BAB V ANALISIS STRUKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS STRUKTUR"

Transkripsi

1 66 BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Model Pengoprasian Etabs Untuk menganalisis sebuah bangunan diperlukan tahapan perhitungan beban struktur, setelah itu baru analisis struktur. Perhitungan beban struktur sudah dilakukan pada bab sebelumnya, dan pada bab ini akan membahas analisis struktur. Untuk analisis struktur, penulis menggunakan software khusus untuk menganalisis bidang struktur, yaitu dengan menggunakan ETABS Nonlinier versi 9. Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk pengoprasian ETABS Nonlinier versi 9 pada zona gempa wilayah 3 daktalitas parsial. 1. Membuka Program ETABS Nonlinier Versi 9 a. Klick start - All program - Computers and Structures ETABS versi 9 Atau bisa juga dengan mengeklik icon ETABS versi 9 2kali yang ada pada dekstop ( jika icon berada di dekstop ). b. Setelah di buka program ETABS versi 9, maka akan muncul kotak Tip of the Day seperti pada gambar 5.1, jika ingin memunculkan kotak itu setiap pertama kali membuka program ETABS versi 9 maka hilangkan kode yang ada pada kotak Show Tips at Startup, setelah itu klik OK untuk membuka lembar kerja baru. Gambar 5.1. Tip of The day

2 67 c. Kemudian klik New Model pada menu toolbar untuk membuka model kerja baru, lihat gambar 5.2. Kemudian setelah keluar diaolog New Model klik No untuk meneruskannya, lihat pada gambar 5.3. Gambar 5.2. Menu File Gambar 5.3. New Model Initialization 2. Menentukan Geometri Struktur a. Setelah mengeklik No pada kotak dialog New Model Initialization tadi akan muncul kotak dialog Building Plan Grid System dan Story Data Definition. Setelah itu masukkan data sebagai berikut ini: 1) Number of stories ( jumlah lantai ) = 4 2) Typical story height ( ketinggian antar lantai ) = 3,5 m 3) Bottom Story Height ( ketinggian lantai dasar ) = 4,95 m

3 68 Setelah dimasukkan data data tersebut, klik Custome Grid Spacing untuk mengedit grid. Setelah mengeklik Custome Grid Spacing kemudian masukkan jarak jarak sumbu acuan itu yang searah sumbu X maupun yang searah sumbu Y. Untuk kotak Display Grid as itu ada dua pilihan yaitu Ordinates untuk menentukan jarak menggunakan metode sumbu koordinat, dan juga Spacing untuk menentukan jarak dengan mengguanakan metode jarak antar sumbu. Setelah di isi semua, klik ok. Gambar 5.4. Building Plan Grid System and Story Data Definition Gambar 5.5. Define Grid Data

4 69 b. Setelah tahapan itu selesai kemudian klik OK, maka akan muncul tampilan gambar sumbu sumbu yang telah di masukan tadi seperti pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Model Struktur 3. Menentukan Material Dalam sebuah bangunan terdapat elemen penyusun dari bangunan itu, dan elemen itu mempunyai karakteristik berbeda beda seperti baja dengan beton dan juga bahan yang lainya. Untuk menentukan karakteristik dari material material tersebut langkah langkahnya adalah sebagai berikut: a. Klik menu Define Material Properties, lihat gambar 5.7. Gambar 5.7. Material Properties

5 70 b. Setelah mengeklik Material Properties, maka akan muncul kotak dialog Define Materials, kemudian klik Concreate ( karena elemen struktur yang akan dibuat itu dari beton ), kemudian klik Modify/Show Material, lihat pada Gambar 5.8.dan Gambar 5.9. Gambar 5.8. Define Material Gambar 5.9. Material Property Data c. Setelah mengisi karakteristik dari beton, sekarang mengisi karakteristik untuk baja, yaitu dengan mengeklik pada Define Materials lalu klik Steel, kemudian Modify. Kemudian mengisi Material Property untuk baja tulangan. Lihat Gambar Fy = 410 Mpa Fu = 550 Mpa

6 71 Gambar Material Property Data untuk baja Setelah selesai klik ok. 4. Menentukan Dimensi Balok dan Kolom Setelah menentukan karakteristik untuk elemen strutur beton dan juga baja, langkah berikutnya adalah menentukan dimensi balok dan kolom penyusun struktur itu, langkah langkahnya adalah sebagai berikut: a. Klik menu define, kemudian Farme section. Seperti pada Gambar Gambar Menu Define Frame Properties b. Pada kotak dialog Define Frame Properties hapus semua Properties yang sudah ada, agar tidak membingungkan dalam mencari Properties yang akan dibuat. Kemudian klik Add Rectangular. Maka akan muncul kotak dialog seperti pada Gambar 5.12.

7 72 Gambar Define Frame Properties c. Setelah mengeklik Add Rectangular, kemudian mengisi data Section Name, Material dan Dimension untuk merencanakan dimensi balok ataupun kolom yang akan dibuat. Input data profil balok B1 ( 250 x 400 mm ), lihat pada Gambar 5.13 Gambar Rectangular Section d. Untuk profil balok klik Beam pada Design Type pada kotak dialog Reinforcement Data. Kemudian masukan data Concreate Center to Rebar Center ( tebal selimut beton ), untuk Top dan Bottom diisi 0,004m seperti pada Gambar 5.14.

8 73 Gambar Reinforcment Data Untuk menentukan profil balok balok yang lain menggunakan langkah langkah yang sama seperti langkah langkah yang ada diatas. e. Untuk profil kolom, masukan Sections Name, Material dan Dimension untuk merencanakan dimensi kolom yang kita inginkan. Input data profil kolom K1 ( 250 x 500 mm ). Lihat Gambar Gambar Rectangular Sections

9 74 f. Kemudian klik Reinforcment, lalu isi data sebagai berikut ini : 1) Desidn Type ( Jenis Desain ) = Column 2) Cover to Reba Center ( Selimut Beton ) = 0,004 m 3) Number of Bars in 3-dir ( Jumlah tulangan arah sumbu 3 ) = 3 4) Number of Bars in 2-dir ( Jumlah tulangan arah sumbu 2 ) =3 5) Bar Size ( Ukuran tulangan ) = D16 Bisa dilihat pada Gambar Gambar Reinforcement Data Untuk menentukan profil kolom - kolom yang lain menggunakan langkah langkah yang sama seperti langkah langkah yang ada diatas. 5. Menentukan dimensi Plat Karena bangunan memiliki plat untuk lantai lantai 2,3, dan 4, maka perlu di rencanakan profil dari plat itu sendiri, langkah langkah menentukan plat yaitu sebagai berikut : a. Klik pada menu Define, kemudian pilih Wall/Slab/Deck Section. Lihat Gambar 5.17.

10 75 Gambar Menu Wall/Slab/Deck Section b. Setelah itu pilih Define Slab/Deck section pada kotak dialog, lalu klik Add New Slab. Lihat Gambar 5.18 berikut ini. Gambar Define Slab/Deck section c. Setelah itu mengisi data yang ada pada kotak dialog Wall/Slab section, sebagai berikut : 1) Section Name ( Nama profil ) = Plat 12 mm 2) Material ( Jenis Material ) = Concreate 3) Thickness ( Ketebalan ) Membrane = 0,12 m Bending = 0,12 m 4) Type ( Tipe profil ) = Shell ( dipilih tipe ini karena mempertimbangkan adanya gaya geser yang bekerja pada plat ). Centang kotak Thick Plate. Lihat pada Gambar 5.19.

11 76 Gambar Wall/Slab Section 6. Menentukan Response Spectrum Function Karena bangunan didesain agar bisa tahan dari gempa yang sesuai dengan standard SNI maka perlu direncanakan beban gempa, adapun langkah langkahnya sebagai berikut : a. Mengeklik Define pada menubar, kemudian pilih Response Spectrum Function. Seperti pada Gambar 5.20 di bawah ini. Gambar Response Spectrum Function

12 77 b. Pada kotak dialog Define Response Spectrum function, klik Add User Spectrum. Untuk tipe gempa di indonesia tidak terdapat didalam ETABS oleh karena itu perlu untuk dibuat. Lihat Gambar Gambar Define Response Spectrum function c. Kemudian isikan Periode dan Akselerasi/ Perceparan gempa untuk wilayah gempa 3 ( Jakarta ) pada kotak dialog Response Spectrum function Definition. Lihat Gambar Gambar Response Spectrum function Definition 7. Menentukan Beban yang Bekerja Untuk menentukan beban dan memasukkan jenis beban yang bekerja, langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Pilih menu Define, kemudian klik Static Load Case. Lihat gambar 5.23.

13 78 Gambar Menu Define Stastic Load Case b. Masukan jenis - jenis beban yang bekerja dan juga tipe tipenya pada kotak dialog Define Static Load Case Names. Jenis jenis yang di isi adalah sebagai berikut : 1) Add New Load untuk menambah jenis beban yang bekerja. 2) Auto Lateral Load, untuk beban gempa dipilih User coeffisient kemudian klik Modify Load. Lihat Gambar Gambar Define Static Load Case Names c. Pada kotak dialog User Definied Seismic Loading. Klik beban gempa EQ-X, kemudian pilih Modify Lateral Load ( untuk mengganti arah gempa ). Begitu pula dengan gempa EQ-Y. Lihat Gambar 5.25 dan Gambar 5.26.

14 79 Gambar Menu User Definied Seismic Loading (untuk arah X) Untuk menentukan gempa dengan arah gempa Y lihat Gambar Gambar Menu User Definied Seismic Loading (untuk arah Y) 8. Menentukan Spectrum Gempa ( Response Spectrum Case ) a. Mengeklik define pada menubar, kemudian pilih Respone Spectrum Case. Lihat gambar Gambar Menu Respone Spectrum Case

15 80 b. Setelah mengeklik Respone Spectrum Spectra, kemudian akan muncul kotak dialog Define Respone Spectra lalu klik Add New Spectrum untuk membuat pengaturan baru untuk data data gempa pada wilayah yang akan di analisis. Lihat Gambar Gambar Define Respone Spectra c. Setelah itu mengisi data pada kotak dialog Respone Spectrum Data, data yang dimasukan adalah sebagai berikut: 1) Spectrum Case Name, untuk arah X = RSX untuk arah Y = RSY 2) Model Combination = CQC 3) Directional Combination = SRSS 4) Input Response Spectrum a) Untuk arah X isikan Function dan Scale Factor pada kotak U1 sesuai dengan hitungan analisis pembebanan pada BAB IV. b) Untuk arah Y isikan Function dan Scale Factor pada kotak U2 sesuai dengan hitungan analisis pembebanan pada BAB IV. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.29.

16 81 (a) (b) Gambar (a) dan (b) Input Data Response Spectrum Case Data 9. Menentukan Kombinasi Pembebanan Untuk jenis kombinasi pembebanan di ambil dari SNI Gempa, langkah memasukan kombinasi adalah sebagai berikiut ini: a. Pilih menu define, kemudian pilih Load Combination. Lihat pada Gambar Gambar Menu Define Load Combination

17 82 b. Setelah itu akan muncul kotak dialog Define Load Combination, kemudian isikan semua kombinasi dengan mengeklik Add New Combination terlebih dahulu. Lihat Gambar Gambar Define Load Combination c. Masukkan data data combinasi pembebanan, adapun kotak kotak yang di isi adalah sebagai berikut : 1) Load Combination Name = COMB1 2) Load Combination Type = ADD 3) Define Combination a) Case Name, yaitu nama beban yang akan digunakan untuk kombinasi. b) Scale Factor, yaitu besarnya perbandingan beban pada sebuah kombinasi. Setelah selesai mengisi Case Name dan Scale Factor, klik Add agar beban itu tercantum pada list pembebanan pada Case Name, jika ingin mengganti scale faktor ataupun Case Name dari list itu maka klik Modify. Setelah selesai semua klik OK untuk melanjutkan ke kombinasi selanjutnya. Untuk kombinasi kombinasi pembebanan yang lainya menggunakan langkah langkah yang sama, hanya tipe Case Name dan besarnya Scale Factor yang berbeda beda. Lihat gambar 5.32.

18 83 Gambar Load Combination Data (Comb 1) 10. Menggambar Kolom Setelah selesai semua pengaturan pengaturannya, sekarang adalah tahapan untuk menggambarkan atau memasangkan kolom kolom itu kedalam sebuah bidang gambar. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Klik menu Draw, lalu pilih Draw Line Object kemudian pilih Create in Region at Click ( plane ) seperti pada Gambar Ada lagi cara menggambarkan kolom selain cara yang sebelumnya, yaitu mengeklik langsung icon Create in Region at Click ( plane ). Kemudian arahkan cursor itu ke titik kolom akan digambar, kemudian klik. Lihat Gambar Gambar Menu Draw Line Object - Create in Region at Click ( plane )

19 84 b. Setelah selesai meletakkan kolom kolom yang direncanakan maka akan muncul gambar seperti Gambar 5.34 Gambar Tampilan setelah semua kolom sudah di gambar 11. Menggambar Balok Induk dan Balok Anak Setelah menggambar kolom selesai, langkah berikutnya adalah menggambarkan balok induk dan balok anak, langkah langkah untuk menggambarkan balok induk dan balok anak adalah sebagai berikut : a. Klik Draw Line Object, kemudian pilih Draw Lines. Lihat Gambar Gambar 5.35a. Menu Draw Lines

20 85 b. Setelah mengeklik Draw Lines, kemudian gambarkan pada garis grid grid yang telah ada sesuai dengan yang direncanakan. Lihat Gambar Gambar 5.35b. Tampilan ETABS setelah semua balok digambar 12. Menggambar Plat Karena pada bangunan menggunakan plat beton untuk lantainya, maka harus direncanakan tipe plat itu. Langkah langkah merencanakan plat adalah sebagai berikut : a. Klik Draw Area Object, kemudian pilih Create Area at Click. Kemudian pilih property untuk Slab. Lihat Gambar Gambar Menu Draw Area at Click

21 86 b. Kemudian klik bagian bagian yang akan diberi plat. Lihat gambar Gambar Tampilan ETABS setelah semua plat digambar 13. Memasukkan Tumpuan Pada Pondasi Dan Basement Untuk mengatur jenis tumpuan yang digunakan pada pondasi, langkah langkahnya adalah sebagai berikut ini : a. Klik semua Joint atau Block semua joint pada lantai Basement, kemudian klik Assign Joint/Point lalu pilih Restraints ( support ). Lihat pada Gambar Gambar Menu Assign Joint/Point, Restraints

22 87 b. Setelah itu memberi semua tanda Check pada Restraint ( karena dianggap pondasi telah mengalami jepit ). Lihat pada Gambar Gambar Assign Restraints Tampilan semua Joint setelah di beri Restrains Lihat pada Gambar Gambar Tampilan ETABS setelah semua Restrains tergambar 14. Memasukkan Beban Plat Karena bangunan menggunakan plat sebagai lantai, oleh karena itu ada beban pada plat itu sendiri, langkah langkah untuk memasukkan plat adalah sebagai berikut : a. Klik pada plat yang akan dimasukkan beban mati dan juga beban hidup, dengan cara klik Assign Shell/Area Loads, kemudian pilih yang uniform ( dikarenakan bebanya sama besar/ seragam ). Lihat Gambar 5.41.

23 88 Gambar Menu Assign Shell / Area Loads b. Setelah itu akan muncul kotak dialog Uniform Surface Loads, kemudian pilih Load Case Name (jenis beban yang akan dimasukkan). Kemudian pada kotak Uniform Loads masukkan bebannya sesuai dengan perhitungan analisis yang ada pada BAB IV. Kotak kotak yang tersedia dalam kotak dialog Uniform Surface Loads adalah sebagai berikut : 1) Add Existing loads untuk menambah beban 2) Replace Ecisting Loads untuk mengganti beban. 3) Dellete Existing Loads untuk menghapus beban yang telah dimasukkan. Supaya lebih jelas Lihat Gambar (a) dan (b) (a) (b) Gambar 5.42.(a) dan (b). Input beban terbagi merata untuk beban mati dan hidup

24 Memasukkan Beban Dinding Beban dinding merupakan beban yang harus di masukkan ke dalam struktur, langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Klik frame yang akan dimasukkan beban dinding, kemudian pilih Assign Frame Line/Loads Distributed ( karena dinding merupakan beban terbagi merata ). Lihat Gambar Gambar Menu Frame Line/Loads Distributed b. Pada kotak dialog Frame Distributed Loads, masukkan beban pada Uniform Loads kemudian klik Ok. lihat Gambar Gambar Menu Frame Distributed Loads 16. Analisis Struktur Setelah semua pengaturan pada setiap elemen selesai, sekarang masuk pada tahap Analisis Struktur, langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

25 90 a. Pilih Analyze pada menu bar, kemudian klik Set Analysis Option. Seperti pada Gambar Gambar Menu Set Analysis Option b. Pada kotak dialog Analysis Options, berikan Check semua pada Building Active Degrees of Freedom dan juga Chek pada Dynamic Analysis, dengan mengabaikan efek P- ( deformasi akibat gempa ). Setelah selesai klik OK, seperti pada Gambar Gambar Analysis Options c. Setelah itu klik Analysis lalu pilih Run Analysis, seperti pada Gambar 5.47.

26 91 Gambar Menu Run Analysis d. Setelah selesai mengeklik Run, kemudian akan tampil gambar seperti pada gambar Gambar Gambar Setelah di klik Run 17. Menampilkan beban yang bekerja Untuk mengecek apakah semua beban sudah dimasukan atau belum, maka perlu melihat beban beban yang sudah dimasukkan kedalam bangunan tersebut, langkah langkahnya adalah sebagai berikut :

27 92 a. Pilih menu Display kemudian klik Show Loads Frame/Line,seperti pada Gambar Gambar Menu Show Loads Frame/Line b. Setelah itu klik Ok pada kotak dialog Show Frame/Line Loads, lihat pada Gambar Gambar Show Frame/Line Loads c. Untuk menampilkan beban gempa pilih menu Display, lalu pilih Show Loads Joint/Point, seperti Gambar 5.51.

28 93 Gambar Menu Display Show Loads Joint/Point d. kemudian pada kotak dialog Show Joint/Point Loads pilih Load Case yang akan dilihat, kemudian klik OK. lihat Gambar (a) (b) Gambar (a), (b) Gempa arah X dan Y. e. Untuk menampilkan beban plat, klik Display Show Loads Shell/Area, seperti pada Gambar Gambar Menu Display Show Loads Shell/Area

29 94 f. kemudian pada kotak dialog Show Shell/Area Loads pilih Load Case yang akan dilihat, kemudian klik OK. lihat Gambar Gambar Show Shell/Area Loads Contoh tampilan beban beban yang telah dimasukkan. Gambar Beban Mati

30 95 Gambar Beban Mati untuk plat Gambar Beban Hidup untuk plat Gambar Beban Gempa arah X (EQX)

31 96 Gambar Beban Gempa arah Y (EQY) 18. Menampilkan Concreate Frame Design Untuk melihat apakah struktur mengalami Over Stress atau tidak, perlu di cek terlebih dahulu, langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Klik Design, kemudian pilih Concrate Frame Design, kemudian klik Start Design/Check of Strukture. Lihat pada Gambar Gambar Menu Start Design/Check of Strukture b. Setelah itu Hasilnya akan muncul seperti pada Gambar 5.61.

32 97 Gambar Longitudinal Reinforcing 19. Tampilan ETABS Untuk menampilkan pengaturan seperti Dimension Lines, Grid Lines, Line Labels, Line Section, Area Section dan lain lain, langkah langkahnya adalah sebagai berikut: a. Klik View pada Menu Bar pilih Set Building View Options. Seperti pada Gambar 5.62 dan Gambar Menu Set Building View Options

33 98 Gambar Set Building View Options 20. Tampilan Output ETABS Setelah semua sudah dilakukan maka barulah program ETABS tersebut dijalankan dengan tipe Case untuk Model tidak dijalankan. Sehingga menghasilkan output seperti pada Gambar berikut ini : Gambar d View Deformed Shape (Combo 1)

34 99 Gambar Deformed Shape (Combo 1) Gambar Axial Force Diagram (Combo 1)

35 100 Gambar Shear Force 3-3 Diagram (Combo 1) Gambar Moment 3-3 Diagram (Combo 1)

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar Tampilan awal program 2. Kemudian membuat grid dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha 76 LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar L1. Tampilan awal program

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL Suatu model struktur portal dengan dinding geser ( shear wall ) bangunan gedung 6 lantai dari beton bertulang dengan konfigurasi seperti pada gambar. Atap Lantai 5 3,5m

Lebih terperinci

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

MODEL PORTAL 3 DIMENSI MODEL PORTAL 3 DIMENSI Portal direncanakan menggunakan code ACI 318-05/IBC 2003 dengan mutu baja dengan tegangan leleh Fy = 240000 KN/m, dan Mutu Beton f c = 25 Mpa. Kombinasi pembebanan sebagai berikut

Lebih terperinci

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Baru-baru ini, Indonesia mengeluarkan regulasi baru tentang standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan

Lebih terperinci

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI 1 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan datadata seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan

Lebih terperinci

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan

Lebih terperinci

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan MODUL SAP2000 V 11 PENGANTAR SAP2000 Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut

Lebih terperinci

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Dapatkah hasil perhitungan ETABS dapat diterima? Suatu program atau software untuk perhitungan struktur, hasilnya harus dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 A. KETENTUAN BANGUNAN 1. Gedung direncanakan untuk bangunan sekolah di semarang, 2. Ukuran bangunan 10 x 20 m, 3. Struktur

Lebih terperinci

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14 Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu : Tahap

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 DAFTAR LAMPIRAN L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 L.4 Tabel Fungsi D untuk Pertambahan Nilai D L L 0 62 L.5

Lebih terperinci

By SUGITO Call :

By SUGITO Call : By SUGITO 075534007 Call : 085655141009 ANALISIS TANGGA 3D SAP2000 15.0 Data perencanaan tangga Tinggi antar lantai = 4 m Lebar tanga = 1 m Tebal pelat tanga = 12 cm Tebal pelat bordes = 12 cm Beban hidup

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG RSJ PROF. V.L RATUMBUYSANG

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG RSJ PROF. V.L RATUMBUYSANG TUGAS AKHIR ANALISA BIAYA PENGGUNAAN STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG RSJ PROF. V.L RATUMBUYSANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Program Studi Diploma IV Konstruksi Bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan nilai dan hasil perkiraan akhir struktur kolom,balok dan pelat lantai dari proyek office citra raya di kabupaten

Lebih terperinci

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.5 Pendahuluan Transformasi Sumbu Koordinat Tujuan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

KONSTRUKSI RANGKA BATANG KONSTRUKSI RANGKA BATANG Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.6 Konstruksi Rangka Batang Tujuan Pembelajaran Khusus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Rangka atap digunakan pipa baja diameter 114,3 mm dengan tebal pipa 4,5 mm dan pipa baja diameter 76,3 dengan tebal pipa 4 mm dengan mutu baja fy = 290 Mpa,

Lebih terperinci

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut : Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m Profil yang digunakan IWF 14 x 90 Fy = 240 Mpa Beban yang

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut : BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR 4.1 Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan struktur gedung untuk penempatan mesin pabrik pengolahan padi PT. Arsari Pratama menggunakan profil baja. Pada kajian

Lebih terperinci

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE Halaman 1 dari Pertemuan 4 Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE 4.1 Define Material & Section Define material bertujuan untuk menentukan karakteristik material yang digunakan dalam analisis struktur. Karakteristik

Lebih terperinci

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc

MAIN COURSE. Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc MAIN COURSE Chapter 1 : Something Always In Your Mind About SAP Inside : 10 Step of SAP2000 Calculation and Analysis, Axes, Grid, etc Chapter 2 : Beam Analysis Inside : How To Created your First Structure,

Lebih terperinci

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12

Lebih terperinci

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Beberapa ketentuan yang dapat digunakan untuk interpretasi reaksi peletakan dan gaya dalam adalah sebagai berikut: Interpretasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban

Lebih terperinci

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS

MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS BAB 3 MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur menggunakan SAP200

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Kedua BANGUNAN RANGKA Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG. PUBLIK WING RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKRTA dirancang dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG. PUBLIK WING RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKRTA dirancang dengan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PUBLIK WING RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKRTA dirancang dengan sesuai ketentuan Tata Cara Perhitungan Struktur

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM)

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM) ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM) Dian Ferani Rompas NRP : 0521013 Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Disusun oleh: Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com Praktikum Komputer SAP2000

Lebih terperinci

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.

Kita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m. BELAJAR SAP 2000 (Ref : Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000, Handi Pramono, disadur ulang dengan penambahan keterangan oleh penyusun dengan menggunakan SAP 2000 ver 9,03 untuk latihan) Penyusun : MUHAMMAD

Lebih terperinci

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda

MENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda MENAMBAHKAN CANOPY Salah satu masalah yang menurut kami sangat mengganggu adalah penambahan canopy pada ruko (dan juga rumah tinggal) setelah bangunan tersebut digunakan/ditempati. Alasan yang paling umum

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE Tidaryo Kusumo NRP : 0821035 Pembimbing: Winarni Hadipratomo, Ir ABSTRAK Strut-and-tie model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui pengaruh pemasangan partisi bata terhadap karakteristik struktur pada studi ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan untuk penyelesaian

Lebih terperinci

PENGENALAN DASAR PROGRAM ETABS

PENGENALAN DASAR PROGRAM ETABS PENGENALAN DASAR PROGRAM ETABS Sejarah Program ETABS Program ETABS merupakan program analisis struktur yang dikembangkan oleh perusahaan software Computers and Structures, Incorporated (CSI) yang berlokasi

Lebih terperinci

RS GROUP. Apa yang bisa Kita bantu?? RENUNGAN

RS GROUP. Apa yang bisa Kita bantu?? RENUNGAN RENUNGAN Disaat kita hidup dalam kemewahan, selalu mengenakan aksesoris mahal, bergaul dengan lingkungan orang- orang yang berada Ingatlah, bahwa masih banyak orang- orang yang hidupnya jauh di bawah kita.

Lebih terperinci

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000 Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun di kota Bandung. Komponen struktur direncanakan menggunakan material

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR I Komang Muliartha NRP : 0021080 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N

B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N 3.1 Asumsi-Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi 3.1.1 Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi Asumsi ini digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan konstruksi

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA

INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA INTEGRASI PROGRAM TEKLA STRUCTURES & SAP2000 DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN ATAP BAJA TUGAS AKHIR Oleh : Kardiana Tangkas NIM: 1104105025 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Tekla Structures, ETABS, Ekspor, Impor

ABSTRAK. Kata Kunci: Tekla Structures, ETABS, Ekspor, Impor ABSTRAK Program Tekla Structures dan ETABS merupakan dua software berbeda yang dapat bertinteraksi melalui software penghubung Link TS ETABS 2013. Pada penelitian ini dilakukan permodelan struktur Gedung

Lebih terperinci

Modul SAP2000 Ver.7.42

Modul SAP2000 Ver.7.42 Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Ketiga BANGUNAN PORTAL Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik

Lebih terperinci

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR ======================= PENGANTAR DINAMIKA STRUKTUR DAN REKAYASA KEGEMPAAN Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transien yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa statik non-linier bagi dua sistem struktur yang menggunakan sistem penahan gaya lateral yang berbeda, yaitu shearwall dan tube, dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 Muhammad Haykal, S.T. Akan Ahli Struktur Halaman 1 Table Of Contents 1.1 DATA STRUKTUR. 3 1.2 METODE ANALISIS.. 3 1.3 PERATURAN

Lebih terperinci

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom

Gambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom BAB 2. RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK 2.1 Info Model Dimensi elemen struktur: Balok (h/b) : 40/30 Kolom (hc/bc) : 40/40 Tebal pelat : 12 cm (lantai) 10 cm (atap) Mutu bahan: Beton : fc

Lebih terperinci

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM III-1 BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM 3.1. Mengenal POSTSAP 1.00 POSTSAP merupakan program desain yang berbasis windows yang diciptakan dan dikembangkan untuk menyelesaikan perhitungan desain beton

Lebih terperinci

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1 Halaman 1 dari Pertemuan 10 Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1 Proses DESAIN BETON BERTULANG dapat dilakukan dengan langkah-langkah penting sebagai berikut: a. Asumsi Pembebanan (di luar SAP2000) sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP :

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP : ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA Dani Firmansyah NRP : 0321034 Pembimbing : Ir. Winarni Hadipratomo. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMODELAN STRUKTUR BINUS SQUARE DENGAN ETABS NONLINEAR VERSI 9.5.0

PEMODELAN STRUKTUR BINUS SQUARE DENGAN ETABS NONLINEAR VERSI 9.5.0 PEMODELAN STRUKTUR BINUS SQUARE DENGAN ETABS NONLINEAR VERSI 9.5.0 1. Metode Pembebanan Langsung Proses pengolahan data untuk metode pembebanan langsung terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan

Lebih terperinci

MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc

MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP oleh: Fikri Alami, S.T., M.Sc. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc MANUAL STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM SAP 2000 oleh: Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung Tahun 2017 i P age PENDAHULUAN Sap2000 menghadirkan software yang paling user friendly

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG DAN BETON PRATEGANG

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG DAN BETON PRATEGANG ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG DAN BETON PRATEGANG Vinsensia Vitanto NRP : 0521002 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan estimasi dimensi, analisis gempa, dan perhitungan struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang terangkum di

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 A. MODEL STRUKTUR Analisis struktur bangunan Gedung BRI Kanwil dan Kanca, Banda Aceh dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element)

Lebih terperinci

Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1

Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1 Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP2000 1 Wiryanto Dewobroto (http://sipil-uph.tripod.com) 2 Makalah ini membahas detail langkah-langkah perancangan balok beton bertulang dengan SAP2000, sekaligus

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DIAGRAM ALIR PENELITIAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN I DIAGRAM ALIR PENELITIAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN I DIAGRAM ALIR PENELITIAN TUGAS AKHIR Mulai Studi Literatur Data Struktur Data Material Pemodelan Metode Elemen Hingga Simulasi Terhadap Beban Gravitasi & Beban Gempa Mengetahui Perilaku: A. Balok

Lebih terperinci

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR BAB IV PERMODELAN STRUKTUR IV.1 Deskripsi Model Struktur Kasus yang diangkat pada tugas akhir ini adalah mengenai retrofitting struktur bangunan beton bertulang dibawah pengaruh beban gempa kuat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan September Desember 2016. B. Model Struktur Dalam penelitian ini digunakan model struktur portal beton bertulang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA PEKERJAAN PONDASI DAN METODE PELAKSANAAN PONDASI SUMURAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KESEHATAN RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.

OPTIMALISASI BIAYA PEKERJAAN PONDASI DAN METODE PELAKSANAAN PONDASI SUMURAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KESEHATAN RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. TUGAS AKHIR OPTIMALISASI BIAYA PEKERJAAN PONDASI DAN METODE PELAKSANAAN PONDASI SUMURAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KESEHATAN RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LIMA LANTAI DENGAN SISTEM PELAT DATAR DAN DINDING GESER TUGAS AKHIR Oleh : MARCEL 1104105031 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER PADA BANGUNAN BETON BERTULANG TAHAN GEMPA BERLANTAI 10

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER PADA BANGUNAN BETON BERTULANG TAHAN GEMPA BERLANTAI 10 STUDI PENEMPATAN DINDING GESER PADA BANGUNAN BETON BERTULANG TAHAN GEMPA BERLANTAI 10 Raden Sri Bintang Pamungkas NRP : 0521039 Pembimbing : Ir. Winarni Hadipratomo FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan balok perangkainya yang disesuaikan dengan SNI dan SNI 03-

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan balok perangkainya yang disesuaikan dengan SNI dan SNI 03- BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan dinding geser berpasangan dan balok perangkainya yang disesuaikan dengan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002 pada

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Dedy Fredy Sihombing NRP : 0221063 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH: HARYANTO YOSO WIGROHO

DISUSUN OLEH: HARYANTO YOSO WIGROHO BAHAN AJAR menggunakan ETABS VERSI 8.4.5 DISUSUN OLEH: HARYANTO YOSO WIGROHO PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKINIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2006 PENGANTAR Dewasa ini perkembangan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 Sanci Barus 1, Syahrizal 2 dan Martinus 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis ABSTRAK Dalam meningkatkan kinerja struktur dalam menahan beban gempa pada bangunan bertingkat tinggi maka dibutuhkan suatu system struktur khusus, salah satunya adalah dengan dengan pemasangan dinding

Lebih terperinci

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA 0904105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Aplikasi

Lebih terperinci

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: PERBANDINGAN ANTARA PERHITUNGAN GAYA DALAM MENGGUNAKAN METODE MATRIKS DENGAN PROGRAM ANALISA STRUKTUR DAN PERHITUNGAN PENULANGAN PADA BALOK PORTAL MELINTANG AS 1-1 PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung Asrama Pusdiklat Pajak 2. Peraturan gempa pembebanan SNI 1726-2012 SNI 1726-2012 3. Peraturan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG 5.1 Asumsi-asumsi Analisis Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan dan deformasi untuk kepentigan perancangan tulangan elemen-elemen

Lebih terperinci

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP : DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH Refly. Gusman NRP : 0321052 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM

BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM V - 1 BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM 5.1. Besaran Rencana Perkerasan Kaku 5.1.1. Umur Rencana Pada umumnya umur rencana

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA

OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA Femmy The M.D.J. Sumajouw, S.E. Wallah, R.S. Windah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA Yonatan Tua Pandapotan NRP 0521017 Pembimbing :Ir Daud Rachmat W.,M.Sc ABSTRAK Sistem struktur pada gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini perkembangan dunia konstruksi semakin maju khususnya di Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah, sehingga para ahli

Lebih terperinci

tutorial APRIL 1999 SANS FOR WINDOWS TUTORIAL Retno santoro I. Method : Static Equivalent Load A. Menjalankan SANS for Windows

tutorial APRIL 1999 SANS FOR WINDOWS TUTORIAL Retno santoro I. Method : Static Equivalent Load A. Menjalankan SANS for Windows Retno santoro tutorial APRIL 1999 SANS FOR WINDOWS TUTORIAL I. Method : Static Equivalent Load A. Menjalankan SANS for Windows Klik icon SANSPRO B. Masuk ke Interactive Modeler Pilih Modeler Pilih Interactive

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sistem struktur penahan gempa yang menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh : DIANA LUMBAN

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER BAB I EALUASI KINERJA DINDING GESER 4.1 Analisis Elemen Dinding Geser Berdasarkan konsep gaya dalam yang dianut dalam SNI Beton 2847-2002, elemen struktur dinding geser tidak dicek terhadap kegagalan gesernya.

Lebih terperinci

Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11

Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11 Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan Seri 1 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Disusun oleh: Bidang Teknis PKTS Cetakan 1, Maret 2014 Modul SAP2000

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA MICHAEL JERRY NRP. 0121094 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung kampus

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung kampus BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang disesuaikan dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Lebih terperinci

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis

Lebih terperinci

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI 4.1 ALTERNATIF PERKUATAN FONDASI CAISSON Dari hasil bab sebelumnya, didapatkan kondisi tiang-tiang sekunder dari secant pile yang membentuk fondasi

Lebih terperinci

BAB III MODELISASI STRUKTUR

BAB III MODELISASI STRUKTUR BAB III MODELISASI STRUKTUR III.1 Prosedur Analisis dan Perancangan Start Investigasi Material Selection Preliminary Structural System Height,Story,spam, Loading Soil cond Alternative Design Criteria Economic

Lebih terperinci

Workshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa

Workshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa Workshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa Wiryanto Dewobroto Lektor Kepala di Jurusan Teknik Sipil UPH Tujuan : Agar diperoleh pengalaman praktis mengoperasikan SAP2000. Meskipun

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol

LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol 60 LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol Pertama yang dilakukan ialah dengan menginputkan dimensi kolom dan gaya dalam yang didapat dari ETABS pada CSICOL. Berikut langkah input pada program CSICOL.

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME

CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME Berikut merupakan cara dan langkah langkah yang dilakukan untuk membuat kontur dan menghitung volume pada autocad civil 3D 2013 : 1. Pembuatan Kontur a) Buka software

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data teknis yang digunakan adalah data teknis dari struktur bangunan gedung Binus Square. Berikut adalah parameter dari komponen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang perilaku sambungan interior balok-kolom pracetak, dengan benda uji balok T dan kolom persegi, serta balok persegi dan kolom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Bangunan Bangunan yang terletak di Kampung Blimbing Bengkong ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai rumah toko pada atap bangunan terpasang mini tower 3 kaki dengan

Lebih terperinci

DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI DAN SNI

DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI DAN SNI PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK DESAIN STRUKTUR BETON BANGUNAN RUKO TIPIKAL UNTUK DAERAH SULAWESI SELATAN SESUAI SNI 03-2847-2002 DAN SNI 03-1726-2002 Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : 0121104 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci