BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan (Undang-Undang Nomor 36,
|
|
- Hartanti Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Semua mendorong dan mengupayakan kemandirian individu, keluarga, masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan (Undang-Undang Nomor 36, Tahun 2009 tentang Kesehatan Indonesia Sehat, 2009) Salah satu hasil Konvensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000 adalah adanya Komitmen Internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015, yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia dengan delapan sasaran MDGs. Dimana sasaran keempat dan kelima terkait langsung dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Tujuan keempat MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian balita. MDGs mentargetkan pengurangan hasil pencapaian tahun 1990 menjadi dua pertiga. Artinya harus menurunkan dari 68/1000 KH kematian menjadi 23/1000 pada tahun Target tersebut tampaknya masih sulit untuk dicapai karena Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2007 sebesar 35/1000 KH. Tujuan kelima MDGs adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan hingga 3/4-nya dari angka pada tahun Dengan asumsi bahwa rasio tahun 1990 sekitar 450/ KH. Maka target MDGs tahun 2015 adalah 102/
2 2 KH. Target tersebut tampaknya masih sulit dicapai, karena AKI pada tahun 2007 sebesar 228/ KH (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2013). Kehamilan dan persalinan adalah proses alami dan merupakan suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan rasa takut dan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar (Bobak et al., 2005). Setiap wanita yang hamil dan melahirkan akan diikuti dengan perubahan fisik dan emosional yang kompleks, sehingga memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses yang terjadi (Saifuddin, 2006). Beberapa penyesuaian di butuhkan oleh beberapa wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran baru sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun psikologis. Secara garis besar masih kurangnya pengetahuan dari calon ibu terhadap halhal yang harus dilakukan dalam menjaga kehamilan serta masih rendahnya fasilitas pelayanan medis yang berkualitas menjadi faktor utama yang mengakibatkan tingginya tingkat kematian baik pada sang ibu maupun bayi. Kondisi mental ibu yang tidak siap dalam menerima keadaan setelah melahirkan dapat menyebakan ibu mengalami gangguan psikologis. Gangguan-gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak-ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat berat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil
3 3 menyesuaikan diri terhadap aktivitas dan peran barunya setelah melahirkan, serta tidak berhasil mengatasi konflik yang dialaminya, dan mengalami gangguangangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma yang disebut postpartum blues (Robertson et al., 2003) dan dapat memberi dampak negatif bagi kehidupan keluarganya. Postpartum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan yang sering terjadi pada % wanita (Suherni, 2009). Postpartum blues adalah gangguan psikologis pada ibu postpartum yang ditandai dengan keluar air mata, merasa kelelahan dan kesulitan konsentrasi (Gonidakis et al., 2007), lekas marah, sakit kepala, stres, kecemasan, kebingungan dan pelupa (Bergant et al., 1999). Postpartum blues biasanya muncul pada hari pertama dan meningkat di hari ke tiga sampai hari ke lima setelah melahirkan yang mempengaruhi sekitar 50 80% wanita postpartum dan lamanya kejadian postpartum blues dari beberapa jam sampai beberapa hari (Henshaw, 2003). Postpartum blues yang tidak dapat diatasi akan berkembang menjadi depresi postpartum. Depresi postpartum adalah suatu gangguan kejiwaan yang timbul beberapa hari atau pada minggu pertama setelah melahirkan. Depresi selama kehamilan merupakan faktor resiko terjadi depresi postpartum (Veltema et al., 1998). Wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan tidak mampu untuk merasakan kebahagiaan dan memiliki motivasi kurang untuk menyambut kelahiran bayinya (Netter et al., 1995). Apabila depresi postpartum tidak mendapat penanganan yang tepat akan dapat menetap sampai berbulan-bulan bahkan dapat lebih dari satu tahun, walaupun jarang dapat berkembang menjadi
4 4 psikosis postpartum (Oates, 2002). Gangguan kejiwaan yang berat setelah persalinan dapat meningkatkan risiko bunuh diri sampai 70 kali dibandingkan karena penyebab lain terutama pada tahun pertama setelah persalinan. Lebih dari 50% wanita yang meninggal karena bunuh diri disebabkan karena penyakit gangguan mental setelah melahirkan (Oates, 2002). Salah satu faktor predisposisi depresi pasca melahirkan adalah kekerasan dalam rumah tangga baik berupa kekerasan fisik, psikis dan seksual (Records, 2004). Kekerasan yang dialami seorang wanita sebelum dan selama masa kehamilan dapat berdampak serius pada kesehatan perempuan dan anaknya (Heise et al., 1999) dan juga dapat menyebabkan depresi selama kehamilan yang nantinya akan menyebabkan depresi pasca persalinan. Sejauh ini masalah kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga masih menjadi masalah yang tersembunyi dan belum tersentuh oleh masyarakat (Meiyenti, 1999). Insidensi KDRT di beberapa negara di dunia cukup banyak, sedikitnya satu dari empat wanita Eropa pernah mengalami KDRT dalam hidupya (Council of Europe, 2002). Berdasarkan data DHS, 28 % wanita Haiti pada tahun 2000, 28 % wanita Nicaragua pada tahun dan 41 % wanita Colombia pada tahun 2000, pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya ataupun orang lain (PAHO, Pan American Health Organization, 2003). Di Indonesia, tahun 2012 terdapat kasus kekerasan terhadap perempuan, bersumber pada data kasus/perkara yang ditangani oleh PA, yaitu mencapai kasus (dengan akta cerai). Sisanya sebanyak 6% kasus KTP dari lembagalembaga mitra pengada layanan (Komnas Perempuan, 2013).
5 5 Dalam dunia kesehatan kekerasan terhadap perempuan juga merupakan masalah yang serius karena dapat mengikis kesehatan fisik, melemahkan perempuan dan menurunkan harga diri perempuan. Disamping menyebabkan luka-luka, kekerasan juga memperbesar risiko jangka panjang terhadap masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit kronis, cacat fisik, penyalahgunaan obat dan alkohol, serta depresi (Hakimi et al., 2001). Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Perempuan di Jakarta, menerangkan bahwa dari 165 kasus KDRT pada tahun 2002, 74 % perempuan yang menjadi korban menderita gangguan jiwa seperti depresi, rasa rendah diri, fobia dan kecemasan, sebanyak 22 % mengalami gangguan kesakitan fisik non reproduksi termasuk cidera, gangguan fungsional, keluhan fisik dan cacat permanen, dan sekitar 4 % berupa gangguan kesehatan reproduksi seperti kehamilan tak diinginkan, penyakit menular seksual dan abortus (Mitra, 2005). Berdasarkan keterangan diatas, dampak yang mempunyai proporsi paling besar adalah dampak psikologis. Banyak perempuan berpendapat, dampak psikologis masalah kekerasan merupakan persoalan yang lebih serius dibanding dampak fisik, pengalaman kekerasan mengikis harga diri dan menempatkan perempuan pada risiko yang lebih besar untuk mengalami berbagai macam masalah kesehatan mental, termasuk depresi, stres pasca trauma, bunuh diri sampai dengan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Perempuan yang dianiaya oleh pasangannya menderita lebih banyak depresi, kecemasan dan fobia dibandingkan perempuan yang tidak
6 6 pernah dianiaya (Heise et al., 1999). Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi bahkan meningkat setelah bencana (GDN, 2006; CHPSS, 2012). Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kehilangan tempat tinggal, keluarga, kerugian harta benda, ladang pertanian dan dampak psikologis serta harus pndah ke lingkungan tempa tinggal yang baru merupakan stressor yang bertumpuk yang semakin memperparah kekhawatiran ibu dalam menghadapi proses persalinan (Undang Republik Indonesia, 2007). Angka kejadian bencana di Indonesia pada tahun 2010 terjadi sekitar 644 kali: bencana hidrometerologi merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu sebanyak 81,5% atau 517 dari total kejadian bencana di Indonesia. Meskipun frekuensi kejadian bencana geologi seperti gempa bumi terjadi 13 kali (2%), tsunami 1 kali (0,2%) dan gunung meletus 3 kali atau 0,5% (Nugroho, 2010) namun bencana ini telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar, sebagai contoh sebagai contoh gempa bumi dan tsunami di Provinsi Nangroe Aceh Darulsalam dan Sumatera Utara pada akhir 2004, dimana akibat kejadian ini kerugian ditaksir mencapai empat puluh triliun rupiah (BPPN & BNPB, 2006), dan letusan gunung merapi yang kemudian berlanjut dengan munculnya banjir lahar dingin pada tahun 2010 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengakibatkan korban dan pengungsi yaitu: di Kabupaten Magelang meninggal 7 orang, mengungsi orang; Kabupaten Sleman meninggal 104 orang,
7 7 mengungsi orang; Kabupaten Klaten meninggal 2 orang, mengungsi orang; dan Kabupaten Boyolali 3 meninggal, orang mengungsi (BNPB, Badan Nasional Penaggulangan Bencana, 2010). Bencana menimbulkan berbagai masalah kesehatan baik fisik, psikologis, sosial, ekonomi maupun spriritual. Masalah kesehatan fisik akibat bencana merapi dibagi menjadi empat kategori yaitu: (1) cidera akut, (2) masalah akut, (3) masaah kronis, (4) gejala fisik secara medis yang tidak dapat dijelaskan (Freedy & Simpson, 2007). Dampak psikologis dari bencana meliputi efek jangka pendek seperti kejutan, kecemasan, gangguan tidur dan rasa bersalah dan efek jangka panjang meliputi gangguan psikiatrik pasca bencana berkepanjangan hingga 10 tahun ke depan dan bahkan gangguan pasca trauma dengan jangka 30 tahun (Pitaloka, 2005). Beberapa studi menemukan bahwa sebagian besar perempuan dilaporkan menderita gangguan emosi lebih tinggi dibandingkan laki-laki (WHO, 2002). Pasca erupsi merapi tahun 2010 memunculkan dampak sekunder yaitu terjadinya banjir lahar dingin yang diikuti dengan turunnya material vulkanik melalui sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Akibat dari turunnya matrial bersamaan dengan air hujan telah mengakibatkan banjir lahar dingin dan berdampak pada desa-desa disekitar sungai. Kondisi ini memaksa pengungsi untuk tinggal di hunian sementara yang kini telah menjadi hunian tetap, karena rumah yang mereka miliki telah rusak. Keluarga yang mengungsi diberi satu rumah ukuran 100 M 2. Pembagian rumah didasarkan atas kepala keluarga (KK) tanpa mempertimbangkan jumlah anggota keluarganya.
8 8 Pasca erupsi Merapi 2010, ibu postpartum yang menjadi korban erupsi Merapi dan tinggal di huntap menjadi sangat rentan terkena gangguaan jiwa baik gangguan jiwa berat maupun ganguan jiwa ringan. Sebab, dampak trauma pasca bencana dapat berkepanjangan, menempati lingkungan baru di huntap merupakan sebuah stressor baru yang berkepanjangan dan membutuhkan proses adaptasi dalam menghadapi masalah-masalah baru dengan tetangga maupun lingkungan yang akan mempengaruhi masa postpartum wanita. Perpindahan ke tempat tinggal yang baru merupakan stressor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa (Soewadi, 1999). Dalam keadaan normal ibu dengan kekerasan dalam rumah tangga sebelum dan selama kehamilan memiliki resiko terjadi depresi postpartum (Veltema et al., 1998). Dengan adanya kejadian erupsi Merapi 2010 menimbulkan stressor baru yang berkepanjangan berupa kehilangan pekerjaan, harta benda dan perpindahan tempat tinggal ke daerah hunian tetap yang merupakan lingkungan baru dan membutuhkan proses adaptasi ditambah dengan keadaan yang belum stabil membuat ibu-ibu memiliki resiko yang lebih tinggi terkena kekerasan dalam rumah tangga sebelum dan/atau selama masa kehamilan yang berarti meningkatkan resiko depresi postpartum pada ibu. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang tokoh perempuan yang juga seorang guru dan wawancara dengan ibu warga hunian tetap gondang saat studi pendahuluan serta wawancara dengan bidan di klinik bersalin kecamatan Cangkringan Yogyakarta di dapatkan keterangan bahwa terdapat ibu yang mengalami postpartum blues dan pasca erupsi merapi di hunian tetap banyak ibu-
9 9 ibu yang stress karena harus menyesuaikan dengan tetangga baru, harus mencari pinjaman untuk membenahi bangunan hunian tetap dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Suami istri bekerja keras bahkan tidak jarang suami bekerja jauh dan harus meninggalkan rumah dalam waktu lama, banyak ibu-ibu membantu keuangan keluarga dengan bekerja dan diketahui bahwa tingkat kejadian perselingkuhan di hunian tetap cukup tinggi, serta ada kejadian pertengkaran suami istri sampai melakukan kekerasan fisik dan kekerasan psikologis meningkat. Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan postpartum blues pada ibu postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan pasca erupsi Merapi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan postpartum blues pada wanita postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan postpartum blues pada wanita postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi.
10 10 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui macam-macam bentuk kekerasan dalam rumah tangga pada wanita yang tinggal pada hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi. b. Mengetahui kejadian postpartum blues pada wanita postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan postpartum blues pada wanita postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi. 2. Wanita postpartum Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi wanita postpartum untuk menjaga kondisi psikologisnya, agar masalah seperti postpartum blues tidak menjadi depresi postpartum maupun kondisi yang patologis, yang nantinya dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayi. 3. Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang postpartum blues sehingga masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu postpartum khususnya yang berada di daerah pasca bencana.
11 11 E. Keaslian Penelitian Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti: 1. Mardiah (2008) yang berjudul hubungan usia ibu dengan gejala postpartum blues di wilayah Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang sudah melahirkan normal di Rumah Bersalin, Bidan Praktek Swasta di wilayah Kota Tasikmalaya. Sample dalam penelitian ini berjumlah 175 orang dan 4 orang indepth interview. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Edinburgh Postnatal Depressive Syndrome (EPDS). Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian postpartum blues pada ibu nifas dengan usia kurang dari atau sama dengan 20 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan ibu nifas usia lebih dari 20 tahun. Perbedaan penelitian Siti Saadah Mardiah dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat penelitian, peneliti mengambil tempat di daerah pasca bencana erupsi Merapi, cara pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling, sedangkan pada penelitian Siti Saadah Mardiah menggunakan accidental sampling. 2. Hakimi (2001) yang berjudul SEHATI dalam buku membisu dalam harmoni kekerasan terhadap istri dan kesehatan perempuan di Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang prevalensi faktor
12 12 faktor risiko dan konsekuensi kesehatan atas masalah kekerasan terhadap istri pada perempuan di Jawa Tengah, Indonesia. Hasil analisis studi menunjukkan bahwa prevalensi penganiayaan oleh suami di antara 765 perempuan sebanyak 34% mengatakan pernah mengalami kekerasan emosional, dan kekerasan yang terjadi saat kehamilan menunjukkan proporsi terjadinya berat badan lahir rendah sebesar 4,5%. Abortus spontan mempunyai proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekerasan. Proporsi kelahiran prematur antara yang mengalami kekerasan saat kehamilan dan yang tidak mengalami kekerasan saat kehamilan adalah 21,2% vs 16,4%. Perbedaan penelitian Hakimi dengan penelitian ini terletak pada tempat penelitian, penelitian yang akan dilaksanakan mengambil tempat di hunian tetap daerah pasca bencana erupsi Merapi, cara pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling, sedangkan pada penelitian Hakimi menggunakan cluster sampling. 3. Vinatalia (2007) yang berjudul hubungan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan depresi pada wanita yang melakukan konsultasi di Rifka Annisa Women s Crisis Center Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan descriptive analytic correlational serta menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang menjadi korban KDRT oleh suaminya atau mantan suaminya yang melakukan konsultasi di LSM Rifka Annisa WCC Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Instrument yang digunakan adalah Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengukur tingkat depresi. Hasil penelitian ini menunjukkan presentase wanita korban KDRT yang mengalami depresi cukup
13 13 besar yakni sebanyak 83,3%. Meskipun sebagian besar mengalami depresi, tingkat depresi yang dialami tidak ditentukan oleh bentuk-bentuk KDRT. Penelitian ini mempunyai nilai p = 0,283 lebih besar dari nilai α = 0,05 yang berarti Ho diterima. Perbedaan penelitian Vinatalia ini dengan penelitian ini terletak pada tempat penelitian, peneliti mengambil tempat di hunian tetap daerah pasca bencana erupsi Merapi, cara pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling, sedangkan pada penelitian Richa Vinatalia menggunakan purposive sampling. 4. Cury (2008) yang berjudul maternity blues : prevalence and risk factors. Penelitian ini merupakan studi transversal yang melibatkan 113 perempuan di hari ke sepuluh pada masa postpartum. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi maternity blues adalah 32,7% meurut scara Stein. Pada analisi univariat, status perkawinan dan konsumsi rokok memiiki hubungan yang signifikan dengan maternity blues. Perepuan yang sudah enikah secara resmi dan tidak merokok memperlihatkan resiko empat kali lebih rendah untuk mengalami maternity blues. Perbedaan dengan penelitian Cury dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat penelitian, peneliti mengambil tempat di daerah pasca bencana erupsi Merapi, cara pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 salah satunya adalah menurunnya kematian bayi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan maternal adalah salah satu indikator Millennium Development Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000 kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dasar pelayanan kesehatan. terhadap wanita usia produktif adalah Angka Kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia selama kehamilan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selama dekade terakhir. Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperincitingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melahirkan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita. Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
Lebih terperincimengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak 255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA
0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial
Lebih terperinciProses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas
Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di Indonesia sampai saat ini masih tergolong tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 14 Februari 2014,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 14 Februari 2014, menimbulkan kerusakan luar biasa bagi masyarakat yang ada di Desa Puncu Kecamatan Puncu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pasangan suami istri memiliki keturunan merupakan hal yang di sangat diharapkan. Namun, sebanyak 15% pasangan didunia memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan banyak melewati proses-proses yang cukup sulit dalam hidup mereka, proses tersebut diantaranya proses kehamilan, melahirkan dan nifas, serta proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang sering kali membuat wanita menjadi bingung dan stress. Proses menjadi ibu adalah peristiwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciPERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN
PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan oleh: MAYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu dan keluarganya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar
Lebih terperinciTIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS
TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap
Lebih terperinciSuryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM
Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pendidikan Menurut Suhartono (2007) pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang Zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan depresi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit dan kecacatan pada remaja usia 10-19 tahun, sedangkan bunuh diri menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak merupakan anugerah bagi setiap keluarga, banyak harapan yang tumbuh saat mengetahui seorang wanita hamil karena kehadiran seorang anak
Lebih terperinciMANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah
MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM Kartika Adhyati Ningdiah 10508117 Latar Belakang Masalah Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan kerugian
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG
GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami masa-masa remaja. Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja adalah periode perkembangan seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu keadaan yang sehat dan utuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal atau alamiah bagi perempuan yang dimulai dari konsepsi sampai melahirkan bayi. Seorang ibu akan membutuhkan waktu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan bencana dan memiliki jumlah penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam maupun akibat dari ulah
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA IBU PRIMIGRAVIDA MENJELANG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON I KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Menurut Undang Undang No.13 Tahun
Lebih terperinci2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres dapat mengenai semua orang dan semua usia. Stres baik ringan, sedang maupun berat dapat menimbulkan perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi dan perilaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan sebuah peristiwa besar bagi wanita dan keluarga. Kehamilan yang sehat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru dan keluarganya. Masa postpartum terdiri dari adaptasi fisiologis dan adaptasi psikologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses atau peristiwa alamiah yang dialami oleh seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran penting di rumah sakit. Bidan bertugas memberikan asuhan kebidanan. Tugas bidan sangat penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Bencana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut (Wilkins, et al 2009), kelahiran bayi seharusnya membawa suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan berpengaruh negatif yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara periodik setiap tiga tahun, empat tahun atau lima tahun. Krisis Merapi yang berlangsung lebih dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 307 dari 100.000
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya conceptio antara sel telur dan sel kelamin laki-laki sampai menjadi tua, ia akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara dan perlu mendapatkan perhatian khusus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti. longsoran yang terjadi di dasar laut (BMKG, 2013).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Berdasarkan terminologi, pengertian tsunami adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari gempa bumi berkekuatan 8.9 SR diikuti tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung es yang hanya nampak puncaknya saja di permukaan, namun sebagian besar badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu kondisi maternal berkembangnya fetus di dalam tubuh (DeCherney et al., 2007). Kehamilan dibagi menjadi trimester pertama yang berlangsung dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah pembangunan kesehatan di Indonesia mempunyai delapan tujuan, dimana dua diantaranya adalah untuk menurunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung) Kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan seksual, usaha untuk memperoleh aktivitas seksual, maupun komentar seksual
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues
Definisi Operasional METODE PENELITIAN Postpartum adalah jangka antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki
Lebih terperinci