PROFIL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS TEORI KECERDASAN NATURALIS DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR
|
|
- Yanti Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 58 PROFIL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS TEORI KECERDASAN NATURALIS DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR Nurani Hadnistia Darmawan Dosen Prodi PGSD STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang Kotak Pos 01 Kec. Sukaraja Sukabumi Telp: (0266) nhalfaruq@gmail.com Abstrak Peningkatan potensi kecerdasan siswa merupakan yang kegiatan tidak boleh hilang dalam proses pembelajaran di sekolah. Salah satu potensi yang peru dikembangkan adalah potensi kecerdasan naturalis siswa. Kecerdasan naturalis memiliki peran yang penting dalam upaya mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan dan alam. Dengan memiliki kecerdasan naturalis, diharapkan siswa mampu untuk peka, peduli, dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Penelitian Novaria (2010) yang berkaitan dengan penelitian ini menyimpulkan bahwa respon anak lebih senang terhadap materi kecerdasan naturalis melalui pembelajaran sains/ipa dengan metode discovery inkuiri karena melalui metode ini tanpa disadari mereka sudah mengetahui konsep IPA sederhana dan meningkatkan kecerdasan naturalis, seperti lebih peka terhadap lingkungan serta menghargai binatang dan tanaman sebagai makhluk hidup. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan bermain, menggunakan media yang nyata, seperti binatang dan tanaman, serta mengajak anak untuk belajar di luar ruangan sehingga anak mampu mengenal dan menguasai materi kecerdasan naturalis. Permasalahan yang sering muncul, yakni persepsi guru terhadap konsep IPA. Guru cenderung memandang IPA sebagai sekumpulan fakta, konsep, atau teori saja sehingga menyebabkan pembelajaran IPA yang kurang bermakna. Alih-alih mengembangkan kecerdasan naturalis, justru siswa cenderung diarahkan untuk menghafal sejumlah konsep. Oleh sebab itu, penulis mencoba membuat alternatif solusi lain terkait gambaran mengenai profil pembelajaran IPA yang berbasis kepada teori kecerdasan naturalis. Kata Kunci: Pembelajaran IPA, Sekolah Dasar, Teori Kecerdasan Naturalis. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan. Menurut (Depdiknas, 2008: 7) menyatakan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk, tetapi juga mencakup pengetahuan, seperti keterampilan dalam hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud, misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Adapun sikap ilmiah, misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu, saintis memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori. Kecerdasan naturalis merupakan salah satu kecerdasan jamak yang dikemukakan oleh Gardner (1989). Selanjutnya, Gardner menyatakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan kemampuan dalam memahami alam sekitar, mengenali binatang dan tumbuhan di lingkungan, sensitif terhadap corak yang berkaitan dengan dunia alami, seperti awan dan
2 59 formasi batu untuk mengenali dan mengklasifikasi sejumlah spesies flora dan fauna serta lingkungan. Poin penting dalam mengembangkan kecerdasan naturalis adalah bagaimana siswa memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Kepekaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan menjadi penting dalam menjalani kehidupannya. Siswa perlu diajarkan tentang pentingnya menjaga alam karena saat ini terjadi fenomena kerusakan alam yang diakibatkan oleh ketidakpedulian segelintir manusia terhadap alam. Oleh sebab itu, sebagai guru perlu menguatkan fondasi kecerdasan naturalis siswa sejak kelas 1 melalui pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang memungkinkan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan naturalis adalah pembelajaran IPA. Pada kenyataannya, implementasi pembelajaran IPA yang diarahkan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan naturalis siswa di sekolah dasar masih belum memenuhi harapan. Permasalahan yang cenderung muncul adalah persepsi guru terhadap konsep IPA. Guru cenderung memandang IPA sebagai sekumpulan fakta, konsep, atau teori belaka menyebabkan pembelajaran IPA yang kurang bermakna. Pada tataran teknis, materi IPA diajarkan seragam, yakni di dalam kelas dan cenderung tidak diarahkan untuk mengoptimalkan kecerdasan naturalis. Padahal, ada banyak materi yang dapat dikembangkan di luar kelas, sekaligus diarahkan untuk mengoptimalkan kecerdasan naturalis siswa. Peningkatan potensi kecerdasan naturalis pada siswa kelas 1 sekolah dasar merupakan hal yang penting, mengingat di kelas 1 menjadi fondasi awal untuk mengembangkan potensi kecerdasan naturalis untuk level selanjutnya. Pada konteks pembelajaran, untuk mengungkap dan mengoptimalkan potensi kecerdasan naturalis siswa membutuhkan desain pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, pembelajaran IPA yang dirancang perlu memunculkan simulasi yang mendorong siswa melakukan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan indikator kecerdasan naturalis. Sementara, metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelusuran pustaka. PEMBAHASAN A. Hakikat Pembelajaran IPA di SD Hakikat IPA secara umum dipahami ilmu yang diperoleh melalui langkah ilmiah, yakni observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Menurut Wahyana dalam (Yuliawati, dkk, 2013: 171) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, sedangkan menurut KTSP (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Donosepoetro dalam (Trianto, 2014: 137), Hakikat IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selanjutnya, masih menurut beliau bahwa IPA disebut sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru, sedangkan hakikat IPA sebagai produk adalah sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau iseminasi pengetahuan.
3 60 Berdasarkan beberapa hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di atas, maka nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut. 1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah; 2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alatalat ekseperimen untuk memecahkan masalah; 3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah, baik dalam kaitannya dengan pelajaran Sains maupun dalam kehidupan. (Laksmi dalam Trianto, 2014: ). B. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Menurut Samatowa (2011: 6), Tujuan pembelajaran IPA adalah (1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa sebab pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA; (2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih mengembangan kemampuan berpikir kritis; (3) IPA bukan merupakan mata pelajaran hafalan karena di dalam IPA mengajarkan kepada siswa untuk melakukan percobaan percobaan yang nyata; dan (4) mempunyai nilai-nilai pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan. Menurut BNSP (2006: 484), mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Berdasarkan uaian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA adalah untuk memperoleh bekal pengetahuan alam, keterampilan, dan sikap ilmiah siswa sehingga mampu diimplementasikan dalam kehidupan. C. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD/MI menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 485) meliputi aspek-aspek berikut. a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya yang meliputi cair, padat, dan gas.
4 61 c. Energi dan perubahannya yang meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta yang meliputi tata surya dan benda-benda langit lainnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPA di SD/MI adalah makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, perubahan, serta bumi dan alam semesta. D. Konsep Kecerdasan Secara umum kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat dan menyelesaikan suatu masalah. Menurut Santrock (2012: 337), Intelegensi adalah kemampuan verbal, keterampilan-keterampilan pemecahan masalah, dan kemampuan untuk belajar menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari. Anggapan ini memberi penekanan bahwa kecerdasan diperoleh tidak hanya dari aspek kognitif, melainkan juga bisa diperoleh dari aspek afektif dan psikomotor. Setiap kemampuan dan keterampilan yang dimiliki manusia dapat ditumbuhkembangkan dengan stimulasi dan lingkungan yang mendukung. Inteligensi atau kecerdasan menurut Dusek (Casmini, 2007: 14) dapat didefinisikan melalui dua jalan, yaitu secara kuantitatif adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi dan secara kualitatif suatu cara berpikir dalam membentuk konstruksi bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya. Selama ini, pola pemikiran tradisional menganggap bahwa kecerdasan akademik adalah hal yang paling menentukan keberhasilan seseorang. Seorang anak dinilai cerdas apabila mempunyai prestasi akademik yang tinggi di sekolah yang hanya dinilai dari satu sudut pandang, yaitu nilai akademik. Berangkat dari ketidaksetujuan pandangan tersebut, maka Gardner melakukan sebuah penelitan untuk membuktikan bahwa manusia memiliki lebih dari satu kecerdasan yang dapat dikembangkan. Menurut Gardner (Musfiroh, 2004: 24), Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau kemampuan berkarya menghasilkan sesuatu yang berharga untuk lingkungan sosial, budaya, atau lingkungannya. Secara lebih terperinci, Gardner menguraikan sebagai berikut: (1) kemampuan untuk menyelesaikan dan menemukan solusi masalah dalam kehidupan nyata; (2) kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; dan (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Lebih lanjut, menurut Gardner bahwa kecerdasan didasarkan pada potensi biologis, yang kemudian diekspresikan sebagai hasil dari faktor-faktor genetik dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Secara umum, individu normal mampu menunjukkan bauran beberapa kecerdasan. Kecerdasan tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni. Sebaliknya, kecerdasan tertanam dalam berbagai sistem simbol, seperti bahasa, gambar, peta, notasi musik, dan simbol matematika. Berdasarkan hasil penelitiannya, pada tahun 1983 Gardner melahirkan sebuah teori baru tentang kecerdasan yang dikenal dengan Multiple Intelligences Theory dan diterbitkan dalam buku berjudul Frames of Mind. Sebagaimana diungkapkan Gardner (1989), teori kecerdasan jamak terdiri atas delapan bentuk kecerdasan. Dari kedelapan bentuk kecerdasan tersebut mempunyai karakteristik
5 62 tersendiri. Karakteristik ini menunjukkan wilayah kerja dan menjadi bukti bahwa teori ini sangat fungsional dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kecerdasan tersebut adalah kecerdasan naturalis. E. Konsep Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis menurut Gardner (2013b: 53), merupakan kemampuan memahami alam sekitar, mengenali binatang dan tumbuhan di lingkungan, sensitif terhadap corak yang berkaitan dengan dunia alami seperti awan dan formasi batu untuk mengenali dan mengklasifikasi sejumlah spesies flora dan fauna serta lingkungan. Adapun Lazear (2007: 27) menyatakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan kondisi-kondisi alam seperti tanaman, hewan, cuaca, dan aspek-aspek alam di sekitar. Pendapat lain dikemukakan Armstrong (2013d: 12) yang menyatakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenali dan mengkategorisasikan spesies flora dan fauna serta kondisi dan benda-benda alam lainnya di lingkungan sekitar. Selanjutnya, Stefanakis (2002: 4) mengidentifikasi kecerdasan naturalis dengan ciri-ciri sebagai berikut, yaitu (1) memahami alam; (2) membedakan, mengklasifikasi, menggunakan keistimewaan (features) yang ada di lingkungan; dan (3) saling berinteraksi dengan pohon dan makhluk hidup lainnya. Definisi kecerdasan naturalis menurut Musfiroh (2004: 58) adalah kemampuan yang berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna dalam lingkungannya. Kecerdasan ini juga berkaitan dengan kecintaan dan kepekaan seseorang pada benda-benda alam, binatang, dan tumbuhan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dinyatakan bahwa kecerdasan naturalis berkaitan dengan kepekaan terhadap fenomena alam dan lingkungan sekitar. Fenomena alam tersebut berkaitan dengan binatang, tumbuhan, cuaca, seperti panas, dingin, hujan, serta benda lainnya, seperti batuan dan tanah. Secara umum, kecerdasan naturalis ditandai dengan kemampuan mengenali, membedakan, mengungkapkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun lingkungan. F. Instrumen Penelusuran Kecerdasan Naturalis Siswa SD Instrumen kecerdasan naturalis disusun berdasarkan indikator karakteristik kecerdasan naturalis menurut Armstrong dan mengadopsi instrumen kecerdasan naturalis anak SD yang dikonstruk oleh Agustin (2014). 1. Cenderung menyukai alam terbuka; 2. Berbicara/bercerita banyak tentang binatang kesayangan atau lokasi-lokasi alam yang favorit; 3. Suka mengamati fenomena alam; 4. Mempunyai kesadaran ekologis yang tinggi (misalnya, membuang sampah di tempatnya); 5. Dapat menunjukkan gambar-gambar gunung, danau, lautan, atau hutan; 6. Dapat menceritakan kembali cerita yang berkaitan dengan flora dan fauna; 7. Menunjukkan sikap menyayangi hewan peliharaan; 8. Suka mengamati daun, serangga, dan semacamnya; 9. Tidak menunjukkan sikap takut terhadap binatang; 10. Cenderung tidak takut untuk memegang serangga atau berada di dekat binatang;
6 Menasihati teman yang berperilaku negatif terhadap hewan dan alam; 12. Mampu menegur teman lain yang menunjukkan sikap tidak menyukai/melukai binatang. G. Pembelajaran IPA untuk Mengungkap Kecerdasan Naturalis Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahun Alam Tingkat/Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester : 1/I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Tema : Kegemaran I. Standar Kompetensi Mengenal cara memelihara lingkungan agar tetap sehat. II. Kompetensi Dasar Menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan, peliharaan, dan lingkungan sekitar. III. Indikator Hasil Belajar - Siswa dapat menyebutkan alasan perlunya merawat tanaman dan hewan - Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang diperlukan dalam merawat hewan - Siswa dapat menyebutkan keuntungan merawat tanaman dan hewan IV. Materi Menerapkan cara memelihara lingkungan di sekitar rumah dan sekolah. V. Pendekatan, Sumber, Metode, Media Pendekatan : Konstruktivis Sumber : KTSP Mata Pelajaran IPA untuk Kelas 1 SD Metode : Percobaan, pengamatan, tanya jawab, diskusi VI. Kegiatan Belajar Mengajar No Tahap Kegiatan 1. Persiapan Guru menganalisis kurikulum dan mencari sumber informasi tentang perawatan terhadap tanaman dan hewan 2. Kegiatan Awal Guru membawa pot tanaman/bunga mawar, kemudian guru memberikan pertanyaan yang dapat menstimulus atau mengungkap kecerdasan naturalis siswa: Apakah ini?, Apakah di rumahmu juga terdapat tanaman?, Tanaman apa saja yang dirawat? 3. Eksplorasi Guru memberikan pertanyaan kembali yang dapat menstimulus atau mengungkap kecerdasan naturalis siswa, misalnya Apakah kamu tahu, bagaimana cara merawat tanaman?, Selain tanaman, kira-kira apa yang dapat kita rawat/pelihara?, Mengapa kamu merawat/memelihara tanaman/hewan tersebut?.
7 64 Guru meminta siswa untuk menceritakan kembali terkait tanaman yang dirawat atau hewan peliharaannya. Guru bertanya, Apa saja yang ingin kamu ketahui terkait perawatan/peliharaan tanaman/hewan?. Guru menuliskan pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis. Guru mendemonstrasikan cara menanam tanaman dan merawat tanaman. Guru menstimulus kecerdasan naturalis siswa dengan meminta siswa untuk mempraktikkannya di rumah masingmasing dengan berpedoman pada LKS yang telah diberikan dan mencatatkan pertumbuhan tanaman yang ditanam selama 1 semester. 4. Elaborasi Bentuk stimulasi kecerdasan naturalis lainnya, guru membimbing siswa melakukan observasi di lingkungan sekolah untuk mengamati tanaman dan hewan (jikalau ditemukan) yang dapat dirawat/dipelihara. 5. Konfirmasi Guru mengulas kembali hal-hal yang harus diperhatikan dalam merawat tanaman dan hewan Guru memberikan penguatan kembali akan manfaat/keuntungan merawat tanaman dan hewan 6. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama dengan siswa membuat simpulan materi pelajaran. Siswa mengerjakan post tes. Pemberian PR/tugas. VII. Evaluasi a. Proses No. Aspek 1 Cenderung menyukai alam terbuka 2 Berbicara/bercerita banyak tentang binatang kesayangan atau lokasi-lokasi alam yang favorit 3 Suka mengamati fenomena alam 4 Mempunyai kesadaran ekologis yang tinggi (misalnya, membuang sampah di tempatnya) 5 Dapat menunjukkan gambar-gambar gunung, danau, lautan, atau hutan 6 Dapat menceritakan kembali cerita yang berkaitan dengan flora dan fauna 7 Menunjukkan sikap menyayangi hewan peliharaan Indikator Kemunculan Ada Tidak Evidence / Keterangan
8 65 8 Suka mengamati daun, serangga, dan semacamnya 9 Tidak menunjukkan sikap takut terhadap binatang 10 Cenderung tidak takut untuk memegang serangga atau berada di dekat binatang 11 Menasihati teman yang berperilaku negatif terhadap hewan dan alam 12 Mampu menegur teman lain yang menunjukkan sikap tidak menyukai/melukai binatang b. Akhir Tes lisan 1. Keberanian menjawab/ menyampaikan pendapat. 2. Ketepatan jawaban. 3. Keseriusan dan konsentrasi dalam menyimak pertanyaan. Tes tertulis 1. Pilihan ganda. 2. Isian. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA berbasis teori kecerdasan naturalis harus mampu memunculkan kegiatan yang mengarah pada upaya menstimulus dan/atau mengungkap kecerdasan naturalis siswa dalam pembelajaran. Misalnya, dengan membuat pertanyaan kepada siswa tentang kegemarannya memelihara hewan dan tumbuhan yang selanjutnya siswa diminta untuk menceritakan pengalamannya dalam memelihara hewan dan tumbuhan kesayangannya. Selain itu, guru perlu mengarahkan siswa untuk memiliki kesadaran sikap tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya serta sikap siswa yang mau menegur temannya yang berperilaku negatif terhadap alam. DAFTAR PUSTAKA Armstrong, T Multiple Intelligences in The Classroom Third Edition. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD). Badan Standar Nasional Pendidikan Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Casmini Emotional Parenting. Yogyakarta: Nuansa Aksara. Depdiknas Model-Model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta: PPPG Keguruan. Gardner, H Multiple Intelligences Go To School: Educational Implications of The Theory of Multiple. American Educational Research Association. Volume 18. Nomor 8. Gardner, H Multiple Intelligences. Jakarta: Daras Books.
9 66 Lazear, D Pathways of Learning Teaching Students and Parents About Multiple Intelligences. Tucson: Zephyr Press. Musfiroh, T Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Novaria, Dita Peningkatan Kecerdasan Naturalis melalui Pembelajaran Sains dengan Metode Diskaveri Inkuiri. (Skripsi). UPI. Samatowa, Usman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Santrock, J. W Life-Span Development. Jakarta: Erlangga. Stefanakis, E. H Multiple Intelligences and Portofolio a Window Into The Learner s Mind. New York: Heinemann. Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Widi Wisudawati, Asih. & Sulistyowati, Eka Metodelogi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara. Sumber Internet Yuliawati, F, Rokhimawan, M.A, Suprihatiningrum, J. Pengembangan Modul Pembelajaran Sains Berbasis Integrasi Islam-Sains untuk Peserta Didik Difabel Netra MI/SD Kelas 5 Semester 2 Materi Pokok Bumi dan Alam Semesta. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 2 (2) (2013) Tersedia:
BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)
Lebih terperincimateri yang ada dalam suatu pengajaran.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting
Lebih terperinciKURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI JENJANG PENDIDIKAN DASAR MATA PELAJARAN SAINS. 4 Pilar Pendidikan UNESCO
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI JENJANG PENDIDIKAN DASAR MATA PELAJARAN SAINS Oleh : Drs.Saeful Karim,M.Si Disampaikan pada Acara Pengabdian Pada Masyarakat untuk Guru-Guru IPA SD Se-Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
Lebih terperinciINKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP. Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si.
Inkuiri Pendekatan Pembelajaran IPA (Fisika) SD/MI.. Edi Istiyono 1 INKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses
Lebih terperinciMata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh ELISA NIM F34211502 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pendidikan IPA SD BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Pendidikan IPA SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang dipelajari oleh semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah
Lebih terperinci42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agustin, M. (2006). Profil kecerdasan jamak anak usia TK. Jurnal Pedagogia. 4(2).
DAFTAR PUSTAKA Agustin, M. (2006). Profil kecerdasan jamak anak usia TK. Jurnal Pedagogia. 4(2). Al-Ghraibeh, A. M. (2012). Brain based learning and its relation with multiple intelligences. International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).
Lebih terperinci42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
Lebih terperinciPENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kecerdasan Naturalis A. Hakekat Kecerdasan Naturalis Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kecerdasan Naturalis a. Pengertian Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ADI SUNGKAWA A54B090021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan
Lebih terperinciMata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam
Lebih terperinci45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang
45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, ilmu pengetahuan alam bukan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN
PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN Oleh: Afif Rifai 1, Suhartono 2, Ngatman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: rifai_kbm@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti
Lebih terperinci: Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM 2013
PERANGKAT PEMBELAJARAN RPP KURIKULUM 2013 Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema Subtema :TEMATIK : SD/MI : V / 1 (SATU) : Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan Nama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis dan menyeluruh. Ilmu pengetahuan yang holistik, bukan merupakan ilmu yang parsial antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
Lebih terperinciBAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA
10 BAB II 10 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik (Djamarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat familiar kita dengarkan di dalam hidup sehari hari, sebab pendidikan merupakan kegiatan penting yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciINKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP. Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si.
INKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Kardi dan Nur dalam Trianto (2010:136) mengemukakan bahwa IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata pendidikan pun sudah tidak asing lagi di dengar oleh seluruh lapisan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Erlinda Guru SDN 018 Rantau Sialang erlinda916@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pintu utama bagi siswa dalam memasuki gerbang pengetahuan, oleh karena itu kedudukan suatu pengetahuan itu sangatlah penting untuk diberikan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FRIDA IKA YUHASTUTI A54E111072 PROGAM STUDI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan atau kerusakan pada satu atau lebih organ
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,
BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Ela, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiapa individu menginginkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mencapai keinginan tersebut adalah dengan meningkatkan sumber
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR
6 BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA A. Definisi Metode Inkuiri Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi yang diajarkan di Sekolah Dasar terbagi atas beberapa disiplin ilmu. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang mempelajari tentang alam atau yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran IPA di SD adalah agar siswa memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan kehidupan ilmiah yang sederhana,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses
Lebih terperinciKeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat
Ida Kaniawati Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat positif. Mengembangkan keterampilan proses
Lebih terperinciDisampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.
Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD 2016 RINI NINGSIH, M.Pd. ADA APA DENGAN RPP? Apa yang dimaksud RPP Mengapa Membuat RPP? Bagaimana membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaaat penelitian, dan fokus penelitian. Berikut uraian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, dan fokus penelitian. Berikut uraian selengkapnya. 1.1 Latar Belakang Sisdiknas (2013)
Lebih terperinci(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori merupakan kerangka acuan yang digunakan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori-teori yang dikaji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinci