PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi, baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini. Bogor, Desember 2012 Denissa Vikaditya Paramastri A

3 ABSTRACT DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI. Recreation Landscape Management of Ocean Ecopark at Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH. In this modern era, recreation becomes an important element for human life. Recreational options are increasingly diverse and interesting. Along with the rise of the enviromental sustainability issue and the high human need for a recreational green open space, recreational areas associated with nature is more and more popping up. Taman Impian Jaya Ancol being one of recreation industry that can answer the needs of society quickly. This is indicated by the presence of a new recreation area that offers the comfort of the environment with a large green open spaces, namely Ocean Ecopark. The success and sustainability of recreational places are determined by a good management system. From intership activity in Ocean Ecopark, the student expected to learn the process of managing recreation areas in depth and provide an alternative landscape management strategies for solving any problems arise. To solve the problems, student used alternative strategies using SWOT analysis that produced seven points to be input for the Ocean Ecopark management. Keyword: Recreation, Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, SWOT analysis

4 RINGKASAN DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI. PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Di era modern ini rekreasi menjadi unsur penting bagi kehidupan manusia. Kegiatan rekreasi ini bertujuan melepas kejenuhan akan rutinitas sehari-hari. Rekreasi juga berdampak positif bagi kehidupan manusia karena dapat menimbulkan rasa senang dan menghilangkan stress. Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Pilihan tempat rekreasi pun semakin beragam dan menarik. Seiring dengan maraknya isu tentang kelestarian lingkungan dan tingginya kebutuhan manusia akan ruang terbuka hijau yang rekreatif, tempat rekreasi yang berhubungan dengan alam pun semakin banyak bermunculan. Taman Impian Jaya Ancol menjadi salah satu industri rekreasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan cepat, hal ini ditunjukkan dengan hadirnya tempat rekreasi baru yang menawarkan kenyamanan lingkungan dengan ruang terbuka hijau yang luas, yaitu Ocean Ecopark. Ocean Ecopark adalah tempat rekreasi yang mengedepankan kelangsungan ekosistem alam sehingga masyarakat tidak hanya menikmati wahana rekreasi, tetapi juga dapat menikmati lingkungan yang serasi dengan alam. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyajikan kepada masyarakat akan arti pentingnya membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sebuah ekosistem dan keragaman hayati. Dalam kegiatan magang yang dilaksanakan di bawah bimbingan Manager Operasional dan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan Ocean Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, dipelajari sistem pengelolaan yang diterapkan dalam suatu kawasan rekreasi. Mahasiswa mempelajari sistem organisasi perusahaan serta alur koordinasinya, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan baik secara administratif maupun operasional di lapang. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara pihak pengelola dan instansi terkait, penyebaran kuisioner, dan studi literatur. Pengelohan Data dari lapang dianalsis menggunakan analisis deskriptif, analisis IPA, dan analisis SWOT. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis segala aspek baik kondisi umum maupun pengelolaan. Analisis IPA dilakukan untuk menganalisis kuisioner yang disebar kepada pengunjung. Melalui analisis IPA ini dapat diketahui atribut-atribut apa saja yang menjadi prioritas utama, prestasi, prioritas rendah, ataupun atribut yang mendapatkan perlakuan terlalu berlebih oleh pihak pengelola. Dari analisis deskriptif, analisis IPA, dan wawancara dari pihak internal maupun eksternal yang terkait dengan Ocean Ecopark sehingga didapatkan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode SWOT. Metode SWOT ini menghasilkan matriks SWOT yang menjadi dasar pembuatan alternatif strategi pengelolaan Ocean Ecopark.

5 Strategi pengelolaan yang didapatkan untuk pengelola Ocean Ecopark berjumlah tujuh butir, yang urutan prioritasnya dari tinggi ke rendah sebagai berikut: (1) mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika; (2) meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada; (3) menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau greenlife style; (4) mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu; (5) mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung; (6) melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi; (7) memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim dan alam. Tujuh alternatif strategi yang didapatkan dengan prioritasnya masingmasing diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mengembangkan Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi yang nyaman, aman, indah, bersih, dan selaras dengan alam. Selain itu, dalam pengembangannya, Ocean Ecopark harus berpedoman pada pengertian dasar ecopark, yaitu suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungan dan konsep-konsep pengembangan yang ada masih perlu ditingkatkan agar tujuan awal Ocean Ecopark sebagai ecopark dapat tercapai. Kata Kunci: rekreasi, ocean ecopark, pengelolaan lanskap, analisis IPA, analisis SWOT

6 Hak cipta milik IPB, tahun 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya diizinkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

7 PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

8 Judul Nama NRP Program Studi : Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara : Denissa Vikaditya Paramastri : A : Arsitektur Lanskap Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal Lulus:

9 RIWAYAT HIDUP Denissa Vikaditya Paramastri dilahirkan di Semarang pada tanggal 20 September Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Drs. Eko Timur Putranto Wardhoyo dan Vita Triargini. Penulis memulai pendidikan di SDN Polisi 4, Bogor, pada tahun 1996 sampai dengan Kemudian pada tahun 2002 sampai dengan 2005 penulis mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1, Bogor. Selanjutnya, pada tahun 2005 sampai dengan 2008 penulis mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1, Bogor. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan di luar akademik, diantaranya Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), Music Agriculture X-pression!! (MAX!!), Obscura, dan Bogor Berkebun. Penulis pernah menjadi pengurus HIMASKAP divisi fund-raising tahun kepengurusan 2009/2010, Manajer divisi event organizer MAX!! tahun kepengurusan 2010/2011, dan Dewan Penasihat MAX!! tahun kepengurusan 2011/2012. Penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar yang mengasah kemampuan soft skill.

10 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Swt. atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberikan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA sebagai pembimbing akademik atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penulis menjalani kuliah dan kepada R. Dikky Indrawan, SP, MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen atas masukan dan bimbingannya. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada General Manager Ocean Ecopark, yaitu Bapak Pirsa Gautama, Manajer Operasional, yaitu Bapak Imam Tajuddin, Manajer Keuangan, yaitu Ibu Ina Sukacita, Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan, yaitu Ibu Vierna Noor Septiyanti, dan seluruh karyawan Taman Impian Jaya Ancol khususnya Departemen Ecopark dan Pasar Seni yang telah memberikan kesempatan dan membimbing penulis selama kegiatan magang berlangsung serta kepada Ibu Heidy selaku Direktur PT. Tidar Utama Teknika atas bantuannya. Penulis juga ingin memberikan ucapan terima kasih kepada Ibunda Vita Triargini dan Ayahanda Eko Timur, serta Dinda Chantya Safira selaku saudara kandung yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, dan doa kepada penulis. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat yang ada di UKM MAX!! yaitu Syifa Utari Dyah Permatasari, Rona Jutama Yonanda, Andri Budi Wicaksono, Bimandra Adiputra Djaafara, Sheila Fanny Erawati, Tengku Arif Pahlevi, Amelia Putri Saadiah, Restroka Gorbiyanto, Muhammad Fikri, dan Fatchurahman, atas kebersamaan, kebahagiaan dan semangat kepada penulis saat masa-masa tersulit. Terima kasih pula kepada sahabat-sahabat Putri Bunda yaitu Ayu Sri Utami, Dina Restiana, Ida Nurul Fitri, Gita Sugistiawati, Mafia Sartika Dewi, dan Mutia Rahim yang selalu

11 ada di saat suka dan duka. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih untuk teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 45 atas persahabatan, bantuan, doa, dukungan, dan motivasi yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis, serta seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu per satu dan seluruh pihak yang telah memberikan motivasi, saran, nasehat, dukungan, dan bantuan untuk penulis selama proses penyusunan skrpsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak mengandung kekurangan. Penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun agar dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Bogor, Desember 2012 Penulis ii

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Wisata dan Rekreasi Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi Rekreasi Ekologi... 8 BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Alat dan Bahan Metodologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Sejarah Taman Impian Jaya Ancol Letak dan Aksesibilitas Luas dan Batas Kawasan Iklim Hidrologi Topografi dan Tanah Vegetasi Satwa Sosial dan Ekonomi Sarana dan Prasarana... 31

13 Wahana Rekreasi dan Olahraga Konsep Ocean Ecopark Konsep Hijau Konsep Biru Konsep Merah Konsep Kawasan Pengelolaan Lanskap Ocean Ecopark Struktur Organisasi Kontraktor Pemeliharaan dan Kebersihan Taman Tenaga Kerja dan Penjadwalan Pemeliharaan Taman Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman Pemeliharaan Lanskap Anggaran Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Pengawasan dan Evaluasi Pekerjaan Taman Karateristik dan Penilaian Pengunjung Analisis SWOT Identifikasi Faktor Internal Identifikasi Faktor Eksternal Pembuatan Matriks IFE dan EFE Pencocokan Penentuan Alternatif Strategi Pemeringkatan Alternatif Strategi SWOT Strategi Pengelolaan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka Pikir Peta Lokasi Ocean Ecopark Diagram Kuadran IPA Formulir Matriks IE Jumlah Pengunjung Ocean Ecopark Bulan Januari-April Kondisi Signage yang Rusak Kegiatan Panen di EcoLearning Farm Bercocok Tanam dengan Menggunakan Caping Pertunjukan Fantastique Peta Outbondholic Salah Satu Trek pada Sirkuit Dewasa Pemain dengan Kelengkapan Paintball Fun Boat Cruiser Commuter Area Peta Konsep Kawasan Ocean Ecopark Plaza Ecoenergy Ecoisland Toyota Suasana Jalur Sepeda Econature Kegiatan Memberi Pakan Ikan Alur Kordinasi Sistem Organisasi Alur Proses Tender Penyiraman Taman Menggunakan Mobil Tangki Penggunaan Alkon untuk Penyiraman Taman Penyiraman Tambahan Menggunakan Torn Kegiatan Pendangiran dan Penyiangan Gulma Kegiatan Pemupukan Kegiatan Penyapuan Pembersihan Saluran Air... 62

15 29 Pengangkutan Sampah Penyikatan Elemen Keras Pencabutan Rumput Liar pada Paving Alur Kordinasi Pengawasan Pekerjaan Taman dan Kebersihan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Umur Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jenis Pekerjaan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Lama Kunjungan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tujuan Kunjungan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Ocean Ecopark Menggunakan IPA Matriks IE Ocean Ecopark vi

16 DAFTAR TABEL Halaman 1. Atribut Penilaian IPA Bobot Tingkat Kinerja dan Kepentingan Penentuan Bobot Faktor Internal Penentuan Peringkat Faktor Internal Matriks IFE Penentuan Bobot Faktor Eksternal Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Matriks EFE Formulir Matriks SWOT Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi Pembagian Luasan Ocean Ecopark Data Iklim Rata-Rata Tahun Jumlah Satwa yang Dipelihara oleh Ecopark Ancol Sarana dan Prasarana di Ocean Ecopark Harga Tiket Wahana Rekreasi Ocean Ecopark Pembagian Wilayah Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark Frekuensi Item Pekerjaan Taman Ocean Ecopark Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark selama 1 tahun Matriks IFE Matriks EFE Matriks SWOT Ocean Ecopark Peringkat Alternatif Strategi SWOT Rekomendasi Program Pengelolaan Ocean Ecopark... 86

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Jenis Data dan Pengamatan Kuisioner Penilaian Pengunjung Kuisioner SWOT Perhitungan Bobot Faktor Internal dan Eksternal Perhitungan Peringkat Faktor Internal dan Eksternal Data Vegetasi Ocean Ecopark Struktur Organisasi Ocean Ecopark Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan Peta Kawasan Ocean Ecopark Peta Wilayah Pemeliharaan Ocean Ecopark Standar Penampilan dan Pedoman Perilaku Kerja Pertamanan Checklist Pemeliharaan Rutin

18 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini rekreasi menjadi unsur penting bagi kehidupan manusia. Kegiatan rekreasi bertujuan melepas kejenuhan rutinitas sehari-hari. Rekreasi juga berdampak positif bagi kehidupan manusia karena dapat menimbulkan rasa senang dan menghilangkan stress. Rekreasi sekarang ini menyuguhkan suatu bentuk rehabilitasi secara mental dan fisik dan telah menjadi fokus utama dalam lingkungan industrial yang modern (Kraus,1977). Pilihan tempat rekreasi semakin beragam dan menarik. Seiring dengan maraknya isu tentang kelestarian lingkungan dan tingginya kebutuhan manusia akan ruang terbuka hijau yang rekreatif, tempat rekreasi yang berhubungan dengan alam pun semakin banyak bermunculan. Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu industri rekreasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, hal ini ditunjukkan dengan hadirnya taman rekreasi baru yang menawarkan kenyamanan lingkungan dengan ruang terbuka hijau yang luas, yaitu Ocean Ecopark. Ocean Ecopark yang dibangun di atas lahan seluas 33,8 ha adalah tempat rekreasi yang mengedepankan kelangsungan ekosistem alam sehingga masyarakat tidak hanya menikmati wahana rekreasi, tetapi juga dapat menikmati lingkungan yang serasi dengan alam. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyajikan kepada masyarakat mengenai arti penting dalam membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sebuah ekosistem dan keragaman hayati. Dengan demikian, Ocean Ecopark dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup. Ocean Ecopark memberikan kesempatan bagi masyarakat kota untuk berinteraksi dengan keanekaragaman hayati sehingga lebih peduli terhadap lingkungan. Ocean Ecopark memadukan tiga unsur dalam pengembangannya, yaitu unsur hijau yang berarti penghijauan yang terencana, unsur biru yang berarti pengaturan air yang baik, dan merah yang berarti penyediaan ruang interaksi bagi

19 2 masyarakat. Kehadiran Ocean Ecopark ini dirancang untuk memperkuat koridor hijau dan menjadi pusat paru-paru di Taman Impian Jaya Ancol. Ocean Ecopark merupakan tempat rekrerasi baru yang memerlukan strategi pengelolaan. Perumusan strategi pengelolaan Ocean Ecopark tentunya harus melihat segala aspek secara terpadu untuk mengetahui potensi dan kendalanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyusunan strategi pengelolaan yang direncanakan dengan baik dan tepat agar tujuan awal dari pembangunan tempat rekreasi ini dapat tercapai dan berkelanjutan. 1.2 Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. mempelajari segala proses pengelolaan yang dikerjakan secara nyata; 2. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pengelolaan lanskap kawasan rekreasi, khususnya dalam hal pengelolaan Ocean Ecopark; 3. memberikan alternatif strategi pengelolaan untuk pemecahan permasalahan pengelolaan lanskap Ocean Ecopark. 1.3 Manfaat Kegiatan magang ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pengelolaan lanskap dan memberikan pengalaman kerja nyata untuk mahasiswa. Kegiatan magang menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memberikan masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark agar pengelolaan yang dijalankan dapat berjalan secara berkelanjutan. 1.4 Kerangka Pikir Kegiatan magang ini dilakukan atas dasar pemikiran bahwa Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi yang berada pada suatu kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, dengan nilai estetika yang baik dan konsep lingkungan hijau yang nyaman. Keberhasilan Ocean Ecopark sebagai suatu tempat rekreasi yang nyaman, aman, dan berkelanjutan ditentukan oleh pengelolaan lanskap yang baik dan profesional. Pengelolaan lanskap yang baik memperhatikan kondisi fisik, biofisik, sosial ekonomi, teknis, dan manajerial.

20 3 Keseluruhan aspek ini harus dilihat secara terpadu agar diketahui potensi dan kendalanya. Perumusan potensi dan kendala tersebut diketahui melalui kegiatan magang, dimana mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan yang berlangsung. Selanjutnya, dengan analisis SWOT strategi pengelolaan yang tepat bagi Ocean Ecopark dapat dirumuskan agar tujuan pembangunannya dapat terwujud secara berkelanjutan. Kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pikir

21 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan merupakan bagian dari pengelolaan yang dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar tetap baik dan sesuai dengan tujuan desain fungsi semula. Pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula sehingga pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik dilakukan terhadap elemen keras dan lunak. Pemeliharaan elemen lunak merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman berupa tanaman dan satwa yang meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan hama dan penyakit. Pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman seperti bangunan taman dan lantai yang meliputi penyapuan, pembersihan kanal dan saluran, pengangkutan sampah, dan pemeliharaan paving dan pedestrian. 2.2 Wisata dan Rekreasi Wisata adalah kegiatan perjalanan seseorang atau sekelompok orang untuk sementara dalam jangka waktu tertentu ke tujuan-tujuan di luar tempat mereka tinggal dan tempat rutinitas bekerja, untuk tujuan kesenangan (Gunn dan Var, 2002). Rekreasi adalah aktivitas pemulihan atau liburan tertentu dan penyegaran kekuatan sertasemangat setelah bekerja, yang memberikan suasana baru (Brockman dan Merriam, 1973). Menurut Kraus (1977), aktivitas ini dilakukan

22 5 saat waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegiatan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikutinya. Pada umumnya, rekreasi dan wisata memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapat kenikmatan dan penyegaran kembali mental dan fisik. Tempat tujuan bagi orang yang melakukan wisata merupakan suatu kesatuan ruang tertentu yang dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi (Gold,1980). Simonds dan Starke (2006) menggambarkan taman rekreasi sebagai tempat berbagai bentuk, gerakan, suara, warna, dan ilusi yang menyenangkan. Atmosfer yang tercipta di dalamnya harus dapat mengejutkan, menarik, mengagumkan, sekaligus menggembirakan pengunjungnya. 2.3 Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi Pemeliharaan taman memerlukan manajemen yang baik. Menurut Stoner dan Freeman (1994), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunanaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula. Manjamen pemeliharaan suatu areal atau kawasan memiliki prinsip dasar. Menurut Sternloff dan Warren (1984), prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan. 2. Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang ekonomis. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan.

23 6 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasarkan pada kebijakan dan prioritas. 5. Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan untuk pencegahan. 6. Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik. 7. Suatu agen taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan. 8. Suatu agen taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan pegawai pemeliharaan. 11. Dalam desain dan kontruksi suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan awal saat pembangunan. 12. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak umum dan pihak pengelolaaan taman rekreasi. Pemeliharaan lanskap memerlukan manajemen yang terjadwal dengan baik agar semua kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat. Menurut Sternloff dan Warren (1984), perencanaan pengelolaan yang baik dan logis harus mencakup hal-hal seperti berikut: 1. inventarisasi lengkap seluruh area taman rekreasi, fasilitas, dan peralatan yang akan dipelihara; 2. perencanaaan pemeliharaan rutin secara tertulis yang meliputi a. standar pemeliharaan seluruh area, fasilitas, dan peralatan yang telah didata dalam inventarisasi, b. pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mencapai standar yang telah ditetapkan, c. prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin, d. frekuensi kegiatan pemeliharaan, e. pegawai yang melaksanakan kegiatan, f. bahan - bahan, termasuk bahan sekali pakai,

24 7 g. peralatan untuk melaksanakan kegiatan, dan h. pendugaan waktu yang akurat; 3. cara pelaksanaan pemeliharaan yang bersifat tidak rutin dan insidental seperti pekerjaan perbaikan atau persiapan untuk suatu acara khusus; 4. pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap kondisi yang dapat mempercepat kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal; 5. jadwal penugasan untuk tipe pekerjaan pemeliharaan yang meliputi perorangan, tim, atau kontraktor sehingga dapat terpantau dengan baik; 6. sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, jadwal pemeliharaan, dan pengawasan beban kerja; 7. sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan. Pada suatu taman rekreasi berskala besar, biasanya manajemen pemeliharaan dibentuk dalam suatu sistem organisasi. Sistem organisasi ini biasanya dibagi dalam beberapa seksi yang spesifik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), seksi-seksi yang diperlukan dalam manjemen pemeliharaan agar mencapai efisiensi dan efektivitas kerja, antara lain, sebagai berikut: 1. Seksi Pemeliharaan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman; 2. Seksi Pemeliharaan Bangunan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen keras taman; 3. Seksi Teknik Perpipaan dan Utilitas, yang meliputi pengawasan, pemeliharaan, dan pengontrolan terhadap keseluruhan utilitas; 4. Seksi Bengkel dan Pergudangan, yang meliputi inventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan, pengontrolan kelancaraan kerja alat, dan perbaikan apabila terdapat kerusakan. Jika dilihat dari segi penanggung jawab pekerjaan pemeliharaan, menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga sistem/metode pemeliharaan berikut: 1. sistem pemeliharaan unit, yaitu sistem dengan setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan tersendiri; 2. sistem pemeliharaan khusus, yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada keahlian tertentu dari pegawainya, dan pegawai ini dapat berpindah dari satu unit ke unit lain;

25 8 3. sistem pemeliharan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Kapasitas kerja pegawai pemeliharaan berpengaruh terhadap efesiensi biaya pemeliharaan. Kemampuan dan keterampilan tenaga kerja sangat dibutuhkan agar pemeliharan dapat berjalan dengan maksimal. Efektivitas tenaga kerja menurut Sternloff dan Warren (1984) sangat ditentukan oleh 1. motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai; 2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan; 3. ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; 4. tingkat pengawasan kerja di lapangan; 5. kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai. Untuk kolam di taman rekreasi yang berukuran besar atau jumlahnya relatif banyak, misalnya, diperlukan kontrol sistem distribusi air bersih dan filtrasi air kolam. Sistem air bersih terdiri dari pompa air bersih, pompa deep well (bila menggunakan sumber air tanah), hydrofor, dan pompa drain. Sistem filtrasi berfungsi untuk menyaring air kolam sehingga air yang dihisap pompa tidak terlalu banyak membawa kotoran (Arifin dan Arifin, 2005). Kerusakan aliran air harus dapat diperbaiki sesegera mungkin. Pengelola pemeliharaan harus dapat menjaga blueprints dan gambar akurat dari seluruh lokasi aliran atau pipa air pada suatu fasilitas taman rekreasi. 2.4 Rekreasi Ekologi Ekologi secara umum didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antara organisme dengan lingkungan sekitanya dan lanskap adalah sebuah mosaik yang merupakan bagian dari ekosistem lokal dan penggunaan lahan (Dramstad et al., 1996). Menurut Dramstad et al. (1996), ekologi lanskap dengan cepat muncul di dekade terakhir ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam praktik seorang perencana penggunaan lahan dan arsitek lanskap. Seiring dengan permintaan pasar mengenai perjalanan ke tempat-tempat yang menawarkan kealamian, munculah sarana rekreasi yang ekologikal. Kepedulian akan lingkungan meningkat secara universal dan berhasil meningkatkan permintaan pasar pada segmen rekreasi. Namun, terdapat

26 9 kontradiksi antara perlindungan alam dengan travel massa dan hal ini merupakan tantangan dalam perencanaan rekreasi berbasis ekologi (Gunn dan Var, 2002). Kawasan rekreasi ekologis menerapkan lima prinsip utama berdasarkan common sense dan didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan pengertian dalam menggunakan lingkungan alami yang kita miliki. Kelima prinsip tersebut adalah wise use (penggunaan secara bijaksana), carrying capacity (daya dukung), environment quality (kualitas lingkungan), precautionary principles (prinsip pencegahan), dan shared benefits (pembagian keuntungan) (Bell, 2008 dalam Saraswati, 2010).

27 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak di kawasan rekreasi terpadu memiliki luas 33,8 ha. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama tiga bulan dari pertengahan bulan Februari 2012 sampai dengan pertengahan bulan Mei Kegiatan magang ini meliputi seluruh kegiatan dan proses pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap yang dikerjakan oleh pihak pengelola baik secara lapangan maupun administratif. Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 3.2 Alat dan Bahan Kegiatan magang ini memerlukan alat-alat seperti perekam suara, kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan komputer. Bahan yang dibutuhkan adalah catatan, kuisioner, data aspek fisik-biofisik, sosial ekonomi dan pengelolaan. 3.3 Metodologi Fokus pencapaian kegiatan magang ini adalah mempelajari dan memberi rekomendasi pengelolaan lanskap kawasan rekreasi Ocean Ecopark Ancol. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan magang ini adalah sebagai berikut.

28 Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa penentuan lokasi yang sesuai dengan bidang arsitektur lanskap, pembuatan proposal, perizinan kegiatan magang pada pihak pengelola, serta pencarian informasi umum tentang kondisi saat ini di tempat magang Inventarisasi Kegiatan dalam proses inventarisasi adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada tapak dan wawancara terhadap pihak pengelola serta pengunjung kawasan rekreasi. Data sekunder dapat diperoleh dari studi literatur yang berasal dari buku-buku teks, brosur, internet, skripsi, dan tesis. Dalam proses inventarisasi juga dilakukan identifikasi terhadap manajemen kerja pengelolaan Ocean Ecopark melalui proses pengenalan kelembagaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang bersifat partisipasi aktif. Pengenalan kelembagaan ini bertujuan mengetahui dan memahami tujuan pembangunan dan pengelolaan Ocean Ecopark, melalui sejarah kawasan, struktur organisasi, dan prosedur pelaksanaan pengelolaan kawasan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan adalah keikutsertaan dalam seluruh kegiatan pengelolaan lanskap Ocean Ecopark, baik secara administrasi maupun operasional di lapang. Kegiatan ini bertujuan menambah pengetahuan manajerial dan pengalaman kerja praktis dalam bidang pengelolaan lanskap. Data yang dibutuhkan adalah berupa data yang berkaitan dengan aspek fisik/biofisik, teknis, manajerial, dan sosial ekonomi (Lampiran 1) Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan seluruh data yang diperoleh dari hasil inventarisasi dan observasi dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di kawasan magang. Untuk keperluan ini dilakukan analisis deskriptif, IPA, dan analisis SWOT.

29 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan penjabaran hasil pengamatan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui survei lapang, penyebaran kuisioner dengan purposive sampling, wawancara, dan studi pustaka Importance Performance Analysis (IPA) IPA dilakukan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja pengelola yang diharapkan oleh pengunjung. Terdapat 16 atribut yang dinilai oleh responden (Tabel 1). Hasil IPA ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar perumusan strategi pengelolaan untuk meningkatkan kepuasan pengunjung. Tabel 1. Atribut Penilaian Pengunjung No. Atribut 1. Kestrategisan lokasi 2. Kemudahan akses menuju lokasi 3. Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga 4. Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga 5. Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya 6. Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya 7. Kondisi sarana dan prasarana yang baik 8. Keberadaan satwa 9. Keberadaan pohon peneduh 10. Keberagaman tanaman 11. Kenyamanan area untuk berekreasi 12. Keindahan penataan taman 13. Kebersihan area rekreasi 14. Keamanan area rekreasi 15. Keramahan pelayanan 16. Kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya Melalui pengisian kuisioner dengan penyebaran purposive sampling kepada pengunjung, nilai-nilai kepentingan dan kinerja dapat diketahui. Kuisioner yang diisi oleh pengunjung dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai kepuasan pengunjung pada kuisioner menggambarkan kinerja pengelola. Penilaian nilai kepentingan dan kinerja menggunakan skor nilai dengan skala Likert. Skala Likert menunjukkan

30 13 tanggapan pengunjung terhadap atribut-atribut yang disebutkan dalam kuisioner. Pilihan pada skala Likert dibuat mulai dari prioritas rendah hingga prioritas tinggi. Skala tersebut terdiri dari tidak penting atau tidak puas, kurang penting atau kurang puas, cukup penting atau cukup puas, penting atau puas, dan sangat penting atau sangat puas (Supranto, 2001). Kelima penilaian tersebut memiliki bobot-bobot tersendiri (Tabel 2). Tabel 2. Bobot Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skala (Bobot) Kinerja (X) Kepentingan (Y) 1 Tidak puas Tidak penting 2 Kurang puas Kurang penting 3 Cukup puas Cukup penting 4 Puas Penting 5 Sangat puas Sangat penting Skor dengan menggunakan skala Likert digambarkan pada diagram kartesius, tingkat kepuasan yang menggambarkan kinerja pengelola digambarkan dengan Sumbu X (garis mendatar) dan tingkat kepentingan digambarkan dengan Sumbu Y (garis tegak). Perhitungan untuk mengetahui skor sumbu X dan Y pada masing-masing atribut yang pada kuisioner adalah sebagai berikut, X X i dan n Y Y i n X i = skor rataan tingkat kinerja (tingkat kepuasan atribut dalam Lampiran 2), Y i = skor rataan tingkat kepentingan (tingkat kepentingan atribut dalam Lampiran 2) n = jumlah responden. Setelah didapatkan X i dan Y i dibuat diagram kartesius. Diagram kartesius membentuk empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X dan Y. Titik X dan Y dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut, X n k X i 1 dan Y n i 1 k Y

31 14 Keterangan : X = skor rata-rata dari tingkat pelaksanaan kinerja seluruh atribut, Y = skor rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh atribut, k = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Menurut Wong et al. (2011), keempat kuadran yang terbentuk oleh diagram kartesius menggambarkan keadaan yang berbeda-beda (Gambar 3), sebagai berikut: Sumber: Wong et al. (2011) Gambar 3. Diagram Kuadran IPA 1. Kuadran I (Prioritas Utama), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan diatas rata-rata, tetapi kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola karena tingkat kinerja dibawah rata-rata, sehingga tingkat kepuasaan pengunjung rendah; 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan yang dinilai oleh pengunjung diatas rata-rata dan dilaksanakan pengelola dengan baik, dengan tingkat kinerja juga diatas rata-rata sehingga tingkat kepuasan pengunjung tinggi; 3. Kuadran III (Prioritas Rendah), kuadran ini menunjukkan atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa; 4. Kuadran IV (Terlalu Berlebihan), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut yang tidak begitu penting oleh pengunjung tetapi dilaksanakan sangat baik oleh manajemen sebagai sesuatu sangat berlebihan.

32 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap Ecopark Taman Impian Jaya Ancol dengan menganalisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktorfaktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian peringkat. Dalam merumuskan strategi dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal. Perumusan faktor internal dan eksternal berdasarkan hasil diskusi dengan pihak yang sangat memahami kondisi Ocean Ecopark secara internal maupun eksternal, serta hasil kuisioner pengunjung menggunakan metode IPA. Setelah merumuskan faktor internal dan eksternal, pemberian bobot dan peringkat dilakukan oleh tiga responden,yaitu dua responden internal dan satu responden eksternal, ketiganya merupakan responden yang paham mengenai Ocean Ecopark (Lampiran 3). Pada analisis SWOT, faktor internal akan dirumuskan dalam matriks yang dikenal dengan sebutan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan faktor eksternal dirumuskan dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut. 1. Pembuatan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi faktor internal ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori kekuatan dan kelemahan (David, 2011). Matriks IFE membantu perusahaan untuk menganalisis dan mengatur faktor-faktor strategi internal. Menurut David (2011), dalam membuat matriks IFE terdapat lima langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: a. Langkah kesatu, mengindentifikasi dan mendaftar setiap faktor yang menjadi kelemahan dan kekuatan bagi perusahaan. b. Langkah kedua, memberi bobot pada setiap faktor yang telah ditentukan. Bobot yang diberikan berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat

33 16 penting). Jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0. Menurut David (2011), Bobot mengindikasikan pentingnya suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Pengolahan data untuk mengetahui bobot dari setiap faktor strategis dilakukan dengan menggunakan teknik Delphi mengingat responden yang digunakan berjumlah lebih dari satu orang. Perhitungan bobot dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penetuan Bobot Faktor Internal Faktor Tingkat Kepentigan Internal S1 S2 Sn W1 W2 Wn Jumlah Responden Rata-rata Bobot Jumlah rata-rata 1,00 Sumber: Rosa (2003) c. Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor, dengan 1 kelemahan utama, 2 kelemahan minor, 3 kekuatan minor, dan 4 kekuatan utama. Kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Pada Tabel 4, peringkat adalah nilai ratarata dari tingkat kepentingan. Tabel 4. Penentuan Peringkat Faktor Internal Faktor Tingkat Kepentingan Jumlah Responden Peringkat Internal S1 S1 Sn W1 W2 Wn Sumber: Rosa (2003) d. Langkah keempat, menentukan skor bobot masing-masing faktor dengan cara mengalikan bobot pada tiap faktor dengan peringkatnya. Perhitungan ini dibuat dalam matriks IFE (Tabel 5).

34 17 Tabel 5. Matriks IFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Bobot S1 S2 Sn W1 W2 Wn Total Sumber: David (2011) e. Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot maksimal adalah 4,0 dan skor bobot minimal adalah 1,0, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 menandakan bahwa perusahaan lemah secara internal, sedangkan skor di atas 2,5 menandakan bahwa perusaahaan kuat secara internal. 2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori peluang dan ancaman (David, 2011). Secara umum, tahapan kerja pada matriks EFE sama dengan matriks IFE, yaitu sebagai berikut. a. Langkah kesatu, mengidentifikasi dan mendaftar faktor yang menjadi ancaman dan peluang yang mempengaruhi perusahaan. b. Langkah kedua, menentukan bobot pada setiap faktor eksternal mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Pengolahan bobot menggunakan menggunakan teknik Delphi. Perhitungan bobot dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Eksternal Faktor Eksternal O1 O2 On T1 T2 Tn Tingkat Kepentigan Jumlah Responden Rata-rata Bobot Jumlah rata-rata 1,00 Sumber: Rosa (2003)

35 18 c. Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja perusahaan dalam merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh. Peringkat 1 menandakan bahwa respon perusahaan di bawah rata-rata, Peringkat 2 menandakan bahwa respon perusahaan rata-rata, Peringkat 3 menandakan bahwa respon perusahaan di atas rata-rata, dan Peringkat 4 menandakan bahwa respon perusahaan sangat bagus. Baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1,2,3, atau 4. Perhitungan peringkat dapat dilihat pada Tabel 7. Peringkat merupakan nilai rata-rata tingkat kepentingan. Tabel 7. Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Faktor Tingkat Kepentingan Eksternal O1 O2 On T1 T2 Tn Sumber: Rosa (2003) Jumlah Responden Peringkat d. Langkah keempat, mengalikan bobot dengan peringkat setiap faktor untuk mendapatkan skor bobot. Perhitungan ini dibuat dalam matriks EFE (Tabel 8). Tabel 8. Matriks EFE Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor Bobot O1 O2 On T1 T2 Tn Total Sumber: David (2011)

36 19 e. Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot tiap faktor untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot total tertinggi yang mungkin didapatkan adalah 4,0 sedangkan skor bobot terendah yang mungkin didapatkan adalah 1,0. Semakin tinggi skor bobot total yang didapatkan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman yang ada dengan baik, perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman yang ada. 3. Pencocokan (Matriks Internal-Eksternal) Tahapan pencocokan dilakukan untuk mengetahui strategi mana yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan. Dari skor pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui Matriks Internal- Eksternal (IE) yang dibagi kuadran-kuadran yang masing-masing kuadran tersebut menggmabarkan implikasi strategi yang berbeda-beda. Sumbu X pada matriks IE menggambarkan skor bobot IFE dan skor bobot EFE digambarkan pada Sumbu Y (Gambar 4). Sumber: David (2011) Gambar 4. Formulir Matriks IE Menurut David (2011), matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. a. Grow and build strategy (Kuadran I, II, dan IV) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang bersifat intensif dan agresif. b. Hold and maintain strategy (Kuadran III, V, dan VII) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

37 20 c. Harvest and divest strategy (Kuadran VI, VIII, dan IX) Fokus strategi ini adalah perlunya manajemen biaya yang agresif saat biaya peremajaan bisnis untuk merevitalisasi bisnis tergolong rendah. 4. Penentuan Alternatif Strategi Pemilihan alternatif strategi berfokus terhadap kuadran yang didapatkan. Fokus strategi tersebut tentunya akan dikembangkan agar didapatkan suatu alternatif strategi manajemen lanskap yang dapat meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang kemudian digambarkan dengan matriks SWOT (Tabel 9). Matriks SWOT memiliki empat alternatif strategi (David, 2011). Keempat strategi tersebut adalah sebagai berikut. a. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. b. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. c. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. d. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Tabel 9. Formulir Matriks SWOT Internal Eksternal Opportunities Threats Strenghts Memanfaatkan kekuatan untuk menarik keuntungan dari peluang Menggunakan kekuatan untuk mengurangi ancaman Weaknesses Memperbaiki kelemahan dengan cara mengambil keuntungan dari peluang Taktik defensif untuk mengurangi kelemahan, dan menghindari ancaman Sumber: David (2011)

38 21 5. Pemeringkatan Alternatif Strategi Penentuan prioritas dilakukan kepada beberapa alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT. Jumlah dari skor pembobotan yang menentukan peringkat dari setiap strategi. Peringkat diurut berdasarkan skor tertinggi sampai yang terendah (Tabel 10). Urutan peringkat tersebut menunjukkan urutan alternative strategi pengelolaan yang direkomendasikan. Tabel 10. Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Peringkat SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati (2010) Sintesis Sintesis merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan. Sintesis bertujuan untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga didapatkan suatu rekomendasi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan.

39 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Gambaran kondisi umum Ocean Ecopark meliputi beberapa aspek, yaitu sejarah pembangunannya, letak dan aksesibilitasnya, luas dan batas kawasan, iklim, hidrologi, topografi dan tanah, vegetasi, satwa, sosial dan ekonomi, sarana dan prasarana, serta wahana rekreasi dan olahraga Sejarah Taman Impian Jaya Ancol Ancol adalah sebuah kawasan rekreasi yang telah berdiri sejak abad ke-17. Pada saat itu keindahan pantainya sangat mempesona berbagai kalangan. Namun, hal tersebut sirna saat Sungai Ciliwung meluap dan menumpahkan lumpurnya. Ancol pun berubah menjadi rawa-rawa yang kotor, kumuh, dan berlumpur. Setelah masa kemerdekaan, melalui keputusan Presiden Soekarno pada akhir Desember 1965 diperintahlah Gubernur DKI Jakarta, Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, untuk melaksanakan proyek pembangunan Taman Impian Jaya Ancol. Pembangunan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol baru terlaksana saat masa jabatan Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pemikiran Ali Sadikin saat itu, Jakarta harus memiliki dua pencapaian utama. Pencapaian pertama adalah Ancol yang harus dapat menjadi kawasan rekreasi yang dapat mengayomi rakyatnya dari sejak lahir hingga meninggal dan harus dapat memfasilitasi semua kebutuhan rakyat sekarang dan akan datang. Pencapaian kedua adalah Ancol yang harus dapat menjadi tempat rekreasi yang representatif dan mewah untuk kota Jakarta. Ali Sadikin pun bertemu dengan Ir. Ciputra yang dapat memberikan masukan dan ide-ide untuk pembangunan kawasan rekreasi yang diinginkan oleh Ali Sadikin. Pada awal pembangunan, Ancol yang masih berupa rawa-rawa direklamasi dan dijadikan jalur hijau sebagai tempat rekreasi. Taman Impian Jaya Ancol pun berdiri pada tahun Sejak awal berdiri, Taman Impian Jaya Ancol ditujukan

40 23 sebagai kawasan wisata terpadu oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksanaan Pembangunan (BPP) Proyek Ancol. Pembangunan proyek Ancol ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat. Bisnis rekreasi Ancol diawali dengan membuat saung-saung di pinggir pantai. Semua diawali dengan sederhana, tetapi mendapat respon yang baik dari masyarakat Jakarta. Status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol pun berubah menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol pada tahun Ancol merupakan proyek kerja sama antara pemerintah dan swasta. Taman Impian Jaya Ancol berdiri di atas lahan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kemudian dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol. Pada awal Taman Impian Jaya Ancol berdiri, sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992, persentase kepemilikan saham masing-masing adalah Pemda DKI Jakarta sebesar 80% dan PT Pembangunan Jaya sebesar 20%. Namun, pada 2 Juli 2004, Ancol melakukan go public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. dengan persentase kepemilikan saham masing-masing Pemda DKI Jakarta sebesar 72%, PT Pembangunan Jaya sebesar 18%, dan masyarakat sebesar 10%. Langkah go public ini dilakukan untuk menciptakan Good & Clean Governance yang akan memacu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan. Pada 10 Juli 2005 PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. juga melakukan upaya repositioning dengan diluncurkannya logo baru untuk memacu semangat dan budaya perusahaan secara keseluruhan Letak dan Aksesibilitas Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara. Ocean Ecopark berada di dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Taman Impian Jaya Ancol ini memiliki enam pintu gerbang, yaitu 1. Pintu Gerbang Barat atau Pintu Gerbang Utama (PGU), 2. Pintu Gerbang Timur,

41 24 3. Pintu Gerbang Carnaval, 4. Pintu Gerbang Selatan, 5. Pintu Gerbang Marina, dan 6. Pintu Gerbang Transjakarta. PGU, Pintu Gerbang Timur, dan Pintu Gerbang Carnaval adalah pintu gerbang yang buka 24 jam setiap harinya yaitu Senin sampai dengan Minggu. Ketiga pintu tersebut diperuntukkan bagi kendaraan baik motor maupun mobil, pejalan kaki, dan rombongan. PGU hanya digunakan untuk akses masuk saja sedangkan untuk Pintu Gerbang Timur dan Pintu Gerbang Carnaval dapat digunakan sebagai akses keluar masuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Pintu Gerbang Selatan buka setiap hari dari pukul Pintu gerbang ini diperuntukkan untuk pejalan kaki saja, tetapi saat hari libur Sabtu dan Minggu, pintu gerbang ini juga digunakan untuk akses keluar kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat dan saat hari besar nasional, pintu ini dapat digunakan untuk pintu masuk kendaraan bermotor. Pintu Gerbang Marina buka setiap hari dari pukul Pintu ini diperuntukan untuk akses keluar masuk kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Pintu Gerbang Transjakarta merupakan pintu gerbang untuk pengunjung yang ingin menggunakan kendaraan umum. Untuk mengakses kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, pengunjung dapat menggunakan Transjakarta Busway Koridor V jurusan PGC-Ancol atau Koridor VII dengan jurusan Kampung Melayu- Ancol. Kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol ini dapat diakses melalui Jalan Tol dengan exit Ancol yang berdekatan dengan Pintu Gerbang Timur dan Jalan Tol dengan exit Lodan yang berdekatan dengan PGU. Selain melalui jalan tol, kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol ini dapat diakses melalui Jalan Martadinata. Dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Pengunjung dapat mengakses Ocean Ecopark melalui empat gerbang utama, yaitu gerbang Ecoenergy yang berdekatan dengan gerbang barat Taman Impian Jaya Ancol,

42 25 gerbang Ecocare berada di dekat pintu masuk Dunia Fantasi, gerbang Econature dapat diakses melalui area Pasar Seni, dan gerbang Ecoart yang berada dekat Ecovention dan lapangan parkir Ocean Ecopark Luas dan Batas Kawasan Ocean Ecopark merupakan taman yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 34 hektar. Di atas lahan seluas ini dibangun berbagai macam wahana rekreasi dan edukasi, fasilitas untuk berolahraga, serta fasilitas yang yang mengakomodasi kebutuhan pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi lainnya. Seluruh fasilitas, sarana, dan prasarana yang menunjang kegiatan tersebut dibangun dan diatur dengan pembagian luasan yang berbeda-beda. Pembagian luasan Ocean Ecopark dapat dilihat secara terperinci dan jelas pada Tabel 11. Tabel 11. Pembagian Luasan Ocean Ecopark No. Jenis Area Luas (m 2 ) 1. Kanal 37, Danau 15, Pedestrian 14, Jalur Sepeda 5, EcoLearning Farm 2, Fantastique 2, Toilet barat dan Musholla Toilet Timur Power House Ecovention 6, Parkir 26, Paintball 11, Area Hijau 215,381 Total Area 338,290 Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) Ocean Ecopark ini memiliki batas wilayah sebelah utara yaitu Hotel Mercure, batas selatan yaitu Kali Ancol, batas barat yaitu Dunia Fantasi, dan batas timur yaitu Atlantis Iklim Ocean Ecopark terletak di sisi utara kota Jakarta yang merupakan daerah pantai beriklim panas. Diukur dari stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta

43 26 dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan laut, daerah ini memiliki suhu ratarata sebesar 28,4 o C, suhu mimimum pada bulan Februari 27 o C dan suhu maksimum pada bulan Oktober 29 o C. Curah hujan rata-rata adalah 159,98 mm/bulan, curah hujan maksimum 387,33 mm/bulan pada bulan Februari dan curah hujan minimum 43,6 mm/bulan pada bulan Agustus. Kelembaban udara rata-rata adalah 74,59%, penyinaran matahari rata-rata adalah 57,89%, dan kecepatan angin rata-rata adalah 5 km/jam (Tabel 12). Tabel 12. Data Iklim Rata-rata Tahun Bulan Suhu Udara ( o C) Curah Hujan (mm/bulan) Kelembaban Udara (%) Penyinaran Matahari (%) Kecepatan Angin (km/jam) Januari 28,27 316,32 77,73 41,23 5,03 Februari 27, ,07 7,50 Maret 28,03 204,23 76,68 50,77 5,18 April 28,63 154,37 76,23 60,65 4,77 Mei 28,82 134,93 75,33 61,50 4,50 Juni 28,32 76,93 74,00 54,67 4,50 Juli 28,70 62,55 71,33 68,67 4,50 Agustus 28,65 43,60 69,75 84,42 4,57 September 28,75 92,37 70,07 82,00 5,00 Oktober 28,95 116,05 71,83 68,50 4,50 November 28,67 119,53 74,03 53,30 4,50 Desember 28,08 211,57 77,58 31,92 5,50 Rata-rata 28,41 159,98 74,59 57,89 5,00 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta (2012) Ocean Ecopark yang terletak di pinggir pantai yang merupakan daerah yang rawan akan banjir baik karena naiknya air pasang laut ataupun banjir yang disebabkan oleh adanya dua banjir kanal yang ada di dekat wilayah rekreasi ini. Selain itu, iklim pada daerah ini tergolong cukup kering dan panas sehingga diperlukan vegetasi peneduh yang banyak agar pengunjung merasa nyaman. Oleh karena itu, diperlukan perawatan yang ekstra pada area hijau yang ada Hidrologi Ocean Ecopark memiliki tiga sumber air, yaitu PAM, kanal, dan RO (reverse osmosis). Ketiga sumber ini memiliki kegunaan yang berbeda untuk Ocean Ecopark. PT PAM JAYA menjadi sumber air untuk penggunaan manusia

44 27 secara langsung. Perusahaan ini merupakan penyedia air bersih layak pakai untuk masyarakat. Pembangunan kanal di Ocean Ecopark sebesar 20% dari luas Ocean Ecopark bertujuan meningkatkan kemampuan water management yang mampu mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi. Selain itu, kanal ini juga berfungsi sebagai habitat ikan dan menjadi sumber air bagi kehidupan satwa lain serta tanaman yang berada pada pulau besar yang berada di tengah-tengah Ocean Ecopark. Sumber air kanal berasal dari air resapan tanah dan hujan. Letak Ocean Ecopark yang berdekatan dengan laut membuat air pada kanal bersifat payau karena tercampurnya air tawar dengan air laut yang asin. Pada musim kemarau, ketinggian air mengalami penurunan, saat itulah dua saluran inlet akan dibuka agar air pada kanal tidak mengalami kekeringan. Air tersebut berasal dari tiga sumber yang berbeda. Ketiga sumber tersebut adalah Kali Ancol, air limbah kolam renang yang masih layak pakai, dan air hujan. Ketiga sumber tersebut mengalami proses penyaringan dan penetralan ph terlebih dahulu agar tidak berbahaya. Pada musim hujan, ketinggian air akan melebihi kapasitas, sehingga pembuangan air akan dilakukan melalui tiga saluran outlet menuju ke Kali Ancol. Selain PAM dan kanal, sumber air Ocean Ecopark juga berasal dari RO. RO adalah tempat produksi air bersih yang didirikan oleh Taman Impian Jaya Ancol. Air bersih ini berasal dari air laut yang kemudian diolah dengan teknologi reverse osmosis. Penyulingan air laut menjadi bersih ini merupakan inovasi sebagai langkah mengantisipasi krisis air yang sering terjadi. Air RO ini digunakan untuk penyiraman tanaman di beberapa wilayah di Ocean Ecopark. Namun, karena sulitnya birokrasi, penggunaan air RO ini bukan menjadi sumber utama air untuk Ocean Ecopark Topografi dan Tanah Pada awal pembangunan Taman Impian Jaya Ancol, Ocean Ecopark dahulunya merupakan sebuah lapangan golf. Namun, pada tahun 2009 lapang golf ditutup dan dibangun menjadi Ocean Ecopark pada awal tahun Ocean Ecopark tidak mengalami banyak perubahan kontur dalam proses

45 28 pembangunannya. Konturnya tetap bergemlobang mengikuti topografi awal lapangan golf. Saat pembangunan Ocean Ecopark berlangsung proses cut and fill dilakukan pada beberapa titik untuk pembuatan kanal. Tanah Ocean Ecopark merupakan tanah lumpur yang berasal dari proses cut and fill pembuatan kanal. Tanah lumpur ini sifatnya keras, tidak subur, dan mengandung kadar garam karena berdekatan dengan laut sehingga pada kondisi ini tidak ada tanaman yang bertahan hidup. Untuk menyiasati hal tersebut, bagian yang akan dijadikan untuk taman diurug dengan tanah merah super setinggi cm. Tanah merah super ini subur sehingga tanaman dapat tumbuh Vegetasi Ocean Ecopark merupakan kawasan rekreasi yang didominasi oleh elemen lunak. Vegetasi merupakan salah satu elemen lunak yang dijual di dalam kawasan rekreasi ini. Ocean Ecopark menawarkan kenyamanan dan kesejukan yang diperoleh melalui banyaknya vegetasi yang ditanam. Jenis vegetasi yang ada di Ocean Ecopark saat ini diodominasi oleh pepohonan dan rumput. Semak, perdu, dan tanaman air berfungsi sebagai aksen pada zona-zona tertentu. Vegetasi di Ocean Ecopark ditanam berdasarkan konsep tiap kawasan yang berbeda-beda. Ocean Ecopark memiliki vegetasi eksisting sebelum adanya pembangunan tempat rekreasi ini, vegetasi tersebut adalah Accasia mangium, Barringtonia asiatica, Cocos nucifera, Khaya senegalensis, Kigelia pinnata, Melia azaderach, Parkia speciosa, Pritchardia pacifica, Sterculia foetida, dan Terminalia catappa. Salah satu pohon yang dibudidayakan di Ocean Ecopark adalah ebony (Diospyros celebica) atau lebih dikenal dengan sebutan Kayu Hitam Sulawesi. Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas baik. Berwarna cokelat gelap, kehitaman, atau hitam belang-belang kemerahan. Saat ini, Ocean Ecopark sedang dalam masa pengembangan sehingga nantinya kawasan rekreasi ini akan memiliki jenis vegetasi yang semakin beragam. Selain itu, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini tergolong baru sehingga masih banyak pohon yang belum tumbuh besar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut prediksi pihak pengelola, diharapkan kurang lebih 5 tahun

46 29 lagi, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini sudah tumbuh besar dan kawasan rekreasi ini menjadi teduh dan nyaman untuk pengunjung. Jenis data vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Pengelola Ocean Ecopark menargetkan untuk menanam pohon dalam setiap satu hektar. Jadi, untuk ke depannya Ocean Ecopark yang memiliki luas sekitar 34 hektar akan memiliki pohon lebih dari pohon. Saat ini, Ocean Ecopark masih berusaha untuk mencapai target yang telah ditentukan Satwa Ocean Ecopark Ancol memiliki satwa yang dipelihara dan dibudidayakan seperti siamang, rusa, kasuari, burung merpati, burung pelikan, kambing, angsa, kelinci, ikan koi, ikan mujaer, ikan nila merah, dan ikan mas (Tabel 13). Satwa yang tidak dibudidayakan dan tidak dipelihara secara sengaja, diantaranya, adalah burung kutilang, burung gereja, kucing, anjing, dan monyet. Anjing liar dan monyet adalah hewan yang menjadi perusak atau pengganggu hasil pemeliharaan yang telah dikerjakan di Ocean Ecopark Ancol Tabel 13. Jumlah satwa yang dipelihara oleh Ocean Ecopark Ancol No. Nama Binatang Jumlah Binatang (ekor) Rusa Tutul Rusa Sambar Rusa Bawean Rusa Timur Leste Kasuari Angsa Merpati Siamang Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) ± Sosial Ekonomi Pengunjung Ocean Ecopark sangat beragam, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia. Keberagaman ini dikarenakan Ocean Ecopark menyediakan sarana rekreasi yang menunjang segala umur. Tidak hanya sekedar

47 30 rekreasi hiburan saja, sarana edukasi pun disediakan untuk para pengunjung Ocean Ecopark. Dilihat dari tingkat sosial, pengunjung Ocean Ecopark Ancol berasal dari kalangan menengah ke atas. Umumnya, pengunjung kalangan menengah ke atas ini adalah penghuni apartemen dan perumah elite yang berada di sekitar kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Keberagaman tingkat sosial pengungjung Ocean Ecopark terjadi karena kawasan rekreasi ini tidak mengenakan tarif masuk. Pengunjung hanya membayar tarif masuk gerbang utama kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol yaitu sebesar Rp ,00 per orang, Rp ,00 per motor, dan Rp ,00 per mobil (Pengelola Taman Impian Jaya Ancol, 2012). Jam operasional Ocean Ecopark pada hari Senin-Jumat adalah pukul , sedangkan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur nasional adalah pukul Ocean Ecopark Ancol merupakan wahana baru yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2011, sehingga jumlah pengunjung yang datang pun masih mengalami naik dan turun tiap bulannya (Gambar 5). Pada bulan Januari 2012, jumlah pengunjung Ocean Ecopark cukup tinggi. Hal ini disebabkan, pada bulan Januari terdapat perayaan Tahun Baru dan Liburan Sekolah. Lonjakkan kunjungan biasanya terjadi saat ada hari libur nasional, libur sekolah, dan hari libur Sabtu dan Minggu. Jumlah Pengunjung (org) (Sumber: Pengelola Ocean Ecopark, 2012) Gambar 5. Jumlah Pengunjung Ocean Ecopark pada Bulan Januari-April tahun 2012

48 31 Pada tahun 2012, pengelola Ocean Ecopark menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 8-9 juta orang. Untuk mencapai target tersebut tentunya diperlukan inovasi terhadap program rekreasi yang ada sehingga dapat menarik minat pengunjung. Saat ini, Ocean Ecopark masih melakukan promosi kepada masyarakat agar kawasan rekreasi ini makin banyak dikunjungi dan dikenal sehingga dapat mencapai target yang diinginkan Sarana dan Prasarana Suatu area rekreasi harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan terawat agar dapat mengakomodasi kegiatan pengunjung. Hampir seluruh sarana dan prasarana yang ada di Ocean Ecopark memiliki kondisi yang baik karena perawatannya yang baik dan masih tergolong baru (Tabel 14). Tabel 14. Sarana dan Prasarana di Ocean Ecopark No. Jenis Jumlah Kondisi Fungsi Keterangan 1. Pedestrian dan 14,939 m2 Baik Sebagai sarana untuk jogging track Lebar rata- pengunjung yang ingin rata 3-6 m 2. Trek sepeda 5,254 m2 Lebar ratarata 2,5 m Baik berjalan kaki atau jogging Sebagai jalur untuk pengunjung yang ingin berolahraga dengan menggunakan sepeda 3. Bangku Taman 30 buah Baik Untuk pengunjung yang ingin beristirahat sejenak 4. Shelter 7 buah Baik Tempat duduk beratap yang dapat digunakan untuk beristirahat 5. Aula 1 buah Baik Bangunan dengan atap sirap yang dapat digunakan untuk acara-acara tertentu 6. Musholla 3 buah Baik Sebagai tempat beribadah 7. Toilet 33 buah (pria dan wanita) Baik 8. Tempat Sampah Cukup umat muslim Sebagai tempat keperluan sanitasi pengunjung Sebagai sarana kebersihan Baik 9. Kios 7 buah Baik Untuk menjual segala kebutuhan pengunjung seperti souvenir, makanan, dan minuman 10. Signange - Kurang Baik Untuk memberikan informasi lokasi bagi pengunjung 11. Menara Pandang 8 buah Baik Bangunan untuk melihat wilayah sekitar dengan Wahana EcoLearning Farm

49 32 Tabel 14 (Lanjutan) posisi yang lebih tinggi 12. Kapal 4 buah Baik Untuk mengelilingi Ocean Ecopark melalui kanal 13. Club House 1 buah Baik Tempat untuk melakukan rapat atau pertemuanpertemuan lainnya yang bersifat ekslusif dan terbatas 14. Lawn - Baik Lapangan terbuka untuk mengadakan gathering atau kegiatan piknik lainnya 15. Plaza 4 buah Baik Sebagai tempat meeting point 16. Tribun 1 buah Tempat untuk menyaksikan ±1500 pertunjukkan Fantastique pengunjung 17. Buggy Golf - Baik Untuk mengelilingi Ocean Ecopark dengan menggunakan kendaraan listrik 18. Area Parkir 800 mobil 200 motor Baik Tempat yang aman dan tertib untuk memberhentikan kendaraan 19. Ecovention 6,372 m 2 Baik Merupakan Exhibition Hall kegiatan MICE Wahana Eco Cruiser Wahana Fantastique (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) Sebagian besar sarana dan prasarana dalam kondisi yang baik. Hal ini terjadi karena perawatannya yang diberikan cukup baik dan umur sarana dan prasarana yang masih tergolong baru. Namun, beberapa sarana dan prasarana dirasa masih kurang jumlahnya dan terdapat pula sarana dan prasarana yang dalam kondisi kurang baik seperti signage dan tempat sampah. Signage yang ada di Ocean Ecopark tidak dalam kondisi yang baik. Signage yang berbahan dasar kayu dengan tulisan timbul yang ditempel pada kayu tersebut dirasa tidak cocok dengan kondisi Ocean Ecopark. Hampir semua tempelan tulisan yang ada pada signage terlepas dari kayu (Gambar 6), hal ini disebabkan oleh kurang rekatnya tulisan tersebut atau juga karena adanya tangan-tangan usil yang mencoba melepas tulisan tersebut. Saat ini, baru beberapa signage yang diperbaiki. Tulisan pada signage dibuat menjadi pahatan agar lebih awet. Selain itu, kondisi beberapa tempat sampah di Ocean Ecopark sudah rusak, hal ini disebabkan oleh kesalahan desain awal tempat sampah yang kurang sesuai.

50 33 Gambar 6. Kondisi Signage yang Rusak Wahana Rekreasi dan Olahraga Ocean Ecopark memiliki enam wahana yang dapat dinikmati oleh pengunjung setiap harinya. Target pasar utama Ocean Ecopark adalah keluarga dan pelajar. Seluruh wahana yang ada dapat dinikmati oleh segala usia. Wahanawahana tersebut adalah Ecolearning Farm, Fantastique, Outbondholic, Paintball, Fun Boat Cruiser, dan Commuter area (Ecobike, Segway, dan Ecotricke). Selain itu, wahana-wahana ini merupakan kegiatan rekreasi yang saat ini sudah sulit ditemui di kota Jakarta sehingga daya tarik dan minat pengunjung tergolong tinggi. Berikut adalah penjabaran tiap masing-masing wahana rekreasi dan olahraga yang dimiliki oleh Ocean Ecopark Ecolearning Farm Ecolearning Farm merupakan wahana rekreasi yang bertujuan memberikan pendidikan tentang pertanian dan peternakan organik. Konsep pengembangan Ecolearning Farm adalah pemanfaatan material alam sebagai sumber pengelolaan pertanian dan peternakan untuk mendapatkan hasil yang baik, tetapi tetap menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak lingkungan. Sasaran utama dari wahana ini adalah pelajar dari tingkat playgroup sampai dengan SMA dan keluarga. Area Ecolearning Farm ini dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 2 hektar yang didesain seperti pertanian dan peternakan mini, didalamnya terdapat beberapa bed yang ditanami berbagai macam sayuran, buah-buahan, tanaman obat, bumbu dapur serta beberapa kandang hewan ternak seperti kelinci, bebek, dan kambing. Suasananya pun dibuat sealami mungkin, bangunan-bangunan

51 34 menggunakan atap sirap dan tembok bangunan pun tidak dicat agar terlihat lebih alami. Ecolearning Farm terdiri dari dua kegiatan, yaitu praktik langsung dan pemberian materi. Peserta mendapatkan materi tentang bercocok tanam yang baik terlebih dahulu sebelum melakukan praktik langsung. Materi ini dikemas dengan menarik seperti melalui games. Kegiatan-kegiatannya seperti bercocok tanam dari proses awal pembuatan media tanam sampai praktik perawatan tanaman, pemberian makan pada kelinci dan kambing, pembuatan kompos, pembuatan telur asin, dan pemanenan sayuran (Gambar 7). Gambar 7. Kegiatan Panen di Ecolearning Farm Selain kegiatan utama, peserta dapat memilih kegiatan tambahan. Kegiatan tambahan yang dapat dipilih oleh peserta adalah menyusuri kanal, memberi makan rusa, burung pelikan, dan burung kasuari dengan menggunakan Fun Boat Cruiser, belajar membuat keramik, ataupun bermain outbond di Outbondholic. Seluruh kegiatan ini berlangsung selama 1,5 jam 2,5 jam dan dibimbing oleh tutor-tutor yang telah terlatih. Selama kegiatan berlangsung, peserta diberi pinjaman caping (Gambar 8) dan sepatu boots, tujuannya agar sensasi bertani lebih terasa dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan pengalaman baru yang jauh dari kehidupan kota. Ecolearning Farm merupakan wahana unggulan dari Ocean Ecopark. Pengelola tentunya harus terus mengembangkan wahana ini agar semakin menarik

52 35 karena wahana ini memiliki prospek yang baik untuk kedepannya melihat respon pengunjung yang cukup baik. Gambar 8. Bercocok Tanam dengan Menggunakan Caping Fantastique Fantastique merupakan wahana pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyajikan pertunjukan drama musikal dan animasi dengan permainan laser, water fountain, dan 3D video mapping (Gambar 9). Dahulu, pertunjukan seperti ini hanya terdapat di luar negeri saja, tetapi sejak tahun 2011 pertunjukan ini dapat disaksikan di Ocean Ecopark. Gambar 9. Pertunjukan Fantastique Fantastique ini mengangkat cerita rakyat yaitu Timun Mas yang bertujuan agar generasi sekarang tidak melupakan cerita rakyat yang sangat terkenal ini. Wahana ini dapat dinikmati oleh segala tingkatan usia. Pertunjukan Fantastique hanya diadakan satu kali setiap harinya, yaitu pukul WIB dan berlangsung

53 36 selama 30 menit. Bangunan pertunjukan dapat menampung kurang lebih penonton Outbondholic Outbondholic dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. Desain area wahana outbond ini sangat mendukung kegiatan yang bersifat petualangan memacu adrenalin. Outbondholic ini memiliki dua sirkuit, yaitu sirkuit anak anak usia 6-12 tahun dan sirkuit remaja dan dewasa usia 12 tahun ke atas (Gambar 10). (a) (b) Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) Gambar 10. (a) Peta Outbondholic Area Anak-anak dan (b) Peta Outbond Holic Area Dewasa

54 37 Setiap sirkuit memiliki empat zona, yaitu zona hijau, zona biru, zona merah, dan zona hitam. Zona-zona tersebut dibedakan berdasarkan tingkat kesulitannya. Setiap zona memiliki 7-8 tantangan yang harus dilewati. Selain keempat zona yang disebutkan, Outbondholic memiliki sirkuit special yang hanya terdapat di sirkuit remaja dan dewasa, yaitu zona coklat. Zona coklat X-Track ini memiliki kesulitan tertinggi di antara zona-zona yang lainnya. Tantangan terberatnya adalah pada saat pemain diharuskan melompat dari ketinggian 15 meter untuk menyelesaikan permainan. Selain itu, terdapat produk unggulan lainnya, yaitu flying fox sepanjang 480 meter diatas ketinggian sekitar 7 lantai gedung bertingkat (Gambar 11). Kapasitas pemain untuk sirkuit remaja dan dewasa adalah 35 orang/jam sedangkan untuk sirkuit anak-anak adalah 60 orang/jam. Gambar 11. Salah Satu Trek pada Sirkuit Dewasa Permainan yang menguji keberanian ini memiliki keamanan yang sangat terjamin. Pengelola selalu mengadakan pengecekan rutin terhadap peralatan safety yang ada dan menggantinya secara rutin pula. Selain itu, pengecekan juga dilakukan pada pohon-pohon besar yang terdapat di area agar rantingnya tidak melukai atau menggangu pemain saat bermain. Outbondholic ini dilengkapi dengan fasilitas seperti kamar ganti, kamar bilas, saung-saung, serta restoran

55 Paintball Ocean Ecopark memiliki wahana paintball dengan tiga zona berbeda, yaitu Zona Battle Savanna, Zona Battle Village, Zona Batlle Field. Ketiga zona ini memiliki desain yang berbeda-beda. Battle Savanna merupakan zona pertempuran dengan hamparan rumput dan barikade tempur yang berupa gundukan rumput. Sensasi sebagai seorang tentara sangat terasa dengan adanya barikade-barikade rumput, semak, mobil pick up, potongan kayu, dan ban traktor yang disediakan untuk tempat bersembunyi dari serangan lawan. Battle Village merupakan zona pertempuran yang didesain semirip mungkin dengan area perkampungan yang telah menjadi reruntuhan karena perang. Area ini dipenuhi dengan rimbunan pohon dan barikade yang dibuat menyerupai dinding bangunan yang runtuh, bunker pasir, drum bekas, tumpukan kayu, serta kolam alami sehingga para petempur bisa merasakan sensasi tempur luar biasa terhadap lawan. Di zona ini perang-perangan lebih menekankan kepada taktik perang dan tim tempur yang solid. Battle Field memiliki area pertempuran yang didesain di atas hamparan rumput yang memiliki benteng tempur setinggi 2 meter. Sensasi peperangan di area ini sangat berbeda dengan di zona-zona sebelumnya karena di area ini mempunyai karakter lahan unik dengan properti barikade yang berbeda seperti gerbong kereta, tanah yang lebih berkontur, dan tumpukan daun-daun alami. Wahana Paintball memiliki target pasar untuk anak-anak di atas 9 tahun keatas. Seluruh perlengkapan pertempuran telah disediakan oleh pihak pengelola seperti google, senapan, sepatu, dan perlengkapan safety lainya (Gambar 12). Gambar 12. Pemain dengan Kelengkapan Paintball

56 39 Selain itu pemain juga dapat memilih zona dan skenarionya tersendiri. Permainan ini dapat dilakukan minimal oleh 4 pemain selama maksimal 20 menit Fun Boat Cruiser Fun Boat Cruiser merupakan wahana yang mengajak pengunjung untuk berkeliling wilayah Ocean Ecopark melalui kanal (Gambar 13). Selain mengelilingi Oean Ecopark, pengunjung juga dapat melihat, memberi makan, bahkan menyentuh binatang yang ada. Binatang-binatang tersebut di antaranya, rusa, burung pelikan, kasuari, angsa, dan ikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Gambar 13. Fun Boat Cruiser Pengunjung diajak mengelilingi Ocean Ecopark selama 20 menit. Kapal yang dapat menampung maksimal 20 orang dewasa atau 25 orang anak-anak ini menyediakan pelampung yang wajib digunakan oleh pengunjung yang ingin menaiki kapal ini dengan tujuan keamanan Commuter Area Commuter area adalah salah satu wahana yang memfasilitasi pengunjung untuk berolahraga (Gambar 14). Wahana ini memberikan penyewaan sepeda yang dikenal dengan sebutan Ecobike, tricke yang dikenal dengan sebutan Ecotricke, dan Segway kepada pengunjung. Sistem penyewaan untuk Eco Bike dan Eco Tricke termasuk dalam satu pake sedangkan untuk Segway sistem penyewaannya

57 40 tidak termasuk kedalam paket yang ada di Ocean Ecopark karena merupakan wahana kerja sama dengan pihak luar (a) (b) (c) (d) Gambar 14. Commuter Area (a) Eco Bike, (b) Loket Commuter Area, (c) Eco Tricke, dan (d) Segway Commuter area memiliki sistem keamanan bagi penggunanya yaitu berupa helm, pengaman dengkul, dan siku. Hal ini tentu untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat mengendarai kendaraan tersebut. Namun, masih banyak pengunjung yang menggunakan peralatan keamanan disebabkan oleh kurang tegasnya pihak pengelola dalam menerapkan peraturan penggunaan peralatan keamanan tersebut Paket Single Tiket Paket single tiket atau yang lebih dikenal dengan paket terusan ini merupakan program yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pengunjung dapat menikmati seluruh wahana yang ada di Ocean Ecopark kecuali Ecolearning Farm

58 41 dan Segway dengan harga yang relatif lebih murah dibangkan jika pengunjung menikmatinya satu-satu secara terpisah. Paket single tiket ini merupakan salah satu usaha pengelola untuk memperkenalkan wahana wahana di Ocean Ecopark yang merupakan tempat rekreasi baru di kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Perbandingan harga tiket persatuan dengan paket single tiket dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Harga Tiket Wahana Rekreasi Ocean Ecopark No. Wahana Harga Tiket Paket Single Tiket Senin-Jumat Sabtu-Minggu/ Hari Libur Nasional 1. Fantastique Outbondholic Paintball Ecobike Funboat Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) 4.2 Konsep Ocean Ecopark Pada awalnya, Ocean Ecopark merupakan lapangan golf yang dikenal dengan Padang Golf Ancol. Lapangan golf ini berdiri sejak 22 Juni 1975 dan ditutup pada akhitahun Perubahan padang golf menjadi Ocean Ecopark berawal dari keinginan untuk lebih dapat memanfaatkan lahan yang ada agar dapat menampung lebih banyak pengunjung. Selain itu, perubahan ini membuat tempat tersebut lebih bermanfaat bagi masyarakat juga kelestarian alam agar menjadi lebih asri dengan tanaman yang lebih sesuai dengan habitatnya dan ramah lingkungan, serta memiliki fungsi ganda bagi area sekitarnya. Dibangunnya Ocean Ecopark mendapat respon yang baik serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam penataannya, Ocean Ecopark yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2011 memiliki tiga konsep utama, yaitu konsep hijau, konsep biru, dan konsep merah, serta empat konsep kawasan dengan tema yang berbeda, yaitu Econature, Ecoart, Ecoenergy, dan Ecocare. Berikut adalah penjelasan masing-masing konsep Konsep Hijau Konsep hijau merupakan strategi penataan ruang-ruang terbuka dengan memanfaatkan potensi ruang terbuka hijau dan memperkuat koridor hijau yang

59 42 ada. Koridor hijau ini akan dibuat menghubungkan wilayah Marina di bagian barat dengan Pantai Carnaval di bagian timur. Konsep ini berfokus pada pengembangan area terbuka untuk kegiatan edukatif, hiburan, dan olahraga aktif, serta memperkaya Ocean Ecopark dengan elemen-elemen natural dan menonjolkan area hijau sebagai pusat paru-paru Ancol atau bahkan kota Jakarta. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pengelola dalam merespon konsep hijau tersebut adalah dengan cara mempertahankan tumbuhan yang sudah ada dan menanam tanaman-tanaman yang tidak hanya baik secara estetika namun juga secara fungsional dan sesuai dengan kondisi iklim dan area Ocean Ecopark Konsep Biru Konsep biru ini diharapkan dapat menjadi terobosan dengan manfaat ganda bagi Ocean Ecopark. Konsep biru ini diimplementasikan pada pembangunan kanal seluas 20% dari keseluruhan wilayah Ocean Ecopark. Kanal ini memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama dari adanya kanal ini adalah untuk water management sebagai drainase yang dapat mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi. Kanal ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi bagi pengunjung yang ingin menikmati Ocean Ecopark melalui jalur air dan juga menghidupkan kembali area pinggir kanal yang dahulunya mati saat masih menjadi lapangan golf. Kanal ini memiliki sistem yang menjaga ketinggian air kanal agar tetap stabil, sehingga tidak kering atau melimpah ketika curah hujan tinggi. Air di kanal ini diharuskan terus mengalir atau bergerak agar tidak menimbulkan bau. Jadi, konsep biru ini diharapkan dapat mencapai tujuan Ocean Ecopark secara ekologis dan estetika Konsep Merah Konsep merah adalah strategi pemanfaatan kegiatan dan fungsi komersial. Kegiatan ini dibuat dengan tetap mempertahankan kondisi yang ramah lingkungan, antara lain, dengan menciptakan suatu area pejalan kaki yang nyaman. Area pejalan kaki tersebut berfungsi untuk menghubungkan unit-unit rekreasi yang ada.

60 43 Konsep merah ini menjawab akan tingginya kebutuhan untuk tempat pertemuan, maka dari itu dibangunlah suatu tempat ruang serba guna dengan luas kurang lebih 5000 m 2. Bangunan ini tetap memperhatikan konsep hijau, maka dari itu akan dibuat vertical garden pada dinding-dinding bangunan. Jadi, konsep merah dapat dipenuhi namun tidak melupakan konsep hijau dalam penerapannya. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyediakan lawn yang dapat digunakan untuk pengunjung melakukan aktivitas sosial seperti gathering Konsep Kawasan Ocean Ecopark dibangun dengan empat konsep area yang berbeda-beda, yaitu Ecoenergy, Ecocare, Econature, dan Ecoart (Gambar 15). Keempat konsep ini menjadi ciri khas dari masing-masing area. Peta kawasan dapat dapat dilihat pada Lampiran 9. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing konsep area. Gambar 15. Peta Konsep Kawasan Ocean Ecopark Ecoenergy Ecoenergy merupakan kawasan yang menvisualisasikan pemanfaatan sumber energi yang ada di alam dengan pemanfaatan elemen vegetasi, angin, cahaya, dan air ke dalam elemen arsitektural dan lanskap.

61 44 Ecoenergy ini diidentikkan dengan warna oranye. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian warna oranye pada elemen-elemen taman seperti lampu taman, signage, dan perkerasan. Penanaman vegetasi pada kawasan Ecoenergy bersifat massal dan berbentuk grid. Vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang dapat digunakan untuk energi biomasa dan konversi biofuels. Ecoenergy ini memiliki plaza yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya pengunjung sebelum dan sesudah menyaksikan pertunjukan Fantastique (Gambar 16). Pada plaza ini terdapat dua patung komodo yang menjadi icon dari area Eco Energi ini. (a) (b) Gambar 16. Plaza Eco Energi (a) Plaza I dan (b) Plaza II Ecocare Ecocare ditata dengan menerapkan keseimbangan flora dan fauna sehingga dapat terbentuk interaksi positif pada suatu ekosistem. Area ini bertujuan mendukung biodiversitas lokal, menjadi sarang bagi burung asli dan pendatang, dan menyediakan tempat yang nyaman bagi binatang-binatang yang ada seperti rusa, pelikan, flamingo, dan kasuari. Segala elemen taman seperti lampu taman dan signage diidentikkan dengan warna hijau. Ecocare ini memiliki plaza yang berhubungan langsung dengan kawasan rekreasi lain, yaitu Dufan. Desain penanaman pada area ini menonjolkan karakter hutan alami dengan spesies vegetasi lokal. Vegetasi pada area Ecocare ini ditanam secara berkelompok.

62 45 Pada area Ecocare terdapat area yang diberi nama Ecoisland. Ecoisland adalah hasil kerjasama dengan Toyota (Gambar 17). Toyota menyumbang pohon untuk ditanam pada area ini dalam rangka program CSR. Pada area Toyota ini seluruh tanaman diberi papan informasi nama pohon sebagai sarana pendidikan. Selain itu, Ecocare ini memiliki pulau kecil yang diberi nama Deer Island. Pulau ini berisi puluhan rusa yang dipelihara dan dibudidayakan. Gambar 17. Ecoisland Toyota Di area Ecocare ini juga terdapat bekas club house ketika masih menjadi lapangan golf, yang saat ini dialihfungsikan menjadi bicycle club. Tempat ini dilengkapi dengan toilet, tempat ganti baju, dan restoran Econature Econature adalah area yang dibuat sealami mungkin untuk kestabilan ekosistem alam dengan memanfaatkan segala unsur yang ada di alam agar lebih harmoni. Area ini memiliki konsep penanaman tanaman buah-buahan dan hamparan tanaman berbunga. Perubahan warna tanaman berbunga pada waktuwaktu tertentu diharapkan mampu memberikan kesan visual yang menarik. Penanaman tanaman buah-buahan pada kawasan ini diharapkan mampu menarik perhatian serangga dan burung-burung. Area yang diidentikkan dengan warna biru ini memiliki konsep elemen keras yang dibuat sealami mungkin agar selaras dengan alam. Suasana tersebut dapat dilihat pada Gambar 18. Daya tarik utama dari area ini adalah wahana rekreasi yang dikenal dengan sebutan Ecolearning Farm.

63 46 Gambar 18. Suasana Jalur Sepeda Econature Selain itu, di area Econature ini pengunjung dapat menikmati keindahan kanal dengan dekat melalui dek yang dibuat. Di dek tersebut pengunjung dapat memberi pakan ikan (Gambar 19). Hal ini memang terkesan sederhana, tetapi memberikan kesan berbeda bagi masyarakat kota saat ini. Gambar 19. Kegiatan Memberi Pakan Ikan Ecoart Ecoart didesain untuk menciptakan komposisi ruang secara artistik dengan pemilihan elemen keras dan lunak yang unik sehingga atmosfer karakter alami terbentuk. Sesuai dengan namanya, Ecoart merupakan suatu area yang memberikan ruang seni modern yang berkolaborasi dengan unsur alam. Kolaborasi seni dan unsur alam yang ada tergambarkan dari bentukan, warna, tekstur, ataupun sculpture. Area yang dikenal memiliki warna identik ungu ini mengedepankan estetika dengan desain yang detil. Tidak hanya elemen keras yang memiliki nilai seni, tanaman-tanaman yang ada pada kawasan ini dibuat bentukan-bentukan dengan permainan warna yang menarik sehingga terbentuklah suatu karya seni yang tetap

64 47 menyertakan unsur alam di dalamnya. Jika dibandingkan dengan area lain, tema pada area ini masih belum terlihat karena saat ini masih dalam tahap pengembangan dan pembangunan. Ecoart memiliki plaza serbaguna yang menghubungkan Ocean Ecopark dengan Pasar Seni. Selain itu, Ecoart juga memiliki exhibition hall yang dikenal dengan nama Ecovention. Ecovention merupakan sarana untuk menyelenggarakan pameran, pertemuan, gathering, ataupun konser musik. 4.3 Pengelolaan Lanskap Ocean Ecopark Suatu kawasan rekreasi harus menetapkan tujuan pengelolaan secara jelas agar tercipta suatu lanskap yang baik. Ocean Ecopark memiliki tujuan menjaga dan merawat lanskap baik hardscape maupun softscape pada suatu kawasan rekreasi agar tercipta kenyamanan, keamanan, keindahan, dan kebersihan kawasan tanpa merusak dan tetap menjaga lanskap alami yang ada demi mewujudkan lanskap yang berkelanjutan. Menurut Wright (1982), pengelolaan berhubungan dengan perencanaan dan kebijakan suatu organisasi yang dilihat dari staf dan perlengkapan untuk mencapai suatu pemeliharaan yang efisien. Kelancaran seluruh kegiatan pemeliharaan bergantung pada pengelolaan yang efisien dan efektif. Pembahasan pengelolaan berikut berfokus pada struktur organisasi, kontraktor pemeliharaan dan kebersihan taman, tenaga kerja dan penjadwalan, peralatan dan bahan, pemeliharaan lanskap, anggaran pemeliharaan taman dan kebersihan, serta pengawasan dan evaluasi pekerjaan taman Struktur Organisasi Ocean Ecopark berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah kepemilikan PT. Taman Impian Jaya Ancol. Pengelolaan Ocean Ecopark Ancol berada di bawah Departemen Ecopark dan Pasar Seni. Berdasarkan SK Direksi No. 001/DIR-TIJA/IV/2012, Ocean Ecopark Ancol dipimpin oleh seorang General Manajer yang membawahi lima manajer, yaitu Manajer Studio Acara, Manajer Operasional, Manajer Exhibition, Manajer Pasar Seni, dan Manajer Umum, Keuangan, dan Ecolearning Farm. Kelima manajer tersebut memiliki

65 48 tugas yang berbeda, dimana kelimanya membawahi beberapa Kepala Bagian dan Kepala Seksi (Lampiran 7). Pemeliharaan Lanskap berada dibawah tanggung jawab Manajer Operasional. Manajer Operasional ini membawahi tiga Kepala Bagian (Kabag), yaitu Kabag Operasional, Kabag Sarana dan Prasarana, dan Kabag Pemeliharaan Lingkungan. Setiap Kepala Bagian membawahi Kepala Seksi (Kasi), Kabag Operasional membawahi Kasi Operasional, Kabag Sarana dan Prasarana membawahi Kasi Mekanik, Kasi Sipil, dan Kasi Elektrik, dan Kabag Pemeliharaan Lingkungan membawahi Kasi Taman, Kasi Satwa, dan Kasi Dekorasi. Dalam penyelesaian tugasnya, Kasi dibantu oleh beberapa staf. Pemeliharaan areal taman dan kebersihan baik areal taman maupun fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada berada di bawah Kabag Pemeliharaan Lingkungan, sedangkan hal yang menyangkut pemeliharaan infrastruktur dan utilitas Ocean Ecopark berada di bawah Kabag Sarana dan Prasarana. Hal-hal yang menyangkut ticketing, pengunjung, dan wahana berada dibawah Kabag Operasional. Alur kordinasi pada sistem organisasi Ocean Ecopark dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Alur Kordinasi Sistem Organisasi Kontraktor Pemeliharaan dan Kebersihan Taman Pemeliharaan taman dan kebersihan Ocean Ecopark diserahkan kepada vendor/instansi kontrak. Menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga

66 49 sistem/metode pemeliharaan, Ocean Ecopark termasuk dalam sistem pemeliharaan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan taman diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Pada pelaksanaannya, kontraktor tersebut berada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Kepala Seksi Taman. Kontrak pemeliharaan taman dan kebersihan berlaku per periode, yaitu satu tahun. Pemilihan kontraktor pemeliharaan taman dilakukan melaui proses tender. Proses tender ini diadakan oleh Departemen Pelelangan PT TIJA atas permintaan user, Departemen Ocean Ecopark Ancol bertindak sebagai user. Pada Gambar 21 dapat dilihat tahapan pelaksanaan tender untuk menentukan kontraktor yang berhak mendapatkan pekerjaan pemeliharaan taman dan kebersihan selama satu periode, yaitu satu tahun. Gambar 21. Alur Proses Tender

67 50 Dalam alur pelaksanaan tender, rapat aanwijzing merupakan kesempatan bagi peserta untuk mendapkan informasi dari user mengenai spesifikasi perawatan taman yang terdapat dalam bill of quantity (BQ) serta peraturan-peraturan terkait. Setelah rapat aanwijzing, dilakukan tahapan pembukaan surat penawaran harga (SPH) dari masing-masing peserta mengenai BQ yang diajukan oleh user. Tahap SPH ini disertai dengan beauty contest yang memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk mempresentasikan keunggulan dari perusahaannya kepada pihak user dan penyelenggara tender. Proses tender dapat tidak dilaksanakan apabila user melakukan penunjukkan langsung kontraktor. Kontraktor yang ditunjuk biasanya merupakan kontraktor pemeliharaan taman dan kebersihan pada periode sebelumnya. Berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) No. 126/TIJA/VI/2011, PT Tidar Utara Utama Tehnika ditunjuk sebagai kontraktor pemeliharaan lanskap dan kebersihan untuk satu periode selama satu tahun terhitung mulai tanggal 1 Juni 2011 sampai dengan tanggal 30 Mei 2012 (Lampiran 8). Untuk kebersihan toilet diserahkan kepada PT Satria Fajar. Pekerjaan pemeliharaan taman dan kebersihan harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi bill of quantity (BQ) yang diajukan oleh pihak user dan peraturan-peraturan yang telah dijelaskan pada saat proses tender. Spesifikasi BQ yang diajukan meliputi jumlah tenaga kerja, jamsostek dan THR tenaga kerja, perlengkapan kerja, perawatan taman, perawatan kebesrsihan, alat kerja perawatan dan kebersihan taman, jasa kontraktor, dan PPN sebesar 10% Tenaga Kerja dan Penjadwalan Pemeliharaan Taman Pemeliharaan Taman merupakan bidang yang berada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan yang dibantu oleh Kepala Seksi Taman yang pekerjaannya ditanggungjawabkan kepada PT Tidar Utara Utama Tehnika selaku kontraktor. PT Tidar Utara Utama Tehnika memiliki 37 tenaga kerja yang terdiri dari seorang tenaga ahli, dua tenaga kerja pengawas, dan 34 tenaga kerja pelaksana pemeliharaan taman. Seluruh karyawan Ocean Ecopark baik karyawan PT TIJA maupun karyawan rekanan seperti kontraktor PT Tidar Utara Utama Tehnika bekerja ratarata 8 jam per hari, selama enam hari dalam seminggu dengan satu hari libur di

68 51 hari selain Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. PT Tidar Utara Utama Tehnika memiliki tugas shift kerja sebagai berikut: Shift I dimulai pada pukul , sedangkan untuk hari libur dimulai pada pukul dan Shift II dimulai pada pukul dan Shift III dimulai pukul Teknik Absensi yang diterapkan adalah sistem finger print dan manual. Absen dilakukan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Upah tenaga kerja seluruh pekerja taman disesuaikan dengan UMR Jakarta 2011 (Upah Minimum Regional) dan untuk kesejahteraan seluruh tenaga kerja, PT TIJA mewajibkan pihak kontraktor untuk memberikan jaminan Jamsostek. Penempatan tenaga kerja pemeliharaan taman dibedakan menjadi dua wilayah, yaitu timur dan barat. Peta pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 10. Pekerjaan seperti penyiraman dan pengangkutan sampah berlaku untuk seluruh wilayah Ecopark, tidak ada pembagian wilayah. Masing-masing wilayah memiliki satu pengawas. Berikut adalah rincian penempatan tenaga kerja pada masingmasing wilayah (Tabel 16). Tabel 16. Pembagian Wilayah Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark No. Wilayah Kerja Jumlah Tenaga Kerja 1. Wilayah timur a. Ecocare b. Econature c. Ecoart d. Pulau Besar e. Lapangan Parkir 2. Wilayah barat a. Ecoenergy b. Ecocare (Ecoisland) c. Pulau Rusa 3. Seluruh Wilayah Ecopark (hanya untuk penyiraman dan pengangkutan sampah) Sumber: Pengelola Ocean Ecopark, orang 13 orang 9 orang Menurut Sternloff dan Warren (1984), salah satu prinsip dasar dari pemeliharaan taman adalah operasional pemeliharaan hendaknya didasari pada rencana pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan taman di Ocean Ecopark dikerjakan berdasarkan jadwal pemeliharaan yang telah diatur oleh tenaga ahli kontraktor

69 52 taman. Jenis pekerjaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan taman baik softscape maupun hardscape, dan pemeliharaan kebersihan lingkungan. Jadwal pengaturan pemeliharaan taman pada suatu lokasi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Frekuensi Item Pekerjaan Taman Ocean Ecopark No. Jenis Kegiatan Frekuesi H 2M B I 1. Pemeliharaan Penyiraman taman Pemangkasan rumput (softscape) Pemangkasan pohon Pendangiran, penyetikan, dan penyiangan gulma Pemupukan Pengendalian hama dan penyakit 2. Pemeliharaan Pencucian tong sampah taman Penyikatan Pedestrian (hardscape) Penyikatan dermaga Pemeliharaan paving 3. Pemeliharaan Penyapuan Kebersihan Pembersihan kanal dan Lingkungan saluran Pengangkutan sampah Keterangan: H=Harian; 2M=2Mingguan; B=Bulanan; I=Insidental Kapasitas tenaga kerja pemeliharaan taman di Ocean Ecopark dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai kapasitas kerja di lapang dengan literatur (Tabel 18) yang sama nilainya ataupun justru lebih besar. Menurut Strenloff and Warren (1984), efektivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan kerja di lapangan, kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai. Salah satu contoh motivasi yang diberikan adalah berupa insentif bagi pekerja yang mampu memangkas rumput melebihi target yang telah ditetapkan. Dengan hal seperti ini, pekerja taman akan lebih bersemangat untuk bekerja melebihi target.

70 53 Tabel 18. Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark No. Kegiatan Pemeliharaan Kapasitas Kerja/Jam/Orang Efektifitas Pengamatan Literatur 2 Kerja 3 (%) Lapang 1 1. Penyiraman 800 m m 2 114,28 2. Pemangkasan rumput 375 m m dengan mesin gendong 3. Pemangkasan pohon 7 pohon 5 pohon Pendangiran dan 45 m 2 40 m 2 112,5 Penyiangan rumput 5. Pemupukan rumput 100 m m dengan pupuk organik 6. Pemupukan pohon 9 pohon 7 pohon 128,57 dengan pupuk organik 7. Penyapuan rumput 500 m m Penyapuan perkerasan 975 m m 2 121,87 9. Pemeliharaan paving 9 m 2 9 m Sumber: 1. Pengamatan di lapang (2012) 2. Arifin dan Arifin (2005) 3. Efektivitas Kerja = Pengamatan Lapang x 100% Literatur Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman Peralatan dan bahan merupakan suatu hal yang penting agar pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan taman merupakan milik kontraktor pemeliharan, tetapi ada beberapa peralatan yang merupakan milik pengelola Ocean Ecopark. Hal ini disebabkan oleh unit Ocean Ecopark yang masih tergolong baru, jadi peralatan yang digunakan pun sebagian besar menggunakan milik kontraktor. Peralatan yang ada masih dalam kondisi baik dan lengkap sesuai dengan permintaan pengelola Ocean Ecopark diawal tender. Namun, terdapat peralatan yang sebenarnya dapat membantu dan meningkatkan efektivitas pemeliharaan taman milik pengelola Ocean Ecopark seperti green mower tidak dimanfaatkan oleh kontraktor pemelihara. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik diantara pihak pengelola Ocean Ecopark dan pihak kontraktor. Pengadaan bahan pemeliharaan taman di Ocean Ecopark sebagian besar disediakan oleh pihak pengelola Ocean Ecopark. Hal ini ditempuh agar penggunaan jumlah dan merk bahan untuk pemeliharaan taman lebih dapat

71 54 terkontrol oleh pihak pengelola. Pengadaan bahan ini dapat diajukan oleh pihak kontraktor kepada Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan Ocean Ecopark yang kemudian akan diajukan kepada unit Ocean Ecopark untuk disediakan. Pengadaan bahan ini memang tergolong rumit, tetapi karena bahan-bahan yang rutin digunakan selalu distock terus-meneurus oleh pihak pengelola, pemeliharaan tidak akan terhenti dengan alasan habisnya stock bahan. Peralatan dan bahan harus selalu dalam keadaan yang baik sesuai dengan masa efektif penggunanaanya agar proses pemeliharaan taman pun dapat berjalan dengan optimal (Tabel 19). Tabel 19. Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark selama 1 Tahun Item Pekerjaan Jumlah 1 Masa Efektif 2 Atribut Kerja Baju kerja 111 stell 6 bulan Sepatu keds 37 pasang - Sepatu boots 37 pasang - Jas hujan 37 buah - Topi pet 37 buah - Perawatan Taman dan Kebersihan (Alat) Mobil tangki 1 buah 4 tahun Pompa alcon 3 buah - Mesing potong rumput gendong 10 buah 3 tahun Mesin potong chainsaw 1 buah - Tangga bamboo 1 buah 3 bulan Sprayer 1 buah 3 tahun Dump truck 1 buah - Truck sampah ¾ 1 buah 5 tahun Gerobak sampah 1 buah 1 tahun Motor fukuda 1 buah - Selang penyedot diameter M 1 buah - Selang penyiraman diameter M 10 buah - Sprinkler air portable 25 buah - Gergaji 3 buah - Golok 6 buah 6 bulan Gunting pangkas 2 buah 6 bulan Arit 4 buah 6 bulan Safety belt 2 buah - Cungkilan 10 buah - Cangkul 5 buah 6 bulan Gatul/kored 5 buah 6 bulan Sapu lidi 300 buah 1 bulan Sekop sampah 15 buah 6 bulan Bakul rotan 20 buah - Dorongan karet 10 buah - Kantong plastik sampah 150 kg - Garukan pasir 5 buah - Cangkrang (Garpu tanah) 10 buah 6 bulan Perawatan Taman dan Kebersihan (Bahan) Bensin 450 liter -

72 55 Tabel 19 (Lanjutan) Solar 240 liter Oli 120 liter - Sumber: 1. Pengelola Ocean Ecopark (2012) 2. Arifin dan Arifin (2005) Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan kinerja perusahaan di mata pengunjung. Menurut Arifin dan Arifin (2005), dalam pemeliharaan taman dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain awal pembangunan dan pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan yang meliputi pekerjaan agar lanskap tetap terjaga keindahan, kenyamanan, kebersihan, dan keamanannya. Kegiatan pemeliharaan fisik ini meliputi pekerjaan pemeliharaan elemen lunak dan keras seperti. Berikut adalah penjelasan kegiatan-kegiatan pemeliharaan fisik lanskap Pemeliharaan Elemen Lunak Kegiatan pemeliharaan elemen lunak taman, yaitu penyiraman, pemangkasan, penyulaman, pendangiran, penyetikan, penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan pembibitan Penyiraman Penyiraman tanaman diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Menurut Arifin et al. (2008), penyiraman bertujuan memudahkan tanaman menyerap unsur hara yang ada dalam tanah, meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan tanaman akibat proses evapotranspirasi, dan menyediakan air sebagai unsur utama dalam proses fotosintesis. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada pukul dan Menurut penggunaan alatnya, kegiatan penyiraman di Ocean Ecopark dibagi dalam tiga wilayah

73 56 1. Penyiraman di area sepanjang jalur pedestrian, jalur sepeda, dan parkir menggunakan mobil tangki (Gambar 22). Sumber air berasal dari tempat penampungan air di Pantai Carnaval atau tempat penampungan air hujan di lokasi Ocean Ecopark. Gambar 22. Penyiraman Taman Menggunakan Mobil Tangki 2. Penyiraman di area Pulau Besar menggunakan sistem sprinkler, yang airnya berasal dari kanal Ocean Ecopark. 3. Penyiraman di area open space yang sulit dijangkau oleh mobil tangki, menggunakan pompa sedot alkon yang sumber airnya berasal dari danau atau kanal (Gambar 23). Perbedaan penggunaan alat pada masing-masing area bertujuan mempermudah sistem penyiraman berdasarkan sumber air yang dimiliki oleh Ocean Ecopark. Gambar 23. Penggunaan Alkon untuk Penyiraman Taman

74 57 Pada musim kemarau, penyiraman dilakukan lebih intensif daripada biasanya. Penyiraman dilakukan tiga kali, yaitu pukul , dan dengan penambahan jumlah rit air sekitar 5-7 rit per hari. Penambahan jumlah air ini berasal dari penampungan air Pantai Carnaval karena kondisi air kanal saat musim kemarau menjadi lebih asin daripada saat musim hujan yang dapat menyebabkan kondisi rumput menjadi lebih cepat menguning. Penambahan penyiraman taman ini menggunakan mobil bak terbuka yang membawa torn berisi air (Gambar 24). Gambar 24. Penyiraman Tambahan Menggunakan Torn Pemangkasan Ocean Ecopark merupakan wilayah yang merupakan wilayah hijau yang terdiri dari tanaman penutup rumput, semak, perdu, dan pohon. Tanaman-tanaman tersebut mengalami pertumbuhan yang harus dikontrol agar tetap aman, sehat, dan indah. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemangkasan pohon dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu pemangkasan untuk kesehatan tanaman, pemangkasan untuk penampilan, dan pemangkasan untuk keamanan pengguna taman. Pelaksanaan kegiatan pemangkasan rumput di Ocean Ecopark dibagi menjadi dua wilayah kerja, yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Sistem pemangkasan menggunakan sistem rotasi, dimana pada hari ke-14 kegiatan pemangkasan harus kembali pada titik awal. Dengan demikian, seluruh areal rumput dari wilayah Ocean Ecopark akan terpangkas dengan frekuensi setiap 14

75 58 hari sekali. Pemangkasan rumput ini menggunakan 8 mesin potong rumput gendong. Pemangkasan pohon atau pruning juga dilakukan secara rutin agar ranting atau cabang pohon tidak patah dan membahayakan pengunjung Ocean Ecopark. Selain itu, pemangkasan dilakukan untuk menjaga keindahan dan kesehatan pohon agar terhindar dari hama penyakit serta memberikan ruang yang cukup untuk percabangan baru. Selain pohon dan rumput, pemangkasan juga dilakukan pada semak. Hal ini bertujuan menjaga bentuk tanaman tetap indah dan memangkas ranting-ranting kering serta mengurangi percabangan yang sudah terlalu padat. Beberapa semak seperti pucuk merah (Syzygium oleana) memerlukan pemangkasan teknik topiari agar estetika tetap terjaga Penyulaman Penyulaman tanaman dilakukan untuk menganti tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kesalahan teknis, ataupun memang sudah waktunya untuk diganti. Hal ini bertujuan agar penampilan taman secara keseluruhan tetap prima dan indah. Penyulaman dilakukan bergantung pada kondisi tanaman yang ada Pendangiran dan Penyetikan Pendangiran dan penyetikan pada rumput dilakukan secara rutin dan bersamaan. Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah agar tanaman tetap dapat menyerap unsur hara dalam tanah dengan baik, serta menjaga agar sirkulasi (aerasi) di daerah perakaran tetap terjaga dengan baik. Pendangiran juga bertujuan mengendalikan pertumbuhan gulma. Kegiatan pendangiran ini dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma pada rumput (Gambar 25). Penyiangan gulma dilakukan dengan tujuan agar rumput tetap terjaga kerapihan, keindahan, dan kesehatannya. Untuk area rumput yang berbatasan dengan perkerasan dilakukan penyetikan agar pertumbuhan rumput tidak merambat naik ke atas perkerasan, selain itu juga berfungsi sebagai jalur aliran air pada pinggiran rumput. Kegiatan

76 59 pendangiran dan penyetikan dilakukan menggunakan arit, cungkilan, cangkul, dan gatul.. Gambar 25. Kegiatan Pendangiran dan Penyiangan Gulma Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak kekurangan unsur hara. Selain itu, pemupukan juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan, memperbaiki struktur tanah, dan menigkatkan kesuburan tanaman. Ocean Ecopark memiliki visi dan misi yang ramah lingkungan, secara bertahap pengelola menerapkan sistem yang sejalan dengan visi misi tersebut walaupun belum seutuhnya dapat dapat diterapkan. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan pemupukan tanaman menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan sebagian besar merupakan pasokan dari distributor luar dan sebagian kecil merupakan hasil olahan dari Ancol Zero Waste. Pupuk organik yang berasal dari Ancol Zero Waste merupakan sampah dedaunan Ocean Ecopark yang telah diolah. Ocean Ecopark juga masih menggunakan pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur yang masih belum dapat tercukupi jika hanya mengandalkan pupuk organik saja. Penggunaan pupuk anorganik ini terukur dan tidak berlebihan. Pupuk anorganik yang digunakan pun jumlahnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK, urea, Bayfolan, Gandasil, dan Growmore. Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada Gambar 26.

77 60 Gambar 26. Kegiatan Pemupukan Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian hama penyakit adalah kegiatan yang terjadwal dan rutin dilakukan untuk mencegah terserangnya tanaman dari hama penyakit yang merugikan dan merusak tanaman. Pengendalian hama penyakit ini menggunakan bahan-bahan alami sejalan dengan program Ocean Ecopark yang ramah lingkungan. Pengendalian secara alami seperti menyikat hama kutu putih yang terdapat pada tanaman dan menyemprotkan tanaman dengan pestisida alami seperti tembakau. Pengendalian hama penyakit dengan menggunakan bahan alami terus dilakukan oleh kontraktor pemelihara hingga saat ini. Namun, jika pengendalian dengan bahan alami tidak berhasil, kontraktor pemelihara akan menggunakan bahan kimiawi agar hama penyakit tidak menyebar ke tanaman lain Pembibitan Tamanan Pembibitan tanaman dilakukan untuk memperbanyak tanaman yang ada. Kegiatan pembibitan di Ocean Ecopark ini belum berjalan maksimal karena belum memiliki tempat pembibitan khusus. Tempat pembibitan sementara ini mengambil lahan Eco Learning Farm yang belum digunakan. Nantinya pengelola berencana membuat lahan khusus pembibtan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal dan Ocean Ecopark mampu menyediakan kebutuhan tanaman secara mandiri.

78 Pemeliharaan Elemen Keras Pemeliharaan elemen keras taman meliputi penyapuan, pembersihan kanal dan saluran, pembersihan bak sampah, pembersihan saat event, dan pemeliharaan elemen taman. Berikut adalah penjelasan kegiatan-kegiatan pemeliharaan fisik lanskap Penyapuan Kegiatan penyapuan ini meliputi area perkerasan dan rumput. Area perkerasan mencakupi pedestrian, jalur sepeda, lapangan parkir, plaza, dermaga dan wahana-wahana yang ada. Penyapuan dilakukan setiap hari agar kebersihan areal tetap terjaga dari sampah, baik sampah pengunjung maupun sampah alam yang berasal dari tanaman dan hewan. Kegiatan penyapuan dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar 27. Kegiatan Penyapuan Kegiatan penyapuan ini dimulai dari pukul sedangkan untuk hari libur Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional dimulai dari pukul Hal ini bertujuan agar kegiatan penyapuan tidak mengganggu kegiatan rekreasi pengunjung yang tinggi pada hari libur. Selain itu, juga terdapat wahana yang kegiatan penyapuannya dilakukan pada malam hari setelah wahana tutup seperti Fantastique Magic Fountain Show.

79 Pembersihan Kanal dan Saluran Kegiatan pembersihan kanal dan saluran selain untuk menjaga keindahan dan mencegah bau tidak sedap juga bertujuan mencegah terjadinya penyumbatan pada saluran air (Gambar 28). Pembersihan dilakukan tidak hanya pada permukaan air saja, melainkan juga tepian air yang sering ditumbuhi rumputrumput liar. (a) Gambar 28. (a) dan (b) Kegiatan Pembersihan Saluran Air (b) Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari secara rutin. Pengangkutan sampah menggunakan truk sampah dan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau menggunakan motor fukuda. Pengangkutan sampah dilakukan oleh dua orang yang terdiri dari satu orang bertugas sebagai supir dan satu orang bertugas untuk mengangkat sampah kedalam bak (Gambar 29). (a) (b) Gambar 29. Pengangkutan Sampah (a) Menggunakan Motor Fukuda dan (b) Truk Sampah

80 63 Pengangkutan sampah dibedakan menjadi sampah daun dan non daun. Sampah daun akan diangkut menuju tempat pengomposan, yaitu Ancol Zero Waste. Sampah tersebut akan diolah menjadi pupuk organik sedangkan sampah lainnya akan diangkut keluar dari wilayah Taman Impian Jaya Ancol menuju tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah ditentukan oleh pihak kontraktor pemelihara Pembersihan saat Event Pada saat-saat tertentu dan pada area tertentu, Ocean Ecopark digunakan untuk acara-acara besar yang mendatangkan puluhan ribu orang dalam satu waktu. Pada saat terdapat acara besar dilakukan tiga shift kebersihan, yaitu sebelum acara berlangsung, saat acara berlangsung, dan setelah acara berlangsung. Selain diberlakukan tiga shift, pada area juga diletakkan tong sampah ekstra. Kendala dan hambatan yang dihadapi oleh petugas kebersihan adalah tidak adanya kerja sama dari pihak panitia acara serta tidak adanya kesadaran peserta acara untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, banyak sampahsampah berbahaya seperti paku payung, mur, dan baut yang berasal dari tenda acara ataupun panggung yang dapat membahayakan petugas pemangkas rumput karena acara-acara besar biasanya dilakukan pada area yang mayoritas bermukaan rumput Pemeliharaan Elemen Taman Pembersihan elemen taman ini meliputi pencucian tong sampah, pencabutan gulma pada paving, penyikatan area pedestrian dan jalur sepeda, dan penyikatan dermaga. Pembersihan elemen taman ini merupakan kegiatan insidental, kecuali pencucian tong sampah yang dilakukan rutin. Pencucian tong sampah ini dilakukan setiap dua minggu sekali. Seluruh bak sampah yang terdapat di wilayah Ocean Ecopark dicuci agar tetap bersih dan tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap sehingga membuat ketidaknyamanan pengunjung. Penyikatan area pedestrian dan jalur sepeda dilakukan apabila terdapat kotoran burung pelikan dan burung-burung lainnya. Kotoran binatang ini

81 64 menimbulkan bercak-bercak putih pada aspal, yang apabila tidak segera dibersihkan, kotoran tersebut akan membekas dan sulit hilang. Alat yang digunakan adalah sikat dan selang, sedangkan bahannya adalah air dan sabun deterjen. Penyikatan dermaga menggunakan alat dan bahan yang sama dengan untuk pencucian area pedestrian dan jalur sepeda (Gambar 30). Selain pencucian tong sampah, pedestrian, dan dermaga, kegiatan pembersihan juga dilakukan pada paving yang terdapat di lapangan parkir, shelter, dan plaza. Pembersihan paving ini dilakukan agar paving terbebas dari adanya gulma yang tumbuh di sela-sela paving, apabila tidak segera dicabut dan dibersihkan nantinya akan merusak paving (Gambar 31). Pada paving yang gulmanya sudah relatif banyak dan sulit dicabut, disemprotkan cairan Round Up agar lebih mudah dan cepat. (a) (b)

82 65 (c) Gambar 30. Penyikatan Elemen Keras (a) Pedestrian, (b) Dermaga, dan (c) Plaza Gambar 31. Pencabutan Rumput Liar pada Paving Anggaran Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark merupakan unit baru yang sudah memiliki anggaran pemeliharaan tersendiri sejak tanggal 1 Juni Anggaran pemeliharaan yang digunakan adalah anggaran yang telah disetujui oleh Manajer Operasional Ocean Ecopark, General Manajer Ocean Ecopark, dan Direktur Rekreasi dan Resort. Anggaran pemeliharaan yang ditetapkan merupakan kontrak tahunan atau 12 bulan. Periode 1 Juni 2011 sampai dengan 30 Mei 2012, PT Taman Impian Jaya Ancol menganggarkan pemeliharaan taman untuk unit Ocean Ecopark sebesar Rp ,00. Nilai anggaran tersebut terdiri dari 57,39% untuk upah tenaga ahli, pengawas, dan tenaga kerja pelaksana taman, 7,20% untuk asuransi Jamsostek seluruh tenaga kerja, 1,26% untuk atribut kerja pelaksana

83 66 taman seperti seragam, topi, sepatu, dan kartu pengenal, 24,15% untuk peralatan kerja taman, dan 10% untuk jasa kontraktor taman. Selain anggaran yang diberikan oleh pusat untuk pemeliharaan taman, Ocean Ecopark juga memiliki anggaran dari unit Ocean Ecopark sendiri, Departemen Pemeliharaan Taman Impian Jaya Ancol, dan Departemen Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol. Ketiga anggaran tersebut digunakan untuk bahan pemeliharaan taman habis pakai, tambahan alat-alat diluar permintaan saat tender, ataupun proyek pembangunan dan renovasi taman dengan jumlah besar Pengawasan dan Evaluasi Pekerjaan Taman Seluruh pekerjaan taman dan kebersihan yang dikerjakan oleh kontraktor pemelihara diawasi langsung oleh Kepala Seksi Taman dan Kepala Bagian Taman (Gambar 32). Pengawasan ini bersifat rutin dan harian. Standar operasional, ketetapan, dan persentase denda pemeliharaan taman dan kebersihan Ocean Ecopark mengacu pada Pedoman Kerja Perawatan Taman dan Kebersihan Departemen Taman Impian yang disesuaikan. Gambar 32. Alur Kordinasi Pengawasan Pekerjaan Taman dan Kebersihan

84 67 Seluruh pekerjaan yang dikerjakan harus sesuai dengan standar operasional, ketetapan, dan ketentuan yang telah ditetapkan (Lampiran 11), jika tidak sesuai dengan standar, pihak pengelola Ocean Ecopark akan memberikan teguran langsung dan apabila pihak kontraktor masih lalai maka sistem denda akan diberlakukan. Dalam ketetapan yang ada terdapat sistem teguran dengan menggunakan memo, tetapi pihak pengelola Ocean Ecopark memilih untuk menggunakan sistem denda dengan persentase karena dirasa lebih adil untuk kedua belak pihak. Sistem pengawasan telah dibuat dengan baik, tetapi dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan sistem yang telah diatur. Hal ini disebabkan masih lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola Ocean Ecopark terhadap kontraktor pemeliharaan. Pada saat magang, penulis membantu pihak pengelola untuk membuat form checklist, agar setiap pekerjaan taman yang dilakukan oleh kontraktor dapat terkontrol dengan baik (Lampiran 12). Dengan adanya form chekslist pihak pengelola dapat mengetahui kegiatan yang terjadi di lapang dan menilai kegiatan tersebut sebagai suatu hasil yang nantinya dapat direspon dengan pujian, teguran, ataupun denda kepada pihak kontraktor. Pihak pengelola Ocean Ecopark dan pihak kontraktor rutin melakukan pertemuan setiap satu bulan sekali. Pertemuan hanya dihadiri oleh Pengelola Ocean Ecopark yang diwakili oleh Manajer Operasional Ocean Ecopark, Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan beserta Kepala Seksi Taman, dan pihak kontraktor yang diwakili oleh Direktur PT Tidar Utara Utama Tehnika beserta Tenaga Ahli PT Tidar Utama Tehnika Dalam pertemuan ini, pihak kontraktor mempresentasikan hasil kerja selama satu bulan dengan kendala yang dihadapi. Pertemuan ini bersifat evaluasi bulanan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Pertemuan rutin ini bertujuan menjaga hubungan komunikasi yang baik pihak pengelola Ocean Ecopark dengan pihak kontraktor agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sampai dengan saat ini, pihak pengelola Ocean Ecopark belum mengadakan pertemuan dengan seluruh tenaga kerja pelaksana taman. Pertemuan dengan tenaga kerja pelaksana taman perlu diadakan karena dapat meningkatkan motivasi

85 68 dan kerja sama yang baik. Selain itu, pengelola Ocean Ecopark dapat lebih mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi di lapang. 4.4 Karateristik dan Penilaian Pengunjung Keberhasilan suatu tempat rekreasi salah satunya dapat diukur dari penilaian pengunjung. Karateristik dan penilaian pengunjung didapatkan melalui penyebaran kuisioner. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebar kepada 33 responden yang terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan, sebanyak 58% pengunjung berusia tahun dan persentase usia terkecil adalah usia kurang dari 18 tahun yaitu sebesar 3% (Gambar 33). Gambar 33. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark berdasarkan Umur Dilihat dari daerah asalnya, 97% pengunjung Ocean Ecopark sebagian besar berasal dari daerah Jabodetabek dan hanya 3% yang berasal dari luar Jabodetabek. Hal ini disebabkan oleh kegiatan promosi yang masih berpusat pada wilayah Jabodetabek. Pengunjung Ocean Ecopark sebagian besar merupakan kalangan berpendidikan yang berasal dari kalangan menengah ke atas, terlihat dari persentase responden sebesar 52% merupakan lulusan S1 (Gambar 34) dan persentase pendapatan terbesar yaitu 40% lebih dari 4 juta per bulan (Gambar 35). Dengan melihat kondisi tersebut, diharapkan tindakan vandalisme akan semakin terminimalisir, tentunya hal tersebut harus diiringi oleh peran pengelola dalam memberikan informasi pendidikan lingkungan di Ocean Ecopark.

86 69 Gambar 34. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 35. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan Pengunjung Ocean Ecopark sebagian besar merupakan pekerja dan pelajar. Oleh karena itu, pada hari libur Sabtu dan Minggu dan hari libur nasional pengunjung Ocean Ecopark meningkat. Pada hari-hari biasa, pengunjung kebanyakan merupakan ibu rumah tangga yang berasal dari apartemen sekitar Taman Impian Jaya Ancol dengan tujuan mengisi waktu luang seperti berolahraga ataupun sekedar berjalan santai. Persentase pengunjung dengan jenis pekerjaan pegawai swasta adalah sebesar 46%, pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga memiliki jumlah persentase yang sama yaitu 21% (Gambar 36). Berdasarkan lama kunjungan, pengunjung Ocean Ecopark dengan persentase terbesar, yaitu 40% mengunjungi area rekreasi ini selama 1-2 jam (Gambar 37). Hal ini disebabkan oleh kebanyakan pengunjung Ocean Ecopark yang hanya transit atau sekedar lewat saja di Ocean Ecopark sebelum

87 70 mengunjungi area rekreasi lain yang berada dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, beberapa pengunjung biasanya hanya mengunjungi salah satu wahana yang ada di Ocean Ecopark sehingga waktu yang diperlukan tergolong singkat. Gambar 36. Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan Gambar 37. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Lama Kunjungan Sebagian besar pengunjung Ocean Ecopark memiliki tujuan kunjungan untuk berekreasi di wahana-wahana yang tersedia, yaitu dengan persentase 67% (Gambar 38). Wahana Ocean Ecopark masih tergolong baru sehingga sebesar 49% pengunjung merupakan kunjungan pertama, 18% pengunjung mengatakan sering mengunjungi Ocean Ecopark setiap bulannya, dan 33% pengunjung mengatakan jarang mengunjungi Ocean Ecopark hanya untuk acara-acara tertentu saja (Gambar 39).

88 71 Gambar 38. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tujuan Kunjungan Gambar 39. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Sebesar 79% pengunjung Ocean Ecopark datang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi (Gambar 40). Besarnya persentase pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi ini dapat diantisipasi dengan cukupnya lapangan parkir sehingga tidak terjadi penumpukan dan parkir liar di sekitar wiliyah Ocean Ecopark dan sebesar 43% pengunjung datang bersama keluarganya. Hal ini membuktikan bahwa wahana yang ada di Ocean Ecopark merupakan wahana yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dengan berbagai tingkatan umur. (Gambar 41). Sebesar 64% pengunjung mengatakan Ocean Ecopark merupakan tujuan utama kunjungan ke kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, sedangkan 36% mengaku Ocean Ecopark bukan merupakan kunjungan utama mereka.

89 72 Gambar 40. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan Pendamping Saat Berkunjung Gambar 41. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung Berdasarkan survei, 76% pengunjung tidak mengetahui bahwa Ocean Ecopark memiliki 4 tema, sedangkan hanya sebesar 24% pengunjung yang mengetahui bahwa Ocean Ecopark memiliki 4 tema, ini menunjukkan bahwa kurang terlihatnya perbedaan tiap tema kawasan yang ada, tiap kawasan tidak memiliki perbedaan yang menonjol sehingga pengunjung tidak dapat menangkap perbedaan tema yang ada. Penilaian pengunjung terhadap kinerja pengelola yang diolah menggunakan IPA terbagi atas empat kuadran (Gambar 42).

90 73 Gambar 42. Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Ocean Ecopark Menggunakan IPA (Importance Performance Analysis) Atribut-atribut yang terdapat pada Kuadran I merupakan atribut yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh pengelola Ocean Ecopark, jika ingin mendapatkan kepuasan pengunjung secara maksimal. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut: 1. kestrategisan lokasi;

91 74 2. kemudahan akses menuju lokasi; 3. ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga; 4. ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya; 5. keberadaan pohon peneduh; 6. kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya. Kuadran II menunjukkan prestasi yang telah diraih oleh pengelola Ocean Ecopark, atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar pengunjung tetap merasa nyaman dan puas untuk berekreasi di Ocean Ecopark. Atribut-atribut yang dimaksud adalah sebahai berikut: 1. kondisi sarana dan prasarana yang baik; 2. kenyamanan area untuk berekreasi; 3. keindahan penataan taman; 4. kebersihan area rekreasi; 5. keamanan area rekreasi; 6. keramahan pelayanan. Kuadran III menunjukkan atribut-atribut harus tetap diperhatikan oleh pengelola namun dengan prioritas yang rendah jika dibandingkan dengan atribut yang terdapat pada Kuadran I. Atribut-atribut yang terdapat dalam Kuadran III adalah sebagai berikut: 1. ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya; 2. keberadaan satwa; 3. keberagaman tanaman. Selain Kuadran I, II, dan III terdapat Kuadran IV, atribut-atribut yang terdapat pada Kuadran IV ini dinilai terlalu berlebihan karena nilai suatu atribut yang terdapat pada kuadran ini dinilai tidak begitu penting oleh pengunjung, tetapi mendapatkan perhatian yang sangat baik bahkan berlebihan oleh pengelola. Ketersediaan wahana rekreasi edukasi di Ocean Ecopark merupakan atribut yang termasuk dalam Kuadran IV.

92 Analisis SWOT Metode analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan lanskap Ocean Ecopark Ancol berdasarkan pada faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh Ocean Ecopark. Faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sedang faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Identifikasi Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam Ocean Ecopark. Faktor internal terdiri dari kekuatan dam kelemahan. Kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi penentuan strategi pengelolaan lanskap Ocean Ecopark adalah sebagai berikut Kekuatan 1. Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi tujuan rekreasi outdoor seperti olahraga, adventure, dan seni dengan tema green lifestyle yang cenderung menjadi trend masa kini sekaligus merupakan ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang. 2. Ocean Ecopark memiliki wahana rekreasi yang menarik dan langka bagi masyarakat. Saat ini, wahana-wahana tersebut sulit untuk ditemui di tengahtengah kota Jakarta. 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. Hal ini terlihat dari kepuasan pengunjung terhadap penilaian ketiga aspek tersebut. 4. Kondisi sarana dan prasarana yang ada dipelihara dengan baik oleh pengelola sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi. 5. Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menggabungkan unsur flora, fauna, dan air dengan baik Kelemahan 1. Membutuhkan perawatan taman yang ekstra karena mayoritas merupakan area hijau dan kondisi alam yang kurang mendukung sehingga dibutuhkan

93 76 biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, peralataran pemeliharaan yang baik dan mendukung, serta tenaga kerja yang memiliki kompentensi tinggi. 2. Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan. 3. Ketersediaan fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung dirasa masih kurang dan tidak informatif, sehingga pengunjung merasa kesulitan untuk menjangkau area rekreasi ini 4. Promosi terhadap wahana-wahana yang ada belum maksimal sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Ocean Ecopark Ancol. 5. Pohon peneduh yang dapat meningkatkan kenyamanan untuk melakukan aktivitas outdoor dirasa masih kurang oleh pengunjung Identifikasi Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor dari luar pengelola, faktor tersebut terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi penentuan strategi pengelolaan lanskap Ocean Ecopark adalah sebagai berikut Peluang 1. Gaya hidup masyarakat yang ingin hidup sehat dengan berolahraga seperti bersepeda, jogging, dan jalan sehat semakin meningkat. 2. Isu global warming terus diperbicangkan dan diiringi dengan maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat. 3. Kota Jakarta sebagai Ibukota RI memberikan kemudahan akses bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai tempat di Jakarta, termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol Ancaman 1. Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama. 2. Ocean Ecopark merupakan daerah pantai beriklim panas yang kondisinya kering dan tidak mendukung serta adanya perubahan faktor alam seperti

94 77 naiknya air pasang laut (rob) dan bencana banjir karena pengaruh rendahnya level tanah di Jakarta Utara Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Matriks IFE dan IFE dapat dibuat melalui tahapan pembobotan dan penentuan peringkat tiap faktor terlebih dahulu (Lampiran 4 dan 5). Hasil dari pembobotan dan penetuan peringkat dikalikan agar didapat skor IFE dan EFE (Tabel 20 dan 21). Seluruh skor bobot pada setiap faktor baik internal maupun eksternal dijumlahkan agar mendapatkan skor bobot total yang kemudian akan digunakan pada tahapan selanjutnya. Tabel 20. Matriks IFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Kekuatan S1 Tempat rekreasi outdoor 0,120 3,667 0,440 sekaligus RTH kota yang luas S2 Wahana rekreasi yang menarik dan langka 0,100 3,667 0,367 S3 Pelayanan, keamanan, dan 0,080 4,000 0,320 kebersihan area rekreasi yang baik S4 Kondisi sarana dan prasarana 0,100 3,667 0,367 yang baik S5 Desain taman yang menarik 0,110 3,000 0,330 Kelemahan (Weakness) W1 Perawatan taman yang ekstra 0,100 1,333 0,133 W2 Kurangnya pendidikan 0,110 1,000 0,110 lingkungan pengunjung W3 Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 0,090 1,667 0,150 W4 Promosi belum berjalan 0,100 1,333 0,133 dengan maksimal W5 Keberadaan pohon peneduh 0,090 2,000 0,180 kurang Total 1,000 2,530

95 78 Tabel 21. Matriks EFE Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor Peluang O1 Gaya hidup masyarakat untuk 0,188 2,667 0,500 berolahraga O2 Isu global warming dan aksi go 0,250 3,667 0,917 green O3 Kemudahan akses yang dibangun pemerintah 0,188 2,667 0,500 Ancaman T1 Muncul kompetitor sejenis 0,167 2,333 0,389 T2 Iklim dan perubahan faktor alam 0,208 2,667 0,556 yang tidak mendukung Total 1,000 2, Pencocokan Berdasarkan hasil perhitungan pada table 20 dan 21 didaptkan skor IFE sebesar 2,530 dan skor EFE sebesar 2,861. Menurut David (2011), total skor pembobotan minimum untuk IFE dan EFE adalah 1 dan maksimum adalah 4 dengan skor rata-rata 2,5. Jika skor di bawah 2,5 dapat dinyatakan IFE atau EFE lemah sedangkan jika skor di atas 2,5 dapat dinyatakan IFE atau EFE kuat. Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh Ocean Ecopark Ancol berada di atas nilai rata-rata yang berarti kuat. Skor IFE dan EFE digunakan untuk mengetahui kuadran yang menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks IE. Hasil perhitungan skor IFE dan EFE menyatakan bahwa Ocean Ecopark Ancol berada di kuadran kelima dengan penerapan strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain), dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah strategi yang paling banyak digunakan (Gambar 43). Gambar 43. Matriks IE Ocean Ecopark

96 79 Penetrasi pasar yang dimaksud adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar terhadap produk-produk melalui pemasaran yang lebih besar dan pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan mutu dan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk (David, 2011) Penentuan Alternatif Strategi Penentuan alternatif strategi dilakukan untuk menentukan langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Penentuan alternatif strategi ini dibuat dalam matriks SWOT (Tabel 22). Tabel 22. Matriks SWOT Ocean Ecopark Internal Eksternal Opportunities (Peluang) 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang dibangun pemerintah Strenghts (Kekuatan) 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan prasarana yang baik 5. Desain taman yang menarik Strategi SO 1. Mempertahankan dan meningkatkan fasilitas,sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika (S1,S3,S4,S5, O1,O3) Weakness (Kelemahan) 1. Perawatan taman yang ekstra 2. Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 4. Promosi belum berjalan dengan maksimal 5. Keberadaan pohon peneduh kurang Strategi WO 2. Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. (W2,W4,W5,O1,O2) Threats (Ancaman) 1. Muncul kompetitor sejenis 2. Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung Strategi ST 3. Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada (S1,S2,S3,S4,T1) 4. Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu (S3,S4,S5,T1) 5. Mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung (S1,S2,T1) Strategi WT 6. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim (W1,T2) 7. Melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi (W3,T1,T2)

97 Pemeringkatan Alternatif Strategi SWOT Setelah menentukan alternatif strategi dalam matriks SWOT, dilakukan penentuan prioritas pada masing-masing alternatif yang ada. Hal ini bertujuan mengetahui alternatif apa yang berada pada urutan tertinggi sampai terendah. Pemeringkatan alternatif ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah dari skor pembobotan yang mempengaruhi alternatif tersebut (Tabel 23). Tabel 23.Peringkat Alternatif Strategi SWOT No. Alternatif Strategi Keterkaitan Jumlah Peringkat Skor 1. Mempertahankan dan meningkatkan fasiltas,sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika S1,S3,S4, S5, O1,O3 2, Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. 3. Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada 4. Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu 5. Mengembangkan wahana rekreasi dengan inovasiinovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung 6. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim 7. Melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi W2,W4,W5, O1,O2 S1,S2,S3,S4, T1 1,84 3 2,213 2 S3,S4,S5,T1 1,406 4 S1,S2,T1 1,196 5 W1,T2 0,689 7 W3,T1,T2 1,095 6

98 Strategi Pengelolaan Strategi Pengelolaan bertujuan untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi agar kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi terus dalam kondisi yang prima. Strategi pengelolaan ini dijabarkan menjadi program yang disertai dengan penanggung jawab pelaksanaan program (Tabel 24). Berikut ini disajikan ulasan atas hasil pemeringkatan alternatif strategi dari prioritas tertinggi sampai dengan terendah Strategi mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika Salah satu tujuan pembangunan Ocean Ecopark adalah sebagai destinasi olahraga outdoor untuk masyarakat yang menawarkan kenyamanan, keindahan lingkungan dan kestrategisan lokasi. Olahraga outdoor tidak hanya bersepeda dan jogging saja, tetapi juga dapat yoga, bulu tangkis, bola kaki, dan senam sehat. Saat ini, Ocean Ecopark hanya memiliki fasilitas seperti sepeda, trek sepeda dan jogging, serta kamar bilas sehabis berolahraga. Sepeda yang dimiliki oleh Ocean Ecopark sudah mencukupi, tetapi banyak sepeda yang tidak dalam kondisi prima. Oleh karena itu, pengelola perlu mengadakan pengecekan rutin yang terjadwal. Selain itu, pengelola perlu menertibkan dan bertindak lebih tegas bagi para pengendara sepeda yang menggunakan perangkat kemanan, seperti helm, pengaman dengkul, dan lutut. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan saat bersepeda sehingga pengunjung pun akan merasa aman dan nyaman saat berolahraga. Ocean Ecopark juga sebaiknya menambah sarana dan prasarana olahraga lain selain bersepeda dan jogging, seperti menambahkan fasilitas untuk bermain bulu tangkis dan bola kaki, keduanya merupakan olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat. Masih banyaknya area terbuka dapat dijadikan lapangan untuk kegiatan ini apabila disertai dengan sarana dan prasarana yang menunjang seperti gawang dan net. Selain itu, Ocean Ecopark dapat mengadakan kegiatan senam rutin setiap hari libur agar kegiatan olahraga yang ada pun semakin variatif.

99 Strategi meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada Kegiatan promosi tentunya sangat penting bagi suatu perusahaan agar lebih dikenal oleh masyarakat. Promosi yang dilakukan oleh Ocean Ecopark saat ini adalah dengan mengunjungi playgroup, TK, dan SD untuk mengenalkan produk yang ada. Kunjungan langsung ke playgroup, TK, dan SD ini dikarenakan sekolah pada tingkat tersebut biasanya selalu mengadakan kegiatan rekreasi bersama dalam bentuk rombongan. Saat ini, pengelola merasa promosi dengan cara inilah yang paling efektif. Kegiatan promosi yang saat ini dilakukan oleh pihak pengelola bersifat terbatas, hanya untuk kalangan pelajar saja belum kepada masyarakat luas. Agar dikenal oleh masyarakat luas, cara paling efektif adalah dengan cara memasang iklan di televisi komersial, koran, ataupun majalah. Selain itu, web yang telah ada dapat dijadikan sebagai media promosi apabila informasi didalamnya terus terupdate. Informasi yang ada di dalam web saat ini tidak update terhadap informasi Ocean Ecopark terkini. Selain itu, promosi juga dapat dilakukan dengan mengadakan acara-acara yang sesuai dengan konsep Ocean Ecopark yaitu lingkungan dan olahraga. Pameran lingkungan atau acara olahraga diharapkan dapat menarik kedatangan pengunjung ke Ocean Ecopark sehingga masyarakat dapat mengenal Ocean Ecopark Strategi menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. Maraknya isu global warming membuat banyak instansi-instansi ataupun perusahaan yang mulai melakukan kegiatan go green dan green lifestyle. Ocean Ecopark tentunya perlu menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan instansiinstansi tersebut. Ocean Ecopark dapat bermitra dengan instansi-instansi ataupun perusahaan untuk mengadakan acara di wilayah Ocean Ecopark seperti penanaman pohon, penyuluhan pendidikan lingkungan, aksi-aksi lingkungan, dan gathering perusahaan dengan konsep olahraga sehat. Apabila instansi yang diajak

100 83 bekerjasama adalah instansi besar maka tentu akan nada peliputan, secara tidak langsung peliputan tersebut dapat menjadi promosi bagi Ocean Ecopark. Jadi, selain tercapainya tujuan Ocean Ecopark untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam, kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan juga dapat menjadi salah satu cara promosi kepada kalangan perkantoran Strategi mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu Menurut survei yang dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada pengunjung, pelayanan, keamanan, dan kebersihan Ocean Ecopark sangat memuaskan. Selain itu juga pengunjung menilai kondisi sarana dan prasarana yang ada dalam kedaan yang baik dan memuaskan. Desain taman yang indah juga dinilai cukup mampun memanjakan mata pengunjung. Prestasi yang didapat ini tentunya harus dipertahankan dan ditingkatkan agar pengunjung tetap merasa nyaman untuk melakukan kegiatan dan nama Ocean Ecopark tidak kalah bersaing seiring dengan munculnya kompetitor-kompetitor baru. Selain itu, pengelola tetap perlu memberikan perhatian ekstra terhadap hari-hari dengan lonjakan pengunjung yang tinggi agar performa Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi tetap dalam keadaan yang prima Strategi mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi yang baru saja dibuka pada tahun Wahana-wahana yang ada pun baru dibuka pada tahun lalu, bahkan ada yang baru dibuka pada Januari Wahana yang ada cukup variatif, bebarapa wahana masih dalam tahap pengembangan seperti Ecolearning Farm. Masih banyak kegiatan yang dapat dimasukkan dalam wahana ini. Kegiatan yang dapat ditambahkan seperti melukis caping, membuat boneka horta, games interaktif menggunakan animasi, laboratorium holtikultur dan pengenalan terhadap permainan-permainan tradisional. Selain mengembangkan wahana-wahana yang ada, Ocean Ecopark juga harus memikirkan inovasi-inovasi untuk membuka wahana baru. Wahana baru ini

101 84 dapat menambah keberagaman akan pilihan rekreasi bagi pengujung. Melihat potensi yang ada, jenis rekreasi yang dapat dibangun di Ocean Ecopark ini adalah taman burung mini, permainan air yang memunculkan melodi-melodi, rumah pohon dan trees walk dimana pengunjung dapat merasakan tinggal dan berjalan diatas pohon, dan berkemah di hutan buatan Strategi melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi Fasilitas umum tentunya sangat dibutuhkan pada suatu area rekreasi untuk mengakomodasi kegiatan pengunjung. Berdasarkan hasil analisis IPA, pengunjung menilai jumlah fasilitas umum yang ada di Ocean Ecopark ini belum mampu memenuhi kebutuhan pengunjung. Kurangnya fasilitas umum ini tentu akan berakibat fatal terhadap penurunan kenyamanan pengunjung terhadap Ocean Ecopark. Melihat dari jumlah sarana dan prasarana yang ada, pengelola memang perlu memberikan penambahan jumlah terhadap beberapa item seperti bangku taman, shelter, papan penunjuk area, tempat ibadah, dan kios-kios makanan minuman Strategi memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim Ocean Ecopark yang merupakan daerah pantai beriklim panas dengan kondisi yang relatif kering dan kondisi alam yang tidak bersahabat menjadi kendala utama dalam pemeliharaan taman. Seiring dengan kemajuan teknologi yang ada, tentunya masalah ini sedikit demi sedikit dapat terselesaikan. Pengelola harus cepat tanggap akan kemajuan teknologi seperti contohnya penggunaan sprinkler yang harus diterapkan di Ocean Ecopark untuk memudahkan penyiraman, penggunaan green mower pada areal yang datar, dan berbagai macam teknologi baru lainnya. Tentunya kemajuan teknologi ini harus disertai dengan pengetahuan tenaga kerja taman yang memadai. Pengetahuan mengenai dunia lanskap terus berkembang dan mengalami perubahan, maka dari itu pengelola perlu

102 85 mengadakan pelatihan-pelatihan untuk para tenaga kerja taman agar lebih terlatih dan terampil.

103 86 Tabel 24. Rekomendasi Program Pengelolaan Ocean Ecopark Jenis Strategi Alternatif Strategi Program Penanggung Jawab Pengembangan Produk Mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika 1. Pengecakan rutin pada sepeda yang ada 2. Penerapan tata tertib bersepeda 3. Pembuatan taman refleksi 4. Pengadaan fasilitas bulu tangkis dan bola kaki 5. Pelaksanaan senam rutin bersama 1. Kepala Seksi Operasional Wahana 2. Kepala Seksi Operasional Wahana 3. Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Departemen Perencanaan 4. Kepala Seksi Operasional Wahana 5. Kepala Seksi Operasional Wahana Penetrasi Pasar Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada 1. Program Iklan TV, majalah, dan koran 2. Mengupdate informasi di website yang ada 3. Mengadakan pameran dan acara lingkungan serta olahraga 1. Kepala Bagian Operasional dan Departemen Marketing 2. Departemen Marketing 3. Kepala Bagian Operasional dan Kepala Bagian Studio Acara Penetrasi Pasar Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. 1. Penanaman pohon, 2. Penyuluhan edukasi lingkungan, 3. Aksi-aksi lingkungan 4. Gathering Kepala Bagian Operasional dan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan 86 86

104 87 Pengembangan Produk Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu 1. Mempertahankan pelayanan, keamanan, dan kebersihan 2. Perhatian ekstra saat adanya lonjakan pengunjung 1. Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Kepala Bagian Operasional 2. Kepala Bagian Operasional Pengembangan Produk Mengembangkan wahana rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung 1. Pengembangan area Ecolearning Farm dengan kegiatan sebagai berikut: a. melukis caping, b. membuat boneka horta, c. games interaktif menggunakan animasi, d. laboratorium holtikultur e. permainan-permainan tradisional. 2. Menambah wahana dan kegiatan rekreasi seperti: a. taman burung mini, b. melodi air, c. rumah pohon dan trees walk d. berkemah di hutan buatan 1. Manager Ecolearning Farm 2. Departemen Perencanaan Pengembangan Produk Melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk Penambahan bangku taman, shelter, papan penunjuk area, Kepala Seksi Taman 87 87

105 88 mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi tempat ibadah, dan kios-kios makanan minuman. Pengembangan Produk Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim 1. Penggunaan teknologi dalam perawatan taman 2. Pelatihan untuk tenaga kerja taman Kepala Seksi Taman dan Kontraktor Pemelihara Taman

106 89 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kegiatan magang yang dilakukan selama tiga bulan memberikan pengalaman kerja nyata yang profesional, pengetahuan, serta pemahaman mengenai kegiatan pengelolaan lanskap. Sistem pengelolaan mencakup keseluruhan aspek yang ada di Ocean Ecopark. Hasil kegiatan magang yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi baru yang terdapat di dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Tujuan dan konsep yang jelas membuat pembangunan ini tidak keluar jauh dari perencanaan yang ada. Wahana-wahana yang telah ada saat ini sudah cukup baik dan beragam dan dapat menunjang kebutuhan rekreasi pengunjung dari segala umur. Walaupun begitu, tempat rekreasi ini harus terus melakukan pengembangan areanya agar dapat memberikan kepuasan dan kenyaman maksimal bagi pengunjung. 2. Ocean Ecopark adalah tempat rekreasi yang mengusung konsep ecopark. Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam bertujuan untuk meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungan. Dalam pengembangannya, Ocean Ecopark harus berpedoman pada pengertian dasar ecopark dan konsep-konsep pengembangan yang ada masih perlu ditingkatkan agar tujuan awal Ocean Ecopark sebagai ecopark dapat tercapai. 3. Pengelolaan lanskap Ocean Ecopark berjalan dengan cukup baik sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan yang dikemukakan oleh Sternloff and Warren (1984). Sistem organisasi yang tersusun dengan baik, efektivitas kerja terhadap pekerjaan taman berada di atas rata-rata literatur, alat dan bahan cukup memadai, dan jadwal pemeliharaan terjadwal dengan baik dan rutin. Kendala utama adalah kondisi iklim yang tidak begitu mendukung dan

107 90 lemahnya pengawasan pihak pengelola Ocean Ecopark terhadap kontraktor pemelihara. 4. Strategi pengelolaan yang didapatkan untuk pengelola Ocean Ecopark berjumlah tujuh butir, yaitu (a) mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika; (b) meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada; (c) menjalin hubungan baik dengan instansiinstansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle; (d) mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu; (e) mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung; (f) melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi; (g) memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim. 5.2 Saran Hasil kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mewujudkan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan. Dalam teknis pengelolaannya, pengelola Ocean Ecopark sebaiknya meningkatkan pengawasan taman terhadap kontraktor pemelihara agar kegiatan pekerjaan taman berjalan semakin efektif dan efisien. Selain itu, dalam pengembangan dan kegiatan pengelolaan harus mengacu pada konsep ecopark yang tetap mempertahankan kealamian suatu keanekaragaman hayati pesisir yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tujuh alternatif strategi yang didapatkan dengan prioritasnya masing-masing diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mengembangkan Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi yang nyaman, aman, indah, bersih, dan selaras dengan alam.

108 91 DAFTAR PUSTAKA [Anonim] Ecopark Taman Impian Jaya Ancol. [17 Januari 2012] Taman Impian Jaya Ancol. [17 Januari 2012] Arifin, H.S. A. Munandar. N.H.S. Arifin. Q. Pramukanto dan V.D. Damayanti Sampoerna Hijau Kotaku Hijau Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Sampoerna Hijau. Arifin, H. S. dan N.H.S. Arifin Pemeliharaan Taman [Edisi Revisi]. Jakarta: Penebar Swadaya. Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Kemayoran Data Klimatologi. (Tidak dipublikasikan). Brockman dan L.C. Merriam Recreational Use Of Wild Land. New York: McGraw-Hill Book Inc. Co. David, F. R Manajemen Strategi ke-12. Terjemahan Oleh Budi S. Strategic Management: Concepts and Cases, 12th ed. Jakarta: Salemba Empat. Dramstad, W. E. J.D. Olson dan R.T.T. Forman Landscape Ecology Principles in Landscape Agritecture and Landuse Planning. Washington DC: Island Press and the American Society of Landscape Architects. Gold, S.M Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Inc. Gunn C. A dan T. Var Tourism Planning. New York: Taylor & Fracis Books, Inc. Kraus, R. G Recreation Today Program Planning and Leadership. California: Goodyear Publishing Company, Inc. Harnik, P The Excellent City Park System.San Fransisco: The Trust for Public Land Rosa, E. S Analisis Manajemen Strategi pada Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan yang Semakin Kompetitif. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

109 92 Saraswati, D. A. S Manajemen Program Rekreasi Berbasis Ekologi di Taman Budaya, Sentul City, Bogor. [Skripsi]. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sherer, P. M The Benefits of Parks: Why America Needs More City Parks and Open Space. San Fransisco: The Trust for Public Land Simonds, J. O. dan B. Starke Landscape Architecture A Manual of Enviromental Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Sternloff, R. E. dan R. Warren Park and Recreation Maintanance Management. Edisi Ke-2. New York: John Wiley and Sons, Inc. Stonner, J. A. F. dan R. E. Freeman Manajemen Jilid I (Terjemahan). Edisi ke-5. Jakarta: Intermedia. Supranto, J Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta. Susandijani Mewujudkan Impian Anak Negeri. Jakarta: Tempo Wong, M.S. N. Hideki dan P. George The Use of Importance-Performance Analysis (IPA) in Evaluating Japan's E-government Services. Jurnal. Journal of Theoretical and Applied Electronic. Vol 6: halaman 21-22

110 LAMPIRAN 93

111 94 Lampiran 1. Jenis Data dan Pengamatan No. Jenis Data Indikator Pengamatan Sumber Kegunaan Analisis 1 Aspek Fisik Letak dan batas wilayah Pihak pengelola Mengetahui kondisi umum Deskriptif Luas wilayah Pihak pengelola dari berbagai aspek Deskriptif Aksesibilitas Pihak pengelola Deskriptif Sarana dan prasarana Pihak pengelola/observasi Deskriptif 2. Aspek Biofisik Vegetasi Pihak pengelola/observasi Deskriptif Satwa Pihak pengelola/observasi Deskriptif Hidrologi Pihak pengelola/observasi Deskriptif Topgrafi Pihak pengelola/observasi Deskriptif Tanah Pihak pengelola/observasi Deskriptif Iklim BMKG Deskriptif 3. Aspek Teknis Program wahana rekreasi Pihak pengelola/observasi Deskriptif 4. Aspek Sosial Ekonomi Sejarah Taman Impian Jaya Ancol Pihak pengelola Deskriptif Karateristik pengunjung Kuisioner pengunjung Mengetahui permintaan dan harapan Deskriptif Penilaian pengunjung Kuisioner pengunjung pengunjung terhadap lokasi IPA 5. Aspek Manajerial Struktur organisasi Pihak pengelola Mengetahui pengelolaan yang telah Deskriptif Kontraktor pemelihara Pihak pengelola dan mitra berjalan Deskriptif Tenaga kerja Pihak pengelola dan mitra Deskriptif Jadwal pemeliharaan Pihak pengelola dan mitra Deskriptif Anggaran pemeliharaan Pihak pengelola Deskriptif Keterangan: Potensi dan kendala dengan tingkat kepentingan yang tinggi akan dirumuskan dalam faktor SWOT 94

112 95 Lampiran 2. Kuisioner Penilaian Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA Oleh : Denissa Vikaditya Paramastri (A ) Responden Yth. Terima kasih atas kesediaan Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana. Informasi yang anda berikanhanya digunakan untuk kepentingan akademis dan dijamin kerahasiannya. Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Umur : <18 / / / >55 *) Asal : Jabodetabek / Luar jabodetabek, sebutkan... *) Pendidikan Terakhir **) : SD Diploma/Akademi SMP S1 SMA Lainnya.. Pekerjaan**) : Siswa Wiraswasta Mahasiswa Ibu Rumah Tangga PNS Pegawai Swasta BUMN Lainnya... Pendapatan per bulan**) : Tidak berpendapatan Kurang dari 1 juta 1 juta -2 juta 2 juta-4 juta Lebih dari 4 juta Keterangan: *) coret yang tidak perlu **) pilih salah satu jawaban I. Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklis ( ) pada kotak yang telah disediakan! 1. Lama kunjungan Kurang dari 1 jam 2-4 jam Lebih dari 8 jam 1-2 jam 4-8 jam 2. Tujuan kunjungan ke Ocean Ecopark Ancol Belajar Rekreasi Lainnya... Olahraga Menyalurkan hobi

113 96 Lampiran 2 (Lanjutan) 3. Frekuensi anda mengunjungi Ocean Ecopark Ancol? Baru pertama kali Sangat sering (tiap minggu) Sering (tiap bulan) Jarang (hanya untuk acara tertentu) 4. Kendaraan apa yang anda gunakan untuk menuju Ocean Ecopark Ancol? Bus rombongan Kendaraan pribadi (mobil/motor) Bis transjakarta Kendaraan umum, yaitu Bersama siapa Anda berkunjung ke Ocean Ecopark Ancol? Sendiri Rombongan Teman Teman dan keluarga Keluarga Lainnya Apakah Ocean Ecopark Ancol merupakan tujuan lokasi utama anda untuk berekreasi? Jika tidak, apakah tujuan utama anda? Ya Tidak, tujuan utama saya Apakah Anda mengetahui bahwa Ocean Ecopark Ancol memiliki 4 kawasan dengan konsep yang berbeda-beda? Ya Tidak II. Tingkat kepentingan atribut Dibawah ini terdapat pertanyaan mengenai tingkat kepentingan atribut OCEAN ECOPARK ANCOL menurut persepsi Bapak/Ibu sebagai pengunjung. Pada pertanyaan tersebut dimohon Bapak/Ibu memberi tanda ceklis pada kolom yang menurut Bapak/Ibu paling tepat. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, tetapi melihat angka-angka terbaik menurut persepsi bapak/ibu. No Atribut 1 Kestrategisan lokasi 2 Kemudahan akses menuju lokasi 3 Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga 4 Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga 5 Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya 6 Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan Sangat Penting Penting Cukup Penting Kurang Penting Tidak Penting

114 97 Lampiran 2 (Lanjutan) sebagainya 7 Kondisi sarana dan prasarana yang baik 8 Keberadaan satwa 9 Keberadaan pohon peneduh 10 Keberagaman tanaman 11 Kenyamanan area untuk berekreasi 12 Keindahan penataan taman 13 Kebersihan area rekreasi 14 Keamanan area rekreasi 15 Keramahan pelayanan 16 Kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya III. Tingkat kepuasan konsumen Dibawah ini terdapat pertanyaan mengenai tingkat kepuasan atribut OCEAN ECOPARK ANCOL. Pada pertanyaan tersebut dimohon Bapak/Ibu memberi tanda ceklis pada kolom yang menurut Bapak/Ibu paling tepat. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, tetapi melihat angka-angka terbaik menurut persepsi Bapak/Ibu. No Atribut 1 Kestrategisan lokasi 2 Kemudahan akses menuju lokasi 3 Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga 4 Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga 5 Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parker, shelter, tempat ibadah dan sebagainya 6 Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya 7 Kondisi sarana dan prasarana yang baik Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas

115 98 Lampiran 2 (Lanjutan) 8 Keberadaan satwa di areal 9 Keberadaan pohon peneduh 10 Keberagaman tanaman 11 Kenyamanan area untuk berekreasi 12 Keindahan penataan taman 13 Kebersihan area rekreasi 14 Keamanan area rekreasi 15 Keramahan pelayanan 16 Kemudahan untuk mendapatkan informasi seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya IV. Urutkan berdasarkan prioritas dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah Anda 1. Tempat rekreasi yang menjadi daya tarik utama Anda mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol: (urutkan dari angka 1 dengan ketertarikan paling tinggi sampai dengan angka 8 dengan ketertarikan paling rendah) Taman Pantai Ancol ( ) Dunia Fantasi ( ) Sea world ( ) Atlantis ( ) Ocean Dream Samudra ( ) Pasar Seni ( ) Ancol Art Academy ( ) Ecopark ( ) 2. Wahana di Ocean Ecopark Ancol yang sangat Anda minati (urutkan dari angka 1 dengan ketertarikan paling tinggi sampai dengan angka 6 dengan ketertarikan paling rendah) Fantastique (magic fountain show) ( ) Learning EcoFarm ( ) Outbond Holic ( ) Paintball ( ) Eco Cruiser ( ) Eco Bike dan Eco Trike ( ) V. Isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan yang tersedia Adakah tujuan wisata lain selain Ocean Ecopark Ancol yang menjadi favorit Anda? Jika ada, apakah nama tempat tersebut dan mengapa Anda menyukainya?

116 99 Lampiran 2 (Lanjutan) Apa harapan dan masukan anda untuk pengelola Ocean Ecopark Ancol? Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dan Selamat Melanjutkan Aktivitas Kembali

117 100 Lampiran 3. Kuisioner SWOT Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA Kepada responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini merupakan hasil dari penentuan faktor-faktor SWOT yang menjadi pertanyaan dalam wawancara sebelumnya. Pada kuisioner ini Bapak/Ibu diperlukan untuk memberikan nilai tingkat kepentingan pada setiap faktor-faktor yang ada. Pemberian nilai kepentingan tiap faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi dan pemecahan masalah perusahaan. Pengisian faktor-faktor merupakan pertimbangkan sinergitas atas seluruh aspek yang terkait. Oleh karena itu, diharapkan pengisian kuesioner ini adalah berdasarkan pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden (Bapak/Ibu) terhadap elemen-elemen yang mendasari penyusunan strategi alternatif ini. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan waktu dan kejujuran Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya digunakan untuk kepentingana akademis dan dijamin kerahasiannya. Atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner ini, penyusun mengucapkan terima kasih. Denissa Vikaditya Paramastri A

118 101 Lampiran 3 (Lanjutan) Petunjuk pengisian kuisioner TUJUAN Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan dari setiap faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi dalam penetuan strategi dan pemecahan masalah. PETUNJUK UMUM 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk mengindari inkonsistensi jawaban. I. PENENTUAN BOBOT PETUNJUK PENGISIAN 1. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = penting 4 = sangat penting 2. Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden mengenai tingkat pengaruh dan kepentingan faktor internal dan eksternal yang ada terhadap keberhasilan dan kemajuan Ocean Ecopark.

119 102 Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR INTERNAL Faktor-faktor yang menjadi kekuatan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kekuatan Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi destinasi rekreasi outdoor bertema greenlifestyle sekaligus menjadi ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang. 2. Memiliki wahana rekreasi edukasi yang tidak dapat ditemui di tengah-tengah ibu kota Jakarta dan merupakan suatu hal yang langka bagi masyarakat kota saat ini. 3. Memiliki pelayanan,keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. 4. Kondisi saranadan prasarana yang dipelihara dengan baik dan konsisten sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi 5. Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung dengan unsur flora, fauna, dan air Faktor-faktor yang menjadi kelemahan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kelemahan Perlunya pemeliharaan ekstra pada areal yang mayoritas merupakan area hijau karena kondisi iklim dan alam yang kurang mendukun 2. Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung 4. Kurangnya promosi terhadap wahana yang ada 5. Kurangnya pohon-pohon peneduh yang dapat memberikan kenyamana untuk aktivitas di Ocean Ecopark yang mayoritas adalah kegiatan outdoor

120 103 Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR EKSTERNAL Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Ocean Ecopark Ancol No. Peluang Gaya hidup masyarakat masa kini yang ingin hidup sehat 2. Isu global warming yang terus diperbincangkan dan makin maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat 3. Kota jakarta sebagai ibu kota RI memberikan kemudahan bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai wilayah yang ada di kota jakarta termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Ocean Ecopark Ancol No. Ancaman Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama 2. Iklim yang kurang mendukung serta adanya perubahan faktor alam

121 104 Lampiran 3 (Lanjutan) II. PENENTUAN PERINGKAT PETUNJUK PENGISIAN 1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : MATRIKS IFE (FAKTOR-FAKTOR INTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. MATRIKS EFE (FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan sangat baik, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4. Pemberian masing-masing faktor strategis dilakukan dengan tanda silang (X) pada tingkat 1-4 yang paling sesuai menurut responden. 2. Penentuan peringkat merupakan pendapat masing-masing responden terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.

122 105 Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR INTERNAL Faktor-faktor yang menjadi kekuatan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kekuatan Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi destinasi rekreasi outdoor bertema greenlifestyle sekaligus menjadi ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang. 2. Memiliki wahana rekreasi edukasi yang tidak dapat ditemui di tengah-tengah ibu kota Jakarta dan merupakan suatu hal yang langka bagi masyarakat kota saat ini. 3. Memiliki pelayanan,keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. 4. Kondisi saranadan prasarana yang dipelihara dengan baik dan konsisten sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi 5. Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung dengan unsur flora, fauna, dan air Faktor-faktor yang menjadi kelemahan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kelemahan Perlunya pemeliharaan ekstra pada areal yang mayoritas merupakan area hijau karena kondisi iklim dan alam yang kurang mendukung 2. Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung 4. Kurangnya promosi terhadap wahana yang ada 5. Kurangnya pohon-pohon peneduh yang dapat memberikan kenyamana untuk aktivitas di Ocean Ecopark yang mayoritas adalah kegiatan outdoor

123 106 Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR EKSTERNAL Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Ocean Ecopark Ancol No. Peluang Gaya hidup masyarakat masa kini yang ingin hidup sehat 2. Isu global warming yang terus diperbincangkan dan makin maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat 3. Kota jakarta sebagai ibu kota RI memberikan kemudahan bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai wilayah yang ada di kota jakarta termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Ocean Ecopark Ancol No. Ancaman Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama 2. Iklim yang kurang mendukung serta adanya perubahan faktor alam

124 107 Lampiran 4. Perhitungan Bobot Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal No. Faktor Internal Kekuatan 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan Tingkat Kepentingan Jumlah Responden Nilai Ratarata Bobot 3 3 4,000 0, ,333 0, ,667 0, ,333 0,100 prasarana yang baik 5. Desain taman yang menarik ,667 0,110 Kelemahan 1. Perawatan taman yang ekstra ,333 0, Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung ,667 0, Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 3 3 3,000 0, Promosi belum berjalan dengan maksimal ,333 0, Keberadaan pohon peneduh kurang 3 3 3,000 0,090 Jumlah Total 33,333 1,000 Faktor Eksternal No. Faktor Internal Peluang 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang dibangun pemerintah Tingkat Kepentingan Jumlah Responden Nilai Ratarata Bobot ,000 0, ,000 0, ,000 0,188 Acaman 1. Muncul kompetitor sejenis ,667 0, Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung ,333 0,208 Jumlah Total 16,000 1,000

125 108 Lampiran 5. Perhitungan Peringkat Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal No. Faktor Internal Kekuatan 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan prasarana Tingkat Kepentingan Jumlah Responden Nilai Ratarata , , , ,667 yang baik 5. Desain taman yang menarik 3 3 3,000 Kelemahan 1. Perawatan taman yang ekstra , Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 4. Promosi belum berjalan dengan maksimal 5. Keberadaan pohon peneduh kurang 3 3 1, , , ,000 Faktor Eksternal No. Faktor Internal Peluang 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang Tingkat Kepentingan Jumlah Responden Nilai Ratarata , , ,667 dibangun pemerintah Ancaman 1. Muncul kompetitor sejenis , Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung ,667

126 109 Lampiran 6. Data Vegetasi Ocean Ecopark 2012 No Nama Latin Nama Umum 1 Acassia mangium Akasia daun lebar 2 Adenantera sp. Saga 3 Adenium obesum Kamboja jepang 4 Albizia falcata Sengon 5 Albizia lebbeck Jinjing butoh 6 Araucaria heteropylla Cemara norfolk 7 Areca catechu Palem irian 8 Asplenium nidus Kadaka tanam dipohon 9 Bambusa glaucescens Bambu Kresik 10 Barringtonia asiatica Keben 11 Calophyllum inophyllum Nyamplung 12 Caryota mitis Palem sirip ikan 13 Caryota Palem sirip ikan rumpun 14 Casuarina cunninghamiana Cemara Pinus 15 Casuarina equisetifolia Cemara laut 16 Casuarina nobillis Cemara balon 17 Ceiba pentandra Kapuk randu 18 Chrysalidocarpus lucubensis Palem locopensis 19 Cocos nucifera Kelapa 20 Cocothrinax crinita Palem jenggot 21 Comederia seifiitzii Palem bambu 22 Copernicia alba Palem copernicia 23 Cordyline fruticosa Hanjuang 24 Crotalaria micans Orok-orok 25 Crynum asiaticum L Bakung 26 Cyperus alternifolius Rumput payung 27 Cyperus Papyrus Siprus 28 Delonix regia Flamboyan 29 Dendrobium macrophyllum Anggrek Dendrobium 30 Erythrina cristagalli Dadap merah 31 Etlingera elatior Kecombrang 32 Eucalyptus deglupta Rainbow ekaliptus 33 Euterpe oleraceae Palem acai 34 Ficus longisland Beringin korea 35 Ficus religiosa Beringin bodhi 36 Hameli patens Pusaka 37 Hibiscus tiliaceaus maroon Waru marun 38 Hopea odorata Mersawa 39 Johannesteijmania altrifons Palem daun sang 40 Khaya senegalensis Khaya 41 Kigelia pinnata Atamimi 42 Kigelia aethiopica Pohon sosis 43 Lagerstromia speciosa Bungur 44 Latania lontaroides Palem anggur 45 Leucaena leucocephala Lamtoro

127 Lampiran 6 (Lanjutan) 46 Livistonia rotundifelia Palem sadeng 47 Mangifera indica Mangga 48 Melia azaderach Mindi 49 Mimusops elengi Tanjung 50 Nypa fruticans Nipah 51 Nymphaea alba Teratai putih 52 Paltycerium bifurcatum Tanduk rusa 53 Pandanus odoratissimus Pandan Laut 54 Parkia speciosa Petai 55 Phoenix canariensis Kurma canary 56 Phoenix dactylifera Palem Kurma 57 Pinus merkusii Jungh. Pinus 58 Pitchellobium dulce Asam Kranji 59 Plumeria alba Kamboja Putih Bali 60 Plumeria rubra Kamboja Merah Fanta 61 Plumeria sp. Kamboja 62 Plumeria variegata Kamboja Tricolor 63 Podocarpus rumphii Jati laut 64 Polyalthia longifolia Glodokan tiang 65 Pometia rubra Kamboja Cendana 66 Pritchardia pacifica Palem dop 67 Pterocarpus indicus Angsana 68 Rhapis excelsa Palem wregu 69 Rhizophora sp Bakau 70 Salacca magnificia Salak 71 Salix babylonica Hyang liu 72 Samanea saman Trembesi 73 Schizolobium paralyba Schizolobium 74 Sonneratia alba Mangrove 75 Spathodea campanulata Kecrutan 76 Sterculia foetida Kepuh 77 Swietenia mahogany Mahoni 78 Syagrus romanzofianum Palem syagrus 79 Sycas revoluta Sikas halus 80 Sycas rumphii Sikas haji 81 Syzingium oleana Pucuk merah 82 tabebuia chrysotrica Tabebuia bunga kuning 83 Tabebuia pentaphylla Tabebuia 84 Tamarindus indica Asam Jawa 85 Terminalia catappa Ketapang 86 Terminalia mantaly Ketapang mini 87 Washingtonia robusta Palem washington 88 Wedelia uniflora Bunga Wedelia 89 Wodyetia bifurcata Palem Ekor Tupai 90 Zoysia matrella Rumput Peking Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) 110

128 111 Lampiran 7. Struktur Organisasi Ocean Ecopark (Data diketik ulang) 111

129 112 Lampiran 8. Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan 112

130 113 Lampiran 9. Peta Kawasan Ocean Ecopark 113

131 114 Lampiran 10. Peta Wilayah Pemeliharaan Ocean Ecopark 114

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan  2010) 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu 19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor 85 Lampiran 1. Kuisioner SWOT Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor KUISIONER EVALUASI JENIS POHON BAGI KONSERVASI KERAGAMAN TANAMAN HUTAN KOTA DI DKI JAKARTA Kepada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH

MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MUTIAH NURJANNAH, Manajemen Lanskap Permukiman

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG DIAR ERSTANTYO DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada 06 33 55-06 37 45 LS dan 106 50 20-106 57 10 BT di wilayah administrasi

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

Sumber:  & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih 5 bulan yaitu pada bulan Februari 2012 hingga Juni 2012. Lokasi penelitian yaitu di daerah Bogor Tengah dengan sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG Oleh: YULIANTO WIBISONO A34204023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci