PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO TUGAS AKHIR RIA DESRINA SARAGIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO TUGAS AKHIR RIA DESRINA SARAGIH"

Transkripsi

1 PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO TUGAS AKHIR RIA DESRINA SARAGIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RIA DESRINA SARAGIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 PERSETUJUAN Judul : PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO Nama : RIA DESRINA SARAGIH Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Juni 2009 Diketahui/Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Ketua Pembimbing Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Rachmat Sitepu, M.Si NIP NIP

4 PERNYATAAN PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2009 RIA DESRINA SARAGIH

5 PENGHARGAAN Pujian Penyembahan penulis angkatkan kepada Allah yang t lah menyelamatkan dunia dengan Darah Anak Nya yang tunggal Yesus Kristus, Terpujilah NamaMu, maka Tugas Akhir dengan judul PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO karena bukan kemampuan penulis maka Tugas Akhir ini dapat selesai namun karena campur tangan Yesus Kristus Penyelamat Dunia Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ayah saya tercinta JK.Saragih dan Ibu saya terkasih R.Pintubatu, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini memberikan doa dan motivasi serta materi yang tak ternilai dengan apapun. 2. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU. 3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, selaku ketua Departemen Matematika. 4. Bapak Drs. Rachmat Sitepu,M.Si, Selaku pembimbing yang memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis. 5. Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku koordinator program studi Statistika. 6. Untuk adik-adikku Elda dan Dores yang telah memberikan semangat, doa dan menjadi penopang setiap langkahku. 7. Untuk Kebaktian Muda/i Kp.Susuk terimakasih buat doa dan dukungannya, serta Kelompok Kecilku di KMKS (Agape = B David, Dimton, Pontas, Aless ) 8. Teman-teman seperjuangan di Statistik A Stambuk Teman-teman ku di Kp.susuk 4 no 3A ( Bunga, Merna, Lesmie, Hotang, ka bina, Elda erot, J2 ( Jenie n jelita ), Ka dezu, ka Pudan )

6 Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak, Penulis ucapkan terima kasih, semoga. Kasih Tuhan Yesus besarta kita Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Medan, Juni 2009 Penulis RIA DESRINA SARAGIH

7 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv vi viii viiii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Lokasi dan Waktu Penelitian Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Produksi Kebutuhan Uji Kecukupan Sampel Peramalan Pengertian Peramalan Jenis-jenis Peramalan Langkah-langkah Peramalan Menghitung Kesalahan Meramal Metode Analisa Metode Laju Pertumbuhan Geometri Metode Double Exponential Smoothing 18 BAB 3 GAMBARAN UMUM Geografis Iklim Pemerintahan Penduduk 23

8 3.4 Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Sub Sektor Perkebunan Sub Sektor Peternakan Sub Sektor Perikanan Sub Sektor Kehutanan 26 BAB 4 PENGOLAHAN DATA Perhitungan Jumlah Penduduk Proyeksi Produksi Tanaman Padi Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,1 ) Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,4 ) Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,5 ) Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,6 ) Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,9 ) Analisis Kebutuhan Konsumsi Beras 62 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan Implementasi Microsoft Excel Langkah-langkah Memulai Pengolahan Data Dengan Excel Pengambaran Hasil 73 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran 75 DAFTAR PUSTAKA

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Hal ini terlihat dari pendapatan perkapita daerah Kabupaten Karo yang sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian.salah satu output yang terpenting dari sektor ini adalah komoditi padi yang terdapat dari semua kecamatan Komoditi padi merupakan komoditi yang strategis, karena dibutuhkan setiap penduduk sebagai bahan sumber kalori utama. Karena sangat pentingnya komoditi ini sehingga memerlukan adanya suatu perencanaan yang matang untuk dapat memenuhi kebutuhan yang memadai. Sehingga ketersediaan komoditi ini perlu dipantau terus agar dapat diantisipasi permasalahan yang akan timbul.

10 Masalah ketersediaan padi tidak hanya menyangkut jumlah yang tersedia saja, tetapi juga tentang kebutuhan yang dapat memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Untuk ini diperlukan suatu indikator yang dapat melihat peningkatan produksi terhadap kebutuhan yang diinginkan. Selain dapat melihat peningkatan jumlah produksi komoditi padi, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap perkembangan penduduk yang terus menerus bertambah. Semakin bertambahnya penduduk mengakibatkan bertambahnya juga permintaan akan beras sehingga membutuhkan peningkatan produksi komoditi padi. Untuk itu diperlukan suatu penelitian dan peramalan akan produksi padi dan kebutuhannya pada masa mendatang. Dengan berlandaskan pemikiran tersebut diatas, maka penulis memilih judul PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN KARO 1.2 Identifikasi Masalah Pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan peningkatan beras terus meningkat. Karena beras merupakan makanan pokok bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Karo pada khususnya maka kecukupan komoditi ini harus diketahui dari waktu ke waktu Untuk mengetahui apakah sudah dapat mencukupi kebutuhan,maka harus mengetahui tingkat produksi tanaman padinya. Dengan mengetahui tingkat produksi padi,

11 maka ketersediaan padi dimasa mendatang dapat diperkirakan dan seberapa besar perbedaan antara ketersediaan padi dengan permintaan beras dapat diketahui.untuk mengetahui banyaknya permintaan beras maka harus mengetahui batasan rata-rata yang dikonsumsikan penduduk. 1.3 Batasan Masalah Untuk mengarahkan agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, maka penulis membuat batasan masalah pada Tugas Akhir ini.adapun batasan permasalahannya yaitu pada hal-hal sebagai berikut : 1. Sejauh mana tingkat produksi tanaman padi di Kabupaten Karo. 2. Perhitungan pertumbuhan penduduk yang dilakukan secara garis besar ( kasar ) yaitu tanpa menghitung angka kematian dan migrasi 3. Perkiraan kebutuhan konsumsi penduduk terhadap beras di Kabupaten Karo pada tahun Menentukan selisih produksi beras dengan kebutuhan akan konsumsi beras. 1.4 Maksud dan Tujuan Adapun maksud penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melihat apakah proyeksi tingkat produksi padi pada tahun 2011 di Kabupaten Karo dapat memenuhi konsumsi penduduk akan

12 beras di Kabupaten Karo, serta merupakan wujud dari penerapan ilmu yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan, khususnya dalam bidang statistika yaitu dengan metode peramalan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian atau pengumpulan data mengenai tingkat produksi padi dan jumlah penduduk Kabupaten Karo diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Propinsi Sumatera Utara di Jalan Asrama No. 179 Medan. 1.6 Metodologi Penelitian Metode Penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah ata urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud Metode Pengumpulan Data

13 Metode Pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu : 1. Data Primer, dan 2. Data Sekunder Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.data sekunder adalah data yang bukan diusakhakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Misalnya dari Badan Pusat Statistik ( BPS ), majalah, internet, keterangan- keterangan atau publikasi lannya. Adapun data yang diperoleh untuk penulisan ini merupakan data sekunder dari Baan Pusat Statistik ( BPS ).Ruang lingkup data secara populasi yang mana datanya adalah seluruh kecamatan di Kabupaten Karo Metode Pengolahan Data 1. Perhitungan Pertumbuhan Penduduk Perhitungan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang dibutuhkan guna mengetahui tingkat kebutuhan beras yang akan dikonsumsi penduduk Kabupaten Karo pada tahun Proyeksi Tingkat Produksi Padi

14 Perhitungan dilakukan untuk meramalkan seberapa besar tingkat produksi padi pada tahun 2011 di Kabupaten Karo dan apakah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk terhadap beras. 3. Memenuhi Kebutuhan Konsumsi Beras pada tahun 2011 di Kabupaten Karo.cara yang dilakukan dengan mengalikan jumlah penduduk dengan batasan rata-rata yang dikonsumsikan setiap penduduk terhadap beras selama setahun 4. Menentukan Selisih Produksi Beras dengan Kebutuhan Konsumsi Beras Perhitungan ini dilakukan dengan membandingkan ramalan produksi padi tahun 2011 yang telah dikonversikan keberas dengan kebutuhan konsumsi penduduk akan beras. 1.7 Tinjauan Pustaka Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mencari buku-buku sebagai bahan tambahan yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas. 1. Assauri, Sofyan Teknik dan Metode Peramalan penerapannya dalam ekonomi dan dunia usaha. Jakarta: Penerbit LPFE UI Dari buku ini dikutip tentang metode peramalan halaman 1 2. Gitosudarmo, Indriyo dan Najmudin, Muhammad Teknik Proyeksi Bisnis. Yogyakarta: BPFE

15 3. Mantra, I. Bagoes Demografi Umum.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dari buku ini dikutip tentang laju pertumbuhan penduduk geometris pada halaman Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab, dan tiap bab terdiri dari sub-sub bab, hal ini dilakukan untuk mempermudah penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dalam hal memahami isi dari tugas akhir ini. Adapun Penyusunan tugas akhir ini dibagi dalam empat bab yaitu : Bab 1 : Pendahuluan Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, lokasi dan

16 waktu penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisannya. Bab 2 : Landasan Teori Bab ini menguraikan mengenai pengertian produksi, kebutuhan, peramalan, metode pertuumbuhan geometri, metode double exponensial smoothing Bab 3 : Gambaran Umum Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang Gambaran mengenai Kabupaten Karo dimana dilakukan penelitian Bentuk dan susunan Pemerintahan Daerah, keadaan daerah, iklim, dan Budaya serta Sosial Bab 4 : Pengolahan Data Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan perhitungan Pertumbuhan geometri penduduk, proyeksi tingkat produksi padi, perhitungan kebutuhan konsumsi beras Bab 5 : Implementasi Sistem Bab ini menguraikan tentang penerapan hasil disain tertulis kedalam programming. Program yang digunakan Microsoft excel Bab 6 : Kesimpulan dan Saran

17 Pada bab penutupan ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisa yang dilakukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Produksi padi merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta penupukan yang teratur sehingga

18 menghasilkan suatu hasil yang dapat dimamfaatkan dan digunakan. Pentingnya produksi padi ini merupakan sumber kalori utama untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari umumnya Indonesia dan khususnya Di Kabupaten Karo. Dimana komoditi padi diolah menjadi beras dan beras tersebut dipergunakan oleh penduduk sebagai bahan makanan utama. 2.2 Kebutuhan Kebutuhan adalah suatu harapan, ataupun keinginan yang harus dicukupi dimana keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan pelaksanaan aktivitasnya. Kebutuhan ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : 1.Kebutuhan Primer 2.Kebutuhan Sekunder 3.Kebutuhan Tertier Kebutuhan pokok ( Kebutuhan Primer ) adalah sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi atau dikabulkan demi untuk melakukan aktivitas. Jika hal tersebut tidak dipenuhi atau dicukupi maka akan menghambat ataupun membatalkan semua atau sebagian aktivitas yang akan dilaksanakan. Komoditi padi merupakan sumber kalori utama bagi penduduk Indonesia umumnya dan Kabupaten Karo pada khususnya.

19 Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi padi memegang peranan penting demi kelanjutan aktifitas ataupun kelanjutan pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Karo pada khususnya. 2.3 Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian, kita akan selalu melakukan penarikan sampel, hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat melakukan pengamatan seluruhnya pada populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor yang tidak memungkinkan, misalnya dari segi dana yang dibutuhkan, waktu dan lain sebagainya. Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, yang artinya sampel itu dapat mengambarkan atau menerangkan sifat-sifat dan karakteristik dari populasinya. Hal ini dapat kita ketahui dengan melihat kecukupan dari sampel yang dikumpulkan. Suatu sampel dikatakan sudah mencukupi atau mewakili populasinya apabila N' < N, dimana N itu sendiri adalah banyaknya sampel yang kita kumpulkan dan Xi adalah data yang dikumpulkan, sedangkan N' diperoleh dari rumus sebagai berikut : 20 N ' = N Y 2 i Y i ( Yi ) 2 2

20 2.4 Peramalan Pengertian Peramalan Peramalan ( Assauri, Sofyan, 1991 ) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul., sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan tindakan yang perlu dilakukan Jenis Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya maka peramalan dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) macam yaitu : 1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. 2. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metodemetode dalam penganalisaan data tersebut.

21 Jika dilihat dari jangka waktu ramalan, yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam pula yaitu : 1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunannya hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari suatu setengah tahun atau tiga semester 2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun maka peramalan dibedakan atas dua macam, yaitu : 1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya.hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang berbsiat intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. 2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu.peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metodemetode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

22 Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila tedapat tiga kondisi sebagai berikut : 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu 2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data 3.Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan bekelanjutan pada masa yang akan datang. Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random.termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Box-Jenkins.Teknik deterministic mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan variable-variabel lain yang akan mempengaruhinya.termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda, auto regresi dan model input output Langkah-langkah Peramalan

23 Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah ataun prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu : 1. Menganalisis data yang lalu. Tahap ini berguna untuk pada pola yang masa lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut. 2. Menetukan metode yang dipergunakan. Masing-masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan kata lain, metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin. 3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan Menghitung Kesalahan Meramal

24 Hasil proyeksi yang akurat adalah forecast yang bias meminimalkan kesalahan meramal (forecast eror). Besarnya forecast error (kesalahan meramal) dihitung dengan mengurangi data yang sebenarnya dengan besarnya ramalan. Eror = Data yang sebenarnya ramalan Dimana = X t - F t X t = Data sebenarnya periode ke - t F t = Ramalan periode ke t Dalam menghitung forecast error digunakan : a. Mean Absolute Error ( MAE ) Mean Absolute Error adalah rata-rata absolute dari kesalahan meramal, tanpa menghiraukan tanda positif atau negatif MAE = b. Mean Squared Error ( MSE ) Mean Square Error adalah rata-rata kesalahan meramal dikuadratkan MSE = n e 2 i c. Menentukan Besarnya Konstanta ( a t )

25 a t : 2S' t S'' t d. Menentukan Besarnya Slope ( b t ) b t : ( S'' t S'' t ) e. Menentukan Besarnya Forecast ( F t + m ) F t + m : a t + b t ( m ), dimana m adalah jumlah periode didepan yang diramalkan Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan suatu proyeksi / peramalan tingkat produksi padi tahun Adapun alasan penulis memilih rumusan ini adalah melihat selisih produksi padi dari setiap tahunnya tidak begitu konstan ( naik turun ). Sehingga peramalan produksi padi dilakukan dengan metode pemulusan eksponensial ganda untuk melicinkan / memuluskan ramalan produksi padi dari tahun ke tahun. 2.5 Metode Analisa Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa laju pertumbuhan penduduk geometris dan double smoothing. Adapun tiap- tiap metode yang digunakan mempunyai tugas dan fungsi masing- masing yang mana metode yang satu dengan metode yang lain memiliki hubungan yang sangat erat Metode Laju Pertumbuhan Geometri

26 Tingkat pertumbuhan geometris adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Metode ini menghitung pertumbuhan penduduk secara garis besar ( kasar ), yaitu tanpa adanya perhitungan angka kematian dan imgrasi. Dengan menggunakan diatas maka dapat digunakan suatu formula (rumusan ) untuk melakukan peramalan jumlah penduduk pada tahun Adapun rumusan yang dipergunakan adalah dengan rumusan sebagai berikut : P t = P o ( 1 + r ) t ( 1 + r ) t = r = - 1 Keterangan : Po Pt : jumlah penduduk pada tahun dasar : jumlah penduduk pada tahun t t : jangka waktu ( dalam banyaknya tahun ) r : rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun Dengan menggunakan rumusan diatas maka jumlah penduduk tahun 2011 dapat diperkirakan.

27 2.5.2 Metode Double Eksponential Smoothing ( Pemulusan Eksponensial Ganda ) Peramalan dengan menggunakan metode double exponential smoothing atau disebut juga metode exponential smoothing yang linear dapat dilakukan dengan perhitungan yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai α. Dengan pemikiran dari metode double exponential smoothing ini adalah baik nilai pelican ( smoothing value )tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada data itu ada trend, maka nilai- nilai pelican tunggal ( single smoothing value ) ditambahkan nilai-nilai pelican ganda ( double smoothing value ) Metode smoothing (metode pemulusan/ pelican) merupakan teknik meramal dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai suatu periode yang akan datang. Dalam metode ini data histories digunakan untuk memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

28 Pada peramalan tingkat produksi padi pada tahun 2011 yang menggunakan double exponential smoothing ( pemulusan exponensial ganda ) memiliki tahapan-tahapan dalam menentukan ramalan. Persamaan persamaan yang dipergunakan dalam penerapan metode double exponential smoothing adalah seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Persamaan atau formula ini dikenal dengan nama metode atau teknik Brown s One Parameter Linear Exponential Smoothing. Pada dasarnya formula atau tahapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut : a.menentukan Smoothing Pertama (S'' t ) S' t : α Xt + (1- α ) S' t-1 S' : Smoothing pertama periode t X t : Nilai rill periode t S t-1 : Smoothing pertama periode t-1 b.menentukan smoothing kedua ( S'' t ) S'' t : α S' t + (1- α ) S'' t-1 S'' : Smoothing kedua periode t 1 c. Menentukan Besarnya Konstanta ( at ) a t : 2 S' t - S'' t

29 d. Menentukan Besarnya Slope ( b t ) b t : ( S' t S'' t ) e. Menentukan Besarnya Forecast ( F t+m ) F t + m : a t + b t ( m ), dimana m adalah jumlah periode didepan yang diramalkan Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan suatu proyeksi / peramalan tingkat produksi padi pada tahun Adapun alasan penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih produksi padi dari setiap tahunnya tidak begitu konstan ( naik turun ). Sehingga peramalan produksi padi dilakukan dengan metode pemulusan eksponensial ganda untuk melicinkan / memuluskan ramalan produksi padi dari tahun ke tahun BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1 Geografis

30 Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara ' ' Lintang Utara dan ' ' Bujur Timur dengan Luas 2.127,25 Km 2 Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian m diatas permukaan laut. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir, sebelah timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam Iklim Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Bulan Januari dan musim kedua pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli. Curah hujan di Kabupaten Karo tahun mencapai 363 MM dan terendah sebesar 63 MM sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada Bulan September sebanyak 20 hari dan terendah pada bulan Februari sebanyak 7 hari Suhu terendah berkisar antara 18 0 C sampai dengan 20,5 0 C dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 88,47 %

31 3.2 Pemerintahan Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 262 Desa/ Kelurahan ( 252 Desa dan 10 Kelurahan ), dengan pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe Untuk menetapkan anggota DPRD Karo periode maka telah diadakan wilayah daerah pemilihan yang terdiri dari : a. Daerah Pemilihan Lau Baleng, Mardinding, dan Tigabinanga b. Daerah pemilihan Juhar, Kutabuluh, Munte dan Payung c. Daerah pemilihan Kabanjahe d. Daerah pemilihan Berastagi dan Simpangempat e. Daerah pemilihan Barusjahe, Tigapanah dan Merek Dari hasil pemilihan tersebut diharapkan menghasilkan komposisi Legislatif yang proporsional dalam mewakili aspirasi daerah masing-masing untuk mempercepat proses pembangunan. Hasil Pemilu telah menetapkan anggota DPRD Karo dari 12 Partai Pemilu. PDI Pejuangan memperoleh suara terbanyak dengan jumlah anggota dewan 11 orang 3.3 Penduduk

32 Hasil Sensus tahun 2000 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah jiwa, pada pertengahan tahun2007 diperkirakan sebesar yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km 2. Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 165,17 jiwa/ Km 2 Laju pertumbuhan Penduduk Karo Tahun ( keadaan tengah tahun ) adalah sebesar 3,10 % per tahun. Tahun 2007 di Kabupaten Karo Penduduk laki-laki lebih sedikit dari perempuan. Laki-laki berjumlah Jiwa dan Perempuan berjumlah Jiwa. Sex rasionya sebesar 96,84 Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas maka diperoleh raasio ketergantungannya sebesar 60 yang berarti setiap seratus orang usia produktif menanggung 60 orang dan usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas. Beban tanggungan anak bagi usia produktif sebesar 52 dan beban tanggungan lanjut usia bagi penduduk usia produktif sebesar Pertanian Sektor pertanian merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Kabupaten Karo. Peranan sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Karo pada tahun 2007 berkisar 59,80 % untuk harga berlaku. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan,perikanan dan sektor kehutanan

33 3.4.1 Sub Sektor Tanaman Pangan Cakupan sub sektor tanaman pangan meliputi padi/palawija dan holtikultura, produksi padi pada tahun 2007 tercatat padi lading sebesar ton, sedang mengalami peningkatan jika disbanding tahun 2006 yang berjumlah ton. Untuk padi sawah sebesar ton pada tahun yang sama, keadaan ini juga meningkat jika disbanding dengan produksi tahun 2006 yang berjumlah ton Sub sektor Perkebunan Pada umumnya usaha perkebunan di Kabupaten Karo adalah usaha perkebunan rakyat. Jenis tanaman yang biasa ditanam adalah kemiri, kopi, kelapa, tembakau, coklat, kelapa sawit, cengkeh dan aren Luas tanaman kemiri pada tahun 2007 seluas Ha, sedangkan tahun 2006 sekitar Ha. Sedangkan tanaman kopi luas tanamnya terus bertambah dari Ha tahun 2006 menjadi Ha pada tahun Demikian juga dengan coklat. Tahun 2006 luas tanaman coklat hanya Ha sedangkan tahun2007 sudah menjadi 3.146,7 Ha. Dari segi produksi, kemiri mengalami penurunan. Tahun 2006 produksi kemiri sebesar 4.107,5 ton sedangkan tahun 2007 turun menjadi 2.358,32 ton. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman kopi dimana pada

34 tahun 2006 produksi kopi sebesar ,00 ton, sedangkan tahun 2007 menjadi 7.207,35 ton. Sedangkan produksi coklat mengalami peningkatan tahun 2006 sebesar 1.553,10 ton dan tahun 2007 menjadi ,71 ton Sub Sektor Peternakan Usaha peternakan umumnya diusahakan oleh rakyat yang bertujuan untuk dikonsumsi dan juga menambah pendapatan Rumah Tangga. Ternak yang umum dipelihara masyarakat Karo adalah sapi, kerbau, babi, kuda ayam, dan anjing Beberapa jenis ternak yang mengalami perubahan jumlah populasi adalah sapi, babi, kambing dan ayam. Pada tahun2006 populasi sapi potong mencapai ekor namun menurun menjadi ekor pada tahun Sedangkan ternak babi meningkat dari tahun 2006 yang berjumlah ekor dan pada tahun 2007 menjadi ekor. Populasi kambing mengalami penurunan, dimana pada tahun 2006 berjumlah ekor, berkurang menjadi ekor tahun Populasi ayam jaga mengalami penurunan, dimana pada tahun 2006 berjumlah ekor menjadi ekor pada tahun Sub Sektor Perikanan Perikanan umumnya diusahakan disawah sebagai kolam dan di danau bagi Kecamatan Merek, produksi ikan dari kolam rakyat tahun 2007 sebesar 135,00 ton dan dari jarring apung sebesar 370 ton

35 3.4.5 Sub Sektor Kehutanan Kawasan hutan sangat vital bagi kehidupan sebab selain paru- paru dunia hutan juga merupakan tempat habitat hidup berbagai jenis hewan. Hutan juga berfungsi sebagai resapan air Di Kabupaten Karo terdapat hutan lindung seluas ,5 Ha yaitu daerah kawasan Leuser. Sedangkan hutan suaka alam ada 7 Ha, hutan produksi terbatas ada Ha. Hutan Produksi ada seluas Ha. Dari seluas ,50 Ha hutan yang ada di Kabupaten Karo kondisinya sudah sangat memprihatinkan hal ini dapat kita lihat dari getah dammar, rotan, kayu dll yang semakin menurun tiap tahun, diman beberapa tahun terakhir sudah tidak ada lagi. BAB 4 PENGOLAHAN DATA

36 4.1 Perhitungan Jumlah Penduduk Sebelum meramalkan tingkat produksi padi terlebih dahulu penulis melakukan pengolahan jumlah penduduk di Kabupaten Karo, karena tingkat pertambahan penduduk di Kabupaten Karo sangat berpengaruh terhadap konsumsi beras penduduk Kabupaten Karo. Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah hasil Survey Sensus Kantor Badan Pusat Statistika ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara, Medan dimana jumlah penduduk tersebut dari tahun adalah sebagai berikut Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Karo Tahun Tahun Jumlah Penduduk

37 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

38 Gambar 4.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Karo Tahun Perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat menimbulkan suatu permasalahan di masa yang akan datang terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan konsumsi beras yang merupakan sumber kalori utama. Jumlah penduduk dari tahun yang terlihat tabel 4.1 diatas terus meningkat jumlahnya. Dengan mempergunakan data pada tabel 4.1, penulis memproyeksikan suatu data peramalan penduduk pada tahun Dimana jumlah penduduk pada tahun 2011 berguna untuk mengetahui tingkat kebutuhan konsumsi beras pada tahun 2011 untuk penduduk Kabupaten Karo.

39 Adapun perhitungan yang dilakukan adalah dengan metode Laju Pertumbuhan Geometris. Dimana metode ini menghitung pertumbuhan penduduk secara garis besar ( kasar ) yaitu tanpa menghitung angka kematian dan imigrasi. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : P 0 = P 2005 = ( Hasil SENSUS 2005 ) P t = P 2009 = ( Hasil SUPAS 2009 ) t = 4 r =? P t = P o ( 1 + r ) t r = - 1 r = - 1 r = 1, r = 0, r = * 100% r = 1, % Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tetap 1.31 % per tahun, maka diperkirakan penduduk Kabupaten Karo pada tahun 2006 sampai 2011 sebagai berikut :

40 P 0 = P 2009 = P t = P 0 ( 1+ r ) t P 2010 = ( 1+0,0131 ) 1 P 2010 = (1,0131) 1 P 2010 = P 2011 = P 2009 ( 1+0,0131 ) 2 P 2011 = ( 1+0,0131 ) 2 P 2011 = Dari hasil proyeksi diatas maka jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah sebanyak jiwa. Pertumbuhan penduduk hasil perhitungan secara matematis tersebut akan semakin jelas terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

41 Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk di Kabupaten Karo Tahun Tahun Jumlah Penduduk * * Keterangan : * merupakan jumlah penduduk hasil proyeksi

42 4.2 Proyeksi Produksi Tanaman Padi Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Kabupaten Karo sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. Sehingga pendapatan terbesar dihasilkan daerah ini adalah dari sektor Pertanian. Adapun dalam penulisan ini, penulis memfokuskan tentang produksi komoditi padi yang dihasilkan oleh daerah itu. Data yang dipergunakan penulis sebagai dasar untuk melaksanakan proyeksi tanaman padi pada tahun 2011 adalah data tingkat produksi tanaman padi pada tahun 2002 sampai tahun Besarnya angka-angka tingkat produksi padi yang dihasilkan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun dijelaskan pada tabel dibawah ini Tabel 4.3 Produksi Padi di Kabupaten Karo Tahun Tahun Produksi Dalam Ton Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

43 Dari tabel 4.3 diatas, terlebih dahulu diuji kecukupan sampelnya dengan rumus : 20 N ' = N Y 2 i Y i ( Yi ) 2 2 Sehingga diperoleh hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Uji Kecukupan Sampel Tahun Produksi Dalam Ton ( Y ) ( Y 2 ) E E E N = 8 dan Y i = Y i 2 = 7,860096E+10 ( Y i ) 2 = E+11

44 20 N' = N Y 2 i Y i ( Yi ) 2 2 N' = N' = N' = 3, Dari hasil perhitungan, ternyata ( N' = 3.49 ) < ( N = 8 ), jadi dengan demikian banyaknya sampel ( sampel size ) penelitian ini ( N = 7 ) dapat diterima senbagai ukuran yang sesuai dengan data observasi. Dengan demikian data sudah diterima sebagai sampel dan layak untuk dianalisis. Dari tabel 4.3 diatas dapat dilakukan proyeksi tingkat produksi padi tahun Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Metode Exponensial Smoothing Ganda ( Linier ) Proyeksi Produksi Padi Menggunakan Double Exponential Smoothing Dengan α = 0,1 Adapun proyeksi tingkat produksi padi tersebut adalah sebagai berikut :

45 Tahun ke 1 ( 2002 ) a. S' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton b. S'' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton c. a t : belum dapat ditentukan d. b t : belum dapat ditentukan e. F t+m : Forecast tahun kedua ( F 2 ) ditentukan sebesar produksi tahun pertama yaitu sebesar ton Tahun ke 2 ( 2003 ) X t = a. S' t = α Xt + (1- α ) S t-1 = (0,1) (108203) + (1-0,1 ) ( ) = 99201,2 b. S'' t = α S' t + (1- α ) S'' t-1 = ( 0,1 ) ( 99201,2 ) + ( 1-0,1 ) ( ) = 98301,02

46 c. a t = 2 S' t - S'' t = [2 ( 99210,2 ) ( 98310,02) ] = ,38 d. b t = ( S' t S'' t ) = ( 99201, ,02 ) = 100,02 e. Forecast tahun ke 3 ( 2004 ) m = 1 F t + m = a t + b t ( m ) F = a b 2003 ( 1 ) F 2004 = , ,02 ( 1 ) = ,4

47 Tabel 4.5 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,1 ) Tahun Produksi Dalam Ton S' S'' a t b t Forecast ( m = 1 ) * * Forecast Tahun 2010 ( m = 1 ) F m = a b 2009 ( m ) F i = 99079, ,07 ( 1 ) F 2010 = 99128,83 Forecast tahun 2011 ( m = 2 ) F m = a b 2009 ( m )

48 F = 99079, ,07 ( 2 ) F 2011 = 99177,90 rumusan MSE Dari tabel 4.5 diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan ( Mean Squared Error / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ) dengan formula sebagai berikut : MSE = n e 2 i Dimana E t = X t - F t Sehingga hasil perhitungannya secara lengkap adalah seperti yang tertera pada tabel 4.6 berikut :

49 Tabel 4.6 Forecast dan Mean Squared Error ( α = 0,1 ) Tahun Produksi Dalam Ton Forecast ( m= 1 ) Error Absolute Squared Error * * Dari Tabel 4.6 diatas dapat diperoleh Squared error ( e i 2 ) = ,7 MSE = n e 2 i = MSE = ,4

50 4.2.2 Proyeksi Produksi Padi menggunakan Double Exponential Smoothing dengan α = 0,4 Adapun tingkat produksi padi tersebut adalah sebagai berikut : Tahun ke 1 ( 2002 ) a. S' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton b. S'' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton c. a t : belum dapat ditentukan d. b t : belum dapat ditentukan e. F t+m : Forecast tahun kedua ( F 2 ) ditentukan sebesar produksi tahun pertama yaitu sebesar ton Tahun ke 2 ( 2003 ) X t = a. S' t = α Xt + (1- α ) S t-1

51 = (0,4) (108203) + (1-0,4 ) ( ) = ,8 b. S'' t = α S' t + (1- α ) S'' t-1 = ( 0,4 ) (102201,8 ) + ( 1-0,4 ) ( ) = 99801,32 c. a t = 2 S' t - S'' t = [2 (102201,8) ( 99801,32) ] = ,28 d. b t = ( S' t S'' t ) = ( , ,32) = 1600,32 e. Forecast tahun ke 3 ( 2004 ) m = 1 F t + m = a t + b t ( m ) F = a b 2003 ( 1 ) F 2004 = , ,32 ( 1 )

52 = ,6 Tabel 4.7 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,4 ) Tahun Produksi Dalam Ton S' S'' a t b t Forecast ( m = 1 ) * * Forecast tahun 2010 ( m = 1 ) F m = a b 2009 ( m ) F i = , ,33 ( 1 ) F 2010 = ,87

53 Forecast tahun 2011 ( m = 2 ) F m = a b 2009 ( m ) F = , ,33 ( 2 ) F 2011 = ,20 rumusan MSE Dari tabel 4.7 diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan ( Mean Squared Error / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ) dengan formula sebagai berikut : MSE = n e 2 i Dimana E t = X t - F t Sehingga hasil perhitungannya secara lengkap adalah seperti yang tertera pada tabel 4.8 berikut :

54 Tabel 4.8 Forecast dan Mean Squared Error ( α = 0,4 ) Tahun Produksi Dalam Ton Forecast ( m= 1 ) Error Absolute Squared Error * * Dari Tabel 4.8 maka dapat diperoleh : Squared error ( e i 2 ) = MSE = n e 2 i =

55 MSE = , Proyeksi Produksi Padi menggunakan Double Exponential Smoothing dengan α = 0,5 Adapun proyeksi tingkat produksi padi tersebut adalah sebagai berikut : Tahun ke 1 ( 2002 ) a. S' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton b. S'' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton c. a t : belum dapat ditentukan d. b t : belum dapat ditentukan e. F t+m : Forecast tahun kedua ( F 2 ) ditentukan sebesar produksi tahun pertama yaitu sebesar ton Tahun ke 2 ( 2003 )

56 X t = a. S' t = α Xt + (1- α ) S t-1 = (0,5) (108203) + (1-0,5 ) ( ) = b. S'' t = α S' t + (1- α ) S'' t-1 = ( 0,5 ) ( ) + ( 1-0,5 ) ( ) = ,5 c. a t = 2 S' t - S'' t = [2 (103202) ( ,5) ] = ,5 d. b t = ( S' t S'' t ) = ( ,5) = 2500,5 e. Forecast tahun ke 3 ( 2004 ) m = 1 F t + m = a t + b t ( m )

57 F = a b 2003 ( 1 ) F 2004 = , ,5 ( 1 ) = Tabel 4.9 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α =0,5) Produksi Tahun Dalam Ton S' S'' a t b t Forecast ( m = 1 ) * * Forecast tahun 2010 ( m = 1 ) F m = a b 2009 ( m ) F i = , ,34 ( 1 ) F 2010 = ,61

58 Forecast tahun 2011 ( m = 2 ) F m = a b 2009 ( m ) F = , ,34 ( 2 ) F 2011 = ,95 MSE Dari tabel diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan rumusan ( Mean Squared Error / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ) dengan formula sebagai berikut : MSE = n e 2 i Dimana E t = X t - F t Sehingga hasil perhitungannya secara lengkap adalah seperti yang tertera pada tabel 4.10 berikut ini :

59 Tabel 4.10 Forecast dan Mean Squared Error ( α = 0,5 ) Tahun Produksi Dalam Ton Forecast ( m= 1 ) Error Absolute Squared Error * * Dari tabel 4.10 diatas dapat diperoleh Squared error ( e i 2 ) = ,9 MSE = n e 2 i =

60 MSE = , Proyeksi Produksi Padi menggunakan Double Exponential Smoothing dengan α = 0,6 Adapun proyeksi tingkat produksi padi tersebut adalah sebagai berikut : Tahun ke 1 ( 2002 ) a. S' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton b. S'' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton c. a t : belum dapat ditentukan d. b t : belum dapat ditentukan

61 e. F t+m : Forecast tahun kedua ( F 2 ) ditentukan sebesar produksi tahun pertama yaitu sebesar ton Tahun ke 2 ( 2003 ) X t = a. S' t = α Xt + (1- α ) S t-1 = (0,6) (108203) + (1-0,6 ) ( ) = b. S'' t = α S' t + (1- α ) S'' t-1 = ( 0,6 ) ( ) + ( 1-0,6 ) ( ) = ,72 c. a t = 2 S' t - S'' t = [2 (104201) ( ,72) ] = ,68 d. b t = ( S' t S'' t ) = ( ,72) = -3600,72 e. Forecast tahun ke 3 ( 2004 ) m = 1

62 F t + m = a t + b t ( m ) F = a b 2003 ( 1 ) F 2004 = ,68 + (-3600,72) ( 1 ) = ,96 Tabel 4.11 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,6 ) Tahun Produksi Dalam Ton S' S'' a t b t Forecast ( m = 1 ) * * Forecast tahun 2010 ( m = 1 ) F m = a b 2009 ( m ) F i = ,55 + ( - 469,98 ) ( 1 )

63 F 2010 = 99688,57 Forecast tahun 2011 ( m = 2 ) F m = a b 2009 ( m ) F = ,55 + ( - 469,98 ) ( 2 ) F 2011 = 99218,59 MSE Dari tabel diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan rumusan ( Mean Squared Error / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ) dengan formula sebagai berikut : MSE = n e 2 i Dimana E t = X t - F t Sehingga hasil perhitungannya secara lengkap adalah sebagai berikut :

64 Tabel 4.12 Forecast dan Mean Squared Error ( α = 0,6 ) Produksi Dalam Tahun Ton Forecast ( m= 1 ) Error Absolute Squared Error Dari Tabel 4.12 diatas dapat diperoleh

65 Squared error ( e i 2 ) = ,9 MSE = n e 2 i = MSE = , Proyeksi Produksi Padi menggunakan Double Exponential Smoothing dengan α = 0,9 Adapun proyeksi tingkat produksi padi tersebut adalah sebagai berikut : Tahun ke 1 ( 2002 ) a. S' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton b. S'' t ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 2002 ) yaitu sebesar ton c. a t : belum dapat ditentukan d. b t : belum dapat ditentukan

66 e. F t+m : Forecast tahun kedua ( F 2 ) ditentukan sebesar produksi tahun pertama yaitu sebesar ton Tahun ke 2 ( 2003 ) X t = a. S' t = α Xt + (1- α ) S t-1 = (0,9) (108203) + (1-0,9 ) ( ) = ,8 b. S'' t = α S' t + (1- α ) S'' t-1 = ( 0,9 ) (107202,8 ) + ( 1-0,9 ) ( ) = ,62 c. a t = 2 S' t - S'' t = [2 (107202,8) ( ,62) ] = ,98 d. b t = ( S' t S'' t ) = ( , ,62) = 8101,62

67 e. Forecast tahun ke 3 ( 2004 ) m = 1 F t + m = a t + b t ( m ) F = a b 2003 ( 1 ) F 2004 = ,98 + (8101,62) ( 1 ) = ,6 Perhitungan Forecast secara lengkap seperti pada tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( α = 0,9 ) Produksi Dalam Tahun Ton S' S'' a t b t Forecast ( m = 1 ) * *

68 Forecast tahun 2010 ( m = 1 ) F m = a b 2009 ( m ) F i = 99852,61 + ( -3607,22 ) ( 1 ) F 2010 = 96245,39 Forecast tahun 2011 ( m = 2 ) F m = a b 2009 ( m ) F = 99852,61 + ( ,22) ( 2 ) F 2011 = 92638,17 rumusan MSE Dari tabel 4.13 diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan ( Mean Squared Error / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ) dengan formula sebagai berikut : MSE = n e 2 i Dimana

69 E t = X t - F t Sehingga hasil perhitungannya secara lengkap adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Forecast dan Mean Squared Error ( α = 0,9 ) Produksi Dalam Tahun Ton Forecast ( m= 1 ) Error Absolute Squared Error * *

70 Dari Tabel 4.14 diatas dapat diperoleh Squared error ( e i 2 ) = MSE = n e 2 i = MSE = ,90 Tabel 4.15 Forecast dan Mean Squared Error Alpha Forecast 2011 Mean Squared Error 0, , , , , ,

71 Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa metode peramalan yang baik adalah yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin Dari tabel 4.15 yang berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terlihatlah bahwa perhitungan yang menggunakan metode Double Exponential Smoothing ( α = 0,1) akan menghasilkan ramalan yang memiliki penyimpangan antara hasil ramalan dengan nilai kenyataan sekecil mungkin. Oleh karena itu, untuk ramalan tingkat produksi padi Kabupaten Karo tahun 2011 maka kita gunakan ramalan yang menggunakan α = 0,1, yaitu : Ramalan produksi padi Kabupaten Karo 2011 adalah sebesar 99177,90 Ton 4.3 Analisa Kebutuhan Konsumsi Beras Untuk mengetahui kebutuhan beras paada tahun 2011 maka setiap penduduk sangat memerlukan suatu batasan akan jumlah yang akan dikonsumsi.menurut Dinas Pertanian Kabupaten Karo yang bersumber dari dari BPS dapat diketahui bahwa penduduk Kabupaten Karo mengkonsumsi beras per tahun adalah sebanyak 145 kg/jiwa Dari rata-rata banyaknya beras yang dikonsumsi diaatas dapat dilakukan suatu analisa akan produksi padi pada tahun 2011 apakah dapat mencukupi kebutuhan penduduk Kabupaten Karo akan konsumsi beras pada tahun 2011.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan salah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan secara teratur sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi air bersih adalah pengolahan air sungai menjadi air bersih yang dapat digunakan dalam kebutuhan rumah tanggga, seperti air minum, mencuci, mandi dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP 052407038 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya IRDA AMELIA 072407088 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori. 2.1.1 Pengertian Peramalan. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi

Lebih terperinci

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2009 TUGAS AKHIR SAHAT MANIK 082407116 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

Lebih terperinci

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN 2010-2012 BERDASARKAN DATA TAHUN 2008-2009 TUGAS AKHIR SERASINTA TARIGAN 072407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya FRISKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING 072407023 PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya KHARINA PRATIWI 102407093 PROGRAM STUDI D3

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan (Assauri, Sofyan. 1991) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA.

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya AULIA

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR MAHYULY SUAIDAH SIREGAR 072407080 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 1 PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 132407112 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam

Lebih terperinci

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG 072407064 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI 062407142 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER / STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI KAKAO DI SUMATERA UTARA DAN KONSUMSI KAKAO DI INDONESIA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA METODE LINIER SATU PARAMETER DARI BROWN SKRIPSI LAUDA MARANATA 090803068 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DARI BROWN UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PARA TAHUN 2010-2012 TUGAS AKHIR LUSIANA 072407061 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DEVI RUSDIANA

TUGAS AKHIR DEVI RUSDIANA PROYEKSI SALDO TABUNGAN MARTABE PERIODE 2010-2012 DI PT. BANK SUMUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA SATU PARAMETER DARI BROWN TUGAS AKHIR DEVI RUSDIANA 072407083 PROGRAM

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2009 DI KABUPATEN ACEH TIMUR TUGAS AKHIR NURMASYITHAH

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2009 DI KABUPATEN ACEH TIMUR TUGAS AKHIR NURMASYITHAH 1 PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI PADI DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS PADA TAHUN 2009 DI KABUPATEN ACEH TIMUR TUGAS AKHIR NURMASYITHAH 052407016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT)

PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT) PERAMALAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO) DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT (EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT) SKRIPSI TOGI MAKMUR SIAHAAN 060803055 DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR

PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015-2017 DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR FAZZAR ADE MASSAYU NASUTION 132407109 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi perekonomian nasional. Oleh karena itu, informasi mengenai perkembangan dan kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA 18 BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengumpulan Data Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara di Jln. Asrama No. 179 Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi standart kehidupan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang yang menjadi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peramalan Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dunia usaha pada masa yang

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KABUPATEN SAMOSIR UNTUK TAHUN 2010 S/D 2015 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Di Indonesia, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Sedangkan berdasarkan urutan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya serta tanah yang subur, sehingga pemerintah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RAHMAD NUR HIDAYAT S 102407069 PROGRAM

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara PERSETUJUAN Judul : PREDIKSI JUMLAH RATA-RATA TAMU MANCANEGARA DAN NUSANTARA DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN SMOOTHING EKSPONENSIAL GANDA BROWN Kategori : TUGAS AKHIR Nama : ANTHONY VS DAMANIK Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dengan giat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dengan giat melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dengan giat melakukan pembangunan di segala sektor. Pembangunan tersebut dilakukan dengan cara bertahap dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Sapi Potong Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan

Lebih terperinci

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Demografi Penduduk Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah penduduk,

Lebih terperinci

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR FLORINA FRETTY SINAGA 082407003 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI 062407005 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar untuk sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Prediksi Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, prediksi adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE KABUPATEN KARO PADA TAHUN DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA TUGAS AKHIR

PROYEKSI JUMLAH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE KABUPATEN KARO PADA TAHUN DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA TUGAS AKHIR PROYEKSI JUMLAH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE KABUPATEN KARO PADA TAHUN 2012-2015 DENGAN METODE RATA-RATA BERGERAK GANDA TUGAS AKHIR SISWANTI BR SEMBIRING 092407015 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN 2014-2018 DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA 122407119 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH WILLY RAMSAL 092407028 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dalam waktu yang relatif lama, peramalan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk adalah orang-orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk adalah orang-orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk adalah orang-orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah atau daerah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan berinteraksi satu sama lain

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM 062407013 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI JAHE DI KABUPATEN SIMALUNGUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TAHUN TUGAS AKHIR IMPIANI DESBEL NATAL PURBA

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI JAHE DI KABUPATEN SIMALUNGUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TAHUN TUGAS AKHIR IMPIANI DESBEL NATAL PURBA PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI JAHE DI KABUPATEN SIMALUNGUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TAHUN 2016-2020 TUGAS AKHIR IMPIANI DESBEL NATAL PURBA 142407098 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN 2015-2016 TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG 132407120 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN KECEPATAN ANGIN BULANAN DI MEDAN BERDASARKAN TEKANAN UDARA DENGAN FUNGSI TRANSFER TUGAS AKHIR

PERAMALAN KECEPATAN ANGIN BULANAN DI MEDAN BERDASARKAN TEKANAN UDARA DENGAN FUNGSI TRANSFER TUGAS AKHIR PERAMALAN KECEPATAN ANGIN BULANAN DI MEDAN BERDASARKAN TEKANAN UDARA DENGAN FUNGSI TRANSFER TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya YUSRINA BATUBARA 072407019

Lebih terperinci

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA 082407030 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian pengertian Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi di masa lalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009 TUGAS AKHIR MUHAMMAD YUSUF 102407038 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN DAIRI TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN DAIRI TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN DAIRI TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN 2000-2009 TUGAS AKHIR ROHANI SIPANGKAR 082407045 PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH AIR MINUM YANG DIPRODUKSI PDAM TIRTAULI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008-2010 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA 062407139 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena memiliki tanah yang subur, sebagian besar penduduk Indonesia banyak yang bekerja di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan yang sangat serius untuk diperhatikan dan dikaji

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan yang sangat serius untuk diperhatikan dan dikaji BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan yang sangat serius untuk diperhatikan dan dikaji lebih dalam bahkan perlu perencanaan yang tepat dilakukan untuk mendapatkan sarana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR IVAN J M SIMANUNGKALIT 112407006 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP 112407031 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR 112407095 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA

ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA 052407155 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci