PRODUKTIVITAS USAHATANI LAHAN SAWAH DALAM PENDEKATAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK DI SUBAK REJASA TABANAN BALI
|
|
- Harjanti Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRODUKTIVITAS USAHATANI LAHAN SAWAH DALAM PENDEKATAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK DI SUBAK REJASA TABANAN BALI (Productivity of Rice Field Farming by Crop Livestock System in Subak Rejasa Tabanan Bali) I NYOMAN SUYASA, IKW. SOETHAMA dan SUPRIO GUNTORO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRACT Crop Livestock System on rice field is an approach to optimize rice field productivity by using low input of production. The study aim to improve the soil degradation on the rice field as the effect of using excessive chemical fertilizer so that caused the leveling off of rice production. This research carried out in Subak Rejasa, Tabanan,Bali by on-farm research approach. The finding research is the treatment of using organic fertilizer of cattle waste, bacillus, intermittent, and planting system introduced to the rice plant by application of 2 ton of bacillus compos, 5 days intermittent and legowo planting system 4:1 that was giving the highest dry grain productivity of rice. It is about 7,787 ton per ha and significantly different compared to other treatments. For the flushing treatment, giving fodder (such as king and elephant grass), fermented rice straw, 2 kg complete feed, 5 ml per day Biocas influence passion cycle of cattle within 60,75 after giving birth, it is the shortest duration to be passionate after giving birth compared to others feeding treatment. The weight of born calf by such treatment is 18,12 kg, that the weightiest calf born compared other feed treatment. For fattening treatment by giving grass, fermented rice straw, 2 kg complete feed and 5 ml Biocas per day has affected to daily gain of 0,63 kg per day and it was significantly different compared to farmers existing that just give grass as a fodder. Key words: Integrated, flushing, Biocas, complete feed ABSTRAK Sistem integrasi tanaman-ternak di lahan sawah merupakan pendekatan optimalisasi lahan sawah dengan pemanfaatan input yang rendah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lahan sawah sebagai akibat pemanfaatan pupuk kimia secara berlebihan dan terjadinya pelandaian produksi padi melalui pola integrasi. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Rejasa Tabanan Bali dengan pendekatan onfarm research. Perlakuan perbedaan penggunaan pupuk kandang, bacillus, intermiten, dan sistim tanam yang diberikan pada tanaman padi menunjukkan bahwa pemberian 2 ton kompos bacillus, intermiten 5 hari dengan system tanam legowo 4:1 memberikan produktivitas GKP tertinggi yaitu 7,787 ton/hektar dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pada perlakuan flushing, pemberian pakan berupa rumput dan jerami fermentasi serta komplet feed 2 kg dan Biocas 5ml /ekor /hari menghasilkan birahi kembali dalam waktu 60,75 hari pasca melahirkan dan merupakan rentang waktu terpendek birahi kembali pasca melahirkan jika dibandingkan dengan perlakuan pakan yang lainnya.sedangkan bobot pedet yang dilahirkan dari perlakuan pakan tersebut mencapai 18,12 kg /ekor, merupakan bobot pedet tertinggi diantara perlakuan pakan yang lainnya. Pada sapi kereman yang diberikan pakan berupa rumput dan jerami fermentasi + komplet feed 2kg dan Biocas 5 ml/ekor/hari memberikan pertambahan bobot hidup 0,63 kg/ekor/hari, nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan petani yang hanya memberikan pakan rumput saja. Kata kunci: Integrasi, flushing, Biocas, komplet feed PENDAHULUAN Padi sejak jaman dahulu merupakan komoditi utama yang ditanam oleh para petani. Dilihat dari sejarahnya padi sudah berkembang di Bali sejak bertahun tahun yang lalu dan sejak periode tahun , produktivitas padi di Bali mengalami peningkatan dari 2,5 ton/ha menjadi 4,5-5 ton/ha. Peningkatan produktivitas padi tersebut di sebabkan adanya inovasi teknologi di bidang perpadian disamping juga adanya pengembangan aspek 211
2 kelembagaan petani, pelayanan perkreditan, distribusi dan pengolahan hasil. Namun pola budidaya padi yang terus menerus di lahan sawah mengakibatkan munculnya fenomena lahan sakit yang membutuhkan penanganan yang lebih serius didalam mengejar peningkatan produksi (ANONIMOUS, 2002a). Penomena lahan sakit merupakan salah satu faktor terjadinya pelandaian produksi dan bahkan menyebabkan penurunan produktivitas (declining rice productivity). Sejak tahun , telah terjadi penurunan produktivitas rata-rata sebesar 0,1% dan penurunan produksi sebesar 0,3%. Demikian juga luas panen padi semakin berkurang setiap tahun sebesar 0,2%. Sistem intensifikasi padi sawah yang selama ini diterapkan tidak dapat lagi diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas. Eksploitasi lahan sawah secara intensif dan terus menerus telah berlangsung bertahun-tahun, yang mengakibatkan penurunan kesuburan dan sifat fisik tanah. Untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi diperlukan input yang semakin tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh cara pengelolaan lahan yang kurang terpadu, dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Kondisi demikian menurunkan kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman, sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi, serta menurunkan produktivitas lahan Oleh karena itu, untuk terciptanya efisiensi sistem produksi di lahan sawah maka dibutuhkan pengembangan pola usahatani yang terintegrasi antara ternak dan tanaman. Sistim integrasi antara ternak dengan padi sangat kondusif diterapkan dalam budidaya padi di Bali melihat potensi populasi sapi bali di beberapa tempat masih dipelihara oleh petani, baik di lahan sawah maupun di lahan tegalan. Pada areal sawah dengan pola tanam dua kali padi dan sekali palawija dalam setahun masih tampak petani memelihara sapi dilahan sawahnya. Pemeliharaan sapi dilahan sawah perlu dipertahankan mengingat dengan adanya ternak sapi dilahan sawah maka populasi akan tetap terjaga dan kesuburan tanah juga secara tidak langsung maupun langsung akan terpengaruh. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sapi bali merupakan ternak khas Bali yang memiliki multi fungsi (ternak kerja, ternak daging, penghasil pupuk, investasi petani) perlu dipetahankan keberadaannya sebagai plasma nutfah ternak lokal (Bali). Agar plasma nutfah ternak lokal (Bali) dapat dikembangkan dan memberikan peranan aktif dalam Sistem Usahatani Terintegrasi, perlu dipertimbangkan karakter-karakter agribisnis, yaitu a) berorintasi pada permintaan pasar; b) mempunyai daya saing yang tinggi; c) harus dapat meningkat secara riil dalam arti harus mampu mencukupi kebutuhan pangan yang harus tumbuh, baik jumlah, ragam, dan mutunya; d) efisien dalam penggunaan lahan disertai dengan penerapan teknologi yang mampu meningkatkan produksi pertanian per satuan luas/satuan waktu; dan e) terpadu dengan sektor-sektor lain guna meningkatkan nilai tambah melalui kaitan ke depan (forward linkages) dan kaitan ke belakang (backward linkages). Pada tahun 2002 populasi sapi potong di Bali telah mencapai ekor (ANON, 2002b). Dengan kepadatan rata-rata 93 ekor/km2, Bali merupakan daerah yang populasi sapinya terpadat di Indonesia. Potensi sapi bali untuk dikembangkan cukup tinggi dimana setiap tahun telah terjadi peningkatan populasi rata-rata sebesar 0,13%, sedangkan permintaan luar daerah seperti Jakarta dan sekitarnya mencapai 10% dari populasi atau sekitar ekor/tahun dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan populasi dengan meningkatkan produktivitasnya dan mengembangkan pola pola pemeliharaan agar meningkatkan skala kepemilikan. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di salah satu daerah pusat produksi tanaman pangan intensif (padi), di Subak Rejasa, Desa Rejasa Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali, Mei Nopember 2003 dalam rancangan acak kelompok (RAK). Luas areal petak pertreatment adalah 400 m2 (4 are) dengan masing-masing 3 kali ulangan. Untuk tanaman padi diberikan 12 perlakuan dengan memakai perlakuan petani setempat sebagai kontrol (P13) yaitu: pupuk kandang (pukan) 1 ton + 212
3 intermiten 5 hari + legowo 4 : 1 (P1), kompos bacillus 2 ton + intermiten 5 hari + legowo 4 :1 (P2), Pukan 1 ton +intermiten 10 hari + tanam biasa (P3), pukan 1 ton + intermiten 14 hari + legowo 4 : 1 (P4), pukan 1 ton + intermiten 5 hari + tanam biasa (P5), pukan 1ton + intermiten 14 hari + tanam biasa (P6), kompos bacilus 2 ton + intermiten 14 hari + legowo 4 :1 (P7), kompos bacilus 2 ton + intermiten 14 hari + tanam biasa (P8), bacilus 2 ton + intermiten 10 hari + tanam biasa (P9), kompos bacilus 2 ton + intermiten 5 hari + tanam biasa (P10), bacilus 2 ton + intermiten 10 hari + legowo 4 : 1 dan pukan 2 ton + intermiten 10 hari + legowo 4: 1. Untuk pertambahan bobot hidup sapi kereman menggunakan 30 ekor ternak dengan 3 perlakuan dimana masingmasing perlakuan menggunakan 10 ekor ternak. Perlakuan pada ternak kereman yaitu (P0) adalah pemberian pakan hijauan (HMT) saja seperti biasa dilakukan petani setempat, (P1) adalah pakan berupa HMT (rumput + jerami fermentasi) + 2 kg komplet feed per ekor per hari dan perlakuan (P2) adalah HMT (rumput + jerami fermentasi) + 2 kg komplet feed + 5 ml Biocas/ekor/hari. Untuk peningkatan produksi di bidang reproduksi dilakukan flushing terhadap sapi betina bunting selama 4 bulan yaitu 2 bulan sebelum dan sesudah melahirkan anaknya. Perlakuan ini menggunakan 15 ekor betina bunting 7 bulan sehingga masing-masing perlakuan menggunakan 5 ekor ternak. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pakan hijauan (HMT + jerami fermentasi) + kompleet feed 2 kg/ekor/hari (P1), (HMT + jerami fermentasi) + komplet feed 2 kg + Biocas 5 ml /ekor/hari (P2), sebagai kontrol adalah perlakuan petani yang hanya memberikan pakan berupa hijauan saja (P0). Parameter yang diamati dari produktivitas tanaman padi adalah bobot gabah isi per rumpun, bobot gabah kering giling kotor, bobot gabah kering giling bersih dan bobot gabah kering panen. Sedangkan untuk produktivitas ternak sapi kereman adalah pertambahan bobot badan harian (kg/ekor/hari) serta untuk flushing variabel yang diamati adalah selang waktu birahi kembali pasca melahirkan dan bobot lahir anak (kg/ekor). HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas padi Bobot gabah total dapat menggambarkan tingkat produktivitas secara umum, semakin tinggi bobot gabah yang didapat akan semakin tinggi pula hasil yang diperoleh. Perlakuan (P2) memperoleh bobot gabah tertinggi dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya kecuali (P1). Sedangkan bobot gabah terendah diperoleh pada perlakuan (P12) tetapi tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol, yang memperoleh 44,020 g/rumpun. Komponen hasil yang dapat menggambarkan produktivitas dan produksi pada pengkajian adalah bobot gabah kering giling (GKG) atau bobot gabah kering panen (GKP). Pada pengkajian yang dilakukan di subak Rejasa bobot gabah kering panen yang tertinggi adalah 7,787 kg per ubinan (P2) nyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan petani (P13) (Tabel 1) dan perlakuan yang lainnya. Sedangkan hasil tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan P1, P6, P7 dan P9, yang masingmasing memperoleh hasil 6,777, 6,100, 6,973 dan 6,843 kg. Apabila dilihat komponen hasil gabah kering giling bersih (GKG), hasil tertinggi juga dicapai oleh perlakuan P2 dengan hasil mencapai 5,600 kg per ubinan dan hasil ini berbeda nyata (P>0,05) bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya kecuali P9 (Tabel 1) yang mampu memperoleh hasil 4,973 kg. Hasil yang dicapai pada P2 apabila dikonversi ke luasan riil (hektar) akan diperoleh 8,61 ton per hektar GKG merupakan hasil tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan hasil cara petani hanya mencapai 4,41 ton (6,7 ton riil) per hektar, rata-rata hasil yang dicapai padi Gilirang di subak Rejasa adalah 5,3 ton (7,2 ton riil) per hektar. Hasil yang dicapai pada perlakuan P2 lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Sedangkan menurut ANON (2003) potensi hasil padi Gilirang apabila ditanam dilahan sawah adalah 6 7,3 ton/ha GKG. 213
4 Tabel 1. Rata-rata bobot gabah isi/rumpun, bobot gabah kering giling bersih, bobot gabah kering panen per ubinan padi Gilirang di Subak Rejasa Notasi Bobot gabah isi/rumpun (g) Bobot gabah kering giling kotor (kg) Bobot gabah kering giling bersih (kg) Bobot gabah kering panen (kg) P1 57,367ef 5,940bcd 4,707cde 6,777ab P2 69,810f 6,933d 5,600e 7,787a P3 40,000abcd 4,383ab 3,507ab 5,037b P4 37,690abc 4,877abc 3,827abc 5,577b P5 33,570ab 4,803abc 3,630ab 5,343b P6 47,990bcde 5,987bcd 3,643ab 6,100ab P7 52,677cde 6,313cd 4,560bcd 6,973ab P8 40,553abcd 4,843abc 3,337a 5,463b P9 38,067abc 5,943bcd 4,973de 6,843ab P10 55,133de 4,493abc 3,530ab 5,357b P11 44,553bcde 5,360bcd 3,797abc 5,637b P12 48,777bcde 4,770abc 3,577ab 4,983b Kontrol 39,700abc 3,410a 2,867a 5,327b Angka dalam lajur diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DMRT -varietas yang digunakan adalah Gilirang; -perlakuan dengan BWD Cara Petani : 1 Ubinan = 2,5 m 2 -urea : 150 kg/ha - Urea : 200 kg/ha -Sp 36 : 60 kg/ha - Sp 36 : 75 kg/ha -KCl : 40 kg/ha - KCl : 50 kg/ha Rata-rata produksi yang diperoleh pada perlakuan dengan penambahan kompos bacilus lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan cara petani. Kompos yang merupakan pupuk organik akan mampu memperbaiki struktur tanah dan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan karena nilai KTK-nya yang tinggi (ADININGSIH, 1988). Lebih lanjut dijelaskan bahwa nutrisi dasar tanah dapat dipenuhi dengan pupuk organik dan anorganik. AMARASIRI (1978) menyatakan bahwa untuk padi sawah bahan organik yang dapat dimanfaatkan adalah kotoran ternak, mulsa sisa tanaman dan abu sekam serta azolla. Pertambahan bobot hidup Pengamatan terhadap pertambahan bobot hidup sapi juga dilakukan terhadap sapi bakalan/kereman yang dipelihara untuk digemukan dan selanjutnya dijual, sehingga petani memperoleh keuntungan dari kelebihan pertambahan berat badan serta harga yang lebih tinggi pada sapi yang lebih berat. Penimbangan dilakukan setiap bulan sekali untuk mengetahui pertambahan bobot hidupnya, sekaligus mengamati pertumbuhan dan kesehatannya. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa sapi bakalan yang dipelihara di lokasi CLS memiliki kisaran bobot hidup antara kg/ekor. Untuk sapi-sapi yang diberikan pakan cara petani memperoleh pertambahan bobot hidup harian rata-rata 0,35 kg/ekor/hari, berbeda nyata dengan sapi yang diberi perlakuan (P1 dan P2) yang memperoleh pertambahan bobot hidup berturut-turut 0,61 dan 0,63 kg/ekor/hari. Penelitian yang dilakukan oleh WIDIYAZID et al. (1999) di Bangli menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan bobot hidup harian yang dicapai oleh sapi kereman adalah 0,62 kg/ekor/hari pada sapi yang diberi pakan berupa hijauan + dedak dan bioplus, dan 0,60 kg/ekor/hari pada sapi yang mendapat pakan berupa hijauan + dedak dan koenzim. 214
5 Tabel 2. Data pertambahan bobot hidup sapi bakalan/kereman di subak Rejasa Perlakuan Bobot hidup awal (kg) Bobot hidup akhir (kg) Rata-rata pertambahan BH (kg) P0 246 a 309 a 0,35 a P1 251 a 360 b 0,61 b P2 253 a 366 b 0,63 b Angka dalam lajur diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DMRT Pertambahan bobot hidup harian 0,35 kg per ekor yang dicapai pada perlakuan cara petani sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh HARIMURTI et al. (1977) yang dikutip oleh HARMADJI (1990) yang menyatakan bahwa peningkatan bobot hidup sapi Bali jantan berkisar antara 0,32 0,37 kg/ekor/hari. Sedangkan WIDIYAZID et al. (1999) memperoleh pertambahan bobot hidup sapi harian bila diberikan pakan dengan cara petani 0,28 kg/ekor/hari. Pertambahan bobot hidup yang dicapai pada perlakuan P1 mencapai 0,61 kg/ekor per hari, nyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara petani. Pada perlakuan ini (P1) selain jerami fermentasi dan hijauan ternak juga diberikan pakan tambahan berupa compleet feed yaitu pakan komersial yang sudah komplit kandungan nutrisi dan seratnya yang khusus dibuat untuk sapi. Demikian pula halnya pada perlakuan (P2) memperoleh pertambahan bobot hidup 0,63 kg/ekor/hari dan tidak nyata perbedaannya dengan (P1). Pada perlakuan (P2) selain pakan compleet feed juga diberikan Biocas yang merupakan probiotik yang diharapkan akan mampu membantu pencernaan sapi untuk memecahkan serat kasar seperti lignin, selulosa yang banyak terdapat pada pakan hijauan. Hasil ini juga dikemukakan oleh SUYASA et al. (1998; 1999) bahwa sapi-sapi yang diberikan pakan berupa pakan tambahan seperti dedak dan probiotik mampu memberikan pertambahan bobot hidup 0,56 0,68/ekor/hari lebih tinggi bila dibandingkan pertambahan cara petani. Nampaknya Pemberian jerami fermentasi juga memberikan pengaruh yang positif, karena hasil fermentasi jerami mampu meningkatkan kadar gizi yang dikandungnya sehingga hal ini juga diharapkan akan berdampak terhadap pertambahan bobot hidup ternak. Perlakuan berupa pemberian komplet feed yang dikombinasikan dengan rumput dan jerami fermentasi memberikan pertambahan bobot hidup yang optimal dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pada perlakuan ini gizi bagi ternak diperoleh dari komplet feed yang merupakan pakan dengan kandungan lengkap dengan kadar protein kasar mencapai 12,56%, karbohidrat 40,75% dan bahan organik 88,76% (ANON, 2003), sedangkan kebutuhan serat mampu dipenuhi oleh jerami fermentasi dan rumput yang merupakan pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi. Disamping hal tersebut hasil dari pengamatan laboratorium menunjukkan bahwa jerami hasil fermentasi mengalami peningkatan kandungan protein kasar (CP), Ca dan P. WIDIYAZID et al. (2002) juga menyatakan hasil fermentasi jerami baik yang berumur 1 minggu maupun 1 bulan mengalami peningkatan kandungan gizinya. Hal ini menunjukkan bahwa pakan kompleet feed memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi sehingga mampu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Untuk jerami fermentasi nampaknya memiliki peluang sebagai pengganti rumput yang selama ini dimanfaatkan sebagai pakan utama ternak khususnya sapi, karena kedepan nampaknya lahan akan semakin sulit sedangkan disisi lain ternak semakin dibutuhkan. Birahi pasca melahirkan dan bobot lahir pedet Pengamatan terhadap birahi kembali post partus atau birahi kembali setelah melahirkan dilakukan pada ternak sapi yaitu dengan memberikan perlakuan flushing yaitu pemberikan pakan tambahan 2 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan setelah melahirkan. Bila dilihat dari Tabel 3. maka nampak bahwa birahi yang dicapai oleh ternak yang memperoleh pakan cara petani mampu mencapai birahi 88,75 hari setelah melahirkan sedangkan sapi yang memperoleh perlakuan flushing (HMT + komplet feed) mampu mencapai birahi 65,70 hari setelah melahirkan, hal ini nyata (P>0,05) lebih pendek bila dibandingkan dengan cara petani. Sedangkan 215
6 Tabel 3. Rata-rata birahi post partus dan berat badan lahir pedet pada perlakuan flushing di lokasi CLS di subak Rejasa Treatment Teknologi pemberian pakan Rata-rata birahi post partus (hari) Rata-rata bobot lahir pedet (kg) P0 Cara petani (HMT saja) 88,75 a 16,04 a P1 HMT (Jerami fermentasi + rumput) + 65,70 b 17,96 b Komplet feed 2 kg/ekor/hari P2 HMT (Jerami fermentasi + rumput) + Komplet feed 2 kg + Biocas 5 ml /ekor/hari 60,75 b 18,12 b Angka dalam lajur diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DMRT Hari P0 Birahi kembali (hari) Berat lahir pedet (kg) P1 Perlakuan P Gambar 1. sapi yang memperoleh flushing berupa HMT + kompleet feed + Biocas memperoleh birahi 60,75 hari setelah melahirkan, data ini juga nyata lebih pendek bila dibandingkan dengan cara petani tetapi tidak nyata lebih pendek bila dibandingkan dengan perlakuan flushing berupa HMT + komplet feed saja. Data ini menunjukkan bahwa dengan pemberian pakan tambahan berupa komplet feed terhadap sapi mampu mempengaruhi masa birahi setelah melahirkan. Hal ini nampaknya dipengaruhi oleh kandungan daripada pakan komplet feed yang lengkap dan mampu memenuhi kebutuhan tubuh ternak, sehingga mempercepat proses penyembuhan kembali organ-organ reproduksi setelah melahirkan, RAI YASA et al. (2001). Menurut WIDIYAZID et al. (1999) pemberian probiotik selain dedak dapat meningkatkan nafsu makan hewan, memperbanyak dan meragamkan bakteri menguntungkan dalam saluran pencernaan, meningkatkan daya cerna terhadap serat-serat kasar dan pakan pada umumnya serta meningkatkan bobot hidup dan kualitas produksi. Rata-rata bobot lahir pedet dari pengkajian ini adalah 16,04, 17, 96 dan 18,12 kg/ekor berturut-turut untuk perlakuan pakan cara petani, HMT + komplet feed dan HMT + komplet feed + Biocas. Antara perlakuan petani dengan pemberian HMT + komplet feed dan HMT + komplet feed + Biocas terdapat perbedaan bobot lahir pedet yang nyata (Tabel 3) sedangkan antara perlakuan HMT + komplet feed dengan HMT + komplet feed + Biocas tidak berbeda nyata. Dari data terlihat bahwa pemberian pakan tambahan (flushing) mampu memberikan dampak yang nyata terhadap bobot lahir pedet. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dengan pemberian dedak yang dikombinasikan dengan bioplus pada induk yang sedang bunting umur 7 bulan dapat meningkatkan kondisi induk, JAGRA dan BUDIARTA (1979) dalam penelitiannya juga 216
7 mengemukakan bahwa pertumbuhan fetus mulai meningkat pada umur kebuntingan 30 minggu atau pada saat kebuntingan berumur 7 bulan, untuk itu perbaikan terhadap pemeliharaan induk terutama terhadap gizi yang dimakannya akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. fetus yang dikandungnya, dan hal ini akan berdampak langsung terhadap bobot lahir anak. Pemberian pakan dengan mutu yang baik akan meningkatkan fungsi sel-sel kelenjar ambing, sehingga meningkatkan produksi susu sapi Bali yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan anaknya (SUKARINI, 2000). KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian kompos bacillus 2 ton per hektar, intermiten 5 hari, dengan sistim tandur jajar legowo dan pemberian Urea 150, Sp dan KCl, 40 (berdasarkan BWD) mampu memberikan hasil tertinggi yaitu 7,787 ton/hektar. Penggemukan dengan pemberian 2 kg komplet feed dan 5 ml Biocas/ekor/hari dan HMT berupa rumput dan jerami fermentasi mampu memberikan peningkatan berat badan 0,63 kg/ekor/hari, tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Flushing dengan memberikan tambahan pakan berupa komplet feed 2 kg dan Biocas 5 ml/ekor/hari mampu memperpendek waktu birahi pasca melahirkan dan mencapai 60,75 hari serta meningkatkan bobot lahir pedet 18,12 kg/ekor/hari. Perlu dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan pedet sampai lepas sapih dan siap jual bagi pedet yang induknya diberi flushing. DAFTAR PUSTAKA ADININGSIH,J.R., S. ROCHAYATI, D. SETYORINI dan M. SUJADI Efisiensi penggunaan pupuk pada lahan sawah. Simposium Penelitian Tanaman Pangan II. Ciloto, Maret AMARASIRI, S.L Organic Receyling in Asia, Sri Langka. FAO Soil Bull. 36: ANONIMOUS Reorientasi Program dan Menejemen Penelitian Tanaman untuk mengantisipasi Tantangan Masa Depan, Bahan Raker II Balitpa Sukamandi. ANONIMOUS. 2002a. Penelitian Padi. Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Nasional. Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. ANONIMOUS. 2002b. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Anonimus Laporan Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak. Fapet UNUD. DIWYANTO, K Sistem Pengelolaan Padi- Ternak (CLS). Filosofi dan Keterpaduan. Makalah dalam Pelatihan P3T 7 12 Maret 2002, Puslitbangtan, Bogor. DJAGRA, G.K. BUDIARTA Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Berat Lahir dan Berat Sapih Sapi Bali. Proc. Seminar Keahlian Di Bidang Peternakan Sapi Bali. Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Udayana. Denpasar. RAI YASA, I.M., S. GUNTORO dan I.M. LONDRA Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan 2 Bulan Pra dan Pasca Kelahiran Pada Induk Sapi Bali. Pros. Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam Upaya Optimalisasi Potensi Wilayah Mendukung Otonomi Daerah. SUKARINI, IA Peningkatan Kinerja Laktasi Sapi Bali (Bibos Banteng) Beranak Pertama Melalui Perbaikan Mutu Pakan. Disertasi Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. SUYASA, S. GUNTORO, PARWATI dan W. SOETHAMA Laporan hasil pengkajian Sistem Usaha pertanian Sapi Potong di Bali. SUYASA, S. GUNTORO, PARWATI, SUPRAPTO dan W. SOETHAMA Pemanfaatan Probiotik dalam Pengembangan Sapi Potong Berwawasan Agribisnis di Bali. J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Volume 2. No. 1. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor. W. SOETHAMA, I K., IAP. PARWATHU, N. SUYASA, S. GUNTORO, MD LONDRA, T. AGASTIA, A.A.G ADNYANA Laporan akhir usaha pertanian sapi potong berbasis ekoregional lahan kering. IP2TP. Denpasar. Badan Litbang Pertanian. W. SOETHAMA, IGK. D. ARSANA, S. GUNTORO, M. SUKADANA, K. TRIAGASTIA dan N. SUTRESNA Laporan Akhir. Pengkajian Crop- Livestock System. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. 217
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS N. Suyasa dan N. Sugama. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Pemanfaatan limbah pertanian sebagai
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN LIMBAH METE OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH METE OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING KACANG (The Effect of Processed Cashew Waste Feeding to Local Goat on Weight Gain) SUPRIO GUNTORO, MADE LONDRA, I.A.P.PARWATI dan NYOMAN
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciPENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI
PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,
Lebih terperinciPertumbuhan Sapi Bali Jantan yang Dipelihara di Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering
Pertumbuhan Sapi Bali Jantan yang Dipelihara di Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering I Made Londra, IB. Aribawa dan Putu Sutami Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN LIMBAH KAKAO OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH KAKAO OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI (Feeding of Processed Cacao by-product to Growing Bali Cattle) SUPRIO GUNTORO, SRIYANTO, NYOMAN SUYASA dan MADE RAI YASA Balai Pengkajian
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN INTRODUKSI PROBIOTIK Di DESA SELANBAWAK, KEC.MARGA,KAB.TABANAN, BALI
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN INTRODUKSI PROBIOTIK Di DESA SELANBAWAK, KEC.MARGA,KAB.TABANAN, BALI Anastasia Sischa jati Utami*, Sagung Aryawati*A.A Kamandalu *Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF UNTUK SAPI BALI DARA
PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF UNTUK SAPI BALI DARA I NYOMAN SUGAMA DAN NI LUH GEDE BUDIARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALI Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan,
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca
INTEGRASI TANAMAN PADI - SAM PERAH DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT AGUS NURAWAN, A. GUNAWAN, HASMI B dan IGP. ALIT D Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jaiva Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung
Lebih terperinciDAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA
DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1 I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
Lebih terperinciTabel 1. Komponen teknologi introduksi pengkajian No. Jenis kegiatan Teknologi Ukuran/dosis penggunaan 1. Perbibitan sapi Kandang : Ukuran sesuai juml
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG HASNELLY. Z., NURAINI dan ISSUKINDARSYAH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung Jl. Mentok Km. 4, Pangkalpinang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperincisering tidak sesuai dengan perkembangan harga produk (ANONIM, 2004). Di lain pihak untuk pengembangan tanaman makanan ternak, baik untuk bahan baku ko
TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERNAK DENGAN PEMBERIAN LIMBAH KULIT KOPI PADA TERNAK SAN I.A. PARWATI, I M. RAI YASA, dan S. GUNTORO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pass Ngurah Rai PO Box 3480,
Lebih terperinciHanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis
PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN
HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali e-mail: n_adijaya@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (Impact of Compost Production from Cow Manure on the Income
Lebih terperinciKAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK
KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan
Lebih terperinciKAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Gatot Kustiono 1), Jajuk Herawati 2), dan Indarwati
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN DAN KELAYAKAN USAHATANI DALAM INTEGRASI SAPI POTONG PADI DI KOYA BARAT KOTA JAYAPURA. Usman, B.M.W. Tiro dan Afrizal Malik
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN KELAYAKAN USAHATANI DALAM INTEGRASI SAPI POTONG PADI DI KOYA BARAT KOTA JAYAPURA Usman, B.M.W. Tiro dan Afrizal Malik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Jl. Yahim Sentani
Lebih terperinciI. Pendahuluan. II. Permasalahan
A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait
Lebih terperinciBudidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati
Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Rice Organic Cultivation with Different Times of Manure Application and Biological Fertilizer Application
Lebih terperinciPROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG
PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG (Profitability of Fattening Ongole Cross Breed Cattle on Rice Farming System Area In Subang District) UKA KUSNADI,
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat
Lebih terperinciDAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH SEMU METE TERFERMENTASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA JUNTAL KECAMATAN KUBU KARANGASEM
DAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH SEMU METE TERFERMENTASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA JUNTAL KECAMATAN KUBU KARANGASEM (The Impact of Fermented Chashew Waste on the Farmer Income in Juntal Village
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tota Suhendrata dan Setyo Budiyanto Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS)
ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) Judy. M. Tumewu *, V. V. J. Panelewen **, A.D.P. Mirah
Lebih terperinciX. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO
X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut
OPTIMASI PERAN TERNAK DOMBA DALAM MENUNJANG USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DEDI SUGANDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayu Ambon No. 80 Kotak Pos 8495, Lembang ABSTRAK Ternak domba bagi
Lebih terperinciProspek Pengembangan Usaha Peternakan Pola Integrasi
Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 26-33 ISSN 1693-8828 Prospek Pengembangan Usaha Peternakan Pola Integrasi Diwyanto K., A. Priyanti dan R.A. Saptati Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice
PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice Oleh : Darta Mulyana 1), Sakhidin 2) dan Achmad Iqbal
Lebih terperinciPEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG
PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG (Utilization of Low Cost Ration for Beef Cattle Fattening at Prima Tani Location of Tulang Bawang Regency)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK YATI HARYATI, I. NURHATI dan E. GUSTIANI Balm
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi
Lebih terperinciKAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO
KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE
KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE TESIS Oleh : NURIANA Br SINAGA 097040008 PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PEMBIBITAN SAPI BALI DI LAHAN MARGINAL UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SAPI BAKALAN DI NUSA TENGGARA BARAT
PROSPEK PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PEMBIBITAN SAPI BALI DI LAHAN MARGINAL UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SAPI BAKALAN DI NUSA TENGGARA BARAT Mashur Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Tenggara Barat.
Lebih terperinciINTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)
INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat) Ermin Widjaja PENDAHULUAN Luas perkebunan di Kalimantan Tengah berkembang dengan pesat dari 712.026 Ha pada
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciPENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKILM BASAH.
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKILM BASAH I.K. Kariada 1, I.B. Aribawa 1 dan B. Murdolelono 2 1 BPTP Bali 2 BPTP Nusa
Lebih terperinciMODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH. (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) ABSTRACT
Model Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong Di Lahan Sawah (Ruli Basuni et al.) MODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) Ruli Basuni 1),
Lebih terperincidwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI LOKAL PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN BADUNG I Gusti Ngurah Sugiana 1), I Made Kawan 2), dan I Putu Candra 3) 1) Dosen Manajemen Agribisnis, 2) Dosen Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciPOTENSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DAN LIMBAHNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEJUTA SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT
POTENSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DAN LIMBAHNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEJUTA SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT (Potency of some Variety of corn and their wastes as Cattle Feed Supporting
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity
Lebih terperinciPENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE
PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) DI DESA GAYAM KECAMATAN GONDANG WETAN KABUPATEN PASURUAN DALAM RANGKA MENDUKUNG UPSUS SIWAB 2017 Mokhammad Ali Fakhri, Dewi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciSEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian bangsa. Sektor pertanian telah berperan dalam pembentukan PDB, perolehan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah
Lebih terperinciPERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciII. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH 2009 I. PENDAHULUAN Prima Tani Desa Bapeang,
Lebih terperinciTENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun
Lebih terperinciKAJIAN INTEGRASI USAHATERNAK SAPI POTONG DALAM SISTEM USAHA PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN
KAJIAN INTEGRASI USAHATERNAK SAPI POTONG DALAM SISTEM USAHA PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN MATHEUS SARIUBANG, ANDI ELLA, A. NURHAYU, dan DANIEL PASAMBE Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK
Lebih terperinciKey words: upland rice local varieties, fertilization N, upland
KAJIAN EFEKTIVITAS PEMUPUKAN N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO VARIETAS LOKAL DI LAHAN KERING Zainal Arifin, Indriana Ratna Dewi dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena setiap makhluk hidup baik tanaman dan makhluk hidup lainnya sangat memerlukan tanah. Tanah merupakan
Lebih terperinciOPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya
TINJAUAN PUSTAKA Gaduhan Sapi Potong Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya dilakukan pada peternakan rakyat. Hal ini terjadi berkaitan dengan keinginan rakyat untuk memelihara
Lebih terperinciPROFIL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAPI POTONG DI KALIMANTAN SELATAN
PROFIL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAPI POTONG DI KALIMANTAN SELATAN ENI SITI ROHAENI dan AKHMAD HAMDAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertanian organik sudah lama dikenal oleh manusia yakni sejak ilmu bercocok tanam pertama kali diterapkan. Pada saat itu semuanya dilakukan dengan cara tradisional dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciNurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati
Neraca Hara dan Produktivitas pada Usahatani Padi Sistem Konvensional, PTT, SRI, dan Semi Organik di Lahan Sawah Irigasi dengan Tingkat Kesuburan 22 Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati Peneliti Badan
Lebih terperinciRESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM (The Response of Ongole Grades and Their Crossbred on the Use Corn
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciKONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI
Volume 15, Nomor 2, Hal. 51-56 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING
TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING HERY SURYANTO DAN SUROSO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Dalam mengusahakan tanaman lada (Piper nigrum L) banyak menghadapi kendala
Lebih terperinciKata kunci : pertumbuhan dan hasil, galur harapan dan produksi beras
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) DI BALI S.A.N. Aryawati, AANB. Kamandalu dan Ida Bagus Aribawa Balai Pengkajian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun
Lebih terperinciTatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui sistem produksi ternak kerbau sungai Mengetahui sistem produksi ternak kerbau lumpur Tujuan
Lebih terperinciSistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah
Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah Ruli Basuni 1, Muladno 2, Cecep Kusmana 2, dan Suryahadi 2 Ringkasan Sistem integrasi padi-ternak merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan petani,
Lebih terperinciTRANSFORMASI TEKNOLOGI PADI BERBASIS ORGANIK DI DUSUN TIREMAN TABANAN BALI
TRANSFORMASI TEKNOLOGI PADI BERBASIS ORGANIK DI DUSUN TIREMAN TABANAN BALI Ni Gst.Ag.Gde Eka Martiningsih, I Ketut Widnyana, I Gusti Ngurah Anom Universitas Mahasaraswati Denpasar ekamartini@gmail.com
Lebih terperinciKEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI
KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI Prof. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciReny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh aksesi dan tingkat populasi gulma E. crus-galli
Lebih terperinciTHE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK AZOLLA DAN PUPUK N PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13 THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13 Gita
Lebih terperinciKESEIMBANGAN DAN KETERSEDIAAN KALIUM DALAM TANAH DENGAN BERBAGAI INPUT PUPUK PADA SISTEM SAWAH TADAH HUJAN Sukarjo 1, Anik Hidayah 1 dan Ina Zulaehah 1 1 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jl. Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang
Lebih terperinciSTRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN
STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan
Lebih terperinci