SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM :"

Transkripsi

1 PENGARUH IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI CIAMIS NO 1 A TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TERHADAP PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN (SURAT KETERANGAN PINDAH WARGA NEGARA INDONESIA) DI KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP) BINA PUTERA BANJAR BANJAR

2 2 A. PENDAHULUAN Salah satu pelayanan di bidang administrasi kependudukan dan merupakan kebutuhan masyarakat terhadap dokumen kependudukan yaitu Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI). SKPWNI adalah dokumen yang diterbitkan sesuai permohonan penduduk yang bermaksud pindah tempat tinggal. Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI) merupakan dasar bagi penerbitan dokumen kependudukan di tempat tinggalnya yang baru dan sebagai pengganti KTP Elektronik sebelum KTP Elektrononik dengan alamat baru diterbitkan. Sebagai upaya lebih memudahkan proses pelayanan kepada masyarakat, di Kabupaten Ciamis, pelayanan SKPWNI dilakukan di setiap kecamatan, termasuk di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Memperhatikan pentingnya SKPWNI bagi penduduk yang melakukan perpindahan, maka Pemerintah Kabupaten Ciamis dituntut mampu untuk memberikan pelayanan yang ter kepada masyarakat. Kondisi dimaksud diakomidir dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Peraturan Bupati tersebut merupakan instrumen yang lebih teknis dari undang-undang atau peraturan presiden yang memberikan pedoman secara terperinci mengenai pelaksanaan administrasi kependudukan, termasuk di dalamnya mengenai Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI). Melalui pelaksanaan yang tepat maka diharapkan dapat terwujud pelayanan yang kepada masyarakat. Pada umumnya pelayanan yang dikehendaki oleh masyarakat itu adalah adanya pelayanan yang mudah, cepat dan tepat disamping aspek-aspek lain yang terkandung dalam proses pelayanan. Demikian pula dalam pembuatan Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI), masyarakat mengharapkan adanya kemudahan dan ketepatan hasil pelayanan, hal ini perlu diwujudkan se mungkin oleh Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Pelayanan Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI) yang, secara singkat dapat dilihat melalui pelayanan yang tepat, cepat dan berkualitas disertai adanya kepastian biaya. Dapat dikatakan hampir setiap penduduk memerlukan pelayanan, sehingga dengan demikian pelayanan ini banyak menjadi sorotan. Sehubungan hal tersebut maka selayaknya para pegawai di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis mampu mewujudkan efektivitas pelayanan dengan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini adalah pelayanan Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI). Dalam sudut pandang peneliti selama melakukan penjajagan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, terdapat fenomena yang menunjukan pelayanan dokumen kependudukan berupa Surat Keterangan Pindah Warga

3 3 Negara Indonesia masih belum optimal, hal ini ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut : 1. Hasil pekerjaan belum sesuai dengan ketentuan, misalnya dalam pengisian data untuk surat pindah yang diajukan oleh penduduk kadang-kadang tidak akurat, contoh salah pengetikan tempat tujuan seperti kekeliruan RT/RW atau tertukar antara pengisian desa dan dusun sehingga surat pindah harus dibuat ulang. 2. Dalam proses perpindahan penduduk antar kecamatan, pembuatan surat pindah yang ditandatangani oleh Camat tidak ditindaklanjuti dengan proses perpindahan data melalui jaringan komunikasi data dalam program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), sehingga meskipun secara administratif penduduk tersebut sudah memperoleh surat pindah ke kecamatan lain, namun biodatanya masih tercatat sebagai penduduk Kecamatan Cisaga. Hal ini mengakibatkan penduduk bersangkutan harus kembali lagi ke kantor kecamatan untuk menyampaikan kendala yang dihadapi di kecamatan tujuan karena belum bisa membuat dokumen kependudukan seperti KK atau KTP di alamat yang baru dan meminta biodatanya dipindahkan secara online Memperhatikan beberapa gejala atau permasalahan di atas diduga hal tersebut disebabkan belum optimalnya Peraturan Bupati Ciamis No 1 A Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, hal ini dapat dilihat dari fenomena sebagai berikut : 1. Ketegasan pegawai dalam menerapkan kebijakan cenderung masih rendah, terutama dalam mewujudkan konsistensi terhadap persyaratan pelayanan pembuatan SKPWNI yang dibutuhkan. 2. Masih rendahnya pemahaman dan kecakapan dari para petugas mengenai aspek-aspek administrasi kependudukan secara menyeluruh. 3. nya sikap antisipatif dari kecamatan terhadap permasalahanpermasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembuatan surat pindah yang dibutuhkan masyarakat dan kemampuan komunikasi diantara pegawai dan pegawai dengan masyarakat relatif masih rendah. B. RUMUSAN MASALAH Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah implementasi Peraturan Bupati Ciamis No 1 A Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis? b. Bagaimanakah pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis? c. Bagaimanakah pengaruh implementasi Peraturan Bupati Ciamis No 1 A Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara) Indonesia di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis?

4 4 C. TINJAUAN PUSTAKA Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino (2008 : 139) menjelaskan: Implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya. Metter dan Horn dalam Agustino (2008 : ) merumuskan a model of the policy implementation yaitu : Terdapat enam variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik tersebut, adalah: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan, implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realitas dengan sosio kultur yang berada di level pelaksana kebijakan. 2. Sumberdaya, keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang disyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan. Disamping itu perlu diperhitungkan sumber daya finansial dan sumber daya waktu. 3. Karakteristik agen pelaksana, pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplemtasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena implementasi kebijakan akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Misalnya ketegasan, ketat terhadap sanksi hukum dan jumlah yang sesuai dengan cakupan kebijakan. 4. Sikap/kecenderungan (disposition) pada pelaksana, kebijakan yang dilaksanakan sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukan hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang warga ingin selesaikan 5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik, demikian pula dengan komunikasi, semakian koordinasi dan komunikasi diantara pihak yang terlibat maka asumsinya kesalahankesalahan sangat kecil untuk terjadi. 6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik, sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan.

5 5 Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi dari kegagalan implementasi kebijakan publik Kualitas pelayanan mempunyai dimensi yang cukup luas, berhubungan dengan sumber daya, lingkungan, proses, prosedur dan yang lebih penting adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Ibrahim (2008 : 22) mengemukakan bahwa : Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan (masyarakat), dimana pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan para pelanggan (masyarakat). Unsur-unsur pelayanan yang berkualitas antara lain meliputi : 1. Kesederhanaan, tatacara pelayanan dapat dilakukan dengan mudah, lancar, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pelanggan/masyarakat 2. Tanggungjawab sepenuhnya dari para petugas pelayanan dengan pelayanan yang sesuai urutan waktunya, menghubungi pelanggan/masyarakat secepatnya, bila terjadi sesuatu yang perlu segera diberitahukan kepada pelanggan/masyarakat 3. Reliabilitas, meliputi konsistensi kinerja yang tetap dipertahankan dan menjaga saling ketergantungan antara penyedia lpelayanan dan pelanggan/masyarakat, seperti menjaga ketepatan penghitungan uang/ongkos, teliti dalam pencatatan data, tepat waktu, tepat kualitas dan kuantitas. 4. Kecakapan/kehandalan petugas pelayanan, dengan menguasai keterampilan serta pengetahuan pelayanan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikannya. 5. Dekat dengan pelanggan dan kemudahan berkomunikasi, tidak hanya secara tatap muka, tetapi dengan menggunakan kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi 6. Keramahan, yang termasuk di dalamnya kesabaran, penuh perhatian, empati, persahabatan antara petugas dan pelanggan/masyarakat yang dilayani, walaupun tidak perlu berlebihan 7. Keterbukaan, pelanggan/masyarakat dapat mengetahui semua informasi yang mereka butuhkan secara mudah, meliputi tatacara/prosedur, syarat-syarat, waktu penyelesaian pelayanan dan lain-lain 8. Komunikasi yang lancar dan kontinyu antara petugas dan pelanggan/masyarakat, sehingga setiap perubahan dapat diinformasikan sebelumnya 9. Kredibilitas, petugas pelayanan dan pelanggan/masyarakat yang dilayani sehingga dengan mudah dapat dibangun suasana saling percaya.

6 6 10. Kejelasan dan kepastian pelayanan, sehingga pelanggan/masyarakat dengan mudah memahami pelayanan yang diberikan dengan segala konsekuensinya 11. Keamanan pelayanan, sehingga pelanggan/ masyarakat merasa aman, bebas dari waswas dan bahaya, serta risiko yang tidak perlu dari pelayanan yang diberikan 12. Mengerti apa yang diharapkan pelanggan/masyarakat. Berusaha mengerti, memahami, mencari, mempelajari apa saja kebutuhankebutuhan pelayanan yang diharapkan oleh pelangga/masyarakat yang dilayani 13. Nyata, segala sesuatunya nyata atau berwujud dengan, misalnya peralatan, petugas yang cukup handal, identitas yang jelas dan kelengkapan-kelengkapan penunjang lainnya 14. Efisien, bahwa pelayanan hanya dibatasi dalam konteks yang dilayani, sehingga dapat berjalan dengan 15. Ekonomis, waktu, biaya dan tenaga, sesuai dengan jenis/kategori pelayanan yang diberikan. D. OBYEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kantor Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis yang terletak di Jalan Raya Rancah Desa Cisaga selama kurang lebih 6 (enam) bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, menurut Singaribuan dan Efendi (1985 : 5) metoda eksplanasi adalah suatu penelitian menurut tingkat penjelasan. Eksplanasi selain untuk menggambarkan dan menjelaskan fakta empirik yang ditemui dilapangan, juga digunakan dalam analisis pengaruh secara farsial maupun secara simultan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yiatu sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan, dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari teori teori dan peraturan peraturan serta informasi informasi yang diperoleh dari buku buku, pendapat para ahli, majalah, surat kabar, juga literatur lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini. 2. Studi lapangan, yaitu melakukan penelitian langsung dilapangan pada obyek yang ditentukan dalam studi lapangan ini digunakan teknik teknik sebagai berikut : 1) Observasi, pengamatan langsung yang dilakukan penelitian di lokasi penelitian untuk mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan dan pelayanan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. 2) Angket, pengumpulan data yang menggunakan daftar pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden terpilih untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan dan pelayanan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.

7 7 3. Wawancara, pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden terpilih yaitu Camat sebagai pimpinan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan dan pelayanan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Teknik Analisis Data 1. Menentukan rentang, yakni dengan cara skor/nilai tertinggi dikurangi skor nilai terendah. Variabel bebas (X) Skor tertinggi : 5 x 30 responden = 150 Skor terendah : 1 x 30 responden = 30 Rentang : = 120 Interval kelas : 120 : 5 = 24 Digambarkan dalam interval kelas sebagai berikut : Sangat rendah Tinggi Sangat tinggi Sumber : Sugiyono (2009: 110) Variabel terikat (Y) Skor tertinggi : 5 x 30 responden = 150 Skor terendah : 1 x 30 responden = 30 Rentang : = 120 Interval kelas : 120 : 5 = 24 Digambarkan dalam interval kelas sebagai berikut : Sangat rendah Tinggi Sangat tinggi Sumber : Sugiyono (2009: 110) 2. Menentukan Kategori penilaian Kategori penilaian untuk variabel bebas (X) adalah sebagai berikut : Untuk Kategori sangat kurang : nilai/skor 30 53,9 Untuk Kategori kurang : nilai/skor 54 77,9 Untuk Kategori sedang : nilai/skor ,9 Untuk Kategori : nilai/skor ,9 Untuk Kategori sangat : nilai/skor Kategori penilaian untuk variabel terikat (Y) adalah sebagai berikut : Untuk Kategori sangat kurang : nilai/skor 30 53,9 Untuk Kategori kurang : nilai/skor 54 77,9 Untuk Kategori sedang : nilai/skor ,9 Untuk Kategori : nilai/skor ,9 Untuk Kategori sangat : nilai/skor Menentukan Prosentase

8 8 Dalam distribusi frekuensi, total skor dari masing-masing item diprosentasekan dengan perhitungan sebagai berikut : Total skor X 100% skor ideal Total skor : jumlah skor masing-masing item Skor ideal : skor tertinggi x jumlah responden Hasil persentase selanjutnya dapat dikategorikan sebagai berikut : TABEL 3.1 KATEGORI PERSENTASE Persentase Kategori 76% - 100% Baik 56% - 75% 40% - 55% < 40% Tidak Baik Sumber : Arikunto, 2006 : 83 Selanjutnya mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efektivitas kerja pegawai, model analisis yang digunakan adalah model analisis Korelasi Product Moment. rumus tersebut adalah sebagai berikut: XY r x 2. y 2 (Sugiyono, 2009 : 212) Kemudian untuk memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan variabel implementasi kebijakan (X) terhadap variabel pelayanan (Y) maka digambarkan pada tabel berikut ini : TABEL 3.2 INTERPRETASI KOEFISEN KORELASI INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2009 : 149) Untuk mengetahui besarnya pengaruh implementasi kebijakan tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, maka digunakan rumus dari Sugiyono (2009 : 117) yaitu: KD = r 2 s x 100% Keterangan: KD r s 2 = Koefisien Determinasi = Koefisien Korelasi Product Moment

9 9 Selanjutnya populasi dalam penelitian berjumlah 154 orang dan penentuan sampel sebanyak 20% dari populasi 154 orang. Jadi peneliti mengambil sampel sebanyak 30 orang yang merupakan hasil pembulatan dari = 30,8 (20% x 154) E. HASIL PENELITIAN Implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau pemerintah. tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal supaya tujuan dari kebijakan dapat tercapai. Administrasi Kependudukan merupakan kebijakan yang memberikan perlindungan untuk menjamin hak-hak sipil masyarakat dan dasar bagi proses pelayanan dalam bidang kependudukan. TABEL 4.50 REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN VARIABEL IMPLEMENTASI DI KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS No Implementasi Skor Kategori % Kategori Kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Masyarakat merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan Kualitas hasil kerja pegawai memadai Kompetensi pegawai sesuai bidangnya Kemampuan pegawai menjelaskan maksud kebijakan Ketegasan pegawai dalam melaksanakan kebijakan Pegawai memahami kesulitan yang dihadapi masyarakat Pegawai mampu membantu kesulitan yang dihadapi Pegawai mampu menjalin komunikasi yang dengan masyarakat Pegawai mampu berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait Masyarakat mampu mengeluarkan biaya yang dibutuhkan Pegawai memahami kondisi Tinggi 66,00 46,00 64,67 67,33 48,67 52,67 68,67 48,00 67,33 64,67 48,00 64,00 Baik

10 10 13 psikologis masyarakat Pegawai mampu mengatasi tekanan yang bersifat politis 93 62,00 Jumlah ,08 Rata-rata 88,62 Sumber: Hasil penelitian, 2014 Memperhatikan rekapitulasi hasil jawaban responden sesuai pada tabel 4.20 untuk variabel implementasi diperoleh total skor sebesar 1152, untuk mencari rata-rata skor diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut: Rata-rata skor implementasi kebijakan = total skor Item = = 88,62 Nilai variabel implementasi kebijakan berdasarkan perhitungan rata-rata jumlah skor jawaban angket sebesar 88,62 yang menunjukan pada kategori sedang, apabila diprosentasekan mencapai nilai sebesar 59,08%, termasuk pada kategori cukup. Artinya Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan secara umum telah cukup di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Memperhatikan uraian dan analisis terhadap hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa masih terdapat beberapa implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang perlu lebih diperhatikan dalam pelaksanaannya, terutama pada indikator yang masih termasuk kategori rendah seperti : Masyarakat merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan, Kemampuan pegawai menjelaskan maksud kebijakan, Pegawai mampu membantu kesulitan yang dihadapi dan Masyarakat mampu mengeluarkan biaya yang dibutuhkan. Implementasi Kebijakan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis belum sepenuhnya menerapkan model-model implementasi kebijakan berdasarkan pendapat Metter dan Horn dalam Agustino (2008 : ), hal tersebut dapat dilihat pada dimensi ukuran dan tujuan kebijakan, karakteristik agen pelaksana dimana indikator-indikator pada kedua dimensi tersebut belum optimal dalam penerapannya yaitu masyarakat merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan, kemampuan pegawai menjelaskan maksud kebijakan dan pegawai mampu membantu kesulitan yang dihadapi termasuk pada kategori rendah. Menyikapi kondisi tersebut, Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis memiliki pedoman yang cukup kuat yaitu regulasi yang lebih tinggi berupa Undang-undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, adanya dukungan anggaran untuk meningkatkan kemampuan pegawai supaya lebih memahami substansi kebijakan melalui pelatihan maupun meningkatkan wawasan dan kemampuan pegawai dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat.

11 11 Pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) merupakan salah satu unsur yang harus mendapat perhatian di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Hal ini merupakan dasar yang kuat untuk membentuk komitmen dan tanggungjawab pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai abdi negara maupun abdi masyarakat. TABEL 4.51 REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN (SURAT KETERANGAN PINDAH WARGA NEGARA INDONESIA) DI KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS No Kualitas Pelayanan Skor Kategori % Kategori Tata cara pelayanan mudah 87 58,00 dipahami 2 Persyaratan mudah dipenuhi 72 48, Mampu memperi kesalahan hasil pelayanan Ketelitian dalam memberikan pelayanan Konsistensi terhadap ketepatan data Hasil pelayanan tidak banyak kesalahan Petugas memiliki pengetahuan memadai Kemampuan kerja petugas Pelanggan/masyarakat mudah menghubungi penyedia layanan Petugas mampu memberikan informasi dengan jelas Kesopanan dan keramahan petugas Petugas meminta informasi tentang pelayanan yang dibutuhkan Kemudahan terhadap akses informasi Kejujuran petugas pelayanan Penjelasan pegawai mudah dimengerti Masyarakat mengetahui dengan cepat apabila ada perubahan Tinggi Tinggi Tinggi 72,67 65,33 67,33 67,33 66,67 65,33 74,67 54,67 66,00 66,67 57,33 78,67 58,67 47,33

12 kebijakan Kepercayaan kepada penyedia layanan/petugas. Petugas memahami peraturan pembuatan Surat Pindah Masyarakat mengetahui syarat pelayanan yang diperlukan Persyaratan pelayanan bersifat baku/tidak berubah-ubah Keamanan ruang tunggu pelayanan Kenyamanan ruang tunggu pelayanan Mengerti keinginan pelanggan/ masyarakat Petugas tanggap terhadap keinginan masyarakat Peralatan yang memadai Jumlah pegawai/petugas yang memadai Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pelayanan Biaya sesuai dengan ketentuan Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan Biaya yang diperlukan tidak memberatkan masyarakat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah 70,00 54,67 76,00 46,67 76,67 65,33 57,33 46,67 46,67 54,67 40,67 87,33 58,00 32,00 Baik Tidak Jumlah 2762 Rata-rata 92,07 61,37 Sumber: Hasil penelitian, 2014 Selanjutnya memperhatikan tabel rekapitulasi hasil jawaban responden untuk variabel pelayanan sebagaimana pada tabel 4.51, diperoleh total skor sebesar 2762, untuk mencari rata-rata skor diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut: Rata-rata skor pelayanan = total skor Item = 2762 = 92,07 30 Nilai variabel pelayanan berdasarkan perhitungan rata-rata jumlah skor jawaban angket sebesar 92,07 yang menunjukan pada kategori sedang, apabila diprosentasekan mencapai sebesar 61,37%, termasuk pada kategori cukup. Memperhatikan uraian dan analisis terhadap hasil angket, dapat dikatakan bahwa masih terdapat beberapa aspek pelayanan yang perlu lebih diperhatikan

13 13 dalam pelaksanaannya oleh kecamatan, terutama pada indikator pelayanan yang masih termasuk kategori rendah dan sangat rendah seperti persyaratan mudah dipenuhi, masyarakat mengetahui dengan cepat apabila ada perubahan kebijakan, persyaratan pelayanan bersifat baku/tidak berubah-ubah, persyaratan pelayanan bersifat baku/tidak berubah-ubah, petugas tanggap terhadap keinginan masyarakat dan Biaya yang diperlukan tidak memberatkan masyarakat. Pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis ditinjau dari unsurunsur pelayanan yang berkualitas menurut Ibrahim (2008 : 22) sudah cukup terwujud, namun perlu lebih ditingkatkan terutama pada beberapa indikator yang termasuk kategori rendah yaitu kemudahan masyarakat dalam memenuhi persyaratan pelayanan, masyarakat dapat mengetahui dengan cepat apabila ada perubahan kebijakan pelayanan, persyaratan pelayanan bersifat baku/tidak berubah-ubah, petugas tanggap terhadap keinginan masyarakat. Melalui implementasi kebijakan yang dengan tujuan untuk memberikan kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kepentingannya diharapkan dapat terwujud pelayanan yang berkualitas sesuai harapan dari masyarakat yang membutuhkan. Melalui analisis perhitungan variabel Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (X) dan variabel pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) (Y) maka untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas implementasi kebijakan (X) dengan variabel terikat yaitu pelayanan (Y) dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan pada tabel Lampiran III dapat diketahui: x 2 = y 2 = xy = Maka : r XY x 2. y 2 r (44914) r ,68 r 0,99 Untuk mengetahui besarnya pengaruh Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan

14 14 Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, maka dapat diketahui melalui koefisien determinasi berikut: Kd = r 2 x 100% Kd = 0,99 2 x 100% Kd = 98,01% Besar koefisien korelasi 0,99, kondisi ini dapat ditafsirkan bahwa korelasi antara implementasi kebijakan (X) dengan kualitas pelayanan (Y) hubungannya termasuk sangat kuat. Dengan demikian, pengaruh Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis sebesar 98,01%, sedangkan sisanya 1,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Pembuktian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan, terlebih dahulu dirumuska hipotesis statistik sebagai berikut : Ho : r 0 tidak ada pengaruh yang signifikan dari Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Ha : r > 0 ada pengaruh yang signifikan dari Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson Product Moment (r) tersebut di atas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,99. Berdasarkan ketentuan, apabila r hitung lebih kecil atau sama dengan 0 (nol) maka H 0 diterima dan H a ditolak, sedangkan apabila r hitung lebih besar dari 0 (nol) maka H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Koefisien Korelasi Product Moment (r) = 0,99 > 0. Adapun untuk t hitung menggunakan rumus sebagai berikut: t hitung r n r t hitung 0, (0,99) 0,99(5,29) t hitung 0,1109 t hitung 2,755

15 15 Harga t hitung selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel. Untuk kesalahan 10%, uji dua pihak dan dk = 30 2 = 28, jadi dk = 28 maka menunjukan t (t tabel ) sebesar 1,313 jadi t tabel < t hitung yaitu 1,313 < 2,755. Dengan demikian maka hipotesis nol yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Implementasi Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi Ada pengaruh yang signifikan dari Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis diterima. F. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Implementasi Peraturan Bupati Ciamis No 1 A Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Terhadap Pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Memperhatikan hasil analisis terhadap variabel (X) yaitu Implementasi Kebijakan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis diketahui bahwa impelementasi kebiakan belum sepenuhnya dilaksanakan melalui penerapan model-model implementasi kebijakan. Berdasarkan hasil angket terdapat model-model implementasi yang memiliki indikator dengan kategori rendah, yaitu indikator yang menunjukan masyarakat merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan, kemampuan pegawai menjelaskan maksud kebijakan, pegawai mampu membantu kesulitan yang dihadapi dan masyarakat mampu mengeluarkan biaya yang dibutuhkan. Sementara indikator-indikator lainnya termasuk kategori sedang dan hanya satu indikator yang mempunyai kategori tinggi yaitu pegawai memahami kesulitan yang dihadapi masyarakat. Dari rekapitulasi nilai variabel implementasi kebijakan diperoleh rata-rata jumlah skor jawaban angket sebesar 88,62 yang menunjukan pada kategori sedang, apabila diprosentasekan mencapai nilai sebesar 59,08%, termasuk pada kategori cukup. Artinya Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan secara umum telah cukup di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis 2. Memperhatikan hasil analisis terhadap variabel (Y) yaitu Pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis bahwa pelayanan termasuk kategori sedang. Terdapat beberapa dimensi atau ukuran pelayanan yang mempunyai indikator berkategori rendah dan sangat rendah yaitu persyaratan mudah dipenuhi, masyarakat mengetahui dengan cepat apabila ada perubahan kebijakan, persyaratan pelayanan bersifat baku/tidak berubahubah, petugas tanggap terhadap keinginan masyarakat dan Biaya yang

16 diperlukan tidak memberatkan masyarakat. kan dimensi yang memiliki indikator dengan kategori tinggi dan sangat tinggi antara lain mengenai mampu memperi kesalahan hasil pelayanan, kepercayaan kepada penyedia layanan/petugas, masyarakat mengetahui syarat pelayanan yang diperlukan, keamanan ruang tunggu pelayanan dan biaya sesuai dengan ketentuan, sementara yang lainnya termasuk kategori sedang. Dari rekapitulasi nilai variabel pelayanan diperoleh rata-rata jumlah skor jawaban angket sebesar 92,07 yang menunjukan pada kategori sedang, apabila diprosentasekan mencapai nilai sebesar 92,07%, termasuk pada kategori sedang. Artinya secara umum Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis telah cukup melaksanakan proses pelayanan pembuatan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia), namun perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga pelayanan mencapai tingkat kualitas yang maksimal. 3. Sejalan dengan hasil penelitian mengenai Pengaruh Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis yang belum optimal dan Pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) pada kategori sedang, memberikan pemahaman bahwa hipotesis yang penulis rumuskan dapat diterima. Dengan tingkat kesalahan 10% uji dua pihak dan dk = 28 untuk t tabel sebesar 1,313 dan t hitung sebesar 2,755, jadi t tabel < t hitung yaitu 1,313 < 2,755, adalah signifikan atau Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan dari Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dengan pelayanan di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, maka dapat diketahui melalui koefisien determinasi yang bernilai 98,01%, yang memiliki arti bahwa pengaruh Implementasi Kebijakan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan terhadap pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis sebesar 98,01%, sedangkan sisanya 1,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya, kepemimpinan, pemberdayaan dan lain-lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Sehubungan hal tersebut, sesuai dengan kaidah keilmuan yang bermanfaat secara teoritis dan praktis, maka peneliti berusaha memberi pemikiran-pemikiran atau saran dalam upaya mencapai pelayanan Dokumen Kependudukan (Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia) di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis sebagai berikut : 1. Dalam melaksanakan kebijakan diupayakan memperhatikan tingkat kebutuhan masyarakat dan dapat menimbulkan kondisi bahwa masyarakat merasa memiliki serta menjadi bagian dari pelaksanaan kebijakan yang ada. Selain itu kecamatan atau para pegawai harus berupaya se mungkin memahami 16

17 17 kondisi sosial psikologis dari masyarakat yang mempunyai kepentingan untuk mengurus administrasi kependudukan, dalam hal ini memberikan gambaran ini adalah kebutuhan terhadap pemilikan dokumen kependudukan. 2. Kecamatan atau para pegawai diharapkan dapat melakukan komunikasi yang dan mampu menjaga sikap ramah terhadap masyarakat dalam kondisi apapun serta lebih mampu memahami keinginan masyarakat terhadap pelayanan yang cepat, mudah dan tepat. 3. Memperhatikan volume dan beban kerja pelayanan yang cukup banyak, senya kecamatan berusaha untuk menambah jumlah pegawai yang bertugas secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat G. DAFTAR PUSTAKA Agustino, Leo Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Ibrahim, Amin Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya. Bandung : Mandar Maju. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alpabeta. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 1-A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK PENGARUH KOORDINASI INTERNAL OLEH KEPALA DESA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR KEPALA DESA SADANANYA KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK Organisasi sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

Riska Nurnafajrin 1 ; Ikeu Kania 2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Garut

Riska Nurnafajrin 1 ; Ikeu Kania 2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Garut PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2009 TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GARUT Riska Nurnafajrin 1 ; Ikeu

Lebih terperinci

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Lana Maulana ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu permasalahan

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Patimah. Abstrak

Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Patimah. Abstrak Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis Patimah Abstrak Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, terlihat bahwa kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis masih belum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5). BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan menggunakan rumus statistic untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Siantar Utara jl.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Siantar Utara jl. A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan

BAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 52 Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGOLAHAN DATA 1. Pengolahan Data a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y Teknik ini digunakan untuk menentukan kecenderungan umum variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut M. Nazir (1998: 63), penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Bentuk deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis datang

BAB III METODE PENELITIAN. research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis datang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Eksplanasi (Explanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan topik yang peneliti angkat yakni pengaruh keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian, 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penyusunan penelitian seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Deskripsi data pada penelitian ini untuk memberikan gambaran atau pemaparan dari penelitian yang sudah dilakukan di lapangan. Untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti (PPS, 008:0). Menurut Sugiyono (1999:3) variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subyek yang akan diteliti oleh penulis, menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

Nama Peneliti DENI RAHMAN. NPM : ILMU PEMERINTAHAN STISIP BINA PUTERA BANJAR

Nama Peneliti DENI RAHMAN.   NPM : ILMU PEMERINTAHAN STISIP BINA PUTERA BANJAR PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZNAN TERPADU (BPMPPT) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KOTA BANJAR Nama Peneliti DENI

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian penelitian (PPS 2008: 20). Obyek penelitian ini tergolong pada dua variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang sifatnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Kualitas pelayanan adalah kesusaian antara harapan pelanggan (masyarakat) pengguana layanan dengan persepsi pelanggan (masyarakat)

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (009 : 3) mengemukakan bahwa Desain penelitian merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN Variabel yang akan dianalisis terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat dalam melakukan analisis ini adalah mutu pelayanan publik (Y), sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan merupakan usaha dalam mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode. berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode. berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan. BABVI: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang akan diperoleh dari hasil penelitian. BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS Oleh : IRA NURHAYATI NPM. 3506120046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini adalah berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Hadari Nawawi (2001: 44), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data yang berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Menguji suatu data yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian memerlukan suatu metode. Sehubungan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1991 : 131)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah Pengaruh Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. profesionalisme Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

III. METODE PENELITIAN. profesionalisme Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 30 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, Penulis mencoba berusaha menggambarkan profesionalisme Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kabupaten Pesawaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan ulasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Kadipaten yang berada di Jalan Siliwangi No. 30, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten

Lebih terperinci

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN BAB VI. PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian regresi yaitu penelitian yang tujuanya adalah melihat pengaruh dua atau lebih variable,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (2001: 6), penelitian survey adalah penelitian terhadap sekelompok manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung. 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi

Lebih terperinci