BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sejarah Singkat Perusahaan Soraya Intercine Films adalah sebuah rumah produksi di Indonesia yang didirikan pada tahun 1982 di Jakarta Profil Lengkap Perusahaan Soraya Intercine Films telah melahirkan sinetron-sinetron unggulan seperti: Pura Pura Buta, Amanda, Inayah, Muslimah (sinetron), UFO, Jiran, Baghdad,dll. Saat ini Soraya Intercine Films juga sudah merambah layar lebar lewat dua produksi film antara lain: Chika (film),apa Artinya Cinta?, 5cm, Supernova, dan Eiffel I'm in Love. Indosiar,Antv,dan MNCTV adalah salah satu Stasiun TV yang pernah menayangkan program TV produksi Soraya Intercine Films. Di tahun 211,Soraya Intercine Films berencana akan membeli hak cipta program komedi bisu asal Kanada, Just For Laughs Gags yang kemudian diadaptasi menjadi "Just For Laughs Gags Indonesia" yang dibintangi oleh beraneka ragam artis Soraya Intercine Films dan ditayangkan di MNCTV Profil film 5 cm 5 cm merupakan film yang diadaptasi dari novel laris karya Donny Dhirgantoro, yang berjudul serupa dan diterbitkan pada tahun 25. Film 5 cm bergenre drama Indonesia ini berdurasi total 12 menit 39 detik dan di sutradarai oleh Rizal mantovani. Film ini

2 diperankan oleh Harjunot Ali sebagai Zafran, Fedi Nuril sebagai Genta, Pevita Pearce sebagai Dinda, Saykoji sebagai Ian, Denny Sumargo sebagai Arial, dan Raline Shah sebagai Riani. Film ini mengangkat kisah tentang persahabatan lima anak manusia yang sudah terjalin lama dan memutuskan untuk tidak bertemu selama tiga bulan untuk nantinya bertemu lagi dalam perjalanan mendaki gunung semeru. Kisah cinta, persahabatan, dan kegigihan dalam meraih mimpi dibalut dengan unsur petualangan dalam pendakian mahameru. Kisah ini sarat akan pesan moral tentang kegigihan manusia dalam meraih mimpi-mimpinya Sinopsis Zafran (Harjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Ian (Saykoji), Arial (Denny Sumargo), dan Riani (Raline Shah) merupakan lima sekawan yang sudah bersahabat selama 1 tahun menemukan titik kejenuhan mereka dalam menjalani persahabatan mereka. Mereka mulai merasa kalau mereka kehabisan bahan omongan dan mulai mati gaya. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk tidak saling behubungan selama tiga bulan. Selama tiga bulan itu lah mereka menjalani kehidupan mereka masing-masing. Zafran berusaha mengejar cintanya Dinda, adik Arial. Ian berusaha menyelesaikan skripsinya. Riani yang kembali bekerja di kantornya. Genta yang menjalani kehidupannya sebagai Event Organizer professional. Dan Arial yang menjalin cinta dengan Indy. Kehidupan mereka tidak berlangsung mulus karena ada saja hambatan dan kerinduan kepada teman-temannya yang membuat mereka tidak sabar untuk bertemu kembali. Sampai akhirnya waktu tiga bulan itu terlewati. Mereka pun bertemu di stasin senen untuk melakukan perjalanan mendaki gunung Semeru. Dalam pendakian itu banyak pelajaran yang dapat mereka ambil, sebuah perjuangan yang membuat mereka mengenal arti dari mimpi dan mengapa kita perlu untuk

3 memperjuangkannya. Berbagai macam halangan serta hambatan tentunya sering menghalangi langkah mereka. Tapi mereka menjalananinya dengan gigih dan terkadang santai sehingga mereka dapat kembali mencairkan suasana dengan kegilaan-kegilaan mereka sendiri. Di pendakian semeru ini mereka tidak hanya menemukan mimpi-mimpi mereka. Mereka juga menemukan cinta dan arti dari cinta itu sendiri. Sampai pada akhirnya perjalanan ini mengubah pandangan mereka akan artinya hidpu di Indonesia, negeri yang selama ini mereka tinggali. Negeri yang disebut-sebit sebagai ibu pertiwi, Gemah ripah loh jinawi Cast and Crew Cast 1. Harjunot Ali sebagai Zafran 2. Fedi Nuril sebagai Genta 3. Pevita Eileen Pearce sebagai Dinda 4. Saykoji sebagai Ian 5. Raline Shah sebagai Riani 6. Denny Sumargo sebagai Arial 7. Didi Petet sebagai Papa Ian 8. Firrina Sintrya sebagai Indy 9. Anugrah Prahasta sebagai Sukonto Legowo 1. Nadia Dini Amelia sebagai Citra 11. Fenni Rose sebagai Mama Zafran 12. Rima Melati Adams sebagai Mama Arial / Dinda 13. Sarah sebagai Mama Ian

4 14. Sunardi sebagai Mas Dono 15. Tommy Fajar sebagai Pak Mudi 16. Dwi A.P. sebagai Fajar 17. Elkie Kwee sebagai Papa Arial / Dinda 18. Andra Yuandi Nasirin sebagai Nanda David (anak Ian) 19. Farruel Averil Kenneth sebagai anak Indy dan Arial 2. Alejandro sebagai anak Zafran dan Riani Crew Produser : Ram Soraya Sunil Soraya Co Produser : Rocky Soraya Sutradara : Rizal Mantovani Manager Produksi : Anand Mahtani Koordinator Produksi : Usman Jiro PR & Promosi Manager : Dewi Yulia Razif Pimpinan Produksi : Adi Kartiwa Penata Rias : Fitri Penata Suara : Yusur Andi Patawari Penata Busana : Tessa Fedilla Ass. Casting Director : Restu Bhibhit Zidan Andre Zam Al Ghivary

5 Faisal Anwar Ass Sutradara : Dondy Adrian Dadi Cadas Dillon Tanjung Rama Sastra Negara Script : Leli Ramdhan Heri 4.3. Kecenderungan Isi Novel dan Film 5 cm Tema Tema adalah dasar dari sebuah cerita, tema adalah pandangan hidup atau perasaan tertentu mengenai nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun gagasan dari suatu karya sastra. Topik atau tema pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai oleh pengarang ialah yang menjadi dasar unsur gagasan sentral. Tema dalam novel dan film masih mengandung makna yang masih umum yang nantinya akan diperinci lagi dalam bab maupun scene. Pada nocel 5 cm, tema dimasukkan ke dalam 11 bab. Sedangkan pada film 5 cm, tema diperinci kembali ke dalam 3 scene. Berikut hasil analisis kecenderungan tema yang terdapat pada novel dn film 5 cm pada setiap bab dan scene. Tabel 4.1 Perbandingan Tema Novel dan Film

6 Tema Novel % Tema Film % Bab Scene Percintaan 3 27, 27 % Percintaan 1 33, 33 % Keluarga % Keluarga 1 3, 33 % Persahabatan 4 36, 36 % Persahabatan 8 26, 66 % Perselingkuhan % Perselingkuhan % Pembauran % Pembauran % Petualangan 4 36, 36 % Petualangan 11 36, 66 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Dari analisi di atas dapat dilihat bahwa, tema dalam novel menjadi identitas bagi novel tersebut. Dapat dilihat kecenderungan tema pada novel 5 cm adalah persahabatan dan ppetualangan yang memiliki persentasi 36 % sedangkan 27 % sisanya memiliki tema percintaan. Tema pada Novel 5 cm benyak menitikberatkan ceritanya kepada arti seorang sahabat. Dimana sahabat bisa menjadi semangat dalam meraih sebuah mimpi dan citacita yang kita harapkan. Kisah perjuangan lima sahabat ini dikemas dalam bentuk petualangan yang membawa mereka menuju puncak mahameru, tidak lupa bumbu percintaan memiliki porsinya sendiri dalam tema novel ini. Sedangkan dalam Filmnya, Film 5 cm lebih banyak menitik beratkan pada petualangan yaitu 36 % dan percintaan 33 %. Tema persahabatan cenderung lebih kecil daripada tema percintaan yaitu 26 %. Ini dapat terjadi karena durasi dalam menceritakan sebuah cerita pada film cenderung lebih singkat dibandingkan novel. Sehingga ada beberapa kisah masa lalu yang dialami para sahabat ini tidak ditampilkan dalam filmnya.

7 Sedangkan 3 % dari tema film memiliki tema keluarga yaitu scene dimana perjuangan Ian dalam menyelesaikan skripsinya dengan di support oleh keluarganya. Ian dijanjikan untuk melanjutkan studi kuliahnya di Manchaster oleh papahnya Opening Opening merupakan elemen awal dalam sebuah cerita novel dan film. Pada novel opening adalah sebuah tanda adanya bab baru yang memiliki kesinambungan denganbab sebelumnya, sedangkan pada film elemen ini digunakan untuk menarik perhatian penonton. Tabel 4.2 Perbandingan Opening Novel dan Film Opening Novel % Opening Film % Bab Scene Expotition 5 45, 45 % Expotition 6 2 % Inciting Moment 5 45, 45 % Inciting Moment 16 53, 33 % Rising Actiom 1 9, 9 % Rising Action 8 26, 66 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Hasil analisis menunjukan sebagian besar opening pada novel 5 cm merupakan Expotition dan Inciting Moment yaitu 45 %. Opening pada bab ini banyak yang menggunakan teknik Expotition seperti pada pengenalan tokoh-tokoh dan sifat-sifat pada novel ini, kemudian juga pada dsekripsi penulis tentang kondisi atau suasana latar tempat cerita itu berlangsung. Penulis banyak berusaha menggambarkan suasana tempat pada setiap awal bab terutama tentang keindahan-keindagan pemandangan di semeru sebelum memasuki awal inti cerita. Sedangkan teknik Inciting Moment, dapat ditemui seperti pada munculnya tokoh Dinda dan Indy yang menjadi pengantar cerita pada baba

8 tersebut. Juga pada dimana Ian menegetahui ia dibohongi setelah memberikan quetioner skripsinya oleh sebuah perusahaan tertentu sehingga mengacaukan rencana Ian untuk menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Sedangkan porsi terakhir yaitu opening dengan menggunakan teknik Rising Action dapat dilihat di bab 9 dimana ketegangan terjadi pada saat para sahabat ini mengalami kendala ketika mendaki gunung semeru. Dam pada filmnya Opening yang sering digunakan adalah Inciting moment yaitu dengan persentase 53 %. Opening ini banyak digunakan oleh sutradara untuk menarik perhatian penonton tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh kelima sahabat ini dalam mencapai mimpi-mimpinya. Contohnya pada scene ke 14 dimana Ian begitu gontai mengetahui kalau quetioner skripsinya tidak diisi oleh pihak perusahaan yang berniat membantunya Karakter Tokoh Utama Tokoh utama dalam sebuah film merupakan tokoh tumpuan, dimana tokoh ini yang menjadi sorotan utama. Film dan novel 5 cm memiliki tokoh utama yang sedikit berbeda. Pada novelnya tokoh utama cerita adalam kelima sahabat yaitu Genta, Zafran, Ian, Arial, dan Riani. Sedangkan pada filmnya tokoh utamanya adalah Zafran, karena dia yang menjadi narator yang selalu mengiringi kisah-kisah pada film 5 cm dari awal sampai akhir. Tokoh Zafran ini memiliki kapasitas cerita yang lebih besar dibanding tokoh-tokoh lainnya. Dan tabel dibawah ini adalah hasil analisis penulis mengenai kecenderungan karakter tokoh utama dalam setiab bab dan scene. Tabel 4.3 Perbandingan Karakter Utama Novel dan Film Karakter % Karakter % Tokoh Bab Tokoh Scene

9 Utama Novel Utama Film Protagonis 11 1 % Protagonis 16 53, 33 % Antagonis Antagonis 1 3, 33 % Sidekick Sidekick 13 43, 33 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan karakter tokoh utama dalm novel 5cm adalah protagonis yaitu dengan presentase 1 %. Dikarenakan tokoh utama pada novelnya adalah kelima sahabat maka fokus penelitian menjadi lebih luas dan secara garis besar peran mereka pada setiap babnya adalah sebagai tokoh yang mempengeruhi alur jalan cerita sebagai tokoh yang baik. Sosok kelima sahabat ini meskipun memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda pada dasarnya mereka adlaah orang yang selalu mengambil pelajaran dari setiap kejadian-kejadian yang mereka alami. Bahkan mereka memiliki wawasan yang luas dalam berbagai macam bidang terutama soal wawasan tentang musik. Mereka sering membahas tentang makna-maknda dari sebuah lirik lagu sehingga mereka dapat mengambil sisi positif dari lagu-lagu tersebut. Sedangkan pada filmnya tokoh utamanya adalah Zafran, salah satu bagian dari kelima sahabat ini. Pada filmnya Zafran menjadi seorang narator yang mencaritakan kisah-kisah mereka selama ini sehingga cerita ini banyak berfokus ke Zafran. Pada filmnya Zafran cenderung menjadi tokoh protagonis dengan presentase 53 %. Zafran digambarkan sebagai anak band yang pandai berpuisi, meskipun kepribadiannya cenderung lebay, dia adalah sosok yang baik dan sering menjadi penyemangat dan penghibur disaat teman-temannya sedih. Sedangkan 43 % Zafran diceritakan sebagai karakter sidekick karena pada beberapa scene cerita berfokus ke teman-temannya yaitu

10 seperti pada kisah perjuangan Ian dalam menyelesaikan skripsinya dan tentang Arial yang berudaha merebut hati Indy. Dan 3 %-nya Zafran menjadi sosok antagonis yaitu pada satu scene dimana pikiran Zafran berkecamuk saat melihat kemolekan tubuh Dinda ketika menaiki tangga. Sehingga malaikat jahat datang untuk menggoda Zafran agar memikirkan hal-hal porno tentang Dinda Alur Cerita atau Plot Alur cerita atausering disebut juga plot merupakan rangkaian peristiwa yang dijalin berdasarkan hubungan waktu atau sebab akibat sehingga membentuk keutuhan cerita. Alur dalam sebuah novel menentukan bagaimana sebuah novel dapat menarik bagi pembacanaya agar terhanyut ke dalam cerita yang dibawa novel itu. Maka berdasarkan analisa didapatkanlah mengenai kecenderungan plot dalam film dan novel 5 cm. Tabel 4.4 Perbandingan Alur Cerita / Plot Novel dan Film Alur Cerita % Alur Cerita % / Plot Novel Bab / Plot Film Scene Maju 11 1% Maju 29 96, 66 % Mundur % Mundur % Campuran % Campuran 1 3, 33 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1% Dari hasil analisis seluruh bab pada novel 5 cm dikethui memiliki alur cerita atau plot yang maju, dimana kesninambungan jalan cerita dari awal sampai akhir lurus saja atau maju. Sedangkan pada filmnya memiliki alur cerita yang cenderung maju yaitu dengan persentase 96, 66 %. Dan sisanya 3, 33% campuran. Alur campuran ini dapat dilihat pada

11 scene ke 29 dimana disana diceritakan tentang Genta yang mengungkapkan perasaanya ke Riani namun ternyata orang yang selama ini dicintai Riani adalah Zafran. Pada bagian tersebut terdapat scene flashback ke saat-saat Riani memperhatikan Zafran sehingga menggambarkan kalau Riani mencintai Zafran Konflik Konflik berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi-aspirasi pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara stimultant. Konflik dapat terjadi paa berbagai macam keadaan dan berbagai tingkat kompleksitas. Tabel berikut ini menganalisa konflik yang terdapat dalam novel dan film 5 cm. Tabel 4.5 Perbandingan Konflik Novel dan Film Konflik % Konflik % Novel Bab Film Scene Internal 7 63, 63 % Internal 11 36, 66 % Eksternal 2 18, 18 % Eksternal 1 33, 33 % Flat 2 18, 18 % Flat 9 3 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Dari hasil analisis penulis diketahui bahwa dalam novel 5 cm lebih dominan ke arah konflik internal yang mencapai 63, 63 % dan konflik eksternal serta flat memiliki persentase 18, 18 %. Konflik eksternal terdapat pada bab 8 dan 9 serta flat terdapat pada bab prolog dan bab 1. Dan dalam film, konflik yang lebih menonjol adalah konflik internal dengan persentase sebesar 36, 66 % akan tetapi tidak sebesar dalam filmnya. Lalu konflik eksternal memiliki porsi 33, 33 % dan 3 %. Ini dikarenakan banyak bagian scene yang

12 tidak memiliki konflik yang signifikan serta konflik eksternal seperti keadaan medan gunung semeru yang berat sehingga menyusahkan para pendaki untuk mencapai puncak Gaya Bahasa Novel dan film memiliki gaya bahasanya sendiri, meskipun novel dan film memiliki kesamaan yakni mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan. Tabel 4.6 Perbandingan Gaya Bahasa Novel dan Film Gaya Bahasa % Gaya % Novel Bab Bahasa Film Scene Sehari-hari 11 1 % Sehari-hari 3 1 % Resmi % Resmi % Bertutur % Bertutur % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Gaya bahasa dalam film diwujudkan dengan audio dan visual. Dan dari analisa gaya bahasa yang digunakan pada novel 5 cm dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya bahasa yang digunakan 1 % adalah gaya bahasa sehari-hari. Gaya bahasa sehari-hari digunakan dalam novel untuk memudahkan penonton dalam mengartikan makna ataupun pesan yang ingin disampaikan. Dan pada filmnya pun tidak memiliki perbedaan, yaitu gaya bahasa yang digunakan adalah 1 % gaya bahasa sehari-hari. Dikarenakan film ini merupakan film remaja maka gaya bahasa sehari-hari lebih cocok digunakan untuk menyampaikan pesanpesan pada film ini agar mudah tersampaikan.

13 1.3.7 Closing Closing pada sebuah film digunakan untuk menandai berakhirnya suatu bagain cerita atau scene. Sedangkan pada novel, closing menandai berakhirnya satu bagian cerita yang terdapat dalam bab. Tabel di bawah ini adalah analisa penulis mengenai closing yang terdapat dalam film dan novel 5 cm, yang didasarkan pada scene per scene serta bab per bab Tabel 4.7 Perbandingan Closing Novel dan Film Closing novel % Closing film % Bab scene Happy Ending 11 1 % Happy Ending 3 1 % Sad Ending % Sad Ending % Flat Ending % Flat Ending % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Dalam film 5 cm, closing sebagai ending cerita keseluruhan atau benang merah antar scene. Menurut hasil analisa, kecenderungan closing film ini yaitu happy ending, begitu juga dengan novel yang memiliki closing happy ending. Meskipun terdapat perbedaan ending antara novel dengan filmnya. Ending pada novel diceritakan kalau Zafran menikah dengan Riani, Arial menikah dengan Indy, Genta menikah dengan Citra, Dinda menikah dengan Daniek, dan Ian menikah dengan Happy. Sedangkan pada filmnya memiliki perbedaan, karena tokoh Citra dan Daniek tidak ada, maka endingnya Genta belum menikah akan tetapi dia akan menjalin hubungan dengan Dinda.

14 1.3.8 Pesan Film merupakan media yang memberikan pengaruh kuat untuk para khalayak. Untuk itu dalam film terdapat pesan yang terkandung di dalamnya. Pesan inilah yang nantinya akan membawa pengaruh secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Dalam novel pun pesan dikatakan sebagai amanat. Berikut ini analisa penulis terhadap film dan novel 5 cm. Tabel 4.8 Perbandingan Pesan Novel dan Film Pesan % Pesan Film % Novel Bab Scene Agama % Agama 1 3, 33 % Moral 9 81, 81 % Moral 17 56, 66 % Sosial 2 18, 18 % Sosial 12 4 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Hasil penelitian di atas menunjukkan 81, 81 % pesan pada novel 5 cm bersifat moral, dan memiliki 18, 18 % pesan sosial. Pesan moral diberikan oleh penulis novel pada setiap babnya dalam bentuk cerita-cerita yang di ceritakan oleh tokoh-tokoh dalam novel. Seperti kisah Napoleon bonaparte yang dikisahkan Genta sebelum pendakian atau kisah tentang plato yang dikisahkan oleh Zafran pada saat di dalam kereta. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita ini kebanyakan mengandung makna untuk selalu menggapai cita-cita serta mimpi dalam hidup ini. Juga banyak pesan moral tentang eksistensi kita sebagai manusia, dan apa tujuan kita dalam hidup ini.

15 Begitupula pada filmnya, terdapat 56, 66 % pesan moral. Kecenderungan ini dapat kita lihat pada penceritaan yang tidak jauh dari usaha dalam menggapai mimpi dan kecintaan kepada negara kita. Pesan yang disampaikan ini terlihat dari pengambilanpengambilan gambar untuk menggambarkan betapa indahnya negeri kita tercinta ini Sudut Pandang Pencerita Sudut pandang dalams ebuah novel digunakan untuk membatasi isi pencerita dalam menempatkan dirinya pada novel sedangkan pengambilan sudut pandang penceritaan pada sebuah film adalah untuk kesan akhir yang diinginkan. Ini adalah analisa sudut pandang pencerita novel dan film 5 cm. Tabel 4.9 Perbandingan Sudut Pandang Novel dan Film Sudut Pandang % Sudut % Pencerita Novel Bab Pandang Scene Pencerita Film Orang Pertama % Orang Pertama 16 53, 33 % Tunggal Tunggal Orang Ketiga 11 1 % Orang Ketiga 14 46, 6 % Serba Tahu Serba Tahu Orang Ketiga % Orang Ketiga % Terbatas Terbatas Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Dari analisa di atas menunjukkan bahwa pencerita dalam novel 5 cm lebih menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dimana pencerita menempatkan dirinya diluar cerita dan menceritakan tentag perjalanan kelima sahabat ini.

16 Hasil analisa juga menunjukan kecenderungan sudut pandang yang digunakan pada film 5 cm adalah orang pertama tunggal, dimana cerita ini menggunakan sudut pandang Zafran dengan presentase 53, 33 %. Dan 46, 6 % menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, hal ini dapat dilihat dari scene-scene dimana terdapat cerita-cerita tentang sahabat-sahabat Zafran meski Zafran tidak termasuk dalam cerita tersebut, amka dapat disimpulkan Zafran mengetahui segala hal tentang teman-temannya dan ia menceritakannya kembali ke khalayak dengan sudut pandang itu Unsur Dramatik Unsur Dramatik dalam novel digunakan sebagai "bumbu" cerita agar pembaca dapat ikut masuk ke dalam cerita dan berimajinasi secara liar dengan pikirannya. Maka dalam film unsur dramatik dibutuhkan untuk melahirkan gerak cerita pada film itu sendiri. Berikut hasil analisa penulis mengenai unsur dramatik pada novel dan film 5 cm. Tabel 4.11 Perbandingan Unsur Dramatik Novel dan Film Unsur % Unsur % Dramatik Bab Dramatik Scene Novel Film Suspense 6 54, 54 % Suspense 9 3 % Curiosity 4 36, 36 % Curiosity 17 56, 66 % Surprise 1 9, 9 % Surprise 4 13, 33 % Jumlah 11 1 % Jumlah 3 1 % Dari analisis unsur dramatik pada novel memiliki kecenderungan unsur Suspense yaitu 54, 54 %. Unsur suspense ini banyak terdapat dalam bab-bab yang menceritakan pendakian kalima sahabat ini, dimana penulis membuat pembaca merasa tegang dengan

17 suasana yang menegangkan saat menghadapi berbagai kendala yang ada. 36, 36 % memiliki unsur curiosity, dimana penulis novel mengulur masalah yang ada agar menciptakan suatu rasa keingin tahuan yang tinggi oleh pembaca. Dan 9, 9 % sisanya adalah unsur surprise, unsur ini terdapat pada bagian ending cerita dimana pembaca diberi kejutan saat Genta menyatakan perasaanya ke Riani yang ternyata Riani memiliki perasaan ke Zafran. Pada filmnya unsur Dramatik ini lebih banyak memiliki unsur curiosity yaitu 56, 66 %, dimana penceritaan dibuat sedikit mengulur-ulur sehingga penonton memiliki rasa penasaran dan menduga-duga apa yang akan terjadi pada tokoh utama dalam film ini yaitu Zafran. Lalu unsur Suspense memiliki prosi 3 % dimana ketegangan-ketegangan mulai terjadi dalam film ini. Contohnya pada saat Ian ketinggalan kereta dan pada saat kelima sahabat ini terkena runtuhan batu waktu melakuakan pendakian ke puncak mahameru. Dan 13, 33 % sisanya adalah unsur surprise. Unsur ini seperti pada novelnya terdapat pada bagian dimana Genta menyatakan perasaannya ke Riani dan disana ditunjukan kalau ternyata Riani memiliki perasaan ke Zafran dan Dinda menyimpan perasaan ke Genta. 1.4 Pembahasan Film 5 cm karya Rizal Mantovani yang diangkat dari novel dengan judul sama karya Donny Dhirgantoro merupakan film bergenre drama yang dibalut dengan unsur petualangan dan komedi. Film ini merupakan film yang menarik untuk ditonoton oleh para remaja dan pendaki, karena kisahnya tidak hanya berputar soal persahabatan dan percintaan tapi juga tentang pendakian ke gunung tertinggi di pulau jawa, yaitu gunung semeru. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode analisis isi sengan pendekatan kuantitatif, peneliti akan menjelaskan mengenai perbandingan isi novel dan film 5 cm

18 yang dilihat dari struktur penceritaannya, maka ditemukan beberapa perbedaan dan kesamaan yang mendasar. Dalam hal ini konsep yang digunakan adalah teori komunikasi dua tahap dimana menurut teori ini media massa tidak bekerja dalam suatu situasi sosial yang pasif, tetapi memiliki suatu akses ke dalam jaringan hubungan sosial yang sangat kompleks, dan bersaing dengan sumber-sumber gagasan, pengetahuan dan kekuasaan yang lainnya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada struktur penceritaan seperti tema, opening, karakter tokoh utama, alur cerita / plot, konflik, gaya bahasa, closing, pesan, sudut pandang, dan unsur dramatik dimana novel sebagai acuan yang diadaptasi ke film dan divisualisasikan ke dalam gambar untuk mendapatkan nilai lebih dari sebuah novel dihati penontonnya. Berdasarkan hasil dari kedua koder dan peneliti novel yang diadaptasi ke dalam film dengan judul yang sama yaitu "5 cm" merupakan film adaptasi yang juga membawa maksud elemen penceritaan dlaam teks asal digugurkan dan tidak dimasukkan ke dalam film, banyak juga eleman dalam film diganti atau ditambah untuk menarik perhatian penonton. Dari hasil tersebut dan dikaitkan dengan teori yang digunakan, menyatakan bahwa novel dan film mempunyai fungsi yang sama sebagai media yaitu sama-sama menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda. Namun tidak sepenuhnya masyarakat dipengaruhi oleh media yang ia lihat, ada pula campur tangan orang terdekat yang bisa lebih mempengaruhi dalam menangkap makna dari pesan yang disampaikan. Pada tema dalam novel lebih menceritakan tentang persahabatan dan petualangan dengan diberi bumbu percintaan. Sedangkan pada filmnya tema yang ditonjolkan adalah petualangan dan percintaan dimana film "menjual" visualisasi menakjubkan dari gunung semeru sehingga sangat terasa unsur petualangan dalam film ini. Opeing yang

19 digunakan dalam novel banyak menggunakan teknik Expotition dan Inciting Moment dimana penulis novel sangat mementingkat deskripsi atau penggambaran latar suasana dari setiap bagian cerita dalam novel tersebut, dan penulis juga sering menunjukan kejadian-kejadian yang merusakn keselarasan dalam kisah tersebut dengan menceritakan halangan-halangan yang dialami tokoh utama. Sedangkan dalam filmnya opening yang digunakan sering menggunakan teknik inciting moment dimana awal mula permasalahan banyak ditunjukan disetiap scene film 5 cm ini dan unsur terbesar kedua adalah Rising action dimana film ini terlihat begitu menunjulkan sisi "action" saat melakukan pendakian menuju mahameru. Karakter tokoh utama dalam novel dan film memiliki sedikit perbedaan dikarenakan terdapat perbedaan tokoh utama dikeduanya. Pada novel, tokoh utama cerita ini adalah kelima sahabat, sedangkan tokoh utama pada filmnya adalah Zafran dimana cerita film dicceritakan dari narasi Zafran. Sehingga pada novelnya fokus penelitian ada pada garis besar karakter kelima sahabat ini, yaitu protagonis. Dan pada filmnya fokus penelitian karakter terdapat pada Zafran yaitu protagonis dan sidekick. Alur cerita / plot yang digunakan pada novel 5 cm adalah alur maju yang bercerita berdasarkan urutan kronologis namun pada filmnya terdapa unsur flashback pada saat bagian akhir film sehingga terdapat sedikit alur campuran meski secara agris besar alurnya adalah alur maju. Konflik internal mendominasi dalam novel 5 cm, sedangkan dalam novelnya konflik internal, eskternal, dan flat hampir seimbang. Gaya bahasa yang digunakan daalam novel dan film 5cm adalah cenderung menggunakan gaya bahasa sehari-hari. Closing dalam novel adalah happy ending, begitu juga dengan filmnya yang menggunakan closing happy ending. Pesan yang paling menonjol pada novel adalah pesan moral dimana penulis memasukkan kisah-kisah orang besar tentang memaknai arti dari sebuah mimpi dan eksistensi manusia dalam kehidupan ini. Sedangkan pada filmnya pesan moral mencominasi dan ada sedikit pesan sosial di

20 dalamnya. Sudut pandang dalam novel adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu dimana pencerita tidak ambil bagian atau termasuk dalam cerita tersebut. Sedangakan sudut pandang yang digunakan dalam filmnya menggunakan sudut pandang Zafran sehingga banyak menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal, namun disela-sela kisahnya terdapat kisah teman-temannya sehingga terdapat juga sudut pandang orang ketiga serba tahu. Unsur dramatik yang digunakan dalam novelnya cenderung menggunakan unsur suspense dimana penulis sering menggambarkan suasana genting sehingga memancing ketegangan pada pembaca. Sedangkan pada filmnya unsur dramatik yang digunakan kebanyakan adalah unsu curiosity dimana dari scene ke scene film ini berusaha megulur permasalahan sehinngga memancing rasa penasaran dan keingin tahuan penonton. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa film 5 cm merupakan salah satu yang terdapat sedikit perombakan karya sastra aslinya yaitu novel 5 cm.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Soraya Intercine Films adalah sebuah rumah produksi di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Soraya Intercine Films adalah sebuah rumah produksi di Indonesia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Soraya Intercine Films Soraya Intercine Films adalah sebuah rumah produksi di Indonesia. Soraya Intercine Films telah melahirkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam alur penyajian novel dan film memperlihatkan penyajian yang berbeda, meski sama- sama di dominasi oleh dialog dan peristiwa. Dalam film, banyak peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta film, karena film bukan hanya sebagai sarana hiburan masyarakat yang dapat dinikmati

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM FILM 5 CM. terjalin selama 10 tahun lamanya. Ditambah tak ada lagi lima sahabat yang dekat dengan

BAB II GAMBARAN UMUM FILM 5 CM. terjalin selama 10 tahun lamanya. Ditambah tak ada lagi lima sahabat yang dekat dengan BAB II GAMBARAN UMUM FILM 5 CM A. Film 5 Cm Film ini dibuat karena terinspirasi oleh kisah persahabatan lima remaja yang sudah terjalin selama 10 tahun lamanya. Ditambah tak ada lagi lima sahabat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Setelah mati selama hampir satu dekade, industri film Indonesia mulai bangkit lagi. Setiap tahun, jumlah produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perkembangan teknologi informasi kini berjalan begitu pesat dengan ditemukannya berbagai macam sarana informasi seperti alat cetak, radio, televisi hingga internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena dalam sebuah film terdapat bahasa, kebiasaan- kebiasaan, ceritacerita

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena dalam sebuah film terdapat bahasa, kebiasaan- kebiasaan, ceritacerita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bagian penting dari perkembangan kehidupan manusia untuk saat ini. Film bahkan menjadi gambaran bagaimana kehidupan suatu bangsa dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan pendidikan sekarang ini semakin penting, karena untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan pendidikan sekarang ini semakin penting, karena untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan sekarang ini semakin penting, karena untuk menumbuhkan dan mengembangkan civic culture yang membutuhkan upaya sistematis agar generasi muda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konflik dalam novel 5 cm

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konflik dalam novel 5 cm BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Konflik dalam Novel Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konflik dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro adalah sebagai berikut. a. Konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang bersifat imajinatif. Hal tersebut sependapat dengan Nurgiyantoro (2005:2) sebagai hasil yang

Lebih terperinci

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: Penulisan Skenario Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom 15Fakultas 15Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Penguatan Ide Cerita 082112790223// patriciarobin23@gmail.com 082112790223// patriciarobin23@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang berkembang pesat, sebagai contoh pada bidang perfilman, Laskar Pelangi merupakan sebuah judul film layar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari lahirnya berbagai macam sastra yang tentu tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Frederick C. Whitney (1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan),

BAB I PENDAHULUAN. dan Frederick C. Whitney (1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di era globalisasi saat ini, media massa mempunyai peran penting untuk mengarahkan khalayak untuk membentuk persepsi positif di dalam sebuah populasi masyarakat.

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, budaya dan gaya hidup yang di sebabkan dari media massa baik media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Film

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA 1 ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Joko Wahyudiyanto Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para seniman sering melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya sastra, misalnya pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film 5 cm adalah sebuah film yang disutradai oleh Rizal Mantovani, ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film 5 cm adalah sebuah film yang disutradai oleh Rizal Mantovani, ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film 5 cm adalah sebuah film yang disutradai oleh Rizal Mantovani, ini merupakan film pertamanya yang diangkat dari sebuah novel. Novel 5 cm sendiri dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral, Nilai Nasionalisme dan Nilai Pendidikan dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro

Analisis Nilai Moral, Nilai Nasionalisme dan Nilai Pendidikan dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro Analisis Nilai Moral, Nilai Nasionalisme dan Nilai Pendidikan dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro Rosmeri Saragih Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI Abstrak Metode ini adalah bertujuan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Menulis Skenario Drama dan Film Fakultas 15FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menulis Skenario Penulisan naskah untuk drama, film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah

Lebih terperinci

Sinopsis Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro

Sinopsis Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro Sinopsis Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro impian. harapan. citacita. penciptaan. alamnya. tanahnya. udaraku. udaranya. cinta. harapan. ilmu. sahabatku. negeriku. langit-langit kamarku. syairku. ke-aku-anku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras Unsur-unsur dalam Karya Sastra Kholid A.Harras Terbagi 2: Unsur Ekstrinsik Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik Segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara

Lebih terperinci

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. 1 Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan salah satu bagian dari perkembangan media masa. Film biasanya digunakan sebagai sarana hiburan ataupun digunakan sebagai sarana penyampaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian yang ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan masalah

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran CREATIVE THINKING Modul ke: Mencari dan Menemukan Ide Cerita Fakultas FIKOM Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Menggali Ide Cerita Ide atau gagasan yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian sosial. Kepedulian sosial tersebut dikerucutkan pada orang-orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. Film mempunyai kekuatan mendalam untuk memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak semakin mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Pakar komunikasi

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya 1.1.1 Alasan Pemilihan Tema Di Indonesia pada dasarnya sangat kental dengan cerita misteri, sampai saaat ini pun di radio-radio tanah air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Untuk keperluan ini, manusia dapat menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWI SMA MULIA MEDAN TENTANG PERSAHABATAN DALAM FILM 5 Cm

PERSEPSI SISWI SMA MULIA MEDAN TENTANG PERSAHABATAN DALAM FILM 5 Cm PERSEPSI SISWI SMA MULIA MEDAN TENTANG PERSAHABATAN DALAM FILM 5 Cm MELATI INDAH MENTARI 090904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Persepsi Siswi SMA Mulia Medan tentang Persahabatan dalam Film 5 Cm. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi selama satu dekade ini sangatlah pesat khususnya komunikasi. Karena beberapa saat saja kita dapat berhubungan secara langsung dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Akhirnya penulis sampai pada bab kesimpulan setelah menyelesaikan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Akhirnya penulis sampai pada bab kesimpulan setelah menyelesaikan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Akhirnya penulis sampai pada bab kesimpulan setelah menyelesaikan uraian demi uraian yang membuat penulis semakin sadar akan arti sebuah penelitian. Pada kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan ini merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya sekedar

Lebih terperinci

R E S E N S I N O V E L 5 CM. Disusun Oleh. Nama : Rudy Harmawan. Kelas : XII IPA 3 NIS : 11049

R E S E N S I N O V E L 5 CM. Disusun Oleh. Nama : Rudy Harmawan. Kelas : XII IPA 3 NIS : 11049 R E S E N S I N O V E L 5 CM Disusun Oleh Nama : Rudy Harmawan Kelas : XII IPA 3 NIS : 11049 SMAN 1 Kuala Kapuas Tahun Ajaran 2011/2012 Judul Buku : 5 CM Penulis : Donny Dhirgantoro Penerbit : PT.Grasindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dunia perfilman horor Indonesia semakin marak dan maju. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap bioskop ada, satu bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memaknai wacana atau suatu gagasan kita tidak hanya terpaku pada tuturan yang disampaikan, namun juga konteks yang mengikuti dan bagaimana pengaruhnya. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 72 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Proses Produksi Film pendek 5 Rumus Cinta merupakan film bergenre drama fiksi yang dikarang oleh Rizka Anwar Fauzia. Film ini melewati berbagai tahapan proses dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis berasal dari bahasa latin Literatura (litera huruf atau karya tulis ). Istilah tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan pengungkapan dari pragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dan terjadi konflik-konflik

Lebih terperinci

RESENSI NOVEL PERAHU KERTAS

RESENSI NOVEL PERAHU KERTAS RESENSI NOVEL PERAHU KERTAS Nama : Andi Siti Fatimah Alwi Kelas : X IPA 3 No : 7 1. Identitas Novel Judul buku : Perahu Kertas Penulis : Dewi Lestari Dee Penerbit : Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

KAJIAN EKRANISASI NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN FILM 5 CM KARYA SUTRADARA RIZAL MANTOVANI

KAJIAN EKRANISASI NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN FILM 5 CM KARYA SUTRADARA RIZAL MANTOVANI KAJIAN EKRANISASI NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN FILM 5 CM KARYA SUTRADARA RIZAL MANTOVANI JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persaratan Dalam Menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan manusia dalam menangkap informasi berbeda-beda ada yang lebih mudah menerima informasi berupa tulisan, gambar, tulisan bergambar, audio, video dan audio video

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti memilih program lenong rempong trans 7 karena program yang menarik dan banyak sekali keunikan di program tersebut. Banyak sekali kejadian yang menghibur pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, komunikasi sudah banyak cara penyaluran pesannya kepada masyarakat, salah satunya adalah film, disamping menggunakan media lain, seperti koran, televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Mendeskripsikan Alur Novel Remaja Terjemahan Tahun Ajaran 2013 belum ada. Namun, ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern semakin banyak media hiburan film yang dapat dinikmati masyarakat.film merupakan sesuatu yang sudah dikenal oleh seluruh dunia.film merupakan media campuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci