STUDI DESAIN DAPUR ERGONOMIS UNTUK HUNIAN KECIL MENGGUNAKAN KONSEP INTERAKSI KELUARGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI DESAIN DAPUR ERGONOMIS UNTUK HUNIAN KECIL MENGGUNAKAN KONSEP INTERAKSI KELUARGA"

Transkripsi

1 STUDI DESAIN DAPUR ERGONOMIS UNTUK HUNIAN KECIL MENGGUNAKAN KONSEP INTERAKSI KELUARGA Baroto Tavip I, Ellya Zulaikha, Eko Nurmianto Jurusan Desain Produk Industri FTSP ITS Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo Surabaya KATA KUNCI ABSTRAK Fungsi dapur rumah dapat dioptimalkan, selain sebagai tempat mempersiapkan makanan keluarga, juga sarana interaksi. Dapur, selain harus ergonomis, juga harus interaktif, sehingga memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain dan memungkinkan aktivitas makan bersama. Untuk itu perlu konsep baru dapur yang meminimalkan posisi menghadap ke tembok saat beraktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, serta bersistem modul untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah. ABSTRACT The function of kitchen at home can be optimized, not only preparing foods for family, but also for making interaction among members of family. Kitchen must be ergonomics and interactive, so that everybody who is working in the kitchen still can see others easily and must accommodate the need of eating together. The new concept of kitchen furniture design is minimizing any activities which need to stand facing the wall. Besides, it has modul system that can be adjusted easily with home configuration. Dapur, interaktif, ergonomis

2 PENDAHULUAN Penelitian dengan metode kuesioner terhadap responden di kawasan Surabaya menunjukkan bahwa 92% orang yang paling sering berkecimpung di dapur adalah perempuan (ibu). Sementara itu pergeseran pola hidup menyebabkan semakin banyak perempuan (ibu) bekerja. Pada kondisi keluarga seperti ini waktu ibu berkumpul bersama seluruh keluarga menjadi lebih sedikit. Keterbatasan waktu yang dimiliki ibu di rumah (terutama bagi ibu bekerja) seharusnya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk membangun interaksi dalam keluarga. Akan tetapi kesibukan beraktivitas di dapur kadangkala menyebabkan interaksi itu tidak dapat berjalan optimal. Hal ini dikarenakan sebagian besar dapur dibuat dengan konsep lama, yang berasumsi bahwa aktivitas di dapur sebaiknya tersembunyi di belakang, di ruang terpisah dari ruang utama. Dengan konsep ini, proses interaksi antara orang yang bertugas memasak dan anggota keluarga yang lain menjadi terhambat. Penelitian ini bertujuan memberikan rekomendasi terhadap desain dapur yang interaktif sekaligus ergonomis, untuk diterapkan baik oleh industri maupun perorangan. Sebagai informasi, menurut hasil kuesioner sebesar 61% furniture dapur didesain sendiri oleh pemilik rumah, sehingga kemungkinan kaidah ergonomi terabaikan semakin besar. Dapur dapat dioptimalkan fungsinya lebih dari sekedar tempat mempersiapkan makanan bagi keluarga, tetapi juga sebagai area yang dapat mengakomodir kebutuhan keluarga untuk berinteraksi, dengan tetap memperhatikan kaidah ergonomi. PERMASALAHAN Selain permasalahan keterbatasan proses interaksi dalam desain dapur yang sudah ada sekarang, ada beberapa aspek dalam ergonomi yang belum dipenuhi, yaitu : a. Aspek Kesehatan - Ketinggian unit dapur yang dibeli secara built in, atau yang disediakan pihak pengembang perumahan biasanya dibuat seragam, yaitu 85 cm, sehingga orang yang berpostur lebih tinggi dari itu atau lebih pendek, jadi kurang nyaman dalam bekerja. - Tempat sampah sebagian besar tidak dibuat terpisah. Sebaiknya terdapat 2 tempat sampah, di mana satu tempat sampah untuk membuang kaleng, kertas, plastik (anorganik), sementara tempat sampah yang lain untuk membuang sampah organik. - Kompor dua tungku yang diletakkan begitu saja di atas meja menyebabkan tinggi penggorengan bertambah + 20 cm, yang menyebabkan proses menggoreng tidak terjadi dalam postur tubuh ideal.

3 b. Aspek Kenyamanan - Pencahayaan perlu didesain sedemikian rupa, sehingga bagian yang paling lama digunakan mendapat pencahayaan terbesar. - Dapur yang ada saat ini belum dapat mengakomodir dengan baik kegiatan lain selain memasak, antara lain kegiatan berdiskusi dengan anak / anggota keluarga yang lain, mendapat hiburan, menerima telpon. Padahal dapur selain dapat berfungsi menjalin sosialisasi dengan anggota keluarga yang lain juga dapat digunakan sebagai wahana untuk melatih kreativitas anak ( c. Aspek Keamanan Yang masih perlu diperbaiki dari dapur yang ada saat ini adalah aspek keamanan dari kemungkinan terjadinya kebakaran d. Aspek Efisiensi Desain workstation dapur yang meliputi sistem perletakan peralatan di dapur serta desain furniturnya seringkali kurang memperhatikan alur kerja, sehingga menyebabkan pekerjaan di dapur menjadi kurang efisien. TINJAUAN PUSTAKA Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam mendesain dapur adalah : menentukan perletakan tempat memasak, tempat mencuci dan tempat menyimpan, yang lebih dikenal dengan prinsip segitiga. Prinsip ini menekankan agar antara ketiga fungsi (memasak mencuci menyimpan) tidak saling menghalangi namun jaraknya tidak terlalu jauh, seperti pada gambar berikut: Gambar 1. Dapur tipe single line Gambar 2. Dapur tipe koridor

4 Gambar 3. Dapur tipe L Gambar 4. Dapur tipe U Gambar 5. Dapur tipe pulau Namun demikian, tipe-tipe dapur hanya dapat berfungsi optimal disesuaikan dengan ukuran ruang. Imelda Akmal (Imelda Akmal : 2005, hal. 44) memberikan rekomendasi mengenai tipe dapur berdasar ukuran ruang : Ukuran ruang Tipe Dapur Single line Koridor Bentuk L Bentuk U Pulau 2m X 3m X x x x 2m X 4m X x x x 2m X 5m X x x x 3m X 3m o 3m X 4m 3m X 5m 3m X 6m 4m X 4m o O o 4m X 5m o O o 4m X 6m o O o Keterangan : Bisa ; x tidak bisa ;o : Bisa, tetapi tidak dianjurkan

5 Tabel 1. Rekomendasi Tipe Dapur berdasar Ukuran Ruang (Imelda Akmal : 2005) a. Zona Memasak Menurut Gily Love (2005), ketinggian meja racik harus sama dengan tinggi pinggul, agar lengan tetap santai ketika sedang bekerja. Namun untuk pekerjaan yang lebih berat, sebaiknya menggunakan ketingian yang sedikit lebih rendah. b. Zona Air Bersih / Mencuci Berkenaan dengan aktivitas mencuci, Gilly Love (2005) merekomendasikan sink ganda daripada sink tunggal. Dengan sink ganda, piring bisa dicuci di satu sink dan dibilas di sink yang lain. Demikian pula saat mencuci bahan makanan, satu sink bisa digunakan untuk mencuci ikan sementara sink lain untuk mencuci sayuran. Imelda Akmal (2005) memberikan rekomendasi pewujudan dapur yang aman pada area mencuci adalah sebagai berikut : - Ketinggian bak cuci harus sesuai dengan pengguna sehingga tidak perlu membungkuk untuk menjangkau dasar bak. Tinggi bak cuci sebaiknya cm dari lantai. - Utilitas area cuci seperti pipa dan saluran pembuangan air harus sangat rapat, tidak bocor dan mengembun. c. Zona penyimpanan Zona penyimpanan di sini selain meliput penyimpanan bahan makanan, juga penyimpanan alat-alat masak maupun makan/minum. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah jenis lemari yang dipakai. Lemari yang kerap dipakai adalah lemari pendingin yang menyatu dengan freezer. Alat pendingin ini harus memiliki ventilasi yang cukup -baik di atas maupun belakang- agar bisa berfungsi dengan aman dan ekonomis (Love : 2005). TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan MODEL DAPUR ERGONOMIS berdasar REKOMENDASI / PEDOMAN Desain Dapur pada Hunian Kecil yang mempertimbangkan: 1. Evaluasi perilaku memasak. 2. Analisa kebutuhan interaksi dalam keluarga. 3. Kaidah Ergonomis (efisien, aman, nyaman, sehat) terhadap aspek postur kerja (antropometri), pencahayaan, ventilasi, temperatur dan kebisingan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada Ilmu Pengetahuan dan Seni, khususnya bagi pengguna dapur, pengrajin mebel (terutama mebel dapur) serta konsultan desain dapur. METODOLOGI Pengambilan data akan dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif melalui teknik questioner dibutuhkan untuk menggeneralisir kecenderungan perilaku user secara representatif.

6 Konsep kuesioner ini adalah untuk mengetahui : 1. karakteristik target user, 2. mengidentifikasi hal-hal teknis, antara lain : tipe rumah, perkiraan luas dapur dan desain furniture dapur 3. mengidentifikasi zona memasak, zona mencuci, serta perilaku memasak. Pada perilaku memasak ini diteliti mengenai tipikal bahan makanan yang sering dikonsumsi, tipikal penggunaan peralatan dapur, tipikal kecenderungan perilaku keluarga yang berhubungan dengan aktivitas dapur. 4. preferensi aktivitas di dapur 5. mengidentifikasi ke-ergonomis-an dapur yang sudah ada. Teknik Sampling 1. Target populasi Unit sampel : rumah tangga yang tinggal di rumah-rumah tipe 21, 36 atau 45 di kota Surabaya, dengan usia orang tua antara th Elemen : Bapak, ibu dan anak Tingkatan : Sudah bermukim 6 bulan atau lebih 2. Teknik sampling Stratified Sampling, yaitu sampel dengan segmentasi keluarga muda dengan usia orang tua antara tahun, anak-anak di bawah 17 tahun (usia sekolah), dengan pendapatan orang tua sekitar Rp 2-5 juta per bulan. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif, berupa tabel frekuensi. Analisis ini juga akan digunakan untuk mengetahui tingkatan atribut yang paling berperan dalam pengambilan keputusan untuk memilih furniture dapur. PEMBAHASAN Identifikasi Responden Gender/Status responden Jenis kelamin responden sebagian besar didominasi oleh wanita/ibu sebesar 92% sedangkan pria/bapak hanya 8 % saja. Hal ini mengindikasikan bahwa peran seorang wanita/ibu dalam kaitan dengan desain dapur sangat mendukung sekali sehingga informasi yang disampaikan akan lebih akurat karena responden berinteraksi langsung dengan objek amatan. Status responden sebagian besar didominasi oleh ibu rumah tangga sebesar 56% sedangkan pegawai swasta dan pegawai negeri masing-masing 22% dan lainnya sebesar 0%. Hal ini mengindikasikan bahwa responden sebagian besar merupakan orang yang sangat sering berkecimpung langsung dengan aktivitas di dapur. Frekuensi di Dapur Frekuensi responden berada di dapur untuk melakukan aktivitas sebagian besar 4-5 kali sehari sebesar 29%, berikutnya 2-3kali sebesar 28%, berikutnya lagi 3-4kali sebesar 27% dan sisanya 0-1, dan 1-2 kali sehari sebesar 16%. Hal ini mengindikasikan bahwa responden sering melakukan aktivitas di dapur sebanyak minimal 2 kali sehari menit.

7 Identifikasi teknis Identifikasi teknis untuk desain dapur Ergonomis akan membahas tentang fasilitas yang ada dalam dapur beserta alat-alat yang digunakan dalam aktivitas di dapur. Bentuk identifikasi teknis akan ditampilkan ke dalam statistik deskriptif juga sehingga memudahkan analisis data. Berikut adalah hal umum dalam identifikasi teknis yaitu : Identifikasi Ruang yang menyatu dengan dapur. Ruang lain yang menyatu dengan dapur sebagian besar tidak ada atau dapur dalam ruang tertentu sebesar 48%, berikutnya dapur dengan ruang makan sebesar 29%, berikutnya lagi ruang lainnya (kamar mandi, ruang cuci, dll) sebesar 16% dan sisanya 7% dapur dengan ruang keluarga. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang dapur responden sebagian besar tidak menyatu dengan ruang lain atau pun kalau ada ruang dapur dengan ruang makan atau ruang keluarga menyatu. Tipe dapur Sebagian besar responden, 38% menyatakan bahwa dapurnya ber-tipe L, berikutnya Tipe I sebesar 29%, berikutnya lagi tipe koridor sebesar 15% dan sisanya tipe U dan Pulau. Hal ini mengindikasikan bahwa tipe dapur responden sebagian besar menyesuaikan dengan kondisi ruang dapur yang berdiri sendiri dengan tipe dasar L dan I. Desain furniture dapur Asal furniture dapur sebagian besar didesain sendiri 61%, berikutnya beli jadi sebesar 27%, dan sisanya dari developer maupun lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa asal furniture yang sebagian di desain sendiri sangat rentan terhadap konsep ergonomic maupun interaksi keluarga. Identifikasi zona memasak Identifikasi zona memasak merupakan analisis tentang semua fasilitas yang dimiliki oleh dapur responden yang akan terbagi dalam sejumlah garis besar katersediaan alat dapur di dalamnya. Kepemilikan Kompor Elpiji Responden yang memiliki kompor elpiji 12 kg sebanyak 69% dan yang 3 kg 17% sehingga sisanya sebesar 14% tidak memiliki kompor elpiji. Berikutnya dari yang memiliki kompor elpiji maka diketahui 51% tidak mempunyai lemari penyimpan tabung elpiji. Hal ini mengindikasikan bahwa keamanan penyimpanan tabung elpiji kurang. Tempat Mengiris Hampir semua Responden memiliki tempat mengiris dimana 48% jadi satu dengan tempat lain, 44% ada tersendiri, dan sisanya tidak punya sebesar 8% Tempat Menguleg Hampir semua Responden memiliki tempat menguleg dimana 52% jadi satu dengan tempat lain, 30% ada tersendiri, dan sisanya tidak punya sebesar 18% Meja Prasaji Tidak semua Responden memiliki tempat menguleg dimana 39% jadi satu dengan tempat lain, 29% ada tersendiri, dan sisanya tidak punya sebesar 32%. Hal ini menyatakan bahwa meja prasaji jarang dimiliki oleh responden. Kepemilikan Alat Dapur Hampir sebagian besar responden memiliki sejumlah peralatan di dapur yang digunakan dalam melakukan aktivitas memasak. Semua responden memiliki enthong, pisau dan

8 piring makan sedangkan TV dan radio sangat jarang dimiliki oleh responden hanya 12% dan 16% yang memiliki alat tersebut. Berikut ini adalah jumlah rata-rata kepemilikan alat dapur oleh responden jika responden memiliki alat tersebut yaitu :. No Alat dapur Jumlah Standart Jumlah Standart No Alat dapur rata-rata deviasi rata-rata deviasi 1 Panci Besar Bakul Panci Sedang Gelas Panci Kecil Cangkir No Alat dapur Jumlah Standart Jumlah Standart No Alat dapur rata-rata deviasi rata-rata deviasi 4 Wajan Besar Mug Wajan Sedang Lepek Wajan Kecil Cowek Sutil Tlenan Irus Slicer Enthong Magic Jar Japit 2 Rice Cooker Pisau Blender Piring Makan TV Piring Saji Radio Tabel.2. Jumlah rata-rata alat dapur Identifikasi zona mencuci Identifikasi zona mencuci merupakan analisis tentang semua fasilitas yang dimiliki oleh dapur responden yang akan terbagi dalam sejumlah garis besar katersediaan alat cuci di dalamnya. Tipe sink Tipe sink Responden terbesar adalah 62% yaitu 1 bak dengan meja tiris, kemudian tipe 2 bak sebesar 14%, tipe 1 bak tanpa meja tiris sebesar 13% dan sisanya adalah tipe lainnya. Tempat cuci selain sink Responden yang memiliki Tempat cuci selain sink sebesar 90% dan hanya 10% saja yang tidak memiliki tempat cuci selain sink. Dari yang memiliki tempat cuci selain sink ternyata 71% berupa tempat lain (kran, dll) dan sisanya 29% adalah bak jongkok. Dengan demikian cukup banyak responden yang mempunyai tempat cuci alat dapur. Cara bilas peralatan dapur Responden yang lebih menyukai cara pencelupan langsung dalam bak sebesar 54%, langsung disiram dari kran sebesar 32%, dan cara lainnya sebesar 14%. Identifikasi zona penyimpanan

9 Identifikasi zona penyimpanan merupakan analisis tentang semua fasilitas yang dimiliki oleh dapur responden yang akan terbagi dalam sejumlah garis besar katersediaan alat simpan di dalamnya. Ketersediaan lemari es Kepemilikan lemari es oleh responden ternyata 46% mempunyai khusu lemari es untuk menyimpan bahan-bahan makanan, 38% memiliki lemari es yang didalamnya digunakan untuk menyimpan sejumlah bahan makanan yang berbeda-beda, dan sisanya 16 % tidak mempunyai lemari es. Ketersediaan lemari penyimpan Kepemilikan lemari penyimpan oleh responden ternyata 79% mempunyai khusus lemari penyimpan, 20% memiliki lemari penyimpan yang didalamnya digunakan untuk menyimpan sejumlah bahan makanan yang berbeda-beda, dan sisanya 1% tidak mempunyai lemari penyimpan. Ketersediaan rak piring Kepemilikan rak piring oleh responden ternyata 76% mempunyai khusus rak piring, 11% memiliki rak piring yang didalamnya digunakan untuk meletakkan sejumlah peralatan yang berbeda-beda, dan sisanya 13% tidak mempunyai rak piring. Ketersediaan penyimpan beras Kepemilikan rak piring oleh responden ternyata 43% mempunyai khusus penyimpan beras, 5% memiliki penyimpan beras yang didalamnya digunakan untuk beras danbahanbahan lain, dan sisanya 52% tidak mempunyai penyimpan beras. Identifikasi perilaku Identifikasi perilaku memasak responden untuk desain dapur Ergonomis akan membahas tentang perilaku memasak dalam aktivitas di dapur. Bentuk identifikasi perilaku memasak akan ditampilkan ke dalam statistik deskriptif sehingga memudahkan analisis data. Berikut adalah hal umum dalam identifikasi perilaku memasak responden yaitu : Identifikasi tipe bahan makanan Identifikasi tipe bahan makanan digunakan untuk mengetahui jenis bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil. Berikut adalah sejumlah permasalahan yang akan dianalisis dalam identifikasi ini : Tipe bahan makanan Tipe bahan makanan yang sering dikonsumsi (selalu atau hampir setiap hari/2-3 hari sekali) responden yaitu sebagian besar 65% makanan olahan, 26% berupa makanan instant dan sisanya 9% makanan olahan dengan bumbu instan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat dengan rumah hunian kecil lebih menyukai makanan olahan. Cara menyediakan makanan Cara penyajian makanan yang sering dilakukan (selalu atau hampir setiap hari/2-3 hari sekali) responden yaitu 73% dengan memasak sendiri, 23% berupa beli dan sisanya 4% berupa cattering dan lainnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat dengan rumah hunian kecil lebih menyukai makanan olahan yang dimasak dalam dapur. Cara belanja responden Cara belanja yang sering dilakukan (selalu atau hampir setiap hari/2-3 hari sekali) responden yaitu sebagian besar 51% di tukang sayur, 33% di pasar dan sisanya 16% di supermarket serta lainnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat dengan rumah hunian kecil lebih menyukai belanja di tempat-tempat tradisional.

10 Identifikasi tipe penggunaan alat dapur Identifikasi tipe penggunaan alat dapur digunakan untuk mengetahui jenis alat dapur yang sering digunakan oleh responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil dalam mengolah makanan. Dari data yang telah dikumpulkan, 93 responden yang Sering dan sangat sering (selalu atau hampir setiap hari/2-3 hari sekali) menggunakan alat dapur dapat digambarkan ke dalam diagram sbb : Gambar.6. diagram intesitas pemakaian alat dapur 5 Peralatan yang sering atau sangat sering digunakan oleh responden dalam melakukan aktivitas di dapur yaitu pisau dan piring makan sebesar 92%, gelas 88%, sutil 86% dan enthong 81% sedangkan 5 peralatan yang jarang digunakan oleh responden dalam melakukan aktivitas di dapur yaitu wajan besar sebesar 11%, panci besar 18%, slicer 18%, japit 27% dan bakul 31%. Identifikasi kecenderungan/pola perilaku keluarga terhadap aktifitas dapur Identifikasi kecenderungan perilaku keluarga terhadap aktivitas dapur digunakan untuk mengetahui adanya aktivitas sosial responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil dengan keluarga saat dalam megolah makanan atau beraktivitas di dapur. Selain itu, akan dianalisis mengenai harapan responden terhadap aktivitas sosial yang dapat berlangsung di dapur rumah hunian kecil. Berikut ini adalah sejumlah analisis yang dilakukan untuk pola perilaku sosial responden : Important-Performance Diagram pola perilaku keluarga dengan aktivitas dapur.

11 Atribut dapur yang saat ini sangat mendukung dan sangat diingini konsumen sehingga harus dipertahankan karena konsumen tetap menginginkan kondisi seperti ini adalah kondisi dapur yang mendukung aktivitas makan bersama, mendukung anggota keluarga lain membantu dan kondisi dapur yang mendukung orang di dalamnya untuk mengerjakan pekerjaan lain. Atribut dapur yang saat ini tidak mendukung namun sangat diingini sehingga harus di-improve dan dimunculkan karena keadaan dapur yang ada sekarang masih belum memenuhi kriteria konsumen adalah atribut kondisi dapur yang Mendukung Mengawasi Anak Atribut dapur yang saat ini tidak mendukung dan tidak diingini sehingga harus dibiarkan saja karena konsumen rumah hunian kecil tidak begitu peduli adalah atribut : kondisi dapur mendukung dalam menonton TV Atribut dapur yang saat ini sangat mendukung namun tidak diingini sehingga atribut ini harus dihilangkan adalah kondisi dapur yang mendukung dalam mendengarkan radio Gap Analysis pola perilaku keluarga dengan aktivitas dapur. Analisis Gap bertujuan untuk mengetahui selisih negatif (-) terbesar antara nilai Kenyataan dikurangi Harapan pada atribut-atribut dapur, di mana atribut tersebut yang harus diperhatikan, dan diperbaiki agar dapat mengurangi perbedaan antara Kenyataan dengan Harapan yaitu : kondisi dapur sebaiknya Mendukung Aktivitas Makan Bersama (- 25,6), Mendukung melakukan Pekerjaan Lain (- 20,6), Mendukung Mengawasi Anak (- 19,2) Identifikasi ergonomi Identifikasi Ergonomi digunakan untuk menganalisis setiap perlatan kerja dalam dapur rumah hunian kecil yang mendukung aktivitas bekerja di dapur saat ini. Apabila terdapat ketidak-ergonomisan dalam beraktivitas maka perlu dirancang perbaikannya sesuai kaidah ergonomi sehingga pekerjaan yang dilakukan dalam dapur akan nyaman dan aman. Identifikasi postur kerja Identifikasi postur kerja digunakan untuk mengetahui pola kerja yang sering dilakukan oleh responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil.: a. Tinggi permukaan meja. Hampir separuh (49%) responden menjawab bahwa saat mencuci tinggi meja lebih tinggi atau rendah dari pinggang serta aktivitas lain seperti dalam tabel 4 sehingga dapat dinyatakan bahwa posisi kerja terhadap meja kerja tidak memenuhi standart Ergonomi dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau keluhan sakit jika dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lama. b. Posisi kerja saat Mencuci Hampir sebagian besar responden 66% berdiri saat melakukan aktivitas mencuci alat dapur sedangkan sisanya 34% jongkok dan duduk. Rata-rata lama waktu yang digunakan untuk tiap aktivitas ini yaitu menit dengan standart deviasi menit. Hal ini secara ergonomic tidak sehat dilakukan karena membutuhkan energi yang banyak dan sering terjadi kram. c. Posisi kerja saat Menggoreng

12 Hampir sebagian besar responden 94% berdiri saat melakukan aktivitas menggoreng sedangkan sisanya 6% jongkok dan duduk. Rata-rata lama waktu yang digunakan untuk tiap aktivitas ini yaitu 21,7 menit dengan standart deviasi menit. Hal ini secara ergonomi tidak sehat dilakukan karena membutuhkan energi yang banyak dan sering terjadi kram. d. Posisi kerja saat Menguleg Hampir sebagian besar responden 56% berdiri saat melakukan aktivitas menggoreng sedangkan sisanya 44% jongkok dan duduk. Rata-rata lama waktu yang digunakan untuk tiap aktivitas ini yaitu 10,5 menit dengan standart deviasi 7.64 menit. Hal ini secara ergonomi tidak sehat dilakukan karena membutuhkan energi yang banyak dan sering terjadi kram. e. Posisi kerja saat Mengiris Hampir sebagian besar responden 75% berdiri saat melakukan aktivitas menggoreng sedangkan sisanya 26% jongkok dan duduk. Rata-rata lama waktu yang digunakan untuk tiap aktivitas ini yaitu 10,67 menit dengan standart deviasi 7.67 menit. Hal ini secara ergonomi tidak sehat dilakukan karena membutuhkan energi yang banyak dan sering terjadi kram. f. Posisi kerja saat Menghias Makanan Hampir sebagian besar responden 86% berdiri saat melakukan aktivitas menggoreng sedangkan sisanya 14% jongkok, lainnya, dan duduk. Rata-rata lama waktu yang digunakan untuk tiap aktivitas ini yaitu 9,63 menit dengan standart deviasi 8.07 menit. Hal ini secara ergonomi tidak sehat dilakukan karena membutuhkan energi yang banyak dan sering terjadi kram. Identifikasi kesehatan kerja Identifikasi Kesehatan kerja digunakan untuk mengetahui kesehatan kerja yang sering dilakukan oleh responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil. Berikut adalah sejumlah permasalahan yang akan dianalisis dalam identifikasi ini : a. Kebersihan dapur Sebagian besar responden memiliki tempat sampah yang memisahkan sampah basah dan sampah kering sebesar 68%. Keseringan mencuci peralatan memasak Responden yang sangat sering mencuci alat masak adalah 53% dan yang sering sebesar 33% sisanya sedang dan jarang. Keseringan mengepel lantai dapur Sebagian besar responden sangat sering mengepel lantai dapur adalah sebesar 20% dan sering sebesar 41% sisanya 39% sedang dan jarang. Keseringan mengelap permukaan alas masak Responden yang sangat sering mengelap permukaan alas masak adalah 32% dan sering sebesar 43% sisanya 25% sedang dan jarang. Keseringan membuang sampah dengan kategori tepat Sebagian besar responden sangat sering mencuci alat masak sebesar 24% dan sering sebesar 24 % sisanya 52% sedang, jarang, dan sangat jarang. b. Kenyamanan dapur Jumlah lampu dapur dan Letak lampu dapur

13 Responden yang memiliki 1 lampu sebesar 62% dan 2 lampu sebesar 31% sisanya 7% lebih dari 3 buah. Rata-rata daya lampu sebesar 18 watt dengan standar deviasi 13,67 watt. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup terang. Sebagian besar dapur responden meletakkan lampu di tengah dan mengumpul sebesar 70% dan di samping menyebar sebesar 23% sisanya 7% lebih lainnya. Rata-rata daya lampu sebesar 18 watt dengan standar deviasi 13,67 watt. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup terang. Jumlah jendela dan posisi dapur Sebagian besar dapur responden memiliki jendela 1 buah sebesar 45% dan 2 buah sebesar 21%, dan 24% lainnya (tidak punya).. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur tidak cukup baik untuk sirkulasi udara. Sebagian besar dapur responden memiliki jendela di samping tempat memasak sebesar 39%, belakang sebesar 20%, di depan sebesar 17% sisanya 24% tidak memiliki jendela. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur tidak cukup baik untuk sirkulasi udara. Kemampuan cahaya matahari masuk dapur Sebagian besar dapur responden memiliki kemampuan cahaya matahari masuk dapur sebesar 82%, sisanya 18% tidak dapat. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup terang saat siang hari. Sumber panas dapur Sebagian besar dapur responden akan menjadi panas karena menggoreng sebesar 52%, karena menyalakan kompor bersamaan sebesar 27% dan sisanya 21% tidak pernah panas. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup baik dalam hal mengatasi peningkatan panas dapur. Sumber kebisingan dapur Sebagian besar dapur responden akan menjadi bising sebesar 21%, dan tidak akan menjadi bising sebesar 21%. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup baik dalam hal meredam kebisingan. c. Keamanan dapur Posisi tabung elpiji Sebagian besar posisi tabung elpiji responden berada di lemari dekat kompor sebesar 53%, 10% dalam rumah, dan lainnya berupa dekat dengan kompor tanpa lemari 33% hanya 4% yang mempunyai lemari penyimpan jauh dari kompor. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur tidak cukup aman dalam hal peluang terjadinya ledakan tabung kompor. Tempat peletakan barang-barang panas Sebagian besar dapur responden memiliki tempat khusus peletakan benda panas sebesar 40%, ada tempat namuan menyatu denga fungsi lain sebesar 33% dan yang tidak mempunyai 27%. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur cukup baik dalam hal peletakan alat-alat panas. Tempat pisau Sebagian besar dapur responden memiliki tempat penyimpanan pisau namun menyatu dengan tempat lain sebesar 57%, ada khusus sebesar 40% dan tidak ada sebesar 31%. Hal ini menyatakan bahwa kondisi dapur aman dalam hal perlindungan dari benda-benda tajam.

14 KESIMPULAN Setelah mempertimbangkan hasil kuesioner di atas, diperoleh kesimpulan mengenai konsep desain dapur, yaitu : interaktif dan ergonomis Interaktif: 1. Desain dapur memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain. 2. Desain dapur memungkinkan aktivitas makan bersama. 3. Desain dapur memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, misalkan mengawasi anak. 4. Meminimalkan posisi menghadap ke tembok untuk aktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain. Ergonomis : 1. Kenyamanan di dapur : a. postur tubuh ideal saat mengiris. ukuran tinggi meja kerja untuk mengiris yang sesuai dengan postur tubuh berdasarkan antrophometri adalah 90 cm. b. postur tubuh ideal saat mengulek ukuran tinggi meja untuk aktifitas menguleg yang sesuai denagn postur tubuh berdasarkan antrophometri adalah 70 cm ( min ). Tinngi meja lebih rendah karena digunakan untuk aktifitas yang lebih berat. c. postur tubuh ideal saat memasak ukuran tinngi meja kompor yang ideal dan sesuai dengan postur tubuh berdasarkan antrophometri adalah 70 cm, dengan tinggi tersebut posisi kompor tidak menumpang seperti biasa sehingga nantinya tinggi kompor kan sejajar dengan tinngi meja racik yang sesuai dengan posisi ideal postur tubuh. d. postur tubuh ideal saat mencuci (teori) ukuran tinggi meja sink yang sesuai dengan postur tubuh berdasarkan antrophometri adalah 90 cm sejajar dengan meja kompor dan meja racik. e. pengaturan konfigurasi berdasarkan prioritas peralatan prioritas penemptan peralatan dan konfigurasi dapur berdasarkan intesitas pemakaina dan pentingnya alat yang diambil dari data quisoner. 2. Zona segitiga kerja yang ergonomis di dapur berdasarkan blocking area dan konfigurasi dapur. 3. Keamanan kerja di dapur a. untuk penyimpanan benda tajam dan benda mudah pecah harus dibedakan dan di pisah. b. untuk keamanan pada area masak yaitu kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan pada tabung gas LPG, maka penyimpanan tabung LPG sebaiknya jangan terlalu dekat dengan kompor dan harus ada saluran udara yang cukup. Adapun contoh implementasi konsep tersebut adalah desain dapur sebagai berikut :

15 Gambar 7. Model Konfigurasi Modul pada dapur dengan tipe I, U dan L Tinggi permukaan kompor sejajar dengan meja racik, ada meja khusus yang lebih rendah untuk aktivitas mengulek, meja racik dan iris-iris terletak di tengah. Meja makan dapat ditutup atau dbuka sesuai kebutuhan Pada desain dapur tersebut, furnitur dapur dibuat dalam bentuk modul, sehingga konfigurasi modul dapat diatur sesuai dengan kondisi masing-masing hunian dan selera konsumen. Namun konfigurasi ideal adalah sebagaimana terdapat dalam gambar, di mana pengaturannya sudah disesuaikan dengan analisa aktivitas dan analisa prioritas peralatan. Adapun mengenai saran penempatan pada ruangan, sebaiknya dapur diletakkan menyatu dengan ruang keluarga, di mana area kerja yang menghadap tembok diminimalkan agar selama bekerja, orang yang memasak tetap tidak kehilangan kesempatan mengawasi kondisi sekitarnya. Jika konfigurasi ini diterapkan, keuntungan yang diperoleh adalah : - Orang yang sedang memasak bisa mengerjakan pekerjaan lain, seperti mengawasi anak, mengajari anak memasak, bahkan menonton TV yang biasanya ada di ruang keluarga - Pencahayaan bisa menyatu dengan pencahayaan di ruang keluarga - Anggota keluarga yang lain bisa tertarik untuk membantu

16 Gambar.8 Model Konfigurasi Modul pada dapur dengan tipe L, contoh penerapannya pada ruangan Berdasarkan kesimpulan diatas penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi ke arah yang lebih luas atau lebih mendalam, karena pada penelitian ini dibatasi pada hunian tipe kecil. Masih terbuka kemungkinan untuk melakukan penelitian dapur pada hunian tipe besar, dapur perkantoran, dapur restoran atau area komersil lainnya. Dapat pula dilakukan kajian lebih lanjut tentang kaitan desain dapur dengan kecenderungan perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Akmal, Imelda, DAPUR - Seni Menata Rumah, Gramedia - Jakarta. Akmal, Imelda, New INDONESIAN Kitchen Design Inspiration, Gramedia Jakarta. ASP, Sunaryo, Ruang Dapur, Kanisius Yogyakarta. Nurmianto [2000] Industrial Ergonomics Modul Ajar dalam Bahasa Inggris, DUE (Development for Undergraduate Education) Like Project, LPIU ITS Nurmianto, E. dan Mudjahidin [1997] Prinsip ergonomi dalam Rancang Bangun Mesin Bubut Proc Seminar Nasional dan Pameran Ergonomi II 1997, 6-7 Januari, Aula Barat, ITB, Bandung Nurmianto, E, Sugondo, S, Sanyoto, BL [1999] Rancang bangun hand traktor roda dua. Laporan Penelitian Program Matching Grant, Lemlit ITS

17 Nurmianto, E. [2000] Kurang Kreatif Tangkap Desain, Harian JawaPos, Ekonomi Bisnis, halaman 27, Kamis Nurmianto,E, Gunarta IK, Anzip A, Husodo N. [2000] Rancang Bangun Prototipe Mesin Potong Circular Untuk Proses Pemotongan Balok Kayu. Laporan Program VUCER, Dibiayai Melalui DIP ITS Tahun 2000, No.: 062/ XXIII/005/4/-/2000 tanggal 1 April 2000 dan Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Program Vucer No.: 437/K03.17/PM/2000/ tanggal 12 Juni 2000 Nurmianto [2004] Ergonomi: konsep dasar & aplikasinya Edisi Kedua. Penerbit Guna Widya. Jakarta Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targetting, Positioning, Gramedia, Jakarta. Kriswanto, Desain Kitchen Set Untuk Dapur Rumah Tipe 36 Perumahan Surabaya Sidoarjo Studi Kasus Dapur Ukuran 2,25m 2-5m 2, Tugas Akhir Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Surabaya. Love, Gilly, Membuat Dapur Idaman, Gramedia - Jakarta. Rose, Sue, Ide Kreatif untuk Dapur, Esensi Erlangga

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36 TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36 NISA AUFY WARDANI NRP. 3406.100.087 Dosen Pembimbing : Drs. Taufik Hidayat, MT NIP. 131652053

Lebih terperinci

Peningkatan Kenyamanan Staf Rumah Sakit melalui Studi Desain Tata Letak Dapur yang Ergonomis

Peningkatan Kenyamanan Staf Rumah Sakit melalui Studi Desain Tata Letak Dapur yang Ergonomis Peningkatan Kenyamanan Staf Rumah Sakit melalui Studi Desain Tata Letak Dapur yang Ergonomis Eko Nurmianto 1, Naning Aranti Wessiani 2, Belinda Aprilia 3, Lukki Lukitawati 4, Bayu Siswanto 5 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan 4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU Panduan Perencanaan 4 langkah untuk mewujudkan kitchen set baru Anda Brosur ini membantu Anda membuat pengukuran, perencanaan, pemesanan dan pemasangan kitchen set IKEA

Lebih terperinci

INTERVENSI ERGONOMI TERHADAP KENYAMANAN BEKERJA DI DAPUR RUMAH TINGGAL

INTERVENSI ERGONOMI TERHADAP KENYAMANAN BEKERJA DI DAPUR RUMAH TINGGAL INTERVENSI ERGONOMI TERHADAP KENYAMANAN BEKERJA DI DAPUR RUMAH TINGGAL Polniwati Salim Interior Design Department, School of Design, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan banyaknya acara resmi ataupun keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Jasa catering dalam hal ini banyak diperlukan untuk membantu penyelenggara acara dalam penyajian dan

Lebih terperinci

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keadaan fasilitas fisik aktual dari Catering Dienarsih adalah sebagai berikut : Lemari penyimpanan peralatan masih belum mencukupi kebutuhan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Penilaian Fasilitas 1.1. Penilaian Fasilitas dalam Kamar Tidur a. Lemari Pakaian Menurut data anthropometri, ukuran panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Pakaian termasuk barang yang mudah untuk didapatkan. Umumnya, orang-orang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya industri pariwisata di Kota Bandung, membuat para penyedia jasa dalam berbagai bidang berusaha menyediakan fasilitas yang memuaskan bagi konsumen.

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Kata Kunci Dapur Sempit, Modular, Knockdown, Modern

Kata Kunci Dapur Sempit, Modular, Knockdown, Modern Desain Kitchen Set Untuk Dapur Dengan Luasan 4 5M² Pada Bangunan Setara Rumah Tipe 36 Nisa Aufy Wardani dan Taufik Hidayat, Drs., M.T. Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan dalam berbagai aspek kehidupan semakin ketat. Untuk dapat bersaing, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki produktivitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di kota-kota besar memang seringkali menyebabkan masyarakatnya yang merupakan warga asli ataupun pendatang sulit untuk mencari tempat tinggal

Lebih terperinci

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3  Abstrak Perancangan Stall Untuk Berjualan Makanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dan Memperhatikan Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Fins Food) Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu daya tarik hotel adalah restoran yang terkenal dengan kelezatan makananya. Faktor yang penunjang kenikmatan cita rasa yang disajikan adalah dapur restoran yang merupakan bagian penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Di masa yang semakin maju dan berkembang ini, setiap orang perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian, kesibukan dalam bekerja sudah menjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK Seiring dengan perkembangan jaman, industri makanan dan minuman bukan hanya sebatas menyediakan kebutuhan pokok manusia tetapi juga memberikan pelayanan yang dapat memuaskan selera dan gaya hidup

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Persaingan dalam mendirikan tempat penginapan sangat ketat. Tempat penginapan yang diminati banyak orang adalah penginapan dengan lokasi yang strategis dan fasilitas lebih dibandingkan tempat penginapan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK {sidebar id=3} Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan pariwisata yang berdiri di Kota Bandung, membuat semakin banyak restoran yang berdiri di Kota Bandung. Hal ini membuat

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semakin berkurangnya lahan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membuat rumah-rumah tinggal, menjadikan beberapa perusahaan mendirikan alternatif hunian lain seperti apartemen.

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK Suatu Jurusan dalam melaksanakan fungsinya membutuhkan pejabatpejabat dibawahnya seperti kepala bagian pendidikan, koordinator tugas akhir, koordinator kerja praktek, kepala laboratorium, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan Bab 1 - Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya bengkel di Kota Bandung menyebabkan terjadinya persaingan ketat, dimana masing-masing bengkel berlomba menawarkan harga

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, Transportasi memegang peranan yang besar bagi setiap manusia. Di antara alat-alat transportasi yang ada saat ini, mulai dari transportasi darat, laut,

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada saat ini banyak bisnis yang bergerak dalam penjualan coffee. Penjualan coffee pada saat ini terus meningkat dilihat dari banyaknya coffee shop yang buka dengan brand dan keunikan dari coffee

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview Overview PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT?? Ns. Eka M. Rumah? Perumahan? Prasarana, adalah Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Mis : Jaringan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1. Pola Tata Ruang Kota Surabaya Gambar 1.2. Peta Lokasi Rumah Susun Gambar 1.3. Peta Lokasi Perumahan...

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1. Pola Tata Ruang Kota Surabaya Gambar 1.2. Peta Lokasi Rumah Susun Gambar 1.3. Peta Lokasi Perumahan... DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Pola Tata Ruang Kota Surabaya... 1 Gambar 1.2. Peta Lokasi Rumah Susun... 3 Gambar 1.3. Peta Lokasi Perumahan... 5 Gambar 1.4. Dapur Standart Rumah Sederhana... 7 Gambar 1.5.

Lebih terperinci

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan : Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bila kerapatan ( density )

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

Tips Mencegah LPG Meledak

Tips Mencegah LPG Meledak Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah

Lebih terperinci

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. suatu usaha preventif pencegahan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia ikut serta untuk memajukan pendidikan, dengan cara

Lebih terperinci

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

Penyediaan air panas ke dalam bangunan Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi.. Bila kerapatan ( density

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Kristen Satya Wacana Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : II/ 2 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 kali pertemuan) I.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Penjahit AD yang berada di jalan Haur Pancuh II no.1b Bandung adalah salah satu bisnis jahit pakaian yang menyediakan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak lepas dari pekerjaan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Pastinya tidak semua

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu Sri Indriani 1, Sanny Andjar Sari 2 1) Program Studi Teknik Industri, ITN Malang e-mail: indri000@yahoo.com ABSTRAK UD. Karya Aneka Sejahtera, Pakisaji Malang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Saat ini banyak orang belum mempunyai internet, sehingga banyak usaha yang menyediakan internet atau warung internet (warnet). Objek penelitian yang diambil yaitu warnet X di Bandung. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang atas penelitian yang dilakukan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan pada tugas akhir. 1.1

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri manufaktur di Indonesia tengah berkembang dengan baik. Tetapi perkembangan ke arah yang baik ini tidak diimbangi dengan kepedulian para pengusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Bab 7 Kesimpulan dan Saran Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas Fisik Aktual o Meja Kerja Dimensi meja kerja aktual, yaitu panjang meja sebesar 1400 mm, lebar meja 700 mm, dan tinggi meja 750 mm. Panjang meja aktual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat bermain atau pun pagelaran festival (tempat terbuka) merupakan tempat yang sangat menyenangkan. Biasanya orang yang datang sangat banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Zaman sekarang ini, manusia sibuk dengan berbagai macam rutinitas pekerjaannya, sehingga kadang kala manusia tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti: mencuci

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat Ashadi 1, Nelfiyanthi 2, Anisa 3 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah. Sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga menjadi salah satu indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan selain

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMANGGANG (TOASTER OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis mengenai dimensi fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa fasilitas fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sandang. Kebutuhan akan sandang semakin hari semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat berjualan

Lebih terperinci

2012, No.707.

2012, No.707. 7 2012, No.707 2012, No.707 8 9 2012, No.707 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KOMPONEN DAN PELAKSANAAN TAHAPAN PENCAPAIAN KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, banyak sekali pengusaha yang membuka usaha di bidang kuliner. Hal ini menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Produk-produk yang di hasilkan dan di perkenalkan

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.

Lebih terperinci

EVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

EVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG EVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG Ade Supriatna, ST. MT, Ir. Atik Kurnianto, MEng. Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Industri Abstrak Usaha mikro

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

IKEA 365+ peralatan masak

IKEA 365+ peralatan masak IKEA 365+ peralatan masak Kehidupan sehari-hari di rumah sangat bergantung pada peralatan masak. Peralatan masak IKEA 365+ baja tahan karat telah diuji secara ketat agar tahan digunakan setiap hari. Kami

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENANAK NASI (RICE COOKER) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENANAK NASI (RICE COOKER) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENANAK NASI (RICE COOKER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian yang dilakukan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan dalam tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan,

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil analisis mengenai sarana- sarana fisik dan lingkungan fisik ruangan laboratorium sistem produksi jurusan teknik industri ada yang sudah ergonomis

Lebih terperinci