OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI PERAN LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2006

2 PENDAHULUAN

3 LATAR BELAKANG Upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan belum mencapai hasil yang optimal Peringkat Human Developmnent Indeks (HDI) Indonesia selalu berada dibawah Negara-negara Thailand, Malaysia dan Philipina. Mutu pendidikan Indonesia berdasarkan pengukuran dan assessmen internasional, TIMSS (Third International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment) selalu berada di peringkat bawah setelah Malaysia dan Thailand. Masih banyak guru yang belum memenuhi standar kelayakan mengajar pada bidang studi yang diampunya. Peran PPPG dan LPMP belum optimal sebab: (1) banyak penataran guru dilakukan di luar BPG, (2) Tidak adanya ketentuan yang jelas tentang pelaksanaan penataran guru; (3) Kualitas dan kuantitas tenaga fungsional/widyaiswara masih lemah; (4) hasil penataran guru belum bisa diharapkan; (5) kurangnya pengalaman pejabat dan tenaga fungsional BPG/LPMP dalam mengelola proses belajar mengajar di tiap jenis dan jenjang sekolah.

4 RUMUSAN MASALAH Tugas pokok dan fungsi Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kuantitas dan Kualitas Pelaksanaan tugas tambahan di luar tupoksi PPPG dan LPMP Bagaimana fungsi tambahan tersebut mempunyai relevansi dengan peningkatan mutu pendidikan Potensi dan keinginan LPMP dan PPPG untuk melaksanakan kegiatan di luar tupoksinya Kinerja PPPG dan LPMP dalam menjalankan tupoksi berdasarkan pendapat widyaiswara dan guru peserta diklat SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga Tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh LPMP dan PPPG dalam mengoptimalkan kinerja lembaga

5 TUJUAN PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI: Tugas dan fungsi pokok kelembagaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang sudah dan belum optimal di laksanakan. Kegiatan atau tugas-tugas yang dilaksanakan PPPG dan LPMP di luar tugas pokok dan fungsinya; Potensi dan keinginan PPPG dan LPMP untuk melaksanakan tugas di luar tupoksinya. Mengetahui kinerja lembaga pada pelaksanaan tupoksi berdasarkan penilaian dari widyaiswara dan guru peserta diklat Kekuatan dan kelemahan yang menjadi kendala ke dua lembaga dalam mengembangkan kapasitas lembaga (SDM, fasilitas/sarana, sistem pengelolaan,) Peluang yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga untuk mengoptimalkan kinerja lembaga Tantangan internal dan eksternal yang akan dihadapi oleh ke dua lembaga dalam mengoptimalkan kinerja lembaga

6 MANFAAT HASIL PENELITIAN Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional mendapat masukan untuk merumuskan kebijakan optimalisasi peran PPPG dan LPMP dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia secara efektif dan efisien. PPPG dan LPMP dapat menyalurkan aspirasinya pada peranperan yang kurang sesuai, peran yang belum ada dan peran tambahan yang ingin dilakukan Memberi umpan balik kepada PPPG dan LPMP atas kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberi peluang untuk merestrukturisasi fungsi lembaga yang belum optimal dan memperkuat fungsi kelembagaan yang sudah optimal.

7 KAJIAN TEORI

8 SEJARAH SINGKAT PPPG DAN LPMP Lembaga penataran guru dibentuk pada akhir dekade tahun 60-an, dengan bantuan Ford Foundation, British Council, Colombo Plan, USAID, di beberapa kota besar seperti: Padang, Bandung, Yogyakarta dan Malang. Kemudian dibentuk Science Teaching Center (STC), Teacher Training Center (TTC), Teaching Aid Center (TAC/unstuck media pendidikan), TTUC (Tehnical Teacher Upgrading Center). Menjadi embrio berdirinya PPPG yang kelembagaannya sebagai Unit Pelaksana Teknis ditetapkan dengan SK Nomor 0205/O/1978. Tahun 1990 dibentuk PPPG Pertanian di Cianjur dan PPPG Kesenian di Yogyakarta dengan SK Mendikbud Nomor 0529/0/1990 (hingga tahun 2006, pemerintah mempunyai 12 PPPG yang terdiri dari 6 PPPG kejuruan dan 6 PPPG non-kejuruan). Tahun 2003 Balai Penataran Guru (BPG) direstrukturisasi menjadi LPMP dengan SK Menpan Nomor: 127/M.PAN/4/2003 tanggal 30 April Mulai 26 Desember 2005 PPPG dan LPMP berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Dirjen PMPTK berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 tahun 2005.

9 PELUANG OPTIMASI PPPG DAN LPMP PPPG mempunyai kekuatan internal yaitu ketersediaan: tenaga, biaya operasional rutin maupun pembangunan, program peningkatan Sumber Daya Manusia, sarana kerja (kantor) yang memadai dan pegawai yang memiliki komitmen tinggi penjaminan mutu pendidikan dapat dilaksanakan apabila LPMP/PPPG sudah melaksanakan sistem manajemen yang berorientasi pada mutu Kerja sama dengan instansi terkait dan mendirikan lembaga pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan kebijakan tentang Re-engineering PPPG yang memberikan arah perlunya dilakukan terobosan-terobosan dengan mengubah sistem berpikir konvensional menjadi cara berpikir kreatif dan inovatif agar lebih meningkatkan peran serta PPPG dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

10 PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 3 Ide hierarki konsep Mutu : pengendalian mutu (Quality Control); penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total Quality Management). TQM QC QA Prevention Continuous improvement Inspection Detection

11 STRATEGI OPTIMALISASI PERAN LPMP DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Strategi Optimalisasi unit organisasi, dilakukan dengan: Studi kelayakan analisis internal/ eksternal, beban kerja, pengkajian terhadap visi dan misi serta tugas dan fungsi unit organisasi Analisis SWOT, (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats) Analisis fungsi-fungsi jabatan yang belum dilaksanakan Analisis input dan output, mengkaji keselarasan antara input dan output untuk menetapkan program yang efektif Analisis kinerja lembaga, Strategi peningkatan mutu pendidikan: Peningkatan mutu manajemen, Pengembangan kapasitas lembaga dan Peningkatan kualitas program pembelajaran

12 TAHAP-TAHAP PERENCANAAN MUTU Vision, mission and goal Market analysis pasar SWOT analysis and critical success factors Corporate and business plan Quality policy and quality plan Quality cost Evaluation and feedback

13 PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA (1) menata kembali sebuah sistem (keuangan, komunikasi, administrasi, dsb); (2) mendesain, merencanakan, dan mengimplementasikan kegiatan; (3) menemukan, menganalisis, menyimpan dan menyebarluaskan informasi; (4) mengorganisasikan rencana kerja; (5) menggunakan teknologi; (6) mengelola bisnis atau proyek yang sukses; (7) menggunakan sumber-sumber dan peralatan secara efektif

14 6 DIMENSI PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA Yaitu: Pengembangan prinsip-prinsip kepemimpinan yang efektif, Pengembangan SDM yang profesional, Pengembangan program yang koheren (mendalam dan saling kait mengait), Pemberdayaan sumber-sumber teknis secara optimal; Pendisposisian SDM untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, Pemberian kesempatan untuk belajar terus menerus

15 PENINGKATAN MUTU KUALITAS PROGRAM PEMBELAJARAN.Kurikulum.Sumber Belajar dan strategi.alat bantu, media dan pengukuran INPUT PESERTA DIDIK KBM OUPUT LULUSAN Komptensi Guru dan Lingkungan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Belajar

16 KAJIAN TENTANG KELEMBAGAAN LPMP DAN PPPG VISI dan MISI Visi, menjadi lembaga pengembang guru yang kompeten melalui kajian program yang berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi berskala global Misi, (1). Mengembangkan sumber belajar dan sarana pendukung diklat; (2) Mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memenuhi standar ISO 9001:2000; (3) Mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan, komunikatif dengan memanfaatkan teknologi informasi; (4) Memberikan layanan advokasi dan manajemen di bidang pendidikan; (5) Menyelenggarakan pendidikan formal aplikatif bertaraf internasional (joint program) melalui program pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi bagi kepentingan internal dan menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan global bagi kepentingan eksternal. Identifikasi Program Umum PPPG dan LPMP Penyelenggaraan diklat kompetensi guru dalam bidang teknologi, seni dan kriya, pertanian, bisnis dan manajemen, pariwisata dan pekerja sosial. Diklat manajemen (bengkel, intalasi, unit produksi, pemeliharaan dan manajemen sekolah Diklat kependidikan/pembelajaran yang meliputi: metode pembelajaran, pengembangan kurikulum; pengembangan bahan ajar; pengembangan multimedia pembelajaran

17 METODE PENELITIAN

18 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan deskriptif kuantitatif dan deskriptif evaluatif Populasi 42 lembaga, terdiri dari 12 PPPG dan 30 LPMP. Sampel penelitian diambil 21 lembaga (50%) secara acak yaitu 4 PPPG dan 17 LPMP. Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi Wawancara Observasi Kuesioner Focus Group discussion Instrumen Penelitian Daftar isian dokumen Kuesioner Panduan wawancara dan Observasi Kuesioner Panduan FGD

19 SUMBER DATA PENELITIAN 1. Dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah), Renstra, data pegawai dan sarana prasarana. 2. Personal terdiri dari Kepala LPMP/PPPG atau yang mewakili, pengelola data dan informasi, staf administrasi, Widyaiswara, guru dan Kepala Sekolah yang pernah mendapat pelayanan dari lembaga. 3. Narasumber tambahan yang membahas hasil penelitian pada kegiatan seminar diambil dari Dinas Pendidikan provinsi.

20 ANALISIS DATA 1. Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui kuantitas kegiatan ke dua lembaga yang telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir serta kuantitas sumber daya yang dimiliki 2. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi, wawancara dan diskusi, melalui proses: data reduction, pengumpulan data berdasarkan tematiknya, data display dan verivication 3. Evaluasi dilakukan untuk menjustifikasi kesesuaian antara kegiatan yang dilaksanakan dengan kriteria hasil yang standar.

21 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

22 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP (1) pengukuran dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah; (2) perancangan model-model pembelajaran; (3) fasilitasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar; (4) fasilitasi pengelolaan sumberdaya pendidikan; (5) fasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi tenaga pendidik; (6) fasilitasi pelaksanaan peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan; (7) pengembangan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan

23 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Pengukuran Dan Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Sasaran Pengukuran dan Evaluasi Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi F Series1 F. LPMP Series SD SMP SMA SMK >15 Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Pelaksana Kegiatan Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan

24 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Perancangan model-model pembelajaran Sasaran Model Pembelajaran Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran F Series1 F Series1 1 0 SD SMP SMA SMK 0 > > 2 0 Skala Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Perancangan Model Pembelajaran Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Perancang Model Pembelajaran

25 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP FASILITASI PROSES PEMBELAJARAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR Fasilitasi Proses dan Evaluasi Belajar Sasaran Proses dan Evaluasi Belajar 12% 9% 18% 70% < % 33% 33% SD SMP SMA SMK Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar Gambar: Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

26 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya 12% 6% 6% 17% 39% SD SMP SMA SMK % 88% Gambar: Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan Gambar: Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Pengelolaan Sumberdaya Pendidikan

27 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Pendidik Peningkatan Kompetensi Guru Sasaran Peningkatan Kompetensi Guru F F Series1 Skala 0 SD SM P SM A SM K LPM P Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pendidik

28 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Fasilitasi Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisasi Tenaga Kependidikan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Sasaran Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan F. LPMP Ser i es1 F Series Skala 5 0 SD SMP SMA SMK LPMP Gambar : Distribusi Frekuensi LPMP Fasilitator Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Gambar : Distribusi Frekuensi Sasaran Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan

29 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Tabel Penilaian Aspek Pengelolaan Sistem Informasi Mutu Pendidikan No Aspek Penilaian Skor Kategori 1 Pengelolaan SIM Pendidikan 3.07 Baik 2 Kuantitas sarana dan prasarana SIM 2.53 Cukup baik 3 Kualitas sarana dan prasarana SIM 3 Baik 4 Kualifikasi SDM pengelola SIM 3.27 Sangat baik 5 Kompetensi pengelola SIM 2.33 Kurang baik 6 Kualitas informasi yang disampaikan 3.07 Baik 7 Ketepatan penyampaian informasi 2.87 Baik 8 Keluasan informasi yang diberikan 3.13 Baik 9 Respon masyarakat dalam mengakses informasi 2.67 Cukup baik 10 Manfaat informasi bagi peningkatan mutu pendidikan 3.47 Sangat baik Kategori Skor Relatif: Skor < 2.52 Skor Skor Skor : Kurang baik : Cukup baik : Baik : Sangat baik

30 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPMP Pelaksanaan Fungsi Tambahan LPMP Fungsi Tambahan F Series1 0 A B C D Jenis Kegiatan 17 E S1 Keterangan: A: Penelitian 76 D: Seminar 17 B: Kerjasama 24 E: Unit produksi 17 C: Konsultasi 10

31 8 Usulan Fungsi Tambahan LPMP 1. Penyalur dan pelaksana kebijakan pendidikan 2. Pengendali mutu pendidikan 3. Peningkatan mutu siswa 4. Peningkatan mutu, manajemen data dan informasi 5. Peningkatan kegiatan kerjasama 6. Peningkatan kualitas pembelajaran 7. Evaluasi 8. Pengembangan kapasitas LPMP

32 PENILAIAN KINERJA LPMP DALAM PELAKSANAAN FUNGSI UTAMA No Nama LPMP Pelaksanaan Fungsi Utama Rerata 1 Lampung Jakarta Kalimantan Barat NTB Gorontalo Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Jambi Kalimantan Timur Jawa Timur Papua NTT Sulawesi Selatan Sumatra Utara Jogyakarta Bali Rerata

33 PENINGKATAN CARA PENYAJIAN PENATARAN Jum lah Cara Penyajian Penataran F IPA, 8 BHS, 8 KSN, 7 IPS, 1 IPA IPS KSN BHS PPPG

34 PENINGKATAN ALAT, MEDIA DAN MATERI PEMBELAJARAN Pengembangan Alat,Media dan Materi Pembelajaran F IPA IPS KSN BHS PPPG Alat Media Materi

35 ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 1 Kekuatan a. Infrastruktur dan fasilitas sarana kerja (kantor), alat pendidikan dan akomodasi yang memadai. b. Tersedia staf yang potensial dan memiliki komitmen tinggi untuk mendukung kegiatan diklat c. Tersedia Workstation: LEC, sekolah binaan. d. Tersedia tenaga, biaya operasional rutin maupun pembangunan e. Tersedia program peningkatan Sumber Daya Manusia 6) Memiliki pengalaman sebagai lembaga diklat dan manajemen 2. Kelemahan a. Kualitas, daya saing, kompetisi, motivasi, etos kerja SDM masih rendah b. Kekurangan tenaga widyaiswara (WI), c. Kebijakan otonomi daerah membawa euforia yang berlebihan d. Kerjasama lintas program dengan Pemda maupun PT belum optimal e. Penerapan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi) belum maksimal f. Distribusi fasilitas semua urusan belum proporsional g. Kualitas pelayanan belum optimal h. pemberdayaan dan pengelolaan fasilitas teknis belum optimal, i. Dampak diklat dan pengembangan belum maksimal bagi kemajuan pendidikan j. Data hasil TNA belum menggambarkan kebutuhan diklat secara nasional k. Belum memiliki program-program penelitian dan pengembangan l. Sebagian lembaga mempunyai fasilitas asrama dan sarana diklat masih kurang m. Dana yang mendukung operasional kegiatan masih terbatas

36 ANALISA SWOT LPMP DAN PPPG DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 3 Peluang a. Dukungan Kebijakan Departemen dan Pemerintah b. Tersedia dana rutin untuk penyelenggaraan kegiatan. c. Perkembangan TI, IPTEK, litbang dan peralatan pendidikan, d. Terbuka peluang kerjasama, kemitraan dengan institusi yang sejenis, e. Antusias Pemerintah kabupaten dalam peningkatan mutu pendidikan, f. Masih adanya kompetensi customer, karena ada disparitas guru daerah g. Mendirikan lembaga pendidikan dan Pusat Kegiatan (Working Station) di daerah 4 Tantangan a. Sistem pendidikan sedang ditata dan mencari bentuk utamanya b. Berdiri lembaga swasta yang memiliki lisensi sebagai pelaksana diklat guruguru c. Penerapan AFTA yang memberi peluang lembaga asing untuk menyelenggarakan diklat guru. d. WI belum berperan sebagai lembaga think tank dalam penyusunan program diklat maupun pioner dalam memperkenalkan model-model pembelajaran e. Penyusunan materi dan bahan diklat terlalu dekat f. Penyebaran guru tidak merata, luasnya daerah jangkauan g. Standar kompetensi tenaga kependidikan belum lengkap. h. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi tata nilai yang universal belum terbentuk i. Pandangan masyarakat terhadap program yang masih rendah perlu ditingkatkan j. Dana dan waktu untuk meningkatkan mutu tenaga kependidikan secara terus menerus sangat besar

37 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

38 KESIMPULAN Secara umum, tupoksi yang harus dilaksanakan LPMP terlalu banyak sehingga tidak semua fungsi dapat dilaksanakan secara optimal. Setiap fungsi perlu didukung oleh struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi LPMP ditentukan oleh pusat yang terdiri dari seksi Data dan Informasi, Seksi Kajian Mutu Pendidikan, seksi Pemberdayaan Sumberdaya Pendidikan, dan Kelompok Jabatan fungsional. Dari struktur organisasi tersebut ada beberapa tupoksi yang tidak mempunyai induk organisasi yang jelas.

39 REKOMENDASI 1 Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Semestinya LPMP di bawah Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagai alat manajemen kendali mutu di daerah. Eselon LPMP perlu dibuat sejajar dengan Dinas Pendidikan Provinsi. Tupoksi LPMP ditata ulang sesuai dengan standar lembaga penjamin mutu (Quality Assurance) Meninjau kembali fungsi pengukuran dan evaluasi pendidikan baik pada bentuk kegiatan maupun kewenangan lembaga berkaitan dengan fungsi yang sama di lembaga lain Membuat struktur organisasi LPMP yang mampu menampung setiap kegiatan fungsi kelembagaan Membagi wewenang yang jelas antara LPMP dan Dinas Pendidikan provinsi 2 Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Mengembangkan kapasitas lembaga agar dapat menjalankan tupoksi secara optimal terutama pada peningkatan kualifikasi pendidikan SDM; Menambah ahli dalam bidang pengukuran dan evaluasi pendidikan, Menyeimbangkan proporsi jumlah widyaiswara dengan tenaga administrasi, Perbaikan manajemen secara terus menerus menuju lembaga TQM dan good governance Meningkatkan kerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mengkoordinasi kegiatan lembaga Membuat deskripsi fungsi dalam bentuk kegiatan yang jelas batas batasnya, maupun standar pencapaiannya.

40 REKOMENDASI 3 Pusat Pengembangan Penataran Guru Membuat perencanaan program yang terdokumen dengan baik agar mudah dilakukan pengontrolan dan evaluasi Menambah fungsi penelitian dan pengembangan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing PPPG untuk mendukung fungsi pengembangan materi penataran Meningkatkan fungsi tambahan yang mendukung eksistensi dan kemandirian lembaga dalam peningkatan mutu pendidikan Mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah optimal dilaksanakan Menyesuaikan materi diklat dengan kebutuhan sekolah dan peningkatan mutu guru.

41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc KEBIJAKAN TEKNIS Oleh: Winarno, M.Sc 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009 menetapkan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam 49 BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Pendidikan di Kota Bandar Lampung Pendidikan menjadi sebuah tolak ukur suatu daerah dalam menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Beberapa permasalahan yang masih dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU A. ASUMSI Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah merupakan model manajemen dalam pengelolaan sekolah yang lebih menekankan pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat 2016-2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Kata Pengantar Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

tinggi serta tersedianya dana dengan memanfaatkan peluang

tinggi serta tersedianya dana dengan memanfaatkan peluang BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dirumuskan pada bagian ini didasarkan pada temuan-temuan data penelitian yang pembahasannya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU Masalah Tujuan Unit yang Dibutuhkan Sumber Instrumen A. Bagaimana gambaran nyata (existing condition) tentang eksistensi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika. KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemarintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pendekatan analisis SWOT yang telah dilakukan pada pembahasan terdahulu dalam upaya memperkuat kelembagaan Unit Pelaksana Teknis Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan dimaksudkan untuk mengoptimalkan. potensi peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan dimaksudkan untuk mengoptimalkan. potensi peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat. Keberagaman visi, potensi, cara berpikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 2009 Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika GY A Y O M AT E M A T AK A R DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar AKUNTABILITAS PENDIDIKAN As ari Djohar I. Akuntabilitas Pendidikan LPTK PGSMK a. Akuntabilitas pendidikan adalah suatu perwujudan kewajiban dari Lembaga Pendidikan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA POLA SATU PINTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA FAKULTAS

PROGRAM KERJA FAKULTAS PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era globalisasi harus dapat memberi dan menfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga komponen yaitu input, proses, dan output. Ketiga komponen tersebut memiliki ciri yaitu adanya perencanaan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renop Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNTAD 1

KATA PENGANTAR. Renop Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNTAD 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya buku Rencana operasional (RENOP) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan () Universitas Tadulako sebagai perwujudan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. Bahwa dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013 LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013 A. PENDAHULUAN secara bertahap dan terbatas telah dilaksanakan pada tahun 2013 di 6.326 sekolah, mulai jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Pada Tahun 2014 Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAMPIRAN IIa : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TUGAS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di dunia terjadi begitu cepat, dan berdampak sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.03 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA > MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT)

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Bahan Diklat Teknis Manajemen Kepala Sekolah SMP di Lingkungan Provinsi Jawa Barat Oleh: Cicih Sutarsih, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Desember 2006 KONSEP DASAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD. KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global, pola pemerintahan yang baik atau Good Governance sudah menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya

Lebih terperinci

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu BAB VII KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu kesimpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

Sumba Barat. Demikian halnya dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sumba Barat, Master Plan ini juga telah disinergikan dengan rancangan RPJMD 2010

Sumba Barat. Demikian halnya dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sumba Barat, Master Plan ini juga telah disinergikan dengan rancangan RPJMD 2010 BAB V. PENUTUP Master Plan ini lebih merupakan gambaran dari satu keingan dan cita-cita besar jangka panjang yang ingin dicapai dalam bidang Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Sumba Barat. Diharapkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Pembangunan aparatur negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals, yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium development

Lebih terperinci