BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar"

Transkripsi

1 90 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar Guru Ekonomi Belum Melakukan PTK Penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK dapat dikelompokkan menjadi dua yakni penyebab utama dan pendukung. Penyebab utama sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan dan melanjutkan PTK dikarenakan belum termotivasi untuk melakukan PTK. Motivasi guru untuk melakukan PTK ada dua yaitu untuk keperluan kenaikan pangkat dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan. Kedua motivasi tersebut dimiliki oleh satu informan yang sudah melakukan PTK sedangkan untuk keempat informan lain yang belum melakukan PTK, motivasi untuk melakukan PTK adalah keperluan kenaikan pangkat dan belum berorientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa penyebab utama sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan PTK karena belum termotivasi untuk melakukan PTK. Belum termotivasinya guru untuk melakukan PTK dikarenakan belum berada pada golongan kepangkatan yang mengharuskan adanya PTK untuk keperluan kenaikan pangkat. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru ekonomi yang belum melakukan PTK adalah guru guru yang masih berada pada golongan kepangkatan IIIB, IIIC dan guru yayasan yang belum dipersyaratkan adanya PTK untuk menuju jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Penyebab pendukung sebagian besar guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini belum melakukan PTK adalah: (a) mengalami kesulitan-kesulitan teknis dalam penyusunan PTK terkait dengan penyusunan rumusan masalah, kalimat ilmiah dan kajian teori, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dan menyusun 90

2 91 lampiran lampiran yang dibutuhkan seperti nilai siswa, agenda mengajar, RPP, daftar siswa dan sebagainya; (b) adanya persepsi diri sibuk di dalam diri guru, PTK membutuhkan waktu yang lama dan anggaran dana yang dibutuhkan cukup besar serta PTK dapat menjadi beban seorang guru; (c) adanya pelatihan PTK yang belum optimal; (d) kurangnya budaya membaca guru terkait buku penunjang kegiatan PTK; (e) kurangnya pengalaman guru dalam penelitian; (f) pengaruh usia dalam tindakan penelitian yang dilakukan oleh guru. Usia tersebut tidak berpengaruh sepenuhnya pada tindakan penelitian yang dilakukan guru. Ada faktor lain di luar faktor usia yang dapat mempengaruhi guru melakukan penelitian yaitu pengalaman guru, sikap guru dalam menyikapi peraturan yang berlaku dan motivasi guru untuk melakukan PTK. 2. Upaya-Upaya yang Dilakukan Pihak Sekolah Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong guru melakukan PTK adalah dengan memberikan sosialisasi dan menginformasikan pentingnya pelaksanaan PTK pada saat rapat dinas dan mengingatkan serta menggerakkan guru termasuk guru ekonomi agar bisa melakukan PTK. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan pihak sekolah dengan menginformasikan peraturan peraturan pemerintah terkait dengan salah satu syarat untuk kenaikan pangkat pada PERMENPAN-RB No 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru secara berulang-ulang pada kegiatan rapat dinas yang diadakan pihak sekolah. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan menyediakan referensi berupa buku-buku terkait dengan penelitian untuk guru dan menyediakan internet di ruang guru untuk mencari referensi terkait dengan kegiatan pembelajaran dan PTK. Selain itu, pihak sekolah juga berencana untuk mengundang narasumber eksternal yaitu guru yang sudah berkompeten untuk melakukan PTK. Ada beberapa alasan pihak sekolah

3 92 memilih guru sebagai narasumber pada pelatihan tersebut yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru. Selain itu, menurut kepala sekolah dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. B. Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi secara teoretik dan praktis. Berikut uraian implikasi teoretik dan praktis pada penelitian ini: 1. Implikasi Teoretik Implikasi teoretik hasil penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi teori mengenai kesulitan yang dialami guru mata pelajaran ekonomi untuk melakukan PTK. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau bahan rujukan untuk studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep mengenai penyebab guru ekonomi belum melakukan PTK dan upaya yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. 2. Implikasi Praktis a. Bagi Guru Ekonomi Implikasi dari penelitian ini bagi guru ekonomi adalah dapat membantu guru untuk mengetahui kesulitan yang selama ini dialami untuk melakukan PTK dan menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut. Implikasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini adalah diharapkan mampu mendorong guru ekonomi untuk melakukan PTK yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menunjang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan kompetensi profesional guru. Implikasi lain dari penelitian ini adalah dapat memberikan referensi terkait dengan solusi yang dapat dilakukan guru khususnya bagi guru ekonomi dalam mengatasi kesulitan yang dialami untuk melakukan PTK.

4 93 b. Bagi Kepala Sekolah Implikasi dari penelitian ini bagi kepala sekolah adalah dapat memberikan gambaran kepada kepala sekolah mengenai kesulitan yang dialami guru khususnya pada guru ekonomi untuk melakukan PTK dan diharapkan kepala sekolah mampu membantu mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan dengan mengundang narasumber eksternal maupun internal untuk melatih guru-guru membuat PTK. Upaya lain yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan menambah bahan referensi berupa buku referensi terkait dengan pelaksanaan PTK. c. Bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah Implikasi hasil penelitian ini bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah adalah dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang masih dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. Implikasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan seperti bimbingan rekan sejawat ataupun mengadakan program PTK Kolaborasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK. C. Saran Saran dalam penelitian ini diberikan kepada beberapa pihak yaitu: 1. Bagi Guru a. Melakukan Refleksi pada Kegiatan Pembelajaran Guru dapat melakukan refleksi kegiatan pembelajaran terutama mengenai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan refleksi tersebut dapat dilakukan dengan membuat catatancatatan yang terkait dengan permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran. Adanya catatan tersebut dapat membantu guru menentukan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

5 94 Selain itu, adanya catatan tersebut dapat menjadi referensi dan membantu guru untuk mengembangkannya dalam bentuk PTK. Hal ini dikarenakan catatan tersebut merupakan hasil tulisan guru berdasarkan pada pengalaman yang dialami dalam proses pembelajaran. b. Meningkatkan Budaya Membaca Terutama Terkait dengan Buku Penunjang Kegiatan PTK Salah satu penyebab guru belum melakukan ataupun melanjutkan penyusunan PTK adalah karena mengalami kesulitan pada penyusunan kajian teori dan kalimat ilmiah. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan memperbanyak membaca buku, jurnal, artikel ataupun referensi lainnya yang berkaitan dengan PTK. Guru dapat mengalokasikan sebagian waktunya untuk membaca referensi yang berkaitan dengan PTK. Pengalokasian tersebut diharapkan dilakukan secara rutin. Adanya pengalokasian waktu membaca yang rutin akan membentuk suatu kebiasaan yang akhirnya dapat membentuk suatu budaya membaca dalam diri guru. Adanya peningkatan budaya membaca dapat membantu guru untuk mengatasi kesulitan terutama pada penyusunan kajian teori dan kalimat ilmiah dalam penyusunan PTK. c. Memperbanyak Mengikuti Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Melakukan PTK Adanya pelatihan PTK yang belum optimal dapat menjadi salah satu penyebab guru belum melakukan PTK. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memperbanyak mengikuti pelatihan dan pembinaan melakukan PTK. Pada setiap kegiatan pelatihan dan pembinaan baik terkait dengan PTK maupun non PTK tidak ada yang sempurna karena pada setiap pelatihan dan pembinaan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan memperbanyak mengikuti kedua kegiatan tersebut, guru dapat mengevaluasi dan merefleksi hasil yang didapat dari pelatihan dan pembinaan yang terkait dengan PTK dan bisa menutupi kekurangan

6 95 atau kelemahan pada pelatihan dan pembinaan yang diikuti dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan lainnya yang memiliki kualitas yang lebih baik. d. Menumbuhkan Kesadaran Diri Salah satu penyebab guru belum melakukan PTK dikarenakan adanya persepsi bahwa PTK dapat membebani tugas seorang guru. Penyebab tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran bahwa PTK merupakan kebutuhan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dikarenakan melalui PTK guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran. Adanya identifikasi permasalahan tersebut diharapkan dapat membantu guru merumuskan solusi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar peserta didik. PTK tidak hanya dibutuhkan dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran saja tetapi juga dibutuhkan sebagai penunjang angka kredit dan jabatan fungsional guru. Hal ini dikarenakan PTK dapat berkontribusi pada peningkatan point PKB guru yang dapat berimplikasi pada angka kredit dan jabatan fungsional guru. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran guru sebagai tenaga pendidik dapat dilakukan dengan mengikuti workshop terkait kompetensi professional guru dan profesionalisme guru. Adanya tindakan mengikuti workshop tersebut diharapkan dapat membangun paradigma di dalam diri guru bahwa PTK sebenarnya tidak hanya digunakan untuk keperluan kenaikan pangkat saja, melainkan dapat juga digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik. e. Berdiskusi dengan Rekan Sejawat yang Berpengalaman dalam PTK

7 96 Langkah yang dapat dilakukan guru selain mengikuti kegiatan pelatihan PTK adalah dengan diskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK. Cara ini dapat dilakukan bagi guru yang terhambat dengan peraturan sekolah yang tidak mengizinkan mengikuti kegiatan workshop pada jam kerja walaupun guru sudah tidak mempunyai jam mengajar harus tetap ada di sekolah sampai jam kerja berakhir. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dapat melakukan diskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK. Kelebihan berdiskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK bila dibandingkan dengan pelatihan eksternal adalah berdiskusi dengan rekan sejawat bersifat lebih fleksibel sehingga guru dapat benar-benar mengerti, apabila ada hal yang sekiranya belum jelas guru tidak segan untuk bertanya karena kepada rekannya sendiri. Kelebihan lain dengan berdiskusi dengan rekan sejawat adalah tidak dibatasi oleh waktu, hal ini berbeda ketika guru mengikuti pelatihan harus mengikuti jam yang tertera pada pelatihan tersebut. Jika berdiskusi dengan rekan sejawat guru dapat menentukan jam untuk berdiskusi secara lebih fleksibel. f. Mengalokasikan Tunjangan Profesi untuk Keperluan Penelitian Adanya persepsi bahwa PTK membutuhkan dana yang besar menjadi salah satu penyebab guru belum melakukan PTK. Persepsi ini sebenarnya dapat diatasi dengan menyisihkan atau mengalokasikan tunjangan profesi yang didapat untuk melakukan PTK. Tunjangan profesi guru diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik dan meningkatkan daya beli untuk keperluan kegiatan pembelajaran dan non pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dari adanya pemberian tunjangan profesi guru adalah meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tenaga pendidik. Salah satu cara untuk mencapai tujuan pemberian sertifikasi ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan tunjangan profesi untuk melakukan

8 97 PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK guru mampu meningkatkan kompetensi professional yang akan berimplikasi pada peningkatan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik. g. Melakukan PTK Kolaborasi Adanya persepsi diri sibuk dan PTK dapat menjadi beban bagi seorang guru sebenarnya dapat diatasi dengan melakukan PTK kolaborasi. PTK kolaborasi merupakan salah satu tipe PTK yang dilakukan secara bersama-sama dengan kolaborator seperti rekan guru, dosen, mahasiswa atau praktisi dalam bidang pendidikan. Adanya PTK kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak baik bagi guru maupun kolaborator. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK kolaborasi dapat meringankan tugas guru karena peran dan tanggungjawabnya dibagi dengan kolaborator. Keuntungan lain yang didapatkan oleh guru adalah hasil penelitian akan lebih objektif apabila dibandingkan melakukan PTK tanpa kolaborator. Manfaat melakukan PTK kolaborasi sebenarnya tidak hanya didapatkan oleh guru saja melainkan juga didapatkan oleh kolaborator. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK kolaborasi dapat membantu kolaborator meningkatkan pengetahuan, pengalaman meneliti dan dapat belajar dari pengalaman guru dalam mengajar, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran serta merumuskan solusi yang tepat atas permasalahan tersebut. PTK kolaborasi juga dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru yang ingin melakukan PTK namun terhambat usia. Adanya PTK kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak baik kepada guru yang terhambat usia dalam melakukan PTK maupun bagi kolaborator. Keuntungan yang didapatkan oleh kolaborator adalah dapat menyerap pengalaman yang dimiliki oleh guru. Guru lebih memahami permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran yang dijalankan dan guru senior mempunyai pengalaman yang lebih banyak termasuk cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang

9 98 terjadi di dalam proses pembelajaran. Keuntungan yang didapatkan oleh guru yang terhambat melakukan PTK adalah dengan adanya kolaborator ini dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih objektif dan membantu meringankan tugas, peran dan tanggungjawab guru terutama untuk mengolah data dan menyimpulkan data. 2. Bagi Kepala Sekolah a. Memberikan Arahan Kepada Guru tentang Tujuan Utama Melakukan PTK Motivasi sebagian besar guru untuk melakukan PTK selama ini adalah untuk kenaikan pangkat. Padahal tujuan utama melakukan PTK adalah untuk meningkatkan kompetensi professional guru yang akan berimplikasi pada profesionalisme guru dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Upaya kepala sekolah untuk membangun paradigma baru terkait dengan PTK dapat dilakukan dengan memberikan arahan dan bimbingan kepada guru bahwa tujuan melakukan PTK tidak hanya untuk keperluan kenaikan pangkat saja melainkan lebih pada peningkatan kompetensi professional guru yang akan berimplikasi pada peningkatan profesionalisme guru dan hasil belajar peserta didik. Upaya pemberian arahan yang dilakukan kepala sekolah ini berkaitan dengan fungsi manajemen sekolah. Pada suatu susunan organisasi terdapat kepala yang menjalankan fungsi sebagai manajer. Pada lingkungan sekolah, kepala sekolah bertindak sebagai manajer sehingga dalam implementasinya kepala sekolah perlu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Salah satu fungsi manajemen yang perlu diterapkan adalah fungsi actuating. Fungsi actuating merupakan fungsi manajemen yang dapat dilakukan dengan memberikan arahan kepada guru agar termotivasi untuk melakukan PTK. Fungsi ini merupakan salah satu fungsi yang penting untuk dilakukan karena dengan adanya fungsi actuating sistem manajemen sekolah akan lebih terorganisir dengan baik. b. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah Lain

10 99 Langkah lain yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan berdiskusi dengan kepala sekolah lain terkait upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK. Adanya kegiatan diskusi tersebut dapat memberikan gambaran dan referensi serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi kepala sekolah untuk dapat lebih mendorong dan membantu mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK. c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi terkait dengan kegiatan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah Semua guru ekonomi tergabung dalam MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah. Setiap bulan guru memberikan laporan terkait dengan hal-hal yang dibahas pada MGMP Tingkat Sekolah. Pada kegiatan MGMP tersebut, guru dapat mengagendakan bimbingan rekan sejawat untuk melakukan PTK. Agar dapat mengetahui efektivitas dari kegiatan yang dilakukan maka dibutuhkan peran kepala sekolah untuk membina, mengontrol dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang ditulis dalam laporan bulanan MGMP tersebut. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk dapat mengetahui efektivitas dari kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah dan diharapkan kepala sekolah dapat memberikan umpan balik untuk pelaksanaan kegiatan yang diagendakan secara lebih optimal. 3. Bagi Sekolah a. Menambah Buku Referensi Penunjang Kegiatan PTK Salah satu upaya yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK adalah

11 100 dengan menyediakan buku referensi penunjang kegiatan PTK. Akan tetapi jumlah buku referensi tersebut jumlahnya masih terbatas sehingga belum mampu untuk memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. Langkah yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menambah referensi sehingga dapat memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. Apabila pihak sekolah terkendala dengan dana terkait dengan pengadaan penambahan buku tersebut maka dapat mengajukan dana tersebut pada Dinas DIKPORA Kota Surakarta atau menganggarkan pada RAPBS. Langkah lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi dana pengadaan buku dapat juga dilakukan dengan mengadakan program swadana dari bapak ibu guru untuk pengadaan buku penunjang kegiatan PTK agar dapat memenuhi kebutuhan guru yang akan melakukan PTK. b. Mengadakan Pelatihan dan Pembinaan PTK Upaya lain yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru adalah dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan PTK. Pengadaan kedua kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengundang narasumber eksternal misalnya dari LPMP atau dari lembaga pendidikan lainnya. Pihak sekolah juga dapat mengadakan pelatihan internal. Pada pelatihan internal pihak sekolah. dapat mengundang guru yang sudah berpengalaman dalam melakukan PTK sebagai narasumber pada pelatihan dan pembinaan yang dilakukan pihak sekolah. Terkait dengan pengadaan pelatihan dan pembinaan, pihak sekolah sedang berupaya untuk mengundang narasumber seorang guru yang sudah berpengalaman dalam melakukan PTK untuk melatih guru termasuk guru ekonomi melakukan PTK. Ada beberapa alasan pihak sekolah memilih guru sebagai narasumber yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti. Kemudian, menurut kepala sekolah

12 101 dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. d. Menganggarkan Dana Penelitian untuk Memotivasi Guru Melakukan PTK Langkah lain yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru melakukan PTK adalah dengan menganggarkan dana penelitian bagi guru yang akan melakukan tindakan penelitian. Penganggarkan dana oleh pihak sekolah ini dapat dicantumkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dibuat pada setiap tahun. Pemberian fasilitas dana penelitian harus dilakukan dengan mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia. Jika dana yang ada cukup untuk memberikan fasilitas dana tersebut, diharapkan pihak sekolah dapat mengalokasikannya sebagai fasilitas dana penelitian guru. Adanya fasilitas dana penelitian diharapkan dapat mendorong dan membantu guru mengatasi kesulitan yang dialami untuk melakukan PTK. e. Menjalin Kerjasama untuk Pengadaan PTK Kolaborasi Adanya persepsi diri sibuk, PTK dapat membebani tugas seorang guru dan adanya hambatan usia untuk melakukan PTK dapat diatasi salah satunya dengan menjalin kerjasama untuk mengadakan PTK kolaborasi. Pihak sekolah dapat mengadakan kerjasama terkait dengan program PTK kolaborasi dengan bekerjasama dengan pihak internal maupun eksternal. Pihak internal dalam hal ini adalah guru yang sudah berpengalaman melakukan PTK untuk bekerjasama dengan guru yang masih mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Pada PTK kolaborasi dengan pihak internal pihak sekolah dapat membagi guru ke dalam kelompok kategori pengampu mata pelajaran yang sama. Pembagian ini didasarkan bahwa permasalahan yang dapat diangkat dalam PTK antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya dapat berbeda. Misalnya antara mata pelajaran eksak dan

13 102 non eksak, permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran diantara kedua jenis mata pelajaran tersebut dapat saja berbeda sehingga akan lebih efektif jika pembagian PTK kolaborasi didasarkan pada mata pelajaran yang diampu. Langkah lain yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah dengan bekerjasama dengan pihak eksternal dalam mengadakan program PTK kolaborasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah kerjasama dengan kolaborator eksternal untuk mengadakan PTK kolaborasi. Kolaborator eksternal meliputi mahasiswa, dosen maupun praktisi dalam bidang pendidikan. 4. Bagi MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah a. Mengadakan Program PTK Kolaborasi Salah satu upaya yang dapat dilakukan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK adalah dengan mengadakan program PTK kolaborasi. Adanya PTK kolaborasi ini dapat membantu guru ekonomi untuk saling bekerjasama untuk melakukan PTK sehingga dapat mengurangi kesulitan yang dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. b. Mengadakan Program Bimbingan Rekan Sejawat yang Berpengalaman dalam PTK Upaya lain yang dapat dilakukan MGMP Ekonomi Tingkat Sekolah untuk mendorong dan juga mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi melakukan PTK dapat dilakukan dengan mengadakan program bimbingan rekan sejawat. Pada program ini, guru yang sudah berpengalaman melakukan PTK dapat memberikan bimbingan kepada guru lain yang masih mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Kelebihan bimbingan rekan sejawat yang sudah berpengalaman melakukan PTK bila dibandingkan dengan mengikuti pelatihan eksternal adalah bersifat lebih fleksibel. Apabila ada hal yang sekiranya belum jelas guru tidak segan untuk bertanya karena kepada rekannya sendiri. Kelebihan lain bimbingan rekan sejawat adalah tidak

14 103 dibatasi oleh waktu, hal ini berbeda ketika guru mengikuti pelatihan harus mengikuti jam yang tertera pada pelatihan tersebut. Pada bimbingan rekan sejawat guru dapat menentukan jam untuk berdiskusi secara lebih fleksibel. Adanya program bimbingan rekan sewajat untuk melakukan PTK tidak hanya bertujuan untuk membantu guru yang masih kesulitan untuk melakukan PTK melainkan dapat juga digunakan untuk menunjang point pada kegiatan kolektif guru. Kegiatan kolektif merupakan kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif ini dapat berimplikasi pada peningkatan point PKB guru. Implikasi lebih lanjut dari adanya peningkatan pada point PKB adalah dapat menunjang peroleh angka kredit guru.

ANALISIS KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ANALISIS KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ANALISIS KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mayang Risqi Putriani, Sri Wahyuni, Leny Noviani* *Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Guru sebagai tenaga pendidik profesional adalah guru yang tidak hanya merasa puas dengan keterampilan yang telah dimiliki. Seorang guru sebagai tenaga profesional hendaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian: 165 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian: 1. Persentase capaian kegiatan MGMP IPA SMP di Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan

Lebih terperinci

Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas

Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional bagi Guru SD Muhammadiyah 8 Dan SD Islam Nu Pungkuran Kota Semarang melalui Workshop, Klinik, Dan Pendampingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs Negeri di Kabuapten Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen MGMP Akidah Akhlak

Lebih terperinci

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan) PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan) PENDAHULUAN Guru kini semakin menghadapi permasalahan yang cukup berat dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Implementasi kebijakan beban kerja pengawas SMA di Kabupaten Padang Lawas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi,

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan mengenai fokus penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan berpengaruh negatif (r xy = 0.023) dan tidak signifikan terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian 4.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Ledok 07 Salatiga, yang beralamat di Jl. Veteran

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

MODUL PLPG PENDIDIKAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN

MODUL PLPG PENDIDIKAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN MODUL PLPG PENDIDIKAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN Penyusun: Tim Pendidikan Ekonomi Unesa KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU 2013 Pendahuluan 1 A. Deskripsi Modul Ekonomi merupakan modul materi yang dipersiapkan

Lebih terperinci

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) 1 DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SD DI LINGKUNGAN KELOMPOK KERJA GURU SE-KOTA TASIKMALAYA Oleh:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap pengembangan tindakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media chart di laboratorium

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI UU No.4 Tahun 2014 tentang ASN PEMBINAAN KARIR JABATAN DAN JENJANG PANGKAT POLA DASAR KARIR PERPINDAHAN JABATAN POLA KARIR MANAJEMEN KARIR TALENT POOL SDM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. belajar siswa berada pada kategori sedang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. belajar siswa berada pada kategori sedang. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Bidang Pendidikan Volume 20(2): 129-138, 2014 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN Rasmin Simbolon

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Vol.1 No.1 April 2018 40-47 halaman jurnal: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index/ PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL BAGI GURU-GURU IPS KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara supervisi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Selain itu, terdapat juga alokasi waktu untuk observasi kondisi fisik sekolah yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mempunyai sifat kolaboratif antara guru bidang studi matematika di MTs Negeri Surakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Terdapat hubungan positif antara kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan guna menjawab permasalahan kompetensi guru SD Negeri Gugus Kendalisada Kecamatan petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Menjawab rumusan masalah yang

Lebih terperinci

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T Pengantar Daerah 3T merupakan daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB V PENUTUP Simpulan BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah diadakan P K B oleh Pengawas TK/SD/SDLB dalam peningkatan karir guru, para guru bisa meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan ide masalah pembelajaran dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI Agar kegiatan PPL yang dilaksanakan sejak 2 Juli sampai 17 September 2014 berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya persiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan keadaan nyata di lapangan mengenai inovasi pengelolaan pembelajaran melalui Lesson Study berbasis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Guru menyadari bahwa hal yang mempengaruhi kompetensinya, khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri dan pengembangan profesi.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan 113 BAB V PEMBAHASAN A. Kevalidan Perangkat Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran di dalam RPP dirancang untuk mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan penalaran induktif

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model PTK Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis paparan data dan temuan penelitian dapat disimpulkan hasil penelitian Implementasi Profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan 156 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun simpulan dan saran tersebut diuraikan berikut ini. A. Simpulan

Lebih terperinci

KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN)

KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN) Contoh Cover Tagihan Individu KOMPILASI TAGIHAN INDIVIDU (WAJIB DAN PILIHAN) Nama Guru : Nama Sekolah : Kelompok Kerja : Kabupaten/Kota : Provinsi : Tahun Kegiatan : PROGRAM BERMUTU 2012 1 Tagihan 1 SILABUS

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. strategi ( RBL ). Penerapan model pembelajaran ( RBL ) ini mengajarkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. strategi ( RBL ). Penerapan model pembelajaran ( RBL ) ini mengajarkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Proses pembelajaran matematika yang berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, PTK yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matematika

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru Oleh SURATMAN, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19600208 198201 1 007 SD NEGERI 1 PANIMBO UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai dari kurikulum, tenaga kependidikan, kepemimpinan dan managemen sekolah, sarana dan prasarana,

Lebih terperinci

Ciri Penelitian Tindakan Kelas. 1. Bersifat Praktis 2. Ada unsur kolaborasi 3. Guru berperan ganda: peneliti, praktisi

Ciri Penelitian Tindakan Kelas. 1. Bersifat Praktis 2. Ada unsur kolaborasi 3. Guru berperan ganda: peneliti, praktisi Ciri Penelitian Tindakan Kelas 1. Bersifat Praktis 2. Ada unsur kolaborasi 3. Guru berperan ganda: peneliti, praktisi Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas memiliki sifat praktis,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) EDUKATOR : 1. Apa yang telah dilakukan kepala sekolah agar fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah profesi seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat belajar dengan baik diperlukan pengelolaan yang baik. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat belajar dengan baik diperlukan pengelolaan yang baik. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang sering dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan oleh para penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di dalam perkembangan bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya suatu bangsa serta perlu

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 WATES Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 211 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Manajemen berbasis sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan pemerintah nomer 74 tahun 2008 tentang guru pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG Dina Melani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The purpose of this

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU Oleh : Muh.Abduh Makka Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan A. Latar Belakang Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Berbagai

BAB I PENDAHUUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Berbagai BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan esensi kehidupan manusia yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri 2 Sragen. seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, karakteristik

BAB V PENUTUP. guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri 2 Sragen. seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, karakteristik BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Karakteristik Pengembangan Profesionalisme guru berkelanjutan bagi guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri 2 Sragen Berdasarkan paparan data temuan penelitian dan pembahasan

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas. Oleh : Diana Rahmawati, M.Si

Penelitian Tindakan Kelas. Oleh : Diana Rahmawati, M.Si Penelitian Tindakan Kelas Oleh : Diana Rahmawati, M.Si A. Pentingnya Penelitian Tindakan kelas Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan didalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola jurnal belajar yang menghasilkan desain jurnal belajar sebagai refleksi guru IPS SD dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Program PPL adalah program kegiatan yang memadukan antara program kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Kedua

Lebih terperinci

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 13 UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER DI Fahrudi Ahwan Ikhsan, Fahmi Arif Kurnianto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS KARYA ILMIAH BAGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE.

PENINGKATAN KUALITAS KARYA ILMIAH BAGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. PENINGKATAN KUALITAS KARYA ILMIAH BAGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id A. PENDAHULUAN Sesuai dengan ketentuan umum UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, mulai tanggal 10 Agustus 2015 11 september 2015. Selain itu, terdapat juga alokasi waktu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Syamsir Sainuddin 1 Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA. Oleh Basyiruddin*

MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA. Oleh Basyiruddin* Jurnal Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2 112 MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY PADA SMA Oleh Basyiruddin* Email: zainuddinpayacut@gmail.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN REVISI 07-05 2012 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

PENGUATAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Ali Rachman Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM Banjarmasin

PENGUATAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Ali Rachman Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM Banjarmasin PENGUATAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Ali Rachman Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM Banjarmasin Saat ini beberapa praktisi di sekolah khususnya para guru nampaknya mulai semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PEDOMAN ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PROGRAM BETTER EDUCATION TROUGH REFORMED MANAJEMEN TEACHER UPGRADING (BERMUTU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus memiliki kompetensi kompetensi tertentu agar mampu mendidik anak didiknya dengan baik. Menurut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI Kuntjojo, Intan Prastihastari Wijaya, Nur Lailiyah, Widi Wulansari Universitas Nusantara PGRI Kediri muzkunt@gmail.com, intanwijaya@unpkediri.ac.id,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran

Lebih terperinci

PHOTO PHOTO DALAM KEGIATAN PENELITIAN

PHOTO PHOTO DALAM KEGIATAN PENELITIAN PHOTO PHOTO DALAM KEGIATAN PENELITIAN Gambar 1. Wawancara peneliti dengan pengurus MGMP bahasa Inggris Gambar 2. Photo dalam persiapan mengikuti kegiatan MGMP Gambar 3. Peneliti melakukan wawancara dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci