BAB. I PENDAHULUAN A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB. I PENDAHULUAN A."

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum Pelaksanaan... 1 C. Maksud dan Tujuan... 1 D. Waktu Pelaksanaan Penilaian... 2 E. Pengertian... 2 BAB II PENILAIAN... 4 A. Lingkup Penilaian... 4 B. Pelaksanaan dan obyek penilaian... 4 C. Teknis Penilaian... 4 BAB III MONITORING DAN EVALUASI... 9 A. Lingkup Monitoring... 9 B. Pelaksanaan dan Obyek Monitoring dan Evaluasi... 9 C. Teknis Monitoring dan Evaluasi... 9 BAB IV PELAPORAN BAB V PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN PENGENDALIAN A. Pengendalian terhadap pengelolaan aset B. Pencatatan Akurat BAB VI PENUTUP Lampiran... 15

3 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah dituntut untuk mampu mengelola keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Oleh karena itu pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 2008 tantang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya tujuan organisasimelalui kegiatan yang yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Biro Keuangan dan Perlengkapansebagai salah satu unit eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian berkomitmen untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Hal ini diwujudkan dengan pembentukan tim Satuan Pelaksana (Satlak) PI Biro Keuangan dan Perlengkapan yang mempunyai tugas membina pelaksanaan SPI dilingkungan Biro Keuangan dan Perlengkapan, melalui sosialisasi, bimbingan, pemantauan, evaluasi, penilaian terhadap pelaksanaan SPI dan melaporkan kepada penanggung jawab SPI yaitu Kepala Biro Keuangan dan Perlengakapan. Penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan ini akan dilakukan secara berkala untuk merespon perkembangan yang terkait dengan Prinsip-prinsip pengawasan. B. Dasar Hukum Pelaksanaan Dasar hukum penyusunan Petunjuk Pelaksanaan SPI Biro Keuangan dan Perlengakapan, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian adalah: 1. Undang-Undang Nomor 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN; 2. Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan negara; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instanasi Pemerintah; 5. Peraturan Pemerintah No. 60/2008 tentang SPIP; 6. Peraturan Menteri Peranian Nomor 23/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Umum SPIP lingkup Departemen Pertanian; 7. Keputusan Sekretaris Jenderal, Departemen Pertanian No.101/ Kpts.OT.160/ 8/2009 Pembentukan SPIP Lingkup Sekretariat Jederal; 8. Keputusan Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian No.1708/ Kpts.OT.140/ 07/2011 tentang SPIP Lingkup Sekretariat Jederal; C. Maksud dan Tujuan Memberikan acuan bagi Tim Satlak PI dalam melaksanakan penilaian penerapan SPI dilingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan 1

4 D. Waktu Pelaksanaan Penilaian Penilaian terhadap penerapan SPI dilaksanakan setiap semester E. Pengertian 1. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan keyakinan memadai terhadap tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang ekonomis, efektif, efisien dan transparan. 2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memandai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 3. Pengendalian adalah mengatur, mengarahkan dan mengambil tindakan korektif, mengawasi semua tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan sesuatu rencana agar mencapai sasaran yang ditetapkan. 4. Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. 5. Penilaian resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. 6. Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko serta penetapan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif 7. Informasi adalah data yang diolah yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 8. Pemantauan pengendalian adalah proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. 9. Pembinaan adalah tindakan yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan satuan kerja, dalam bentuk bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi serta pemberian pedoman terhadap seluruh bagian pada satuan kerja secara berkelanjutan. 10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukkan pengawasan 11. Reviu adalah penelahaan ulang bukti-bukti sesuatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, norma, standar, prosedur dan kebijakan yang telah di tetapkan. 2

5 12. Pemantauan adalah suatu proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 13. Evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi program/kegiatan dengan nomor, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan. 3

6 BAB. II PENILAIAN A. Lingkup Penilaian Ruang penilaian penerapan SPI difokuskan pada Program meningkatnya pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan. Kegiatan strategis yang dipilih sebagai uji petik SPI adalah Pelaporan Keuangan Kementerian Pertanian. Pemilihan kegiatan ini atas pertimbangan karena dinilai memiliki tingkat resiko yang sangat besar atas keberhasilan program utama Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Meningkatnya pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan dengan tolok ukur laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kriteria penilaian SPI berdasarkan lima Unsur SPI yang meliputi (a) Lingkungan Pengendalian dengan bobot 20%, (B) Penilaian Resiko dengan bobot 15%, (c) Kegiatan Pengendalian dengan bobot 40% (d) informasi dan Komunikasi dengan bobot 10% dan (e) Pemantauan dengan bobot 15%. B. Pelaksanaan dan Obyek Penilaian Pelaksanaan penilaian penerapan SPI adalah Tim Satlak P Biro Keuangan dan Perlengakpan yang disebut sebagai enumerator sedangkan obyek penilaian adalah penaggungjawab pelaksanaan kegiatan di masing-masing unit kerja yang disebut sebagai responden. C. Teknis Penilaian Dalam melakukan penilaian lima unsur tersebut digunakan instrumen berupa checklist. daftar uji yang dinilai minimal mencakup komponen sebagaimana pada tercantum pada checklist. apabila masih ada cakupan daftar uji yang dipandang signifikan mendukung penerapan SPI dapat ditambahkan pada masing-masing aspek. Dalam setiap unsur SPI terdiri dari beberapa sub unsur. Setiap sub unsur terdiri dari beberapa pertanyaan dengan jawaban dengan jawaban ya atau tidak. Untuk setiap jawaban ya diberi nilai satu, sedangkan untuk jawaban tidak diberi nilai nol. Selain itu pada setiap jawaban ya harus diserta dengan bukti beupa dokumen pendukungnya. Nilai masing-masing unsur dihitung dari jumlah jawaban ya dibandingkan dengan banyaknya pertanyaan dikalikan 100% yang hasilnya dikalikan dengan bobot masingmasing unsur, dengan rumus sebagai berikut : Jumlah jawaban ya x 100% x bobot Total nilai merupakan jumlah nilai dari lima unsur SPI. 1. Lingkungan Pengendalian (bobot 20%) Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang memoerngaruhi efektifitas pengendalian intern, dimana didalamnya telah terbangun sitem pengendalian intern yang efektif yang melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan 4

7 keyakinan mutlak. Guna mendukung terbentuknya sistem pengendalian intern pemerintah yang baik, lingkungan pengendalian memerlukan: (a) Organisasi, (b) Sumber Daya Manusia, (c) kebijakan, (d) prosedur. 2. Penilaian Resiko (bobot15%) Penilaian resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Organisasi. Manajemen pengelolaan resiko adalah cara bagaimana menangani semua resiko ( baik dari dalam maupun dari luar organisasi) yang ada didalam instansi pemerintah. Tahapan-tahapan pada proses penilaian resiko terdiri dari identifikasi resiko dan penganan resiko, sedangkan proses evaluasi merupakan siklus pengendalian resiko Dalam pelaksanaan penilaian resiko diperlukan data dan informasi mengenai pelaksanaan : a) Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilaksanakan diawal (perencanaan), dengan melaksanakan identifikasi tahapan-tahapan kegiatan yang tertuang dalam TOR kegiatan beserta unit kerja pelaksana kegiatan. Penetapan titik kritis pada kegiatan Titik kritis diperoleh dari TOR pelaksanaan kegiatan strategis, penetapan titik kritis berdasarkan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dalam TOR sehingga ketepatan kegiatan atas sasaran program, ketepatan alokasi anggaran dan kebutuhan serta ketepatan penetapan indikator kinerja dapat tergambar dengan jelas. Sehingga perubahan penetapan titik kritis dapat pula digunakan untuk merevisi TOR yang telah ditetapkan. Menyususun Daftar Resiko Daftar risiko merupakan rekapitulasi dari seluruh risiko yang mungkin terjadi pada kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit kerja. Daftar risiko memuat penyebab dan dampak dari risiko yang telah teridentifikasi. Risiko-risiko yang telah diidentifkasi tersebut selanjutnya direkapitulasi dalam daftar risiko. Berdasarkan daftar resiko yang telah ditetapkan, disusun rencana upaya-upaya yang akan dilakukan untuk menangani resiko yang telah diidentifikasi. Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk mengeliminasi penyebab terjadinya resiko. 5

8 DAFTAR RISIKO (NAMA UNIT KERJA) UNIT KERJA : NAMA PIMPINAN : NIP : KEGIATAN : TUJUAN : NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK Disetujui tanggal Pimpinan unit Kerja Disusun tanggal Penyusun b) Pemantauan dan evaluasi terhadap penanganan resiko Pemantauan dan evaluasi merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan resiko yang telah dilakukan dan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan resiko yang lebih baik dikemudian hari. Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap penanganan resiko dilaksanakan pada awal tahun anggaran berjalan oleh setiap unit kerja lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan. Hal ini bertujuan untuk menilai pencapaian target dan realisasi pelaksanaan kegiatan, serta kendala yang terjadi. Hasil pemantauan dan evaluasi penanganan risiko diharapkan menjadi masukan bagi pimpinan. c) Mekanisme dan prosedur Mekanisme dan prosedur dimulai dari penatapan tim penilai risiko, tim penanganan risiko, tim pemantauan dan evaluasi risiko, mekanisme penilaian risiko, mekanisme penanganan risiko, mekanisme pemantauan dan evaluasi risiko, prosedur penilaian dan penyampaian hasil penilaian risiko, prosedur pemantauan dan evaluasi penilaian risiko, serta prosedur pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan terhadap tiga sub unsur meliputi identifikasi, penanganan serta pemantauan dan evaluasi terhadap penanganan risiko. 3. Kegiatan pengendalian Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan menagatasi risoko telah dilaksanakan secara efektif. Pengendalian dilaksanakan untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan telah diikuti dan dipatuhi oleh seluruh personil serta dilaksanakan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan terhadap potensi 6

9 penyimpangan terhadap potensi penyimpangan atau titik kritis. Penilaian kegiatan pengendalian dilakuan terhadap dua sub unsur meliputi aktivitas pengendalian dan penguatan kegiatan pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi (bobot 10%) Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. Pimpinan unit kerja wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan unit kerja harus menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi, mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus melalui Pencatatan dan pelaporan a) Pencatatan Pengendalian atas pencatatan akanmenjamin keandalan proses pengolahan data menjadi keluaran yang bebas dari kekeliruan dan kesalahan yang fatal b) Pelaporan Pimpinan unit kerja berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan kinerja yang merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Laporan kinerja terdiri dari laporan keuangan dan substansi teknis kegiatan. Laporan keuangan terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan (CaLK), dan laporan barang milik negara dan catatan atas laporan Barang (SIMAK-BMN). Sedangkan laporan substansi teknis kegiatan terdiri dari perkembangan pencapaian target/realisasi penyerapan anggaran, pencapaian target fidik, kendala, saran tindak lanjut secara berkala serta laporan akhir, LAKIP dan laporan lainnya sesuai kebutuhan. Penyusunan laporan tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip laporan pada umumnya, yaitu jujur, obyektif, akurat, tepat waktu dapat dimengerti dan dapat dipercaya/diandalkan berdaya banding (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, dan mengikuti standar laporan yang ditetapkan. Penilaian unsur informasi dan komunikasi dilakukan untuk mengukur tingkat efektifitas pemantauan yang dilakukan dan memberikan keyakinan bahwa informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh unit kerja telah dilakukan secara tepat dan memadai baik terhadap implementasi SPIP, pencapaian tujuan organisasi, keandalan laporan keuangan, dan pengamanan aset. 7

10 5. Pemantauan Pengendalian Intern (bobot 15%) Pemantauan pengendalian intern adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindalanjuti, kegaiatan pemantauan Sistem Pengendalian Intern untuk menialai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan rekomendasi hasil audit dan review telah ditindaklanjuti. Pimpinan instansi berkewajiban menindaklanjuti sesuai rekomendasi hasil pengawasan. Dapat berupa tindakan administratif dan penyelesaian kerugian negara. a. Tindakan Administratif Tindakan administratif dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepegawaian, termasuk penerapan hukuman disiplin pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Rekomendasi yang terkait dengan penerapan hukuman disiplin segera ditindaklanjuti dengan mememinta Tim Etika untuk melakukan pemeriksaan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan. Penyelesaian Kerugian Negara Tindak lanjut terhadap peneyelesaian kerugian negara secara damai, tuntutan ganti rugi (TGR) dn tuntutan perdata, tuntutan perbendaharaan. Penilaian pemantauan untuk mengukur efektifitas pemantauan dan memberi keyakinan bahwa pemantauan telah dilaksanakan secara tepat dan memadai terhadap implementasi SPIP, pencapaian tujuan organisasi, keandalan laporan keuangan, pengamananaset negara dan peraturan perundang-undangan. Penilaian pemantauan pengendalian intern dilakukan terhadaptiga sub unsur meliputi pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit. 8

11 BAB. III MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi hasil penilaian penerapan SPI bertujuan untuk mengetahui kesesuaian/konsentrasi capaian penerapan penilaian SPI pada setiap unit kerja lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan sebagaimana yang dilaporkan dalam bentuk laporan perkembangan penerapan SPI setiap triwulan dan tahunan. Monitoring dan evaluasi hasil penilaian penerapan SPI diharapkan dapat berfungsi sebagai tindakan korektif terhadap penerapan lima unsur SPI sehingga pelaksanaan SPI di lingkup Biro Keuangan dan Perlengakapan dapat terlaksana sesuai dengan Peraturan Perundangan dan Pedoman yang ada. A. Lingkup Monitoring dan Evaluasi Ruang lingkup monitoring dan evaluasi penilaian penerapan SPI adalah lingku Biro Keuangan dan Perlengkapan. B. Pelaksanaan dan Obyek Monitoring dan Evaluasi Pelaksana monitoring dan evaluasi hasil penilaian penrapan SPI adalah Tim Satlak PI Biro Keuangan dan Perlengkapan, sedangkan obyek monev adalah unit kerja lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan. C. Teknis Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan setiap semester dengan metode laporan pelaksanaan kegiatan masing-masing Bagian dan wawancara untuk selanjutnya dilakukan analisis dan kajian. Hasil monev disusn dalam bentuk laporan hasil Monev penilaian penerapan SPI yang dibuat minimal satu tahun sekali. 9

12 BAB. IV PELAPORAN Laporan penilaian penerapan lima unsur SPI disusun oleh tim Satlak PI dan dilaporkan kepada penanggungjawab unit kerja paling lambat pada minggu kedua bulan berikutnya setelah semester berakhir. Laporan berisi penjabaran hasil penilaian disertai rekomendasi penyempurnaan pelaksanaan SPI di Biro Keuangan dan Perlengkapan, selanjutnya Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan menetapkan kebijakan penerapan SPI Biro Keuangan dan Perlengkapan 10

13 BAB. V PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN PENGENDALIAN Sesuai dengan prinsip dan kaidah SPI, kegiatan pengendalian dalam implementasi SPI lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan mencakup pengendalian aspek strategis, yaitu antara lain : (a) Pengendalian terhadap pengelolaan aset, (b) Pencatatan akurat 5.1. Pengendalian terhadap pengelolaan aset A. Tujuan dan Sasaran pengendalian pengelolaan aset lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 1. Tujuan pengendalian pengelolaan aset adalah mengamankan aset yang negara yang dikelola untuk pencapaian tujuan instansi 2. Sasaran kegiatan adalah a) Tertibnya pengelolaan aset b) Pemanfaatan aset sesuai peraturan yang berlaku c) Terjaminnya keamanan aset negara dari okupasi pihak ke tiga B. Indikator kinerja pengendalian pengelolaan aset 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan 2. Output : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan 3. Outcome : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan 4. Benefit : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan 5. Impact : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan dan pengendalian terhadap pengelolaan aset berupa : 1. Kebijakan dan prosedur pengamanan aset 2. Surat keputusan pemanfaatan/pengelolaan/penghapusan aset D. Penanggungjawab dan personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana. Penanggungjawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II, sedangkan pelaksananya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani yaitu Bagian Perlengkapan E. Waktu pelaksanaan Berisi mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan pengendalian pengelolaan aset. untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pengendalian perlu dibuat jadwal pelasanaan pengendalian F. Tahapan 1. Identifikasi dan inventarisasi permasalahan pengelolaan aset 11

14 2. Penetapan tujuan dan sasaran 3. Pelaksanaan pengendalian atas pengelolaan aset yang meliputi penatausahaan, pencatatan, penyusunan data base kartu kendali, pemberian nomor register, distribusi/pemanfaatan dan penghapusan 4. Pembuatan laporan kegiatan pengendalian atas pengelolaan aset 5.2. Pencatatan akurat A. Tujuan dan sasaran pencatatan akurat 1. Tujuan untuk terciptanya tertib administrasi pengelolaan keuangan dan aset 2. Sasaran kegiatan ini adalah mengurangi terjadinya penyimpangan dan kesalahan pengelolaan, keuangan dan aset B. Indikator kinerja pencatatan akurat 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan 2. Output : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan 3. Outcome : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan 4. Benefit : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan 5. Impact : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan dan pengendalian terhadap pencatatan akurat berupa : 1. Pencatatan transaksi keuangan dan aset dengan didukung dokumen sumber yang lengkap 2. Kesesuaian data SIMAK-BMN dengan aset yang ada 3. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian memperoleh opini WTP dari BPK D. Penanggungjawab dan personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana. Penanggungjawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II, sedangkan pelaksananya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani yaitu Bagian Akuntansi dan Verifikasi E. Waktu pelaksanaan Berisi mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan pencatatan. untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pengendalian perlu dibuat jadwal pelasanaan pengendalian F. Tahapan 1. Identifikasi dan inventarisasi permasalahan pencatatan keuangan dan aset 2. Penetapan tujuan dan sasaran 12

15 3. Pelaksanaan pengendalian atas pencatatan akurat yang meliputi input data, rekonsiliasi data keuangan, rekonsiliasi data aset, Rekonsiliasi data hibah, penyusunan laporan keuangan dan aset 4. Pembuatan laporan kegiatan pengendalian atas pengelolaan aset 13

16 BAB. VI PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Sistem Pengendalian Intern Biro Keuangan dan Perlengkapan ini disusun untuk dijadikan sebagai petunjuk bagi Tim Satlak PI untuk melakukan penilaian SPI lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapansehingga penilaiannya dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien dan akuntabel. Petunjuk pelaksanaan ini bersifat dinamis untuk mengakomodasikan berbagai hal terkait penilaian sistem pengendalian intern Biro Keuangan dan Perlengkapan dalam menyelenggarakan pengelolaan keuangan dan perlengkapan. Penyusun menyadari bahwa petunjuk pelaksanaan ini masih banyak terdapat kelemahan, sehingga masukan dari berbagai pihak sengat diharapkan demi penyempurnaan petunjuk pelaksanaan ini 14

17 Daftar Penilaian (ceklist) Lingkungan Pengendalian NO. URAIAN YA TIDAK A. ORGANISASI 1 Organisasi dilengkapi mekanisme dan alur pekerjaan. 2 Bagan organisasi dilengkapi mekanisme dan alur pekerjaan. 3 Organisasi dilengkapi dengan struktur organisasi dan uraian tugas (Job Description) 4 Organisasi didukung dan dilengkapi dengan sistem hubungan kerja yang terintegrasi antar bagian secara vertical maupun horizontal. 5 Struktur organisasi dan uraian tugasnya disosialisasikan kepada seluruh personil/karyawan yang didalamnya. 6 Pimpinan melakukan pemantauan terhadap operasionalisasi organisasi pada unit kerja/satker dalam pelaksanaan kegiatan. B. PROSEDUR 1 Pimpinan menetapkan prosedur tertulis (SOP) di unit kerja/satker yang bersangkutan. 2 SOP dibuat lengkap seluruh kegiatan sesuai dengan Tupoksi. 3 Prosedur telah disusun secara sederhana, tidak berteletele, jelas dan fleksibel. 4 Prosedur disosialisasikan/dikomunikasikan kepada seluruh karyawan/pegawai pada unit kerja/satker dan pengguna. 5 Prosedur tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP pada unit kerja/satker telah dibuat. 6 Pimpinan melakukan evaluasi secara berkala dan berjenjang terhadap prosedur yang ada. 7 Hasil evaluasi prosedur dituangkan digunakan pimpinan unit kerja/satker sebagai bahan penyempurnaan prosedur. C. SUMBERDAYA MANUSIA 1 Pimpinan menyediakan sarana guna menegakan integritas/nilai etika di unit kerja/satker. 2 Pimpinan menerapkan kompetensi SDM dalam organisasi di unit kerja/satker. 3 Pimpinan melakukan pembinaan karir/pola karir pegawai pada unit kerja/satker. 4 Pimpinan menetapkan rencana pendidikan dan pelatihan

18 bagi pegawai guna meningkatkan kemampuan/ profesionalisme. 5 Pimpinan menetapkan kompetensi pegawai, mulai dari mekanisme penerimaan sampai dengan pengkajian kinerja pegawai. 6 Pimpinan melakukan pemantauan/evaluasi terhadap penguasaan/implementasi uraian tugas (jubs description) masing-masing personil. 4. KEBIJAKAN 1 Pimpinan menetapkan kebijakan tertulis guna mendukung pelaksanaan tugas pokkok dan fungsi pada unit kerja/ satker. 2 Kebijakan telah sesuai dengan tujuan/sasaran yang telah ditetapkan. 3 Kebijakan telah disosialisasikam/dikomunikasikan kepada personil di unit kerja/satker. 4 Pimpinan telah menetapkan KAK/TOR sebagai acuan dalam pemantauan kebijakan. 5 Pimpinan telah menyusun dan menetapkan Tim berdasarkan kompetensi untuk melakukan pemantauan penerapan kebijakan. 6 Kebijakan telah mendeskripsikan tingkat ketepatan/keberhasilan pencapaian sasaran kebijakan. 7 Kebijakan telah disahkan sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan/program. 8 Kebijakan telah digunakan sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan/program. 9 Kebijakan telah dijabarkan kedalam Juklak/Juknis kegiatan.

19 Daftar (Ceklist) Daftar Penilaian Risiko DAFTAR RISIKO (NAMA UNIT KERJA ESELON I) UNIT KERJA : NAMA PIMPINAN : NIP : KEGIATAN : TUJUAN : KEGIATAN : NO. Risiko Penyebab Dampak Keterangan: Kegiatan diisi dengan titik kritis kegiatan.

20 Daftar Penilaian (Ceklist) Penanganan Risiko DAFTAR PENANGANAN RISIKO (NAMA UNIT KERJA ESELON I) UNIT KERJA : NAMA PIMPINAN : NIP : KEGIATAN : TUJUAN : KEGIATAN : NO. Risiko Penyebab Dampak Keterangan: Kegiatan diisi dengan titik kritis kegiatan Disusun Tanggal : Penyusun : Disetujui Tanggal : Pimpinan Unit Kerja : Diperiksa Tanggal : Penyusun :

21 Daftar Penilaian (Ceklist) Resiko NO URAIAN YA TIDAK A. PENILAIAN RESIKO: 1. Apakah setiap kegiatan telah di buatkan TOR 2. Apakah TOR yang di buat telah memuat tujuan dan kegiatan yang selaras dengan Renstra. 3. Apakah TOR yang di buat telah menguraian tahapan kegiatan yang akan di laksanaan dan di lengkapin dengan alokasi sumber daya (SDM,keuangan dan fisik) 4. Apakah TOR yang di buat telah dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan. 5. Apakah masing-masing tahapan kegiatan telah dilengkapi dengan indikator keberhasilan. 6. Apakah TOR telah menetapkan titik titik kritis dari tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dan merupakan aktifitas yang paling dominan dalam pencapaian tujuan. 7. Apakah telah ditetapkan resiko terhadap titik kritis tahapan kegiatan. 8. Apakah dalam penetapan resiko telah memenuhi unsur kejadian, kemungkinan dan menimbulkan kerugian. 9. Apakah resiko yang ditetapkan telah dilengkapi dengan penyebab terjadinya resiko serta dampak yang akan terjadi. 10. Apakah penilaian resiko telah dituangkan dalam daftar resiko dan telah disahkan oleh penyusun maupun pemeriksa SPIP. B. PENANGANAN RESIKO: 1. Apakah daftar penanganan resiko telah dibuat untuk masingmasing resiko yang telah ditetapkan. 2. Apakah penanganan resiko telah yang dibuat telah menghilangkan/memperkecil penyebab terjadinya resiko 3. Apakah telah dibuat prosedur terhadap penanganan resiko dari masing-masing titik kritis kegiatan. 4. Apakah penanganan resiko telah dituangkan dalam daftar penanganan resiko dan telah disahkan oleh penyusun kegiatan maupun pemeriksa SPIP. C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RESIKO: 1. Apakah mekanisme atau prosedur mengenai pemantauan dan evaluasi resiko telah dibuat 2. Apakah satker/unit kerja telah membuat rekapitulasi resiko dan upaya penanganan resiko NO URAIAN YA TIDAK 3. Apakah satker/unit kerja telah menetapkan jadwal

22 pemantauan dan evaluasi resiko. 4. Apakah SPIP unit kerja/satker telah melakukan pemantauan evaluasi resiko yang telah dituangkan dalam rekapitulasi resiko dan upaya penanganan resiko 5. Apakah laporan pemantauan dan evaluasi resiko telah dibuat dilengkapi dengan saran/rekomendasi 6. Apakah saran/rekomendasi telah ditindaklanjuti

23 Daftar Penilaian (Ceklist) Kegiatan Pengendalian NO URAIAN YA TIDAK A. KEGIATAN PENGENDALIAN 1 Penanggungjawab kegiatan telah menyusun KAK/TOR sebagai acuan dalam masing-masing kegiatan sebagai sarana untuk penilaian resiko 2 Pimpinan menetapkan prosedur dan kebijakan pada unit kerja/satker guna mendukung pelaksanaan kegiatan,dan tupoksi 3 Pelaksanaan pemantauan /evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian telah berjalan baik dan efektif 4 Pelaksanaan reviu atas kinerja dari unit kerja/satker secara berkala/berkelajutan. 5 Pelaksanaan pembinaan sumber daya manusia pada unit kerja/satker. 6 Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi,seperti pengamanan sistem informasi,pengendalian atas akses dan pengembangan serta perubahan perangkat lunak di unit kerja/satker. 7 Pimpinan telah melakukan pengendalian atas indikator dan ukuran kinerja. 8 Pimpinan menunjukan/menetapkan personil untuk melakukan pemantauan indikator/ukuran kerja. 9 Dokumentasi yang baik atas SPI terhadap transaksi/kejadian penting unit kerja/satker. B. PENGUATAN KEGIATAN PENGENDALIAN 1. Pimpinan menetapkan mekanisme atau prosedur penerimaan terhadap APIP dalam melakukan pemeriksaan di instansi ybs 2. Pimpinan menetapkan mekanisme atau prosedur pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. 3. Pelaksanaan tindaklanjut hasil pemeriksaan tepat waktu. 4. Pimpinan telah menunjuk/menetapkan persoil untuk penanganan tindaklanjut hasil pemeriksaan. 5. Pemanfaatan lanjut rekomendasi dari hasil pemeriksaan oleh pimpinan guna perbaikan manajemen di unit kerja/satker.

24 KLASIFIKASI LAPORAN LINGKUP INFORMASI DAN KOMUNIKASI NO Klasifikasi Kategori 1 Penerima Laporan internal Bagian/Bidang, laporan untuk Kepala Biro/Kepala Pusat,untuk Sekretaris Jenderal, Laporan untuk Menteri Pertanian, dan laporan untuk eksternal 2 Tujuan/rencana pengguna Laporan operasional, laporan perencanaan, laporan pengendalian, Laporan kepengurusan, laporan ketaatan legal. 3 Lingkup Laporan organisasi secara keseluruhan, laporan Biro/Pusat, Laporan Sekterariat Jenderal, Laporan Kementerian Pertanian 4 Kepadatan (conciseness) Laporan terinci, laporan ikhtisar Laporan penyimpangan 5 Terjadinya (pembuatan laporan) Laporan periodik,laporan menurut permintaan Laporan karena terjadinya suatu peristiwa. 6 Kerangka waktu/frekuensi pelaoran/waktu pelaporan Laporan historis, Laporan ramalan/prediksi ljangka pendek, laporan ramalan/prediksi jangka panjang. 7 Format/metode penyaji Laporan hard copy,laporan soft copy Laporan naratif, laporan grafis, laporan tabular, laporan spasial 8 Fungsi operasional Laporan keuangan, laporan fisik, laporan pelayanan masyarakat; Laporan aset, laporan kepegawaian, laporan perlengkapan, laporan sistem informasi, laporan pimpinan

25 Daftar penilaian (ceklist) lingkup informasi dan komunikasi NO URAIAN YA TIDAK A. Informasi 1. Pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme/prosedur tertulis mengenai pengelolaan data dan informasi pada unit kerja/satker yang bersangkutan 2. Mekanisme atau prosedur yang dibuat telah cukup operasional sebagai acuan dalam penyampaian informasi lingkup unit kerja/satker, seperti memuat rencana evaluasi berkala, kriteria/persyaratan yang digunakan dalam penyusunan dan penyampaian informasi, metodologi, dsbnya. 3. Pengelola informasi dilakukan oleh para personil yang kompeten. 4. Pengelolaan informasi dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai tahapan kegiatan atau jadwal waktu yang ditetapkan. 5. Ruang lingkup/frekuensi infomasitelah mencakup pengendalian intren, keuangan, asset negara, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahap kegiatan yang dipantau. 6. Pengelolaan informasi telah menghasilkan output berupa laporan. 7. Materi dalam laporan minimal menyjikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi 8. Pengelola informasi dilakukan dengan menganalisis hasil dibandingkan dengan target yang sudah di tetapkan. 9. Hasil pengelolaan informasi dilaporkan tepat waktu kepada pimpinan instansi pemerintah atau pemberi tugas 10. Hasil pengelolaan informasi didokumentasikan sebagaimana mestinya/dapat dengan mudah didapat ketika diperlukan B. KOMUNIKASI: 1. Pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme atau prosedur (SOP) tertulis mengenai pelaksanaan komunikasi di lingkup unitkerja/satker yang bersangkutan 2. Pengelolaan komunikasi telah sesuai SOP untuk masingmasing kegiatan. 3. Evaluasi terhadap informasi dan komunikasi dilaksanakan secara periodik sesuai rencana dan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan 4. Ruang lingkup informasi/komunikasi didasarkan atas hasil

26 penilaian resiko dan pemantauan berkelanjutan. 5. Frekuensi informasi/komunikasi didasarkan atas hasil penilaian resiko dan pemantauan berkelanjutan. 6. Kegiatan informasi/komunikasi telah menghasilkan output berupa laporan hasil kegiatan. 7. Evaluasi kegiatan informasi/komunikasi telah menyajikan analisis terhadap 3E + 1T 8. Dalam laporan evaluasi informasi/komunikasi disajikan kendala dan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi 9. Hasil evaluasi informasi/komunikasi didokumentasikan dengan baik sehingga dengan mudah didapat ketika diperlukan 10. Hasil pelaksanaan evaluasi informasi/komunikasi segera dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah atau pihakpihak lainnya. C. BENTUK DAN SARANA KOMUNIKASI: 1 Unit kerja/satker telah memiliki mekanisme secara tertulis sebagai prosedur untuk pengembangan sistem informasi dan komunikasi. 2 Pimpinan unit kerja/satker telah menunjuk tim atau petugas khusus untuk memantau dan mengembangakan sistem informasi/komunikasi. 3 Pimpinan unit kerja/satker telah menindaklanjuti rekomendasikan hasil monev yang dilakukan oleh petugas/pengelola sistem informasi/komunikasi guna pengembangannya. 4 Pimpinan unit kerja/satker telah memantau tindaklanjut atas rekomendasikan tim pengelola sistem inforamsi/komunikasi 5 Pimpinan unit kerja/satker secara berkala melaporkan status pengembangan sistem informasi/komunikasi.

27 Daftar Penilaian (Ceklist) Pemantauan Pengendalian Intern NO URAIAN YA TIDAK A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN : 1. Pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme/prosedur tertulis mengenai pelaksanaan pemantauan berkelanjutan pada instansi pemerintah yang bersangkutan. 2. Pemantauan menggunakan KAK/TOR yang dibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yang dilakukan. 3. Pemantauan dilakukan oleh para personil yang kompeten. 4. Pemantauan dilakukan secara periodik sesuai tahapan kegiatan atau jadwal waktu yang ditetapkan. 5. Ruang lingkup dan frekuensi pemantauan telah mencakup pengendalian intern, keuangan, asset, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahap kegiatan yang dipantau. 6. Pemantauan menggunakan perangkat daftar periksa (check list), daftar kuesioner, atau perangkat lainnyayang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. 7. Kegiatan pemantauan telah menghasilkan output berupa laporan hasil pemantauan. 8. Pemantauan dilakukan dengan menganalisis hasil pemantauan dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan. 9. Hasil pelaksanaan pemantauan segera dilaporkan tepat waktu kepada pimpinan instansi pemerintah atau pemberi tugas. 10. Hasil pemantauan didokumentasikan sebagaimana mestinya dan dapat dengan mudah didapat ketika diperlukan. B. EVALUASI : 1. Pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme atau prosedur tertuls mengenai pelaksanaan evaluasi lingkup instansi pemerintah yang bersangkutan. 2. Evaluasi menggunakan KAK/TOR yang dibuat khusus untuk masing-masing kegiatan evaluasi yang dilakukan. 3. Tim evaluasi dilakukan oleh personil yang kompeten, serta dipimpin oleh pejabat yang berkewenangan dan pengalaman memadai. 4. Evaluasi dilaksanakan secara periodik sesuai rencana dan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan. 5. Evaluasi dilakukan pada saat adanya kegiatan misalnya perubahan besar dalam rencana atau stretegi manajemen, pemakaran atau pencutian instansi pemerintah, atau

28 C perubahan operasional atau pemrosesan informasi keuangan dan anggaran. 6. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi didasarkan atas hasil penilaian resiko dan pemantauan berkelanjutan. 7. Kegiatan evaluasi telah menghasilkan output berupa laporan hasil pemantauan. 8. Evaluasi menyajikan analisis terhadap 3E+1T 9. Dalam laporan evaluasi disajikan kendala dan rekonmendasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. 10. Hasil evaluasi didokumentasikan dengan baik sehingga dengan mudah didapat ketika diperlukan 11. Hasil pelaksanaan evaluasi segera dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah pihak-pihak terkait lainnya. PENYELESAIAN AUDIT: 1. Instansi telah memiliki mekanismne secara tertulis sebagai prosedur untuk meninikdaklanjuti temuan hasil audit atau reviu lainnya. 2. Pimpinan instansi telah menunjuk tim atu tugas khusus untuk memantau penyelesaian tindaklanjuthasil audit dan hasil reviu lainnya 3. Pimpinan instansi telah menindaklanjuti seluruh temuan dan rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya 4. Tindakan koretif dilaksanakan oleh pimpinan instansi pemerintah dalam jangka waktu yang ditetapkan 5. Pimpinan instansi telah menggunakan rekomendasi hasil audit atau reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern 6. Pimpinan instansi pemerintah telah mencegah terjadinya temuan yang sama berulang terjadi pada tahun berikutnya 7. Pimpinan instansi telah memantau tindak lanjut atas temuan hasil audit dan reviu serta rekomendasinnya 8. Pimpinan instansi secara berkala melaporkan status penyelesaian audit dan reviu kepada pimpinan sehingga dapat meyakinkan kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian setiap rekomendasi

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN JUNI, 2012 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR

Lebih terperinci

BATAN PADA BAGIAN KEUANGAN OMBUDSMAN Rl IPEMBENTUKAN TIM DAN PENERAPAN

BATAN PADA BAGIAN KEUANGAN OMBUDSMAN Rl IPEMBENTUKAN TIM DAN PENERAPAN OMBUDSMAN REPUBLIK TANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA BAGIAN KEUANGAN OMBUDSMAN Rl BATAN PADA BAGIAN KEUANGAN OMBUDSMAN Rl IPEMBENTUKAN TIM DAN PENERAPAN MM ISO 9001:2008 PADA BAGIAN KEUANGAN OMBUDSMAN Rl

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lembang, Desember 2015 Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Drh. Oloan Parlindungan, M.P. NIP

KATA PENGANTAR. Lembang, Desember 2015 Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Drh. Oloan Parlindungan, M.P. NIP KATA PENGANTAR Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perbendaharaan Negara, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2010 Direktur Jenderal Peternakan. Dr.Ir. Tjeppy D. Soedjana, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2010 Direktur Jenderal Peternakan. Dr.Ir. Tjeppy D. Soedjana, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan pengawasan internal saat ini merupakan kebutuhan manajemen setiap unit kerja pemerintah, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 yang mewajibkan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Fauzi Luthan NIP

KATA PENGANTAR. Ir. Fauzi Luthan NIP KATA PENGANTAR Setiap instansi pemerintah memiliki tugas pokok, fungsi dan tujuan tertentu. Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 3 1.4. Ruang Lingkup... 3 1.5. Istilah dan Pengertian... 4 BAB II SPI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Penilaian Risiko. Modul - 2

GAMBARAN UMUM. Penilaian Risiko. Modul - 2 GAMBARAN UMUM A. Tujuan Instruksi Umum (TIU) Setelah mempelajari Modul ini, diharapkan peserta sosialisasi/pelatihan dapat memahami tentang penilaian risiko dalam pelaksanaan kinerja instansi, yang terdiri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG 0 SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Pemantauan. Modul - 5

GAMBARAN UMUM. Pemantauan. Modul - 5 GAMBARAN UMUM A. Umum Perubahan yang terjadi akibat dinamika tuntutan masyarakat tercermin dari penetapan peraturan perundang-undangan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JUNI 2012 KATA PENGANTAR Kegiatan pengawasan internal saat ini merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

Apa sebenarnya SPI dan SPIP? 28 AGUSTUS 2008 Apa sebenarnya SPI dan SPIP? SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JUNI 2012 DAFTAR ISI KATA

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.246, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. Pedoman Teknis. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SPI

PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SPI PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 PENGANTAR Dengan terbitnya Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-02.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP OLEH : AGUNG DAMARSASONGKO, S.H., M.H. DASAR HUKUM PP No. 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) PERGUB BANTEN No. 47 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 49 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR :. 944 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Negara Republik Indonesia Nomor 4355); BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR :2g TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

PEDOMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JUNI, 2012 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi

TINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1047, 2012 OMBUDSMAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.322, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pengawasan. Pemeriksaaan. Pengendalian Intern. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Penyelenggaran. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BPTP KALIMANTAN TIMUR TIM PENYUSUN M. HIDAYANTO BACHRIAN PEBRIYADI NURBANI NOOR ROUFIQ AHMADI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BPTP KALIMANTAN TIMUR TIM PENYUSUN M. HIDAYANTO BACHRIAN PEBRIYADI NURBANI NOOR ROUFIQ AHMADI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BPTP KALIMANTAN TIMUR BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTANN TIMUR BALAI BESA AR PENGKAJIAN DAN PENGEMBAN NGAN TEKN NOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

Lebih terperinci

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) MALANG GUNA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA Pemerintah mempunyai kewajiban dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KOTA BLITAR PEMERINTAH KOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAANN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, G U B E R N U R NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2012 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA. Penyelenggaraan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 4.1.1 Sejarah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah dengan melakukan penataan ulang terhadap sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 2015/C/KU/2011

SURAT EDARAN Nomor : 2015/C/KU/2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR Gedung E Lt.5, Kompleks Kemdiknas, Senayan, Jakarta 10270 Telepon : (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613, Fax. 5725606, 5725608

Lebih terperinci