Studi Literatur Implementasi Perhitungan Metrics Pengumpulan Data Implementasi Perhitungan Metrics Analisis Hasil Perhitungan Metrics

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Literatur Implementasi Perhitungan Metrics Pengumpulan Data Implementasi Perhitungan Metrics Analisis Hasil Perhitungan Metrics"

Transkripsi

1 6 pengumpulan data, kemudian melakukan implementasi perhitungan metrics, dan yang terakhir adalah analisis hasil perhitungan metrics. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari jurnal, buku, artikel, dan situs yang terkait dengan metrics perangkat lunak berorientasi objek. Metrics yang dipakai dalam penelitian ini adalah 6 buah metrics yang diajukan oleh Chidamber & Kemerer (1994). Metrics ini dipilih karena berhubungan dengan kualitas perangkat lunak. Selain itu, metrics ini banyak digunakan oleh umum (Hogan 1997). Untuk nilai batas atas beberapa metrics, diperoleh berdasarkan saran dari RefactorIT. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah perangkat lunak ERP selesai dikembangkan. Data yang dikumpulkan adalah semua yang terkait dengan pengukuran metrics perangkat Implementasi Perhitungan Metrics Pada tahap ini, perhitungan metrics dilakukan dengan bantuan tool CKJM (Chidamber & Kemerer Java Metrics) (Spinellis 2005). Tool ini dipilih karena hasil perhitungan metrics yang dihasilkan cukup sesuai dengan definisi metrics Chidamber & Kemerer (1994). Analisis Hasil Perhitungan Metrics Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai metrics perangkat lunak ERP dengan nilai standard metrics yang disarankan oleh RefactorIT (Sarker 2005). Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui class mana saja yang perlu diperiksa dan/atau direvisi. Selain itu, dicari juga nilai maksimal, minimal, dan median secara keseluruhan dari masing-masing metrics. Nilai-nilai ini yang akan memperkirakan kualitas perangkat lunak dari beberapa faktor kualitas yang terkait. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perangkat lunak yang dipilih pada penelitian ini adalah perangkat lunak berbasis web, yaitu perangkat lunak ERP (Ernita 2008). Perangkat lunak tersebut dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, terdiri dari 236 classes dan 39 jar file sebagai library. Perhitungan metrics secara manual membutuhkan semua file *.java (java file) sedangkan perhitungan metrics dengan CKJM membutuhkan semua file hasil kompilasi (class file) pada project ERP beserta library yang dipakainya. File tersebut masing-masing berekstensi *.class dan *.jar. Pada project ERP, class file dan jar file tersimpan di bawah direktori erp/build/web/web-inf/classes dan erp/build/web/web-inf/lib sedangkan java file tersimpan di bawah direktori erp/src/java. Implementasi Perhitungan Metrics Pada tahap ini, perhitungan metrics secara manual dilakukan dengan melihat source code class (*.java) dari data yang diperoleh. Lampiran 1 memperlihatkan source code salah satu class, yaitu class LoginCustomerController. Perhitungan keenam metrics secara manual terhadap class LoginCustomerController dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut nilai keenam metrics untuk class LoginCustomerController: WMC = 13 DIT = 1 NOC = 0 CBO = 4 RFC = 26 LCOM = 17 Implementasi perhitungan metrics secara manual tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, maka digunakan CKJM sebagai tool untuk melakukan perhitungan DIT, NOC, CBO, RFC sedangkan WMC dan LCOM dihitung secara manual. Hal ini dikarenakan CKJM mengasumsikan kompleksitas semua methods = 1 dalam menghitung WMC sedangkan penelitian ini menggunakan CC sebagai kompleksitas semua methods. Selain itu, CKJM masih belum dapat menghitung LCOM ketika class yang diukur tidak memiliki instance variable. Hasil perhitungan keenam metrics pada perangkat lunak ERP (Ernita 2008) dapat dilihat pada lampiran 3.

2 7 Analisis Hasil Perhitungan Metrics Dari hasil perhitungan keenam metrics yang didapat pada tahap sebelumnya, dapat dilakukan analisis sebagai berikut: 1 Weighted Methods per Class (WMC) Histogram pada gambar 6 memperlihatkan bahwa modus nilai WMC adalah 6, yaitu sebanyak 30 class. Selain itu, sebanyak 224 class memiliki WMC di bawah 50 dan hanya 12 class yang memiliki WMC di atas 50. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar class yang ada pada perangkat lunak ERP memiliki kompleksitas yang masih bisa ditoleransi. Class yang memiliki WMC di bawah 50, bukan berarti class tersebut tidak kompleks. Bisa saja methods pada class tersebut lebih banyak menggunakan message passing. Hal ini tentunya dapat mengurangi nilai CC pada methods tersebut sehingga mengurangi nilai WMC. Akan tetapi, WMC setidaknya dapat menentukan class mana saja yang patut disarankan untuk diperiksa ulang dan/atau direvisi. Tabel 1 Ringkasan statistik WMC pada perangkat WMC Depth of Inheritance Tree (DIT) Gambar 7 adalah histogram DIT pada perangkat Tidak seperti WMC, DIT pada perangkat lunak ERP cenderung memiliki nilai yang hampir seragam. Modus DIT adalah 1, yaitu sebanyak 189 class. Ini berarti bahwa sebagian besar class pada perangkat lunak ERP hanya mewarisi class root-nya, yaitu class java.lang.object. Selain itu, sebanyak 47 class memiliki nilai DIT sebesar 3. Ini berarti bahwa tingkat reuse pada perangkat lunak ERP sangat tinggi karena semua class mewarisi superclass-nya. Untuk class yang memiliki nilai DIT 3, class tersebut memiliki tingkat reuse yang lebih tinggi, tetapi juga meningkatkan kompleksitasnya. Gambar 6 Histogram WMC pada perangkat Ada sebanyak 12 class yang disarankan diperiksa ulang dan/atau diperbaiki dari segi kompleksitas karena memiliki WMC di atas class tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 1 memperlihatkan ringkasan statistik nilai-nilai WMC pada perangkat Tabel tersebut memperlihatkan nilai standard deviasi yang cukup besar. Ini berarti nilai-nilai WMC pada classes yang diamati menyebar dari nilai tengahnya sehingga lebih baik menggunakan nilai median sebagai nilai ratarata daripada menggunakan nilai mean (Walpole 1992). Dari nilai mediannya, dapat diartikan bahwa rata-rata nilai WMC perangkat lunak ERP memiliki nilai di bawah nilai batas atas. Dengan demikian WMC perangkat lunak ERP rendah. Gambar 7 Histogram DIT pada perangkat Tabel 2 memperlihatkan ringkasan statistik nilai-nilai DIT. Metric DIT pada perangkat lunak ERP memiliki nilai median sebesar 1. Dengan demikian, rata-rata class pada perangkat lunak ERP memiliki nilai DIT yang kecil di bawah nilai batas atas yang disarankan oleh RefactorIT, yaitu sebesar 5. Atau lebih tepatnya lagi, semua class pada perangkat lunak ERP memiliki nilai DIT di bawah 5. Dengan demikian tidak perlu dilakukan pemeriksaan ulang dan/atau revisi pada semua class dari segi inheritance. Tabel 2 Ringkasan statistik DIT pada perangkat DIT Number of Children (NOC) Histogram pada gambar 8 menjelaskan bahwa NOC pada perangkat lunak ERP

3 8 seragam, yaitu sebesar 0. Ini berarti bahwa semua class pada perangkat lunak ERP tidak memiliki subclass. Dengan kata lain, pengembang perangkat lunak ERP tidak memanfaatkan pewarisan dalam membuat class. Hal ini mungkin diakibatkan kurangnya komunikasi antara desainer class yang berbeda sehingga kesempatan reuse class tidak dapat direalisasikan. setidaknya kedua pencilan tersebut memiliki peluang besar untuk diperiksa ulang dan/atau direvisi. Hal ini dikarenakan class dengan nilai CBO yang semakin besar mengindikasikan class tersebut semakin sulit dipahami, semakin sulit untuk digunakan ulang, dan tentunya semakin sulit dirawat. Kedua class tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Gambar 8 Histogram NOC pada perangkat NOC yang semakin rendah berarti kemungkinan kesalahan dalam melakukan sub-classing semakin rendah. Dalam kasus ini tidak terdapat kesalahan dalam melakukan sub-classing karena semua class memiliki nilai NOC sebesar 0. Tabel 3 memperlihatkan ringkasan statistik nilai-nilai NOC. Dapat dilihat pada tabel 3 bahwa semua nilai statistiknya adalah 0. Dengan demikian, rata-rata nilai NOC sangat rendah dibandingkan nilai batas atas yang disarankan RefactorIT sehingga tidak diperlukan pemeriksaan ulang dan/atau revisi class dari segi ketepatan sub-classing. Tabel 3 Ringkasan statistik NOC pada perangkat Gambar 9 Histogram CBO pada perangkat Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai-nilai CBO cukup menyebar dari nilai tengahnya. Selain itu, median sebesar 4 menunjukkan bahwa rata-rata nilai CBO pada perangkat lunak ERP cukup rendah. Tabel 4 Ringkasan statistik CBO pada perangkat CBO Response for A Class (RFC) Metric Min Max Mean Stdev NOC Coupling Between Object Class (CBO) Histogram pada gambar 9 menjelaskan bahwa nilai CBO pada perangkat lunak ERP memiliki modus sebesar 1. Sebanyak 66 class memiliki nilai CBO sebesar 1. Histogram tersebut juga menunjukkan adanya dua pencilan atau nilai ekstrim. Kedua pencilan tersebut memiliki nilai CBO masing-masing sebesar 21 dan 25. Karena belum ditemukannya nilai batas atas CBO, tidak dapat dipastikan apakah kedua pencilan tersebut disarankan untuk diperiksa ulang dan/atau direvisi. Akan tetapi, Gambar 10 Histogram RFC pada perangkat Histogram pada gambar 8 menjelaskan bahwa modus nilai RFC adalah 4, yaitu sebanyak 22 class. Selain itu, histogram tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar class memiliki nilai RFC di bawah batas atas yang disarankan RefactorIT, yaitu sebesar 50. Jumlah class tersebut sebanyak 213 class. Sisanya, 23 class, memiliki nilai di atas batas atas. RFC yang tinggi tentunya meningkatkan kompleksitas class tersebut. Dengan

4 9 demikian, ke-23 class tersebut disarankan untuk diperiksa ulang dan/atau direvisi sehingga nilai RFC-nya bisa berada di bawah nilai batas atas yang disarankan oleh RefactorIT. Ke-23 class tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 5 memperlihatkan ringkasan statistik nilai-nilai RFC. Rata-rata nilai RFC, sebesar 20, berada di bawah nilai batas atas yang disarankan oleh RefactorIT. Ini berarti RFC pada perangkat lunak ERP rendah. Tabel 5 Ringkasan statistik RFC pada perangkat RFC Lack of Cohesion in Methods (LCOM) Gambar 11 memperlihatkan histogram LCOM. Dapat dilihat dengan jelas bahwa modus nilai LCOM sebesar 0, yaitu sebanyak 116 class. Seperti yang telah dibahas pada Tinjauan Pustaka, nilai LCOM sebesar 0 dapat terjadi ketika nilai P Q. Selain itu, dapat juga terjadi ketika semua n himpunan {I 1 }, {I 2 },, {I n } adalah Ø. Dengan demikian, class yang memiliki nilai LCOM sebesar 0 bisa saja adalah class yang tidak memiliki instance variable, class yang hanya memiliki 1 buah method, atau bahkan interface. Banyaknya nilai 0 ini terjadi karena memang sebagian besar class pada perangkat lunak ERP adalah interface dan class yang tidak memiliki instance variable. Gambar 11 Histogram LCOM pada perangkat Histogram tersebut juga memperlihatkan cukup banyaknya nilai LCOM yang berada di atas 100, yaitu sebanyak 58 class. Bahkan terdapat class yang memiliki nilai LCOM mencapai Akan tetapi, nilai LCOM yang besar belum berarti tingkat cohesiveness suatu class rendah. Rosenberg (1998) mengatakan semakin kecil nilai LCOM dibandingkan dengan nilai maksimumnya, semakin baik cohesivenessnya, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian perlu diketahui nilai rasio antara nilai aktual LCOM dengan nilai maksimal LCOM suatu class sebelum menyimpulkan tingkat cohesiveness-nya. Berdasarkan landasan tersebut nilai rasio didapat dengan rumus sebagai berikut: dimana, rasiolcom adalah nilai rasio LCOM LCOM adalah nilai aktual LCOM suatu class. maxlcom adalah nilai maksimum LCOM suatu class. maxlcom terjadi ketika Q = 0, yaitu ketika P maksimal. Ini berarti tidak terdapat satu-pun pasangan method yang menggunakan instance variable yang sama. Dengan kata lain, nilai maksimum LCOM dirumuskan sebagai berikut: dimana, NOM adalah number of methods, yaitu jumlah method yang terdapat pada class. Nilai rasio tersebut berada dalam selang [0, 1]. Class yang memiliki nilai rasio yang semakin dekat dengan 0, berarti semakin tinggi cohesiveness class tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin dekat nilai rasio sebuah class dengan 1, berarti semakin rendah cohesiveness class tersebut. Nilai rasio masing-masing class dapat dilihat pada lampiran 3. Nilai rasio tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui class mana saja yang sekiranya perlu diperiksa ulang dan/atau direvisi, yaitu class yang memiliki nilai rasiolcom mendekati 1 (cohesiveness rendah). Class tersebut disarankan untuk dipecah menjadi dua atau lebih class agar tingkat cohesivenessnya menjadi lebih tinggi. Tabel 6 Ringkasan statistik nilai rasio LCOM pada perangkat rasiolcom Min Max Mean Stdev

5 10 Dapat dilihat pada tabel 6, nilai standard deviasi dari nilai rasio LCOM cukup kecil sehingga tidak terlalu banyak pencilan dalam data. Dengan demikian, rata-rata nilai rasio LCOM dapat menggunakan nilai mean, yaitu sebesar Ini menandakan tingginya tingkat cohesiveness perangkat Dengan kata lain LCOM pada perangkat lunak ERP dapat dikatakan cukup rendah. 7 Kualitas Perangkat Lunak ERP Dari hasil analisis keenam metrics, dapat dianalisis lebih lanjut seberapa baik kualitas perangkat lunak ERP berdasarkan faktorfaktor kualitas yang terkait dengan keenam metrics tersebut. Tinggi rendahnya nilai metrics akan mempengaruhi pada tinggi rendahnya faktor-faktor kualitas yang terkait pada masing-masing metric. Sebagai contoh, nilai WMC yang tinggi menyebabkan menurunnya tingkat reusability, usability, dan testability. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pengaruh nilai metrics terhadap faktor-faktor kualitas yang terkait pada lampiran 5. Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui apakah nilai setiap metrics pada perangkat lunak ERP itu rendah atau tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui seberapa tinggi reusability, usability, uderstandability, modifiability, dan testability perangkat lunak ERP dari nilai-nilai hasil pengukuran keenam metrics. Tabel 7 memperlihatkan ringkasan tinggi rendahnya nilai rata-rata setiap metric beserta pengaruhnya terhadap faktor-faktor kualitas. Dapat dilihat pada tabel 7 bahwa WMC dan CBO yang rendah mengakibatkan peningkatan reusability. Ini berarti setiap class mudah untuk di-reuse karena memiliki kompleksitas yang rendah. Di lain sisi, rendahnya DIT dan NOC mengakibatkan penurunan reusability. Ini dapat terjadi karena, pada kenyataanya, pengembang tidak terlalu memanfaatkan pewarisan dalam membuat class. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena WMC dan CBO melakukan prediksi seberapa mudah suatu class untuk digunakan ulang berdasarkan kompleksitasnya sedangkan DIT dan NOC lebih melihat kepada fakta apakah suatu class memanfaatkan pewarisan secara baik. Dengan demikian, perbedaan pengaruh kedua pasangan metrics tersebut bukan merupakan suatu keanehan. Lain halnya dengan faktor kualitas selain reusability, setiap metric meningkatkan faktor kualitas usability, understandability, modifiability, dan testability. Dengan demikian, kualitas perangkat lunak ERP dapat dikatakan tinggi dari segi usability, understandability, modifiability, dan testability. Akan tetapi, dari segi reusability hanya dapat dikatakan moderat. Tabel 7 Kategori metrics perangkat lunak ERP beserta pengaruhnya terhadap faktor kualitas No Metrics Kategori Faktor Kualitas Reusability Usability Understandability Modifiability Testability 1 WMC rendah 2 DIT rendah 3 NOC rendah 4 CBO rendah 5 RFC rendah 6 LCOM rendah Keterangan : = Not Applicable

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Desain berorientasi objek merupakan suatu konsep yang banyak digunakan oleh pengembang perangkat lunak saat ini. Hal ini dikarenakan kemudahan yang ditawarkan di dalam desain

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBJEK RHAMDANI

EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBJEK RHAMDANI EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBJEK RHAMDANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PROGRAM CKJM UNTUK ANALISIS PAKET REMOTE METHOD INVOCATION. Abstrak

PENGGUNAAN PROGRAM CKJM UNTUK ANALISIS PAKET REMOTE METHOD INVOCATION. Abstrak PENGGUNAAN PROGRAM CKJM UNTUK ANALISIS PAKET REMOTE METHOD INVOCATION Adi Kusjani, Berta Bednar Jurusan Teknik Komputer STMIK Akakom Yogyakarta adikusja@akakom.ac.id Abstrak Sistem Remote Method Invocation

Lebih terperinci

Mengukur Tingkat Reusability dan Efficiency dari Kode Program dengan Pendekatan Fuzzy Logic

Mengukur Tingkat Reusability dan Efficiency dari Kode Program dengan Pendekatan Fuzzy Logic Mengukur Tingkat Reusability dan Efficiency dari Kode Program dengan Pendekatan Fuzzy Logic Arwin Halim 1, Alex Xandra Albert Sim 2, Gabyola 3, Hartono 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK DENGAN METRICS BERORIENTASI OBJEK

EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK DENGAN METRICS BERORIENTASI OBJEK EVALUASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK DENGAN METRICS BERORIENTASI OBJEK Kornelis Letelay 1, Azhari SN² 1Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adi Sucipto, Penfui, P.O.

Lebih terperinci

PENGUKURAN SOFTWARE METRIC TERHADAP IMPLEMENTASI FRAMEWORK LARAVEL PADA PEMBANGUNAN APLIKASI BERBASIS WEB STUDI KASUS : JURNAL LOGIC

PENGUKURAN SOFTWARE METRIC TERHADAP IMPLEMENTASI FRAMEWORK LARAVEL PADA PEMBANGUNAN APLIKASI BERBASIS WEB STUDI KASUS : JURNAL LOGIC PENGUKURAN SOFTWARE METRIC TERHADAP IMPLEMENTASI FRAMEWORK LARAVEL PADA PEMBANGUNAN APLIKASI BERBASIS WEB STUDI KASUS : JURNAL LOGIC SOFTWARE METRIC MEASUREMENT ON LARAVEL FRAMEWORK IMPELEMENTATION FOR

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN SOFTWARE APLIKASI BERDASARKAN PROPERTI KUALITAS DISAIN DAN METRICS FOR OBJECT ORIENTED SOFTWARE MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PEMERINGKATAN SOFTWARE APLIKASI BERDASARKAN PROPERTI KUALITAS DISAIN DAN METRICS FOR OBJECT ORIENTED SOFTWARE MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PEMERINGKATAN SOFTWARE APLIKASI BERDASARKAN PROPERTI KUALITAS DISAIN DAN METRICS FOR OBJECT ORIENTED SOFTWARE MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Efano Hermawan 1 dan Petrus Mursanto 2 1 Magister Teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: computer based test, software metric, rekrutmen, turnover pegawai, autograder. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: computer based test, software metric, rekrutmen, turnover pegawai, autograder. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan terjadinya turnover pegawai dalam sebuah perusahaan, menjadikan perusahaan harus memiliki standar tertentu untuk dapat menerima calon pegawai barunya. Dalam proses rekrutmen pegawai,

Lebih terperinci

Fuzzy Model for Predicting Reusability Factor of a Software. Model Fuzzy untuk Memprediksi Faktor Reusability Sebuah Perangkat Lunak

Fuzzy Model for Predicting Reusability Factor of a Software. Model Fuzzy untuk Memprediksi Faktor Reusability Sebuah Perangkat Lunak Fuzzy Model for Predicting Reusability Factor of a Software Model Fuzzy untuk Memprediksi Faktor Reusability Sebuah Perangkat Lunak Endang Suryawati Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Sistem Informasi Sebelum membahas konsep sistem Informasi, berikut ini akan diberikan definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi. 2.1.1. Definisi sistem informasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERAPAN OOP DAN AOP PADA APLIKASI YANG DIBANGUN DENGAN FRAMEWORK ASP.NET MVC WEB APPLICATION

PERBANDINGAN PENERAPAN OOP DAN AOP PADA APLIKASI YANG DIBANGUN DENGAN FRAMEWORK ASP.NET MVC WEB APPLICATION Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 (SENTIKA 2) ISSN: 29-9 Yogyakarta, Maret 2 PERBANDINGAN PENERAPAN DAN PADA APLIKASI YANG DIBANGUN DENGAN FRAMEWORK ASP.NET MVC WEB APPLICATION Adi

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berbasis Obyek

Konsep Pemrograman Berbasis Obyek Konsep Pemrograman Berbasis Obyek Tujuan Pembelajaran Memahami konsep Pemrograman Berbasis Obyek atau Object Oriented Programming (OOP) Memahami perbedaan antara pemrograman OOP dengan pemrograman prosedural

Lebih terperinci

KUALITAS PERANGKAT LUNAK: MODULARITAS PUSTAKA TEXT PRE-PROCESSING. Abstract

KUALITAS PERANGKAT LUNAK: MODULARITAS PUSTAKA TEXT PRE-PROCESSING. Abstract KUALITAS PERANGKAT LUNAK: MODULARITAS PUSTAKA TEXT PRE-PROCESSING Dian Sa adillah Maylawati 1 ; Hamdan Sugilar 2 ; Rully Agung Yudhiantara 3 1 Program Studi Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Garut;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Salah satu tujuan dari pengukuran kualitas desain adalah untuk melihat apakah ada aspek desain yang masih dapat diperbaiki untuk meningkatkan kualitas desain. Setelah dilakukannya

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek 1 Tujuan Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural. 2 Topik Pemrograman

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Maria Ulfah S Nurochman

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Maria Ulfah S Nurochman Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Maria Ulfah S Nurochman Kompetensi Menjelaskan paradigma pemrograman berorientasi obyek Membedakan antara paradigma pemrograman berorientasi obyek dan pemrograman

Lebih terperinci

Pemrograman Berorientasi Obyek. Konsep OOP

Pemrograman Berorientasi Obyek. Konsep OOP Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep OOP 1 TUJUAN Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural. MATERI POKOK

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Pertemuan 1

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Pertemuan 1 Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Pertemuan 1 Tujuan Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural. Topik

Lebih terperinci

Praktikum 4 Konsep Inheritance, Polymorphism, dan Encapsulation

Praktikum 4 Konsep Inheritance, Polymorphism, dan Encapsulation Praktikum 4 Konsep Inheritance, Polymorphism, dan Encapsulation Dosen : Ir. Nanang Syahroni M.Kom Pokok Bahasan Konsep pewarisan dan deklarasi pewarisan dalam bahasa Java Konsep polimospisme dan deklarasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemrograman Berorientasi Objek atau Object Oriented Programming (OOP) telah

BAB I PENDAHULUAN. Pemrograman Berorientasi Objek atau Object Oriented Programming (OOP) telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemrograman Berorientasi Objek atau Object Oriented Programming (OOP) telah menjadi paradigma utama pemrograman dalam beberapa tahun terakhir, yang menggeser paradigma

Lebih terperinci

Composition dan Inheritance

Composition dan Inheritance Composition dan Inheritance Viska Mutiawani, M.Sc 1 Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Konsep Penting Composition Inheritance (pewarisan) Superclass (super kelas) Subclass (sub kelas) Method overriding

Lebih terperinci

MUHAMMAD SYARIF NURDIN

MUHAMMAD SYARIF NURDIN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS KOTA SURABAYA DENGAN METODE BERORIENTASI OBJEK (STUDI KASUS PADA PUSKESMAS KLAMPIS NGASEM SURABAYA) MUHAMMAD SYARIF NURDIN PROGRAM

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Tujuan Pengenalan bahasa Java Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak biru sebuah perangkat lunak dalam sebuah model. Dengan adanya model tersebut, maka pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI DATA NILAI SISWA BERBASIS PHP DI SMK YPKK 1 SLEMAN

ANALISIS SISTEM INFORMASI DATA NILAI SISWA BERBASIS PHP DI SMK YPKK 1 SLEMAN ANALISIS SISTEM INFORMASI DATA NILAI SISWA BERBASIS PHP DI SMK YPKK 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Hasil kerja Nurmaya yang didasarkan pada penelitian oleh [ABR96], melakukan modifikasi terhadap Metrics Calculator Christariny dengan menambahkan Graphical

Lebih terperinci

Rancang Bangun Reusability Metric Tool pada Bahasa PHP

Rancang Bangun Reusability Metric Tool pada Bahasa PHP ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.1, No.1 Desember 214 Page 819 Rancang Bangun Reusability Metric Tool pada Bahasa PHP Aditya Wedha Utama 1, Dana Sulistyo Kusumo, Ph.D 2, Bayu Munajat,

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Class : Deeper Look 2

Pemrograman Lanjut. Class : Deeper Look 2 Pemrograman Lanjut Class : Deeper Look 2 PTIIK - 2013 Objectives Mampu menggunakan variabel dan method static dan final. Mampu meng-import static member dari sebuah kelas. Mampu membuat package dan meng-import

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 PERANCANGAN APLIKASI ESTIMASI USAHA UNTUK PROYEK SOFTWARE YANG BERORIENTASI OBJEK Muhsin Shodiq

Lebih terperinci

Polymorphism. Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek

Polymorphism. Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek Polymorphism Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek Pengertian Polymorphism = polimorfisme Poly (banyak) + morphos (bentuk) : banyak bentuk Kemampuan untuk menghandle banyak bentuk Kemampuan untuk memproses

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa C++, Algoritma Pemrograman, Integrated Development Equipment (IDE) Visual C++ dan Dasar Dasar Bahasa C++

Pengenalan Bahasa C++, Algoritma Pemrograman, Integrated Development Equipment (IDE) Visual C++ dan Dasar Dasar Bahasa C++ MODUL 1 Pengenalan Bahasa C++, Algoritma Pemrograman, Integrated Development Equipment (IDE) Visual C++ dan Dasar Dasar Bahasa C++ Modul Praktikum C++ Dasar Pemrograman Komputer Semester Genap 2017/2018

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER PROGRAMMING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING OBJECT ORIENTED PROGRAMMING Day 1 : Konsep Pemrograman Berorientasi Object TUJUAN Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK NINF615 SEMESTER GASAL 2016/2017 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK DISUSUN OLEH: Tim Asisten Praktikum Jurusan

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS HUBUNGAN METRIK KOHESI DENGAN KECENDERUNGAN KESALAHAN PADA APLIKASI BERORIENTASI OBJEK

STUDI EMPIRIS HUBUNGAN METRIK KOHESI DENGAN KECENDERUNGAN KESALAHAN PADA APLIKASI BERORIENTASI OBJEK STUDI EMPIRIS HUBUNGAN METRIK KOHESI DENGAN KECENDERUNGAN KESALAHAN PADA APLIKASI BERORIENTASI OBJEK Roni Yunis 1, Arwin Halim 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin no 112, 124, 140 Medan 20212 roni@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

Object Oriented Programming 1

Object Oriented Programming 1 Object Oriented Programming 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBYEK Pemrograman beriorientasi obyek (Object Oriented Programming = OOP) berbeda dengan pemrograman konvensional pada umumnya, terutama dalam memperlakukan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERBAIKAN KUALITAS DESAIN DIAGRAM KELAS

EVALUASI DAN PERBAIKAN KUALITAS DESAIN DIAGRAM KELAS EVALUASI DAN PERBAIKAN KUALITAS DESAIN DIAGRAM KELAS Arwin Halim STMIK MIKROSKIL Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 arwin@mikroskil.ac.id Abstrak Dalam proses pengembangan dan pemeliharaan proyek

Lebih terperinci

KONSEP Pemrograman Berorientasi Objek KARMILASARI

KONSEP Pemrograman Berorientasi Objek KARMILASARI KONSEP Pemrograman Berorientasi Objek KARMILASARI Capaian Pembelajaran 2 Memahami perbedaan pemrograman prosedural dan pemrograman berorientasi objek (object oriented programming /OOP) Memahami elemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE OBJEK WISATA DI PULAU MADURA MENGGUNAKAN METODE UNIFIED APPROACH (UA) SKRIPSI. Oleh: DIAH ULFA AFIFAH NIM.

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE OBJEK WISATA DI PULAU MADURA MENGGUNAKAN METODE UNIFIED APPROACH (UA) SKRIPSI. Oleh: DIAH ULFA AFIFAH NIM. PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE OBJEK WISATA DI PULAU MADURA MENGGUNAKAN METODE UNIFIED APPROACH (UA) SKRIPSI Oleh: DIAH ULFA AFIFAH NIM. 12650015 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Capaian Pembelajaran (CP) Deskripsi Singkat MK Materi Pemebelajaran/Pokok Bahasan Pustaka CPL - PRODI PP1 CP-MK M1 M2 Menguasai pengetahuan dan kemampuan untuk membangun sebuah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERBASIS OBJEK MODUL 3 ABSTRAKSI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERBASIS OBJEK MODUL 3 ABSTRAKSI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERBASIS OBJEK MODUL 3 ABSTRAKSI Disusun Oleh : TANGGAL PRAKTIKUM : 02 NOVEMBER 2015 NAMA : IMAM HASAN NRP : 140411100099 KELOMPOK : D 2 DOSEN PENGAMPU : HERMAWAN, S.T.,

Lebih terperinci

Agi Putra Kharisma., S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang

Agi Putra Kharisma., S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang Agi Putra Kharisma., S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang Materi Encapsulation dan Information Hiding Pemisahan spesifikasi dengan implementasi Overloading dan Genericity Subtyping Method

Lebih terperinci

Inheritance dan Kata Kunci static

Inheritance dan Kata Kunci static Inheritance dan Kata Kunci static PEWARISAN (INHERITANCE) Salah satu fitur yang paling kuat dalam OOP adalah penggunaan kode kembali (code reuse). Sekali sebuah prosedur dibuat, maka kita bisa menggunakannya

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Nurochman

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Nurochman KONSEP DASAR PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Nurochman Kompetensi Menjelaskan paradigma pemrograman berorientasi objek Membedakan antara paradigma pemrograman berorientasi objek dan pemrograman prosedural

Lebih terperinci

Kakas Bantu Perhitungan Nilai Kopling Menggunakan Metrik Cognitive Weighted Coupling Between Object

Kakas Bantu Perhitungan Nilai Kopling Menggunakan Metrik Cognitive Weighted Coupling Between Object KINETIK, Vol. 2, No. 1, Februari 2017, Hal. 53-62 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 53 Kakas Bantu Perhitungan Nilai Kopling Menggunakan Metrik Cognitive Weighted Coupling Between Object Muhammad Ubaidillah*

Lebih terperinci

ABSTRACTION, ENCAPSULATION, INHERITANCE & POLYMORPHISM

ABSTRACTION, ENCAPSULATION, INHERITANCE & POLYMORPHISM Materi kuliah ABSTRACTION, ENCAPSULATION, INHERITANCE & POLYMORPHISM Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN JAVA CLASS LIBRARY

BEKERJA DENGAN JAVA CLASS LIBRARY MK. Pemrograman Berorientasi Objek BEKERJA DENGAN JAVA CLASS LIBRARY (CLASS-METHOD-OBJECT) KARMILASARI ANALOGI OBJEK DALAM DUNIA NYATA Objek di dunia nyata = Objek dalam perangkat lunak Atribut di dunia

Lebih terperinci

BAB 2 BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Software 2.1.1 Pengertian Proyek Software Definisi dari proyek adalah sebuah asumsi perencanaan secara luas bagaimana kita menyelesaikan suatu pekerjaan sebelum kita

Lebih terperinci

Praktikum. PBO (Kelas K) Oleh : MOHAMMAD SHOLIKIN

Praktikum. PBO (Kelas K) Oleh : MOHAMMAD SHOLIKIN Praktikum. PBO (Kelas K) Oleh : MOHAMMAD SHOLIKIN http://sholikins.wordpress.com http://sholikins.wordpress.com 1 Pemrograman Berorientasi Objek / OOP (Objek Oriented Programming)??? http://sholikins.wordpress.com

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (OOP) Pemrograman berorientasi Objek mempunyai karakterisitik sebagai berikut:

KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (OOP) Pemrograman berorientasi Objek mempunyai karakterisitik sebagai berikut: KARAKTERISTIK PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (OOP) Pemrograman berorientasi Objek mempunyai karakterisitik sebagai berikut: a. Abstraksi (abstraction) b. Pembungkusan (encapsulation) c. Pewarisan (inheritence)

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK NINF615 SEMESTER GASAL 2016/2017 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK DISUSUN OLEH: Tim Asisten Praktikum Jurusan

Lebih terperinci

1 Framework Deteksi Bad Smell Code Semi Otomatis untuk Pemrograman Tim

1 Framework Deteksi Bad Smell Code Semi Otomatis untuk Pemrograman Tim Framework Deteksi Bad Smell Code Semi Otomatis untuk Pemrograman Tim Tugas Akhir Mata Kuliah Keamanan Perangkat Lunak (EL5215) Yusfia Hafid Aristyagama (23214355) Magister Teknik Elektro TMDG 09 Sekolah

Lebih terperinci

PEWARISAN. Disusun Oleh: Reza Budiawan. Untuk: Tim Dosen Algoritma & Pemrograman Lanjut

PEWARISAN. Disusun Oleh: Reza Budiawan. Untuk: Tim Dosen Algoritma & Pemrograman Lanjut MI1274 Algoritma & Pemrograman Lanjut Genap 2015-2016 PEWARISAN Disusun Oleh: Reza Budiawan Untuk: Tim Dosen Algoritma & Pemrograman Lanjut Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TENTANG NETBEANS

PENDAHULUAN TENTANG NETBEANS PENDAHULUAN TENTANG NETBEANS Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 TOPIK Pendahuluan IDE Netbeans Membuat Project Baru. 2 Konsep Netbeans Netbeans sebagai IDE ditujukan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING

PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING Class, Object dan Elemen dalam Class Pada Java Disusun oleh: KELOMPOK 1 STMIK STIKOM INDONESIA (STIKI)-BALI 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran

Lebih terperinci

1. Manakah jawaban yang benar,pada saat Anda mengcompile dan menjalankan class berikut ini:

1. Manakah jawaban yang benar,pada saat Anda mengcompile dan menjalankan class berikut ini: 1. Manakah jawaban yang benar,pada saat Anda mengcompile dan menjalankan class berikut ini: Program dapat di-compile dan output-nya adalah 5 Program dapat di-compile dan output-nya adalah 6 Program akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1.1 Model Model diperlukan

Lebih terperinci

Pemrograman Berbasis. Strategy dan Observer Pattern

Pemrograman Berbasis. Strategy dan Observer Pattern Pemrograman Berbasis Komponen 2 Strategy dan Observer Pattern Background Programming is always change But this changes are sometime the same So, there will be something - a pattern to be used in programming

Lebih terperinci

MODUL 3 Inheritance. Tujuan: Mahasiswa dapat mengenal dan memahami konsep inheritance dan cara menerapkan inheritance dengan constructor

MODUL 3 Inheritance. Tujuan: Mahasiswa dapat mengenal dan memahami konsep inheritance dan cara menerapkan inheritance dengan constructor MODUL 3 Inheritance Tujuan: Mahasiswa dapat mengenal dan memahami konsep inheritance dan cara menerapkan inheritance dengan constructor Materi: Pengantar Inheritance Manfaat Penggunaan Inherintance Keyword

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN AHP DAN SOFTWARE METRIC DALAM MENENTUKAN KUALITAS DESAIN SOFTWARE BERORIENTASI OBJEK DES DULIANTO

UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN AHP DAN SOFTWARE METRIC DALAM MENENTUKAN KUALITAS DESAIN SOFTWARE BERORIENTASI OBJEK DES DULIANTO UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN AHP DAN SOFTWARE METRIC DALAM MENENTUKAN KUALITAS DESAIN SOFTWARE BERORIENTASI OBJEK DES DULIANTO 0606155152 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 16 kali pertemuan setiap hari selasa, kamis, dan sabtu, mulai

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran mata kuliah pemrograman biasanya diikuti oleh banyak mahasiswa. Dengan semakin besarnya jumlah mahasiswa dan banyaknya tugas yang harus diperiksa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer telah membuat ruang batas perangkat lunak dan perangkat keras semakin sempit. Komputer sebagai sistem tidak dapat dipahami tanpa memahami

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PEMROGRAMAN 2

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PEMROGRAMAN 2 No. LST/EKA/PTI208/04 Revisi : 02 Maret 2010 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan prinsip inhereritance dalam OOP. B. Dasar Teori

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

KONSEP OBJEK ORIENTASI PROGRAM

KONSEP OBJEK ORIENTASI PROGRAM KONSEP OBJEK ORIENTASI PROGRAM Obyektif : 1. Mengerti maksud inheritance 2. Mengerti dan memahami encapsulation 3. Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai polymorphism 4. Dapat membuat program paling sederhana

Lebih terperinci

Pemograman Berorientasi Objek

Pemograman Berorientasi Objek Pemograman Berorientasi Objek C# #1 Konsep Dasar PBO 2017 Pemograman Berorientasi Objek OOP Lecturer Susmini Indriani L, M.T Sistem Komputer Sri Nurhayati, S.Si, M.T Teknik Komputer susmini.indriani@email.unikom.ac.id

Lebih terperinci

Apa yang menjadi output potongan kode diatas? Error karena tidak ada String yang di-passing kedalam konstruktor Bapak

Apa yang menjadi output potongan kode diatas? Error karena tidak ada String yang di-passing kedalam konstruktor Bapak Waktu Sisa : 0:59:57 1. Apa yang menjadi output potongan kode diatas? Error karena tidak ada String yang di-passing kedalam konstruktor Bapak Output: Bapak null Anak Error karena constructor Bapak(String

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan bagian kebutuhan manusia, baik membaca buku, surat kabar, dan majalah. Dengan kebutuhan tersebut melalui perkembangan teknologi informasi diantaranya

Lebih terperinci

Class dan Objek. Ali Tarmuji ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1

Class dan Objek. Ali Tarmuji   ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1 Class dan Objek Ali Tarmuji Email: alitarmuji@gmail.com ID YM: alitarmuji T. Informka UAD 1 Pokok Bahasan Konsep OO Class Hubungan Class dan Object Universitas Ahmad Dahlan 2 Konsep OO Object adalah: Definisi

Lebih terperinci

Covered Topics. Course Map OOP Concept

Covered Topics. Course Map OOP Concept Imam Fahrur Rozi Covered Topics Course Map OOP Concept Course Map Introducing OOP and Java Tech OOP Concept Java Tech Explanation Analyzing a Problem and Designing a Solution Developing and Testing a Java

Lebih terperinci

Pemrograman Web. Pemrograman Berorientasi Objek. 8 Adam Hendra Brata

Pemrograman Web. Pemrograman Berorientasi Objek. 8 Adam Hendra Brata Pemrograman Web Pemrograman Berorientasi Objek 8 Adam Hendra Brata Pokok Bahasan Pengantar PBO PBO dengan PHP Pengayaan : Halaman Administrasi Tugas 4 Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman Berorientasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IKG2I4 SOFTWARE PROJECT 1 Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman II Modul 2 : Inheritance dan Interface

Bahasa Pemrograman II Modul 2 : Inheritance dan Interface Bahasa Pemrograman II Modul 2 : Inheritance dan Interface Tujuan Praktikum Setelah praktikum modul ini, praktikan diharapkan : - Mengetahui pengertian dan tujuan inheritance dan interface pada bahaasa

Lebih terperinci

STATISTIKA -deskripsi data-

STATISTIKA -deskripsi data- STATISTIKA -deskripsi data- PERTEMUAN KE-3 Oleh: MUHAMMAD YUSUF AWALUDDIN 2 overview : Deskripsi data : Sering digunakan peneliti, khususnya dalam memperhatikan perilaku data dan penentuan dugaan-dugaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis komputerisasi dengan berbagai dukungan aplikasi, baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. berbasis komputerisasi dengan berbagai dukungan aplikasi, baik dalam hal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi di bidang komputer merupakan salah satu hal yang mempengaruhi cara kerja setiap orang dengan kemudahan penggunaan dan kecepatan proses

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman :: Polimorfism and Abstraction

Bahasa Pemrograman :: Polimorfism and Abstraction Bahasa Pemrograman :: and Abstraction Julio Adisantoso ILKOM IPB 24 Mei 2010 Access Modifiers Access Modifiers Accessor Methods Mutator Methods Inheritance Akses Default (Package Accessibility) Tidak terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah Keith McCLOGHRIE, Marshall ROSE, Jeffrey D.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah Keith McCLOGHRIE, Marshall ROSE, Jeffrey D. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) Pada awalnya sekitar tahun 1988 beberapa kelompok orang membutuhkan suatu peralatan yang dapat mengontrol sistem kerja jaringan melalui

Lebih terperinci

MODUL 5 PEMROGRAMAN VISUAL BASIC.NET DENGAN OOP (I)

MODUL 5 PEMROGRAMAN VISUAL BASIC.NET DENGAN OOP (I) MODUL 5 PEMROGRAMAN VISUAL BASIC.NET DENGAN OOP (I) Disusun oleh: S. Thya Safitri,MT Agus Priyanto, M.Kom Purwokerto 2016 ST3 Telkom - Program Studi S1 Teknik Informatika Page 1 A. TUJUAN - Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Kakas bantu perhitungan nilai kopling menggunakan conceptual coupling metrics

Kakas bantu perhitungan nilai kopling menggunakan conceptual coupling metrics TEKNOLOGI - Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2016: 90-95 pissn: 2087-8893 Kakas bantu perhitungan nilai kopling menggunakan conceptual coupling metrics Laras Husna Aulia 1), Fajar Pradana 2) dan Bayu Priyambadha

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar STK511 Analisis Statistika Pertemuan 2 Review Statistika Dasar Statistika Populasi Sampling Pendugaan Contoh Deskriptif Tingkat Keyakinan Statistika Deskriptif vs Statistika Inferensia Ilmu Peluang Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia usaha saat ini, setiap perusahaan pastinya dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan semakin berkembang. Perusahaan yang mempunyai

Lebih terperinci

MINGGU V : PBO (PEWARISAN)

MINGGU V : PBO (PEWARISAN) MINGGU V : PBO (PEWARISAN) Pertemuan minggu ini akan membahas konsep lanjutan dari Pemrograman Berorientasi Objek yaitu Generalisasi/Spesialisasi. Pembahasan topik pada pertemuan ini meliputi pewarisan,

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Interface

Pemrograman Lanjut. Interface Pemrograman Lanjut Interface PTIIK - 2014 2 Objectives Interfaces Defining an Interface How a class implements an interface Public interfaces Implementing multiple interfaces Extending an interface 3 Introduction

Lebih terperinci

(INHERITANCE) Nurochman

(INHERITANCE) Nurochman PEWARISAN (INHERITANCE) Nurochman Inheritance Adding functionality to existing classes Re use of code Refining a general solution to a specific Rapid development of solutions What is Inheritance? Subclass

Lebih terperinci

Tujuan KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT. Bahasa Prosedural. Topik OOP. Apakah OBYEK? 3/15/2012

Tujuan KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT. Bahasa Prosedural. Topik OOP. Apakah OBYEK? 3/15/2012 KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT Imam Fahrur Rozi Tujuan Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 56402/ Pemrograman Berorientasi Objek Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 4 SKS Tgl revisi : 26 JANUARI 2015 Jml Jam kuliah

Lebih terperinci

:: abstract class + interface. :: abstract class

:: abstract class + interface. :: abstract class :: abstract class + interface :: abstract class Saat kita membuat sebuah superclass, kita tahu bahwa kita dapat memakai semua metode yang dimilikinya pada class anaknya. Atau kalau kita butuh metode tersebut

Lebih terperinci

Pemrograman Berorientasi. Abstract & Interface

Pemrograman Berorientasi. Abstract & Interface Pemrograman Berorientasi Obyek Abstract & Interface anton@ukdw.ac.id Latar Belakang Kita sudah mengenal pewarisan, bahwa class anak akan selalu mendapat warisan atribut dan behavior dari class induk Class

Lebih terperinci

1. Keyword mana yang memiliki fungsi sama dengan keyword this dan menyediakan reference ke atribut turunan dari objek? super

1. Keyword mana yang memiliki fungsi sama dengan keyword this dan menyediakan reference ke atribut turunan dari objek? super Your browser does not support inline frames or is currently configured not to display inline frames. Waktu Sisa : 1:58:53 1. Keyword mana yang memiliki fungsi sama dengan keyword this dan menyediakan reference

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Jogiyanto Hartono (2004:8) dalam bukunya yang berjudul pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Membahas Silabus Perkuliahan Tujuan Umum : Mahasiswa Mengetahui Komponen Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Matakuliah Ini satu kali Tujuan 1 Menjelaskan tentang Mengakomodasi berbagai masukan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE : 070 BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER

Lebih terperinci