APLIKASI MIKROKONTROLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI MIKROKONTROLER"

Transkripsi

1 2 APLIKASI MIKROKONTROLER Percobaan IV & V Tujuan Percobaan 1. Mempelajari prinsip kerja dan bahasa tingkat rendah dari mikrokontroler. 2. Memahami proses yang dilakukan program terhadap mikrokontroler. 3. Merancang dan membuat perangkat lunak dan perangkat keras dengan menggunakan mikrokontroler Teori Dasar Mikrokontroler di rancang untuk aplikasi yang berorientasi kontrol sekuensial, yaitu digunakan untuk mengatur dan memonitor suatu sistem loop terbuka dengan urutan tertentu. Yang membedakan antara mikrokontroler dengan mikroprosesor dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dari segi arsitektur perangkat kerasnya, mikroprosesor hanya merupakan single chip CPU sedangkan pada mikrokontroler dalam IC-nya selain CPU juga memuat konverter A/D dan D/A, kontroler, interupsi, timer, pengatur transmisi data serial / paralel, EPROM, RAM, ROM, dan sebagainya 1. Dari segi aplikasi, mikroprosesor umumnya ditujukan untuk berperan sebagai CPU pada suatu sistem mikrokomputer sedangkan mikrokontroler umumnya ditujukan untuk melakukan tugas-tugas yang berorientasi kontrol pada rangkaian yang membutuhkan jumlah komponen minimum. Keluarga MCS-51 MCS Versi Tanpa ROM Versi EPROM ROM byte RAM byte Timer 16-bit k AH 8031AH 8751H 4k AH 8032AH 8752BH 8k C51BH 80C31BH 87C51 4k Tabel 1 Jenis jenis keluarga MCS-51 1 Kondisi ideal mikrokontroler Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 20

2 Pada keluarga MCS-51 (lihat Tabel 1), memiliki banyak tipe mikrokontroler. Meskipun banyak, dan kemampuannya berbeda-beda tetapi setiap mikrokontroler dalam keluarga ini memiliki susunan pena yang sama (lihat Gambar 1). Gambar 1 Susunan pena mikrokontroler keluarga MCS-51 Port 0 Port 0 adalah port fungsi ganda yang terletak pada pena dari keluarga MCS-51. Untuk aplikasi tanpa memori eksternal, port ini berfungsi sebagai port IO serba guna. Untuk aplikasi dengan memori eksternal, port ini menjadi bus data dan alamat low-byte yang dimultipleks. Port 1 Port 1 adalah port khusus sebagai port IO yang digunakan untuk melakukan antar muka dengan perangkat eksternal. Port ini terletak pada pena 1-8. Pada keluarga MCS-51, tidak ada fungsi lain dari port ini. Port 2 Seperti pada port 0, port 2 juga merupakan port fungsi ganda yang terletak pada pena Untuk aplikasi tanpa memori eksternal, port ini berfungsi sebagai port IO serba guna. Untuk aplikasi dengan memori eksternal, port ini menjadi bus alamat high-byte. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 21

3 Port 3 Port 3 adalah port fungsi ganda yang terletak pada pena Selain berfungsi sebagai port IO serba guna, port ini juga memiliki fungsi lain untuk masing-masing penanya. Fungsi dari masing-masing pena tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Bit Nama Fungsi P3.0 RXD Menerima data untuk komunikasi serial P3.1 TXD Mengirimkan data untuk komunikasi serial P3.2 INT 0 Interrupt eksternal 0 P3.3 INT 1 Interrupt eksternal 1 P3.4 T0 Input eksternal untuk timer/counter 0 P3.5 T1 Input eksternal untuk timer/counter 1 P3.6 WR Sinyal strobe penulisan data ke memori data eksternal P3.7 RD Sinyal strobe pembacaan data dari memori data eksternal Tabel 2 Susunan dan kegunaan dari masing masing pena di port 3 pada keluarga MCS-51 Keuntungan EPROM internal adalah kerahasiaan program relatif lebih terjamin. Dalam banyak aplikasi, kapasitas EPROM internal ini sudah memadai. Karena perbedaan harga yang sangat jauh antara mikrokontroler EPROM eksternal dengan mikrokontroler EPROM internal, mikrokontroler EPROM eksternal lebih banyak digunakan sebagai bahan percobaan. Dalam mikrokontroler 8-bit keluarga MCS-51, data / program memori diolah per 8-bit. Lebar alamat mikrokontroler ini adalah 16-bit sehingga dapat mengakses data program / memori sebanyak 2 16 (65.536) alamat. Mikrokontroler ini bekerja dengan kecepatan clock 3 MHz sampai 12 MHz. Seperti halnya mikroprosesor, mikrokontroler tanpa EPROM hanya dapat bekerja jika dihubungkan dengan program yang terdapat dalam EPROM (eksternal). Agar dapat mengakses EPROM eksternal, pena EA (external access) harus dihubungkan ke ground. Pena P0.0 sampai P0.7 berfungsi untuk mengeluarkan alamat byte rendah dan data secara bergantian (multipleks). Pada EA = 0, P2.0 P2.7 mengeluarkan data alamat byte tinggi. Pena PROG / ALE (program / address latch enable) akan tinggi jika P0 berisi alamat dan akan rendah jika P0 berisi program. Keadaan transisi tinggi ke rendah ini dipergunakan untuk menangkap alamat oleh sistem pengatur memori (Gambar 2 dan analisa sistem minimum MCS-51 pada lampiran). Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 22

4 ALE PSEN PORT 0 PORT 2 INSTR A0 A7 INSTR A0 A7 INSTR Add A8 A15 Address A0 A7 Address A8 A15 Gambar 2 Transisi ALE dari tinggi ke rendah dipergunakan untuk menangkap alamat. Saat PSEN (program strobe enable) rendah, P0 mengeluarkan atau memasukan data Gambar 2). Pena ini biasanya dihubungkan dengan tri-state dari keluaran EPROM. Pada saat PSEN = 1, keluaran EPROM dalam kondisi impedansi tinggi sehingga seolah olah tidak ada hubungan antara keluaran EPROM dan P0. Ketika PSEN = 0, alamat sudah dikunci. Meskipun untuk kebanyakan aplikasi jumlah RAM sebesar 256 byte sudah mencukupi, adakalanya masih memerlukan RAM tambahan. EPROM hanya berisi program atau parameter tetap, sedangkan RAM berisi data yang tidak tetap. Jika EPROM dan RAM yang masing masing berkapasitas 64 kbyte, 8031 dapat berhubungan dengan 128 kbyte data dan program. Konsep ini mirip dengan perintah MOV alamat, data dan OUT alamat, data pada bahasa tingkat rendah x86 (Gambar 3). FFFF FFFF FFFF FFF EPROM Eksternal EPROM Internal FFF EPROM Eksternal EPROM internal 8031 / Gambar 3 Susunan EPROM pada mikrokontroler keluarga MCS-51 Jika menggunakan EPROM internal, maka diperlukan EPROM eksternal mulai alamat 1000H (8051) atau 2000H (8052) untuk mendapatkan memori program sebesar 64 kbyte. Sedangkan 8031 / 8032, alamat EPROM dimulai dari 0000H (Gambar 3). RAM dan Register Kebanyakan mikroprosesor menerapkan ruang memori yang digunakan bersama untuk data dan program. Pada mikrokontroler hal itu tidak berlaku, keluarga MCS- Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 23

5 51 menerapkan ruang memori yang terpisah antara memori data dengan memori program di mana keduanya dapat dikembangkan dengan memakai komponen eksternal mencapai masing-masing sebesar 64KB. On-chip RAM yang ada diatur menjadi beberapa bagian seperti penyimpanan serba-guna, penyimpanan bitaddressable, register banks, dan special function registers. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa register dan port IO pada keluarga MCS-51 bersifat memory-mapped 2 sehingga dapat diakses sama seperti lokasi memori lainnya serta stack pada keluarga MCS-51 bertempat pada internal RAM yang dapat diakses secara indirect addressing 3. FFH FH 8031 Bit pemilih bank dalam PSW H 18H 10H 08H 0H 2FH 1FH 17H 0FH 07H Ruang yang dapat dialamati (0 7F) 4 bank dari 8 register R0 R7 Nilai reset dari penunjuk stack Gambar 4 Struktur RAM internal pada mikrokontroler keluarga MCS-51 Sehingga secara umum, struktur RAM internal pada MCS-51 dapat dilukiskan seperti pada gambar 4. Alamat 00H sampai 1FH dibagi menjadi 4 bank (bank 0..3). Setiap bank terdiri atas 8 register serbaguna (R0..R7). Pemilihan bank yang aktif ditentukan oleh kondisi RS0, RS1 pada register PSW (program status word). Prinsip register ini mirip dengan register flag pada keluarga x86 4. R0 dan R1 pada bank 0 di samping untuk kegunaan umum juga memiliki fungsi khusus untuk pengalamatan tak langsung di RAM alamat 00H..FFH. 2 Lihat percobaan III 3 Lihat percobaan I 4 Lihat percobaan II Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 24

6 Gambar di bawah ini menggambarkan konfigurasi ruang memori RAM internal yang ada pada mikrokontroler keluarga MCS-51. Gambar 5 Konfigurasi ruang memori RAM internal pada mikrokontroler keluarga MCS-51 Interupsi Mikrokontroler 8031 memiliki 6 sumber interupsi dan 5 alamat vektor interupsi 5. Mikrokontroler 8052 memiliki 8 sumber interupsi dan 6 alamat vektor interupsi. 5 Lihat percobaan III Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 25

7 Sumber interupsi ini dapat dimanfaatkan sebagian atau seluruhnya, atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Sumber Interupsi IE0 TF0 IE1 TF1 R1 dan T1 TF2 dan EXF2 Alamat Vektor 0003H 000BH 0013H 001BH 0023H 002BH Tabel 3 Sumber interupi dan alamat vektor yang digunakan Interupsi eksternal diperoleh dari pena INT0 dan INT1. Jika misalnya INT0 mendapat sinyal interupsi, flag IE0 (atau IE1 untuk INT1) akan di-set. Mikrokontroler akan meninggalkan pekerjaannya dan mulai mengerjakan program yang dicatat di alamat vektor (alamat INT0 = 03H) sambil me-reset IE0. Setelah mengakhiri program interupsi (ditandai dengan perintah RETI), mikrokontroler kembali mengerjakan program yang ditinggalkannya tadi. TF0 dan TF1 adalah flag untuk timer / up-counter (T/C) 0 dan 1. TF0 / TF1 akan aktif jika terjadi perubahan isi T/C 0, 1 dari FFH ke 00H, baik saat berfungsi sebagai pewaktu maupun pencacah. Sebagai pencacah register, TC akan menghitung jumlah sinyal yang masuk ke pena T0 atau T1. Kondisi TF0 / TF1 saat set dapat dimanfaatkan untuk membelokan program ke alamat vektor. Sebagai dasar pewaktu digunakan siklus mesin. Perioda siklus mesin adalah 1 12 frekuensi osilator. Mikrokontroler keluarga MCS-51 juga melayani transmisi data serial berdasarkan interupsi atau tanpa interupsi. Jika interupsi serial diaktifkan, PC akan men-set flag R1 dan melompat ke alamat vektor jika pena RxD mendapat kiriman data serial. Flag R1 akan di-reset segera setelah PC mengerjakan rutin interupsi serial. Meskipun jarang, mikrokontroler dapat mengirimkan data serial dalam modus interupsi. Tugas 1. Buka program 8051 IDE. Buka file percobaan PROG3.A51, pelajari, kemudian compile. Tulis program ke mikrokontroler dengan bantuan program dari atmel isp. 2. Perhatikan nyala led yang terjadi. 3. Ubah nyala led sesuai dengan yang diminta oleh asisten. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 26

8 Input Output Device Mikrokontroler tidak akan berarti tanpa adanya perangkat input dan output yang memadai. Perangkat tersebut bisa berupa sekedar tombol, keypad, LED yang sangat sederhana, atau sensor, kamera, LCD, VGA, maupun TCP/IP interface yang kompleks. Input Device Push Button Push button merupakan salah satu bentuk input yang paling sederhana. Push button akan memberi masukan kepada mikrokontroler apabila ia ditekan. Pada umumnya apabila push button ditekan, maka pin yang bersangkutan akan dihubungkan ke ground sehingga bernilai logika 0. Proses pembacaanya sederhana, apabila pin tersebut bernilai 0, makapush button dalam kondisi tertekan, bila berlogika 1, maka push button tidak tertekan. Pada sistem minimum yang digunakan dalam praktikum, push button diletakkan pada P3.0 sampai P3.7. Keypad Keypad merupakan serangkaian push button yang dijadiakan satu. Berbeda dengan push button yang mengharuskan setiap button terhubung ke satu pin pada mikro kontroler, keypad module cukup terhubung ke sejumlah pin yang sesuai dengan banyaknya baris dan kolom keypad yang digunakan. dengan demikian, maka penggunaan keypad dapat menghemat jumlah pin yang digunakan dibanding dengan push button. Untuk membacanya diperlukan suatu algoritma khusus karena tidak dimungkinkan untuk mengetahui secara langsung tombol mana yang ditekan secara langsung (kecuali keypad yang memiliki pin common). Pembacaan keypad numerik 3 x 4 yang digunakan pada percobaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Baris pertama diberi logika 0, baris kedua diberi logika 1, dan baris ketiga diberi logika 1. Maka apabila salah satu tombol pada baris tersebut ditekan, maka pin kolom yang bersangkutan juga akan menjadi bernilai Untuk mengetahui kolom berapa pada baris satu yang tertekan, maka setiap pin kolom akan di cek satu persatu apakah berlogika 0 atau tidak. Bila ya, maka tombol pada baris satu dan kolom tersebut sedang tertekan. Bila tidak satupun bernilai logika 0, maka artinya tidak ada satu tombolpun pada baris tersebut yang tertekan. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 27

9 3. Kemudian seperti pada poin 1, baris pertama diberi logika 1, baris kedua diberi logika 0, dan baris ketiga diberi logika Kemudian dilakukan pengecekan masing-masing kolom seperti pada poin 2. Demikian seterusnya hingga seluruh baris dan kolom selesai dicek. Bila diperlukan, maka pengecekan akan dilakukan lagi dari awal. Pada percobaan ini, keypad yang digunakan adalah keypad numerik berukuran 3 kolom x 4 baris dengan angka dari 0 sampai 9 dan dilengkapi dengan 2 tombol tambahan. Sesuai dengan jumlah baris dan kolomnya, maka keypad ini memiliki 7 pin. Berikut adalah urutan pin tersebut dari pin pertama: Col2, Row1, Col1, Row4, Col3, Row3, Row2. Perhatikan contoh program yang telah disediakan. Output LED Light Emiting Device merupakan suatu perangkat yang mampu memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. LED merupakan salah satu bentuk output yang paling sederhana dari sebuah mikrokontroler. LED pada umumnya dipasang secara active low ke salah satu pin mikrokontroler. Untuk mengaktifkannya cukup memberikan logika 0 ke pin yang bersangkutan. Perhatikan program contoh berikut. (kasi program prak3.a51) LCD Pengenalan LCD Liquid Crystal Display adalah salah satu bentuk keluaran yang paling jelas dan mudah dimengerti. LCD merupakan kristal cair yang dapat berubah intensitas kegelapannya ketika dialiri arus listrik. Dengan menyusun titik-titik tersebut pada suatu bidang, maka kita dapat membentuk berbagai tulisan atau gambar pada bidang tersebut. LCD yang sederhana setiap titiknya hanya dapat menampilkan 2 jenis intensitas saja, gelap atau terang, yang lebih canggih dapat menampilkan gradasi dari terang ke gelap bahkan berbagai warna. Pada umumnya di pasaran ada dua jenis LCD, yaitu grafik dan teks. LCD grafik seperti yang telah disebutkan diatas, terdiri dari sekumpulan titik-titik yang dapat diatur secara terpisah intensitasnya sehingga dapat menampilkan berbagai gambar. Pengendalian LCD jenis ini membutuhkan mikro kontroler yang lebih canggih karena tiap-tiap titik harus diatur sendiri-sendiri. Jenis berikutnya adalah LCD teks. Sesuai dengan namanya LCD ini dikhususkan untuk menampilkan teks tanpa harus mengatur masingmasing titik pada LCD jenis ini. LCD ini biasanya memiliki prosesor terintegerasi Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 28

10 didalamnya sehingga memudahkan penampilan dengan cukup mengirimkan kode ascii karakter yang bersangkutan. LCD teks yang umumnya terdapat di pasaran memiliki 1-2 baris, ada yang mencapai 4 bahkan 8 baris namun jarang ditemui, dengan masingmasing baris terdiri dari 8, 16 atau 20 karakter. LCD Hitachi HD44870 Compatible Pada praktikum ini digunakan LCD 16 karakter 2 baris dengan chip pengendali kompatibel dengan Hitachi LCD-HD44870 series dengan ROM seri A02 (beberapa A00). Informasi lebih lengkap dapat dibaca pada datasheet LCD tersebut. Pada umumnya LCD jenis ini memiliki 16 pin. Pengaturan posisi pin tergantung manufaktur, secara umum sebagai berikut: Pin 1 merupakan common ground dari LCD dan chip pengendalinya. Pin ini harus dihubungkan ke GND dari catu daya yang digunakan. Pin 2 merupakan suplai daya ke LCD. Tegangannya dapat diatur untuk mengubah kontras dari LCD ini. Pin 3 merpakan suplai daya ke chip pengendali LCD. Pada percobaan ini gunakan 5 V yang diambil dari sistem minimum yang digunakan. Pin 4 adalah pin untuk memilih register yang dituju, apakah register data maupun register instruksi. Pin 5 untuk memilih arah aliran data. Pin 6 adalah pendetakan pengiriman data. Pin 7-14 adalah pin data. Pin 15 dan 16 merupakan catu daya untuk led backlight. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 29

11 Register Seperti yang telah dijelaskan di atas, Pengendali LCD ini memiliki 2 buah register. Pertama register data dan register instruksi. Register data berfungsi untuk menampung sementara data yang akan dikirimkan ke DD RAM maupun ke CG RAM. Sementara register instruksi menyimpan instruksi yang dikirimkan ke LCD seperti clear, mengganti jenis cursor dan lain-lain. Address Counter AC adalah penunjuk alamat memori baik di DD RAM maupun CG RAM. Address counter dapat diubah secara spesifik melalui instruksi atau akan ter-increment (terdecrement) secara otomatis pada setiap instruksi penulisan (pembacaan) ke DD RAM atau CG RAM. Display Data RAM DD RAM merupakan tempat penyimpanan data karakter yang akan di display di LCD. Tiap karakter disimpan dalam bentuk data 8 bit. DD RAM memiliki kapasitas 80 karakter atau 80 x 8 bit. Berikut adalah peta memorinya. Pada LCD yang digunakan, terdapat 2 x 16 baris, bagian dari DD RAM yang akan ditampilkan dalam layar adalah alamat memori sebagai berikut. Alamat-alamat tersebut dapat diakses dengan memasukan nilai yang bersesuaian ke AC. Character Generator ROM CG ROM menghasilkan 208 bentuk karakter 5 x 8 titik yang dapat ditampilkan ke layar LCD. Isis dari CG ROM telah ditentukan pada saat pembuatan LCD ini. Ada dua varian ROM yang umum ditemukan dipasaran. Berikut adalah tabel untuk masing-masing jenis ROM. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 30

12 Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 31

13 Character Generator RAM CG RAM dapat digunakan untuk menghasilkan 8 buah bentuk karater 5 x 8 titik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan CG RAM dapat dilihat lebih jelas pada data sheet pengendali LCD ini. Busy Flag Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 32

14 BF adalah indikator bahwa pengendali LCD ini sedang sibuk melakukan operasi internal dan tidak dapat menerima instruksi apa pun. Pembacaan BF dapat dilihat pada tabel XX mengenai instruksi. Penghubungan LCD ke Mikrokontroler LCD ini memiliki 8 bus data. Namun, dalam prakteknya, dapat digunakan 4 atau 8 bus data. Untuk menghemat pin pada mikro kontroler, maka sistem minimum yang digunakan menggunakan 4 bit bus data. Dalam operasi 4 bit, maka hanya pin DB4 sampai DB7 saja yang digunakan, sementara DB0-DB3 tidak dihubungkan kemanamana. Berikut adalah timing diagram pada saat pengiriman instruksi/ data atau saat pembacaan data dari/ke LCD ini dalam mode 4 bit. Sementara pin RS dan E tetap harus dihubungkan. Instruksi Mikrokontroler yang digunakan hanya dapat mengirimkan data dari dua register yang telah disebutkan sebelumnya, mikrokontroler tidak dapat secara langsung mengubah isi DD RAM, AC, dan lain sebagainya. Berikut adalah daftar instruksi yang dapat dimengerti oleh mikro kontroler ini. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 33

15 Dalam pengiriman instrusi ke LCD perlu diperhatikan waktu yang dibutuhkan oleh LCD untuk melakukan tiap-tiap jenis operasi. Pewaktuan yang terlalu ketat dapat membuat Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 34

16 LCD tidak memproses perintah dengan benar. Pada sistem minimum yang digunakan pada praktikum, Pin R/W selalu diset pada posisi read, sehingga BF tidak dapat dibaca. Maka pengaturan timing harus benar-benar diperhitungkan. Pelajari contoh program yang diberikan. Percobaan III - Aplikasi Mikrokontroler 35

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Selasa 18 Oktober 2011; 09:00 WIB ; Dosen: Waskita Adijarto, Pranoto Hidaya Rusmin 1 Sistem Mikroprosesor Diketahui sebuah sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 I. INTERUPSI SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Interupsi adalah pengubahan urutan pelaksanaan program karena adanya suatu kejadian atau instruksi yang perlu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Antarmuka LCD pada DST-AVR

Antarmuka LCD pada DST-AVR Antarmuka LCD pada DST-AVR M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT.

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. 1 BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. A. Deskripsi Tugas 1. Jelaskan perbedaan mikroprosesor dan mikrokontroler. 2. Jelaskan mode-mode pengalamatan yang

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER Ratih Puspadini, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet,

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, www.alldatasheet.com Christanto, Danny, & Pusporini, Kris, 2003, Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics Hitachi Semiconductor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

Arsitektur Mikrokontroler

Arsitektur Mikrokontroler BAGIAN 1 Arsitektur Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa dapat memahami arsitektur mikrokontroler

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR

APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR Apabila kita merancang suatu system yang membutuhkan tampilan, biasanya digunakan LCD. M1632 LCD yang ada di pasaran sekarang ini, sebagian besar menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi pemilihan komponen dan perhitungannya serta memilih rangkaian yang tepat dalam merancang dan membuat alat yang telah di rencanakan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface

SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface DESKRIPSI Sub System 01 LCD Interface adalah merupakan suatu antar muka LCD yang mampu menerima perintah-perintah dari mikrokontroler ataupun PC sebagai Master sehingga

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088

Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088 Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088 Gambar 6-1. Pin-Out dan Fungsi Pin Intel 8088 GND A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 AD7 AD6 AD5 AD4 AD3 AD2 AD1 AD0 NMI INTR CLK GND 1 40 2 39 3 38 4 37 5 36 6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII AJARAN 2010-2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU-TULUNGAGUNG CREW 2 CREW M.ZAID AL ANSHORI XII TEI 2

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari

BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG Dalam membuat dan menganalisa suatu alat, sebaiknya dikuasai teori-teori dasar yang menunjang / berhubungan dengan alat yang akan dibuat atau dianalisa tersebut. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 Pemakaian Timer TIMMER MIKROKONTROLER 89C51 Timer atau pewaktu dan counter atau pencacah adalah jenis pengatur waktu didalam mikrokontroler. Didalam mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia KOMPONEN INTERFACING Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan, komponen komponen input/output

Lebih terperinci