BEBERAPA PROSES YANG TERDAPAT DALAM KOMUNIKASI IDA YUSTINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BEBERAPA PROSES YANG TERDAPAT DALAM KOMUNIKASI IDA YUSTINA"

Transkripsi

1 BEBERAPA PROSES YANG TERDAPAT DALAM KOMUNIKASI IDA YUSTINA Bagian Administrasi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera Utara Komunikasi telah menjadi suatu bidang yang amat luas cakupannya. Hampir semua aktivitas manusia tidak terlepas dari komunikasi dalam berbagai cara apakah itu secara verbal, tulisan, gestural, dan bentuk komunikasi lainnya. Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai asumsi dasar bahwa dengan berkomunikasi, seseorang depat ditingkatkan kemampuan dasarnya untuk kemudia dapat mengatasi segala persoalan komunikasi yang dihadapinya. Aristotle mendefinisikan bahwa tujuan rhetoric (komunikasi) adalah persuasi. Perkembangan ilmu psikologi pada akhir abad 18 mempengaruhi tujuan rhetoric ini menjadi tiga, yakni : 1) Informatif, 2) persuasif, dan 3) entertainment. Namun konsep ini dikritik oleh kelompok behaviorists yang mengatakan bahwa semua penggunaan bahasa mengandung unsur persuasif. Mereka juga pendapat bahwa tujuan komunikasl bukan berorientasi pada behavior, tetapi pada message pesan. Dalam kaitan ini Berlo menyusun empat kriteria yang menjadi tujuan komunikasi, yaitu : 1) tidak ada pertentangan, 2) berorientasi pada tingkah laku manusia 3). dapat dihubungkan dengan dengan perilaku komunikasi yang ada dalam masyarakat dan 4) konsisten dengan cara-cara berkomunikasi masyarakat. Menurut Berlo ada ukuran tujuan komunikasi (Dim ension of Purpose), yakni: A. Kepada "Siapa" Seseorang Melakukan Komunikasi. Dalam hal ini harus dibedakan antara sasaran yang dituju (Intended receiver) dengan sasaran yang bukan dituju (unitended receiver). Dalam berkomunikasi paling sedikit terdapat dua keinginan bereaksi : 1) oleh si pembuat pesan (source) dan 2) oleh si penerima pesan (receiver). B. Bagaimana Seseorang Melakukan Komunikasi. Tujuan komunikasi dapat diletakan di sepanjang ukuran continum, yang menunjukkan apakah tujuan itu segera diperoleh (consum story purpose) atau tertunda (Instrumental purpose). Schramm menyebutnya sebagai "lmmediate reward" dan "delayed reward". Komunikasi Sebagai Proses Proses adalah "segala gejala yang mengalami perubahan secara terusmenerus"atau "segala kejadian yang berlangsung terus-menerus". Dalam menganalisa komunikasi sebagai suatu proses, harus dilihat terlebih dahulu unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya sebuah komunikasi, seperti siapa yang berkomunikasi, mengapa dia berkomunikasi, dan kepada siapa komunikasi itu ditujukan. Kita juga harus melihat perilaku komunikasi yang terjadi: pesan yang dihasilkan, apa yang cara dilakukan orang untuk berkomunikasi, bagaimana orang mengkemas pesan-pesannya, saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan kepada pendengar atau pembacanya. Dalam Rhetoric, Aristotle mengotakan bahwa ada tiga unsur komunikasi yang penting, yakni: pembaca, pidato, dan pendengar. Shannon-Weaver mengembangkan model komunikasi melalui alat eletronik yakni meliputi: 2004 Digitized by USU digital library 1

2 1).sumber, 2) penghubung, 3) sinyal, 4) penerima dengan tujuan. Model-model proses komunikasi lainnya dikembangkan oleh Schram M.Westleg dan Mac Lean, Fearing, Johnson dan lainya. Model Komunikasi Serlo membuat model komunikasl melalui unsur-unsur: 1). sumber komunikasi, 2) alat penyampai pesan, 3) pesan, 4) media atau saluran yang digunakan, 5) alat penerima pesan dan 6) penerima komunikasi. Unsur-unsur di alas sangat penting dalam komunikasi, terlepas apakah kita berbicara tentang komunikasi seseorang, dua orang atau sebuah kerjasama International. Unsur-unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan sebuah proses. Semua unsur itu mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam komunikasl, sumber dan penerima harus dalam sistem yang sama. Jika tidak, komunikasi tidak akan terjadi. Ketepatan Komunikasi Dalam membahas ketepatan komunikasi eletronik, Shannon den Weaver memperkenalkan konsep "noise" yang diartikan mereka sebagai faktor-fektor yang mengganggu kualitas sebuah signal. Merujuk konsep tersebut, Berlo mendefinisikan "noise" dalam proses komunikasi sebagai faktor-faktor dalam unsur-unsur komunikasi yang dapat mengurangi keefektifan komunikasi. Menurut Berlo, "noise" dan "fidelty" merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Mengurangl "noise" (keributan) berarti meningkatkan "fidelity" (ketepatan), demikian sebaliknya. Adapun faktor faktor yang menentukan efektif tidaknya komunikasi tersebut meliputi : 1. The Source-Encoder. Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber, yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni a). keterampilan berkomunikasi b). sikap mental c). tingkat pengetahuan dan d). posisinya dalam sistem sosial kultural. Tingkat keterampilan berkomunikasi sumber menentukan ketepatan komunikasi dalam dua cara. Pertama, mempengaruhi kemampuan dalam berbicara, dan yang kedua mempengaruhi kemampuan menyampaikan pessn seperti yang kita maksudkan. Mengenai sikap mental, ada tiga tipe sikap sumber yang dapat mempengaruhi proses komunikasi, yakni terhadap: a). diri sumber sendiri b).subject matterdan d) terhadap penerima pesan (receiver). Tingkat pengetahuan sumber juga akan menentukan seberapa jauh dia memahami sikap mentalnya sendiri, kerakteristik receiver, dengan cara bagaimana dia menyampaikan pesannya, jenisjenis saluran yang dipilihnya, dan sebagainya. Faktor yang keempat adalah sistem sosial budaya yang melatar belakangi sumber. Faktor ini sangat mempengaruhi perilaku komunikail sumber. 2. The Decoder-Receiver. Pada prinsipnya, faktor-faktor yang melekat dalam diri penerima pesan sama dengan sumber. Dengan kata lain, receiver juga harus mempunyai keterampilan berkomunikasi, sehingga dapat menerima pesan. Begitu pula dengan sikap mental, tingkat pengetahuan dan sistem sosial budaya receiver, mempengaruhinya dalam menerima pesan yang disampaikan sumber. 3. Pesan. Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan: 1). Kode pesan, 2). Isi pesan, 3). Perlakuan terhadap pesan. Kode pesan adalah setiap kelompok simbol 2004 Digitized by USU digital library 2

3 yang dapat disusun sedemikian rupa, yang mempunyai arti bagi sebagian orang. Isi pesan dapat didefinisikan sebagai meteri yang dipilih sumber untuk menyampaikan tujuannya. Sedangkan perlakuan terhadap pesan adalah keputusan-keputusan yang diambil sumber dalam memilih dan menyusun kode isi pesan. 4. Saluran Faktor ini menyangkut cara-cara penyampaian dan penerimaan pesan, pembawa pesan (vehicle carriers) yang mempengaruhi efisiensi dan efektifnya komunikasi. Komunikasi Sebagai Proses Belajar Berbicara tentang komunikasi dalam konteks perorangan pada dasarnya berbicara tentang bagaimana orang belajar. Dalam hal ini belajar menggunakan istilah "stimulus" den "respon". Stimulus diartikan sebagai segala kejadian yang dapat dirasakan oleh seseorang, dengan kata lain segala sesuatu yang dapat diterima orang melalui salah satu alat penginderaannya (penglihatan, pendengaran dan lainnya). Sedangkan respon diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus, atau perilaku yang timbul karena adanya stimulus. Respon dapat dibedakan atas: respon yang terbuka (overt responses) yakni yang dapat diamati, dirasakan, dieteksi, den respon yang tertutup (covert responses). yakni respon yang terdapat di dalam diri seseorang; tidak dapat diamati, bersifat pribadi. Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam hubungan yang stabil antara: a). suatu stimulus yang dirasakan seseorang dan b). respon yang dilakukan, baik tertutup maupun terbuka. Suatu proses belajar terjadi jika seseorang: 1). Melakukan respon yang sama secara terus menerus terhadap stimulus yang berbeda, 2). Melakukan respon yang berbeda terhadap stimulus yang sama. Proses belajar meliputi adanya stimulus (segala sesuatu yang dapat dirasakan oleh organisme). Selanjutnya, organisme harus merasakan objek yang menjadi stimulus, menginterpretasikannya, untuk selanjutnya melahirkan respon. Meskipun demikian, seseorang belum bisa dikatakan belajar hanya disebabkan dia membuat sekali atau duakan respon. Belajar terjadi jika merespon stimulus tersebut menjadi kebiasaan (habit). Untuk membentuk kebiasaan ini, belasan atas respon (reward) merupakan faktor yang mempengaruhi. Seseorang akan mengulangi responnya jika medapat balasan. Berlo menyebut lima faktor yang dapat memperkuat kebiasaan. Pertama, frekuensi pengulangan balasan: adanya stimulus menimbulkan respon, dan jika respon ini mendapat balasan, akan memperkuat kebiasaan. Kedua, mengisolasi hubungan S (stimulus) R (Respon): organisme tldak memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang berbeda. Ketiga, banyaknya balasan : lebih banyak balasan, akan lebih memperkuat kebiasaan. Keempat, selang waktu antara respon-balasan: lebih cepat sseseorang merasakan balasan responnya, lebih besar kemungkinan dirinya mempertahankan respon. Kelima, usaha yang diperlukan untuk merespon: respon yang dapat dilakukan dengan mudah akan lebih bertahan dibanding respon yang sulit untuk dilakukan. Komunikasi dan belajar : Proses yang Memiliki Kesamaan. Komunikasi dan belajar mempunyai unsur-unsur yang sama dengan unsurunsur yang dimiliki belajar. Perbedaan hanya terjadi dalam memulai prosesnya. Belajar selalu dimulai dengan mempersepsikan suatu stimulus (decodea message), sedangkan komunikasi dimulai tujuan sumber berkomunikasi (interpretation) Digitized by USU digital library 3

4 Interaksi Dalam semua situasi komunikasi, sumber dan penerima pesan mempunyai ketergantungan satu sama lain. Tingkat ketergantungan yang paling tinggi terdapat dalam konsep dyadic, yang memperlihatkan adanya hubungan antara berbagai kejadian yang tidak dapat berdiri sendiri. Berlo membedakan empat tingkat ketergantungan komunikasi, yakni: Ketergantungan: fisik, 2). Ketergantungan aksi-reaksi, 3). Empathy dan, 4). Interaksi. 1. Ketergantungan fisik (Definitional-Physical interdependence). Pada tingkatan ini, sumber dan penerimaan berada dalam ketergantungan yang bersifat fisik. Meskipun terjadi komunikasi, namun antara sumber dan penerimaan tidak bereaksi terhadap masing-masing pesan. 2. Ketergantungan Aksi-Reaksi (Action-Reaction Interdependence). Komunikasi umumnya meliputi tingkat ketergantungan ini. Aksi dari sumber mempengaruhi reaksi penerima; reaksi dari penerima kemudian mempengaruhi reaksi sumber lagi dan seterusnya. Dalam hal ini antara sumber dan penerima dapat menggunakan reaksi masing-masing. Reaksi yang merupakan umpan balik tersebut digunakan sumber ataupun penerima untuk memeriksa, menentukan bagaimana sebaiknya mereka menyempurnakan tujuannya. Jika umpan balik dimaksud mendapat balasan dengan balk, maka sumber/penerima akan meneruskan cara-caranya yang sama. Namun jika tidak, sumber/penerima akan mengganti pesan mereka dengan cara-cara yang lain. 3. Empathy. Komunikasi urnumnya meliputi gambaran tentang tanggapan atas pesan yang disampaikan. Dalam hal ini terdapat harapan yang digunakan dalam mengkode, menerima code, dan merespon pesan. Harapan yang diberikan pihak-pihak yang berkomunikasi dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan dan sistem sosial kultural. Untuk mengetahui harapan penerima pesan, kita harus mempunyai keterampilan yang dalam ilmu psikologi disebut empathy, yakni kemampuan untuk memproyeksikan diri kita kepada kepribadian orang lain. Sehubungan ini ada dua teori empathy: 1). Inference Theory of Empathy dan 2).Role-Taking Theory of Empathy. 4. Interaksi. Tingkat terakhir dari ketergantungan yang kompleks adalah interaksi, yang merupakan istilah dari proses saling berperan, perwujudan dari perilaku yang empathic. Jika dua individu membuat kesimpulan tentang masing-masing peran mereka pada saat yang sama, dan jika tingkah laku komunikasi mereka tergantung pada saling memberi peran, maka mereka berkomunikasi dengan berinteraksi satu dengan yang lain. Konsep Interaksi merupakan inti untuk memahami konsep proses komunikasi. Dalam komunikasi, kita harus mempredikasi bagaimana orang lain berperilaku. Seperti diketahui bahwa saling memberi peran (role taking), empathy, dan interaksi digunakan sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, Namun ketiga aspek tersebut paling tidak memillki dua kelemahan: 1) role taking dan interaksi dalam prosesnya memerlukan energi yang cukup besar, 2) prediksi yang emphatic memerlukan beberapa prasyarat yang terkadang tidak dapat ditemukan. Keberhasilan dalam membuat prediksi dari role taking bersandar pada asumsi: 1) kita tidak berbicara dengan banyak orang, 2) sebelumnya kita memiliki pengalaman dengan orang-orang tersebut, dengan demikian kita mempunyai dasar untuk membuat prediksi tentang mereka, 3) kita sensitif dengan perilaku manusia, dan 4) kita termotivasi untuk berinteraksi Digitized by USU digital library 4

5 Komunikasi dan Sistem Sosial Sistem sosial adalah kumpulan dari peran-peran ketergantungan. Dalam membicarakan sistem sosial, kita membentuk perilaku peran (role behavior) yang menempati suatu kedudukan (role position) dalam struktur sosial. Role behavior dapat dibagi atas dua kelompok: the must's (yang seharusnya) dan the may's (yang boleh). Perilaku seseorang yang menempati peran apapun dapat dianalisa dengan konsep "the must's" den "the may's" Ini. Kita dapat menentukan keseluruhan sistem perilaku peran secara eksplisit. Dalam setiap kelompok, terdapat tekanan group untuk meyakinkan bahwa anggota group menyesuaikan peran-peran mereka. Jika anggota merespon tekanan ini, yakni melakukan the must's, anggota tersebut diberi sesuatu (reward). Namun jika mereka menyimpang dari perilaku yang telah ditentukan, mereka dihukum, bahkan boleh jadi dikeluarkan dari group. Tekanan group inilah yang disebut norma. Dalam membicarakan tujuan group, perlu dibedakan antara produktivitas atau tugas untuk menyempurnakan tujuan, dengan upah atau pencapaian kepuasan anggota. Komunikasi dengan organisasi sosial paling tidak berhubungan dalam tiga cara. Pertama, slstem sosial diproduksi melalui komunikasi. Kedua, pembangunan sebuah sistem sosial ditentukan oleh komunikasi anggotanya. Ketiga, komunikasi mempengaruhi sosial sistem dan sebaliknya, sistem sosial mempengaruhi komunikasi. Pengetahuan tentang suatu sistem sosial dapat membantu kita untuk membuat ramalan yang akurat tentang orang, tanpa memerlukan emphaty atau interaksi, tanpa mengetahui segala sesuatu tentang orang tersebut, kecuali hanya peran-peran yang mereka miliki dalam sistem. Kegagalan komunlkasi dapat disebabkan kesalahan dalam: peramalan role behavior, role position, multiple roles, konflik peran dan norma, dan komunikasi lintas sistem sosial. Makna dalam Komunikasi Makna (meaning) adalah inti dari komunikasi. Dalam komunikasi, sumber maupun penerimaan berusaha memilih kata-kata yang menjelaskan pengertian masing-masing. Kata-kata tersebut merupakan pesan (message), Ide yang diekspresikan dengan cara-cara tertentu (perlakuan) melalui penggunaan kode. Dalam artikelnya "The Origins of Language", Thorndike menyatakan ada empat hipotesa tentang dasar kegunaan suara-suara manusia yang mengekspresikan maksudnya. Empat kelompok itu adalah "ding-dong", "bow- bow", "pooh-pooh, dan "yum-yum". Teori "Ding-dong" menyatakan bahwa suara memberi arti pada sesuatu di mana setiap orang memberikan arjti yang sama. Menurut teori "Bow-Bow", manusia meniru bunyi-bunyi (suara) yang dihasilkan binatang. Teori "Pooh-Pooh" menyebutkan, manusia membuat suara-suara instinctive tertentu dan kita telah mempunyai arti untuk suara ini karena kita membuatnya. Sedangkan teori "YumYum" mengatakan manusia memberi respon fisik pada setiap stimulus. Sebagian dari respon fisik ini dilakukan mulut. Berlo membuat asumsi yang terbaik tentang asal bahasa dalam pernyataan berikut : 1) bahasa sendiri atas suatu perangkat simbol-simbol yang berarti plus cara-cara yang bermakna untuk mengkombinasikannya, 2) simbol dari suatu bahasa dipilih melalui kesempatan, bukan pemberian Tuhan, 3). menusia membangun bahasanya sendlri dengan prinsip yang sama tentang interprestasi, respon dan balasan yang dilakukan melalui belajar, 4). manusia lambat laun membentuk bahasanya dalam upaya mengekspresikan pengertian pada dirinya dan orang lain, membuat orang lain mempunyai pengertian yang sama, dan untuk menimbulkan respon yang akan menambah kemampuannya untuk mempengaruhi Digitized by USU digital library 5

6 Fungsi bahasa adalah untuk mengekspresikan makna. Makna itu sendiri melekat pada semua definisi bahasa. Makna tidak terdapat di dalam pesan (message), tetapi berada pada orang. Makna pribadi sifatnya, yang berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Makna adalah sesuatu yang dipelajari. Merujuk pada Teori Pavlov, makna dapat dipelajari melalui keadaan (learning by condifioning), dengan rasangan yang menghasilkan respon tertentu dalarn situasi yang bagaimanapun (unconditioned stimulus) dan rangsangan yang tidak mendatangkan respon tertentu (conditioned stimulus). Seperti telah disebutkan bahwa semua makna (meaning) terdapat pada orang, yang dipelajari dan oleh karenanya bersifat pribadi. Dalam kaitan ini Berlo membagi makna dalam empat dimensi: denotative, struktura, contextual dan connotative. Denotative Meaning Denotative meaning terdiri atas hubungan antara suatu tanda kata dan suatu tujuan yang ada dalam dunia fisika. Bila kita menggunakan kata-kata dengan tandatanda, berarti kita mencoba menamil sesuatu yang ada di dunia fisik. Structural Meaning Makna struktur terdapat dalam hubungan suatu tanda dengan tanda lainnya. Dengan demikian makna ini terdapat dalam kenyataan formal. Kita mendapat makna dalam struktur ketika satu tanda membantu kita memperklrakan tanda lainnya. Contextual/Meaning Seseorang harus selalu mempertimbangkan makna dari konteks. Ini mungkin merupakan cara yang paling baik untuk membantu penerima pesan dalam mengartikan kata-kata baru. Conotatlve Meaning Makna arti diartikan sebagai hubungan antara tanda, tujuan dan seseorang. Makna ini berorientasi pribadi, memberi perhatian pada kenyataan sosial. Makna ini berasal dari pengalaman pribadi seseorang yang menggunakan kata dan berhubungan dekat dengan siapa dan apa yang dia perankan. Makna denotatif dan arti tidak berbeda dalam jenis; keduanya berbeda dalam tingkatan. Observasi dan Penilaian Observasl (pengamatan) adalah suatu kalimat yang dapat dinamakan sebagai sesuatu yang benar atau salah. Jika kita tidak dapat menentukan (sekarang atau nanti) suatu kalimat itu benar atau salah, maka kalimat itu bukan pernyataan suatu fakta. Konsep "benar" oleh Aristoteles dikatakan : "mengatakan sesuatu secara apa adanya, atau tidak mengatakan yang tidak ada adalah sesuatu yang benar; mengatakan yang tidak ada, atau tidak mengatakan sesuatu yang ada, adalah sesuatu yang salah". Dalam istilah lain, dapat dikatakan bahwa suatu kalimat itu benar apabila: a). Mengatakan sesuatu tentang kejadian yang ada dalam dunia fisik (observasi), dan b). Uraian kejadian yang ada di dunia adalah apa yang tertera dalam kalimat. Verifikasl merupakan cara menguji observasi. Pernyataan fakta meliputi dua jenis kata: 1) kata-kata yang mempunyai makna denotative, dan 2) kata-kata yang mempunyai makna struktural. Sebagai ringkasan tentang Observasi dapat disebut bahwa: 1) observasi menekankan pada kata-kata yang mempunyai makna denotative, 2) observasi merupakan pernyataan 2004 Digitized by USU digital library 6

7 kalimat fakta, 3) observasi dapat disebut benar atau salah, 4) observasi sulit dilakukan. Sulitnya observasi dilakukan disebabkan: a) keterbatasan kemampuan kita untuk melihat dan mengingat, b) mempercayakan pada observasi orang lain, dan hasilnya salah, c) membuat observasi hanya dengan pengertian kita dan d) kita cenderung untuk menginterpretasi dan mengevaluasi apa yang dilihat, daripada melaporkannya. Pendapat. Pendapat merupakan kalimat yang menekankan makna konotatif. Pendapat memberitahukan kita tentang kenyataan sosial, khususnya orang yang membentuk kehldupan sosial. Kemampuan menerima merupakan kriteria untuk menguji pendapat. Pendapat tidak merupakan observasi. Pendapat bermaksud untuk mendapatkan penerimaan sebuah ide, melahirkan perubahan perilaku, dan sebagainya. Observasi dan Pendapat: Persamaan dan Perbedaan. Tujuan observesi adalah melaporkan; sedangkan tujuan pendapat untuk membujuk. Keduanya digunakan untuk mempengaruhi. Seperti halnya denotation dan connotation yang tidak saling bergantung, observasi dan pendapat juga tidak tergantung satu dengan lainnya. Terdapat dimensi pendapat dalam semua observasi, dalam menentukan persepsi yang ingin dibentuk dan bagaimana mengorganisir persepsi agar berhubungan dengan persepsi lainnya. Pernyataan fakta terdapat dalam tujuan persuasif pernyataan tersebut mengarahkan perhatian, membangun persepsi, dan menyarankan suatu cara yang khusus dalam memandang realitas fisik. Semua bahasa yang diucapkan mempunyai dimensi persuasif. Dalam mewujudkan keinginannya untuk menafsirkan dunia fisik, manusia menginterpretasi kejadian-kejadian. Berbicara tentang implikasi satu kejadian terhadap kejadian lainnya, mencoba membuat kesimpulan tentang sesuatu yang belum diketahui membuat generalisasl tentang kejadian dan memperhatikan kejadian-kejadian yang akan datang. Ketika membuat kesimpulan tersebut, manusia menyusun kalimat-kalimat yang belum diketahui berdasarkan kejadian lain yang sudah diketahui. Kesimpulan adalah hasil analisis hubungan struktural di antara kalimat. Berlo menyebut ada cara untuk membuat kesimpulan: deduksi dan induksi. Deduksi adalah membuat kesimpulan secara umum untuk kemudian diterapkan secara khusus, sedangkan induksi membuat kesimpulan dari hal-hal yang khusus, untuk selanjutnya membuat kesimpulan secara urnum. Pada metode deduksi ada satu cara untuk menguji kesimpulan yang disebut dengan sylogisme. Cara ini membuat dua premis untuk kemudian dihubungkan, selanjutnya melahirkan kesimpulan. Contoh : Semua mahasiswa adalah manusia (Premis) Semua manusia dapat berbuat salah (Premis) Semua mahasiswa dapat berbuat salah (Kesimpulan) Dalam sylogisme, jika kedua premis benar dan argumennya valid, maka kesimpulan harus benar. Sylogisme adalah argumen mendasar. Meskipun konsep argumen merupakan suatu yang kompleks, pengertian dan aplikasi penguji sylogisme berguna jlka kita tertarik pada pesan yang argumentatif Digitized by USU digital library 7

8 Induksi: pengembangan Generalisasi Struktur. Pada tingkat analisis ini, data dasarnya adalah pernyataan yang benar tentang fakta : pengamatan yang telah diuji kebenarannya. Asumsi dari proses Induksi ini adalah : 1) bahwa kejadian di dunia ini berlangsung secara kontinue 2) kelangsungan alam memungkinkan untuk mengganggu struktur kejadian-kejadian fisik yang teratur, dan 3) berdasarkan adanya kontinuitas dan struktur, dapat diprediksikan bahwa kejadian mendatang akan sama dengan yang telah terjadi. Generalisasi adalah pernyataan tentang keseluruhan, berdasarkan pengamatan pada suatu bagian. Dalam membuat kesimpulan semacam ini, sedikitnya diperlukan tiga pertanyaan : 1) apakah jumlah sampel yang diamati mewakili, 2) apakah bukti-bukti yang ada representatif, dan 3) adakah terjadi konflik dalam pembuktian fakta. Metode deduksi maupun induksi, keduanya penting artinya dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah suatu proses yang meliputi : a) mengorganisasikan persepsi dari dunia fisik untuk selanjutnya menyusunnya dalam definisi, b) membuat observasi berdasarkan definisi konseptual, c) mengorganisasikan pengamatan tersebut dan membuat hipotesa, d) menguji hipotesa dengan menerapkan prinsip-prinsip induksi, pendefinisian kembali, pengamatan kembali,dan seterusnya Digitized by USU digital library 8

Konsep Informasi. Sumber : Internet

Konsep Informasi. Sumber : Internet Konsep Informasi Sumber : Internet Definisi Data Dan Informasi Data Fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan. Informasi Data yang diolah menjadi bentuk yang

Lebih terperinci

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Unsur-unsur komunikasi Adalah yang membuat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA

MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA MODEL KOMUNIKASI Disusun Oleh: IDA YUSTINA 1. MODEL SHANNON-WEAVER Model komunikasi secara linier dikembangkan oleh Shannon dan Weaver pada 1949. Komunikasi direpresentasikan sebagai suatu sistem di mana

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI I. PENDAHULUAN Pengembangan Konseptual Teknologi Pendidikan terbagi atas dua bagian, yaitu landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan. Pengertian falsafah itu sendiri adalah suatu rangkaian pernyataan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Psychology: * The science

Lebih terperinci

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dalam pengertian luas, model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Pada level konseptual model merepresentasikan ide ide

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Tujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Tujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Tujuan dan Akibat Komunikasi Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi dari Sudut kepentingan sumber Tukjuan Komunkasi dari sudut kepentingan penerima 1. memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Verbal. Modul ke: 09FIKOM. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Verbal. Modul ke: 09FIKOM. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Verbal Fakultas 09FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KOMUNIKASI VERBAL Manusia berbicara sebagai usaha yang dilakukan secara sadar

Lebih terperinci

ini. TEORI KONTEKSTUAL

ini. TEORI KONTEKSTUAL TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) Penguatan (+) Stimulus Respon Reinforcment Penguatan (-) Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : II 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah

Lebih terperinci

Komunikasi Kesehatan. Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E /

Komunikasi Kesehatan. Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E / Komunikasi Kesehatan Pertemuan ke 2 Kelas A, B, C, D dan E muryririanty@yahoo.com 082139197400 / 08155918737 Sub Bahasan 1. Konsep 2. Teori 3. Ruang Lingkup a. Komunikasi b. Komunikasi Kesehatan Konsep

Lebih terperinci

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN I Pendahuluan Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman. Ada pasien-pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat,

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah lembaga yang mampu membina manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan-tantanganan zaman demi survive-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan dasar dari mata pelajaran lain yang saling berkesinambungan. Namun,

Lebih terperinci

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAB V METODE-METODE KEILMUAN BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN. Oleh : Imam Subqi

KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN. Oleh : Imam Subqi KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN 1 Oleh : Imam Subqi Tujuan Pendidikan (1) Pendidikan ditujukan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu tercermin baik dari segi intelek,

Lebih terperinci

Penilaian Penilaian adalah suatu proses sistematik dan variatif yang meliputi pengumpulan data dan interpretasi data yang berperan sebagai umpan balik

Penilaian Penilaian adalah suatu proses sistematik dan variatif yang meliputi pengumpulan data dan interpretasi data yang berperan sebagai umpan balik STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SAINS (Sumber NSES) Oleh : Achmad Samsudin, M.Pd. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Penilaian Penilaian adalah suatu proses sistematik dan variatif yang meliputi pengumpulan data

Lebih terperinci

tempat. Teori Atribusi

tempat. Teori Atribusi 4 C. PERSEPSI DAN KEPRIBADIAN Persepsi adalah suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 07 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan beberapa teori tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

Arti dan proses komunikasi

Arti dan proses komunikasi List Presentasi Arti dan proses komunikasi Lima Taraf Komunikasi Komunikasi yang Efektif Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah Mendengarkan Sambil Memahami Persepsi yang selektif dalam Mendengarkan dan Menanggapi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Jurusan Management Universitas Sumatera Utara

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Jurusan Management Universitas Sumatera Utara PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Jurusan Management Universitas Sumatera Utara CONSUMER BEHAVIOR AND MARKETING ACTION Premise dalam buku ini menyatakan bahwa strategi pemasaran

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Lebih terperinci

STUDI KASUS DALAM PSIKOLOGI

STUDI KASUS DALAM PSIKOLOGI Kuliah IV C. 3. STUDI KASUS STUDI KASUS DALAM PSIKOLOGI SUATU PENJELASAN TENTANG SESEORANG DALAM SUATU SITUASI SUATU REKONSTRUKSI DAN INTERPRETASI TERHADAP SUATU EPISODE PENTING DALAM KEHIDUPAN SESEORANG

Lebih terperinci

Sumber informasi. Transmitter Penerima Tujuan. Sumber noise

Sumber informasi. Transmitter Penerima Tujuan. Sumber noise MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK 6 Juliana Pardede 081101019 Christine Handayani 081101020 Yemima Dayfiventy 081101022 Dewi Sartika Panjaitan 081101030 Martia Lindawaty T 081101046 Win Rizqy 081101065 Model komunikasi

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai etnografi komunikasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & Modul ke: 01 RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi Model Komunikasi Interpersonal Bambang Irawan Ari Pambudi Definisi Model secara sederhana bisa dipahami sebagai representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU 1. Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorisme) Paham behaviorisme memandang belajar sebagai perkayaan/penambahan materi pengetahuan (material) dan atau perkayaan pola-pola respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS Disarikan dari buku Griffin (2006) dan Littlejohn & Foss (2008) Oleh : Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

Teori Belajar Behavioristik

Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Behavioristik Pandangan tentang belajar : Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus- respon) Ciri-ciri teori belajar behavioristik : a. Mementingkan

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi Efektif

Pengertian Komunikasi Efektif Komunikasi Efektif Pengertian Komunikasi Efektif Apa itu komunikasi efektif? Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Perilaku Konsumen Setiap manusia mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan orang lain, sehingga menghasilkan perilaku yang berbeda pula dalam membelanjakan uangnya.

Lebih terperinci

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang LISTYA ANGGRAENI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang LISTYA ANGGRAENI, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia kanak-kanak, merupakan usia belajar berbagai hal. Pada fase ini, anak juga belajar mengembangkan emosinya. Karena pengaruh faktor kematangan dan faktor belajar

Lebih terperinci

Universitas Mercu Buana. Ariani Wardhani. Pembuka. Faktor Kondisi. Presentasi. Video Presentasi. Daftar Pustaka. Akhiri Presentasi. Langkah Presentasi

Universitas Mercu Buana. Ariani Wardhani. Pembuka. Faktor Kondisi. Presentasi. Video Presentasi. Daftar Pustaka. Akhiri Presentasi. Langkah Presentasi Modul ke: Pengantar Presentasi Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Ariani Wardhani Pembuka Presentasi Faktor Kondisi Video Presentasi

Lebih terperinci

Konsep Informasi. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Konsep Informasi. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Konsep Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Definisi Data dan Informasi Data Fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki istilah dalam bahasa Inggris yang disebut communication atau dari kata communis yang memiliki arti sama atau sama maknanya atau

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKATE EFEK EFEK AFEKSI EFEK KONASI UMPAN BALIK POSITIF NETRAL NEGATIF 1 KOMUNIKASI SUATU PROSES DI MANA SUATU GAGASAN DIALIHKAN DARI SUMBER

Lebih terperinci

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam

Lebih terperinci

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI MENURUT SEILER (dalam Arni Muhammad, 2000;19-20) 20) 1. Komunikasi adalah suatu proses, yang dimaksud proses disini adalah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas BAB II KAJIAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Sejarah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam pembelajaran sosial, dimana self efficacy merupakan turunan dari teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik sekolah dasar kelas awal, yaitu kelas I, II, dan III berada pada rentang usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi sangat penting bagi

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2 Dasar Dasar Perilaku Individu 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM INFORMASI PERTEMUAN 7 KONSEP INFORMASI

PENGANTAR SISTEM INFORMASI PERTEMUAN 7 KONSEP INFORMASI 1 PENGANTAR SISTEM INFORMASI PERTEMUAN 7 KONSEP INFORMASI Khalidah Pokok Pembahasan 2 1. Definisi data dan informasi 2. Model Sistem Komunikasi 3. Entropi dan Redudansi 4. Reduksi data 5. Inferensi 6.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media informasi, seperti sistem komunikasi dan media penyimpanan untuk data, tidak sepenuhnya reliabel. Hal ini dikarenakan bahwa pada praktiknya ada (noise) atau inferensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara

Lebih terperinci

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran - Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2 PERILAKU ORGANISASI DISUSUN OLEH: ASTADI PANGARSO, S.T., MBA RENNY RENGGANIS, S.E., MSM PRODI S1 ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan PERSEPSI Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan pandangan tentang dunia yang sebenarnya (Gamble&Gamble)

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 1. Pendahuluan (26/08/2015) 2. Dasar Perilaku Individu (02/09/2015) Penempatan Pegawai 3. Kepribadian dan Emosi dan mengumpulkan tugas ke 1 (09/09/2015) 4.

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus DASAR KOMUNIKASI Tujuan Instruksional Khusus 1. Menemukan alasan mengapa manusia berkomunikasi 2. Mendefinisikan komunikasi dan Penyuluhan 3. Membedakan komunikasi dan penyuluhan 4. Menjelaskan Fungsi

Lebih terperinci

MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS

MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. http://www.deden08m.wordpress.com 1 PENGERTIAN KOMUNIKASI Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang

Lebih terperinci