PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK"

Transkripsi

1 PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK Citria Afrianty *, Lustiana Gustin, Tri Kurnia Dewi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) Abstrak Telah dilakukan penelitian pengaruh komposisi membran (persentase zeolit), siklus (waktu operasi) dan tekanan pada pengolahan limbah air asam tambang menggunakan teknologi membran keramik. Pengolahan air asam tambang dapat digunakan sebagai solusi penanggulangan limbah agar dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan. Penelitian ini mengamati pengaruh komposisi membran (persentase zeolit), siklus (waktu operasi) dan tekanan terhadap kualitas air yang dihasilkan. Jangkauan variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah persentase zeolit 10, 20, 30, 40, 50 %, siklus 101, 204, 306 dan 408, dan tekanan fluida 0,038, 0,056, 0,08, 0,114 atm. Hasil kualitas air dianalisa secara spektrofotometri untuk mendapatkan nilai kandungan ion Mn dan Fe. Serta menghitung nilai TSS dan ph. Kenaikan persentase zeolit dan siklus berpengaruh terhadap nilai kandungan ion Mn dan Fe, ph dan TSS. Namun tekanan tidak berpengaruh terhadap nilai ph tetapi berpengaruh terhadap nilai TSS dan logam Fe dan Mn meskipun tidak terlalu signifikan. Diperoleh hasil air terbaik pada persentase zeolit 30 %, 408 siklus (60 menit), dan tekanan 0,08 atm. Kata kunci : Air asam tambang, membran keramik, zeolit Abstract This research was carried out using ceramic membrane technology as processing acid mine waste water treatment. That was useful for making the good environment. This research investigate the effects of variables such as the increasing of zeolite percentage, circulating time, and the fluid pressure related to the water quality produced by this process. Range of variables that used in this research are the increasing of zeolite percentage 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%, circulation time 101,204, 306, and 408 circulation, and the fluid pressure , 0.056, 0.08, and atm. The water product is analyzed to get the content of TSS, ph, iron (Fe), and manganese (Mn). The increasing of circulation time and pressure fluid does not have significant effect to the ph value, but the increasing of percentage zeolite is occured. The increasing of percentage zeolite influenced on iron (Fe) and Manganese (Mn) contents. The best water result was obtained at 30% zeolite, 404 circulation (60 minutes) and 0.08 atm. Keywords: acid mine waste water, membrane ceramics, zeolite 1. PENDAHULUAN Pada pertambangan batubara, terdapat dua tipe sistem penambangan yaitu, pertambangan terbuka (open pit mining) dan pertambangan bawah tanah (underground mining). Baik pertambangan bawah tanah maupun pertambangan terbuka dapat menyebabkan terlepasnya unsur-unsur kimia tertentu seperti Fe dan S dari senyawa pirit (Fe 2 S) yang menghasilkan air buangan bersifat asam (Acid Mine Drainage / Acid Rock Drainage). Air asam tambang (AAT) memiliki tingkat keasaman dan konsentrasi logam terlarut yang tinggi.. Oleh karena itu dibutuhkan proses pengolahan limbah untuk meminimalisasi kandungan ion besi (2,52 x 10-4 μm) dan mangan (2,54 x 10-4 μm) yang tinggi, dan tingkat keasaman air buangan. Salah satu cara meminimalisasi kandungan tersebut menggunakan teknologi membran keramik Page 16 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

2 diameter pori (0,1-0,3 μm) dengan komposisi zeolit : lempung. Zeolit (L m Al x Si y O z. n H2O) berfungsi mengikat logam tersebut dan ion H +. Sehingga komposisi membran tersebut dapat dipergunakan dalam pengolahan limbah cair. Pengertian Air Asam Tambang (AAT) Air asam tambang (AAT) adalah air yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral sulfida yang terkandung dalam batubara yang ditambang. Faktor pembentukan AAT yang dominan adalah mineral sulfida yang reaktif, oksigen dan air. Air asam tambang yang timbul akibat dari kegiatan penambangan sangat berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Tabel 1. Spesifikasi kualitas Air Asam Tambang (AAT) No Parameter Nilai 1. ph 5 2. Temperatur ( o C) 30,4 o C 3. TSS (ppm) 18,7 5. Logam Fe(ppm) 1, Logam Mn(ppm) 7,0600 Sumber: Hasil Analisa di Laboratorium pengujian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Reaksi yang terjadi pada kontak mineral sulfida dengan air dan O 2 memiliki empat tahapan sebagai berikut : Tahap I : 2FeS 2 + 7O 2 + 2H 2 O 2Fe SO H + Tahap II : Fe 2+ + ¼ O 2 + H + Fe 3+ + ½ H 2 O Tahap III : FeS Fe H 2 O 15 Fe SO H + Tahap IV : Fe H 2 O Fe(OH) 3 (s) + 3H + Klasifikasi Membran Pada umumnya membran dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu kategori berdasarkan bentuk, katagori berdasarkan fungsi, kategori berdasarkan eksistensi dan kategori berdasarkan bentuk aliran dengan penjelasan sebagai berikut: Berdasarkan bentuknya membran dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1.) Membran Datar 2.) Membran Tubular Berdasarkan fungsinya membran dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut : 1.) Membran mikrofiltrasi 2.) Membran ultrafiltrasi 3.) Membran osmosa balik (OR) 4.) Nanofiltrasi 5.) Membran dialisa 6.) Membran elektrodialisa Berdasarkan eksistensinya, membran dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1.) Membran Alamiah 2.) Membran Sintetik Berdasarkan bentuk aliran, membran dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut: 1.) Dead-End Filtration 2.) Cross-Flow Filtration Prinsip Pemisahan Dengan Membran Pada prinsipnya proses pemisahan dengan menggunakan membran adalah proses pemisahan antara pelarut dengan zat terlarut. Pelarut dipisahkan dari zat terlarut yang akan tertahan pada membran dan disebut dengan konsentrat, sedangkan pelarut akan lolos melalui membran dan dinamakan permeat. Kecepatan aliran komponen yang dipisahkan bergantung kepada jenis gaya pendorong dan karakteristik membran. Jenis gaya pendorong yang ada pada proses pemisahan dengan menggunakan membran yaitu perbedaan tekanan, perbedaan konsentrasi, dan perbedaan temperatur. Kinerja Membran Kinerja atau efisiensi pemisahan di dalam membran dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu parameter operasional dan karakteristik membran yaitu : a.) Parameter operasional Parameter operasional yang mempengarui kinerja membran adalah waktu, laju alir, tekanan, temperatur. b.) Karakteristik membran 1.Permeabilitas Permeabilitas sering disebut juga sebagai kecepatan permeat atau fluks adalah ukuran kecepatan suatu spesi melewati membran persatuan luas dan waktu dengan gradien tekanan sebagai gaya pendorong. Fluks membran keramik secara langsung berhubungan dengan porositas, dimana membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah jumlah dan ukuran pori, Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012 Page 17

3 interaksi antara membran dan larutan umpan, viskositas larutan serta tekanan dari luar. Fluks (Jv) dirumus sebagai berikut (Mulder,1996) : Jv = keterangan : Jv = fluks (liter/m 2.jam) V = volume permeat (liter) A = luas permukaan membran (m 2 ) t = waktu (jam) 2.Selektifitas Selektifitas yang parameternya dinyatakan sebagai koefisien penolakan atau koefisien rejeksi adalah ukuran kemampuan membran menahan suatu spesi. Faktor yang mempengaruhi selektifitas adalah besarnya ukuran partikel yang akan melewatinya, interaksi antara membran dan larutan umpan dan ukuran pori. Koefisien rejeksi (R) dirumuskan sebagai berikut : R = (1 Cp/Cf) x 100% Keterangan : R = koefisien rejeksi Cp = konsentrasi permeat Cf = konsentrasi umpan Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan membran sebagai berikut : a. Ukuran Molekul Membran Ukuran molekul membran sangat mempengaruhi kinerja membran. b. Bentuk Membran Membran dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk, seperti bentuk datar, bentuk tabung, dan bentuk serat berongga. c. Bahan Membran Perbedaan bahan membran akan berpengaruh pada hasil rejeksi dan distribusi ukuran pori. d. Karakteristik Larutan Karakteristik larutan ini mempunyai efek pada permeability membran. Membran Keramik Membran keramik adalah membran yang terbentuk dari kombinasi logam (aluminium, titanium, zirkonium) dengan non logam dalam bentuk oksida, nitrida atau karbida. Fluks membran keramik secara langsung berhubungan dengan porositas, membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Porositas membran keramik dapat ditingkatkan dengan aglomerisasi partikel-partikel bahan keramik pada tahap awal pemprosesan yaitu pada saat pembentukan suspensi dan proses pencetakan. Tanah Liat (Lempung) Tanah liat berasal dari kerak bumi yang terjadi karena pelapukan dan erosi angin, air dan gletser sehingga berbentuk halus. Agar tanah liat dapat digunakan untuk membentuk benda keramik maka harus memenuhi 5 persyaratan yaitu memiliki: a. Sifat plastis b. kemampuan dibentuk c. Susut kering dan susut bakar d. Suhu kematangan (vitrifikasi) e. Porositas Zeolit Zeolit adalah salah satu penukar ion alami yang banyak tersedia. Kemampuan zeolit sebagai ion exchanger telah lama diketahui dan digunakan sebagai penghilang polutan kimia. Dalam air zeolit juga ternyata mampu mengikat bakteri E. coli. Mineral zeolit adalah kelompok mineral alumunium silikat terhidrasi. Zeolit secara empiris ditulis (M +,M 2+ )Al 2 O 3 gsio 2. zh 2 O, M + berupa Na atau K dan M 2+ berupa Mg, Ca, atau Fe. Li, Sr atau Ba dalam jumlah kecil dapat menggantikan M + atau M 2+, g dan z bilangan koefisien. Pertukaran Ion (Ion Exchange) Pertukaran ion adalah suatu proses ionion dari suatu larutan elektrolit diikat pada permukaan bahan padat. Sebagai pengganti ionion tersebut, ion-ion dari bahan padat diberikan ke dalam larutan. Pertukaran hanya terjadi di antara ion-ion yang sejenis dan berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu pada saat terjadi kontak antara larutan elektrolit dengan penukar ion. Pada skala industri, Fe dan Mn dalam air biasanya diturunkan dengan mengaerasi air pada ph>7 sehingga kedua logam ini mengendap sebagai oksidanya. Proses lain adalah mengikat Fe dan Mn dengan suatu cation exchanger. 2. METODOLOGI Bahan dan Peralatan Penelitian - Alat Pengolahan Limbah Cair 1.) Membran keramik 2.) Housing membran keramik 3.) Ember plastik 4.) Flowmeter 5.) Selang plastik 6.) Pipa PVC 7.) Pompa air Page 18 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

4 - Alat Analisa Air Asam Tambang 1.) PHmeter 2.) Gelas ukur 100 ml 3.) Erlenmeyer 4.) Oven 5.) Timbangan elektrik 6.) Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 7.) Pipet tetes 8.) Corong gelas 9.) kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm 10.) TDSmeter Bahan yang Digunakan -Pada Penjernihan Air Asam Tambang 1.) Limbah air asam tambang 2.) Pencuci -Pada Pembuatan Membran 1.) Tanah Liat (Lempung) 2.) Zeolit -Pada Analisa Parameter Limbah Cair 1.) Air suling 2.) Larutan Standar Logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Prosedur Penelitian Pembuatan Membran Keramik Berikut ini adalah langkah-langkah penjelasan diagram alir proses pembuatan membran keramik diatas: 1.) Pencampuran tanah liat dan zeolit, dengan perbandingan tanah liat : zeolit yaitu (90% :10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, 50% :50%), ditambah air kemudian diaduk rata. 2.) Bahan dicetak dengan cetakan gips. 3.) Bahan yang dicetak dikeluarkan dari cetakan kemudian ditempatkan diatas lembaran pohon pisang. 4.) Bahan yang dicetak dikeringkan pada suhu kamar selama 7 hari. 5.) Bahan yang dicetak dibakar pada suhu o C. 6.) Lama pembakaran 12 jam, yaitu 4 jam pengasapan dan 8 jam pembakaran. Skema Rancangan Membran Keramik Membran keramik dibuat dari tanah liat dan zeolit yang mempunyai: Diameter dalam = 3 cm Diameter luar = 5 cm Ketebalan = 2 cm Panjang = 30 cm Gambar 1. Skema Rancangan Membran Keramik Housing Membran Housing membran terbuat dari fiber glass, yang mempunyai : Diameter housing = 14 cm Panjang housing = 35 cm Limbah cair masuk melalui bagian dalam membran kemudian akan merembes melewati pori-pori dinding membran sehingga terjadi proses filtrasi lalu permeat akan keluar dari bagian bawah membran. Prosedur Penelitian Pengolahan Limbah Air Asam Tambang Membran di masukkan ke dalam housing lalu air limbah yang ada di dalam wadah feed, dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam housing yang telah dipasang membran di bagian dalamnya. Aliran dibuat recycle, yang tidak keluar ke housing membran dikembalikan ke wadah feed. Aliran limbah diatur dengan menggunakan kerangan yang dipasang di pipa masuk housing. Air hasil penyaringan (permeat) dibiarkan beberapa waktu kemudian ditampung diwadah botol dengan interval waktu 15, 30, 45 dan 60 menit. Serta interval tekanan 0.038, 0.056, 0.08, bar. Ratio membran 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1. Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012 Page 19

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel air awal yang diteliti adalah air asam tambang (AAT) dari Tanjung Api-api dengan kandungan seperti pada tabel di bawah ini : 5 Gambar 2. Rangkaian Peralatan Pengolahan Limbah Air Asam Tambang Menggunakan Membran Keramik Pemeriksaan ph Pemeriksaan ph dilakukan dengan alat ph meter. Dikalibrasi terlebih dahulu phmeter dengan menggunakan aquadest sehingga phnya 7. Apabila sudah selesai pengukuran phnya, maka alat harus dicuci bersih. Pemeriksaan TSS a. Kertas saring dibakar di dalam oven pada suhu 108 o C selama 1 jam b. Kertas saring yang telah dibakar didinginkan di dalam desikator selama 15 menit c. Ditimbang kertas saring, dicatat berat awalnya d. Sampel limbah yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang sudah ditimbang beratnya e. Dibakar kembali kertas saring tersebut dengan suhu 108 o C selama 1 jam f. Kertas saring didinginkan di dalam desikator selama 15 menit g. Timbang berat akhir kertas saring dengan isinya. Keterangan : A = Berat akhir kertas saring B = Berat awal kertas saring C = Volume sampel 6 Tabel 2. Kandungan Air Asam Tambang (AAT) Awal No Parameter Nilai Standar 1. ph 4, TSS (ppm) 97, Logam Fe 2,335 0, Logam Mn 10,982 0,1000 Sumber: Hasil Analisa di Laboratorium Kesetimbangan Kimia Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Dari tabel 2 terlihat bahwa TSS, ph, kadar ion Besi dan Mangan tidak sesuai standar yang diperbolehkan. Pengaruh Komposisi Membran (Persentase Zeolit) Terhadap Parameter Analisa Hasil pada Tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit) Gambar 3. Pengaruh komposisi membran (persentasse zeolit) Terhadap ph hasil pada tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit) Page 20 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

6 Dari gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi persentase zeolit pada membran, derajat keasaman (ph) hasil semakin meningkat namun tidak terlalu signifikan (6,75-6.9). Hal ini karena ukuran ion H + yang kecil dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga tidak dapat tersaring. Ion H + merupakan kation, seperti ion Fe 2+ dan Mn 2+, sedangkan zeolit merupakan cation exchanger. Hal ini memungkinkan kenaikan ph hasil, karena ion H + terikat oleh zeolit, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Gambar 5. Pengaruh komposisi membran (persentase zeolit) Terhadap kandungan logam Fe pada tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit) Gambar 4. Pengaruh komposisi membran (persentase zeolit) Terhadap nilai TSS pada tekanan 0,038 atm dan 202 siklus (30 menit) Zeolit sering disebut sebagai 'molecular sieve' / 'molecular mesh' (saringan molekuler) karena zeolit memiliki pori-pori berukuran kecil (kurang dari 0,28 nm) yang mampu memisahkan / menyaring molekul dengan ukuran lebih besar dari 0,28 nm (Wiradini, 2007). Pada gambar 4.2 terlihat bahwa nilai TSS dengan kenaikan persentase zeolit. Hal ini disebabkan oleh Semakin tingginya persentase zeolit, maka makin banyak pori yang terdapat pada membran sehingga banyak TSS yang lolos (tidak tersaring). Gambar 6. Pengaruh Komposisi Membran (Persentase Zeolit) Terhadap Kandungan Logam Mn pada Tekanan 0,038 atm dan 204 Siklus (30 menit) Zeolit memiliki karakteristik sebagai penyerap (adsorbent) dan sebagai penukar ion (ion exchanger) (Wiradini, 2007). Zeolit sebagai cation exchanger telah lama diketahui dan digunakan sebagai penghilang polutan kimia dan ion-ion logam. Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012 Page 21

7 Dari gambar 5 dan 6 terlihat bahwa semakin tinggi persentase zeolit pada membran maka nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam air hasil makin berkurang. Hal ini disebabkan terjadinya proses pertukaran ion antara kation alkali (Na + ) yang ada dalam padatan zeolit dengan ion logam Fe 2+ dan Mn 2+, yang ada dalam air asam tambang sesuai dengan reaksi sbb : Dari gambar 7 terlihat bahwa kenaikan nilai derajat keasaman (ph) terhadap kenaikan siklus tidak terlalu signifikan (6,80-6,86). Kenaikan nilai ph ini dikarenakan kenaikan siklus (waktu kontak) makin banyak ion H + yang terikat oleh zeolit menggantikan ion Na. Fe 2+ (aq) + Na 2 (O.Al 2 O 3. 3SiO 2.2H 2 O) (s) Fe(O.Al 2 O 3. 3SiO 2.2H 2 O) (s) + 2 Na + (aq) Mn 2+ (aq) + Na 2 (O.Al 2 O 3. 3SiO 2.2H 2 O (s) Mn(O.Al 2 O 3. 3SiO 2.2H 2 O (s) + 2 Na + (aq) Namun pada persentase zeolit dari 40% ke 50%, nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam air hasil mengalami sedikit kenaikan. Hal ini disebabkan banyak pori pada permukaan membran sehingga ion logam Fe dan Mn lolos atau tidak tersaring. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi membran terbaik adalah 30% zeolit sampai 40% zeolit. Pada percobaan selanjutnya dipilih komposisi membran terbaik 30% zeolit. Alasan dipilihnya membran ini karena membran dengan persentase zeolite 30% lebih murah dari membran dengan persentase zeolit 40%. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap Parameter Analisa Hasil pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm Gambar 8. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap Nilai TSS pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm Dari gambar 8 terlihat bahwa semakin banyak siklus maka nilai TSS yang didapat makin kecil. Penurunan nilai TSS ini disebabkan karena zat terlarut yang tertahan oleh membran lama kelamaan akan terakumulasi atau menumpuk pada permukaan membran membentuk endapan yang berfungsi sebagai penyaring/penghambat aliran TSS. Gambar 7. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap ph Hasil pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm Gambar 9. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap Kandungan Logam Fe pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm Page 22 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

8 Dari gambar 11 terlihat tidak ada pengaruh tekanan yang signifikan terhadap ph (6,8-6,81) air hasil. Pertukaran ion sulit terjadi karena ion H + jauh lebih kecil dari ion Na +, sehingga ikatan ion H + lebih lemah dan mudah terlepas dengan zeolit. Gambar 10. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap Kandungan Logam Mn pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm Dari gambar 9 dan 10 terlihat bahwa makin banyak siklus, maka makin rendah nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam air hasil. Hal ini karena dengan makin banyakya siklus, maka makin banyak kesempatan ion Fe dan Mn yang terikat pada zeolit. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam range percobaan ini, jumlah siklus terbaik adalah 408 (60 menit) yang merupakan siklus terbanyak pada percobaan itu. Selanjutnya jumlah siklus ini dipilih sebagai variabel tetap selanjutnya. Pengaruh Tekanan Terhadap Parameter Analisa Hasil pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Gambar 12. Pengaruh Tekanan Terhadap nilai TSS pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Dari gambar 12 terlihat bahwa makin tinggi tekanan pada membran maka nilai TSS makin bertambah. Hal ini dikarenakan bertambahnya daya tekan pada membran menyebabkan TSS menerobos pori-pori pada permukaan membran. Selain itu bertambahnya tekanan dapat mengakibatkan permukaan membran yang rusak (terkikis). Gambar 11. Pengaruh Tekanan Terhadap ph hasil Pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Gambar 13. Pengaruh Tekanan Terhadap Kandungan Logam Fe pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012 Page 23

9 4. KESIMPULAN Gambar 14. Pengaruh Tekanan Terhadap Kandungan Logam Mn pada Persentase Zeolit 30% dan 408 Siklus (60 menit) Dari gambar 13 dan 14 terlihat bahwa perubahan nilai kandungan logam Fe dan Mn tidak terlalu signifikan. Nilai kandungan logam Fe dari 0,05 sampai 0,064 dan kandungan logam Mn dari 0,035 sampai 0,039. Semakin tinggi tekanan maka kandungan logam Mn dan Fe semakin kecil disebabkan rejeksi kandungan logam yang meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah kandungan logam yang dapat direjeksi untuk tekanan yang digunakan. Semakin tinggi tekanan yang diberikan mengakibatkan kandungan logam yang melewati membran semakin bertambah. Hal ini terjadi karena umpan didorong melalui membran pada kecepatan tinggi sehingga kandungan logam yang berada pada permukaan membran ikut menembus membran bersama umpan (Kaliapan, dkk, 2005) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Semakin tinggi komposisi membran (persentase zeolit) maka makin tinggi nilai ph, TSS, dan semakin rendah kandungan logam Fe dan Mn 2) Semakin banyak siklus (waktu operasi) maka makin rendah nilai TSS, logam Fe dan Mn, namun ph tidak berpengaruh secara signifikan. 3) Semakin tinggi tekanan maka makin tinggi nilai TSS, kandungan logam Fe dan Mn, namun ph tidak berpengaruh secara signifikan. 4) Komposisi membran yang optimal diperoleh pada persentase zeolit 30 %, siklus 406 siklus (60 menit) dan tekanan 0,08 atm. DAFTAR PUSTAKA Anonim Zeolit. Diakses pada 20 Januari 2012 dari Anonim Ion Exchange.Diakses pada 2 Maret 2012 dari Anonim Membran Keramik.Diakses pada 2 Maret 2012 dari Wagner, Jørgen, B. Sc Membrane Filtration Handbook. Osmonics, Inc. Noble, R. D and S. A. Stern Membrane Separations Technology, Principles and Applications. Elsevier Science B.V. Dickenson, Christopher. (1992). Filters and Filtration Handbook. Elsevier Science Publishers LTD. United States of America Page 24 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

10 Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012 Page 25

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Diajukan oleh Tika Kumala Sari (3310100072) Dosen Pembimbing Alia

Lebih terperinci

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL Subriyer Nasir*, Farah Dina, I Made Adi Dewata *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR DOMESTIK DI KAMPUS UNSRI INDRALAYA MENGGUNAKAN FILTER KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA

PENINGKATAN KUALITAS AIR DOMESTIK DI KAMPUS UNSRI INDRALAYA MENGGUNAKAN FILTER KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA PENINGKATAN KUALITAS AIR DOMESTIK DI KAMPUS UNSRI INDRALAYA MENGGUNAKAN FILTER KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA Subriyer Nasir*, Rizka Wulandari Putri, Jelita Intan *Jurusan Teknik

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Dimensi A B C D E. Tebal (cm) Mikrofiltra si

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Dimensi A B C D E. Tebal (cm) Mikrofiltra si LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN a. Karakteristik Keramik Dimensi A B C D E Diameter dalam (cm) Diameter luar (cm) Luas Permukaan (cm²) 35 35 35 35 35 55 55 55 55 55 27475 27475 27475 27475 27475 Tebal (cm)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGESAHAN DATA. Tabel 1. Karakteristik Membran Keramik Dimensi Diameter 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGESAHAN DATA. Tabel 1. Karakteristik Membran Keramik Dimensi Diameter 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGESAHAN DATA Tabel 1. Karakteristik Membran Keramik Dimensi 1 2 3 4 5 Diameter 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 dalam (cm) Diameter 5 5 5 5 5 luar (cm) Luas 274,75 274,75 274,75 274,75 274,75 Permukaan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan

Lebih terperinci

KINERJA MEMBRAN KERAMIK DALAM PENGOLAHAN AIR SUMUR MENJADI AIR BERSIH

KINERJA MEMBRAN KERAMIK DALAM PENGOLAHAN AIR SUMUR MENJADI AIR BERSIH KINERJA MEMBRAN KERAMIK DALAM PENGOLAHAN AIR SUMUR MENJADI AIR BERSIH M. Hatta Dahlan*, Dedi Teguh, Febryan Utama *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI

PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI Subriyer Nasir *, Marlis Purba, Otto Sihombing *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia.

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia. LAPORAN AKHIR PREPARASI DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT, NATRIUM KARBONAT (Na2CO3), DAN ASAM BORIK (H3BO3) TERHADAP PENGOLAHAN LIMBAH POME Laporan Akhir ini disusun sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 34 LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR RAWA MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA

PENINGKATAN KUALITAS AIR RAWA MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA PENINGKATAN KUALITAS AIR RAWA MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA Shinta Agmalini, Narke Nola Lingga, Subriyer Nasir* Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian pengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literatur mencari data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, dilanjutkan

Lebih terperinci

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion Pembimbing : Endang Kusumawati, MT Disusun Oleh : IndraPranata R 091431013 Irena Widelia 091431014 Irma Ariyanti 091431015

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literature mencari data dan informasi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR EFEKTIVITAS MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT, PASIR SILIKA DAN SERBUK BESI PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (POME)

LAPORAN AKHIR EFEKTIVITAS MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT, PASIR SILIKA DAN SERBUK BESI PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (POME) LAPORAN AKHIR EFEKTIVITAS MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT, PASIR SILIKA DAN SERBUK BESI PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (POME) Dibuat Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang yang dianalisis di laboraturium rekayasa lingkungan UMY, pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi optimal dari kinerja membran umumnya dinyatakan oleh besamya permeabilitas, selektivitas membran terhadap suatu spesi kimia tertentu, fluks permeat dan rejeksi kandungan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi membran telah banyak digunakan dalam berbagai proses pemisahan dan pemekatan karena berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain pemisahannya

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakterisasi Awal Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 sebagai bahan utama membran merupakan hasil pengolahan mineral pasir zirkon. Kedua serbuk tersebut

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

PEMISAHAN OLI BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM FILTRASI DAN MEMBRAM KERAMIK BERBAHAN BAKU ZEOLIT DAN LEMPUNG

PEMISAHAN OLI BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM FILTRASI DAN MEMBRAM KERAMIK BERBAHAN BAKU ZEOLIT DAN LEMPUNG PEMISAHAN OLI BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM FILTRASI DAN MEMBRAM KERAMIK BERBAHAN BAKU ZEOLIT DAN LEMPUNG M. Hatta Dahlan*, Agung Setiawan, Amrina Rosyada Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi 1. Lokasi Pengambilan Sampel Air Tanah Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan Heledulaa Utara Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3. 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang yang dianalisis di laboraturium rekayasa lingkungan UMY, Pengujian

Lebih terperinci

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan benar. Garis besar dari metode penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion G. Yosephani, A. Linggawati, Muhdarina, P. Helzayanti, H. Sophia,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

jatuh ke gelas ukur. Hal ini yang membuat hasil pengukuran kurang akurat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

jatuh ke gelas ukur. Hal ini yang membuat hasil pengukuran kurang akurat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Alat dan Bahan Penelitian Dalam proses pembuatan membran selulosa asetat 12% mempunyai kendalan dalam proses pencetakan karena alat cetak yang digunakan masih sederhana. Alat cetak yang sederhana ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM) Disusun oleh: Felix Christopher Dr. I Gede Wenten Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang yang dianalisis di laboraturium rekayasa lingkungan UMY,Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental Murni dengan rancangan eksperimental random atau disebut juga randomized pretest posttest control group

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR 18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA.

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA. Jurnal Dinamika, September 2015, halaman 1-8 ISSN 2087-7889 Vol. 06. No.2 STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA Arief

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian, berikut merupakan diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. STUDI LITERATUR

Lebih terperinci

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO) PERTANYAAN 1. Suatu industri bermaksud memanfaatkan efluen pengolahan air limbah yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk kebutuhan domestik (karyawan), proses produksi dan boiler. Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS Nur Hapsari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III. BAHAN DAN METODE 10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium Oleh Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium : Dwi Rukma Puspayana NRP : 3309.100.009 Dosen Pembimbing : Alia Damayani,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metode ini terdiri dari dua penelitian yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan untuk melakukan observasi data pendukung dari kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya tahap sintetis, karakterisasi serta uji kinerja. Tahap sintesis dan uji kinerja

Lebih terperinci