BAB 2 DATA DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 Data& Literatur Literatur Buku dan Artikel Sumber data berasal dari studi pustaka buku Perkembangan Manusia oleh Papalia, Olds dan Feldman tahun 2009, Petunjuk Lengkap Kehamilan oleh Philip D. Sloane, M.D., dan Salli Benedict, M.P.H.tahun 1987 dan artikel dari internet Literatur Video 1. Video animasi edukasi Pipeline Everywhere karya e.d Films 2. Video animasi A Dash of That karya J Scott 2.2 Data Umum tentang Perkembangan Prenatal Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahapan germinal, embrionik dan fetal (Papalia, Olds, & Feldman, 2009) selama tiga tahapan masa kehamilan itu, zigot yang awalnya hanya terdiri dari satu sel tumbuh menjadi embrio dan kemudian janin. Perkembangan terus berlangsung selama proses kehamilan tersebut. Oleh karena itu, selama proses kehamilan, ibu harus menjaga kesehatan ibu dan janin agar tumbuh kembang janin yang dikandung dapat berkembang dengan lebih sehat Pentingnya Menjaga Kesehatan Calon Ibu dan Janin Kesehatan selama kehamilan perlu diperhatikan oleh para calon ibu agar bayi yang dilahirkan menjadi bayi yang sehat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ibu selama kehamilan, yaitu makanan, aktivitas fisik, konsumsi obat, penggunaan alkohol, merokok, kafein dan berbagai hal lainnya (Papalia, dkk, 2009). Berikut penjabarannya : a. Gizi makanan Perempuan hamil membutuhkan kalori tambahan perhari termasuk protein ekstra, kekurangan gizi selama pertumbuhan janin memiliki efek panjang. Perempuan usia persalinan didorong untuk 3

2 4 rutin mengkonsumsi buah dan sayuran, serta sumber protein. Hal ini untuk mengurangi resiko melahirkan anak yang menderita leukimia dan penyakit kanker-kanker lainnya (Jason, dkk., dalam Papalia, dkk, 2009). b. Aktivitas fisik Olaharaga yang tidak berlebihan tidak membahayakan janin pada ibu hamil. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan pernafasan, mencegah sembelit, sirkulasi, tonus otot dan keelastisan kulit yang seluruhnya berkontribusi terhadap kehamilan yang lebih nyaman serta proses melahirkan yang lebih mudah dan aman (Committee on Obsteric Pacific, dalam Papalia, 2009). Jalur teraman bagi perempuan hamil adalah melakukan olahraga tidak secara berlebihan, tidak terlalu memaksa diri, dan tidak meningkatkan detak jantung diatas 150, serta saat melakukan olahraga apapun berhenti perlahan-lahan pada masing-masing sisi daripada berhenti tiba-tiba. c. Konsumsi Obat Semua hal yang dikonsumsi oleh seorang ibu hamil akan masuk kedalam rahim, termasuk obat-obat medis. American Academy of Pediatrics (AAP) Committee on Drugs merekomendasikan tidak ada obat yang diresepkan untuk perempuan hamil atau yang menyusui, kecuali penting bagi kesehatannya atau bayinya. Perempuan hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi obat yang terjual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter (Koren, dkk., dalam Papapalia, dkk., 2009). d. Penggunaan Alkohol, Kafein, Marijuana dan Kokain Konsumsi alkohol sedang atau berat dapat mengganggu fungsi neorologis dan perilaku pada bayi dan hal ini mempengaruhi interaksi sosial dengan ibu. Terpapar alkohol pada saat prenatal adalah penyebab keterbelakangan mental yang paling umum dan penyebab tertinggi dari cacat lahir yang bisa dicegah. Kemudian untuk penggunaan kafein pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko secara dramatis kematian mendadak pada bayi. Begitupun untuk penggunaan marijuana dan kokain yang dapat menyebabkan cacat lahir, berat lahir kurang dan kesulitan belajar ditahap berikutnya (Papalia, dkk., 2009).

3 5 Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari meminum alkohol, kafein, marijuana ataupun kokain. e. Kebiasaan Merokok Perempuan yang merokok selama hamil, meningkatkan resiko bayi yang beratnya kurang, keguguran, retardasi saat pertumbuhan, bayi lahir dalam keadaan meninggal, ukuran kepala kecil, kematian saat bayi, serta masalah jangka panjang dalam aspek pernafasan, neorologis, kognitif dan perilaku (Papalia, dkk., 2009). Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari rokok. f. Bahaya Lingkungan Luar Polusi udara, zat kimia, radiasi, panas dan kelembapan yang ekstrim serta bahaya lain dalam kehidupan modern dapat mempengaruhi perkembangan prenatal (Papalia, dkk., 2009). Anakanak yang dilahirkan dari ibu yang tinggal didekat pembuangan sampah beracun memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami cacat lahir. Oleh karena itu, ibu harus lebih perduli terhadap bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan. g. Stres Pada Ibu Hamil Stres selama masa prenatal pada ibu meningkatkan resiko berbagai gangguan psikologis pada anak-anak mereka (Papalia, dkk., 2009). Oleh karena itu, ibu harus mengurangi kecemasan dan mengurangi tingkat stres agar melahirkan bayi yang sehat. Jika ibu menjaga kesehatan dan peduli tentang hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya dan menjadi kebiasaan yang harus dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan, angka kematian bayi akan menurun dan kesehatan ibu dan janin akan meningkat Hal-hal yang Harus diperhatikan oleh Calon Ayah Tidak hanya bagi ibu hamil, calon ayah yang mendampingi ibu hamil juga harus peduli terhadap kesehatan janin yang dikandung istrinya. Penggunaan kokain pada laki-laki akan menyebabkan cacat pada anakanaknya. Selain itu, ayah yang terus merokok selama istrinya menjalani kehamilan, akan menyebabkan istrinya terpapar asap rokok. Hal ini

4 6 menyebabkan berat lahir rendah, infeksi pernafasan, kematian bayi mendadak dan kanker pada anak-anak (Papalia, dkk., 2009) Wawancara Data: Inisial nama Usia Kehamilan : Ibu NN : 30 tahun : Pertama Usia Kehamilan : 6 bulan menuju 7 bulan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu NN yang mengandung calon anak pertama dengan usia kandungan enam bulan didapatkan beberapa informasi mengenai kebiasaan dan pengetahuan tentang kehamilan. Ibu NN selalu memeriksakan kandungannya setiap sebulan sekali di salah satu rumah bersalin di kawasan Tangerang Selatan. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh seorang bidan, dan bukan seorang dokter kandungan. Melalui penjabarannya, Ibu NN menjelaskan bahwa dalam berkonsultasi, bidan hanya memeriksa kandungan dan tidak memberikan pengetahuan mengenai menjaga kesehatan selama kehamilan. Oleh karena itu, pengetahuan yang didapatkan oleh Ibu NN berasal dari pengalaman orang lain dan pengetahuan yang didapat secara pribadi melalui kegiatan membaca buku maupun bernalar dengan logika. Selama kehamilan, Ibu NN selalu berusaha menjaga kesehatan dirinya dan bayinya misalnya melalui menjaga pola makan yang sehat. Namun sayangnya, lingkungan Ibu NN belum bekerja sama dalam menjaga kesehatan Ibu NN dan bayinya. Hal ini misalnya disebabkan oleh suaminya yang merokok di sekitar Ibu NN. Ibu NN sendiri mengetahui dampak dari asap rokoknya tersebut, namun Ibu NN kurang asertif dalam menyampaikan penolakannya. Selain itu, selama hamil Ibu NN juga kurang berolahraga karena olahraga masih disamakan dengan kegiatan rumah harian. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa masih ada pengetahuan-pengetahuan mengenai kesehatan Ibu hamil dan anak yang kurang dimiliki dan diaplikasikan selama kehamilan oleh Ibu NN.

5 7 Ibu NN menceritakan bahwa rumah bersalin tempatnya memeriksa kandungan selalu antri oleh semua Ibu yang ingin berkonsultasi. Rumah bersalin ini sendiri tidak terdapat papan informasi mengenai cara menjaga kesehatan selama hamil baik melalui poster, booklet ataupun video edukasi kesehatan. Oleh karena itu, Ibu NN merasa perlu disediakan sebuah tayangan video yang dapat ditonton sambil menunggu giliran berkonsultasi. Apalagi Ibu NN pun merasa bahwa waktu antri cukup lama, sehingga dengan adanya tayangan video edukasi sangat baik bagi pencerdasan calon Ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, Ibu NN menyatakan bahwa dari berbagai jenis media informasi, Ibu NN memang lebih tertarik dengan pemberian informasi melalui media video (audio visual), daripada hanya berupa tulisan saja seperti poster maupun buku. Hal ini disebabkan karena tayangan video terlihat lebih menarik, lebih hidup dan terlihat lebih konkret untuk dipraktikan. Ibu NN sendiri menyatakan bahwa Ibu NN lebih tertarik melihat video edukasi dengan gambaran animasi karena baginya video animasi menjadi lebih menarik daripada yang dimainkan manusia. Ibu NN juga menyatakan konsep video edukasi dengan animasi menampilkan gambar yang lebih lucu, lebih hidup, lebih ceria namun tetap memberikan informasi yang kaya dan aplikatif. Terakhir, berdasarkan hasil wawancara didapatkan pernyataan bahwa Ibu NN merasa perlu di setiap rumah bersalin maupun rumah sakit mulai menggencarkan kegiatan pencerdasan bagi Ibu hamil sebagai calon Ibu dalam bentuk video edukasi di ruang-ruang tunggu rumah sakit dan rumah bersalin. 2.3 Data Umum tentang E-learning Pembelajaran Elektronik Sistem pembelajaran elektronik atau e-belajar (Inggris: electronic learning disingkat e-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi dan komunikasi. E-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E- learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis

6 8 web yang bisa diakses di internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e- learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan Plus Minus E- learning Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : a. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir b. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya c. mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e- learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

7 Sejarah E-learning E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO (id.wikipedia.org). Sejak itu, perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut: (1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. (2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. (3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. (4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi e-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil. 2.4 Data Karakter Karakter utama dalam animasi edukasi ini adalah seorang ibu muda enerjik dan ceria yang baru menikah. Untuk menggambarkan karakter tersebut penulis menggunakan beberapa referensi karakter dan visual, referensi ibu diambil dari :

8 10 a. Karakter Elastic Girldalam Film Animasi : The Incredibles Film animasi Disney ini menceritakan tentang keluarga yang mempunyai kekuatan super, masing-masing dari anggota keluarga mempunyai kekuatan super yang berbeda-beda. Kekuatan ibu dari keluarga ini adalah badan yang dapat memanjang dan melar. Karakter istri dari Mr. Incredible ini adalah pandai dan kuat. Penulis mengambil referensi bentuk badan dari Mrs. Incredible untuk menggambarkan wanita yang cekatan dan bersemangat sebagai bagian dari sifat karakter yang enerjik. b. Karakter Wilma Flinstone dalam Serial Animasi : The Flinstones Serial animasi ini menceritakan tentang keluarga yang berada di jaman purba, keluarga Flistone. Keluarga ini terdiri dari sang ayah Fred Flinstone dan istrinya Wilma Flinstone. Wilma adalah seorang ibu muda yang kegiatan sehari-harinya membersihkan rumah dan pintar dalam memasak. Ia juga senang berbelanja, mengikuti kegiatan amal dan berbagai organisasi wanita. Wilma adalah wanita yang keras kepala namun selalu berkepala dingin ketika dihadapi masalah dan seringkali menjadi penyelamat Fred ketika sedang terlibat masalah. Penulis menggunakan Wilma sebagai referensi ibu muda yang sangat aktif dan bersemangat melalui gaya rambut yang diikat atau digulung. Gambar 2.1 Elastic Girl

9 11 Gambar 2.2 Wilma Flinston 2.5 Target Target primer dalam animasi edukasi ini adalah ibu-ibu hamil golongan menengah kebawah yang tengah menunggu periksa di puskesmas atau rumah sakit besar. Target sekunder dalam animasi edukasi ini adalah bapak-bapak (Suami dari ibu hamil) golongan menengah kebawah yang menemani istrinya menunggu di puskesmas atau dirumah sakit besar. 2.6 Data Kuesioner Penulis melakukan kuesioner kepada 10 koresponden yang rata-rata sedang mengalami kehamilan pertama dan kedua. Berikut hasil yang didapatkan : Tabel 2.1

10 12 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4

11 13 Tabel 2.5 Tabel dari 10 koresponden merasa sudah cukup mengetahui pola hidup yang sehat koresponden merasa informasi yang didapat mengenai kehamilan sudah cukup didapatkan dari 10 koresponden ayah atau salah satu keluarganya kurang mengetahui atau kurang perduli menjaga kesehatan ibu dan janin untuk tidak merokok disekitar ibu hamil dari 10 koresponden merasa perlu untuk mendapatkan informasi lebih melalui media-media, seperti poster atau video edukasi.

12 koresponden merasa tertarik untuk menonton edukasi mengenai kehamilan dalam bentuk animasi dari 10 koresponden lebih tertarik untuk menonton edukasi mengenai kehamilan dalam bentuk animasi. 2.7 Analisis Data SWOT Strength Animasi pembelajaran ini akan dibuat dengan visual yang sesuai dengan seumuran wanita dewasa, warna lembut yang mencerminkan seorang ibu dan animasi yang menarik dengan penyampaian yang ringan, sehingga tidak membosankan dan diharapkan informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh para calon ibu ataupun ibu hamil. Tidak hanya cara penyampaiannya namun informasi yang mungkin tidak diketahui sebelumnya dapat diketahui melalui animasi ini Weakness Animasi edukasi ini tidak dapat menjelaskan secara terperinci hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada masa prenatal dikarenakan waktu yang singkat. Selain itu, kurangnya minat ibu-ibu jika menonton edukasi dalam bentuk animasi karena anggapan bahwa animasi untuk anak-anak Opportunity Tidak banyaknya animasi edukasi tentang kehamilan dalam bentuk animasi sehingga peluang untuk berhasil cukup besar. Selain itu animasi edukasi tentang kehamilan ini dapat dipasang di tempat-tempat seperti puskesmas, bidan atau instansi swasta yang ingin menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan pada masa kehamilan demi tercapainya ibu dan bayi yang sehat Threat Ancaman yang mungkin terjadi yaitu ketidak percayaan isi dari video edukasi yang berbentuk animasi, karena sering dinilai kekanak-kanakan atau video yang dibawakan manusia kelihatan lebih terpercaya isinya. Selain itu, jika suatu produk susu untuk kehamilan mengeluarkan video sejenis, maka kebanyakan orang lebih memilih video tersebut karena sudah terpercaya.

13 BAB 3 MASALAH DAN TUJUAN DESAIN 3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan janin dan bayi terkadang terabaikan oleh ibu hamil karena kurangnya informasi-informasi yang didapat dari lingkungan mengenai bagaimana menjaga kesehatan janin dan ibu. Pada akhirnya, saat proses persalinan ibu akan mengalami kesulitan dan seringkali melahirkan bayi yang prematur ataupun cacat baik secara fisik ataupun mental di saat dewasa. Lebih parahnya, angka kematian bayi juga terus meningkat seperti yang banyak terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi calon ibu dan calon ayah untuk mulai peduli dengan kesehatan ibu dan janin. 3.2 Rumusan Masalah Bagaimana membuat animasi yang menarik dan informatif, sehingga para calon ibu hamil tertarik dan mengaplikasikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari pada masa kehamilan. 3.3 Tujuan Desain Tujuan dari perancangan komunikasi visual edukasi berbasis animasi diharapkan agar para calon ibu memahami gambaran yang menarik namun komprehensif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin. Hal tersebut berkaitan dengan gizi makanan, olahraga untuk ibu hamil, peka untuk menghindari asap rokok dan tidak merokok, tidak meminum alkohol dan juga beragam aktivitas lainnya yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh ibu hamil. 15

14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi Dalam pembuatan animasi terdapat 12 prinsip dasar agar animasi yang dibuat terlihat lebih alami. 12 prinsip animasi tersebut dikenalkan oleh animator dari Walt Disney, yaitu Frank Thomas dan Ollie Johnston, sekitar tahun 1930 yang ditulis dalam bukunya berjudul The Illusion of Life (Sulaiman, 2012). Ke-12 prinsip ini meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, peng-kaya-an visual, sekaligus teknis pembuatan sebuah animasi (Ardiyansah, 2010). Berikut 12 prinsip tersebut: 1. Solid Drawing Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan, baik proses maupun hasil sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah: menggambar. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip menggambar akan menghasilkan animasi yang lebih peka. 2. Timing & Spacing Grim Natwick seorang animator Disney pernah berkata, Animasi adalah tentang timing dan spacing. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. Contoh Timing: Menentukan pada detik keberapa sebuah bola yang meluncur kemudian menghantam kaca jendela. Contoh Spacing: Menentukan kepadatan gambar (yang pada animasi akan berpengaruh pada kecepatan gerak) ketika bola itu sebelum menghantam kaca, tepat menghantam kaca, sesudahnya, atau 16

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Penulis mendapat sumber data mengenai materi menstruasi didapat melalui pengalaman pribadi, sumber media cetak dan media digital (internet dan e book). 2.2 Data

Lebih terperinci

Treatment. Naskah. No. Audio Visual. NARATOR : Ibu / ibu ingin mempunyai anak?//

Treatment. Naskah. No. Audio Visual. NARATOR : Ibu / ibu ingin mempunyai anak?// Treatment 1. Pada awal animasi muncul judul dan bertemu karakter utama yaitu seorang ibu muda. 2. Narator menanyakan kesiapan sang ibu untuk siap hamil atau tidak dan menjelaskan hal-hal sebagai pertimbangan

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning)

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning) PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning) Oleh : Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom *) ABSTRAK Konsep dan mekanisme kegiatan pembelajaran di jaman sekarang sudah bergeser ke proses pembelajaran

Lebih terperinci

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Eko Yuliandi TKJ ITB / SEAMOLEC 2011/2012 PENDAHULUAN A: Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

Lebih terperinci

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil

Lebih terperinci

Modul ke: Aplikasi Kompoter. elearning. Fakultas FT. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil

Modul ke: Aplikasi Kompoter. elearning. Fakultas FT. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil Modul ke: Aplikasi Kompoter e Fakultas FT Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil Apa itu e Suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan

Lebih terperinci

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya.

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya. BAB 4 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang perancangan sistem aplikasi E- Learning berbasis web dengan gambaran umum rancangannya. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini penulis menyajikan

Lebih terperinci

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pengantar e-learning dan Pengembangannya The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pendahuluan Seiring dengan perkembangan Teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ABSTRAK IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Sri Waluyanti Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan berkomunikasi tukar informasi sehingga tempat, waktu dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN E-LEARNING DENGAN FITUR ONLINE EXAM PADA SMK N 1 WADASLINTANG WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN E-LEARNING DENGAN FITUR ONLINE EXAM PADA SMK N 1 WADASLINTANG WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN E-LEARNING DENGAN FITUR ONLINE EXAM PADA SMK N 1 WADASLINTANG WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Seto Ritma Rumekso 09.11.3397 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Tugas dari p3 Selain E-Bussiness dan E-Commerce, E-Learning

Tugas dari p3 Selain E-Bussiness dan E-Commerce, E-Learning Nama : Gerson Dullosa Utama Nim : 14111053 Kelas : 22 (malam) Prodi : Teknik Informatika Tugas : P3 E-learning Tugas dari p3 Selain E-Bussiness dan E-Commerce, PENGERTIAN DAN MANFAAT E-LEARNING E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Learning E-Learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia. Seiring dengan kebutuhan akan metode dan konsep pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok selama kehamilan dapat berbahaya terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungan. Menurut data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2008 diperkirakan 45%

Lebih terperinci

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya conceptio antara sel telur dan sel kelamin laki-laki sampai menjadi tua, ia akan mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan serta kesehatan anak bisa diperoleh salah satunya adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya. Pemenuhan zat gizi dan juga nutrisi sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas MataKuliah ICT. Dosen pengampu : Saiful Amien, M.

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas MataKuliah ICT. Dosen pengampu : Saiful Amien, M. PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas MataKuliah ICT Dosen pengampu : Saiful Amien, M.Pd Disusun oleh : Azan Rizkiyan Jaya 201410010311069 Army Angriani 201410010311070

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas bukan merupakan penyakit namun keberadaannya bisa menimbulkan banyak penyakit. Orang yang mengalami obesitas mempunyai timbunan lemak lebih banyak dari berat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM E-LEARNING PADA UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Zulfrizal Afghani Ohorella

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM E-LEARNING PADA UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Zulfrizal Afghani Ohorella ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM E-LEARNING PADA UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Zulfrizal Afghani Ohorella 11.12.6010 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film pendek yang berisi himbuan-himbauan atau larangan-larangan yang. menggunakan konsep visual yang berbentuk film.

BAB I PENDAHULUAN. film pendek yang berisi himbuan-himbauan atau larangan-larangan yang. menggunakan konsep visual yang berbentuk film. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di awal dekade millenium ketiga ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang demikian pesatnya sehingga menghasilkan inovasi inovasi baru seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau pengetahuan dibutuhkan seiring dengan adanya perkembangan jaman yang semakin pesat. Pendidikan dan pengetahuan harus diberikan dan dibekalkan

Lebih terperinci

Blended Learning, Implementasi E-Learning Di Politeknik Negeri Balikpapan

Blended Learning, Implementasi E-Learning Di Politeknik Negeri Balikpapan Blended Learning, Implementasi E-Learning Di Politeknik Negeri Balikpapan Drs. Armin, M.T. 1), Ali Abrar, S.Si., M.T. 2) 1 Jurusan Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan email: armin@poltekba.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Makan merupakan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Dari makanan yang dimakan dihasilkan energi untuk metabolisme dan beraktivitas. Dalam kehiduan sehari-hari

Lebih terperinci

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan penduduk di indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan tahun 2000-2025

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah BAB III ANALISIS DATA 3.1 Analisis Masalah Menggunakan 5W+1H Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam penelitian ini, berdasarkan data yang sudah dihimpun berikut adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA

TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Anton Suprapto NIM 41909010149 Jurusan Desain Produk Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

PERSIAPKAN DIRI ANDA SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH MASA KEHAMILAN

PERSIAPKAN DIRI ANDA SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH MASA KEHAMILAN Menikah dan memiliki keluarga merupakan impian setiap manusia dan setiap orang yang menikah pasti mendambakan kehadiran seorang anak yang sehat, cerdas, kreatif, baik dan soleh/sholehah. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, gaya hidup masyarakat telah berubah menjadi kurang sehat. Masyarakat sibuk dengan aktivitas dan pekerjaan mereka, akibatnya mereka kurang peduli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan aktivitas dan pendapatan penduduk, semakin mendorong permintaan makanan dan minuman yang praktis, mudah, dan cepat cara penyajiannya namun tetap bergizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar yang cepat, efektif dan efisien merupakan tujuan pembelajaran yang menenkankan pada penguasaan materi secara cepat dan tuntas. Pembelajaran yang menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup ke arah yang modern menyebabkan banyak orang lupa akan pentingnya kesehatan mereka. Di daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, perkembangan teknologi sangat pesat sehingga timbul istilah gaya hidup digital. Manusia cenderung melakukan aktivitasnya secara mobile. Individu memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu awal kehidupan baru pada pertumbuhan janin. Bila kehamilan dipersiapkan dengan baik akan menjadikan ibu dan janin yang sehat. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut, Teknologi Nasional Malang 4)

PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut, Teknologi Nasional Malang 4) Pelatihan Pengguaan e-learning Thomas Dayal Emmalia Joseph PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU 1) Thomas Priyasmanu 2) Dayal Gustopo 3) Emmalia Adriantantri 4) Joseph Dedy Irawan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Gambar3.1 Animasi Sejarah Komputer dan Sentra Kriya Animasi yang digunakan dalam video ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, karena anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi seorang calon ibu dan sesuatu yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang mendambakan memiliki buah hati

Lebih terperinci

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis LEMBARAN KUESIONER Judul Penelitian : Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis pada wanita premenopause di Komplek Pondok Bahar RW 06 Karang Tengah Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung lemak tinggi seperti hamburger, ayam goreng,

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan di segala bidang semakin meningkat. Perubahan gaya hidup pun sudah tidak dapat terelakkan lagi. Tuntutan ekonomi semakin tinggi dan persaingan

Lebih terperinci

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46 KOPI - Perkembangan teknologi yang semakin canggih kini telah mengubah dunia pendidikan. Pembelajaran yang dulunya menggunakan cara konvensional berangsur-angsur berubah menjadi modern. Penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BENDA KECIL YANG BERBAHAYA. Penyusun: Nani Herawati Illustrasi : Abu Hurairoh

BENDA KECIL YANG BERBAHAYA. Penyusun: Nani Herawati Illustrasi : Abu Hurairoh BENDA KECIL YANG BERBAHAYA Penyusun: Nani Herawati Illustrasi : Abu Hurairoh 1 Lima sahabat tampak sedang berkumpul. Mereka memang selalu tampak akrab dan kompak. Sejak SD mereka sudah bersahabat. Ada

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi bayi dan perkembangannya di kemudian hari. ASI dipercaya dapat menguatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi bayi dan perkembangannya di kemudian hari. ASI dipercaya dapat menguatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyusui adalah sebuah proses pemberian ASI (Air Susu Ibu) oleh para ibu kepada bayinya setelah melewati proses kelahiran. Proses menyusui bersifat alami dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi bukan hanya membawa berkah, tetapi juga musibah bagi manusia. Ketersediaan alat bantu elektronik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi bukan hanya membawa berkah, tetapi juga musibah bagi manusia. Ketersediaan alat bantu elektronik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi bukan hanya membawa berkah, tetapi juga musibah bagi manusia. Ketersediaan alat bantu elektronik menjadi salah satu bentuk kemodernan itu, yang menyusup

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pemberian

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Undang-undang Kesehatan 1 mendefinisikan kesehatan sebagai: Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AKI ( angka kematian ibu ) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat suatu negara. WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 - Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan berkurang atau tidak terbentuknya hemoglobin pada tubuh yang berakibat sel darah merah mudah

Lebih terperinci

APLIKASI DAN VARIAN NEW MEDIA DALAM MASYARAKAT

APLIKASI DAN VARIAN NEW MEDIA DALAM MASYARAKAT MODUL PERKULIAHAN NEW MEDIA & SOCIETY APLIKASI DAN VARIAN NEW MEDIA DALAM MASYARAKAT Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Penyiaran 05 MK A. Sulhardi, S. Sos, M,Si Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan adalah kebutuhan pokok manusia. Makan merupakan kegiatan mengkonsumsi makanan dengan memasukkan makanan ke dalam mulut dan menelannya, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per

BAB I PENDAHULUAN. sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan anak di Indonesia masih cukup tinggi sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup

Lebih terperinci

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu aktivitas dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kedalam kebutuhan dasar yang harus dipenuhi layaknya makan, minum bernafas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Klinik Bersalin di Gianyar 1

BAB I PENDAHULUAN. Klinik Bersalin di Gianyar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memiliki keturunan merupakan harapan dari setiap pasangan sehingga memiliki seorang anak adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebuah keluarga. Baik keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, kita diberikan kemudahan dalam menentukan pilihan hidup. Di beberapa negara maju dan negara-negara berkembang sebenarnya dapat dianggap

Lebih terperinci

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI TELEMATIKA. Posted by ApRiL's blo9

CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI TELEMATIKA. Posted by ApRiL's blo9 CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI TELEMATIKA Posted by ApRiL's blo9 Pada saat ini, informasi sudah banyak berkembang sedemikian rupa, hanya saja harus adanya dukungan teknologi. Teknologi telematika yang telah berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara dapat dikatakan negara yang maju, mandiri dan sejahtera jika memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. SDM sangatlah penting untuk negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) didefinisikan sebagai keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam dunia IT (InformaticTechnology). Perkembangan dunia IT

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam dunia IT (InformaticTechnology). Perkembangan dunia IT BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (InformaticTechnology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mendapatkan peringkat satu di dunia untuk jumlah pria akibat merokok diatas 15 tahun. Data tersebut berdasarkan dari The Tobacco Atlas 2015. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur Buku Biografi Seto Mulyadi KAK SETO Sahabat Anak-Anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak membawa perubahan dalam kehidupan, salah satu contohnya adalah tingkat penggunaan komputer di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Perda No.3 2005 pasal 23 tentang pelarangan merokok di tempat umum, saran kesehatan, tempat kerja, tempat ibadah dan angkutan umum, sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. primer meliputi makan, minum, pakaian dan lain-lain. Kebutuhan lain yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. primer meliputi makan, minum, pakaian dan lain-lain. Kebutuhan lain yang tidak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan primer dan sekunder, kebutuhan primer meliputi makan, minum, pakaian dan lain-lain. Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena di masyarakat saat ini adalah banyaknya individu atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena di masyarakat saat ini adalah banyaknya individu atau masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat saat ini adalah banyaknya individu atau masyarakat seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja, seringkali menggunakan botol plastik

Lebih terperinci

ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG

ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI 201207107 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG 2014 Jl. Soekarno-Hatta By Pass (depan polinela) Rajabasa BandarLampung Telp.Fax. 0721 784370 Email: akbid.adila@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data mengenai jumlah serta tingkat penderita diabetes di Indonesia didapat dari beberapa website berita dan pengetahuan di media internet : - www.nationalgeographic.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat kota Jakarta dan Tangerang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ialah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. STRES 2.1.1. Pengertian Stres Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Analisis Terhadap Permasalahan Wanita yang merokok akan menghadapi berbagai masalah dan penyakit. Beberapa dampak buruk yang umum dialami wanita perokok antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola hidup sehat merupakan kebutuhan yang mutlak bagi tubuh agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan atau bahkan dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS

BAB 2 DATA DAN ANALISIS BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 E-learning Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E- learning merupakan

Lebih terperinci

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PENERAPAN ELECTRONIC LEARNING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL SHOOTING THREE POINT DALAM OLAHRAGA BOLABASKET ( Studi pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 kota Mojokerto ) Akhmad Yudha Adyrama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok menimbulkan masalah kesehatan meliputi penyakit kronis dan degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan keguguran, mengancam kehamilan

Lebih terperinci