TUGAS AKHIR. Komunikasi Antar IC dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR. Komunikasi Antar IC dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR Komunikasi Antar IC dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Derrie Hardianto NIM : Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika Pembimbing : Ir. Eko Ihsanto, M.Eng PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2006

2 LEMBAR PENGESAHAN Komunikasi Antar IC dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051 Disusun Oleh : Nama : Derrie Hardianto NIM : Program Studi : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika Menyetujui, Pembimbing Koordinator TA ( Ir. Eko Ihsanto, M. Eng ) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT ) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro ( Ir. Budi Yanto Husodo, M.Sc ) iii

3 ABSTRAKSI Komunikasi Antar IC dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051 Pada saat ini desain elektronik dituntut untuk semakin ringkas dan fleksibel, dimana ukuran fisikic semakin diperkecil dan jumlah pin diminimalkan dengan tetap menjaga fleksibilitas dan kompatibilitas IC sehingga mudah untuk digunakan dalam berbagai keperluan desain yang berbeda. Untuk mengatasi hal itu teknik komunikasi data yang digunakan yaitu teknik transfer data secara seri. Teknik transfer data secara seri dikembangkan oleh 3 perusahaan IC salah satunya oleh Philips yang dikenal dengan teknik I 2 C ( Inter Integrated Circuit). Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan Laporan Akhir ini, adalah merancang dan membuat program yang standart untuk I 2 C bus sehingga dapat dihubungkan dengan sistem lain yang juga menggunakan I 2 C bus serta meneliti model sistem komunikasi serial dengan teknik I 2 C bus pada mikrokontroller AT89C2051. Sebagai aplikasi dari teknik transfer data ini, mikrokontroller AT89C2051 akan mengendalikan 2 buah pheriperal yaitu LCD dan Keypad matrik. Dimana LCD akan menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroller. Keypad matrik yang digunakan di system ini berfungsi untuk memasukkan data ke mikrokontroller sedangkan output dari keypad matrik ini berupa tampilan pada LCD. Terdapat 2 jenis komunikasi dasar I 2 C bus yang digunakan dalam pembuatan alat ini, yaitu Master-transmitter menulis data ke slave-receiver yang teralamati, AT89C2051 sebagai master mengirimkan data dari internal RAM-nya kepada PCF8574 untuk ditampilkan di LCD secara serial menggunakan I 2 C bus. Master-receiver membaca data dari slave-transmitter yang teralamati, PCF8574 menerima data dari keypad encoder MM74C922 kemudian mengirimkan data kepada AT89C2051 secara serial menggunakan I 2 C bus. Setelah dijelaskan dalam latar belakang pemilihan judul alat ini dan selanjutnya pada tahap perencanaan sampai pembuatan alat dan pengujiannya dapat disimpulkan sebagai berikut : Komunikasi I 2 C bus dapat memenuhi target desain elektronika saat ini, dengan karakter hardware dan master / slave protocol yang sederhana tetapi tangguh. Teknik komunikasi data I 2 C bus dapat digunakan untuk menghubungkan keypad dan LCD secara serial dengan mikrokontroller MCS-51 sebagai masternya, sedangkan slave menggunakan komponen bantu PCF8574 yang telah dilengkapi dengan kemampuan I 2 C secara built-in. iv

4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan.. iii Abstraksi. iv Kata Pengantar... v Daftar Isi. vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan... 3 BAB II DASAR TEORI Gambaran Umum Mikrokontroller AT89C Arsitektur Mikrokontroller AT89C Konfigurasi Pin-pin AT89C Spesial Function Register (SFR) Rangkaian Osilator I2C Bus Karakteristik Transfer Data Bit Sinyal Dasar I2C Bus Kondisi START dan STOP Kondisi ACK dan NACK PCF Pengalamatan PCF Keypad 4X4 Encoders Display LCD. 16 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT Blok Diagram Perencanaan Perangkat Keras (Hardware) Perencanaan Rangkaian Mikrokontroller AT89C Perencanaan Rangkaian Keypad Perencanaan Rangkaian LCD Perencanaan Perangkat Lunak (Software) Perencanaan Software untuk Program Utama vii

5 3.3.2 Perencanaan Software untuk Delay Perencanaan Software untuk I 2 C Bus Perencanaan Software untuk I 2 C Bus LCD Perencanaan Software untuk I 2 C Bus Keypad BAB IV PRINSIP KERJA DAN PENGUJIAN ALAT Prinsip Kerja Alat Prinsip Kerja AT89C2051 sebagai Master Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Slave Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Pengendali LCD Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Pengendali Keypad Pengujian Alat Pengiriman Sinyal Start dan Stop oleh Master Pengiriman Sinyal Acknowledge (ACK) Pengiriman Alamat (Address Byte) Device melalui I 2 C Bus Pengiriman Alamat untuk PCF8574 Pengendali LCD Pengiriman Alamat untuk PCF8574 Pengendali Keypad Pengiriman Data (Data Byte) melalui I 2 C Bus Pengiriman Data (Data Byte) untuk PCF8574 Pengendali LCD Pengambilan Data (Data Byte) dari PCF8574 Pengendali Keypad Transfer Data Lengkap melalui I 2 C Bus BAB V PENUTUP Kesimpulan... Daftar Pustaka Lampiran viii

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 3 6 Tabel 2.2 Pembagian Alamat pada SFR 8 Tabel 2.3 Referensi Alamat PCF Tabel 2.4 Tabel Konfigurasi Pin-pin LCD 17 Tabel 2.5 Fungsi-fungsi Terminal pada LCD 18 Tabel 2.6 Tabel Instruksi-instruksi pada LCD 20 ix

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Konfigurasi Pin AT89C Gambar 2.2 Peta Data Memori (RAM) 8 Gambar 2.3 Rangkaian Oscilator 13 Gambar 2.4 Pengiriman Data Serial 35 Gambar 2.5 Contoh Bentuk Pulsa Data Serial 30 Gambar 2.6 Start Bit jika Data Pertama yang Dipancarkan 1 32 Gambar 2.7 Start Bit jika Data Pertama yang Dipancarkan 0 33 Gambar 2.8 Bentuk Pulsa Aliran Data Serial Lengkap Gambar 2.9 Mode Transisi Serial Gambar 2.10 Contoh Konfigurasi I2C Bus Gambar 2.11 Pengirimin Bit pada I2C Bus Gambar 2.12 Clock Synchronization pada I2C Bus Gambar 2.13 Arbitration pada I2C Bus Gambar 2.14 Konfigurasi Pin PCF8574 Gambar 2.15 Operasi Tulis pada I2C Bus Gambar 2.16 Operasi Baca pada I2C Bus Gambar 2.17 Konfigurasi Pin MM74C922 Gambar 2.18 Diagram Block LCD Gambar 3.1 Blok Diagram Perencanaan Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroller Gambar 3.3 Rangkaian Keypad 4x4 Gambar 3.4 Rangkaian Pengontrol Keypad Gambar 3.5 Rangkaian Pengontrol LCD Gambar 3.6 Kondisi Start dan Stop Gambar 3.7 Acknowledge pada I2C Bus Gambar 3.8 Transmisi Data I2C Bus Gambar 4.1 Bentuk Sinyal Start dari Alat Gambar 4.2 Bentuk Sinyal Stop dari Alat

8 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Bentuk Sinyal Transmisi Data untuk Keypad Bentuk Sinyal Transmisi Data untuk LCD Pengiriman Alamat untuk Keypad Pengambilan Data 8 bit dari Keypad Pengiriman Alamat untuk LCD Pengiriman Data 8 bit untuk LCD

9 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini desain elektronik dituntut untuk semakin ringkas dan fleksibel, dimana ukuran fisik IC semakin diperkecil dan jumlah pin diminimalkan dengan tetap menjaga fleksibilitas dan kompatibilitas IC sehingga mudah untuk digunakan dalam berbagai keperluan desain yang berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan semikonduktor yang berusaha mengembangkan cara baru komunikasi antar IC yang lebih akomodatif terhadap tuntutan diatas sebagai alternatif dari hubungan antar IC secara paralel yang sudah kita kenal luas. Salah satu metode yang telah matang dan dipakai secara luas adalah IIC (sering ditulis juga I 2 C) singkatan dari Inter integrated Circuit bus yang dikembangkan oleh Philips Semiconductor sejak tahun 1992, dengan konsep dasar komunikasi 2 arah antar IC atau antar sistem secara serial menggunakan 2 kabel yaitu serial data line (selanjutnya disebut SDA) dan serial clock line (selanjutnya disebut SCL). I 2 C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah dengan kecepatan transfer data sampai 100 Kbit/s pada mode standart dan 3,4 Mbit/s pada mode kecepatan tinggi. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan I 2 C adalah membuat sistem yang didesain menjadi standart sehingga dapat dihubungkan dengan sistem lain yang juga menggunakan I 2 C, membuat sistem yang didesain berorientasi pada software (mudah diekspan dan diupgrade), menghemat luasan PCB yang dibutuhkan dan meminimalkan jalur hubungan antar IC apabila dibandingkan dengan parallel bus Rumusan Masalah Mengacu pada permasalahan yang ada, maka dalam perencanaan dan pembuatan alat ini diutamakan pada hal-hal sebagai berikut : 1

10 2 1) Merencanakan dan membuat minimum sistem untuk I 2 C bus baik secara software dan hardware. 2) Membuat rangkaian pengembangan port dengan AT89C2051 sebagai masternya dan menggunakan komponen bantu PCF8574 sebagai slave serta bagaimana menghubungkannya secara software dengan menggunakan I 2 C bus. 3) Membuat rangkaian kontrol dan program untuk Keypad dan LCD Batasan Masalah Dalam Laporan Akhir Komunikasi Antar IC Dengan Teknik I 2 C Bus Menggunakan PCF8574 Pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051, penulis akan memberikan batasan-batasan masalah, agar tidak terjadi penyimpangan maksud dan tujuan utama penyusunan Laporan Akhir ini. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1) PCF8574 (Remote 8-bit I/O expander for I 2 C Bus) digunakan sebanyak 2 buah sebagai pengembangan dari port MCU AT89C ) Menggunakan MCU AT89C2051 sebagai MCU master. 3) Teknik transfer data yang digunakan yaitu teknik I 2 C (Inter Integrated Circuit). 4) Tidak membahas catu daya yang digunakan dalam sistem Tujuan Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan Laporan Akhir ini, adalah : 1) Merancang dan membuat program yang standart untuk I 2 C bus, sehingga dapat dihubungkan dengan sistem lain yang juga menggunakan I 2 C bus.

11 3 2) Meneliti model sistem komunikasi serial dengan teknik I 2 C bus pada mikrokontroller AT89C ) Melatih pengembangan pembuatan program dengan mikrokontroller MCS Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut: 1) Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan dan penjelasan istilah dibahas dalam bab 1. 2) Dasar teori sebagai penunjang dari permasalahan yang diambil dibahas dalam bab 2. 3) Pembahasan tentang blok diagram sistem, perencanaan rangkaian hardware dan software yang berhubungan dengan alat yang dibuat dibahas dalam bab 3. 4) Pembahasan tentang cara kerja, hasil pengujian alat beserta spesifikasi alat dibahas dalam bab 4. 5) Kesimpulan dan saran untuk pengembangan alat yang dibuat dibahas dalam bab 5.

12 BAB II. DASAR TEORI 2.1. Gambaran Umum Sebagai aplikasi dari teknik transfer data ini, mikrokontroller AT89C2051 akan mengendalikan 2 buah pheriperal yaitu LCD dan Keypad matrik. Dimana LCD akan menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroller. Keypad matrik yang digunakan di system ini berfungsi untuk memasukkan data ke mikrokontroller sedangkan output dari keypad matrik ini berupa tampilan pada LCD. Pada sistem ini kita juga bisa mengendalikan pheriperal lainnya selain yang telah disebutkan diatas misalnya motor stepper, motor DC, dan lain sebagainya Mikrokontroller AT89C2051 AT89C2051 mempunyai jumlah pin sebanyak 20, dan mempunyai jumlah port sebanyak 2. Agar port yang ada pada AT89C2051 dapat ditambahkan / dikembangkan, maka kita gunakan teknik I 2 C Bus dengan PCF8574 sebagai komponen bantunya Arsitektur Mikrokontroller AT89C2051 Mikrokontroller ini digunakan pada tegangan yang rendah, dengan teknologi mikrokomputer CMOS 8 bit dengan sebesar 2K Byte flash programmable dan Erasable Read Only Memory (EPROM). Mikrokontroller AT89C2051 mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) Cocok (compatible) dengan produk MCS-51 2) Memori Flash sebesar 2K Byte 3) Beroperasi pada 2.7V sampai dengan 6V 4) Operasi Statik Penuh: 0 Hz sampai 24 Mhz 5) Kunci Program Memori Dua-Tingkat 6) RAM Internal 128 x 8 bit 7) Jalur I/O sebanyak 15 8) Timer/Counter sebanyak Dua 16 bit 4

13 5 9) 6 sumber interrupt 10) Saluran UART untuk program serial 11) Penggerak (driver) keluaran secara langsung 12) Penguat analog On-Chip 13) Mode daya rendah dan Daya rendah idle Konfigurasi Pin-pin AT89C2051 Mikrokontroller AT89C2051 memiliki pin sebanyak 20, seperti ditunjukkan pada gambar : *) Gambar 2.1. Konfigurasi Pin AT89C2051 *) Atmel, 8-Bit Microcontroller With 2-K Bytes Flash AT89C2051, Datasheet, Atmel, 1997, hlm Fungsi dari pin-pin MCU AT89C2051 yaitu: 1) Vcc Pin ini dihubungkan dengan sumber tegangan 5 Volt DC. 2) GND Pin ini dihubungkan dengan ground rangkaian. 3) Port 1 Port 1 merupakan port I/O 8 bit secara dua arah. Pin P1.2 sampai dengan P1.7 menyediakan rangkaian dalam pull-up. P1.0 dan P1.1

14 6 membutuhkan rangkaian luar pull-up. P1.0 dan P1.1 juga bisa sebagai masukan positif (AIN0) dan masukan negatif (AIN1). 4) Port 3 Port 3 memiliki 7 pin yaitu P3.0 sampai P3.5, P3.7. Ketujuh pin tersebut adalah pin I/O parallel dengan rangkaian dalam pull-up. Khusus pada pin P3.6 sebagai output dari komparator dan bukan sebagai pengakses seperti pada fungsi pin I/O general purpose. Tabel 2.1. Fungsi Alternatif Port 3 *) Pin Port Fungsi alternatif P3.0 RXD (port masukan serial) P3.1 TXD (port keluaran serial) P3.2 INT0 (external interrupt 0) P3.3 INT1 (external interrupt 1) P3.4 T0 (timer 0 external input) P3.5 T1 (timer 1 external input) *) Atmel, 8-Bit Microcontroller With 2-K Bytes Flash AT89C2051, Datasheet, Atmel, 1997, hlm ) RST Reset input (masukan reset). Semua pin-pin I/O di-reset terlebih dahulu selama 1 detik ketika pin ini menuju tinggi. Menahan pin RST menjadi tinggi selama dua mesin siklus akan meyebabkan device ini reset. Tiap mesin siklus mengambil 12 osilator atau siklus clock. 6) XTAL1 Pin ini merupakan masukan ke inverting amplifier osilator dan masukan ke rangkaian dalam operasi clock. 7) XTAL2 Pin ini merupakan output dari inverting amplifier osilator.

15 Special Function Register (SFR) Register dengan fungsi khusus (Special Function Register) terletak pada 128 byte bagian atas memori data internal. Wilayah SFR ini terletak pada alamat 80H-FFH. Register-register khusus dalam mikrokontroller AT89C2051 yaitu: 1) Accumulator Merupakan register penyimpan hasil suatu operasi ALU. 2) Register B Register ini digunakan untuk proses perkalian dan pembagian. 3) Program Status Word (PSW) Register ini berisi informasi status program seperti ditunjukkan berikut: PSW.7 PSW.6 PSW.5 PSW.4 PSW.3 PSW.2 PSW.1 PSW.0 CY AC F0 RS1 RS0 OV - P Keterangan: CY = Carry Flag AC = Auxilliary Carry Falg untuk operasi BCD FO = Flag 0 (untuk segala keperluan) RS1 = Selektor bank register bit 1. Set / clear dibawah komando software untuk menentukan bank register kerja RS0 = Selektor bank register bit 0. Set / clear dibawah komando software untuk menentukan bank register kerja. Ada 4 bank yang dapat dipilh untuk digunakan, semuanya bersifat addressable, yaitu: RS1 RS0 Register 0 0 Bank Bank Bank Bank 3

16 8 OV = Over flow flag - = Reserve P = Parity flag 4) Stack Pointer (SP) Merupakan register yang mempunyai lebar 8 bit. Isi register ini ditambah sebelum data disimpan, selama instruksi PUSH dan CALL. Pada kondisi reset register SP berada pada posisi alamat 07H sehingga stack akan dimulai pada alamat 08H. 5) Data Pointer Register (DPTR) Terdiri dari dua buah register, yaitu register byte tinggi (Data Pointer High, DPH) dan register byte rendah (Data Pointer Low, DPL). DPTR digunakan untuk pengalamatan tidak langsung untuk memindahkan data dari atau ke memori eksternal (RAM). 6) Register Port 1 dan Port 3 Register-register P1 dan P3 merupakan SFR yang berfungsi sebagai latch dari Port 1 dan Port 3. 7) Control Register Register ini terdiri dari IP, IE, TMOD, TCON, SCON dan PCON yang berisi kontrol dan status bit untuk sistem interupsi, timer/counter dan serial port. Tabel 2.2. Pembagian Alamat Pada SFR *) SYMBOL NAME ADDRESS *ACC Accumulator 0E0H *B Register B 0F0H *PSW Program Stack Pointer 0D0H SP Stack Pointer 81H DPL Data Pointer Low Byte 82H DPH Data Pointer High Byte 83H *P1 Port 1 90H

17 9 *) *P3 Port 3 0B0H *IP Interrupt Priority Control 0B8H *IE Interrupt Enable Control 0A8H TMOD T/C Mode Control 89H TCON T/C Control 88H TH0 T/C 0 High Control 8CH TL0 T/C 0 Low Control 8AH TH1 T/C 1 High Control 8DH TL1 T/C 1 Low Control 8BH *SCON Serial Control 98H SBUF Serial Buffer 99H PCON Power Control 97H Afri, Perencanaan Dan Pembuatan Display Informasi YangDapat Diubah Pada Swalayan Dengan Remote Kontrol, Laporan Akhir, Politeknik Negeri Malang, Malang, 2003, hlm Rangkaian Osilator Jantung dari mikrokontroller AT89C2051 terletak pada rangkaian yang membangkitkan pulsa clock. Pin XTAL1 dan XTAL2 disediakan untuk disambungkan dengan jaringan resonan untuk membentuk sebuah osilator. Penambahan rangkaian eksternal dari osilator ditunjukkan seperti pada gambar 2.4. berikut ini. *) Gambar 2.2. Rangkaian Osilator *) Atmel, 8-Bit Microcontroller With 2-K Bytes Flash AT89C2051, Datasheet, Atmel, tth, hlm 4-17.

18 I 2 C Bus I 2 C Bus diperkenalkan oleh Philips Semikonduktor pada tahun I 2 C bus digunakan untuk memudahkan hubungan pada CPU ke IC di dalam TV. I 2 C adalah singkatan dari Inter-Integrated Circuit. Maka, I 2 C digunakan untuk menyediakan sebuah komunikasi link dengan IC. Kelebihan dari I 2 C bus adalah: 1) Hanya melibatkan dua kabel yaitu serial data line (selanjutnya disebut SDA) dan serial clock line (selanjutnya disebut SCL). 2) Membuat system yang didesain berorientasi pada software ( mudah diekspan dan diupgrade ). 3) Setiap IC yang terhubung dalam I 2 C memiliki alamat yang unik yang dapat diakses secara software dengan master/slave protocol yang sederhana, dan mampu mengakomodasikan multi master. 4) Rating pengiriman data lebih dari 1.25 Mbit/s. 5) Membuat system yang didesain menjadi standart, sehingga dapat dihubungkan dengan system lain yang juga menggunakan I 2 C bus. 6) Menghemat luasan PCB yang dibutuhkan. *) Gambar 2.3. Contoh Konfigurasi I 2 C Bus *) Micronas, CDC 32XXG I 2 C Port Expander Interfacing, Application Note, Micronas, Frelburg, , hlm Karakteristik Transfer Data Bit Data bit dikirim/diterima melalui SDA, sedangkan sinyal clock dikirim/diterima melalui SCL, dimana dalam setiap transfer data bit satu

19 11 sinyal clock dihasilkan, transfer data bit dianggap valid jika data bit pada SDA tetap stabil selama sinyal clock high, data bit hanya boleh berubah jika sinyal clock dalam konsisi low. Gambar 2.4. Pengiriman Bit Pada I 2 C Bus *) *) Philips Semiconductors, The I 2 C Bus And How To Use It, Datasheet, Philips Semiconductor, April 1995, hlm Sinyal Dasar I 2 C Bus Mengingat hanya 2 saluran saja yang dipakai I 2 C Bus, padahal I 2 C Bus diharapkan bisa dipakai membentuk jaringan kecil dengan banyak peralatan I 2 C, maka dalam konsep I 2 C ditentukan sinyal dan tatacara dasar untuk memperlancar komunikasi antar peralatan I 2 C tersebut. Sinyal dasar I 2 C meliputi sinyal START, STOP dan ACK Kondisi START dan STOP Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi high ke kondisi low pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi START. Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi low ke kondisi high pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi STOP. Kondisi START dan STOP selalu dibangkitkan oleh Master, dan bus dikatakan sibuk setelah START dan dikatakan bebas setelah STOP.

20 12 Gambar 2.5. Kondisi START Dan STOP *) *) Philips Semiconductors, The I 2 C Bus And How To Use It, Datasheet, Philips Semiconductor, April 1995, hlm Kondisi ACK dan NACK Kondisi ACK terjadi apabila receiver menarik SDA pada kondisi low selama 1 sinyal clock. Kondisi NACK terjadi apabila receiver membebaskan SDA pada kondisi high selama 1 sinyal clock. Gambar 2.6. Acknowledge Pada I 2 C Bus *) *) Philips Semiconductors, The I 2 C Bus And How To Use It, Datasheet, Philips Semiconductor, April 1995, hlm PCF8574 PCF8574 (Texas Instruments, 2003:1) dirancang untuk menyediakan general-purpose I/O remote perluasan untuk kebanyakan keluargakeluarga mikroprosesor melalui suatu two wire bidirectional bus ( I 2 C) yaitu SCL dan SDA.

21 13 Karakteristik dari PCF8574 adalah: 1) Standby-Current Rendah dengan Konsumsi 10 µa Maksimum 2) I 2 C ke Pengembangan Parallel-Port 3) Open-Drain Keluaran Interupt 4) Cocok dengan Beberapa Mikrokontrollers 5) Keluaran Latch Dengan Arus Tinggi Mengendalikan Secara langsung Untuk konfigurasi pin-pin pada PCF8574 adalah: *) Gambar 2.7. Konfigurasi Pin PCF8574 *) Texas Instruments, PCF8574 Remote 8-Bit I/O Expander For I 2 C Bus, Datasheet, Texas Instruments, Dallas, Juni 2003, hlm 1. Fungsi dari pin-pin PCF8574 yaitu: 1) Vcc Pin ini dihubungkan dengan sumber tegangan 5 Volt DC. 2) GND Pin ini dihubungkan dengan ground rangkaian. 3) Port 0 sampai dengan Port 7 Port 1 merupakan port I/O 8 bit secara dua arah.

22 14 4) A0 sampai dengan A2 Untuk inisialisasi alamat slave (fasilitas penomoran chip). Hal ini diperlukan kalau dalam satu rangkaian dipakai lebih dari satu PCF ) SDA Serial Data. Kaki ini merupakan kaki IC jenis I 2 C yang akan dihubungkan dengan salah satu Port pada mikrokontroller. Kaki inilah yang membentuk I 2 C Bus. 6) SCL Serial Clock. Kaki ini merupakan kaki IC jenis I 2 C yang akan dihubungkan dengan salah satu Port pada mikrokontroller. Kaki inilah yang membentuk I 2 C Bus Pengalamatan PCF8574 Setiap device pada I 2 C Bus harus mempunyai alamt sendiri (unique address). Empat bit pertama dari alamat 7 bit adalah 0100 untuk PCF8574 dan 0111 untuk PCF8574A. Tiga bit terendah adalah pengaturan pada A2, A1 dan A0. alamat unik (unique address) dari device tergantung dari pengaturan pin-pin A2, A1 dan A0. Tabel 2.3. Referensi Alamat PCF8574 *) *) Texas Instruments, PCF8574 Remote 8-Bit I/O Expander For I 2 C Bus, Datasheet, Texas Instruments, Dallas, Juni 2003, hlm 4.

23 Keypad 4X4 Encoders Keypad CMOS encoders ini menyediakan semua logika yang perlu ke penyandi tombol array secara penuh. Suatu data keluaran akan transisi tinggi manakala input pada papan tombol telah dibuat. Data keluaran akan kembali ke transisi rendah ketika tombol data dilepaskan, sekalipun tombol yang lain tertekan. Data akan kembali transisi tinggi untuk menandai adanya penerimaan terhadap tombol yang baru ditekan setelah debounce periode normal. Karakteristik Keypad 4x4: 1) Tahanan tombol maksimum hingga 50 kω 2) Clock didalam atau diluar chip 3) Row pull-up pada chip 4) 2 key rollover 5) Penghapusan keybounce dilakukan dengan sebuah kapasitor 6) Output berada pada register tombol terakhir 7) Lebar persedian tegangan 3V hingga 15V *) Gambar 2.8. Konfigurasi Pin MM74C922 *) National Semiconductor, MM74C Key Encoder, Datasheet, National Semiconductor, Japan, July 1993, hlm 1.

24 Display LCD Liqiud Crystal Display, yaitu suatu bentuk kristal cair yang akan beremulsi apabila dikenakan tegangan kepadanya. Bagian tampilan ini berupa 2x16 LCD sehinggga jenis huruf yang mampu ditampilkan akan lebih banyak dan lebih baik resolusinya jika dibandingkan dengan seven segment. 9) Diagram blok LCD diperlihatkan pada gambar dibawah ini: DB0-DB7 COMMON SIGNAL LCD CONTROLL ER SEGMEN SIGNAL SEGMENT DRIVER TIMMING SIGNAL Gambar 2.9. Diagram Blok LCD *) *) Seiko Instruments Inc, Liquid Crystal Display Module M1632, User Manual, Seiko Instruments Inc, Japan, januari 1987, hlm 3. Liquid adalah modul tampilan yang mempunyai konsumsi daya yang relative rendah dan terdapat sebuah modul controller CMOS di dalamnya. Controller tersebut sebagai pembangkit dari karakter ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi tampilan dikontrol oleh suatu unit mikrokontroller. Masukan yang diperlukan untuk mengendalikan modul ini berupa data bus yang masih termultiplex dengan bus alamat serta 3 bit sinyal control. Sementara pengendalian dot matrik LCD dilakukan secara internal oleh controller yang sudah ada pada modul LCD.

25 17 Tabel 2.4. Tabel konfigurasi pin-pin LCD *) No Symbol Level Function 1 Vss - 0 (GND) 2 Vcc - 5V + 10% 3 Vcc - LCD Drive 4 Rs H/L H: Data input L: Instruction Input 5 R/W H/L H: Read L: Write 6 E H Enable Signal 7-14 DB0-DB7 H/L Data Bus *) Seiko Instruments Inc, Liquid Crystal Display Module M1632, User Manual,Seiko Instruments Inc, Japan, Januari 1987, hlm 2. Operasi Dasar : 1) Register Controller dari LCD mempunyai dua buah register 8 bit yaitu register instruksi (IR) dan register data (DR). Kedua register tersebut dipilih melalui register select (SR). IR menyimpan instruksi seperti display clear, Cursor Shift dan Display Data (DD RAM) serta Character Generator (CG RAM). DR menyimpan data untuk dituliskan ke DD RAM atau CG RAM ataupun membaca data dari DD RAM atau CG RAM. Ketika data ditulis ke DD RAM atau CG RAM akan dibaca maka alamat data ditulis pada IR sedangkan data akan dimasukkan melalui DR dan mikroprosesor membaca data dari DR. 2) Busy Flag Busy Flag menunjukkan bahwa module siap untuk menerima instruksi selanjutnya. Sebagaimana terliahat pada table register seleksi sinyal akan melalui DB7, jika RS = 0 dan R/W = 1. Jika bernilai 1 maka

26 18 module sedang melakukan kerja internal dan instruksi tidak akan dapat diterima. Oleh karena itu status dari flag harus diperiksa sebelum melaksanakan instruksi selanjutnya. 3) Address Counter : AC menunjukkan lokasi dalam module LCD. Pemilihan lokasi alamat itu diberikan lewat Register Instruksi (IR). Ketika data pada A, maka AC secara otomatis menaikkan atau menurunkan alamat tergantung dari entry Mode Set. 4) Display Data RAM (DD RAM) Pada LCD masing-masing line mempunyai range alamat tersendiri. Alamat itu di ekspresikan dengan bilangan Heksadesimal. Untuk line 1 range alamat berkisar antara 00H-0FH, sedangkan untuk line 2 range alamat berkisar antar 40h-4Fh. 5) Character Generator ROM (CG ROM) CG ROM mempunyao tipe dot matrik 5x7. dimana pada LCD telah tersedia ROM sebagai pembangkit character dalam kode ASCII. 6) Character Generator RAM (CG RAM) CG RAM dipakai untuk pembuatan karakter tersendiri melalui program. Pada tabel dibawah ini ditunjukkan fungsi-fungsi dari terminal pada LCD Tabel 2.5. Fungsi-fungsi terminal pada LCD *) Nama No.term I/O Tujuan Fungsi DB0 - DB3 4 I/O MPU Sebagai lalu lintas data dan instruksi ke dan dari MPU, lower byte DB4-DB7 4 I/O MPU Sebagai lalu lintas data dan instruksi ke dan dari MPU, upper byte E 1 I MPU Sinyal start (read/write) R/W 1 I MPU Sinyal seleksi instruksi 0: write 1: read RS 1 I MPU Sinyal seleksi register

27 19 0: Instruksi Register Busy flag (read) 1: Register data (write dan read) VLC 1 - PSU Driver LCD VDD 1 - PSU 5 volt VSS 1 - PSU Ground Terminal: 0V *) Seiko Instruments Inc, Liquid Crystal Display Module M1632 User Manual,Seiko Instruments Inc, Japan, Januari 1987, hlm 7. Fungsi masing-masing instruksi adalah sebagai berikut: 1) Display Clear Membersihkan semua tampilan yang ada pada LCD serta menyimpan, sedangkan kursor kembali ke posisi semula. 2) Cursor Home Hanya membersihkan semua tampilan dan kursor kembali ke posisi semula. 3) Entry Mode Set Layar beraksi sebagai tampilan karakter tulis. S = 1/0 : menggeser layer I/O = 1 : kursor bergerak ke kanan dan layer bergerak ke kiri I/O = 0 : kursor nergerak ke kiri dan layer bergerak ke kanan 4) Display On Off Control D = 1 : layar on D = 0 : layer off C = 1 : kursor on C = 0 : kursor off B = 1 : kursor berkedip-kedip B = 0 : kursor tidak berkedip-kedip 5) Cursor / Display Shift S/C = 1 : LCD diidentifikasikan sebagai layar

28 20 S/C = 0 : LCD diidentifikasikan sebagai kursor R/L = 1 : menggeser satu spasi ke kanan R/L = 0 : menggeser satu spasi ke kiri 6) Function Set DL = 1 : panjang data LCD pada mode 8 bit (DB7 DB0) DL = 0 : panjang data LCD pada mode 4 bit (DB7 DB4); 4 bit upper ditransfer terlebih dahulu kemudian diikuti 4 bit lower N = 1/0 : LCD menggunakan 2 atau 1 baris karakter F = 1/0 : LCD menggunakan 5x10 atau 5x7 dots per karakter Tabel 2.6. Tabel instruksi-instruksi pada LCD *) No. Instruksi RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 1 Display clear Cursor home Entry mode set /0 S 4 Display on/off D C B control 5 Cursor / display S/ R/ 0 0 shift C L 6 Function set DL N F CG RAM ALAMAT KARAKTER Adress set 8 DD RAM TAMPILAN ALAMAT DATA Address set 9 BF/Address read 0 1 BF ALAMAT ARUS 10 Data write to CG RAM or DD RAM 1 0 BYTE KARAKTER

29 21 11 Data read from 1 1 BYTE KARAKTER CG RAM or DD RAM *) Seiko Instruments Inc, Liquid Crystal Display Module M1632 User Manual,Seiko Instruments Inc, Japan, Januari 1987, hlm 16. 7) CG RAM Address Set Menulis alamat RAM ke karakter 8) DD RAM Menulis alamat RAM ke karakter 9) BF/Address Read BF = 1/0 : LCD dalam keadaan sibuk atau tidak sibuk 10) Data Write to CG RAM or DD RAM Menulis byte ke alamat terakhir RAM yang dipilih 11) Data Read from CG RAM or DD RAM Membaca byte dari alamat terakhir RAM yang dipilih

30 BAB III. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Blok Diagram Blok diagram dari Perencanaan Dan Penambahan Port Pada Sistem Mikrokontroller AT89C2051 Menggunakan PCF8574 Dengan Teknik I 2 C Bus ditunjukkan dalam gambar berikut: MCU SDA SCL MASTER PCF8574 PCF8574 Keypad Encoder LCD Gambar 3.1. Blok Diagram Perencanaan Keterangan dari blok diagram alat: 1) MCU MASTER MCU yang digunakan disini adalah AT89C2051. AT89C2051 ini bertindak sebagai master yang dihubungkan dengan menggunakan teknologi I 2 C Bus. 2) PCF8574 Komponen ini berfungsi sebagai pengembangan port pada MCU AT89C ) Keypad Encoder Merupakan salah satu komponen yang akan dikendalikan oleh CPU Master melalui PCF

31 23 4) LCD Merupakan komponen yang berfungsi untuk menampilkan data hasil olahan MCU Master yang dikendalikan melalui PCF Perencanaan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras (hardware) digunakan untuk merangkai atau menyambung masing-masing rangkaian, yaitu rangkaian mikrokontroller AT89C2051, rangkaian keypad dan rangkaian LCD melalui I 2 C Bus Perencanaan Rangkaian Mikrokontroller AT89C2051 Mikrokontroller yang digunakan adalah AT89C2051 yang diproduksi oleh Atmel. Mikrokontroller ini digunakan pada tegangan yang rendah, dengan teknologi mikrokomputer CMOS 8 bit dengan sebesar 2K Byte flash programmable dan Erasable Read Only Memory (EPROM) uF C1 10K R1 1N914 22pF C2 22pF MHz AT89C2051 RST XTAL2 XTAL1 VCC uF C4 +5 C3 2 3 RXD/P3.0 TXD/P K R2 2.7K R3 SDA INTO/P3.2 INT1/P3.3 T0 /P 3.4 T1 /P 3.5 P3.7 GND P1.7 P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 AIN1/P1.1 AIN0/P SDA SCL SCL MC Gambar 3.2. Rangkaian Mikrokontroller

32 Perencanaan Rangkaian Keypad Keypad yang digunakan adalah Keypad 4x4 (4 baris, 4 kolom). Keypad ini berfungsi untuk memberikan sinyal / data masukan sesuai dengan tombol. Keypad ini digunakan seperti keypad Handphone MENU * 0 # EXIT Gambar 3.3. Keypad 4x4 Keterangan: 1) Tombol 1 : 1ABCabc 2) Tombol 2 : 2DEFdef 3) Tombol 3 : 3GHIghi 4) Tombol MENU 5) Tombol 4 : 4JKLjkl 6) Tombol 5 : 5MNOmno 7) Tombol 6 : 6PQRpqr 8) Tombol 9) Tombol 7 : 7STUstu 10) Tombol 8 : 8VWXvwx 11) Tombol 9 : 9YZyz., 12) Tombol 13) Tombol * : *<>{}() 14) Tombol 0 : 0 +-=/% 15) Tombol # : #!?~&$@ 16) Tombol EXIT

33 uF C PCF8 574 VDD A0 A1 A2 SDA SCL INT VSS P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P D SD 4 CLK C D A 5 Q 6 Q C922 DA DB DC DD OE DAV OSC MASK VSS VDD R1 R2 R3 R4 C1 C2 C3 C KEYPAD 4X uF C7 10uF C8 +5 Gambar 3.4. Rangkaian Pengontrol Keypad Perencanaan Rangkaian LCD LCD yang digunakan adalah 2x16 (2 baris, 16 kolom). LCD ini mampu menampilkan jenis huruf yang lebih banyak dan lebih baik resolusinya jika dibandingkan dengan seven segment. LCD ini digunakan sebagai tampilan (keluaran dari keypad) uF C PCF85 74 VDD A0 A1 A2 SDA SCL INT VSS P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P K LCD 16 X2 VSS VDD VO RS R/W E DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 Gambar 3.5. Rangkaian Pengontrol LCD

34 Perencanaan Perangkat Lunak (Software) Perencanaan software digunakan untuk mengontrol tiap-tiap rangkaian dengan I 2 C Bus secara terprogram. Software juga digunakan untuk menampilkan suatu aplikasi yang diinginkan Perencanaan Software untuk Program Utama

35 Perencanaan Software untuk Delay 27

36 Perencanaan Software untuk I 2 C Bus Perencanaan Software untuk I 2 C Bus LCD I 2 C LCD Kirim Sinyal START T Berhasil Kirim Address Byte ( 70 H ) ke Accumulator Y Putar Accumulator ke kiri ( RLC ) 8 kali T Data Lengkap 8 bit? Y Kirim Sinyal Acknowledge ( ACK ) Kirim Data Byte ke Accumulator Putar Accumulator ke kiri ( RLC ) 8 kali T Data Lengkap 8 bit? Y Kirim Sinyal Acknowledge ( ACK ) Kirim Sinyal STOP RET

37 Perencanaan Software untuk I 2 C Bus Keypad I 2 C Keypad Kirim Sinyal START T Berhasil Kirim Address Byte ( 73 H ) ke Accumulator Y Putar Accumulator ke kiri ( RLC ) 8 kali T Data Lengkap 8 bit? Y Kirim Sinyal Acknowledge ( ACK ) Terima Data Byte Putar Accumulator ke kiri ( RLC ) 8 kali T Data Lengkap 8 bit? Y Kirim Sinyal Acknowledge ( ACK ) Kirim Sinyal STOP RET

38 BAB IV. PRINSIP KERJA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Prinsip Kerja Alat Prinsip Kerja AT89C2051 sebagai Master Adapun sistem yang direncanakan adalah sebuah mikrokontroller AT89C2051 yang bertindak sebagai master yang dihubungkan dengan menggunakan teknologi I 2 C Bus dengan dua buah PCF8574 (Remote 8-bit I/O expander for I 2 C Bus) sebagai komponen bantu dalam pengembangan portnya. PCF8574 pertama digunakan untuk melayani LCD dan PCF8574 kedua digunakan untuk melayani Keypad Encoder. Terdapat 2 jenis komunikasi dasar I 2 C bus yang digunakan dalam pembuatan alat ini, yaitu : 1) Master-transmitter menulis data ke slave-receiver yang teralamati. AT89C2051 sebagai master mengirimkan data dari internal RAM-nya kepada PCF8574 untuk ditampilkan di LCD secara serial menggunakan I 2 C bus. 2) Master-receiver membaca data dari slave-transmitter yang teralamati. PCF8574 menerima data dari keypad encoder MM74C922 kemudian mengirimkan data kepada AT89C2051 secara serial menggunakan I 2 C bus. Setiap IC yang dihubungkan ke I 2 C bus, dialamatkan secara software sesuai dengan Metode Pengalamatan I 2 C. Pengalamatan dasar I 2 C dilakukan dengan mengggunakan Nomor Group dan Nomor Chip dan dijelaskan sebagai berikut: 1) Nomor Group adalah nomor yang diberikan oleh Philips (sebagai pencipta I 2 C) pada kelompok-kelompok IC I 2 C. Sebagai contoh nomor group untuk PCF8574 adalah 0100 (biner). 30

39 31 2) Nomor Chip adalah nomor yang diberikan pada masing-masing chip lewat kaki A0..A2 tidak dihubungkan ke kaki IC, tapi dipakai didalam IC untuk menomori register/memori di dalam IC yang bersangkutan. Setelah Master I 2 C mengirimkan sinyal START, byte pertama yang dikirim berisi nomor group, nomor chip dan 1 bit lagi sebagai Penentu Arah Data. Mekanisme kerja byte pertama tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut: 1) IC pada I 2 C bus yang mempunyai nomor group sama dengan nomor group dalam byte pertama tersebut akan terpanggil. 2) Berikutnya IC-IC dengan nomor group sama tersebut akan membandingkan nomor chip dalam byte pertama, dalam hal ini ada 2 kemungkinan yaitu: a) Bagi IC yang mempunyai kaki A0..A2, nomor chip dalam byte pertama tersebut dibandingkan dengan level tegangan kaki A0..A2, bila ternyata sama maka IC bersangkutan akan meneruskan komunikasi melalui I 2 C bus. b) Bagi IC yang tidak mempunyai kaki A0..A2, nomor chip dalam byte pertama dipakai untuk menomori register/memori di dalam IC bersangkutan. 3) Bit penentu arah data dipakai untuk memberi tahu IC I 2 C arah data yang dikehendaki, apakah master akan mengirim data atau master menghendaki kiriman data. Apabila master menginginkan untuk mengirimkan data ke slave maka bit ke-8 dibuat 0 dan sebaliknya dibuat 1 apabila master menginginkan untuk menerima data dari slave.

40 Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Slave Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Pengendali LCD LCD akan bekerja apabila master telah mengirimkan sinyal START diikuti alamat PCF8574 yang mengendalikannya. Terdapat 2 macam transmisi yang akan dikirimkan yaitu apakah Master menginginkan data atau instruksi untuk dikirimkan ke LCD. Apabila Master mengirimkan data maka tampilan pada LCD adalah tampilan data yang berasal dari internal RAM AT89C2051, namun jika Master mengirimkan instruksi maka tampilan pada LCD adalah berupa instruksi. Instruksi disini adalah data yang didapatkan dari penekanan tombol keypad yang telah dikonversi oleh master kemudian ditampilkan pada layar LCD. Alamat hardware LCD adalah 70 H dan master menginginkan PCF8574 yang mengendalikan LCD selalu menerima data, sehingga pada saat pengiriman alamat 8 bit dilakukan, bit penentu arah atau bit ke-8 selalu 0 sehingga alamat untuk LCD pada software tidak berubah. Transmisi data dari PCF8574 ke LCD menggunakan metode transmisi data 4 bit. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan kaki IC PCF8574. Jika transmisi data yang dilakukan adalah mode 8 bit maka dibutuhkan 8 kaki untuk data serta 3 kaki masing-masing untuk RS, R/W, dan E. Sedangkan pada PCF8574 hanya memiliki 8 keluaran. Pada mode transmisi 4 bit ini data akan dikirim per 4 bit secara serial, kemudian diikuti 4 bit berikutnya, data yang dikirimkan harus dari bit yang terbesar (MSB) hingga (LSB) Prinsip Kerja PCF8574 sebagai Pengendali Keypad Keypad akan bekerja jika master mengirimkan alamat PCF8574 yang mengendalikannya yaitu berupa nomor group, nomor chip serta bit penentu arah transmisi data. Jika transmisi data yang diinginkan telah berhasil maka PCF8574 akan mengirimkan pemberitahuan kepada Master bahwa data telah berhasil dikirim. Jika pengiriman data tidak berhasil

41 33 maka PCF8574 akan membuat NAK yaitu membuat pernyataan bahwa data yang dinginkan tidak berhasil diterima dengan baik. Alamat hardware PCF8574 untuk pengendali keypad adalah 72 H, bit penentu arah atau bit ke-8 dari pengiriman alamat dibuat 1 sehingga alamat dari keypad secara software akan berubah menjadi 73 H karena master menginginkan keypad untuk mengirimkan data yang dibutuhkan. Setelah pengiriman alamat dianggap berhasil oleh master, akan dilanjutkan dengan pengambilan data 8 bit diikuti pengiriman sinyal ACK yang menandakan bahwa data telah diterima oleh master. Pengambilan data akan terus dilakukan sampai master mengirimkan sinyal STOP Pengujian Alat Pengiriman Sinyal Start dan Stop oleh Master Transmisi data dilakukan dengan membangkitkan sinyal clock oleh Master, sinyal clock ini berfungsi untuk mendorong data yang ada di SDA dimana sedang tidak terjadi transfer data sedangkan SDA dan SCL harus dalam kondisi 1. Dengan kondisi ini maka pengiriman atau pengambilan data akan dianggap sah baik oleh master maupun slave. Gambar 4.1. Bentuk Sinyal START dari Alat

42 34 Gambar 4.2. Bentuk Sinyal STOP dari Alat Jika terjadi perubahan SDA pada saat SCL = 1, perubahan itu diartikan sebagai sinyal START atau STOP. Sinyal START dan STOP muncul pada saat awal dan akhir pengiriman 1 blok data, setelah penerima data menerima data 8 bit, pada clock yang ke-9 penerima membalas dengan 0 sebagai tanda data 8 bit tadi sudah diterima dengan baik, sinyal 0 ini dinamakan sebagai sinyal ACK. Sinyal START menandakan master akan mulai mengirim data, sinyal ini terlihat di bagian kiri Gambar 4.1 berupa perubahan tegangan SDA dari 1 menjadi 0 pada saat SCL = 1. Sinyal STOP menandakan master akan mengakhiri komunikasi data, sinyal ini terlihat di bagian kanan Gambar 4.2 berupa perubahan tegangan SDA dari 0 menjadi 1 pada saat SCL = 1.

43 Pengiriman Sinyal Acknowledge (ACK) Gambar 4.3. Bentuk Sinyal Acknowledge (ACK) dari Pengiriman Alamat oleh Master AT89C2051 diterima oleh PCF8574 Pengendali LCD Gambar 4.4. Bentuk Sinyal Acknowledge (ACK) dari Pengiriman Data oleh PCF8574 Pengendali Keypad ke Master AT89C2051 Kondisi ACK terjadi apabila receiver menarik SDA pada kondisi low selama 1 sinyal clock. Kondisi NACK terjadi apabila receiver membebaskan SDA pada kondisi high selama 1 sinyal clock. Kedua gambar diatas memperlihatkan interaksi antara dua peralatan I 2 C, setelah penerima data menerima data 8 bit, pada clock yang ke-9 penerima

44 36 data membalas dengan 0 sebagai tanda data 8 bit tadi sudah diterima dengan baik, sinyal 0 ini dinamakan sebagai sinyal ACK. Sinyal Acknowledge (ACK) terjadi : 1) Dari Slave ke Master Transmitter : a) Sesudah address byte diterima dengan baik oleh slave. b) Setiap kali slave selesai menerima data byte dengan baik. 2) Dari Master Receiver ke Slave : Setiap kali master selesai menerima data byte dengan baik. Sedangkan sinyal Negative Acknowledge (NACK) terjadi : 1) Dari Slave ke Master Transmitter : a) Setelah slave gagal menerima address byte dengan baik. b) Setiap kali slave gagal menerima data byte dengan baik. c) Slave tidak terhubung pada bus. 2) Dari Master Receiver ke Slave : Setelah master menerima data byte yang terakhir dari slave Pengiriman Alamat (Address Byte) Device melalui I 2 C Bus Address byte terdiri dari bagian yang tetap dan bagian yang dapat diprogram, bagian yang tetap merupakan bawaan dari IC sedangkan yang dapat diprogram biasanya berupa pin addres IC yang bersangkutan Pengiriman Alamat untuk PCF8574 Pengendali LCD Alamat hardware LCD adalah 70 H dan master menginginkan PCF8574 yang mengendalikan LCD selalu menerima data, sehingga pada saat pengiriman data 8 bit dilakukan, bit penentu arah atau bit ke-8 selalu 0 sehingga alamat secara software untuk LCD tidak berubah.

45 37 Gambar 4.5. Pengiriman Alamat untuk PCF8574 sebagai Pengendali LCD Pengiriman Alamat untuk PCF8574 Pengendali Keypad Untuk keypad alamat hardware adalah 72 H, bit penentu arah atau bit ke-8 dari pengiriman alamat dibuat 1 sehingga alamat dari keypad secara software akan berubah menjadi 73 H karena master menginginkan keypad untuk mengirimkan data yang dibutuhkan. Gambar 4.6. Pengiriman Alamat untuk PCF8574 Pengendali Keypad Pengiriman Data (Data Byte) melalui I 2 C Bus Transmisi data dalam I 2 C Bus dapat diringkas sebagai berikut:

46 38 1) Clock SCL dibangkitkan oleh master, SDA boleh berubah pada saat SCL = 0. 2) Data di SDA bisa dibangkitkan oleh master maupun slave, tergantung pada arah transmisi data. 3) Pengiriman data dilakukan per 1 byte, digeser serempak dengna SCK bit demi bit yang dimulai dari bit 7 sampai bit 0. 4) Pada hitungan SCK yang ke sembilan, pengirim data harus membuat SDA = 1 dengan maksud agar penerima data bisa mengirimkan sinyal ACK (= 0 ) sebagai tanda terima kiriman data Pengiriman Data (Data Byte) untuk PCF8574 Pengendali LCD Pengiriman data byte mengikuti pengiriman alamat dan dilanjutkan sinyal ACK. Bit penentu arah adalah 0 maka PCF8574 bertindak sebagai receiver. Data dianggap sebagai keluaran hanya jika byte-byte lengkap diterima dan diacknowledgekan. Keluaran data dianggap valid setelah transisi rendah ke tinggi SCL, selama siklus clock untuk ACK. Jika bytebyte data yang lain terkirim ke slave yang diikuti sinyal ACK, maka slave harus memperbaharui keluaran Port PCF8574 lagi. Gambar 4.7. Pengiriman Data 8 bit untuk LCD

47 Pengambilan Data (Data Byte) dari PCF8574 Pengendali Keypad Gambar 4.8. Pengambilan Data 8 bit dari Keypad Jika bit R/W tinggi, PCF8574 telah mengontrol jalur SDA dan data dari AT89C2051 adalah data baca dari Port PCF8574. Setiap pengiriman byte data diikuti oleh pengiriman sinyal ACK ke slave-transmitter. Setelah ACK, jika master-receiver menerima kondisi no-stop (tidak berhenti), maka akan mengulang siklus ACK. Bagaimanapun juga, jika AT89C2051 menerima No-Acknowledge (NACK) selama siklus ACK dan menerima kondisi no-stop, maka keadaan itu tidak bisa mengambil data dari Port PCF Transfer Data Lengkap melalui I 2 C Bus Data serial dan clock diterima melalui SDA dan SCL. Setiap menerima byte data PCF8574 akan merespon dengan membangkitkan bit acknowledge. Untuk mengawali proses pengiriman data dari master menuju slave diawali dengan kondisi START dan diakhiri dengan kondisi

48 40 STOP. Setiap slave akan membaca alamat yang dituju oleh master dan memeriksa apakah alamat tersebut sama dengan alamat Slave tersebut. Byte alamat slave adalah byte pertama yang diterima slave setelah master membangkitkan kondisi START. Byte alamat terdiri dari 7 bit data, untuk PCF8574A byte alamat tersebut adalah , dan diikuti oleh bit arah (R/W), yang mana untuk penulisan data ke slave adalah 0. Setelah menerima dan menganalisa byte alamat, PCF8574A membangkitkan tanda acknowledge pada jalur SDA. Setelah itu Master dapat mengakhiri proses pengiriman data ataupun melanjutkannya dengan mengirimkan byte data. Untuk mengakhiri proses pengiriman data master membangkitkan kondisi STOP. Proses diatas dikenal dengan Mode Slave-receiver (Master menulis pada Slave). Gambar 4.9. Bentuk Sinyal Transmisi Data Lengkap untuk LCD Sedangkan untuk Mode Slave-transmitter (Master Membaca Dari Slave) byte pertama diterima dan diolah oleh slave seperti pada mode penerima, tetapi bit arah bernilai 1. PCF8574A mengirimkan data serial pada SDA ketika menerima sinyal clock pada SCL. Untuk memulai prose pengiriman data diawali dengan kondisi START dan diakhiri dengan kondisi STOP. Byte yang berisi data alamat diterima setelah master membangkitkan

49 41 kondisi START. Byte alamat PCF8574A terdiri dari 7-bit alamat dan 1 bit arah. Untuk mode ini 7-bit alamat tersebut adalah dan bit arah tersebut (R/W) adalah 1 untuk read. Setelah menerima dan mengolah data alamat, PCF8574A akan membalas dengan membangkitkan bit acknowledge pada SDA. Gambar Bentuk Sinyal Transmisi Data Lengkap untuk Keypad

50 BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Setelah dijelaskan dalam latar belakang pemilihan judul alat ini dan selanjutnya pada tahap perencanaan sampai pembuatan alat dan pengujiannya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Teknik komunikasi data I 2 C bus dapat diterapkan pada mikrokontroller AT89C2051 ataupun pada keluarga MCS-51 lainnya. 2) Komunikasi I 2 C bus dapat memenuhi target desain elektronika saat ini, dengan karakter hardware dan master / slave protocol yang sederhana tetapi tangguh. 3) Teknik komunikasi data I 2 C bus dapat digunakan untuk menghubungkan keypad dan LCD secara serial dengan mikrokontroller MCS-51 sebagai masternya, sedangkan slave menggunakan komponen bantu PCF8574 yang telah dilengkapi dengan kemampuan I 2 C secara built-in. 4) PCF8574 dapat digunakan secara bebas baik sebagai masukan maupun keluaran, data masukan dikirim dari Port PCF8574 ke mikrokontroller dengan mode baca dan sebaliknya, ketika keluaran data dikirim dari mikrokontroller ke Port PCF8574 maka dengan mode tulis. PCF8574 tidak dapat mengontrol jalur SCL dianggap sebagai slave. 42

51 DAFTAR PUSTAKA 1) Agus Pracoyo, 2001, MCS , 8051, 8751 Architecture, Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang, Malang 2) Afri, 2003, Perencanaan Dan Pembuatan Display Informasi Yang Dapat Diubah Pada Swalayan Dengan Remote Kontrol, Laporan Akhir, Politeknik Negeri Malang, Malang. 3) Agfianto Eko Putra, 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Penerbit Gava Media, Yogyakarta. 4) Author s Guide, 1997, 8-Bit Microcontroller With 2K Bytes Flash AT89C2051, Datasheet, Atmel 5) Author s Guide, 1997, Expanding The AT89C2051 Microcontroller, Application Note, Atmel 6) Author s Guide, 1995, The I 2 C Bus And How To Use It, Datasheet, Philips Semiconductors 7) Author s Guide, 2001, Improving System Interrupt Management Using The PCF8574 And PCF8574A I/O Expanders For The I 2 C Bus, Application Report, Texas Instruments, Texas 8) Author s Guide, 2003, PCF8574 Remote 8-BIT I/O Expander For I 2 C Bus, Datasheet, Texas Instruments, Texas 9) Author s Guide, 1987, Liquid Crystal Display Module M1632, User Manual, Seiko Instruments Inc, Japan 10) Author s Guide, 1993, MM74C Key Encoder, Datasheet, National Semiconductors, Japan 43

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi pemilihan komponen dan perhitungannya serta memilih rangkaian yang tepat dalam merancang dan membuat alat yang telah di rencanakan.

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Emulasi Komunikasi Bus I 2 C Pada Mikrokontroler AT89C51. Oleh : Tedy Soeprapto (L2F ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang

Emulasi Komunikasi Bus I 2 C Pada Mikrokontroler AT89C51. Oleh : Tedy Soeprapto (L2F ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Emulasi Komunikasi Bus I 2 C Pada Mikrokontroler AT89C51 Oleh : Tedy Soeprapto (L2F 097 678) Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Abstrak --- Protokol bus I 2 C merupakan protokol yang

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

APLIKASI MIKROKONTROLER

APLIKASI MIKROKONTROLER 2 APLIKASI MIKROKONTROLER Percobaan IV & V Tujuan Percobaan 1. Mempelajari prinsip kerja dan bahasa tingkat rendah dari mikrokontroler. 2. Memahami proses yang dilakukan program terhadap mikrokontroler.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C

AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C Catatan aplikasi ini membahas pembuatan Jam digital dengan development System DST - R8C. Modul-modul yang diperlukan V2.0: θ Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52

Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52 Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52 Jika pada umumnya IC Real Time Clock menggunakan jalur data pararel maka pada apliaksi ini akan dicontohkan penggunaan IC Real Time Clock menggunkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C I. Tujuan 1. Untuk Mengenal Modul Serial port dengan I 2 C 2. Mengenal protocol I 2 C. 3. Mempelajari IC PCF8574 Remote 8 bit I/O Expander for I 2 C Bus. 4. Mengirim

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Eko Patra Teguh Wibowo Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jalan Laksda Adi Sutjipto Yogyakarta den_patra@yahoo.co.id ABSTRACT A robot

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)

Lebih terperinci

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan).

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89C51 Meskipun termasuk tua, keluarga mikrokontroler MCS51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan

Lebih terperinci

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51 Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh : Nama : Nanik Nur Apriyani

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI 052408082 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet,

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, www.alldatasheet.com Christanto, Danny, & Pusporini, Kris, 2003, Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics Hitachi Semiconductor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

Antarmuka LCD pada DST-AVR

Antarmuka LCD pada DST-AVR Antarmuka LCD pada DST-AVR M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci