Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2"

Transkripsi

1 133 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP MGMP KIMIA SMA BINAAN KABUPATEN PIDIE JAYA PROVINSI ACEH TAHUN 2014 Oleh Mehram* Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran. Upaya yang penulis lakukan adalah menyelenggarakan suatu workshop bagi guru-guru Kimia pada MGMP Kimia SMA Pidie Jaya. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang berakhir pada saat tingkat penguasaan guru dalam menggunakan slide Power Point sebagai media pembelajaran Kimia mencapai taraf ketuntasan minimal 85,00. Kondisi awal dari 18 orang guru yang terlibat dalam penelitian ini memiliki penguasaan rata-rata terhadap 10 kompetensi dasar dalam mengunakan Microsoft power point masih rendah (59,31). Dengan tindakan mendorong motivasi dan sikap positif, pembahasan interaktif dan latihan yang intensif dalam menggunakan slide power point selama siklus I, tingkat penguasaan meningkat menjadi 79,17. Usaha-usaha perbaikan terus penulis lakukan dalam Siklus II sehingga ke-18 orang guru mencapai tingkat ketuntasan rata-rata 92,36 terhadap 10 kompetensi yang menjadi indikator dalam penelitian tindakan ini. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa melalui kegiatan workshop pada MGMP dapat meningkatkan kemampuan para guru dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai Media Pembelajaran di SMA Kabupaten Pidie Jaya. Kata Kunci : Media Pembelajaran, Microsoft Power Point, Workshop, Peerteaching, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PENDAHULUAN Bagi sekolah, produk teknologi komputer dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak tidak akan memiliki nilai dan makna apa-apa manakala tenaga kependidikan di sekolah tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam menggunakannya sebagai media pembelajaran. Penulis sebagai pengawas SMA yang berkedudukan di Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dengan wilayah binaan kerja kepengawasan mencakup 4 SMA berada di Kabupaten Pidie Jaya, yaitu SMA Negeri 1 Meureudu, SMA Negeri 2 Meureudu, SMA Negeri 1 Tringgadeng dan SMA Unggul Pidie Jaya, telah menemukan permasalahan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran, yaitu para guru belum memiliki kemampuan yang memadai, terutama dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai salah satu aplikasi untuk presentasi dalam pembelajaran. Berdasarkan problematika tersebut diatas itulah penulis melakukan suatu tindakan melalui suatu Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul: Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Microsoft Power Point sebagai Media Pembelajaran melalui Peerteaching Pada Workshop MGMP Kimia SMA Binaan Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh Tahun Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis telah mengidentifikasi masalah-masalah para guru di SMA binaan di Kabupaten Pidie Jaya sebagai berikut: 1. Kemampuan para guru dalam menggunakan Microsoft power point sebagai media pembelajaran masih rendah. 2. Kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan media slide Power Point pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru masih belum optimal 3. Para guru kurang termotivasi dan belum percaya diri dalam menggunakan Slide

2 134 Microsoft PowerPoint sebagai media pembelajaran. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan: 1. Motivasi guru dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran melalui kegiatan Peerteaching pada workshop MGMP Kimia SMA binaan Kabupaten Pidie jaya. 2. Kemampuan para guru dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran melalui kegiatan Peerteaching pada workshop MGMP Kimia SMA Binaan Kabupaten Pidie Jaya. TINJAUAN PUSTAKA Uraian dalam bagian ini menyangkut kajian tentang beberapa aspek dan pengertian yang berhubungan dengan judul dan permasalahan yang penulis teliti melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, yaitu (1) Kompetensi Guru dalam Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (2) Media Pembelajaran dan Manfaatnya, (3) Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran, (4) Peerteaching Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru dalam mengelola Proses Pembelajaran; (5) Workshop Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru; dan (6) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai Wahana Peningkatan Kompetensi Guru. 1. Kompetensi Guru dalam Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini menjadi bagian dari tuntutan kompetensi guru, baik dalam mendukung pelaksanaan tugasnya (penyusunan perencanaan, penyajian pembelajaran, evaluasi dan analisis hasil evaluasi) maupun sebagai sarana untuk mencari dan mengunduh sumber-sumber belajar. Sehingga setiap guru pada semua jenjang harus siap untuk terus belajar TIK guna pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, menyatakan bahwa Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Aspek-aspek kompetensi yang harus dimiliki (dipenuhi) guru, yang berkaitan dengan TIK adalah pada kompetensi pedagogik pemanfaatan teknologi pembelajaran, dan pada kompetensi sosial yaitu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dengan demikian, penguasaan (pemanfaatan) TIK oleh guru dalam pembelajaran sangat penting. Tetapi tidak semua guru dapat menguasai dan memanfaatkannya. Oleh karena itu, kemajuan tersebut harus diikuti dengan pengembangan sumber daya tenaga pendidik. Urgensi peningkatan kemampuan TIK guru menurut Wijayanti (201) adalah: (1) TIK dapat digunakan untuk membantu pekerjaan administratif (Word processor & Kebutuhan Wajib Tingkat Dasar, Spreadsheet), (2) TIK dapat digunakan untuk membantu mengemas bahan ajar (Multimedia) Kebutuhan Tingkat Menengah, (3) TIK dapat digunakan untuk membantu proses manajemen pembelajaran (e-learning, Kebutuhan Tingkat Lanjut,dll), dan (4) TIK dapat digunakan untuk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan agar dapat mewujudkan self running creation (antivirus, tools, jaringan, internet, dll). Lebih lanjut Wijayanti (2011) menyebutkan Standar Kompetensi Guru yang harus dikuasai dalam penguasaan TIK adalah (1) Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya, (2) Merakit, menginstalasi, menset-up, memelihara dan melacak serta memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal, (3) Melakukan pemograman komputer dengan salah satu bahasa pemograman berorientasi objek, (4) Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal, (5) Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal, (6) Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau komputer server, (7) Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual dan interpersonal. Tomoredjo (2009) menyatakan bahwa supaya guru menjadi profesional yang sesuai dengan era global dan digital ini hendaknya guru memiliki sembilan kriteria guru profesional sebagai berikut : (1) Mahir pada core competency-nya, (2) Mengerti dan memahami kurikulum beserta aplikasi dan pengembangannya, (3) Menguasai pedagogik secara teoritis dan praktis beserta

3 Mehram, Upaya Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Microsoft Power Point 135 pengembangannya, (4) Menjadi pendengar yang baik dan empatik, (5) Menguasai public speaking, terampil memotivasi dan menginspirasi, (6) Menjadi pembaca yang efektif dan broad minded, (7) Biasa melakukan riset dan penulisan, (8) Bisa mengaplikasikan TIK berbasis pembelajaran, dan (9) Menguasai bahasa internasional. Majid (2005) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Menurut Robotham (1996), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman. 2. Media Pembelajaran dan Manfaatnya Media menurut Fathurroman dan Sutikno (2007) didifinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan demikian, menurut Sudjana dan Rivai (2005), penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat memberikan rangsangan pada siswa dalam proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. Sedangkan Susilana dan Riyana (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat, yaitu (1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak, (2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar, (3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil, (4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga dapat diharapkan hasil belajar akan meningkatkan. 3. Microsoft Office Power Point sebagai Media Pembelajaran Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Didalam komputer, program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Russell (2012) mengatakan bahwa The term Power Point Presentations was coined when Microsoft introduced its software program PowerPoint. Power Point is commonly used by presenters as a digital aid when presenting their topic to an audience. Jadi, Power Point Presentation dapat diartikan sebagai sebuah presentasi yang dibuat dengan menggunakan software Microsoft Power Point. Program Microsoft ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Bila digunakan secara tepat dan mahir program ini memiliki kelebihan, yaitu (1) Penyajian menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar, animasi teks maupun animasi gambar atau foto, (2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, (3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik, (4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan, (5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara ber ulang-ulang, (6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik seperti (CD/Disket/Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa ke mana-mana. 4. Peerteaching sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran Peerteaching menurut Silberman (2006) merupakan salah satu pendekatan mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya. Dengan pendekatan peer-teaching siswa atau peserta pelatihan dituntut untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh

4 136 guru, baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah. Peer teaching merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis (2001), Peer-teaching is a learner-centered activity because members of educational communities plan and facilitate learning opportunities for each other. There is the expectation of reciprocity, e.g., peers will plan and facilitate courses of study and be able to learn from the planning and facilitation of other members of the community. Artinya, peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas dari anggota kelompok lainnya. Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Suherman, 2003). 5. Workshop sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru. Workshop atau lokakarya adalah pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab dan ahli-ahli yang dapat membantu peserta guna membicarakan masalah atau pelajaran mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri dan bersama-sama mencarikan solusinya (Indra, 2010). Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, di luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman, melalui workshop. Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (Pendiddikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988). 6. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai Wadah Peningkatan Kemampuan Guru. Keberadaan MGMP sebagai wadah profesional guru memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui pemberdayaan MGMP diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih bermutu yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Memberdayakan MGMP sebagai suatu wadah profesionalisme guru akan menjadi salah satu barometer keberhasilan pendidikan. Menurut Ahmad (2004) tujuan diselenggarakannya MGMP adalah: (1) memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru profesional, (2) untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, (3) mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya, (4) membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian, (5) saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas bersama-sama, (6) mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform) khususnya

5 Mehram, Upaya Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Microsoft Power Point 137 focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Kegiatan Workshop MGMP dalam penelitian ini dilaksanakan secara bergilir pada 4 SMAN binaan penulis di Kabupaten Pidie Jaya, yaitu SMA Negeri 1 Meureudu, SMA Negeri 2 Meureudu, SMAN Trienggadeng dan SMAN Unggul Kabupaten Pidie Jaya yang diikuti oleh para guru bidang Studi Kimia dari 4 sekolah SMA binaan tersebut. Subyek Dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para guru dari 4 sekolah binaan di Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 18 orang guru tahun Sedangkan yang menjadi Objek penelitian adalah Peningkatkan Kompetensi Guru Dalam Menggunakan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bidang studi Kimia dari 4 SMA Binaan sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dari para guru, meliputi slide bahan Ajar dengan Power Point dan RPP yang digunakan pada waktu peerteaching pada setiap siklus. Selain itu, penilaian hasil kerja guru sebagai sumber data, penulis menggunakan observasi dokumen sebagai sumber data. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik non tes yaitu instrumen observasi penggunaan Microsoft Power Point dalam pembelajaran melalui Peerteaching. Observasi pelaksanaan pembelajaran melalui Peerteaching pada kegiatan Workshop MGMP dilakukan selama siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data administrasi perangkat penilaian yang diperlukan. Alat pengumpulan data meliputi: (a). Instrumen observasi tentang motivasi guru dalam proses kegiatan guru selama Workshop, (b). Instrumen Penilaian aktivitas guru dalam simulasi mengajar dan diskusi paska mengajar selama peerteaching, (c). Kamera, (d). Daftar Hadir peserta. Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis deskriptif tentang motivasi dan perubahan kemampuan guru dalam menggunakan powerpoint sebagai media pembelajaran pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan. Indikator keberhasilan tindakan yaitu : apabila tingkat ketuntasan untuk semua kompetensi menggunakan powerpoint sebagai media pembelajaran dan motivasi guru selama workshop yang dilatih (dalam hal ini 10 kompetensi) rata-rata mencapai minimal 85,00. Kesepuluh kompetensi tersebut adalah sebagai berikut : (1) Menyajikan bahan ajar secara jelas dlm Power Point agar tidak terlalu verbalistis, (2) Mengelola pembelajaran yg menggunakan Power Point sehingga berjalan lancar, (3) Menciptakan kegairahan belajar siswa dalam pembelajaran yg menggunakan Power Point, (4) Menciptakan kegairahan belajar siswa dalam pembelajaran yg menggunakan Power Point, (5) Memberi Kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (6) Menggunakan Waktu secara Efisien dalam pembelajaran yg menggunakan power point, (7) Menghasilkan proses pembelajaran yang menarik dlm pembelajaran yg menggunakan power point, (8) Menggunakan penjelasan lisan dan visual secara berimbang dlm pembelajaran menggunakan power point, (9) Menggunakan Slide Power Point secara tepat dg Bahan Ajar yang sedang diajarkan, dan (10) Mendesain slide Power Point yg memiliki Daya Tarik bagi siswa. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (school action research) yang ditandai dengan adanya siklus, dan dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan Kedua siklus penelitian ini berpusat pada aktivitas workshop yang kegiatan intinya adalah: (1) Menyaji Materi Bahan Ajar dengan memperlihatkan contohcontoh Model pembelajaran dengan menggunakan Microsoft Power point sebagai media pembelajaran, (2) Mendiskusikan teknik penggunaan Microsoft Power point dalam

6 138 proses pembelajaran, (3) Peserta melaksanakan Latihan mengajar (peerteaching) dengan menggunakan Power point sebagai media pembelajaran sesuai pokok bahasan masing-masing guru, (4) Mengadakan observasi tentang proses peerteaching, (5) Memberi tugas latihan untuk diselesaikan secara mandiri setiap minggu, dan (6) Meemberikan umpan balik terhadap hasil kerja peserta. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang didapat sesuai data observasi dilapangan selama pelaksanaan kegiatan rutin supervisi kelas, para guru SMA binaan di Kabupaten Pidie Jaya memiliki kemampuan dalam menggunakan powerpoint sebagai media pembelajaran masih sangat kurang. Hal-hal yang memerlukan pembimbingan khusus terkait dengan rendahnya kemampuan menggunakan powerpoint adalah interaksi guru dengan siswa yang kurang, masih lebih menonjolnya aktivitas guru dibandingkan dengan aktivitas siswa, rendahnya variasi metode dan teknik mengajar yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung, dan rendahnya keberanian dan percaya diri guru dalam menggunakan powerpoint. Hanya beberapa guru yang proaktif sendiri sehingga berusaha secara pribadi agar mampu menggunakan power point. Begitu juga mereka berusaha belajar latihan sesama kawannya. Dari 18 guru yang diobservasi selama kegiatan supervisi sebelum workshop dilakukan diperoleh data dan informasi yang tercantum dalam tabel 1 berikut (kolom PS) : Tabel 1. Tingkat Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Microsoft Power Point Pada Pra Siklus (PS), Siklus I (S-I) dan Siklus II (S-II) Jumlah Guru Menurut Kategori Skor dan Siklus Tingkat Ketuntasan Kompetensi (%) Kompetensi No. Guru Yang Amat Baik Baik Cukup Kurang Menurut Siklus Diamati* S- S- S- - PS S-I PS S-I PS S-I PS S-I PS S-I S-II II II II SII 1 K K K K K K K K K K Tingkat Ketuntasan (%) Keseluruhan Keterangan : *) K-1. Menyajikan bahan ajar secara jelas dlm Power Point agar tidak terlalu verbalistis K-2. Mengelola pembelajaran yg menggunakan Power Point sehingga berjalan lancar K-3. Menciptakan kegairahan belajar siswa dalam pembelajaran yg menggunakan Power Point K-4. Memberi Kesempatan siswa berinteraksi langsung dlm pembelajaran yg menggunakan Power Point K-5. Memberi Kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya K-6. Menggunakan Waktu secara Efisien dalam pembelajaran yg menggunakan power point K-7. Menghasilkan proses pembelajaran yang menarik dlm pembelajaran yg menggunakan power point

7 Mehram, Upaya Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Microsoft Power Point 139 K-8. Menggunakan penjelasan lisan dan visual secara berimbang dlm pembelajaran menggunakan powerpoint K-9. Menggunakan Slide Power Point secara tepat dg Bahan Ajar yang sedang diajarkan K-10. Mendesain slide Power Point yg memiliki Daya Tarik bagi siswa Data dalam Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa kemampuan guru pada kondisi awal (PS) mayoritas masih berada pada kategori Cukup. Begitu juga rata-rata Tingkat Ketuntasan keseluruhan kompetensi dalam penggunaan slide Power Point adalah 59,31. Begitu juga kalau ditinjau dari segi tingkat ketuntasan masing-masing komptensi belum ada yang optimal. Kompetensi-kompetensi K- 3, K-4, K-5, K-6, K-7 dan K-8 masih berada dibawah 60,00. Hanya Kompetensi K-1, K-2, K-9 dan K-10 yang sudah berada sedikit diatas 60,00 yaitu 70,83. Kondisi awal seperti penulis uraikan di atas menuntut adanya tindakan nyata melalui suatu workshop yang penulis rancang dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini. Dengan demikian diharapkan agar kemampuan guru dapat meningkat dalam mengajar dengan menggunakan slide Microsoft powerpoint untuk Media Pembelajaran. Tingkat ketuntasan dalam menggunakan slide Microsoft Power Point selama workshop Siklus I adalah seperti terlihat dalam kolom S- I Tabel 1 diatas. Data tentang tingkat ketuntasan keseluruhan komptensi dalam tabel diatas menunjukkan belum satupun Komptensi dalam menggunakan slide Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran yang sudah mencapai kriteri minimal 85%. Beberapa komptensi dari 10 komptensi yang sudah mendekati kriteria adalah kompetensi K-4, K- 5, k-8 dan K-9. Karena tingkat keuntasan baru mencapai 79,17 dan semua kompetensi juga belum tuntas maka workshop ini dilanjutkan ke siklus II. Hasil dari workshop pada siklus II seperti terlihat dalam kolom S-II Tabel 1 diatas, yaitu semua kompetensi dalam menggunakan slide Power Point yang dilatih kepada guru melalui workshop MGMP Kimia Kabupaten Pidie Jaya telah mencapai kriteria ketuntasan minimal 85,00 pada Siklus II. Tingkat penguasaan peserta juga sudah berada semuanya pada kategori Baik dan Amat Baik. Dari sisi sikap dan motivasi guru dalam mengikuti workshop ini juga terjadi peningkatan yang signifikan, seperti terlihat dalam Tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil Obserasi Terhadap Sikap dan Motivasi Dalam Mengikuti Workshop Pemanfaatan Slide Power Point Pada Siklus I (S-I) dan Siklus II (S-II) No. Jumlah Guru Menurut Kategori Skor Sikap dan Capaian (%) Amat Motivasi yg Baik Cukup Kurang Motivasi Baik Diamati (M) S-I S-II S-I S-II S-I S-II S-I S-II S-I S-II 1 M M M M M M M M M M

8 140 Keterangan : *) M-1 : Antusias guru dalam membuat slide bahan ajar dengan Power Point M-2 : Tingkat perhatian pada kegiatan Wokrshop M-3 : Keberanian mengemukakan pendapat selama workshop M-4 : Keberanian mengajukan pertanyaan M-5 : Keberanian menjawab pertanyaan M-6 : Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi M-7 : Keberanian tampil didepan para peserta workshop M-8 : Kemauan mencatat materi yang dianggap penting M-9 : Kemauan mencatat materi yang dianggap penting M-10: Kemauan mencatat materi yang dianggap penting Data dalam Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan motivasi dan sikap guru dalam mengikuti workshop dari siklus I ke siklus II. Peningkatan terjadi pada semua aspek, meskipun besarnya peningkatan bervariasi antar aspek. Peningkat yang paling kecil (8,3%) terjadi pada aspek Antusiame guru untuk mengerti cara pembuatan slide, yaitu dari 86,1% pada Siklus I menjadi 94,4% pada siklus II. Peningkatan ini sangat kecil karena memang peserta memiliki motivasinya sudah hampir optimal pada siklus I. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan workshop pada MGMP sangat signifikan dapat meningkatkan kemampuan para guru SMA Binaan dalam menggunakan slide Microsoft power point sebagai media pembelajaran. Data yang diperoleh pada akhir siklus I, para guru telah mencapai keberhasilan menggunakan slide Microsoft power point dengan tingkat ketuntasan 79,17, sedangkan pada akhir siklus II tingkat ketuntasan telah berhasil mencapai 92,36 yaitu melampaui tingkat ketuntasan minimal 85,00 sebagai indikator keberhasilan tindakan. Oleh karena itu penelitian ini tidak memerlukan adanya tindakan lagi pada Siklus III. Hasil pembahasan diatas yang didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil observasi dan penilaian hasil kerja para guru pada pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa semua guru SMA Binaan kabupaten Pidie Jaya yang menjadi peserta Workshop dari Penelitian Tindakan Sekolah ini telah memiliki kompetensi yang memadai dalam menggunakan slide Microsoft powerpoint untuk Media Pembelajaran. Begitu juga penulis berkesimpulan bahwa melalui kegiatan workshop pada MGMP dapat meningkatkan kemampuan para guru dalam menggunakan slide Microsoft power point sebagai Media Pembelajaran di SMA kabupaten Pidie Jaya. SARAN Karena adanya peningkatan kompetensi yang signifikan dari Pelaksanaan workshop MGMP dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media slide power point maka penulis menyampaikan beberapa saran yaitu: 1. Kepada sekolah disarankan agar melanjutkan pembinaan guru dalam menggunakan Microsoft powerpoint untuk Media Pembelajaran, dengan demikian para guru akan menggunakannya secara berkelanjutan pada tiap saat diperlukan. 2. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan workshop MGMP sekolah untuk meningkatkan kemampuan guruguru bidang studi lain dalam menggunakan slide Microsoft powerpoint sebagai media pembelajaran, sehingga para guru dapat menggunakan media pembelajaran powerpoint yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta sesuai dengan kebutuhan serta kondisi sekolah masing-masing. 3. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan slide Microsoft powerpoint sebagai Media Pembelajaran yang dibuat secara mandiri dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran yang PAIKEM. 4. Kepada Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten Pidie jaya, dan instansi terkait agar menyediakan anggaran yang memadai untuk pelatihan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu

9 Mehram, Upaya Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Microsoft Power Point 141 perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Achmad, A Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. Pendidikan Network, (online), Daryanto Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: AV Publisher. Daryanto Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Yogyakarta: Gava Media. Fathurrohman, P. dan Sutikno, S Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rafika Aditama. Indriana, D Ragam Alat Bantu Media Pengajaran (Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkannya). Jogyakarta. Diva Press. Jarvis, P Learning in Later Life: An introduction to educators and Carers. London : Kogan Page. Majid, A Perencaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. Ramlan Media dan Sumber Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Pare-Pare. Robotham, D Competences: Measuring The Immeasurable, Management Development Review, Vol 9, No.5. Russel, J Microsoft Power Point. Indigo : Book Vika Publishing Tomoredjo, Mampuono Rasyidin, Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional Menghadapi Era Global, (online) tersedia pada jatengklubguru.com. Wijayanti, Inggit Dyaning Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MELALUI WORKSHOP MGMP KIMIA SMA KABUPATEN PIDIE 2015

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MELALUI WORKSHOP MGMP KIMIA SMA KABUPATEN PIDIE 2015 44 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MELALUI WORKSHOP MGMP KIMIA SMA KABUPATEN PIDIE 2015 Mehram Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Propinsi Aceh Email: mehram@gmail.com ABSTRAK Penelitian Tindakan Sekolah

Lebih terperinci

Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Ronny Mugara (Mahasiswa Program Studi Pengembangan Kurikulum Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia/ jenjang

Lebih terperinci

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 JURNAL SERAMBI ILMU ISSN 1693-4849 e-issn 2549-2306 VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Merancang Eksperimen Virtual Kimia Sederhana dengan Microsoft Power Point melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011 Bidang Studi Satuan Pendidikan : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) : SMA A. Bidang Kompetensi : PEDAGOGIK Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang merasakan manfaat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING Handy Darmawan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA dan Teknologi, IKIP-PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, indikator kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahakan dari proses pembangunan itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Sekolah Menengah Pertama MTs. AL-Musyawarah Lembang Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi fungsi menu dan ikon pada Perangkat

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 1 (2) (2012) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA POWER POINT Marita Kusumawardani,

Lebih terperinci

I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Erly Wahyuni¹, Estu Widodo² dan Shobbah Sabilil M 1 Dosen FKIP UMM Dosen TI UMM ABSTRAK Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK 145 Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Melalui Konsep Pembelajaran Learning Together Di Sma Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Ajaran 2014/ /2015 Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK Pembelajaran learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TIK

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TIK KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TIK No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH.

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH. CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH. A. JUDUL PENELITIAN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI LOKAKARYA INTENSIF TERSRUKTUR BAGI GURU SMP NEGERI 2 PANYINGKIRAN B. BIDANG

Lebih terperinci

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 JURNAL SERAMBI ILMU ISSN 1693-4849 e-issn 2549-2306 VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Merancang Eksperimen Virtual Kimia Sederhana dengan Microsoft Power Point melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah dan berkembang sesuai zaman. Indonesia telah beberapa kali merubah atau menyempurnakan kurikulum. Hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEDIA PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Shinta Ayu Indriyanti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar 90 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar Guru Ekonomi Belum Melakukan PTK Penyebab sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembuka dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri dalam sektor logam di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Direktur Basis Industri Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor dari penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru memiliki peranan penting dalam

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 3 (3) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR DENGAN POWER POINT Noria Teguh Fitriyani,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi moderen sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem A. Latar Bealakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat, khususnya di bidang industri. Di satu sisi membawa iklim yang semakin terbuka untuk saling

Lebih terperinci

JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017

JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT (Information And Communication Technology) Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR 9 STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Oleh: HUSNIA ARFAN Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO Siti Sugiarti Guru di SDN 1 Pandowan, Galur, Kulon Progo Abstrak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEBAGAI WUJUD INOVASI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEBAGAI WUJUD INOVASI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Volume 1 Nomor 2a Desember 2017 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills PENGGUNAAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEMAWUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Nur Rahma Suciatika 1, Suhartono 2,

Lebih terperinci

Pemanfaatan LKS Digital untuk Meningkatkan Hasil Belajar KKPI di SMK Negeri 1 Gesi Kabupaten Sragen

Pemanfaatan LKS Digital untuk Meningkatkan Hasil Belajar KKPI di SMK Negeri 1 Gesi Kabupaten Sragen Pemanfaatan LKS Digital untuk Meningkatkan Hasil Belajar KKPI di SMK Negeri 1 Gesi Kabupaten Sragen Taufiqurrohman 1, Nunuk Suryani 2, Suharno 3 1 Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menyampaikan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin Organisasi Profesi Keguruan Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan Indikator: Hakikat Organisasi Profesi Keguruan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan Tujuan Organisasi Profesi

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X G SMAN 8 MUARO JAMBI Mona Erliza 1), Astalini 2), Darmaji 3)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dalam menghadapi era globalisasi secara total pada tahun 2020 menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi tenaga

Lebih terperinci

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme PENERAPAN METODE PEER TEACHING PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumadi SD Negeri Randusari 03

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Ekonomi:

Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 96 PENERAPAN E-LEARNING DENGAN MEDIA SCHOOLOGY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang menurut UUR.I No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang menurut UUR.I No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Oleh Lely Suci Rahmawati dan Poerwanti Hadi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA

MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Hal ini

Lebih terperinci

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kemampuan Guru, Penelitian Tindakan Kelas

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kemampuan Guru, Penelitian Tindakan Kelas Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 3, No 1 Januari 2018 SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA COKROAMINOTO SUKARESMI DALAM MEMBUAT ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN PEMASARAN DI SMK NEGERI SE-SURABAYA

OPTIMALISASI INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN PEMASARAN DI SMK NEGERI SE-SURABAYA 94 OPTIMALISASI INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN PEMASARAN DI SMK NEGERI SE-SURABAYA Oleh: Raya Sulistyowati Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga   ABSTRAK D035 PENGGUNAAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT MELALUI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia secara manual bias

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN Umirindiyah SMP Negeri 5 Tuban, Tuban-Jatim, umi.rindiyah66@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DD/CT DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI BUMI DAN BENDA LANGIT SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA 2 SMK N 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 1 SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sigit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah menghimbau beberapa sekolah (melalui asesor akreditasi, monitoring dan evaluasi serta kunjungan pengawas) termasuk sekolah di tempat peneliti bekerja

Lebih terperinci

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI (UU No 14 th 2005 Guru & Dosen) KOMPETENSI PEDAGOGI (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran) KOMPETENSI SOSIAL (berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Konseling dan Pendidikan

Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 4 Nomor 3, November 2016, Hlm 12-17 Info Artikel: Diterima 03/10/2016 Direvisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan setiap manusia, karena melalui pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas. Sebagaimana

Lebih terperinci

pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

pembelajaran sesuai dengan kurikulum. 7 A. Kelompok Kerja Guru Profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan, untuk itu perlu diperlukan pengembangan dari keprofesian tersebut supaya dapat berlanjut untuk dikembangkan. Dijelaskan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RIRIN HARYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan sejak SMP. Artinya selama enam tahun bahasa Inggris sudah diajarkan di sekolah. Bahkan, saat

Lebih terperinci