PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2014
|
|
- Ida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISBN PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2014 Optimalisasi Penelitian Biologi dan Kependidikan dalam Konservasi Sumber Daya Alam Banda Aceh, 27 Desember 2014
2 Prosiding SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2014 Optimalisasi Penelitian Biologi dan Kependidikan dalam Konservasi Sumber Daya Alam Editor: Prof. Adlim, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh) Prof. Dr. Arrijani, M.Si. (Universitas Negeri Manado, Manado) Dr. Syaukani, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh) Dr. Vandalita MM Rambitan, MP. (Universitas Mulawarman, Samarinda) Dr. Yon Vitner (Institut Pertanian Bogor, Bogor) Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak Cipta Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah & Magister Pendidikan Biologi PPs Unsyiah Hak Terbit pada Natural Aceh Natural Aceh Jln. Tgk. Adee II No. 8, Gampong Doy, Ulee Kareng, Banda Aceh SMS , BBM: 7D2C624E ISBN: Layout & Sampul Iswadi, S.Pd., M.Si. Hendra Yulisman, S.Pd. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
3 KANDUNGAN PATI PADA BONGGOL PISANG Widya Sani, Iswadi, dan Samingan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan pati pada berbagai varietas bonggol pisang yang berbeda. Tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel, pengolahan bonggol pisang, pembuatan kurva standar, dan analisis pati. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Sampel terdiri dari lima jenis bonggol pisang, yaitu bonggol pisang kepok, wak, raja, barangan, dan mas. Penentuan kandungan pati dilakukan dengan metode Dinitrosalisilat (DNS). Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan kandungan pati pada berbagai varietas bonggol pisang. Kandungan pati tertinggi terdapat pada bonggol pisang mas (67,8%) dan kandungan pati terendah terdapat pada bonggol pisang barangan (59,1%). Berdasarkan hasil uji Analisis Varian (ANAVA) menunjukkan bahwa kandungan pati pada bonggol pisang mas berbeda sangat nyata terhadap kandungan pati bonggol pisang lainnya. Kata-kata kunci: analisis, pati, bonggol pisang PENDAHULUAN Pati merupakan zat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, dan sekitar 80% kebutuhan energi manusia di dunia bersumber dari pati. Produksi pati bagi industri dunia saat ini sekitar 50 juta ton/tahun dengan laju pertumbuhan 7,7% per tahun, dan perkembangan kebutuhan pati dunia oleh industri makanan modern sudah menarik usaha untuk mengidentifikasi sumber baru bagi polisakarida ini (Jong dan Adi, 2007). Bello-Pe rez dkk. (1999 ) mengemukakan bahwa kandungan pati terbesar terdapat pada buah-buahan berwarna hijau dan belum masak seperti pisang dan mangga yang mencapai 70% berat keringnya. Berdasarkan fakta di atas, buah pisang dapat dijadikan sebagai sumber pati alternatif selain dari rumput-rumputan (jagung, gandum, dan padi). Pati tanaman pisang selain dapat ditemukan pada buah, juga terdapat pada bonggol. Hasil observasi lapangan, bonggol pisang tidak dimanfaatkan lagi setelah pemanenan buah. Secara morfologi bonggol pisang merupakan bagian batang yang banyak mengandung cadangan makanan terutama pati. Dalam 100 gram bahan bonggol pisang kering mengandung karbohidrat 66,2 gram dan bonggol pisang segar mengandung karbohidrat 11,6 gram (Widiastuti, 2008 dalam Ole dkk., 2013). Bonggol pisang dapat dimanfaatkan untuk diambil patinya yang menyerupai pati tepung sagu dan tepung tapioka. Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif, yaitu bioetanol. Bonggol pisang yang berasal dari varietas berbeda diasumsikan memiliki kandungan pati yang berbeda. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan kandungan pati pada setiap tanaman adalah perbedaan varietas, lingkungan tempat tumbuh (tanah, cahaya, iklim), dan umur panen (Nurdjanah dkk., 2007). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kandungan pati pada bonggol pisang dari varietas berbeda. 187
4 METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala pada bulan Agustus sampai Oktober Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada dua lokasi penelitian yang berbeda. Setiap lokasi penelitian, ditentukan titik koordinat dan ketinggian diatas permukaan laut menggunakan GPS ( Global Positioning System). Setelah itu dilakukan pengukuran faktor-faktor lingkungan pada masing-masing lokasi penelitian, antara lain suhu tanah, kelembaban udara dan suhu udara, ph dan kelembaban tanah, serta intensitas cahaya. Selanjutnya bonggol pisang diambil dari dalam tanah menggunakan cangkul dan dimasukkan ke dalam kantung plastik. Sampel yang diperoleh selanjutnya diproses. Proses Pengolahan Bonggol Pisang Pembuatan pati dilakukan dengan cara membersihkan bonggol pisang dari kotoran dan serabut akarnya, kupas kulit bonggolnya hingga sampai ke bagian yang tidak ada lagi seratnya. Selanjutnya, bonggol pisang yang telah dibersihkan kemudian dipotong-potong sebesar kepalan tangan untuk mempermudah memarut. Potongan bonggol pisang direndam ke dalam larutan Na bisulfit 1% atau dengan air kapur selama 2-3 menit. Setelah direndam, bonggol pisang tersebut kemudian diparut dan hasil parutan dicampur dengan air untuk mempermudah pengambilan pati yang terkandung. Larutan dibiarkan beberapa saat agar patinya mengendap, lalu dibuang air yang ada diatasnya. Pati yang didapat kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari atau alat pengering khusus (oven). Pembuatan Pati Murni Sebanyak 3 gram tepung bonggol pisang dicuci dengan menggunakan etanol 80% sebanyak ±30 ml secara maserasi untuk menghilangkan gula-gula sederhana pada suhu kamar selama 15 menit. Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquadest. Residu kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml dietil eter untuk menghilangkan lemak. Kemudian sampel dibiarkan untuk menguapkan dietil eter dari residu dan dicuci lagi dengan 150 ml etanol 10% untuk membebaskan lebih lanjut karbohidrat yang terlarut. Residu pada kertas saring lalu dikeringkan dengan menggunakan oven. Analisis Pati Pembuatan Kurva Standar Dibuat kurva standar dengan membuat larutan glukosa standar induk 5000 ppm. Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, 3500 ppm, 4000 ppm, 4500 ppm, dan 5000 ppm. Selanjutnya sebanyak 6 buah tabung reaksi bersih masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa standar tersebut. Satu tabung diisi aquadest sebanyak 1 ml sebagai blanko. Kemudian ke dalam masingmasing tabung reaksi ditambahkan 3 ml pereaksi DNS. Setelah itu dipanaskan dengan water bath pada suhu 100 C selama 5 menit. Sampel kemudian diencerkan dengan penambahan 10 ml aquadest dan diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Pati Dihidrolisis dengan Asam Sebanyak 0,5 gram sampel tepung pisang yang telah bebas lemak dan gula-gula sederhana ditambahkan 50 ml aquadest dan 5 ml HCl 25%. Erlenmeyer ditutup dan dipanaskan dengan water bath pada suhu 100 C selama 2,5 jam. Setelah dingin larutan 188
5 yang terbentuk dinetralkan dengan NaOH 25%, disaring, dan ditepatkan volumenya hingga 100 ml. Pengukuran Kadar Gula Pereduksi Sampel Sebanyak 1 ml sampel yang dihidrolisis dengan asam dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml pereaksi DNS. Setelah itu dipanaskan dalam water bath dengan suhu air (100 C) selama 5 menit lalu didinginkan pada suhu ruang. Sampel kemudian diencerkan dengan penambahan 10 ml aquadest dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Teknik Pengumpulan Data Dari hasil pengukurn didapat data nilai absorbansi. Kemudian data ini diolah menggunakan rumus: Kadar Pati (%) = Gula reduksi 0,9 100 Gula reduksi =. ( ) Keterangan: x = Konsentrasi sampel FP = Faktor pengenceran 0,9 = Faktor konversi Analisis Data Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan uji Analisis Varian (ANAVA). Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Excel Jika terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji lanjutan dengan taraf kepercayaan 1%. HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva Standar Glukosa Pada penelitian ini konsentrasi larutan glukosa standar yang digunakan sebesar 500, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500, 4000, 4500, dan 5000 ppm. Kurva standar glukosa dibuat dari plot antara konsentrasi glukosa terhadap absorbansi pada panjang gelombang 540 nm. Kurva standar dapat dilihat pada Gambar Kurva Standar Glukosa y = x R² = Absorbansi Absorbansi (y) Linear (Absorbansi (y)) Konsentrasi (ppm) Gambar 1. Hubungan Antara Konsentrasi Glukosa dengan Nilai Absorbansi Berdasarkan Gambar 1 diperoleh persamaan regresi linear y= 0,0004x+0,2599 serta nilai R 2 = 0,962. Nilai R 2 = 0,962 memenuhi syarat untuk digunakan sebagai kurva standar karena terletak pada interval 0,9< R 2 >1. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat 189
6 korelasi yang linear antara data absorbansi dengan konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi maka nilai absorbansinya juga semakin tinggi (Mulyani, 2011). Kadar Pati pada Setiap Sampel Bonggol Pisang Nilai Absorbansi Kadar pati dapat diketahui dengan pengukuran nilai absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran nilai absorbansi pada sampel bonggol pisang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Absorbansi Sampel Bonggol Pisang Varietas Nilai Absorbansi Rerata Pisang Kepok 1,680 1,680 1,700 1,686 Pisang Wak 1,620 1,620 1,640 1,626 Pisang Raja 1,660 1,640 1,640 1,646 Pisang Barangan 1,580 1,560 1,580 1,573 Pisang Mas 1,780 1,760 1,760 1,766 Berdasarkan Tabel 1 terlihat nilai absorbansi dari masing-masing sampel bonggol pisang pada tiga kali pengulangan memiliki nilai absorbansi yang berbeda-beda. Bonggol pisang mas memiliki nilai absorbansi tertinggi yaitu mencapai 1,766 dibandingkan bonggol pisang kepok, wak, dan raja. Sedangkan, bonggol pisang barangan memiliki nilai absorbansi terendah yaitu 1,573. Hal ini sesuai dengan kadar gula reduksi yang terdapat pada bonggol pisang tersebut. Dalam uji identifikasi gula pereduksi bonggol pisang mas menunjukkan warna yang lebih merah dari bonggol pisang lainnya. Semakin merah warna yang ditimbulkan maka semakin tinggi kadar gula reduksi yang terkandung dalam suatu bonggol pisang. Hal ini terjadi karena semakin tinggi kadar gula reduksi maka molekul-molekul yang terdapat pada sampel bonggol pisang semakin banyak sehingga molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu juga semakin banyak. Dengan demikian mengakibatkan nilai absorbansi semakin tinggi (Neldawati, 2013). Kadar Pati Kadar pati merupakan banyaknya pati yang terkandung dalam bahan kering yang dinyatakan dalam persen. Data kadar pati (%) dalam setiap varietas bonggol pisang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Kadar Pati dalam Setiap Sampel No. Sampel Kadar Pati (%) Rerata (%) 1. Bonggol pisang kepok 63,9 63,9 64,8 64,2 2. Bonggol pisang wak 61,2 61,2 62,1 61,5 3. Bonggol pisang raja 63 62,1 62,1 62,4 4. Bonggol pisang barangan 59,4 58,5 59,4 59,1 5. Bonggol pisang mas 68,4 67,5 67,5 67,8 Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa kadar pati tertinggi terdapat pada sampel bonggol pisang mas yaitu 67,8%, dan kadar pati terendah terdapat pada bonggol pisang barangan yaitu 59,1%. Perbandingan kadar pati pada bonggol pisang kepok, wak, dan raja tidak jauh berbeda, sedangkan kadar pati pada bonggol pisang mas dan barangan berbeda sangat nyata (Gambar 2). 190
7 Kadar Pati (%) Kepok Wak Raja Barangan Mas Varietas Bonggol Pisang Gambar 2. Perbandingan Kadar Pati (%) pada Setiap Sampel Bonggol Pisang Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa pada lima varietas bonggol pisang memiliki kadar pati yang berbeda-beda. Untuk mengetahui perbandingan kadar pati tersebut dilakukan uji Analisis Varian (ANAVA) yang disajikan pada Tabel 3. Selanjutnya uji lanjutan yang digunakan adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 0,01. Hasil uji BNJ dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Hasil Uji Analisis Varian (ANAVA) Perbandingan Kadar Pati Pada Setia p Varietas Bonggol Pisang yang Berbeda Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F tabel Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung 5% 1% Varietas 4 126,9 31, ,5* 3,48 5,99 Galat 10 2,7 0,27 Total ,6 Tabel 4. Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada Taraf 0,01 Varietas Rata-Rata Nilai BNJ (0,01) = 2,448 Bonggol pisang kepok 64,2 cd Bonggol pisang wak 61,5 ab Bonggol pisang raja 62,4 bc Bonggol pisang barangan 59,1 a Bonggol pisang mas 67,8 d Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf 0,01. Tabel 4 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji Beda Nyata Jujur, pada perlakuan varietas bonggol pisang mas memiliki kadar pati yang paling optimum yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pengaruhnya menurut BNJ 1%. Perbedaan kadar pati pada setiap tanaman dipengaruhi oleh varietas (sifat genetik), keadaan faktor fisik lingkungan, dan umur panen. Bonggol pisang mas memiliki kadar pati yang paling tinggi sedangkan varietas lainnya tidak jauh berbeda. Tanaman yang sifat genetiknya berbeda akan berbeda pula adaptasinya terhadap lingkungan. Hal ini akan berakibat pula terhadap perbedaan laju dan produk metabolisme yang dihasilkan. Hal ini dinyatakan oleh Baye dkk. (2006) dalam Alam (2008 ), komposisi kimia tanaman seperti protein, lipida, dan pati lebih banyak dipengaruhi oleh sifat genetik. 191
8 SIMPULAN Pada lima varietas bonggol pisang yaitu pisang kepok, wak, raja, barangan, dan mas menunjukkan respon yang berbeda terhadap persentase kandungan pati. Kandungan pati tertinggi terdapat pada bonggol pisang mas (67,8%). Ditinjau dari potensi kadar pati pada bonggol pisang mas berpotensi sebagai sumber energi alternatif terbarukan yaitu bioethanol. DAFTAR PUSTAKA Alam, N dan Nurhaeni Komposisi Kimia dan Sifat Fungsional Pati Jagung Berbagai Varietas yang Diekstrak dengan Pelarut Natrium Bikarbonat. Journal Agroland, 15: Bello-Pe rez, L.A., dkk Isolation and Partial Characterization of Banana Starches. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 47: Jong, F.S. dan Adi W Sagu: Potensi Besar Pertanian Indonesia. Iptek Tanaman Pangan, 2: Mulyani, E.M. dan Sukesi Analisis Proksimat Beras Merah (Oryza sativa) Varietas Slegreng dan Aek Sibundong. Prosiding KIMIA FMIPA ITS, 1:1-8. Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Phillar of Physics, 2: Nurdjanah, S., Susilawati, Maya R.S Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu ( Manihot esculenta) pada Berbagai Umur Panen Menggunakan Penetrometer. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian, 2: Ole, B.B.M., A. Wibowo, B.B. Rahardjo S Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang ( Musa paradisiaca) Sebagai Dekomposer Sampah Organik. Jurnal
ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG
ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG Mirsya Ekarina Mulyani 1407 100 053 Pembimbing: Dra. Sukesi, M.Si Contents Pendahuluan Latar Belakang Lebih dari setengah
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (ORYZA SATIVA) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG
ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (ORYZA SATIVA) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG Mirsya Ekarina Mulyani 1407 100 053 Pembimbing:
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciIII METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di
31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN BONGGOL PISANG RAJA SERE. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
PEMANFAATAN BONGGOL PISANG RAJA SERE (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN CUKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium
29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
21 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Ubi kayu merupakan salah satu hasil pertanian dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan baku pembuatan etanol. Penggunaan
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,
Lebih terperincisampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan
59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciPRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pisang merupakan buah yang umum ditemui di Indonesia. Badan Pusat statistik mencatat pada tahun 2012 produksi pisang di Indonesia adalah sebanyak 6.189.052 ton. Jumlah
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLampiran 1 Formulir organoleptik
LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan
Lebih terperinciANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM
ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM Oleh: Qismatul Barokah 1 dan Ahmad Abtokhi 2 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Penelitian ini sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN
Jurnal Sains Kimia Vol 10, No.1, 2006: 40 45 STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Emma Zaidar
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciKADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
0 KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELmAN. asam sitrat, FeCI^, NajCOj, KSCN, KI, EM-4 produksi PT. Songgolangit, benih sawi
BABm METODOLOGI PENELmAN 3.1. AlatdanBahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektronik Genesis II (Milton Roy Company, USA nomor katalog 4001/4), Sentrifiiga SED 5 (United Kingdom), handtractor
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI ENZIMATIS
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA BIOPROSES KINETIKA REAKSI ENZIMATIS KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KINETIKA REAKSI ENZIMATIS 1. Pendahuluan Amilase
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat
25 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2011. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan restorasi resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar
Lebih terperinci