KATA PENGANTAR. Tanjung Burung, Juli 2012 KEPALA DESA TANJUNG BURUNG RUSDIYONO RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR DESA TANJUNG BURUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Tanjung Burung, Juli 2012 KEPALA DESA TANJUNG BURUNG RUSDIYONO RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR DESA TANJUNG BURUNG"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Desa Tanjung Burung dipilih sebagai lokasi implementasi PDPT karena beberapa alasan, antara lain kondisi lingkungan permukimannya kumuh, penduduknya relatif miskin, terjadi degradasi lingkungan pesisir, tingkat pelayanan dasar rendah, serta mendukung prioritas pembangunan Kelautan dan Perikanan Renstra KKP. Program PDPT merupakan sebuah gerakan pembangunan desa-desa pesisir yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, pelayanan prasarana dan sarana sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam proses keputusan secara partisipatif, serta kesiapsiagaan terhadap bencana dan perubahan iklim. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya PDPT fokus pada empat aspek, yaitu Bina Siaga Bencana dan Perubahan iklim, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastuktur dan Bina Usaha. Secara konseptual, penguatan spirit (etos) yang mengilhami pembangunan pedesaan yang bertumpu pada kekuatan dan potensi desa, meliputi kelembagaan, sosial budaya, ekonomi, infrastruktur dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, disusunlah suatu spirit gerakan baru yang disebut Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) yang bertumpu pada potensi warga desa pesisir sebagai koreksi atas pendekatan bottom up. Program PDPT ini sejalan dan mendukung kebijakan pembangunan nasional yaitu pro growth (pro pertumbuhan), pro poor (pro kemiskinan) dan pro job (pro penciptaan lapangan kerja). Sehubungan dengan hal tersebut, yang perlu dilakukan dalam pengembangan desa pesisir adalah dengan mengaplikasikan kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tanjung Burung Tangguh. Harapan kami, Rencana Pengembangan Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang ini kiranya dapat memberi manfaat bagi masyarakat pesisir, pemerintah daerah, dan masyarakat pedesaan di wilayah pesisir serta para pihak terkait dalam mendukung upaya rencana pengembangan desa Tanjung Burung secara khususnya dan desa yang berwilayah pesisir secara umum. Semoga Allah, S.W.T Tuhan yang Maha Esa kiranya yang dapat membalas apa yang telah Saudara berikan, semoga cita-cita bersama kita untuk menjadikan pesisir dan laut sebagai sumberdaya penunjang perekonomian bangsa yang dikelola secara optimal dan lestari dapat terwujud. Tanjung Burung, Juli 212 KEPALA DESA TANJUNG BURUNG RUSDIYONO Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang i

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup RPDP BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH Deskripsi Umum Sejarah Desa Letak Geografis dan Administarasi Topografi dan Penggunaan Lahan Sosial Ekonomi Dampak Perubahan Iklim Permasalahan BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP Kerangka Perencanaan Fokus RPDP Pendekatan 18 BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN 2 BAB V RENCANA PENGEMBANGAN DESA Fokus Spirit Perencanaan Rencana Pengembangan Desa BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Konsep Pemantauan dan Evaluasi Rantai Pemantaun dan Evaluasi Pengukuran Kinerja Evaluasi 25 PENUTUP 26 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 28 Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang ii

4 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pelaksanaan Pengelolaan Pemerintah yang baik ( Good Governance ) dituntut untuk lebih transparansi dalam pelaksanaan programnya, Perencanaan Pembangunan yang merupakan salah satu program pemerintah harus lebih menitikberatkan pada Peran Masyarakat ( Aspirasi dari bawah ) daripada peran pemerintah itu sendiri, Melalui Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) Perencanaan Pengembangan Desa Pesisir dapat lebih efektif dan maksimal, karena dalam tahapan perencanaan ini melibatkan partisipasi masyarakat itu sendiri. Dalam proses penggalian gagasan menggali kebutuhan masyarakat dengan yang dilakukan di tingkat Kelompok Masyarakat Pesisir dan kampung dapat diputuskan melalui musyawarah di tingkat desa, masyarakat difasilitasi dan dibimbing bagaimana cara menentukan prioritas kebutuhan secara demokratis dan terbuka yang akhirnya menjadi rangkaian urutan prioritas gagasan, yang dalam pencapaiannya bisa dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, tapi sampai sejauh ini hasil dari proses tahapantahapan musyawarah yang dilakukan hanya terdanai salah satu saja dan bagaimana dengan urutan prioritas yang berikutnya. Untuk inilah kami selaku Tim Perumus/Penyusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir menyusun perencanaan pembangunan ini untuk dapat ditindaklanjuti oleh berbagai program bantuan yang masuk ke desa, baik itu melalui PNPM-MP, PNPM- P2 KP,PNPM-Replikasi, ADD, ABT, SKPD, Fresh Money dan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan. diharapkan Program Pembangunan yang telah di musyawarahkan di tingkat Desa dapat didukung oleh Peraturan Desa ( Perdes )/Surat Keputusan (SK) Lurah dapat diwujudkan secara berkesinambunagan, sehingga Menjadi Kajian Pembangunan Baik di Tingkat Kabupaten maupun di Tingkat Propinsi Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) adalah Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir dengan mengacu kepada rencana pembangunan Jangka Menengah Desa Rencana Kerja Pembangunan Desa (RPJM Desa RKP Desa). Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 1

5 Tujuan disusunnya Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa; 2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; 3. Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang berkompeten untuk mengevaluasi dan menemukan kekuatan dan kelemahan berbagai aspek perencanaan pengembangan desa pesisir; 4. Mendorong terwujudnya Rencana Pengembangan Desa Pesisir yang mengacu kepada RPJM Desa RKP Desa sebagai dokumen perencanaan yang penting dan berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan pembangunan desa. Dasar hukum penyusunan RPDP adalah : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 24 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 24 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 24 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 24 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 24 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 28 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 28 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 25 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 26 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 26 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 26 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 28 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 2

6 Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 28 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 27 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 27 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. 9. Peraturan Daerah No. 16 Tahun 27 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah; 1. Peraturan Daerah No. 17 Tahun 27 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah; 1.3. Ruang Lingkup Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Secara umum ruang lingkup Rencana Pengembangan Desa Pesisir meliputi metode pelaksanaan, proses pelaksanaan, hasil dokumen dan mekanisme pelaksanaan. Lingkup dari metode pelaksanaan mencakup: 1. Prinsip-prinsip perencanaan, meliputi penerapan konsep bina usaha, bina lingkungan/infrastruktur, bina sumberdaya dan bina siaga bencana serta keterkaitan wilayah kecamatan. 2. Kerangka pikir perencanaan, meliputi kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa mulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan sampai dengan penetapan, pengendalian serta evaluasi program. 3. Metode penyusunan meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data dan metode penyusunan rencana. Lingkup dari proses pelaksanaan pengembangan desa pesisir meliputi, sosial budaya, ekonomi, sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur, bencana dan perubahan iklim, dan kelembagaan. Lingkup dari hasil Rencana Pengembangnan Desa Pesisir adalah tersusunnya dokumen rencana pengembangan desa pesisir yang tepat dan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 3

7 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Deskripsi Umum Sejarah Desa Desa ini berdiri pada tahun 1984, dengan luas wilayah 864 Ha. Seperti halnya desadesa lainnya, desa ini pun merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jalan masuk menuju Desa Tanjung Burung Desa Tanjung Burung adalah merupakan desa pesisir yang terletak di utara pantai laut jawa, dahulu desa tanjung Burung merupakan bagian dari desa Pangkalan yang kemudian dimekarkan pada tahun 1984 dan menjadi desa Tanjung Burung, kepala desa pertama adalah Bapak Suryana pejabat sementara dari tahun 1984 s/d 1987, Bapak Buang Muhadi menjabat dari tahun 1987 s/d 1996, Bapak Arif Naskur menjabat dari tahun 1996 s/d 21, Bapak Buang Muhadi, terpilih kembali menjabat dari tahun 22 s/d tahun 24, meninggal dunia ditengah masa jabatannya, kemudian terpilih Kepala Desa baru Bapak Masta Sutiawan, menjabat pada tahun 24 s/d 29, Bapak Rusdiyono menajabat dari tahun 21 s/d sekarang. Desa Tanjung Burung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 27 tentang pembentukan pemerintahan Desa dilingkungan Kabupaten Tangerang. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Struktur Organisasi Tata kerja Pemerintahan Desa, bahwa tugas kepala Desa melaksanakan urusan pemerintahan, pembangunan,sosial masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Kepala desa dibantu oleh seorang sekretaris Desa dan 6 ( enam ) orang seksi yakni seksi pemerintahan desa, Seksi Kesra, Seksi Pembangunan, seksi Trantif dan Seksi Bendahara Desa. Desa Tanjung Burung terbagi dalam 7 kepala Dusun 8 Rukun Warga dan 16 Rukun tetangga. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 4

8 Adapun sistem kelembagaan/struktur Organisasi Burung selengkapnya adalah sebagai berikut : Pemerintahan Desa Tanjung STRUKTUR PEMERINTAHAN KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERENG Kepala Desa RUSDIYONO Sekretaris Desa SAUDIN Kasi Pemerintahan 1. Eka 2. Maman Kasi Ekbang 1. Sukardi 2. Jefri Kasi Kesra 1. Abdul Hakim 2. Sohari Kasi Trantib Samsudin Letak Geodrafis dan Administrasi Desa Tanjung Burung adalah merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 m sampai dengan 2,5 meter diatas permukaan laut secara geografis, Desa Tanjung Burung terletak di bagian Timur Kecamatan Teluknaga pada koordinat Bujur Timur dan Lintang Selatan. Daerah ini secara langsung berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa pangkalan dan desa tanjung pasir, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pangkalan, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan pakuhaji (tepatnya desa kalibaru dan desa kohod). Pembagian wilayah administrasi pemerintah Desa Tanjung Burung terdiri dari 7 (tujuh) dusun, 8 (Delapan) Rukun Warga (RW) dan 16 (Enam Belas) Rukun Tetangga (RT) Topografi dan Penggunaan Lahan Kondisi wilayah Desa Tanjung Burung Terdiri dari tanah liat, berlumpur serta berpasir yang sebagian besar dahulunya adalah merupakan endapan atau sedimentasi dari sungai dan laut pasang surut. Wilayah Tanjung Burung terletak pada fisiografi dataran tinggi kondisi Tanah Liat dan berpasir, dan sisanya merupakan fisiografi Marin dengan kondisi tanah berlumpur/rawa. Usaha pertambakan umumnya dilakukan di wilayah berfisiografi Marin tersebut, sedangkan usaha pertanian dilakukan di wilayah Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 5

9 berfisiografi Dataran tinggi bertekstur tanah liat bercampur pasir.menyimak kondisi lingkungan fisik Desa Tanjung Burung, dapat dikemukakan bahwa lahan-lahan yang terletak di wilayah fisiografi marin lebih cocok untuk pengembangan pertambakan, sedangkan areal yang terletak di wilayah fisiografi dataran tuf masam dapat digunakan untuk pengembangan tanaman pangan seperti jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, tanaman sayuran seperti, terong, buncis, kacang panjang, cabai, tomat, bayam. Namun demikian di dalam pengelolaannya, karena wilayah ini tingkat kesuburan dan kandungan bahan organiknya sangat rendah, diperlukan pemupukan dan penambahan bahan organik dengan pupuk kandang atau pemberian mulsa. Pemberian mulsa sangat dianjurkan karena wilayah ini kondisi curah hujannya relatif rendah dan tidak merata. Oleh karena itu, pengembangan persawahan di wilayah ini mengalami kendala ketersediaan air, baik air hujan maupun irigasi. Desa Tanjung Burung mempunyai luas 864 Ha, dimana pemanfaatannya untuk pertanian seluas 122 Ha, dimanfaatkan untuk tanaman padi, sedangkan lahan pertambakan/kolam seluas 32 Ha dimanfaatkan untuk budidaya, pemancingan ikan bandeng, ikan nila, ikan lele dan udang. Kondisi saluran air di Desa Tanjung Burung ada empat lokasi yang belum dibuat dan turap 5 (lima) lokasi belum diperbaiki, lokasi harus dilakukan pengerukan lumpur dengan melalui normalisasi kali Cisadane. Kolam Pemancingan warga Kebon jati Warga Tanah Pemukiman WILAYAH LUAS KETERANGAN 17 Ha Tanah Pekuburan 1.5 m 2 Lahan Pertanian 122 Ha tanaman padi Lahan Pertambakan 32 Ha budidaya ikan bandeng, ikan nila, ikan lele dan udang Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 6

10 Peternakan 42 Ha Prasarana Umum Sumber : hasil pendataan 211 Di desa Tj. Burung selain hasil pertambakan, pertanian ada juga peternakan sapi TUM Peternakan Sapi di jalan Tj. Burung No. 33 Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Sosial Ekonomi Penduduk Desa Tanjung Burung berjumlah jiwa, yang terdiri dari lakilaki jiwa (51,33%) dan perempuan jiwa (48,66%). Proyeksi penduduk merupakan yang menunjukkan keadaan kelahiran, kematian, dan migrasi dimasa yang akan datang, sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 21, Desa Tanjung Burung memiliki penduduk dengan jumlah jiwa, dengan rincian sebagai berikut: Data penduduk berdasarkan batas usia Usia 5 Tahun : Laki-laki : 473 Jiwa : Perempuan : 449 Jiwa Usia 5 15 Tahun : Laki-laki : 732 Jiwa : Perempuan : 68 Jiwa Usia Tahun : Laki-laki : 2.32 Jiwa : Perempuan : Jiwa Usia Tahun : Lak-laki : 466 Jiwa : Perempuan : 432 Jiwa Usia 6 < Tahun : Laki-laki : 91 Jiwa : Perempuan : 119 Jiwa Data penduduk berdasarkan Jenis Kelamin: NO JENIS KELAMIN JUMLAH (ORANG) 1. Laki-laki Perempuan Sensus Penduduk Tahun 21. Warga Desa Tanjung Burung yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 9,2%, Sekolah Menengah Pertama 9,2%, Sekolah Menengah Umum sebesar 7,4%, D-1 dan D-2,1%, Diploma III,1%, dan yang berpendidikan Strata I,6% dan berpendidikan S2,4 % sedangkan yang tidak tamat SD sebanyak Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 7

11 15,2 %. Sebagian besar penduduk Tanjung Burung bekerja sebagai petani dan petambak. Di samping itu ada juga yang bekerja sebagai buruh, guru, pegawai negeri sipil, ABRI, tukang dan nelayan. Penduduk Desa Tanjung Burung berasal dari Jawa, Sunda, Banten, Bugis, dan Cina. Tingkat Pendidikan NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG) 1. S S D1,2, SMA SMP SD Tidak Tamat SD Sumber :Rpjmd Desa Tanjung Burung 21 Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Khongucu Jumlah Sumber data : Sensus BPS Tahun 21 Peran Kaum Perempuan Secara umum dapat dijelaskan bahwa Desa Tanjung Burung bermata pencaharian Pedagang, Buruh, Karyawan Swasta, Pegawai Negeri Sipil, merupakan potensi yang sangat besar, sedangkan ABRI, Petani, pertukangan dan pensiunan jumlahnya relatif kecil. Peran kaum perempuan di Tanjung Burung Keseharian hanya mengurus rumah tangga atau menjadi Ibu Rumah Tangga sebagian aktif dalam organisasi Pkk dan majelis Ta lim hanya remaja yang bekerja dan bersekolah. Peran dan Sumbangan Perempuan dalam Kehidupan Keluarga dan Masyarakat di Desa Tanjung Burung, antara lain didapatkan bahwa perempuan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di desa, terutama dalam bidang sosial, Keagamaan, ekonomi, kesehatan, sedangkan dalam struktur kekuasaan dan pemerintahan desa hampir tidak ada. Tingkat pendidikan perempuan rata-rata SD dan SLTP. Pada umumnya perempuan selain dari ibu rumah tangga juga membuka warung kecil-kecilan dirumahnya sehingga membantu ekonomi keluarga. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 8

12 Lembaga-lembaga yang berperan di desa dan secara nyata mempengaruhi kehidupan perempuan antara lain Pengajian Bulanan ( yasinan) lembaga informal keagamaan, arisan, sambatan, rukun kematian (sosial ekonomi), dll Majelis Ta lim Ibu-ibu Perekonomian Desa Pertanian Perekonomian Desa Tanjung Burung bersumber pertanian sangatlah kecil di bandingkan dengan perikanan dan perdagangan, desa tanjung burung mempunyai lahan pertanian seluas 2 Ha dan yang dimanfaatkan hanya 15 ha, sawah ini di sini adalah sawah tadah hujan sehingga penanaman padi hanya dilaksanakan pada musim hujan. Selama musim hujan (bulan November sampai bulan Mei) petani dapat melaksanakan dua kali tanam padi. Tanam kedua biasanya merupakan spekulasi petani bahwa hujan terakhir masih turun untuk membasahi lahan mereka. Namun sejak dua tahun terakhirini akibat terjadinya perubahan musim petani kesulitan untuk menentukan saat yang tepat untuk mulai mengolah tanah. Umumnya pengolahan tanah dimulai bila air diperkirakan sudah cukup memadai untuk mulai mengolah dan menanam padi. Sebelum terjadi perubahan musim tersebut biasanya petani dapat menentukan saat tanam dengan melihat bintang dan membuat perhitungan tradisional Jawa berdasarkan mongso. Pada musim kemarau sebagian kecil masyarakat menanam tanaman sayuran seperti, timun, semangka terong dan cabai. Sedikitnya petani yang menanam tanaman sayuran karena lahannya jauh dari sumber air, atau karena tingginya harga bibit, pupuk, dan obat-obatan. Peternakan Salah satu sumber ekonomi masyarakat Tanjung Burung selain pertanian adalah peternakan dimana di desa tanjung burung terdapat peternakan sapi milik PT. TUM Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga. Sebagaian besar karyawan pada peternakan sapi ters ebut adalah masyarakat desa Tanjung Burung sehingga dapat membantu perekeonomian Keluarga. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 9

13 Perikanan Sumber ekonomi utama masyarakat Tanjung Burung sekarang ini bergantung pada hasil budidaya Bandeng, Ikan Nila dan Lele. Selain itu masyarakat Tanjung Burung memanfaatkan lahan tambak untuk pemancingan. Dengan adanya kegiatan tersebut sehingga memberi manfaat secara langsung pada masyarakat Desa Tanjung Burung untuk meningkatkan perekonomian mereka seperti menjadi pedagang, pengumpul hasil tambak udang, bandeng, penyedia sarana produksi perikanan, dan kebutuhan sehari-hari. Penurunan kualitas lingkungan lahan tambak dalam hal ini untuk budidaya udang yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tanpa diikuti dengan peningkatan sikap dan pemahaman masyarakat untuk pengelolaan wilayah pesisirnya secara terpadu, suatu saat akan berdampak buruk pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Tanjung Burung. Luas lahan tambak di Desa Tanjung Burung sekitar 3 ha yang terletak di Muara Sungai Cisadane dan Desa Garapan sedangkan kolam sekitar 1 ha ditanami ikan nila, mujair dan Lele. Jumlah pembudidaya di Tanjung Burung sekitar 2 orang sebagian tambak statusnya milik orang lain ( Pendatang ) masyarakatnya hanyalah penggarap. Produksi tambak di Tanjung Burung rata-rata 4 ton/ha/musim setiap kali panen dalam kondisi normal. Dalam satu tahun dapat dilakukan tiga kali siklus. Keberhasilan tambak masih rendah, rata-rata hanya 3 % setiap tahunnya. Perindustrian dan perdagangan Salah satu pendongkrak perekonomian masyarakat Tanjung Burung adalah dengan adanya industri galangan Kapal. Industri galangan kapal berjumlah 1 Perusahan dengan produksi 1 Unit /6 bulan. Sebagian masyarakat ada juga yang menjadi penambang pasir, luas lahan penambangan pasir di desa Tanjung Burung berkisar 1 ha tetapi penambangan pasir ini tidak jelas kontribusinya terhadap Desa Tanjung Burung. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 1

14 Secara umum dapat dijelaskan bahwa Desa Tanjung Burung bermata pencaharian pokok sebagai berikut : NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH (Orang) 1. Buruh Swasta PNS 2 3. Pengrajin Pedagang Penjahit Peternak 1 7. Nelayan Montir Dokter 1 1. Supir Pengemudi Becak TNI/Polri Pengusaha 6 Sumber data : Sensus BPS Tahun 21 Kearifan Lokal Dalam konteks budaya, masyarakat desa ini memiliki sopan santun seperti halnya masyarakat indonesia lainnya. Namun, dalam pengamalan nilai-nilai kebersihan, sangat diarasakan kurangnya kesadaran dari mereka dalam menjaga lingkungan mereka, baik secara individual maupun komunal. Sehingga hal ini berdampak pada kebersihan lingkungan mereka sangat kurang. Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki MCK, akhirnya buang air besar masih di kebon, saluran pembuangan (SPAL ) tidak ada sehingga lingkungan sekitar rumah becek dan kotor akibat tidak adanya pembuangan air limbah rumah tangga Dampak Perubahan Iklim Dampak perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan di wilayah pesisir. Perubahan iklim yang sangat mencolok dapat mengakibatkan dampak yang besar, diantaranya naiknya permukaan air laut yang dapat mengakibatkan terkikisnya wilayah pesisir, banjir rob pada pemukiman penduduk, hilangnya lahan produktif, hilangnya mata pencaharian dan hasil bumi serta banyak lagi akibat perubahan iklim yang sering melanda wilayah Desa Tanjung Burung. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 11

15 Kondisi Tanah di Tanjung Burung adalah tanah liat bercampur pasir sehingga gampang dan sering terjadi longsor dan Bajir. Longsor hanya terjadi pada tebing atau tepian sungai cisadane yang diakibatkan tingginya debit air pada saat musim penghujan. Sedangkan untuk kondisi pantai setiap tahunnya mengalami pendangkalan yang diakibatkan sedimentasi yang dibawa oleh arus sungai cisadane dan pasang surut air laut dan membentuk delta yang kemudian digarap oleh penduduk setempat sehingga menjadi empang atau tambak-tambak budi daya ikan bandeng. Kondisi Hidrologi di Desa Tanjung Burung merupakan aliran air permukaan yang dapat terserap langsung dan mengalir langsung menuju laut. Sedangkan untuk air bersih sangat sulit karna air sungai sudah tercemar oleh limbah serta terjadinya erupsi air laut sehinnga air tanah menjadi asin dengan tingkat erupsi mencapai jarak 2,5 km, dan satusatunya sumber air bersih kini adalah air Pam (PDAM). Kondisi Oceanografi arus gelombang terjadi pada musim baratan dengan ketinggian rob mencapai 3 M namun hanya mencapai jarak 1 M. Dampak perubahan iklim selama ini telah mengakibatkan bencana alam seperti : Bencana Longsor, Banjir dan Bandang Banyak kejadian Longsor Banjir Bandang Tahun Banyak Korban Kerugian puncak kejadian Tahun puncak Korban Kerugian Banyak kejadian Tahun puncak Korban Kerugian Bencana Gempa Bumi, Rob dan Angin Puyuh Banyak kejadian Gempa Bumi ROB Angin Puyuh Tahun puncak Korban Kerugian Banyak kejadian Tahun puncak Korban Kerugian Banyak kejadian Tahun puncak Korban Kerugian (Sumber: Podes, 28) Bencana Muntaber/Diare, DBD dan Campak Muntaber/ Diare DBD Campak Keberadaan Penderita Meninggal Keberadaan Penderita Meninggal Keberadaan Penderita Meninggal (Sumber: Podes, 28) Bencana ISPA, Malaria dan TBC ISPA Malaria TBC Keberadaan Penderita Meninggal Keberadaan Penderita Meninggal Keberadaan Penderita Meninggal (Sumber: Podes, 28) Di Kampung Beting dan Kampung Sukabakti, sering terjadi luapan dan becek pada musim hujan. Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 12

16 Di Kampung Kebon Kopi dan Kampung Sukabakti, bila musim hujan terjadi air meluap ke badan jalan karena belum ada drainase/got. Hal ini menyebabkan badan jalan terkikis dan rusak Permasalahan Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan oleh masyarakat, adapun permasalahan yang ada berdasarkan hasil survey dusun di Desa Tanjung Burung adalah : 1. Aspek Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Uraian Masalah Minimnya fasilitas penyelamatan diri Minimnya struktur pelindung pantai Tidak tersedianya sarana informasi bencana 2. Sumberdaya Terjadinya abrasi pantai merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya 3. Lingkungan dan Infrastruktur Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan Membangun infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi) Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara spasial di pesisir Melakukan rehabilitasi vegetasi pantai dan mengendalikan pencemaran Meningkatkan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi 4. Usaha Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan Membangun kemitraan dengan pelaku usaha Membangun sistem insentif administrasi serta pendanaan formal dan informal Adapun potensi yang dapat dikembangkan di Desa Tanjung burung adalah sebagai berikut : No POTENSI 1 Sumberdaya Alam ( Budidaya Perikanan ) 2 Usaha Alternatif Perikanan 3 Turap, Tenaga Kerja, Jalan 4 Normalisasi pembuangan air limbah rumah tangga 5 Pertanian (sistem pompanisasi) Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 13

17 6 Akses ekonomi perikanan 7 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 8 Peningkatan Usaha Alternatif 9 Pengadaan Lahan Kantor Desa 1 Pembangunan Kantor Desa 11 Normalisasi Saluran Air 12 Dermaga / Sandaran Perahu 13 Pembangunan Jalan Kp. Beting s/d Mangrov 14 Rehab Pemukiman Nelayan 15 Pelebaran Badan Jalan Desa 16 Penerangan Jalan 17 Pengadaan Lapangan Sepak Bola 18 Pembangunan Rumah Pintar Potensi adalah sumberdaya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaatkan /dikembangkan, Potensi ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1. Potensi Umum : Sumberdaya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama/umum oleh masyarakat 2. Potensi Khusus : Semua sumberdaya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat adapun Potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Burung 1. Potensi Sumberdaya Alam (SDA) : - Luas Desa (luas pemukiman 17 ha,tpu 15m dan Sumberdaya Air (sumur Pompa 274 unit pengguna 793 kk dan PAM pengguna 321 kk semua dalam kondisi Baik ) - Kondisi Udara tercemar Ringan walaupun tidak memeiliki taman Desa 2. Potensi Sumberdaya Manusia (SDM) : Usia Produktif : 3543 jiwa Tk Pendidikan : - Belum Sekolah : 117 jiwa Usia 7-45 th tidak sekolah : 173 jiwa Tidak tamat SD/Sederajat : 315 jiwa Tamat SD/Sederajat : 1128 jiwa Tamat SLTP/Sederajat : 527 jiwa Tamat SLTA/sederajat : 189 jiwa Sarjana/D1-D3 : 27 jiwa Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 14

18 Mata Pencaharian Pokok : - jiwa Buruh/Swasta : 3.17 jiwa PNS : 2 jiwa Pengrajin : 16 jiwa Pedagang : 32 jiwa Penjahit : 16 jiwa Peternak : 1 jiwa Montir : 11 jiwa Dokter : 1 jiwa Sopir : 53 jiwa Tukang Becak : 8 jiwa TNI/POLRI : 1 jiwa Pengusaha : 6 jiwa Ibu Rumah Tangga : 1714 jiwa Agama Islam : 5986 jiwa Non Muslim : 1163 jiwa Potensi Kelembagaan Lembaga Pemerintah : 14 jiwa RW : 8 jiwa RT : 16 jiwa PKK : 45 jiwa Karang Taruna : 1 jiwa Majlis Taklim : 7 jiwa Kelembagaan Ekonomi : Jumlah Koperasi : - jumlah Anggota Orang Jumlah Rentenir : 4 Tk suku bunga 3 %/ Bulan Industri Makanan : - jumlah tenaga kerja : Orang Industri Kerajinan : 2 jumlah tenaga kerja : 16 Orang Usaha Perdagangan : Jumlah tenaga kerja : Orang Warung makan : 12 jumlah tenaga kerja : 18 Orang Kios Kelontong : 6 jumlah tenaga kerja : 6 Orang Bengkel : 6 jumlah tenaga kerja : 6 Orang Percetakan : - Jumlah tenaga kerja Pasar : Unit Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 15

19 Lembaga Pendidikan TK SD/Sederajat SLTP/sederajat SLTA/sederajat Lembaga Kursus : 1 unit : 3 unit : 1 unit : - unit : - unit Potensi Sarana Tranportasi Jalan Kampung Aspal : 3.5 m/unit Jalan Paving Blok : 5. m/unit Jalan Makadam : 2. m/unit Jalan Tanah : 2.1 m Jalan Kondisi Rusak : 8 m Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang 16

20 BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP 3.1. Kerangka Perencanaan Kerangka pikir perencanaan, meliputi kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa mulai dari : a) Persiapan; b) Pelaksanaan penyusunan sampai dengan penetapan; c) Pengendalian; serta d) Evaluasi program. Metode penyusunan meliputi : a) Metode pengumpulan data; b) Metode analisis data; dan c) Metode penyusunan rencana. Lingkup dari proses pelaksanaan pengembangan desa pesisir meliputi: a) Sosial budaya; b) Eekonomi; c) Sumberdaya alam dan lingkungan; d) Infrastruktur; e) Bencana dan perubahan iklim; dan f) Kelembagaan. Lingkup dari hasil Rencana Pengembangnan Desa Pesisir adalah tersusunnya dokumen rencana pengembangan desa pesisir yang tepat dan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan Fokus Fokus perencenaan meliputi empat aspek yaitu bina siaga bencana dan perubahan iklim, bina sumber daya, bina lingkungan dan infrastruktur serta bina usaha. Keempat aspek ini merupakan cerminan dari aktivitas yang dijalankan oleh Tanjung Burung untuk menuju ketangguhan dan kesejahteraan desa pesisir. Adapun uraian ke empat bina yang dimaksud dapat dilihat pada tabel sebagi berikut : 1. Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Uraian Penyedian fasilitas penyelamatan diri Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

21 Penyedian struktur pelindung pantai Penyedian sarana informasi bencana 2. Sumberdaya Memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya Revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal Menerapkan MCS dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal Menerapkan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli (indegenous technology) Merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya 3. Lingkungan dan Infrastruktur Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan Membangun infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi) Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara spasial di pesisir Melakukan rehabilitasi vegetasi pantai dan mengendalikan pencemaran 4. Usaha Meningkatkan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan Membangun kemitraan dengan pelaku usaha Membangun sistem insentif administrasi serta pendanaan formal dan informal 3.3. Pendekatan Pendekatan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi stakeholder serta permasalahan utama sesuai kepentingannya; 2) Mengidentifikasi potensi dan kondisi sumberdaya dan lingkungan desa; 3) Mengkaji isu isu pesisir serta implikasinya; 4) Mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari semua kegiatan dan dampaknya; 5) Memilih isu isu strategis yang menjadi focus utama dalam pengelolaan; Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

22 6) Merumuskan dan menyusun tujuan pengelolaan desa pesisir; 7) Melibatkan seluruh stakeholder yang ada di desa mulai dari para ibu, kader PKK sampai pada lintas sektoral tingkat desa. Strategi perencanaan penegmbangan desa dalam waktu lima tahun kedepan adalah : 1) Mengoptimalkan seluruh potensi desa dan sember daya yang dimiliki desa; 2) Menguatkan peran desa dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan; 3) Mengembangkan kelembagaan masyarakat untuk menjadi berdaya dan akuntabel; 4) Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalam memahami kebutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagai masalah yang dihadapi; 5) Menerapkan konsep pembangunan yang partisipatif secara konsisten dan dinamis serta keberlanjutan. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

23 BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN Keterkaitan dan keterlibatan antar instansi atau lintas sektoral dalam pembangunan desa sangat membantu dan menentukan dalam keberhasilan pembangunan desa. Potensi yang dimiliki desa diharapkan dapat memberikan informasi penting kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta. Keterlibatan dengan rencana lain baik pemerintah pusat maupun daerah serta pihak swasta diharapkan dapat mempercepat pembangunan desa pesisir. Pembinaan dan pembangunan desa secara langsung berkaitan dan melibatkan dengan instansi lain diantaranya adalah : 1) Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Sosial dan IMACS diharapkan dapat memberikan pembinaan dan peningkatan kelembagaan desa; 2) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Komunikasi dan informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemanterian Sosial, Kemeterian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi, LIPI, UNESCO, IMASC diharapkan dapat memberikan pembinaan sumberdaya manusia dan sosial budaya desa; 3) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemeterian Pertanian, Kementerian Sosial, Kementerian Koperasi dan UKM, Kemeterian Pariwisata dan ekonomi Kreatif, BUMN, Swasta dan IMACS diharapkan dapat memberikan peningkatan bidang ekonomi dan usaha masyarakat desa; 4) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup diharapkan dapat memberikan pembinaan sumberdaya yang ada di desa; 5) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan / membantu pembangunan infrastruktur/ lingkungan. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun 212 2

24 BAB V RENCANA PEMBANGUNAN DESA 5.1. Fokus Fokus perencanaan meliputi empat aspek yaitu bina siaga bencana dan perubahan iklim, bina sumber daya, bina lingkungan dan infrastruktur serta bina usaha menuju ketangguhan dan kesejahteraan desa pesisir/ Desa Tanjung Burung. Adapun uraian focus ke empat bina yang dimaksud dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : 1. Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim 2. Sumberdaya 3. Lingkungan dan Infrastruktur 4. Usaha Uraian Penyedian fasilitas penyelamatan diri Penyedian struktur pelindung pantai Penyedian sarana informasi bencana Memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya Revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal Menerapkan MCS dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal Menerapkan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli (indegenous technology) Merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan Membangun infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi) Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara spasial di pesisir Melakukan rehabilitasi vegetasi pantai dan mengendalikan pencemaran Meningkatkan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan Membangun kemitraan dengan pelaku usaha Membangun sistem insentif administrasi serta pendanaan formal dan informal Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

25 5.2. Spirit Perencanaan Spirit Perencanaan dalam pembangunan desa dalam menuju desa pesisir tangguh yaitu dengan adanya potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Burung dan diharapkan adanya pembangunan lintas sektoral yang dapat mempercepat pembangunan desa pesisir tangguh. Lintas sektoral yang dapat memberikan spirit dinataranya meliputi : 1) Pemerintah Pusat atau Kementerian ( Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Sosial, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perdagangan, dan seterusnya; 2) Pemerintah Daerah ( Provinsi dan Kabupaten) : Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, dan seterusnya; 3) Swasta : Perusahaan Terbatas (PT. TUM), Perusahaan Dagang, dan lainnya; 5.3. Perencanaan Pengembangan Desa Rencana Pembangunan Desa berdasarkan prioritas usulan pada Program PDPT lima tahun kedepan di Desa Tanjung Burung adalah sebagai berikut : Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim No Uraian 1. Pembangunan Tanggul Penahan Tanah (Turap) 2. Penyedian sarana informasi (papan informasi bencana) Bina Sumberdaya No Uraian 1. Penanaman pohon mangrove 2. Penyedian sarana informasi sebaran atau manfaat Bina Lingkungan dan Infrastruktur No Uraian 1. Pembangunan/pembuatan SPAL 2. Pembanguan/pembuatan normalisasi SPAL Kali Apur 2. Pembangunan/pembuatan normalisasi SPAL rumah tangga 3. Pembangunan/pengadaan sarana air bersih 4. Pembangunan/pengadaan wc warga (closteng) 5. Pembanguan jalan lingkungan 6. Rehabilitasi/renovasi rumah nelayan Bina Usaha No Uraian 1. Pemanfaatan potensi bahan baku pupuk kandang untuk kegiatan komposter 2. Pembangunan Pondok Wisata Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

26 Rencana peningkatan kualitas hidup merupakan rencana yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program Bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan, dan bina siaga bencana. 1) Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Program Bina Siaga Bencana yang diusulkan adalah sebagai berikut : Desa Program Keterangan Turap pada Kampung Beting rt 11/ rw Siaga Banjir Tanjung Burung 6 Sumber: Usulan KMP, 212 Turap merupakan kontruksi dinding penahan tanah. Pada sungai, turap dibutuhkan untuk menahan lapisan tanah di sisi sungai agar tidak tergerus dan ambles ke sungai. Sedangkan pengerukan sungai merupakan upaya meningkatkan kedalaman sungai, yang dalam hal ini adalah siaga bencana banjir dan ROB. 2) Bina Sumberdaya Program Bina Sumberdaya yang diusulkan adalah sebagai berikut : Desa Program Volume Keterangan Tanjung Burung Penanaman Pohon Mangrove 5. Pohon Untuk menimalisir terjadinya abrasi pantai Sumber: Usulan KMP, 212 3) Bina Lingkungan /Infrastruktur Program Bina Lingkungan/infrastruktur yang diusulkan adalah sebagai berikut : Desa Program Volume Keterangan Pembangunan SPAL 3 meter Rt 1 Rw 1 Tanjung Burung Pembangunan SPAL 15 meter Rt 15 Rw 8 Pembangunan SPAL 66 meter Rt 9 Rw meter Rt 9 Rw 5 Pembangunan MCK 3 unit Rt 4 Rw 2 Pembanunan Sarana air bersih 1 unit Rt 15 Rw 2 Sumber: Usulan KMP, 212 4) Bina Usaha Program Bina Usaha yang diusulkan adalah sebagai berikut : Desa Program Keterangan Pelatihan dan pengadaan alat Peningkatan Tanjung Burung komposter Pendapatan Sumber: Usulan KMP, 212 Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

27 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM 6.1. Konsep Pemantauan dan Evaluasi Program Pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pengembangan Desa Pesisir dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang membentuk tim monitoring dan evaluasi dan/ atau melimpahkan kepada Unit Kerja Teknis. Pelaksanaan pengendalian sebagaimana dimaksud meliputi: a) Pemberian pedoman dan standar yang lebih rinci dalam pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir pesisir; b) Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi atas pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir; c) Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir Rantai Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbu dalam pelaksanaan kegiatan. Tindak lanjut merupakan kegiatan atau langkahlangkah operasional, yang perlu ditempuh berdasarkan hasil pemantauan dan pengawasan. Untuk mendukung pengendalian pelaksanaan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa pesisir, sistem pemantauan dan pengawasan yang dilakukan meliputi: a) Pemantauan dan pengawasan partisipatif oleh masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan dari mulai tahap persiapan sampai dengan penetapan Rencana Pengembangan Desa pesisir. b) Pemantauan dan pengawasan oleh Pemerintah Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa pesisir dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan sesuai dengan tujuan program. c) Pemantauan dan pengawasan oleh Tim, dilakukan secara berjenjang dan lintas jenjang terhadap masing-masing komponen. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan, dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan yang Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

28 direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan tujuan program Pengukuran Kinerja Kinerja dalam pelaksanaan pembangunan desa dapat diukur melalui diantaranya sebagai berikut : a) Ketertiban administrasi/dokumentasi; b) Ketaatan semua kepada ketentuan; dan c) Capaian tujuan dan sasaran kegiatan Evaluasi Hasil pengendalian digunakan sebagai bahan evaluasi yang selanjutnya oleh Pemerintah Desa dapat digunakan sebagai bahan pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir. 1. Pada setiap tahapan proses penyusunan mulai dari persiapan sampai dengan penetapan rencana pengembangan akan diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan dan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dapat dicapai. 2. Evaluasi akan dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang dalam rangka memberikan penilaian kinerja Tim Pemberdayaan maupun Pendamping. 3. Lingkup evaluasi secara umum meliputi : (1) kinerja Tim Pemberdayaan Desa, (2) kinerja Pendamping (3) Kinerja Kelompok penerima manfaat 4. Variabel atau indikator evaluasi/penilaian meliputi : (1) Ketertiban administrasi; (2) Ketaatan kepada ketentuan (3) Capaian tujuan dan sasaran kegiatan. 5. Hasil evaluasi dan penilaian selanjutnya akan dijadikan dasar bagi keberlanjutan program pengembangan desa pesisir, termasuk penentuan besaran serta alokasi masing-masing desa pesisir. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

29 BAB VII PENUTUP Pedoman umum ini ditetapkan sebagai acuan bagi seluruh pihak terkait dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tanjung Burung. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Diharapkan dengan adanya pendampingan, pengawasan dan pembinaan dari Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dapat meningkatkan pengembangan desa pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup desa pesisir. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

30 DAFTAR PUSTAKA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa Tanjung Burung Tahun 211. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

31 LAMPIRAN Rencana Pengembangan Desa Pesisir Program PDPT Tahun

32 Desa : Kecamatan : Kabupaten : Tanjung Burung Teluknag a Tangera ng NO Nama Kegiatan Tujuan Lokasi Sasaran Target Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya Keter RP B L R P Sumber angan (jt) A Umum 1 Peningkatan Desa Tj. Warga 5 APBN/ 1 Pengadaan Lahan Kantor Desa Pelayanan Desa Burung Masy 1 unit APBD 2 Peningkatan Desa Tj. Warga 5 APBN/ 1 Pembangunan Kantor Desa Pelayanan Desa Burung Masy 1 unit APBD 3 Peningkatan Mutu Desa Tj. Warga 1 APBN/ 1 Rehab SDN Harapan Pendidikan Burung Masy 1 unit APBD 4 Tersedianya tambat Desa Tj. Warga 6 APBN/ 1 1 Dermaga / Sandaran Perahu labuh kapal Burung Masy 2 unit APBD 5 Peningkatan daya Desa Tj. Warga 15 APBN/ 1 Pengadaan Lapangan Sepak Bola tahan tubuh Burung Masy 1 unit APBD 6 B 1 2 Tersedianya akses Pelebaran Badan Jalan Desa jalan yang baik Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Pemb. Turap Tanggul S. Cisadane Kp. Beting Pencegahan Banjir Pembangunan/pembuatan sarana Penyampaian informasi informasi Desa Tj. Burung Rt 11 Rw 6 Rt 11 Rw 6 Warga Masy Warga Masy Warga Masy 3 m 5 m 15 unit APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD

33 Desa : Kecamatan : Kabupaten : Tanjung Burung Teluknag a Tangera ng Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya Keter NO Nama Kegiatan Tujuan Lokasi Sasaran Target RP B L R P Sumber angan (jt) A Umum 3 4 Pembangunan Drainase Pengadaan Perahu Karet Pencegahan Banjir Tersedianya perahu karet saat banjir Desa Tj. Burung Desa Tj. Burung Warga Masy Warga Masy 15 meter 6 Unit APBN/ APBD APBN/ APBD C Bina Sumberdaya 1 Penanaman/Penghijauan Mangrove (Grenn Belt) 2 Peralatan Nelayan Mengurangi Abrasi/ Banjir Peingkatan Ekon Rakyat Pantai Tj Burung Rt 16 Rw 8 Warga Masy Nelaya n 5 pohon 1 paket APBN/ APBD APBN/ APBD D 1 2 Bina Lingkungan dan Infrastruktur Pembangunan Jalan Paving Blok Normalisasi Saluran Pembuangan Kali Apur Percepatan akses ekonomi Memperlancar air limbah Rt 16 Rw 8 Rt 15 Rw 8 Warga Masy Warga Masy 2 m 1 m APBN/ APBD APBN/ APBD

34 Desa : Kecamatan : Kabupaten : Tanjung Burung Teluknag a Tangera ng Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya Keter NO Nama Kegiatan Tujuan Lokasi Sasaran Target RP B L R P Sumber angan (jt) A Umum Normalisasi SPAL Rumah Tangga Pembangunan Sarana Air Bersih Pembangunan MCK Pembangunan Jalan Kp. Beting s/d Mangrove Rehab Pemukiman Nelayan Penerangan Jalan Pembangunan Rumah Pintar Memperlancar air limbah Tersedianya sarana air bersih Perilaku Hidup Bersih & sehat Akses jalan Rumah sehat Tersedianya Penerangan Jalan Mengentaskan buta huruf Rt 9 Rw 5 Rt 15 Rw 8 Desa Tj. Burung Desa Tj. Burung Desa Tj. Burung Desa Tj. Burung Desa Tj. Burung Warga Masy Warga Masy Warga Masy Warga Masy Warga Masy Warga Masy Warga Masy 1 m 5 unit 7 unit 1 m 5 KK 2 unit 2 unit E Bina Usaha 1 Pengelolaan Usaha Peningkatan Desa Tj. Warga 5 paket APBN/ APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD APBN/ APBD

35 Desa : Kecamatan : Kabupaten : Tanjung Burung Teluknag a Tangera ng Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya Keter NO Nama Kegiatan Tujuan Lokasi Sasaran Target RP B L R P Sumber angan (jt) A Umum Alternatif ekonomi Burung Masy APBD 2 Pelatihan Usaha Kelompok Masyarakat Peningkatan ekonomi Desa Tj. Burung Warga Masy 1 paket APBN/ APBD

36 Desa : Tanjung Burung Kecamatan : Teluknaga Kabupaten : Tangerang NO Masalah Dirasakan oleh Orang Sangat Parah Menghambat Peningkatan Sering Terjadi Kriteria Lainnya Jumlah Nilai Uraian Peringkat Pengelolaan masih tradisional Belum terampilnya ibu - ibu rumah tangga dalam pengolahan hasil perikanan Longsor atau ambles Saluran air limbah rumah tangga tidak terurus ( mampet ) Sumber air yang minim Jalan menuju empang becek Rumah tangga tidak memiliki MCK/WC Keluarga Abrasi Pantai Lahan Desa sewa Masayarakat enggan ke Balai Desa Banjir Tranportasi laut minim Jalan menuju wisata bahari (Wisata Mangrove becek) Rumah nelayan yang kurang sehat Jalan bergelombang Rawan kejahatan di malam hari Kegiatan Pemuda yang kurang bermanfaat Minimnya sarana bermain anak untuk belajar 3 1 Keterangan

37

38

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA MUARA KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA MUARA KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TANGERANG DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN DAN PULAU-PULAU KECIL (KP3K) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) KECAMATAN TELUK NAGA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

Profile Kelurahan Lawu-lawu, Kecamatan Lea-Lea, Kota Bau-bau. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh

Profile Kelurahan Lawu-lawu, Kecamatan Lea-Lea, Kota Bau-bau. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Profil Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea, Kabupaten Bau-Bau Pengembangan Desa Pesisir Tangguh i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Profil

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Profil Profil Kelurahan Palabusa Kecamatan Lea-Lea, Kabupaten Bau-Bau KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN A. Kebijakan Umum BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN Pembangunan jangka menengah Kabupaten Pati diupayakan untuk mendukung kebijakan pembangunan nasional yang pro poor, pro job, pro growth

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan. Sejak berdirinya Kecamatan Teluk

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan. Sejak berdirinya Kecamatan Teluk IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Kelurahan Bakung Kelurahan Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung pada tahun 1982 asal mulanya merupakan satu wilayah dari Kampung

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kata Pengantar Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka dapatlah disusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran 2015

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-Desa) DESA CABAK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1999 dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999, pusat pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai ciri-ciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumber daya alam yang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten 47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada 140 0 42 0-105 0 8 0 BT dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN

BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN A. Sejarah Desa Walikukun Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1980 walikukun adalah nama kampung yang berada di wilayah Desa Mendaya

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung 1. Latar Belakang Berdirinya PPMK Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari: BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Desa Wayang 1. Kondisi Geografis Desa Wayang merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Luas Desa

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO 0-06 KABUPATEN TELUK WONDAMA 0 RPDP Sombokoro 0-06 Tabel. Program kegiatan perencanaan pembangunan Sombokoro 0-06 No Program Kegiatan Tujuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci