BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pebuhan Indonesia II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pebuhan Indonesia II"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pebuhan Indonesia II Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah melalui Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII. Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1964 aspek operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority, sedangkan aspek komersial tetap di bawah pengelolaan PN Pelabuhan I sampai dengan VIII. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969, pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tahun 1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) pelabuhan yang hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. PERUM pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun Status PERUM ini kemudian dirubah lagi menjadi PT. Pelabuhan Indonesia I sampai IV pada tahun 1992 sampai saat ini. PT. Pelabuhan Indonesia II sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia, didirikan pada tanggal 1 Desember 1992 sesuai Akta Pendirian Perusahaan Nomor 3 oleh Notaris Imas Fatimah, serta akta perubahan tanggal 5 Mei 1998 oleh Notaris Imas Fatimah 41

2 42 Sarjana Hukum. Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, memiliki wilayah operasi di 10 propinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang diusahakan, yaitu : Pelabuhan Teluk Bayur di Propinsi Sumatera Barat, Pelabuhan Jambi di Propinsi Jambi, Pelabuhan Palembang di Propinsi Sumatera Selatan, Pelabuhan Bengkulu di Propinsi Bengkulu, Pelabuhan Panjang di propinsi Lampung, Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Propinsi Bangka Belitung, Pelabuhan Banten di Propinsi Banten, Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa di Propinsi DKI Jakarta, Pelabuhan Cirebon di Propinsi Jawa Barat dan Pelabuhan Pontianak di Propinsi Kalimantan Barat. Selain itu perseroan memiliki tiga anak perusahaan dan dua perusahaan afiliasi. Ketiga anak perusahaan tersebut adalah PT. Rumah Sakit Pelabuhan dengan kepemilikan saham perseroan 99% dan Koperasi Pegawai Maritim (KOPEGMAR) sebesar 1% PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) dengan komposisi saham PT. Pelindo II 99% dan Koperasi Pegawai Maritim (KOPEGMAR) sebesar 1%, sedangkan anak perusahaan lainnya adalah PT. Electronic Data Interchange (EDI) Indonesia dengan kepemilikan saham PT. Pelindo II 51% dan PT. Sisindokom Lintas Buana sebesar 49%. Perusahaan afiliasi PT. Pelindo II masing-masing adalah PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) dengan kepemilikan saham 48,9% Pelindo II dan 51% Grosbeak Pte.Ltd dan Koperasi Pegawai Maritim (KOPEGMAR) sebesar 1%, Sementara di Terminal Petikemas Koja (TPK Koja) yang merupakan kerjasama operasi antara PT. Pelindo II (52,12%) dengan PT. Ocean Terminal Petikemas (47,88%) yang telah beroperasi sejak tahun 1998.

3 Logo dan Slogan PT Pelabuhan Indonesia II Gambar: 4.3 Logo Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II 38 Berikut ini adalah keterangan mengenai makna dari Logo PT Pelindo II: 1. Ikan lumba-lumba ini mengartikan bahwa perusahaan siap bekerja dalam waktu 24/7 atau 24 jam nonstop dalam melayani kegiatan kepelabuhanan. Dipilihnya ikan lumba-lumba ini, karena ikan jenis ini meiliki respon cepat dan hanya tidur lima menit dalam sehari. 2. Warna jingga dan biru yang mewarnai logo baru mengekpresikan sinar cahaya matahari terbit dan ketangkasan dalam berekpresi. 3. Untuk warna jingga mengandung makna adanya sebuah perubahan, kekuatan 38

4 44 baru, rasa optimis, serta mengsimbolkan semangat dan kebanggaan karyawan untuk secara bersama mengujudkan tujuan organisasi. 4. Sedangkan untuk warna biru, menggambarkan kesiapan perusahaan memasuki era baru yang dinamis dan fleksibel pada setiap komponen perusahaan dalam menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan perusahaan sebagai operator pelabuhan kelas dunia atau world class port operator. 5. Paduan grafis yang menghiasi logo ikan lumba-lumba yang sedang melompat, menginspirasikan seperti anak panah yang melesat diatas permukaan laut yang luas. 6. Tulisan IPC (Internadtional Post corporation) engan tagline Energizing Trade, Enegrizing Indonesia, yang disandingkan dengan logo baru tersebut, menginspirasikan arah dan tujuan dari transformasi. 7. Pemilihan nama IPC (Internadtional Post corporation) adalah sebagai bentuk dari semangat berorientasi kepada market. Karena link bisnis PT Pelindo II selama ini langsung berhubungan dengan dunia internasional, sehingga IPC (Internadtional Post corporation) akan lebih memiliki cita rasa Internasional. Adapun slogan dari PT Pelindo II adalah Productivity for everyone, berdasarkan slogan tersebut diyakini dapat membawa perusahaan BUMN ini menjadi lebih dinamis dan kompetitif serta mampu menjadi salah satu pemain dunia dalam bisnis pelabuhan.

5 Visi dan Misi PT. Pelindo II Pelayanan dan kepuasan pelanggan sebagai kata kunci seluruh aktivitas perusahaan harus menjadi budaya dan etika setiap elemen perusahaan dalam pelaksanaan tugasnya, sebagaimana yang tercermin dalam visi dan misi perusahaan. Visi Perusahaan adalah memberikan jasa kepelabuhan secara handal dengan mutu pelayanan yang baik. Misi Perusahaan adalah mewujudkan visi perusahaan melalui peningkatan realisasi komitmen perusahaan kepada mitra, pelangan, kepentingan nasional, pemilik, masyarakat pelabuhan dan anggota perusahaan. Komitmen perusahaan adalah : 1. Kepada mitra dan pelanggan jasa pelabuhan Menyediakan dan mengoperasikan jasa pelayanan kepelabuhan yang handal dengan mutu yang baik. 2. Kepada kepentingan nasional Meningkatkan kesehatan perusahaan secara professional dan dapat mendorong pengembangan ekonomi nasional. 3. Kepada anggota perusahaan Mewujudkan sumber daya insani yang beriman, bermutu, optimis, bersikap melayani dan ramah, bangga kepada perusahaan dan budayanya, serta mampu memberikan kesejahteraan dan kepuasan kerja kepada karyawan.

6 Kegiatan Usaha PT. Pelindo II Setiap pelabuhan memiliki portofolio bisnis dasar yaitu memberikan pelayanan terhadap kapal untuk berlabuh dan bertambat guna melakukan bongkar muat barang dan naik turun penumpang, serta memberikan pelayanan terhadap barang yang akan dimuat dan barang yang telah dibongkar dari kapal. Berkembangnya teknologi, volume perdagangan dan ukuran kapal menyebabkan bertambahnya kegiatan dan bidang usaha pelabuhan. Bidang usaha Pelindo II meliputi penyediaan dan pengusahaan berbagai aktivitas sebagai berikut: 1. Perairan dan kolam pelabuhan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat kapal berlabuh. 2. Pemanduan dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan, olah gerak kapal dalam kolam pelabuhan, serta jasa pemanduan dan penundaan kapal yang melakukan pelayaran dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya, serta jasa angkutan bandar. 3. Fasilitas untuk kapal bertambat dan melakukan bongkar muat barang dan hewan. 4. Fasilitas pergudangan dan lapangan penumpukan. 5. Terminal petikemas untuk melayani bongkar muat petikemas di pelabuhan. 6. Terminal curah untuk melayani bongkar muat barang curah. 7. Bongkar muat barang di terminal konvensional. 8. Terminal penumpang untuk melayani embarkasi dan debarkasi penumpang kapal laut.

7 47 9. Fasilitas listrik, air minum dan telepon untuk kapal dan umum dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan. 10. Lahan untuk industri, bangunan dan ruang perkantoran umum. 11. Fasilitas pelayan rumah sakit untuk umum yang dilakukan oleh anak perusahaan, PT Rumah Sakit Pelabuhan. 12. Fasilitas pendidikan dan pelatihan kepelabuhan yang diwadahi oleh Balai Pendidikan dan Latihan (BPL). Selain portofolio bisnis di atas, perusahaan memiliki peluang untuk mengembangkan kegiatan bisnis lain yang berkaitan dengan bidang usaha yang telah ada, antara lain di bidang jasa informasi pengelolaan cargo distribution center, maupun inland container depot, baik yang dikelola oleh perusahaan sendiri maupun yang dilaksanakan melalui kerjasama usaha dengan pihak swasta.

8 Struktur Organisasi Public Relations PT. Pelindo II President Director R.J. Lino Sekretaris Perusahaan Rima Novianti Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Humas Hambar Wiyadi Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Antar Lembaga Kiki M. Hikmat Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Tata Usaha Direksi Irwan Favorit Gambar : 4.4 Struktur Organisasi Public Relations PT. Pelindo II Annual Report PT. Pelabuhan Indonesia II tahun 2010 hal 211

9 Corporate Secretary PT Pelabuhan Indonesia II Sesuai dengan ketentuan mengenai kewajiban pengungkapan informasi perusahaan, sejak tahun 1998 manajemen telah membentuk struktur jabatan Corporate Secretary berdasarkan surat keputusan Direksi No. HK.56/5/13/PI.II- 09 tanggal 15 Oktober 2009 mengenai Struktur Organisasi Perseroan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Corporate Secretary berfungsi sebagai penghubung (Liaison Officer) antara Perusahaan dengan Pemegang Saham, regulator, lembaga lain dan publik, serta sebagai penanggung jawab secretariat perusahaan maupun sekretaris Direksi untuk menata usahakan dokumen-dokumen Perseroan. Dalam pelaksanaanya, Corporate Secretary bertanggung jawab untuk menyeleksi dan merekomendasi jenis-jenis informasi yang relevan untuk dipublikasikan maupun diedarkan di kalangan internal Perseroan sekaligus merencanakan dan melaksanakan hubungan dengan media massa. Corporate Secretary juga bertanggung jawab dalam urusan hubungan dengan pemegang saham seperti perencanaan dan penyelenggaraan RUPS serta hubungan dengan lembaga lain. Selain itu Corporate Secretary juga mewakili Perseroan dalam berhubungan dengan regulator, lembaga atau asosiasi lain yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan. Sebagai pemenuhan atas kewajiban pengungkapan informasi perusahaan, Corporate Secretary telah mengkomunikasikan informasi material mengenai aktivitas Perseroan dan kinerja Perseroan. Hal tersebut juga sejalan dengan niat Perseroan untuk menyampaikan informasi secara terbuka kepada masyarakat.

10 50 Adapun media yang dipergunakan sebagai sarana pengungkapan informasi perusahaan adalah sebagai berikut: a. Telah menerbitkan iklan publikasi/pengumuman sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat yang di umumkan melalui media cetak. b. Press Release c. Laporan Tahunan d. Website e. Komunikasi Internal melalui majalah Transmoda dan newsletter Info Komunika Public Relations PT Pelabuhan Indonesia II Public Relations berada di bawah Corporate Secretary dan dipimpin oleh Senior Manajer Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat yang bertanggung jawab dan melaporkan kepada Corporate Secretary. Keberadaan Public Relations sangat penting dalam suatu perusahaan. Dalam menjalin hubungan baik dengan stakeholder diperlukan suatu langkah yang tepat untuk melancarkan kegiatan proses penyampaian informasi. Public Relations yang mempunyai tanggung jawab dalam menentukan langkah apa yang tepat. Pengelolaan dan pelaksanaan acara perusahaan juga dilakukan oleh Public Relations. Dari membuat konsep hingga acara berlangsung sampai penutupan acara merupakan tangung jawab komunikasi korporat untuk mengkoordinasi dan melakukan dokumentasi acara. Oleh karena itulah, peranan Public Relations sangatlah penting untuk tercapainya visi dan misi perusahaan.

11 Fungsi dan tugas Public Relations a. Fungsi Pembantu Corporate Secretary dalam penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat. b. Tugas Tugas pokok Public Relations adalah bertanggung jawab dalam: 1) Mengelola kegiatan komunikasi internal dan eksternal perusahaan 2) Menyusun kebijakan, sistem prosedur komunikasi internal dan eksternal perushaan 3) Mengelola dokumentasi, publikasi dan media resmi perusahaan 4) Mengelola kegiaan resmi perusahaan 5) Membina kegiatan kehumasan 6) Menyusun laporan tahunan 7) Menyusun Buku Panduan Kerja Bersama 8) Melayani publik dan mampu memberikan saran dan masukan kepada pimpinan organisasi demi kepentingan umum dan organisasi itu sendiri. 9) Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisai kepada publik dan menyalurkan opini publik 10) Membina hubungan yang harmonis dengan publik internal dan eksternal

12 52 11) Menunjang semua kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang baik 4.2 Hasil Penelitian Peran Public Relations dalam Perjanjian Kerja Bersama antara Serikat Pekerja dengan Manajemen PT. Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok Hubungan yang harmonis antara perusahaan dan karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok diatur melalui sebuah aturan yang mengikat pengusaha dengan pekerja yang dinamakan Perjanjian Kerja Bersama. Bapak Hambar Wiyadi selaku Senior Manajer Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, menjelaskan perihal mengapa diadakan perjanjian kerja bersama, adalah sebagai berikut: 40 untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha dan pekerja dalam meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Penjelasan dari informan 1 dilengkapi juga oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi selaku staff sistem informasi juga menambahkan, alasan mengapa diadakannya perjanjian kerja bersama, adalah sebagai berikut: 41 untuk menjamin kepastian hukum bagi seluruh pekerja. Untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan dinamis. Menurut informan 1 dan 2, alasan diadakannya perjanjian kerja bersama adalah untuk meningkatkan hubungan kerja yang harmonis dan dinamis serta memberikan kepastian hukum bagi seluruh pekerja perusahaan. 40 Hasil wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus 2012

13 53 Dalam perjanjian tersebut, mengatur berbagai hal yang pada intinya persoalan dari sisi finansial maupun non finansial. Pada persoalan finansial, menyangkut kepada kesejahteraan karyawan dalam hal ini penghasilan dan skema pensiun. Sedangkan dari sisi non finansial menyangkut hal disiplin kerja, hubungan kerja dan pola karir. Persoalan finansial selalu menjadi hal yang paling menarik perhatian karena setiap orang pasti menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya, termasuk juga bagi PT. Pelindo II Tanjung Priok. Berikut pendapat dari Bapak Syarief Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 42 masalah yang diperjuangkan oleh serikat pekerja yang utama adalah masalah kesejahteraan karyawan baik finansial dan non finansial, seperti kenaikan tunjangan pensiun, tunjangan hari raya dan tunjangan kesehatan. Menurut Bapak Syarief saleh bahwa masalah yang diperjuangkan oleh serikat pekerja adalah masalah kesejahteraan karyawan baik finansial dan non finansial, seperti kenaikan tunjangan pensiun, tunjangan hari raya dan tunjangan kesehatan. Kesejahteraan itu sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu kesejahteraan saat bekerja dan kesejahteraan setelah pensiun. Kesejahteraan saat bekerja adalah hal yang umum, namun jarang sekali perusahaan yang memikirkan kesejahteraan karyawannya setelah pensiun. Maka dari itu dari sekian tuntutan yang diajukan pekerja PT Pelindo II Tanjung Priok, masalah tunjangan pensiunlah yang paling menarik bagi peneliti. Dikatakan menarik dikarenakan dalam dua periode perundingan, hal inilah yang 42 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 juli 2012

14 54 menjadi tuntutan utama dari serikat pekerja dan pada periode perjanjian kerja bersama tuntutan ini baru berhasil dipenuhi manejemen walaupun hanya empat puluh kali, dan perundingan yang terjadi lebih alot sampai memakan waktu enam bulan. Manajemen seringkali mengabaikan masalah pensiun dikarenakan para pejabat merasa sudah nyaman dengan kesejahteraan saat masih aktif bekerja tanpa berpikir bagaimana kelak kehidupan setelah pensiun. Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Syarief Saleh mengenai alasan diadakannya perjanjian kerja bersama, berikut pernyataannya: Berdasarkan pengalaman dan cerita dari senior kami yang telah pensiun termasuk banyak pensiunan penjabat perusahaan ini bahwa nilai yang diterima saat mereka memasuki masa pensiun kecil dan bisa dikatakan drastis penurunannya dibandingkan saat mereka aktif bekerja. Mereka menyesal karena saat mereka jaya dahulu tidak terpikirkan untuk membuat suatu skema pensiun yang baik. Hal inilah yang sering menjadikan pensiunan perusahaan ini termasuk para pensiunan penjabat mengalami sakit dan stress saat memasuki masa pensiun. Atas dasar inilah dan masukan dari senior yang telah pensiun, kami dari Serikat Pekerja bertekad untuk terus berjuang memperbaiki skema pensiun yang ada menjadi lebih baik agar saat pensiun karyawan perusahaan ini tetap sejahtera. 43 Pernyataan Bapak syarief saleh hampir mirip dengan pernyataan Bapak Amris Bahar selaku pensiunan PT. Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok. Berikut pernyataanya: pendapatan yang kami terima saat pensiun ini ya kecil sekali dibandingkan saat masi bekerja, kalau pada saat bekerja selain gaji, kita masi terima tunjangan lain-lain, sedangkan masa pensiun kita hanya menerima duit pensiun saja setiap bulannya. Makanya rekan-rekan kami 43 Hasil wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

15 55 berinisiatif untuk mengusulkan kenaikan tunjangan pensiun enam puluh kali gaji itu. 44 Mengacu dari uraian di atas bahwa permasalahan pensiun sering menjadi polemik dalam perusahaan termasuk PT Pelindo II, sebab apabila disetujui maka perusahaan akan menanggung biaya yang sangat besar untuk hal ini. Dalam proses penelitian yang didapati penulis bahwa isu utama dalam skema pensiun yang diperjuangkan serikat pekerja pada perundingan kali ini adalah tetap sama dengan perundingan sebelumnya yaitu usulan kenaikan tunjangan masa bakti pensiun untuk dinaikan sebesar enam puluh kali penghasilan tetap bagi seluruh pensiunan pekerja perusahaan, namun akhirnya manajemen hanya memenuhi sebesar empat puluh kali penghasilan tetap dan kesepakatan tersebut baru disahkan dalam perjanjian kerja bersama periode Terkait dengan hal di atas, Bapak Syarif Shaleh selaku wakil ketua serikat pekerja menjelaskan perihal mengapa proses perundingan perjanjian kerja bersama berjalan cukup lama dan mengalami penundaan dalam hal permintaan kenaikan tunjangan pensiun ini, berikut jawabannya: 45 alasan mengapa proses perundingan perjanjian kerja mengalami penundaan adalah karena tidak adanya titik temu kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak terutama mengenai permintaan kenaikan tunjangan pensiun, sehingga proses perundingan ditunda hingga beberapa kali. Tuntutan ini telah dikemukakan pada periode perundingan perjanjian kerja bersama tahun namun tidak berhasil. Dan pada perundingan kali ini tetap menjadi isu utama bagi kami dari serikat pekerja agar tuntutan tersebut dapat berhasil. Hal ini telah menjadi tekad kuat bagi kami untuk menggolkan hal itu makanya perundingan kali ini berjalan lebih lama sampai enam bulan walau pada akhirnya manajemen menyetujui kenaikan sebesar empat puluh kali penghasilan tetap bagi seluruh pensiunan pekerja perusahaan Hasil Wawancara dengan Pensiunan PT. Pelabuhan Indonesia II, Tanggal 4 November 45 ibid

16 56 Pendapat wakil ketua serikat pekerja mendapat dukungan dari Bapak Merisal Dwiwaldi selaku Saff Sistem Informasi, berikut pernyataanya: 46 Permasalahan yang menyebabkan alotnya perundingan terletak pada pembahasan masalah skema pensiun. Namun, Alhamdulillah setelah melalui proses perundingan yang alot selama kurang lebih enam bulan akhirnya diperoleh hasil yang menggembirakan mengenai besaran uang pesangon pensiun menjadi empat puluh kali penghasilan tetap. Harapan saya hal ini dapat menjadi pemicu pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka sebab telah nyata bahwa perusahaan maju maka karyawan akan sejahtera. Sejahtera tidak hanya saat aktif bekerja namun saat pensiun juga kesejahteraan tetap diperhatikan oleh perusahaan. Terimakasih kepada kedua belah pihak atas hasil ini terutama bagi Serikat Pekerja. Pekerja bersatu tidak terkalahkan. Bapak Amris Bahar selaku pensiunan PT. Pelabuhan Indonesia II juga memberikan pernyataan sebagai berikut: setau saya karena manajemen belum menyanggupi permintaan dari serikat pekerja, makanya ditunda sampai ada kesepakatan bersama. 47 Pernyataan dari informan 1 dan 2 ditambahkan oleh Bapak Hambar Wiyadi, Selaku Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, yaitu: 48 Deadlock karena tidak ada titik temu mengenai isi perjanjian kerja bersama. Penjelasan dari informan 1, 2 dan 3, mendapat dukungan dari informan 3. Bahwa dalam pelaksanaan perundingan kerja bersama yang menjadi pembahasan alot adalah pembahasan mengenai kenaikan pesangon pensiun karyawan sehingga perundingan menjadi berlarut-larut, dikarenakan pada saat perundingan tersebut Hasil Wawancara dengan Staff Hubungan Informasi, Tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Pensiunan PT. Pelabuhan Indonesia II, tanggal 4 November 48 Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

17 57 tidak adanya titik temu yang menguntungan kedua belah pihak (win-win solutions). Terkait masalah tunjangan pensiun, meskipun proses perundingan mengalami penundaan namun para pekerja tetap sabar menunggu keputusan dari manajemen dan tidak pernah melakukan mogok kerja, berikut pernyataan dari Bapak Syarief Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 49 sejauh ini belum pernah sampai ada mogok kerja menuntut tunjangan pensiun, alhamdulillah mereka dapat mengerti bersabar menunggu keputusan manajemen. Bapak Amris Bahar selaku Pensiunan juga berpendapat yang sama dengan informan 1, berikut penyataanya: 50 Tidak pernah saya mendengar ada unjuk rasa kalau dalam hal masalah pensiun ini. Perjanjian kerja bersama merupakan aturan yang mengikat kedua belah pihak, sebagai pedoman bagi perusahaan dan pekerja dalam penerapan hak dan kewajiban untuk mencapai visi dan misi perusahaan agar meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Hal ini di tegaskan oleh Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja perihal tujuan diadakan perjanjian kerja bersama antara manajemen dengan serikat pekerja, adalah sebagai berikut : 51 perjanjian kerja bersama merupakan aturan yang mengikat kedua belah pihak antara manajemen dengan serikat pekerja yang mengatur hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, untuk menciptakan keserasian, Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli Hasil Wawancara dengan Pensiunan PT. Pelabuhan Indonesia II, tanggal 4 November 51 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja. Op.cit

18 58 keselarasan dan keseimbangan hubungan kerja antara manajemen dengan karyawan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, adalah sebagai berikut : 52 tujuan perjanjian kerja bersama itu adalah untuk mengatur dan menjamin kepastian hukum antara kedua belah pihak dalam hubungan industrial yang bersinergi. Pernyataan dari informan 1 dan informan 2 dibenarkan juga oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi selaku Staff Sistem Informasi yang menyatakan bahwa: 53 perjanjian kerja bersama merupakan aturan yang mengikat antara karyawan dengan perusahaan agar saling menghargai antara perusahaan dan karyawan dalam bekerja. Menurut informan 1, 2 dan 3 bahwa tujuan dibuatnya perjanjian kerja bersama adalah adanya kepastian hukum yang mengatur aturan dan mengikat antara karyawan dengan perusahaan agar saling menghargai antara kedua belah pihak, menciptakan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan kerja antara manajemen dengan karyawan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Yang menjadi anggota serikat pekerja PT Pelindo II adalah seluruh karyawan yang mendaftarkan diri menjadi anggota serikat pekerja dan yang menyusun perjanjian kerja bersama adalah perwakilan dari tim manajemen dan tim serikat pekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Syarif Saleh selaku wakil serikat pekerja, bahwa yang menjadi anggota serikat pekerja itu adalah: 54 Seluruh karyawan yang mendaftarkan diri menjadi anggota serikat pekerja, kecuali jajaran direksi. 52 Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Wakil Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli 2012

19 59 Bapak Syarif Saleh juga memaparkan, bahwa yang menyusun perjanjian kerja bersama ini adalah: 55 tim perunding dari tim manajemen dan tim serikat pekerja. Masingmasing ada perwakilan yang ditunjuk. Pernyataan dari Bapak Syarif Saleh dibenarkan oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi, berikut pernyataanya: 56 yang menyusun perjanjian kerja bersama adalah tim perunding dari manajemen dan serikat pekerja. Pernyataan dari informan 1 dan 2, dibenarkan oleh Bapak Hambar Wiyadi Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, berikut pernyataanya: 57 perjanjian kerja bersama disusun oleh tim perunding perjanjian kerja bersama yang merupakan perwakilan dari kedua belah pihak baik dari sisi manajemen maupun serikat pekerja. Perjanjian kerja bersama mempunyai masa berlaku atau periode berlakunya yaitu selama dua tahun. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Hambar Wiyadi sebagai berikut: 58 periode perjanjian kerja bersama dua tahun Bapak syarief Saleh sebagai wakil ketua serikat pekerja juga membenarkan pernyataan dari informan 1, berikut pernyataanya: 59 dua tahun masa berlaku perjanjian kerja bersama 55 ibid 56 Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus ibid 59 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli 2012

20 60 Pernyataan dari informan 1 dan 2, sama juga dengan pernyataan Bapak Meirisal Dwiwaldi selaku Staff Sistem Informasi. Berikut pernyataanya: 60 dua tahun periode berlakunya perjanjian kerja bersama Dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama divisi Public Relations mempunyai peran yaitu terlibat mulai dari awal perundingan hingga berakhirnya perundingan. Bahkan peran tersebut berlanjut dengan tugas untuk mensosialisasikan hasil perundingan kepada seluruh karyawan. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Hambar Wiyadi perihal mengapa Public Relations ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama, berikut adalah jawabannya sebagai berikut: 61 Peran Public Relations dalam perjanjian kerja bersama adalah sebagai penyambung lidah atau penghubung komunikasi antara manajemen dengan serikat pekerja, terlibat dari awal sampai akhir perundingan, bahkan sebelum perundingan bergulir Public Relations dimintai informasi terkini mengenai kondisi perusahaan, serta Public Relations juga mempunyai data tentang perusahaan pembanding lainnya sebagai bekal persiapan untuk perundingan. Setelah perundingan berakhir bukan berarti tugas Public Relations selesai tetapi Public Relations harus mensosialisikan hasilnya kepada seluruh karyawan perusahaan. Kalau boleh di jabarkan perundingan kerja bersama itu tahapannya pertama persiapan, proses perundingan, resolusi. Peran Public Relations pada proses persiapan ini Public Relations mengumpulkan data-data, menampung dan mensortir informasi, kemudian Humas juga membuat buku panduan daftar acara rapat kepada masing-masing peserta yang hadir, untuk mempermudah para peserta mengetahui jadwal dan topik topik yang dibahas pada saat rapat, mempersiapkan segala akomodasi yang berkaitan dengan proses perundingan, mulai dari undangan rapat dan mendistribusikannya kepada peserta rapat, menyiapkan daftar hadir peserta, tempat pelaksanaan, menentukan waktu pelaksanaan, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk rapat, mempersiapkan konsumsi, transportasi dan akomodasi lainnya apabila rapat diadakan di luar kantor atau di luar kota. Tahap perundingan, Humas melakukan perekaman, penyajian data, memfasilitasi serikat pekerja menyampaikan aspirasinya kepada manajemen, membuat 60 Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

21 61 laporan hasil penerimaan aspirasi yang dimaksud. Kemudian Public Relations mengamati, mempelajari tentang keinginan dan aspirasi karyawan sehingga Public Relations pada akhirnya dapat memberikan nasihat atau sumbang saran. Kemudian Public Relations berperan sebagai publisitas, mendokumentasikan, menyebarluaskan informasi kegiatan yang berlangsung melalui media internal dan eksternal perusahaan. Tahap Resolusi, Pada saat terjadi deadlock Humas sebagai mediator antara tim manajemen dengan serikat pekerja, berusaha meredam dan menenangkan karyawan dan mebantu memprogres hasil perundingan perjanjian kerja bersama yang sebelumnya kepada manajemen sehingga serikat pekerja dapat menerima jawaban dari hasil usulan mereka secepatnya, dengan menyurati Direksi agar segera memberikan keputusan. Kemudian dari jawaban Direksi tersebut humas menginformasikan dengan mengirimkan memo kepada serikat pekerja sebagai bahan pertimbangan bagi serikat pekerja untuk perundingan selanjutnya. Pada perundingan selanjutnya kedua belah pihak saling mengajukan pendapat dan berdiskusi secara langsung untuk menindaklanjuti persoalan sebelumnya yang belum ada titik temunya, Public Relations biasanya bertindak sebagai pendengar, pemberi informasi dan data-data pembanding sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. setelah ada kata sepakat dari kedua belah pihak, barulah Humas membuat draft berkas kerjasama yang akan disampaikan kepada kedua belah pihak dan akan ditanda tangani oleh masing-masing tim perunding. Hasil final dari draft tersebut akan dirancang dalam bentuk buku panduan perjanjian kerja bersama oleh Public Relations yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh karyawan PT Pelabuhan Indonesia II. Pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi di atas juga hampir sama dengan Bapak Syarif Shaleh, yaitu: 62 Tahapan Perundingan itu sendiri ada tiga yaitu tahap persiapan, tahap perundingan, tahap resolusi. Tahap persiapan yaitu pemilihan ketua dan anggota tim negosiasi dari serikat pekerja dan dari manajemen, menganalisa data, pemilihan bahan isi perjanjian, perancangan strategi. Kemudian tahap perundingan, disini terjadi pertukaran perundingan, pertukaran tuntutan finansial dan nonfinansial, pertukaran proposal. Tahap resolusi baru terjadi perjanjian, pengesahan oleh kedua belah pihak, kontrak penandatanganan perjanjian. Dari rangkaian tahapan perundingan tersebut Humas juga mempunyai peran dalam proses perundingan kerja bersama karena merekalah sebagai koordinator acara. Beberapa informasi terkini mengenai kondisi perusahaan dapat diperoleh dari bagian PR karena merekalah yang mensosialisasikan kebijakan perusahaan. Merekalah yang mengatur jadwal dan tempat pertemuan serta segala 62 Hasil wawancara dengan wakil ketua serikat pekerja, tanggal 15 juli 2012

22 62 akomodasi yang diperlukan. Lalu mereka jugalah yang menginformasikan kepada rekan-rekan pekerja mengenai informasi terupdate terkait jalannya perundingan agar tidak simpang siur. Dan pada akhirnya semua hasil dari perundingan dituangkan Public Relations secara lengkap dalam pembuatan buku panduan perjanjian kerja bersama yang dibagikan kepada seluruh karyawan, dengan adanya buku panduan itu karyawan dapat mengetahui hak dan kewajibannya sebagai pekerja. Sebagai Staff Sistem Informasi Bapak Meirisal Dwiwaldi juga memberikan pernyataannya terkait hal diatas yaitu: 63 pada perundingan perjanjian kerja bersama Public Relations berperan sebagai penyebar informasi hasil perundingan yang telah disepakati kepada seluruh karyawan yang dibuat secara lengkap dalam bentuk buku panduan kerja bersama yang dibagikan kepada seluruh karyawan. Bahkan untuk memudahkan pemahaman atas isi dari perjanjian kerja bersama tersebut, Public Relations mengadakan temu karyawan sebagai wadah sosialisasinya. Menurut Bapak Hambar Wiyadi, dalam perundingan kerja bersama juga menerapkan empat peran Public Relations yaitu sebagai sebagai teknik komunikasi, sebagai fasilitator komunikasi, sebagai ahli komunikasi, sebagai problem solving komunikasi, berikut pemaparannya: 64 peran Public Relations itu ada empat, sebagai teknik komunikasi, sebagai fasilitator komunikasi, sebagai ahli komunikasi, sebagi problem solving komunikasi Communication Technician (teknisi komunikasi) Teknisi komunikasi merupakan salah satu peran Public Relations yang harus dijalankan dalam setiap perusahaan. Pada teknisi komunikasi peran Public 63 Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 agustu Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

23 63 Relations hanya pada tataran teknis pelayanan komunikasi saja dan hanya diberi tugas untuk mengkomunikasikan keputusan yang telah diambil. 65 Penulis ingin mengetahui bagaimana peran Public Relations sebagai teknisi komunikasi dalam perjanjian kerja bersama di PT. Pelindo II. Jawabannya dapat kita lihat seperti diungkapkan oleh Bapak Hambar Wiyadi memaparkan sebagai berikut: 66 Sebagai teknisi komunikasi divisi Public Relations berperan dalam memberikan informasi, data-data dan dokumen yang dapat dijadikan referensi dalam perundingan perjanjian kerja bersama, kemudian menyampaikan hasil dari perundingan tersebut kepada seluruh karyawan melalui pembuatan buku pedoman perjanjian kerja bersama, agar kebijakan-kebijakan baru yang akan diterapkan diperusahaan supaya bisa dipahami oleh seluruh karyawan. Untuk lebih memudahkan atas sosialisasi tersebut maka oleh Public Relations disebarkan garis besar hasil perundingan melalui dan papan pengumuman dan ditindaklanjuti dengan diadakan temu karyawan yang menjelaskan garis besar atas hasil dari perundingan. Divisi Public Relations menerapkan perannya sebagai teknisi komunikasi pada pelaksanaan perjanjian kerja bersama, dengan cara memberikan data-data yang diperlukan dalam perjanjian kerja bersama, kemudian menginformasikan hasil dari perundingan atau kebijakan-kebijakan baru tersebut kepada karyawan melalui pembuatan buku pedoman perjanjian kerja bersama. Alasan mengapa Public Relations berperan sebagai teknisi komunikasi dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama ini adalah berikut jawaban yang dipaparkan oleh Bapak Hambar Wiyadi: Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Op.cit. hal Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus ibid

24 64 Public Relations berperan sebagai teknisi komunikasi dalam perjanjian kerja bersama, karena secara teknik Public Relations lah yang lebih paham saluran apa yang digunakan untuk menyambungkan antara pihak manajemen dan serikat pekerja, pemberian informasi atas status perundingan yang sedang berlangsung dan akhirnya mensosialisasikan hasil perundingan kepada karyawan melalui pembuatan buku panduan perjanjian kerja bersama. Sebagai sarana untuk memudahkan sosialisasi tersebut maka Public Relations melakukan penyebaran garis besar hasil perundingan melalui dan papan pengumuman dan ditindaklanjuti dengan diadakannya temu karyawan yang membahas garis besar hasil dari perundingan. Berdasarkan pada pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi, yang menjadi alasan mengapa Public Relations berperan dalam teknisi komunikasi dalam perjanjian kerja bersama adalah karena Public Relations dianggap lebih cakap dalam menentukan saluran apa yang digunakan untuk penyampaian informasi dari manajemen kepada seluruh karyawan. Sebagai teknisi komunikasi Public Relations juga mempunyai hambatan dalam penyampaian hasil perjanjian kerja bersama, berikut pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi 68 : hambatan Public Relations sebagai teknisi komunikasi adalah terkadang karyawan tidak begitu memperhatikan informasi yang disebarkan melalui atau papan pengumuman yang telah disediakan, dikarenakan kurangnya minat baca karyawan. Apalagi harus membaca detail buku pedoman perjanjian kerja bersama. Mereka lebih mudah menerima informasi dari mulut ke mulut atau secara langsung. Kemudian hambatan lain adalah penerbitan buku panduan kerja bersama yang tidak tepat waktu dikarenakan masalah dari percetakannya, sehingga penyebarannya kepada karyawanpun ikut tertunda Menurut pernyataan Bapak Hambar Wiyadi hambatan Public Relations sebagai teknisi komunikasi adalah dikarenakan kurangnya minat baca para karyawan terhadap informasi tertulis, mereka lebih mudah menerima informasi 68 Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

25 65 secara lisan. Kemudian hambatan lain adalah penerbitan buku panduan kerja bersama yang tidak tepat waktu. Maka dari itu untuk memudahkan informasi atas hasil perundingan agar diketahui oleh seluruh karyawan maka Public Relations menindaklanjutinya dengan temu karyawan yang membahas garis besar hasil dari perundingan. Kapan waktu yang efektif untuk menyampaikan hasil dari perjanjian kerja bersama kepada karyawan, berikut jawaban dari Bapak Hambar Wiyadi: 69 segera setelah perjanjian kerja bersama tersebut di tanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu manajemen dan serikat pekerja. Pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi dibenarkan oleh Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja, berikut pernyataanya: 70 secepatnya lebih bagus, selesai pertemuan, maka notulen rapatnyapun segera mungkin di sebarkan oleh Public Relations Menurut informan 1 dan 2, hasil perjanjian kerja bersama sebaiknya segera diinformasikan kepada seluruh karyawan. Dan apa saja yang dilakukan oleh Public Relations untuk mengetahui keefektifan penyebaran informasi hasil perjanjian kerja bersama, berikut jawaban dari Bapak Hambar Wiyadi: 71 bertanya langsung kepada karyawan apakah informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik atau tidak. Merut Bapak Hambar Wiyadi, untuk mengetahui apakah informasi yang disampaikan itu efektif atau tidak maka menanyakan langsung kepada karyawan yang bersangkutan 69 ibid 70 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli ibid

26 Expert Prescriber Communication (ahli komunikasi) Menurut Cutlip, Center and Broom peran Public Relations yang kedua adalah teknisi ahli. Peran praktisi Public Relations dianggap sebagai ahli dalam masalah Public Relations dan sering kali mereka terlihat memiliki kualitas untuk menangani masalah-masalah Public Relations dan mengidentifikasi solusinya. 72 Untuk mengetahui alasan mengapa Public Relations dikatakan sebagai Expert Prescriber dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama, berikut ini jawaban dari Bapak Hambar Wiyadi: 73 Sebenarnya dalam perjanjian kerja bersama ini Public Relations hanya berperan sebagai koordinator acara dan penyampai hasil pelaksanaan perjanjian kerja bersama saja. Sedangkan yang dikatakan sebagai Expert Prescriber dalam pelaksanaan perjanjian ini adalah tim perunding. Siapa saja Tim perunding tersebut? mereka adalah tim dari manajemen dan tim dari serikat pekerja. Merekalah yang mempunyai wewenang penuh dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan perjanjian. Public Relations hanya berperan dalam pemberian informasi kepada tim perunding, mengkomunikasikan dan mempublikasikan berita-berita terkini terkait status proses perundingan dan sosialisasi hasil kesepakatan yang berkaitan dengan perjanjian kerja bersama kepada seluruh karyawan. Menurut Bapak Hambar Wiyadi, tim perundinganlah yang mempunyai wewenang penuh dalam pelaksanaan perjanjian. Public Relations dianggap lebih paham untuk mengkomunikasikan dan mempublikasikan seluruh informasi kepada seluruh karyawan melalui media-media yang tersedia pada perusahaan. Public Relations mempunyai wewenang sebagai pihak yang dapat menginformasikan segala kebijakan perusahaan baik internal maupun eksternal (informasi satu pintu). Hal ini bertujuan agar tidak terjadi informasi yang 72 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Op.cit. hal Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

27 67 membingungkan bagi pekerja karena adanya satu informasi terpercaya melalui satu pintu yaitu informasi dari Public Relations. Dengan demikian Bapak Hambar Wiyadi menegaskan, bahwa Public Relations tidak berperan sebagai teknisi ahli dalam perjanjian kerja bersama, karena tim perundinglah yang berperan sebagai Expert Prescriber berikut pernyataanya: 74 dalam hal pelaksanaan perjanjian kerja bersama Public Relations tidak berperan sebagai teknisi ahli. Tim perundinglah yang berperan sebagai Expert Prescriber Communicator Fasilitator Peran Public Relations yang ketiga merupakan fasilitator komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya. Peran praktisi Public Relations adalah diikutsertakan sebagai pendengar yang peka dan pengatur alur informasi yang mengambil peran sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan dan memfasilitasi komunikasi. 75 Dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama, peran Public Relations sebagai fasilitator komunikasi memiliki peran yang dominan untuk keberhasilan pelaksanaan perjanjian kerja bersama. Mulai dari mengatur jadwal pertemua, menentukan tempat pertemuan, dan segala akomodasinya. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Hambar Wiyadi: 76 divisi Public Relations memfasilitasi dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama. Public Relations sebagai koordinator acara yang mengatur 74 ibid 75 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Op.cit. hal Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

28 68 jadwal dan tempat pertemuan serta akomodasi lainnya dari awal hingga akhir perundingan. Pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi dibenarkan oleh Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja, berikut pernyataanya: 77 divisi Public Relationslah yang menyiapkan seluruh akomodasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perjanjian. Mulai dari materi rapat, akomodasi, konsumsi, tempat perundingan, semua Public Relations yang urus. Menurut Bapak Syarif Saleh, selama proses perundingan kerja bersama PRlah yang turut aktif menyiapkan segala macan yang dibutuhkan oleh tim perunding, mulai dari materi rapat, akomodasi, konsumsi, dan menentukan tempat perundingan. Dari pernyataan diatas terlihat bahwa Public Relations mamfasilitasi pelaksanaan perundingan kerja bersama dari awal hingga akhir perundingan. Apa saja yang di fasilitasi oleh Public Relations berikut pernyataan dari Hambar Wiyadi, sebagai berikut: 78 Yang difasilitasi itu adalah semua yang dibutuhkan terkait pelaksanaan perundingan. Apa saja yang dibutuhkan oleh tim perunding maka Public Relations memfasilitasinya. Bapak Hambar Wiyadi selaku Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Public Relations menegaskan yang difasilitasi oleh Public Relations adalah semua yang dibutuhkan selama proses perundingan perjanjian kerja bersama. Public Relations hanya mengikuti apa yang dibutuhkan oleh tim perunding saja. 77 Hasil wawancara dengan wakil ketua serikat pekerja, tanggal 15 Juli Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

29 69 Tempat pelaksanaan perundingan kerja bersama tidak selalu dilaksanakan dikantor, terkadang juga dilaksanakan di luar kantor hal ini bertujuan untuk memberikan memotivasi kepada para tim perunding agar tidak merasa bosan. Berikut pernyataan dari Bapak Syarief Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 79 biasanya perundingan dilaksanakan ada yang di kantor, ada juga yang di luar kantor seperti di luar kota yang ditunjuk. Kalau di luar kota nanti para tim perunding tersebut akan mendapatkan biaya akomodasi masing-masing individu. Pernyataan dari Bapak Syarief Saleh dibenarkan oleh Bapak Hambar Wiyadi bahwa proses perundingan terkadang dilaksanakan di kantor dan di luar kantor, berikut pernyataanya: 80 perjanjian kerja bersama dilaksanakan di kantor dan di luar kantor. Divisi Public Relations sebagai fasilitator komunikasi menggunakan media internal perusahaan untuk memudahkan karyawan mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan perjanjian kerja bersama. Media yang digunakan seperti yang sebutkan oleh Bapak Hambar Wiyadi berikut ini: 81 Media yang digunakan seperti , papan pengumuman, dan buku panduan perjanjian kerja bersama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, itu semua di bawah tanggungjawab divisi Public Relations. Pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi juga dibenarkan oleh Bapak Syarif Shaleh selaku wakil ketua serikat pekerja, yaitu: 82 media yang digunakan untuk menyampaikan informasi pelaksanaan perjanjian kerja bersama adalah media internal perusahaan yang kesemuanya di bawah tanggungjawab Public Relations. 79 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 juli Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus ibid 82 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 juli 2012

30 70 Pernyataan dari informan 1 dan 2, dibenarkan juga oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi, berikut pernyataanya: 83 , nota dinas, buku panduan perjanjian kerja bersama. Berdasarkan pernyataan di atas, Public Relations menggunakan , papan pengumuman, dan buku panduan perjanjian kerja bersama yang dibagikan kepada seluruh karyawan sebagai informasi atas hasil perundingan perjanjian kerja bersama. Apakah media yang digunakan Public Relations dalam menyampaikan informasi kepada karyawan sudah efektif, berikut jawaban dari Bapak Hambar Wiyadi: 84 media yang digunakan Public Relations sudah cukup baik pernyataan dari informan 1 ditambahkan oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi, adalah sebagai berikut: 85 sejauh ini penyebaran informasinya sudah efektif, melalui penyebaran buku panduan kerja bersama. Karyawan akhirnya mengetahui isi dan peraturan perusahaan, mana yang hak dan kewajibannya. Hambatan atau kendala yang sering dihadapi Public Relations sebagai fasilitator komunikasi adalah sulitnya mengatur waktu untuk pertemuan dikarenakan kesibukan masing-masing tim perunding, berikut Jawaban dari Bapak Hambar Wiyadi selaku manajer bidang Public Relations: 86 kesibukan dari tim perunding dimana seringkali waktu perundingan diatur ulang. 83 Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 agustus Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

31 71 Pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi, dibenarkan oleh Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 87 biasanya masalah klise saja, yaitu karena kesibukan masing-masing tim perunding dalam membagi waktu untuk pertemuan yang telah ditentukan. Kadang jadwal mereka ada yang bentrok dengan rapat di tempat lain. Jadi mereka tidak hadir. Menurut Bapak Syarief Saleh yang menjadi hambatan sebagai fasilitator komunikasi adalah masalah waktu pertemuan yang terkadang bersamaan dengan pertemuan lain Problem Solving Fasilitator Peran Public Relations yang keempat adalah sebagai fasilitator pemecah masalah. Peran praktisi Public Relations adalah berkolaborasi dengan manajermanajer yang lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah-masalah komunikasi organisasi. 88 Jadi dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator pemecah masalah, penulis menanyakan kepada seluruh informan, bagaimana peran Public Relations sebagai fasilitator pemecah masalah pada perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja dengan manajemen PT. Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok. Menurut Bapak Hambar Wiyadi sebagai berikut: 89 peran Public Relations sebagai pemecah masalah komunikasi muncul pada saat terjadi deadlock perjanjian. Terjadinya kesimpangsiuran informasi yang diterima oleh karyawan misalnya tim manajemen dianggap tidak kooperatif dalam proses perundingan maka Public Relations langsung mengambil alih untuk meredam suasana dengan cara mengumpulkan karyawan dan memberikan informasi terkini terkait status perundingan. 87 Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Op.cit. hal ibid

32 72 Berdasarkan pernyataan dari Bapak Hambar Wiyadi, dalam menjalankan peran fasilitator pemecah masalah, divisi Public Relations membantu tim perundingan untuk mencari solusi yang tepat dalam meredakan suasana yang panas terkait deadlock perjanjian. Dikarenakan biasanya suasana panas ini akan menjalar ke tengah-tengah karyawan akibat informasi yang simpang siur. Sedangkan untuk mengatasi inti masalah yang terjadi pada point dalam perundingan, hal itu merupakan wewenang dari tim perundingan kerja bersama untuk menyelesaikannya. Pendapat Bapak Hambar Wiyadi mendapat dukungan dari Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja yang memberikan pernyataan sebagai berikut: 90 pada saat terjadinya kebuntuan dalam proses negosiasi maka Public Relations mengusulkan untuk menunda dahulu proses perundingan, disaat bersamaan pula banyak informasi yang muncul dan berkembang ditengah karyawan. Maka untuk mengendalikan suasana, Public Relations akan mengumpulkan karyawan untuk memberikan informasi terbaru. Bapak Syarif Saleh menjelaskan bahwa peran Public Relations sebagai pemecah masalah muncul saat proses perundingan deadlock. Saat itu suasana perundingan panas maka Public Relations mengambil inisiatif untuk menunda perundingan dahulu sambil memberikan waktu untuk kedua belah pihak mengkaji kembali perbedaan pendapat dalam hal tuntutan. Setidaknya akan ada opsi-opsi lain yang muncul sebagai pengganti bila ada tuntutan yang tidak terpenuhi dan hal inilah yang terjadi beberapa kali dalam hal tuntutan pesangon pensiun. 90 Hasil wawancara dengan wakil ketua serikat pekerja, tanggal 15 Juli 2012

33 73 Berikut merupakan penjelasan dari Bapak Meirisal Dwiwaldi terkait hal di atas adalah sebagai berikut: 91 Beberapa kali sempat terjadi jeda perundingan terkait masalah tuntutan tunjangan pensiun dan sempat ada informasi simpang siur bahwa manajemen tidak menyetujui sama sekali tuntutan karyawan mengenai kenaikan tunjangan pensiun. Suasana saat itu menjadi panas. Lalu Public Relations mengumpulkan karyawan dan menginformasikan hal yang sebenarnya terjadi bahwa bukannya tidak menyetujui tetapi meminta waktu untuk mengkaji lebih dalam kembali mengenai tuntutan tersebut. Lalu setelah dijelaskan maka suasana menjadi normal kembali. Menurut Bapak Meirisal Dwiwaldi beberapa kali sempat terjadi informasi yang simpang siur, sehingga suasana di tengah karyawan menjadi tidak kondisif. Kemudian PR berusaha meredamkan suasana dengan mengumpulkan karyawan dan menginformasikan hal yang sebenarnya terjadi. Bahwa manajemen bukanya tidak menyetujui, akan tetapi meminta waktu untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai tutuntutan tersebut. Dan setelah mendapatkan penjelasan dari Public Relations karyawanpun menjadi mengerti. Terkait dengan hal di atas, Perjanjian kerja bersama ini dirasakan banyak memberikan keuntungan bagi karyawan. Berikut pernyataan dari Bapak Syarief Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 92 terutama bagi karyawan sangat bermanfaat sekali. Aspirasi dan keinginan karyawan dapat terpenuhi, walaupun kadang kala ada juga yang tidak terpenuhi begitu saja. Kemudian adanya kepastian hukum yang mengatur mengenai kesehahteraan karyawan ini. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Hambar Wiyadi, berikut pernyataanya: Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 juli Hasil Wawancara dengan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat, tanggal 11 Agustus 2012

34 74 iya tentu saja menguntungkan karyawan, dan lebih tepatnya menguntungkan kedua belah pihak. Menurut informan 1 dan 2, perjanjian kerja bersama dapat menyalurkan aspirasi dan keinginan karyawan serta adanya kepastian hukum yang mengatur mengenai kesejahteraan karyawan. Selain itu perjanjian kerja bersama tidak saja menguntungkan karyawan tetapi juga menguntungkan kedua belah pihak. Pernyataan dari informan 1 dan 2, dibenarkan oleh Bapak Meirisal Dwiwaldi, berikut pernyataanya: 94 tentu saja menguntungkan, karena keinginan karyawan dapat terwujudkan berkat serikat pekerja. Menurut Bapak Meirisal Dwiwaldi, perjanjian kerja bersama sangat menguntungkan karyawan untuk mengujudkan segala aspirasi mereka. Dan supaya proses perundingan perjanjian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan bersama, maka dokumen-domen terkait perundingan kerja bersama harus dilengkapi terlebih dahulu. Berikut pernyataan dari Bapak Syarif Saleh selaku wakil ketua serikat pekerja: 95 Materi-materi dan dokumen yang dibutuhkan untuk rapat harus lengkap, peserta rapat yang hadir seharusnya komplit, hasil keputusan rapat sebaiknya win-win solution, menguntungkan kedua belah pihak. 94 Hasil Wawancara dengan Staff Sistem Informasi, tanggal 12 Agustus Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Serikat Pekerja, tanggal 15 Juli 2012

35 Pembahasan TAHAPAN DALAM PROSES PERJANJIAN KERJA BERSAMA PT. PELABUHAN INDONESIA II Pemilihan ketua dan anggota tim perunding dari pihak Serikat Pekerja Pemilihan ketua dan anggota tim perunding dari pihak manajemen TAHAP PERSIAPAN Persiapan: Analisa data 1. Pemilihan bahanbahan isi perjanjian 2. Perencanaan strategi Persiapan: Analisa data 1. Pemilihan bahan-bahan isi perjanjian 2. Perencanaan strategi Peraturan Perundingan TAHAP PERUNDINGAN Pertukaran tuntuan finansial dan non finansial Pertukaran proposal TAHAP RESOLUSI Perjanjian Pengesahan Kontrak penanda tanganan perjanjian Gambar: Tahapan dalam Proses Perjanjian Kerja Bersama PT. Pelindo II 96 ibid

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Idealnya sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan akan senantiasa berupaya untuk menjaga adanya suatu hubungan yang harmonis dengan para karyawan sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II Sejarah PT Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1960 untuk membentuk Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA

GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA Media Release GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA Jakarta, 9 Maret 2015 Presiden Direktur IPC dan Direktur Utama PT. Pelabuhan Tanjung Priok beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya, karena

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Deskripsi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga luas wilayahnya terdiri dari wilayah perairan dan terletak pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 2.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan. 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat yang berkantor di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung A. PENDAHULUAN Setelah dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, arus kunjungan kapal ke Indonesia meningkat dengan drastis sehingga dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi/liberalisasi khususnya sektor perdagangan serta pelaksanaan otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan potensi yang dimiliki daerah.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Keberhasilan

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO ) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO ) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I PT Pelabuhan Indonesia I (persero) berdiri pada awal massa penjajahan Belanda dengan nama perusahaan "Haven Bedrijf".

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Hasil penelitian mengenai konsep penelitian sebagaimana peneliti telah melakukan wawancara untuk mengumpulkan data yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di BAB I PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan Indonesia. Transaksi antar negara-negara di dunia akan menciptakan kerjasama

Lebih terperinci

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/05/XI/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profile Tempat Kerja Praktek 2.1.1 Sejarah Instansi Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan Pada zaman Hindia Belanda, perusahaan Pelabuhan Belawan ini bernama HAVEN BEDRIJF" dan nama ini masih di pakai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelabuhan merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2015 KEMENHUB. Penyelenggara Pelabuhan. Pelabuhan. Komersial. Peningkatan Fungsi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA PELABUHAN PT. PELABUHAN TANJONG BATU BELITONG INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai negara maritim. 1

BAB I PENDAHULUAN. moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai negara maritim. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ribuan tahun yang lalu pelabuhan-pelabuhan yang ada pada awalnya dibangun di sungai-sungai dan perairan pedalaman, kemudian berkembang secara bertahap, pelabuhan dibangun

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 58 TAHUN 1991 (58/1991) Tanggal: 19 OKTOBER 1991 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal seperti perkembangan ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berbagai kajian menunjukkan bahwa selama 20 tahun mendatang aliran peti kemas di Indonesia akan meningkat secara dramatis, dari 8,8 juta TEUs pada tahun 2009 diperkirakan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Bukukan Peningkatan Laba 45%

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Bukukan Peningkatan Laba 45% SIARAN PERS UNTUK DISIARKAN SEGERA PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Bukukan Peningkatan Laba 45% PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tanamkan investasi peralatan bongkar muat dan pengembangan area pelabuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Hal tersebut membuat negara Indonesia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat untuk memudahkan dalam pencariannya. pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat untuk memudahkan dalam pencariannya. pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan cara praktis dalam mengelola dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah bermacam-macam bentuk surat seperti surat perjanjian, surat kuasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan 735.355 mill persegi yang terdiri dari 17.000 pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III, IV (PERSERO) Nomor :... TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III, IV (PERSERO) Nomor :... TENTANG SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III, IV (PERSERO) Nomor :... TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN SEKRETARIAT TETAP PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III DAN IV (PERSERO) DIREKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. Public relations atau PR memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berjalannya sebuah perusahaan atau institusi mencakup aktifitas komunikasi. Komunikasi yang dilakukan suatu perusahaan mencakup komunikasi ke dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA 2.1. SEJARAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA 2.1. SEJARAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA 2.1. SEJARAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA 2.1.1. SEJARAH PERUSAHAAN PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai fungsi dan peran public relations dalam kegiatan employee

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai fungsi dan peran public relations dalam kegiatan employee BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terkait, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

COVER MAGANG. Judul. Logo UMS. Nama Mahasiswa NIM. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Komunikasi dan Informatika

COVER MAGANG. Judul. Logo UMS. Nama Mahasiswa NIM. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Komunikasi dan Informatika COVER MAGANG Judul Logo UMS Nama Mahasiswa NIM Fakultas Komunikasi dan Informatika Tahun... 1 HALAMAN PENGESAHAN MAGANG Proposal Magang Judul Magang : 1. Nama Instansi yang dituju : 2. Ketua Tim MAGANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) adalah perusahaan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) adalah perusahaan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) adalah perusahaan dalam bidang pelayaran atau perkapalan yang berada dibawah naungan PT Pertamina (Persero) dengan status

Lebih terperinci

Pelabuhan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok Pelabuhan Tanjung Priok Alamat : Jalan Raya Pelabuhan Nomor 9, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Kode Pos : 14310 Telepon : 62-21-4367305 62-21-4301080 Faximile : 62-21-4372933 Peta Lokasi: Sumber: maps.google.com

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari permasalahan-permasalahan yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus Profil Dana Pensiun BTN Analisa & Pembahasan Manajemen Penilaian Efektivitas Pengendalian Intern Evaluasi efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan perseroan milik negara yang bergerak dibidang ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor pembangkitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan antar negara saat ini. Kemampuan kapal-kapal besar yang mampu mengangkut barang dalam jumlah besar dengan biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT) PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT) SALINAN OLEH : WALIKOTA BATAM NOMOR : 1 TAHUN 2013 TANGGAL : 22 JANUARI 2013 SUMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Tata Kelola Pelabuhan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 55 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan, pelabuhan merupakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan sebutan Pelindo 3 merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Sekretaris. peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Sekretaris. peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam 21 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam sebuah perusahaan, namun lebih jauh sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer Service merupakan bagian dari divisi PT. PELINDO II yang melayani pendaftaran pemanduan kapal, melayani pelanggan yang ingin memakai jasa pemanduan kapal

Lebih terperinci

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM SEKILAS TENTANG PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM MAKASSAR, 20 MEI 2013 BIODATA NAMA LENGKAP: IMRAN ISKANDAR TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR: Jakarta, 28 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu

Lebih terperinci

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Mitra Jaya Bahari Belawan berdiri pada tahun 1997 bergerak dalam bidang jasa pengangkutan cargo dan container dengan pimpinan Bapak

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci