PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Ditulis memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Oleh WIWI APRIANI NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN

2 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Oleh WIWI APRIANI NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN

3 3 DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACK... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vi vii viii ix x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 6 E. Alternatif Pemecahan Masalah... 6 F. Tujuan Penelitian... 7 G. Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN TEORI... 8 A. AnalisisTeoritis Hasil Belajar... 8 a. Pengertian Belajar... 8 b. Hasil Belajar Hakekat Menulis Manfaat Menulis Tujuan Menulis Proses Menulis Menulis Karangan Jenis-jenis Karangan Ciri-ciri Kemampuan Menulis Karangan Teknik Penilaian Menulis Karangan Strategi Pembelajaran Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Strategi Guided Writing Langkah-langkah Penggunaan Strategi Guided Writing Kelebihan dan Kelemahan Strategi Guided Writing B. Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan viii

4 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitian B. Jenis Penelitian C. Kehadiran dan Peran Peneliti D. Subjek Penelitian E. Rancangan Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data daninstrumen Teknik Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data H. Indikator Keberhasilan Penelitian I. Jadwal Penelitian BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi Data Pra Tindakan Deskripsi Data Siklus I Deskripsi Data Siklus II B. Pengujian Hipotesis Tindakan Aktivitas peserta didik Aktivitas guru selama proses pembelajaran Meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA ix 4

5 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tercantum pada pasal 3 yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mutu pendidikan memang perlu untuk selalu diperbaiki dan juga lebih ditingkatkan agar kedepannya kualitas pendidikan akan semakin lebih lebih baik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena sebagai bahasa nasional dan bahasa resmiyang digunakan dalam berbagai bidang kegiatan, salah satunya Bahasa Indonesia saat ini dipergunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan mulai dari sekolah 1

6 2 dasar sampai perguruan tinggi. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi antar manusia untuk itu kemampuaan berbahasa bagi seseorang merupakan bagian terpenting karena bahasa dipergunakan sebagai sarana berhubungan dengan dunia luar dan mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu sesuai dengan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tadi merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan kemampuan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan erat hubungannya dengan pembelajaran. Sebagian orang menganggap belajar Bahasa Indonesia adalah hal yang mudah akan tetapi ternyata pernyataan ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, faktanya masih ada orang Indonesia yang tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Saat ini masih ada peserta didik yang menganggap bahwa belajar Bahasa Indonesia itu ternyata tidak mudah dan juga dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena sebagian guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia tidak mengembangkan metode pembelajarannya sehingga peserta didik selama ini kurang begitu tertarik untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Mengingat pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia diajarkan kepada peserta didik maka tugas seorang guru ialah bagaimana caranya membuat peserta didik menjadi tertarik untuk belajar Bahasa Indonesia.

7 3 Kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan ketika disuruh menulis, baik itu menulis karangan atau pun menulis puisi dan dari survei yang pernah dilakukan umumnya responden menyatakan bahwa aspek pelajaran Bahasa Indonesia yang paling tidak disukai peserta didik adalah menulis. Hal ini juga dikemukakan menurut Graves dalam Suparno dan yunus (2009: 14) seseorang enggan menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Menulis tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat serta pengalaman belajar menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Sebenarnya begitu banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis, salah satu dari manfaat itu adalah dalam hal peningkatan kecerdasan. Begitu pula halnya dengan menulis karangan, masih ada peserta didik yang kesulitan ketika diminta untuk menuliskan karangan mereka sendiri. Menulis karangan merupakan satu diantara kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam pembelajaran menulis. Salah satu jenis karangan yang dibuat oleh peserta didik kelas tinggi dalam penelitian ini yaitu adalah karangan narasi. Keterampilan menulis karangan khususnya karangan narasi yang menjadi fokus penelitian peneliti mempunyai keunikan yaitu adanya jalan cerita (alur), adanya tokoh (penokohan) dan ada urutan waktu (kronologi). Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang tepat untuk di pelajari peserta didik, sehingga peserta didik dapat membuat karangan sesuai urutan kejadian yang diketahuinya berdasarkan pengalamannya.

8 4 Namun dalam kenyataannya, masih banyak permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama untuk kegiatan menulis di Sekolah Dasar. Salah satunya ialah menulis karangan, hal ini dikarenakan masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pilihan kata yang kurang tepat, penggunaan tanda baca, penulisan kata yang digunakan sering tidak sesuai dengan aturan penulisan Bahasa Indonesia dan juga kesulitan dalam menulis karangan yang sesuai dengan jenis karangannya. Hal ini dilihat dari karangan narasi yang dibuat peserta didik yaitu pemberian tanda baca dan cara penulisan belum baik. Sebenarnya akan lebih menyenangkan dan menarik apabila guru mampu mengaplikasikan media pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sedikit berbeda, bukan hanya menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional saja sebab hal itu yang membuat peserta didik menjadi kurang tertarik dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis karangan adalah strategi guided writing atau menulis terbimbing. Adanya strategi guided writing dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu memperjelas pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan peserta didik juga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil observasi di SDN- 9 Langkai Palangkaraya, bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis karangan masih mengalami kesulitan, masih banyak peserta didik yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini terlihat nilai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan masih banyak yang rendah yaitu

9 5 dengan nilai rata-rata 55. Dari sejumlah keseluruhan 27 peserta didik ketika dilakukan penilaian oleh pendidik Bahasa Indonesia hasil peserta didik yaitu 40% yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan 60% mendapat nilai dibawah KKM. Sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Berdasarkan observasi juga peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung kesulitan dalam memilih kosa kata, selain itu kesulitan peserta didik juga terlihat pada saat menggabungkan kata demi kata dalam karangannya. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Writing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini penting karena akan menunjang pengetahuan peserta didik dalam menulis. Dengan adanya strategi guided writing ini diharapkan peserta didik bisa aktif dan tertarik dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan yang diuraikan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Peserta didik masih kesulitan memilih kosakata dalam menulis karangan. 2. Peserta didik kesulitan menyusun kata demi kata dalam menulis karangan. 3. Hasil belajar peserta didik masih rendah. 4. Strategi yang digunakan guru masih bersifat konvensional.

10 6 5. Peserta didik kurang termotivasi dan belum aktif dalam proses pembelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Adapun penelitian ini dibatasi pada: 1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi hanya dibatasi pada strategi guided writing. 2. Objek penelitian dibatasi pada peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/ Jenis karangan yang digunakan yaitu karangan narasi yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir peserta didik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi guided writing?. 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided writing?.

11 7 E. Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Digunakannya strategi pembelajaran Pictur And Pictur dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan peserta didik akan lebih memahami materi yang dipelajari, karena dengan menggunakan strategi Pictur And Pictur guru dapat membuat suasana pembelajaran yang bersifat menyenangkan dan peserta didik menjadi lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Alternatif yang kedua yaitu bisa dilakukan dengan menerapkan pendekatan kontekstual, melalui penerapan pendekatan kontekstual, guru dapat mengaitkan materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata yang bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan sebagainya. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi guided writing.

12 8 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided writing. G. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni: 1. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bagi Guru, dapat dijadikan informasi agar menggunakan berbagai strategi yang bervariasi, inovatif dan kreatif. 3. Bagi Peserta Didik, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang belajar Bahasa Indonesia. 4. Bagi Peneliti selanjutnya, menambah wawasan dan referensi dalam melaksanakan penlitian selanjutnya.

13 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoritis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Menurut Susanto (2013: 4), bahwa belajar adalah: suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Menurut Ibrahim dkk (2011: 127) belajar dimaknai sebagai sebagai kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup. Sedangkan menurut Patmodewo (2005: 102) belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya dan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dan peningkatan kemampuan individu sebagai hasil yang diamati dalam bentuk 8

14 9 perubahan pengetahuan, tingkah laku serta keterampilan yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan sekolah. b. Hasil Belajar Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Hamalik (2006: 45) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tahu menjadi tahu. Sedangkan menurut Brahim (2011: 127) hasil belajar dapat diartikan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan dan sikap yang diperoleh peserta didik setelah menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga dapat berguna bagi kehidupannya sehari-hari. 2. Hakekat Menulis Menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Di dalam dunia pendidikan, menulis akan tetap berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah. Dalam Bahasa Indonesia ada 4 komponen keterampilan yang harus dikuasai meliputi:

15 10 a. Mendengarkan b. Berbicara c. Membaca d. Menulis Menurut Bryne dalam Depdiknas (2004: 8) bahwa: Menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain dan dalam gaya tertentu rangkaian kalimat itu biasa pendek, mungkin hanya 2 atau 3 kalimat, tetapi itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan lain berbentuk kesatuan yang masuk akal. Dalam kamus Bahasa Indonesia (2005: 1219), menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena (pensil, kapur). Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan mengungkapkannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. 3. Manfaat Menulis Manfaat menulis menurut Suparno dan Yunus (2008: 89) yaitu antara lain sebagai berikut: a. Meningkatkan Kecerdasan Aktivitas menulis dapat meningkatkan kecerdasan seseorang, baik kecerdasan kognitif maupun kecerdasan emosional. Menyampaikan gagasan-gagasan kedalam sebuah tulisan diawali dengan menemukan ide-ide tersebut melalui aktivitas berpikir.

16 11 b. Pengembangan Daya Inisiatif Daya inisiatif tidak dapat berkembang secara sendiri apabila seseorang tidak mencoba melatihnya sehingga menjadi berkembang. Menulis merupakan sebuah aktivitas yang awal kemunculannya diwali dengan adanya inisiatif untuk menulis. c. Penumbuhan Keberanian Aktivitas menulis dapat menumbuhkan keberanian dalam diri seseorang karena dengan menulis seseorang dapat menuangkan idenya dalam sebuah tulisan yang merupakan suatu langkah positif untuk berani mengemukakan pendapatnya kepada khalayak umum atau pembaca. d. Pendorong Kemauan Menulis dapat menjadi langkah awal bagi seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan hal lainnya. Seperti mendorongnya untuk mau berbagi tentang suatu ide atau perasaan yang bisa jadi sulit ia ungkapkan melalui bahasa lisan. e. Kemauan Mengumpulkan Informasi Menulis tidak hanya membutuhkan ide tetapi juga informasi. Kebutuhan terhadap informasi tersebut yang dapat mendorong dan meningkatkan kemauan seseorang dalam mengumpulkan berbagai informasi yang ada.

17 12 4. Tujuan Menulis Adapun tujuan menulis menurut Kusumaningsih (2007: 67-68), adalah sebagai berikut: a. Tujuan Penugasan (Assigment Purpose) Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan. Dalam artian penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b. Tujuan Altruistik (Altruistik Purpose) Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan pembaca serta ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. c. Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose) Tujuan persuasif ialah meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Tulisan semacam ini banyak digunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau kegiatan politik. d. Tujuan Informasional (Information Purpose) Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Disini penulis berusaha menyampaikan informasi agar menjadi lebih tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.

18 13 e. Tujuan Pernyataan Diri (Self Expressive) Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca dapat memahami. f. Tujuan Kreatif (Creative Purpose) Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri, tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Disini penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan tersebut. g. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Purpose) Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya penulis berusaha memberi kejelasan kepada pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah. 5. Proses Menulis Menurut Suparno dan Yunus (2008: 115), menulis terbagi atas 5 tahap yaitu: a. Pra Menulis Proses pra menulis merupakan tahap awal atau disebut juga dengan tahap persiapan dalam menulis. Pada tahap ini seorang penulis untuk memulai aktivitas menulisnya diawali dengan menemukan gagasan menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih

19 14 bentuk/jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan yang akan digunakan. b. Menulis Menulis merupakan tahapan ide-ide yang dimiliki oleh penulis dijabarkan kedalam bentuk tulisan. Diawali dengan cara menuangkan ide-ide tersebut dalam bentuk kalimat dan paragraf, kemudian paragraf-paragraf yang telah ada dirangkai menjadi satu karangan yang utuh dan telah dituliskan. c. Merevisi Revisi merupakan tahap dimana seorang penulis melakukan koreksi atas tulisannya. Adapun proses revisi dapat dilakukan oleh penulis sendiri. Revisi bisa dilakukan pula berdasarkan koreksi dari pihak lain atas tulisan tersebut. d. Mengedit Tahap selanjutnya dalam menulis yaitu pengeditan. Tahap pengeditan ini dilakukan dengan asumsi bahwa karangan dianggap telah sempurna. Dalam proses pengeditan dibutuhkan format baku yang telah menjadi acuan misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan yang digunakan, besar huruf pada tulisan, dan pengaturan spasi. e. Mempublikasikan Mempublikasikan tulisan berarti menyampaikan karangan kepada orang lain dalam bentuk non cetakan yaitu cara pementasan,

20 15 penceritaan, peragaan dan sebagainya. Tahap publikasi merupakan tahap akhir dalam menulis. 6. Menulis Karangan Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan kedalam bentuk tulisan yang teratur. Menurut The Liang Gie (2004: 3) menyatakan bahwa karangan merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Menurut Suparno dan Yunus (2008: 127) mengarang adalah penyampaian pesan (ide, gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 506) menyatakan bahwa karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan gagasan atau ide seseorang melalui tulisan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain hingga berbentuk suatu cerita yang tersusun sistematis. 7. Jenis-Jenis Karangan Menurut Widagdho (2008: 105), karangan digolongkan kedalam lima jenis yaitu:

21 16 a) Karangan Deskripsi Karangan deskripsi disebut karangan lukisan atau gambaran tentang sesuatu hal. Hal yang digambarkannya itu dapat berupa sifat, tingkah laku, keadaan tempat, keadaan seseorang dan lain-lain. b) Karangan Eksposisi Karangan eksposisi disebut juga karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau gagasan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. langkah. c) Karangan Persuasi Karangan persuasi disebut juga karangan ajakan atau himbauan. Karangan ini oleh banyak orang digolongkan kedaalam karangan argumentasi yaitu didahului oleh sebuah opini yang membedakannya dengan argumentasi yaitu pada bagian akhir ada sebuah kalimat ajakan atau himbauan. d) Karangan Argumentasi Karangan argumentasi bermaksud menyampaikan pendapat atas idenya dengan menyertakan alasan yang kuat sehingga pembaca memahami gagasan yang disajikan. Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan orang lain yang berlandaskan pada alasan-alasan yang logis dan meyakinkan bahkan lengkapnya dengan pembuktian. e) Karangan Narasi Menulis karangan narasi merupakan satu diantara kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran menulis.

22 17 Keterampilan menulis karangan, khususnya karangan narasi yang menjadi fokus penelitian peneliti. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut biasanya disusun berdasarkan urutan waktu (secara kronologi). Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut: 1) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris adalah narasi yang menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Hal ini berarti bahwa narasi ekspositoris merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan suatu kejadian yang telah ada. 2) Narasi Sugesti Narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Dalam hal ini narasi sugestif terjadi karena adanya serangkaian cerita yang ditumbuhi dengan imajinasi penulis. 8. Ciri-ciri Kemampuan Menulis Karangan Agar dapat menulis karangan seseorang terlebih dahulu memiliki kemampuan membaca, mengeja, menulis dengan jelas dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan. Adapun ciri-ciri untuk menentukan karangan menurut Kusumaningsih (2007: 70), yaitu sebagai berikut:

23 18 a. Dapat menentukan topik atau tema Topik atau tema adalah pokok persoalan, pokok permasalahan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Hal ini untuk menentukan yang akan dibahas dalam tulisan. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan topik yaitu: 1) Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas. 2) Pilihlah tema yang disukai dan yakin mampu mengembangkannya kedalam suatu karangan. 3) Pilihlah tema yang sumber atau bahannya mudah diperoleh. 4) Pilihlah tema yang sesuai dengan perkembangan zaman. b. Menentukan tujuan Topik dapat diartikan pula dengan tema. Pembatasan topik belum sendirinya membatasi maksud (tujuan) pengarang. Pembatasan merupakan suatu rancangan yang menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tertentu. c. Mengumpulkan data (bahan) Dalam mengumpulkan bahan dapat diperoleh dan pengalaman penulis, buku bacaan, wawancara atau melakukan pengamatan dan sebagainya. d. Menyusun Kerangka Karangan Kerangka karangan adalah sebagai rancangan atau rencana kerja seorang penulis dalam rangka menguraikan setiap topik atau masalah. Kerangka karangan yang baik adalah kerangka karangan

24 19 yang memiliki susunan ide yang mengikuti ukuran logis. Kerangka karangan berfungsi sebagai berikut: 1) Memudahkan pengelolaan susunan karangan sehingga teratur dan sistematis. 2) Memudahkan dalam menguraikan masalah. 3) Membantu menyeleksi materi mana yang penting dan tidak penting. e. Pemberian judul karangan Judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca. Kriteria judul yang baik adalah judul harus relevan dengan temanya atau ada pertalian dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut, judul harus menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan itu dan judul harus singkat. 9. Teknik Penilaian Menulis Karangan Tabel 1 Profil Penilaian Karangan PROFIL PENILAIAN KARANGAN Nama Peserta Didik : Judul : I S I SKOR KRITERIA SANGAT BAIK SEMPURNA: padat informasi, substansi, Pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas CUKUP BAIK : informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan masalah tetapi tak lengkap SEDANG CUKUP : informasi terbatas, pengembangan tesis tak cukup, permasalahan tak cukup SANGAT KURANG : tak berisi, tak ada substansi, tak ada pengembangan tesis, tak ada permasalahan.

25 20 Lanjutan Tabel 1 PROFIL PENILAIAN KARANGAN Nama Peserta Didik : Judul : SKOR KRITERIA O R G A N I S A S I K O S A K A T A SANGAT BAIK SEMPURNA : ekpresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif. CUKUP BAIK : kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tak lengkap. SEDANG CUKUP : tak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tak logis. SANGAT KURANG : tak komunikatif, tak terorganisir, tak layak nilai. SANGAT BAIK SEMPURNA : pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. CUKUP BAIK : pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak mengganggu. SEDANG CUKUP : pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. SANGAT KURANG : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tak layak nilai P E N G B A H A S A SANGAT BAIK SEMPURNA : kontruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. CUKUP BAIK : kontruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada kontruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur. SEDANG CUKUP : terjadi kesalahan serius dalam kontruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur. SANGAT KURANG : tak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tak komunikatif, tak layak nilai.

26 21 No Tabel 2 Model Penilaian Tugas Menulis Karangan Narasi Dengan Pembobotan Masing-Masing Unsur Unsur yang dinilai Skor maksimum Skor peserta didik Tema dan isi gagasan yang Dikemukakan Organisasi isi Tata bahasa Gaya: pilihan struktur dan Kosakata Ejaan Jumlah Sumber: Nurgiyantoro, Burhan (2009: 307) Keterangan: Standar Skor Penilaian: Skor Penilaian Penjelasan 20 Sangat baik 15 Baik 10 Cukup Baik 5 Kurang Baik 10. Strategi Pembelajaran Secara umum strategi diartikan sebagai kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Uno (2007: 97) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar.

27 22 Menurut Miarso (2004: 530) strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori tertentu. Sedangkan menurut Moeliono (Warsita 2008: 267) strategi dapat dipahami sebagai suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap pada pembelajaran. Dari pendapat dapat disimpulkan bahwa staregi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 11. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Menurut (Iswari: 2012) Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas 8 komponen yang meliputi: a) Guru membaca teks/buku dengan suara keras) untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan memperkaya kosakata peserta didik (reading aloud). b) Anak didik dilatih untuk mengekpresikan perasaan dan kejadian yang dilihat dalam bentuk tulisan dengan kalimat sederhana (jurnal writing). c) Melatih konsentrasi membaca (sustained silent). d) Guru dan anak didik bergantian membaca, dimana guru memberi cara membaca yang baik (shared reading).

28 23 e) Membaca terbimbing (guided reading). f) Anak didik diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri materi bacaan yang menarik baginya (independent reading). g) Melatih anak didik menulis berdasarkan hal yang menarik baginya (independent writing). 12. Strategi Guided Writing Salah satu strategi pembelajaran menulis yang dapat diterapkan guru bahasa adalah strategi guided writing atau menulis terbimbing merupakan salah satu strategi pembelajaran menulis yang dapat diterapkan guru bahasa. Strategi ini dikembangkan oleh Blake dan Spenneto, yang dikutip dari Eanes (Sabarun: 2006) yang menyatakan: Strategi menulis terbimbing atau guided writing adalah suatu strategi untuk mengembangkan keterampilan menulis dan menggunakan keterampilan menulis untuk meningkatkan pengajaran. Strategi ini dapat digunakan pada hampir semua jenjang. Strategi ini merupakan kerangka intruksional untuk segala bentuk tugas mengarang yang dipilih. Guided writing atau menulis terbimbing adalah suatu cara atau petunjuk yang digunakan oleh guru dalam membimbing peserta didik untuk menuangkan segala ide atau gagasan secara tertulis, sehingga ide tersebut dapat digambarkan secara jelas. Guided writing harus dapat ditumbuh kembangkan dalam diri anak, sesuai dengan taraf pemikirannya. Sehingga melalui model terbimbing diharapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menyampaikan pesan kepada orang lain.

29 24 Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa menulis terbimbing atau guided writing merupakan strategi yang baik dalam memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan pemikiran peserta didik itu sendiri. Atwel mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dasar yang melandasi strategi guided writing, diantaranya yaitu: a. Penulis membutuhkan waktu. b. Penulis memerlukan topik mereka sendiri. c. Penulis memerlukan respon dari pembaca. d. Penulis membutuhkan konteks dalam menulis. e. Penulis harus lebih banyak membaca. f. Dalam setiap tulisan guru harus bertanggung jawab mengenai pengetahuan dan pengajaran mereka. Esensi dari keenam prinsip tersebut adalah perubahan, yaitu perbaikan proses pembelajaran dan kualitas kemampuan menulis para peserta didik. Selanjutnya menurut Rudel (Mulyani: 2009), menguraikan fokus guided writing ini adalah sebagai berikut: Fokus utama guided writing adalah proses mengajak peserta didik membiasakan menulis secara produktif untuk meningkatkan kelancaran menulis dan pengalaman dibandingkan dengan hasilnya, walaupun hasilnya mungkin muncul dari pelatihan tersebut. Dari beberapa prinsip tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis yang paling utama adalah hasil dari sebuah proses tulisan. Dalam guided writing peserta didik dilibatkan aktif dan produktif dalam menulis.

30 Langkah- langkah Penggunaan Strategi Guided Writing a. Persiapan (prewriting) Menyiapkan peserta didik untuk menemukan topik dengan membantunya memilih topik yang sesuai. Dalam hal ini guru membimbing peserta didik dalam memilih topik, kemudian guru membantu peserta didik mengembangkan daftar sumber informasi yang diperlukan untuk mengembangkan topik. b. Penyusunan draf kasar (drafting) Guru membantu peserta didik merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang ingin dikembangkan. Dalam langkah ini, guru membantu peserta didik memberikan daftar pertanyaan yang ingin dijawab peserta didik. c. Merevisi tulisan (revising) Guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan ide untuk menjawab pertanyaan. Dalam hal ini, guru membantu peserta membuang informasi yang tidak terkait dengan topik yang akan dikembangkan. Kemudian peserta didik menulis draf pertama dengan menggunakan informasi yang sudah diperoleh dan diorganisasikan. d. Melakukan penyuntingan (editing) Masing-masing peserta didik diminta membacakan draf tulisannya kepada teman pasangannya untuk mendapatkan umpan balik, saran, dan komentar dari temannya. Pada saat yang bersamaan, peserta didik

31 26 mencatat saran, umpan balik, dan komentar dari teman pasangannya untuk perbaikan tulisannya. e. Berbagi dengan teman dan saling memeriksa tulisan (sharing) Peserta didik menukar hasil revisinya dengan teman pasangannya. Selanjutnya, temannya mengedit hasil karangannya dengan mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain yang perlu diperbaiki dan peserta didik melanjutkan tulisannya kembali setelah direvisi. 14. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Guided Writing Menurut Mulyani (2007: 48) terdapat beberapa kelebihan strategi guided writing yaitu sebagai berikut: a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan ide yang ada pada dirinya. b. Memupuk daya nalar peserta didik. c. Mengembangkan sikap berpikir kritis dan kreatif. d. Peserta didik dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar. e. Meringankan beban guru dalam mengajar. f. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan peserta didik. g. Meningkatkan terjadinya interaksi dua arah dalam proses pembelajaran. h. Memupuk, mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman belajar.

32 27 Sedangkan kelemahan dari strategi guided writing menurut Kiki Rahayu adalah sebagai berikut: a. Guru memerlukan waktu yang lama dalam proses pembelajaran. b. Guru mengalami lebih banyak kesulitan dalam membimbing peserta didik yang memerlukan bimbingan. c. Kelas yang banyak peserta didiknya akan sangat memerlukan guru dalam memberikan bimbingan belajar. B. Penelitian Yang Relevan Adapun penelitian yang relevan yang mendukung penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiati penelitian (2013) dengan judul Efektivitas Penggunaan Strategi guided writing untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi menyatakan bahwa strategi guided writing merupakan strategi yang baik untuk peserta didik dapat mengembangkan ide dalam belajar dengan bimbingan guru, hal tersebut dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sabarun (2006) dengan judul meningkatkan kemampuan menulis paragraf dengan strategi menulis terbimbing bagi mahasiswa semester 4 jurusan teknik elektro di universitas negeri Malang menyatakan bahwa strategi menulis terbimbing guru diharapkan lebih memberikan bimbingan dan memperhatikan penggunaan waktu, setelah guru menggunakan model yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran agar motivasi dan hasil belajar meningkat.

33 28 3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alis Muliati Rizki (2013) dengan judul penerapan strategi menulis terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar menulis puisi menyatakan bahwa strategi menulis terbimbing dapat mengarahkan peserta didik dalam belajar yang baik dalam bentuk memberitahukan, membangkitkan dan membimbing peserta didik untuk memperoleh keterampilan menulis. C. Kerangka Berpikir Berkaitan dengan hal tersebut diatas, strategi pembelajaran sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan menggunakan strategi guided writing. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa secara aktif, ekpresif yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan, sikap dan pendapat secara tidak langsung kepada pembaca dalam bentuk tertulis. Sedangkan karangan adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dapat diartikan bahwa menulis karangan apabila diterapkan secara mendasar kepada peserta didik sekolah dasar sangatlah melatih seni mereka dalam segi menulis, menulis karangan bukanlah hal yang sulit apalagi ditakuti namun belajar menulis karangan dapat memberikan nilai-nilai seni dari dalam diri anak dapat terasah sejak ia masih duduk di sekolah dasar. Dengan menggunakan strategi guided writing peserta didik dapat mengembangkan ide

34 29 dalam menulis karangan dengan bimbingan guru, hal tersebut dapat membuat peserta didik lebih kreatif dalam menulis karangan. Bagan Kerangka berpikir Kondisi Awal Guru kurang menggunakan strategi Guru menggunakan strategi guided writing Hasil belajar rendah Hasil belajar tinggi D. Hipotesis Tindakan Menurut Supartono dkk (2004: 43) hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang dihadapi yang kebenarannya harus masih diuji secara empiris. Mahsun (2005: 70) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada dan logika yang kemudian yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan. Sedangkan kegunaan hipotesis menurut Furchan (Farid, 2013: 35) antara lain sebagai berikut:

35 30 1. Hipotesis memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam satu bidang. 2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian. 3. Hipotesis memberikan arahan kepada penelitian. 4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan. Sedangkan menurut Hidayah (2013: 43) hipotesis ialah tindakan yang diduga dapat memberikan hasil dari masalah yang ingin diatasi dalam rumusan dan atau dari indikator keberhasilan tindakan jika ada. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu permasalahan yang harus diuji kebenarannya dan untuk menerangkan fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati serta digunakan sebagai petunjuk untuk langkah dalam penelitian selanjutnya. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided writing terlihat lebih aktif. b. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya setelah diterapkan strategi guided writing.

36 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari observasi bulan Maret sampai dengan bulan Juni Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN- 9 Langkai Palangkaraya yang beralamatkan di Jl. Nyai Balau Palangkaraya. Peneliti menilai lokasi tersebut layak dijadikan tempat observasi karena di sekolah tersebut terdapat permasalahan yang menarik untuk diteliti dengan subjek penelitian peserta didik kelas V. B. Jenis Penelitian Metode merupakan hal yang penting dalam penelitian, sebab tanpa adanya metode penelitian ini tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan peserta didik sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. 31

37 32 Penelitian Tindakan Kelas adalah: Menurut Sanjaya (2013: 149) penelitian tindakan kelas adalah: Penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh tindakan tersebut. Kunandar (2010: 45) penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Sedangkan menurut Hidayah (2013: 7) penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan reflektif bagi guru yang dapat dipergunakan untuk peningkatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru secara sistematis dalam kegiatan belajar berupa sebuah tindakan dalam ruang kelas secara bersama melalui refleksi diri untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. C. Kehadiran dan Peran Peneliti Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), kehadiran dan peran peneliti dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan berkolaborasi dengan guru kelas yang merupakan orang pertama yang merasakan adanya masalah. Dengan adanya peneliti guru dan peneliti melakukan penelitian dengan saling bertukar pengalaman. Peneliti memaparkan proses

38 33 pembelajaran selama mengajar dengan menerapkan cara strategi yang baru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang lebih baik. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V di SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 27 orang peserta didik dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3 Subjek Penelitian No Kelas Jenis kelamin Jumlah 1. V Laki-laki Perempuan 14 orang 13 orang 27 orang Sumber data: wali kelas V SDN 9 Langkai Palangkaraya E. Rancangan Penelitian Model kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model proses dalam bentuk dua siklus menurut Kemmis dan Mc Taggar (Hidayah 2013: 19) yaitu suatu model yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

39 34 Untuk lebih jelasnya disampaikan melalui skema berikut ini: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Tindakan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS II Observasi Pelaksanaan Tindakan Belum Berhasil Berhasil Siklus N Berhasil Gambar Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & Mc Taggart) Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan yaitu:

40 35 a) Mengadakan diskusi bersama guru kelas V di SDN- 9 Langkai Palangkaraya tentang pembelajaran menulis karangan yang yang pernah dilakukan. b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menulis karangan dengan menggunakan strategi guided writing. 2. Tindakan a) Pra Menulis Pada tahap ini guru menjelaskan materi tentang karangan dan memperlihatkan beberapa contoh karangan serta menjelaskan langkah-langkah dalam menulis karangan. b) Menulis 1) Persiapan (prewriting) 2) Penyusunan draf kasar (drafting) 3) Merevisi tulisan (revising) 4) Melakukan penyuntingan (editing) 5) Berbagi dengan teman dan saling memeriksa tulisan (sharing) 6) Penulisan kembali dan mengumumkannya dengan temanteman (publising). c) Pasca menulis Pada tahap ini peneliti menerapkan strategi guided writing yang telah disusun dan dibuat tersebut pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

41 36 3. Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki selama pembelajaran. Observasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan narasi. 4. Refleksi Tahap refleksi, dilakukan dengan mengevaluasi hasil observasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. Siklus II 1. Perencanaan II Mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan menggunakan sebagai masukan pada tindakan siklus pertama. 2. Tindakan II 1) Melakukan tindakan sesuai rencana pelaksanaan. 2) Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi guided writing dan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik. 3. Observasi II 1) Melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamatan yaitu guru dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. 2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan atau tindakan.

42 37 4. Refleksi II 1) Pada tahap ini peneliti membahas mengenai permasalahan dan mencari solusi dari permasalahan itu. 2) Penelitian dianggap berhasil apabila peserta didik sudah bisa menulis karangan dengan baik dan hasil belajar peserta didik meningkat. F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik: a. Observasi Observasi adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Teknik observasi ini peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati situasi dan kondisi dilapangan misalnya secara langsung terutama kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi dapat diketahui bahwa observasi merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan, mendengarkan dan mencatat terhadap gejala-gejala yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan peneliti.

43 38 Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Peserta Didik No Aspek pengamatan peserta didik Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2 Mencatat penjelasan guru 3 Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap No Aktivitas Pendidik Menulis ( yang relevan dengan KBM) 5 Berdiskusi dengan bertanya pada guru 6 Berdiskusi dengan bertanya antara pendidik Tabel 5 Instrumen Data Observasi Aktivitas Guru No Aspek Pengamatan Guru Memberikan informasi tujuan pembelajaran 2 Memberikan informasi/menjelaskan tentang materi menulis karangan No Aspek Pengamatan Guru Memberikan petunjuk bimbingan dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan strategi guided writing 4 Mengamati kegiatan peserta didik saat mengerjakan soal 5 Memotivasi peserta didik 6 Mengajukan pertanyaan

44 Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Menulis yang relevan menurut KBM Berdiskusi dan bertanya kepada guru Berdiskusi dan bertanya antara peserta didik b. Tes Tes yaitu alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk. Menurut Margono (2010: 170) tes adalah seperangkat ransangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Menurut Riduan (2005: 76) tes merupakan alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Kunandar (2012: 186) tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat pengumpulan data yang berupa pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui kemampuan individu. Tes digunakan untuk mengukur

45 40 kemampuan belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi guided writing. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dalam bentuk tes uraian peserta didik membuat sebuah karangan narasi. 1) Pre-Test (Tes Awal) Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai. Tes awal dimaksud untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. 2) Post-test (Tes Akhir) Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada akhir pembelajaran. Tabel 6 Kisi-kisi Pre Test dan Post Test Tingkat Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, surat, undangan dan dialog tertulis. Kelas/Semester Mata Pelajaran : SD : V/II Kompetensi Dasar Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (huruf kapital, tanda titik, tanda koma, dll) : Bahasa Indonesia Indikator Menulis karangan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu serta penggunaan ejaan yang benar. Jumlah soal 1

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Menurut Pardjono, dkk. (2007: 13), penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Dawuan Timur I, yang beralamatkan di Jl. Sumur Bandung desa Dawuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Pembahasan mengenai keterampilan menulis berkaitan dengan penelitian karena di dalam penelitian ini keterampilan menulis dijadikan sebagai keterampilan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2). 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV MI MA ARIF NU LAMUK PURBALINGGA Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

Potri Olympia Rahayu, Pemanfaatan Media Gambar Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pasung.

Potri Olympia Rahayu, Pemanfaatan Media Gambar Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pasung. Potri Olympia Rahayu, 2011. Pemanfaatan Media Gambar Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pasung. 81 Lampiran 1. Pedoman Penilaian Tes Keterampilan Menulis Karangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Beralamatkan di jalan Nyi Mas Rarakerta

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang lokasi dan subjek yang penulis teliti, desain dan metode tentang penelitian tindakan kelas, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi PEMBELAJARAN MENULIS oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi Assalamualakium Hakikat Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan di Indonesia tentunya mempunyai suatu tujuan, seperti yang tercantum pada Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003: 4 tentang Tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDK Siendeng Kecamatan Bolano Lambunu Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian, instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI Gina Sylvia Putri 1, Prana Dwija Iswara, 2, Ani Nur Aeni, 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat. Suparno & Mohamad Yunus menyatakan menulis sangat bermanfaat untuk: (1) meningkatkan kecerdasan, (2) mengembangkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Kita mengenal bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dalam kehidupan kita, seperti artikel,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN I GRANTING JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan Ambo Tuwo, Syamsuddin, dan Idris Patekkai Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci