BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga
|
|
- Hadi Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Mendeskripsikan Alur Novel Remaja Terjemahan Tahun Ajaran 2013 belum ada. Namun, ada penelitian PTK yang berjudul Peningkatan Kemampuan Memahami Alur Cerpen Siswa Kelas VIII-1 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007 Melalui Teknik Penyusunan Kembali Visualisasi Alur oleh Ernita Maharani (2007). Masalah yang dikaji dalam penelitian ini ada dua yaitu: (1) bagaimana peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan dalam memahami alur cerpen setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik penyusunan kembali visualisasi alur, dan (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII-1 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik penyusunan kembali visualisasi alur. Hasil dari penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan sebesar 69,90 kemudian pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 1,93 menjadi 71,83. Selanjutnya terjadi peningkatan lagi sebesar 7.14 menjadi pada siklus II. Sebelum diadakan kegiatan siklus I dan siklus II, siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata hanya 18 atau 42,86%, pada siklus I menjadi 26 siswa atau 61.90%. Peningkatan yang terjadi sebesar 19,04% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 95.24% atau 40 siswa. Peningkatan yang terjadi sebesar 33.34%.
2 Penelitian di atas mempunyai relevansi dengan penelitian ini. Persamaan antara penelitian Ernita Maharani 2007 dengan penelitian ini yaitu keduanya meneliti alur pada peserta didik SMP. Perbedaanya penelitian sebelumnya berbentuk PTK, sedangkan pada penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu mengambarkan kemampuan siswa apa adanya. Objek pada penelitian sebelumnya adalah alur cerpen, sedangkan dalam penelitian ini, alur novel remaja. Perbedaan lainya dari segi metode dan jenis penelitian. 2.2 Kajian Teori Hakikat Alur Alur atau plot merupakan urutan atau rangkaian kejadian atau peristiwa dalam suatu karya fiksi yang memiliki tahapan-tahapan tertentu secara kronologis. Berikut ini diuraikan hakikat alur menurut para ahli. Menurut Aminudin (1991:126) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dari keseluruhan fiksi (Semi, 1988: 43). Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005: 113), mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Sedangkan menurut Rusyana (1987:67) mengemukakan bahwa alur bukan sekedar urutan cerita dari A sampai
3 Z, melainkan merupakan hubungan sebab-akibat peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain di dalam cerita. Foster (dalam Tuloli 2000: 19) mengemukakan plot merupakan rentetan peristiwa dalam suatu fiksi (novel dan cerpen) tersusun dalam uraian waktu dan berdasarkan hukum sebab akibat. Plot sama dengan kerangka cerita, yang menjadi susunan stuktur cerita. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa alur/plot adalah rangkaian peristiwa yang dihubungkan oleh sebab akibat peristiwa yang satu dengan yang lainnya dalam cerita Macam-Macam Alur Firdausi (2012) membagi alur atau plot menjadi tujuh macam alur, ketujuh macam alur tersebut dapat diuraikan berikut ini: a. Alur Maju (Progesi) adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita, disebut juga alur krognitif tahapannya: awal, perumitan, klimaks, antiklimaks, akhir. b. Alur Mundur (Regresi) adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita Disebut juga alur tak Krognitif Tahapannya : akhir, antiklimaks, klimaks, peruwitan, awal.
4 c. Alur Sorot balik (Flashback) adalah alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang bisa memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir. Tahapannya : klimaks, antiklimaks, akhir, peruwitan, awal. d. Alur Campuran (maju-mundur) adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain. Disebut juga alur Maju - Mundur Tahapannya: klimaks, peruwitan, awal, antiklimaks, penyelesaian. e. Alur Klimaks adalah alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa meningkat menjadi penting yakni lebih menegangkan. f. Alur Antiklimaks adalah alur yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa menegangkan kemudian menjadi kendor dan berakhir dengan peristiwa biasa. g. Alur Kronologis adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu. Dalam alur ini terdapat hitungan jam, menit, detik, hari dan sebagainya Tahapan Alur Berikut ini diuraikan tahapan alur menurut para ahli. Tuloli (2000:20) membagi tahapan plot/alur menjadi tiga susunan peristiwa, ketiga peristiwa itu dapat dikembangkan sebagai berikut:
5 a. Peristiwa pertama awal meliputi: (1) Eksposisi (paparan): perkenalan tempat kejadian, waktu, topik, dan tokoh-tokoh; (2) Inciting moment (rangsangan): pengembangan problema-problema dalam peristiwa; (3) Rising action (gawatan): problema itu mulai meningkat sehingga terjadi konflik; b. Peristiwa kedua (tengah) meliputi: (1) Complication (rumitan): konflik semakin ruwet dan makin tinggi; (2) Klimaks: kerumitan mencapai puncak; c. Peristiwa ketiga (akhir) melipti: (1) Falling action (leraian): konflik menuruan, emosi yang memuncak berkurang; (2) Donoument (selesain): penyelesaian problema, ada yang berakhir dengan perceraian dan ada yang berakhir dengan kebahagian. Menurut Lubis (dalam Tarigan 2008: 156) setiap cerita biasanya dapat dibagi atas lima bagian, yaitu: a) Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan atau situasi), b) Generation circumstance (peristiwa yang bersangkut paut, yang berkait-kaitan mulai bergerak), c) Rising action (keadaan muai memuncak), d) Climax (peristiwa-peristiwa mencapai klimaks), e) Denouement (pengarang memberikan pemecahan sosial dari semua peristiwa).
6 Nurgiyantoro membagi tahapan plot menjadi beberapa rincian lagi. Rincian yang dimaksud diuraikan pada penjelasan berikut. a) Tahap situation (tahap penyituasian), tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita, pemberian informasi awal, dal lain-lain yang terutama, berfungsi melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. a) Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Tahap pertama dan kedua pada pembagian ini, tampaknya berkesesuaian pada tahap awal pada penahapan seperti yang dikemukakan di atas. b) Tahap rising action (tahap peningkatan konflik), Konflik yang terjadi semakin mencengkam dan menegangkan. c) Tahap climax (tahap klimaks), Konflik yang dialami pelaku mencapai titik intensitas puncak. Klimaks dalam sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. d) Tahap denoument (tahap penyelesaian), Pada tahap ini konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Berdasarkan pendapat para ahli tentang tahapan alur di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih tahapan yang dirumuskan oleh Nurgiyantoro, karena dianggap lebih sesuai digunakan untuk mendeskripsikan alur/plot sebuah karya sastra.
7 2.2.4 Cara Menentukan Alur Alur sering juga disebut dengan istilah plot atau jalan cerita. Schmitt dan Viala (1982: 62) menyatakan bahwa alur merupakan serangkaian dari tindakan, keadaan, situasi, dan kejadian yang dialami oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur mengandung hubungan antarperistiwa yang memiliki sebab akibat (logis), tidak sekedar berurutan secara kronologis saja. Oleh karena itu, dalam menentukan alur sebuah novel, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mencari unsur terkecilnya, yaitu sekuen. Sekuen secara umum adalah bagian dari teks yang membentuk hubungan keterkaitan yang berada pada cerita inti. Sekuen sendiri berasal dari urutan potongan-potongan cerita yang diwujudkan melalui tahapan-tahapan dalam perkembangan cerita. Dalam menentukan sekuen, perlu diperhatikan dua kriteria, yaitu: (1) harus berpusat pada satu titik fokus, yang memiliki pengamatan terhadap satu atau objek yang sama atau satu pandangan yang sama terhadap objek yang berbedabeda dan (2) sekuen harus membentuk koherensi waktu dan ruang, peristiwa terjadi pada tempat dalam satu periode kehidupan seseorang, atau kejadiankejadian yang memiliki kesamaan ide (Schmitt & Viala,1982: 27). Berdasarkan hubungan antarsekuen tersebut, Barthes (1981: 15-16) mengemukakan bahwa ada dua fungsi sekuen, yaitu fonction cardinale (fungsi utama) dan fonction catalyse (fungsi katalisator). Satuan-satuan yang memiliki fungsi utama dihubungkan berdasarkan hubungan sebab-akibat atau hubungan logis. Fungsi inilah yang memiliki peran utama dalam mengarahkan jalan cerita. Satuan katalisator berfungsi menghubungkan cerita yang lain, mempercepat,
8 memperlambat, melanjutkan kembali, merangkum, mengantisipasi, dan kadangkadang membingungkan pembaca. Oleh sebab itu perlu diperhatikan faktor pengembangan alur. Menurut Tuloli (2000: 25-27) dalam menentukan sebuah plot atau alur di pengaruhi oleh beberapa faktor pengembangan plot atau alur sebagai berikut: a. Kebolehjadian atau Plausibilitas Cerita hendaknya meyakinkan pembaca sehingga masuk akal sesuai dengan logika cerita. Sesuatu yang dapat diterima akal manusia dalam cerita harus diukur dari dalam cerita itu sendiri. Sebab cerita adalah karya kteatif yang imajiner. Logika dalam dapat ditinjau dari hubungan kasual, mencerminkan kehidupan yang realitas imajiner, atau hubungan waktu dan tempat. Hal itu mungkin dilihat dari situasi tokoh, latar, perwatakan, peristiwa, tingkah laku dan lain-lain. b. Tegangan (suspense) Pembaca tertarik bahkan sangat merasa tegang dengan kelanjutan peristiwa yang menimpa seorang tokoh. Ada rasa ingin tahu terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh, apalagi tokoh yang mendapat simpati dari pembaca. Tegang inilah yang mengikat pembaca untuk harus mengikuti jalan cerita sampai selesai. Tegang mungkin disebabkan oleh: (1) masalah siapa, apa, dan bagaimana hal itu terjadi, (2) peristiwa yang tidak terlelakkan dalam sesuatu perjalanan cerita.
9 c. Kejutan (Surprise) Peristiwa dalam karya sastra kadang-kadang menyimpang atau bertentangan dengan harapan atau dengan kita. Hal itu dalam karya sastra dikenal dengan kejutan. Kejutan ini bisa terjadi dalam berbagai tataran struktur karya sastra, seperti pada peristiwa, penokohan gaya bahasa, juga penyelesaian dalam suatu konflik. ) Sesuatu yang bersifat bertentangan itu dapat menyangkut berbagai aspek pembangun karya fiksi, misalnya sesuatu yang diceritakan, peristiwaperistiwa, penokohan-perwatakan, cara berpikir-berasa-bereaksi para tookoh cerita, cara pengucapan dan gaya bahasa, dan sebagainya (Nurgiyantoro, 2012: 136). d. Kebetulan (Tiba-tiba) Faktor kebetulan ini sering dapat mengembangkan plot cerita. Hal-hal kebetulan itu sebenarnya tetap direncanakan oleh pengarang untuk melanjutkan peristiwa-peristiwa dalam fiksi. Faktor kebetulan juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan nasib tokoh. Kadang-kadang perubahan itu tidak dapat dilihat dari unsur sebab akibat misalnya tokoh yang dari awalnya jahat pada suatu situasi tertentu tiba-tiba menjadi sangat baik, karena sautu faktor tertentu. Dengan kata lain, ada pertautan makna secara logis merupakan suatu hal yang tak dapat dihilangkan begitu saja. Plot dalam hal ini, justru berfungsi untuk menghubungakan antar berbagai peristiwa dan konflik tersebut dalam suatu wadah, ikatan, kesatuan, sehingga seluruhnya menjadi padu dan koherensif.
BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan telah diatur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Peneliti penelitian sebelumnya berisi tentang
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di
Bab 5 Ringkasan Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Jepang. Wanita kelahiran 26 Februari 1961 mengawali karir sebagai penulis komik sejak umur tujuh belas tahun. Setelah mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Yang Relevan Penulusuran pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahwa penelitian tentang perbandingan dalam novel sudah ada, antara lain tokoh, latar dalam novel. Tetapi
Lebih terperinciALUR DALAM FIKSI. Kusmarwanti, M. Pd. Bahan mata kuliah Kajian Fiksi
ALUR DALAM FIKSI Kusmarwanti, M. Pd. Bahan mata kuliah Kajian Fiksi Buku Berkenalan dengan Prosa karya Prof. Suminto A. Sayuti Buku Pengkajian Fiksi karya Prof. Burhan Nurgiyantoro Sumber Referensi 18
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)
KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI
BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang dapat dilakukan seseorang Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 869).
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan merupakan kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam satu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciHAKIKAT PLOT DAN PENGEMBANGANNYA DALAM KARYA SASTRA. Nurhidayati Jurusan Sastra Arab FS UM
HAKIKAT PLOT DAN PENGEMBANGANNYA DALAM KARYA SASTRA Nurhidayati Jurusan Sastra Arab FS UM nurhidayati.fs@um.ac.id Abstrak: Plot merupakan salah satu unsur intrinsik cerita baik dalam cerpen maupun novel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan. Bisa dikatakan manusia hidup berdampingan dengan problematika tersebut. Demikian juga dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik
BAB II KAJIAN TEORI A. Struktur Novel Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Penyusunan skripsi dengan judul Analisis Alur Cerita, Tokoh, dan. Penokohan Pada Cerpen Hankechi Karya Akutagawa Ryuunosuke yang
ABSTRAKSI Hankechi adalah sebuah karya fiksi karya Akutagawa Ryuunosuke, ceritanya mengenai kehidupan masyarakat Jepang pada Zaman Taisho. Pada zaman tersebut masyarakatnya masih menjunjung tinggi norma
Lebih terperinciPENULISAN KARANGAN FIKSI * Oleh: ASHADI SIREGAR
PENULISAN KARANGAN FIKSI * Oleh: ASHADI SIREGAR 1. ASAS-ASAS KARANGAN FIKSI 1.1. Karangan fiksi, karangan khayali, karangan imajiner; yaitu karangan yang berasal dari dunia subyektif seseorang, atau ekspresi
Lebih terperinciPembelajaran Apresiasi cerpen oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
Pembelajaran Apresiasi cerpen oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia A. Pembelajaran Apresiasi Cerpen Dalam dunia pendidikan dikenal istilah pengajaran dan pembelajaran. Kedua istilah tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang struktural sastra dan sosiologi sastra. Pendekatan struktural dilakukan untuk melihat keterjalinan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra itu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian
7 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Cerpen Pengertian cerpen adalah sebagai berikut. 2.1.1 Pengertian Cerpen Cerita pendek atau sering disebut cerpen adalah suatu bentuk bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang
II. LANDASAN TEORI 2.1.Kemampuan Mengapresiasi Cerpen 2.1.1 Pengertian Apresiasi Secara leksikal, appreciation apresiasi mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci: Komik Yasei no kimi ni kubittake Komik Nantoka shinakucya Komik Konomi haatofuru Pesan Moral
Abstraksi Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru adalah komik karya Ide Mayumi. Ketiga komik ini menceritakan tentang kehidupan remaja Jepang yang dipenuhi dengan konflik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan umat manusia tidak lepas dari kebutuhan material dan nonmaterial. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier. Sedangkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut ragamnya terbagi menjadi tiga, yaitu prosa, puisi, dan drama. Berkaitan dengan prosa fiksi umumnya dibagi menjadi dua, cerita pendek (cerpen) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciNILAI RELIGIUS NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI RELIGIUS NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA oleh: Istiana Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia istianalestari661@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Landasan Teori Plot adalah alur atau jalan cerita. Alur ini akan mengantarkan lakon menjadi semakin menarik. Tanpa garapan alur yang matang, drama sering terasa memuakkan. Drama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dalam satu krisis yang menentukan misalnya novel Pagar Kawat Berduri karya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Novel Novel melukiskan kejadian yang luar biasa, yang berakhir dengan perubahan nasib pelaku utama. Wujud novel ialah konsentrasi kehidupan pada satu saat dalam satu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Istilah sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Xue Xinran seorang presenter dan jurnalis asal China yang juga dikenal sebagai Oprah Winfrey dari Nanjing, lahir di Beijing pada tahun 1958. Dalam sebuah acara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. adalah pengubahan karya sastra atau kesenian menjadi bentuk kesenian yang
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Alih Wahana Kegiatan alih wahana dalam beberapa tahun terakhir menjadi hal yang sering dibicarakan. Bahasan yang sering dijadikan pembicaraan dan bahan studi adalah pengubahan
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada. Sastra merupakan suatu karya fiksi yang memiliki pemahaman mendalam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra merupakan suatu karya fiksi yang memiliki pemahaman mendalam, bukan hanya
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dari analisis fakta-fakta cerita dan tema novel AKK karya Sunaryata
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Dari analisis fakta-fakta cerita dan tema novel AKK karya Sunaryata Soemardjo dengan menggunakan pendekatan struktural dapat disimpulkan sebagai berikut. Tokoh dan penokohan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada umumnya drama menampilkan beberapa tokoh yang saling. sebagai manusia hidup di dunia nyata artinya tokoh-tokoh tersebut
10 II. LANDASAN TEORI 2.1 Drama Pada umumnya drama menampilkan beberapa tokoh yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk kisah atau alur cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Pertama-tama penulis memaparkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Membicarakan sosiologi dan sastra adalah membicarakan sampai di mana hubungan antara sosiologi dan sastra. Secara institusional objek sosiologi dan sastra
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Almahendra serta film 99 Cahaya di Langit Eropa arahan sutradara Guntur
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta film 99 Cahaya di Langit Eropa arahan sutradara Guntur Soeharjanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya yang dapat menghibur sekaligus dapat memberikan pelajaran hidup kepada para penikmatnya. Hal tersebut dikarenakan karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAGIAN II ANALISIS INTERTEKSTUAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI
BAGIAN II ANALISIS INTERTEKSTUAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI A. Hakikat Sastra 1. Pengertian Sastra Sastra merupakan kata serapan dari bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Lebih terperinciANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA
ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA Oleh: Meiti Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Macun.meti@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciMODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan menulis cerpen memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas rendahnya kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Seluk Beluk Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. hal, seperti sosial budaya, kemasyarakatan dan sastra itu sendiri tentunya. Dalam
BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian yang akan saya lakukan merupakan bidang sastra yang mencakup banyak hal, seperti sosial budaya, kemasyarakatan dan sastra itu sendiri tentunya. Dalam penelitian ini, saya
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Untuk menemukan struktur dan aspek sosiologi sastra novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro GK, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Tarigan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata
BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problem kehidupan yang terkadang pengarang sendiri ikut berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan karya lisan atau berupa tulisan yang memiliki berbagai ciri, keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan dan keindahan dalam isi dan ungkapannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna atau pesan yang terkandung di dalamnya. Tema dan ide cerita dalam novel juga sangat beragam, misalnya, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Novel merupakan salah satu karya sastra yang tidak asing bagi pembaca. Novel hadir sebagai alat untuk merepresentasikan kehidupan manusia. Pengalaman kemanusiaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis menggunakan pendekatan struturalisme yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai cerpen Dodolitdodolitdodolibret karya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 2.1 Definisi Novel Sebutan novel berasal dari bahasa Itali, yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH KARYA DIMAS ABI OLEH
PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH KARYA DIMAS ABI OLEH ELVA BOTUTIHE NIM : 311409107 Telah diperiksa dan disetujui
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian sosial. Kepedulian sosial tersebut dikerucutkan pada orang-orang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa penelitian-penelitian sebelumnya. Sub bab ke dua berisi tentang teori struktural meliputi unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kemampuan menentukan unsur-unsur intrinsik pada cerpen yang dibaca,
2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian tentang kemampuan menentukan unsur-unsur intrinsik pada cerpen yang dibaca, berdasarkan hasil penelurusan peneliti pada pustakaan pada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karya fiksi tidak harus sama dan memang tidak perlu disamakan dengan kebenaran yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fiksi Novel dan cerpen merupakan sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti alur, tokoh dan penokohan dan sebagainya. Kebenaran dalam karya fiksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3
1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis. Suatu disiplin
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis. Suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaidah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan
Lebih terperincimenyampaikan pesan cerita kepada pembaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil dari perenungan dan imajinasi, selain itu juga berdasarkan yang diketahui, dilihat, dan juga dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai kajian novel Misteri Matinya Wanita Simpanan karya S. Mara Gd., dan Kenangan Kematian karya Agatha
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Pada bab II ini penulis membahas mengenai studi terdahulu tentang novel Ziarah Yang Terpanjang karya K.Usman yang digunakan penulis sebagai acuan dalam melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai
Lebih terperinciKemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi
Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3
KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai
Lebih terperinci