali hingga menjadi sebuah minuman yang siap untuk disajikan dan diperjual belikan dengan keberagaman cita rasa dari segala proses peracikannya. Namun dalam kegiatan jual beli minuman kopi tidak hanya sebatas pada masalah transaksi saja, melainkan juga memberikan suguhan fasilitas dan pelayanan. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh, diketahui bahwa tidak banyak orang yang memfungsikan coffee shop sebagai tempat untuk memperoleh minuman kopi saja. Lebih banyak konsumen yang datang ke coffee shop karena merasa bahwa dengan berada di tempat tersebut maka akan mendapatkan kenyamanan suasana yang baru di luar lingkungan sebelumnya.

11 Di lain sisi coffee shop juga dapat menjadi alat komunikasi bagi seseorang untuk dapat menampilkan identitas dirinya, selain itu coffee shop juga dapat menjadi alat komunikasi bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya kepada lingkungan atau pihak lain. Setiap konsumen dapat menjadikan coffee shop sebagai media untuk mereka menemukan bermacam-macam peranan nilai: baik nilai kepuasan, kesenangan atau pleasure, prestige, serta kebutuhan. Seperti yang diterangkan oleh Malinowski bahwa, nilai praktis dari teori fungsionalisme ini mengajarkan tentang adanya kepentingan yang relatif dari berbagai kebiasaan yang beraneka ragam. Kepentingan yang relatif adalah mengenai bagaimana suatu kebiasaan akan tergantung antara satu dengan lainnya, yakni antara individu dengan individu lain atau antara individu dengan lingkungan dimana ia berada. Carol dan Melvin (dalam Ihromi, 1996). Menurut Gischa Joelita Eka Putri, dalam laporannya yang berjudul Fungsi Coffe Shop Bagi Masyarakat Surabaya, hal menyebutkan bahwa Coffee shop kini secara tidak langsung dirasa sebagai tempat dimana seseorang dapat memperoleh kebanggaan, dan kepuasan karena merasa tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Selain itu juga dapat menjadi sarana bagi seseorang yang sengaja mencari suasana, serta kenyamanan dalam menyelesaikan pekerjaannya, ataupun melakukan pertemuan dengan rekan kerja dan relasi. Coffee shop dalam kehidupan yang modern saat ini tengah menjadi salah satu sarana untuk seseorang memperluas pergaulannya. Keberadaan coffee shop yang tidak semata-mata hanya difungsikan untuk membeli atau memperoleh minuman kopi yang benar, bukan hanya sekedar kopi sachet siap saji.

12 Ketika seseorang menilai bahwa menikmati serta mendapatkan kopi yang benar adalah di coffee shop, namun dalam sisi lain ada seseorang yang juga merasa bahwa dengan mengkonsumsi kopi di coffee shop ia dapat mencapai kepuasan ataupun prestige. Dalam mengekspresikan dirinya, seseorang harus melakukan tindakan atau usaha tertentu untuk dapat memenuhinya. Ketika seseorang telah mempertimbangkan tentang apa yang ia kehendaki, maka ia akan melakukan suatu tindakan untuk dapat memiliki hal yang diminatinya baik cepat atau lambat. Aktifitas menyesuaikan dan mengkonsumsi suatu minuman beserta tempatnya yang kini terus-menerus berlangsung dapat saja disebut sebagai gaya hidup, yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Saat ini mengkonsumsi kopi tidak lagi terkesan sebagai sesuatu yang sederhana, namun telah memiliki dan mewakili gaya hidup seseorang yang tinggal di kota. Dengan berkunjung ke coffee shop bukan sematamata hanya untuk mencari minuman kopi saja, melainkan juga mencoba untuk memenuhi kebutuhannya yang lain dalam segi pemenuhan kepuasan dan kenyamanan. Bagi masyarakat Bali selaku konsumen coffee shop menjadi penikmat kopi ataupun penikmat suasana suatu coffee shop tertentu, baik yang mewah atau sederhana namun terkenal secara langsung telah mewakili tercapainya tujuan dan kepentingan pribadi masing-masing orang. Menikmati minuman kopi atau menu minuman lainnya yang tersedia di coffee shop kini telah menjadi suatu kebiasaan yang kerap dilakukan masyarakat kota. Di mana aktifitas tersebut dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperluas pergaulan, rapat, pertemuan bisnis, reuni, serta menampilkan pribadi kemuka publik dari segi style (gaya berbusana,

13 dandanan, dan penampilan), yang mana hal tersebut juga telah menjadi perhatian bagi banyak orang sebagai tolak ukur status sosial ekonomi. Maka kini coffee shop menjadi salah satu tempat yang juga berfungsi sebagai sarana serta fasilitas masyarakat kota dalam membentuk suatu budaya baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa coffee shop dalam penelitian ini yaitu coffee shop yang diperuntukkan bagi penikmat dan pecinta kopi serta bagi khalayak umum yang mencari tempat yang nyaman sesuai dengan standar coffee shop yang modern dengan pelayanan yang maksimal dari seorang barista dalam menyuguhkan kopi yang memiliki kualitas dan konsisten dengan produknya yang mampu memberikan kepuasan bagi pelanggan Tinjauan Tentang Barista Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Istilah Barista merupakan arti dari 'Bartender' dalam bahasa Italia yang secara khusus mempersiapkan dan menyajikan espresso dan minuman yang berbasis espresso. Di Italia, barista adalah salah satu posisi yang didambakan. Menjadi Barista membutuhkan masa belajar yang signifikan dan karenanya tidak seorangpun yang akan menganggap posisi ini sembarangan karena ini membutuhkan dedikasi waktu dan pelatihanan hingga menguasai seni terbaik cara membuat kopi. Di kedai kopi sendiri posisi seorang barista adalah posisi kunci yang paling terhormat di setiap outlet. Karena di tangan merekalah terletak keberhasilan cita rasa dan penyajian dari setiap produk kedai kopi yang Anda rasakan sekarang. Menurut Oktaviani Dwi Prihandini salah seorang Barista Indonesia menyebutkan bahwa barista disini memiliki interaksi yang berbeda dari barista pada umunya yaitu menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal

14 seperti wajah tampan dan gaya berpakaian untuk memikat customer dan mengubah konsep pembeli menjadi pelanggan, serta sebagai alat berkomunikasi dengan sesama rekan kerja maupun customernya. Proses interaksi simbolik yang terjadi disesuaikan oleh space dan time serta lawan interaksi yang berbeda. Fungsi barista di coffee shop bagi menjadi dua bagian, yaitu; a. Front Barista : yang dengan senang hati menyambut dan menjelaskan kepada Anda tentang segala sesuatu tentang kedai kopi. Jangan ragu bertanya kepada mereka tentang apa saja. b. Barista Pro : yang memiliki skill secara khusus untuk meracik segala produk yang ada di kedai kopi. Menurut Joseph.A.Michelli (2007:25) dalam bukunya the Starbucks Experience mengemukakan lima kiat sukses pendekatan seorang barista kepada pelanggan yaitu : a. Ramah, merupakan cara yang sangat penting untuk membuat kunjungan pelanggan sebagaiawal yang positif. Dengan bersifat ramah, barista dapat menciptakan suasana yangmenyenangkan. b. Tulus, berarti connect, discover, dan respond. Dalam hal ini tulus membina hubungan dengan para pelanggan berarti tulus memberi tahu apa yang diinginkan dan diharapkan pelanggan. c. Perhatian, berarti perhatian terhadap kebutuhan pribadi, partner lain dan pelanggan. Keinginan pelanggan dapat terpenuhi jika barista mengerti apa yang diinginkan pelanggan. d. Berwawasan, Pengetahuan adalah kekuatan. Semakin tinggai tingkat pengetahuan barista terhadap produk maka semakin banyak hal positif yang

15 diterima. Barista harus dapat mencintai pekerjaannya dan mau membagi pengetahuannya kepada orang lain. e. Peduli, Berarti berpatisipasi dalam segala hal yang bersifat positif. Dengan kepedulian diharapkan barista memiliki Ide-ide yang cemerlang dan bekerja dengan penuh semangat. Barista juga harus menguasai mesin kopi. Tidak mudah untuk menggunakan mesin kopi, dengan mempertimbangkan faktor takaran air, kopi yang dipakai, serta waktu pemasakannya. Hal-hal ini penting untuk dipelajari seorang calon barista. Untuk menjadi barista yang terpenting adalah harus suka minum kopi. Tentu, seorang barista bukan hanya menyajikan kopi, juga memberikan edukasi kepada konsumen. Sehingga ketika konsumen tersenyum saat minum kopi racikan barista, itu pertanda barista berhasil meracik kopi yang enak. Selain menggunakan mesin kopi yang menghasilkan espresso, seorang barista yang baik juga harus menguasai teknik pembuatan kopi dengan teknik manual brewing seperti menggunakan: a. Filter Drip 1. The Automatic Drip 2. Manual Drip b. Cold Press c. French Press d. Vacuum Pot e. Middle Eastern f. Persecolator

16 Berdasarkan pada beberapa cara penyajian kopi dengan teknik peralatan yang berbeda setidaknya ada 5 metode yang dikuasai oleh seorang barista, karena jika seorang barista hanya bisa menggunkan mesin espresso saja tidak bisa disebut barista melainkan hanya user. Barista harus bisa mengetahui bagaimana cara mengatur mesin dan juga grinder untuk mencari dan mendapatkan rasa kopi yang paling enak menurutnya, kemudian barista juga harus mampu menemukan kesalahan pada mesin kopi yang digunakan jika terjadi permasalahan pada mesin atau grinder. Jadi pemahaman barista dalam penelitian ini akan membahas bagaimana system kerja seorang barista di coffee shop serta mengetahui tugas dan tanggung jawab sesuai standar operasional yang harus dilakukan oleh barista di Crema Coffee Indonesia Tinjauan Tentang Kualitas Produk a. Kualitas Menurut Goets dan Davis (1994) dalam laporan Mansyur Yahya,2008 mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan. Sedangkan menurut Nasution (2001:20) dalam laporan Mansyur Yahya,2008, menyebutkan bahwa pada dasarnya kualitas modern dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu sebagai berikut : a. Kualitas Desain, yaitu memenuhi keinginan dan harapan pelanggan secara ekonomis layak untuk produksi. b. Kualitas Konformitas, yaitu memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan c. Kualitas Pemasaran dan kualitas purna jual

17 Ada beberapa beberapa perspektif yang mengemukakan tentang kualitas. Menurut Gavin dalam Tjiptono,Pandi (2002:51) ada 5 macam perspektif kualitas yang berkembang yaitu : a. Trancedental Approach. Dalam pendekatan ini kualitas dipandang sebagai innate excellence dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan. b. Product-Based Approach. Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. c. User-Based Approach. Pendekatan ini dedasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk berkualitas tinggi. d. Manufacturing-Based Approach. Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan. e. Value Based Approach. Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai atau harga. Kualitas memiliki hubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Menurut Tjiptono,Pandi (2002:55) secara ringkas manfaat kualitas yang superior antara lain : a. Loyalitas pelanggan yang lebih besar b. Pangsa pasar yang lebih besar c. Harga pasar yang lebih tinggi

18 d. Harga jual yang lebih tinggi e. Produktivitas yang lebih besar Menurut Garvin dan Darvis (1994) dalam Yahya (2008) kualitas adalah sebagai berikut: Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen Ada 3 manfaat kualitas yang dikaitkan dengan produktivitas dan profitabilitas menurut Edvardsson,et al (1994) yaitu : 1. Produktivitas Yaitu menekankan pemanfaatan (utilisasi) sumber daya yang seringkali diikuti dengan penekanan biaya dan rasionalisasi modal.fokus utamanya terletak pada produksi atau operasi. 2. Kualitas Yaitu lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan.fokus utamanya adalah customer utility. 3. Profitabilitas Merupakan hasil dari hubungan antara penghasilan (income), biaya, dan modal yang digunakan. b. Produk Menurut Kotler (2000:448) dalam laporan Mansyur Yahya tahun 2008 menyebutkan bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Tiap produk berkaitan dengan produk lain tertentu. Hierarki produk terentang dari kebutuhan dasar sebagai produk-

19 produk khusus untuk memenuhi kebutuhan khusus. Menurut Kotler (2000:450) kita dapat mendefinisikan hierarki produk antara lain : 1. Rumpun kebutuhan, Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk. 2. Rumpun produk, Semua kelas produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan inti dengan efektifitas yang memadai. 3. Kelas produk, sekelompok produk dalam rumpun produk yang diakui mempunyai persamaan fungsional 4. Lini produk, sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat dengan produk-produk tertentu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual pada kelompok yang sama atau berbeda dalam rentang harga. 5. Jenis produk, sekelompok produk dalam lini produk yang sama-sama memiliki sejumlah kemungkinan bentuk produk. 6. Merk, nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut. 7. Unit produk, satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain. Menurut Soekresno (2001:8) pengertian produk yang dihasilkan organisasi Food & Beverage adalah totalitas dari makanan, minuman dan seperangkat atribut lainnya, termasuk didalamnya adalah rasa, warna, aroma makanan atau minuman, harga, nama makanan atau minuman, reputasi restoran, serta jasa pelayanan dengan keramah tamahan yang diterima guna memuaskan keinginan pelanggan. Dari pengertian di atas bahwa produk yang dihasilkan organisasi F&B merupakan

20 produk total dari dua jenis produk menjadi satu kesatuan yang kemudian disebut produk organisasi F&B yaitu : 1. Produk Berwujud Yaitu produk yang dapat dilihat, dirasa, dan diraba yang disebut tangible product seperti makanan, minuman lezat dan berkualitas serta barang fasilitas unggul dan modern. 2. Produk Tak Berwujud Yaitu sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat diraba tetapi dibutuhkan untuk dirasakan, disebut dengan intangible product seperti : jasa pelayanan, rasa aman, kenyamanan, keramahtamahan, keindahan, kebersihan,reputasi, hygiene & sanitasi, dan aroma makanan atau minuman. Oleh sebab itu manajemen F&B harus memperhatikan kebijakan produk yang diciptakan, baik produk baru maupun pengembangan produk yang popular saat ini, mengingat setiap produk yang dihasilkan akan mengalami lima siklus kehidupan yaitu : Dikenal laku-laku keras jenuh-ditinggalkan. Dari tinjauan produk tersebut dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk yang dimaksud adalah sesuai dengan konsep dari Soekresno (2001.8) yaitu perpaduan antara produk berwujud dengan produk tak berwujud. c. Kualitas Produk Prawirosentono,Suyadi (2002:6) dalam laporan Mansyur Yahya tahun 2008 mengemukakan kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu

21 produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. Perusahaan perlu mengadakan SOP untuk mencapai kualitas produk. Standar operasional teknis tersebut dintaranya adalah : Jenis dan jumlah bahan baku, lama proses pembuatan dan mesin dan peralatan. Perusahaan juga perlu mengadakan pengawasan kualitas produknya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas produk seperti yang diterangkan oleh Suyadi Prawirosentono. Menurut Kotler (dalam Praba Sulistyawati,2009) menyatakan bahwa pencapaian kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran untuk merumuskan kebijakan mengenai kualitas produk, yaitu: 1. Fungsi barang Fungsi barang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka harus memproduksi barang yang mutunya sesuai dengan fungsi serta kegunaannya, daya tahannya, peralatannya, dan kepercayaannya. 2. Wujud barang Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya.bila wujud luar dari produk tersebut tidak menarik meskipun kualitasnya baik, maka belum tentu menarik minat pelanggan. 3. Biaya barang Produk pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu suatu barang tersebut. Kualitas dapat diartikan kemampuan dari produk untuk menjalankan fungsinya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya.

22 Berdasarkan tinjauan tentang kualitas, produk, hingga tinjauan tentang kualitas produk tersebut, maka penelitian kali ini peneliti akan menarik kesimpulan bahwa kualitas produk yang akan ditekankan pada konsep dari soekresno (2001) dimana Pendekatan ini memandang kualitas produk dengan memadukan produk berwujud dan produk tidak berwujud untuk menciptakan kepuasan pelanggan kemudian dari Suyadi Prawirosentono yaitu Jenis dan jumlah bahan baku, lama proses pembuatan, mesin dan peralatan Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan a. Kepuasan Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapan, Oliver (Bagus Surya, 2014). Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Apabila kinerja sesuai dengan harapan maka pelanggan akan puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasaran (supranto,2004). Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan member komentar yang baik tentang perusahaan (Bagus Surya,2014). Tjiptono (1997), juga memiliki pendapat bahwa kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Sulastyono (2007) menyebutkan kepuasan diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang, dimana ia telah berhasil mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Kebutuhan adalah kondisi seseorang untuk memiliki sesuatu yang tidak dimiliki, atau sesuatu itu adalah wajib bagi dirinya.

23 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan yang dirasakan sesuai atau sama dengan yang diharapkan atau melampaui harapan pelanggan. Apabila kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas dan sebaliknya. Harapan pelanggan dapat dibentuk dari pengalaman masa lampau, komentar dari harapan serta janji dan informasi pemasaran. b. Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan kesesuaian antara apa yang di harapkan pelanggan dan apa yang telah di berikan oleh perusahaan, dimana ketika harapan pelanggan tidak sebanding dengan apa yang telah di berikan akan terjadi ketidakpuasan sehingga berdampak buruk bagi perusahaan tersebut. Definisi kepuasan pelanggan di paparkan oleh para ahli sebagaimana berikut : Band (1971:79) dalam secara sederhana merumuskan kepuasan pelanggan sebagai perbandingan antara kualitas dari barang atau jasa yang di rasakan dengan keinginan, kebutuhan dan harapan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono,Pandi mengemukakan bahwa : Kepuasan adalah suatu perasaan yang dimiliki ketika seseorang dapat mencapai sesuatu atau ketika sesuatu yang diinginkan untuk terjadi telah terjadi Kepuasan merupakan suatu perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsinya terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapan-harapannya. Ada kesamaan dari definisi diatas, yaitu menyangkut kepuasan pelanggan (harapan dan hasil yang dirasakan). Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa).

24 Sedangkan kinerja yang dirasakan merupakan persepsi pelanggan terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Menurut Tjiptono,Pandi (2001) dalam Julita (2001) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil yang sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul ketika hasil (outcome) yang tidak sesuai dengan harapan. Secara konseptual, kepuasan konsumen dapat digambarkan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Kotler (1993) dalam Saraswati (2008) yang menyatakan kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas akan : 1. Melakukan pembelian ulang 2. Mengatakan hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain (rekomendasi). 3. Kurang memperhatikan merek dan iklan produk pesaing. 4. Membeli produk lain dari perusahaan yang sama. c. Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler yang dikutip oleh Tjiptono,Pandi dan Chandra, terdapat empat metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran. Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan. Informasi yang diberikan oleh pelanggan akan sangat berguna untuk memperbaiki kekurangannya.

25 2. Survey kepuasan pelanggan. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus memberikan tanda bahwa perusahaan memperhatikan para pelanggannya. 3. Ghost shopping. Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Dimana ghost shopper menyampaikan temuantemuan mengenai kelemahan maupun kelebihan produk perusahaan dan pesaing. 4. Lost customer analysis. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau beralih ke perusahaan lain. Perusahaan ingin mengetahui apa penyebab terjadinya hal tersebut sekaligus mengetahui kekurangan dari produk (barang dan jasa) perusahaan. (Service, Quality & Satisfaction, 70). d. Faktor-Faktor Timbulnya Ketidakpuasan Pelanggan Menurut Tjiptono,Pandi munculnya ketidakpuasan pelanggan terhadap produk/sesuatu, dikarenakan oleh : 1. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan 2. Kualitas pelayanan di bawah standar 3. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan 4. Harga yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pelayanan yang didapat. Jadi dalam penelitian ini menggunakan survey kepuasan pelanggan. Karena dianggap tepat untuk mengetahui kepuasan pelanggan. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan untuk mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap jasa menurut Kotler dalam Supranto (2004) adalah :

26 1. Bukti langsung (Tangible) yaitu meliputi kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 2. Keandalan (Reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dengan tepat waktu, akurat, dan memuaskan. 3. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan. 4. Jaminan (Assurance) yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan keyakinan, dan rasa aman. 5. Empati (Empathy) yaitu meliputi perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pada pelanggan. Yang dimaksudkan sebagai kepuasan pelanggan dalam penelitian ini adalah pelanggan Crema Coffee yang puas dengan produk yang dibeli dan dikonsumsi di Crema Coffee Indonesia. Dimana kategori kepuasan pelanggan Crema Coffee Indonesia berpacu pada tingkat kualitas produk Tinjauan Tentang Kopi Semua barista pemula harus mempelajari sejarah tentang kopi terlebih dahulu, agar barista itu sendiri memahami bagaimana kopi itu tumbuh, pada ketinggian berapa, dan mengetahui musim dalam penanaman kopi serta pemetikan kopi. Menurut Pudji Rahardjo (2012) kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan. Selain sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas ekspor dan sumber pendapatan devisa negara. Meskipun demikian, komoditas kopi sering kali mengalami fluktuasi harga sebagai akibat

27 ketidak seimbangan antara permintaan dan persediaan komoditas kopi pasar dunia. Sebenarnya ada dua jenis kopi yaitu, kopi robusta dan kopi arabika. Dimana perbedaan kopi ini bisa dilihat dari bentuk, besarnya, warna, rasa, serta tempat ditanamnya yang akan memberikan karakter rasa kopi yang khas dari daerahnya. Setelah biji kopi yang mentah dipetik dan dibersihkan maka dimulailah proses Roasting, dimana biji kopi tersebut dipanggang dengan suhu panas yang ditentukan oleh Roasternya serta lamanya proses pemanggangan ini diatur oleh roaster yang disesuaikan dengan kenginan si pemilik kopi, karena rasa kopi yang akan dikeluarkan bisa berbeda jika cara dan waktu pemanggangannya berbeda. Setelah proses roasting atau pemanggangan, proses selanjutnya adalah memilah lagi biji kopi yang sudah dipanggang dan memisahkan biji kopi yang retak, biji kopi yang warnanya terlalu hitam atau hangus dan biji kopi yang berwarna kuning atau beratnya seperti kapas, dalam artian kopi tersebut tidak layak digunakan karena rasanya akan terasa pahit jika itu kopi robusta dan akan terasa sangat asam jika itu kopi arabika. Setelah memilih kopi tersebut, tugas selanjutnya yaitu mencapurkan biji kopi tersebut dengan biji kopi yang berasal dari daerah lain, Pudji Rahardjo(2012:10). Menurut Susan Zeimer (2007:3) menyebutkan bahwa kopi terbagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Kopi Arabika 2. Kopi Robusta 3. Kopi Liberika

28 Dari ketiga jenis kopi tersebut masing-masing memiliki karakter tersendiri baik dari tempat penanaman, bentuk biji, rasa dan juga ukuran biji kopi.begitu pula dengan tingkat harga jual dari masing-masing biji tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing karakter kopi Indonesia dari jenis biji arabika yaitu: 1. Mandheling (Sumatera) Kopi Arabika jenis ini dulu ke Indonesia dibawa oleh Belanda sekitar tahun Kopi ini pertama kali di tanam di daerah mandhaeling natal dan kopi ini tumbuh subur di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar m diatas permukaan laut, dan perlu diketahui bahwa kopi ini hanya tumbuh di Indonesia yaitu Mandheling dan tidak terdapat didaerah maupun di negara manapun. Karakteristik kopi Mandheling sendiri cenderung tidak terlalu asam dan body yang cukup kuat.

29 2. Java coffee Kopi Arabika dengan jenis ini dapat di temui di daerah Ijen yang letaknya di Jawa Timur daerah Batu di Malang, sedangkan di daerah Jawa Tengah itu di banaran, dengan ketinggian tumbuh sekitar 1400m diatas permukaan laut. kopi ini memiliki cita rasa yang soft atau lembut dan aroma yang cukup seimbang serta earthy. 3. Bali Coffee Kopi jenis ini memiliki rasa yang tidak terlalu pahit aroma yang khas lime / jeruk Bali. Kopi ini banyak di tanam di daerah dataran tinggi Kintamani dan pemrosesannya biasanya yang digunakan adalah metode basah untuk menciptakan kopi yang manis dan lembut serta konsistensi yang cukup baik. 4. Toraja Kopi ini asalnya dari tanah Toraja di daerah Kalosi dataran tinggi Sulawesi selatan. Dengan cita rasa yang khas, aroma manis dan rempah-rempah serta body kopi yang kuat tapi dengan kadar keasaman yang cukup rendah tapi sungguh sayang sekali kopi yang di tanam di Indonesia ini sudah dipatenkan oleh Jepang dan Amerika. 5. Flores. Flores tidak hanya memiliki kejaiban yang harusnya dunia ini catat yaitu dengan komodonya tapi dunia harus juga mencatat bahwa di Flores memiliki kopi yang sangan istimewa. Kopi ini tak kalah ciamik nya dengan kopi-kopi yang lain kopi dengan citarasa yang heavy body, sedikit manis coklat dan ada rasa seperti rempah (mungkin tembakau). Kopi ini biasanya diolah dengan metode basah yang menciptakan cita rasa dan kenikmatan kopi yang optimal.

30 Berdasarkan kedua tinjauan tentang kopi tersebut maka, dalam penelitian ini akan membahas tentang kopi arabika sebagai specialty coffee untuk basic product coffee di coffee shop Crema Coffee Indonesia. Dari kelima single origin tersebut akan di mixing dengan takaran tertentu oleh barista langsung untuk menciptakan karakter kopi yang diinginkan dan menunjukkan kepada pelanggan bahwa kopi tersebut hanya ada dan hanya bisa ditemukan di Crema Coffee Indonesia, karena rasanya yang khas dan unik. Jadi dari penelitian ini akan meneliti tentang kopi Indonesia apa saja yang digunakan oleh Crema Coffee Indonesia sebagai based product yang dijual di Crema Coffee Indonesia.

BAB II TINJAUAN KONSEP. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2012) dengan judul Faktor-Faktor

BAB II TINJAUAN KONSEP. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2012) dengan judul Faktor-Faktor BAB II TINJAUAN KONSEP 1.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2012) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan pada UD Pandan Wangi Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ismayadi, 1999)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ismayadi, 1999) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ke empat di dunia setelah Brasil, Colombia dan Vietnam dengan sentra produksi di daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perhotelan merupakan salah satu industri pariwisata yang semakin menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin berkembangnya objek-objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah satunya adalah bidang bisnis food

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan enak dan lebih murah. usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No.9 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan enak dan lebih murah. usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No.9 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan dalam dunia perhotelan merupakan kegiatan yang mengedepankan standar tentang sikap hospitality yang menjadikan tamu yang datang utuk menginap menjadi nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun banyak restoran yang gulung tikar. Sebab, hanya restoran yang dikelola secara profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran Makan dan minum merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan. Selera seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan tanaman yang sudah lama dibudidayakan dan menjadi sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara berkembang di dunia seperti Brazil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk jiwa dan luas 420,09

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk jiwa dan luas 420,09 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk 589.00 jiwa dan luas 420,09 km (Data BPS Kabupaten Badung Tahun 2013) termasuk Kuta dan Nusa Dua merupakan daerah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan suatu tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. (Wyckof dalam Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia selalu tidak pernah merasa puas meskipun kebutuhannya telah terpenuhi, dan akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasien Pengertian Pasien Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Bisnis Retoran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Bisnis Retoran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan pesat dunia industri termasuk industri makanan di Indonesia, produk dan jasa yang ditawarkan di pasar pun menjadi semakin banyak dan beragam.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Jasa Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiadi (2003:3) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiadi (2003:3) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen Setiadi (2003:3) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup Restoran Restoran adalah tempat yang khusus untuk melaksanakan penjualan dan penyajian makanan serta minuman. Suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan nilai dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. Hotel Hyatt berpusat di Amerika dan mempunyai beberapa Hotel Hyatt yang tersebar di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi. Para

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

internet, banyak teknologi dikembangkan sebagai EDI (Electronic Data Intechage) enbaler yang ditujukan untuk melakukan pemindahan informasi antar

internet, banyak teknologi dikembangkan sebagai EDI (Electronic Data Intechage) enbaler yang ditujukan untuk melakukan pemindahan informasi antar BAB III DASAR TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lain (Widyahartono,2011). Dalci dan Tanis mengutip definisi sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kualitas Pelayanan Menurut Kotler (2000:57), pengertian kualitas pelayanan adalah Quality is the totality of features and characteristic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup masyarakat Indonesia di Era modern ini mengalami peningkatan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup masyarakat Indonesia di Era modern ini mengalami peningkatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia di Era modern ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal-hal yang menjadi indikator peningkatan tersebut dapat kita amati melalui

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan konsumen agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPSYAKARDOS UNISBA A. Kepuasan Pelanggan Peluang usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Makanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Dalam dunia kuliner yang makin pesat ini yang menuntut kreativitas, rasa, tempat, peforma UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Dalam dunia kuliner yang makin pesat ini yang menuntut kreativitas, rasa, tempat, peforma UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam dunia kuliner yang makin pesat ini yang menuntut kreativitas, rasa, tempat, peforma pelayanan, mutu makanan agar dapat survive dalam persaingan kuliner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan adanya ide kreatif dan inovatif. Seiring dengan ide tersebut konsep pemasaran pun turut berkembang.

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini di Indonesia. Banyak dari masyarakat Indonesia yang lebih memilih menikmati kopi di kedai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

Fungsi Coffee Shop Bagi Masyarakat Surabaya

Fungsi Coffee Shop Bagi Masyarakat Surabaya Fungsi Coffee Shop Bagi Masyarakat Surabaya Gischa Joelita Eka Putri 1 Abstract This article explain about the funcion of coffee shop which not only as a place to get beverage products but also as a place

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan 15 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan oleh Elmasnun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam budaya dan wilayah, hal inilah yang menjadikannya sebagai negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ragam budaya dan wilayah, hal inilah yang menjadikannya sebagai negara yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai potensi ragam budaya dan wilayah, hal inilah yang menjadikannya sebagai negara yang memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar di dunia. Quality

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar di dunia. Quality BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Hotel Quality adalah Hotel yang mempunyai brand mewah dari choice Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis Rumah Makan semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia, Yogyakarta merupakan salah satu tempat komunitas pelajar, mahasiswa bahkan para wisatawan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Travel Agency Travel Agency adalah perusahaan yang khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang, termasuk kelengkapan perjalanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat menentukan suatu perusahaan bisnis jasa berjalan dalam jangka panjang. Karena negara Indonesia dipenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang atau seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif serta teknik analisis regresi berganda, antara service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: qahwah

BAB I PENDAHULUAN. ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: qahwah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: qahwah yang berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Loyalitas Pelanggan 1. Pengertian Loyalitas Pelanggan Menurut Oliver (2010), loyalitas pelanggan adalah pelanggan yang mendalam untuk membeli ulang atau berlangganan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 6 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Coffe Shop Coffe shop atau cafe adalah: suatu tempat yang mempunyai karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau restoran, tetapi dalam hal ini coffe

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Banquet Ada beberapa macam pengertian Banquet antra lain: 1. Berdasarkan kamus pariwisata dan perhotelan, Pengertian Banquet adalah suatu resepsi mewah yang diadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan konsumen terhadap pembelian suatu barang atau jasa semakin bertambah. Khususnya pada jasa transportasi, kenyamanan, keamanan, pelayanan yang prima, harga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini. Kota Bandung yang masyarakatnya memiliki mobilitas tinggi membutuhkan kepraktisan ini,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu persaingan yang ketat dan sengit diantara perusahaan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak terkecuali masyarakat Yogyakarta yang notabene adalah kota pelajar,dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama berupa peningkatan laba usaha. Peningkatan laba usaha diperoleh dari hasil penjualan produk berupa barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk CABANG SEMARANG PANDANARAN Sigit Sujarwo D2D 604 237 Pendahuluan Dewasa ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendasari penelitian dan dijadikan pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan zaman kerap kali diikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas yang dilakukan masyarakat pada berbagai segi kehidupan. Semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan bersosialisasi. Secara tidak langsung, fenomena ini membuat maraknya pertumbuhan restoran sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan 2.2 Jenis-jenis Restoran atau Rumah Makan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan 2.2 Jenis-jenis Restoran atau Rumah Makan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan salah satu kota pariwisata di tanah air, hal ini tentu menjadi suatu daya tarik bagi para penyedia jasa pariwisata untuk menawarkan

Lebih terperinci

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan pola

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis cafe di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat Banyaknya cafe yang bermunculan dikarenakan cafe sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci