ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus: PT. Telkom Divre II Jakarta) OLEH MUKTI ASIH H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN MUKTI ASIH, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus: PT. Telkom Divre II Jakarta) (dibimbing oleh HENNY REINHARDT). PT. Telkom Divisi Regional (Divre) II Jakarta merupakan salah satu BUMN yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu program CSR yang dilakukan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta yaitu program kemitraan. Program kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta adalah dengan memberikan kredit dana bergulir kepada pengusaha kecil. Hal ini dilakukan dalam rangka membantu permodalan bagi pengusaha kecil yang memerlukan modal. Diharapkan dengan adanya kredit dana bergulir, kredit tersebut dapat berputar dan dapat membantu pengusaha kecil lainnya yang memerlukan modal. Untuk itu, pengembalian kredit perlu diperhatikan. Namum, layaknya Bank dan lembaga keuangan lainnya yang memberikan kredit kepada pengusaha kecil, PT. Telkom Divre II Jakarta juga memiliki masalah dalam pengembalian kredit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tunggakan yang terdapat pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta triwulan satu 2006 sebesar 21,45 persen. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Telkom Community Development Center (CDC) Divre II Jakarta, publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), internet, buku, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Unit analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 66 pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta yang berada pada Datel Bogor. Pemilihan sampel tersebut dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan menggunakan metode acak sederhana. Data yang diperoleh diolah dengan Software SPSS 13 dan Eviews 4.1. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengusaha dan usaha yang menjadi mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta dengan pengembalian kredit, analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi silang (crosstabulations). Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pengusaha kecil pada program kemitraan CSR PT. Telkom Divre II Jakarta, analisis ini dilakukan dengan menggunakan model Binary (Probit). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta pada tahun 2002 sampai dengan triwulan satu 2006 telah menyalurkan kredit dana bergulir sebesar 33,633 milyar rupiah, dana tersebut disalurkan kepada pengusaha kecil. Dari 66 pengusaha kecil yang diambil untuk dijadikan sampel, karakteristik pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta pada Daerah Telekomunikasi (Datel) Bogor paling banyak berusia tahun, berpendidikan akhir SMA, memiliki jumlah

3 tanggungan keluarga sebanyak tiga orang, memiliki penghasilan bersih usaha 2-10 juta per bulan, dan memiliki pengalaman usaha selama dua tahun. Faktor yang berpengaruh nyata dalam pengembalian kredit pada program kemitraan CSR PT. Telkom Divre II Jakarta adalah jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, penghasilan bersih, dummy bencana (force major), dan dummy penghasilan lain di luar usaha. Saran yang diajukan kepada PT. Telkom Divre II Jakarta untuk lebih meningkatkan kemampuan mitra binaan dalam mengembalikan kredit yaitu dengan memberikan kredit pinjaman dengan tingkat suku bunga yang kecil. Selain itu, pihak PT. Telkom Divre II Jakarta sebaiknya memantau penghasilan bersih usaha melalui laporan keuangan yang dilaporkan setiap tiga bulan sekali.

4 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus: PT. Telkom Divre II Jakarta) Oleh MUKTI ASIH H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi penelitian yang disusun oleh, Nama Mahasiswa Nomor Registrasi Pokok Program Studi : Mukti Asih : H : Ilmu Ekonomi Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus: PT.Telkom Divre II Jakarta) dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing, Henny Reinhardt, S.P., M.Sc. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2007 Mukti Asih H

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus: PT. Telkom Divre II Jakarta). Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini dengan rasa tulus dan hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak, Ibu dan Kakak-kakak tercinta serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya, Henny Reinhardt, S.P., M. Sc. selaku dosen pembimbing atas segala bantuan dan bimbingannya, Dr. Sri Mulatsih selaku dosen penguji dan Fifi Diana Tamrin, M. Si. selaku komisi pendidikan atas segala saran dan masukannya, seluruh staff Telkom CDC Divre II Jakarta atas bantuan dan masukan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Desy, Oppie, Dp, Prima, Tanti, dan Ponytailers (Yuliz, Santy, M Ayu, M Intan, Po2n, Pu2t, Ana, dan Uut), dan Feri yang senantiasa membantu, menghibur dan memberikan motivasi kepada penulis sampai dengan skripsi ini dapat terselesaikan, Rekan-rekan departemen Ilmu Ekonomi angkatan 40, Tyas, Nadia, Mega, Aci, Depi, Deson, yang senantiasa membantu penulis dalam bertukar pikiran selama proses pengerjaan skripsi sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang semata-mata ditujukan untuk memperbaiki berbagai kelemahan yang ada sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2007 Mukti Asih H

8 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Mukti Asih, lahir pada tanggal 10 Januari 1985 di Bekasi, Jawa Barat. Penulis merupakan anak kelima dari pasangan T. Pramono dan Parti. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin II Bekasi. Lulus dari SD penulis melanjutkan ke tingkat SLTP di SLTPN 6 Bekasi pada tahun Pada tahun 2000 penulis berhasil diterima di SMUN 5 Bekasi dan lulus pada tahun Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor menjadi tempat untuk menggali ilmu dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh penulis. Penulis berhasil masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Departemen ini kemudian berganti nama menjadi Departemen Ilmu Ekonomi pada tahun Penulis menjalani masa perkuliahan dengan bergabung dalam beberapa organisasi diantaranya: HIPOTESA dan Rohis Ekbang Angkatan 40.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility (CSR) Manfaat Kredit Bagi Usaha Kcil dan Menengah (UKM) Usaha Kecil dan Menengah Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Penelitian Analisis Deskriptif Analisis Statistika Deskripsi Variabel dan Pengukurannya Tingkat Pengembalian Kredit Jumlah Pinjaman Tingkat Suku Bunga Penghasilan Bersih Usaha Pengalaman Usaha... 27

10 Usia Jumlah Tnggungan Keuangan Tingkat Pendidikan Bencana (Force Major) Penhasilan Lain di Luar Usaha IV. GAMBARAN UMUM Sejarah Singkat Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Struktur Organisasi Telkom Community Development Center (CDC) Divre II Jakarta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Telkom Divre II Jakarta Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta Proses Penyaluran Kredit Dana Berguli pada Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta Pengembalian Kredit Program Bina Lingkungan PT. Telkom Divre II Jakarta V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Karakteristik Pengusaha dan Usaha Mitra Binaan Usia Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluaga Penghasilan Bersih Usaha Pengalaman Usaha Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 61

11 DAFTAR TABEL Nomor 4.1. Jumlah Pinjaman Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta Jumlah Mitra Binaan Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta...38 Halaman 4.3. Jumlah Pinjaman dan Tingkat Suku Bunga yang Diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada Program Kemitraan Dana Program Bina Lingkungan yang Disalurkan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta Analisis Crosstabulation Usia dan Pengembalian Kredit Analisis Crosstabulation Tingkat Pendidikan dan Pengembalian Jakarta Analisis Crosstabulation Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pengembalian Kredit Analisis Crosstabulation Penghasilan Bersih Usaha dan Pengembalian Kredit Analisis Crosstabulation Pengalaman Usaha dan Pengembalian Kredit Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR)...53

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility) PT.Telkom Divre II Jakarta Hasil Case Prosesing Summary Karakteristik Pengusaha dan Usaha Mitra Binaan Hasil Analisis Binary (Probit) Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir Pada Program Kemitraan PT.Telkom Divre II Jakarta Kontribusi Usaha Kecil, Menengah, dan Besar terhadap PDB Tahun (dalam persentase) Jumlah Unit Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Skala Usaha Tahun

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Struktur Organisasi Telkom Community Development Center (CDC) Divre II Jakarta Usia Mitra Binaan Datel Bogor PT.Telkom Divre II Jakarta Penghasilan Bersih Usaha Mitra Binaan Datel Bogor PT. Telkom Divre II Jakarta... 50

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia kelompok pelaku ekonomi terbesar merupakan ekonomi rakyat kecil. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk pelaku ekonomi rakyat kecil. Perekonomian rakyat kecil diartikan sebagai pelaku ekonomi dengan pemilikan aset yang sedikit, skala usaha kecil dan tingkat pendidikan yang masih rendah, sehingga kurang memiliki akses dalam kegiatan ekonomi yang sedang berkembang. Keadaan ekonomi dan pemilikan aset yang terbatas ini menyebabkan sulitnya memperoleh akses terhadap sumberdaya modal sehingga tidak dapat berusaha pada bidang yang sesuai dan menguntungkan apalagi dalam keadaan pasar yang semakin kompetitif. Berdasarkan rantai ekonomi, modal akan menghasilkan pendapatan. Apabila pemilikan modal serta ketrampilan rendah, maka mengakibatkan rendahnya tingkat produktifitas, yang pada gilirannya menghasilkan tingkat pendapatan dan investasi yang rendah pula (Kasryno dan Colter, 1986). Sedangkan menurut Mubyarto dan Soetrisno (1986), permodalan adalah salah satu unsur essensial dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat. Padahal sampai saat ini modal masih merupakan masalah yang dihadapi pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Terkait dengan hal ini, kredit merupakan alat bantu untuk menciptakan modal, sementara perolehan kredit yang dapat membantu mengatasi kekurangan modal masih sulit diperoleh. Kesulitan ini disebabkan oleh prosedur dan persyaratan administrasi seperti

15 keharusan adanya agunan berupa aktiva tetap (tanah,bangunan). Kelayakan usaha (laporan keuangan usaha, tingkat bunga yang tinggi, dan sebagainya). Kemampuan pengusaha kecil untuk menyediakan agunan yang memadai serta perencanaan usaha berikut analisis kelayakan usaha sangat rendah. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan sektor UKM pemerintah Indonesia sebenarnya telah memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil dalam rangka memperoleh bantuan kredit, salah satunya adalah kebijaksanaan yang mengharuskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menyisihkan keuntungannya untuk membantu permodalan bagi usaha kecil dan koperasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. CSR adalah tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan (Nursahid, 2006). Dukungan BUMN terhadap sektor usaha kecil terdapat pada Keputusan Menteri BUMN yaitu Kep-236/MBU/2003. Dalam Kep-236/MBU/2003 penyelenggaraan derma sosial BUMN dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan merupakan praktik derma sosial BUMN yang memberi dukungan terhadap usaha kecil dan koperasi. Hal ini dilakukan dalam rangka menjadikan usaha kecil sebagai tulang punggung ekonomi pasca krisis. Krisis ekonomi telah menyebabkan terpuruknya perekonomian nasional khususnya usaha-usaha berskala besar. Namun, pada kondisi tersebut sektor usaha kecil mampu bertahan dan tetap eksis dalam menghadapi masa krisis. Sektor ini,

16 memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 2006, kontribusi usaha kecil terhadap PDB rata-rata mencapai 38,80 persen. Pada tahun 2005, jumlah usaha kecil sebesar 47 juta unit atau 99,78 persen dari keseluruhan unit usaha ekonomi yang ada, dengan penyerapan tenaga kerja 78,99 juta atau sekitar 91,38 persen dari seluruh tenaga kerja. Sedangkan hingga tahun 2006 jumlah tersebut meningkat sebesar 3,86 persen menjadi 48,82 juta unit usaha, dengan penyerapan tenaga kerja 80,99 juta atau sekitar 91,20 persen dari seluruh tenaga kerja. Ekonomi rakyat umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak tergantung pada impor. Hasil produksinya yang unik merupakan aset produk lokal yang dapat di ekspor. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan PDB. Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi rakyat telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian nasional. Pemberdayaan usaha kecil dan koperasi merupakan pembangunan ekonomi rakyat yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi jangka panjang. Dengan demikian, pembangunan ekonomi rakyat diyakini dapat memperkuat fondasi perekonomian nasional Perumusan Masalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) merupakan salah satu BUMN yang menjalankan program CSR. Program CSR yang dijalankan Telkom antara lain pemberian dana bergulir kepada usaha kecil, dan juga bantuan yang

17 bersifat hibah (Charity). Program CSR yang dijalankan oleh Telkom didasari oleh Keputusan Menteri BUMN Kep-236/MBU/2003. Dimana dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, diperlukan partisipasi BUMN untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan sekitarnya melalui program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Keberhasilan Telkom dalam melaksanakan program CSR dapat dilihat dari penganugrahan berupa penghargaan CSR Award 2005 sebagai terbaik kedua untuk Bidang Usaha Jasa (service), yang diselenggarakan oleh Majalah SWA, PT. Surindo Utomo, Markplus & Co dan Corporate Form for Community Development (CFCD). Penganugrahan yang didapat oleh Telkom dalam menjalankan program CSR ini dikarenakan hingga triwulan III tahun 2005, Telkom telah menyalurkan dana kepada Mitra Binaan di seluruh Indonesia dengan total anggaran sebesar Rp 298,05 milyar. Selama triwulan tiga tahun 2005 Community Development Center (CDC) menyalurkan Rp 83,65 miliar untuk program kemitraan dan Rp 15,01 miliar untuk program bina lingkungan. Program kemitraan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan good corporate citizenship meliputi kemitraan bidang jasa (32,34%), perikanan (3,83%), peternakan (4,19%), pertanian (2,28%), perdagangan (35,01%), industri (18,93%), dan lain-lain (3%) (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., 2005)

18 Keberhasilan Telkom dalam menyalurkan dana kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan, tidak akan berarti apabila kelancaran pengembalian kredit tidak diperhatikan. PT. Telkom Divre II Jakarta merupakan cabang dari PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang melaksanakan program kemitraan berupa pemberian kredit dana bergulir kepada pengusaha kecil. Layaknya Bank dan lembaga keuangan lainnya yang memberikan pinjaman berupa kredit kepada pengusaha kecil, PT. Telkom Divre II Jakarta juga memiliki masalah dalam pengembalian kredit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tunggakan yang terdapat pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta yaitu sebesar 21,45 persen dari total pinjaman yang disalurkan. Berdasarkan penjelasan di atas maka permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik pengusaha dan usaha pada pengusaha kecil yang menjadi Mitra Binaan PT. Telkom Divre II Jakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mempelajari peranan PT. Telkom Divre II Jakarta sebagai BUMN yang membantu pemerintah di bidang ekonomi dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan. 2. Mengetahui karakteristik pengusaha dan usaha pada pengusaha kecil yang menjadi Mitra Binaan PT. Telkom Divre II Jakarta.

19 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pada program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Telkom khususnya pada PT. Telkom Divre II Jakarta sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pengembangan program kemitraan yang merupakan salah satu program CSR Telkom, yang diberikan kepada pengusaha kecil. Selain itu penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya, serta memberi manfaat berupa informasi dan masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan pada Daerah Telekomunikasi (Datel) Bogor yang merupakan salah satu Datel pada PT. Telkom Divre II Jakarta. Pemililhan Datel Bogor ini didasarkan pada masukan yang diperoleh oleh pegawai program kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta. Selain itu, pemilihan Datel Bogor ini didasarkan karena pada tahun 2005 Datel Bogor memiliki jumlah mitra binaan yang lebih besar dibandingkan dengan Datel lainnya yang berada pada PT. Telkom Divre II Jakarta. Sehingga, diharapkan pemilihan Datel Bogor ini dapat mewakili PT. Telkom Divre II Jakarta.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan (Nursahid, 2006). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) in fox, et. al, 2002 dalam Nursahid, 2006, CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2004) tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban perusahaan bisnis yang dituntut oleh hukum dan pertimbangan ekonomi, untuk mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat. Menurut Idris (2005), program CSR di Indonesia sekarang ini tidak hanya dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetapi juga beberapa perusahaan-perusahaan swasta lainnya. Sebagai institusi bisnis yang dapat menghasilkan laba diharapkan baik perusahaan negara maupun swasta dapat berfungsi sebagai instrumen pembangunan nasional, dengan melaksanakan program CSR yang dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat. Dalam

21 prinsip CSR, penekanan yang signifikan diberikan pada kepentingan stakeholder perusahaan. Stakeholder perusahaan adalah seluruh pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan, termasuk didalamnya adalah karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator. Perusahaan diharuskan memperhatikan kepentingan stakeholder perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi stakeholder perusahaan, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Menurut Idris (2005), CSR yang dijalankan oleh suatu perusahaan seharusnya tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang hanya direfleksikan dalam kondisi keuangan atau finansialnya saja, melainkan tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line, yaitu selain finansial juga sosial dan lingkungan, karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Untuk itu program CSR yang dijalankan oleh perusahaan terdiri dari tujuh pilar, yaitu: 1. Pendidikan (education) adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan baik skill, knowledge dan attitude bagi stakeholder. 2. Kesehatan (health) adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan stakeholder.

22 3. Kebudayaan dan keadaban (culture of civility) adalah kegiatan kepedulian untuk melestarikan dan membina budaya, seni, olah raga, agama, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya dalam upaya mendukung perusahaan mengimplementasikan nilai-nilai Good Corporate Citizenship. 4. Kemitraan (partnership) adalah kegiatan yang mempererat jalinan kemitraan dengan pihak ketiga baik di bidang produk maupun lainnya yang related maupun non-related dengan core bisnis perusahaan dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak. 5. Layanan umum (public service obligation) adalah kegiatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang sarana dan prasarana umum. 6. Lingkungan (environment) adalah kepedulian untuk meningkatkan kualitas lingkungan internal maupun eksternal perusahaan agar terjadi hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya. 7. Bantuan kemanusiaan dan bencana alam (disaster and rescue) adalah kegiatan untuk memberikan bantuan didalam penanggulangan bencana alam dan bencana kemanusiaan. Namun demikian tidak semua perusahaan menyadari bahwa program CSR ini memiliki dampak positif terhadap perusahaan. Hal ini terlihat setelah disahkannya Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT) pasal 74 ayat 1 sampai dengan 4 yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jumat 20 Juli Adapun isi UU PT pasal 74 ayat 1 sampai dengan 4 menyatakan bahwa:

23 Pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan CSR. Pasal 74 ayat 2 berbunyi, tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Pasal 74 ayat 3 menggariskan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 74 ayat 4 menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Kompas, 2007, menyatakan bahwa UU PT Pasal 74 ayat 1 sampai dengan 4 memiliki multitafsir dan berpotensi tumpang tindih dengan aturan pada tingkat dibawahnya. Misalnya, peraturan tentang lingkungan hidup mengharuskan limbah dari kegiatan produksi dikelola oleh perusahaan sesuai dengan standar yang dimasukkan oleh pemerintah, belum jelas apakah masuk dalam bentuk CSR yang juga dimasukkan dalam UU PT atau ada bentuk lain. Multitafsir CSR dalam UU PT ini terjadi karena dalam UU PT ini tidak mendefinisikan CSR secara jelas, belum ada kesamaan persepsi mengenai CSR dikalangan pelaku usaha, pemerintah, dan DPR. Apalagi pengaturan CSR dalam UU PT disahkan oleh DPR tanpa proses partisipatif pelaku usaha. Untuk itu pemerintah dan pelaku

24 usaha perlu mengupayakan komunikasi lebih baik untuk menjembatani kesenjangan persepsi tentang CSR. Ketentuan lebih lanjut akan CSR ini juga akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), pengusaha di Indonesia mengharapkan PP yang mengatur CSR tidak membuat aturan yang menetapkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan perseroan untuk membiayai pelaksanaan CSR, karena hal tersebut sama saja dengan pajak tambahan. Selain itu, pengusaha Indonesia juga mengharapkan dengan ditetapkannya CSR dalam UU PT yang lebih lanjut akan diatur dalam PP, tidak akan merugikan iklim investasi Indonesia. Kewajiban untuk melakukan CSR dalam UU PT sebaiknya diimbangi dengan insentif berupa pengurangan pajak, karena tanpa insentif suatu perusahaan bisa menempuh berbagai cara agar kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. Sebaliknya jika ada insentif sebagai imbalan, CSR akan dilaksanakan dengan baik dan benar (Kompas, 2007). Terlalu dini pengaturan CSR dimasukkan dalam UU PT, karena dengan dibuatnya aturan tersebut hanya akan menimbulkan formalitas dalam penerapan CSR dan hasilnya tidak maksimal. Praktik CSR seharusnya menjadi sikap moral dari suatu perusahaan untuk membantu perbaikan-perbaikan sosial, dimana sikap moral itu harus dilandasi pemahaman bahwa berbuat etis merupakan hal yang strategis dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Untuk itu, kewajiban untuk melakukan CSR dalam UU PT sebaiknya diimbangi dengan insentif berupa pengurangan pajak, karena tanpa insentif suatu perusahaan bisa menempuh berbagai cara agar kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. Sebaliknya jika ada

25 insentif sebagai imbalan, CSR tentunya akan dilaksanakan dengan baik dan benar (Kompas, 2007) Manfaat Kredit Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Modal merupakan masalah utama yang dihadapi oleh pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang serta produksi lain yang menghasilkan barang dan jasa. Modal bisa berasal dari sumber sendiri dan sumber luar. Modal yang berasal dari sumber luar, biasa disebut kredit yang bisa berupa uang dan bahan baku maupun input produksi. Kredit tidak sama dengan modal, melainkan alat untuk menciptakan modal (Soehoed, 1987). Kredit berasal dari bahasa latin Credere yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian seorang yang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan atau dengan kata lain orang yang mendapat bantuan kredit adalah mereka yang telah mendapat kepercayaan untuk membayar lunas pinjamannya dalam jangka waktu tertentu (Suyatno, et al 1999). Dalam transaksi kredit terdapat unsur-unsur kredit yaitu: a Kepercayaan, suatu keyakinan dari pemberi kredit baik berupa uang, barang atau jasa yang diberikan dan akan benar-benar diterima kecuali di masa yang akan datang. b Waktu, yaitu masa yang membatasi antara saat pemberian kredit prestasi dan pengembaliannya akan diterima pada waktu tertentu.

26 c Prestasi atau objek kredit tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. d Tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan akan semakin besar resikonya karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Kuntjoro (1983), kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam memacu perkembangan usaha terutama dalam pembentukan modal (capital formation). Kredit juga sangat penting untuk meningkatkan likuiditas usaha walaupun dapat menimbulkan resiko apabila usaha tersebut gagal memberikan penerimaan yang lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Menurut Rudjito (2003) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Definisi UKM yang diberikan oleh beberapa lembaga, yaitu: 1. UU No. 9 Tahun Usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan atau yang memiliki omzet paling banyak Rp. 1 milyar per tahun dan milik Warga Negara Indonesia.

27 2. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun Usaha menengah adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan, milik Warga Negara Indonesia, bukan merupakan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berfaliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar, berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, dan atau badan usaha yang berbadan hukum. 3. Surat Edaran Bank Indonesia kepada semua Bank Umum di Indonesia No.3/9/BKr, Tanggal 17 Mei 2007 Usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, memiliki omzet paling banyak Rp. 1 milyar per tahun, milik Warga Negara Indonesia, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berfaliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar, berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, dan atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi Penelitian terdahulu Sebagaimana sudah dikemukakan, bahwa masalah yang dihadapi oleh Bank dan Lembaga Keuangan lainnya adalah dalam hal pengembalian kredit yang dipinjamkan pada pengusaha kecil sebagai modal dalam menjalankan usahanya. Penelitian Kuntjoro (1983), mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran kembali kredit Bimas Padi dengan melakukan studi kasus di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian

28 kredit diklasifikasikan menjadi empat faktor yaitu faktor pribadi petani yang meliputi umur, pendidikan, jumlah jiwa dalam keluarga dan pengalaman berusahatani; faktor situasi penunjang yang meliputi tagihan langsung dan status garapan; faktor situasi ekonomi yang meliputi luas sawah garapan; faktor kondisi finansial seperti besarnya rasio pinjaman dengan penerimaan, rasio penerimaan dengan pengeluaran. Kesimpulan yang diperoleh adalah faktor-faktor yang berpengaruh positif pada pengembalian kredit terdiri dari lama petani mengikuti program Bimas, adanya tagihan aktif dari petugas kredit, adanya tambahan penerimaan petani serta adanya status bagi hasil. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh negatif adalah tingginya pengeluaran konsumsi keluarga dan makin besarnya jumlah kredit Bimas yang diperoleh. Penelitian Prasetyo (1996), mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pada usaha kecil dengan melakukan studi kasus pada nasabah BPR Batuceper, Tangerang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit dalam studinya yaitu, penghasilan bersih, pengalaman usaha, frekuensi pembinaan, agunan, suku bunga, umur, pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga. Dari hasil studinya kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa hampir semua variabel yang mempengaruhi pengembalian kredit berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit, kecuali variabel jumlah tanggungan keluarga. Dalam studi Renggani (1998), mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit dengan melakukan studi kasus pada BMT Ulil Albaab, Bogor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit

29 dalam studinya yaitu jumlah pinjaman, jumlah selisih pendapatan dan pengeluaran keluarga, biaya transportasi, borrowing cost, tingkat pendidikan formal, intensitas hubungan dengan pengurus, jangka waktu pengembalian kredit, dan juga variabel dummy berupa penggunaan kredit. Berdasarkan nilai koefisien regresi yang diperoleh diketahui bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit adalah jumlah selisih pendapatan dan pengeluaran keluarga, borrowing cost, tingkat pendidikan dan jenis penggunaan kredit. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif adalah jumlah pinjaman, biaya transportasi, intensitas hubungan dengan pengurus, serta jangka waktu pengembalian kredit. Dalam penelitian Hidayati (2003), menganalisis perilaku pengusaha kecil dan menengah dalam menggunakan dan mengembalikan kredit dengan melakukan studi kasus pada pengusaha kecil menengah yang mengambil kredit umum pedesaan di BRI unit pasar Blok A Kebayoran Baru, Jakarta. Dalam studinya dijelaskan bahwa yang mempengaruhi penggunaan dan pengembalian kredit pengusaha kecil dilihat dari karakteristik pengusaha dan karakteristik usaha. Karakteristik pengusaha tersebut terdiri dari umur, pendidikan, sikap terhadap kredit, dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan karakteristik usaha terdiri dari pengalaman usaha, lama ambil kredit, skala usaha dan jenis usaha. Dari hasil studinya khususnya mengenai pola pengembalian kredit disimpulkan bahwa yang berpengaruh nyata dengan tingkat pengembalian kredit adalah faktor umur yang terdapat dalam karakteristik individu dan pengalaman mengambil kredit yang terdapat dalam karateristik usaha.

30 Dalam studi Priarnani (2005), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengembalian kredit Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K) dengan melakukan studi kasus di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit dalam studinya yaitu, pengalaman usaha, pengalaman ketua Kelompok Petani Kecil (KPK), umur anggota KPK, frekuensi angsuran, frekuensi pembinaan, pendapatan kotor usaha bersama, keterlambatan realisasi kredit, jumlah tanggungan kredit, dan tingkat pendidikan ketua KPK. Sedangkan variabel dummy yang digunakan adalah tabungan sukarela KPK, jenis usaha bersama, bencana, pengalaman kredit, dan pendapatan sampingan. Dari hasil studinya disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit P4K adalah pengalaman usaha, frekuensi pembinaan dan pengalaman kelompok mengambil kredit, frekuensi angsuran dan keterlambatan realisasi kredit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pada pengusaha kecil yang menjadi Mitra Binaan PT. Telkom Divre II Jakarta. Pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan CSR, hal ini dilakukan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta dalam rangka membantu permodalan pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pengusaha kecil pada program kemitraan CSR PT. Telkom Divre II Jakarta yaitu jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, penghasilan bersih

31 usaha, pengalaman usaha, usia, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, dummy bencana (force major), dan dummy penghasilan di luar usaha Kerangka Pemikiran CSR PT.Telkom Divre II Jakarta PKBL Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Penyaluran Kredit Dana Bergulir Charity (Bantuan) Pengusaha Kecil 5 Asnaf (Sasaran program Bina Lingkungan ) Karakteristik Pengembalian Kredit Crosstabs Lancar: Lunas dan Lancar Tidak Lancar: Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet Model Binary (Probit) Ket: Alur Penelitian Tidak dibahas Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

32 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: program CSR yang dijalankan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kep- 236/MBU/2003 dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, partisipasi BUMN harus ditingkatkan untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Oleh karena itu, PKBL menjadi program CSR yang dijalankan oleh Telkom. PKBL ini dijalankan oleh Divre (Divisi Regional) yang terdapat pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT. Telkom Divre II Jakarta merupakan salah satu Divre PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang menjalankan PKBL. Program kemitraan merupakan salah satu program CSR PT. Telekomunikasi Indonesia. Dalam program kemitraan ini PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. memberikan modal berupa kredit kepada pengusaha kecil. Kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil ini merupakan kredit dana bergulir. Kredit dana bergulir adalah salah satu program kredit yang ditunjukkan untuk kegiatan produktif. Dimana dana kredit tersebut digunakan untuk kegiatan usaha, sehingga peminjam (pengusaha kecil) dapat mengembalikan dana tersebut tepat pada waktunya. Tujuan dari program kemitraan ini berupa penyaluran kredit dana bergulir untuk membantu permodalan usaha khususnya pengusaha kecil yang memerlukan modal. Dengan kebijaksanaan ini jumlah dana yang disalurkan diharapkan terus berputar, sehingga terus bertambah dan dapat menjangkau pengusaha kecil

33 lainnya yang memerlukan modal untuk menjalankan usahanya. Untuk mencapai tujuan dari program kemitraan yang telah dijelaskan sebelumnya maka yang harus dilakukan adalah dengan memperhatikan pengembalian pengusaha kecil yang menadi Mitra Binaan. Keberhasilan kredit yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada Mitra Binaan tidak akan berarti, apabila pengembalian kredit tersebut tidak berjalan dengan baik atau banyak terjadi penunggakan. Tingkat pengembalian kredit dalam program kemitraan CSR PT. Telkom Divre II Jakarta dapat dilihat berdasarkan klasifikasi angsuran yang terdapat pada PT. Telkom Divre II Jakarta. Klasifikasi angsuran yang terdapat pada PT. Telkkom Divre II Jakarta adalah lunas, lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Dalam penelitian ini tingkat pengembalian kredit dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu pengembalian kredit lancar dan tidak lancar (menunggak). Pengembalian kredit yang lancar yaitu apabila kredit yang digunakan dapat dikembalikan tepat pada waktunya sebelum atau pada saat batas pengembalian yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah tingkat pengembalian kredit lunas. Sedangkan tingkat pengembalian kredit tidak lancar yaitu apabila kredit yang digunakan tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya setelah batas pengembalian yang telah ditetapkan. Dalam pengembalian kredit tidak lancar, pengembalian kredit ini di bagi menjadi tiga yaitu kurang lancar, diragukan, dan macet. Klasifikasi angsuran kurang lancar apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui satu hari dan belum melampaui 180 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui

34 bersama. Klasifikasi angsuran diragukan apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 360 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Sedangkan klasifikasi angsuran macet apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 360 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah disetuji bersama Program bina lingkungan merupakan program CSR yang bersifat hibah (Charity) yang diberikan oleh PT.Telkom Divre II Jakarta kepada masyarakat. Program Bina Lingkungan yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II mengacu pada 5 Asnaf (sasaran Program Bina Lingkungan) yaitu bantuan untuk bencana alam, bantuan untuk pelatihan dan pendidikan, bantuan untuk kesehatan masyarakat, bantuan untuk sarana umum, dan bantuan untuk sarana ibadah. Dalam penelitian ini Program Bina Lingkungan tidak dibahas secara mendalam (hanya dibahas dalam gambaran umum).

35 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Telkom Community Develipment Center (CDC) Divre II Jakarta, publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), internet, buku, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Unit analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 66 pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan pada program kemitraan PT. Telkom Divisi Regional (Divre) II Jakarta yang berada pada Daerah Telekomonikasi (Datel) Bogor. Pemilihan sampel tersebut dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan menggunakan metode acak sederhana, dan atas dasar bahwa unit sampel berjumlah 30 atau lebih merupakan populasi normal (Walpole, 1982) Metode Penelitian Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik pengusaha dan usaha mitra binaan dengan pengembalian kredit yang terdapat pada PT. Telkom Divre II Jakarta. Analisis deskriptif ini menggunakan analisis crosstabulations pada software SPSS 13. Analisis crosstabulations digunakan untuk membandingkan antara karakteristik pengusaha kecil dan usaha yang menjadi mitra binaan pada Datel Bogor PT. Telkom Divre II Jakarta dengan pengembalian kredit.

36 Analisis Statistik Analisis statistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan pada program kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan menggunakan analisis model Binary (Probit) pada software E-views 4.1. Menurut Arief (1993), model Probit didasarkan atas asumsi bahwa variabel tidak bebas (dependent) yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang berbentuk normal. Oleh karena didasarkan atas normal cumulative distribution function, maka model ini disebut juga sebagai model normit (normit model). Menurut Gujarati (1978), penggunaan model Probit yaitu untuk menjelaskan perilaku suatu variabel dependent yang dummy atau dichotomous. Dimana variabel dependent-nya bernilai 0 atau 1. Modelnya secara sederhana sebagai berikut: Y i = a + ß X i + U i (3.1) Y i bersifat dikotomi sebagai fungsi linear dari variabel yang menjelaskan X i (Y i / X i ) merupakan harapan bersyarat dari Y i untuk X i tertentu. Sedangkan menurut Koop (2003), model Probit digunakan ketika variabel dependent-nya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 dan 1. Ketika individu membuat sebuah pilihan diantara dua pilihan, secara ekonomi akan dirumuskan dengan fungsi utilitas. Jika utilitas dari individu i dan U ji (Untuk J = 0,1). Individu akan memilih 1 jika U 1i > U 0i dan sebaliknya jika pilihannya 0. Dengan demikian pilihan tergantung dari perbedaan utilitas. Model Probit

37 mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linear normal yang dinyatakan sebagai berikut: Y i * = X i ß + ε i (3.2) Ahli ekonomi tidak meninjau Y i * secara langsung, tetapi hanya pilihan yang sebenarnya dibuat oleh individu i. Menurut Maddala (1994) dalam prakteknya Y i * tidak dapat diobservasi. Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variabel dummy Y yang didefinisikan sebagai berikut: Y = 1 jika Y i * > 0 Y = 0 jika sebaliknya Prob (Y i = 1) = Prob (U i > - ß X i ) = 1 F (- ß X i ) (3.3) Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti diatas. Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah: L =? yi = 0 F(- ß X i )? yi = 1 [ 1 - F(- ß X i ) ] (3.4) Model probit yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Yi = a + ß 1 X 1i + ß 2 X 2i + ß 3 X 3i + ß 4 X 4i + ß 5 X 5i + ß 6 X 6i + ß 7 X 7i + ß 8 D 1i + ß 9 D 1i + u i (3.5) Keterangan: Y i = Tingkat pengembalian kredit 1 = Lancar 0 = Tidak lancar X 1i = Jumlah pinjaman (rupiah) X 2i = Tingkat suku bunga (persen) X 3i = Penghasilan bersih usaha (rupiah) X 4i = Pengalaman usaha (tahun)

38 X 5i = Usia (tahun) X 6i = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X 7i = Pendidikan (tahun) SD = 6 tahun, SMP = 9 tahun, SMA = 12 tahun, D3 = 15 tahun, dan S1 = 18 tahun. D 1i = Dummy bencana (force major) 1 = Terkena bencana 0 = Tidak terkena bencana D 2i = Dummy penghasilan di luar usaha 1= Memiliki penghasilan di luar usaha 0= Tidak memiliki penghasilan di luar usaha i =Mitra binaan ke-i, u i = error, a = Intersep, dan ß 2...ß 13 = Koefisien koefisien estimasi 3.3. Deskripsi Variabel dan Pengukurannya Deskripsi variabel ini merupakan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Penetapan variabel bebas atau independent (X i ) yang mempengaruhi variabel dependent (Yi) ini mengaju pada studi literatur dari hasil penelitian Kuntjoro (1983), Prasetyo (1996), Renggani (1998), Hidayati (2003), dan Priarnani (2005). Namun, variabel yang dimasukkan dalam model disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan, sehingga tidak semua variabel independent yang terdapat dalam penelitian terdahulu dimasukkan dalam model penelitian yang dilakukan. Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, penghasilan bersih usaha, pengalaman usaha, usia, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, dummy bencana (force Major), dan dummy penghasilan di luar usaha Tingkat pengembalian kredit Tingkat pengembalian kredit merupakan kemampuan mitra binaan dalam membayar kembali kreditnya. Tingkat pengembalian kredit yang telah

39 dikembalikan oleh mitra binaan dilihat dari pokok pinjaman kredit beserta bunganya serta waktu pengembalian kredit. Mitra binaan yang diambil adalah mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta yang masih akses terhadap kredit. Tingkat pengembalian kredit dalam penelitian ini dilihat berdasarkan lancar dan tidak lancarnya pengembalian kredit yang dilakukan oleh mitra binaan. Dimana dalam penelitian ini nilai 1 untuk tingkat pengembalian kredit lancar dan nilai 0 untuk tingkat pengembalian kredit tidak lancar Jumlah Pinjaman Jumlah pinjaman merupakan besarnya kredit yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan. Pinjaman beruapa kredit dana bergulir ini diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada program kemitraan CSR dilakukan dalam rangka membantu permodalan bagi pengusaha kecil. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan maka akan meningkatkan produktifitas usaha yang dijalankannya. Dengan meningkatnya produktifitas mitra binaan akan meningkatkan pengembalian kredit. Dengan demikian jumlah pinjaman diduga berhubungan positif terhadap pengembalian kredit. Satuan yang digunakan untuk jumlah pinjaman adalah Rupiah Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga mempengaruhi pengembalian kredit, semakin besar tingkat suku bunga maka kemampuan pengembalian kredit semakin rendah.

40 Dengan demikian tingkat suku bunga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian. Satuan yang digunakan adalah persen Penghasilan Bersih Usaha Penghasilan bersih usaha adalah penghasilan yang diperoleh mitra binaan dalam menjalankan usahanya setelah disisihkan dengan biaya-biaya lainnya. Semakin tinggi penghasilan bersih yang diterima maka semakin besar pula bagian yang dapat disisihkan setelah memenuhi segala keperluan keluarga atau rumah tangga. Dengan demikian, diduga semakin besar penghasilan bersih maka akan berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah Rupiah per bulan Pengalaman Usaha Pengalaman usaha yang dimaksud adalah pengalaman mitra binaan dalam menjalankan usahanya. Semakin lama pengalaman usaha mitra binaan dalam menjalankan usahanya maka dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam menjalankan usahanya. Keberhasilan ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan tingkat pengembalian kreditnya. Dengan demikian pengalaman usaha diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun.

41 Usia Usia mempengaruhi keberanian mitra binaan dalam mengambil keputusan, dengan meningkatnya usia akan mempengaruhi kematangan dalam berpikir dan bertindak, sehingga dapat mengambil keputusan secara rasional. Dengan demikian meningkatnya usia mitra binaan, diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga mitra binaan. Jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi pengeluaran keluarga, karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan anggota keluarga. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga pengusaha akan semakin tinggi pengeluaran untuk keluarga. Sehingga hal ini diduga akan mengurangi bagian dari penghasilan yang dialokasikan untuk pembayaran kredit. Dengan demikian jumlah tanggungan keluarga diduga akan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit. Jumlah tanggungan keluarga diukur berdasarkan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan pengusaha, satuan yang digunakan adalah orang Tingkat Pendidikan Tingginya tingkat pendidikan pengusaha menjadi landasan atau dasar untuk memahami dan berpikir, hal ini akan mempengaruhi kemampuan dalam mengelola usahanya. Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus: PT. Telkom Divre II Jakarta) OLEH MUKTI ASIH H14103026

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka, silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA. Oleh Noviyani H

HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA. Oleh Noviyani H HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA Oleh Noviyani H14103053 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh

ANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh 1 ANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh WAWAN KURNIA H14103116 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Diera globalisasi ini semakin banyaknya perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat diperlukan. Menurut Sulistyastuti (2004), salah satu kritik utama terhadap kebijakan regional

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA OLEH SITI ADELIANI H14103073 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, kegiatan bank menjadi semakin canggih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi salah satu faktor pendukung kemudahan pelaku usaha berkembang dalam melakukan komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini memicu persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BUMN untuk melaksanakan Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. TELKOM CDC PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H14053267 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI PROVINSI JAWA BARAT SEBELUM, PADA MASA, DAN SETELAH KRISIS EKONOMI OLEH ANA PERTIWI H

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI PROVINSI JAWA BARAT SEBELUM, PADA MASA, DAN SETELAH KRISIS EKONOMI OLEH ANA PERTIWI H ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI PROVINSI JAWA BARAT SEBELUM, PADA MASA, DAN SETELAH KRISIS EKONOMI OLEH ANA PERTIWI H14103069 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi bagian penting dari sistem perekonomian Nasional yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH NO.19 TAHUN 2003 TERHADAP PERMINTAAN ROKOK KRETEK DAN TENAGA KERJA INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH NO.19 TAHUN 2003 TERHADAP PERMINTAAN ROKOK KRETEK DAN TENAGA KERJA INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH NO.19 TAHUN 2003 TERHADAP PERMINTAAN ROKOK KRETEK DAN TENAGA KERJA INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA OLEH WIJAYANTI TANJUNGSARI H14053684 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR OLEH MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098 DEPERTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH ADHITYA KUSUMANINGRUM H14103094 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) OLEH DWI PANGASTUTI UJIANI H14102028 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode 1982-2003) OLEH M. FAHREZA H14101011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bukan

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H14050032 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) SKRIPSI DICKY TRIWIBOWO A 14105530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai populer setelah ada kewajiban setiap BUMN menyisihkan 1% -3% keuntungan untuk program kredit

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H14102035 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

Barat) *) Herny Ekasari Putri.H, Rudy Aryanto. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRACT

Barat) *) Herny Ekasari Putri.H, Rudy Aryanto. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRACT ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENGEMBALIAN KREDIT UMKM DALAM PROGRAM KEMITRAAN MELALUI PENDEKATAN METODE LOGIT (Studi Kasus : Mitra Binaan PT.Telkom Area II Jakarta & Banten Khususnya Jakarta Barat)

Lebih terperinci

ANALISIS KENAIKAN EKSPOR DI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA

ANALISIS KENAIKAN EKSPOR DI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA ANALISIS KENAIKAN EKSPOR DI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA OLEH APSARI DIANING BAWONO H14103060 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU (Studi Kasus: Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor) OLEH TYAS KUMALA PUTERI H14103071 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H 14104017 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi, baik di sektor pertanian/usahatani maupun di luar sektor pertanian. Tanpa salah satu faktor produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PERUM PEGADAIAN OLEH YUSTIANA RATNA NURAINI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PERUM PEGADAIAN OLEH YUSTIANA RATNA NURAINI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PERUM PEGADAIAN OLEH YUSTIANA RATNA NURAINI H14104059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang II TINJAUAN PUSTAKA Penilaian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H14104071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan

Lebih terperinci

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun seiring waktu, permasalahan yang berkembang sekarang ini adalah masalah lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H

ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H ANALISIS PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI ALAS KAKI DI INDONESIA OLEH SITTI NURYANI H14103002 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan PKBL PTPN VII Kemitraan adalah pemberian kredit modal kerja yang diberikan oleh PTPN VII kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN BERBAGAI JENIS KREDIT UMKM DI INDONESIA Oleh: ANGGIT GUMILAR H 14104103 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN (Studi Kasus di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan) Oleh: MUTIARA PERTIWI A14304025 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H14051312 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H14103088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh : ADINDA AYU LESTARI H24051606 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Adinda

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H14103070 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN RINA MARYANI. Analisis

Lebih terperinci

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA

Lebih terperinci