DARK CHOCOLATE DAN NYERI DYSMENORRHEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DARK CHOCOLATE DAN NYERI DYSMENORRHEA"

Transkripsi

1 DARK CHOCOLATE DAN NYERI DYSMENORRHEA Abdul Hanan, GM. Sindarti, Sri Mudayatiningsih Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang abdulhanan09@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of dark chocolate sticks (dark chocolate) to decrease the intensity of pain on respondents with primary dismenorre. This study uses a quasi - experimental approach pretest-posttest Group One With control group design with paired sample test analysis with 95% confidence value. Samples were 30 people with the details of each of the 15 control group and 15 treatment groups. Techniques of data collection using interviews and observation. The results showed, before treatment is given 100 grams of dark chocolate sticks 60% of respondents experiencing a decrease in pain intensity score 2 and 20% experienced a decrease in pain intensity 1point Results of paired sample test can be concluded that the administration of dark chocolate as much as 100 grams rod can reduce pain intensity primary dismenorre. Based on the test results of this study, then dark chocolate sticks can be used as an alternative material for primary dismenorre reduce pain. Conclusion while referring to the working hypothesis behwa administration of dark chocolate may reduce pain intensity of primary dysmenorrhea. Keywords: brown black rod, intensity of pain, primary dysmenorrhea Abstrak: Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh coklat hitam batang (dark chocolate) terhadap penurunan intensitas nyeri pada responden dengan dysmenorrhea primer. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimen menggunakan pendekatan One Group Pretest-Posttest With control Group Design dengan analisis uji paired sampel test dengan nilai kepercayaan 95%. Sampel berjumlah 30 orang dengan rincian masing-masing 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok perlakuan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian didapatkan, sebelum perlakuan di berikan coklat hitam batang 100 gram 60% responden Mengalami penurunan 2 nilai intensitas nyeri dan 20% mengalami penurunan 1nilai intensitas nyeri. Hasil uji paired sampel test dapat disimpulkan bahwa pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat menurunkan intensitas nyeri dysmenorrhea primer. Kata kunci: coklat hitam batang, intensitas nyeri, dysmenorrhea primer PENDAHULUAN Menstruasi adalah perdarahan secara periodik disertai pelepasan endometrium setelah siklus ovulasi yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan dimulai 14 hari setelah ovulasi (Winknjosastro dalam Abidin 2005). Masa siklus menstruasi seseorang sering sekali disertai gangguan dan ketidaknyamanan fisik seperti kram, nyeri yang disebut dengan Dysmenorrhea. Dysmenorrhea adalah menstruasi yang sangat nyeri tanpa adanya kelainan pelvis. Angka kejadian di Indonesia mencapai 55% pada perempuan usia produktif mengalami nyeri selama haid, dan pada sebagian orang yang mengalami gejala nyeri berat akan mengganggu aktifitas. Dysmenorrhea dibagi menjadi dua yaitu Dysmenorrhea primer dan skunder. Dysmenorrhea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri tanpa patologis pelvis dan terjadi pada awal menstruasi atau segera setelahnya. Dysmenorrhea primer ini diakibatkan dari pengeluaran prostaglandin yang berlebihan, sehingga menyebabkan uterus berkontraksi secara berlebihan dan menyebabkan vasospasme arteriolar (Smeltzer dan Bare, dalam Carrington 1991). Nyeri yang terjadi bersifat ISSN

2 JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7 normal dan akan menjadi berlebihan bila dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti emosi, anemia dan stress. Dysmenorrhea sekunder terjadi karena proses penyakit pada organ kewanitaan seperti tumor, infeksi maupun kanker pada rahim (Kardiana, dalam Abidin 2005). Berbagai upaya perawatan sudah dilakukan untuk meringankan gejala nyeri ini baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Perawatan non farmakologis diantaranya adalah memberikan kompres hangat, massage, efflurage, distraksi, latihan fisik, dan istirahat yang cukup maupun mengkonsumsi bahan makanan yang merangsang pelepasan endorphin dan serotonin, salah satunya adalah pemberian dark chocolate. Bahan makanan ini banyak disukai orang terutama pada remaja, disamping rasanya yang enak juga mengandung triptophan yang dapat merangsang pengeluaran serotonin yang bekerja menghambat lintasan nyeri didalam medula spinalis dan mengandung karbohidrat bila dikonsumsi akan menghasilkan endorphine yang dapat mengaktivasi bagian sistem analgesia otak dengan menghambat prostalgandin (Guyton and Hall, 1996). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap penurunan nyeri pada remaja dengan Dysmenorrhea primer. Tujuan khususnya adalah 1) mengidentifikasi intensitas nyeri pada klien/ remaja dengan Dysmenorrhea primer sebelum diberikan dark chocolate, 2) mengidentifikasi intensitas nyeri pada klien/ remaja dengan Dysmenorrhea primer setelah diberikan dark chocolate, 3) menganalisis pengaruh dark chocolate terhadap penurunan nyeri pada klien/remaja dengan Dysmenorrhea primer. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian quasi eksperimental dengan jenis rancangan adalah one group pretest-posttest with control design. Penelitian menggunakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek dan satu kelompok kontrol. Kelompok subyek dilakukan observasi sebelum dilakukan perlakuan (pretest), kemudian diobservasi lagi setelah perlakuan (post test). Sedangkan untuk kelompok kontrol dilakukan dua kali observasi dengan rentang waktu yang sama akan tetapi tidak dilakukan perlakuan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMAK Sugiyo Pranoto Kota Pasuruan yang mengeluh dysmenorrhea primer. Sampel pada penelitian ini adalah remaja yang mengalami dismenore serta bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan rumus sampel minimal. Pada penelitian ini jumlah sampel minimal yang diperoleh adalah 16, sehingga akan didapatkan total 32 responden dengan perincian 16 responden untuk kelompok kontrol dan 16 untuk kelompok perlakuan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : Kriteria inklusi antara lain: usia tahun, nyeri menstruasi terjadi saat menstruasi dimulai berlangsung 24 jam sampai 72 jam, tidak menggunakan obat analgesic atau obat-obatan lain yang dapat mengurangi nyeri menstruasi, bersedia menjadi responden Terdapat dua variable pada penelitian ini yaitu Intensitas nyeri pada dismenorre primer sebagai dependent variable, dan coklat hitam batang (dark chocolate) sebagai independent variable. Penelitian ini menggunakan instrument berupa lembar observasi dan lembar wawacara. Alat ukur untuk variable dependent/variable tak bebas intensitas nyeri pada dismenorre primer yang digunakan adalah skala nyeri Lembar observasi berisi tentang kriteria nyeri seseorang berdasarkan skala yang digunakan yaitu skala nyeri Sedangkan lembar wawancara berisi seputar dismenorre primer yang dialami oleh responden meliputi lokasi nyeri, nyeri yang dirasakan, kapan nyeri dimulai, nyeri berlangsung berapa lama, apakah nyeri terjadi setiap menstruasi dan faktor apa yang memengaruhi terjadinya peningkatan nyeri. Hasil pengumpulan data dilakukan pengolahan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian dark chocolate terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea primer 2 ISSN

3 pada remaja. Data yang sudah terkumpul akan dikelompokkan anatara sebelum dan sesudah observasi kedalam tabulasi dan melihat adanya perbedaan intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri numeric, untuk nilai perbedaan: Nyeri 0 : nyeri tidak berkurang, Nyeri 1 : nyeri sedikit berkurang, Nyeri 2 : nyeri berkurang moderat, Nyeri 3 : nyeri berkurang lebih moderat, Nyeri 4 : nyeri sangat berkurang Pengujian perbedaan nilai pretest dan posttest dari kelompok perlakuan (A) dan kelompok kontrol (B) menggunakan uji Paired Sampel-test dengan nilai taraf signifikansi 0.05% artinya nilai kepercayaan 95%. Penelitian ini dilakukan pada remaja di SMAK Sugiyo Pranoto Kota Pasuruan dan pengambilan data dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan siklus menstruasi responden, yaitu bulan Oktober hingga Nopember HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan seperti pada Tabel 1, menunjukkan hasil 43.3% berusia 17 tahun, dan sebagian kecil 6,7% berusia 14 tahun. Karakteristik reponden berdasarkan usia Tabel 1. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan usia Usia (Tahun) F % Tabel 2. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan usia menarche Usia Menarche F % Tabel 3. Karakteristik responden dysmenorrhea primer berdasarkan lokasi nyeri Lokasi Nyeri F % Perut bagian bawah Perut bagian tengah Semua lapang perut 3 10 Bagian kanan kiri perut Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan deskripsi nyeri yang dirasakan Deskripsi Nyeri F % Nyeri kemeng/ngilu Nyeri tumpul dan melilit Nyeri disertai tegang perut /kram Nyeri ditusuk dan diremas Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan waktu mulainya nyeri dysmenorrhea primer yang dirasakan siswi Waktu Mulai Nyeri F % 1 jam sebelum darah keluar Selama menstruasi Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan lamanya waktu nyeri dysmenorrhea Lamanya Waktu Nyeri F % Lebih dari 30 menit 6 20 Lebih dari 1 jam hari Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan faktor yang memengaruhi nyeri dysmenorrhea Faktor yang F % berpengaruh Stres Kecapean Makan pedas 6 20 Olah raga Minum soda ISSN

4 JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7 Tabel 8. Distribusi kelompok (A) berdasarkan intensitas nyeri sebelum diberi dark chocolate Ringan Sedang Berat Tabel 9. Distribusi kelompok (B) berdasarkan intensitas nyeri sebelum di observasi Ringan Sedang Berat Tabel 10. Distribusi kelompok (A) berdasarkan intensitas nyeri sesudah diberi dark chocolate Ringan Sedang Berat Tabel 11. Distribusi responden kelompok (B) berdasarkan intensitas nyeri sesudah dilakukan observasi setelah 15 menit Ringan Sedang Berat menarche ditunjukkan pada Tabel 2, sebanyak 36,7% mengalami menarche pada usia 13 tahun, dan hanya sebagian kecil 3,3% yang berusia 15 tahun. Berdasarkan lokasi nyeri, Tabel 3 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 50% merasakan nyeri pada perut bawah, 36,7% merasakan nyeri perut bagian tengah, dan hanya sebagian kecil 3,3% merasakan nyeri pada bagian kanan kiri perut, serta 10% merasakan nyeri pada semua lapang perut. Berdasarkan deskripsi nyeri yang dirasakan seperti ditunjukkan pada Tabel 4 didapat bahwa 46,7 % merasakan nyeri yang ditusuk dan diremas, 23,3% merasakan nyeri tegang perut dan kram. dan sebanyak 16,7% merasakan nyeri tumpul dan melilit serta 13,3% merasakan nyeri kemeng dan ngilu. Berdasarkan karakteristik waktu dimulainya nyeri, Tabel 5 menunjukkan sebanyak 46,7% mulai mengalami nyeri 1 jam sebelum menstruasi, 53,3% mulai mengalami nyeri selama darah keluar. Berdasarkan lama waktu rasa nyeri, pada Tabel 6 diperoleh hasil bahwa 46,7% mengalami nyeri selama lebih dari 1 jam, sebanyak 20% mengalami nyeri selama 30 menit, dan sebanyak 16,7% mengalami nyeri selama 1 hari. Berdasarkan faktor yang memengaruhi nyeri dysmenorrhea, pada Tabel 7 terlihat bahwa 46,7% responden penelitian mengalami peningkatan nyeri dysmenorrhea ketika mengalami kecapean, dan 3,3% responden mengalami nyeri dysmenorrhea ketika minum soda. Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok perlakuan sebelum diberi dark chocolate adalah 60% nyeri berat, dan 6,7% adalah nyeri ringan. Tabel 9 dan 11 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok kontrol sebelum dan sesudah observasi. Pada tabel 10 menunjukkan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden penelitian kelompok perlakuan sesudah diberi coklat hitam batang adalah subyek penelitian mengalami nyeri ringan 26.7% dan yang mengalami nyeri sedang 73.3% Dan beberapa responden penelitian didapatkan yang mengalami intensitas nyeri yang turun yaitu menjadi nyeri ringan dan sedang. Pada penelitian ini diawali dengan melakukan uji normalitas, jika didapatkan data dalam distribusi normal, maka dilakukan uji paired test untuk mengetahui perbedaan antara pre dan post pada masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. 4 ISSN

5 Tabel 12 Nilai signifikansi (P) hasil uji normalitas penelitian pengaruh coklat hitam batang (drak chocolate) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenorre Variabel Koefisien Signifikasi Keterangan Kolmogorov-Smirnov Nyeri Pre Normal Nyeri Post Normal Tabel 13 Hasil uji intensitas nyeri dismenore kelompok (A) dan (B) pada siswi SMAK Sugiyo Pranoto Di Pasuruan tahun 2013 Variabel Nyeri pre dan Nyeri post Batas Bawah Batas Atas X SD X±SD (2-tailed) Analisis statistik digunakan taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test, hasil uji tersebut adalah variabel intensitas nyeri dismenorre sebelum dan sesudah diberikan coklat hitam batang 100 gram berada dalam distribusi normal yaitu p >0.05 seperti terlihat pada Tabel 12. Hasil uji paired differences di atas diperoleh nilai signifikansi nyeri pre dan nyeri post pada nilai signifikansi < = 0.05, artinya bahwa ada perbedaan antara kelompok pre dan post pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, kecenderungan penurunan nyeri lebih banyak pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dan hasil analisis diatas bahwa terdapat pengaruh penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer setelah diberikan perlakuan berupa pemberian coklat hitam batang (dark chocolate) sebanyak 100 gram. PEMBAHASAN Pemberian coklat hitam batang untuk melihat efek terhadap penurunan intensitas nyeri sebelum diberikan kepada responden dilakukan observasi dan pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 pada seluruh responden penelitian yang menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Hasil observasi pada kelompok perlakuan bahwa sebelum diberi coklat hitam batang didapatkan hasil 33.3% responden penelitian mengalami nyeri sedang, 60% responden penelitian mengalami nyeri berat dan 6.7% responden mengalami nyeri ringan. Hasil pada kelompok kontrol 60% responden penelitian mengalami nyeri sedang dan 40% mengalami nyeri berat. Nyeri yang terjadi pada responden penelitian disebabkan jumlah prostalglandin F 2 alfa yang berlebihan pada darah menstruasi. Peningkatan jumlah prostaglandin mengakibatkan meningkatnya amplitude dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus sehingga mengakibatkan ischemia dan kram abdomen (Bobak, Lodermilk, and Jansen 2005). Berdasarkan lokasi nyeri bahwa 50% responden penelitian merasakan nyeri pada perut bagian bawah, 36.7% responden penelitian merasakan nyeri pada perut bagian tengah dan 10% responden penelitian merasakan nyeri pada semua lapang perut serta hanya 3.3% merasakan nyeri perut kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan Carrington dan Wilson (1991) bahwa nyeri pada saat menstruasi adalah yang hebat disekitar perut bagian bawah menyebarkan ke paha dan kaki. Hasil penelitian ini juga didapatkan diskripsi nyeri pada setiap responden tidak sama, sebagian besar 23.3% mengalami nyeri tegang perut dan kram. Nyeri kram pada dismenore primer dimulai sebelum dan segera setelah awitan aliran menstruasi dan berlanjut selama 48 sampai 72 jam. Pendapat lain mengatakan bahwa nyeri bisa muncul sebelum, saat atau keluarnya darah dan menetap selama 12 sampai 36 jam. Dysmenor- ISSN

6 JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 1-7 rhea primer juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kelelahan fisik maupun psikis secara tidak langsung bisa menyebabkan terjadinya stressor. Rasa kelelahan akan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif. Hasil analisis responden sesudah diberikan coklat hitam batang sebanyak 100 gram didapatkan data 73.3% responden mengalami nyeri sedang yang sebelumnya mengalami nyeri berat dan nyeri sedang dengan skala nyeri pada batas atas. Dan 4% responden penelitian mengalami nyeri ringan yang sebelumnya mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri pada batas atas. Sedangkan pada kelompok (B) setelah dilakukan observasi intensitas nyeri 93.3% mengalami nyeri sedang dari sebelumnya 33.3% mengalami nyeri berat, dan 6.7% responden tetap mengalami nyeri berat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penurunan intensitas nyeri setiap individu berbeda, ada beberapa yang mengalami intensitas nyeri tetap tetapi terjadi perubahan nilai angka intensitas nyeri. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subyetif yang tidak dapat dibagi dengan orang lain, meskipun setiap individu mendapatkan stimulus yang sama. Stimulus dari adanya kontraksi kontraksi uterus dan ischemia jaringan endometrium karena sekresi prostaglandin yang berlebihan, tetapi reaksi yang ditunjukkan setiap orang berbeda (Kozier at all.,2004). Nyeri yang dirasakan oleh responden tetap karena nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman masa lalu, ansietas, budaya, usia, keletihan, perhatian dan makna nyeri. Responden yang mengalami nyeri berkepanjangan akan lebih toleras terhadap rasa nyeri dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami nyeri, sehingga walaupun dilakukan perlakuan tertentu akan merasakan nyeri yang tetap. Hasil penelitian kelompok perlakuan menunjukkan data bahwa dengan pemberian coklat ada penurunan nyeri dari berat ke tingkat sedang dan dari sedang ke tingkat ringan. Pemberian dark chocolate akan meningkatkan sekresi serotonin, akibatnya transmisi menuju cornu dorsalis (tempat serat sensorik nyeri perifer berakhir) sehingga akan mengahambat transmisi nyeri (Guyton.,1996). Serotonin juga akan menjaga agar gerbang nyeri tetap tertup, kekurangan serotonin akan membuat sensitifitas terhadap nyeri meningkat, untuk meningkatkan kadar serotonin bisa dilakukan stimulasi pada tubuh. Pemberian dark chocolate akan memicu pengeluaran endorphin yaitu zat pengahantar eksitasi system analgesia otak. Endorpin ini akan menghambat enzim siklooksigenase sehingga tidak terbentuk PGG 2, dimana PGG 2 ini yang akan membentuk PGF 2 alfa yang merupakan zat mediator nyeri (Tanu, 2003). kemungkinan adanya kesinergisan anatara endorphin dengan serotonin, yaitu adanya karbohidrat yang berperan pada peningkatan kadar serotonin dan mekanisme biofeedback dari peningkatan serotonin untuk meningkatkan pengambilan karbohidrat dalam tubuh, karbohidrat ini berperan untuk memicu pengeluran endorphin. Kelompok kontrol setelah dilakukan observasi 15 menit didapatkan hasil 93.3% mengalami nyeri sedang dengan penurunan 33.3% dari nyeri berat menjadi nyeri sedang dan hampir 60% tetap berada pada tingkat nyeri yang sama yaitu nyeri sedang. Kemudian 6.7% tetap pada nyeri yang sama yaitu berat. Kondisi ini dikarenakan pada kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi apapun yang bisa memengaruhi intensitas nyeri. Nyeri yang dirasakan responden disebabkan adanya jumlah prostaglandin F 2 alfa yang berlebihan, sehingga merangsang hiperaktifitas uterus, sehingga tanpa diberikan coklat hitam batang 100 gram, nyeri akan cenderung tetap. Mekanisme penurunan nyeri ini dapat dijelaskan dengan teori gate control, yaitu intensitas nyeri diturunkan dengan memblok implus nyeri oleh endorphin yang pengeluarannya dipicu oleh pemberian coklat hitam batang disamping itu juga adanya hambatan implus nyeri oleh serotonin insyarat nyeri tidak dapat diteruskan menuju cornu dorsalis. Hasil analisis data yang dilakukan dengan uji paired samples test diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 ada perbedaan anatara kelompok (A) dan (B) artinya bahwa pemberian coklat hitam batang memiliki pengaruh yang 6 ISSN

7 signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer. Pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri pada siswi SMAK Sugiyo Pranoto Di Pasuruan dengan masalah dismenore primer. Dengan demikian pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat digunakan sebagai alternatif pilihan untuk menurunkan intensitas nyeri pada siswi dengan dismenore primer secara non farmakologis. PENUTUP Setelah serangkaian proses dilalui, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan: 1) berdasarkan observasi dan pengukuran menggunakan skala nyeri 1-10 sebelum diberi perlakuan berupa coklat hitam batang sebanyak 100 gram, sampel pada kelompok kontrol dan perlakuan sebagian besar mengalami nyeri pada kisaran nilai intensitas nyeri sedang dan sisanya mengalami nyeri berat, 2) hasil observasi setelah diberikan coklat hitam batang 100 gram pada kelompok kontrol cenderung mengalami intensitas yang tetap dan bahkan meningkat. Sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar sampel mengalami penurunan intensitas nyeri sedang, 3) pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram dapat menurunkan intensitas nyeri dismenore primer non farmakologis pada siswi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang diberikan peneliti adalah 1) pemberian coklat hitam batang sebanyak 100 gram terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorre primer, sehingga bisa disosialisaikan pada orang yang menderita dismenore primer sebagai salah satu terapi alternative non farmakologi, 2) perlu adanya penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan bervariasi tentang pemberian coklat pada dismenore primer dalam penurunan intensitas nyeri, 3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan media pembelajaran atau edukasi bagi remaja yang mengawali masa haid pertamanya (menarche) DAFTAR PUSTAKA Abidin B.2005.Atasi nyeri haid dengan herbal alami.( Itemid=2,diakses 24 April2007. Bobak IM., Lowdermilk DL., and Jansen MD Buku ajar keperawatan maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, alih bahasa Maria A W dan Peter A, Jakarta: EGC Calvillo dan Flaskerud DL., dan Jansen MD Dikutip oleh Potter dan Perry, 2005 Carrington ER dan Wilson JR Obstetrics and Gynecology, 9 th Edition, Mosby Year Book,USA. Guyton AC. Hall JE, Buku Ajar Fisiologi kedokteran edisi 9 alih bahasa Irawati S. Jakarta: EGC. Kozier B., Erb G., Berman A., and Snyder SJ Fundamental Of Nursing Concept, Proses, and Practice Seventh Edition, Pearson Prentice Hall, USA. Nursalam Konsep Keperawatan, Edisi Pertama, dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tanu I.,2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru. ISSN

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN. PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN Pinilih Pangesti Utami 1, Adi Isworo 2, Moh. Hanafi 2, Siti Arifah 2 1Mahasiswa Program Studi D IV Keperawatan Magelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebanyakan wanita pada masa reproduksi mengalami beberapa gejala psikologik (alam perasaan negatif) atau gejala fisik pada fase luteal siklus menstruasi. Sifat

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR Yeti Nurhayati 1) 1 ABSTRAK Kata kunci : ABSTRACT Keyword 62 1. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi

Lebih terperinci

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA 0 PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2007 dalam Traore, 2012: 39), remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK DWI NANDA YANI NIM I31112031 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA RAHMAWATI 201210201014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: GALUH MAHENDRA FEBRIAWAN SADJARWO 201210201025 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA Sinopsis Rencana Tesis Oleh : Husna Maulida, SST BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian

Lebih terperinci

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT OSTEOARHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design dengan satu macam perlakuan tanpa kelompok kontrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PINGGANG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSAIA DI PANTI WREDHA PANGESTI LAWANG MALANG Tri Johan Agus Yuswanto*, Bambang Soemantri**, Anita Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA Efektivitas irigasi luka menggunakan larutan Normal salin...83 EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

Lebih terperinci

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi ABSTRAK EFEK KONSUMSI KALSIUM TERHADAP SKALA NYERI DISMENORE PRIMER PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN Alfred Tri Susanto, 2016; Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing II : Cherry Azaria, dr., M.Kes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN DISMENORE

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN DISMENORE EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN DISMENORE Sri Ramadina, Sri Utami, Jumaini Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: dina_tertia@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dismenore a. Pengertian Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupkan penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-postest dimana pada penelitian ini sampel di observasi terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi adalah proses alami pada wanita ditandai dengan proses deskuamasi, atau meluruhnya endometrium bersama dengan darah melalui vagina. Terjadi setiap

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS REBUSAN DAUN PEPAYA TERHADAP PENURUNAN NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWI PSIK UR.

EFEKTIFITAS REBUSAN DAUN PEPAYA TERHADAP PENURUNAN NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWI PSIK UR. EFEKTIFITAS REBUSAN DAUN PEPAYA TERHADAP PENURUNAN NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWI PSIK UR 1 Delta Hetti Yan Darma, 2 Widia Lestari, 3 Arneliwati Email :delta_hetti@yahoo.co.id 081378599228 Abstract

Lebih terperinci

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI STUDI KOMPARASI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII ANTARA YANG MELAKUKAN OLAHRAGA DENGAN YANG TIDAK OLAHRAGA DI SMP NEGERI 1 PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF WARM COMPRESS TOWARD PRIMER DYSMENORRHEAL PAIN ON THE STUDENT OF PAMENANG MIDWIFERY ACADEMIC

THE INFLUENCE OF WARM COMPRESS TOWARD PRIMER DYSMENORRHEAL PAIN ON THE STUDENT OF PAMENANG MIDWIFERY ACADEMIC 1 Jurnal Science Midwifery 2010 EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORHOE PRIMER PADA MAHASISWA THE INFLUENCE OF WARM COMPRESS TOWARD PRIMER DYSMENORRHEAL PAIN ON THE STUDENT OF PAMENANG

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RURIYANI 070201071 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SENAM DENGAN MODUL DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA SMA DI KOTA SURAKARTA

EFEKTIFITAS SENAM DENGAN MODUL DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA SMA DI KOTA SURAKARTA EFEKTIFITAS SENAM DENGAN MODUL DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA SMA DI KOTA SURAKARTA Yuyun Setyorini, Satino Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Dysmenorrhea,

Lebih terperinci

ANEMIA DAN NYERI DISMENOREA

ANEMIA DAN NYERI DISMENOREA Widyana, Anemia dan nyeri dismenorhea ANEMIA DAN NYERI DISMENOREA Erni Dwi Widyana, Ardi Panggayuh, Alifa Masitasari Yuwamida Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang Email: diana.qonitat@gmail.com

Lebih terperinci

Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Akupresur Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer)

Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Akupresur Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer) Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer) Tuti Sukini Tri Wiji Lestari Mundarti Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG. Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia

TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG. Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG ERNAWATI 1, TRI HARTITI 2, IDRIS HADI 3 1. FakultasIlmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus yang disebabkan oleh rontoknya endometrium (Hamilton, 1995). Menstruasi terjadi hampir setiap 28 hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada Siswi di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

PERSETUJUAN PEMBIMBING. JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada Siswi di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada Siswi di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP SKALA NYERI DYSMENORHEA PADA REMAJA PUTRI DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP SKALA NYERI DYSMENORHEA PADA REMAJA PUTRI DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP SKALA NYERI DYSMENORHEA PADA REMAJA PUTRI DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Tatiek Febriani Ulfa 201410104076 PROGRAM STUDI KEBIDANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan

Lebih terperinci

PENURUNAN TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNPAD DENGAN MENGGUNAKAN YOGA

PENURUNAN TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNPAD DENGAN MENGGUNAKAN YOGA PENURUNAN TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNPAD DENGAN MENGGUNAKAN YOGA Kartika Siahaan 1, Ermiati 1, Ida Maryati 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung,

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2)

Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2) PERBEDAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN MUSIK KESUKAAN TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA TAHUN 2014 Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: YELSI SUSANTI 201210201147

Lebih terperinci

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS Imelda Rahmayunia Kartika e-mail: syeirha_girl@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Studi dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014 PENGARUH SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA SISWI SMPN I DOLOPO Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak. Sebagai wanita pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN T o p i k : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi Sub Topik : Konsep dasar Gangguan Haid/ Menstruasi T e m p a t : Kampus Stikes Al Irsyad Al Islamiyyah

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan STIKes Ranah Minang Padang, Padang, Sumatera Barat Indonesia

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : CHENTIA MISSE ISSABELLA 201410104217 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang, bahkan punggung (Judha, Sudarti, & Fauziah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE DI WILAYAH PUSKESMAS SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Devida Safitri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT NYERI PADA WANITA YANG MENGALAMI DISMENOREA DI KOST KUSUMA GOWONGAN KIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT NYERI PADA WANITA YANG MENGALAMI DISMENOREA DI KOST KUSUMA GOWONGAN KIDUL YOGYAKARTA PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT NYERI PADA WANITA YANG MENGALAMI DISMENOREA DI KOST KUSUMA GOWONGAN KIDUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore merupakan nyeri di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan istirahat saat mengalami dismenore

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS Zulfa Khusniyah 1, Hajar Dewi Rizqi 1 Prodi S1 Keperawatan

Lebih terperinci