PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Sutiarso 1), Miftahudin 2), Sairun 1), Juliyani 1), Setiawan 1), Fahrurrozi 1) 1) Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir- BATAN Gd. 40 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang- Banten ) Jurusan Biologi- Institut Pertanian Bogor Jl. Darmaga Kampus IPB- Bogor ABSTRAK PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN. Telah dilakukan penggunaan teknik radiografi neutron untuk mendeteksi secara cepat toleransi tanaman padi terhadap cekaman kekeringan. Dua jenis padi yaitu padi gogo dan padi sawah dipilih sebagai obyek penelitian. Tanaman padi gogo yang diketahui lebih toleran terhadap cekaman kekeringan dibanding padi sawah diamati perkembangan akarnya setelah mengalami cekaman kekeringan dengan mengurangi kandungan air tanahnya hingga 50% dan 25%. Pengamatan perkembangan akar tanaman diamati untuk usia tanaman 2, 3, 4, serta 10 minggu. Pengamatan dengan fasilitas radiografi neutron, RN1 di reaktor RSG-GAS secara in-situ menunjukkan bahwa untuk usia padi dibawah 4 minggu perkembangan akar tidak teramati dan akar mulai teramati dengan jelas pada usia tanaman 10 minggu. Hasil awal menunjukkan bahwa padi gogo terbukti lebih toleran terhadap cekaman kekeringan dengan profil akar yang relatif lebih besar dan mampu bertahan lebih lama terhadap cekaman kekeringan dibanding dengan padi sawah. Hasil ini menunjukkan bahwa teknik radiografi neutron dapat menjadi metode alternatif untuk mendeteksi toleransi tanaman padi terhadap cekaman kekeringan. Kata kunci: Radiografi neutron, cekaman kekeringan, padi gogo, padi sawah. ABSTRACT THE USE OF NEUTRON RADIOGRAPHY TECHNIQUE FOR RAPID DETECTION OF THE RICE PLANT TOLERANCE AGAINST DROUGHT STRESS. The use of neutron radiography technique for rapid detection of rice plant tolerance against drought stress has been done. Two different species of rice have been selecetd as research objects. Gogo rice plant which is known to be more tolerant against drought stress compared with the sawah rice is observed through its root growth after being drought stressed by reducing the water content up to 50 and 25%. The root growth was observed at the 2, 3, 4, and 10 weeks after germination. In-situ observation using neutron radioraphy facility, RN1 at the RSG-GAS reactor reveals that at the age of 4 weeks and less the root was not able to observe and it can be observed clearly at the age of 10 weeks. The preliminary result shows that the gogo rice is evident to be more tolerant than sawah rice with larger root profile and it survives from the drought stress. This result shows that the neutron radiography technique can be used as an alternative method to detect the rice plant tolerance against drought stress. Keywords: neutron radiography, drought stress, gogo rice, sawah rice. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 308 Sutiarso dkk

2 1. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan kering yang sangat luas dibandingkan dengan lahan yang berpengairan. Pada lahan kering upaya pengembangan tanaman akan menghadapi kendala kekurangan air khususnya pada musim kemarau, sehingga produktivitasnya sangat rendah. Seleksi terhadap tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan merupakan langkah yang sangat penting untuk mengatahui jenis-jenis tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah lebih lanjut termasuk mengetahui karakter-karakter tanaman yang penting dalam menentukan tingkat toleransi terhadap cekaman kekeringan. Pengembangan teknik radiografi neutron untuk membantu dalam mendeteksi perkembangan dan status air tanaman merupakan salah satu mata rantai yang penting sehingga program pengembangan dan seleksi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat berjalan dengan baik dan lebih efisien. Fasilitas Radiografi Neutron Reaktor G.A. Siwabessy di Serpong adalah reaktor riset serba guna yang terbesar yang ada di Asia tenggara dengan daya termal 30 MWatt. Reaktor ini selain didisain untuk penelitian di bidang fisika dan teknologi reaktor juga dimanfaatkan untuk produksi radio isotop serta penelitian bahan dengan memanfaatkan sinar gamma dan berkas neutron yang dihasilkan dari reaksi fisi. Dari ketujuh tabung berkas neutron (neutron beam tube) yang ada pada reaktor G.A.Siwabessy tersebut enam tabung berkas disediakan untuk peralatan spektrometer neutron termasuk radiografi neutron. Peralatan radiografi neutron yang terpasang pada tabung berkas tangensial S2 merupakan peralatan yang sejak awal disiapkan untuk pengujian bahan (obyek) tanpa merusak (nondestructive test) bahan industri [1]. Seperti halnya radiografi sinar-x dan sinar gamma yang telah banyak digunakan di industri, radiografi neutron yang menggunakan neutron sebagai probe nya mampu memberikan informasi tentang karakteristik internal obyek yang diuji dengan berbagai keunggulan dibanding kedua teknik sebelumnya. Gambar 1 menunjukkan fasilitas radiografi neutron yang terpasang pada Balai Percobaan Reaktor (XHR) Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Banyak dijumpai keterbatasan dalam memahami proses di bawah permukaan tanah karena tanah itu sendiri menutupi pengamatan akar tanaman. Sangat sulit untuk mengukur perkembangan akar dalam tanah tanpa mengganggu pertumbuahan akar atau menggunakan Gambar 1. sistem Fasilitas buatan. radiografi Teknik neutron, yang RN1 ada sekarang adalah dengan menggunakan pipa plastik transparan yang dimasukkan ke dalam tanah untuk mengamati akar menggunakan kamera video [2]. Namun teknik ini selain mengganggu lingkungan diseliling akar dan hanya memberikan informasi yang tidak lengkap. Radiografi sinar-x juga tidak memiliki cukup kontras untuk menampilkan interaksi akar dengan air. Radiografi neutron menurut Willatt dkk [3] mampu mengamati proses perkembangan akar tersebut tanpa mengganggu sistem disekililingnyanya karena teknik radiografi neutron ini mampu membedakan antara tanah dan air dalam akar sehingga keduanya memberikan kontras yang jelas. Ini merupakan keunggulan radiografi neutron dibandingkan dengan teknik yang lain Pada percobaan ini ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan akan ditentukan melalui perkembangan akarnya. Tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan perkembangan akarnya tidak banyak dipengaruhi oleh perlakuan cekaman kekeringan dibanding dengan tanaman biasa yang tidak toleran terhadap perlakuan tersebut. Dengan teknik radiografi ini diharapkan dapat diketahui dengan cepat apakah suatu tanaman lebih toleran terhadap cekaman kekeringan dibanding yang lain. Dalam tulisan ini akan sampaikan hasil penelitian pengembangan teknik radiografi neutron untuk deteksi cepat katahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan yang mencakup persiapan bahan dan alat serta fasilitas pendukung serta pengamatan perkembangan dengan teknik radiografi dan tomografi neutron. 2. TEORI 2.1 Keunggulan neutron Berbeda dengan sinar-x dan gamma yang berinteraksi dengan bahan melalui awan elektron dari atom, neutron berinteraksi dengan inti atom. Sehingga interaksi neutron dengan bahan tidak terpengaruh oleh densitas elektron dalam bahan. Sutiarso dkk 309 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

3 Oleh karena itu neutron mampu menembus ketebalan bahan bernomor atom tinggi seperti aluminium, timbal, besi dan logam pada umumnya [4,5]. Sementara sinar-x dan gamma interaksinya meningkat dengan meningkatnya nomor atom bahan sehingga ia hanya mampu menembus beberapa mili meter saja dari ketebalan logam. Sebaliknya neutron karena mempunyai kebolehjadian interaksi yang tinggi terhadap atomatom ringan seperti hidrogen, karbon dan boron maka ia diserap dengan baik oleh bahan-bahan yang mengandung atom-atom tersebut seperti misalnya plastik, karet (polimer berbasis C-H) dan bahanbahan biologi yang mana bahan-bahan tersebut dilewatkan begitu saja oleh sinar-x maupun gamma. Karena interaksinya yang unik dengan bahan maka radiografi neutron sangat baik untuk mengamati obyek yang terbuat dari campuran bahan bernomor atom rendah dan tinggi yang akan memberikan kontras yang baik. Hal tersebut tidak mampu diamati menggunakan radiografi sinar-x. Kebolehjadian neutron berinteraksi dengan bahan dinyatakan dengan koefisien atenuasi. Untuk H 2O SEMINAR NASIONAL Gambar 3 menunjukkan gambar konfigurasi dari fasilitas radiografi neutron yang terdiri dari sumber neutron yang dalam hal ini berasal dari reaktor nuklir. Berkas neutron termal yang dihasilkan oleh reaktor G.A. Siwabessy disalurkan melalui tabung berkas S2 yang di dalamya dimasukkan kolimator dan filter sehingga berkas yang keluar dari tabung berkas menjadi berkas yang paralel dan relaltif bebas dari neutron cepat, epitermal dan sinar-. Berkas neutron yang terkolimasi tersebut ditransmisikan melalui sampel menuju ke detektor yang berbentuk film atau kamera (CCD camera). Waktu eksposur yang diperlukan adalah dalam orde menit untuk film dan detik untuk kamera. Gambar 3. Konfigurasi dari teknik pencitraan dengan radiografi neutron: 2.3 Metoda Film dan Tomografi neutron kasus tanaman kontras citra radiografi neutron diperoleh dari air dalam akar dan tanah (pasir silika) yang melingkupinya. Gambar 2 menunjukan kurva antara koefisien atenuasi dari air (H 2 O dan D 2 O) dan silika (SiO 2 ) fungsi dari energi neutron. Tampak bahwa kontras antara air dan tanah (silika) cukup besar. Namun penggunaan radiografi neutron untuk pengamatan obyek biologi sejauh ini belum banyak dilakukan. Radiografi neutron diberbagai tempat di dunia telah dimanfaatkan orang untuk mengamati fenomena yang terjadi dalam tanaman seperti pengamatan distribusi air dalam batang pohon [6], pengamatan permeabilitas air dalam kayu [7] dan pengamatan sejenis dalam obyek biologi. 2.2 Konfigurasi Radiografi Neutron D 2O SiO 2 Gambar 2. Koefisien atenuasi untuk H 2 O, D 2 O dan SiO 2 [6] Metoda yang sering digunakan adalah metoda langsung (direct method) yang menggunakan fim sebagai perekam citranya. Disamping itu teknik lain yang relatif baru adalah teknik tomografi neutron yang mampu menampilkan irisan tampang lintang serta citra 3D dari obyek. a. Metoda Film Teknik radiografi neutron yang digunakan selama ini di Bidang Spektrometri Neutron PTBIN BATAN sejauh ini digunakan untuk menguji bahan teknik secara tidak merusak menggunakan metoda langsung (direct method). Pada metoda ini neutron yang ditransmisikan oleh obyek ditangkap oleh film setelah melalui sebuah konverter gadolinium yang mengkonversi neutron menjadi sinar gamma yang kemudian menghitamkan film. Film dan konverter diletakkan dalam sebuah kaset vakum. Kaset vakum tersebut diletakkan sedekat mungkin dengan benda uji agar tidak terjadi hamburan neutron oleh benda uji yang tertangkap oleh film Kualitas citra yang dihasilkan melalui metoda ini relatif lebih baik jika dibanding dengan metoda kamera. Dengan fasilitas radiografi neutron RN1 di BATAN telah dilakukan uji coba awal pengamatan akar dalam tanaman menggunakam metoda film dan hasilnya diberikan dalam Gambar 4. Dari gambar radiografi tersebut dapat dapat diyakinkan bahwa Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 310 Sutiarso dkk

4 alat radiografi tersebut dapat dilakukan untuk mengamati fenomena perkembangan akar tanaman dalam tanah tanpa merusak tanaman tersebut. 10 hari 20 hari 1 2 Pelindung Pb dan B4C Gambar 4. Gambar radiografi dari tanaman kedelai yang menunjukkan perkembangan akar dalam tanah untuk 10 hari dan 20 hari. Gambar diambil menggunakan fasilitas radiografi neutron RN1 b. Teknik Tomografi Selain metoda film, teknik radiografi neutron dapat juga dimanfaatkan untuk mengamati karateristik internal obyek melalui proyeksi tampang lintangnya. Teknik ini disebut dengan tomografi neutron yang dilakukan dengan memutar benda uji dari 0 hingga180 o dengan selang sudut putar (angular step) sebesar 1 o. Rekonstruksi tomogafi dilakukan pada 180 data gambar radiograf 2 D menggunakan algoritma filtered back projection. Pada kegiatan tahun sebelumnya telah berhasil dibuat perangkat tomografi yang terdiri dari meja putar (rotary table) dan meja translasi beserta sintilator dan kamera CCD. Kamera yang digunakan adalah kamera low light CCD ikon-m DU 934 NBV dari Andor Technology. Kamera ini memiliki resolusi cukup tinggi dengan jumlah piksel 1024 x 1024 piksel aktif yang memiliki ukuran 13 x 13 micron. Kamera ini dilengkapi dengan pendingin deep cooled CCD dengan sistim peltier yang mampu mendinginkan hingga -95 o C sehingga dapat menurunkan dark current (noise) hingga elektron/piksel/detik. Sebagai pengganti konverter digunakan skrin sintilator Li 6 -ZnS yang mengubah neutron menjadi cahaya tampak yang kemudian ditangkap oleh kamera. Baik kamera maupun skrin sintilator diletakkan dalam sebuah kotak kedap cahaya sehingga hanya cahaya yang berasal dari konversi neutron saja yang ditangkap oleh kamera. Waktu penyinaran setiap pengambilan gambar adalah 4 detik. Gambar 5 menunjukkan gambar skematik dari tomografi neutron. Dengan teknik tomografi ini Gambar 5. Gambar Skematik tomografi neutron mampu ditampilkan dengan baik gambar irisan tampang lintang dari obyek sepanjang sumbu vertikalnya. Bahkan dengan menggunakan perangkat lunak Octopus 8.5 dan VGStudio 2.1 data tomografi tersebut dapat direkonstruksi menjadi citra tiga dimensi. Gambar 6. menunjukan contoh dari hasil rekonstruksi 3D akar tanaman. Dengan visualisasi citra 3D ini dapat memberikan informasi volume dari obyek yang diamati. Dari Gambar 6 tampak bahwa neutron mampu menembus dinding dari tanah dalam sebuah pot yang terbuat dari aluminium sedangkan akar tanaman yang mengandung air menyerap neutron dengan baik sehingga dapat ditampilkan citranya dengan cukup jelas Kelebihan lain dengan citra 3D hasil rekonstruksi ini adalah memungkinkan untuk dipotong-potong diberbagai sudut sehingga dapat ditampilkan irisan dari bagian yang kita inginkan. Gambar 6. Rekonstruksi tomografi 3D dari tanaman yang menunjukkan keberadaan akar dalam tanah 3. TATA KERJA 3.1. Persiapan peralatan radiografi neutron Sampel tanaman yang akan diamati menggunakan radiografi neutron ditumbuhkan dalam sebuah kontainer yang terbuat dari alumnium. Pengamatan akar tanaman dilakukan menggunakan Sutiarso dkk 311 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

5 metoda kamera dan metoda film. Metoda kamera dilakukan untuk mengamati perkembangan awal dari penanaman benih hingga terbentuknya akar sedangkan metoda film digunakan untuk mengamati perkembangan akar pada tahap selanjutnya karena diperlukan resolusi citra yang lebih tinggi. Untuk metoda film digunakan film single coating Agfa D3 yang memiliki resolusi lebih tinggi dibanding dengan film standar Agfa D7 yang berfungsi sebagai detektor. Sebelum mengenai film berkas neutron yang ditransmisikan dilewatkan ke sebuah konverter gadolinium yang mengubah neutron menjadi gamma yang akan menghitamkan film. Keduanya diletakkan dalam sebuah kaset vakum. Kaset vakum tersebut diletakkan sedekat mungkin dengan benda uji agar tidak terjadi hamburan neutron oleh benda uji yang tertangkap oleh film. Waktu penyinaran (exposure time) dalam pengambilan tiap gambar menggunakan film single coated Agfa D3 adalah 7 menit. Film yang telah disinari kemudian dicuci menggunakan teknik standar pencucian film [ 8]. a. Pengamatan tanaman dengan teknik tomografi neutron Teknik tomografi neutron digunakan untuk mengamati citra tampang lintang (image crosssection) dari akar tanaman yang diamati. Untuk keperluan ini pot dari tanaman padi diletakkan diatas meja putar (rotary table). Sambil disinari berkas neutron sampel tanaman diputar dari 0 hingga 180 o dan setiap selang 1 o diambil gambar citranya menggunakan kamera CCD sehingga untuk setiap kali percobaan dihasilkan 180 citra yang siap untuk di rekonstruksi. Set up peralatan tomografi neutron ditunjukkan pada Gambar 6. Rekonstruksi citra dilakukan menggunakan perangkat lunak Octopus 8.5 sedangkan untuk visualisasi 3D digunakan VGStudio 2.1. SEMINAR NASIONAL 3.3 Pemilihan benih padi Dalam percobaan tahun pertama ini akan digunakan dua varietas padi yaitu padi gogo tahan kering varietas Situbagendit dan padi sawah varietas Ciheurang. Keduanya diperoleh dari PT Sang Hyang Seri Sukamandi, Subang, Jawa Barat (Gambar 7). Padi gogo Benih yang telah disiapkan direndam dalam air selama lebih kurang 12 jam kemudian ditiriskan pada kertas merang lembab selama 2 x 24 jam sehingga calon kecambah warna putih terlihat pada bagian embrio biji. Selanjutnya benih ditanam dengan media pasir kuarsa putih dalam pot khusus yang terbuat dari logam (aluminium) dengan lebar 25 cm tinggi 25 cm dan tebal 1.5 mm. Pot aluminium sejumlah 24 buah diletakkan dalam sebuah bak dengan ukuran 75 x 90 x 15 cm 3 yang diisi dengan air untuk mengairi tanah melalui bagian bawah pot menggunakan sistim hidrofonik. Untuk mempercepat pertumbuhan padi ditambakan larutan Yoshida yang dibuat sendiri sebagai pupuk Perlakuan cekaman kekeringan Padi sawah Gambar 7 Benih padi gogo dan sawah Setelah tanaman diairi dengan kultur hara Yoshida untuk selang waktu 2, 3, 4 dan 10 minggu dilakukan perlakuan cekaman kekeringan. Perlakuan cekaman kekeringan diberikan dengan tidak melakukan pemberian air dan menguapkan air tanah hingga kadar air dalam tanah menjadi 50% dan 25%, sedangkan tanaman kontrol diairi secara kontinyu dengan teknik hidroponik melalui bagian bawah pot. 1. Dinding reaktor 2. Koilimator dalam 3. Main shutter 4. Auxiliary shutter 5. Meja putar dan translasi 6. Sistim perekam Gambar kamera 6. Set up peralatan tomografi neutron Gambar 6. Komponen fasilitas radiografi neutron 3.5 Pengamatan pertumbuhan akar dengan teknik radiografi neutron Pengamatan pertumbuhan akar tanaman dilakukan dengan fasilitas radiografi neutron yang berada di PTBIN-BATAN Serpong. Pengukuran dilakukan selama perlakuan cekaman kekeringan dengan periode pengambilan gambar radografi setiap selang waktu tertertu ( 2, 3, 4, 10 dan 13 minggu). Proses interaksi neutron dengan bahan dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 312 Sutiarso dkk

6 contoh pengesetan sampel tanaman ditunjukkan pada Gambar 8. Hasil pengamatan akar dalam tanah untuk padi gogo dan padi sawah pada usia 2, 3, 4 dam 10 minggu dengan kadar air dalam tanah 25% ditunjukkan pada Gambar 10 dan 11. Gambar 8. Pengambilan citra dengan radiografi neutron (a) interkasi neutron dengan bahan (b) contoh pengesetan sampel tanaman Gambar 10. Radiografi neutron dari akar padi gogo pada usia 2, 3, 4 dan 10 minggu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penanaman padi pada pot aluminium pada tahap awal dan usia 10 minggu ditunjukkan dalam Gambar 9. Gambar 11. Radiografi dari akar padi sawah usia 2, 3, 4 dan 10 minggu Penanaman tahap awal Tanaman padi usia 10 minggu Gambar 9 Penanaman padi di dalam pot aluminium tahap awal (atas) dan usia 10 minggu (bawah) Dari Gambar 10 tampak bahwa pada usia 4 minggu kebawah tidak dapat teramati dengan baik dengan fasilitas radiografi neutron, RN1, demikian juga halnya dengan pada sawah (Gambar 11). Hal ini disebabkan karena ukuran akar pada usia tersebut masih terlalu kecil untuk dapat diamati oleh peralatan radiografi neutron, RN1. Namun pada usia 10 minggu akar mulai dapat diamati dengan jelas. Selanjutnya pengamtan difokuskan pada usia tanaman di atas 10 minggu. Untuk mengetahui lebih lanjut ketahanan kedua tanaman terhadap cekaman kekeringan dilakukan cekaman kekeringan lebih lama yaitu dengan tidak memberikan air selama 1 minggu pada tanaman usia 10 minggu. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 12. Dari Gambar 12 tampak bahwa dengan cekaman kekeringan selama 1 minggu kedua tanaman tidak bisa bertahan, hal ini terlihat dari akarnya yang tidak tampak lagi seperti sebelum mendapat perlakuan tersebut. Cekaman kekeringan ini telah menguapkan air dalam akar secara signifikan sehingga menghilangkan kontras antara akar dengan tanah disekelilingnya. Sutiarso dkk 313 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

7 gogo sawah Gambar 12. Radiografi neutron dari padi gogo dan sawah pada usia 10 minggu setelah mendapat cekaman kekeringan lanjutan selama 1 minggu Untuk dapat mengamati perbedaan perkembangan kedua padi tersebut dilakukan pengurangan tingkat cekaman kekeringan dengan tidak memberikan air selama 3 hari pada tanaman padi dengan usia 13 minggu. Hasil radiografi neutronnya ditunjukkan pada Gambar 13. Citra 2D Citra 3D Gambar 14. Citra tomografi neutron 3D dari akar padi gogo usia 10 minggu dengan perbandingan dengan citra radiografi neutron 2D Dengan tomografi mampu ditampilkan citra 3D dari akar namun karena resolusi yang rendah dan unshapness yang cukup besar [9] tidak mampu ditampilkan bagian akar-akar yang berukuran kecil. Untuk dapat menampilkan seluruh profil akar dalam citra 3D perlu ditingkatkan resolusi citranya dan diturunkan unsharpness. Hal ini dapat dilakukan dengan mendekatkan jarak antara sampel ke detektor dan mengecilkan field of view dari kamera serta meningkatkan L/D ratio dari kolimator. Hal ini akan dilakukan pada pekerjaan tahap berikutnya. 5. KESIMPULAN gogo sawah Gambar 13. Radiografi dari padi gogo dan sawah pada 13 minggu dengan cekaman kekeringan selama 3 hari Dari Gambar 13 diatas tampak bahwa baik tanaman padi gogo maupun padi sawah keduanya sudah terkena efek dari cekaman kekeringan, hal ini terlihat dari citra dari akarnya. Namun setelah mendapat cekaman kekeringan selama 3 hari padi gogo menunjukkan ketahanan yang lebih dibanding padi sawah. Tampak akar padi gogo masih terlihat lebih banyak dibanding padi biasa. Untuk mengetahui informasi menyeluruh mengenai profil akar dilakukan pengamatan dengan teknik tomografi neutron. Pengamatan akar dengan tomografi neutron Gambar 14 menunjukan hasil tomografi neutron dari akar padi gogo usia 10 minggu. Teknik radiografi neutron mampu mendeteksi secara cepat ketahanan tanaman padi terhadap cekaman kekeringan dengan melalui pengamatan perkembangan akarnya. Padi gogo terbukti lebih tahan terhadap cekaman kekeringan dibanding padi sawah yang terlihat mampu bertahan ketika diberi perlakuan cekaman kekeringan selama 3 hari dan pertumbuhan akarnya lebih terjaga. Fasilitas radiografi dan tomografi neutron, RN1 tidak mampu mengamati akar tanaman padi pada usia 4 minggu kebawah karena ukuran akar masih terlalu kecil untuk dapat diamati dengan alat ini. Pengamatan akar baru dapat diamati dengan jelas pada usia padi 10 minggu keatas. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada RISTEK yang telah mendanai penelitian ini melalui program riset insentif 2011 dan terima kasih juga kepada kepala Bidang Spektrometri Neutron dan Kepala PTBIN-BATAN yang telah mendukung kegiatan ini. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 314 Sutiarso dkk

8 7. DAFTAR PUSTAKA [1]. MARSONGKOHADI and RIDWAN, Neutron News 7 (2), 12, [2]. KUCHENBUCH, R.O, Ingram, K.T, Image Analysis for Non-destructive and Non-invasive Quantification of Root Growth and Soil Water Content in Rhizotrons, J. Plant Nutr. Soil Sc., 165 (5), , 2002 [3]. WILLATT, S., Struss, R.G, Taylor, H.M., In situ Root Studies Using Neutron Radiography, Agron. J., 70 (4), , 1978 [4]. DOMANUS, J.C., Practical Neutron Radiography, Kluwer Academic, Dordrecht, London, 1992 [5]. DE BEER, F.C, Coetzer, M., Fendeis, D., Da Costa E Silva, A. Neutron radiography and other NDE tests of main rotor helicopter blades, Applied Radiation and Isotopes Vol. 61, 2004 [6]. ESSERG, Carminati A, Vontobel P, Oswald SE, Neutron radiography and tomography of water distribution in the root zone, Journal of Plant Nutrition and Soil Science 173(5) , 2010 [7]. TUMLINSON, L.G, Liu, H., Silk, W.K., Hopmans, J.W., Thermal Neutron Computed Tomography of soil Water and Plant Roots, Soil Sci. Soc.Am.J, Vol. 72, No. 5, 2008 [8]. Dokumen LUMBS Radiografi Neutron, PTBIN Serpong, 2009 [9]. SUTIARSO, Fahrurrozi A, Sairun, Setiawan, Julyani, Standarisasi Penentuan Kontras dan Resolusi pada Fasilitas Tomografi Neutron, RN1 di Reaktor RSG-GAS, akan diterbitkan di Prosiding SNHNX Sutiarso dkk 315 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG

PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani, Fahrurrozi Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir- BATAN Gd. 40 Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

Rekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir

Rekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA

REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

Bharoto, Setiawan, Sutiarso

Bharoto, Setiawan, Sutiarso PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK TOMOGRAFI NEUTRON UNTUK FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON DI SERPONG Bharoto, Setiawan, Sutiarso ABSTRAK PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK TOMOGRAFI NEUTRON UNTUK FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK M. Fadila 1, Sutiarso 2 dan Juliyani 2 1 Sekolah Tinggi Teknik Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Babarsari,

Lebih terperinci

UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON

UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON Juliyani, Setiawan dan Sutiarso Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KAWASAN PUSPIPTEK Serpong

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal

Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal Gunawan, Sutiarso,

Lebih terperinci

UJI TAK RUSAK KUALITAS LASAN ALUMINIUM DENGAN TEKNIK TOMOGRAFI NEUTRON

UJI TAK RUSAK KUALITAS LASAN ALUMINIUM DENGAN TEKNIK TOMOGRAFI NEUTRON UJI TAK RUSAK KUALITAS LASAN ALUMINIUM DENGAN TEKNIK TOMOGRAFI NEUTRON Sutiarso, Fahrurrozi Akbar, Sairun, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI Mohamad Amin, Fitri S, Wahyuni ZI, dan Demon H. Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Gedung

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang yang dapat diserap oleh benda lain. Beberapa radiasi berbahaya

Lebih terperinci

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG

PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG Juliyani 1, Setiawan 2, Fahrurrozi A 3. dan Sutiarso 4 1,2,3,4) Pusat Teknologi Bahan Industri

Lebih terperinci

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapasitor atau kondensator merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian elektronika karena berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Secara umum, kapasitor

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomography merujuk pada pencitraan irisan melintang suatu obyek dari data transmisi ataupun data pantulan yang dikumpulkan dengan mengiluminasi obyek dari berbagai

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dian Filani Cahyaningrum 1), Riyatun

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan

Lebih terperinci

10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE

10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE Penetapan Kadar Air Tanah dengan Neutron Probe 111 10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE Fahmuddin Agus, Robert L. Watung, dan Deddy Erfandi 1. PENDAHULUAN Penetapan kadar air tanah dengan

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang Abstract The study of influence

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY I 131 Yosi Sudarsi Asril 1, Dian Milvita 1, Fadil

Lebih terperinci

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl) Jurnal Gradien Vol.1 No.2 Juli 2005 : 56-63 Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl) Syamsul Bahri 1, Gede Bayu Suparta

Lebih terperinci

PENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW

PENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW PENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW Fitri Suryaningsih, Kristedjo Kurnianto, Andeka Tris Susanto Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) BATAN Email : fitri_sn@batan.go.id

Lebih terperinci

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nuklir yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit energi, industri, pertanian,

Lebih terperinci

DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK

DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK Dari penelitian terdahulu (Supurwoko, 2004) diketahui bahwa citra tomografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC Interferometer Sagnac terbagi 2 yaitu Interferometer Sagnac aktif dan pasif. Apabila sumber laser berada di dalam ring resonator disebut Aktif

Lebih terperinci

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADIOGRAFI Ir-192 Suparno, Anda Sanusi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN, parnomrj@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x oleh fisikawan Jerman, bernama Wilhelm C. Roentgen pada tahun 1895, memungkinkan manusia untuk pertama kalinya dapat melihat struktur internal suatu

Lebih terperinci

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi

Lebih terperinci

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan dengan membuat simulasi AHR menggunakan software MCNPX. Analisis hasil dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap nilai kritikalitas (k eff )

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia yang 75% luas wilayahnya merupakan lautan memiliki potensi kekayaan yang tak ternilai. Oleh karenanya diperlukan perhatian serta penanganan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian simulasi pemindaian dan reonstuksi, juga rekonstruksi tomogram dari citra sinar-x. Sistem rekonstruksi citra yang telah

Lebih terperinci

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI Amri Rudyansyah, K Sofjan Firdausi, W. Setia Budi Laboratorium Laser dan Optoelektronik Jurusan Fisika FMIPA Undip Abtrak Telah dibuat hologram transmisi pada media perekam

Lebih terperinci

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN 1411-0296 ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENTASI COLUMN SCANNING UNTUK INDUSTRI ARJONI AMIR, SYAMSURRIJAL R Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BAT AN RANCANG

Lebih terperinci

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Alvano Yulian 1, Sutomo Budihardjo 2 dan Ikhsan Sobari 3 1,2,3, Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir,

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan 13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2011 hingga bulan Februari 2012 di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY ISSN 978-076 ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY SUTRISNO, SARWANI, ARIYAWAN SUNARDI Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 530, Banten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana

Lebih terperinci

RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM

RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM Djoli Soembogo, Harun Al Rasyid R., Namad Sianta Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN, Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. E-mail : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table Pendeteksian Warna Kulit berdasarkan Distribusi Warna YCbCr Elrica Pranata / 0422002 Email : cha_nyo2@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Marantha Jalan Prof. Suria Sumantri

Lebih terperinci

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: Dinda Marizka 060307029/BDP-Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan

Lebih terperinci

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

REAKTOR PEMBIAK CEPAT REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi

Lebih terperinci

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN   ABSTRAK ABSTRACT Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3

Lebih terperinci

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan

Lebih terperinci

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR Urania Vol. 20 No. 2, Juni 2014 : 56-108 PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR Yusuf Nampira *, Sri Ismarwanti *, Asnul Sufmawan **, Kawkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

Pengaruh Asam Sitrat terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit di Bawah Cekaman Aluminium

Pengaruh Asam Sitrat terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit di Bawah Cekaman Aluminium Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 16 (3): 139-146 http://www.jptonline.or.id ISSN 141-52 eissn Online 247-178 Pengaruh Asam Sitrat terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA /PEMULIAAN TANAMAN

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA /PEMULIAAN TANAMAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA 090301007/PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF Berkala Fisika ISSN : 11-966 Vol 1, No., Oktober 7 hal. 18-186 PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF Lilik Eko Jatwiyono, Heri Sugito, K. Sofjan

Lebih terperinci

MODUL PERANGKAT LUNAK AKUISISI CITRA DAN KENDALI MEJA PUTAR PROTOTIPE PERANGKAT RADIOSKOPI UNTUK INDUSTRI MANUFAKTUR

MODUL PERANGKAT LUNAK AKUISISI CITRA DAN KENDALI MEJA PUTAR PROTOTIPE PERANGKAT RADIOSKOPI UNTUK INDUSTRI MANUFAKTUR MODUL PERANGKAT LUNAK AKUISISI CITRA DAN KENDALI MEJA PUTAR PROTOTIPE PERANGKAT RADIOSKOPI UNTUK INDUSTRI MANUFAKTUR Andeka Tris Susanto, Kristedjo Kurnianto, Demon Handoyo, Fitri Suryaningsih Pusat Rekayasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil pengujian Berdasarkan penelitian dan inspeksi dilapangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pengerjaan Nondestructive Test. Pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka (In Press) Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka Nurwahyuningsih, Musthofa Lutfi, Wahyunanto Agung

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI Dira Rizki Martem 1, Dian Milvita 1, Helfi Yuliati 2, Dyah Dwi Kusumawati

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

Gambar 17. Tampilan Web Field Server IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KALIBRASI SENSOR Dengan mengakses Field server (FS) menggunakan internet explorer dari komputer, maka nilai-nilai dari parameter lingkungan mikro yang diukur dapat terlihat.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR PEMBUATAN ALAT PENGERING BENIH KEDELAI DENGAN KONTROL SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan 1, Wahyuni Z.I 2, Donny Nurmayady 3 1,2,3

Lebih terperinci

SINTESIS PERISAI NEUTRON BERBASIS UHMWPE FURI ALIFIARI

SINTESIS PERISAI NEUTRON BERBASIS UHMWPE FURI ALIFIARI SINTESIS PERISAI NEUTRON BERBASIS UHMWPE FURI ALIFIARI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci