BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang sudah dilakukan maka dihasilkan kebutuhan dan perancangan untuk High Availability server sebagai berikut: Spesifikasi Perangkat Perangkat perangkat yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu hardware dan software Spesifikasi hardware Untuk perangkat yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunkan Virtual machine yang berada pada suatu host VMware hypervisor dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Host VMware ESXi Manufacture : Cisco System Inc Model : UCSC-BASE-M2-C460 CPU Cores : 40 CPUs x GHz Processor Type : Intel(R) Xeon(R) CPU 2.40 GHz VMware version : ISXi standard Memory : MB Storage : 1630 GB 2. Spesifikasi virtual mechine CPU : GHz Memory : 2048 MB Storage : 300 GB Thin Provision Network Adapter : 1 x E1000 1GB/s 18

2 digilib.uns.ac.id Spesifikasi Software Semua server pada penelitian ini menggunakan operating sistm yang sama yaitu FreeBSD 10.0 amd64. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini pada masing masing server adalah sebagai berikut : 1. Load Balancer, aplikasi yang di install adalah HAproxy 1.4 dan CARP 2. Web server, aplikasi yang di install adalah PHP 5.6 dan nginx Database server, aplikasi yang di install adalah Mysql 5.0 dan CARP 4. File server, aplikasi yang di install adalah NFSd 5. Server tester aplikasi yang di install adalah HTTPerf Jalannya Penelitian Skema yang dijalankan pada pembuatan High Availabity Server ini seperti gambar berikut: Skema Penelitian Penjelasan skema dari jalannya penelitian seperti pada gambar 3.1 yaitu sebagai berikut: 1. Pengambilan data Data data yang dibutuhkan yaitu berkaitan dengan kebutuhan dan kendala - kendala yang ada pada system suatu web server seperti : - Web server jika menangani request yang banyak sering kali down - Jika terjadi maintenance pada webserver pasti website down karena server hanya ada Satu - Jika terjadi masalah hardware pada database khususnya harddisk maka data yang ada didalamnya akan sulit untuk didapatkan lagi

3 digilib.uns.ac.id 20 - Meskipun hardware server yang digunakan mempunyai spesifikasi yang besar, tetapi jika terjadi sesuatu misal harus reboot maka web site pasti juga mengalami down. 2. Analisa Data Proses pengecekan semua data yang telah ada yang nantinya digunakan untuk membuat perencanaan terhadap sistem 3. Perencanaan Setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian dibuat perencanaan untuk pembuatan sistem seperti topologi yang akan digunakan aplikasi yang akan dipakai 4. instalasi dan konfigurasi Proses pembuatan sistem yang didalamnya meliputi instalasi hardware dan software dalam bentuk percobaan. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengecek apakah semua komponen yang ada pada sistem sudah berjalan seperti yang direncanakan. Apabila masih terdapat kekurangan pada sistem akan diperbaiki kembali ke skema analisa data 6. Tes Akhir Tes dilakukan untuk memastikan sistem sudah melakukan fungsinya dengan baik. Pengujian yang dilakukan adalah - Pengujian performa dengan parameter Thoughput - Pengujian performa dengan parameter Response time - Pengujian performa dengan parameter reply sukses - Pengujian failover - Pengujian redundansi database 7. Implementasi Implementasi dilakukan apabila sistem High Availability web server sudah beralan dan siap produksi 8. Dokumentasi Pembuatan laporan dipergunakan sebagai dokumentasi penelitian.

4 digilib.uns.ac.id 21 Perancangan Sistem Berdasarkan pengambilan data dan mencari kebutuhan informasi maka perancangan High Availability server sebagai berikut: FILE SERVER LOAD BALANCER 01 WEB 01 DATABASE 01 INTERNET VIRTUAL IP VIRTUAL IP LOAD BALANCER 02 WEB 02 DATABASE 02 Rancangan High Availability Dari gambar 3.2 diatas rancangan High Availability Server dibagi menjadi 3 tahap yaitu: Perancangan load balance server Semakin banyak pengguna yang mengakses web site maka semakin berat pula kerja web server. Karena, web server harus dapat menjawab semua permintaan tersebut tanpa ada yang tertolak. Untuk memenuhi permintaan tersebut maka web server harus memiliki performa yang handah. Untuk memperoleh performa yang handal maka web server harus memiliki resource yang besar pula, tetapi untuk mendapatkan sesource yang besar memerlukan biaya yang sangat besarpula. Terlebih lagi kalau hanya dengan satu server saja jika terjadi kerusakan baik pada sisi hardware atau pun software dari server tersebut maka service tersebut akanberhenti. Akibatnya informasi yang dimiliki tidakakan tersebar dengan kata lain web site akan down atau mati. Untuk mengantisipasi kerusakan tersebut maka diperlukan lebih dari commit satu buah to server user agar dapat menggantikan fungsi

5 digilib.uns.ac.id 22 dari server yang down tadi. Dengan demikian waktu hidup web server menjadi meningkat. Akan tetapi kembali ke biaya lagi, untuk mendapatkan resource yang besar saja harus memerlukan biaya yang sangat besar apalagi harus menyediakan backup yang memiliki resource yang sama. Terlebih lagi resource yang ada pada server backup sedikit kurang bermanfaat karena hanya digunakan saat server utama mati saja. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat menggunakan sistem load balance. Skema load balance Load Balance disini berfungsi untuk membagi permintaan dari pengunjung untuk ditangani oleh lebih dari satu server dengan katalain resource yang ada pada beberapa server tersebut akan terpakai semua dan bisa di katakan di kombinasikan atar kedianya untuk mempeoleh performa yang tinggi. Request yang datang dari pengunjung akan diarahkan ke load balancer baik dengan domain ataupun alamat ip kemudian Load balance akan membagi request tersebut ke server - server yang telah di alokasikan dengan algoritma yang digunakan seperti pada gambar 3.3. Algoritma atau metode yang dapat digunakan dalam load balance sangatlah beragam seperti Round Robin, lease connection, source, URL, DNS round robin, random allocation dan masih banyak commit lagi. to user

6 digilib.uns.ac.id Perancangan failover Dalam mengimplementasikan High Availability web server, redundansi adalah hal yang wajib di terapkan untuk membuat sistem tersebut mempunyai uptime yang tinggi. Redudansi dibutuhkan di semua bagian sistem mulai dari listrik yang harus memiliki lebih dari dua sumber (redundant) untuk membuat mesin selalu menyala, selain itu di sisi network juga harus redundanyaitu memiliki lebih dari satu jalur, Load balancer-pun juga harus begitu lebih dari satu. Dalam penenelitian ini untuk mengimplementasikan failover tersebut pada load balancer penulis menggunakan ip virtual. Dalam FreeBSD untuk membuat ip virtual dapat menggunakan CARP interface. Skema failover Seperti pada gambar 3.4 load balancer server dipasang CARP interface yang memiliki satu alamat ip yang sama, kemudian salah satunya ditunjuk sebagai master dan sisanya sebagai slave. Server yang bertindak sebagai master akan menangani semua traffic yang menuju ke ip virtual tadi. Ketika server master mati maka secara otomatis server yang slave akan menggantikan posisi master yang down kemudian status pada server yag master sebelumnya berubah menjadi slave.

7 digilib.uns.ac.id Perancangan redudansi databases Dalam redudansi database tidak hanya berfungsi sebagai backup saja tetapi juga berfungsi sebagai failover. Selain itu yang paling penting adalah data yang ada di dalamnya harus selalu sama antar keduanya. Terlebih lagi saat salah satu server database mati, selain menjaga agar update data tetap berjalan tanpa merubah setingan dari sisi aplikasi, database server yang mati tadi dipastikan saat hidup bisa melakukan sinkronisasi data dengan server database yang masih menyala. Skema redundansi

8 digilib.uns.ac.id BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL Berdasarkan Perancangan pada pembuatan High Availability Server maka dilakukan pengimplementasian dan analisa untuk mengecek fungsi dari masing - masing bagian sebagi berikut: Topologi jaringan Berikut adalah gambaran scema high availability server yang akan dibangun: LOAD BALANCER WEB VIRTUAL IP DATABASE INTERNET VIRTUAL IP LOAD BALANCER WEB Skema High Availability FILE SERVER DATABASE Pada Gambar 4.1 merupakan gabungan dari loadbalancer, failover, dan replikasi dan redundansi database INTERNET Router gateway switch LOAD BALANCER LOAD BALANCER WEB WEB FILE SERVER DATABASE Topologi fisik Jaringan DATABASE

9 digilib.uns.ac.id 26 Pada gambar 4.2 semua server terletak pada satu jaringan yang sama dan memepunyai ip address yang satu network untuk mempermudah dan mempercepat koneksi antar server. Instalasi Server Dalam subbab ini dijelaska proses instalasi semua server yang nantinya menjadi bagian dari system ini. Skema instalasi yang dilakukan adalah HAProxy Loadbalancer Server server Hardware CARP MySQL-Server 5.6 MySQL Replication Database Server FreeBSD 10.0 Nginx Php 5.6 & php-extension 5.6 NFS Client Web Server Httperf Tester server NFSd File server Skema Instalasi Gambar 4.3 merupakan langkah instalasi yang dilakukan untuk membuat server sesuai dengan fungsi masing masing. Seluruh server yang digunakan menggunakan Operating system yang sama yaitu FreeBSD RELEASE 10.0 yang dapat di unduh di situs resminya RELEASE-amd64-dvd1.iso. Proses instalasi FreeBSD 10.0 dilakukan sama seperti sistem operasi lain Linux dan Windows, langkah pertama dimulai dengan proses booting dari compact disk/flashdisk. Tampilan awal booting seperti pada gambar 5.1 Proses instalasi tidak menggunakan mode GUI (Graphic User Interface) namun instalasi digunakan mode text dikarenakan prosesnya yang lebih cepat dan mudah. Instalasi dimulai ketika muncul bootloader seperti pada gambar 4.4.

10 digilib.uns.ac.id 27 Booting instalasi FreeBSD10.0 Instalasi dilanjutkan dengan menekan tombol Enter, maka muncul pilihan Install seperti pada gambar 4.5 Menu instalasi FreeBSD 10.0 Pilih Install dipergunakan ketika sistem ingin dipasang sistem operasi FreeBSD. Pilih Shell dipergunakan apabila ingin repair/perbaiki sistem operasi dan pilih Live CD digunakan bila ingin mencoba sistem operasi tanpa melakukan instalasi pada hardisk.

11 digilib.uns.ac.id 28 Setelah proses instalasi selesai setting ip dan domain sesuai dengan topologi yang telah dibuat. Untuk memastikan ip yang terkonfigurasi sudah benar atau salah lakukan ping ke google.com dan update ports pada freebsd untuk memperbarui list-list aplikasi yang dapat diinstall di operatingsistem freebsd. Setelah semua konfigurasi dasar sudah terseting di semua server, tingggal proses instalasi aplikasi untuk masing masing bagian adalah sebagai berikut: Pada pembuatan webserver instalasi aplikasi yang diperlukan adalah 1. Instalasi nginx sebagai webserver 2. Instalasi php 5.6 dan php 5.6 extension sebagai bahasa pemrograman untuk membuat website 3. Mounting NFS yang digunakan untuk file-file web site untuk memastikan semua web server mempunya file yang sama Pada pembuatan Loadbalancer instalasi aplikasi yang dilakukan adalah 1. Mengedit kernel dengan menambahkan modul baru yaitu CARP 2. Memastikan carp sudah terpasang dengan perintah sysctl net.inet.carp jika sudah terpasang akan tampil informasi tentang carp yang telah ada 3. Instalasi HAProxy sebagai aplikasi loadbalancer Pada pembuatan database instalasi aplikasi yang dilakukan adalah 1. Mengedit kernel dengan menambahkan modul baru yaitu CARP 2. Memastikan carp sudah terpasang dengan perintah sysctl net.inet.carp jika sudah terpasang akan tampil informasi tentang carp yang telah ada 3. Instalasi MySQL server 5.0 sebagai database Pada pembuatan NFS server tidak perlu melakukan instalasi apapun karena secara default freebsd sudah terinstall nfs tinggal diaktifkan saja. Untuk server untuk melakukan testing aplikasi yang diperlukan adalah httperf yang digunakan untuk testing performa webserver.

12 digilib.uns.ac.id 29 Konfigurasi Aplikasi Server Konfigurasi Webserver Pada web server penulis hanya menggunakan konfigurasi default yang sedah ada, yang perlu ditambahkan adalah konfigurasi penghubung antara nginx dengan php agar nginx dapat mengenali file dengan ekstensi php. Konfigurasi yang ditambahkan adalah location ~ \.php$ { root html; fastcgi_pass :9000; fastcgi_index index.php; fastcgi_param SCRIPT_FILENAME/usr/local/www/nginx$fastcgi_scrip include fastcgi_params; } Pengaktifan modul php pada nginx Nginx dan php-fpm perlu diseting berjalan otomatis ketika booting computer sehingga pengguna server tidak selalu manual menjalankan service. Sisipkan script nginx_enable=yes dan php_fpm_enable="yes" ke file /etc/rc.conf seperti berikut: # echo nginx_enable= YES >> /etc/rc.conf # echo php_fpm_enable= YES >> /etc/rc.conf seting startup aplikasi Untuk menjalankan service - service yang telah dikonfigurasi dengan menggunakan perintah # /usr/local/etc/rc.d/nginx start # /usr/local/etc/rc.d/php-fpm start menjalankan nginx dan php-fpm Untuk mengecek apakah web server sudah benar dengan membuat file php dengan didalamnya berisikan <?php Phpinfo();?> php info

13 digilib.uns.ac.id 30 Jika web server sudah terkonfigurasi dengan benar maka jika membuka file php dibrowser maka web server akan mengeksekusi script php kemudian dikonvert menjadi sebuah file html yang kemudian dibaca oleh web browser. Untuk script diatas jika browser melakukan request maka akan tampil seperti pada gambar Konfigurasi Failover Tampilan web server Dalam membuat system failover penulis menggunakan CARP pada freebsd unutk membuat pseudo devices yang diguanakan sebagai ip virtual. Konfigurasi dimulai dengan merubah kernel pada freebsd, yaitun dengan menduplikat file konfigurasi kernel dengan perintah # cd /usr/src/sys/amd64/conf # cp GENERIC NETMON Kostum kerner File NETMON di tambahkan option carp. Setelah itu config dan install NETMON tersebut dengan perintah # cd /usr/src # make buildkernel KERNCONF=NETMON # make installkernel KERNCONF=NETMON Instalasi kernel Setelah selesai melakukan perubakan pada kernel maka server perlu melakukan reboot untuk merefrash kembali system. Untuk mengecek

14 digilib.uns.ac.id 31 apakah CARP interface sudah terinstall menggunakna perintah Sysctl net.int.carp maka akan muncul # sysctl net.inet.carp net.inet.carp.allow: 1 net.inet.carp.preempt: 1 net.inet.carp.log: 1 net.inet.carp.demotion: 0 Status CARP Kemudian untuk membuat ip virtual dengan merubah pada file /etc/rc.conf. Konfigurasi dilakukan di kedua serever sebagai contoh pada server 1 di konfigurasi sebagai berikut: hostname="lb01.netmon.local" ifconfig_em0="inet netmask " ifconfig_em0_alias0="vhid 1 pass rahasia alias /24" Konfigurasi CARP loadbalancer 1 Kemudian untuk konfigurasi pada server 2 adalah sebagai berikut hostname="lb02.netmon.local" ifconfig_em0="inet netmask " ifconfig_em0_alias0="vhid 1 advskew 100 pass rahasia alias /24" Konfigurasi CARP loadbalancer 2 Pada konfigurasi diatas dapat dilihat bahwa server 1 mempunyai ip management dan server 2 mempunyai ip management dengan keduanya mempunyai satubuah ip yang sama yaitu yang sering disebut sebagai ip virtual. Dari kedua konfigurasi tersebut dapat dilihan server 1 nantinya akan menjadi master, karena pada server 1 mempunya advskew yang lebih kecil dari pada server 2, secara default jika advskew tidak dituliskan maka akan memiliki nilai 0 semakin kecil advskewnya maka memiliki prioritas yang semakin besar. Untuk menjalankannya lakukan restart network dengan perintah # /etc/rc.d/netif restart && /etc/rc.d/routing restart Perintah commit restart to user network dan routing

15 digilib.uns.ac.id 32 Setelah berhasil maka akan muncul interface vhid yang dapat dilihat dengan perintah ifconfig maka diperoleh hasil Interface status server 1 interface status server 2 Dari gambar 4.6 dapat dilihat interface carp sertindak sebagai master dan pada server 2 carp interface bertindak sebagai backup Konfigurasi Database Server Aplikasi yang digunakan dalam membuat system redudansi database ini adalah mysql dan carp interface dimana konfigurasi pada carp seperti pada subbab sebelumnya carp interface di gunakan untuk failover database dan untuh sinkronisasi database menggunakan salah satu fasilitas yang ada pada mysql yairu mysql replikasi. Konfigurasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan server id dan mengaktifkan log-bin pada file konfigurasi mysql yaitu my.cnf yang terletak pada folder /usr/locat dengan perintah # echo server-id = 1 >> /usr/local/my.cnf # echo log-bin >> /usr/local/my.cnf Konfigurasi mysql Nilai server id harus berbeda pada setiap server. Dengan mengaktifkan log-bin maka secara otomatis mysql akan membuat file baru

16 digilib.uns.ac.id 33 pada directory mysql pada freebsd defaultnya terletak di /var/db/mysql disitu akan muncul file log-bin dengan nama namadatabase-bin , sebagai contoh pada database db02 maka akan membuat file log-bin dengan nama db02-bin yang berisikan log query pada database db02. Log ini nantinya akan dibaca oleh database slave untuk melakukan replikasi. Untuk menjalankan relikasi hal yang harus dilakuakan yaitu 1. Membuat user yang nantinya digunakan untuk replikasi user tersebut diberi privileges replication langkah yang dilakaukan adalah dengan masuk ke mysql kemudian dengan perintah Perintah masuk kedalam mysql Kemudin masukkan password user root. Setelah masuk perintah untuk menambahkan user dan memberi privileges replication pada user trersebut adalah # mysql u root p Mysql > GRANT SELECT,RELOAD,SUPER,REPLICATION SLAVE ON *.* TO 'replika03'@'%' IDENTIFIED BY 'passw0rd'; Konfigurasi user replikasi Perintah tersebut berarti memberikan privileges SELECT, RELOAD, SUPER, dan REPLICATION SLAVE pada semua table di semua database kepada user replica 03 yang login darimanapu dengan password passw0rd. Jika user replica03 belum ada pada database maka secara otomatis akan dibuat 2. Mengubah master database yang semula dirinya sendiri kemudian diubah ke server yang lain yang bertindak sebagai master. Sebagai contoh db03 akan mengubah masternya menjadi db02. Artinya db03 sebagai slave dari db02. Sebelum merubahnya db03 harus tahu master status pada db02 terlebih dahulu. Untuk melihat master status pad db02 di gunan perintah Show master status pada mydql db02

17 digilib.uns.ac.id 34 master status db02 Setelah tahu file log-bin dan posisinya kemudin pada db03 dilakukan konfigurasi Mysql > CHANGE MASTER TO MASTER_HOST = 'db02', MASTER_USER = 'replika03', MASTER_PASSWORD = 'passw0rd', MASTER_LOG_FILE = 'mysqlbin ', MASTER_LOG_POS= ; Mysql > START SLAVE; konfigurasi slave mysql Setelah delesai dapat dilihat status slave pada db03 dengan perintah show slave status; pada msql slave status database db03 Dari gambar 4.9 dapat dilihat slave_io_state yang bernilai waiting for master to sent event artinya server db03 sudah siap menjadi slave tinggal menunggu update commit dari to user master yaitu db02.

18 digilib.uns.ac.id 35 Setelah konfigurasi slave pada db03 kemudian dilakukan ha yang sama pada server db02. Untuk memastikan replikasi yang dibuat sudah berhasil atau belum dilakukan dengan cara menambahkan data pada salh satu server dan kemudian dilihat pada server yang lainnya apakah ikut bertambah atau tidak. Percobaan dilakukan di kedua server database Pengujian dan Analisa Skema pengujian Pengujian yang dilakukan ada dua jenis pengujian yaitu pengujian terhadap availability atau ketersedian dan pengujian terhadap performa Pengujian terhadap availability dilakukan dengan cara mematikan salah satu komponen yang ada pada salah satu system dengan menggunakan topologi high availability seperti pada gambar 4.1 dengan hasil yang natinya didapat adalah apakah website masih bisa di akases atau tidak dan data yang pada databases dapat sinkron atau tidak Pengujian terhadap performa dilakukan dengan menggunakan server tester yang menggunakan aplikasi httperf yang berfungsi untuk mengirimkan request ke webserver. Pengunjian yang dilakukan untuk membandingkan performa antara satu server dengan dua server dengan topologi sebagai berikut: 1. Topologi 1 Pengujian yang dilakukan pada topologi pertama adalah dengan melakukan testing langsung kepada webserver 1 tanpa adanya loadbalancer, dengan topologi sebagai berikut TESTER WEB SERVER 1 Topologi testing 1

19 digilib.uns.ac.id Topologi 2 Pengujian pada topologi 2 dilakukan dengan cara melakukan testing langsung pada web serever 2 dengan topologi seperti pada gambar 4.26 TESTER WEB SERVER 2 Topologi testing 2 3. Topologi 3 Pada topologi 3 pengujian dilakukan dengan cara tester melakukan pengujian terhadap load balancer server yang menangani 2 buah web server di bawahnya dengan topologi sebagai berikut WEB SERVER 1 TESTER LOAD BALANCER Topologi testing 3 WEB SERVER 2 4. Topologi 4 Pada topologi 4 pengujian dilakukan dengan cara tester melakukan pengujian terhadap web server 1 yang sudah terhubung dengan file server dan database server. Topologi yang di ujikan adalah sbagai berikut

20 digilib.uns.ac.id 37 FILE SERVER DATABASE 01 TESTER WEB SERVER 1 VIRTUAL IP DATABASE 02 Topologi 4 5. Topologi 5 Pada topologi 5 pengujian dilakukan dengan cara tester melakukan pengujian terhadap web server 2 yang sudah terhubung dengan file server dan database server. Topologi yang di ujikan adalah sebagai berikut FILE SERVER DATABASE 01 TESTER WEB SERVER 2 VIRTUAL IP DATABASE 02 Topologi 5 6. Topologi 6 Pada topologi 6 pengujian diarahkan ke loadbalancer yang menggunakan 2 web server yang sudah terhubung dengan file server dan databases server ddengan topologi adalah sebagai berikut

21 digilib.uns.ac.id 38 LOAD BALANCER 01 WEB 01 VIRTUAL IP DATABASE 01 VIRTUAL IP TESTER DATABASE 02 LOAD BALANCER 02 WEB 02 Topologi 6 FILE SERVER Pengujian load balancer penulis melakakukan 3 kali pengujian 1 server dan 5 kali pengujian 2 server yang dilakukan dengan jeda waktu 1 jam antar pengujian, yang diasumsikan dengan jeda waktu tersebut server dapat kembali normal setelah diberikan beban yang berat. Parameter yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah Troughput, Response Time, dan Error dengan mengirimkan request dengan rate 200, 400, 700, 1000, 1500, 2000, 2500, dan 3000 request per detik. Pengujian menggunakan perangkatlunak httperf. Web server. Pengujian dilakukan dengan perangkat lunak httperf. Perangkat lunak ini dapat menciptakan banyak request dan koneksi dalam satu waktu. Parameter yang digunakan pada pengujian menggunakan httperf adalah sebagai berikut: #httperf --server netmon.local --uri /index.php --num-conn rate timeout 10 Perintah pengujian performa Perintah di atas menginstruksikan httperf untuk menguji web server dengan alamat netmon.local/index.php. Perintah --num-conn menginstruksikan httperf untuk menyediakan request, perintah --rate 100 menetapkan httperf untuk membuat 100 request baru per detik, perintah-- timeout 10 mengatur waktu time out sebesar 10 detik, setiap permintaan yang tidak direspon dalam rentang waktu ini akan dianggap sebagai error.

22 digilib.uns.ac.id Parameter Throughput Parameter throughput pada penelitian ini mewakili sejumlah request yang dapat direspon oleh web server pada satu waktu. Parameter ini dihitung dalam satuan KB/second. Semakin besar nilai dari parameter ini, maka semakin baik pula kinerja dari web server tersebut. Hasil Uji Parameter Throughput rate Rata-rata Troughput/req Req/sec Topologi 1 Topologi 2 Topologi Rata-rata Tabel 4.1 menunjukkan perbandingan troughput antara webserver 01, webserver 02, dan kedua webserver dengan loadbalancer. Dari Tabel 4.1 tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut. Troughput Troughput(KB/s) RateRequest (req/s) Topologi 1 Topologi 2 Topologi 3 Grafik Perbandingan Troughput

23 digilib.uns.ac.id 40 Dari grafik pada gambar 4.32 menunjukakan trougput berbanding terbalik dengan jumlah request semakin banyak jumlah request yang di terima maka semakin kecil througput yang dapat ditangan oleh web server. Webserver1 dan Webserver2 memilik grafik troughput yang sama karena mempunyai resource yang sama pula. Berbeda dengan 2server yang menggunakan loadbalancer memiliki troughput yang lebih tinggi karena memiliki resource yang lebih besar yaitu gabungan dari webserver1 dan webserver2. Jika diratarata maka peningkatan troughput dari 1 server ke 2 server adalah sebesar 55 % Parameter Response Time Parameter Respose Time Parameter response time pada penelitian ini menggambarkan kecepatan web server dalam menanggapi request dari client. Parameter ini dihitung dalam satuan milisecond. Semakin kecil nilai dari parameter ini, maka semakin cepat sebuah web server dalam menanggapi request dari client. Hasil dari pengamatan parameter response time pada penelitian ini, seperti pada tabel 4.2 Hasil Uji Parameter Response Time rate Rata-rata Response Time/req Req/sec Topologi 1 Topologi 2 Topologi Rata-rata Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan dari response time antara webserver 01, webserver 02, dan kedua webserver dengan loadbalancer yang dihasilkan pada penelitian ini. Dari data diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

24 digilib.uns.ac.id 41 Response Time Response Time(ms) Rate Request (req/s) Topologi 1 Topologi 2 Topologi 3 Grafik Perbandingan Response Time Pada gambar 4.33 menunjukkan grafik perbandingan response time antara webserver 01, webserver 02, dan kedua webserver dengan loadbalancer. Dari grafik tersebut response time antara server1 dan server 2 memiliki nulai yang hampirsama dengan titik tercepat pada connection yang mempuyai rate di bawah 200req/s. Sedang yang menggunakan 2 server dengan loadbalancer mempunyai responstime tercepat sampai dengan rate 400 req/s. setelah titik tersebut server mulai dipaksa bekerja lebih, karena server tidak kuat dengan rate diatas 200 req/s maka dari situlah mulai terjadi antrian karena terjadi antrian maka responstime yang dihasilkan akan menjadi tinggi. Puncak responstime tertinggi pada 1 server yaitu antara rate 200 req/s sampai rate 400 req/s, sedangkan untuk yang 2 server adalah rentang 400 req/s sampai 700 req/s. pada titik puncak itu server mulai terjadi error pada saat menangani request. Semakin banyak rate yang diberikan maka semakin banyak pula error yang terjadi sehingga request yang direply sukses semakin turun karena itulah responsetime yang diberikan mulai mengecil karena semakin sedikit reply sukses yang di hasilkan. Jika dilihat responstime dengan rate lebihdari 700 request/second 1 server memiliki respons yang lebih baik daripada 2 server yang menggunakan load balancer. Akan tetapi jika commit dilihat to dengan user reply sukses yang dihasilkan 2

25 digilib.uns.ac.id 42 server dengan load balancer lebih banyak 2 kalilipat dibandingkan dengan menggunakan 1 server karena reply sukses yang dihasilkan besar itu mengakibatkan response time yang dihasilkan lebih besar Parameter Reply Sukses Parameter Reply sukses pada penelitian ini menggambarkan banyaknya reply sukses yang terjadi pada saat web server menanggapi request dari client. Semakin besar nilai dari parameter ini, maka semakin baik kinerja sebuah web server dalam menanggapi request dari client dan semakin besar nilai dari parameter ini maka semakin kecil reply error yang dihasilkan Hasil dari pengamatan parameter error pada penelitian ini, seperti pada tabel 4.3 Hasil Uji Parameter Reply sukses rate Reply sukses (req) Req/sec Topologi 1 Topologi 2 Topologi Rata-rata Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan dari reply suskes antara webserver 01, webserver 02, dan kedua webserver dengan loadbalancer yang dihasilkan pada penelitian ini. Dari data diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

26 digilib.uns.ac.id Reply sukses Reply (req) Rate Request (req/s) Topologi 1 Topologi 2 Topologi 3 Grafik Perbandingan reply suskes Dari grafik gambar 4.34 menunjukkan semakin banyak request rate yang diberikan ke webserver maka semakin kecil reply sukses yang diberikan web server. Dari request yang diberikan pada percobaan dengan rate yang berbeda, web server yang hanya dengan 1 server dapat mengembalikan sebua requs yang diberik sampai dengan rate 200 req/s sedangkan untuk webserver yang menggunakan loadbalancer 2 server dapat mereply semua request sampai dengan rate 400 req/s setelh batas tersebut mulai terjadi error pada sisi webserver karena tidak sanggup menangani request dengan kecepatan lebih dari batas tersebut diatas. Dari rata-rata pad percobaan dengan parameter reply sukses maka peningkatan reply sukses dari 1 server menjadi 2 server sebesar 60% Konsumsi Sumberdaya Pada subbab ini menjelaskan tentang resource yang digunakan saat dilakukan pengujian performa seperti CPU dan Memory. Penelitian yang dilakukan adalah membandingkan resource yang di konsumsi saat server menerima request dengan rate request yang berbeda. Ada dua nilai yang diambil yaitu CPU Load dan pertambahan memory yang digunakan. Pada percobaan terhadap topologi 1 sumberdaya yang dikonsumsi oleh Webserver 1 adalah seperti table berikut

27 digilib.uns.ac.id 44 Tabel penggunaan sumberdaya pada topologi 1 web server 01 Request CPU (%) Memory (Kb) Dari table diatas dapat di jelaskan bahwa webserver 01 ketika menangani request dengan rate 200 request per second dapat ditangani dengan mudah karena cpu yang dibutuhkan untuk menangani request tersebut belum sepenuhnya terpakai, yang terpakai hanya 73 % dari cpu yang dimiliki dan juga tidak memakan memory. Untuk rate request 400 sampai 300 req/s web server 01 kualahan untuk menangani request tersebut, hal itu dapat dilihat dari load cpu yang digunakan yaitu 100% hal tersebut dapat menyebabkan reqest yang diterima tidak semuanya dapat dibalas dengan sukses seperti yang di jelaskan di subbab sebelumnya. Sedangkan konsumsi untuk konsumsi memory web server tidak terlalu membutuhkan memory hal itu dapat dilihat dari penggunaan memory hanya sebesat 1924 Kb atau hamper 2 Mb saja. Percobaan yang dilakukan terhadap topologi 2 yaitu langsung kepada web server 02 diperoleh hasil sebagai berikut Tabel penggunaan sumberdaya pada topologi 2 web server 02 Request CPU (%) Memory (Kb) commit to user 1920

28 digilib.uns.ac.id 45 Pada topologi 2 atau percobaan terhadap webserver 02 sumberdaya yang dibutuhkan tidak jauh berbeda dengan web server 01 hal itukarena resource yang dimiliki, aplikasi yang digunakan, dan load yang diterima sama persis antar keduanya. Percobaan yang dilakukan pada topologi 3 yaitu dua server yang di load balance diperoleh hasil sebagai berikut Tabel penggunaan sumberdaya pada topologi 3 web server 01 web server 02 Load balancer Request CPU (%) Memory (Kb) CPU (%) Memory (Kb) CPU (%) Memory (Kb) Dari table 4.6 diperoleh hasil untuk semua percobaan dengan rate yang berbeda-beda load balancer masih kuat untuk menangani request yang datang kemudian di teruskan ke webserver maksimum sumberdaya yang dikonsumsi adalah 75 % dari sumberdaya yang ada yaitu pada rate 3000 req/s. load balancer tidak membutuhkan memory untuk melakukan pembagian request hal itu dapat dilihat dari data yang telah diperoleh untuk semua rate yang diterima pertambahan load memory pada server sebesar 0 Kb. Dari data tersebut berarti load balancer tersebut masih bisa menangani request dengan rate yang lebih besar lagi. Untuk sumberdaya CPU yang dikonsumsi web server pada hakikatnya sama dengan percobaan di topologi 1 maupun di topologi 2 satu server dapat menangani request dengan rate 200req/s tanpa ada masalah, sedangkan pada rate 400 req/s server mulai kualahan untuk menangani. Di topologi 3 ketika rate yang datang sebesar 200 req/s maka request tersebut akan dibagi ke kedua server dengan katalain 100 req/s menuju web server 1 dan 100 req/s menuju web server

29 digilib.uns.ac.id Dengan kata lain rate yang diterima oleh webserver adalah rate request yang diperoleh loadbalancer dibagi 2. Oleh sebab ituketikan rate pada loadbalancer sebesar 700 req/s web server baru mulai kualahan yang dibuktikan dengan load CPU yang digunakan sebesar 100%. Pada subbab ini dapat disimpulkan bahwa resource yang dimiliki dapat mempengaruhi performa server. Semakin besar resource yang dimiliki maka semakin besarpula performa yang dihasilkan. Untuk webserver dan load balancer tidahk terlalu membutuhkan resource memory yang besar tetapi tergantung pada resource CPU yang dimiliki Failover Failover bertujuan agar saat suatu system mengalami down maka system yang dijadikan sebagai backup dapat segera menggantikan posisi master yang down tadi dengan cepat. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Topologi 6. Sistem failover pada penelitian ini terletak pada loadbalancer, ada 2 loadbalancer yang ada didalam system ini yaitu loadbalancer lb01 dan lb02 dengan master pada lb01 dan slave pada lb2. Dalam pengujianya penulis melakukan percobaan dengan membuat down salah satu server yaitu lb01 dan menganalisa apakah server lb02 dapat menggantikan fungsi master yang ada pada lb01 sebelumnya dan menganalisa bagaimana jika server lb01 up kembali apakah bisa langsung menjadi master kembali. Untuk mengeceknya dengan cara melakukan ping ke ip virtual yang dimiliki keduanya dan juga dengan melihat status yang interface pada server dengan perintah ifconfig. Disitu nanti bisa melihat sebagai apakah server tersebut berfungsi. Percobaan yang dilakukan adalah Mematikan server lb01 dengancara mematikan interfacenya. Pengujian dengan menjalankan ping dengan tujuan ip virtual yang ada di kedua server yaitu Sebelum percobaan dimulai cek status pada interface

30 digilib.uns.ac.id 47 Status loadbalancer lb01 awal Status loadbalancer lb02 awal Gambar 4.35 dan gambar 4.36 menunjukkan status sebelum dilakukan percobaan. Dimana lb01 sebagai master dan lb02 sebagai backup dengan ip virtual Kemudian dilakukan ping sambil mematikan interface lb01 dengan perintah ifconfig em0 down Status ping saat loadbalancer lb01 down

31 digilib.uns.ac.id 48 Status loadbalancer lb01 setelah loadbalancer lb01 down Status loadbalancer lb02 setelah loadbalancer lb01 down Pada gambar 4.38 menunjukkan status yang semula master menjadi INIT artiniya mati karena physical interfacenya down, sebangkan pada lb02 yang semula berstatus sebagai backup setelah lb01 mati maka status lb02 menjadi master untuk menggantikan lb01 seperti pada gambar Padasaat perpindahan terjadi down sesaat pasa ip virtualnya seperti yang terlihat pada gambar 4.37 yang terjadi request time out satukali pada proses ping. Dengan itu berarti failover berfungsi seperti yang di rencanakan. Setelah melakukan percobaan pemutusan kemudin dilakukan percobaan lagi dengan menghidupkan lagi lb01 yang di matikan pada percobaan sebelumnya dengan menggunakan perintah ifconfig em0 up ping setelah loadbalancer lb01 up

32 digilib.uns.ac.id 49 Stat us loadbalancer lb01 setelah loadbalancer lb01 up Status loadbalancer lb02 setelah loadbalancer lb01 up Pada percobaan ini pada saat lb 01 kembali up ip virtual yang semula berada pada lb02 secara langsung akan pindah kembali ke I lb01 kembali tanpa ada delay seperti yang terlihat pada gambar Redundansi database Pada redundansi database dituntut untuk mempunyai lebih dari 1 database yang dapat di akses. Topologi yang digunakan adalah topologi 6. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 node atau databases. Di kedua node tersebut dapat digunakan bersamasama atau loadbalance atau bisa juga dengan bergantian failover. Pada penelitian kaliini penulis menggunakan kedua node tersebut secara bergantian atau failover. Dengan prinsip sama dengan failover pada load balancing server pada subbab sebelumnya jika salah satu database mati maka akan pindah ke database yang lainya tntusaja dipastikan bahwa data antar kedua database itu sama. Dalam penelitian ini penulis memneri hostname pada kedua database itu sebagi db02.netmon.local dan db03.netmon.local sedangkan db01.netmon.local bertindak sebagai server file sharing.

33 digilib.uns.ac.id 50 Pengunjian yang dilakukan dengan mematikan salah satu database dan kemudian apakah bisa langsung pindah ke node yang lainya. Kemudian jika saat salah satu node mati dan node yang lainya masih melakukan transaksi data baik penambahan atau pengurangan data, akankah node yang mati tadi ketika menyala kembali bisa melakukan sinkronisasi data pada node yang menyala. Pengujian dilakukan dengan cara mematikan interface pada salahsatu node yaitu db02 dan apakah db03 dapat menggantikan peran db02. Di kedua database ini terdapat ip yang dimiliki keduanya dan itu dijadikan sebagai alamat database untuk aplikasi web. Status database db02 sebelum down Status database db03 sebelum database db02 down Konsep redudansi database pada penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu carp interface sebagi failover dan mysql replikasi sebagai pensinkron data. Dimana replikasi dilakukan 2 arah, db02 mereplikasi db03 dan db03 mereplikasi db02. Prinsip kerjanya jika db02 sebagai master maka db02 akan mengirim kopian query kepada db03 dan jika db03 sebagai master maka akan mengirimkan kopian querynya ke db02. Mysql replikasi adalah salah satu fiture yang ada pada mysql database konfigurasi yang dibutuhkan adalah mengaktivekan log-bin dan memberikan server id yang berbeda commit pada to user setiap server database. Konfigurasi

34 digilib.uns.ac.id 51 selanjutnya adalah membuat user yang digunakan untuk replikasi dengan privilege replication. Server database yang bertindah sebagai slave dikonfigurasi mengikuti log-bin pada master. Perbandingan data sebelum database db02 down Pada gambar 4.45 menunjukkan data yang berada pada kedua server sama sebelum salah satu database dimatikan. Kemudian dilakukan percobaab dengan mematikan salah satu database degan cara menonaktifkan interfacenya seperti yang dilakukan saat melakukan percobaan failover. Setelah salah satu database mati kemudian lakukan input data ke database yang masih menyala. Saat salah satu database mati maka secara otomatis database yang lainya akan langsung menggantikan posisi master seperti failover pada loadbalancer. commit Saat database to user db02 down

35 digilib.uns.ac.id 52 input data saat database db02 down Kemudian setelah itu diaktifkan kembali db02 yang down tadi dengan mengaaktifkan kembali interfacenya. Setelah aktif lihat pada status interface di kedua database. Status database db02 stelah database db02 up Status database db02 setelah database db02 up

36 digilib.uns.ac.id 53 Pada gambar diatas menunjukan saat db02 kembali up db03 tetap sebagai master hal ini diakrenakan pada db02 yang mempunyai nilai advskew 0 diberikan demotion pada carp interface sebanyak 100 agar nilai keduanya sama. Jadi master akan berpindah jika master itu mati jika dan jika master tersebut tidak mati maka status master tidak akan berpindahhal ini berfungsi untuk memberikan waktu agar database yang mati tadi bisa bisa melakukan sinkronisasi data sebelum dia diakses langsung oleh webserver. Perintah untuk menurunkan prioritas sebagai master yaitu # sysctl net.inet.carp.demotion= -100 Perintah penurunan nilai demotion Yang hasilnya dapat dilihat dengan perintah sysctl net.inet.carp Status carp database db02 Status carp database db03

37 digilib.uns.ac.id 54 Perbandingan data setelah database db02 up kembali Secara default nilai dari demotion adalah 0. Dengan konfigurasi tersebut dapat dikatakan keduanya sebagai master karena memiliki proiritas yang sama tergantung server mana yang up terlebih dahulu maka dia akan menjadi master. Pada gambar 4.53 menunjukkan perbandingan data setelah db02 kembali up. Saat db02 up maka secara otomatis akan membaca log-bin db03 dan mulai melakukan sinkronisasi data Keseluruhan sistem Pada pengujian keseluruhan system yang dilakukan adalah hampirsama dengan pengujian pengujian yang sudah dilakukan pada subbab sebelumnya. Pada pengujian kaliini penulis sudah menggunakan domain untuk pengaksesan webserver dimana semua system yang dibuat ini ip yang dapat diakses oleh semua orang adalah ip yaitu ip virtual dari loadbalancer ip tersebut yang dimasukkan ke DNS dan di berikan domain netmon.local doman netmon.local adalah alamat website yang di akses oleh semua orang. Alur ketika ada seseorang yang melakukan request ke website adalah pertama mereka melakukan request terhadap domain netmon.local melalui web browser dengan bantuan DNS domain netmon.local diterjemahkan kedalam sebuah ip yaitu ip ip tersebeut merupakan ip virtual yang ada pada loadbalancer, selanjutnya loadbalancer yang bertindak sebagai master dari ip akan meneruskan request yang diberikan oleh pengunjung ke dalam server farm dalam hal ini commit server to farm user berisikan 2 buah webserver yaitu

38 digilib.uns.ac.id 55 web01 dan web02 mengan menggunakan sebuah algoritma load balancer membagi reques yang datang kemudian server farm yang telah ditunjuk untuk menangani request yang diberikan locadbalancer merespon dengan menyediakan halaman yang diinginkan oleh pengunjung yang diambilkan dari database dimana database yang bertindak sebagain master yang akan merespon permintaan webserver setelah mendapatkan respon dari database kemudian webserver menjawab permintaan pengunjung dalam bentuk html yang kemudian dapat dibaca oleh web browser. Ada beberapa algoritma yang bisa dilakukan oleh loadbalancer dalam halini Haproxy. Dalam Haproxy algoritma yang dapat digunakan yaitu round robin, static round robin, least connection, source, URI, dan URL Parameter. Loadbalancer merupakan salah satu yang dapat mendukung High Availability karena dengan adanya load balancer ketika salah satu web server down maka rekuest yang harusnya ditangani webserver tersebut akan di alihkan ke server farm yang lainya, dan ketika server tersebut up kembali maka loadbalancer secara otomatis akan memberikan beban seperti yang sebelumnya. Jika ingin menambahkan webserver yang baru tinggal dimasukkan kedalam list backend di file konfigurasi haproxy maka setelah direstart service haproxy otomatis langsung menjadi anggota server farm. Load balancer bertugas membagi request ke dalam server farm bagaimana jika loadbalancer servernya mati? Dari situ maka digunakan metode failover di mana dibuat 2 load balancer dengan konfigurasi yang sama yang nantinya salah satu akan menjadi backup ketika salah satunya mati. Sekarang jarang sekali website yang menggunakan web static. Hampir semua website sekarang ini menggunakan database untuk mengimpan data data website oleh karena itu databases server merupaka salahsatu komponen penting yang ada pada system ini. Untuk menunjang High Availability database harus mempunyai backup cadangan yang digunakan untuk menggantikan databases yang asli bila terjadi masalah. Sudah pasti kalau database yang paling penting adalah data yang ada didalamnya. Sebagai database backup dituntut untuk mempunyai isi data commit yang sama to user persis dengan databases yang

39 digilib.uns.ac.id 56 sesungguhnya. High Availability menuntut database agar saat databases utama fail atau gagal maka secara otomatis akan berpindah menuju database backup tampa merubah suatu konfigurasi apapun pada sisi clientnya dalam hal ini webserver. Untuk membuat system tersebut ada banyak cara untuk mengimplementasikannya salah satunya dengan menggunakan ip virtual pada beberapa database sebagai frontendnya kemudian antar database melakukan syncronisasi data dalam penelitian ini menggunakan mysql replication sebagai penyinkron database. Dari pengujian performa yang dilakukake seluruh system menggunakan parameter Troughput didapatkan data sebagai berikut: Hasil Uji Parameter Throughput keseluruhan sistem rate Rata-rata Troughput/req Req/sec Topologi 4 Topologi 5 Topologi Rata-rata Berdasarkan data dari Tabel 4.7 dapat dibuat grafik sebagai berikut Troughput Troughput(KB/s ) RateRequest (req/s) Topologi 4 Topologi 5 Topologi 6 Grafik Perbandingan throughput keseluruhan sistem

40 digilib.uns.ac.id 57 Dari data tersebut kecenderungan troughput terhadap rate request adalah semakin tinggi rate request yang diberikan maka semakin kecil troughput yang dihasilkan. Peningkatan Throughput dari 1 server menjadi dua server adalah adalah sebesar 30 % di bandingkan dengan percobaan pada subbab sebelumya pertambahan troughput di keseluruhan system lebih kecil, karena di seluruh system ini sudah termasuk troughput database juga jadi koneksi dari ke webserver sangat mempengarusi troughput keseluruhan system. Pengujian performa keseluruhan system menggunakan parameter Responstime dadapatkan data sebagai berikut: Hasil Uji Parameter Response Time keseluruhan sistem rate Rata-rata Response Time/req Req/sec Topologi 4 Topologi 5 Topologi Rata-rata Dati data pada yang dihasilkan pada parameter response time seperti pad table 4.8, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut Response Time Response Time(ms) Rate Request (req/s) Topologi 4 Topologi 5 Topologi 6 Grafik Perbandingan response time keseluruhan sistem

41 digilib.uns.ac.id 58 Pada parameter resposntime semakin kecil response time suatu system maka semakin bagus performa system tersebu. Dari hasil pengambilan data pada percobaan ini didapatkan semakin besar rate yang diberikan maka semakin cepat pula responstime yang diberikan. Hal itu terjadi karena semakin besar rate request yang diberikan maka semakin sedikit request yang dapat dijawab oleh system tersebut. Pengujian performa yang ketiga adalah dengan menggunakan parameter reply sukses data yang didapatkan adalah sebagai berikut: Hasil Uji Parameter Response Time keseluruhan sistem rate Reply sukses (req) Req/sec Topologi 4 Topologi 5 Topologi Rata-rata Berdasarkan data pada table 4.9 dapat diperoleh grafik sebagai berikut: Reply sukses Reply Rate Request (reqs) Topologi 4 Topologi 5 Topologi 6 Grafik Perbandingan throughput keseluruhan sistem Diliahat dari grafik dari pada gambar 4.56 peningkatan jumlah reply sukses yang di hasilkan mencapai 100% hal ini dikarenakan maksimal conection yang diperbolehkan adalah sebesar 100. Jadi jika yang digunakan pada load

42 digilib.uns.ac.id 59 balancer 2 server makaa maksimal yang dapat di terima database adalah 200. Peningkatan reply sukses pada percobaan ini bisa dampai 2 kali lipat karena angka maksimal request yang dapat ditangani oleh database masih lebih kecil dibandingkan dengan request yang dapat di tangani oleh web server. Jadi pada percobaan ini keberhasilan reply yang dapat diberikan kepada pengakses tergantung pada performa dari database

IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LOADBALANCE, FAILOVER, DAN REDUNDANSI DATABASE TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LOADBALANCE, FAILOVER, DAN REDUNDANSI DATABASE TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LOADBALANCE, FAILOVER, DAN REDUNDANSI DATABASE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka diambil dari beberapa karya tulis, sebagai berikut : Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka No parameter Objek Bahasa interface penulis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Untuk merancang sistem ini diperlukan 3 buah web server dan 1 buah server untuk load balance. Server-server ini berada pada jaringan lokal

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI TUGAS 3 REPLIKASI DATABASE MASTER - SLAVE

SISTEM TERDISTRIBUSI TUGAS 3 REPLIKASI DATABASE MASTER - SLAVE SISTEM TERDISTRIBUSI TUGAS 3 REPLIKASI DATABASE MASTER - SLAVE DISUSUN OLEH : NAMA : ABREU ANDRE BOAVIDA (112052003) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Web Server Clustering dengan Skema

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI. perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI. perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang baik dapat mendukung performa sistem dengan optimal. Dalam implementasi penelitian ini, spesifikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

REPLIKASI. D3 Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi UGM Praktikum Basis Data 2 - rizkiaf

REPLIKASI. D3 Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi UGM Praktikum Basis Data 2 - rizkiaf REPLIKASI D3 Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi UGM 2012 Pendahuluan Backup terdiri dari 2 macam, yaitu : Backup manual Export : mysqldump u nama_user p nama_basisdata > D:\nama_basisdata.sql

Lebih terperinci

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware Resume Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lab. Hardware Nama : Andrian Ramadhan F. NIM : 10512318 Kelas : Sistem Informasi 8 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan Perancangan sistem load balancing sekaligus failover cluster ini membutuhkan minimal 3 PC (Personal Computer) untuk dapat diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi HA atau High Availability adalah metode jaringan yang sering digunakan untuk mengurangi kemungkinan down-time terhadap server dengan menggunakan dua unit

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 33 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang arsitektur cluster virtual, pengujian sistem dan analisa perbandingan request time, request error, connection rate, throughput dan kinerja hardware.

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online

Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online Prajna Deshanta Ibnugraha Jurusan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Proposal Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir KOMPARASI ALGORITMA PENJADWALAN ROUND-ROBIN & LEAST CONNECTION PADA WEB SERVER LOAD BALANCING LVS METODE DIRECT ROUTING, NAT DAN TUNNELING Proposal Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Penerapan aplikasi ini terdiri dari beberapa tahapan berkelanjutan, dengan penjadwalan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Lebih terperinci

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN DIDIK ARIBOWO 2210 203 009 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Achmad Affandi, DEA Pasca Sarjana Bidang Keahlian Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai clustering dengan skema load balancing pada web server sudah banyak ditemukan. Salah satu pembahasan yang pernah dilakukan adalah Perancangan

Lebih terperinci

Gambar Notifikasi via

Gambar Notifikasi via BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Notifikasi Status Perangkat Secara umum notifikasi yang dikirimkan oleh aplikasi monitoring adalah melalui Email dan juga alert atau alarm pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Server Server (Sosinsky, 2009:108) adalah sebuah program perangkat lunak yang menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat dijalankan pada sistem

Lebih terperinci

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP ADMINISTRASI SERVER Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP Pengenalan Linux Berawal dari eksperimen Linus Trovalds dengan Komputer Minix miliknya, terciptalah Sistem Operasi Linux. Sejak saat itu, Dia terus

Lebih terperinci

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN ADMINISTRASI SERVER DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN Database Server Database berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Pada web server yang kompleks, biasanya diperlukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION Hari Aspriyono Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Pada analisa sistem ini penulis akan memaparkan bagaimana perancangan sistem DNS Master Slave yang akan di implementasiakan pada jaringan Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa informasi

Lebih terperinci

Install LEMP Di Debian 8

Install LEMP Di Debian 8 Install LEMP Di Debian 8 LEMP berasal dari huruf pertama dari Linux, Nginx(engine-x) HTTP Server, MySQL/MariaDB database, and PHP/Perl/Python. Pertama, masuk dengan user root dengan perintah: su Catatan

Lebih terperinci

Gambar 4.8 Topologi replikasi basis data. Gambar 4.9 Konfigurasi IP pada master dan slave

Gambar 4.8 Topologi replikasi basis data. Gambar 4.9 Konfigurasi IP pada master dan slave 1. Pengaturan IP Salah satu syarat dari replikasi adalah terhubungnya server master dengan server slave. Agar keduanya terhubung terlebih dahulu kita mengatur ip baik pada master maupun slave. IP pada

Lebih terperinci

[PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI D3 TI UNS]

[PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI D3 TI UNS] [PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI D3 TI UNS] MODUL 8 PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI Replikasi MySql Pendahuluan Replikasi database berfungsi untuk mirroring database antar 2 server atau lebih. Dengan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB. STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX IAN SQUEEZE KODE MODUL -001-002 NAMA MODUL DASAR-DASAR JARINGAN SISTEM OPERASI Rev. 1-51 URAIAN UNIT Tujuan Belajar Setelah mempelajari modul unit ini, diharapkan peserta

Lebih terperinci

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA Konfigurasi Jaringan di Linux Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA. 082591177785 Konfigurasi TCP/IP di Linux Konfigurasi TCP/IP di Ubuntu Server agak sedikit berbeda jika kalian bandingkan dengan sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan tahapan implementasi dengan menjelaskan proses proses instalasi perangkat lunak penunjang VoIP, mulai dari instalasi VirtualBox berikut dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

Konfigurasi DNS & Web Server

Konfigurasi DNS & Web Server LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI JARINGAN Konfigurasi DNS & Web Server Oleh: Eka Paramita Putri 1102652 1. Tujuan Praktikum - Mahasiswa mampu mengkonfigurasi Network Adapter pada VMWare. - Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dibahas perancangan pembangunan web server dan komunikasi antara server dan client dengan menggunakan komunikasi lokal wi-fi sebagai media komunikasi antara server

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : algoritma penjadwalan, linux virtual server, network address translation, network load balancing.

ABSTRAK. Kata Kunci : algoritma penjadwalan, linux virtual server, network address translation, network load balancing. ABSTRAK Perkembangan teknologi yang pesat terutama pada internet membuat semakin banyak pengguna yang terhubung ke internet. Semakin banyaknya pengguna yang terhubung ke internet menyebabkan kemungkinan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini memuat hasil dan pembahasan yang meliputi implementasi dari perancangan, pengujian dan hasil analisa. Implementasi tersebut meliputi konfigurasi Nginx untuk load

Lebih terperinci

b. Perancangan Sistem

b. Perancangan Sistem BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1 Langkah Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah model waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, di mana proses pengembangannya

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

Pembandingan Metode Backup Database MySQL antara Replikasi dan MySQLDump

Pembandingan Metode Backup Database MySQL antara Replikasi dan MySQLDump JUSI Vol. 1, No. 1 ISSN 2087-8737 Februari 2011 Pembandingan Metode Backup Database MySQL antara Replikasi dan MySQLDump Tawar *, Safitri Wahyuningsih Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dilakukan analisis kebutuhan dan perancangan dalam pembuatan proyek akhir Implementasi load balancer dan fail over pada email server. Berikut adalah analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Implementasi Instalasi Trixbox Server

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Implementasi Instalasi Trixbox Server BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Implementasi 4.1.1 Instalasi Trixbox Server 1. Langkah pertama buka virtual box dan pilih new. Setelah itu pada opsi type dipilih Linux dan Variant Red Hat. Gambar 4.1 Pemilihan

Lebih terperinci

I. Tujuan. Pendahuluan. Alat dan Bahan. Langkah Kerja. Aziz Izzudin Rendy Reynaldi S. Maulani Rahmi Tantan Faturrahman

I. Tujuan. Pendahuluan. Alat dan Bahan. Langkah Kerja. Aziz Izzudin Rendy Reynaldi S. Maulani Rahmi Tantan Faturrahman Aziz Izzudin Rendy Reynaldi S. Maulani Rahmi Tantan Faturrahman II TKJ-A Diagnosa LAN Mengkonfigurasi PC Router Menggunakan FreeBSD Jumat, 11 Februari 2011 Pak Rudi Haryadi Pak Antony Budiman I. Tujuan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembuatan dibuat dengan menggunakan bahasa Python yang diintegrasikan dengan perangkat YARA. terhubung dengan internet dengan library YARA sehingga proses update

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung 3.1.1 Software a. vsphere Hypervisor VMware vsphere Hypervisor adalah hypervisor bare-metal gratis yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya

Lebih terperinci

File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis. dengan melakukan register terlabih dahulu pada

File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis. dengan melakukan register terlabih dahulu pada 4.3.1 Instalasi ESXI pada Server File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis dengan melakukan register terlabih dahulu pada https://my.vmware.com/web/vmware/details?productid=285&downloadgroup=vcl

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI SISTEM Setelah analisa dan perancangan sistem pada bab III, maka tahap selanjutnya adalah sistem siap untuk di implementasikan. Tahap implementasi sistem

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan di bahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. IV.1.1. Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

Pembahasan UPK Paket 1

Pembahasan UPK Paket 1 Pembahasan UPK Paket 1 Skenario Dalam kegiatan uji kompetensi ini anda bertindak sebagai Teknisi Jaringan, tugas anda sebagai seorang teknisi Jaringan adalah merancang bangun dan mengkonfigurasi sebuah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER LABORATORIUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG I. TUJUAN PRAKTIKUM 1.

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER Dibuat oleh : Yudi Firman Santosa, S.T. Dipersiapkan untuk Latihan Siswa Praktek Ujian Nasional 2012 Internet PC Client Switch Server Gateway Perencanaan Debian Server untuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Rancang Bangun Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Pranata Ari Baskoro 1, Achmad Affandi 2, Djoko Suprajitno Rahardjo 3 Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstract Akses pengguna

Lebih terperinci

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG 2014 Pengenalan

Lebih terperinci

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK Oleh : JB. Praharto ABSTRACT Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Perangkat yang berfungsi dalam komunikasi WAN atau menghubungkan dua network

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi BAB V IMPLEMENTASI 5.1 IMPLEMENTASI Implementasi penggunaan PC Router Mikrotik OS dan manajemen user bandwidth akan dilakukan bedasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. PC Router

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1 Praktikum 4 Dynamic Host Configuration Protocol POKOK BAHASAN: Paket DHCP Server pada Linux (Ubuntu) Konfigurasi paket

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE MODUL PELATIHAN NETWORK MATERI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE OLEH TUNGGUL ARDHI PROGRAM PHK K1 INHERENT UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2007 Pendahuluan Routing memegang peranan penting dalam suatu network

Lebih terperinci

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

Choirul Amri. I. Pendahuluan. Konfigurasi Internet Sharing dengan WinRoute Pro Choirul Amri choirul@bsmdaemon.com http://bsmdaemon.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahap Implementasi merupakan tahap pelaksanaan atau penerapan dari perancangan yang telah dikemukakan pada bab 4, yaitu perancangan sistem untuk melakukan proses kean

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. tentang load balancing terus dilakukan dan metode load balancing terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. tentang load balancing terus dilakukan dan metode load balancing terus BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian ini meliputi beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, sebagai berikut. Berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Saat ini penggunaan server belum dapat dikatakan maksimal karena dalam beberapa layanan hanya mengutamakan salah satu perangkat server namun disisi lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Instalasi IPCop Dalam menginstal linux IPCop 1.4.16 yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan adalah CD/DVD IPCop 1.4.16 dan komputer yang digunakan tehubung dengan koneksi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator untuk menjalankan rancangan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Data Sistem Manajemen Basis Data Replikasi Basis Data Salhazan Nasution, S.Kom Replikasi Basis Data Sistem Manajemen Basis Data (Genap 08/09) Salhazan Nasution, S.Kom 2 Replikasi Basis Data Replikasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Bandwidth Bandwidth merupakan selisih jarak antara sinyal tertinggi dan terendah di sebuah channel (band). Menurut (Mahanta, Ahmed, & Bora, 2013)Bandwidth in computer networking

Lebih terperinci

Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection

Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm. 915-920 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah melakukan analisis dan perancangan untuk sistem backup yang akan dibangun. Maka tahapan selanjutnya adalah tahap implementasi dan pengujian terhadap sistem backup.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 Sebelum membangun web yang akan kita buat, pertama kali yang dilakukan adalah file tersusun rapi dan terkumpul dalam satu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY DAN LOAD BALANCING PADA REMOTE DESKTOP GATEWAY DI PT. MITRA AKSES GLOBALINDO MENGGUNAKAN PFSENSE

IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY DAN LOAD BALANCING PADA REMOTE DESKTOP GATEWAY DI PT. MITRA AKSES GLOBALINDO MENGGUNAKAN PFSENSE IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY DAN LOAD BALANCING PADA REMOTE DESKTOP GATEWAY DI PT. MITRA AKSES GLOBALINDO MENGGUNAKAN PFSENSE Putranto Pratama Konsentrasi Teknik Komputer dan Jaringan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Replikasi Database dengan SSL (Secure Socket Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Replikasi Database dengan SSL (Secure Socket Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Replikasi Database dengan SSL (Secure Socket Layer) @walidumar Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Alhamdulillah berkat rahmat dan magfirah dari ALLAH SWT, saya berkesempatan untuk kembali berbagi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REPLIKASI DATA SISTEM INFORMASI AKADEMIK STMIK PROFESIONAL MAKASSAR

IMPLEMENTASI REPLIKASI DATA SISTEM INFORMASI AKADEMIK STMIK PROFESIONAL MAKASSAR IMPLEMENTASI REPLIKASI DATA SISTEM INFORMASI AKADEMIK STMIK PROFESIONAL MAKASSAR Sitti Arni Program Studi : Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar arnist19@yahoo.com Abstrak Tulisan ini membahas tentang

Lebih terperinci

Cara Setting PC Router dan Proxy Server di Debian 6

Cara Setting PC Router dan Proxy Server di Debian 6 Cara Setting PC Router dan Proxy Server di Debian 6 Apa itu PC Router? PC Router adalah sebuah PC (Komputer) yang di alih fungsikan menjadi jembatan sebuah jaringan, yang cara kerjanya tidak jauh berbeda

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

OLEH : NUR RACHMAT.

OLEH : NUR RACHMAT. MEMBANGUN JARINGAN KOMUNIKASI BERBASIS VOICE OVER INTERNET PROTOCOL PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MULTI DATA PALEMBANG OLEH : NUR RACHMAT nur.rachmat@live.com

Lebih terperinci

SHARE DATA & TRANSACTION

SHARE DATA & TRANSACTION SHARE DATA & TRANSACTION 8.1. Shared Data Sharing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk membagi suatu file, perangkat dan koneksi internet untuk digunakan secara bersama-sama dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Web Server A. DASAR TEORI

Web Server A. DASAR TEORI Web Server A. DASAR TEORI Web server merupakan perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs

Lebih terperinci

Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect

Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect Prakata ClarkConnect adalah Software yang mudah digunakan untuk membangun dan mengatur server dedicated dan Gateway Internet Tutorial Instalasi ini akan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya 4.1.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Perangkat Lunak Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang direkomendasikan agar

Lebih terperinci

JOOBSHEET ADMINISTRASI SERVER

JOOBSHEET ADMINISTRASI SERVER JOOBSHEET ADMINISTRASI SERVER HARI/TANGGAL :... KELAS : XI TKJ NAMA :... KOMPETENSI DASAR : MENGADMINISTRASI SERVER ALOKASI WAKTU : 3 X 45 MENIT MATERI : MEMBANGUN DNS SERVER MENGGUNAKAN DEBIAN SERVER

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metodologi Penelitian Dalam pelaksanaan kerja praktek dilakukan pendekatan dengan cara peninjauan untuk masalah apa yang terdapat di dalam SMA Negeri 1 Pandaan. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 44 BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 4.1 Implementasi Tahap implementasi pada sebuah aplikasi merupakan tahap dimana aplikasi yang dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa perangkat lunak maupun

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN NGINX

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN NGINX PERANCANGAN DAN PENGUJIAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN NGINX PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Informatika Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

DNS SERVER. Jaringan Komputer

DNS SERVER. Jaringan Komputer DNS SERVER Jaringan Komputer Apa itu DNS? DNS atau Domain Name System adalah sebuah server yang berfungsi menangani translasi penamaan hos-host kedalam IP Address, begitu juga sebaliknya dalam menangani

Lebih terperinci

5. Jika beres, botting lewat flashdisk dan anda akan masuk pada tampilan awal Free NAS.

5. Jika beres, botting lewat flashdisk dan anda akan masuk pada tampilan awal Free NAS. Prosedur Instalasi Free NAS 1. Instalasi Operating System saya lakukan di Virtual Box 2. Alat yang dipersiapkan : - Software Virtual Box - ISO FreeNAS-8.0.1-RELEASE-i386-x32 - Flashdisk dan Disk buatan

Lebih terperinci

INSTALLATION GUIDE INSTALLATION GUIDE. PT.Technomatic Cipta Mandiri. IT division: Jl. Cikutra Baru Raya No.2 Bandung-40124

INSTALLATION GUIDE INSTALLATION GUIDE. PT.Technomatic Cipta Mandiri. IT division: Jl. Cikutra Baru Raya No.2 Bandung-40124 INSTALLATION GUIDE PT.Technomatic Cipta Mandiri IT division: Jl. Cikutra Baru Raya No.2 Bandung-40124 Telp./Fax.: 022 70051771; 7219761 INSTALLATION GUIDE INSTALLATION GUIDE MailTracking merupakan sebuah

Lebih terperinci

Bab 4. Implementasi dan Pembahasan

Bab 4. Implementasi dan Pembahasan Bab 4 Implementasi dan Pembahasan Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi, konfigurasi komponenkomponen dari sistem VoIP yang dibangun. Langkah-langkah instalasi dan konfigurasi Linux Trixbox CE sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Data Implementasi Sistem Berikut ini adalah hasil dump dari routing rule yang diimplementasikan pada sistem # jan/24/2013 22:20:59 by RouterOS 5.21 # perangkat lunak id =

Lebih terperinci

PENGENDALIAN JARAK JAUH KOMPUTER MENGGUNAKAN APLIKASI MOBILE

PENGENDALIAN JARAK JAUH KOMPUTER MENGGUNAKAN APLIKASI MOBILE PENGENDALIAN JARAK JAUH KOMPUTER MENGGUNAKAN APLIKASI MOBILE Kholid Fathoni 1, Isbat Uzzin Nadhori 1,Alfian Jauhar 1 Jurusan Teknik Informatika, PENS - ITS 1 Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT sudah sangat berkembang, dan internet sudah sangat maju sehingga dapat menciptakan sebuah teknologi dalam komputasi yang bernama Cloud Computing.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi jaringan komputer mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan yang pesat ini didorong oleh bertumbuh dan berkembangnya

Lebih terperinci