Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSJD dr. RM. Soedjarwadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSJD dr. RM. Soedjarwadi"

Transkripsi

1 Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSJD dr. RM. Soedjarwadi Afif Setiawan 1), Anita Istiningtyas 2), Alfyana Nadia Rachmawati 3), Wahyu Rima Agustin 4) 1 Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2,4 Staff Dosen Prodi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 3 Staff Dosen Prodi D-III Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 1 afisena76@yahoo.com ABSTRAK Kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar bersedia diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan oleh seseorang ketika apa yang diinginkan tercapai, kepuasan kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap kualitas pelayanan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini menggunakan desain korelasional. Responden pada penelitian ini adalah 38 perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Pengumpulan data menggunakan instrumen yang terdiri dari kuesioner gaya kepemimpinan demokratis 13 pernyataan dan kuesioner kepuasan kerja 9 penyataan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan kendall s tau. Hasil Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar tingkat gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang sebanyak 63,2% sedang. Kepuasan kerja perawat sebanyak 68,4% cukup puas. Analisa data menggunakan rumus kendall s tau dihasilkan nilai koeficien korelasi (r) = 0,616 dan nilai signifikasi (p) = 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat. Saran untuk peneliti lain yaitu melakukan penelitian yang lebih spesifik dengan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja. Kata kunci: kepemimpinan demokratis, kepuasan, perawat. 1

2 ABSTRACT Leadership is an activity to influence others behaviors so that they are willing to be directed to reach a certain goal. Satisfaction is the feeling which is felt by someone when what he / she wishes is achieved. The work satisfaction which is felt by nurses is ecpected to give impacts on their serve quality. The objective of this research is to investigate the correlation between the democratic leadership style of head nurse and the job satisfaction of nurses.this research used the correlation research design. The respondents of research consisted of 38 nurses employed at the inpatient ward of Dr. RM. Soedjarwadi Psychiatric Hospital. The data of research were collected through questionnaire of leadership style with13 statement and that of work satisfaction with 9 statement. There were analyzed by using the univariate and bivariate models analyses. The latter was done by using the formula of Kendall s Tau. The result of research shows that 63.2% of the respondents said that the democratic leadership style of head nurse belonged to the moderate level. In addition, 68.4% of the respondents were moderate level for the job satisfaction. The analysis with the formula of Kendall s Tau shows that the value of the correlation coefficient (r) =0.616 and the significance value (p) =0.000 which is less than Thus, there was a significant correlation between the democratic leadership style of head nurse and the job satisfaction of nurses. Other research therefore are suggested to conduct specific researches with the factors influencing job satisfaction. 1. PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar, 2009). Berdasarkan kekuasaan dan wewenang gaya kepemimpinan menurut Gillies (1996) dibagi menjadi empat yaitu otoriter, demokratis, partisipasif, bebas tindak (Nursalam, 2013). Hasil wawancara dengan perawat pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 dan 14 September 2014 di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr. RM. Soedjarwadi didapatkan data bahwa empat dari sepuluh perawat merasa tidak puas dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang. Dua staff mengatakan kurang puas dengan sikap kepala ruang yang cenderung suka memerintah, satu staff kurang puas dengan kesempatan mendapatkan pelatihan, satu staff kurang puas karena kepala ruang yang tidak mau menerima pendapat dari 2

3 orang lain. Masalah tersebut sering terjadi yang membuat perawat merasa tidak betah sehingga bisa menurunkan kepuasan kerja yang akan berakibat pada penurunan pelayanan yang diberikan perawat, dari tujuh kepala ruang yang ada di ruang rawat inap RSJD Dr. RM. Soedjarwadi tiga menganut tipe kepemimpinan demokratis. Menelaah hal tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti tentang hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Manfaat dari penelitian ini sebagai dasar / acuan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pemimpin memiliki arti pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan disuatu bidang sehingga ia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan, sedangkan kepemimpinan dipahami sebagai daya upaya bersama untuk menggerakan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi. Menurut Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktifitas untuk memengaruhi perilaku orang lain agar bersedia diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan menurut Ngalim Purwanto (1991) merupakan sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan hati, serta tidak merasa terpaksa. Sukses tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangat bergantung pada kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama dalam menggerakan sumber daya yang ada sehingga dapat mendayagunakannya dan berjalan secara efektif dan efesien (Hamdan Dimyati, 2014). Seorang manajer (pemimpin) keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2013). 3

4 Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial merupakan bukti dari efektivitasnya sebagai seorang pemimpin sehingga banyak gaya kepemimpinan yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan. Dasar yang sering digunakan untuk mengelompokan gaya kepemimpinan adalah tugas yang harus dilakukan, kewajiban pemimpin dan falsafah yang dianut oleh pemimpin. Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu: yang pertama adalah gaya kepemimpinan otoriter / diktator / otokratis yang merupakan gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan pada diri pemimpin secara penuh, berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas, motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman. Ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter: Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan, keputusan dan kebijakan dibuat oleh pemimpin, komunikasi berlangsung satu arah, pengawasan dilakukan sangat ketat, prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan kepada bawahan, lebih banyak kritik daripada pujian, pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna, tanggung jawab keberhasilan dipikul oleh pimpinan (Hamdan Dimyati, 2014). Yang kedua gaya kepemimpinan demokratis. Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf, menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Informasi diberikan seluas-luasnya. Pengimplementasian nilai-nilai demokratis dalam kepemimpinan dilakukan dengan memberikan kesempatan yang luas pada anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan sesuai posisi dan wewenang masing-masing. Seseorang pemimpin yang demokratis dihormati, disegani akan tetapi bukan ditakuti. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis: wewenang pimpinan tidak mutlak, pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahannya. keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan, pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat datang dari bawahan, banyak kesempatan 4

5 dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan, tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada instruktif, pujian dan kritik seimbang, pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing, pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar, pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak, terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai, tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama (Nursalam, 2013). Kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu: Memberikan kebebasan yang besar kepada kelompok untuk mengadakan kontrol terhadap supervisor, merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan, produktifitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan dengan catatan bila situasi memungkinkan, pemimpin dan bawahan dapat saling mengenal lebih dalam tentang hubungan kemanusiaan, bisa saling mengisi kekurangan, menumbuhkan rasa memiliki karena semua keinginan dan aspirasi ditampung, pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan. Sedangkan kekurangannya adalah banyak membutuhkan waktu dan koordinasi, membutuhkan waktu yang lama dalam pengambilan keputusan, memberikan persyaratan tingkat kepandaian yang tinggi bagi pemimpin, diperlukan adanya toleransi yang besar kepada kedua belah pihak karena jika tidak, dapat menimbulkan kesalah pahaman, keputusan kadang bukan yang terbaik, akan tetapi yang disukai Yang ketiga adalah Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisa masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannnya. Keputusan akhir yang diambil tergantung pada kelompok (Hamdan Dimyati, 2014) Yang keempat adalah Gaya kepemimpinan bebas tindak (Laizes-Faire) merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin memberikan kebebasan pada keryawan atau kelompok dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawan paling sesuai, pimpinan hanya merupakan sumber informasi dan pengendalian secara minimal. 5

6 Kepuasan menurut Weihrich dan Koontz (1994) merujuk pada pengalaman kesenangan atau kesukaan yang dirasakan oleh seseorang ketika apa yang diinginkan tercapai. Kepuasan kerja pegawai adalah suatu fenomena yang perlu dicermati oleh pimpinan organisasi. Kepuasan kerja berhubungan erat dengan dengan kinerja pegawai, seseorang yang puas dalam pekerjaannya akan memiliki motivasi, komitmen pada organisasi dan partisipasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan terus memperbaiki kinerja mereka. Jika kepuasan kerja tidak terjaga besar kemungkinan berakibat pada tingginya keluar masuk (turn over) pegawai, rendahnya produktifitas pegawai, tingginya kemangkiran dalam pekerjaan, dan rendahnya komitmen pada organisasi (Lijan Poltak Sinambela, 2012). Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam pekerjaan merupakan kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik (Malayu.S.P.Hasibuan, 2014). Menurut Tiffin (1958) kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan (Edi Sutrisno, 2014). Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukkaan diatas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistim nilai-nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya. Mendeskripsikan bahwa kepuasan dan ketidak puasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivator dan hygiene factors. Umumnya pegawai mengharapkan bahwa faktor tertentu akan memberikan kepuasan kerja apabila tersedia dan dapat menimbulkan ketidakpuasan apabila tidak tersedia. Teori ini menghubungkan kondisi disekitar pekerjaan dilaksanakan seperti kondisi 6

7 kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orangbeberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain alas jasa yang adil dan layak, penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian, berat-ringannya pekerjaan, peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan, sifat pekerjaan monoton atau tidak, sikap pimpinan dalam kepemimpinannya (Malayu.S.P. Hasibuan 2014). 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional, bertujuan untuk mencari hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap dengan kepala ruang demokratis di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Kriteria inklusi untuk sampel ini yaitu perawat yang bekerja di ruangan dengan kepala ruang menganut tipe demokratis dan bersedia untuk menjadi responden, untuk kriteria eksklusi untuk sampel ini: perawat yang sedang cuti Penelitian ini dilakukan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Klaten dari bulan februari sampai bulan juli Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang (Variabel Independent) merupakan sikap seorang Kepala ruang di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yang memberikan kesempatan kepada stafnya untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepuasan Kerja Perawat (Variabel dependent) adalah perasaan positif perawat RSJD Dr. RM. Soedjarwadi terhadap hasil atas pekerjaannya. Pengkategorian untuk variabel gaya kepemimpinan menggunakan : Baik, Sedang dan Buruk. Sedangkan untuk variabel kepuasan kerja menggunakan kategori Puas, Cukup Puas dan Tidak Puas. Keduanya menggunakan skala ordinal. Cara pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner. Untuk gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang: memodifikasi kuesioner Iqbal Ramadahani 7

8 (2013). Terdiri dari 13 pernyataan (9 favourable / pernyataan mendukung dan 4 unfavourable / pernyataan tidak mendukung), sedangkan untuk Kepuasan Kerja perawat merupakan hasil modifikasi berbagai kuesioner kepuasan kerja. Terdiri dari 9 pernyataan (6 favourable / pernyataan mendukung dan 3 unfavourable /pernyataan tidak mendukung). Uji validitas menggunakan rumus Pearson product moment : ( ) Keterangan : = Validitas N = Jumlah responden X = Skor rata-rata dari X Y = Skor rata-rata dari Y Hasil uji validitas yang dilakukan pada tanggal 26 Januari sampai tanggal 2 Februari 2015 di ruang Samba dan ruang Puntadewa RSJD Surakarta didapatkan bahwa untuk soal gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dari 20 pernyataan, valid 17 pernyataan dengan nilai r hitung antara 0,498 sampai 0,767 dan r tabel 0,468 untuk 20 responden, sedangkan uji validitas untuk kepuasan kerja perawat didapatkan bahwa dari 20 pernyataan, valid 15 pernyataan dengan r hitung antara 0,476 sampai 0,823 dan r tabel 0,468 untuk responden 20 orang. Penelitian ini melakukan uji Reliabilitas dengan rumus alpha cronbach: r K K 1 b t Keterangan: r 11 K = Reliabilitas instrument 2 = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. 2 b = Jumlah varians butir 2 t = Varians total Hasil uji reliabilitas didapatkan hasil untuk variabel gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dari 17 pernyataan reliabil 13 pernyataan dengan Alpha Cronbach s adalah : 0,899, sedangkan untuk variabel kepuasan kerja perawat dari 15 pernyataan reliabil 9 pernyataan dengan Alpha Cronbach s adalah : 0,862. Hal ini yang berarti reliabil atau handal, sehingga kuesionernya bisa dipakai untuk penelitian. Uji Normalitas Data untuk pengkategorian hasil penelitian, peneliti menggunakan rumus Shapiro wilk. Hasil dari uji normalitas data untuk variabel gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang mempunyai nilai signifikansi 0,055 sedangkan untuk variabel kepuasan kerja perawat mempunyai nilai 0,099. 8

9 Hal ini berarti kedua variabel mempunyai distribusi normal. Pada penelitian ini analisis bivariat menggunakan rumus Kendal s Tau ( ) Keterangan : = Koefisien korelasi Kendal s Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1) ΣA = Jumlah rangking atas ΣB = Jumlah rangking bawah N = Jumlah anggota sampel. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Univariat. a. Tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi % 1. Laki-laki 23 60,5 2. Perempuan 15 39,5 Jumlah b. Tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur No Umur (tahun) Frekuensi % ` 26, , , ,6 Jumlah c. Tabel distribusi frkuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi % 1. SPK 2 5,3 2. D-III 26 68,4 3. S ,1 4. D-IV 2 5,3 Jumlah d. Tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan masa kerja No Masa kerja (tahun) Frekuensi % , , , ,6 Jumlah e. Tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang No Kategori frekuensi % 1. Baik 6 15,8 2. Sedang 24 63,2 3. Buruk 8 21,1 Jumlah f. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kepuasan kerja perawat No Kategori Frekuensi % 1. Puas 6 15,8 2. Cukup puas 26 68,4 3. Tidak puas 6 15,8 Jumlah

10 4.2. Analisis Bivariat. Variabel N r hitung p Gaya kepemimpinan** 38 0,616 0,000 Kepuasan kerja 4.3. Pembahasan. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa laki-laki lebih banyak dari perempuan sebanyak 23 orang atau 60,5%. Rumah sakit jiwa daerah Dr. RM. Soedjarwadi memiliki tiga bangsal khusus untuk penderita sakit jiwa, dua diantaranya untuk pasien laki-laki. Hal ini dikarenakan penderita laki-laki lebih banyak dari yang perempuan. Menurut data dari bagian catatan medik pada tahun 2014, jumlah pasien dengan gangguan jiwa sebanyak 720 orang, sebanyak 240 orang adalah perempuan, sedangkan 480 orang adalah laki-laki. Kondisi pasien laki-laki yang lebih banyak dari pasien perempuan, tugas perawat dengan pasien gangguan jiwa lebih beresiko cidera fisik sehingga diperlukan perawat yang ketahanan fisiknya lebih bagus, dalam pengertian disini adalah keumuman bahwa laki-laki memiliki ketahanan fisik lebih bagus daripada perempuan, ini menuntut dibutuhkannya tenaga perawat laki-laki yang lebih banyak pula. Laki-laki lebih menerima keadaan dan tidak menuntut sesuatu diluar kemampuannya sehingga menjadikan lakilaki lebih puas dengan apa yang diterimanya. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur tahun yaitu 18 orang (47,4%), sedangkan satu orang (2,6%) berumur tahun. RSJD Dr. Rm. Soedjarwadi merupakan rumah sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dimana mayoritas pegawainya adalah Pegawai Negeri Sipil. Umur maksimal bisa bekerja sebagai PNS adalah 58 tahun, sehingga rata-rata umur pegawainya dibawah 40 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa umur responden mayoritas masih muda dan usia produktif. Individu di usia produktif mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan suatu hasil pekerjaan atau kegiatan. Individu akan menunjukan jati dirinya untuk mendapatkan pengakuan di lingkungan kerjanya bahwa usia muda juga mempunyai kemampuan berkarya, sebab diusia produktif individu tidak mudah puas dengan apa yang telah diperoleh melalui pekerjaanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah umur. Karyawan yang masih muda akan menuntut 10

11 kepuasan kerja yang tinggi, sedangkan karyawan tua tuntutan kepuasan kerjanya relatif rendah. Karyawan tua cenderung mencari aman dan mudahnya di dalam menjalankan tugas, demikian juga dengan tingkat kepuasan biasanya seseorang akan merasa puas dengan apa yang sudah didapat saat itu ( Malahayu Hasibuan, 2014). Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh bahwa sebanyak 26 orang (68,4%) adalah Diploma III keperawatan, Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dalam hal kepegawaian lebih banyak menggunakan tenaga perawat lulusan Diploma III Keperawatan, karena sesuai dengan kebijakan pimpinan untuk meningkatkan profesionalisme kerja pegawai dan sejalan dengan misi dari RSJD yaitu meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia sehingga sebagian besar perawat yang ada adalah lulusan diploma III keperawatan. Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan, juga akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tuntutan, juga harapan yang lebih tinggi (Nawawi, 2011). Orang dengan pendidikan rendah jarang memikirkan sesuatu diluar daya nalarnya, sedangkan orang dengan pendidikan lebih tinggi cenderung memenuhi kebutuhannya sesuai dengan daya nalarnya yang tinggi akibat pengaruh tingkat pendidikannya yang tinggi. Sehingga orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi maka kepuasan kerjanya akan lebih rendah dari orang dengan pendidikan lebih rendah (Barata, 2006). Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan masa kerja diperoleh bahwa sebagian besar mepunyai masa kerja 1-10 tahun yaitu 23 orang (60,7%). Rumah sakit jiwa daerah Dr. RM. Soedjarwadi dalam beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang lumayan pesat, hal ini dibuktikan dengan bertambahnya ruang rawat inap. Bertambahnya ruang rawat inap tersebut berarti membutuhkan banyak perawat baru. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi telah beberapa kali mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru untuk ditempatkan di ruang rawat inap tersebut, sehingga kebanyakan perawat memiliki masa kerja dibawah 10 tahun. Masa kerja erat hubungannya dengan pengalaman, kepercayaan diri yang tinggi, pemahaman job description yang lebih baik. Sikap tersebut sangat diperlukan untuk menjadi pemimpin yang baik, yang bisa memotivasi, membimbing, 11

12 mengarahkan pegawainya. Karyawan dengan masa kerja yang sudah lama, disamping mempunyai pengalaman, kepercayaan diri yang tinggi, pemahaman job descrpsion lebih baik, mereka juga menerima imbalan yang sesuai dengan harapan mereka. Ini akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan masa kerja lebih banyak. Penelitian ini memperoleh data bahwa mayoritas gaya kepemimpinannya adalah sedang yaitu 24 orang (63,2%), artinya bahwa gaya kepemimpinan yang ada di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi cukup baik. Gaya kepemimpinan demokratis merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan staf, menggunakan kekuasaan posisi untuk mendorong ide dari staf, memberikan informasi seluas-luasnya. Diantara ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis yang sudah terlihat pada kepala ruang di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah adanya pelimpahan sebagian wewenang kepada bawahan, keputusan dibuat secara musyawarah, prakarsa dapat datang dari bawahan, pengawasan tidak ketat. Namun ada beberapa yang belum dilakukan oleh kepala ruang diantaranya belum meratanya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan, kritik yang lebih banyak diberikan daripada pujian, ketidak bebasan memilih kelompok bekerja yang merupakan bukti yang nampak pada gaya kepemimpinan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, sehingga menyebabkan gaya kepemimpinan hanya pada kategori sedang. Pemimpin dalam melaksanakan tugas tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: kematangan, kecerdasan, motivasi dan hubungan manusiawi. Faktor kematangan diantaranya adalah jenis kelamin dan usia yang tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua, yang memiliki kematangan dan kestabilan emosi, sedangkan faktor kecerdasan diantaranya adalah kecerdasan berfikir yang biasanya berhubungan dengan tingkat pendidikan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa kepuasan kerja perawat adalah cukup puas yaitu 26 orang (68,4%). Berdasarkan data-data yang ada bahwa mayoritas responden adalah laki-laki yang menerima keadaannya, tidak menuntut sesuatu melebihi kemampuannya, berusia tahun dimana mereka cukup merasa puas dengan apa yang didapatkannya, mempunyai pendidikan Diploma III dimana mereka menerima apa yang sudah didapatkan, memperoleh upah sesuai pekerjaannya, suasana lingkungan kerja yang baik, dan perlakuan yang baik. Perawat RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 12

13 masih kurang mendapatkan pujian atas hasil kerja mereka, penempatan yang tidak sesuai dengan keahlian, kurangnya kesempatan untuk maju, belum meratanya kesempatan untuk memperoleh pelatihan sehingga menyebabkan kepuasan perawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi cukup puas atau sedang. Berdasarkan uji analisis variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan korelasi kendall s tau diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0, 616 dan nilai signifikasi = 0,000 yaitu lebih kecil dari nilai yang dipakai 0,05 sehingga HA diterima dan HO ditolak atau ada korelasi atau hubungan yang bermakna antara variabel gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan variabel kepuasan kerja perawat. Arah korelasi ini yaitu positif yang berarti bahwa gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang yang semakin baik akan meningkatkan kepuasan kerja perawat. Berdasarkan nilai korelasi menurut Sugiyono bahwa nilai koefisien korelasi 0,616 berada pada korelasi tingkat kuat (Sugiyono, 2010). Menurut Tifin bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan kerja sama antara anak buah dengan pimpinan, semakin baik kerja sama yang dilakukan oleh pimpinan maka akan semakin baik kepuasan kerja anak buahnya (Edi Sutrisno, 2014). Hal ini juga didukung oleh Hasibuan yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sikap pemimpin dalam kepemimpinannya, artinya bahwa sikap dari pemimpin yang ramah, mengerti akan pegawainya, adil akan dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawainya (Malahayu Hasibuan, 2014). 5. KESIMPULAN Didapatkan beberapa karakteristik responden di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yaitu jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu 23 orang (60,5%), sebagian besar responden berumur tahun yaitu 18 orang (47,4%), berpendidikan DIII Keperawatan yaitu 26 orang (68,4%) dan mempunyai masa kerja 1-10 tahun yaitu 23 orang (60,7%). Tingkat gaya kepemimpinan demokratis di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah mempunyai kategori sedang sebesar 63,2%. Kepuasan kerja perawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah mempunyai kategori cukup puas sebesar 68,4%. Ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan demokratis kepala 13

14 ruang dengan kepuasan kerja perawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. 6. SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik, dengan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kepuasan kerja perawat seperti faktor jenis kelamin, gaji yang diterima, kesempatan mendapatkan pendidkan dan pelatihan serta membandingkan antara Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan non PNS. 7. REFERENSI Bactiar. Y. & Suarli,S Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga. Barata. A Dasar-dasar pelayanan Prima. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo. Dimyati. H Model Kepemimpinan dan Sistem Pengambilan Keputusan. Bandung: Pustaka Setia. Hasibuan. M.S.P Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmojo. S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nawawi Manajemen Sumber Daya manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Nursalam Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Sinambela, Lijan, P Kinerja Pegawai: Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, Edi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Grup 14

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM. SOEDJARWADI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM. SOEDJARWADI HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM. SOEDJARWADI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT 9 HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RS PANTI WALUYO SAWAHAN MALANG Rini Roostyowati 1) 1) Praktisi RS Panti Waluyo Sawahan Malang ABSTRACT Style of leadership

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA Rini Roostyowati 1), Erlisa Candrawati 2), Wahidyanti Rahayu H 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja dengan Faktor Pemediasi Motivasi dan Kemampuan Kerja Karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten The Influence of Leadership Style to Working Productivity

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012 Meiniyari, MA. Sang Ketut Arta, SKM, M.Kes. (pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nopia Wahyuliani 215114383

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO THE RELATIONSHIP BETWEEN THE WORKLOAD WITH PERFORMANCE OF NURSES IN RSUD SARAS HUSADA PURWOREDJO Naskah Publikasi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I DAN II PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA) HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA) Her Endah Prasetyowati her_endah@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Staff Pengajar Prodi S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri Hubungan Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Laila Itsnaini Agus Timan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP Yulianto Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu & tempat penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT Millenium Muda Makmur. Jl. Basuki Rahmat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HANI HANIFAH 201110201020 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Manajer pada PT Pos Indonesia Surabaya Selatan Lely Kurniawati / 0613010052/FE/EA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan suami)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT Persepsi Perawat Tentang Pendelegasian Tugas Kepala Ruang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Perawat PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM 092310101070

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: VENDRHA ZANI ZEGAL 000064 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara para pengusaha juga semakin ketat. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, lokasi yang akang dijadikan tempat penelitian yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Gorontalo. Pemilihan tempat penelitian pada

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO Noldison Lotje Sontje M. Sumayku Sofia A. P. Sambul Abstraks. Background of this research conducted

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Panji Pratama Putra, Syaifudin Disusun Oleh : PANJI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA Deden Iwan Setiawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena dalam memberikan gambaran atas suatu peristiwa atau gejala menggunakan alat bantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (Dependent

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (Dependent BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (Dependent Variable) yaitu kinerja karyawan dan variabel bebas (Independent Variable) yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga kerja Menurut Darwis (1991) dalam Wahyuni (2008), tenaga kerja kehutanan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu tenaga kerja hutan dan tenaga kerja industri kehutanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Motivasi Perawat 1. Definisi Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) mengemukakan, motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan (Sumadi Suryabrata, 000:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan variabel bebas dan terikat(nursalam,008). Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Jessiliani A. Patodo*, Franckie R.R Maramis*, Adisti A. Rumyar* *Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DWI PUSPITA SARI 090201096 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Yogyakarta. Kantor ini penulis pilih untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif dengan teknik korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif dengan teknik korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui 65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian a. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan teknik korelasional yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total %

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total % BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi subyek, yaitu berupa jenis kelamin dan divisi. Subyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA 1) 1 Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Kinerja perawat dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG Lilik Pranata 1, Maria Tarisia Rini 1, Vincencius Surani 1 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan berkualitas merupakan harapan dari pasien, keluarga dan masyarakat. Salah satu faktor yang mendukung terhadap keberhasilan tersebut adalah pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada PT Surya Toto Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Tigaraksa Km 21 Cikupa Tangerang 15710

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi, kelompok atau masyarakat tentunya membutuhkan dan memiliki pemimpin. Masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian non eksperimental deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian non eksperimental deskriptif 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian non eksperimental deskriptif analitik dengan metode survey. Data dikumpulkan secara concurrent sampling.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan jangka pendek untuk memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk dapat

Lebih terperinci

Rahmawan et al., Pengaruh Lingkugan Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Kinerja...

Rahmawan et al., Pengaruh Lingkugan Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Kinerja... Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Kabupaten Jember The Influences Of Effect Of Work Environment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci