NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2014"

Transkripsi

1 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

2 KATA PENGANTAR Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian di Kabupaten Temanggung, karena merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB. Oleh karena itu peningkatan nilai tambah sektor pertanian menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna mengungkit pertumbuhan ekonomi, juga diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani adalah data Nilai Tukar Petani (NTP), dalam publikasi NTP ini diharapkan dapat menggambarkan kemampuan tukar antara produk yang dihasilkan petani terhadap komoditas yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk biaya produksi dibidang pertanian. Semoga publikasi ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk dasar pengambilan kebijakan khususnya dibidang pertanian maupun oleh masyarakat umum. Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi perbaikan publikasi ini dimasa yang akan dating. Temanggung, April 2015 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG Ir. BAMBANG DEWANTORO Pembina Utama Muda NIP

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... vi BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kegunaan Ruang Lingkup... 3 BAB II. KONSEP DEFINISI... 4 BAB III. METODOLOGI Penyusunan Diagram Timbang Pengumpulan Data Penghitungan NTP Klasifikasi Indeks BAB IV. PEMBAHASAN SINGKAT NTP Kabupaten Temanggung Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) NTP Sub Sektor... 20

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. It, Ib dan NTP Kabupaten Temanggung Tabel 2. NTP per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 3. Perubahan IKRT Kabupaten Temanggung Tabel 4. Perkembangan NTP Kabupaten Temanggung Tabel 5. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Temanggung Tabel 6. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Hortikultura Kabupaten Temanggung Tabel 7. Perkembangan NTP SubSektor Tanaman Perkebunan Kabupaten Temanggung Tabel 8. Perkembangan NTP Sub Sektor PeternakanKabupaten Temanggung Tabel 9. Perkembangan NTP Sub Sektor Perikanan KabupatenTemanggung Tabel 10. It per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 11. Ib per Sub Sektor KabupatenTemanggung Tabel 12. NTP per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 13. It per Sub Sektor dan Sub Kelompok KabupatenTemanggung Tabel 14. IKRT per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 14.1 IKRT Sub Kelompok Bahan Makanan Jadi per Sub Sektor KabupatenTemanggung Tabel 14.2 IKRT Sub Kelompok Makanan Jadi per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 14.3 IKRT Sub Kelompok Perumahan per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 14.4 IKRT Sub Kelompok Sandang per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tabel 14.5 IKRT Sub Kelompok Kesehatan per Sub Sektor Kabupaten Temanggung

5 Tabel 14.6 Tabel 14.7 Tabel 15. Tabel 15.1 Tabel 15.2 Tabel 15.3 Tabel 15.4 Tabel 15.5 Tabel 15.6 IKRT Sub Kelompok Pendidikan, Rek. dan OR per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IKRT Sub Kelompok Transportasi & Komunikasi per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Indeks Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (IBPPBM) per Sub sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Bibit per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Obat-obatan & Pupuk per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Sewa Lahan & Pajak per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Transpor per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Penambahan Barang Modal per Sub Sektor Kabupaten Temanggung IBPPBM Sub Kelompok Upah Buruh Tani per Sub Sektor Kabupaten Temanggung

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. NTP Kabupaten Temanggung Grafik 2. Indeks yang Diterima Petani KabupatenTemanggung Grafik 3. Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Temanggung Grafik 4. NTP per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Grafik 5. NTP Sub SektorTanaman Pangan Kabupaten Temanggung Grafik 6. It dan Ib Sub SektorTanaman Pangan Kabupaten Temanggung Grafik 7. NTP Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Temanggung Grafik 8. It dan Ib Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Temanggung Grafik 9. NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten 21 Temanggung.. 27 Grafik 10. It dan Ib Sub SektorTanaman Perkebunan Rakyat KabupatenTemanggung Grafik 11. NTP Sub Sektor Peternakan KabupatenTemanggung Grafik 12. It dan Ib Sub Sektor Peternakan KabupatenTemanggung Grafik 13. NTP Sub Sektor Perikanan Kabupaten Temanggung Grafik 14. It dan Ib Sub Sektor Perikanan KabupatenTemanggung Grafik 15. Perkembangan Inflasi Perdesaan Kabupaten Temanggung

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, dengan sendirinya lapangan pekerjaan sebagai petani digeluti oleh sebagaian besar penduduk Indonesia. Petani telah berjasa besar bagi pembangunan nasional dan kemajuan negara akan sangat ditentukan oleh eksistensi petani. Oleh karena itu peningkatan kesejahteraan petani haruslah mendapatkan perhatian pemerintah. Sifat menerima dari petani menyebabkan sudah selayaknya pihak yang berkepentingan harus terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan petani tersebut. Eksistensi pertanian dan petani mendatang berada dalam ujian besar berkaitan dengan semakin derasnya arus globalisasi dan keterbukaan pasar. Ketidakmampuan dalam mengantisipasi dan menyiapkan kehandalan petani dalam menghadapi era tersebut akan berdampak kepada eksistensi pertanian, petani dan status sebagai negara agraris. Sektor pertanian sebagai salah satu sektor pendukung perekonomian Indonesia merupakan sektor yang relatif lebih tahan dan lebih fleksibel terhadap krisis ekonomi dibandingkan sektor-sektor lainnya karena lebih mengandalkan pemanfaatan sumberdaya domestik daripada komponen impor. Sektor pertanian juga sebagai salah satu sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Temanggung, di mana pada tahun 2013 memiliki kontribusi cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung yakni mencapai 32,03 persen. Pada situasi krisis global saat ini sektor pertanian berperan sangat penting dalam pembangunan nasional antara lain melalui penyediaan kebutuhan pangan pokok, perolehan devisa melalui ekspor, penampung tenaga kerja khususnya di daerah pedesaan. Keberhasilan pembangunan dapat dilihat dengan semakin meningkatnya perkembangan perekonomian di semua sektor, baik pertanian maupun non pertanian, dan bagi semua lapisan, baik perkotaan maupun perdesaan. Sebagaimana diketahui masih cukup besar penduduk Kabupaten Temanggung yang tinggal di wilayah perdesaaan dan menurut data tahun 2013 sebanyak 53 persen penduduk Temanggung bekerja di sektor pertanian. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Temanggung masih banyak digunakan untuk kegiatan pertanian. Dari ha luas wilayah Kabupaten Temanggung, 78,25 persennya atau seluas ha digunakan untuk kegiatan pertanian, yang meliputi lahan sawah, tegal/kebun, ladang/huma, kehutanan,

8 perkebunan dan tambak/kolam. Sisanya ha atau 21,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Temanggung dimanfaatkan untuk rumah/pekarangan dan lain-lain. Hal ini menunjukkan dominasi kegiatan pertanian terhadap penggunaan lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Temanggung. Tingkat kesejahteraan penduduk perdesaan belum lebih baik dari penduduk perkotaan. Untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk secara menyeluruh berarti juga harus meningkatkan kesejahteraan penduduk perdesaan dengan memperhatikan pembangunan di sektor pertanian. Untuk mengetahui keberhasilan dari pembangunan, selain data pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan pula data pengukur tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah satu indikator yang menunjukkan kesejahteraan petani dan kondisi perekonomian perdesaan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan rasio atau perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Secara konseptual NTP adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang diterima petani sebagai indeks harga produsen, merupakan indeks harga dari berbagai komoditas hasil produksi pertanian (farm gate price), sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebagai indeks harga konsumen (retail price), merupakan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani serta indeks harga biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam memproduksi hasil pertanian. Dari angka NTP dapat pula diketahui tingkat daya saing suatu produk pertanian yang dihasilkan petani dibandingkan dengan produk lain, sehingga arah pengembangan kebijakan pada spesialisasi produk unggulan wilayah yang berkualitas dapat dilakukan. Indeks harga produsen maupun konsumen perdesaan yang digunakan selama ini, menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Mulai publikasi tahun 2014 ini penghitungan NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Secara umum penghitungan NTP menghasilkan 3 (tiga) pengertian yaitu : 1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsi. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

9 2. NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya. 3. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya KEGUNAAN Beberapa fungsi atau kegunaan nilai tukar petani antara lain: 1. Dari indeks harga yang diterima petani dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini dipakai sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. 2. Dari Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barangbarang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan (Inflasi Perdesaan) dan fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 3. Nilai tukar petani berguna untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi hasil pertanian. Dengan demikian NTP dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai kesejahteraan petani RUANG LINGKUP Sektor pertanian yang dicakup dalam penghitungan NTP dengan menggunakan tahun dasar 2012 = 100 meliputi sub sektor Tanaman Pangan, sub sektor Hortikultura, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat, sub sektor Peternakan, dan sub sektor Perikanan. Diagram timbang yang digunakan adalah diagram timbang NTP Temanggung yang berasal dari diagram timbang NTP Provinsi Jawa Tengah yang telah disesuaikan dengan kondisi Temanggung dan disusun meliputi diagram timbang untuk penghitungan indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. Sedangkan referensi waktu yang digunakan dalam penghitungan NTP tahun 2014 ini adalah bulan Januari sampai dengan Desember BAB II

10 KONSEP DAN DEFINISI Beberapa konsep dan definisi yang digunakan dalam penghitungan NTP antara lain : 1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. 2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani 3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (Ib) Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumahtangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi rumahtangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian. 4. PETANI Yang dimaksud petani disini adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). 5. HARGA YANG DITERIMA PETANI Harga yang Diterima Petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan kedalam harga penjualannya atau Farm Gate (harga disawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga rata-rata adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani produsen. 6. HARGA YANG DIBAYAR PETANI Harga yang Dibayar Petani adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri maupun untuk keperluan biaya produkdi pertanian. Data harga barang untuk keperluan produksi pertanian dikumpulkan dari wawancara langsung dengan petani, sedangkan

11 harga barang/jasa untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih. 7. PASAR Pasar adalah tempat terjadi transaksi antara penjual dan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling besar, banyak pembeli dan penjual, jenis barang yang diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin kelangsungan pencatatan harganya serta terletak di desa perdesaan (rural). 8. HARGA ECERAN PERDESAAN Harga eceran perdesaan adalah harga transaksi antara penjual dan pembeli secara eceran dipasar setempat untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain. Harga yang dicatat adalah harga modus (yang terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari beberapa pedagang/penjual yang memberikan datanya. 9. PAKET KOMODITAS Paket Komoditas adalah sekelompok (sekeranjang) komoditas terpilih dari hasil produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dan barang/jasa yang digunakan baik untuk proses produksi pertanian maupun untuk keperluan rumah tangga petani di daerah perdesaan untuk suatu periode tertentu. 10. DIAGRAM TIMBANG Diagram Timbang adalah bobot/nilai masing-masing komoditas hasil produksi pertanian dan barang/jasa yang termasuk dalam paket komoditas. 11. TAHUN DASAR Tahun Dasar adalah periode waktu yang ditentukan sebagai permulaan dihitungnya angka indeks. Penentuan pergantian tahun dasar bisa disebabkan beberapa pertimbangan, antara lain: 1) Perluasan cakupan wilayah penelitian. Misalnya pergantian tahun dasar NTP tahun 2007 menjadi 2012 karena provinsi yang tercakup dalam penghitungan NTP bertambah, dari 32 provinsi menjadi 33 provinsi. 2) Perluasan cakupan penghitungan indeks pada subsektor dalam sektor pertanian. 3) Kondisi perekonomian nasional yang stabil. BAB III

12 METODOLOGI 3.1. PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG Diagram timbang adalah diagram yang menunjukkan distribusi persentase nilai produksi/konsumsi tiap jenis komoditas barang/jasa terhadap total rata-rata produksi pertanian/pengeluaran rumahtangga di suatu perdesaan. Ada dua indeks yang digunakan untuk menghasilkan NTP, yaitu indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar Petani (Ib) Penyusunan Diagram Timbang Dengan Melakukan SPDT NTP Tahapan yang harus dilakukan untuk menyusun diagram timbang NTP dengan SPDT NTP adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) tahun dasar di wilayah yang akan dilakukan penghitungan NTP. 2. Menghitung diagram timbang pada tahun dasar (Januari - Desember ) dengan rumus : a. Nilai yang Diterima Petani (It): NP 0ij = MS 0 ij X P 0ij X Q 0 ij Dimana: NP 0ij MS 0 ij P 0ij Q 0 ij = Nilai yang diterima petani (nilai produksi) komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar = marketed surplus komoditas ke-i di sub sektor ke-j hasil SPDT NTP tahun dasar (hasil bagi nilai produksi yang dijual dengan produksi yang dihasilkan) = Rata-rata harga komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar = Kuantitas produksi komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar b. Nilai yang Dibayar Petani (Ib) 1) Menghitung nilai yang dibayar untuk Konsumsi Rumah Tangga:

13 di mana: = Nilai konsumsi perdesaan komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar = Nilai konsumsi perdesaan hasil SUSENAS komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar NK' 0 ij = Nilai konsumsi perdesaan komoditas ke-i di sub sektor ke-j hasil SPDT NTP pada tahun dasar. dengan : di mana : = Nilai konsumsi komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar = Rata-rata harga komoditas ke-i di sub sektor ke-j pada tahun dasar = Rata-rata harga komoditas ke-i di subsektor ke-j pada periode waktu survei (misal periode setahun yang lalu SPDT NTP adalah Oktober Oktober 2012) = Nilai konsumsi komoditas ke-i di subsektor ke-j hasil SPDT NTP pada periode waktu survei Perbandingan antara P o ij dan P' o ij biasa disebut dengan faktor koreksi harga (FKH). 2) Menghitung nilai yang dibayar untuk Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal ( BPPBM) : di mana :

14 = Nilai yang dibayar untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j selama 1 tahun (Januari - Desember) pada tahun dasar = Rata-rata harga komoditas ke-i di sub sektor ke-j selama satu tahun (Januari - Desember) pada tahun dasar = Rata-rata harga komoditas ke-i di subsektor ke-j pada periode waktu survei (misal : Oktober 2011 Oktober2012) = Nilai yang dibayar untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j hasil SPDT NTP pada periode waktu survei (misal: Oktober Oktober 2012). Perbandingan antara P 0ij dan P 0ij biasa disebut dengan faktor koreksi harga (FKH). 3) Menghitung nilai yang dibayar petani : NB 0 =NK 0 +NBP 0 dengan : NB 0 = Nilai yang dibayar petani NK 0 = Nilai yang dibayar untuk Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan NBP 0 = Nilai yang dibayar untuk BPPBM 3. Paket komoditas yang ada harus diteliti kembali apakah nilai komoditas tersebut cukup besar dan tersedia data harganya di lokasi sampel terpilih yang telah ditentukan. Apabila ada jenis komoditas yang persentase nilai produksinya terhadap total nilai produksi (bobot) sangat kecil (<0,02 persen), dilakukan penyesuaian atau modifikasi nilai komoditas tersebut dengan cara imputasi proporsional ke dalam komoditas-komoditas dalam sub kelompok. Sedangkan untuk nilai yang dibayar, jika ada jenis komoditas yang persentase nilai pengeluarannya terhadap total pengeluaran (bobot) sangat kecil (<0,02 persen) dan/atau tidak dijual di lokasi sampel survei harga, dilakukan penyesuaian atau modifikasi nilai komoditas tersebut dengan cara imputasi langsung maupun proporsional ke dalam komoditaskomoditas sejenis atau komoditas-komoditas dalam sub kelompok maupun kelompoknya. Untuk komoditas yang rutin digunakan, seperti garam dan lain

15 sebagainya, walau nilai konsumsinya kecil (<0,02persen ), tetap di masukkan kedalam paket komoditas. 4. Menghitung diagram timbang untuk masing-masing komoditas dalam paket komoditas It dan Ib pada tahun dasar: dan di mana : m = Diagram timbang It untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j = Diagram timbang Ib untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j = Nilai yang diterima untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j = Nilai yang dibayar untuk komoditas ke-i di sub sektor ke-j = Jumlah komoditas Melalui tahap tersebut akan diperoleh paket komoditas untuk It dan Ib. Tahap berikutnya adalah melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh kualitas komoditasnya. Mengingat penyusunan diagram timbang dengan melakukan SPDT NTP membutuhkan waktu yang relatif lama dan biaya yang sangat besar maka metode tersebut tidak dapat digunakan/diterapkan dalam menghitung NTP Kabupaten Temanggung Penyusunan Diagram Timbang Dengan Rujukan Diagram Timbang Daerah Lain Penyusunan diagram timbang dengan cara ini dilakukan tanpa harus melakukan SPDT NTP terlebih dahulu, tetapi dengan rujukan (referensi) diagram timbang daerah lain yang sudah pernah dilakukan penghitungan NTP. Dalam hal ini, NTP Kabupaten Temanggung dihitung dengan menggunakan rujukan diagram timbang Provinsi Jawa

16 Tengah yang telah disesuaikan dengan kondisi dan komoditas yang ada di Kabupaten Temanggung. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Paket Komoditas It : Menghitung nilai yang diterima petani pada tahun dasar (Januari Desember 2012) di Kabupaten Temanggung dengan rumus : NP 0 ij =MS 0 ij X P 0ij X Q 0 ij Dimana: NP 0 ij = Nilai yang diterima pada tahun dasar komoditas ke-i disub sektor ke-j di Kabupaten Temanggung MS 0 ij = Marketed surplus tahun dasar komoditas ke-i di sub sektor ke-j hasil SPDT NTP Provinsi Jawa Tengah (hasil bagi nilai produksi yang dijual dengan nilai produksi yang dihasilkan) P 0ij = Rata-rata harga komoditas ke-i di sub sektor ke-j di Kabupaten Temanggung Q 0 ij = Kuantitas produksi komoditas ke-i di sub sektor ke-j di Kabupaten Temanggung b. Penyusunan Paket Komoditas Ib : 1. Untuk menyusun paket komoditas Ib Kabupaten Temanggung, paket komoditas yang ada di daerah rujukan (Provinsi Jawa Tengah) harus diteliti kembali apakah komoditas tersebut juga banyak dikonsumsi atau digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Temanggung. 2. Apabila ada jenis komoditas dalam paket komoditas NTP Provinsi Jawa tengah ternyata tidak dikonsumsi di Kabupaten Temanggung, dilakukan penyesuaian atau modifikasi dengan cara : a. Diganti langsung dengan komoditas substitusinya. b. Apabila komoditas substitusinya juga tidak ada, maka komoditas tersebut tidak perlu di masukkan dalam paket komoditas Ib di Kabupaten Temanggung. Nilai pengeluaran komoditas tersebut tidak dihilangkan, tetapi akan diimputasikan secara proporsional ke dalam sub kelompoknya.

17 3. Menghitung Faktor Koreksi Harga ( FKH ) per komoditas dalam paket komoditas NTP, dengan rumus : dengan : = Faktor Koreksi Harga komoditas ke-i = Rata-rata harga komoditas ke-i pada tahun dasar di Kabupaten Temanggung. = Rata-rata harga komoditas ke-i pada tahu dasar (tahun 2012) di Provinsi Jawa Tengah. 4. Menghitung nilai yang dibayar dari komoditas yang masuk dalam komoditas Ib di kabupaten Temanggung. Caranya yaitu dengan mengalikan FKH per komoditas dengan nilai pengeluaran awal (hasil dari langkah 1 sampai dengan 3) untuk Provinsi Jawa Tengah. Untuk komoditas ke-i nilai pengeluaran awal tersebut diperoleh dari nilai pengeluaran setelah dilakukan imputasi. Rumus yang digunakan adalah : NB 0 i =FKH i X NB 0 i di mana : NB 0 i FKH i = Nilai pengeluaran untuk komoditas ke-i di Kabupaten Temanggung = Faktor Koreksi Harga komoditas ke-i NB' oi = Nilai Pengeluaran Awal komoditas ke-i di Provinsi Jawa Tengah setelah dilakukan imputasi Melalui tahapan-tahapan tersebut akan diperoleh paket komoditas It dan Ib. Tahap berikutnya adalah menghitung diagram timbang untuk setiap komoditas. c. Menghitung diagram timbang untuk masing-masing komoditas dan subsektor dalam paket komoditas It dan Ib pada tahun dasar Rumus yang digunakan untuk diagram timbang It :

18 dan diagram timbang Ib : = Diagram timbang It untuk komoditas ke-i di subsektor ke-j = Diagram timbang Ib untuk komoditas ke-i di subsektor ke-j = Nilai yang diterima untuk komoditas ke-i di subsektor ke-j = Nilai yang dibayar untuk komoditas ke-i di subsektor ke-j m = Jumlah komoditas 3.2. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani atau pedagang/penjual jasa dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner, yang terdiri dari daftar HKD-1, HKD-2.1, HKD-2.2 untuk daftar konsumsi perdesaan dan HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5 untuk daftar produksi perdesaan Daftar Pertanyaan/Kuesioner Daftar HKD-1 Daftar HKD-1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang/jasa kelompok makanan untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal 15 bulan pencacahan. Daftar HKD-2.1 Daftar HKD-2.1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang/jasa kelompok konstruksi, jasa dan transportasi untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal 15 bulan pencacahan. Daftar HKD-2.2 Daftar HKD-2.2 digunakan untuk mencatat harga eceran barang/jasa kelompok aneka perlengkapan rumah tangga dan lainnya untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal 15 bulan pencacahan.

19 Daftar HD-1 Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian tanaman padi palawija. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai tanggal 15 di bulan bersangkutan. Daftar HD-2 Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian tanaman hortikultura. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1. Daftar HD-3 Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi tanaman perkebunan rakyat. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1. Daftar HD-4 Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi peternakan. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1. Daftar HD-5.2 Daftar HP-5.2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi perikanan (budidayaikan). Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD Sumber Data Data yang digunakan berasal dari hasil survei harga dan dilakukan secara rutin di wilayah sampel kecamatan. Responden (petani) yang dipilih selain dari kecamatan terpilih juga harus berada di perdesaan (rural). Responden tersebut sebaiknya yang banyak menjual bermacam produk hasil pertanian, atau dengan kata lain memilih responden petani yang mengusahakan bermacam jenis tanaman, begitu pula untuk pedagang di pasar. Pemilihan pasar dilakukan secara purposive terhadap pasar di kecamatan rural terpilih yang memenuhi kriteria :

20 a. Paling besar di kecamatan terpilih b. Beraneka ragam barang yang diperdagangkan c. Banyak masyarakat berbelanja di pasar tersebut d. Kelangsungan pencatatan data harga terjamin e. Terletak di desa rural 3.3. PENGHITUNGAN NTP Formula Penghitungan It dan Ib Formula atau rumus yang digunakan pada penghitungan It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang dimodifikasi (Modified Laspeyres Indices), n m i 1 ( n 1) i m i 1 ni oi ( n 1) i Q oi Q oi 100 Keterangan : I n P ni P (n-1)i P ni P (n-1)i P 0i Q 0i m = Indeks harga bulan ke-n (It maupun Ib) = Harga bulan ke-n untuk jenis barang ke-i = Harga bulan ke-(n-1) untuk jenis barang ke-i = Relatif harga bulan ke-n untuk jenis barang ke- i = Harga pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i = Banyaknya jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas Pertimbangan yang mendasari penggunaan formula di atas adalah sebagai berikut: 1. Tren harga tidak dipengaruhi oleh perbedaan kualitas atau spesifikasi komoditas 2. Perbedaan harga komoditas antar kecamatan tidak berpengaruh 3. Dapat dilakukan penggantian spesifikasi atau penggantian kualitas barang. Namun demikian untuk mempermudah penghitungan rumus diatas, maka digunakan rumus indeks sebagai berikut : n m i 1 RH m i 1 ni x DT DT oi ( n 1) i 100

21 Dimana : I n DT (n-1)i RH ni m atau = Indeks harga bulan ke-n untuk komoditas ke-i = Diagram timbang bulan ke-(n-1) untuk komoditas ke-i = Relatif harga bulan ke-n untuk komoditas ke-i = Jumlah komoditas dalam paket komoditas dimana : DT ni DT 0i n m i 1 m i 1 DT DT ni oi 100 = Diagram timbang bulan ke-n untuk komoditas ke-i = Diagram timbang tahun dasar untuk komoditas ke-i Penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) dimana : NTP = Nilai Tukar Petani I t I b 100 = Indeks harga yang diterima petani = Indeks harga yang dibayar petani t b 3.4. KLASIFIKASI INDEKS Indeks Harga yang Diterima Petani (It) untuk masing-masing subsektor dirinci sebagai berikut: a. Indeks Subsektor Tanaman Pangan: 1. Indeks kelompok padi 2. Indeks kelompok palawija b. Indeks Subsektor Hortikultura: 1. Indeks kelompok sayur-sayuran 2. Indeks kelompok buah-buahan

22 3. Indeks kelompok tanaman obat-obatan c. Indeks Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR): 1. Indeks kelompok Tanaman Perkebunan d. Indeks Subsektor Peternakan: 1. Indeks kelompok Ternak Besar 2. Indeks kelompok Ternak Kecil 3. Indeks kelompok Unggas 4. Indeks kelompok Hasil Ternak f. Indeks Subsektor Perikanan: 1. Indeks kelompok Perikanan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dirinci sama untuk masing-masing subsektor, terdiri dari: a. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), terdiri dari: 1. Indeks kelompok Bahan Makanan 2. Indeks kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3. Indeks kelompok Perumahan 4. Indeks kelompok Sandang 5. Indeks kelompok Kesehatan 6. Indeks kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7. Indeks kelompok Transpor dan Komunikasi b. Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal, terdiri dari: 1. Indeks kelompok Bibit 2. Indeks kelompok Pupuk dan Obat-obatan 3. Indeks kelompok Transpor 4. Indeks kelompok Sewa dan Pengeluaran Lain 5. Indeks kelompok Barang Modal 6. Indeks kelompok Upah Buruh BAB IV PEMBAHASAN SINGKAT

23 4.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Temanggung Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menggambarkan nilai tukar (term of trade) dari produksi pertanian terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani dan biaya produksi serta pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Tabel1. It, Ib, NTP Kabupaten Temanggung 2014 (2012=100) Bulan It Ib NTP Perubahan (%) Januari 111,90 110,02 101,71 0,02 Februari 112,13 110,73 101,27-0,43 Maret 112,13 111,12 101,16-0,11 April 112,03 110,87 101,05-0,12 Mei 112,20 110,94 101,13 0,08 Juni 113,27 111,61 101,49 0,35 Juli 113,69 112,22 101,31-0,17 Agustus 114,39 112,40 101,77 0,45 September 115,10 112,85 101,99 0,22 Oktober 115,90 113,41 102,20 0,20 November 117,03 114,72 102,01-0,19 Desember 118,84 117,27 101,34-0,65 Rata-rata Jan - Des 114,07 112,35 101,53 0,03 Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Kabupaten Temanggung dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2014, menunjukkan bahwa ratarata nilai tukar petani (NTP) Kabupaten Temanggung diatas angka 100,00 yaitu sebesar 100,53 dengan indeks yang diterima petani (It) sebesar 114,07 dan indeks yang dibayar (Ib) sebesar 112,35. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode Januari sampai dengan Desember petani mengalami surplus atau dengan kata lain nilai yang diterima petani dari hasil produk pertanian yang dihasilkan lebih besar dibandingkan

24 dengan nilai yang dibayar rumah tangga petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi serta untuk penambahan barang modalnya. Bulan dengan NTP tertinggi adalah bulan Oktober dengan NTP sebesar 102,20, sedangkan bulan dengan NTP terendah adalah bulan April dengan NTP Selama tahun 2014 terjadi perubahan angka NTP dari bulan ke bulan. Perubahan positif terjadi pada bulan Januari, Mei, Juni, Agustus, September dan Oktober, sedangkan 6 bulan lainnya mengalami perubahan negatif. Perubahan terbesar terjadi dibulan Agustus dengan kenaikan NTP sebesar 0,45 persen, sedangkan perubahan terkecil bahkan terjadi penurunan angka NTP terjadi pada bulan Desember dengan penurunan sebesar 0,65 persen. Grafik 1. NTP Kabupaten Temanggung Januari - Desember ,5 102,0 101,71 101,77 101,99 102,2 102,01 101,5 101,49 101,27 101,31 101,16 101,13 101,05 101,34 101,0 100,5 100,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 4.2.Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Dari angka Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dapat dilihat fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Pada periode Januari sampai dengan Desember 2014 secara rata-rata besaran indeks harga yang diterima petani ada pada angka 114,07. Jika dilihat per bulan semua berada diatas 100, artinya harga produk pertanian yang dihasilkan petani secara umum lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun dasar (tahun 2012). Diawali pada posisi It sebesar 111,90 pada bulan Januari 2014 dan ditutup pada akhir pengumpulan data yaitu bulan Desember dengan indeks yang diterima petani

25 111,9 112,13 112,42 112,03 112,2 113,27 113,69 114,39 115,1 115,9 117,03 118,84 mencapai 118,84. Selama tahun 2014 indeks yang diterima petani selalu mengalami kenaikan kecuali pada bulan April terjadi penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu naik sebesar 1,55 persen dari It 117,03 dibulan November menjadi 118,84 dibulan Desember, sedangkan penurunan terjadi dibulan April yaitu dari It 112,42 dibulan Maret menjadi 112,03 dibulan April atau turun 0,35 persen. Posisi It tertinggi terjadi pada bulan Desember 2014 dengan It sebesar 118,84, sedangkan bulan dengan It terendah terjadi pada bulan April dengan It pada posisi 112,03. Grafik 2. Indeks yang Diterima Petani (It) Kabupaten Temanggung Januari Desember Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dari indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Ib terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu kelompok indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan kelompok indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Kelompok IKRT dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok pengeluaran yang terdiri dari Bahan Makanan, Makanan Jadi, Perumahan, Sandang, Kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olah raga, serta transpor dan komunikasi. Perubahan indeks harga

26 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 110,02 110,73 111,12 110,87 110,94 111,61 112,22 112,40 112,85 113,41 114,72 117,27 konsumsi rumah tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi diwilayah perdesaan. Sedangkan kelompok BPPBM terdiri dari 6 (enam) komponen, yaitu Bibit; Obat-obatan dan Pupuk; Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya; Transpor; Penambahan Barang Modal serta Upah Buruh Tani. Grafik3. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Temanggung Januari - Desember 2014 Sejalan dengan indeks yang diterima petani, indeks yang dibayar petani selama tahun 2014 pada setiap bulannya terjadi kenaikan kecuali bulan April terjadi penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 2,22 persen dari Ib 114,72 dibulan November menjadi 117,27 dibulan Desember, sedangkan dibulan April terjadi penurunan Ib sebesar 0,23 persen dari 111,12 dibulan maret menjadi 110,87 dibulan April NTP Sub Sektor Sub sektor penyusun NTP umum meliputi sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan. Tabel 2. NTP Sub Sektor Bulan Januari - Desember 2014

27 Bulan Tan.Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan Umum Januari 100,72 102,26 103,45 103,69 103,86 101,71 Februari 100,42 101,96 101,63 103,18 103,48 101,27 Maret 100,05 102,57 101,40 103,48 103,11 101,16 April 100,03 102,25 101,00 103,20 103,27 101,05 Mei 100,02 101,98 102,89 103,13 103,51 101,13 Juni 100,45 101,83 100,88 105,49 103,59 101,49 Juli 100,12 100,19 100,67 106,16 107,57 101,31 Agustus 100,11 102,17 100,92 106,92 107,76 101,77 September 100,12 103,64 100,45 107,74 106,20 101,99 Oktober 100,34 103,93 100,95 107,87 105,88 102,20 November 100,47 103,99 101,07 105,86 104,85 102,01 Desember 100,64 102,34 100,13 103,28 102,87 101,34 Rata-rata 100,29 102,43 101,29 105,00 104,66 101,53 Dilihat dari sub sektor penyusun NTP Umum, selama periode Januari sampai dengan Desember 2014 besaran NTP berada pada posisi diatas 100. Hal ini menunjukkan bahwa dalam periode ini petani mengalami surplus, artinya nilai dari produk pertanian yang dihasilkan petani lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga petani dan untuk biaya produksi hasil pertaniannya. Secara rata-rata tahunan dari 5 sub sektor penyusun NTP Umum Kabupaten Temanggung tahun 2014 sub sektor pertanian yang mempunyai angka NTP tertinggi adalah sub sektor Peternakan dengan NTP sebesar 105,00. Disusul kemudian sub sektor Perikanan dengan rata-rata NTP 104,66. Urutan 3 sub sektor lainnya berturutturut adalah sub sektor Hortikultura dengan NTP 102,43, sub sektor Perkebunan 101,29 dan terakhir sub sektor Tanaman Pangan dengan NTP 100,29. Grafik 4. NTP per Sub Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2014

28 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des ,66 102,43 101,29 100,29 Tan Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Sub Sektor Tanaman Pangan Yang dipantau pada sub sektor Tanaman Pangan meliputi harga komoditas yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor Tanaman Pangan meliputi komoditas padi dan palawija, yang terdiri dari gabah, jagung, kacang-kacangan, ketela, umbi-umbian dan lain-lain. Grafik 5. NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Temanggung ,8 100,72 100,7 100,6 100,5 100,4 100,42 100,45 100,34 100,47 100,64 100,3 100,2 100,1 100,05 100,03 100,02 100,12 100,11 100, Hasil pemantauan harga perdesaan di Kabupaten Temanggung dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 menunjukkan bahwa NTP sub sektor Tanaman Pangan setiap bulannya berada pada posisi diatas angka 100, artinya nilai dari produk

29 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 111,41 110,62 111,95 111,49 111,83 111,77 111,47 111,44 111,5 111,48 112,66 112,15 113,01 112,87 113,22 113,1 113,75 113,61 114,62 114,23 116,06 115,52 118,66 117,91 Tanaman Pangan yang dihasilkan petani lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk proses produksi Tanaman Pangan maupun untuk konsumsi rumah tangga petani Tanaman Pangan atau dengan kata lain terjadi surplus disub sektor ini. NTP terbesar terjadi dibulan Januari dengan NTP 100,72, sedangkan NTP terendah yaitu sebesar 100,02 terjadi dibulan Mei. Selama tahun 2014 terjadi 5 kali kenaikan NTP sub sektor Tanaman Pangan dan 7 kali pula terjadi penurunan NTP. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 0,43 persen yaitu dari NTP bulan Mei 2014 sebesar 100,02 menjadi 100,45 dibulan Juni Sedangkan perubahan NTP Tanaman Pangan terkecil, bahkan mengalami penurunan terjadi pada bulan Maret, yaitu dari NTP Tanaman Pangan sebesar 100,42 pada bulan Februari menjadi 100,05 pada bulan Maret atau turun 0,36 persen. Komponen penyusun NTP Tanaman Pangan yaitu indeks yang diterima petani dan indeks yang dibayar petani. Selama periode pemantauan harga yaitu Januari sampai dengan Desember keduanya menunjukkan angka diatas 100. Grafik 6. It dan Ib Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Temanggung Januari - Desember It Ib Sub Sektor Hortikultura Yang dipantau pada sub sektor Hortikultura meliputi harga komoditas yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta

30 100,19 102,26 101,96 102,57 102,25 101,98 101,83 102,17 103,64 103,93 103,99 102,34 biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani Hortikultura. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor Hortikultura meliputi komoditas Sayursayuran, Buah-buahan dan Tanaman Obat-obatan. Selama periode pemantauan harga dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014, NTP subsektor Hortikultura selalu pada posisi diatas 100, artinya nilai dari produk hortikultura yang dihasilkan petani lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk proses produksi hortikultura maupun untuk konsumsi rumah tangga petani hortikultura. Bulan dengan NTP tertinggi adalah bulan November dengan NTP sebesar 103,99, sedangkan bulan dengan NTP terendah terjadi dibulan Juli dengan besaran NTP 100,19. Grafik 7. NTP Sub Sektor Hortikultura Kabupaten Temanggung Bulan Januari - Desember Bila diamati dari komponen penyusun NTP yaitu indeks yang diterima petani (It) maupun indeks yang dibayar petani (Ib) sub sektor Hortikultura selama periode Januari sampai dengan Desember 2014 keduanya berada diatas 100. Bulan dengan It tertinggi terjadi dibulan Desember yaitu 119,34 dan bulan dengan It terendah adalah bulan Juli dengan It sebesar 112,02. Untuk indeks yang dibayar petani (Ib) posisi tertinggi juga terjadi pada bulan Desember dengan angka Ib sebesar 116,60 dan Ib terendah terjadi pada bulan Januari dengan angka Ib sebesar 109,75.

31 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 109,75 110,31 110,48 110,29 110,44 111,12 112,23 112,47 113,32 112,77 112,62 112,02 111,8 111,88 113,15 112,35 112,8 114,32 113,92 116,44 117,24 116,6 118,47 119,34 Grafik 8. It dan Ib Hortikultura Kabupaten Temanggung Bulan Januari s.d. Desember It Ib NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) Yang dipantau pada sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat meliputi harga komoditas yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi dan untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani Tanaman Perkebunan Rakyat. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor tanaman perkebunan rakyat meliputi kelapa, kopi, kakao, cengkeh, tembakau dan lain-lain. Selama periode pemantauan harga dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 besaran NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat setiap bulannya berada pada angka diatas 100,00, artinya bahwa dalam periode ini petani tanaman perkebunan mengalami surplus, nilai komoditas yang dihasilkan petani lebih besar dari nilai yang dipergunakan untuk biaya produksi tanaman perkebunan rakyat maupun untuk biaya konsumsi rumah tangganya. Jika dilihat setiap bulannya NTP tanaman perkebunan rakyat tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu pada posisi 103,45, sedangkan NTP TPR terendah yaitu sebesar 100,13 terjadi pada bulan Desember. Kenaikan NTP TPR terbesar terjadi pada bulan Mei yaitu naik 1,87 persen, sedangkan kenaikan terkecil bahkan mengalami penurunan terjadi pada bulan Juni yaitu turun sebesar 1,95 persen. Grafik 9.

32 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 111,10 113,48 111,65 113,51 111,94 112,77 111,65 111,74 113,35 112,36 114,94 114,97 113,82 113,05 114,29 113,25 114,20 113,69 115,31 114,23 116,66 115,42 118,03 117,89 Jan Feb Maret Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des 101,63 101,40 101,00 100,88 100,67 100,45 100,13 100,92 100,90 101,07 102,89 103,45 NTP Sub Sektor TPR Kabupaten Temanggung Bulan Januari -Desember Selama periode pemantauan harga dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014, indeks yang diterima petani dan indeks yang dibayar petani dari sub sektor tanaman perkebunan rakyat berada diatas angka 100. It tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 118,03, It terendah bulan April 112,77, sedangkan untuk Ib tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 117,89 dan yang terendah bulan Januari 111,10. Grafik 10. It dan Ib Tanaman Perkebunan Rakyat Bulan Januari -.Desember It Ib NTP Sub Sektor Peternakan Yang dipantau pada sub sektor peternakan meliputi harga komoditas yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta

33 biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor peternakan meliputi komoditas Ternak Besar, Ternak Kecil, Unggas dan Hasil-hasil Peternakan. Selama periode pemantauan harga yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 besaran NTP sub sektor peternakan angkanya cukup fluktuatif, angkanya berkisar antara 102 sampai dengan 108. NTP tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan NTP 107,87, sedangkan bulan Mei merupakan bulan dengan NTP terendah disub sektor peternakan dengan NTP 103,18. Perkembangan NTP selama tahun 2014, separuh bulan pengamatan mengalami kenaikan NTP, yaitu pada bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober sedangkan separuh bulan lainnya mengalami penurunan NTP. Grafik 11. NTP Sub Sektor Peternakan Kabupaten Temanggung Bulan Januari -Desember ,74 107,87 106,92 105,49 106,16 105,86 103,69 103,18 103,48 103,20 103,13 103,28 Dari penyusun NTP sub sektor peternakan yaitu indeks yang diterima dan indeks yang dibayar petani setiap bulannya berada pada posisi diatas 100. Untuk indeks yang diterima petani pada bulan Desember sebesar 119,20 merupakan bulan dengan indeks yang diterima tertinggi, sedangkan indeks diterima petani bulan Februari sebesar 111,10 adalah indeks diterima yang terendah. Adapun untuk indeks yang dibayar petani bulan Desember juga merupakan bulan dengan indeks yang dibayar petani tertinggi yaitu 115,42 sedangkan bulan Januari merupakan bulan dengan

34 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 107,31 107,67 109,03 109,05 109,22 111,27 111,10 109,90 109,54 109,61 109,77 110,20 112,83 112,54 112,64 112,16 115,93 116,29 115,42 117,19 118,26 118,87 118,72 119,20 indeks yang dibayar petani terendah dengan besaran 107,31. Grafik 12. It dan Ib Sub Sektor Peternakan Kabupaten Temanggung Bulan Januari Desember 2014 It Ib NTP Sub Sektor Perikanan Yang dipantau pada sub sektor Perikanan meliputi harga komoditas yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani sub sektor Perikanan. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor perikanan meliputi kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar. Sama dengan disub sektor Peternakan, selama periode pemantauan harga dari Januari sampai dengan Desember 2014, NTP sub sektor Perikanan angkanya cukup fluktuatif, enam bulan pantauan mengalami kenaikan NTP, enam bulan lainnya mengalami penurunan NTP. Bulan-bulan yang mengalami kenaikan NTP adalah bulan Januari, April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus, enam bulan lainnya mengalami penurunan NTP. NTP tertinggi terjadi di bulan Agustus sebesar 107,76 dan terendah terjadi dibulan Desember dengan NTP pada posisi 102,87. Perkembangan NTP tertinggi terjadi dibulan Juli yaitu naik 3,85 persen dari

35 NTP bulan Juni 103,59 menjadi 107,57 dibulan Juli, sedangkan perkembangan terendahnya terjadi dibulan Desember yang mengalami penurunan 1,88 persen dari NTP bulan November 104,85 menjadi 102,87 dibulan Desember. Grafik 13. NTP Sub Sektor Perikanan Bulan Januari -Desember ,57 107, ,20 105, , ,86 103,48 103,11 103,27 103,51 103,59 102, Jika dilihat dari komponen penyusun NTP sub sektor perikanan yaitu indeks yang diterima petani dan indeks yang dibayar petani, selama periode pemantauan harga dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 keduanya pada posisi diatas 100,00. Indeks yang diterima tertinggi terjadi dibulan Desember dengan indeks sebesar 119,38 dan yang terendah terjadi pada empat bulan berturut-turut yaitu bulan Januari sampai dengan April yaitu dengan besaran indeks 113,32. Sedangkan untuk indeks yang dibayar petani tertinggi terjadi dibulan Desember dengan indeks sebesar 116,04 dan indeks dibayar petani yang terendah terjadi pada bulan Januari dengan besaran indeks 109,10. Grafik 14. It dan Ib Sub Sektor Perikanan Bulan Januari -Desember 2014

36 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 109,10 109,51 109,90 109,73 109,68 110,31 111,37 111,65 112,01 113,32 113,32 113,32 113,32 113,53 112,55 114,27 113,66 116,04 119,79 118,96 120,32 119,17 119,17 119, It Ib Inflasi Perdesaan Perubahan indeks harga barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga (KRT) petani yang kebanyakan bermukim di perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Selama pemantauan harga dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 perubahan indeks harga konsumen atau yang sering disebut inflasi wilayah perdesaan di Kabupaten Temanggung cenderung mengalami kenaikan harga (inflasi) pada setiap bulannya, kecuali bulan April mengalami penurunan harga (deflasi). Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 2,71 persen. Inflasi pada Desember ini dipengaruhi oleh kenaikan/inflasi pada setiap kelompok konsumsi rumah tangga petani, terutama kelompok transpor dan komunikasi dan kelompok bahan makanan yaitu masing-masing naik sebesar 5,61 persen dan 3,65 persen, sedangkan inflasi terendah bahkan mengalami deflasi terjadi pada bulan April yang turun 0,29 persen terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas konsumsi rumah tangga tani kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan 0,92 persen. Tabel 3. Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga

37 Kabupaten Temanggung Bulan Januari Desember 2014 Rincian Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Konsumsi RT 1,33 0,69 0,26-0,29 0,15 0,82 0,74 0,14 0,56 0,64 1,51 2,71 Bahan Makanan 2,20 1,04 0,09-0,92 0,14 1,44 1,19 0,12 0,80 1,12 2,14 3,65 Mak. Jadi 0,78 0,32 0,46 0,16 0,21 0,49 0,14 0,16 0,61 0,24 0,45 1,02 Perumahan 1,15 0,83 0,29 0,25 0,24 0,40 0,25 0,26 0,62 0,51 0,86 1,59 Sandang 0,80 0,24 0,42 0,27 0,14 0,59 2,23 0,04 0,04-0,12 0,19 1,48 Kesehatan 0,63 0,51 0,21 0,26 0,24 0,27 0,31 0,35 0,39 0,18 0,58 0,96 Pendidikan 0,37 0,15 0,13 0,03-0,10 0,39 1,23 0,13-0,18 0,66 0,07 0,16 Transportasi 0,39 0,43 0,49 0,03 0,07 0,18 0,18 0,02 0,12 0,25 3,26 5,61 Grafik 15. Perkembangan Inflasi Perdesaan Kabupaten Temanggung Bulan Januari - Desember ,71 1,51 1,33 0,69 0,26-0,29 0,15 0,82 0,74 0,14 0,56 0,64

38 LAMPIRAN TABEL

39 Tabel 4. Perkembangan NTP Kabupaten Temanggung Bulan Januari - Desember 2014 Rincian Dec-13 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des I. Indeks diterima petani II. Indeks dibayar petani Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pend., rek. Dan OR g. Transpor dan Komunikasi BPPBM a. Bibit b. Obat-obatan dan pupuk c. Sewa lahan, pajak dan lainnya d. Transpor e. Penambahan barang modal f. Upah buruh tani III. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

40 Tabel 5. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Temanggung Bulan Januari - Desember 2014 Rincian Dec-13 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des I. Indeks diterima petani Padi Palawija II. Indeks dibayar petani Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pend., rek. Dan OR g. Transpor dan Komunikasi BPPBM a. Bibit b. Obat-obatan dan pupuk c. Sewa lahan, pajak dan lainnya d. Transpor e. Penambahan barang modal f. Upah buruh tani III. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

41 Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

42 Tabel 7. Perkembangan NTP Sub Sektor Perkebunan Rakyat Kabupaten Temanggung Bulan Januari - Desember 2014 Rincian Dec-13 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des I. Indeks diterima petani Tanaman Perkebunan Rakyat II. Indeks dibayar petani Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pend., Rek. dan OR g. Transpor dan Komunikasi BPPBM a. Bibit b. Obat-obatan dan pupuk c. Sewa lahan, pajak dan lainnya d. Transpor e. Penambahan barang modal f. Upah buruh tani III. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

43 Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

44 Nilai Tukar Petani KabupatenTemanggung

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG KATA PENGANTAR Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian di Kabupaten Temanggung,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2016

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2016 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2016 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 Nilai Tukar Petani Kabupaten Temanggung 2016 i KATA PENGANTAR Sektor pertanian memegang peranan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Lebih terperinci

ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013

ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 x 21 cm : viii + 32 halaman

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Judul Buku : Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : v + 44 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Gambar Kulit

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016 ISBN: Nomor Publikasi: 76530.1701 Katalog BPS: 7102019.76 Ukuran Buku: 17 cm x 25 cm Jumlah Halaman: x + 46 halaman Naskah: Bidang Statistik Distribusi Gambar Kulit:

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014 Katalog : 332804.15.01 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN TEGAL DAN BPS KABUPATEN TEGAL NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN Nomor Publikasi : 332804.15.01 Ukuran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 7102019 BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710, Kotak Pos 1003 Jakarta 10010 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http//www.bps.go.id

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017 No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) Pemalang bulan April-Juni 2017 menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 11 / 62 /Th.VI, 1 November 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Oktober 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016 o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/11/62/Th.X, 1 November Selama Oktober, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,96 Persen dan Terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/10/62/Th.X, 3 Oktober Selama September, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,67 Persen dan Terjadi

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 iv Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 KATA PENGANTAR Penghitungan dan Penyusunan Publikasi Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 12 / 62 /Th.V, 1 Desember 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada November 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 09 / 62 /Th.V, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Agustus 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010 No.04/01/33/Th.V, 03 Januari 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah Bulan Desember 2010 mengalami penurunan indeks sebesar 0,04 persen,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 07 / 62 /Th.VI, 2 Juli 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Juni 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat 99,26

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 11 / 62 /Th.V, 1 November 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Oktober 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi No. 02/11/5300/Th. XX, 01 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) Oktober 2017 sebesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 03 / 62 /Th.VI, 1 Maret 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Februari 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2014 SEBESAR 98,52 No. 02/05/53/Th. XVII, 02 Mei 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2010

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2010 No.59/12/33/Th.IV, 01 Desember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2010 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah Bulan November 2010 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,52 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Selama, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,92 Persen No. 03/05/62/Th.X, 2 Mei Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.X,1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Januari 2016 NTP Kalimantan Tengah tercatat sebesar 96,94 atau

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN No. 18/05/14/Th.XI, 3 Mei 2010 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN Pada bulan April 2010, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 104,02 atau naik 0,27 persen

Lebih terperinci

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016 No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU NOVEMBER SEBESAR 100,83, TURUN 0,10 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada November adalah sebesar 100,83, atau turun sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Selama Juni 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,12 Persen No. 03/07/62/Th.X, 1 Juli 2016 Nilai

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat September 2017, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 107,57. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 48/09/32/Th XIX, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS SEBESAR 105,37 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) September 2017 sebesar 103,00 artinya pendapatan petani lebih baik dibandingkan dengan pengeluarannya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 07/02/32/Th XIX, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 SEBESAR 103,25 (2012=100)

Lebih terperinci

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016 Hari Statistik Nasional, 26 September 2016 No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2016 SEBESAR 102,28, TURUN 0,84 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2016 SEBESAR 100,02 No. 02/05/53/Th. XIX, 02 MEI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 32/06/32/Th XIX, 2 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI SEBESAR 103,94 (2012=100) Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Selama Agustus, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,20 Persen No. 03/09/62/Th.X, 1 September Nilai Tukar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 18/04/32/Th XIX, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017 SEBESAR 102,37 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 60/11/73/Th. VIII, 3 November 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 106,52 PERSEN. NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU FEBRUARI 2017 SEBESAR 100,02, NAIK 0,45 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 adalah sebesar 100,02, atau

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 04 / 12 / 62 /Th.V, 1 Desember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Nopember 2010, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/05/32/Th XIX, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL SEBESAR 102,87 (2012=100) Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 17/3/32/Th XVII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 SEBESAR 105,69 (2012=100)

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN No. 06/01/14/Th.XI, 1 Februari 2010 Pada bulan Desember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 101,80 atau naik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2014 SEBESAR 99,90 No. 02/06/53/Th. XVII, 02 Juni 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2014 didasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015 SEBESAR 97,08 ATAU NAIK 0,11 PERSEN

Lebih terperinci

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017 No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU DESEMBER SEBESAR 100,67, TURUN 0,15 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember adalah sebesar 100,67, atau turun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/03/53/Th. XVIII, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 101,57 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/10/53/Th. XIX, 03 OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEPTEMBER 2016 SEBESAR 102,03 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara Oktober 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara Oktober 2017 BADAN PUSAT STATISIK PROVINSI SULAWESI UTARA Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara 2017 Nilai Tukar Petani 2017 sebesar 94,27 atau naik 1,38 persen Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.IX, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN y BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 57/10/32/Th XVII, 1 Oktober PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER SEBESAR 105,95 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 100,89 No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 04 / 62 /Th.V, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Maret 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah dan Harga Beras di Penggilingan No. 58/11/32/Th. XIX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA

Lebih terperinci

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016 No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2016 SEBESAR 103,14, NAIK 0,13 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2016 adalah sebesar 103,14, atau naik

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.VIII, 3 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,52, TURUN 0,74 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,52, atau turun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah dan Harga Beras di Penggilingan No. 54/10/32/Th. XIX, 2 Oktober BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 04/01/73/Th. VIII, 1 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN DESEMBER 2013 SEBESAR 104,95 PERSEN. Penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) untuk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/11/62/Th.IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Oktober 2015 Nilai T ukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/03/73/Th. XI, 1 Maret 5 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI SEBESAR 101,41 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 71/12/76/Th. X, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016 NTP SULAWESI BARAT 108,61 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat November 2016 sebesar 108,61;

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017 No.23/04/71/Th.XI, 3 April 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada Maret 2017 hanya 91,65 atau turun 0,89 persen dibanding bulan sebelumnya

Lebih terperinci

Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik

Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik Disajikan Pada: Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 70/12/32/Th XVII, 1 Desember PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER SEBESAR 107,20 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober No.57/11/13/Th. XX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen

Lebih terperinci

Statistik Nilai Tukar Petani Kabupaten Banjarnegara 2012

Statistik Nilai Tukar Petani Kabupaten Banjarnegara 2012 Statistik Nilai Tukar Petani Kabupaten Banjarnegara 2012 Kerjasama BAPPEDA dengan BPS KABUPATEN BANJARNEGARA NILAI TUKAR PETANI BANJARNEGARA TAHUN 2013 FARMER S EXCHANGE RATE BANJARNEGARA 2013 No.Katalog

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.VIII, 1 Oktober 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/01/32/Th.XIX, 3 Januari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 104,31 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/1/32/Th XVII, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 105,16 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 70/12/13/Th XVIII, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT NOVEMBER 2015 SEBESAR 98,06 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 100,84 No. 02/04/53/Th. XX, 03 April 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Maret 2017

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017 No.18/03/71/Th.XI, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada Februari 2017 hanya 92,47 atau turun 0,41 persen dibanding bulan sebelumnya

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 02/11/81/Th.VII,2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU OKTOBER 2015 SEBESAR 101,10, NAIK 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Oktober 2015 adalah sebesar 101,10, atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 Selama Desember, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,81 Persen dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2015 SEBESAR 100,54 No. 02/05/53/Th. XVIII, 04 MEI 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2016 SEBESAR 100,46 No. 02/07/53/Th. XIX, 01 AGUSTUS 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juli 2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/1/32/Th XVIII, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 107,24 (2012=100)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 15/03/76/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2017 NTP SULAWESI BARAT 106,41 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Februari 2017 sebesar 106,41;

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT AGUSTUS 2015 SEBESAR 96,97 ATAU TURUN 0,40% NTP Sumatera

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 NTP SULAWESI BARAT 106,58 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Januari 2017 sebesar 106,58;

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No 04/10/33/Th. II, 06 Oktober 2008 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2008 Bulan Agustus 2008, NTP Umum Provinsi Jawa Tengah sebesar 101.08 atau naik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 04/11/33/Th.III, 02 Nopember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009 NTP Umum Provinsi Jawa Tengah Bulan September 2009 tercatat sebesar 99,69

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 34/6/32/Th XVII, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015 SEBESAR 102,48 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MEI 2017 No. 40/06/71/Th.XI, 2 Juni 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MEI 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada 2017 meningkat 0,30 persen, dari nilai 92,15 pada bulan April menjadi 92,43

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 02/05/81/Th.IX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU APRIL 2017 SEBESAR 100,43 NAIK 0,04 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada April 2017 adalah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 25/05/73/Th. XI, 2 Mei 5 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN APRIL SEBESAR 100,11 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan April sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 73/12/73/Th. IX,1 Desember 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 106,42 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan

Lebih terperinci

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 22/4/32/Th XVII, 1 April 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 SEBESAR 105,45 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 14/03/32/Th.XIX, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2017 SEBESAR 102,53 (2012=100)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.38/08/33/Th.IV, 02 Agustus 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN JULI 2010 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah Bulan Juli 2010 mengalami kenaikan sebesar 1,19

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 60/11/73/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 104,23 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 02/04/81/Th.VIII,1 April 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MARET 2016 SEBESAR 103,90, NAIK 0,06 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 adalah sebesar 103,90, atau naik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 09/2/13/Th XIX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT JANUARI 2016 SEBESAR 97,50 ATAU TURUN 0,26 PERSEN NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 40/06/51/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017, NTP BALI TURUN 0,39 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Mei 2017 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,39 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 09/02/73/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN JANUARI 2014 SEBESAR 104,98 PERSEN. Penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) untuk

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.IX, 2 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,33, NAIK 0,17 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,33, atau naik sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2016 SEBESAR 100,08 No. 02/06/53/Th. XIX, 01 JUNI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2016 didasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 52/09/32/Th XVII, 1 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS SEBESAR 104,11 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 26/5/32/Th XVII, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 SEBESAR 102,78 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 37/07/73/Th. XI, 3 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN JUNI SEBESAR 100,54 NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Juni sebesar 100,54;

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 Pada Februari, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 103,36 turun sebesar 0,08 persen dibandingkan bulan Januari. Hal ini disebabkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami peningkatan

Lebih terperinci