PERANCANGAN INVERTER RESONAN PARALEL FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN IGBT SEBAGAI PEMANAS INDUKSI
|
|
- Hartanti Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN INVERTER RESONAN PARALEL FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN IGBT SEBAGAI PEMANAS INDUKSI Rieza Dwi Baskara 1, Agung Warsito, Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang, Semarang rieza.dwi@ gmail.com ABSTRACT-- The process or technique of painting typically use wet paint methods to do the painting. This method has many problems, including environmental issues, drying paint, and paint quality. To solve the problem then developed a method of painting which uses powdered or powder that later on we are familiar with the methods of powder coating paint. In the powder coating method requires a special place for paint drying process. To overcome this problem, a special place for the drying of paint powder or powder by utilizing the principle of induction heating. In the heating process is more optimal if it is done by using a high frequency. In this final project power supplay using high frequency parallel resonant inverter topology fullbridge with switching devices using IGBT regulated by IC TL 494. Power settings by changing the frequency of trigger that do not need an additional circuit which makes the circuit becomes more complicated and inefficient. Heaters that have been designed, can raise the temperature up to 180 o C in 6 minutes with 00, watts of input power when the inverter is operated at the resonant frequency 35 khz. Maximum heating power at the resonant frequency and decreases when the frequency triggers is raised or lowered. The temperature rise occurs linearly with the increase in average temperature of 0,703 o C per second. The average inverter efficiency above 86,3%. Keywords: powder coating, induction heating, resonant inverter, high frequency. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal teknik atau cara pengecatan. Biasanya kita menggunakan cat basah atau wetpaint untuk melakukan pengecatan. Pada pengecatan menggunakan cat basah atau wetpaint banyak mengalami masalah antara lain masalah lingkungan, pengeringan cat, dan kualitas cat. Untuk mengatasi masalah tersebut pada era 1950-an telah ditemukan teknologi pengecatan yang menggunakan bubuk atau powder yang kemudian hari kita kenal sebagai teknologi powder coating. Dengan ditemukannya teknologi pengecatan dengan menggunakan powder ini, maka didapatkan hasil pengecatan yang jauh lebih kuat dan tahan lama serta sangat menghemat proses produksi. [11] Pada teknologi powder coating ini membutuhkan oven untuk proses pengeringan cat. Untuk mengatasi masalah ini, dikembangkan metode pemanasan cat (oven) yang mampu mengatasi proses pemasangan yang masih sederhana. Proses ini menggunakan prinsip pemanasan secara elektris, dimana salah satu cara untuk pemanasannya yaitu dengan metode pemanasan secara induksi. Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat alat pemanas dengan memanfaatkan prinsip pemanasan secara induksi. Melalui proses ini, lilitan kawat akan dialiri arus listrik yang nantinya akan menghasilkan medan magnet yang menginduksi logam yang telah di lapisi dengan powder coating. Dalam logam tersebut akan terbentuk arus eddy yang akan diubah menjadi panas dan selanjutnya akan melelehkan serbuk cat atau powder yang berada di atas permukaan logam tersebut. Pemanasan induksi akan bekerja secara optimal pada frekuensi tinggi [7] sehingga dibutuhkan sebuah power suplai khusus yang akan digunakan untuk menyuplai pemanas induksi, yaitu berupa inverter resonan paralel yang dapat menghasilkan tegangan AC dengan frekuensi tinggi. [7] 1.. Tujuan Penelitian Tujuan dari Tugas Akhir ini antara lain. 1. Merancang inverter resonan paralel jembatan penuh frekuensi tinggi dengan sumber 0V 50Hz untuk suplai pemanas induksi.. Mengetahui karakteristik perubahan daya terhadap perubahan frekuensi pemicuan inverter resonan seri setengah jembatan frekuensi tinggi. 3. Mengetahui karakteristik perubahan pertambahan suhu powder coating yang dilakukan pada berbagai frekuensi resonan. 4. Mengetahui efisiensi inverter resonan paralel jembatan penuh frekuensi tinggi Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini, pembahasan dibatasi pada : 1. Suplai yang digunakan adalah tegangan AC 1 fasa 0V 50Hz.. Inverter yang digunakan yaitu inverter resonan paralel topologi fullbridge dengan komponen pensaklaran berupa IGBT. 3. Rangkaian kontrol menggunakan IC TL Tidak membahas harmonisa tegangan dan arus yang terjadi pada sisi sumber. 5. Pengaturan daya pada pemanas induksi dilakukan dengan mengatur frekuensi dari inverter. 6. Sistem pengaturan yang digunakan adalah open loop. 7. Pada proses powder coating hanya membahas tentang pemanasan cat. 8. Komponen dan rangkaian elektronika yang digunakan hanya dibahas pada fungsi kerjanya. [1] Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Undip [] Dosen Jurusan Teknik Elektro Undip 1
2 9. Media yang akan diinduksi memiliki ukuran 13 cm x 13 cm dengan ketebalan maksimal 1 mm. II. DASAR TEORI distribusi arus utama tidak merata, yaitu arus berkurang dibagian tengah dan paling besar pada bagian permukaan. Hal ini disebut efek kulit..1. Prinsip Pemanasan Induksi. Secara umum pemanasan induksi memanfaatkan prinsip arus eddy, rugi-rugi hysterisis dan efek kulit Arus Eddy [4][5][1] Arus eddy memiliki peranan yang paling dominan dalam proses pemanasan induksi. Panas yang dihasilkan pada material sangat bergantung kepada besarnya arus eddy yang diinduksikan oleh lilitan penginduksi. Ketika lilitan dialiri oleh arus bolak-balik, maka akan timbul medan magnet di sekitar kawat penghantar. Medan magnet tersebut besarnya berubah-ubah sesuai dengan arus yang mengalir pada lilitan tersebut. Jika terdapat bahan konduktif disekitar medan magnet yang berubah-ubah tersebut, maka pada bahan konduktif tersebut akan mengalir arus yang disebut arus eddy..1.. Rugi-Rugi Hysterisis [4][5][1] Rugi-rugi hysterisis memiliki peranan penting dalam proses pemanasan, namun hal ini hanya berlaku pada benda yang bersifat ferromagnetik. Jika sebuah kumparan dihubungkan dengan sebuah sumber arus AC, maka akan menghasilkan arus (I), dengan nilai dari nol sampai maksimal. Seiring dengan pertambahan arus (I) maka nilai H dan B juga meningkat (berbanding lurus). Peningkatan nilai H dan B akan terlihat seperti gambar.5. Gambar. Distribusi arus konduktor yang dialiri arus AC. [4].. Power Suplai..1. Rangkaian Kontrol dengan IC TL 494 IC TL 494 merupakan IC CMOS yang memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai penghasil gelombang kotak, astable dan monostable multivibrator. Untuk menghasilkan picuan gelombang kotak, IC ini difungsikan sebagai astable mutivibrator dengan duty cycle 50%. Pengaturan frekuensi dilakukan dengan mengatur nilai R dan C. Berdasarkan datasheet, pengaturan frekuensinya didapatkan dengan persamaan berikut: 1,1 f osc =... (.1 ) 4, 4RC Gelombang keluaran pada kaki 8 dan 11 dari IC ini akan memiliki state yang berlawanan Penyearah 1 Fasa Jembatan Penuh. [5][7][8] Penyearah digunakan untuk merubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Penyearah jenis ini menyediakan tegangan keluaran rata-rata yang lebih tinggi, ripple tegangan keluaran yang lebih kecil, dan frekuensi ripple yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyearah 1 fasa setengah jembatan sehingga kebutuhan untuk menghaluskan gelombang lebih sederhana. Gambar.1 Induksi sisa dan gaya koersif. [4] Ketika arus naik, maka medan magnet B akan naik diikuti kenaikan H sesuai kurva 0a, dan ketika arus turun menuju nol, maka akan diikuti dengan penurunan B, akan tetapi penurunannya mengikuti kurva ab di atas kurva oa. Sama juga berarti jika menurunkan intensitas medan magnet (H), maka intensitas fluks akan berusaha untuk mempertahankan nilainya, hal ini disebut hysteresis. Akibatnya saat H diturunkan hingga mencapai harga nol, masih ada nilai intensitas medan (B) yang tersisa Efek Kulit [4][5][13] Jika arus bolak-balik dialirkan melalui sebuah konduktor, arus tidak tersebar secara merata. Konduktor tunggal yang dialiri arus AC seperti pada gambar.a, akan dikelilingi medan magnet konsentris H(t). Medan ini akan menginduksi kembali konduktor sehingga timbul arus eddy seperti terlihat pada gambar.b. Arus eddy ini melawan arah arus utama pada bagian pusat konduktor dan searah pada permukaan konduktor. Ini menyebabkan Gambar.3 Penyearah 1 fasa jembatan penuh dengan kapasitor. [5] Besar tegangan DC yang dihasilkan oleh penyearah 1 fasa jembatan penuh menjadi: Vm = V LN... (. ) dengan: V DC = Tegangan DC keluaran (Volt) V IN = Tegangan maksimum masukan (Volt)... Full Bridge Paralel Resonant Inverter [3] Rangkaian inverter resonan paralel jembatan penuh ditunjukkan oleh gambar.4(a). Rangkaian tersebut terdiri dari empat buah saklar S1, S, S3 dan S4 serta rangkaian resonan paralel L-C-R. Setiap saklar terdiri dari 1 transistor dan 1 dioda antiparalel. Pada rangkaian ini, dioda intrinsik pada IGBT dapat digunakan sebagai dioda antiparalel. Saklar ini dapat mengalirkan arus positif
3 IC TL 494 maupun negatif saat dipicu. Jika transistor dimatikan, maka saklar hanya akan mengalirkan arus negatif melalui dioda. Transistor dipicu dengan gelombang kotak secara bergantian oleh V GS1 dan V GS. Saklar S1, S3 dan S, S4 secara bergantian ON dan OFF, dengan duty ratio 50%. Dari perhitungan diatas, agar frekuensi bisa diatur maka digunakan potensiometer dengan 10 k Ω, dan Resistor 410 k Ω. Q1 D1 Q D V1 VGE1 Q4 VGE4 ie1 D4 i LOAD i VGE VGE3 ie Q3 D3 Vs C Ri Vi L ie4 (a) (b) Gambar.4 Rangkaian ekuivalen resonan seri. [3] Rangkaian ekuivalen dari inverter resonan paralel dapat dilihat pada gambar.4(b). Tegangan pada masukan rangkaian resonan paralel adalah gelombang kotak dengan magnitude V s. Jika faktor kualitas Q L = ie3 /R dari L / C rangkaian resonan cukup (Q L,5), arus i yang melalui rangkaian akan mendekati gelombang sinus. Hanya jika f = f 0, IGBT akan menyala dan mati pada kondisi zero current, tidak menghasilkan rugi pensaklaran dan memiliki efisiensi yang tinggi. Pada kasus ini dioda antiparalel tidak pernah mengalirkan arus. Pada berbagai aplikasi, frekuensi operasi f tidak sama dengan frekuensi resonansi f 0 = 1/(π LC ) karena daya keluaran atau tegangan keluaran sering diatur dengan mengatur frekuensi operasinya. Daya keluaran diperoleh dari persamaan: P o = Vm I m cosψ... (.3 ) III. PERANCANGAN ALAT Adapun gambaran umum tentang alat yang dirancang, dapat dilihat pada blok diagram berikut ini: Gambar 3. Rangkaian Kontrol dengan IC TL Perancangan Penyearah Jembatan Penuh. Rangkaian penyearah jembatan penuh pada bagian rangkaian daya ini menggunakan dioda bridge KBPC510 yang didalamnya terdapat 4 buah dioda yang mampu bekerja pada tegangan 0 V dan mengalirkan arus hingga 0A. Kapasitor yang digunakan terdiri dari dua buah kapasitor polar 330µF dan satu buah kapasitor non polar 100nF. 0 v 50 Hz + - KBPC 3510 W C uf - POL C 100 nf Gambar 3.3 Penyearah jembatan penuh 3.3. Perancangan Inverter Resonan Seri Frekuensi Tinggi Q 1 Q G 1 G Beban S 1 S V 1 Q 4 G 4 Vp Vs R Np : Ns Q 3 G 3 C S 4 L S 3 Gambar 3.4 Rangkaian resonan paralel Gambar 3.1 Diagram blok perancangan 3.1. Rangkaian Kontrol dengan IC TL 494 Inverter dirancang untuk frekuensi,5 khz 7 khz. Untuk itu ditentukan nilai R dan C untuk osilator menggunakan persamaan (.1). Nilai C yang digunakan sebesar pf, kemudian nilai R dicari dengan persamaan: f(osc) max = 73, KHz, 1,1 R T = = 416 Ω 9 4, ,1 f(osc) min =,5 KHz, R T = = 10 kω 3 9 4,4., Urutan perancangan inverter yaitu: 1. Menetukan spesifikasi inverter yang akan dirancang. Inverter resonan paralel yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut: -. Bekerja pada tegangan sumber 0 Volt AC 50 Hz. -. Daya maksimal 300 W. -. Frekuensi resonan 35 KHz, 43 KHz, dan 54 khz. Karena daya paling besar pada kondisi resonan, maka perancangan dilakukan untuk operasi resonan.. Menentukan rasio trafo stepdown. Trafo stepdown digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan 31 V menjadi 4 V. Perbandingan trafo yang digunakan adalah: VS 4V 1 = = V 31V 13 p 3
4 Kumparan sekunder mampu menahan tegangan 4 V per lilitan sehingga kumparan sekunder terdiri dari 1 lilitan dan kumparan primer terdiri dari 13 lilitan. 3. Membuat kumparan pemanas Pada tugas akhir ini digunakan kawat penghantar dengan diameter 1,5 mm dan jumlah lilitan kumparan pemanas adalah 0 lilitan. Sehingga besarnya nilai resistansi pada kumparan pemanas adalah: N p 100 Rp = Rs = Rs = 51, 0 R N s 14 Karena resistansi benda tidak diketahui maka diharapkan dengan belitan sebanyak ini nilai resistansi pada kumparan sudah cukup besar, sehingga arus yang mengalir tidak terlalu besar. 4. Menggukur nilai L kumparan pemanas. Pada pembuatan tugas akhir ini nilai induktor (L) yang terukur adalah 67,4 µh. 6. Menghitung nilai kapasitor resonan. Untuk frekuensi resonan digunakan persamaan: 1 C = ( π. f0 ). L Untuk frekuensi resonan 36 khz nilai kapasitor C = 9 µf, untuk frekuensi resonan 43 khz C = 0 µf, sedangkan untuk frekuensi resonan 54 khz nilai kapasitor adalah 13 µf 7. Menentukan tegangan kapasitor resonan Besarnya tegangan yang harus ditahan oleh kapasitor ditentukan oleh faktor kualitas rangkaian. Pada kondisi terburuk kita misalkan rangkaian memiliki faktor kualitas 10, maka tegangan maksimum yang harus ditahan oleh induktor dan kapasitor sebesar: 4V sql VCm (max) = VLm(max) = QLVm = = = 306V π 3,14 Pada tugas akhir ini digunakan kapasitor dengan tegangan 630 V agar lebih handal jika faktor kualitasnya sangat tinggi. memiliki amplitudo 15V. IGBT BSM15GD10DN memiliki threshold voltage 4,5V dan tegangan pemicuan nominal sebesar 0V, sehingga tegangan keluaran driver dan isolator pulsa ini sudah sesuai untuk IGBT BSM15GD10DN. Gelombang hasil pengukuran arus sisi sekunder trafo stepdown pada inverter rangkaian daya dapat dilihat pada gambar 4. berikut ini. Gambar 4. Gelombang keluaran arus sisi sekunder trafo stepdwon pada rangkaian resonan Pada gelombang arus keluaran trafo stepdown menggunakan tahanan sebesar 0,1Ω pada kondisi resonansi dapat dilihat bahwa bentuk gelombang berupa sinus karena rangkaian resonan hanya melewatkan arus fundamental. 4.. Pengujian Pengaturan Daya dengan Pengaturan Frekuensi Pada tugas akhir ini pengaturan daya dilakukan dengan mengatur frekuensi inverter. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan daya yang terjadi pada saat frekuensi inverter dirubah. Frekuensi yang digunakan yaitu 35 khz, 43 khz, 54 khz. Parameter yang dirubah dalam pengujian ini hanyalah nilai kapasitor resonan, sedangkan nilai induktor yang juga berfungsi sebagai kumparang penginduksi tidak dirubah. Pengujian dilakukan pada tegangan sumber 0V AC 50 Hz. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pengujian dan analisa yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah pengujian terhadap hardware dan pada sistem secara keseluruhan Pengujian Gelombang Keluaran Gelombang hasil pengukuran keluaran rangkaian driver dan isolator pulsa dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.3 Grafik perubahan daya terhadap frekuensi Gambar 4.1 Gelombang hasil pengukuran tegangan keluaran rangkaian driver dan isolator pulsa Pada gambar 4.1 terlihat bahwa gelombang kotak keluaran driver memiliki amplitudo sebesar 3 div dengan volt/div= 5V, maka tegangan keluaran yang dihasilkan Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa ketika frekuensi dinaikkan, daya bertambah dan mencapai puncak pada frekuensi 35 khz. Pada frekuensi 35 khz ini daya mencapai nilai maksimum yaitu 00, watt. Setelah frekuensi dinaikkan kembali, maka daya akan kembali turun.. 4
5 4.3. Pengujian pertambahan panas pada beberapa frekuensi resonan. Pengujian pertambahan panas dilakukan pada berbagai frekuensi resonan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kenaikan frekuensi terhadap kecepatan penambahan panas. Pengukuran penambahan panas ini dilakukan dengan menggunakan thermometer digital pada suhu ruang 6,7 C. Frekuensi resonan yang digunakan yaitu 35 khz, 43 khz, dan 54 khz. Frekuensi resonan ini diperoleh dengan mengganti nilai kapasitor resonan. Kumparan pemanas yang juga berfungsi sebagai induktor resonan tidak diganti agar perbandingan lilitan tetap sama walaupun frekuensi yang digunakan berubah. Tegangan sumber yang digunakan juga dijaga sama yaitu 0 V 50 Hz. Gambar 4.4 Grafik pertambahan suhu pada berbagai kondisi resonan Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada semua frekuensi, suhu bertambah seiring bertambahnya waktu pemanasan. Kecepatan pemanasan semakin berkurang seiring dingan kenaikan suhu, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka semakin banyak energi panas yang terbuang kelingkungan sekitar yang suhunya lebih rendah. Selain itu juga dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi resonan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu 80 C. Namun perlu diingat bahwa pada sub bab 4. daya pada masing-masing frekuensi resonan berbeda-beda, hal ini dikarenakan kenaikan frekuensi mengakibatkan efek kulit yang terjadi juga semakin besar sehingga tahanan total seluruh rangkaian juga semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh turunnya arus pada setiap kenaikan frekuensi resonan Efisiensi Inverter Hasil pengukuran daya masukan inverter pada frekuensi resonan 35 khz dengan menggunakan volt meter mendapat tegangan sebesar 0 V dan menggunakan tang ampere diperoleh arus sebesar 0,91 A. Arus dan tegangan keluaran yang diambil dengan menggunakan oscilloscope dapat dilihat pada gambar berikut. a. Arus keluaran inverter b. Tegangan keluaran Gambar 4.5 Daya keluaran inverter pada frekuensi resonan 35 khz. Dari gambar 4.5a dapat dilihat bahwa tegangan Vpp sebesar 0,8 V, nilai resistor yang digunakan untuk pengukuran arus yaitu 0,13 Ω. Maka arus keluaran maksimal yaitu sebesar: 4V pp 4.0,8V I m = = = 7, 835A π R 3,14 0,13Ω Pada rangkaian resonan, tegangan yang diterapkan pada rangkaian resonan merupakan tegangan fundamental dari gelombang kotak pada keluaran trafo stepdown. Tegangan maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: 4V S Vm = 1,73V S = 1,73.18V =, 914V π Dari data diatas maka dapat dihitung daya keluaran inverter dengan persamaan.3. P = V. I.cosψ, dengan cos ψ = 1 maka: out. m m P out =,914V.7,835 A.1 = 179, 538Watt Efisiensi inferter yaitu: Pout 179,538 η = x100 % = x100% = 89,68% Pin 00, Jadi efisiensi inverter pada frekuensi resonan 35 khz yaitu 89,68%. Dengan cara yang sama maka diperoleh efisiensi untuk masing-masing frekuensi resonan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Efisiensi inverter resonan Frek. Resonan P in (Watt) P out (Watt) Efisiensi 35 khz 00, 179,53 89,68% 43 khz 173,8 148,1 85,% 54 khz 149,6 15,68 84,01% Dari tabel 4.1 dapat diperoleh efisiensi rata-rata inverter resonan sebesar 86,303% Pungujian Penempelan Powder Coating Terhadap Suhu. Pengujian penempelan powder coating dilakukan dengan cara melihat hasil dari media yang telah dipanaskan didalam oven. Dibawah ini adalah gambar hasil percobaan perubahan powder coating terhadap media yang memiliki berbagai macam suhu. 5
6 Tabel 4. Data hasil penempelan powder coating di media dengan berbagai suhu. No. Suhu ( 0 Penempelan Powder Coating di C) media Pemanas digunakan untuk memanaskan media yang dilapisi dengan powder coating dengan menggunakan frekuensi 35 khz, 43 khz, dan 54 khz maka memiliki efisiensi rata-rata inverter adalah 86,3%. 5. Saran Saran yang dapat berikan untuk pengembangan tugas Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan meniadakan trafo stepdown dan menggantinya dengan menggunakan DC chopper atau mengubah jumlah lilitan penginduksi agar arus masukan tidak terlalu besar.. Perlu adanya perbaikan harmonisa disisi sumber dengan menambahkan filter atau menggunakan switchmode power factor correction. Dengan demikian faktor daya dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Dari data pada tabel 4. diatas, dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya suhu yang digunakan maka jumlah powder coating yang mencair atau menempel pada benda kerja juga akan bertambah banyak dan semakin rata dengan media yang dikenai powder coating. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Inverter resonan seri frekuensi tinggi yang dirancang memiliki tegangan input 0 V 50 Hz dengan frekuensi 3,5 khz hingga 7 khz sehingga menghasilkan suhu maksimal C.. Daya keluaran inverter resonan paralel dapat diatur dengan mengatur frekuensinya. Daya maksimal dicapai ketika frekuensi resonan 35 khz yaitu sebesar 00, watt dan minimal ketika frekuensi resonan 54 khz yaitu dayanya mencapai 149,6 watt. 3. Pada frekuensi resonan 35 khz ini sesuai untuk pemanas powder coating karena memiliki daya 00, watt dan paling cepat mencapai suhu tertinggi. 4. Pada pemanasan media yang memiliki ukuran 13 cm x 13 cm dengan ketebalan 1 mm yang sudah dilapisi dengan powder coating, suhu bertambah seiring bertambahnya waktu, namun kecepatan pemanasannya semakin berkurang seiring dengan kenaikan suhu karena semakin tinggi suhu maka semakin banyak energy panas yang terbuang kelingkungan sekitar yang suhunya lebih rendah. [1.] Callebaut Jean, Power Quality and Utilisation Guide, [.] Hayt William H, Kemmerly Jack E, Rangkaian listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta,1996. [3.] Kazimierczuk Marian K, Czarkowski Darius, Resonant Power Converter, John Wiley and Sons, Inc. [4.] N. Alberth Z, Perancangan Modul Inverter Frekuensi Tinggi Sebagai Pemanas Induksi Untuk Aplikasi Pengering Pakaian. Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, 010. [5.] Pratama Pandu. S, Perancangan Inverter Resonan Seri Frekuensi Tinggi Untuk Suplai Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas Bearing. Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, 010. [6.] Purwanto Sigit, Perancangan Sistem Pemanas Bearing menggunakan kontrol PI Berbasis mikrokontroler Atmega Universitas Diponegoro, 006. [7.] Rashid M, Power Electronics Circuit, Device, and Aplication nd, Prentice-Hall International Inc, [8.] Rashid M. H, Elektronika Daya Rangkaian, Devais, dan Aplikasinya Jilid 1 Edisi Indonesia, PT Prehallindo, Jakarta, [9.] Rudnev Valery, Loveless Don, Cook Raymond, Handbook of Induction Heating, Marcel Decker, Inc, New York, 003. [10.] Sippola Mika, Developments for the High Frequency Power Transformer Design and Implementation. [11.] Syagatta Anggakara S, Perancangan Pembangkit Tegangan Tinggi DC Untuk Proses Powder Coating Secara Elektrostatik. Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, 010. [1.] Wildi Toldore. Electrical Machine, Driver, and Power Systems, Prentice-Hall International Inc, [13.] Wong Fu Keung, High Frequency Transformer for Switching Mode Power Supply, School of Microelectronic Engineering, Faculty of Engineering and Information Technology, Griffith University, Brisbane, Australia
7 [14.] Zinn Stanley, Semiatin SL, Coil design and fabrication: basic design and modifications, Heat Treating, [15.] ---, Powder Coating, http\\ November 010. BIODATA Ketenagaan. Rieza Dwi Baskara (LF606049) Dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 17 Desember Menempuh pendidikan SDN Tlogosari Kulon 05, SLTP Institut Indonesia Semarang, SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, dan sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro, Konsentrasi Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Agung Warsito, DHET Karnoto, ST, MT NIP NIP
PERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL
PERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL Nugroho Utomo *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL
PERANCANGAN INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN PASIF LC BEBAN PARALEL Nugroho Utomo, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D, Ir. Agung Nugroho M., Kom. 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE RESONANSI SERI FREKUENSI TINGGI UNTUK APIKASI INDUCTION COOKER
PERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE REONANI ERI FREKUENI TINGGI UNTUK APIKAI INDUCTION COOKER Tegar Mahardika, Ir. Agung Warsito, DHET, Karnoto, T. MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA
PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA Heru Pujiyatmoko*), Mochammad Facta, and Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar
Lebih terperinciPERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH
PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH Zya Jamaluddin Al-Rasyid Arief Rahman *), Jaka Windarta, dan Hermawan Departemen
Lebih terperinciPerancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1
Lebih terperinciANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI
ANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI Lutfi Lastiko Wibowo 1, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D 2, Ir. Agung Nugroho M., Kom. 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciREALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN
REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciPERANCANGAN MODUL INVERTER FREKUENSI TINGGI SEBAGAI PEMANAS INDUKSI UNTUK APLIKASI PENGERING PAKAIAN
PERANCANGAN MODUL INVERTER FREKUENSI TINGGI SEBAGAI PEMANAS INDUKSI UNTUK APLIKASI PENGERING PAKAIAN Alberth Z.N, Agung Warsito, Abdul Syakur,. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET
ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET Faisal Aji Syafriarso *), Mochammad Facta, and Juningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI
ANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI Lutfi Lastiko Wibowo *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciPERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)
PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) Renaldo Marsal *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168
PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI
RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE RESONANSI SERI FREKUENSI TINGGI UNTUK APIKASI INDUCTION COOKER
PERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE RESONANSI SERI FREKUENSI TINGGI UNTUK APIKASI INDUCTION COOKER Tegar Mahardika *), Agung Warsito, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.
Lebih terperinciPERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI
PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI Alief Makmuri Hartono *), Mochammad Facta, and Yuningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.
Lebih terperinciRancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah
Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA
PERANCANGAN INERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA Sandra Aditya Kurniawan *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK
RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK Gigih Mahartoto P. 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LOW-PASS FILTER ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS
ORBITH VOL. NO. 3 November 06 : 59 66 RANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LOW-PASS FILTER ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS Oleh: Ilham Sayekti Staf pengajar
Lebih terperinciINVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID
INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ.
Lebih terperinciKINERJA RANGKAIAN TRIPLE LC PADA INVERTER PUSH PULL FREKUENSI TINGGI
KINERJA RANGKAIAN TRIPLE LC PADA INVERTER PUSH PULL FREKUENSI TINGGI Okky Rusty Wibowo *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudharto,
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)
Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciReza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak
PERANCANGAN INVERTER HALF BRIDGE SEBAGAI CATU DAYA TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN BEBAN KUMPARAN TESLA DAN DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE CHAMBER Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LPF ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS
ORBITH VOL. NO. JULI 05 : 96 03 RANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LPF ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS Oleh: Ilham Sayekti Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt
Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Widyastuti Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Depok E-mail : widyast@sta.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciKINERJA DC DC CONVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONANSI FREKUENSI TINGGI CLC
KINERJA DC DC CONVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONANSI FREKUENSI TINGGI CLC Nugraha Luis Heriawan *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT INVERTER FREKUENSI TINGGI APLIKASI PADA PENCAIRAN BATUBARA
RANCANG BANGUN ALAT INVERTER FREKUENSI TINGGI APLIKASI PADA PENCAIRAN BATUBARA Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan (D-IV) Teknik Energi pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih
Lebih terperinciANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN
ANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN Alvian Dwi Hendrawan *), Ir. Agung Warsito, DHET, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN
PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK Gigih Mahartoto P *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa tahap dalam pembuatan alat pengatur kecepatan motor induksi satu fasa melalui pengaturan frekuensi Menggunakan Multivibrator Astable, yaitu dimulai dari
Lebih terperinciSimulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer
Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer Andreas D Simanjuntak (1122061) Email: andreasdouglas.simanjuntak@gmail.com Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN CATU DAYA ARUS DC MENGGUNAKAN TOPOLOGI INVERTER JEMBATAN PENUH DAN PENYEARAH
PEMBUATAN CATU DAYA ARUS DC MENGGUNAKAN TOPOLOGI INVERTER JEMBATAN PENUH DAN PENYEARAH Hermawan Ilmanda) 1, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D) 2,Karnoto, S.T., M.T) 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR
PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciINVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524
INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524 Mohammad Fadhil Koesputra *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciDesain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya
1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR
BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton
Lebih terperinciDesain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik
Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTAR MOTOR PENGGERAK ROTARY SPARK GAP
PEANCANGAN INVETE FULLBIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTA MOTO PENGGEAK OTAY SPAK GAP Airlangga Avryansyah Akbar *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciAdaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM
Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)
Lebih terperinciPENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,
Lebih terperinciPEMBUATAN CATU DAYA ARUS DC MENGGUNAKAN TOPOLOGI INVERTER JEMBATAN PENUH DAN PENYEARAH
PEMBUATAN CATU DAYA ARUS DC MENGGUNAKAN TOPOLOGI INVERTER JEMBATAN PENUH DAN PENYEARAH Hermawan Ilmanda *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln.
Lebih terperinciDESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ
G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPerancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya
1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi
Lebih terperinciPembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi
Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi Heri Haryanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Agung Tirtoyoso Jl. Jend. Sudirman Km. 3, Cilegon Telpon 0254395502 E-mail:
Lebih terperinciAir menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciKINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494
KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL9 Lukman Wira Cahyadi *), Trias Andromeda dan Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciUNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA
TUGAS AKHIR RE 1599 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA FELDY MARTINUS CHANDRA NRP 2202100040 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
Lebih terperinciRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating
Lebih terperinciFaisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12
Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12 PENGENDALIAN TEGANGAN INVERTER 3 FASA MENGGUNAKAN SPACE VECTOR PULSE WIDTH MODULATION (SVPWM) PADA BEBAN FLUKTUATIF ( VOLTAGE CONTROL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 3 permasalahan utama, yaitu bagaimana merancang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI
1 RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI JEPRI WANDES NABABAN 110801024 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik (FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Sugma Wily Supala, Dedet Candra Riawan,
Lebih terperinciSIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM
SIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM Bayu Arie Wibowo* ), and Mochammad Facta, ST. MT. Ph.D Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus
Lebih terperinciRancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton
Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: Penguat tegangan, inverter dual resonan, lampu LED,
Analisis Inverter Dual Resonan sebagai Catu Daya Lampu LED Dionisius Vidi Nugraha, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D., Ir. Agung Warsito, DHET 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciRancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI
Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinciPERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL
PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL Wildan Mujahid LF 4 55 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciyaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali
BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian
Lebih terperinciINVERTER JEMBATAN PENUH RESONAN LCC SEBAGAI CATU DAYA LAMPU HPL-N
INVERTER JEMBATAN PENUH RESONAN LCC SEBAGAI CATU DAYA LAMPU HPL-N Muhammad Iklil *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TERKENDALI
FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH
Lebih terperinciDepartemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
PERANCANGAN KONVERTER LISTRIK ARUS SEARAH TIPE PENURUN TEGANGAN DENGAN PENGONTROLAN MENGGUNAKAN IC TL494 SEBAGAI CATU DAYA KUMPARAN MEDAN MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH Siddiq Al Fajar *), Susatyo Handoko,
Lebih terperinciPERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA
PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA Fariz Hasbi Arsanto *), Susatyo Handoko, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya
Lebih terperinciPENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN
PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN Reza Lendyarto *), Tejo Sukmadi, and Jaka Windarta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555
PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555 Demas Dwiyan Wahyanto *), Mochammad Facta, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto,
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)
PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating
Lebih terperinciTUJUAN ALAT DAN BAHAN
TUJUAN 1. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang tanpa menggunakan kapasitor 2. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan kapasitor. ALAT DAN BAHAN 1. Dioda 1N4007 1 buah 2.
Lebih terperinciPERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE
PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK NG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DA MAKSIMUM PANEL SUR BERBASIS PERTURB AND OBSERVE Arifna Dwi Prastiyonoaji *), Trias Andromeda, and Mochammad Facta Departemen
Lebih terperinciUNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :
UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL oleh Roy Kristanto NIM : 612007004 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciPenggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter
Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen
Lebih terperinciRANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.
Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan
Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan Hari Widagdo Putra¹, Ir. Wijono, M.T., Ph.D ², Dr. Rini Nur Hasanah, S.T., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Setrika Kolektor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciPERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR
PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian
Lebih terperinciANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER
ANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER Azan Rahmadian Putra *), Tedjo Sukmadi, and Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinci