RANCANG BANGUN BILGE OILY WATER SEPARATOR BERBASIS ELEKTROKIMIA
|
|
- Shinta Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANG BANGUN BILGE OILY WATER SEPARATOR BERBASIS ELEKTROKIMIA Maria Febri Cahyani (mahasiswa) I Made Ariana, ST., MT., Dr.MarSc (Dosen Pembimbing) Jurusan Teknik Sistem Perkapaln-Fakultas Teknologi Kelautan-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 Abstrak Pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah kapal maka akan sangat mempengaruhi tingkat pencemaran laut, akibat limbah-limbah yang dibuang dari kapal, terutama limbah yang mengandung minyak yang berasal dari oliy water bilge. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah Melakukan perancangan/pembuatan oily water separator (OWS) berbasis elektrokimia untuk mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD). Eksperimen yang dilakukan yaitu dengan proses elektrolisis dan aliran oily water bilge dengan debit aliran 0,5 l/menit, 1 l/menit, 2 l/menit yang dilakukan pada 30 menit dengan menggunakan sumber listrik DC bertegangan 60 volt. Pengujian kadar COD pada masing masing variasi diamati untuk mengetahui kinerja dari alat yang dibuat. Hasil pengujian didapat bahwa terjadi penurunan kadar COD yang signifikan yaitu sebesar 96,3% dari kadar COD awal sebesar 960 ppm menjadi 36 ppm. Kata kunci : Chemical Oxygen Demand, elektrolisis, oily water bilge, elektrokimia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa laut yang letaknya sangat strategis. Laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan penting antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang, mangrove, bahan tambang, dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang menarik. Laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan biota laut lainya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, laut yang merupakan satu sumber daya alam, sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan pengendalian dan/atau perusakan laut menjadi sangat penting. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguhsungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah kapal maka akan sangat mempengaruhi tingkat pencemaran laut, akibat limbah-limbah yang dibuang dari kapal, terutama limbah yang mengandung minyak. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kapal pasti menghasilkan 400 GRT air got atau oily bilge water terutama di kamar mesin. Limbah tersebut merupakan air kotor dan minyak bercampur menjadi satu sebagai fluida. Oily bilge water terdapat pada kamar mesin yang mana pada kamar mesin banyak terdapat minyak baik dari kebocoran pipa bahan bakar atau pelumas dan lain-lain. Air got atau oily bilge water pada akhirnya akan di buang ke laut namun harus diperhatikan agar tidak terjadi pencemaran laut akibat dari pembuangan limbah tersebut. Dari kondisi diatas, telah diterbitkanya peraturan atau regulasi yang mengatur tentang pembuangan limbah tersebut. Diantaranya adalah pada awal tahun 1970 di Paris yang dikenal dengan nama Paris Convention, pada awal Oktober 1971 di Oslo diadakan persetujuan yang mengenai Prevention of Marine Pollution By Dumping for Ship and Craft, dan tahun 1973 telah dikeluarkan ketentuan mengenai kotoran minyak dan sampah yang diperbolehkan dibuang kelaut yang lebih dikenal dengan nama MARPOL 1973 serta pada tanggal 15 Juli 1977 di New York telah ditetapkan konferensi masalah lingkungan hidup. Konverensi ini termasuk peraturan bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan pencemaran laut dari kapal. IMO mengatur pembuangan batas debit untuk kadar minyak dalam air dari jarak lebih dari 12 nautical miles dari daratan dengan 15 ppm. Oleh karena itu, oily bilge water membutuhkan treatmen agar kadar minyak dalam air bisa kurang dari 15 ppm sebelum dibuang kelaut. Oily Water Separator merupakan proses pemisahan minyak dengan air yang
2 dilakukan sesuai dengan perbedaan berat jenis, yang mana berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis minyak sehingga saat proses pemisahan terjadi air akan berada di bagian bawah dan minyak akan berada dibagian atas, selanjutnya minyak yang terkumpul akan di salurkan ke sludge tank dan air got dengan kadar kontaminasi minyak maksimal 15 ppm akan di buang keluar (over board). Dalam studi eksperimen ini mendapatkan sample kadar chemical oxygen demand (COD) yang nantinya akan dilakukan pengujian di laboratorium, diukur penurunan kadar chemical oxygen demand dari hasil percobaan yang dilakukan dengan alat ini dimana waktu untuk melakukan treatment ini diambil pada 30 menit, tegangan 24 volt, dan proses elektrokima dengan arus 14 ampere dan suhu 39 o pada jarak pengambilan sampel dekat anoda dan katoda pada ketinggian 3 cm. Dimana dalam pengolahan limbah ada parameter-parameter yang harus ditentukan yaitu chemical oxygen demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), total solid suspended (TSS) dan lain sebagainya. Berdasarkan dari parameter-parameter tersebut penulis menekankan pada penelitian chemical oxygen demand (COD), dari hasil eksperimen ini dapat diketahui apakah hasil eksperimen tersebut dapat menghasilkan kadar chemical oxygen demand (COD) dibawah 15 ppm. Dan memenuhi dengan yang disyaratkan oleh MARPOL 73/78 Annex I, 1978, Regulation Perumusan Masalah Skripsi ini akan memaparkan mengenai analisa kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) pada bilge oliy water setelah ditreatmen dengan menggunakan alat oily water separator berbasis elektrokimia ini. Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana merancang/membuat bilge oily water separator (OWS) berbasis elektrokimia untuk dapat mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD)? 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam skripsi ini adalah : 1. Menggunakan variasi pengambilan sample dengan variasi debit. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oily water bilge dari KM. AMAZON. Dimensi KM. AMAZON : Tipe kapal : Container Lpp : 145,20 m Lebar : 36,5 m Tinggi : 15,5 m Kecepatan : 16 knot Daya mesin : 7950 HP 1.4. Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah melakukan rancang bangun oily water separator (OWS) berbasis elektrokimia untuk mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan adalah sebuah prototype yang dapat mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) pada oily water bilge, sehingga alat ini dapat diaplikasikan pada kapal. Skripsi ini dapat dibuat artikel yang berisi tentang teori pengurangan kadar chemical oxygen demand (COD) dengan menggunakan alat oily water separator berbasis elektrokimia 1.6. Kegunaan Kegunaan skripsi ini adalah : 1. Menghasilkan alat oily water separator berbasis elektrokimia yang dapat mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) yang ada pada oily water bilge. 2. Sebagai referensi untuk eksperimen pembuktian teori mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) yang ada pada oily water bilge dengan menggunakan metode sel elektrokimia. 3. Membantu mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) pada oily water bilge dari kapal sehingga kapal dapat membuang limbah sesuai peraturan MARPOL (Marine Pollution) yang telah ditetapkan oleh IMO (International Marine Organization ). DASAR TEORI 2.1. Sistem Bilga Sistem bilga merupakan sebuah sistem yang ada pada kapal dimana sistem bilga memiliki fungsi utama sebagai sistem keselamatan pada kapal. Pompa bilga menyediakan kebutuhan darurat untuk menguras dari seluruh kompartement kedap air. Pada sistem bilga terdiri dari dua buah sistem yaitu, sistem bilga dan sistem bilga di kamar mesin. Kedua sistem tersebut diinstall secara terpisah satu sama lain. Hal itu dikarenakan fluida kerja yang dipindahkan berbeda, untuk sistem bilga di kamar mesin fluida yang dipindahkan berupa minyak yang bercampur dengan air sedangkan pada sistem bilga, fluida kerja yang dipindahkan berupa air saja Air bilga Bilga adalah kompartemen/ruangan yang paling rendah pada kapal dimana kedua sisinya bertemu pada keel kapal. Kata bilga ini kadang juga digunakan untuk menjelaskan air yang dikumpulkan pada kompartemen. Air ini yang tidak dapat dikuras pada deck sehingga dikuras ke dalam bilga. Air ini mungkin berasal dari rough
3 sea, hujan, kebocoran kecil di lambung, tumpahan interior yang lain, atau kotak pengisian. Air yang dikumpulkan pada bilga harus dipompa keluar untuk mencegah bilga dari terlalu penuh dan menyebabkan kapal tenggelam. Air bilga bisa ditemukan pada tiap kapal. Bergantung pada desain dan fungsi kapal, air bilga mungkin mengandung air, minyak, urin, deterjen, cairan pelarut, bahan kimia, ter, partikel partikel, dan lain lain. Dengan menampung air di kompartemen, bilge menjaga cairan cairan dibawah dek, membuat kru kapal lebih mudah mengendalikan kapal dan untuk orang orang bergerak pada saat cuaca yang kuat Sistem Bilga di Kamar Mesin Sistem bilga dikamar mesin merupakan sebuah sistem yang harus mampu membuang oilywater dan water-oil yang terkumpul di kamar mesin. Kata oily-water merujuk kepada air yang tercampur dengan minyak dimana kandungan dari air mendominasi campuran. Sedangkan water-oil sebaliknya, water-oil merujuk kepada air yang tercampur dengan minyak dimana kandungan dari minyak mendominasi campuran. Perlu diperhatikan kedua jenis tersebut (oily water & water oil) tidak bisa langsung dibuang menuju overboard, dikarenakan kedua fluida tersebut peraturan menetapkan keduanya dapat menyebabkan pencemaran terhadap air dan lingkungan laut. Sistem bilga di kamar mesin, selalu terpisah dengan sistem bilga dengan tujuan untuk menghindari agar oli tidak mengkontaminasi sistem perpipaan pada sistem bilga, dimana oli dapat mengganggu jalannya pembuangan sistem bilga menuju overboard. Cairan yang terkumpul di kamar mesin dikumpulkan pada bilge-well di kamar mesin 2.4. Oily Water Separator Oily water separator digunakan untuk memisahkan miyak dari air bilga sebelum akhirnya air dipompa ke overboard dan minyak ke shore connection. Pada tank top di kamar mesin, kita sering menemukan air. Air itu biasanya datang dari pompa dan valve packing, kebocoran, tumpahan, air pencuci, dari pengurasan tabung udara, dan dari banyak sumber. Pada akhirnya, oily water separator, polusi, bilga, katup, packing gland, berat jenis, pemisahan, pompa screw, marpol, peraturan peraturan dikumpulkan sebagai air bilga. Oily water separator prinsip kerjanya yaitu menggabungkan tetesan tetesan kecil minyak di air menjadi tetesan tetesan besar. Ketika tetesan tetesan minyak ini cukup besar, minyak yang berat jenisnya lebih rendah mengapung naik keatas dan di kumpulkan di atas bejana. Dan sisa airnya yang ada di bagian bawah dan dipompa ke overboard. Dan lapisan minyak dipompa ke tangki bilga minyak yang akan dipompa keluar ke shore connection pada saat kapal tiba di pelabuhan. Tetesan tetesan minyak yang sedikit ini memungkinkan membentuk tetesan tetesan yang lebih besar berangsur angsur dengan bantuan sloping plates yang dipasang pada oily water separator. Pemanas juga digunakan untuk memanaskan campuran air dan minyak untuk menaikkan perbedaan berat jenis antara minyak dan air dan itu mempercepat proses pemisahan. Pompa digunakan untuk mengirim air bilga kedalam oily water separator tidak mengacaukan campuran karena ini mungkin akan membentuk partikel minyak yang lebih bagus. Pompa ini biasanya sebuah pompa screw. Peralatan oily water separator sudah menjadi syarat di kapal sejak tahun 1970 tapi baru baru ini menjadi jelas bahwa oily water separator tidak seefektif yang dianggap Elektrokimia Elektrokimia merupakan hubungan antara energy listrik dan reaksi kimia. Peristiwa elektrokimia terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Larutan elektrolit dapat menghantar listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan. Sumber arus searah memberi muatan yang berbeda pada kedua elektroda. Katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negativ) bermuatan negatif, sedangkan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif) bermuatan positif. Spesi (ion, molekul atau atom) tertentu dalam larutan akan mengambil elektron dari katoda, sementara spesi lainnya melepas elektron ke anoda. Selanjutnya elektron akan dialirkan ke katoda melalui sumber arus searah Sel Elektrokimia Sel elektrokimia merupakan proses yang dapat membuat interaksi energi kimia (reaksi kimia) dengan energi listrik. Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani merupakan reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik antara dua elektroda. Jika kedua elektroda dihubungkan terhadap suatu sirkuit luar dihasilkan aliran arus, yang dapat mengakibatkan terjadinya kerja mekanik sehingga sel elektrokimia mengubah energi kimia ke dalam kerja. (Arief Goeritno. 2000) Berdasarkan teori yang telah ada bahwa minyak dan air dapat dipisahkan dengan cara membedakan berat jenis antara minyak dengan air. Dalam penelitian ini membedakan berat jenis tersebut dengan memakai sel elektrokimia. Proses mendapatkan H 2 adalah dari hasil sel elektrokimia, pada reaksi utama kutub positif dimana pada awalnya H 2 SO 4 dielektrokimia dengan menggunakan arus listrik searah. (Ralph, 1987)
4 Reaksinya adalah sebagai berikut : (anoda) : 4Fe 4Fe 2+ +8e 4Fe 2+ +4H 2 O+2O 2 4Fe(OH) 2 +8e - (katoda): 8H + +8e - 4H 2 Overall : Fe (s) +2H 2 O (l) Fe (OH) 2(s) +H 2(g) Dari reaksi diatas menghasilkan gas hydrogen : Hasil gas hydrogen tersebut berfungsi untuk menetralkan larutan atau fluida yang tercampur. Sehingga dengan gas hydrogen tersebut minyak dan air terpisah Plat Elektroda Sebuah elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan sebuah bagian non-logam dari sebuah sirkuit (misal: semikonduktor, sebuah elektrolit atau sebuah vakum). (Faraday, M., 1834) Sebuah elektroda dalam sebuah sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel dan terjadi oksidasi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel dan terjadi reduksi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari voltase yang diberikan ke sel. Sebuah elektroda bipolar adalah sebuah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel dan katoda bagi sel lainnya. (Faraday, M., 1834) Contoh proses elektrokimia dengan menggunakan elektroda alumunium dan stainless steel. Elektroda dari bahan alumunium, untuk selanjutnya dipasang pada posisi katoda, dan bahan stainless steel dipasang pada posisi anoda. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah kerangka dasar dari tahap penyelesaian skripsi. Metodologi tersebut mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah atau untuk melakukan proses untuk analisa pada permasalahan skripsi. Metodologi skripsi ini dapat di lihat pada diagram alur pengerjaan di bawah ini : Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Literatur Perancangan Alat Pengujian Elektrokimia dan OWS Tidak Mulai Pengujian Kadar COD Standard Ya Paper, Jurnal, Kumpulan Skripsi Analisa Pengujian Data Kesimpulan Selesai Anoda Fe Cr Fe 3+ +3e Fe 3+ +3(OH) Fe(OH) 3 Katoda 8H + + 8e - 4H Gambar 2.1. Proses Reduksi Oksidasi Pada Elektrokimia 3.1. Awal pengerjaan Kegiatan yang dilakukan dalam pengidentifikasian masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah menentukan permasalahan yang ada pada isu terkini yaitu metode pemisahan minyak dan air pada oily bilge water di kapal. Disini permasalahan yang diangkat adalah bagaimana cara mengurangi kadar chemical oxygen demand (COD) pada oily bilge water sehingga menghasilkan dibawah 15 ppm Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mempelajari tentang teori-teori dasar permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Dengan tujuan
5 untuk mendapatkan pengetahuan dasar dan data dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan study terhadap referensi-referensi yang terdapat pada jurnal skripsi, internet, dan buku-buku materi penunjang. Informasi yang dibutuhkan pada tahap ini adalah data base tentang prinsip dasar sel elektrokimia, fungsi elektrokimia, proses demulsifikasi, karakteristik limbah, karakteristik kimia dan cara pengukuran COD Perancangan dan pembuatan alat Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pembuatan alat oily water separator (OWS) berbasis elektrokimia dimana proses pengujian akan dilakukan menggunakan alat ini untuk menurunkan kadar COD dan menganalisa kesuksesan perancangan pembuatan alat ini. Alat ini terdiri dari kotak, trap trap berbentuk payung, plat elektroda. a. Kotak Dimensi kotak ini adalah panjang 30 cm, lebar 30 cm dan tinggi 35 cm. Kotak ini terbuat dari aklirik setebal 5mm. Pada kotak ini dibagian tengah diberi pengaduk (paddle) yang berputar untuk menghasilkan gaya sentrifugal agar minyak dan air bisa terpisah karena perbedaan berat jenis. Dalam kotak ini dilengkapi 2 valve untuk mengeluarkan minyak dan air yang sudah di treatmen dengan proses elektrokimia yang terjadi dalam kotak ini yang kemudian akan dilakukan pengujian pada sample yang dambil dari pengujian ini di laboratorium untuk mengetahui besarnya kadar chemical oxygen demand pada air yang dijadikan sample setelah air bilga ini di treatmen. b. Trap trap Trap trap yang ada di dalm kotak ini berbentuk seperti payung payung yang melingkari sebuah tabung yang mempunyai diameter 20 cm dengan tinggi 35 cm ada 7 buah trap yang melingkari tabung ini dengan diameter dan jarak tiap tiap payung / trap trap ini berbeda dengan kemiringan 45 o pada tiap tiap trap. Dan pada tiap tiap trap ini di beri lubang untuk minyak agar bisa berkumpul di satu tempat dan tidak bercampur lagi dengan air yang sudah di treatmen. Pada bagian atas terdapat lempengan dengan ukuran 30cm x 30cm yang membatasi antara air dan minyak agar tidak bercampur lagi setelah di treatmen. c. Plat elektroda Plat elektroda yang dipakai mempunyai ukuran cm x cm, dengan tebal mm. Elektroda terdiri dari 1 buah anoda yang terbuat dari bahan dan 1 buah katoda yang terbuat dari bahan. Dalam proses elektrokimia elektroda di aliri arus listrik. Secara keseluruhan alat oily water separator berbasis elektrokimia ini adalah : kotak tempat experimen, trap trap minyak, valve, alat pengaduk (paddle). Gambar alat ini akan disajikan pada gambar Alat dan Bahan Alat : oily water separator berbasis elektrokimia 1. Adaptor DC 2. Katub 3. Kotak alat 4. Stainless steel 5. Batang sentrifugal 6. Impeller pompa 7. Motor / dynamo 8. Trap trap fiber Alat bantu 1. 2 jerigen 20 liter 2. Regulator 3. Tang meter 4. Rektifier Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oily water bilge kapal KM. Amazon. Dimensi KM Amazon : Tipe kapal : Container Lpp : 145,2 m Lebar : 36,5 m Tinggi : 15,5 m Kecepatan : 16 knot Daya mesin : 7950 HP 3.4. Pengujian Sel Elektrolisis Pada pengujian sel elektrokimia menggunakan oily water bilge dari kapal dan tahap ini akan dicatat hasil eksperimen sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Pada tahap ini kita akan mendapatkan data yaitu sampel air untuk di uji kadar chemical oxygen demand (COD) yang terkandung dalam air tersebut. Variabel Penelitian Variable penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Variable bebas meliputi : Pengolahan awal dengan metode elektrokimia dengan menggunakan arus sebesar 15 ampere dan 16 ampere dan menggunakan variasi flowrate sebesar 0,5 liter /menit,1 liter /menit dan 2 liter /menit. 2. Variabel terikat meliputi :
6 Pengaruh metode elektrokimia terhadap kadar COD yang berasal dari limbah kapal yaitu oily water bilge Tahapan Cara Kerja 1. Tahapan pengoperasian alat dimulai dengan pemeriksaan bahwa semua rangkaian telah tersusun dengan benar 2. Rangkaian alat diperiksa kembali sebelum memulai proses pengolahan 3. Memasukkan oily water bilge kedalam kotak treatment sebanyak 5 liter 4. Pengambilan sampel pada hasil treatment air bilge dari kapal MV. AMAZON dengan penggunaan variasi arus listrik pada elektroda sebesar 15 dan 16 ampere dan variasi flowrate sebesar 1liter/moenit, 2 liter/menit, 3liter/menit dengan cara menampung aliran air dari valve outlet. 5. Air sampel diperiksa kadar COD Pengambilan Data dan Analisa Sampel Pada tahap ini, proses pengambilan sampel dilakukan sebanyak beberapa kali yaitu pada pengujian variasi arus dan variasi flowrate. Diambil sampel untuk dilakukan pengujian pada kadar COD yang terkandung terdiri dari beberapa sampel yang terdiri dari : 1. Sampel awal oily water bilge MV. AMAZON 2. 1 sampel dari pengujian dengan tanpa flowrate 3. 1 sampel dari pengujian dengan flowrate 0,5 l/m 4. 1 sampel dari pengujian dengan flowrate 1 l/m 5. 1 sampel dari pengujian dengan flowrate 2 l/m 3.5. Pengujian kadar chemical oxygen demand (COD) Dari hasil eksperimen dengan memvariasikan arus dan flowrate apada pengambilan sampel elektrokimia yang didapat adlah 9 titik sampel kadar chemical oxygen demand (COD) yang nantinya akan dilakukan pengujian laboratorium berapa besar kadar chemical oxygen demand (COD) yang dihasilkan dari proses demulsifikasi, dan proses sel elektrokimia ini Analisa penggunaan alat Dari hasil eksperimen yang sudah dilakukan pada oily water bilge kemudian diambil sampel untuk dilakukan pengujian pada kadar chemical oxygen demand yang terkandung dalam oily water bilge ini. Setelah diketahui hasil kandungan COD setelah dilakukan pengujian kemudian kita akan tahu bahwa alat ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak yaitu dapat menurunkan kadar COD pada oily water bilge. Apabila setelah dilakukan percobaan dan sampelnya diuji tapi masih belum mencapai tujuan yang diinginkan mengulangi percobaan dengan menggunakan variasi atau metode yang lain juga memungkinkan Kesimpulan Setelah semua tahap dilakukan, selanjutnya adalah menarik kesimpulan dari analisa data yang didapatkan setelah pengujian. Kesimpulan berdasarkan dari data yang diperoleh yaitu chemical oxygen demand terhadap hasil reaksi elektrokimia. Dari kesimpulan ini maka didapat juga rekomendasi perbaikan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa dan Pembahasan Alat ini terdiri dari kotak untuk tempat elektrolisis dan trap trap berbentuk payung payung yang terbuat dari bahan akrilik, sedangkan untuk trap trapnya terbuat dari bahan resin dan dicetak, kemudian ada plat plat elektroda untuk proses elektrolisisnya, ada paddle untuk mengaduk yang digerakkan oleh motor listrik, ada katup katup untuk mengeluarkan air dan minyak. Bentuk fix dari alat ini adalah mirip dengan Oily Water Separator (OWS) yang digunakan pada kapal kapal model sekarang ini. Alat ini dirancang dan dibuat untuk dapat menurunkan kadar chemical Oxygen demand (COD) yang terkandung dalam oily water bilge yang merupakan limbah atau buangan air kotor dari kapal yang terkena aturan agar air yang dibuang ke laut ini tidak mencemari lingkungan sehingga juga memenuhi standard aturan yang berlaku. Proses dari alat ini untuk dapat mengurangi kadar COD yang terkandung dalam oily water bilge adalah dengan mengalirkan arus yang berbeda dan mengalirkan air dengan flowrate yang berbeda pada kotak elektrolisis ini. Arus yang dialirkan digunakan untuk proses elektrolisis yang terjadi dalam eksperime ini, prroses elektrolisis inilah yang akan menyebabkan penurunan konsentrasi COD pada oily water bilge. Variasi arus digunakan dalam eksperimen ini pada proses elektrolisis yang menjadi salah satu cara untuk
7 Alat ini terdiri dari kotak untuk tempat elektrolisis dan trap trap berbentuk payung payung yang terbuat dari bahan akrilik, sedangkan untuk trap trapnya terbuat dari bahan resin dan dicetak, kemudian ada plat plat elektroda untuk proses elektrolisisnya, ada paddle untuk mengaduk yang digerakkan oleh motor listrik, ada katup katup untuk mengeluarkan air dan minyak. Bentuk fix dari alat ini adalah mirip dengan Oily Water Separator (OWS) yang digunakan pada kapal kapal model sekarang ini. E C B A Gambar 4.1. Rancangan Alat Mekanisme dari proses alat ini adalah pertama yaitu air masuk dari atas kotak yang bertanda A kemudian ada paddle yang akan memutar air tersebut pada saat memasukkan air ini tidak sampai penuh tapi hanya setengahnya saja dan listrik sudah dialirkan ke elektroda elektroda untuk memulai proses elektrolisisnya, kemudian air dimasukkan perlahan lahan sampai kotak penuh. Paddle yang memutar air akan mengalirkan air ke arah luar dari trap trap yang ada ditengah kotak aliran dari air tersebut dapat dilihat pada titik B air ini akan dialirkan ke atas oleh gaya putar yang diberikan oleh paddle, kemudian saat air mengalir ke arah atas dan masih ada kotoran berupa minyak yang ikut mengalir ke atas akan tertahan oleh trap trap yang berbentuk payung payung ini kemudian minyak tersebut akan mengalir ke atas melalui lubang lubang kecil yang ada pada trap trap ini sehingga tidak mengotori air yang bersih dan mengalir keluar melalui valve di titik E. Kotoran kotoran yang berupa minyak ini akan naik keatas karena gaya sentrifugal dan juga perbedaan berat jenis kemudian minyak yang sudah kotor ini akan dikeluarkan melalui valve yang ada di titik D. Waktu yang ditetapkan pada setiap eksperimen ini adalah selama 30 menit pada tiap eksperimen dan menggunakan tegangan listrik DC sebesar 60 volt yang dialirkan pada elektroda untuk proses elektrolisinya. Bila pada saat air yang sudah dialirkan keluar masih mengandung minyak yang bisa secara fisik terlihat maka air yang sudah D dikeluarkan ini akan ditreatmen lagi untuk mendapatkan hasil yang bagus. Gambar 4.2. Alat Yang Sudah Jadi Alat ini dirancang dan dibuat untuk dapat menurunkan kadar chemical Oxygen demand (COD) yang terkandung dalam oily water bilge yang merupakan limbah atau buangan air kotor dari kapal yang terkena aturan agar air yang dibuang ke laut ini tidak mencemari lingkungan sehingga juga memenuhi standard aturan yang berlaku. Proses dari alat ini untuk dapat mengurangi kadar COD yang terkandung dalam oily water bilge adalah dengan mengalirkan arus yang berbeda dan mengalirkan air dengan debit yang berbeda pada kotak elektrolisis ini. Arus yang dialirkan digunakan untuk proses elektrolisis yang terjadi dalam eksperimen ini, proses elektrolisis inilah yang akan menyebabkan penurunan konsentrasi COD pada oily water bilge Penurunan konsentrasi COD dalam elektrokimia ini dikarenakan proses oksidasi dan reduksi didalam reaktor elektrokimia tersebut. Pada elektroda-elektroda terbentuk gas, gas seperti oksigen dan hidrogen ini akan mempengaruhi pereduksian COD. Berdasarkan pada teori double layer, penurunan COD di karenakan flok yang terbentuk oleh ion senyawa organik berikatan dengan ion koagulan yang bersifat positif. Proses elektrokimia berpengaruh terhadap konsentrasi COD, karena selain berdasarkan proses yang di uraikan dalam teori double layer pengaruh variasi waktu kontak berpengaruh terhadap efisiensi COD. Selain itu diketahui bahwa molekul - molekul yang ada pada limbah kapal akan terbentuk menjadi flok dimana partikel partikel koloid pada limbah bersifat absorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain yang ada pada limbah misalnya koloid Fe(OH) 2 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H +. Prinsip proses kerja yang terjadi pada elektrokimia secara umum sama seperti teori double layer yaitu pembentukan flokulasi partikel bersifat adsorbsi dimana koagulan pada elektrokimia
8 bermuatan positif akan menyerap ion-ion negatif pada limbah seperti nitrit, phospat, nitrat dan senyawa organik lainnya dan membentuk flok yang membantu proses penurunan COD. Pada permukaan elektroda positif ini, akan melepaskan elektronnya sebagai akibat dari peristiwa oksidasi. selanjutnya akan menjadi koagulan. Pada batangan katoda, akan melepaskan gas hidrogen menyebabkan partikel yang terdestabilisasi dalam bentuk flok akan mengapung ke atas. Dari penjelasan diatas terjadi pembentukan gas, gas seperti oksigen dan hidrogen ini akan mempengaruhi pereduksian COD. Gas hidrogen yang diakibatkan dari katoda akan membantu kontaminan mengapung atau terangkat, hal ini lah yang menyebabkan tereduksinya dissolved organic atau material terlarut termasuk flok yang mengikat limbah organik serta menangkap sebagian limbah organik yang tidak terdeposit pada batang katoda. Produksi H 2 yang dihasilkan dari reaksi redoks akan menyebabkan Dissolved organic atau material terlarut dapat tereduksi. Sebagian molekul yang kecil yang terdapat pada zat terlarut pada limbah akan ditangkap pada ion dan kemudian di removal oleh H 2 sebagai senyawa organik membentuk gelembung yang dapat menurunkan COD (Julianto, 1999). Dalam eksperimen ini digunakan variasi debit untuk proses pengambilan data, yaitu dengan memasukkan dan mengeluarkan air bilga pada saat proses elektrolisis sedang berlangsung dan air diputar oleh paddle dengan kecepatan aliran tertentu dan diambil sample pada tiap aliran untuk kemudian diuji kadar COD yang terkandung didalamnya sehingga dapat dianalisa pengaruh dari kecepatan aliran terhadap proses penurunan kadar COD dalam oily water bilge ini. Kemudian dari hasil eksperimen ini akan di lakukan pengujian untuk mengetahui kadar COD dari sample setelah dilakukan eksperimen. Dari data yang diperoleh dari hasil pengujian sampel setelah eksperimen menunjukkan adanya penurunan konsentrasi COD, penurunan yang terjadi signifikan hingga mencapai 96,3% dari kandungan COD sebesar 960 ppm menjadi 36 ppm. Tetapi dari kadar COD yang terkandung didalam sampel hasil eksperimen ini masih tidak memenuhi standard regulasi yang diterapkan pada saat ini. Karena kadar COD yang memenuhi standard regulasi adalah sebesar 15 ppm atau kurang dari, sedangkan dari hasil eksperimen ini didapat kandungan COD sebesar 36 ppm yang berarti masih harus dilakukan treatmen lagi sebelum air bilga ini dibuang ke laut karena standar regulasi yang tidak terpenuhi. Dari hasil eksperimen awal yang dilakukan kadar COD dapat diturunkan hingga sebesar 8 ppm, tetapi pada eksperimen yang sekarang ini dilakukan kadar COD yang didapatkan belum bisa memenuhi penurunan kadar COD yang lalu. Untuk teknis pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan pertama tama kita masukkan air bilga sebanyak setengah dari air bilga yang harus dimasukkan kemudian dilakukan treatmen dan air di putar oleh paddle, kemudian perlahan lahan dimasukkan air bilga sampai penuh kemudian dibiarkan selama 30 menit kemudian diambil sampel. Kemudian setelah itu dimasukkan air dengan debit 0,5 l/menit, 1 l/menit, dan 2 l/menit dengan dibuka kedua katup air dan minyak dan mengeluarkan air yang ada didalam kotak tempat treatmen di tunggu masing masing proses selama 30 menit kemudian baru diambil sampel untuk diuji. Hasil fisik dari eksperimen yang berupa sample dan data hasil pengujian ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 4.3. Oily Water Bilge Sebelum dan Sesudah Ditreatmen Pada gambar 4.3 Oily water bilge yang belum ditreatmen ini mempunyai kandungan COD sebesar 960 ppm. Hasil treatmen yang pertama adalah dengan melakukan eksperimen tanpa aliran air pada kotak elektrolisis dapat dilihat pada gambar 4.4.
9 Gambar 4.4. Sampel Hasil Eksperimen Tanpa Aliran Pada hasil treatmen ini setelah di uji kadar COD yang terkandung di dalamnya di dapatkan data sebesar 72 ppm yang berarti turun 92,5 % dari kadar COD semula. Kemudian dilakukan eksperimen kedua yang menggunakan aliran air yaitu 0,5 l/menit. Hasil secara fisiknya dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.6. Sampel Hasil Eksperimen Dengan Aliran 1 l/menit Kadar COD yang terkandung dalam sampel yang sudah di uji ini sebesar 40,23 ppm yang mana turun sebesar 95,8 % dari kondisi semula. Eksperimen yang terakhir adalah menggunakan aliran sebesar 2 l/menit dan didapat data serta hasil fisik ditunjukan oleh gambar 4.7. Gambar 4.5. Sampel Hasil Eksperimen Dengan Aliran 0,5 l/menit Pada treatmen ini kadar COD yang terkandung adalah sebesar 49,04 ppm yang mana kadar COD didalamnya turun sebesar 94,9 %. Eksperimen selanjutnya dengan digunakan aliran sebesar 1 l/menit yang menghasilkan sampel fisik dan data yang ditunjukan oleh gambar 4.6. Gambar 4.7. Sampel Hasil Eksperimen Dengan Aliran 2 l/menit Kadar COD yang terkandung dalam sampel hasil eksperimen terakhir ini sebesar 36 ppm yang berarti kadar COD turun sebesar 96,3 % pada sampel eksperimen yang terakhir ini. Disini ditampilkan juga data penurunan kadar COD pada oily water bilge yang belum di treatmen dan yang sudah ditreatmen dengan menggunakan variasi debit dan waktu serta tegangan listrik yang sama. Hasil pengujian tersebut ditunjukan oleh tabel 4.1. Tabel 4.1 Tabel Hasil Eksperimen Air Bilge KM AMAZON
10 NO Sampel Voltase (volt) Waktu elektrolisis (menit) COD (ppm) Efisiensi (%) 1. Tanpa Treatmen Tanpa Aliran 72 92,5% 3. Dengan Aliran 0,5 49,04 94,9% l/m 4. Dengan Aliran 1 l/m 40,23 95,8% 5. Dengan Aliran 2 l/m 36 96,3% KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari data yang diperoleh setelah hasil eksperimen daapat ditarik kesimpulan bahwa alat oily water separator berbasis elektrokimia ini dapat mengurangi kadar COD (chemical oxygen demand) sebesar 96,03% dari kandungan awal COD pada air bilga KM. AMAZON 960 ppm menjadi 36 ppm Saran Saran yang ingin disampaikan agar dapat digunakan pada penelitian selanjutnya adalah memperhatikan lebih detail mekanisme proses eksperimen dan pengambilan data pada alat oily water separator ini. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, dan Santika, S.S Metode penelitian air. Usaha Nasional Surabaya. Indonesia. IMO, Annex VI MARPOL 73/ Regulations for The Prevention of Pollution by Sewage from Ships (revised). International Maritime Organization. London,. Metcalf & Eddy Wastewater Engineering Treatment, Disposal and Reuse. 3th Edition. MC. Graw- Hill. New York. America. Sugiharto Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas Indonesia. Jakarta. Syukry s kimia dasar 3. Bandung : ITB. 10
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI
VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI Andik Yulianto, Luqman Hakim, Indah Purwaningsih, Vidya Ayu Pravitasari
Lebih terperinciPROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK
PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) Budi Utomo 1, Musyawaroh 2, Hunik Sri Runing Sawitri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN
30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010
SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan
Lebih terperinciPenyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK
Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH
PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH Soemargono, Endang ismiati, dan Lazuardi *) Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran Jatim ABSTRACT The principle of process electro-flocculator
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK
PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah adalah bagian yang penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Dengan begitu tanah menjadi pijakan dan dasar yang menerima semua beban yang ditimbulkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA
Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan
Lebih terperincipenanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,
BAB1 PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Selama ini Universitas Islam Indonesia sudah melakukan penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut, oleh karena itu perlu adanya alternatif
Lebih terperinciPRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI
PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal
Lebih terperinciAPLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto
APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO BOX 452,
Lebih terperinciSUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak
PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK
KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Ratni Dewi *) ABSTRAK Limbah perkebunan khususnya limbah cair PKS umumnya mengandung dengan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI
SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Oleh : BAYU PRASMONO PUTRO 0652010024 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi
Lebih terperinciKAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan
Lebih terperinci(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)
15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,
Lebih terperinciSTUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI
STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciBAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu
BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,
Lebih terperinci9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?
Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciKIMIA ELEKTROLISIS
KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di
Lebih terperinciSel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR
RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR Maria Riswanti Tadubun, Rika Winarni, Fransiskus Tayi dan Richard Samuel Waremra S.T., M.Si, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciElektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,
Lebih terperinciRECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS BERTINGKAT DAN MESIN PENGONTROL DEBIT AIR LIMBAH
Al Jazari Journal of Mechanical Engineering ISSN: 2527-3426 Al Jazari Journal of Mechanical Engineering 1 (1) (2016) 1-5 RECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS
Lebih terperinciMODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan
MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah 2.1.1 Pengertian Limbah Limbah merupakan sampah cair dari lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah digunakan dengan hampir 0,1% berupa benda-benda
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian Yang Relevan
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Yang Relevan Pengolahan air limbah batik diperlukan oleh setiap pelaku industri guna mengurangi kadar zat yang dihasilkan dari proses produksi
Lebih terperinciRACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL
RACE-Vol.4, No.1, Maret 21 ISSN 1978-1979 PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL Oleh Agustinus Ngatin Yunus Tonapa Sarungu Mukhtar Gozali
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2016 di Sentra UMKM pengrajin batik khas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Letda Sudjono, Medan Tembung. Lokasi
Lebih terperinciPENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI
PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI Hanandar Salam, Yuli Pratiwi, Sri Sunarsih Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan Institut Sains & Teknologi
Lebih terperinciLokasi pengambilan sampel yaitu di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
BAB HI METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel yaitu di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Yogyakarta terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik
Lebih terperinciELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia
Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciREDOKS dan ELEKTROKIMIA
REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Penelitian Prodi Kimia UII.
BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Penelitian Prodi Kimia UII. Sampel limbah penyamakan kulit diambil dari Balai Besar Kulit Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta. Remediasi
Lebih terperinciPERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM NAMA : RACHMA SURYA M NIM : H311 12 267 KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013 ASISTEN : HASMINISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi permesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas
Lebih terperinciProduksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan
Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciJurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).
KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak zaman kerajaan Mataram ke-1. Pembatikan merupakan teknik mewarnai kain dengan menempelkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan
Lebih terperinciPOTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Aulia Nur Veiny 3308 100 047 Dosen pembimbing: A l i a D a m a y a n t i, S T., M T, P h D POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl
LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30
Lebih terperinciberat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan
BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciStudi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis
Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis Cegara Arung D. 1, Erwin Akkas 2, dan Rahmat Gunawan 2,* 1 Laboratorium Riset Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang berdampak pada masyarakat, karena permintaan
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang
Lebih terperinciPENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE
Oleh: Dyah Yonasari Halim 3305 100 037 PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi
Lebih terperinciVOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009
VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,
Lebih terperinciPENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas berbagai hal yang berhubungan dengan rancangan penelitian yang akan dilakukan, alat dan dan bahan yang dibutuhkan, dan prosedur kerja yang dilakukan
Lebih terperinciELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS
ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS P E S E R T A T A : M. F A R I D R. R. ( 2 4 0 8 1 0 0 0 3 6 ) D OSEN P E M BIM B IN G I : D R. I R T
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN TEGANGAN LISTRIK TERHADAP LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN METODE ELEKTROLISIS
PENGARUH WAKTU DAN TEGANGAN LISTRIK TERHADAP LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN METODE ELEKTROLISIS Achsin Muhammad Afandi, Ihsanul Rijal, Tamzil Aziz* *Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciAPLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH Sariadi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh - Medan Km. 28, P.O. Box 9 Buketrata Lhokseumawe 2431 E-mail:
Lebih terperinciKISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Secara sederhana limbah cair dapat didefinisikan sebagai air buangan yang berasal dari aktivitas manusia dan mengandung berbagai polutan yang berbahaya baik secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah cair Menurut PP No 82 tahun 2001 limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair berasal dari dua jenis sumber yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)
PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Lebih terperinciEfektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-167 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT... i INTISARI... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinci