Gambar : Bentuk dan proporsi huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Sign
|
|
- Irwan Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Gambar : Bentuk dan proporsi huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Sign Gambar : Bentuk dan ukuran huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Signs Catatan: Lebar tanda panah, diameter titik, serta lebar dan panjang garis harus disesuaikan ukurannya dengan lebar karakter. Dimensi tanda panah harus tetap untuk ukuran rambu tertentu, dengan mengabaikan posisinya 8-77
2 Preceding Letter Huruf Sebelumnya a. Letter to letter code number Huruf ke kode nomor huruf Following Letter Huruf Selanjutnya B,D,E,F, H,I,K,L, M,N,P,R,U C,G,O, Q,S,X,Z A,J,T, V,W,Y Code number Nomor Kode A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z b. Numeral to numeral code number Numeral ke kode nomor numeral Following Number Preceding Nomor Selanjutnya Numeral 1,5 2,3,6,8,9,0 4,7 Numeral Code number Sebelumnya Nomor Kode d) Width of letter Lebar Huruf Letter height (mm) Tinggi huruf (mm) Letter Huruf Width (mm) 400 Lebar (mm) A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z e) Width of numeral Lebar Numeral Numeral height (mm) Tinggi Numeral Letter Huruf Width (mm) 400 Lebar (mm) c. Space between characters Jarak antar karakter Letter Height (mm) Tinggi Huruf (mm) Code No Kode No Space (mm) Jarak (mm) INSTRUKSI - Untuk menentukan JARAK yang tepat antar huruf atau nomor ambil kode nomor dari tabel a atau b dan masukkan tabel c untuk kode nomor yang diinginkan - Jarak antar kata dari kelompok karakter yang membentuk abreviasi atau simbol harus sama dengan 0,5 hingga 0,75 tinggi karakter yang digunakan kecuali jika ada tanda panah dengan karakter tunggal seperti A- >, maka jarak dapat dikurangai hingga tidak kurang dari seperempat tinggi karakternya untuk memberikan keseimbangan visual yang baik - Jika nomor yang mengikuti huruf atau sebaliknya gunakan kode 1 - Jika tanda penghubung (hyphen), titik atau garis miring mengikuti karakter atau sebaliknya gunakan Kode 1 Gambar : Bentuk dan ukuran huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Signs Di sisi manapun tulisan, Lebar permukaan rambu(sign) harus memberikan lebar minimum yang sama dengan setengah tinggi tulisan. Dalam 8-78
3 kasus rambu (sign) huruf tunggal, lebar harus ditingkatkan hingga tinggi tulisan tersebut. Dalam semua kasus, lebar permukaan mandatory sign yang hanya ada pada satu sisi taxiway tidak boleh kurang dari: a. 1,94 m dengan code number 3 atau 4; dan b. 1,46 dengan code number 1 atau Struktural Rambu (sign) harus bersifat frangible. Rambu (sign) yang terletak dekat runway atau taxiway harus cukup pendek guna menjaga clearance untuk propeller dan engine pod pesawat udara jet Penerangan Rambu (sign) harus diberi penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan: a. di kondisi jarak visual runway kurang dari 800 m; atau b. di malam hari, dengan instrument runway; atau c. di malam hari, dengan non-instrument runway code number 3 atau Rambu (sign) harus reflektif (retro reflective) dan/atau diberi penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan di malam hari dengan noninstrument runway code number 1 atau Rata-rata luminans rambu (sign) harus seperti berikut: a. jika operasi dilakukan di rentang visual runway kurang dari 800 m, maka rata-rata luminans tanda setidaknya harus: Merah 30 cd/m 2 Kuning 150 cd/m 2 Putih 300 cd/m 2 Tabel : Rata-rata luminans tanda (sign) b. jika operasional dilakukan di malam hari, di rentang visual runway 800 m atau lebih besar, maka rata-rata luminans tanda setidaknya harus: Merah 10 cd/m 2 Kuning 50 cd/m 2 Putih 100 cd/m 2 Tabel8.14-4: Rata-rata luminans tanda (sign) Rasio cahaya antara elemen merah dan putih tanda harus tidak kurang dari 1:5 dan tidak boleh lebih dari 1: Rata-rata luminans rambu (sign)harus dihitung berdasarkan ICAO Annex 14, Volume 1, Appendix 4, 8-79
4 Gambar 4.1. Prosedur ini dibahas dalam Bagian Untuk mendapatkan keseragaman sinyal, nilai luminans harus tidak boleh lebih dari rasio 1,5:1. Jika ukuran grid 7,5 cm, rasio antara nilai luminans titik grid yang bersebelahan harus tidak lebih dari 1,25:1. Rasio antara nilai luminans maksimum dan minimum di seluruh permukaan rambu harus tidak lebih dari 5: Rambu(sign) harus berwarna merah, putih, kuning dan hitam sesuai dengan rekomendasi dalam ICAO Annex 14, Volume 1, Appendix 1, untuk tanda (sign) yang diberi penerangan secara eksternal, tanda(sign) retro-reflective dan rambu yang bertransiluminasi yang sesuai Mandatory instructions signs Mandatory instruction sign harus disediakan untuk mengidentifikasi lokasi dimana aircraft melakukan taxi atau kendaraan tidak boleh berjalan kecuali diijinkan oleh bandar udara control tower Movement Area Guidance Signs yang merupakan instruksi wajib, meliputi: a. runway designation signs; b. category I, II or III holding position signs; c. runway-holding position signs; d. aircraft NO ENTRY signs; e. road-holding position (vehicular STOP) signs Marka runway holding position pola A harus dilengkapi dengan runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway atau perpotongan runway/runway Marka runway holding position pola B harus dilengkapi dengan category I, II or III holding position signs Marka runway holding position pola A pada runway holding position sebagaimana yang dijelaskan pada Paragraf 6.8 harus dilengkapi dengan runway holding position sign Runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway dapat dilengkapi dengan location sign dengan posisi ke arah luar taxiway Tulisan pada Mandatory Instructions Signs harus berwarna putih dengan latar belakang warna merah Jika diperlukan secara operasional, seperti taxiway dengan lebar lebih dari 60 m atau untuk membantu dalam pencegahan runway incursion, maka mandatory instruction sign perlu ditambah dengan marka mandatory instruction. 8-80
5 Runway Designation Signs Runway designation sign, sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar , harus disediakan di runway/taxiway intersection, dimana dipasang marka runway holding position denganpola A. Hanya penunjuk untuk satu ujung runway yang harus diperlihatkan jika taxiway intersection berada pada atau di dekat ujung runway. Penunjuk untuk kedua ujung runway, posisinya ditetapkan dengan baik sesuai dengan posisi melihat sign tersebut, yaitu harus memperlihatkan dimana taxiway berada Taxiway location sign harus diletakan berdampingan dengan runway designation sign, di posisi sebelah luar (paling jauh dari taxiway) Runway designation sign harus disediakan setidaknya di sebelah kiri taxiway menghadap arah pendekatan (approach) menuju runway. Jika lebar taxiway melebihi 60 m, atau untuk membantu dalam runway incursion, maka runway designation sign harus disediakan di masing-masing sisi taxiway. Gambar : Runway designation signs dengan taxiway location sign Category I, II or III Runway Designation Signs Jika terdapat marka taxi-holding position pola B, sebagaimana diperlihatkan di bawah, Category I, II or III runway designation sign harus disediakan setidaknya di sisi kiri taxiway menghadap ke arah approach menuju runway. Jika lebar taxiway lebih dari 60 m, maka runway designation signcategory I, II or III harus disediakan di setiap sisi taxiway. 8-81
6 Gambar : Category I runway-holding position sign Gambar : Contoh posisi rambu di taxiway/runway intersections 8-82
7 Runway Holding Position Sign Runway-holding position signs harus berada di lokasi taxiway, kecuali intersection, dimana air traffic control mengharuskan pesawat udara untuk berhenti, seperti pada saat memasuki ILS sensitive area. Rambu (sign) tersebut adalah taxiway designation sign, tetapi dengan huruf berwarna putih dengan latar belakang warna merah. Lihat Gambar di bawah. Jika lebar taxiway lebih dari 60 m, maka runway holding position sign harus berada di setiap sisi taxiway. Gambar : Mandatory runway-holding position sign Aircraft NO ENTRY Sign NO ENTRY sign yang terdiri dari lingkaran berwarna putih dengan bar horisontal di tengah dan latar merah, harus disediakan di jalur masuk pada area yang tidak boleh dimasuki. NO ENTRY sign harus ditempatkan pada masing-masing sisi taxiway. Lihat Gambar di bawah Gambar : Aircraft NO ENTRY sign Road holding position sign Road holding position sign harus disediakan di semua jalan masuk ke cantum dalam Aerorunway Road holding position sign harus diletakkan 1.5m dari satu sisi jalan (kanan atau kiri yang sesuai dengan peraturan lalu lintas local) pada holding position Road holding position sign harus terdiri dari tulisan berwarna putih dan latar belakang berwarna merah Tulisan pada sign ini harus sesuai dengan bahasa nasional, sesuai dengan regulasi lalu lintas local dan sesuai dengan : a. Persyaratan untuk berhenti; dan b. Jika sesuai : 8-83
8 Persyaratan untuk memperoleh izin dari ATC; dan Lokasi designator Catatan : Contoh road holding position signs tercantum dalam Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part Penggunaan pada malam hari harus retroreflective atau diberi penerangan. Gambar : Road-holding position sign Information Signs Information sign harus tersedia jika terdapat kebutuhan operasional untuk melakukan identifikasi dengan tanda (sign), lokasi yang specific, atau informasi routing Information signs harus, jika memungkinkan, ditempatkan pada sisi kanan kiri dari taxiway. Tulisan Information sign berwarna hitam dengan latar belakang kuning kecuali pada location sign Pada perpotongan taxiway, information sign harus ditempatkan sebelum intersection dan sejajar dengan marka taxiway intersection. Jika tidak ada marka taxiway intersection, tanda (sign) harus dipasang minimal 60m dari centerline perpotongan taxiway dengan code number 3 atau 4, dan minimal 40m jika code number 1 atau Yang termasuk Movement Area Guidance Signs untuk informasi adalah direction signs, location signs, destination signs, runway exit signs, runway vacated signs and intersection take-off signs Location signs Location sign harus disediakan bersamaan dengan runway designation sign kecuali pada perpotongan runway/runway Location signs harus disediakan bersamaan dengan direction sign, kecuali jika berdasarkan kajian aeronautical mengindikasikan tidak diperlukan. 8-84
9 Jika diperlukan, location sign dapat disediakan untuk mengidentifikasi taxiway exiting apron atau taxiway melewati perpotongan Jika taxiway berakhir pada perpotongan T dan diperlukan untuk mengidentifikasinya, direction sign dan/atau visual aid yang lain dapat digunakan Location sign dapat disediakan pada intermediate holding position. Jika dibutuhkan untuk identifikasi setiap rangkaian intermediate holding position pada taxiway yang sama, location sign dapat berisi designation taxiway dan angka Taxiway location sign dipasang bersamaan dengansi runway designation sign harus diposisikan diluar runway designation sign Location sign harus berisi designation dari lokasi taxiway, runway, atau permukaan lainnya yang dilewati atau dimasuki oleh pesawat udara. Location sign harus berwarna kuning dengan latar hitam dan jika berdiri sendiri maka harus diberi pinggiran kuning. Lihat Gambar Gambar : Taxiway location sign Direction signs Kombinasi location dan direction sign harus disediakan jika digunakan untuk mengindikasikan routing information sebelum perpotongan taxiway. Direction sign berisi alpha atau alphanumeric yang mengidentifikasikan taxiway dan tanda panah untuk menunjukkan arah Setiap arah taxiway harus diindikasikan dengan tanda panah, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Direction sign harus dengan huruf berwarna hitam dan latar kuning. Direction sign harus dilengkapi dengan location sign, kecuali jika penunjuk taxiway sudah diperlihatkan dengan baik di location 8-85
10 sign sebelumnya di sepanjang taxiway Direction sign, barikade dan/atau visual aid yang sesuai lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi perpotongan T dapat diletakkan pada sisi yang berlawanan dari persimpangan yang menghadap taxiway. Gambar : Direction/location/direction sign Destination signs Direction sign harus disediakan jika dibutuhkan secara operasional untuk mengidentifikasi designation dan direction dari taxiway pada perpotongan Jika dibutuhkan, destination dapat disediakan untuk mengindikasikan arah ke tujuan spesifik di bandar udara, seperti area cargo, general aviation, dll Destination signs harus dengan huruf berwarna hitam dan latar kuning, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Destination signs memberikan informasi kepada penerbang mengenai fasilitas pada atau di dekat area pergerakan. Tanda (sign) ini tidak boleh diletakkan bersama dengan location sign atau direction sign. Gambar : Destination sign Tulisan dalam destination sign harus berisi alpha, alphanumerik, atau numeric yang mengidentifikasikan tujuan dan panah yang mengindikasikan arah. Berikut ini contoh teks untuk rambu secara 8-86
11 umum yang digunakan sebagai destination sign: Signtext Arti Tabel : APRON Parkir umum, area servis dan loading CIVIL Area sipil pada bandar udara yang digunakan bersama(joint-use) MIL Area militer pada bandar udara yang digunakan bersama(joint-use) CARGO Area penanganan muatan atau kargo INTL Area internasional DOM Area domestik RUNUP Area run-up engine VOR VOR check point FUEL Area bahan bakar atau servis HGR Hanggar atau area hanggar Contoh untuk teks rambu secara umum Intersection take-off sign Intersection take-off sign dapat disediakan jika operasional membutuhkan untuk mengindikasikan take-off run available (TORA) yang tersedia untuk perpotongan take-offs Intersection take-off sign memberikan informasi kepada penerbang mengenai panjang take-off yang tersedia dari suatu taxiway, dimana intersection departure tersedia. Tanda (sign) ini diberikan agar penerbang dapat memastikan kembali bahwa ia berada di lokasi take-off yang tepat: a. Jika titik take-off tidak berada di dekat titik awal runway, maka rambu akan menunjukan jarak take-off run yang tersedia dalam satuan meter, ditambah dengan arah panah, yang ditempatkan dan diarahkan dengan tepat untuk menunjukkan arah dimana take-off run tersedia, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar ; b. Jika intersection departure tersedia di kedua arah, maka dibutuhkan dua tanda, masingmasing untuk setiap arah take-off Intersection take-off sign terletak di tengah posisi runway-holding di jalur masuk taxiway. Jarak antara tanda (sign) dengan runway centre line harus tidak kurang dari 60 m jika code number 3 atau 4, dan tidak 8-87
12 kurang dari 45 m jika code number 1 atau Jika hanya satu intersection take-off sign yang disediakan, maka harus diletakkan di sisi kiri taxiway. Jika take-off dapat dilakukan pada kedua arah, maka kedua tanda harus diletakkan di masing-masing sisi taxiway, sesuai dengan arah take-off. Intersection take-off sign tidak boleh mengganggu pandangan penerbang terhadap mandatory instruction sign runway manapun Tulisan pada intersection take-off sign harus terdiri dari numerical yang mengindikasikan take-off run available yang ada dalam satuan meter dan panah. Gambar : Take-off run available sign Rambu (sign) keluar/exit runway Runway exit sign harus tersedia jika terdapat kebutuhan operasional untuk mengidentifikasi runway exit Runway exit signs, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar di bawah, memberikan informasi kepada penerbang mengenai tujuan dan arah taxiway darimana mereka dapat keluar. Harus disediakan bagi runway yang digunakan dalam Land and Hold Short Operation (LAHSO), kecuali pada saat hanya digunakan oleh pesawat udara Performance Category A, seperti yang dijelaskan dalam AIP. Untuk tujuan ini, pesawat udara non-jet dengan bobot di bawah 5,700kg dapat dianggap sebagai pesawat udara Category A Tanda (sign) harus terdiri dari huruf berwarna hitam dengan latar belakang kuning, dengan tanda panah hitam mengarah keluar dari nomor taxiway, atau ke arah kanan nomor taxiway untuk keluar ke arah kanan, atau ke arah kiri untuk keluar ke kiri Runway exit sign harus diletakkan pada sisi yang sama dengan taxiway exit sign, 60 m sebelum pertemuan exit dimana code number runway 3 atau
Marka runway yang ditutup karena unserviceablity. Gambar : marka taxiway atau apron yang ditutup karena unserviceability 8-67
8.13.2.2 Marka unserviceability juga dapat digunakan untuk mengindikasikan bagian apapun dari taxiway atau apron yang tidak digunakan oleh pesawat udara. Pemberian marka yang diutamakan untuk bagian taxiway
Lebih terperinciContoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65
Gambar8.11-3: Marka tiang dan menara Gambar 8.11-4: Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65 8.11.5 Marka objek begerak (kendaraan) 8.11.5.1 Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan
Lebih terperincidan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar Gambar : Runway exit sign
dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar 8.14-21. Gambar8.14-20: Runway exit sign 8.14.8.10 Gambar 8.14-21: Dimensi tanda(sign dimensions) 8.14.8.11 Runway vacated sign 8.14.8.11.1 Runway
Lebih terperinciGambar : Typical apron markings
Gambar 8.7-28 : Typical apron markings 8.7.24 Self Manoeuvring Parking 8.7.24.1 Self-manoeuvring. Istilah ini digunakan untuk prosedur dimana pesawat udara masuk dan meninggalkan aircraft stand dengan
Lebih terperinci9.23. Lampu Taxiway Centre Line
9.22.4.5. Jarak spasi terakhir antara lampu pada bagian lurus harus sama dengan jarak spasi pada bagian melengkung. 9.22.4.6. Jika jarak spasi terakhir pada bagian lurus kurang dari 25 m, jarak spasi kedua
Lebih terperinciGambar : Marka taxiway pavement-strength limit
Gambar 8.6-24: Marka taxiway pavement-strength limit Marka tepi taxiway utama atau apron terkait, atau marka runway side stripe, harus terpotong di sepanjang lebar jalan masuk taxiway berkekuatan rendah.
Lebih terperinciJarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m. Kurang dari 800 meter. Lokasi dan Dimensi.
8.6.7 Marka runway aiming point 8.6.7.1 Marka aiming point harus disediakan pada setiap akhir pendekatan pada runway instrument yang diperkeras dengan code number 2, 3 atau 4. 8.6.7.2 Marka aiming point
Lebih terperinci6.4. Runway End Safety Area (RESA)
b. Dalam jarak 60 m dari garis tengah precision approach runway kategori I, dengan nomor kode 3 atau 4; atau c. Dalam jarak 45 m dari garis tengah dari sebuah precision approach runway kategori I, dengan
Lebih terperinciGambar : Diagram Isocandela untuk Lampu Threshold Wing Bar Intensitas Tinggi (Sinar Hijau)
Notes : 1) Kurva dihitung dengan rumus x 2 a 2 + y2 b 2 = 1 a 7.0 11.5 16.5 b 5.0 6.0 8.0 2) Toe-in 2º 3) Lihat catatan kolektif di Paragraf 9.11.1 untuk Gambar 9.11-1 hingga Gambar 9.11-11 Gambar 9.11-6:
Lebih terperinciAircraft stand number designation. Gambar :
Gambar8.7-11 : Aircraft stand number designation 8.7.11.4 Aircraft type limit designations mengindikasikan aircraft stand mana yang mampu mengakomodasi jenis pesawat udara tertentu. Nomor designation ini
Lebih terperinci9.28. Lampu road-holding position
9.27.2. Pola dan Lokasi Lampu Intermediate Holding Position Pada taxiway yang dilengkapi dengan lampu centre line, lampu intermediate holding position harus berisikan paling tidak 3 lampu inset, dengan
Lebih terperinciAIRPORT MARKING AND LIGHTING
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University AIRPORT MARKING AND LIGHTING Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Tujuan Marking Alat bantu navigasi ketika melakukan approach ke suatu bandar
Lebih terperinciGambar 8.6-1: Marka Runway designation, centre line and threshold 8-6
b. Jika threshold runway dipindahkan dari ujung runway, maka sebuah rambu yang menunjukkan runway designation dapat dibuat untuk lepas landas pesawat udara. 8.6.2.3 Karakteristik a. Marka runway designation
Lebih terperinciReference Code Letter. Tabel8.7-3: Pilot Stop Line
pilot. Pilot stop line harus memiliki panjang 6 m dan offset dari alignment line. 8.7.14.2 Jika segala jenis pesawat udara akan ditempatkan pada satu posisi parkir, maka offset untuk code letter C harus
Lebih terperinciGambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)
7.2.2.7. Zona Bebas Obstacle Permukaan inner approach, inner tranisitional dan balked landing, ketiganya mendefinsikan volume ruang udara di sekitar precision approach runway, yang dikenal sebagai zona
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Transportasi udara dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok: 1. Penerbangan domestik 2. Penerbangan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 39 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN
Lebih terperinciPhysical Characteristics of Aerodromes
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Physical Characteristics of Aerodromes Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 2 Aerodrome Reference Code Digunakan oleh ICAO untuk membaca hubungan
Lebih terperinciPemeliharaan di sekitar Alat Bantu Navigasi
10.18.9. Sistem pemeliharaan preventif digunakan untuk runway precision approach kategori II atau III bertujuan untuk mengetahui approach and runway lights berfungsi dan dalam kondisi tertentu setidaknya
Lebih terperinciLokasi, jarak, dan karakteristik lampu apron edge mengacu pada lampu taxiway edge dalam paragraf , dan
9.31. Lampu Tepi Apron (Apron Edge Light) 9.31.1. Umum 9.31.1.1. Jika indikasi tambahan alat bantu visual dibutuhkan untuk menggambarkan tepi apron di malam hari, maka lampu taxiway edge dapat digunakan.
Lebih terperinciPERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1
PERENCANAAN BANDAR UDARA Page 1 SISTEM PENERBANGAN Page 2 Sistem bandar udara terbagi menjadi dua yaitu land side dan air side. Sistem bandar udara dari sisi darat terdiri dari sistem jalan penghubung
Lebih terperinciKeselamatan Pekerjaan Bandar Udara
f. jika memungkinkan, kompeten dalam menggunakan alat komunikasi radio dan mengerti instruksi-instruksi yang disampaikan melalui radio. 10.11. Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara 10.11.1. Pendahuluan 10.11.1.1.
Lebih terperinciMARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN
MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN Sejak awal mula penerbangan, pilot selalu memakai tanda-tanda di darat sebagai alat bantu navigasi ketika mengadakan approach ke sebuah lapangan terbang. Fasilitas bantu
Lebih terperinciGambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74
ii. 5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya; b. 14 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m, lihat
Lebih terperinciICAO (International Civil Aviation Organization)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menganalisis daerah pendaratan pada bandar udara Adisucipto menggunakan peraturan yang telah ditetapkan oleh ICAO maupun FAA ICAO (International Civil Aviation Organization)
Lebih terperinciTabel 6.7-7: Jarak pemisah minimum taxiway Garis tengah nonprecision. Code letter. approach runway
d. 12,5 m jika Code Letter taxiway C atau B; atau e. 11 m jika Code Letter taxiway A. 6.7.11.3. Kemiringan Strip Taxiway Graded Area pada strip taxiway tidak boleh memiliki kemiringan melintang (transverse
Lebih terperinci9.14. Lampu Runway Turn Pad
a. Berupa lampu inset fixed unidirectional yang memancarkan warna merah dengan menghadap arah runway; dan b. Intensitas lampu minimum harus sesuai dengan penjelasan di Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-7. 9.13.7.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang... Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 00 Tentang Kebandarudaraan Pasal Ayat, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan
Lebih terperinci10.5. Contoh Daftar Singkatan NOTAM Aerodrome (Aerodrome Works) Obstacle Penutupan Runway untuk
10.5. Contoh Daftar Singkatan NOTAM... 10-20 10.5.1. Aerodrome (Aerodrome Works)... 10-20 10.5.2. Obstacle... 10-22 10.5.3. Penutupan Runway untuk Pemeliharaan... 10-22 10.5.4. Penutupan runway karena
Lebih terperincimencapai 1200 m Tabel 8.6-2:Standar marka Runway aiming point
8.6.8 Marka Titik sasaran Landasan Pacu(Runway Aiming Point) 8.6.8.1 Marka aiming point harus disediakan pada setiap akhir pendekatan pada runway instrument yang diperkeras dengan code number 2, 3 atau
Lebih terperinciKRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT
A.5.2 KRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT Peralatan ini dipertimbangkan apabila pada suatu bandar udara terdapat permasalahan sebagai berikut: a. Tidak ada petunjuk yang dapat diikuti secara visual
Lebih terperinciBAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA
57 BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 5.1. TINJAUAN UMUM Pada bab sebelumnya telah dibahas evaluasi dan analisis kondisi eksisting Bandara Babullah sesuai dengan tipe pesawat yang
Lebih terperinciPerhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. ANALISA PANJANG LANDASAN Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari advisory circular AC: 150/ 5325-4A dated 1/ 29/ 90, persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan
Lebih terperinciGambar8.16-4: Glider is in opera
Gambar8.16-4: Glider is in opera 8-101 9. ALAT BANTU VISUAL NAVIGASI AERODROME LIGHTING 9.1. Umum 9.1.1. Aplikasi dan Definisi 9.1.1.1. Sistem penerangan eksisting harus dioperasikan dan dipelihara sesuai
Lebih terperinciGambar : Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m
Gambar 9.10-3: Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m 74 Gambar 9.10-4: Konfigurasi lampu runway edge pada runway lebar 60 m 75 Gambar 9.10-5: Lampu runway edge, lampu threshold dan lampu
Lebih terperinci9.4. Aerodrome Beacon
divariasi intensitasnya, misal untuk menghindari kilauan. Jika lampu ini akan dibedakan dari lampu kuning, lampu tersebut harus didisain dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga: a. koordinat x warna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas
Lebih terperinciLight beams dan sudut pengaturan elevasi PAPI dan APAPI (Light beams and angle of elevation setting of PAPI and APAPI) Gambar 9.
c. Jika sumbu sistem tidak paralel dengan garis tengah runway maka sudut displacement dan arah displacement, yaitu kiri atau kanan, harus diindikasikan; d. Nominal Sudut kemiringan approach. Untuk PAPI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), bandar udara adalah tempat pesawat terbang mendarat dan tinggal di landasan, dengan bangunan tempat penumpang menunggu.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar,
Lebih terperincitanpa persetujuan khusus Ditjen Hubud.
bandar udara Hubud. tanpa persetujuan khusus Ditjen 7.1.3.2. Peralatan dan instalasi yang dibutuhkan untuk tujuan navigasi penerbangan harus mempunyai massa dan ketinggian minimum yang dapat dipraktekkan,
Lebih terperinciTUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA
BANDAR UDARA Pengertian Bandar Udara Adapun pengertian Bandar udara menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: Menurut International Civil Aviation Organization, bandar udara adalah area tertentu
Lebih terperinciSelain digunakan untuk operasional penerbangan
BAB III BANDAR UDARA ADISUCIPTO 3.1. KONDISI BANDAR UDARA 3.1.1. Lokasi Bandar Udara Bandar udara Adisucipto terletak sekitar 8 km arah timur kota Yogyakarta dengan koordinat geografis 07 47'S - 110 26'
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bandar Udara Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), bandar udara adalah tempat pesawat terbang mendarat dan tinggal di landasan, dengan bangunan tempat penumpang menunggu.
Lebih terperinci9.36. Pemberian Lampu pada Daerah yang Ditutup dan Unserviceable
9.35.5. Floodlighting untuk Obstacle 9.35.5.1. Ketika instalasi lampu obstacle normal dianggap tidak praktis atau tidak diinginkan karena alasan keindahan atau alasan lain, floodlighting obstacle mungkin
Lebih terperinciPetunjuk dalam pemilihan arus hubungan seri (series line currents) untuk berbagai tahap intensitas
yang buruk (low visibility) di siang dan malam hari serta kondisi ambient agar tidak menyilaukan pilot: a. Sistem penerangan approach (approach lighting system); b. Sistem petunjuk kemiringan approach
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Runway digunakan untuk kegiatan mendarat dan tinggal landas pesawat terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum take off weight terbesar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara
15 BAB III LANDASAN TEORI A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara dengan nomor SKEP/161/IX/03 tanggal 3 September
Lebih terperinci3.5. GEDUNG TERMINAL PKP-PK. Material atap Rangka Atap Material Kaca Kabin Ruang Pengawas. v:y
3.5. GEDUNG TERMINAL PKPPK Bandar Udara Luas Bangunan Bangunan Lokasi Gedung Terminal VIP M2 v:y Material atap Rangka Atap Material Kaca Kabin Ruang Pengawas Plafond Kusen Pintu Jendela Dinding Jenis Pondasi
Lebih terperinciPERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN
PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 238 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 238 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL
Lebih terperinciSingkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.
3. SIMBOL DAN SINGKATAN 3.1 AC Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan. 3.2 ACN Singkatan dari Aircraft Classification
Lebih terperinciKawasan keselamatan operasi penerbangan
Standar Nasional Indonesia Kawasan keselamatan operasi penerbangan ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperincib. bahwa dalam rangka memberikan pedoman terhadap tata
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORATJENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 83 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN
Lebih terperinciStandar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011
Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Posted by jjwidiasta in Airport Planning and Engineering. Standar dan regulasi terkait dengan
Lebih terperinciSeseorang dapat mengajukan Perancangan Prosedur Penerbangan
PROSES PENGESAHAN PERANCANGAN PROSEDUR PENERBANGAN INSTRUMEN 1. Referensi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamtan Penerbangan Sipil Bagian 173 (Civil Aviation
Lebih terperinciThe arrangement of a PAPI system and the resulting display. Gambar 9.9-9:
b. Jarak antara unit PAPI dari threshold mungkin saja harus dimodifikasi dari posisi optimum setelah mempertimbangkan: i. Panjang runway yang tersisa untuk menghentikan pesawat udara; dan ii. Jarak obstacle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pembangunan disegala bidang khususnya bidang ekonomi pada dewasa ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat penting didalam menunjang aktifitas
Lebih terperinciCode Letter Minimum Clearance
Gambar 6.2-2:Perkerasan yang dibutuhkan untuk melakukan perputaran 180 derajat penuh pesawat udara Code Letter "A" 6.2.4.3. Jika sebuah turn pad untuk pesawat udara tersedia di sembarang titik pada sebuah
Lebih terperinciMAS 370 (Kuala Lumpur to Beijing) PILOT-ATC RADIOTELEPHONY TRANSCRIPT Departure from KLIA: 8 March 2014
MAS 370 (Kuala Lumpur to Beijing) PILOT-ATC RADIOTELEPHONY TRANSCRIPT Departure from KLIA: 8 March 2014 ATC DELIVERY 12:25:53 MAS 370: Delivery MAS 370 Good Morning 12:26:02 ATC : MAS 370 Standby and Malaysia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar udara (Airport) merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bandar udara (Airport) berfungsi
Lebih terperinciIlustrasi category II and III approach lighting system. Diagram Isocandela untuk lampu approach centerline
Gambar 9.7-7 Ilustrasi category II and III approach lighting system Dengan sumber lampu tunggal... 9-44 Gambar 9.7-8 Illustration of category II and III approach lighting system with barrettes... 9-45
Lebih terperinciBagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA
Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA Bab 4 Perencanaan Panjang Landas Pacu dan Geometrik Landing Area 4-2 Tujuan Perkuliahan Materi Bagian 4 Tujuan Instruksional Umum
Lebih terperinci1) Nilai intensitas telah memperhitungkan penerangan latar belakang yang kuat, termasuk kemungkinan berkurangnya cahaya yang dihasilkan akibat debu da
1) The intensity values have taken into account high background luminance, and possibility of deterioration of light output resulting from dust and local contamination. Nilai intensitas telah memperhitungkan
Lebih terperinciBandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM
Bandar Udara Eddi Wahyudi, ST,MM PENGERTIAN Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah
Lebih terperinciManajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016
Manajemen Pesepeda Latar Belakang 2 Lebih dari setengah jumlah perjalanan seseorang dalam sehari < 4 km Bisa ditempuh dengan bersepeda < 20 menit Perjalanan pendek yang ditempuh dengan kendaraan bermotor,
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa ketentuan mengenai angkutan udara perintis. Penyelenggaraan Angkutan Udara Perintis;
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :...KP.143..TAHUN. 2016. TENTANG VERIFIKASI OPERASIONAL BANDAR UDARA UNTUK ANGKUTAN UDARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bandar udara terdapat komponen komponen infrastruktur yang mendukung berjalannya transportasi udara diantaranya runway, taxiway, apron, hangar, terminal
Lebih terperinciTabel : Karakteristik lampu obstacle
kawat atau kabel tersebut dapat membahayakan pesawat udara. 9.35.3. Benda-benda yang perlu diberi lampu di luar Permukaan Batas halangan/ols (di luar batas lateral OLS) 9.35.3.1. Kawat, kabel, dan lain-lain
Lebih terperinciCode Letter Minimum Clearance
Gambar 6.2-2: Perkerasan yang dibutuhkan untuk melakukan perputaran 180 derajat penuh pesawat udara Kode huruf "A" (Pavement required to complete a 180-degree turn Code letter A aircraft) 6.2.4.3. Jika
Lebih terperincikegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti
-3-1.26. 1.27. 1.28. 1.29. 1.30. 1.31. 1.32. 1.33. 1.34. 1.35. 1.36. 1.37. 1.38. Perusahaan angkutan udara asing dan badan usaha angkutan udara yang melaksanakan kerjasama penerbangan pada rute luar negeri
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDAR,A PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG APRON MANAGEMENT SERVICE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGambar 9.7-4: Precision approach category I lighting systems 9-37
crossbar harus mendekati garis lurus horisontal di sudut yang tepat dan dibagi dua oleh garis tengah lampu garis. Lampu-lampu ini harus diberi jarak sehingga dapat menghasilkan efek linear, kecuali jika
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Masalah 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i ii iii - iv v vi - vii viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management
Lebih terperinciGambar : Diagram Isocandela untuk lampu Runway edge Omnidirectional Sistem penerangan runway intensitas rendah
Gambar 9.22-1: Diagram Isocandela untuk lampu Runway edge Omnidirectional Sistem penerangan runway intensitas rendah Gambar 9.22-2: Diagram Isocandela Lampu Runway edge Sistem penerangan runway intensitas
Lebih terperinci: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117
Bandara Temindung IATA ICAO Province Address Telephone : +62 541 742885 Fax : +62 541 743786 Telex : - Email : - : SRI : WRLS : KALIMANTAN TIMUR : Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bandar Udara
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandar Udara adalah kawasan di daratan atau perairan dengan
Lebih terperinciPerencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya
Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya oleh : Yoanita Eka Rahayu 3112040611 LATAR BELAKANG Saat ini masyarakat cenderung menginginkan sarana transportasi yang cepat dan
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM
STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : AGUSTINUS BUDI SULISTYO NPM :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum 2. 1. 1. Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan
Lebih terperinciBandara Frans Kaisiepo
Bandara Frans Kaisiepo IATA ICAO Province Address : BIK : WABB : PAPUA : Jl. Moh. Yamin, Kel. Mandala, Kec. Biak Kota, Kab. Biak Numfor, Papua, 98111 Telephone : +62 981-22555, 21855 Fax : +62 981-22106
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang sebanyak 25,085,594.74 orang dan pada jam sibuk sebanyak 1591 orang, maka hasil perhitungan
Lebih terperinciBandara Supadio. -
Bandara Supadio IATA : PNK ICAO : WIOO Province : Kalimantan Barat Address : Bandara Supadio, Kel. Rasau Jaya I (Satu), Kec. Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat, 78381 Telephone : +62 560 721560
Lebih terperinci( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang
LESSON - 3 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. Merancang, Merencana Lapangan
Lebih terperinciBandara Sultan Hasanuddin
Bandara Sultan Hasanuddin IATA ICAO Province Address : UPG : WAAA : SULAWESI SELATAN : Jl. Bandar Udara Hasanuddin, Kel. Hasanuddin, Kec. Mandai, Kab. Maros, Sulawesi Selatan, 90552 Telephone : +62 (411)
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART 170-04)
Lebih terperinciJENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI
MATA KULIAH DASAR-DASAR JENIS-JENIS SISTEM SISTEM : ADALAH SEPERANGKAT ATURAN ATAU PROSEDUR YANG DIKENAKAN PADA KENDARAAN DAN LALU-LINTAS UNTUK MENJAMIN OPERASI YANG AMAN, EFESIEN SERTA MENGHINDARI TERJADINYA
Lebih terperincimaksud tertentu sesuai dengan kegunaan dan pesan yang akan disampaikan, berupa
BAB VIII RAMBU DAN MARKA JALAN 8.1 Pendahuluan Rambu dan marka lalu lintas adalah tanda-tanda atau perlengkapan yang terdapat di sepanjang jalan berupa papan-papan petunjuk, gans-garis di atas badan jalan,
Lebih terperinciGambar Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface)
Gambar 7.2-4 Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface) 7.2.2.6. Permukaan Transisi a. Permukaan transisi terdiri dari bidang-bidang miring yang berasal dari tepi bawah sisi strip
Lebih terperinciBandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan)
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan) IATA ICAO Province Address : BPN : WALL : KALIMANTAN TIMUR : Jl. Marsma. R. Iswahyudi, Kel. Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tam
- 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
Lebih terperinci: KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70724
Bandara Syamsudin Noor IATA ICAO Province Address Telephone : +62 (0511) 705277 Fax : +62 (0511) 705251 Telex : - Email : - : BDJ : WAOO : KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec.
Lebih terperinci: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -
Bandara Sultan Thaha, Jambi IATA ICAO Province Address : DJB : WIPA : JAMBI : Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, 36139 Telephone : +62 741 572344 Fax: +62 741 572244
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akibat kondisi kegiatan take - off dan landing pesawat yang begitu padat pada jam - jam sibuk, maka pengelola bandara perlu mempertimbangkan pengembangan fasilitas
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 167 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN
Lebih terperinci: Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau, Telephone : - Fax : - Telex : - -
Bandara Ranai IATA ICAO Province Address : NTX :WION : KEPULAUAN RIAU : Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau, 29783 Telephone : - Fax : - Telex : - Email : - Sumber: maps.google.com
Lebih terperinci