(Silvia Dwi Kinaka; Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT; Imam Abadi, ST, MT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Silvia Dwi Kinaka; Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT; Imam Abadi, ST, MT)"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SOFT SENSOR KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING TIPE CFM56-3B-1 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN di PT MERPATI MAINTENANCE FASILITIES-BANDARA INTERNASIONAL JUANDA (Silvia Dwi Kinaka; Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT; Imam Abadi, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya Abstrak Penggunaan pesawat Merpati BOEING secara terus menerus mengakibatkan penurunan kinerja pada engine pesawat salah satunya kompresor. Indikasi penurunan kinerja kompresor dapat dilihat pada kecepatan rotasi. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan soft sensor kecepatan rotasi dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation algoritma gradient descent dengan momentum. Data yang digunakan adalah pada saat take off dan cruise. Data masukan soft sensor saat take off adalah suhu udara luar, kecepatan rendah rotasi, suhu gas buang sedangkan pada cruise data masukan adalah suhu udara luar, kecepatan rendah rotasi, suhu gas buang, aliran bahan bakar dan tekanan oli, suhu oli, volume oli, air time, ketinggian dan kecepatan pesawat. Ke-semua variabel ini dijadikan masukan pada sistem JST soft sensor. Keluaran dari JST adalah nilai kecepatan tinggi rotasi kompresor. Pengujian menggunakan data bulan Juni 2010 sampai Desember 2010 didapat nilai RMSE dan VAF saat take off yaitu 3,20E-05 dan 99,16% serta error pada pengujian soft sensor saat take off adalah 0,2. Sedangkan nilai RMSE dan VAF saat cruise yaitu 4,20E-05 dan 99% serta error pada pengujian soft sensor saat cruise adalah 0,7. Kata kunci : Prediksi kecepatan rotasi, kompresor mesin pesawat, backpropagation gradient descent with momentum. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Merpati Maintenance Facilities merupakan pusat perawatan pesawat yang dimiliki oleh perusahaan penerbangan Merpati Nusantara Airlines. Pada tahun 1999 manajemen Merpati memutuskan untuk mengubah Merpati Maintenance Fasilities (MMF) menjadi unit bisnis strategis sehingga MMF juga menerima perawatan rutin dari maskapai penerbangan lain domestik maupun asing telah menjadi customer MMF. Pada tempat tersebut dijumpai berbagai kegiatan perawatan engine pesawat. Engine pesawat yang akan diteliti pada tugas akhir ini adalah kompresor. Seiring dengan waktu pemakaian, sistem kompresor tersebut akan mengalami penurunan performansi atau kinerja. Kompresor pesawat memiliki pengaruh yang besar baik pada saat kondisi take off, cruise dan landing. Kerja mesin pesawat yang terus menerus berdampak pada penurunan kinerja sistem kompresor. Hal itu ditandai dengan ketidaknormalan dari fungsi kerja nya. Parameter yang berpengaruh pada performansi kompresor pada saat take off adalah kecepatan rotasi rendah (N1), EGT (suhu gas keluaran) serta OAT (suhu udara luar) sedangkan kondisi cruise yaitu kecepatan rotasi rendah (N1), EGT (suhu gas keluaran), fuel flow (aliran bahan bakar), OAT (suhu udara luar), suhu oli, tekanan oli, volume oli, kecepatan, ketinggian pesawat, air time serta keluaran dari take off dan cruise yaitu kecepatan rotasi tinggi (N2). Pada penelitian Tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan soft sensor terhadap kecepatan rotasi kompresor mesin pesawat Boeing 737 seri 300 tipe CFM56-3-B1 dengan jaringan syaraf tiruan backpropagation algoritma gradient descent with momentum. 1.2 Rumusan Permasalahan Terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Dalam hal ini cara merancang soft sensor kecepatan rotasi pada kompresor mesin pesawat Boeing 737 seri 300 tipe CFM56-3-B1 menggunakan jaringan syaraf tiruan 1.3 Tujuan dan manfaat Tujuan dari tugas akhir ini adalah : Untuk merancang soft sensor kecepatan rotasi kompresor mesin pesawat tipe CFM56-3-B1 di PT. Merpati Maintenance Facilities-Bandara International Juanda Surabaya.

2 Manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini adalah: Sebagai referensi dari operator pada divisi engineering dalam melakukan identifikasi kerusakan. II. Teori Penunjang 2.1. Mesin Pesawat Mesin pesawat terdiri dari kompresor, combustion chamber serta turbin gas. Cara kerja dari engine pesawat terbang secara umum (Gambar 2.1) yaitu motor starter dinyalakan, kompresor berputar dan mulai bekerja menghisap udara sekitar, udara kemudian dimampatkan. Udara pada tahap pertama dimampatkan dahulu pada kompresor tekanan rendah (N1), diteruskan kompresor tekanan tinggi (N2). Udara mampat selanjutnya masuk ruang bakar (combustion chamber), bercampur dengan bahan bakar yang sudah disemprotkan. Campuran bahan bakar-udara mampat kemudian dinyalakan dan terjadi proses pembakaran. Gas hasil proses pembakaran berekspansi ke turbin, terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi putaran poros turbin, sebagian gas pembakaran menjadi gaya dorong, Gas hasil pembakaran ke luar melalui saluran buang, dari proses kerja turbin gas pesawat terbang tersebut, dihasilkan gaya turbin yang digunakan untuk menggerakan kompresor, menghasikan gaya dorong, dan menggerakan peralatan bantu lainnya [1].. tipe CFM 56-3B-1 menggunakan kompresor axial flow. Terdapat dua tipe dasar dari kompresor dalam mesin turbin gas yaitu memberi aliran sentrifugal dan memberi aliran axial. Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk kompresi udara sebelum ekspansi melalui turbin. Kedua jenis tersebut digerakkan oleh mesin turbin dan biasanya terletak satu poros dengan turbin. Kompresor putar secara aksial (Gambar 2.3) adalah kompresor berbasis airfoil di mana pada prinsipnya fluida kerja mengalir sejajar dengan sumbu rotasi sedangkan kompresor sentrifugal tegak lurus terhadap sumbu rotasi. Kompresor aliran axial menghasilkan aliran kontinu gas kempaan, dan memiliki manfaat efisiensi tinggi dan kapasitas aliran massa yang besar, terutama dalam kaitannya dengan penampang-lintang (cross-section). Kompresor axial secara luas digunakan pada turbin gas, seperti mesin jet, mesin kapal kecepatan tinggi, dan pembangkit listrik skala kecil [3]. Design kompresor sentrifugal dapat dilihat pada gambar 2.4. Sebuah contoh dari kompresor sentrifugal di dalam pesawat terbang yaitu pesawat asal Swedia Gambar 2.2 menunjukkan contoh kompresor axial. Kompresor axial pesawat terbang memiliki 2 stage, yaitu kompresor tekanan rendah (N1) dan kompresor tekanan tinggi (N2). Kompresor tekanan rendah (N1) memiliki sudu (blade) yang lebih renggang sedangkan pada N2 sudu nya lebih rapat. Kompresor merupakan suatu mesin yang mampu memampatkan atau mengkompreskan fluida kerja. Kompresor menerima energi/kerja dari luar berupa poros karena fluida yang dikompres dalam bentuk gas/udara maka akan mengakibatkan terjadi perubahan suhu dan rapat massa. Bila perubahan tekanan rendah, maka akibat proses kompresi hampir tidak terjadi perubahan suhu (T) dan rapat massa (densitas) fluida kerja. Apabila dalam perubahan tekanan tersebut tinggi, maka akibat proses kompresi akan terjadi perubahan suhu dan rapat massa fluida yang sangat signifikan [8]. Gambar 2.1 Engine Pesawat [7] engine pesawat yang akan digunakan pada tugas akhir ini. Pengertian dari kompresor adalah suatu bagian dari mesin pesawat yang berfungsi menghasilkan gas kempaan sehingga meningkatkan tekanan dari aliran udara yang didapat (intake). Kompresor mesin pesawat ini merupakan tipe rotating yaitu mengkompres fluida kerja dengan cara memutarnya (rotasi). Pada kompresor mesin pesawat Boeing

3 Tstage = T in P2 P 1 N 1 s 1 (2.5) Gambar 2.2 Kompresor Axial [10] Dalam menganalisa aliran kompresor terdapat beberapa variabel penting yaitu kecepatan, ketinggian dll. Kenaikan tekanan yang dinyatakan dengan pressure coefficient, C P. Dimana persamaan C P. Dinyatakan dalam persamaan di bawah ini [8]. C p T O = C p T + V 2 2 (2.1) Dan besar suhu awal adalah T O = T + V 2 2C P (2.2) Hubungan antara tekanan P dengan suhu T γ/( γ-1) P O = T O P T (2.3) Dimana : C p adalah tekanan statis koefisien T O adalah suhu awal T adalah suhu γ adalah rasio panas spesifik c p /c v Pada kompresor aliran axial, udara dikompres (dimampatkan) dari satu tahap ke tahap berikutnya dengan setiap tahap menaikkan tekanan dan suhu yang sedikit demi sedikit. Perubahan dalam tekanan dan suhu hanya terjadi pada kompresor berputar di mana energi dimasukkan ke dalam sistem. Pendekatan heuristik untuk kompresor beberapa tahap menyebabkan kenaikan energi secara konstan Kenaikan energi per tahap dapat ditulis sebagai berikut [11]: ΔH = [ H 2 H 1 ] N S (2.4) Dimana H 1,H 2 merupakan total energi yang masuk ke sistem N S merupakan stage pada kompresor. Jika diasumsikan C p dan γ konstan, maka persamaan dapat ditulis menjadi: Dimana Tin adalah Total inlet temperatur (Celcius) P 2,P 1 adalah tekanan (psi) Sebuah kompresor aliran axial terdiri dari beberapa tahap, setiap tahap digerakkan oleh stator yang menyebabkan blade mempercepat fluida kerja sehingga mendapatkan energi, yang disebut energi kinetik [10]. Persamaan energi ini berasal dari hukum pertama termodinamika yaitu Q = W + ( E 2 E 1 ) (2.6) Pengertian energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha/kerja. Pada aplikasi kompresor, energi yang digunakan adalah energi dalam, energi potensial serta energi kinetik yang digunakan untuk memutar rotor dan stator sehingga dapat menghasilkan tekanan yang besar. Hubungan antara ketiga energi dapat ditulis pada persamaan di bawah ini [12]: E = U + PE + KE (2.7) E = U + mgh + 1 mv 2 (2.8) 2 de = du + m( g dh ) + m d( 2 1 v 2 ) (2.9) E 2 E 1 =( U 2 U 1 ) + mg(h 2 - H 1 ) m (v1 2 v 2 2 ) (2.10) Substitusi persamaan 2.10 ke dalam persamaan 2.6 yang merupakan bentuk umum persamaan energi sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut: Q=W + ( U 2 U 1 ) + mg (H 2 - H 1 ) m (v1 2 v 2 2 ) (2.11) 2.3. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yaitu Tugas Akhir dari Nur Rohman Andik tentang prediksi rotasi kompresor menggunakan fuzzy logic pada fase cruise. Data cruise pada penelitian sebelumnya

4 menggunakan 4 parameter sebagai masukan yaitu: 1. Suhu udara luar (OAT) 2. Suhu gas buang (EGT) 3. kecepatan RPM low (N1) 4. Tekanan Oli Keluaran kecepatan RPM high (N2). Metode yang digunakan adalah fuzzy logic menghasilkan ketepatan prediksi 99.1% 2.4 Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan dianalogikan sebagai sel syaraf biologi, yang pertama kali dibuat oleh Warren Mcculoch dan Pitts. Jaringan syaraf tiruan adalah pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi. Jaringan syaraf tiruan, seperti manusia, belajar dari suatu contoh. Jaringan syaraf tiruan dibentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu seperti pengenalan kecepatan kompresor karena proses pembelajaran. Otak terdiri dari jutaan sel syaraf yang saling berhubungan. Sel syaraf mempunyai cabang struktur input (dendrites), sebuah inti sel dan percabangan struktur output (axon). Axon dari sebuah sel terhubung dengan dendrites yang lain melalui sebuah sinapsis. Sel badan sebagai tempat pengolahan informasi, jadi setelah di badan sel akan ke axon melalui sinapsis dari axon inilah akan menuju ke sel syaraf yang lain [2]. Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian Gambar 2.3 Susunan Syaraf Manusia [2] III. Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan sistem dengan JST. Bagian bagian yang dicakup dalam perancangan sistem adalah proses training, validasi serta membuat estimasi kecepatan rotasi kompresor. Data yang digunakan adalah data performansi saat pesawat berada pada kondisi take off dan cruise. Adapun perencanaan sistem secara keseluruhan dapat digambarkan pada flowchart di bawah ini: Gambar 3.2 Flow Chart JST 3.1 Studi Literatur Dalam studi literatur ini dilakukan kegiatan mencari materi atau teori penunjang yang berhubungan dengan kompresor axial flow serta pemodelan dengan JST. 3.2 Pengambilan Data dari PT Merpati Pemilihan data masukan keluaran diambil dari PT Merpati Maintenance Facilities. Data dibagi menjadi 2 yaitu data take off dan data cruise

5 1. Data take off: Data yang diambil saat pesawat take off (lepas landas). Data masukan yang digunakan adalah kecepatan rotasi rendah (N1) dan suhu gas buang (EGT), dan OAT (suhu udara luar). Data keluaran adalah kecepatan rotasi tinggi (N2) 2. Data cruise: Data yang diambil saat pesawat berada pada posisi stabil di udara (cruise). Data masukan yang digunakan adalah EGT (suhu gas buang), kecepatan rotasi rendah (N1), fuel flow, tekanan oli, suhu oli, volume oli, OAT, air time, ketinggian, dan kecepatan pesawat. Data keluaran adalah kecepatan rotasi tinggi (N2) Data yang diambil untuk tugas akhir ini adalah pada saat pesawat take off dan cruise serta menggunakan data selama 6 bulan mulai dari Juli 2010 sampai Desember 2010, setelah dilakukan pengambilan data di lapangan, kemudian dilakukan perancangan topologi. Perancangan ini merupakan implementasi dari identifikasi model matematis jaringan syaraf tiruan (JST). Identifikasi jaringan syaraf tiruan dilakukan berdasarkan beberapa variabel-variabel fisis masukan-keluaran. Pasangan data masukan dan keluaran yang digunakan pada identifikasi ini terdiri dari 2 kondisi : 1. Data take off terdiri dari 3 masukan dan 1 keluaran. 2. Data Cruise terdiri dari 10 masukan dan 1 keluaran Pemilihan data masukan pada kedua kondisi di atas didasarkan persamaan 2.5 dan Diasumsikan variabel yang berpengaruh pada estimasi kecepatan rotasi tinggi kompresor adalah kecepatan rotasi rendah, ketinggian, kecepatan pesawat, fuel flow, suhu udara luar, suhu gas buang, tekanan oli, suhu oli, volume oli serta air time sehingga pemilihan variabel mempengaruhi jumlah masukan. Keseluruhan variabel ini digunakan sebagai masukan pada rancangan jaringan syaraf tiruan dan dapat dilihat pada topologi JST di gambar 3.2 dan gambar Perancangan topologi N2 saat take off Gambar 3.3 Topologi JST Take Off 2. Perancangan prediktor N2 saat cruise Gambar 3.4 Topologi JST Cruise Data masukan yang mempengaruhi kecepatan tinggi rotasi sesuai dengan hukum bernoulli ada 3 macam yaitu fuel flow, kecepatan serta ketinggian pesawat. Indikasi lain yang yang mempengaruhi performansi kompresor sehingga menyebabkan dilakukan perancangan jaringan syaraf tiruan yang bergantung pada beberapa variabel lain. Variabel tersebut digunakan sebagai pemilihan input JST. Di bawah ini merupakan penjelasan dari masing masing variabel 1. Suhu gas buang menandakan suhu gas keluaran pada saluran nya. Jika suhu gas buang kurang/melebihi dari limit bisa dipastikan kinerja kompresor saat itu sedang terganggu. 2. Kecepatan RPM rendah merupaan stage awal sebelum masuk di RPM tinggi (N2). 3. Fuel flow (aliran bahan bakar), bahan bakar sangat penting sebagai penggerak seluruh engine pesawat terutama kompresor. Jika fuel flow berkurang saat kondisi cruise bisa dipastikan mengalami flame out (mesin mati) 4. Tekanan oli, oli sebagai pelumas yang bergerak juga mendinginkan dan membuang panas mesin. Jika tekanan pelumas di bawah garis normal berarti pelumas tidak dipompa cukup untuk bersirkulasi ke seluruh mesin, sedangkan jika tekanan melewati batas berarti ada saluran yang tersumbat. 5. Suhu oli biasanya berbanding lurus dengan tekanan pelumas untuk memudahkan mengawasinya secara bersamaan. Jika temperatur oli naik maka tekanan oli juga akan naik. Nilai yang abnormal dapat berarti penyumbatan atau berkurangnya jumlah pelumas atau kesalahan pengukuran. 6. Volume oli, sebelum terbang harus yakin jumlah pelumas cukup dan jenis pelumas harus sesuai dengan rekomendasi pabrik Boeing. Jenis yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi sekitar daerah operasional pesawat 7. Air time adalah waktu yang dibutuhkan kompresor saat cruise, sehingga jika sudah

6 terlalu lama digunakan maka harus dilakukan maintenance. 8. Kecepatan pesawat merupakan gaya dorong dari pesawat yang disebabkan oleh udara yang telah dimampatkan oleh kompresor. 9. Ketinggian pesawat, pesawat Boeing ini terbang dengan ketinggian rata rata di atas kaki di mana memiliki atmosfer yang lebih tipis sehingga kinerja kompresor lebih ringan. 10. Suhu udara luar (OAT) berkaitan dengan tekanan, jika OAT pada saat take off besar maka tekanan nya semakin besar sehingga kinerja kompresor pada saat take off sedikit lebih berat dalam berotasi. Kondisi cruise suhu udara luar yang dingin (sampai minus derajat celcius) mengakibatkan tekanan nya berkurang sehingga dimungkinkan terbang lebih jauh dengan membawa beban lebih banyak (lebih berat) serta bahan bakar yang dibutuhkan pesawat lebih irit 3.3 Perancangan Menggunakan JST Pemodelan plant dilakukan menggunakan jaringan syaraf tiruan dengan Multi Layer Perceptron (MLP). Arsitektur struktur JST Multi layer perceptron ini terdiri dari dua layer yaitu input layer, hidden layer, dan output layer. Pada tugas akhir ini dilakukan eksperimen untuk mendapatkan arsitektur struktur JST yang dapat memodelkan plant secara tepat. Dari beberapa kali percobaan dengan merubah parameter training diperoleh kondisi terbaik, kondisi ini didasarkan dari nilai RMSE dan VAF. Nilai RMSE baik jika memiliki nilai yang mendekati 0 (nol) sedangkan nilai VAF baik jika nilai nya semakin besar yaitu mendekati 100%. Kriteria pemilihan kontruksi jaringan didasarkan pada nilai RMSE dari proses training tersebut. Di bawah ini merupakan bentuk konstruksi jaringan yang telah didapatkan, yaitu dengan menggunakan 8 hidden node dan fungsi aktivasi berupa fungsi sigmoid. Gambar 3.5 Arsitektur JST saat Take Off Pada gambar 3.5 memiliki arsitektur JST 3 masukan, 8 hidden neuron, 1 keluaran atau arsitektur Dari beberapa variabel tersebut, yang merupakan data masukan X1, X2, X3 adalah kecepatan rendah rotasi N1 (RPM) dan suhu gas buang EGT (Celcius), dan OAT, suhu udara luar (Celcius) sedangkan yang merupakan data keluaran adalah kecepatan tinggi rotor N2 (RPM). Selain itu juga terdapat bobot dan bias, nilai bias diawal yaitu 1. Gambar 3.6 menunjukkan suatu arsitektur JST saat kondisi cruise yang memiliki 10 masukan neuron, 8 hidden neuron serta 1 keluaran neuron ditulis sebagai arsitektur Masukan nya adalah EGT (Celcius), kecepatan rotasi rendah N1 (RPM), fuel flow (PPH), tekanan oli (psi), suhu oli (Celcius), volume oli (Liter), OAT (Celcius), air time (Menit), ketinggian (Feet), dan kecepatan pesawat (Mach). Sedangkan yang merupakan data keluaran adalah kecepatan rotasi tinggi N2 (RPM). Gambar 3.6 Arsitektur JST saat Cruise IV. Analisa data dan Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai uji coba dan analisa data kecepatan rotasi tinggi kompresor (N2) pada 2 kondisi yaitu saat take off dan cruise. Proses analisa dari uji coba training menggunakan JST backpropagation ini mempunyai tujuan untuk merancang soft sensor kecepatan rotasi kompresor dengan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation algoritma gradient descent with momentum. Dalam proses training dilakukan secara trial and error untuk nilai learning rate, nilai momentum, epoch, serta jumlah neuron tiap unit. JST hasil training akan diuji dengan beberapa data yang lain. 4.1 Hasil Take Off Di bawah ini adalah beberapa parameter optimal yang ditandai dengan kemampuan jaringan dalam melakukan pengenalan target yang diberikan. Batasan parameter untuk training pada take off antara lain:

7 1. Epoch = Hidden node = 8 3. Learning rate = Konstanta momentum = 0,3 Nilai RMSE yang dihitung adalah 3.20E-05 berdasar dari hasil itulah maka dapat dinyatakan bahwa proses training yang telah dilakukan menunjukkan hasil terbaik dari beberapa proses training yang telah dilakukan karena nilai RMSE nya kecil atau error yang dihasilkan kecil mendekati nol sedangkan VAF bernilai %. setelah mengetahui nilai VAF dan RMSE, maka akan membuat estimasi nilai N2 Gambar 4.1 Estimasi N2 pada Take Off Hasil estimasi N2 saat take off dan dapat dibandingkan dengan hasil real plant dengan asumsi nilai masukan nya sama. Besar error rata rata 0,2 sehingga soft sensor kecepatan rotasi kompresor N2 ini akurat jika diaplikasikan. 4.2 Hasil Cruise Di bawah ini adalah beberapa parameter optimal yang ditandai dengan kemampuan jaringan dalam melakukan pengenalan target yang diberikan. Batasan parameter untuk training pada cruise antara lain 1. Epoch = Hidden node = 8 3. Learning rate = Konstanta momentum = 0.75 Dalam proses training akan keluar nilai berupa RMSE yang muncul jika data telah di training. Terdapat 279 data, data yang digunakan saat training cruise yaitu sebanyak 200 data, antara data, setelah mencapai nilai epoch yang ke 2000, nilai RMSE yang dihitung adalah 8.04E- 05. Nilai RMSE yang ditunjukkan nilai nya semakin kecil mendekati 0 jadi dapat disimpulkan pada training cruise yang dilakukan telah berhasil sedangkan nilai VAF mencapai 100%. setelah mengetahui nilai VAF dan RMSE, maka akan membuat estimasi N2 Gambar 4.2 Estimasi N2 pada Cruise Hasil estimasi N2 saat cruise dan dapat dibandingkan dengan hasil real plant dengan asumsi nilai masukan nya sama. Besar error rata rata adalah 0,7 sehingga soft sensor kecepatan rotasi kompresor N2 ini cukup bagus jika diaplikasikan V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan dengan judul Perancangan soft sensor kecepatan rotasi kompresor mesin pesawat Boeing tipe CFM55-3-B1 dengan jaringan syaraf tiruan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Telah dibuat soft sensor nilai kecepatan rotasi kompresor secara komputerisasi menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation algoritma gradient with descent momentum. 2. Hasil training dan validasi menggunakan JST terhadap kecepatan rotasi tinggi N2 dengan tiga variabel masukan saat take off yaitu suhu udara luar, kecepatan rendah rotor N1, dan suhu gas keluaran menghasilkan ketepatan prediksi sebesar % serta RMSE 3.20E-05 sedangkan error pada pengujian soft sensor saat take off adalah 0,2. 3. Hasil training dan validasi menggunakan JST terhadap kecepatan rotasi tinggi N2 dengan sepuluh variabel masukan saat cruise yaitu suhu udara luar, kecepatan rendah rotor N1, suhu gas keluaran, volume oli, suhu oli, tekanan oli, fuel flow, air time, ketinggian dan kecepatan pesawat menghasilkan ketepatan prediksi sebesar 99 % serta RMSE 4.20E-05 sedangkan error pada pengujian soft sensor saat cruise adalah 0, Saran Saran yang diusulkan untuk penyempurnaan pada penelitian ini adalah:

8 1. Melakukan penelitian tentang vibrasi dan akustik dari engine pesawat karena engine tersebut menghasilkan suara yang keras, mengganggu indera pendengaran sehingga masih terasa di kabin pesawat pada saat kondisi cruise. 2. Melakukan penelitian alat navigasi pada pesawat serta komunikasi antara ATC dengan pilot DAFTAR PUSTAKA [1] sunyoto. 17 Maret [2] Eliyani. Copyright [3] Rohman, Nur Prediksi perawatan kecepatan rotasi kompresor pesawat Boeing 737 seri 300 tipe CFM56-3-B1 menggunakan Logika Fuzzy. Surabaya. Teknik Fisika. ITS. [4] Ukkas, Iwan Pemanfaatan Jaringan Syaraf Tiruan Multi Layer Perceptron Feed Forward menggunakan Hidden Layer Tunggal Pada Penentuan Curah Hujan dan suhu Udara. Jogjakarta. Ilmu Komputer. Pasca Sarjana UGM. [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] Puspitanigrum, Dyah Pengantar Jaringan Syaraf tiruan. Yogyakarta. Penerbit Andi. Al Rasyid, Harun Peramalan time series harga saham multikriteria menggunakan multilayer preceptron neural network bakcpropagation dengan exponential learning rate. Surabaya. Teknik Informatika.PENS Surabaya. Suryawan, Adhi. Kontur Tekanan Dinamis Pada Permukaan Atur Sisi Keluaran Kaskade Kompresor Aksial Blade Tipis Simetris dengan Sudut Serang Simetris. Bali. Teknik Mesin Universitas Udayana 27 Juni :59,. Falck, Nicholas Axial Flow Mean Line Design. Master Thesis Division of Thermal Power Engineering Department of Energy Sciences Lund University, Sweden. Boyce, Maherwan. Axial Flow Compressor. Kirby Drive. Houston. Yahya Turbines Compressors and Fans. Indian Institute of Technology. New Delhi. BIODATA Nama : Silvia Dwi Kinaka Temtala: Mojokerto, 9 Juli 1988 Alamat : Jl Sakti 1 N0 21 Komplek Pajak Kemanggisan Slipi Jakarta Barat. silvia_bangetzz@yahoo.com Pendidikan : SDN Randuagung III ( ) SMPN 3 Gresik ( ) SMAN 1Gresik ( ) D3 Teknik Instrrumentasi ( ) Teknik Fisika ITS ( sekarang)

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING TIPE CFM56-3B-1 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING TIPE CFM56-3B-1 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Abstrak PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING 737-300 TIPE CFM56-3B-1 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY (Nur Rohman Andik Ardian; Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT; Ir. Ya umar, MT) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTSENSOR STEAM QUALITY PADA STEAM GENERATOR DENGAN OPTIMASI NILAI SPESIFIK VOLUM DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PERANCANGAN SOFTSENSOR STEAM QUALITY PADA STEAM GENERATOR DENGAN OPTIMASI NILAI SPESIFIK VOLUM DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) PERANCANGAN SOFTSENSOR STEAM QUALITY PADA STEAM GENERATOR DENGAN OPTIMASI NILAI SPESIFIK VOLUM DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN () 1 Alif Tober Rachmawati, Fitri Adi Iskandarianto, ST.MT, DR.Gunawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Seminar Tugas Akhir PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING 737-300 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY O L E H : N U R R O H MAN A N D I K A R D I A N P E M BIMBING : D R. I R. A U L I A S I T I

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang

Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang O L E H : A H M A D Z A K I Z A K A R I A ( 2 4 0 6 1 0 0 0 5 7 ) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT TUGAS AKHIR PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW Oleh: Bagus Adi Mulya P 2107 030 002 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT PROGRAM DIPLOMA 3 BIDANG KEAHLIAN KONVERSI ENERGI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS 36750 RPM Arif Luqman Khafidhi 2016 100 109 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. Latar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

Oleh : Alif Tober Rachmawati

Oleh : Alif Tober Rachmawati Perancangan softsensor steam quality pada steam generator dengan optimasi nilai spesifik volume dengan metode jaringan syaraf tiruan (JST) Oleh : Alif Tober Rachmawati 2410105022 Latar Belakang Steam generator

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Oleh : Hera Firdhausa Katili 2409100073 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai

Lebih terperinci

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh : Rahman NRP : 2406 100 081 Pembimbing I: Imam Abadi ST, MT. NIP. 19761006 199903 1002 Pembimbing II: Ir. M.Ilyas H. S. NIP. 19490919 197903 1002 Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan perkiraan cuaca terutama curah hujan ini menjadi sangat penting untuk merencanakan segala aktifivitas mereka. Curah hujan juga memiliki

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai literatur serta karya-karya penelitian mengenai topik penelitian yang sudah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Ardian Oktakaisar, Supari, Herwin Suprijono Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor merupakan mesin fluida yang menambahkan energi ke fluida kompresibel yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Kompresor biasanya bekerja dengan perbedaan

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY Oleh Ilham Bangun Asmoro 2407 100 030 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT Fitri Adi I., ST, MT Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) R. Ayu Mahessya, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak sekali perubahan perkembangan yang telah terjadi untuk membantu kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistim fan penting untuk menjaga pekerjaan proses

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Abstrak Vinsensius Rinda Resi - NIM : A11.2009.04645 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25%

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25% PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25% DOSEN PEMBIMBING Prof.Dr.Ir. I MADE ARYA DJONI, MSc LATAR BELAKANG Material piston Memaksimalkan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Blower Pengertian Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik PenerbanganSTT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok R- Lanud Adi-Yogyakarta Srimulyani042@gmail.com ABSTRAK Jenis mesin

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini kita banyak mendengar banyak berita bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kerugian yang sangat besar setiap tahunnya yang disebabkan faktor-faktor

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA

PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA

Lebih terperinci

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Andi Ihwan 1), Yudha Arman 1) dan Iis Solehati 1) 1) Prodi Fisika FMIPA UNTAN Abstrak Fluktuasi suhu udara berdasarkan

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci