DAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH SEMU METE TERFERMENTASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA JUNTAL KECAMATAN KUBU KARANGASEM
|
|
- Ari Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH SEMU METE TERFERMENTASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA JUNTAL KECAMATAN KUBU KARANGASEM (The Impact of Fermented Chashew Waste on the Farmer Income in Juntal Village Kubu Karangasem) I.A. PARWATI, S. GUNTORO, RAIYASA dan I NYOMAN SUYASA Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Jl. Bypass Ngurahrai, Denpasar ABSTRACT Research to observe the income recieved by farmer on the growing kid by giving fermented cashew waste was done in Kubu Village, Karangasem. Study was conducted by survey and direct observation methode. Twenty four kids of 3 months of age were used, they were divided into 2 groups (12 each), group P1 kid only receive forage (HMT) and P2 kid fed HMT + cashew waste (Concentrate) of 200 g/head/day, reseach was done for 3 months. Parameters observed were net income, R/C ratio, Production BEP and Price BEP. Result show that growing kid fed fermented cashew waste can increase benefit of 10,87% with R/C ratio of 190 compared to that raised farmer way, with R/C ratio of 1,90. P2 reach the price BEP of Rp , while for P1 the price BEP reached on Rp In addition, P2 give production BEP on the kid body weight of 31,40 kg. Key Words: Chesew Waste, Farming System, Income ABSTRAK Untuk melihat tingkat pendapatan yang diterima petani pada pembesaran anak kambing dengan pemberian limbah mete terfermentasi telah dilakukan penelitian di Desa Kubu Karangsem. Studi dilakukan dengan metode survei dan pengamatan langsung. Jumlah ternak yang dikaji sebanyak 24 ekor ternak kambing lepas sapih umur 3 bulan yang dibagi dalam 2 kelompok (masing-masing 12 ekor ternak), kelompok P1 : kambing hanya diberikan hijauan (HMT) sesuai cara petani dan P2 : kambing diberikan HMT + pakan penguat limbah mete 200 gram/ekor/hari, penelitian dilakukan selama 3 bulan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah, pendapatan bersih petani, Gross B/C ratio, Titik Impas Produksi (TIP) dan Titik Impas Harga (TIH). Hasil analisis menunjukkan, bahwa usaha pembesaran anak kambing dengan introduksi limbah mete terfermentasi (konsentrat) dapat meningkatkan keuntungan sebesar 10,87% dibandingkan dengan cara petani, dengan Gross B/C ratio sebesar 1,90. Teknologi cara petani (P1) hanya membutuhkan bobot badan akhir sebesar 30,51 kg dengan tingkat harga Rp /ekor agar memperoleh penerimaan yang dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan tanpa memperoleh keuntungan. Sedangkan perlakuan P2 membutuhkan pertambahan bobot badan akhir sebesar 31,40 kg/ekor dengan harga Rp /ekor untuk terjadinya titik impas produksi dan harga. Kata Kunci: Limbah Mete, Usahatani, Pendapatan PENDAHULUAN Peluang pasar untuk komoditas kambing hingga kini masih terbuka lebar. Di daerah Bali produksi kambing masih belum dapat memenuhi kebutuhan, sebagai contoh pada tahun 2002, sebanyak ekor kambing dari luar daerah masuk ke Bali. Disamping kebutuhan nasional masih kurang, peluang eksport kambing juga terbuka seperti ke negara-negara ASEAN dan Timur Tengah. Sementara itu potensi alam untuk pengembangan kambing di Bali masih cukup besar, terutama dikawasan sentra perkebunan dan lahan marginal. Di daerah Bali terdapat areal perkebunan seluas ha diantaranya terdiri dari perkebunan kopi ( ha), kelapa ( ha), cengkeh ( ha), mete: (15.266) ha, kakao (6.223 ha), panili (448 ha). Disamping itu juga terdapat areal lahan kering 561
2 yang tidak produktif atau lahan marginal seluas hektar yang potensial untuk ternak kambing (ANON., 2004). Untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak di Bali, pakan merupakan faktor pembatas. Bahan konsentrat seperti jagung, kedelai dan tepung ikan sebagian besar harus didatangkan dari luar sehingga harganya relatif mahal. Di pihak lain untuk pengembangan tanaman makanan ternak (HMT), mengalami kendala keterbatasan lahan, mengingat padatnya penduduk, perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga pemanfaatan lahan menjadi kompetitif (TISNA., 2002). Karena itu, salah satu alternatif untuk penyediaan pakan yang murah dan tidak kompetitif adalah melalui pemanfaatan limbah baik limbah pertanian, peternakan maupun industri (MASTIKA, 1991). Di Bali terdapat beberapa jenis limbah yang produksinya cukup besar seperti jerami padi yang saat ini sudah mulai banyak dimanfaatkan sebagai sumber pakan (SUYASA et al., 2003). Jenis limbah lain adalah limbah perkebunan, salah satunya adalah limbah buah semu mete yang dapat diolah sehingga menjadi sumber konsentrat (GUNTORO et al., 2002). Berdasarkan hasil proximate analysis limbah buah semu mete yang difermentasi dengan Aspergilus niger, protein limbah buah semu mete meningkat dan kandungan serat kasar menurun. Hasil penelitian BPTP Bali, menunjukkan bahwa melalui proses fermentasi, limbah buah semu mete bisa dimanfaatkan untuk pakan penguat kambing maupun babi (GUNTORO et al., 2004). Lebih jauh dikatakan bahwa dengan pemberian limbah buah semu mete pada ternak kambing mampu meningkatkan berat badan ternak 59,65 g/ekor/hari sementara yang hanya diberikan hijauan saja hanya 33,58 g/ekor/hari. Demikian juga keuntungan yang diterima petani lebih besar dari hanya memberikan hijaun saja. Bila limbah-limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara tepat dan optimal, akan dapat menyediakan pakan yang murah dan bermutu, sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan petani, mendukung upaya peningkatan populasi dan produktivitas ternak, membuka peluang usaha, sekaligus dapat mengatasi pencemaran lingkungan. Paket teknologi pengolahan limbah perkebunan khususnya mete merupakan paket teknologi baru yang mampu meningkatkan produktivitas peternakan kambing. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah sejauh mana pemberian dedak dari limbah mete pada pembesaran anak kambing memberikan kontribusi pada pendapatan usahaatani ternak dan apakah layak untuk dikembangkan. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Desa Juntal Kecamatan Kubu Karangasem, yang merupakan sentra perkebunan mete di Bali selama 84 hari. Penetapan wilayah dilakukan secara sengaja (purposive sampling), sedangkan pemilihan ternak dilakukan dengan metode acak sederhana sebanyak 24 ekor dengan berat ± 15 kg/ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 12 ekor kambing umur 3 4 bulan dengan perlakuan sebagai berikut: P1: Kambing diberi pakan hijauan (HMT) sesuai cara petani; P 2 : Kambing mendapat HMT + pakan penguat limbah mete 200 g/ekor/hari pada pascasapih. HMT diberikan minimal 10% dari berat badan. Data yang dikumpulkan meliputi data masukankeluaran usahatani ternak kambing melalui kuesioner. Metode analisis yang digunakan: 1. Untuk mengetahui pendapatan bersih petani pada usaha pengembangan ternak kambing dengan penambahan limbah mete dapat digunakan rumus sebagai berikut: NR = TR TC TR = Py. Y (Px.X + TFC) dimana: NR = Net Revenue (pendapatan bersih) TR = Total Revenue(pendapatan total) TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap) TC = Total Cost (biaya total) X = Input; Y = Output Py = Harga output ; Px = Harga input 2. B/C rasio, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: B/C = PXH B dimana: P = Produksi; H= Harga Produksi; B = Total Biaya 562
3 Analisis kelayakan usaha pembesaran anak kambing digunakan untuk melihat tingkat pengembalian atas biaya usaha tani yang telah dikeluarkan untuk menerapkan teknologi introduksi. Apabila Gross B/C > 0, maka usaha tani dianggap layak secara finansial, karena keuntungan bersih masih lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 3. Batas aman usaha pembesaran anak kambing dapat dilihat melalui analisis Titik Impas Produksi (TIP) maupun Titik Impas Harga (TIH). Angka tersebut merupakan batas dimana penerapan teknologi masih memberikan tingkat keuntungan normal. Nilai titik impas dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut (ADNYANA et al., 1994): TIP = B/HP TIH = B/P dimana: TIP = Titik Impas Produksi TIH = Titik Impas Harga B = Biaya Total HP = harga produksi (Harga anak kambing akhir penggemukan) P = Produksi (berat ternak saat akhir penggemukan) HASIL DAN PEMBAHASAN Limbah buah semu mete segar mencapai 92% dari total berat seluruh buah, setelah menjadi tepung diperoleh rendemen 18 25%. Berdasarkan hasil Proximate analysis menunjukkan bahwa Crude Protein (CP) meningkat dari 7,61 sebelum difermentasi menjadi 21,29 setelah difermentasi (Tabel 1), kandungan serat kasar Crude Fiber (CF) menurun dari 14,48 menjadi 8,56. Dari analisa tersebut kandungan gizi limbah mete terfermentasi jauh lebih baik bila dibandingkan dengan dedak padi yang harganya pada saat ini sangat tinggi hampir Rp 1200/kg. Dari hasil penimbangan di lokasi penelitian terhadap pembesaran anak kambing dengan pemberian limbah mete olahan sebanyak 200 g/ekor/hari dapat meningkatkan pertumbuhan kambing kacang 77,63%. Pada penimbangan pertama yaitu 24 ekor kambing sampel diperoleh bobot awal rata-rata untuk P 1 : 15,67 kg/ekor dan P 2 : 15,55 kg/ekor. Selama perlakuan 12 minggu (84 hari), diperoleh bobot badan rata-rata untuk P 1 : 18,4 kg dan P 2 : 20,56 kg. Dengan demikian pada P 1 diperoleh pertambahan bobot badan (PBB) rata-rata 33,58 g/ekor/hari dan P 2 : 59,65 g/ekor/hari dan secara statistik berbeda nyata (P 0,05). Demikian pula, tidak terjadi gangguan kesehatan (serangan penyakit) pada kambing P 1 maupun P 2. Tabel 1. Hasil analisa laboratorium fermentasi limbah mete dengan Aspergilus Niger Parameter Non-fermentasi Perlakuan Fermentasi CP 7,61 21,29 CF 14,48 8,56 Fat 0,96 0,92 Ca 0,03 0,03 P 0,14 0,24 CP = Crude Protein, CF= Crude Fiber, Fat = Lemak, Ca= Kalsium, P = Fosfor Sumber: Data primer Jika petani mengeluarkan seluruh biaya produksi, maka biaya riil yang dikeluarkan untuk membesarkan anak kambing selama 84 hari meliputi biaya bibit, pakan tambahan (dedak limbah mete, obat-obatan dan probiotik) dan tenaga kerja. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang diterima kembali oleh petani karena tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga. Namun dalam analisis tenaga kerja tersebut dibagi menjadi kelompok keuntungan riil dan tidak riil. Keuntungan riil merupakan keuntungan yang diterima petani setelah pendapatan kotor dikurangi biaya produksi dengan menghitung biaya tenaga kerja keluarga. Rata-rata petani mengeluarkan tenaga kerja keluarga sebesar Rp untuk pemeliharaan per ekor ternak kambing selama 84 hari, baik cara petani (P1) maupun dengan tambahan dedak limbah mete (P2). Namun petani rata-rata mengeluarkan biaya pakan tambahan sebesar Rp (P1) dan Rp untuk P2. Total biaya produksi yang dikeluarkan dalam penerapan pada perlakuan P1 sebanyak Rp /ekor/84 hari sedangkan perlakuan P2 sebesar Rp /ekor/84 hari. P1 (cara petani) cendrung mengeluarkan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan P2. 563
4 Nilai penerimaan kotor dengan perlakuan P1 mencapai Rp sedangkan P2 Rp Penerimaan finansial yang diperoleh dalam usahatani pembesaran anak kambing dapat diketahui dengan menghubungkan variabel input dan harga yang diterima petani (Tabel 2). Dengan menggunakan tingkat harga yang diterima oleh petani ternak sebagai dasar perhitungan, keuntungan yang diperoleh dari usahatani pembesaran anak kambing denagn perlakuan P1 dan P2 pada tingkat harga Rp /kg secara riil (biaya tenaga kerja dihitung) masing-masing sebesar Rp dan Rp per ekor selama 84 hari. Rasio antara penerimaan dengan biaya menunjukkan bahwa perlakuan P1 memiliki Gross B/C sebesar 1,10 lebih rendah dari Gross B/C P2 yang mencapai 1,90 (Taebl 3).Pada perlakuan P1 setiap Rp. 100 biaya yang dikeluarkan untuk usahatani pembesaran anak kambing mampu mendatangkan penerimaan sebesar Rp. 10. Sedangkan pada perlakuan P2 dengan memberikan tambahan konsentrat berupa limbah mete terfermentasi pada pembesaran anak kambing mampu memberikan keuntungan jauh lebih banyak dari P1 yaitu sebesar Rp. 90 selama 84 hari. Dari analisis ini menunjukkan bahwa pada perlakuan P2 biaya yang dikeluarkan petani lebih banyak dari perlakuan P1 namun karena pertambahan berat badan harian anak-anak kambing yang diberikan tambahan konsentrat berupa limbah mete terfermentasi (P2) lebih berat dari P1 masing-masing sebesar 0,3 kg (P1) dan 0,6 kg (P2). Sehingga output yang diterima petani lebih banyak yang menyebabkan kambing dengan perlakuan P2 lebih layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang dicapai ditentukan oleh pelaksanaan Tabel 2. Analisis finansial pembesaran anak kambing per ekor No I Komponen input-output Komponen input P1 Perlakuan A Biaya tidak tetap a. Pembelian bibit (15 kg/ekor) 400, ,000 b. Pembelian Rp 200 P1 = 0.3 kg x 84 hari = kg 6, P2 = 0.60 kg x 84 hari = kg 11, c. Pembelian konsentrat P1 = 0 P2 = 16.8 Rp750 12,600 d. Vitamin dan Obat-obatan 15,000 15,000 e. Tenaga kerja pemeliharaan selama /jam 178, ,500 B Biaya tetap a. Penyusutan kandang dan alat 10,000 10,000 C Total Biaya Penggemukan 610, ,030 II Komponen output Hasil penjualan kambing P1 = Rp ; 671,600 1,193,000 P2 = Rp III Keuntungan 61, ,970 P1= Kambing hanya diberikan Hijauan MakanTernak (HMT) P2= kambing diberikan HMT + dedak limbah mete Bibit kambing merupakan kambing lokal Umur lepas sapih dengan berat awal 15 kg/ekor Jumlah masing-masing perlakuan 12 ekor Harga berdasarkan berat badan (tanpa memperhatikan performans) HMT diberikan ± 10% dari berat badan P2 564
5 alokasi masukan output. Alokasi masukan yang optimal akan memaksimumkan pendapatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh MACHMUD (1990). Sedangkan HERMAN SUPRIADI et al. (2001) menyatakan bahwa pendapatan petani dapat ditingkatkan melalui pemacuan produksi (bobot hidup/hari) dalam hal ini dengan pemberian pakan tambahan berupa konsentrat dari limbah mete terfermentasi memberikan tambahan pendapatan petani. Teknologi cara petani (P1) hanya membutuhkan bobot hidup akhir sebesar 30,51 kg dengan tingkat harga Rp /ekor agar memperoleh penerimaan yang dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan tanpa memperoleh keuntungan. Sedangkan perlakuan P2 membutuhkan pertambahan bobot badan akhir sebesar 31,40 kg/ekor dengan harga Rp /ekor untuk terjadinya titik impas produksi dan harga. Tampaknya teknologi cara petani (P1) membutuhkan pertambahan bobot badan akhir lebih sedikit untuk mencapai titik impas. Namun teknologi cara petani (P1) memerlukan tingkat harga pasar yang lebih tinggi untuk mencapai titik impas tersebut. Tabel 3. Rasio, titik impas produksi dan harga per ekor ternak kambing Uraian P1 P2 Gross B/C 1,10 1,90 Titik impas harga (Rp./kg) Titik impas produksi (kg) 30,51 31,40 P1 = Kambing hanya diberikan Hijauan Makan Ternak (HMT) P2 = kambing diberikan HMT + dedak limbah mete KESIMPULAN Limbah mete terfermentasi (perlakuan P2) mampu meningkatkan berat badan harian ternak kambing lebih baik dari cara petani (P1). Sehingga penerimaan petani meningkat yang pada akhirnya mampu memberikan keuntungan yang lebih banyak. Pembesaran ternak kambing dengan perlakuan P2 layak untuk dikembangkan. Teknologi cara petani (P1) membutuhkan pertambahan bobot badan akhir lebih sedikit untuk mencapai titik impas, namun memerlukan tingkat harga pasar yang lebih tinggi untuk mencapai titik impas tersebut. DAFTAR PUSTAKA ADNYANA, M.O., A. DJULIN, K. KARIYASA dan A. SYAM Study Pertumbuhan Produksi Jagung di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan bekerjasama dengan Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. ANON Bali Tourism Statistics Brosur Bali Goverment Tourism Office- Denpasar, Bali. GUNTORO, S., RAIYASA dan I.A. PARWATI Limbah Perkebunan (kakao dan Kopi) Untuk Pakan Ternak dan Pupuk Organik. Kerjasama BPTP Bali dengan Bappeda Propinsi Bali. GUNTORO, S., MADE RAI YASA, RUBIYO dan I NYOMAN SUYASA Optimalisasi integrasi usahatani kambing dengan tanaman kopi. Pros. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar, Juli Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan BPTP Bali dan CASREN. hlm HERMAN SUPRIADI, D. ZAENUDDIN dan S. GUNTORO Analisa Ekonomi Pemanfaatan Limbah Dapur dan Restoran untuk Ransum Ternak di Tingkat Petani. Pros. Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Upaya Optimalisasi Potensi Wilayah Mendukung Otonomi Daerah. MACHMUD, M Analisis Ekonomi Pengembangan Supra Insus di Sulawesi Selatan Dalam Rangka Pemanfaatan Swasembada Beras Nasional. Tesis Magister Sains, Institut Pertanian Bogor. MASTIKA, I.M Potensi Limbah Pertanian dan Industri Pertanian Serta Pemanfatan nya untuk Makan Ternak. Pidato Humas Pengukuhan Guru Besar Ilmu Makanan Ternak pada Fakultas Peternakan UNUD, Denpasar. SUYASA, I-N., I-K.W. SOETHAMA dan S. GUNTORO Produktivitas Usahatani Lahan Sawah Dalam Pendekatan Sistem Integrasi Tanaman- Ternak di Subak Rejasa, Tabanan Bali. Pros. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman- Ternak. Denpasar, Juli Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan BPTP Bali dan CASREN. hlm
6 TISNA Pendayagunaan Tanah dalam Rangka Pembangunan Wilayah Propinsi Bali. Makalah Seminar Nasional. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Tanah dan Air yang Tersedia untuk Keberlanjutan Pembangunan, Khususnya di Sektor Pertanian. Denpasar, 6 April Fakultas Pertanian UNUD. DISKUSI Pertanyaan: 1. Bagaimana memproses buah samu menjadi pakan? 2. Bagaimana cara pemberiannya? Jawaban: 1. Buah semu diperas lalu difermentasi 5 6 hari dengan Aspergillus niger kemudian dikeringkan dan selanjutnya dibuat tepung. 2. Dedak meta dicampur air (pasta) kemudian diberikan ke ternak. 566
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH METE OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH METE OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING KACANG (The Effect of Processed Cashew Waste Feeding to Local Goat on Weight Gain) SUPRIO GUNTORO, MADE LONDRA, I.A.P.PARWATI dan NYOMAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN LIMBAH KAKAO OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH KAKAO OLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI (Feeding of Processed Cacao by-product to Growing Bali Cattle) SUPRIO GUNTORO, SRIYANTO, NYOMAN SUYASA dan MADE RAI YASA Balai Pengkajian
Lebih terperincisering tidak sesuai dengan perkembangan harga produk (ANONIM, 2004). Di lain pihak untuk pengembangan tanaman makanan ternak, baik untuk bahan baku ko
TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERNAK DENGAN PEMBERIAN LIMBAH KULIT KOPI PADA TERNAK SAN I.A. PARWATI, I M. RAI YASA, dan S. GUNTORO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pass Ngurah Rai PO Box 3480,
Lebih terperinciOPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK
ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)
Lebih terperinciReny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI
ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI (Oriza sativa L) DAN TERNAK ITIK PETELUR (Studi Kasus di Kelompok Mukti Tani Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ai Indah Perwati, Dedi
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer
Lebih terperinciKONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)
1 KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan) SUCIANI, I G.N. KAYANA, I W. SUKANATA, DAN I W. BUDIARTHA
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi secara sengaja
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciIntisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita
Intisari Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo Zulfanita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciBab XIII STUDI KELAYAKAN
Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi
Lebih terperinciPeternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong
Lebih terperinciPEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG
PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG (Utilization of Low Cost Ration for Beef Cattle Fattening at Prima Tani Location of Tulang Bawang Regency)
Lebih terperinciBAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciPertumbuhan Sapi Bali Jantan yang Dipelihara di Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering
Pertumbuhan Sapi Bali Jantan yang Dipelihara di Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering I Made Londra, IB. Aribawa dan Putu Sutami Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK
KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia dari Dosen : Rika Widiawati,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN
PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH Nani Yunizar 1), Elviwirda 1), Yenni Yusriani 1) dan Linda Harta 2) 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciKELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Irfan_fathurrahman58@yahoo.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang
Lebih terperinciVII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK
VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK 7.1. Pola Usahatani Pola usahatani yang dimasukkan dalam program linier sesuai kebiasaan petani adalah pola tanam padi-bera untuk lahan sawah satu
Lebih terperinciKAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2
KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI Batseba M.W. Tiro 1 dan Paskalis Th. Fernandez 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING
PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING BALAI PENELITIAN TERNAK 2012 Bidang Fokus : Ketahanan Pangan Jenis Insentif : Paket Insentif
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
18 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA
25 Buana Sains Vol 9 No 1: 25-30, 2009 PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan Virgilius Natal 2) 1) PS Agribisnis Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciFaidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012
20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di
40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS
UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh TITA RAHAYU Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN
HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali e-mail: n_adijaya@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus)
PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus) SKRIPSI Oleh : SALWA PUTRA 060306019 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciEFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO
J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni 2013 di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. B. Metode Penelitian Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga
Lebih terperinciTINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN
TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN MURSAL BOER, ARIZAL P. B., YANOVI HENDRI dan ERMIDIAS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat PO Box 34 Padang, Sumatera
Lebih terperinci226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN
226 ANALISIS USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA HAMPALIT KECAMATAN KATINGAN HILIR KABUPATEN KATINGAN (Analysis of oil palm farming in Hampalit Village, Katingan Hilir Sub district, Katingan District) Asro
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas
KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Fajardwipranata21@gmail.com
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2
KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT Yusuf 1 dan Rachmat Hendayana 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN
ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN Bunyamin Z. dan N.N. Andayani Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung sebagian besar dihasilkan pada lahan kering dan lahan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN Program ketahanan pangan diarahkan pada kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang secara operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT
KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar, 10 Bogor ABSTRAK Makalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN INTRODUKSI PROBIOTIK Di DESA SELANBAWAK, KEC.MARGA,KAB.TABANAN, BALI
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN INTRODUKSI PROBIOTIK Di DESA SELANBAWAK, KEC.MARGA,KAB.TABANAN, BALI Anastasia Sischa jati Utami*, Sagung Aryawati*A.A Kamandalu *Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING KEDELAI TERHADAP TANAMAN PADI DAN JAGUNG
97 Buana Sains Vol 11 No 1: 97-102, 2011 ANALISIS DAYA SAING KEDELAI TERHADAP TANAMAN PADI DAN JAGUNG Rininta Saraswati 1, Salyo Sutrisno 2 dan T. Adisarwanto 3 1 & 2)Magister Manajemen Agribisnis Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, metode ini mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)
Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciPOTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM
POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM MURYANTO, U. NUSCHATI, D. PRAMONO dan T. PRASETYO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Telah
Lebih terperinciSeminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim
POTENSI LIMBAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF PADA AYAM NUNUKAN PERIODE PRODUKSI IMAM SULISTIYONO dan NUR RIZQI BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur JI. Pangeran M.
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciANALISA PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMIS PENGGUNAAN PAKAN PADA USAHATANI PENGGEMUKAN SAPI BALI (STUDI KASUS DI DESA LEBIH, KABUPATEN GIANYAR)
ANALISA PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMIS PENGGUNAAN PAKAN PADA USAHATANI PENGGEMUKAN SAPI BALI (STUDI KASUS DI DESA LEBIH, KABUPATEN GIANYAR) SUKANATA I W., SUCIANI, PARIMARTHA, K.W., PUTRI, B. R. T.,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI
1 ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI (Sus vitatus) PERANAKAN DUROC UMUR 8-12 MINGGU Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO
ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO 1 Erryka Aprilia Putri, 2 Anik Suwandari & 2 Julian Adam Ridjal 1 Mahasiswa,Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciRESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI
RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI (Effect of Fermented Rice Straw as Feed on Fattening Cattle Production) I G.A.P. MAHENDRI 1 B. HARYANTO 2 dan A. PRIYANTI
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN COMPLETE FEED BERBASIS JERAMI PADI AMONIASI FERMENTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KELAYAKAN USAHA SAPI POTONG TESIS.
PENGARUH PENGGUNAAN COMPLETE FEED BERBASIS JERAMI PADI AMONIASI FERMENTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KELAYAKAN USAHA SAPI POTONG TESIS Oleh HAMDI MAYULU PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU TERNAK PROGRAM PASCASARJANA-FAKULTAS
Lebih terperinciPEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG
PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG SITI AMINAH, DAN ZULQOYAH LAYLA Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengenalan pemanfaatan
Lebih terperinciPEMANFAATAN PAKAN LENGKAP BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL UNTUK PENGGEMUKAN KAMBING PADA KELOMPOK UP FMA DESA KARANGSARI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 PEMANFAATAN PAKAN LENGKAP BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL UNTUK PENGGEMUKAN KAMBING PADA KELOMPOK UP FMA DESA KARANGSARI KABUPATEN TULUNGAGUNG Setiasih,
Lebih terperinciPemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan YENNI YUSRIANI
Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan Pendahuluan YENNI YUSRIANI Peluang besar dalam peternakan masih terbuka untuk mengembangkan ternak ruminansia karena adanya potensi sumber
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Pellet Kandungan nutrien suatu pakan yang diberikan ke ternak merupakan hal penting untuk diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan nutrien seekor ternak sesuai status
Lebih terperinciPAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG
0999: Amir Purba dkk. PG-57 PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG Amir Purba 1, I Wayan Mathius 2, Simon Petrus Ginting 3, dan Frisda R. Panjaitan 1, 1 Pusat
Lebih terperinci<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak
Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA (Financial Analysis of Male Sheep Raising Approaching Eid-Adha Festivity) SUPARDI RUSDIANA, B. WIBOWO dan U. ADIATI Pusat Penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS N. Suyasa dan N. Sugama. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Pemanfaatan limbah pertanian sebagai
Lebih terperinciANALISIS USAHA PENGGEMUKAN BABI BALI YANG MENGGUNAKAN RANSUM NON KONVENSIONAL
1 ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN BABI BALI YANG MENGGUNAKAN RANSUM NON KONVENSIONAL I W. Sukanata, I P. Ari Astawa., I K., Sumadi., K.M. Budaarsa, M. Budiasa, AAP Wibawa Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PANGAN DENGAN TERNAK KAMBING PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN SUMBAWA
KAJIAN EKONOMIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PANGAN DENGAN TERNAK KAMBING PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN SUMBAWA ECONOMIC ASSESSMENT OF INTEGRATED FARMING LIVESTOCK CROPS WITH GOAT ON DRY LAND IN THE DISTRICT
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciPetunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi
Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciAnalisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract
Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers
Lebih terperinciPEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT
PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT (Oil Palm By Products as Beef Cattle Feeds in West Sumatera) Jefrey M Muis, Wahyuni R, Ratna AD, Bamualim AM Balai Penggkajian
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI SAYURAN
ANALISIS USAHATANI SAYURAN Meta Sianturi, Diana Chalil, Thomson Sebayang Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Hp. 085275910600, E-Mail: metasianturi@yahoo.com
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis adalah suatu alur berpikir yang digunakan oleh penulis berdasarkan teori maupun konsep yang telah ada sebagai acuan dalam
Lebih terperinci