PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SKALA INDUSTRI KECIL: KAJIAN LOKASI TANAM DAN LAMA WAKTU TUNDA KELAPA SEBELUM PROSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SKALA INDUSTRI KECIL: KAJIAN LOKASI TANAM DAN LAMA WAKTU TUNDA KELAPA SEBELUM PROSES"

Transkripsi

1 PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SKALA INDUSTRI KECIL: KAJIAN LOKASI TANAM DAN LAMA WAKTU TUNDA KELAPA SEBELUM PROSES Design of Virgin Coconut Oil Processing Unit on Small Scale Industri : Study on Planting Location and Delay Time of Coconut before Processing Arie Febrianto Mulyadi Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang Penulis Korespondensi: ariefebrianto15@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mendapatkan waktu tunda terbaik sebelum proses untuk setiap lokasi taman, dan merencanakan unit pengolahan Virgin Coconat Oil skala industri kecil. Penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan dengan Rancangan Acak Bersarang, dengan waktu tunda sebelum pengolahan (1, 2, dan 3 minggu) yang bersarang pada lokasi perkebunan (Lumajang, Malang, dan Blitar). Tahap kedua, berdasarkan perlakuan terbaik tahap sebelumnya, dilakukan perancangan unit pengolahan berskala kecil untuk industri VCO. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa waktu tunda secara signifikan berbeda pada hasil VCO, kadar air, asam lemak bebas, nilai peroksida, dan gravitasi spesifik. Perlakuan terbaik diperoleh dari daerah Blitar dengan waktu tunda 3 minggu. Kelapa yang dikembangkan sebagai bahan baku untuk unit pengolahan VCO adalah kelapa yang ditanam di Blitar dengan toleransi waktu tunda sebelum proses adalah 3 minggu. Hasil perhitungan analisis kelayakan menunjukkan bahwa unit pengolahan VCO layak untuk dijalankan. Kata kunci: VCO, perencanaan unit pengolahan, waktu penyimpanan sementara, lokasi tanam ABSTRACT The objectives of this research were to gain the best delay time prior to processing for each planting locations and to design of Virgin Coconut Oil processing unit in small scale industry. This research was conducted by two steps. First, it was done by a nested randomized block design. The storage time prior to processing (1, 2, and 3 weeks) was nested on planting location (Lumajang, Malang, and Blitar region). The second step of the research was to make the design of the best treatment obtained from the first step. The result of the first step showed that the storage time was significantly different on the yield of VCO, water content, free fatty acid, peroxide value, and specific gravity. It was found that the best treatment was obtained from Blitar region with 3 weeks storage time. According to financial calculation, processing unit of Virgin Coconut Oil (VCO) in small scale industry at Blitar region was feasible. Keywords: virgin coconut oil, planning of processing unit, delay time, planting location Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia yang memiliki perkebunan dengan total luas areal mencapai 3712 juta hektar. Dari segi pangan, komposisi kimia daging buah kelapa mengandung secara lengkap unsur-unsur esensial seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan lain-lain. Dengan potensi PENDAHULUAN ini, tanaman kelapa dapat menghasilkan berbagai jenis produk untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai sumber pendapatan, peranan tanaman kelapa sangat besar mengingat tanaman ini mempunyai kemampuan berproduksi sepanjang tahun secara terus menerus dan siap dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani. Salah satu pemanfaatan kelapa yang memiliki nilai 193

2 ekonomis tinggi adalah dengan mengolah buah kelapa menjadi virgin coconut oil. Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diproses tanpa menggunakan suhu tinggi dan penambahan zat kimia. Di dalam VCO terkandung asam lemak jenuh rantai menengah (medium chain fatty acid/mcfa) yang terdiri atas asam laurat, asam kaprat, asam kaprilat, dan asam miristat. Kualitas VCO ditentukan oleh asam rantai menengah yang terbesar yaitu asam laurat yang mencapai 45-55% dan juga oleh kadar air, berat jenis, angka peroksida, dan asam lemak bebas. Di sisi lain, untuk mendapatkan keuntungan juga ditentukan oleh rendemen hasil akhir. Hingga saat ini para produsen belum banyak memperhatikan hubungan antara kondisi bahan baku kelapa terhadap kualitas dan rendemen VCO. Lokasi tanam yang berbeda-beda akan menghasilkan komposisi buah kelapa yang berbeda-beda pula. Hasil penelitian yang dilakukan Towaha et al. (1999) menunjukkan bahwa komposisi daging buah kelapa Genjah Salak berbeda nyata pada lokasi tumbuh yang berbeda. Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan Setyamidjaja (1995) bahwa setiap lokasi tanam kelapa mengandung unsur hara yang berbeda dan berpengaruh terhadap kualitas dan rendemen VCO. Akibat dari pengambilan bahan baku kelapa yang tidak diketahui asalnya menyebabkan rendemen dan kualitas VCO menjadi tidak stabil. Selain itu, waktu tunda sebelum proses buah kelapa juga sangat berpengaruh. Menurut Setyamidjaja (1995) waktu penyimpanan sebelum proses yang terlalu lama akan menyebabkan perombakan bahanbahan cadangan makanan berkelanjutan sehingga merusak senyawa trigliserida yang akan diubah menjadi asam lemak. Selama penundaan proses, buah kelapa kelapa masih melakukan respirasi yang jelas berakibat berubahnya komposisi kimia buah. Saat ini para produsen VCO kurang memperhatikan kedua fakta di atas. Bahan baku yang diperoleh dari berbagai lokasi tanam dan tidak diketahui berapa lama berada di tempat pedagang. Dalam upaya untuk mengembangkan industri VCO maka perlu dikaji lebih mendalam hubungan antara waktu penyimpanan sebelum proses dan lokasi tanam kelapa terhadap rendemen dan kualitas VCO. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang mengkaji tentang hubungan antara lokasi tanam dan waktu penundaan sebelum proses kelapa dan selanjutnya dilakukan perancangan unit pengolahan VCO yang secara teknis dan finansial layak untuk didirikan. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kelapa varietas Dalam lokal dari tiga lokasi tanam (Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar), air, kertas saring, dan kapas. Peralatan yang digunakan adalah sentrifugator skala laboratorium, toples plastik, baskom, corong, saringan santan, kain saring, timbangan, selang plastik, pipet tetes, gelas ukur serta hand hydrolic press. Bahan analisis adalah benzena dan metanol, alkohol netral, 0.1 N NaOH, air suling, amonium thiosianat, FeCl2, serta phenolphthalein (PP). Peralatan analisis meliputi buret dan statif, gelas ukur, corong, piknometer, breaker glass, spektrofotometer, eksikator, erlenmeyer, dan labu ukur, timbangan digital OHAUS, pipet tetes, pipet volume oven, penangas, stirer, dan vorteks. Tahapan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian tahap I dilakukan untuk mengetahui pengaruh lokasi tanam dan waktu tunda proses terhadap kualitas dan rendemen VCO, sedangkan tahap II dilakukan perancangan unit pengolahan dari hasil produk VCO terbaik pada penelitian tahap I. Penelitan Tahap I: Optimalisasi Kondisi Bahan Baku Kelapa terhadap Kualitas dan Rendemen VCO Rancangan Percobaan Rancangan percobaan mengggunakan Rancangan Acak Tersarang dengan 2 faktor yaitu : Faktor pertama adalah Lokasi Tanaman Kelapa (L), yang terdiri dari 3 tempat, yaitu : L1 = Lumajang L2 = Malang 194

3 L3 = Blitar Faktor kedua adalah Waktu Penyimpanan Sebelum Proses (W), yang terdiri dari 3 level, yaitu : W1 = 1 minggu W2 = 2 minggu W3 = 3 minggu Dari kedua faktor tersebut didapat 9 kombinasi perlakuan. Kemuaian dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Diagram alir pembuatan VCO dengan metode sentrifugasi dapat dilihat pada Gambar 1. Daging buah diparut Air Kalapa parut (air : kelapa parut = 2 : 1) diperas Ampas Santan kelapa Didiamkan (1 jam) Santan kental Disentrifuge (2000 rpm, 30 menit) Air Terbentuk 3 lapisan VCO Dipisahkan Disaring Protein Dikemas dalam botol Gambar 1. Diagram alir pembuatan VCO Analisis Fisik dan Kimia Analisis fisik dan kimia terhadap VCO meliputi rendemen, kadar air, angka asam lemak bebas, bilangan peroksida, berat jenis serta uji organoleptik yang terdiri dari rasa, warna, dan bau. Uji organoleptik dilakukan terhadap 25 panelis. Analisis Data Data kadar air, rendemen, angka asam lemak bebas, bilangan peroksida, dan berat jenis dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan bantuan perangkat lunak. Apabila hasil analisis ini menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Data hasil pengujian organoleptik dianalisis dengan metode statistik nonparametrik menggunakan uji Friedman. Perlakuan terbaik diperoleh dengan menggunakan metode indeks efektivitas. Perlakuan yang terpilih kemudian dijadikan dasar dalam perencanaan unit pengolahan VCO yang selanjutnya dianalisis kelayakannya. Penelitian Tahap II: Perancangan Unit Pengolahan Setelah didapatkan alternatif produk terbaik dari hasil penelitian tahap I, maka dilakukan perancangan unit pengolahan untuk produk tersebut. Perancangan unit pengolahan ini meliputi penentuan kapasitas produksi, perancangan proses pengolahan, penentuan kebutuhan mesin dan peralatan, dan penjadwalan produksi yang mencakup pengendalian terhadap bahan baku dan persediaan. Rancangan unit pengolahan yang dihasilkan selanjutnya dianalisis aspek finansialnya. Dilakukan perhitungan terhadap biaya investasi meliputi modal tetap dan modal kerja, biaya operasional perusahaan, harga jual dan titik impas (BEP). Kelayakan investasi dinilai menggunakan teknik Payback periods, Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI). HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Rerata rendemen pada VCO yang dihasilkan berkisar 12.90% sampai 21.84%. Dari hasil analisis ragam rendemen diketahui bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata (α = 0.01) antara lama waktu tunda proses dan lokasi tanam kelapa terhadap rendemen. Rata-rata rendemen pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3 menunjukkan bahwa ketinggian lokasi Blitar lebih rendah dibandingkan dengan Malang dan Lumajang. Menurut Warisno (2003) tanaman kelapa di dataran rendah (dengan ketinggian kurang dari 200 m dpl) dapat berbuah lebih cepat dan berproduksi lebih tinggi dengan kadar minyak yang tinggi. Kesuburan tanah di 195

4 Tabel 2. Rerata rendemen VCO (%) pengaruh lama waktu tunda proses pada masingmasing lokasi tanam 1 minggu a a a 2 minggu b b c 3 minggu b b b BNT 5% 1.60 Keterangan : angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji BNT 5% lokasi Blitar relatif lebih subur dibandingkan lokasi lainnya. Menurut Warisno (2003) beberapa jenis tanah yang sesuai untuk digunakan sebagai perkebunan kelapa adalah tanah aluvial, tanah grumosol, tanah regosol, dan tanah vulkanis. Pada proses pembuatan VCO ini dilakukan proses pemisahan antara minyak, protein dan air dengan menggunakan metode sentrifugasi. Menurut Berk (2009) sentrifugasi bisa digunakan untuk proses pemisahan dari campuran yang heterogen yang memiliki perbedaan kerapatan atau densitas. Sehingga dengan kandungan kelapa yang berbedabeda berdasarkan lokasi tanamnya maka rendemen VCO yang dihasilkan juga berbeda. Kadar Air Rerata kadar air pada VCO yang dihasilkan berkisar % sampai %. Dari hasil analisis ragam kadar air diketahui bahwa terdapat pengaruh sangat nyata (α = 0.01) antara lama waktu tunda proses dan lokasi tanam kelapa terhadap kadar air. Rerata kadar air pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada waktu tunda proses selama 1 minggu pada lokasi tanam di Lumajang dan berbeda nyata dengan yang lain. Kadar air terendah diperoleh pada waktu tunda proses selama 3 minggu pada lokasi tanam Blitar dan berbeda nyata dengan yang lain. Blitar dapat menghasilkan VCO dengan kadar air yang rendah karena terdapat kecenderungan bahwa dengan semakin tingginya rendemen maka kadar air mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan karena semakin lama waktu penyimpanan sebelum proses maka kandungan minyak dalam kelapa semakin meningkat, dan sebaliknya kandungan air semakin menurun. Terjadi perubahan kadar air VCO selama penyimpanan karena kelapa masih melakukan aktivitas metabolisme karena masih merupakan struktur yang hidup. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Menurut Winarno (1989) di dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Minyak yang berkadar air tinggi cenderung memiliki daya simpan yang pendek karena mudah terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Tabel 4. Rerata kadar air VCO (%) pengaruh lama waktu tunda proses di masing-masing lokasi tanam 1 minggu c c c 2 minggu b b b 3 minggu b a a BNT 5% Keterangan : angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji BNT 5% Tabel 3. Perbedaan tinggi tempat, jenis tanah, curah hujan rata-rata dan suhu rata-rata pada tiga lokasi tumbuh kelapa Lokasi Tinggi Tempat Jenis Tanah Curah Hujan rata-rata/thn Suhu Rata-rata( C) Lumajang m dpl alluvial, latosol ml Malang m dpl alluvial, latosol, andosol, 174 ml mediteran, litosol, regosol, dan brown Blitar ± 167 m dpl alluvium yaitu : pasir, lempung, dan vulkanis. 172 ml Sumber: Anonim, (2005) 196

5 Kadar air VCO dari semua perlakuan masih di bawah standar yang diperkenankan. Standar kadar air maksimum yang diperkenankan oleh Codex Stan (rev ) adalah sebesar 0.5%. Pada ketiga lokasi tanam, waktu tunda proses sampai 3 minggu masih dapat ditoleransi bahkan kadar air mengalami penurunan di bandingkan waktu tunda proses sebelumnya. Angka Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid/FFA) Rerata angka asam lemak bebas pada VCO yang dihasilkan berkisar %. Dari hasil analisis ragam angka asam lemak bebas diketahui bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata (α = 0.01) antara lama waktu penyimpanan sebelum proses dan lokasi tanam kelapa terhadap angka asam lemak bebas. Rerata angka asam lemak bebas pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa angka asam lemak bebas tertinggi diperoleh pada waktu penundaan sebelum proses selama 1 minggu pada lokasi tanam Malang, dan berbeda nyata dengan yang lain. Angka asam lemak bebas terendah diperoleh pada waktu penundaan sebelum proses selama 3 minggu pada lokasi tanam Blitar dan berbeda nyata dengan yang lain. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa angka asam lemak bebas VCO yang dihasilkan dari semua perlakuan masih di bawah standar yang diperkenankan. Standar angka asam lemak bebas maksimal yang diperkenankan oleh Codex Stan (rev ) adalah sebesar 0.5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya kadar air VCO maka semakin tinggi pula kadar angka asam lemak bebas dalam VCO. Terjadinya perubahan asam lemak bebas selama penundaan disebabkan adanya peristiwa hidrolisis baik enzimatis maupun non enzimatis terhadap lemak yang dikandung. Ditambahkan oleh Buckle et al. (1987) proses hidrolisis lemak atau minyak yang dapat menghasilkan asam-asam lemak bebas disebabkan oleh adanya air dalam jaringan pangan yang mengandung lemak atau minyak. Menurut Muchtadi dan Ayustaninwarna (2010), sejak bahan pangan dipanen, dikumpulkan, ditangkap atau disembelih, bahan tersebut mengalami kerusakan. Tergantung dari macam bahan pangannya, kerusakan akan berjalan sangat lambat atau dapat berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu penundaan proses harus diperhitungkan sehinga kerusakan VCO dalam hal ini yaitu naiknya angka asam lemak bebas dapat dihindari. Bilangan Peroksida Rerata bilangan peroksida pada VCO yang dihasilkan berkisar mek/kg mek/kg. Dari hasil analisis ragam bilangan peroksida diketahui bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata (α = 0.01) antara lama waktu tunda proses dan lokasi tanam kelapa terhadap bilangan peroksida. Rata-rata bilangan peroksida pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 diketahui bahwa bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada waktu tunda proses selama 2 minggu pada lokasi tanam Blitar dan berbeda nyata dengan yang lain. Bilangan peroksida terendah diperoleh pada waktu tunda proses selama 1 minggu pada lokasi tanam Malang dan berbeda nyata dengan yang lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bilangan peroksida VCO Tabel 5. Rerata angka asam lemak bebas (%) pengaruh lama waktu tunda sebelum proses pada masing-masing lokasi tanam kelapa 1 minggu c c c 2 minggu b 0.084b b 3 minggu a a a BNT 5% Keterangan: angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak adabeda nyata pada uji BNT 5% Tabel 6. Rerata bilangan peroksida VCO (mek/kg) pengaruh lama waktu tunda proses di masing-masing lokasi tanam kelapa 1 minggu a a a 2 minggu b b b 3 minggu b a c BNT 5% Keterangan: angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji BNT 5% 197

6 yang dihasilkan dari semua perlakuan masih di bawah standar yang diperkenankan. Standar bilangan peroksida maksimal yang diperkenankan oleh Codex Stan (rev ) adalah sebesar 3 mek/kg minyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi rendemen yang dihasilkan maka menyebabkan bilangan peroksida juga semakin tinggi. Hal ini diduga karena dengan semakin banyak minyak yang dapat dipisahkan, menyebabkan kontak antara minyak dengan oksigen yang berada di lingkungan juga semakin besar, akibatnya reaksi oksidasi meningkat yang ditandai dengan meningkatnya bilangan peroksida. Semakin lama dan semakin besar kontak antara minyak dengan oksigen, maka akan terjadi peningkatan peroksida minyak. Berat Jenis Rerata berat jenis pada VCO yang dihasilkan berkisar g/cm3. Dari hasil analisis ragam berat jenis diketahui bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata (α = 0.01) antara lama waktu tunda proses dan lokasi tanam kelapa terhadap berat jenis. Rerata berat jenis pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa berat jenis tertinggi diperoleh pada waktu tunda proses selama 1 minggu pada lokasi Malang dan berbeda nyata dengan yang lain. Berat jenis terendah diperoleh pada waktu tunda proses selama 3 minggu pada lokasi tanam Blitar dan berbeda nyata dengan yang lain. Selain itu berat jenis VCO yang dihasilkan dari semua perlakuan masih dibawah standar yang diperkenankan. Standar berat jenis maksimal yang diperkenankan oleh Codex Stan (rev ) adalah sebesar g/cm3. Tabel 7. Rerata berat jenis VCO (g/cm3) pengaruh lama waktu tunda proses di masing-masing lokasi tanam 1 minggu c c c 2 minggu b b b 3 minggu a a a BNT 5% Keterangan : angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji BNT 5% Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kadar air VCO maka semakin besar pula berat jenisnya. Hal ini diduga karena dipengaruhi oleh berat jenis air yang lebih tinggi daripada berat jenis minyak. Berat jenis air sebesar g/cm3 sedangkan berat jenis minyak berkisar antara g/cm3 pada suhu antara C. Uji Organoleptik Rasa Rerata nilai kesukaan panelis terhadap rasa VCO dari tiga lokasi tanam dan lama waktu tunda proses antara 3.3 sampai 4.4 (antara agak tidak menyukai sampai netral). Kurangnya kesukaan panelis terhadap rasa VCO ini kemungkinan disebabkan kebanyakan panelis masih kurang terbiasa mengkonsumsi VCO secara langsung. Hasil analisis Friedman menunjukkan ada beda nyata rasa antar perlakuan. Warna Rerata nilai kesukaan panelis terhadap warna VCO dari tiga lokasi tanam dan lama waktu tunda proses antara 4.3 sampai 5.1 (antara netral sampai agak menyukai). Warna VCO hasil perlakuan secara keseluruhan berwarna jernih sampai jernih agak kekuningan. Menurut Winarno (1989) warna minyak dipengaruhi oleh pigmen yang terlarut dalam minyak. Hasil analisis Friedman memberikan kesimpulan bahwa ada beda nyata warna antar perlakuan. Bau Rerata nilai kesukaan panelis terhadap bau VCO dari tiga lokasi tanam dan lama waktu tunda proses antara 3.4 sampai 6.84 (antara agak tidak menyukai sampai menyukai). Bau VCO hasil penelitian pada umumnya adalah seperti buah kelapa segar. Menurut Winarno (1989) bau dan aroma ada minyak/lemak selain terdapat secara alami juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebagai hasil penguraian/ kerusakan yang terjadi pada minyak/lemak. Hasil analisis Friedman menunjukkan ada beda nyata rasa antar perlakuan. Pemilihan Alternatif Terbaik Dari hasil perhitungan indeks efektivitas didapatkan alternatif yang terpilih untuk dikembangkan dalam skala industri kecil adalah perlakuan L3W3 yaitu lokasi tanam di 198

7 Blitar dengan lama waktu tunda proses 3 minggu. Perancangan Unit Pengolahan 1. Perancangan Kapasitas Produksi. Dengan mempertimbangkan skala usaha dan kemampuan mesin dan peralatan, ditetapkan kapasitas produksi per hari sebesar 28.8 liter VCO yang dikemas dalam botol ukuran 350 ml. Dalam satu hari produksi dilakukan proses pembuatan VCO sebanyak 2 kali. Setiap proses membutuhkan bahan baku kelapa sebanyak 143 butir. 2. Kebutuhan Mesin dan Peralatan Jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel Penjadwalan dan Pengendalian Produksi Satu hari kerja pada industri ini ditetapkan sebanyak 8 jam kerja dengan 1 jam waktu istirahat, enam hari per minggu. Dalam satu bulan terdapat 25 hari kerja atau 300 hari Tabel 8. Kebutuhan mesin dan peralatan kerja per tahun. Jam kerja pada unit pengolahan VCO ini dimulai pada jam dengan istirahat pada jam Proses pembuatan VCO ini merupakan proses yang berurutan. Spesifikasi bahan baku yang dibeli dari petani kelapa adalah buah kelapa varietas Dalam yang telah berumur 12 bulan yang ditandai dengan kulit sabut berwarna cokelat. Buah kelapa setelah dipanen terlebih dahulu disimpan selama 3 minggu di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari langsung dan hujan. Persediaan tidak dilakukan terhadap bahan baku kelapa karena bahan baku kelapa yang datang langsung dilakukan proses pengolahan. 4.Analisis Finansial Kebutuhan modal investasi sebesar Rp ,21, biaya operasional pada tahun pertama sebesar Rp ,16,. Kebutuhan modal dibiayai seluruhnya dengan modal sendiri. Harga jual VCO sebesar Rp 18250,00 per botol ukuran 350 ml. Nama Mesin/Peralatan Jumlah Fungsi (unit) Alat pengupas kelapa (lewang) 3 Mengupas sabut kelapa Alat pencungkil daging kelapa (kore-kore) 3 Memisahkan daging kelapa dan tempurung kelapa Parang 3 Membelah butiran kelapa Bak besar 12 1.Tempat daging kelapa 2.Menampung parutan 3.kelapa 4.Tempat menampung 5.ampas Ember besar 5 Tempat air kelapa Gayung 5 Mengambil air Mesin pemarut 1 Memarut daging kelapa Timbangan duduk 1 Menimbang kelapa parut Mesin pemeras santan 1 Memeras kelapa parutan Saringan plastik 3 Memisahkan santan dan ampas kelapa Ember besar Tempat air campuran 2. dalam santan 3. Tempat menampung 4. santan Saringan plastik 3 Menyaring santan dan ampas Toples plastik bening + tutup dan keran 5 Tempat pendiaman santan plastik Mesin sentrifugal 2 Untuk memutar santan kental Mesin filtrasi 1 Menjernihkan VCO Meja 1 Tempat pengemasan VCO Kursi 2 Tempat duduk waktu mengemas 199

8 Hasil analisis Break Even Point (BEP) menunjukkan dengan kapasitas produksi penuh sebesar botol per tahun, titik impas diperoleh dengan memproduksi produk sebanyak sebanyak 6758 botol senilai Rp ,61. Nilai Payback Periods (PP) diperoleh setelah umur proyek 2 tahun, 6 bulan 28 hari, sedangkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp ,4 serta nilai Profitability Index (PI) sebesar Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa unit pengolahan VCO layak untuk dijalankan. SIMPULAN Lokasi tanam dan waktu tunda proses kelapa berpengaruh nyata terhadap terhadap kadar air, angka asam, lemak bebas, bilangan peroksida, berat jenis dan rendemen VCO yang dihasilkan. Waktu tunda proses sampai 3 minggu untuk ketiga lokasi tanam masih dapat ditoleransi karena menghasilkan kadar air, angka asam lemak bebas, bilangan peroksida, berat jenis VCO sesuai dengan standar kualitas. Hasil pengujian organoleptik menunjukkan agak tidak menyukai sampai netral untuk rasa VCO pada semua perlakuan, netral sampai agak menyukai untuk warna VCO, dan antara agak tidak menyukai sampai menyukai untuk bau VCO. Kelapa yang dikembangkan sebagai bahan baku untuk unit pengolahan VCO adalah kelapa yang ditanam di Blitar dengan toleransi waktu tunda proses selama 3 minggu. Hasil perhitungan analisis kelayakan menunjukkan bahwa unit pengolahan VCO layak untuk didirikan. Alamsyah AN Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka, Jakarta Codex. Codex Standard for Edible Fats and Oils not Covered by Individual Standards: Codex Stan (rev ). Dilihat 27 Februari < Berk Z Food Process Engineering and Technology. Elsevier. United States of America. Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, and Wooton, M Ilmu Pangan. UI-Press, Jakarta Djatmiko B Pengolahan Kelapa. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor Muchtadi TR, Sugiyono, dan Ayustaningwarno F Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit Alfabeta, Bandung Setyamidjaja Bertanam Kelapa Hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Towaha J, Manoi F, dan Tampake H Komposisi kimia daging buah kelapa genjah salak pada tiga lokasi tumbuh. Majalah Habitat. 12(2): 2. Warisno Budi Daya Kelapa Genjah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Winarno FG Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2005a. Keadaan Wilayah Kabupaten Lumajang. Dilihat 5 Maret 2007.< tanian.php > Anonymous, 2005b. Letak Geografis. Dilihat Dilihat 27 Februari < Anonymous, 2005c. Gambaran Umum Kabupaten Blitar. Dilihat 27 Februari < > 200

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR Miftahul Jannah 1 *, Halim Zaini 2, Ridwan 2 1 Alumni Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 *Email:

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P. PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN Siti Miskah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl.Raya Palembang Prabumulih Km.32, Inderalaya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Hesti Meilina 1, Asmawati 2, Ryan Moulana 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE SENTRIFUGASI

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE SENTRIFUGASI SEMINAR NASIONAL TEKNIK KIMIA INDONESIA 26 ISBN 979-97893--3 Palembang, 19-2 Juli 26 bersamaan dengan Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 26 (Undip), Soehadi Reksowardojo 26 (ITB), Fundamental &

Lebih terperinci

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN Julius Pontoh, Mariana Br. Surbakti dan Mayz Papilaya Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT

Lebih terperinci

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2013 ISSN : 2337-5329 EKOSAINS JU RNALEKOLOGI DAN SAINS PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337-5329 APLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Pembuatan minyak kelapa Nama : Aditya krisnapati Nim : 11.01.2900 Kelas : D3TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Dengan berbagai kemajuan yang telah diperoleh dari produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sentrifugasi Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya gravitasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun hal

Lebih terperinci

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L 19 OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L Optimasi Waktu Inkubasi pada Proses Pembuatan Minyak Kelapa secara Enzimatik Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN Percobaan yang akan dilakukan adalah fermentasi minyak kelapa dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan enzim protease dan menganalisis kualitas minyak yang dihasilkan.

Lebih terperinci

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus MAKALAH PENDAMPING KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) ISBN : 978-979-1533-85-0 STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus Sadiah Djajasoepena

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut

Lebih terperinci

Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)

Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Jurnal Agro Industri Perkebunan Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) (The Effect of Papain Enzyme Rate on the Yield and Quality of Virgin Coconut Oil [VCO])

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH THE EFFECT OF ADDITION PAPAJA LATEX ON QUALITY OF VIRGIN COCONUT OIL PRODUCED BY WET METHOD Retno

Lebih terperinci

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA ODIH SETIAWAN DAN RUSKANDI Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Jln. Raya Pakuwon km 2. Parungkuda Sukabumi 43357 RINGKASAN

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL A. Pendahuluan ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL Oleh: Cahyorini Kusumawardani Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta Email: cahyorini.k@uny.ac.id Minyak kelapa murni atau biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu

Lebih terperinci

PEMBUATAN BREM PADAT ANEKA RASA DAN ANALISIS FINANSIALNYA (KAJIAN PROPORSI AIR TAPE (KETAN HITAM DAN KETAN PUTIH) DAN PENAMBAHAN FLAVOR)

PEMBUATAN BREM PADAT ANEKA RASA DAN ANALISIS FINANSIALNYA (KAJIAN PROPORSI AIR TAPE (KETAN HITAM DAN KETAN PUTIH) DAN PENAMBAHAN FLAVOR) PEMBUATAN BREM PADAT ANEKA RASA DAN ANALISIS FINANSIALNYA (KAJIAN PROPORSI AIR TAPE (KETAN HITAM DAN KETAN PUTIH) DAN PENAMBAHAN FLAVOR) oleh : MEIGIA HAPSARI, NUR HIDAYAT, M HINDUN PULUNGAN JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil. (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI ( )

LAPORAN PENELITIAN. Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil. (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI ( ) LAPORAN PENELITIAN Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI (0731010045) BAGUS ARIE NUGROHO (0731010054) JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK EFFECT OF FERMENTATION TIME ON VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FOR CHARACTER PHYSICAL,

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba Chemistry PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No.

Lebih terperinci

Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.)

Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.) Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.) Yoan Y.Bolung 1*, Christine F. Mamuaja 2, Lucia C. Mandey 3, Lexie P. Mamahit 4 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah santan segar. Sedangkan sumber papain diambil dari perasan daun pepaya yang mengandung getah pepaya dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spesifikasi Biji Jarak Pagar Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar. Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. pengolahan minyak kelapa murni (VCO) dari proses basah dan proses kering.

ABSTRAK. pengolahan minyak kelapa murni (VCO) dari proses basah dan proses kering. ABSTRAK PITA HANDAYANI. Perbandingan Pengolahan VCO Proses Basah dan Proses Kering Terhadap Rendemen dan Kualitasnya ( di bawah bimbingan Edy Wibowo Kurniawan, S.TP.,M.Sc.). Kegiatan penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebun kelapa terluas di dunia yaitu sekitar 3.781.600 hektar, namun nilai ekspor minyak kelapa Indonesia masih di bawah Filipina yaitu ekspor Indonesia

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang A. Pendahuluan Virgin coconut oil ( VCO ) merupakan bentuk olahan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa sawit yang ada. Tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia mencapai 9.074.621 hektar (Direktorat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut

Lebih terperinci

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK LAMPIRAN A ANALISA MINYAK A.1. Warna [32] Grade warna minyak akan analisa menggunakan lovibond tintometer, hasil analisa akan diperoleh warna merah dan kuning. Persentase pengurangan warna pada minyak

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009 MAKALAH PENELITIAN PENENTUAN ASAL YANG TERKAIT DALAM PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN MEMFERMENTASI SANTAN TANPA PENAMBAHAN RAGI Disusun Oleh : 1. Ajar Burhanudin Y L2C3 06007 2. Bagus Arbianto L2C3

Lebih terperinci

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing TK-40Z2 PENELITIAN Semester II 2006/2007 Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI Kelompok Gregoreus Aryo Wicaksono (130 03 015) Merry Tanujaya (130 03 025) Pembimbing Dr. Ukan Sukandar

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka) NASKAH SOAL (Terbuka) Bidang Lomba CHEMISTRY PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselbord (022) 4264944, 4264957, 4264973

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT, SUHU PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN

KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT, SUHU PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN Lidya Momuat : Komposisi Asam Lemak KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT, SUHU PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN Lidya I. Momuat 1, Julius Pontoh 1, Emelia Sitanggang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Peningkatan nilai tambah produk turunan minyak jarak pagar mutlak diperlukan agar industri biodiesel jarak pagar dapat berkembang dengan baik. Saat ini, perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN THE FORMULATION OF DESICCATED COCONUT BISCUITS BY ROASTING AND WITHOUT ROASTING Yanti Meldasari Lubis 1*), Satriana

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VCO) PENGARU KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VC) Arniah Dali, La arimu, LM. Cinong Simbiti Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas alu leo, Kendari

Lebih terperinci

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Gambar 7 Desain peralatan penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pemucat bekas yang diperoleh dari Asian Agri Group Jakarta. Bahan bahan kimia yang digunakan adalah

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium Kimia Analitik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal DOI: 10.17969/jtipi.v6i2.2065 http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen 18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis kadar protein, viskositas, dan sifat organoleptik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan 20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM Komariah Tampubolon 1), Djoko Purnomo 1), Masbantar Sangadji ) Abstrak Di wilayah Maluku, cacing laut atau laor (Eunice viridis)

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN (Optimization of the Making of Virgin Coconut Oil (VCO) with

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Dari Kelapa Hibrida Dengan Metode Enzimatis Dan Aplikasinya Sabun Padat Transparan

Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Dari Kelapa Hibrida Dengan Metode Enzimatis Dan Aplikasinya Sabun Padat Transparan PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DARI KELAPA HIBRIDA DENGAN METODE ENZIMATIS DAN APLIKASINYA SABUN PADAT TRANSPARAN PRODUCTION OF VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FROM HYBRID COCONUT PALM WITH ENZYMATIC METHOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRARENCANA PABRIK

LAPORAN PRARENCANA PABRIK LAPORAN PRARENCANA PABRIK PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DARI KELAPA KAPASITAS PRODUKSI 10.500 TON/TAHUN Diajukan oleh: Selvitien Eka Putri / NRP. 5203012007 Luciana Trisna / NRP. 5203012027 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI (Test of oil press on some commodities) Iin Sawitri 1*), Ainun Rohanah 1), Sulastri Panggabean 1) 1) Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KEONG SAWAH DALAM PEMBUATAN KECAP SECARA ENZIMATIS (KAJIAN PENAMBAHAN HANCURAN BONGGOL NANAS DAN LAMA FERMENTASI) SKRIPSI

PEMANFAATAN KEONG SAWAH DALAM PEMBUATAN KECAP SECARA ENZIMATIS (KAJIAN PENAMBAHAN HANCURAN BONGGOL NANAS DAN LAMA FERMENTASI) SKRIPSI PEMANFAATAN KEONG SAWAH DALAM PEMBUATAN KECAP SECARA ENZIMATIS (KAJIAN PENAMBAHAN HANCURAN BONGGOL NANAS DAN LAMA FERMENTASI) SKRIPSI Oleh : SENO BAYU AJI NPM. 0233310103 PRODI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA. Meiske S. Sangi 1)

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA. Meiske S. Sangi 1) PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA Meiske S. Sangi 1) 1) Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 e-mail: meiske_sangi@yahoo.co.id ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG Devy Nur Afiah 123020120 Pembimbing Utama :Dr. Tantan Widiantara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium

Lebih terperinci