HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan proyek konstruksi pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB tahun Pada proyek ini ada tiga perusahaan yang terlibat pada proyek, yaitu Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor sebagai owner, PT. Fadjar Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana dan CV. Karya Lestari sebagai konsultan pengawas. Dalam pemodelan bangunan, diperlukan gambar as built dari suatu proyek konstruksi. Gambar as built didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor yang berperan sebagai owner. Building Information Modeling sangat penting dalam perkembangan teknologi informasi pada bidang struktur. Untuk mengaplikasikan BIM, harus didukung dengan software (perangkat lunak). Software utama yang digunakan pada peneltian ini adalah Tekla Structures version 17. Sedangkan software pendukung yang digunakan adalah Tekla BimSight dan Autocad Tekla BimSight digunakan sebagai presentasi hasil dari pemodelan. Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa 4D, serta untuk mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan akurat. Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D. Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan dilakukan dengan menggambar pondasi, kolom,balok, slab atap dan tulangan. Pemodelan secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah dibuat. Fungsi pemodelan yaitu melihat model (semua material dan profil), membuat dan memodifikasi grid, membuat penjelasan gambar, penambahan beban untuk model, membuat rebar concreat, membuat assemblies dari concrete parts, membuat level dari assembly hierarchy, membuat detail (steel and concrete) connection, melihat infornasi model 4D (jadwal simulasi), memilih dan mengelola jadwal tahap pembangunan. 4.1 Langkah-Langkah Pemodelan Bangunan Menggunakan Tekla Structures Metode pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB antara lain: 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Struktur 3. Pekerjaan Arsitektur 4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Untuk point 1,2, dan 4 tidak akan penulis bahas karena tidak berhubungan dengan pokok bahasan penulisan penelitian ini. Sedangkan untuk point 3, masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pengurugan tanah pasir urug darat 2. Pekerjaan pondasi 3. Pekerjaan kolom 4. Pekerjaan balok 5. Pekerjaan plat lantai 6. Pekerjaan atap 23

2 Dari langkah-langkah diatas, point 1 tidak termasuk ke dalam proses pemodelan bangunan gedung bertingkat menggunakan program Tekla Structures 17. Proses pemodelan bangunan gedung akan dimulai dari point 2 sampai dengan 6. Pemodelan bangunan terbagi menjadi dua, yaitu pemodelan struktur bangunan dan pemodelan detail tulangan. Sebelum masuk ke langkah pemodelan bangunan gedung pada program Tekla Structures 17, pelajari dahulu gambar struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari as built drawing yang telah didapatkan, baik softcopy maupun hardcopy. Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana cara memodelkan struktur bangunan dan pendetailan tulangan bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ke dalam program bantu gambar Tekla Structures 17. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Login Program 1. Buka ProgramTekla Structures Selanjutnya akan muncul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 23. Gambar 23. Login program Tekla Structures Tekla menyediakan banyak environment yang dapat dipilih pada saat menginstal. Masingmasing dari environment akan menyediakan database profil, tulangan, baut maupun material sesuai template gambar dan report yang sesuai dengan standar yang dipakai negara tersebut. 4. Terdapat beberapa konfigurasi sesuai dengan keperluan dari penggunaan program, seperti steel detailing, precast concrete detailing, reinforced concrete detailing dan sebagainya. Karena dalam penelitian ini akan membuat detailing lengkap, maka dipilih konfigurasi Full Detailing. 5. Pilih Create a new model 6. Sebelum memodelkan struktur gedung, terlebih dahulu melakukan pengaturan grid. Tujuan pembuatan grid yaitu untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z. Untuk mengatur grid langkah yang dilakukan adalah klik Modeling Create Grid masukan angka-angka pada parameter-parameternya. Setelah diatur gridnya maka, kemudian akan muncul tampilan tekla. 24

3 4.1.2 Pemodelan Fondasi Gambar 24. Grid yang digunakan pada penelitian Fondasi yang digunakan pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ada dua jenis, yaitu fondasi tiang pancang dan fondasi batu kali. A. Fondasi Tiang Pancang Fondasi tiang pancang dibuat dari beton K-300 untuk pilecap dan beton K-450 untuk mini pilenya. Pilecap berbentuk persegi empat dan mini pile berbentuk segitiga sama sisi. Pemodelan dengan Tekla Structures untuk tiang pancang digunakan beton C30 sedangkan pilecap digunakan beton C45. Hal ini terjadi karena Tekla Structures belum menggunakan SNI. Tekla Structures mempunyai banyak library yang bisa digunakan untuk mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk profil. Untuk pemodelan pondasi digunakan library yang telah tersedia. Ada lima macam komponen pondasi yang ada dalam library Tekla, yaitu untuk fondasi beton, penulangan mini pile, penulangan pilecap, fondasi pracast dan penulangan fondasi menerus. Gambar 25. Komponen fondasi pada library Langkah pemodelan fondasi tiang pancang, yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing component component catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 25

4 2. Setelah library terbuka, search Foundations, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla 3. Pilih Concrete Foundation (1030) 4. Selanjutnya, fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameterparameternya. (a) (b) 26

5 (c) (d) Gambar 26. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP2 Dari Gambar 26 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap 1250 mm x 600 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada dua mini pile yang dipakai dan terlihat jarak-jarak antar mini pile. (a) 27

6 (b) (c) (d) Gambar 27. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP4. Dari Gambar 27 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap 1300 mm x 1300 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada empat mini pile yang dipakai dan terlihat jarakjarak antar mini pile. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing fondasi, yaitu TP2 dan TP4 28

7 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan seluruh fondasi tiang pancang bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Gambar 28. Lokasi pemodelan fondasi tiang pancang 8. Langkah pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang disajikan dalam Gambar 29. Gambar 29. Pemodelan fondasi tiang pancang Setelah pemodelan struktur fondasi tiang pancang digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi tiang pancang yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing component component catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search Foundations, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla 3. Pilih Pad Footing Reinforcement (77) 4. Selanjutnya, tulangan pile cap pada fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-parameternya. Ukuran tulangan pile cap fondasi TP2 yang digunakan adalah diameter tulangan sebesar 130 mm dengan jarak antar tulangan 200 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing pile cap fondasi, yaitu TP2 dan TP4 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan tulangan fondasi pada struktur fondasi dan kolom yang telah dibuat. Gambar dibawah ini menunjukan contoh penulanan pile cap fondasi TP4 pada lokasi B11. 29

8 B. Fondasi Batu Kali Gambar 30. Contoh detail penulangan pile cap fondasi TP4 Fondasi batu kali digunakan bila letaknya tidak dalam. Fondasi batu kali dibuat dari susunan batu kali belah yang dieratkan dengan adukan pasir yang dicampur dengan semen. Pada bangunan gedung Fahutan besar fondasi batu kali yang dipakai yaitu menerus dengan kedalaman dasar fondasi 0,90 m di bawah permukaan tanah, yaitu dengan kedalaman sloof 0,55 m, kedalaman pasangan batu kali 0,50 m dan pasir urug 5 cm Pemodelan fondasi batu kali dengan program tekla tidak menggunakan material batu kali, tetapi menggunakan material beton, sehingga digunakan fondasi menerus (strip footing) berbahan beton. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya material batu kali pada program tekla. Langkah pemodelan fondasi batu kali: 1. Pada toolbar, pilih Strip Footing 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan Strip Footing Properties. 3. Bentuk, ukuran, material fondasi diatur, yaitu ukuran pasangan batu kali (1) 500 mm dan pasangan batu kali (2) 200 mm. Gambar 31. Propertis fondasi batu kali 1 Gambar 32. Propertis fondasi batu kali 2 30

9 4. Klik OK 5. Letakan model tiap-tiap bagian fondasi batu kali pada posisi yang telah ditentukan, seperti yang disajikan pada Gambar 33. Gambar 33. Lokasi pemodelan fondasi batu kali Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali telah selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya membuat sloof beton. Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas fondasi. Salah satu fungsi sloof yaitu pengikat antara dinding fondasi dengan kolom. Langkah pemodelan sloof dan pendetailan tulangan sloof diantaranya: 1. Pada toolbar, pilih Create Concrete Beam 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan Concrete Beam Properties 3. Masukan ukuran balok sebesar150x100, seperti yang disajikan dalam Gambar 34 Gambar 34. Properties sloof 4. Setelah itu, beri nama balok Beam Praktis. 5. Klik OK. 6. Letakan model sloof diatas fondasi batu kali yang telah dimodelkan sebelumnya. 7. Langkah selanjutnya membuat detail tulangan sloof. Tekan ctrl+f dan pilih Automated Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54) 8. Tulangan sloof pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya. 31

10 (a) (b) Gambar 35. (a) (b) Pendetailan tulangan sloof beton Dari Gambar 35 (a) dimasukan angka 10 mm untuk diameter tulangan dan jumlah tulangan ada empat. Sedangkan Gambar 35 (b) dimasukan diameter sengkang 8 mm pada rebar size dengan jarak 200 mm. Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali dan sloof serta detail tulangannya telah selesai dikerjakan, seperti yang disajikan pada Gambar

11 Gambar 36. Pemodelan fondasi batu kali Pemodelan Kolom Kolom berfungsi untuk menahan semua beban. Keberadaannya sangat diperlukan. Pada konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk kolom adalah beton K-300 dan ada dua jenis kolom yang digunakan yaitu kolom praktis dan kolom struktur. Kolom praktis berbentuk persegi empat dengan ukuran 100 x 100 mm, sedangkan kolom struktur berbentuk lingkaran dengan diameter 550 mm. Data spesifikasi kolom yang digunakan pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari masing-masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah membuat kolom dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB yaitu: 1. Pada toolbar, pilih Create Concrete Column 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan Concrete Column Properties 3. Bentuk, ukuran, material kolom struktur dan kolom praktis diatur. kolom struktur dan kolom praktis dari masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 37. Properties kolom beton struktur Gambar 38. Properties kolom praktis 33

12 4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom. 5. Klik Save as Klik Save Klik OK 6. Letakan seluruh kolom bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya untuk kolom struktur pada lantai dasar klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Kolom struktur ada lantai 2 dan 3 klik B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan terakhir C11. Kolom praktis pada posisi B-C 0-1, B-C 1-2, B-C 3-4, B-C 4-5 dan B-C Langkah pemodelan konstruksi kolom bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi kolom disajikan dalam Gambar 39. Gambar 39. Pemodelan konstruksi kolom Setelah pemodelan struktur kolom selesai, selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Spesifikasi data tulangan terdapat pada Lampiran 1. Langkah pemodelan detail tulangan kolom diantaranya: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search Column, lalu akan keluar 36 komponen kolom yang tersedia pada Tekla 3. Untuk kolom struktur pilih Automated Reinforcement Layout-Columns (57), sedangkan untuk kolom praktis pilih Rectangular Column Reinforcement (83). 4. Selanjutnya, tulangan kolom pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya. Ukuran detail tulangan kolom struktur dan kolom praktis dapat dilihat pada Lampiran 1. 34

13 Gambar 40. Contoh pendetailan tulangan kolom struktur pada lantai 1. Dari Gambar 40. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library Automated Reinforcement Layout-Columns (57) yaitu ukuran sengkang (Tie size), diameter tulangan (Main bar size) dan jarak antar tulangan (Number of main bars) yg dipakai pada lantai 1 tipe 1K1B. Jarak antara tulangan dengan beton berukuran 40 mm dan jarak antar sengkang 150 mm. (a) (b) 35

14 (c) Gambar 41. (a), (b), (c) Pendetailan tulangan kolom praktis Dari Gambar 41. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library Rectangular Column Reinforcement (83). Sengkang berukuran 8 mm dengan jarak 200 mm, dan tulangan berdiameter 100 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom. 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan model detail tulangan kolom pada struktur kolom yang telah dibuat Pemodelan Balok Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menompang lantai diatasnya. Pada konstruksi bangunan, jenis bahan yang digunakan untuk balok adalah beton K-300 dan berbentuk persegi panjang. Ada dua jenis balok yang dipakai pada struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, yaitu balok (tie beam) praktis pada lantai dasar dan balok struktur pada lantai dua dan tiga. Pada lantai dasar, ada dua jenis tipe tie beam, lantai 2 ada 16 jenis tipe balok, lantai 3 ada 7 tipe balok, lantai atas ada 6 tipe balok yang digunakan. Pada lantai atas digunakan ring balk, karena pada bangunan Fahutan menggunakan rangka atap baja ringan. Masing-masing ukuran balok serta detail tulangannya dapat dilihat pada Lampiran 3. Langkah pemodelan balok dengan software Tekla Structures yaitu: 1. Pada toolbar, pilih Create Concrete Beam 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan Concrete Beam Properties. 3. Masukan data ukuran dan material dari masing-masing balok. Data ukuran balok terdapat pada Lampiran Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada Lampiran 2. Gambar 42. Contoh properties balok struktur tipe 3B1 36

15 Gambar 43. Contoh properties tie beam praktirs tipe TB1 5. Klik Save as Klik Save Klik OK 6. Letakan model balok pada posisi yang telah ditentukan. Gambar 44. Lokasi balok lantai dasar Gambar 45. Lokasi balok lantai dua 37

16 Gambar 46. Lokasi balok lantai tiga Gambar 47. Lokasi ringbalk 9. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan dalam Gambar 48. Gambar 48. Pemodelan konstruksi balok Setelah pemodelan struktur balok digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi balok yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search Beam, lalu akan keluar 47 komponen kolom yang tersedia pada Tekla 3. Pilih Automated Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54) 38

17 4. Selanjutnya, tulangan balok pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya. Ukuran detail tulangan dapat dilihat pada Lampiran 2. (a) (b) Gambar 49. Contoh pendetaialan tulangan balok struktur tipe 3B1 Dari Gambar 49 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12 mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 49 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm pada rebar size dengan jarak 100 mm. 39

18 (a) (b) Gambar 50. Contoh pendetailan tulangan tie beam praktis tipe TB1 Dari gambar 50 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12 mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 50 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm pada rebar size dengan jarak 150 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada lampiran 2 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan model detail tulangan balok pada struktur balok yang telah dibuat. 40

19 8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi balok disajikan pada Gambar Pemodelan Plat Lantai Gambar 51. Pemodelan detail tulangan balok tipe 3B1 Plat adalah lantai dari sebuah bangunan. Plat dapat berada dibagian atas maupun bawah. Fungsinya sebagai dasar lantai pada bagian bawah dan sebagai dasar lantai bagian atas, apabila bangunan bertingkat fungsinya sebagai pengikat antara kolom, balok dan dinding. Pada konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk plat lantai adalah beton K-300. Pada plat lantai dasar memiliki ketebalan 60 mm dan tidak menggunakan tulangan wiremesh. Plat lantai dua dan tiga pada bangunan gedung Fahutan ada dua tipe ketebalan, yaitu tipe S1 dengan tebal 130 mm dan tipe S2 dengan tebal 120 mm. Plat S1 menggunakan tulangan wiremesh tipe M10-15 dan Plat S2 tulangan wiremesh tipe M8-15. Langkah-langkah memodelkan plat lantai pada program Tekla diantaranya: 1. Pada toolbar, pilih Create Concrete Slab 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan Concrete Beam Properties, disajikan pada Gambar 52 dan Gambar Bentuk, ukuran, material plat lantai dasar dan plat tipe S1 dan S2 diatur sesuai yang diinginkan. 4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu lantai dasar, S1 dan S2. 5. Klik Save as Klik Save Klik OK Gambar 52. Properties plat lantai tipe S1 41

20 Gambar 53. Properties plat lantai tipe S1 6. Letakan model plat lantai pada posisi yang telah ditentukan di lantai dasar, dua dan tiga. 7. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan pada Gambar 54. Gambar 54. Pemodelan plat lantai 1, 2 dan 3 Setelah pemodelan struktur plat lantai digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Untuk pemodelan slab digunakan library yang telah tersedia. Ada tujuh macam komponen plat lantai yang ada dalam library Tekla. Jenis-jenis komponen plat lantai disajikan pada Gambar 55. Gambar 55. Komponen slab pada library Langkah pemodelan detail tulangan plat lantai: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search Slab, lalu akan keluar 7 komponen plat lantai yang tersedia pada Tekla 3. Pilih Slab Bars (18) 4. Selanjutnya, tulangan plat lantai tipe S1 dan S2 pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-parameternya. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu S1 dan S2. 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 42

21 7. Letakan model detail tulangan plat lantai pada struktur plat lantai yang telah dibuat. Gambar 56. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S1 Gambar 57. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S2 8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi plat lantai pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi plat lantai dapat dilihat pada Gambar

22 4.1.6 Pemodelan Atap Gambar 58. Contoh pemodelan detail tulangan plat lantai tipe S1 Atap merupakan penutup dari rangkaian sebuah bangunan. Atap berfungsi untuk melindungi penghuni di bawahnya dari terpaan angin dan hujan. Model atap banyak ragamnya. Atap yang digunakan pada konstruksi gedung kuliah adalah baja ringan. Hanya ada satu macam komponen atap yang ada dalam library Tekla, yaitu Truss (S78). Gambar 59. Komponen pondasi pada library Langkah pemodelan atap: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search Truss, lalu akan keluar satu komponen atap yang tersedia pada Tekla 3. Pilih Truss (S78) 4. Selanjutnya, atap pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameterparameternya. 5. Klik Save 6. Klik OK 7. Letakan model atap pada posisi yang telah ditentukan Model Organizer Model Organizer digunakan untuk mengelola pemodelan dan melihat perbedaan bagian serta jenis objek dalam model. Sehingga Model Organizer dapat mengklasifikasikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Keunggulan dari Model Organizer adalah dapat membagi model besar menjadi bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek. Model Organizer dapat membantu dalam pembuatan jadwal gedung. Langkah pembuatan Model Organizer yaitu: 1. Klik Tools Model Organizer 2. Buat kategori tiap objek yang telah dibuat dengan memilih Object Types 44

23 3. Klik kanan Object Types New Obect Type 4. Untuk membuat sub-sub tipe objek dengan klik kanan pada tipe objek utama lalu pilih New Obect Type 5. Setelah semua tipe objek telah dibuat langkah selanjutnya mengkategorikan tipe objek dengan model yaitu dengan klik kanan pada masing-masing tipe objek dan pilih Add Selected to Category. 6. Model organizer yang digunakan pada penelitian disajikan pada Lampiran Scheduling Pada Tekla Setelah semua pemodelan telah selesai dibuat. Langkah selanjutnya yaitu membuat manajemen proyek. Manajemen proyek yang dilakukan pada penelitian adalah manajemen waktu. Scheduling berbentuk barchart. Pembuatan barchart dapat dilakukan dengan pembuatan tugas-tugas secara langsung dari software Tekla Structures atau dengan mengimport jadwal pelaksanaan dari program manajemen proyek eksternal seperti Microsoft Office Project atau Primavera P6. Langkah pengerjaan scheduling pada Tekla Structures 17 sebagai berikut: 1. Klik Tools Task Manager 2. Task Manager akan terbuka. Tampilan task manager pada Tekla Structures disajikan pada Gambar 60. Gambar 60. Tampilan task manager 3. Klik Create Task. Lalu ketik nama-nama kegiatan utama yang dikerjakan. 4. Untuk membuat sub-sub kegiatan, klik Create Subtask 5. Masukan jadwal pengerjaan masing-masing kegiatan pada kolom Planned Start Date, Planned End Date. Actual Start Date, Actual End Date. 6. Setelah semua nama kegiatan dan jadwal masing-masing dibuat, langkah selanjutnya yaitu menghubungkan jadwal kegiatan dengan objek model masing-masing. 7. Buka Model Organizer pada toolbar Tekla Structures. 45

24 8. Setelah Model Organizer terbuka, tampilan model gedung dirubah terlebih dahulu dengan menekan Ctrl+5. Proses ini disajikan pada Gambar Sebagai contoh, pada tipe kategori yang telah dibuat sebelumnya, pilih Footing. 10. Klik kanan, lalu tekan Shift dan pilih Show Only Selected. Maka objek model yang terbuka hanya footing saja. 11. Tampilan model dari tiga dimensi (3D) dirubah menjadi tampak atas dengan Ctrl+P 12. Pada Task Manager Pilih Footing, lalu klik kanan pilih Add Selected Objects. 13. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung. Gambar 61. Tampilan task manager, model organizer, dan objek model 4.2 Manfaat Building Information Modeling Sebuah revolusi baru yang bernama Building Information Modeling (BIM) muncul. BIM digambarkan sebagai representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional fasilitas yang berfungsi sebagai sumber daya pengetahuan bersama untuk memberikan informasi mengenai fasilitas yang digunakan selama siklus hidup pembangunan. Bangunan mengonsumsi sumber daya yang besar. BIM digunakan untuk mengalokasikan sumber daya, apakah itu menggunakan bahan baru atau bahan daur ulang atau mengurangi konsumsi energi. Pihak-pihak berharap bahwa BIM akan menjadi kunci dalam mengurangi konsumsi sumber daya pembangunan. Ada beberapa fakta tidak digunakan BIM pada konstruksi bangunan, yaitu: 1. Pada tahun 2004, Construction Industry Institute memperkirakan 57% dari uang yang dihabiskan untuk konstruksi terbuang. Amerika diperkirakan telah mengeluarkan $1,288 triliun untuk konstruksi dan 57% terbuang, sehingga sekitar $ 600 miliar per tahun terbuang. (Eastman et al. 2009) Gambar 62. Perbandingan uang yang terbuang antara industri konstruksi dan industri manufaktur 46

25 2. Pada tahun , tidak ada keuntungan produktivitas dalam industri konstruksi selama 40 tahun terakhir. Sehingga terjadi penurunan stabil, sedangkan semua non-pertanian industri naik lebih dari 200% dalam produktivitas. Indeks produktivitas tenaga kerja dari tahun disajikan pada Gambar 63. Gambar 63. Indeks produktivitas tenaga kerja antara industri konstruksi dan non-pertanian Sumber: Paul Teicholz, 2004 Salah satu penyebab uang yang terbuang dan pengurangan produktivitas industri konstruksi adalah desain bangunan dikomunikasikan melalui puluhan atau ratusan data terpisah serta dokumen sering tidak konsisten. Namun dengan adanya berbagai jenis software dari aplikasi BIM, evaluasi desain menjadi lebih efektif. Dalam satu model, informasi konstruksi seperti surat penawaran, dokumen kontrak, jadwal spesifikasi, daftar harga dan panduan pemeliharaan dapat digabungkan sehingga semua pihak penting yang mebutuhkan informasi konstruksi menjadi lebih mudah. Melihat beberapa fakta tersebut penggunaan BIM sangat diperlukan di dunia konstruksi. Manfaat BIM antara lain: 1. Pemodelan secara 2D memungkinkan desainer untuk melihat bangunan dan isinya dari semua sudut. Desain model dapat menghemat waktu dengan membuat dan mengedit bagian-bagian desain secara bersamaan. Perubahan pada salah satu dari elemen-elemen akan mempengaruhi secara keseluruhan termasuk biaya dan jadwal konstruksi. Pemodelan 2D dapat dibuat lebih cepat dan akurat dari model 3D yang telah dibuat sebelumnya. Pemodelan 2D dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran Parameter model adalah unsur - unsur yang dapat menjelaskan batas - batas atau bagian - bagian tertentu dari suatu model. Misalkan sebuah model dalam bentuk geometri, maka parameternya adalah berupa panjang, lebar, atau tinggi dari objek tersebut. Perubahan dan penambahan elemen bangunan (panjang, lebar, atau tinggi) secara bersamaan akan mempengaruhi kondisi model tersebut. Dengan adanya BIM, informasi rinci setiap komponen bangunan terkandung dalam elemen yang dimodelkan. Perubahan data parameter dalam model dapat menghemat waktu selama proses desain dan administrasi konstruksi seperti tidak melakukan cek gambar secara manual. Dalam penelitian, hasil pemodelan dari Tekla Structures disajikan dalam Tekla BimSight seperti yang disajikan pada Lampiran 6. Dengan Tekla 47

26 BimSight data parameter dari konstruksi bangunan terlihat lebih jelas, lengkap dan mudah. Contoh data parameter yang ditampilkan pada Tekla BimSight disajikan pada Gambar 64. Gambar 64. Parameter data kolom dengan Tekla BimSight 3. Dengan BIM dapat mempermudah tim konstruksi untuk mengakses informasi-informasi yang terkandung dalam proyek konstruksi, sehingga meningkatkan koordinasi antara anggota tim. Sifat kolaboratif BIM memungkinkan mendeteksi bentrokan antara berbagai anggota tim desain. Deteksi bentrokan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membangun desain. Salah satu contoh deteksi bentrokan/kesalahan pemodelan dengan BIM yaitu mengidentifikasi unsur-unsur pada objek model. Pada penelitian ini pendeteksian bentrokan pada model bangunan dengan menggunakan Clash Check Manager yang ada pada software Tekla Structures. Dengan Clash Check Manager bentrokan pada pemodelan secara otomatis terdeteksi. Sehingga mempermudah tim desain dalam melakukan pemodelan bangunan. Tampilan Clash Check Manager pada software Tekla Structures yang digunakan dalam penelitian. 4. Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM untuk menghasilkan laporan, koordinat, rencana, jadwal dan perkiraan biaya. Manajer konstruksi juga dapat menggunakan BIM untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, seperti memperbarui jadwal dan biaya dengan BIM. BIM berbasis jadwal diintegrasikan dengan model 4D. Pada penelitian ini, penjadwalan dikerjakan pada Tekla Structures 17. Perbedaan penjadwalan pada Tekla Structures 17 dengan Microsoft Office Project ialah pada Tekla Structures 17 dapat dilakukan penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan sedangkan pada Microsoft Office Project hanya salah satu saja. Penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada Tekla Structures disajkan pada Lampiran 7. 48

viii 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Tekla Structures, ETABS, Ekspor, Impor

ABSTRAK. Kata Kunci: Tekla Structures, ETABS, Ekspor, Impor ABSTRAK Program Tekla Structures dan ETABS merupakan dua software berbeda yang dapat bertinteraksi melalui software penghubung Link TS ETABS 2013. Pada penelitian ini dilakukan permodelan struktur Gedung

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA

INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA TUGAS AKHIR Oleh : Kardiana Tangkas NIM: 1104105025 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING DAN ANALISIS KINERJA WAKTU PADA PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN IPB MENGGUNAKAN TEKLA STRUCTURES MELIA HERGIANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA WAKTU MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA PADA PEMBANGUNAN LANTAI CHASE TOWER, JAKARTA RIZA NURRAFIDIN

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA WAKTU MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA PADA PEMBANGUNAN LANTAI CHASE TOWER, JAKARTA RIZA NURRAFIDIN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA WAKTU MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA PADA PEMBANGUNAN LANTAI 15-36 CHASE TOWER, JAKARTA RIZA NURRAFIDIN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Era of Documentation Sumber: Autodesk, 2016b

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Era of Documentation Sumber: Autodesk, 2016b BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur (gedung, jalan, dan lainnya) dalam setiap daerah dalam rangka meningkatkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat menyebabkan pesatnya sektor pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari kebutuhan akan sarana tempat tinggal, gedung perkantoran ataupun pusat hiburan yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan nilai dan hasil perkiraan akhir struktur kolom,balok dan pelat lantai dari proyek office citra raya di kabupaten

Lebih terperinci

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA 0904105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Aplikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang. 433 BAB V PENUTUP Pada perencanaan proyek akhir kami terdapat berbagai kesalahan, dan kami cantumkan beberapa kesalahan pada proyek akhir ini beserta penjelasannya, sebagai berikut. 1. Untuk penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tingkat tinggi sangat populer pada jaman sekarang. Bangunan tingkat tinggi terdapat di seluruh negara baik di negara maju maupun di negara berkembang. Salah

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 A. KETENTUAN BANGUNAN 1. Gedung direncanakan untuk bangunan sekolah di semarang, 2. Ukuran bangunan 10 x 20 m, 3. Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MENGGUNAKAN INTEGRASI TEKLA STRUCTURE DAN SAP2000

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MENGGUNAKAN INTEGRASI TEKLA STRUCTURE DAN SAP2000 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013 PERENCANAAN STRUKTUR STADION MENGGUNAKAN INTEGRASI TEKLA STRUCTURE DAN SAP2000 Arif Nofiyanto 1, Made Sukrawa 2, dan Agung Adnyana Putera 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17 PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH TIGA LANTAI FAHUTAN IPB, BOGOR

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17 PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH TIGA LANTAI FAHUTAN IPB, BOGOR APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17 PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH TIGA LANTAI FAHUTAN IPB, BOGOR SKRIPSI RANTI RAMADIAPRANI F44080032 FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Pada perencanaan proyek akhir kami terdapat berbagai kesalahan, dan kami cantumkan beberapa kesalahan pada proyek akhir ini beserta penjelasannya, sebagai berikut.

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang sangat banyak digunakan saat ini. Kemudahan dalam pengerjaan, kemudahan untuk dibentuk dan harga yang relative murah merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17 PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR, CIKAMPEK RISDA GUSTRIANI RAHAYU

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17 PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR, CIKAMPEK RISDA GUSTRIANI RAHAYU ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17 PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR, CIKAMPEK RISDA GUSTRIANI RAHAYU DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi

Lebih terperinci

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL TUGAS AKHIR Tugas akhir ini berjudul Teknik Nilai Pembangunan Gedung STIKES Telogorejo Semarang. 1.2. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini telah

Lebih terperinci

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM MOH. YUSUF HASBI AVISSENA NRP. 3110100128 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D Prof. Dr. Ir. I Gusti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kehidupan masyarakat, secara khusus masyarakat di Kota Yogyakarta dari hari ke hari juga terus berkembang. Urbanisasi membawa pengaruh besar dalam berbagai bidang

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN Nama : Handy Nrp : 0021123 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG Pengertian Pondasi Adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas mendukung seluruh beban

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN OLEH : AINUL YAQIEN 3109030055 AYU OCTAVIA 3109030059 DIPLOMA III TEKNIK SIPIL FTSP ITS TAHUN AJARAN 2011-2012 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG Oleh : ANDY SETYAWAN 3107 100 610 Dosen Pembimbing : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS JURUSAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GUDANG PUPUK KOTA PRABUMULIH LAPORAN AKHIR. Diploma III pada Jurusan Teknik Sipil (Gedung) Politeknik Negeri Sriwijaya OLEH :

PERENCANAAN STRUKTUR GUDANG PUPUK KOTA PRABUMULIH LAPORAN AKHIR. Diploma III pada Jurusan Teknik Sipil (Gedung) Politeknik Negeri Sriwijaya OLEH : PERENCANAAN STRUKTUR GUDANG PUPUK KOTA PRABUMULIH LAPORAN AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Sipil (Gedung) Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya : Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya : A. Jumlah lantai yang akan di bangun, misalnya: Pada bangunan sederhana atau rumah 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Team ilmu sipil dalam websitenya mengartikan pile cap sebagai bagian dari pondasi bangunan yang digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM BANTU TEKLA STRUCTURES 15 UNTUK PERANCANGAN GEDUNG GRAHA NUSANTARA MENGGUNAKAN SITEM PRACETAK

APLIKASI PROGRAM BANTU TEKLA STRUCTURES 15 UNTUK PERANCANGAN GEDUNG GRAHA NUSANTARA MENGGUNAKAN SITEM PRACETAK SEMINAR TUGAS AKHIR (UG-1307) APLIKASI PROGRAM BANTU TEKLA STRUCTURES 15 UNTUK PERANCANGAN GEDUNG GRAHA NUSANTARA MENGGUNAKAN SITEM PRACETAK Oleh: Erlina Yanuarini 3107100034 Dosen konsultasi: Dr. tech.

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT YANG BERUBAH FUNGSI 1. Jika ada perubahan fungsi ruangan 2. Jika ada perubahan beban hidup/mati yang bekerja pada struktur 3. Jika ada perubahan

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas

Lebih terperinci

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS TUGAS AKHIR PS-180 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) EKO PRASETYO DARIYO NRP

Lebih terperinci

ANALISIS INVENTARISASI PEMODELAN KOMPONEN SUPERSTRUCTURES JEMBATAN CIKUJANG MENGGUNAKAN BIM TEKLA STRUCTURES DHIMAS BAGUS NUGRAHA F

ANALISIS INVENTARISASI PEMODELAN KOMPONEN SUPERSTRUCTURES JEMBATAN CIKUJANG MENGGUNAKAN BIM TEKLA STRUCTURES DHIMAS BAGUS NUGRAHA F ANALISIS INVENTARISASI PEMODELAN KOMPONEN SUPERSTRUCTURES JEMBATAN CIKUJANG MENGGUNAKAN BIM TEKLA STRUCTURES DHIMAS BAGUS NUGRAHA F44090038 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN CIKUJANG DI KABUPATEN TASIKMALAYA RAFDI AZRA

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN CIKUJANG DI KABUPATEN TASIKMALAYA RAFDI AZRA ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN CIKUJANG DI KABUPATEN TASIKMALAYA RAFDI AZRA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006 KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006 Sehubungan dengan adanya pengaduan warga Blok III dan IV Perumnas Trimulyo, Jetis, Bantul, maka pada hari ini hari

Lebih terperinci

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu parameter yang digunakan dalam upaya melaksanakan sebuah proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah satu komponen

Lebih terperinci

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : AULIA MAHARANI PRATIWI 3107100133 Dosen Konsultasi : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS TAVIO, ST, MS, Ph D I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha 76 LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar L1. Tampilan awal program

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA FAKTULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT OLEH : YOGA GUNAWANTO 3105 109 615 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan yaitu dengan menyiapkan data berupa denah dan detil rusunawa Universitas Lampung

Lebih terperinci

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING : PERENCANAAN MODIFIKASI STADION KOLAM RENANG KOTA PASURUAN DENGAN MENGGUNAKAN SPACE FRAME DAN BETON PRACETAK MAHASISWA : TONNY RIZKYA NUR S (3106 100 067) DOSEN PEMBIMBING : Ir. DJOKO IRAWAN, MS. LATAR

Lebih terperinci

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) SESUAI SNI 03-2847- 2002 DAN SNI 03-1726- 201X

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses untuk dapat melakukan penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer yaitu

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan yang dari masa ke masa berkembang semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu prasarana yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR

BAB V ANALISIS STRUKTUR 66 BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Model Pengoprasian Etabs Untuk menganalisis sebuah bangunan diperlukan tahapan perhitungan beban struktur, setelah itu baru analisis struktur. Perhitungan beban struktur sudah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Josia Irwan Rastandi ( * ) Eric Djajasurja (**) Chairul Soleh (***) 1. PENDAHULUAN Selain merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3 Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

BAB I. - Ukuran kolom dan balok yang dipergunakan tidak memadai. - Penggunaan tulangan polos untuk tulangan utama dan sengkang balok maupun kolom.

BAB I. - Ukuran kolom dan balok yang dipergunakan tidak memadai. - Penggunaan tulangan polos untuk tulangan utama dan sengkang balok maupun kolom. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah tinggal rakyat atau sering juga disebut rumah tinggal sederhana di Indonesia merupakan bangunan struktur yang dalam pembangunannya umumnya tidak melalui suatu

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik Negeri Bandung awalnya bernama Politeknik ITB dan berdiri pada tahun 1979 melalui SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No.03/DJ/Kep/1979. Politeknik

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO. 23 CITRALAND BAGYA CITY MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia meliputi berbagai macam karakteristik guna memenuhi kebutuhan manusia. Pada masa ini, populasi di Indonesia sudah meningkat dengan pesat dan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI

Lebih terperinci

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Kelebihan beton bila dibandingkan dengan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan

Lebih terperinci

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM : PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 8 LANTAI DENGAN 1 BASEMENT DI WILAYAH GEMPA 3 MENGGUNAKAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT III Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangunan bentang panjang merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH Yusti prabowo 27311695 LATAR BELAKANG. Pada laporan ini masalah yang akan dibahas disesuaikan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG MAIN OFFICE PT. UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING CIKARANG JAWA BARAT ( Planning Building Structure Main Office of PT. United Tractors Pandu Engineering,

Lebih terperinci

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Jeremy August Tambayong 1, Budiman Proboyo 2, dan Indriani Santoso 3 ABSTRAK : Proses konstruksi sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5

Lebih terperinci

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Nama : Bias Cahya Islami NPM : 21312452 Dosen Pembimbing : Remigius Hari S, ST.,M.Ars Latar

Lebih terperinci