PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

Transkripsi

1 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 70/12/32/Th XVII, 1 Desember PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER SEBESAR 107,20 (2012=100) Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada November (2012 =100) tercatat sebesar 107,20 atau naik 0,38 persen dibandingkan NTP Oktober sebesar 106,80. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik 0,31 persen. November, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen dari 94,93 menjadi 96,82, NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,47 persen dari 109,93 menjadi 110,45 dan NTP Subsektor Hortikultura naik 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, sementara NTP Subsektor Peternakan turun 0,46 persen dari 111,51 menjadi 110,99 dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,42 persen dari 98,68 menjadi 98,27. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat pada November terjadi inflasi sebesar 0,30 persen. Enam kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi pada Kelompok Perumahan 0,72 persen, diikuti Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,27 persen, Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan serta Kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami inflasi sama besar 0,19 persen, sementara Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga stabil pada angka indeks 117,46. November, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp ,77,- per kilogram atau naik sebesar 0,08 persen dibandingkan harga GKP Oktober yang tercatat sebesar Rp ,56,-, demikian juga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 2,79 persen dari Rp ,30,- menjadi Rp ,38,- per kilogram, dan terakhir Gabah Kualitas Rendah juga naik 18,14 persen dari Rp ,35,- menjadi 3.957,63,- per kilogram. November, rata-rata harga beras di penggilingan Rp ,17 atau naik 1,36 persen dibandingkan Oktober sebesar Rp.9.761,76. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,27 persen dari Rp, 9.892,43 menjadi Rp, ,92, Beras Medium naik 1,17 persen dari Rp ,21 menjadi Rp, 9.850,00 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 3,37 persen dari Rp, 9.214,29 menjadi Rp, 9.525,00. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 1

2 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. Angka NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi angka NTP berarti semakin kuat kemampuan daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada November, NTP Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan NTP Oktober yaitu naik dari 106,80 menjadi 107,20. Hal ini disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian dan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani mengalami kenaikan atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,69 persen lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,31 persen. November, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen dari 94,93 menjadi 96,82, NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,47 persen dari 109,93 menjadi 110,45 dan NTP Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, sementara NTP Subsektor Peternakan turun 0,46 persen dari 111,51 menjadi 110,99 demikian juga NTP Subsektor Perikanan turun 0,42 persen dari 98,68 menjadi 98,27 persen. Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani di Jawa Barat (2012=100) Nov'14 Jan'15 Maret'15 Mei'15 Juli'15 Sept'15 Nov'15 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2 IT IB NTP

3 2. Indeks Harga Diterima Petani (IT) Perkembangan yang terjadi pada Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. November, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan IT Oktober yaitu naik dari 130,35 menjadi 131,25. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 2,21 dari 114,88 menjadi 117,41, diikuti IT Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,80 persen dari 136,67 menjadi 137,77 dan IT Subsektor Hortikultura naik 0,54 persen dari 130,92 menjadi 131,63 sedangkan IT Subsektor Peternakan turun 0,08 persen dari 129,82 menjadi 129,71 demikian juga IT Subsektor Perikanan turun 0,12 persen dari 118,86 menjadi 118, Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami kenaikan pada November, indeks harga yang dibayar petani (IB) naik sebesar 0,31 persen dari 122,06 menjadi 122,43. Lima subsektor mengalami kenaikan IB, tertinggi terjadi pada IB subsektor Peternakan naik 0,38 persen diikuti IB Subsektor Tanaman Pangan naik 0,33 persen, IB Subsektor Perikanan naik 0,31 persen, IB Subsektor Hortikultura naik 0,26 persen demikian juga IB Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,21 persen. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat pada November terjadi inflasi sebesar 0,30 persen. Enam kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi pada Kelompok Perumahan 0,72 persen, diikuti Kelompok Makanan Jadi, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 3

4 Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,27 persen, Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan serta Kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami inflasi sama besar 0,19 persen, sementara Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga stabil pada angka indeks 117,46. Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi pada November mengalami inflasi sebesar 0,33 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, keenam kelompok serentak mengalami inflasi yaitu Kelompok Bibit mengalami inflasi sebesar 0,43 persen diikuti Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain 0,30 persen, Kelompok Upah Buruh 0,29 persen, Kelompok Transportasi 0,25 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan 0,24 persen serta Kelompok Penambahan Barang Modal 0,09 persen. 4. Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian a. NTP Tanaman Pangan NTP Subsektor Tanaman Pangan pada November mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen yaitu naik dari 109,93 menjadi 110,45 hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,80 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani (IB) yang naik sebesar 0,33 persen. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan oleh IT Subkelompok Padi naik 0,67 persen demikian juga IT Subkelompok Palawija naik sebesar 1,68 persen. Di sisi pengeluaran petani, IB mengalami inflasi sebesar 0,33 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) inflasi sebesar 0,30 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. b. NTP Hortikultura November, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,54 persen demikian juga indeks yang dibayar petani IB naik sebesar 0,26 persen. Kenaikan IT dipengaruhi oleh kenaikan IT Subkelompok Sayur-sayuran 1,11 persen, dan Tanaman Obat naik 0,87 persen, sementara IT Subkelompok Buah-buahan turun 0,01 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen akibat IB indeks Konsumsi Rumah Tangga inflasi 0,25 persen sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi 0,31 persen. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 4

5 c. NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada November mengalami kenaikan indeks sebesar 1,99 persen dibandingkan Oktober dari 94,93 menjadi 96,82. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) mengalami kenaikan sebesar 2,21 persen jauh lebih tinggi dibadingkan kenaikan Indeks Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,21 persen. Untuk kelompok pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,30 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi meski lebih rendah yaitu sebesar 0,03 persen. d. NTP Peternakan November, NTP Subsektor Peternakan berada pada posisi 110,99 dan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,46 persen dibandingkan NTP Oktober yang memiliki indeks sebesar 111,51. Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,08 persen sementara Indeks yang Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,38 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Ternak Kecil turun 0,62 persen, IT Subkelompok Ternak Besar turun 0,37 persen, IT Subkelompok Hasil Ternak turun 0,11 persen sementara IT Subkelompok Unggas naik 0,35 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan 0,38 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,29 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. e. NTP Perikanan Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dari 98,68 pada Oktober menjadi 98,27 pada November. Hal ini terjadi akibat Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,12 persen sedangkan Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,31 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 1,29 persen sementara IT Subkelompok Budidaya turun sebesar 0,24 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 0,31 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,46 persen sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 5

6 Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), November 1. Tanaman Pangan Subsektor Indeks Oktober November Perubahan November Thd Oktober (%) [1] [2] [3] [4] a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 136,67 137,77 0,80 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 124,33 124,74 0,33 c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 109,93 110,45 0,47 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 115,85 116,31 0,39 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 130,92 131,63 0,54 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 123,96 124,28 0,26 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 105,62 105,91 0,28 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,67 112,93 0,23 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 114,88 117,41 2,21 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 121,01 121,27 0,21 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 94,93 96,82 1,99 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 102,54 104,77 2,17 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 129,82 129,71-0,08 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 116,42 116,86 0,38 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 111,51 110,99-0,46 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 119,16 118,51-0,54 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 118,86 118,72-0,12 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 120,44 120,81 0,31 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 98,68 98,27-0,42 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 107,43 107,37-0,06 6. Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 130,35 131,25 0,69 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 122,06 122,43 0,31 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,80 107,20 0,38 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,68 114,09 0,36 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 6

7 Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], November Kelompok/Sub Kelompok Oktober Indeks Gabungan Subsektor November Perubahan November Thd Oktober [1] [3] [3] [4] 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 130,35 131,25 0,69 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 122,06 122,43 0, KONSUMSI RUMAH TANGGA 126,49 126,87 0, Bahan Makanan 132,83 133,19 0, Makanan Jadi 125,17 125,54 0, Perumahan 119,07 119,93 0, Sandang 120,98 121,21 0, Kesehatan 114,33 114,54 0, Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 117,46 117,46 0, Transportasi dan Komunikasi 126,30 126,55 0, BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL 114,66 115,04 0, Bibit 115,50 115,99 0, Pupuk dan Obat-obatan 111,43 111,70 0, Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain 111,09 111,42 0, Transportasi 135,68 136,02 0, Penambahan Barang Modal 112,81 112,91 0, Upah Buruh 115,99 116,32 0,29 3. NILAI TUKAR PETANI 106,80 107,20 0,38 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN 113,68 114,09 0,36 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 7

8 5. Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa Enam provinsi di Pulau Jawa serentak mengalami kenaikan NTP pada November, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Banten yaitu naik sebesar 1,37 persen, diikuti NTP Provinsi Jawa Timur naik 0,76 persen, NTP Jawa Tengah naik 0,56 persen, NTP Jawa Barat naik 0,38 persen, NTP DI Yogyakarta naik 0,19 persen, dan NTP DKI Jakarta naik 0,13 persen. Secara Nasional, NTP November dibandingkan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen yaitu naik dari 102,46 menjadi 102,95. Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], November Provinsi NTP Oktober November Perubahan November Thd Oktober (%) [1] [2] [3] [4] DKI Jakarta 97,84 97,97 0,13 Jawa Barat 106,80 107,20 0,38 Jawa Tengah 101,50 102,07 0,56 DI Yogyakarta 102,82 103,01 0,19 Jawa Timur 105,76 106,56 0,76 Banten 106,07 107,53 1,37 Nasional 102,46 102,95 0,48 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 8

9 B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH November, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp ,77,- per kilogram atau naik sebesar 0,08 persen dibandingkan harga GKP Oktober yang tercatat sebesar Rp ,56,-, demikian juga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 2,79 persen dari Rp ,30,- menjadi Rp ,38,- per kilogram, dan terakhir kualitas ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah juga naik 5,33 persen dari Rp ,35,-menjadi Rp ,63,- per kilogram. Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg) GKP GKG Gabah Kualitas Rendah NOV'14 MARET'15 Mei'15 Juli'15 Sept'15 Nov'15 1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah November, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 181 transaksi yang tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 130 observasi (71,82 persen), transaksi GKG sebanyak 32 observasi (17,68 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 19 observasi (10,50 persen). Dari hasil pengamatan harga, GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 4.200,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Garut (2 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 9

10 sebesar Rp, 4.300,00,- akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat sebesar Rp. 100,00,- per kilogram. GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 6.000,00,- dijumpai di Kabupaten Ciamis (1 Observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 6.050,00,-. Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada November harga rata-rata di Tingkat Penggilingan sebesar Rp ,25,- per kilogram, dimana harga GKG Penggilingan yang terendah sebesar Rp, 5.100,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Kuningan (2 observasi) dan Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.500,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi). Dari hasil pemantauan pada November di Jawa Barat, harga transaksi Gabah untuk seluruh kualitas berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kelompok Kualitas Gabah Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, November Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan HPP Di Tingkat Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] GKG 32(17,68 %) 5.000, , , , ,00 GKP 130 (71,82 %) 4.200, , , , ,00 Rendah 19 (10,50 %) 3.700, , , ,16 - Jumlah 206 (100,00 %) Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) : Kadar Air 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran 3,00 % GKP (Gabah Kering Panen) : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) Rendah (di luar Kualitas) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 % 2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada November terpantau sebanyak 19 observasi dari total transaksi 181 atau 10,50 persen, yaitu terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 14 observasi dan di Kabupaten Bogor sebanyak 5 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani Rp, 3.700,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Sukabumi (1 observasi), Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 4.285,00,- terjadi di Kabupaten Bogor (2 observasi). C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 10

11 Pemantauan harga beras di tingkat penggilingan pada November dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 78 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 36 observasi (46,15 persen), Beras Medium 34 observasi (43,59 persen), Beras kualitas Rendah 8 observasi (10,26 persen). Pada November, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp ,17 atau naik 1,36 persen dibandingkan harga beras Oktober yang tercatat sebesar Rp.9.761,76. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,27 persen dari Rp, 9.892,43 menjadi Rp, ,92, Beras Medium naik 1,17 persen dari Rp ,21 menjadi Rp, 9.850,00 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 3,37 persen dari Rp, 9.214,29 menjadi Rp, 9.525,00. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang November 2014 sampai November, penurunan rata-rata harga beras terjadi di tiga bulan tahun yaitu Maret, April dan Mei, dengan harga terendah sebesar Rp, 8.597,80 per kilogram terjadi di November Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg) 11000, , , , , ,00 PREMIUM MEDIUM RENDAH RATA-RATA NOV'14 JAN'15 MAR'15 MEI'15 JULI'15 SEPT'15 NOV'15 Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 11

12 Kelompok Kualitas Nov 2014 Des 2014 Jan Feb Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Mar Apr [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] Premium , Medium , Rendah , Rata-rata , Keterangan : Premium : Kadar Broken 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 % Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 12