BAB II KAJIAN PUSTAKA. diwujudkan dalam bentuk wacana dan lebih bersifat konseptual. Halliday (1985:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. diwujudkan dalam bentuk wacana dan lebih bersifat konseptual. Halliday (1985:"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teks dan Wacana Teks merupakan esensi wujud bahasa. Artinya, teks direalisasikan atau diwujudkan dalam bentuk wacana dan lebih bersifat konseptual. Halliday (1985: 290) menjelaskan definisi mengenai teks yaitu Text is something that happens, in the form of talking or writing, listening or reading. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui secara garis besar bahwa teks merupakan bentuk lisan dan tulisan. Trask (1999: 312) mengungkapkan bahwa teks yaitu Text is a continuous piece of spoken or written language, especially one with a recognizable beginning and ending. For some linguists, a text is no different from a discourse. Maksud pendapat tersebut adalah bagian dari bahasa lisan atau tulisan yang terjadi secara terus menerus sehingga membentuk sebuah teks. Beberapa ahli bahasa menyebutkan bahwa teks tidak berbeda dari wacana. Pendapat lain, sejalan dengan pengertian teks yang diungkapkan oleh O Grady dan Dobrovolsky (1993: 455) menyebutkan sebagai berikut: The written version of any utterance or body of distance is called a text. Penjelasan tersebut adalah setiap ucapan atau komunikasi yang tertulis disebut teks. Teks berisi serangkaian kalimat yang memiliki hubungan dan kesatuan yang utuh sehingga memberikan pemahaman yang jelas tentang isi dan maknanya. Teks dan wacana saling berhubungan karena teks berada dalam suatu wacana. O Grady dan Dobrovolsky (1993: 455) menunjukkan adanya hubungan antara teks dan wacana sebagai berikut The field that deals with the organization 6

2 7 of texts, ways in which parts of texts are connected, and the devices used for achieving textual structure is discourse analysis. Maksudnya adalah bagian yang berhubungan dengan kelompok teks, bagaimana teks dapat saling berhubungan, dan metode untuk mencapai struktur tekstual adalah analisis wacana. Analisis wacana digunakan untuk menjelaskan teks agar saling berhubungan. Pendapat yang masih sejalan mengenai definisi wacana diungkapkan pula oleh Swan (1995: 151) yaitu: Discourse means pieces of language longer than a sentence. Some words and expressions are used to show how discourse is constructed. They can show the connection between what a speaker is saying and what has already been said or what is going to be said; they can help to make clear the structure of what is being said; they can indicate what speakers think about what they are saying or what others have said. Swan (1995: 151) Wacana adalah bahasa yang konstruksinya lebih panjang dari kalimat. Wacana adalah kesatuan dari beberapa kalimat, satu dengan yang lainnya saling terikat. Teks digunakan untuk menunjukkan bagaimana sebuah wacana terbentuk, sedangkan wacana terbentuk dari kata-kata dan ekspresi dalam sebuah teks yang memiliki makna. Wacana adalah deretan kalimat dalam bentuk tertulis ataupun lisan. Wacana merupakan suatu teks yang saling berkaitan dan memiliki makna antar kalimatnya secara utuh. I bought a new guitar. It was very expensive. Contoh tersebut menjelaskan bahwa kalimat satu dan lainnya memiliki makna yang saling berhubungan. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi yang berfungsi untuk menyambungkan antar kalimat sehingga memberikan pemahaman yang jelas mengenai isi dan topik dalam wacana tersebut.

3 8 Kesimpulannya, teks adalah suatu bentuk yang terdiri dari unit-unit bahasa. Unitunit bahasa tersebut merupakan unit gramatikal seperti klausa atau kalimat. Sedangkan, wacana merupakan suatu bentuk realisasi makna dari teks yang terdiri dari kalimat-kalimat yang saling berkaitan. 2.2 Koherensi dan Kohesi Koherensi dan kohesi diperlukan dalam mempelajari sebuah wacana, seperti yang dijelaskan Trask (1999:79) bahwa Two fundamental terms in the study of discourse are cohesion and coherence. Terdapat dua hal yang sangat mendasar ketika mempelajari sebuah wacana, yaitu adanya koherensi dan kohesi. Dalam hal ini sebuah wacana harus saling berkaitan antar kalimatnya sehingga dapat memberikan pemahaman yang jelas Koherensi Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Menurut Trask (1999: 39) bahwa Coherence is the degree to which a piece of discourse makes sense. Koherensi adalah suatu bentuk dimana setiap kalimat dalam suatu wacana harus memiliki makna yang logis. Tanskanen (2006: 20) memberikan definisi mengenai koherensi yaitu "Coherence can be perceived and communication is more likely to be successful if the receiver's background knowledge is sufficient for making an interpretation". Koherensi dapat diartikan dan dikomunikasikan jika latar belakang pengetahuan pendengar cukup baik untuk membuat interpretasi.

4 9 Hal ini sejalan dengan Collins-COBUILD English Dictonary (1995:305) bahwa "Coherence is a state or situation in which all the part or ideas fit together well so that they form a united whole." Penjelasan tersebut menyebutkan bahwa koherensi adalah keadaan atau situasi dimana semua bagian atau ide memiliki kesesuaian yang baik sehingga membentuk suatu kesatuan. 1) I ate a lot of hamburgers because I was starving. Kalimat pertama membahas I ate a lot of hamburgers lalu di kalimat selanjutnya menerangkan bahwa I was starving. Contoh 1) merupakan kalimat yang koheren karena ada gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas satu gagasan utama. Jadi, kalimat pertama dan kalimat kedua memiliki kesinambungan menjadi kalimat yang koheren. Schmidt (1995:125) menjelaskan definisi mengenai koherensi yaitu Coherence is a synonym for cohesion, but it relates more to the order and consistency of ideas and statements and it means that all parts of a piece of writing are clearly related to one another in a logical sequence. Maksud dari penjelasan di atas adalah koherensi memiliki kesamaan dengan kohesi, tetapi lebih berkaitan dengan urutan tulisan atau kalimat, konsistensi gagasan dan pernyataan, itu berarti bahwa semua bagian dari tulisan berhubungan satu sama lain pada urutan yang logis.

5 Kohesi Kohesi adalah hubungan antar bagian di dalam teks yang menggunakan unsur-unsur bahasa. Kohesi pada dasarnya mengacu kepada bentuk struktur tulisan. Menurut Halliday (1985: 288) pengertian kohesi adalah The nonstructural resources for discourse are what are referred to by the term cohesion. Maksudnya adalah kohesi berfungsi menyambungkan sumber-sumber yang tidak terstruktur di dalam wacana. Halliday dan Hasan (1976: 299) mengungkapkan definisi mengenai kohesi yaitu Cohesion expresses the continuity that exists between one part of the text and another. Kohesi menunjukkan urutan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam suatu teks. Kohesi memiliki keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam suatu teks, kalimat, atau wacana. Sejalan dengan Trask (1999: 40) definisi mengenai kohesi yaitu Cohesion is the presence in a discourse of explicit linguistic links which provide structure. Kohesi menjadikan kalimat dalam setiap wacana memiliki kepaduan dan struktur yang mudah dipahami, setiap alur dalam kalimatnya memiliki makna yang saling berhubungan. 2) The girls went to the market. The market wasn't too far. Dari contoh 2) merupakan kohesi karena setiap kalimat memiliki makna yang saling berhubungan. Kalimat pertama menerangkan the girls yang pergi ke the market lalu kalimat selanjutnya menerangkan the market yang tidak telalu jauh bagi mereka. Dengan kata lain, pengulangan ini menjadi salah satu cara untuk membuat kalimat menjadi kohesif.

6 11 Markels (1984: 4) bahwa Cohesion elevates a random collection of sentence to status of a text, and in the process impart meaning, insight, and purpose to those sentence. Jadi menurut Markels bahwa kohesi berfungsi untuk memperbaiki kalimat yang tidak tersusun di dalam teks. Pada prosesnya, kohesi memberi makna, wawasan, dan tujuan pada kalimat tersebut. Sejalan dengan Taboada (2004: 156) bahwa Cohesion occurs when the interpretation of another of some element in the discourse depend on the interpretation of another one, whether preceding or following. Jadi menurut Taboada bahwa kohesi terjadi ketika satu interpretasi dari beberapa elemen dalam wacana bergantung pada interpretasi yang lain. Seperti yang dijelaskan oleh Halliday dan Hasan (1976: 572) The kinds of lexical relations playing a role in cohesion are claimed to be synonymy, hyponymy, meronymy, antonymy, and repetition. Jadi menurut Halliday dan Matthiessen bahwa jenis-jenis hubungan leksikal yang berperan dalam kohesi diklaim sebagai sinonimi, hiponimi, meronimi, antonimi, dan repetisi. A. Sinonimi Crystal (1995:164) menjelaskan bahwa sinonimi adalah leksem yang memiliki arti yang sama. Sinonimi diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinonimi merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana. Sedangkan Verhaar (1994) memaknai sinonimi sebagai ungkapan (kata, frasa, klausa, atau kalimat) yang memiliki sedikitnya dua makna yang sama. Akan tetapi dalam bahasa apapun terdapat dua kata yang merupakan

7 12 sinonimi yang maknanya sama dalam semua konteks. Contoh; small dan little sebagai kata maknanya tidak jauh beda. Tetapi jika kata itu digunakan dalam frasa My small brother dan My little brother tentu tidak memiliki makna yang sama. Oleh karena itu kita perlu memahami kemungkinan yang membuat sinonimi berbeda. Hal ini bergantung pada tingkatan kata dalam maknanya. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sinonimi adalah makna kata yang sama dengan kata yang lainnya, kata yang bermakna sama atau kata yang hampir sama seperti kata dalam bahasa yang sama. Sinonimi berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana. Sinonimi dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Yang harus diingat dalam sinonim adalah dua buah satuan bahasa (kata, frasa atau kalimat) sebenarnya tidak memiliki makna yang persis sama. Menurut Verhaar yang sama adalah informasinya. Hal ini sesuai dengan prinsip semantik yang mengatakan bahwa apabila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit. 3) My mother usually comes home at seven. 4) Wait for me! Before she arrives I should clean the room. Dalam kalimat 3 dan 4 disimpulkan bahwa kata arrives adalah padanan kata atau sinonim dari comes.

8 13 B. Hiponimi Hiponimi adalah relasi antar kata yang berwujud atas-bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen lain. Karena ada kelas atas yang mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil, dan ada kelas bawah yang merupakan komponen-komponen yang tercakup dalam kelas atas, maka kata yang berkedudukan di kelas atas ini disebut superordinat dan kata yang berada di kelas bawah disebut hiponimi. 5) He often use crimson 6) But sometimes he use vermilion to colour the sky. Crimson yang artinya merah tua dan vermilion yang berarti merah terang berhubungan secara hiponim dengan (red) warna merah. Kata (red) adalah superodinat yang memiliki subordinat crimson, red berry, scarlet, lust red, vermilion. Hiponimi merupakan hubungan makna leksikal yang bersifat hierarkis antara satu konstituen dan konstituen yang lain. Relasi makna terlihat pada hubungan antara konsituen yang memiliki makna umum dan konstituen yang memiliki makna khusus (Halliday dan Hasan, 1976: 278). Kata hiponimi berasal dari Yunani Kuno yang terdiri dari kata onoma nama dan hypo di bawah. Secara leksikal hiponimi berarti nama yang termasuk di bawah nama lain (Verhaar, 1994). Secara semantis, hiponimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna ungkapan lain.

9 14 Hiponimi diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut hipernim atau superordinat. Dalam kata lain, hiponimi merujuk kepada sesuatu yang dikenal dari tingkat keanggotaan yang memiliki kedekatan relasi diantara kata. C. Meronimi Meronimi adalah bentuk ujaran yang maknanya merupakan bagian atau komponen dari bentuk ujaran yang lain. Meronimi merupakan relasi makna yang memiliki kemiripan dengan hiponimi karena relasi maknanya bersifat hierarkis, namun tidak menyiratkan perlibatan searah, tetapi merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan. Jika hiponimi memiliki hubungan khusus ke umum, maka pada meronimi unsur leksikal yang satu merupakan bagian dari keseluruhan unsur leksikal yang lain (part of the whole). Meskipun demikian, meronimi masih memiliki acuan yang sama. Bentuk meronimi dapat terlihat seperti contoh berikut: 7) She knelt down and looked along the passage into the loveliest garden you ever saw. How she longed to get out of that dark hall, and wander about among those beds of bright flowers and those cool fountains (Halliday, 1985:312). Kata flowers dan fountains pada penggalan kalimat di atas merupakan meronimi dari kata garden karena kata flowers dan fountains adalah bagian dari garden. Dengan adanya kata flowers dan fountains menjadikan kata garden di atas menjadi jelas, sehingga penggalan kalimat di atas mempunyai keutuhan.

10 15 D. Antonimi Antonimi adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain atau relasi semantik di antara kata yang memiliki makna berlawanan (Halliday dan Hasan, 1976: 279). Sementera itu Jackson (1988: 64) mendefinisikan bahwa Antonym deals with the oppositeness of meaning, word with opposite meaning of various kinds. Furthermore, antonym is word that means the opposite another word. Jadi antonim berhubungan dengan perlawanan makna, kata yang memiliki macam-macam lawan kata. Hal serupa dijelaskan oleh Jackson dan Amvela (2000:98) menyatakan bahwa Antonym is word which is in the some sense opposite in meaning. For Example: Old and Young are having opposite meaning. Antonim adalah kata yang di dalamnya terdapat makna yang berlawanan. Sebagai contoh, Tua dan Muda memiliki makna yang berlawanan. 8) Hey man, look at my dog! He looks so happy. 9) How do you know he is happy? He feels sad behind the face! Contoh kedua kata di atas adalah kata yg saling bertentangan dengan rasa. happy yang artinya senang dan "sad berarti sedih menunjukkan bahwa kedua kata tersebut merupakan Antonimi. 2.3 Repetisi Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau wacana. Perulangan itu merupakan

11 16 perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting dan sesuai dalam sebuah konteks. Perulangan kata itu mungkin berupa pengulangan kata, frasa atau klausa (Halliday dan Hasan, 1976: 278). Sementara itu Keraf (1994: 127) mendefinisikan repetisi sebagai pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat. Repetisi pada umumnya berperan penting dan banyak ditemukan dalam lagu maupun puisi, ketika perkataan atau bagian dari lirik lagu sering diulang-ulang maka dapat disebut repetisi. 10) We promise we will win the exhibition. 11) We promise! I said, we promise! Dalam contoh kalimat 10) dan 11) terdapat pengulangan kata we promise yang merupakan bagian dari repetisi. Repetisi merupakan penekanan kata untuk meyakinkan sesuatu agar lebih jelas. Johnstone (1991: 11) menjelaskan definisi mengenai repetisi bahwa That repetition is thereby a central process through which language is created in discourse. Jadi menurut Johnstone bahwa pengulangan itu adalah proses pokok terciptanya suatu bahasa di dalam wacana. Johnstone (1991: 4) menambahkan bahwa The underlying structural principle in text in which repetition is a discourse structuring device. Prinsip struktural yang mendasari dalam teks dimana pengulangan adalah penataan wacana. Jackson (1988: 578) mengungkapkan bahwa setiap kali sebuah kata atau frasa yang diulang, maknanya dapat berubah. Para pendengar dalam sebuah pidato

12 17 atau pembaca dalam sebuah tulisan dapat menafsirkan arti kata atau frasa yang diulang sehingga dapat mengerti maksud dari pesan yang disampaikan. Each time a word or phrase is repeated, its meaning is altered. The audience reinterprets the meaning of the word or phrase in light of the accretion, juxtaposition, or expansion; thus it participates in making meaning of the utterances. (1988: 578) (12) Algy met a bear. The bear was bulgy. Jadi kata bear diulang untuk menekankan atau mendeskripsikan kata bear itu sendiri. Menurut Bakker (1989: 159) yang menjelaskan definisi repetisi lainnya sebagai berikut: Repetition may involve the exact, verbatim recurrence of a given phrase, but it may also involve the recurrence of a rhythmical pattern repetitions may be ordered by degree of linguistic sameness (mere metrical repetition) to maximal linguistic sameness (verbatim repetition). In between, we may localize repetitions with linguistic sameness on the level of category (parts of speech). (1989: 159) Jadi pengulangan meliputi perulangan yang sesuai dengan verbatim (kata demi kata) dari frasa yang diberikan. Kata yang sering diulang adalah bagian dari parts of speech seperti noun, verb, adjective, dan adverb, sehingga dapat memberikan makna yang jelas dalam konteks yang sesuai. McArthur (1992: 861) menjelaskan bahwa Doing, saying or writing the same thing more than once, the recurrence of processes, structures, elements and motifs is fundamental to communication in general and language in particular.

13 18 Penjelasana McArthur bahwa melakukan, mengatakan atau menulis hal yang sama lebih dari sekali, terulangnya proses, struktur, elemen dan motif adalah dasar komunikasi pada umumnya dan bahasa pada khususnya. Pattern of repetition involves repetition of the same pattern in two or more word in close proximity. (McArthur, 1992: 883) McArthur menambahkan bahwa pola pengulangan melibatkan pengulangan pola yang sama dalam dua atau lebih kata terdekat Jenis Repetisi Menurut Aitchison (1994:16) terdapat tujuh jenis repetisi seperti: a) Anadiplosis: Starting a clause or phrase with the word or phrase that ended the preceding unit. b) Anaphora: The repetition of a word or group of words at the beginning of successive clauses or phrases. c) Epistrophe: Ending a series of phrases or clauses with the same word or words. d) Isocolon: A series of similarly structured phrases. e) Ploche (ploce, repetitio): The repetition of the same word in a short span of text. f) Polyptoton: The repetition of a word, but in a different form (i.e., the repetition of a stem, with a difference in affixes). g) Polysyndeton: Employing many conjunctions between clauses, often slowing the tempo or rhythm.

14 19 Sesuai dengan batasan masalah, penulis akan mengkaji dan membatasi hanya empat jenis repetisi yaitu epistrophe, isocolon, ploche dan polyptoton. Namun, ketujuh jenis repetisi di atas akan diuraikan dan dijelaskan definisinya serta contoh dari masing-masing repetisi tersebut untuk memudahkan pembaca dalam memahami perbedaannya Repetisi Anadiplosis Preminger dan Brogan (1993:69) menyebutkan bahwa anadiplosis adalah bentuk pengulangan kata yang menghubungkan dua frasa, klausa, baris, bait, atau kalimat dengan mengulangi kata di akhir yang pertama pada awal kedua. Anadiplosis is a figure of word repetition that links two phrases, clauses, lines, stanzas, or sentences by repeating the word at the end of the first one at the beginning of the second. (1993:69) Hal serupa diungkapkan oleh Jasinski (2001:543) bahwa "Anadiplosis is when a word at or near the end of one clause or sentence is used to begin the following clause or sentence". Ungkapan itu menunjukan bahwa anadiplosis adalah sebuah kata pada akhir klausa atau kalimat yang digunakan untuk memulai kalimat atau kalimat berikut. 13) Comforte it is for man to have a wife. Wife chast, and wise, and lowly all her life. 14) Suffering breeds character. Character breeds faith, In the end. Pada contoh 13) kata wife berakhir di kalimat sebelumnya dan di sambung dengan kata wife di awal kalimat. Sama dengan contoh 13), contoh 14) terdapat

15 20 pengulangan yaitu kata character. Pada kalimat pertama kata character ditulis di akhir kalimat dan pada kalimat selanjutnya kata character di tulis pada awal kalimat. Menurut Zimmerman (2005:121) bahwa "Anadiplosis can express emotion" (2005:121). Jadi menurut Brett Zimmerman bahwa anadiplosis dapat mengekspresiakan emosi. Jadi anadiplosis ialah pengulangan kata yang menghubungkan frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, di akhir dan di ulang di awal pada kalimat selanjutnya. Anadiplosis juga adalah sebuah alat yang berguna untuk menggambarkan sebuah penekanan dan juga dapat mengekspresikan emosi Repetisi Anaphora Anaphora atau epanaphora adalah pengulangan kata yang sama atau katakata pada awal frasa, klausa, atau kalimat berturut-turut. Hal itu di ungkapkan oleh Preminger dan Brogan (1993:73) bahwa Also epanaphora, the repetition of the same word or words at the beginning of successive phrases, clauses, sentences, or lines. Preminger dan Brogan mengungkapkan bahwa anaphora atau epanaphora ialah pengulangan kata pada awal frasa, klausa, atau kalimat berturut-turut. Hal serupa diungkapkan oleh Levin (1982:114) bahwa the Anaphora is beginning of successive clauses with the same word or group of words. Levin berpendapat bahwa anaphora adalah klausa dengan kata yang sama atau kelompok kata.

16 21 15) Ask not what your country can do for you. Ask what you can do for your country. Contoh 15) merupakan anaphora karena kata ask terdapt di dua kalimat dan diulang pada awal kalimat secara berturut-turut. Ada juga yang mengungkapkan hal serupa bahwa "Specific type of repetition; word, phrase, or clause repeated at the begining of two more sentences in row." Moran dan Holder (2007:287). Menurut Moran dan Holder anaphora adalah jenis pengulangan tertentu, kata, frasa, atau klausa yang diulang pada awal kalimat berturut-turut. Kebalikan dari anaphora ialah epistrophe. Jika anaphora ialah pengulangan kata pada awal frasa, klausa, atau kalimat dan epistrophe ialah pengulangan kata pada akhir kalimat, seperti yang diungkapkan oleh Preminger dan Brogan (1993:73) bahwa The opposite of anaphora is epistrophe which repeats words at the ends of clauses, lines or stanzas (1993:73). Preminger dan Brogan menjelaskan bahwa kebalikan dari anaphora adalah epistrophe yang mengulangi kata-kata di ujung klausa, baris atau bait. 16) Sweet Portia, If you did know to whom I gave the ring, If you did know for whom I gave the ring, And would conceive for what I gave the ring, And how unwillingly I left the ring.

17 22 Pengulangan kata the ring terdapat pada akhir klausa, kalimat, atau bait, berbeda dengan anaphora yang diulang di depan klausa, kalimat, atau bait. Jadi anaphora atau epanophora ialah pengulangan kata yang sama atau kata-kata pada awal frasa, klausa, atau kalimat secara berturut-turut. Kebalikan dari anaphora ialah epistrophe. Jika anaphora ialah pengulangan kata pada awal frasa, klausa, atau kalimat dan epistrophe ialah pengulan kata pada akhir kalimat Repetisi Epistrophe Hunter (2006:90) menyebutkan bahwa contoh yang dikenal sebagai epistrophe didefinisikan sebagai pengulangan kata yang sama pada akhir kalimat atau klausa yang berurutan. Oleh karena itu, kebalikan dari anaphora di mana awal kalimat adalah sama. The figure known as Epistrophe is defined as the repetition of the same word(s) at the end of successive sentences or clauses. Thus, it is opposite of Anaphora in which the beginning of sentences is the same. (2006:90) Hal serupa dijelaskan oleh Farnsworth (2010:32) Epistrophe sometimes also known as antistophe, the repetition of a word or phrase at the end of series of sentences or clauses. Ungkapan itu menunjukan bahwa epistrophe kadangkadang juga dikenal sebagai antistrophe yang berarti pengulangan kata atau frasa pada akhir klausa atau kalimat. Menurut Duke (2004:283) bahwa In contrast to anaphora, epistrophe involves like-sentence endings. Each sentence in a series ends with the same word or phrase. Jadi berbeda dengan anaphora, epistrophe melibatkan setiap kalimat berakhir dengan kata atau frasa yang sama.

18 23 17)"For no government is better than the men who compose it, and I want the best, and we need the best, and we deserve the best." Contoh 17) merupakan epistrophe karena kata the best terdapat di tiga kalimat dan diulang pada akhir kalimat berturut-turut. Berbanding terbalik dengan anaphora yang mengulang kata, frasa, atau klausa pada awal kalimat berturutturut Repetisi Isocolon Fansworth (2010:74) menyebutkan bahwa isocolon, salah satu contoh retoris yang paling umum dan penting, adalah penggunaan kalimat berturut-turut, klausa, atau frasa yang sama panjang dan sejajar dalam struktur. Isocolon, one of the most common and important rhetorical figures, is the use of successive sentences, clauses, or phrases similar in length and parallel in structure. (2010:74) Hal serupa dijelaskan oleh Lapidge (1998:21) Isocolon is defined in the rhetorical tradition only; it is the parallel arrangement of two or more cola (sentences, clauses or word groups). Ungkapan itu menunjukkan bahwa isocolon didefinisikan sebagai susunan paralel dari dua kalimat, klausa, dan kelompok kata atau lebih. Menurut Hunter (2006:88) bahwa The figure of known as Isocolan is present when two or more phrases are possessed of approximately the same length and corresponding structure.... Jadi isocolon itu hadir ketika dua frasa atau lebih yang memiliki panjang yang sama dan struktur yang sesuai.

19 24 18)"Come then: let us to the task, to the battle, to the toil--each to our part, each to our station. Fill the armies, rule the air, pour out the munitions, strangle the U-boats, sweep the mines, plow the land, build the ships, guard the streets, succor the wounded, uplift the downcast, and honor the brave." Contoh 18) merupakan isocolon karena frasa to the task, to the battle, to the toil dan fill the armies, rule the air, pour out the munitions dan lain-lain memiliki struktur yang sejajar yang diulang pada setiap frasa nya Repetisi Ploche Fahnestock (2011: 133) menyebutkan bahwa contoh ploce melambangkan argumen yang didasarkan pada bentuk yang sama dari sebuah kata muncul lagi dan lagi dalam sebuah argumen. Itu kadang-kadang digolongkan dengan contoh pengulangan yang ditentukan di mana kata atau frasa akan muncul kembali. The figure ploce epitomizes arguments based on the same form of a word appearing again and again in an argument. It was sometimes classed with the figures of repetition that specified where a word or phrase would reappear. (2011:133) 19)"I know what's going on. I may be from Ohio, but I'm not from Ohio." Contoh 19) merupakan ploce karena frase from Ohio muncul pada kalimat kedua dan ketiga yang merupakan bentuk yang sama seperti pengulangan yang ditentukan di mana kata, frasa, atau klausa muncul kembali dengan makna yang berbeda, setelah adanya intervensi dari satu kata lainnya atau lebih.

20 Repetisi Polyptoton Anderson (1998:249) menyebutkan bahwa polyptoton adalah kolokasi asal mula kata yang terkait, sering digambarkan oleh hubungan konseptual yang erat antara dua referen. Polyptoton is the collocation of derivationally related words, often iconizes a close conceptual relationship between two referents. (1998:249) Menurut Avery (2001:182) bahwa Polyptoton is a repetition of the same word or root of the word with different grammatical functions or forms. Ungkapan itu menunjukan bahwa polyptoton adalah pengulangan kata yang sama atau kata dasar dengan gramatikal yang berbeda fungsi atau bentuk. Hal serupa dijelaskan oleh Abondolo (2001:60) bahwa Polyptoton, entails the repetition of a root with different inflectional suffixes. Jadi polytoton itu memerlukan pengulangan kata dasar dengan akhiran inflektif yang berbeda. 20) I dreamed a dream in times gone by, when hope was high, and life worth living." Contoh 20) merupakan polyptoton karena pada kalimat pertama, kata dreamed menggunakan akhiran ed dan dream adalah kata dasarnya. Sama seperti living menggunakan akhiran ing yang berasal dari kata life yang menjadikannya berbeda makna dan bentuk.

21 Repetisi Polysyndeton Farnsworth (2010:128) bahwa "Polysyndeton is the repeated use of conjunction." Farnsworth Ward mengungkapkan bahwa polysyndeton ialah pengulangan yang menggunakan konjungsi. Ada juga polysyndeton yang diungkapkan oleh Baldick (2000:199) bahwa Term for repeated use of conjunctions to link together a succession of words, clauses, or sentences. Baldick mengungkapkan bahwa polysyndeton digunakan untuk pengulangan konjungsi yang menghubungkan uratan kata-kata, klausa, atau kalimat. Contoh : 21) A generation that uses their own creativity and talent and technology. Pada contoh 21) terdapat polysyndeton yaitu terdapat pengulangan konjungsi dalam satu kalimat. Konjungsi yang diulang ialah konjungsi and. Menurut Dietrich (1997:370) bahwa "The polysyndeton occurs when an emphasis is repeated successively in the same part of a passage" Dietrich berpendapat bahwa polysyndeton terjadi ketika penekanan ini diulang pada bagian yang sama dari suatu bagian. Jadi polysyndeton ialah pengulangan konjungsi untuk menghubungkan kata, klausa, atau kalimat. Menggunakan pengulangan konjungsi sering memperlambat tempo atau irama dalam sebuah tulisan. Polysyndeton juga digunakan untuk menunjukkan irama bahasa dan tergantung pada genre dan menambah suasana kesungguhan untuk teks, sehingga mencerminkan daya tarik.

22 Fungsi Repetisi Aitchison (1994:19) mengungkapkan bahwa ada fungsi repetisi di dalam teks yang saling berkaitan satu sama lain yang dapat diidentifikasi: 1) pengulangan dapat memperluas sumber daya bahasa, 2) menyambungkan kohesi tekstual dan dapat dimengerti, dengan teks yang digunakan dalam arti luas yang diucapkan pada sebuah pidato, 3) memfasilitasi interaksi percakapan. "The function of repetition have been studied above all by stylisticians and sociolinguists. the former have concentrated on self-repetition, and the latter on other-repetition. three broad, overlapping functions can be identified: first, repetition may extend existing language resources (usually self-repetition); second, it promotes textual cohesion and comprehensability, with "text" used in its widest sense to include spoken speech (again, usually self-repetition); third, it facilitates conversation interaction (usually other-repetition)." (Aitchison 1994:19) Pengulangan berfungsi untuk menunjukkan keterkaitan satu kalimat dengan kalimat lain, pengulangan juga membantu pemahaman, karena informasi yang sampai ke sebagian pendengar atau pembaca tidak dapat langsung dimengerti, maka dibutuhkan sebuah pengulangan. Hal diatas diungkapkan oleh Hoey (2001:35) "Repetition serves to show the relatedness of sentences in much the same way that a bibliographical reference shows relatedness, repetition also aids comprehension, since information is dripped across to the hearer more slowly." 22) Dark behind it rose the forest, rose the black and gloomy pine-trees, rose the firs with cones upon them.

23 28 Jadi Contoh 22) mengulangi kata rose, rose di ulang-ulang untuk menekankan kata rose dan kata rose juga untuk menyambungkan kohesi tekstual. Sara Thorne (2008:476) juga mengungkapkan bahwa pengulangan adalah perangkat yang menekankan sebuah ide melalui pengulangan. Ini adalah strategi retoris untuk memproduksi efek penekanan, kejelasan, amplifikasi atau emosional dan sebagai alat pemersatu kata, frasa, klausa dan kalimat. Repetition is a device which emphasizes an idea through reiteration. It is a major rhetorical strategy for producing emphasis, clarity, amplification or emotional effect. As a unifying device, independent of conventional metrics, repetition is found extensively in free verse where parallelism reinforced by the recurrence of actual words and phrases, governs the rhythm which helps to distinguish free from prose. (Sara Thorne, 2008: 476) Jadi repetisi ialah mengatakan atau menulis hal yang sama lebih dari sekali. Repetisi yang berfungsi sebagai: 1) elemen pemersatu dalam menulis. 2) penekanan atau iterasi, klarifikasi, konfirmasi, mengungkapkan ekspresi atau emosi dan upaya untuk membuat kalimat menjadi kohesif.

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah teks terdiri dari unit-unit bahasa. Unit-unit bahasa tersebut merupakan unit gramatikal seperti klausa atau kalimat. Teks terkadang digambarkan sebagai sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya I wake

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 290) memberikan definisi mengenai teks yaitu Text is something that happens, in

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 290) memberikan definisi mengenai teks yaitu Text is something that happens, in BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teks dan Wacana Untuk dapat menganalisis suatu kalimat hal penting yang harus dipahami adalah keseluruhan pemahaman mengenai isi teks, maka di dalam menganalisis suatu kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Trask (1999: 312) yang mengungkapkan bahwa Text is a continuous piece of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Trask (1999: 312) yang mengungkapkan bahwa Text is a continuous piece of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Wacana Pada dasarnya, wacana tidak berbeda dari teks seperti yang dikatakan oleh Trask (1999: 312) yang mengungkapkan bahwa Text is a continuous piece of spoken or written language,

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian, kemudian digunakan sebagai landasan dalam menganalisis data yang terdapat pada Bab tiga. 2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang vital. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, menciptakan dan memelihara suatu hubungan dengan orang

Lebih terperinci

The correlation between Speech Text Writing Habit and Students. writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2

The correlation between Speech Text Writing Habit and Students. writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2 76 Appendix 1. Questionnaire and Theory Appendices The correlation between Speech Text Writing Habit and Students writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2 Research Questions: 1. How is

Lebih terperinci

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan.

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Aspek Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menganalisis struktur teks, dan unsur kebahasaan dari

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

Membangun Menara karakter (Indonesian Edition)

Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Stella Olivia Click here if your download doesn"t start automatically Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Stella Olivia Membangun Menara karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INGGRIS BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition)

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Hery Hery Click here if your download doesn"t start automatically Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF LEXICAL COHESION IN THE COVER STORY OF TEMPO

AN ANALYSIS OF LEXICAL COHESION IN THE COVER STORY OF TEMPO AN ANALYSIS OF LEXICAL COHESION IN THE COVER STORY OF TEMPO A THESIS BY: YOAN INANDA REG. NO. 040705003 UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA FACULTY OF LETTERS ENGLISH DEPARTMENT MEDAN 2008 ACKNOWLEDGEMENTS Bismillahirrahmanirrahim,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 SISTIM INFORMASI STIMIK PRABUMULIH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 SISTIM INFORMASI STIMIK PRABUMULIH Nomor Dokumen: Revisi ke : 00 Tanggal : Dibuat oleh : Direvisi oleh : Disetujui : Hepny Samosir, S.Pd., M.Pd. Tanda Tangan : Tanda Tangan: Tanda Tangan: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT

CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 BAHASA INGGRIS CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Interface

Pemrograman Lanjut. Interface Pemrograman Lanjut Interface PTIIK - 2014 2 Objectives Interfaces Defining an Interface How a class implements an interface Public interfaces Implementing multiple interfaces Extending an interface 3 Introduction

Lebih terperinci

Kata kunci: perkembangan makna, relasi makna, dan tafsir hubungan antaragama. xvii

Kata kunci: perkembangan makna, relasi makna, dan tafsir hubungan antaragama. xvii INTISARI Penelitian disertasi ini difokuskan untuk memetakan relasi makna dīn, millah, dan syarī ah serta merumuskan implikasinya terhadap tafsir hubungan antaragama. Untuk mengeksplorasi persoalan ini,

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS 2 KODE / SKS : IT042138 / 1 Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran 1 UNIT 1 Vocabulary Structure Supplement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

Contoh Pengembangan Bahan Ajar untuk Program Audio (Bahan Ajar untuk Latihan Keterampilan Mendengarkan)

Contoh Pengembangan Bahan Ajar untuk Program Audio (Bahan Ajar untuk Latihan Keterampilan Mendengarkan) Contoh Pengembangan Bahan Ajar untuk Program Audio (Bahan Ajar untuk Latihan Keterampilan Mendengarkan) 1.Buat silabus (peta bahan ajar) untuk keteramplan mendengarkan dengan format berikut: Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

المفتوح العضوية المفتوح العضوية ABSTRAK Skripsi dengan judul Identifikasi Komunikasi Matematis Peserta Didik pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended Kelas VII SMPN 1 Ngantru Kab. Tulungagung Tahun 2016/2017

Lebih terperinci

Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau (Indonesian Edition)

Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau (Indonesian Edition) Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau (Indonesian Edition) Muhammad Noer Click here if your download doesn"t start automatically Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau (Indonesian Edition)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Deskripsi Soal Dalam rangka mensukseskan program Visit Indonesia,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. presented by : M Anang Firmansyah

KOMUNIKASI EFEKTIF. presented by : M Anang Firmansyah KOMUNIKASI EFEKTIF presented by : M Anang Firmansyah KOMUNIKASI EFEKTIF * Pada komunikasi personal/kelompok Audience mampu memahami pesan yang dikirim oleh Komunikator.setuju/tidak dg pesan. * Pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet 1. The correct active voice sentence of you are requested to keep quiet is SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10 Be quite Keep quiet Please keep quite Be quite please Please

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 1. Announcement This is a new school year and there are many new students around. Please be friendly and help them understand the rules of

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

1/5. while and do Loops The remaining types of loops are while and do. As with for loops, while and do loops Praktikum Alpro Modul 3.

1/5. while and do Loops The remaining types of loops are while and do. As with for loops, while and do loops Praktikum Alpro Modul 3. Judul TIU TIK Materi Modul Perulangan Ganjil 204/205 Mahasiswa memahami Konsep Perulangan. Mahasiswa mampu menggunakan perintah perulangan For, While do, do While 2. Mahasiswa mampu menggunakan perintah

Lebih terperinci

God s PERFECT TIMING EDITORIAL

God s PERFECT TIMING EDITORIAL God s PERFECT TIMING EDITORIAL TAKUT AKAN TUHAN. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik... KEHIDUPAN YANG DIPERSEMBAHKAN. Karena itu saudara-saudara,

Lebih terperinci

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA GROWTH AND UNDERINVESTMENT GROWTH AND UNDERINVESTMENT Pada situasi Growth and underinvestment", pendekatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah (Indonesian Edition)

Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah (Indonesian Edition) Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah (Indonesian Edition) Aisyah Christy Click here if your download doesn"t start automatically Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah (Indonesian Edition)

Lebih terperinci

SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN. Related Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban :

SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN. Related Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban : Reading and Free Access soal essay tentang animalia kelas x serta jawaban Page : 1 SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN [Download] Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban.PDF The

Lebih terperinci

Saturday, 27 April 2013

Saturday, 27 April 2013 Saturday, 27 April 2013 KELAS VII D Standard Competency 12. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. Basic Competency 12.1

Lebih terperinci

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM 0911110021 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

Callista Sulaiman

Callista Sulaiman Callista ulaiman 2011-031-070 : o this is the first time I come to your class right? : riiight : o do you know my name? : Nooo : Ok so let me introduce myself first : Ok miss : o my name is Callista, and

Lebih terperinci

Keseimbangan Torsi Coulomb

Keseimbangan Torsi Coulomb Hukum Coulomb Keseimbangan Torsi Coulomb Perputaran ini untuk mencocokan dan mengukur torsi dalam serat dan sekaligus gaya yang menahan muatan Skala dipergunakan untuk membaca besarnya pemisahan muatan

Lebih terperinci

365 Menu Sukses MP-ASI selama 1 tahun Menu Pendamping ASI untuk Bayi Usia 7-18 Bulan (Indonesian Edition)

365 Menu Sukses MP-ASI selama 1 tahun Menu Pendamping ASI untuk Bayi Usia 7-18 Bulan (Indonesian Edition) 365 Menu Sukses MP-ASI selama 1 tahun Menu Pendamping ASI untuk Bayi Usia 7-18 Bulan (Indonesian Edition) Hindah J. Muaris Click here if your download doesn"t start automatically 365 Menu Sukses MP-ASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition)

Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Yudhy Wicaksono Click here if your download doesn"t start automatically Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Yudhy Wicaksono Panduan

Lebih terperinci

Code Switching. Addressee. Quotation

Code Switching. Addressee. Quotation 63 Appendix 1. of and of in Mario Teguh Golden Ways 2015 1 CAD/00:05:20 2 CAD/00:06:20 Anda bertengkar? Anda katakan Restart. Itu istilah untuk memulai dari baru. Kita restart dulu. Yuk kita segarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

Ss: Raiver. River. T: Okay, this is a river. This a river, okay. How about this one. Ss: Beach. Beach. Beach. T: Okay, who likes to go the beach?

Ss: Raiver. River. T: Okay, this is a river. This a river, okay. How about this one. Ss: Beach. Beach. Beach. T: Okay, who likes to go the beach? Transcript 1 T: Good morning, students! How are you today? Ss: Good morning, Miss Mona and Miss Clara. T: Okay, class, because this is my first time here, I want to know you first. I want you to introduce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik Mempelajari semantik pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana pemakaian bahasa dalam suatu masyarakat agar mudah dan dapat dimengerti. Untuk menyusun kalimat yang

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Media Pembelajaran Bahasa Inggris START KELAS IV SEMESTER GENAP Oleh: I. G. A. Ratih Nirmala Shanti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

To provide maximum practice within controlled but realistic and contextualized framework To build confidence in using new language. Important Features

To provide maximum practice within controlled but realistic and contextualized framework To build confidence in using new language. Important Features Presentation Practice Production Purpose To give ss to realize the usefulness and relevance of a new language item To present the meaning and form To check understanding Important Features Clear, motivating,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) Click button to download this ebook READ ONLINE AND DOWNLOAD

Lebih terperinci

Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR)

Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR) Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR) Yudi Junadi Click here if your download doesn"t start automatically Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

ADJECTIVES & COMPARING

ADJECTIVES & COMPARING ADJECTIVES & COMPARING EQUATIVE DEGREE: To compare two objects with similar characteristics, the pattern for the complete sentence is: Object A se~ + adjective Object B For example: Kota Jakarta sebesar

Lebih terperinci

Membangun Menara karakter (Indonesian Edition)

Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Stella Olivia Click here if your download doesn"t start automatically Membangun Menara karakter (Indonesian Edition) Stella Olivia Membangun Menara karakter

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

In the beginning God created the heavens and the earth. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Genesis 1:1.

In the beginning God created the heavens and the earth. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Genesis 1:1. In the beginning God created the heavens and the earth. - Genesis 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Kejadian 1:1 For God so loved the world that he gave his only Son, that whoever believes

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinonimi adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun, memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata atau padanan kata.

Lebih terperinci

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi KECAKAPAN INTERPERSONAL Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi Bahasan: - Why - WhatWho - Where - How Who needs to know what I know now? Sharing Information Who knows what I need to know? Communication should

Lebih terperinci

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS By Agustina Tri Heni Pujiastuti Student Number : 01.80.0047 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions

32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions 32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions // // Here are answers to some common questions about the 32-bit and 64-bit versions of Windows. Frequently asked questions Collapse all What is the

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO Read Online and Download Ebook SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO DOWNLOAD EBOOK : SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI Click link bellow and free

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 1. Shinta : "Will John pass the exam?" Dewi :.... He is a smart and diligent student. I am quite sure I am uncertain I am not positive I think he

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA

MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA Read Online and Download Ebook MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA DOWNLOAD EBOOK : MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN Click link bellow and free register

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP

THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP A Thesis Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Sastra Degree in the English Letters

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued)

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) Pelajaran 22: Menangani situasi yang serius (lanjutan) L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-22.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) (RPP-3) Satuan Pendidikan:... Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas : VIII / 1 Standar Kompetensi : 2. Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek

Lebih terperinci

Most Frequently Used Words Courtesy of Hello-Indonesia.com

Most Frequently Used Words Courtesy of Hello-Indonesia.com Most Frequently Used Words Courtesy of Hello-Indonesia.com About = tentang Address = alamat After = sesudah / setelah Again = lagi All = semua Almost = hampir Also = juga Although = meskipun Always = selalu

Lebih terperinci

CHAPTER IV RESULT OF THE RESEARCH AND DISCUSSION. answer the research problem is questionnaire. This section covered data of the students

CHAPTER IV RESULT OF THE RESEARCH AND DISCUSSION. answer the research problem is questionnaire. This section covered data of the students CHAPTER IV RESULT OF THE RESEARCH AND DISCUSSION This chapter is present the result of the study and discussion. The finding design to answer the research problem is questionnaire. This section covered

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Media: 1 OHP 2 Kertas Kerja 3. Papan Tulis Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Kredit Semester Semester : : : : : Bahasa

Lebih terperinci

6 KERANJANG 7 LANGKAH API (INDONESIAN EDITION) BY LIM TUNG NING

6 KERANJANG 7 LANGKAH API (INDONESIAN EDITION) BY LIM TUNG NING 6 KERANJANG 7 LANGKAH API (INDONESIAN EDITION) BY LIM TUNG NING READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : 6 KERANJANG 7 LANGKAH API (INDONESIAN EDITION) BY LIM TUNG NING PDF Click button to download this ebook

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1. Since the first publishing 3 weeks ago, there have been over 500 copies sold.

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1. Since the first publishing 3 weeks ago, there have been over 500 copies sold. 1. Farhan : So, how many copies have been sold this far? Yola : Thank God. Many people seem to like it very much. SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1 Since the first publishing 3 weeks

Lebih terperinci

The world was dark, but since Jesus came, it is no longer dark

The world was dark, but since Jesus came, it is no longer dark The world was dark, but since Jesus came, it is no longer dark What did the Father send for you and me? Apa yang Bapa kirimkan untuk anda dan saya? Light What kind of light the Lord has given us? Terang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a Rat Race game, there is only one way in and one way out. The objective of this game is to find the shortest way to reach the finish. We use a rat character in this game, so the rat must walk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia lain. Interaksi tersebut dikemas dalam suatu wadah yang disebut komunikasi. Salah

Lebih terperinci